Teknologi Budidaya Jagung -...

download Teknologi Budidaya Jagung - pustaka.litbang.pertanian.go.idpustaka.litbang.pertanian.go.id/agritek/jwtm0107.pdf · dalam pola tanam padi-padi palawija atau padi palawija-palawija,

If you can't read please download the document

Transcript of Teknologi Budidaya Jagung -...

  • Teknologi Budidaya Jagung

    PENDAHULUAN

    Tanaman jagung di lahan kering merupakan tanaman penting karena 75% lahan kering di Jawa Timur pada musim penghujan ditanami jagung, dan untuk lahan sawah dalam pola tanam padi-padi palawija atau padi palawija-palawija, jagung merupakan prioritas untuk tanaman palawija disamping kedelai.

    Permasalahan yang dihadapi petani jagung antara lain : (1) penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi, baik yang bersari bebas maupun hibrida masih terbatas, (2) di beberapa daerah khususnya pada lahan kering petani masih banyak yang menggunakan jarak tanam yang tidak teratur, (3) pemupukan pada umumnya belum didasarkan atas ketersediaan unsur hara dalam tanah dan kebutuhan tanaman. Umumnya petani memupuk dengan dosis yang beragam sesuai dengan kemampuan keuangannya masing-masing dan tidak diimbangi dengan pemupukan P dan K.

    Dengan penerapan teknologi usahatani jagung spesifik lokasi, meliputi penggunaan varietas unggul jagung bersari bebas atau hibrida, perbaikan cara tanam, pemupukan dengan cara dan dosis yang tepat, pengelolaan tanah sesuai kondisi lahan, pengendalian hama dan penyakit memberikan peluang untuk meningkatkan produktifitas jagung yang cukup tinggi. TEKNOLOGI YANG DIANJURKAN 1. Varietas Unggul

    Beberapa varietas unggul dapat digunakan sebagai alternatif. Untuk daerah-daerah tertentu yang lebih menyukai varietas lokal karena alasan rasa dan umur panen, varietas lokal masih dapat ditanam tetapi cara budidaya-nya harus diperbaiki. Tabel 1. Varietas jagung bersari bebas dan hibrida unggul yang dilepas dalam

    kurun waktu 1980 - 1999

    Macam Varietas Umur (hari) Produktivitas

    (t/ha) Tahun dilepas

    A. Varietas bersari Bebas: 1. Arjuna 90 4,3 1980 2. Wisanggemi 90 6,0 1995 3. Bisma 96 6,5 1995 97 6,5 1997 B. Varietas Hibrida 1. C-2 97 6,7 1989 2. C-3 95 6,4 1992 3. CPI-2 97 6,2 1992 4. Semar-3 98 6,4 1992

  • 5. BISI-1 92 7,0 1995 6. BISI-1 103 8,9 1995 7. Semar-3 100-105 8,5 1996 8. Semar-6 96 9,0 1996 9. Semar-7 100 8,8 1996 10. Semar-8 100 8,8 1996 11. Semar-9 100 9,0 1996 12. Semar-4 90 8,5 1999 13. Semar-5 98 9,0 1999 14. Semar-6 98 9,0 1999 15. Semar-7 98 9,0 1999 16. Semar-8 94 9,0 1999 17. Semar-9 95 8,5 1999

    Keterangan : Varietas-varietas tersebut terhadap penyakit bulai dan karat daun. 2. Pengolahan Tanah

    Pada tanah berat dengan struktur mampat pengolahan tanah dilakukan 2 kali, sedang untuk tanah ringan (porous) seperti tanah Alfisol, Regosol, Etisol, dan Oxixol, dapat dilakukan pengolahan tanah minimum, yaitu pengolahan tanah sepanjang baris tanaman atau tanpa pengolahan tanah dan hanya dilakukan pendaringan pada saat tanaman berumur sekitar 25 hari. 3. Cara Tanam

    Cara tanam diusahakan dengan jarak yang teratur, baik dengan ditugal maupun mengikuti alur bajak. Populasi tanaman optimal berkisar antara 62.500 - 100.000 tanaman/ha, dengan jarak tanam 75 cm x 40 cm, 2 tanaman /lubang atau 75 cm x 20 cm,1 tanaman/lubang. Untuk varietas lokal pada musim penghujan jarak tanam 75 cm x 30 cm,2 tanaman/lubang. Untuk jagung hibrida, jarak tanam 75 cm x 20 cm, 1 tanaman/lubang dapat memberikan pertumbuhan dan hasil produksi yang lebih baik. Penanaman dapat juga dilakukan dengan sistem dua baris (double row), yaitu jarak tanam (100 cm x 50 cm) x 20 cm dengan 1 tanaman/lubang. 4. Pemupukan

    Cara pemupukan ditugal 7 cm disekitar tanaman atau goretan (parit) yang dibuah disamping tanaman sepanjang barisan, setelah pupuk diberikan kemudian ditutup. Semua dosis SP-36 dan KCI dan 1/3 dosis urea diberikan saat tanam, 2/3 bagian urea diberikan pada umur 4 minggu. Apabila menggunakan urea tablet, pupuk diberikan pada umur t 10 hari. Dosis pupuk disesuaikan dengan Brosur Acuan Rekomendasi Pemupukan Spesifik Lokasi Untuk Jagung di Lahan Kering Jawa Timur.

  • Tabel 2. Dosis pupuk yang disarankan di tiap tingkat II Jawa Timur

    Dosis Pupuk (kg/ha) No. Daerah Tingkat II

    Urea SP-36 KCI

    1. Kodya Surabaya 300 100 50 2. Gresik 300 100 100 3. Tuban 300 100 100 4. Lamongan 300 100 100 5. Sidoarjo 300 100 50 6. Mojokerto 250-300 100 50 7. Jombang 250-300 100 100 8. Bojonegoro 250 100 100 9. Madiun 300 100 100

    10. Magetan 200-300 100 100 11. Ngawi 200-300 100 100 12. Ponorogo 300 100 50 13. Pacitan 300 100 50 14. Kediri 250-300 100 50 15. Nganjuk 300 100 100 16. Blitar 300 100 100 17. Tulungagung 300 100 100 18. Trenggalel 300 100 100 19. Malang 200-300 100 50 20. Pasuruan 300 100 100 21. Probolinggo 250 100 100 22. Lumajang 250-300 100 50 23. Bondowoso 300 100 50 24. Situbondo 300 100 50 25. Jember 300 100 50 26. Banyuwangi 300 100 50 27. Pamekasan 250-300 100 50 28. Bangkalan 200-250 100 50 29. Sampang 200-250 100 50 30. Sumenep 200-250 100 50

    Keterangan : Penambahan pupuk kandang 5 ton/ha sangat dianjurkan.

    Rekomendasi dosis pupuk tingkat kecamatan di masing-masing kabupaten dapat diacu dari buku Acuan Pemupukan jagung di Jawa Timur. 5. Penyiangan dan Pembumbunan

    Penyiangan dilakukan 2 kali, penyiangan I pada umur 10-15 hari dan penyiangan ke II pada umur 25-28 hari bersamaan dengan dilakukannya pembumbunan dan pemupukan ke II. Pada daerah yang sulit tenaga kerja, gulma dapat dikendalikan

  • dengan penyemprotan herbisida pra tumbuh seperti a.l : Goal, Saturn-D, Gramaxone, Command, Ronstar dll. Dengan dosis sesuai anjuran Coammad. 6. Pengendalian Hama dan Penyakit

    Dilakukan dengan menerapkan kaidah pengendalian hama terpadu (PHT) yang komponen-nya terdiri dari penanaman varietas tahan pengelolaan kultur teknis yang tepat dan penggunaan pestisida. Pengendalian lalat bibit : dengan Karbofuran (misal : Furadan, Dharmafur, Regent dll). Karbofunen diberikan 4-5 butir bersamaan tanam ditempatkan dalam lubang tanaman. Pengendalian Penggerek Pucuk dengan Karbofuran ditempatkan pada titik tumbuh. Pengendalian penyakit Bulai dengan menggunakan varietas tahan dan perlakuan benih 5 gram Ridomil setiap 1 kg benih. 7. Panen

    Panen dilakukan setelah biji pada tongkol masak yang ditandai dengan terbentuknya lapisan hitam pada lembaga dan tongkol telah menguning.

    Sumber

    Rakitan Paket Teknologi untuk mendukung Program peningkatan produksi jagung di Jawa Timur SATPEL

    Bimas Propinsi Jawa Timur 1996 Penyusun

    Ir. Gede N. Wirawan Ir. Moh. Ismail Wahab.

    Sumber Dana

    Proyek Pembinaan Pembangunan Pertanian Terpadu di Kabupaten/Dati II se Jawa Timur Th. 1999/2000

    Diproduksi : IPPT Wonocolo