Teknik Sipil Dalam Islam

11

Click here to load reader

description

Sipil dalam islam, ajaran islam

Transcript of Teknik Sipil Dalam Islam

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Mengenai masalah pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam kehidupan umat

    manusia, Islam sangat memperhatikan. Martabat manusia disamping ditentukan oleh

    peribadahannya kepada Allah, juga ditentukan oleh kemampuan mengembangkan ilmu

    pengetahuan, teknologi dan seni. Bahkan di dalam Al-Quran sendiri Allah menyatakan bahwa

    hanya orang yang berilmulah yang benar-benar takut kepada Allah

    Kita bisa lihat keadaaan sekarang ini banyak hal-hal baru yang telah ditemukan dalam rangka

    menyempurnakan Ilmu Ketekniksipilan. hal ini menunjukan bahwa Ilmu Teknik Sipil senantiasa

    maju dikarenakan banyak Ilmuan Teknik Sipil yang terus menerus melakukan Riset untuk

    memudahkan pekerjaan- pekerjaan teknik Sipil dilapangan. Perkembangan Konstruksi Beton,

    Konstruksi Baja, dan cara-cara penyelesaian masalah yang lain. misalnya dengan adanya software

    Teknik Sipil saat ini sangat memudahkan pekerjaan pekerjaan Teknik Sipil. Yang dulunya sebuah

    perhitungan Teknik Sipil bisa selesai dikerjakan dengan waktu yang sangat lama. Dengan adanya

    Kemajuan Teknologi saat ini perhitungan tersebut dibuat dengan waktu yang relatif singkat.Inilah

    Perkembangan Teknik Sipil masa kini yang semakin pesat kemajuannya, dan bahkan akan berlanjut

    dari tahun ke tahun.Semoga kemajuan Teknik Sipil saat ini dan dimasa yang akan datang akan lebih

    mampu menyelesaikan persoalan persoalan yang dihadapi Masyarakat saat ini khususnya yang

    berhubungan dengan struktur fasilitas Publik.

    Ilmu pengetahuan dalam praktek mampu mengangkat harkat dan martabat manusia karena melalui

    ilmu manusia mampu melakukan eksplorasi kekayaan alam yang disediakan oleh Allah. Karena itu

    dalam pengembangan ilmu teknik sipil , nilai-nilai Islam tidak boleh diabaikan agar hasil yang

    diperoleh memberikan kemanfaatan sesuai dengan fitrah hidup manusia.

    I.2 Rumusan Masalah

    Apa itu Teknik Sipil ?

    Bagaimana sejarah Teknik Sipil ?

    Bagaimana Teknik Sipil dalam prespektif Islam ?

    Siapa tokoh Islam yang berperan dalam Teknik Sipil ?

    I.3 Metode Penulisan

    Metode penulisan yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini menggunakan

    studi kepustakaan yang bersumber dari berbagai media buku maupun media cetak/elektronik yang

  • sesuai dengan materi yang akan dibahas.

    I.4 Tujuan Penulisan

    Mengetaui pengertian dari teknik sipil

    Mengetahui bagaimana sejarah teknik sipil

    Mengetahui bagaimana prespektif islam tentang teknik sipil

    Mengetahui tokoh islam yang bergerak dalam bidang sipil

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    II.1 Pengertian Teknik Sipil

    Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana

    merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup

    lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia.Didalam bahasa inggris Teknik Sipil adalah Civil

    Engginering maksud dari Civil Engginering merupakan sebuah disiplin Ilmu yang berhubungan

    dengan Pekerjaan-pekerjaan untuk kepentingan Masyarakat umum. Yaitu Pekerjaan untuk

    Merencanakan dan Membangun sebuah konstruksi yang bisa digunakan baik sebagai fasilitas

    umum maupun pribadi. Fasilitas yang dimaksud dapat berupa pemipaan, jalan umum, jalan raya,

    bendungan, jembatan, terowongan, sistem pengolahan air, bandara, gedung tinggi, dan masih

    banyak yang lainnya. Lingkup tanggung jawab Insinyur Sipil juga untuk mengawasi aktivitas dan

    kinerja keseluruhan dari orang-orang yang terlibat dalam suatu proyek pembangunan.

    Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan matematika, fisika,

    kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer mempunyai peranannya masing-masing.

    Teknik sipil dikembangkan sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia dan pergerakannya, hingga

    bisa dikatakan ilmu ini bisa merubah sebuah hutan menjadi kota besar.

    II.2 Sejarah Teknik Sipil

    Peradaban Islam di era keemasan telah memberi sumbangan yang begitu besar dalam bidang

    teknik sipil (civil engineering).Di era kejayaannya, para insinyur Muslim telah berhasil membangun

    sederet karya besar dalam bidang teknik sipil berupa; bendungan, jembatan, penerangan jalan

    umum, irigasi, hingga gedung pencakar langit.Anehnya, beragam karya besar ilmuwan Muslim

    dalam bidang teknik sipil itu sama sekali tak pernah diungkap para sejarawan teknik sipil. Bila kita

    melacak sejarah perkembangan teknik sipil, kisah sukses dan pencapaian yang telah ditorehkan para

    insinyur Muslim di abad pertengahan itu sama sekali tak disebut.

    Peradaban Barat, melalui sejarawan teknik sipilnya seakan-akan menutupi keberhasilan dan

    mengabaikan pencapaian yang telah ditorehkan para insinyur Muslim. Upaya Barat menutupi

    keberhasilan para insinyur Muslim di zaman kekhalifahan itu pun mengundang protes dan kecaman

    di kalangan sejarawan teknik sipil di dunia Barat.

    Sangat tak adil dan tak benar, cetus Norman Smith dalam bukunya A History of

    Damsmenanggapi sikap sejumlah sejarawan Barat yang tak mengakui pencapaian para insinyur

    sipil Muslim. Alih-alih mengakui keberhasilan insinyur Muslim, para sejarawan teknik sipil Barat

  • malah menuding pada era kekuasaan Dinasti Ummayah dan Abbasiyah pembangunan bendungan,

    irigasi, serta aktivitas teknik lain menurun drastis.

    Sejarah teknik sipil yang ditulis Barat menyebutkan bahwa Insinyur Sipil Pertama di Dunia adalah

    Jhon Smeaton yang hidup di abad ke-18 M. Smeaton mengklaim dirinya sebagai insinyur sipil

    pertama karena mampu membangun Eddystone Lighthouse. Padahal, jauh sebelum itu di abad ke-9

    M, peradaban Islam sudah memiliki insinyur sipil terkemuka bernama Al-Farghani. Selain itu ada

    pula nama Al-Jazari, insinyur sipil terkemuka dari abad ke-13 M.

    Lalu apa saja karya besar yang disumbangkan para insinyur Muslim bagi pengembangan teknik

    sipil? Sejarah membuktikan, di era keemasannya peradaban Islam telah mampu membangun

    bendungan jembatan (bridge dam).Bendung jembatan itu digunakan untuk menggerakkan roda air

    yang bekerja dengan mekanisme peningkatan air. Bendungan jembatan pertama dibangun di

    Dezful, Iran.

    Bendung jembatan itu mampu menggelontorkan 50 kubik air untuk menyuplai kebutuhan

    masyarakat Muslim di kota itu. Setelah muncul di Dezful, Iran bendung jembatan juga muncul di

    kota-kota lainnya di dunia Islam. Sehingga, masyarakat Muslim pada masa itu tak mengalami

    kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

    Selain itu, di era kekhalifahan para insinyur Muslim juga sudah mampu membangun bendungan

    pengatur air diversion dam.Bendungan ini digunakan untuk mengatur atau mengalihkan arus air.

    Bendungan pengatur air itu pertama kali dibangun insinyur Muslim di Sungai Uzaym yang terletak

    di Jabal Hamrin, Irak. Setelah itu, bendungan semacam itu pun banyak dibangun di kota dan negeri

    lain di dunia Islam.

    Pencapaian lainnya yang berhasil ditorehkan insinyur Islam dalam bidang teknik sipil adalah

    pembangunan penerangan jalan umum. Lampu penerangan jalan umum pertama kali dibangun oleh

    kekhalifahan Islam, khususnya di Cordoba. Pada masa kejayaannya, pada malam hari jalan-jalan

    yang mulus di kota peradaban Muslim yang berada di benua Eropa itu bertaburkan cahaya.

    Selain dikenal bertabur cahaya di waktu malam, kota-kota peradaban Islam pun dikenal sangat

    bersih. Ternyata, pada masa itu para insinyur Muslim sudah mampu menciptakan sarana

    pengumpul sampah, berupa kontainer. Sesuatu yang belum pernah ada dalam peradaban manusia

    sebelumnya.

    Para insinyur Muslim di masa kejayaan juga telah memberi sumbangan bagi pengembangan teknik

    sipil dengan menemukan beragam peralatan survei. Peralatan untuk meneliti permukaan berupa

    papan dari kayu dengan timbangan pengukur garis tegak lurus dan dua cantelan. Saat itu juga suda

    ditemukan alat untuk mengukur sudut, mengukur lebar sungai serta mengukur jarak antara dua titik

    yang dipisahkan oleh sebuah halangan yang tak dapat dilalui.

    Sebelum peradaban Barat berhasil membangun gedung pencakar langit, para insinyur Muslim pada

    abad ke-16 M telah berhasil membangun gedung pencakar langit di Shibam, Yaman. Tak heran,

    jika kota itu dikenal sebagai kota pencakar langit tertua di dunia. Inilah contoh pertama tata kota

    yang didasarkan pada prinsip-prinsip pembangunan secara vertikal.

    Di kota Shibam dibangun tak kurang dari 500 tower rumah yang tingginya mencapai 30 meter. Para

    insinyur teknik sipil Barat untuk pertama kalinya berhasil membangun gedung pencakar langit

  • pertama pada tahun 1885 M. Gedung pencakar langit pertama yang dibangun insinyur barat adalah

    Home Insurance Building yang tingginya mencapai 42 meter.

    Pada abad ke-21 ini, gedung pencakar langit masih berada di negara Muslim yakni di Dubai, yakni

    Burj Dubai. Pada tahun 1998, gedung pencakar langit tertinggi berada di Malaysia, yakni menara

    kembar Petronas. Untuk urusan merancang gedung pencakar langit, duania mencatat insinyur

    Muslim pada abad ke-20 dari Banglades, Fazlur Khan, sebagai Einstein Teknik Struktural.

    Insinyur teknik sipil Muslim di abad ke-12 M, juga telah mampu mendirikan menara

    tertinggi di abad pertengahan. Menara masjid tertinggi itu adalah Qutub Minar yang tingginya

    mencapai 72 meter. Sedangkan, menara masjid tertinggi di abad ke-21 ini adalah menara Masjid

    Hasan II yang tingginya mencapai 201 meter. Menara itu dibangun pada tahun 1986.

    Salah satu pencapaian lainnya yang berhasil dibangun para insinyur Muslim adalah sistem pemasok

    air atau sistem irigasi. Saluran irigasi yang dibagun pada zaman kemilau Islam itu hingga kini masih

    digunakan di dunia Islam atau wilayah bekas kekuasaan Islam di Eropa, seperti Sicilia,

    Semenjanjung Iberia dan khusunya Andalusia, Aragon, dan provinsi Valencia di Spanyol.

    Sistem irigasi yang dikembangkan para insinyur Muslim itu juga telah diadopsi di Kepulauan

    Canary dan Amerika. Bangsa Spanyol yang memperkenalkannya ke benua Amerika. Hingga

    kini, sistem irigasi yang dikembangkan para insinyur Muslim itu masih digunakan di Meksiko,

    Texas, Peru, dan Chili.

    II.3 Teknik Sipil dalam Prespektif Islam

    Kemajuan akan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi , sangatlah berpengaruh terhadap segala

    aspek dalam kehidupan manusia . Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2

    (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah

    yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang.

    Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qaidah

    fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber

    segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka

    ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang

    bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah

    Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan

    sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar

    manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur,

    bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum

  • syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam.

    Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam

    memanfaatkannya, walaupun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

    Misalnya kemajuan di ilmu Teknik Sipil sejak abad 9 M sudah banyak insinyur muslim di

    bidang pembangunan. Contoh nya pembangunan jembatan , gedung gedung,jalanan dan tempat

    umum untuk aktifitas sehari-hari manusia. Namun pembangunan itu harus didasari pengetahuan

    agama, jika sebuah pelaksanaan pembangunan gedung yang dilaksanakan oleh ahli teknik sipil

    tanpa berpengetahuan ilmu agama dapat menyebabkan keruntuhan bangunan karena proses ketidak

    jujuran dalam pelaksanaannya seperti pengurangan semen atau besi struktur ilmu agama pun dapat

    dikerjakan dengan baik dengan adanya rumah atau bangunan ibadah hasil karya teknik sipil, maka

    dapat disimpulkan bahwa semua ilmu itu baik,karena tujuan ilmu agama

    adalah bagaimana hidup dengan kebahagiaan serta ilmuteknik sipil bagaimana membangun sarana

    hidup dengan rasa keindahan dan keamanan.

    II.4 Hubungan Ilmu Teknik Sipil dan Ilmu Agama

    II.4.1 Dilihat dari obyek dan tujuan ilmu teknik sipil dan agama.

    Ilmu teknik sipil mempelajari tentang bagaimana membuat sebuah konstruksi bangunan

    rumah yang kuat sehingga dapat membuat rasa aman dan nyaman kepada pemilik maupun penghuni

    yang berada didekat rumah tersebut.ilmu agama mempelajari bagaimana membuat sebuah

    konstruksi bangunan hati dan jiwa yang kuat sehingga dapat membuat rasa aman dan nyaman

    kepada pemilik maupun orang yang berada didekat jiwa tersebut.

    II.4.2 Dilihat dari kerusakan, virus dan penyakit.

    Jika dalam ilmu teknik sipil terdapat beberapa hal yang menyebabkan kerusakanstruktur

    bangunan seperti keropos,kayu lapuk, besi berkarat.dalam ilmu agama juga terdapat berbagai hal

    yang menyebabkan kerusakan sebuahstruktur pribadi seperti iri hati, sombong, dengki, kikir dll.

  • II.4.3 Dilihat dari tujuan ilmu teknik sipil dan agama

    Ilmu teknik sipil membangun rumah yang kuat sedangkan ilmu agama membangun pribadi yang

    kuat.

    II.4.4 Dilihat dari proses pelaksanaan ilmu teknik sipil dan ilmu agama.

    Kedua ilmu teknik sipil dan agama saling berhubungan, misalnya sebuah pelaksanaan

    pembangunan gedung yang dilaksanakan oleh ahli teknik sipil tanpa berpengetahuan ilmu agama

    dapat menyebabkan keruntuhan bangunan karena proses ketidak jujurandalam pelaksanaannya

    seperti pengurangan semen atau besi struktur ilmu agama pun dapat dikerjakan dengan baik dengan

    adanya rumah atau bangunan ibadah hasil karya teknik sipil, atau jika pada zaman dahulu

    dikerjakan di goa hasil karya teknik sipil tuhan. jadi jika melihat keduanya maka dapat disimpulkan

    bahwa semua ilmu itu baik,karena tujuan ilmu agama adalah bagaimana hidup dengan kebahagiaan

    serta ilmuteknik sipil bagaimana membangun sarana hidup dengan rasa keindahan dan keamanan.

    II.4.5 Anjuran Belajar ilmu dalam agama islam

    yang Allah perintahkan kepada nabi muhammad pertama kali adalah perintah belajar yang

    terkandung dalam surah Al-Ala ayat 1 5

    Bacalah, dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menjadikan.

    Menjadikan manusia dari segumpal darah.

    Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah.

  • Yang mengajar dengan (perantaraan) qalam.

    Dia mengajar manusia sesuatu yang tidak diketahui.

    II.4.6 Masalah yang Dihadapi Teknik Sipil Di zaman Modern Ini

    Sebelum manusia diciptakan, alam semesta ini ditakdirkan oleh Allah Swt. Dalam kondisi yang

    seimbang. Semua diciptakan sesuai dengan kodratnya masing-masing. Tetapi setelah manusia

    datang dan mulai mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi maka manusia mulai berlaku

    sewenang-wenang terhadap lingkungan. Hal ini jelas disebutkan dalam firman oleh Allah Swt. :

    Telah tampak kerusakan didarat dan dilaut, karena apa yang dilakukan oleh manusia...

    Sewaktu manusia datang, membangun kota, membangun gedung, membangun sebuah peradaban,

    hal tersebut kurang lebih mengganggu keseimbangan alam yang sudah ada. Hal itulah yang

    seharusnya menjadi tugas bagi para engineer khususnya dalam bidang teknik sipil untuk mewadahi

    kebutuhan manusia sambil meminimalisasi isu-isu terhadap lingkungan. Hal ini tentu karena ada

    pengaruh modernisasi yang salah yang dibawa oleh orang barat. Gara-gara fiolosofi modern bahwa

    manusia adalah pusat segala-galanya, orang barat atau orang modern mengganggap alam adalah

    pelengkap eksistensi manusia. Sehingga ketika alam dieksploitasi manusia tak merasa bersalah. Hal

    ini tentu sangat kontradiktif dengan kaum adat yang menganggapahwa alam adalah bagian yang

    harus dihormati juga. Ketika kita membangun tanpa mempertimbangkan keterbatasan resource ,

    maka ketika terjadi global warming kita baru mulai mendesain sesuatu yang memperhatikan

    lingkungan, mindset tersebut tentu bukanlah merupakan cara pandang yang bagus. Kita tahu isu

    lingkungan telah menjadi perhatian serius dalam tahun-tahun terakhir ini. Dimasa depan teknologi

    yang akan menjadi trend adalah yang ramah lingkungan namun juga reliable.

  • II.5 Tokoh Islam di Bidang Teknik Sipil

    1. Al-Farghani, sang Insyinyur Teknik Sipil

    Abu'l-Abbas Ahmad ibnu Muhammad ibnu Kathir Al-Farghani adalah insinyur sipil terkemuka yang

    terlahir di Farghana, Tansoksiana. Orang Barat biasa menyebutnya Al-Fraganus. Sebelum terjun dalam

    bidang teknik sipil, sejatinya Al-Farghani adalah seorang astronom. Salah satu karyanya yang terkenal

    adalah Kitab fi al-Harakat al-Samawiya wa Jawami Ilm al-Nujum (Elemen-elemen Astronomi).

    Pada tahun 987 M, Ibnu Al-Nadim mengungkapkan, Al-Farghani berhasil menulis dua buku penting

    dalam bidang teknik yakni, Kitab al-Fusul, Ikhtiyar al-Majisti dan Kitab Amal Al-Rukhmat atau 'Book on

    the Construction of Sun-dials.

    2. Al-Jazari ( Abad 13 M )

    Al-Jazari berasal dari tempat kelahirannya, Al-Jazira, Mesopotamia nama tradisional Arab untuk

    wilayah di batian utara Mesopotamia dan sekarang dikenal sebagai wilayah tenggara Turki, di

    antara Sungai Tigris dan Sungai Efrat. Seperti ayahnya, dia mengabdi sebagai kepala insinyur di

    Istana Artuklu, kediaman dari Dinasti Artuqid cabang Mardin yang memerintah wilayah timur

    Anatolia sebagai wilayah pengikut dari Dinasti Zangid dan selanjutnya Dinasti Ayyubiyyah.

    Al-Jazari adalah bagian dari tradisi pengrajin sehingga lebih cenderung sebagai praktisi insinyur

    daripada penemu yang tampaknya "lebih tertarik kepada proses pengerjaan yang diperlukan untuk

    membangun suatu alat daripada teknologi yang berada dibelakangnya" dan mesin-mesin

    ciptaannya biasanya "dirakit berdasarkan trial and error daripada perhitungan teoritis." Bukunya

    "Pengetahuan Ilmu Mekanik" tampaknya menjadi sangat populer sebagaimana telah banyak terlihat

    dalam sejumlah besar salinan manuskrip, dan seperti yang berulang kali dijelaskan olehnya, dia

  • hanya menjelaskan peralatan-peralatan yang dibangunnya sendiri. Menurut Mayr, gaya bahasa

    dalam buku tersebut seperti buku modern do-it-yourself.

    Beberapa peralatannya terinspirasi oleh peralatan-peralatan sebelumnya, seperti salah satu jam

    airnya yang monumental, yang berdasarkan Pseudo-Archimedes. Dia juga mengutip pengaruh Banu

    Musa bersaudara Banu Musa bersaudara untuk air mancurnya, al-Asturlabi untuk desain jam lilin, dan

    Hibat Allah ibn al-Husayn (d. 1139) untuk musical automata. Al-Jazari melanjutkan dengan

    menggambarkan perbaikan yang dibuatnya terhadap hasil karya pendahulunya, dan menjelaskan

    peralatan-peralatan, tehnik-tehnik, dan komponen-komponen yang merupakan penemuan

    orisinilnya yang tidak tampak dalam hasil karya pendahulunya.

    Aspek paling penting dari mesin-mesin Al-Jazari adalah mekanisme, komponen, ide, metode, dan

    desain fitur yang dikerjakannya. Poros bubungan, pertama kali diperkenalkan tahun 1206 oleh al-

    Jazari, yang menerapkannya dalam Automaton ciptaannya, water clocks (such as the candle clock)

    and water-raising machines. Bubungan (cam) dan poros bubungan selanjutnya muncul dalam

    mekanik Eropa mulai abad ke-14.

  • BAB III

    PENUTUP

    III.1 Kesimpulan

    Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana

    merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga

    mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia. Abad ke-9 M, peradaban Islam

    sudah memiliki insinyur sipil terkemuka bernama Al-Farghani. Namun dalam membangun ,

    kita juga harus dilandasi ilmu agama agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak

    diinginkan

    III.2 Saran

    Sebelum kita mempelajari berbagai macam ilmu dan mengaplikasikan nya , kita harus

    mempelajari ilmu agama terlebih dahulu, agar kita tidak melakukan kesalahan yang

    merugikan makhluk hidup.