Teknik Pengolahan Getah Pinus Menjadi Gondorukem Dan Terpentin

13
Nama : Fera Arinta NIM : 5213412017 Matkul : Tek. Peng. BATI Teknik Pengolahan Getah Pinus Menjadi Gondorukem dan Terpentin A.PINUS Tusam atau pinus adalah sebutan bagi sekelompok tumbuhan yang semuanya tergabung dalam marga pinus. Di Indonesia penyebutan tusam atau pinus biasanya ditujukan pada tusam Sumatera (Pinus merkusii Jungh. et deVries). Tusam kebanyakan bersifat berumah satu (monoecious), yaitu dalam satu tumbuhan terdapat organ jantan dan betina namun terpisah, meskipun beberapa spesies bersifat setengah berumah dua (sub- dioecious). Adapun klasifikasi pinus sebagai berikut : Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Coniferophyta Kelas : Pinopsida Ordo : Pinales Famili : Pinaceae Genus : Pinus Spesies : Pinus merkusii Jungh.& De Vr Getah Pinus sebagai bahan baku untuk produksi Gondorukem & Terpentin, dihasilkan dari hasil penyadapan pohon Pinus Merkusii. Getah pinus, merupakan bahan baku pembuatan minyak

Transcript of Teknik Pengolahan Getah Pinus Menjadi Gondorukem Dan Terpentin

Page 1: Teknik Pengolahan Getah Pinus Menjadi Gondorukem Dan Terpentin

Nama : Fera ArintaNIM : 5213412017Matkul : Tek. Peng. BATI

Teknik Pengolahan Getah Pinus Menjadi Gondorukem dan Terpentin

A. PINUS

Tusam atau pinus adalah sebutan bagi sekelompok tumbuhan yang semuanya

tergabung dalam marga pinus. Di Indonesia penyebutan tusam atau pinus biasanya ditujukan

pada tusam Sumatera (Pinus merkusii Jungh. et deVries). Tusam kebanyakan bersifat

berumah satu (monoecious), yaitu dalam satu tumbuhan terdapat organ jantan dan betina

namun terpisah, meskipun beberapa spesies bersifat setengah berumah dua (sub-

dioecious). Adapun klasifikasi pinus sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Coniferophyta

Kelas : Pinopsida

Ordo : Pinales

Famili : Pinaceae

Genus : Pinus

Spesies : Pinus merkusii Jungh.& De Vr

Getah Pinus sebagai bahan baku untuk produksi Gondorukem & Terpentin, dihasilkan

dari hasil penyadapan pohon Pinus Merkusii. Getah pinus, merupakan bahan baku pembuatan

minyak gondorukem dan terpentin. Mutu getah pinus ditentukan oleh kadar kotoran dan

warnanya. Warna getah yang putih adalah warna yang baik, dan merupakan getah pinus

dengan Mutu A. Sedangkan warna yang lebih tua merupakan Mutu B. Warna getah yang

lebih tua dikarenakan getah pinus mengandung banyak kotoran. Di Indonesia, telah dibuat

standarisasi mengenai mutu getah pinus yang di kelompokkan sebagai berikut:

Grade 1 : X (Rex)

Grade 2 : WW (White Water)

Grade 3 : WG (Window Glass )

Grade 4 : N (Nancy).

Page 2: Teknik Pengolahan Getah Pinus Menjadi Gondorukem Dan Terpentin

Warna getah pinus disebut dengan X (Rex) untuk warna yang paling jernih, kemudian

WW (Water White) untuk warna yang beningnya seperti air dan WG (Window Glass) untuk

warna yang bening seperti kaca jendela dan N (Nancy) untuk warna Kuning kecoklat-

coklatan, dan M dan seterusnya untuk warna yang lebih gelap. Softening point, adalah

komponen mengenai kekerasannya yang ditunjukkan dengan derajat Celcius (°C).

B. PENYADAPAN GETAH PINUS

1. Pinus yang Baik Diambil Getahnya

Getah pinus berada pada batang dimana didalam saluran getah yang arahnya vertical

(longitudinal) maupun horizontal (radial). Saluran getah ini terbentuk secara lisigen, sizogen,

maupun sizoligen. Beberapa ketentuan pohon pinus yang akan disadap :

a) Diameter limit cupping, diameter pohon pinus yang akan disadap adalah diatas 15 cm.

b) Selective cupping, pohon-pohon yang akan disadap adalah pohon yang waktu

mendatang dijarangi atau ditebang yaitu sejak umur 10 tahun sampai pada umur

tebangan atau umur penjarangan. Biasanya dilakukan pada perusahan pengelolaan

pinus yang menggunakan pinus untuk berbagai kegunaan.

2. Teknik Penyadapan

Beberapa cara teknik penyadapan :           

a. Bentuk koakan

Teknik ini dilakukan dengan cara mengerok kulit batang lebih dulu, kemudian

kayunya dilukai sedalam 1-2 cm, sedang lebarnya 10 cm. Pelukaan dengan cara ini

membentuk huruf U terbalik dengan jarak dari permukaan tanah sekitar 15-20 cm.

Pelukaan yang baru diatas luka lama dengan tebal jarak 5 mm.

b. Bentuk V

Teknik ini hamper sama dengan teknik diatas tetapi berbebtuk huruf V, dapat juga

dimodifikasi menjadi V ganda atau seri arah keatas (rill) yang bentuknya seperti sirip

ikan.

Page 3: Teknik Pengolahan Getah Pinus Menjadi Gondorukem Dan Terpentin

c. Goresan atau guratana

Cara ini pada penyadapan pinus jarang dilakukan, umumnya dilakukan pada agathis

(kopal). Hal ini mengimgat kulit pinus yang tebal. Goresan dilakukan dengan

kemiringan 45° atau melingkar.

d. Dengan bor

Dengan syarat diameter 3 cm, 3-12 cm keatas atau kedalam.

Dari keempat teknik tersebut yang paling efektif atau paling banyak menghasilkan

getah pinus adalah dengan menggunakan metode koakan, kemudian teknik bentuk V dan

teknik bor.

3. Cara Penyadapan Koakan Pada Pinus :

a) Mula-mula kulit batang pada tempat yang akan dibuat pelukaan dibersihkan selebar

10-12 cm kearah atas dimulai dari bawah.

b) Kualitas Getah Pinus; Kualitas getah pinus sadapan dibedakan atas dua kelas yaitu :

Mutu A

a) Berwarna putih bening

b) Tidak ada campuran tanah/lumpur dan kotoran lain (kandungan kotoran kurang

dari 2%)

c) Kadar air kurang dari 3 %

Mutu B

a) Berwarna keruh coklat

b) Ada campuran tanah dal lumpur (kandungan kotoran 2-5%)

c) Kadar air lebih dari 3%

Produk getah yang tidak memenuhi ketentuan kelas kualitas tersebut diatas ditolak

untuk diterima.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Getah Pinus Hasil Sadapan

a) Faktor internal pohon :

1. Jenis pohon Pinus yaitu pinus yang berbeda hasil getahnya

Misalnya jenis pinus letak persen :

Pinus merkusii 6kg/phn/thn gubal 36,3 %

Pinus palustris 4,2 kg/phn/thn pangkal 0,64 %

Pinus maritime 3 kg/phn/thn 10 m dpl 0,33 %

Page 4: Teknik Pengolahan Getah Pinus Menjadi Gondorukem Dan Terpentin

Pinus khasya 7 kg/phn/thn akar 0,70%

2. Persen kayu gubal, yaitu batang kayu Pinus dengan jumlah kayu gubal terbanyak

dapat menghasilkan getah maksimum sebab kayu gubal adalah tempat akumulasi

getah tertinggi (36 %)

3. Kesehatan pohon, yaitu jika pohon sehat mungkin menghasilkan getah lebih

banyak.

4. System perakaran, yaitu Pinus dengan perakaran yang luas berarti  mampu

menyerap lebih banyak zat makanan dari tanah, sehingga getah lebih banyak.

5. Persen tajuk (lebar dan tinggi tajuk pohon) yaitu, Pinus dengan tajuk lebih banyak

memungkinkan proses fotosintesis lebih optimal dan menghasilkan banyak getah.

b) Faktor Ekstern (Lingkungan luar pohon)

Jarak tanam yaitu hutan pinus dengan jarak tanam yang jarang iklim mikronya

tidak lembab dan bersuhu tinggi sehingga menghasilkan getah pinus lebih banyak,

demikian sebaliknya. Iklim dan tempat tumbuh yaitu pohon pinus yang tumbuh

didaerah dengan curah hujan tinggi, dingin atau di daerah dengan tinggi > 700 m dpl

menghasilkan getah sedikit curah hujan rata-rata. Bonita yaitu pada tanah yang subur

memungkinkan menghasilkan getah pinus yang lebih banyak ( ada 7 kelas bonita)

c) Faktor perlakuan oleh manusia

1)    Bentuk sadapan yaitu hasil sadapan dari bentuk koakan lebih banyak dari rill dan

bor

2)    Arah sadapan yaitu arah menghadapnya luka sadapan menghadap timur paling

banyak menghasilkan getah kemudian disusul arah utara, selatan dan barat.

3)    Arah pembaruan, yaitu kea rah atas atau bawah pembaruan ke atas menghasilkan

lebih banyak getah.

4)    Upaya stimulansia, yaitu upaya perangsangan pada luka sadapan dengan bahan

kimia asam upaya stimulansia harus menggunakan pedoman yang teliti agar tidak

merugikan bahan stimulansia yang dapat dipakai misalnya asam sulfat, asam

oksalat, CuSO4, bolus alba, Ethrel dengan jumlah tertentu yang ditentukan.

C. PENGOLAHAN GETAH PINUS

Page 5: Teknik Pengolahan Getah Pinus Menjadi Gondorukem Dan Terpentin

Dalam proses pengolahan Getah Pinus di Pabrik Gondorukem & Terpentin (PGT)

Perum Perhutani, bahan baku  industri berupa Getah Pinus (Pinus Merkusii) diproses melalui

beberapa tahapan :

1) Pengenceran

2) Pencucian

3) Penyaringan

4) Pemanasan/pemasakan

5) Pengujian & Pengemasan

Pentahapan proses produksi gondorukem dan terpentin secara sederhana dapat diuraikan

sebagai berikut :

1) Proses Pengenceran

Pengenceran larutan getah dilakukan dengan cara menambahkan 1.000 liter dalam

tangki melter, kemudian dipanaskan pada suhu 68-80 ºC (derajad Celcius) selama 10-

15 menit.

2) Proses Pencucian

Pencucian larutan getah pada tangki settler dilakukan denga cara mencampurkan

Asam Oksalat 3-5 kg/batch untuk mengendapkan ion besi yang berasal dari kotoran

getah.

3) Proses Penyaringan

Larutan getah disaring secara bertahap pada aliran sebagai berikut :

a. Aliran dari tangki melter - settler dengan filter RGT4 – aliran dari tangki settler –

    tangki penampung dengan filter Gaf Stainer

b. Aliran dari tangki penampung – Ketel pemasak dengan filter Gaf Staner.

4) Proses Pemasakan

Getah bersih dari tangki penampung dipompakan ke ketel pemasak melalui filter Gaf

PO.1 mikron dan dipanaskan pada suhu 160-165 ºC dan vacuum menunjukkan 40-60

cmHg selama ± 3 jam, sehingga larutan tersebut matang menjadi gondorukem dan

dialirkan pada instalasi pengemasan (canning).

5) Proses Pengemasan (canning)

Page 6: Teknik Pengolahan Getah Pinus Menjadi Gondorukem Dan Terpentin

Proses canning merupakan proses akhir dari pemasakan getah pinus yang mana

gondorukem tersebut dicurahkan ke dalam wadah drum kerucut. Pada saat pengisian

gondorukem tersebut (canning) dilakukan penimbangan dengan berat netto 240

kg/drum.

Dalam perdagangan, gondorukem dibedakan dalam beberapa mutu/kualitas. Faktor utama

yang menentukan mutu adalah :

-  warna

-  titik lunak

-  kadar kotoran.

     Di Indonesia telah dibuat standardisasi mengenai mutu gondorukem, yang

dikelompokan dalam mutu I, mutu II, mutu III serta lokal. Warna gondorukem disebut

dengan X (Rex) untuk warna yang paling jernih, kemudian WW (Water White) untuk warna

yang beningnya seperti air dan WG (Window Glass) untuk warna yang bening seperti kaca

jendela dan N (Nancy) untuk warna Kuning kecoklat-coklatan, dan M dan seterusnya untuk

warna yang lebih gelap. Softening point, adalah komponen mengenai kekerasannya yang

ditunjukkan dengan derajat Celcius (°C). Kadar kotoran yang ditunjukkan dalam  prosen (%)

adalah kotoran-kotoran kasar yang terkandung dalam gondorukem.

Untuk terpentin hanya ditentukan satu mutu, yakni :

warna jernih

kandungan kotoran

komposisi Alpha pinene & Betha pinene

Aroma Khas Terpentin.

Getah Pinus sebagai bahan baku untuk produksi Gondorukem & Terpentin, dihasilkan

dari hasil penyadapan pohon Pinus Merkusii. Getah Pinus yang dikumpulkan dan diterima di

PGT berupa :

cairan kental yang bercampur dengan kristal,

air,

serpihan kayu,

daun pinus,

Page 7: Teknik Pengolahan Getah Pinus Menjadi Gondorukem Dan Terpentin

kembang pinus,

dan kotoran-kotoran lain yang sengaja/tak sengaja dicampurkan (tanah, pasir dll).

     Oleh karenanya Kualitas Getah ditentukan oleh kadar kotoran dan warnanya. Untuk

memperoleh Gondorukem berkualitas baik diperlukan getah yang baik pula. Karenanya

sangat membantu bila sekiranya getah bisa dipisahkan sesuai dengan kualitasnya. Kalau

tidak, maka diperlukan peralatan yang baik dan canggih untuk mendapatkan kembali getah

yang berkualitas baik.

Dalam proses pengenceran getah dengan penambahan beberapa liter terpentin sesuai

dengan kondisi getah yang akan diproses. Pengenceran getah ini dimaksudkan untuk

memudahkan pemisahan kotoran dari getah maupun memudahkan didalam pemindahan dan

penyaringannya. Setelah mencapai kondisi pengenceran yang diinginkan maka larutan getah

didiamkan/diendapkan beberapa menit untuk memberikan kesempatan terjadinya endapan

kotoran dan air turun kebawah, setelah itu dilakukan pembuangan dan penyaringan.

Dari hasil akhir proses pada tangki pemurnian dapat diketahui hasil gondorukem dan

terpentin yang baik atau tidak. Pada proses tangki pemurnian ini pula sangat ditentukan

perlakuan yang cermat dan trampil, karena meskipun dari hasil proses pencucian berhasil

sempurna namun tanpa ada dukungan dari proses pemasakan yang baik maka hasil dari

gondorukem pun jadi bermutu rendah, misalnya titik lunak terlalu rendah, browning/hangus,

atau berkristal.

Untuk itu didalam menangani tangki pemasakan ini diperlukan ketelitian dan

kecermatan operator didalam melakukan pemasakan maupun mengenal peralatan yang

ditangani (karakter alat).

Pada proses pemasakan yang perlu diperhatikan antara lain :

Pemanasan harus bertahap

Tekanan vakum

Tekanan uap dari uap penekan (Open steam) tidak terlalu besar (golakan tidak

terlalu besar)

Suhu pemanasan

Suhu peludangan (canning)

Bahan Bakar ± 300 Liter.

Page 8: Teknik Pengolahan Getah Pinus Menjadi Gondorukem Dan Terpentin

Proses terakhir adalah proses pengemasan, dengan setiap kaleng kemasan berisi 240

kg. Kemudian di diamkan untuk proses pengendapan Gondorukem sebelum akhirnya di jual

ke pasar.

D. Manfaat Getah Pinus

Pohon pinus yang biasa kita lihat didaerah pegunungan ternyata menghasilkan getah

yang sangat berguna untuk kita, hasil dari getah pinus itu bisa menghasilkan minyak terpentin

yang mengandung senyawa terpene yaitu salah satu isomer hidrokarbon tak jenuh dari

C10 H163 terutama monoterpene alfa-pinene dan beta-pinene, terpentin biasanya digunakan

sebagai pelarut untuk mengencerkan cat minyak, bahan campuran vernis yang biasa kita

gunakan untuk mengkilapkan permukaan kayu dan bisa untuk bahan baku kimia

lainnya. Aroma terpentin harum seperti minyak kayu putih, karena keharumannya itu

terpentin bisa digunakan untuk bahan pewangi lantai atau pembunuh kuman yang biasa kita

beli, tapi ada lagi kegunaan lain dari terpentin sebagai bahan baku pembuat parfum, minyak

esensial dari getah pinus ini diekstrak sehingga bisa menghasilkan terpinol yaitu alfa-terpinol

merupakan salah satu dari 3 jenis alkohol isomer beraroma harum. Terpineol bisa bermanfaat

untuk kesehatan yaitu untuk relaksasi bila digunakan sebagai bahan campuran minyak pijat.

Aromanya yang harum dijadikan minyak pijat aromaterapi karena saat dioleskan

kekulit akan terasa relaksasinya bila digunakan dengan dosis sesuai aturan. Bisa digunakan

juga untuk bahan makanan tapi bukan dalam bentuk getahnya melainkan dari gum rosin yang

telah diesterfikasi dengan gliserol dibawah atmosfir nitrogen menjadi gum rosin ester, salah

satu bahan tambahan pembuatan permen karet sehingga menjadi kenyal dan lentur. Aman

untuk dikonsumsi karena sudah diuji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika

Serikat, jadi Anda tidak perlu khawatir memakan permen karetnya. Gondorukem didapat dari

hasil pengolahan getah pinus, bersifat rapuh, bening, mempunyai titik leleh rendah dan bau

khas terpentin serta tidak larut dalam air. Manfaat gondorukem adalah :

1) Industri Batik : bahan penyampur lilin batik sehingga diperolehmalam.kebutuhan

kira-kira 2.500 ton/thn

2) Industry kertas : bahan pengisi dalam pembuatan kertas.kebutuhan kira-kira 0,5 %

dari produksi kertas atau 2.000 ton/thn

3) Industry sabun : sebagai campuran kira-kira 5-10% dari berat sabun.

4) Pembuatan Vernish, tinta, bahan isolasi listrik, korek api,lem, industry kulit dan lalin-

lain.

Page 9: Teknik Pengolahan Getah Pinus Menjadi Gondorukem Dan Terpentin

5) Di luar negeri manfaat lain gondorukem dan derivatnya digunakan untuk membuat

resin sintetis, plastic, lem, aspal, bahan pliitur, lak sintetis, industry sepatu, galangan

kapal, dll.

Untuk minyak terpentinnya dapat digukana secara langsung dan murni melalui upaya

distilalsi ulang serta melalui pengolahan lanjutan, misalnya untuk pelarut organic, pelarut

resin, bahan semir sepatu, logam dan kayu dan bahan kamfer sintetis dll.