TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Transcript of TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
MODUL PRAKTIKUM
A
DIII KESEHATAN
LINGKUNGAN
FAKULTAS
KESEHATAN DAN
FARMASI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
KALIMANTAN TIMUR
TIM PENYUSUN:
Ratna Yuliawati., S.KM., M. Kes
Dr. Vita Pramaningsih., M. Eng
i
PANDUAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
OLEH :
Dr. Vita Pramaningsih, ST., M.Eng
Ratna Yuliawati, SKM., M.Kes(Epid)
PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
ii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunianya
sehingga penyusunan Modul Praktikum Teknik Pengambilan Sampel dapat di selesaikan dengan
baik. Modul Praktikum ini memuat panduan-panduan praktikum teknik pengambilan sampel
sebagai acuan mahasiswa DIII Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan dan Farmasi
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
Modul Praktikum ini di tunjukan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang di perlukan
oleh para mahasiswa dan juga dosen yang akan terlibat dalam proses kegiatan praktikum baik
tata laksana, tata tertib dan prosedur yang perlu agar pelaksanaan dan penyelenggaraannya dapat
berjalan dengan baik.
Selanjutnya diucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan
hingga selesainya Modul Praktikum ini. Demikian semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum. Wr. Wb
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………....ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM…………………………………………………………………..iv
METODE PENGAMBILAN CONTOH AIR PERMUKAAN………………………………….1
METODE PENGAMBILAN CONTOH AIR LIMBAH………………………………………..10
METODE PENGAMBILAN CONTOH AIR TANAH…………………………………………16
METODA PENGAMBILAN CONTOH AIR MINUM
DARI INSTALASI PENGOLAHAN AIR DAN SISTEM
JARINGAN DISTRIBUSI PERPIPAAN……………………………………………………….19
METODE PENGAMBILAN CONTOH PADATAN…………………………………………...28
PENGAMBILAN CONTOH USAP DUBUR PENJAMAH MAKANAN……………………..32
UJI SANITASI ALAT MAKAN/USAP ALAT MAKAN……………………………………...35
PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH……………………………………………………..38
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………47
iv
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Mahasiswa hadir tepat waktu minimal dating 30 menit sebelum praktikum di mulai dan
mengisi daftar hadir
2. Mahasiswa berpakain rapi, bersih dan sopan
3. Gunakan jas laboratorium, tidak menggunakan santal jepit atau selop
4. Periksalah kelengkapan alat sesudah dan setelah di gunakan
5. Mahasiswa menjaga alat praktikum dengan baik, alat yang rusak atau hilang akan di mintai
penggantian sesuai ketentuan yang berlaku.
6. Mahasiswa dimohon menjaga ketenangan dan ketertiban selama parktikum berlangsung
7. Mahasiswa diharap menjaga kebersihan dan kerapian ruang praktikum, seperti membuang
sampah di tempat yang disediaka
1
METODE PENGAMBILAN CONTOH AIR PERMUKAAN
A. Landasan Teori
Air permukaan adalah air yang terdapat di permukaan tanah, seperti air sungai, air
danau, air waduk, air saluran, mata air, air rawa dan air gua. Metode ini digunakan untuk
pemeriksaan parameter fisika, kimia dan biologi.
B. Tujuan
Tujuan pengambilan contoh air permukaan adalah untuk pemeriksaan laboratorium untuk
parameter fisia, kimia dan biologi.
C. Alat dan Bahan
1. Alat pengambilan sampel / contoh air
Persyaratan untuk alat pengmbilan contoh, antara lain:
a. terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh
b. mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya
c. contoh mudah dipindahkan ke dalam wadah penampung tanpa ada sisa bahan
tersuspensi di dalamnya
d. mudah dan aman di bawa
e. kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian
Beberapa jenis alat pengambilan contoh, antara lain:
a. Alat Pengambilan Sampel Sederhana
Gayung plastik bertangkai Panjang atau ember plastik dilengkapi dengan tali.
Gambar 1. Alat Pengambilan Sampel, Gayung Bertangkai Panjang
2
Pengambilan sampel secara langsung dengan botol biasa, dengan mencelupkan botol ke
dalam air dengan mulut botol diletakkan berlawanan arah dengan arus aliran air.
Gambar 2. Alat Pengambilan Sampel Secara langsung dengan Botol Biasa
Keterangan gambar:
A adalah pengait B1
adalah tuas posisi tertutup B2
adalah tuas posisi terbuka C1 adalah tutup gelas botol contoh posisi tertutup C2 adalah tutup gelas botol contoh posisi terbuka D adalah tali penggantung E adalah rangka metal botol contoh
Gambar 3. Alat Pengambil Sampel Air dengan Botol Pemberat
b. Alat Pengambilan Sampel dengan Kedalaman Tertentu
Point sampler digunakan untuk mengambil contoh air pada kedalaman yang telah
ditentukan pada sungai yang relatif dalam, danau atau waduk. Ada dua tipe point
sampler yaitu tipe vertikal dan horizontal.
3
Gambar 4. Alat Pengambilan Sampel Air Point Sampler Tipe Vetikal
Gambar 5. Alat Pengambilan Sampel Air Point Sampler Tipe Horisontal
c. Alat Pengambilan Sampel Gabungan Kedalaman
Alat pengambil contoh gabungan kedalaman digunakan untuk mengambil contoh air
pada sungai yang dalam, dimana contoh yang diperoleh merupakan gabungan contoh
air mulai dari permukaan sampai ke dasarnya.
Gambar 6. alat pengambil contoh air gabungan kedalaman
d. Alat Pengambilan Sampel Otomatis
Alat pengambil contoh jenis ini digunakan untuk mengambil contoh air dalam rentang
4
waktu tertentu secara otomatis. Contoh yang diperoleh ini merupakan contoh gabungan
selama periode tertentu.
Gambar 7. Alat Pengambil Contoh Otomatis
2. Pernyaratan wadah untuk sampel / contoh air
Wadah yang dipergunakan untuk tempat sampel air harus memenuhi syarat, antara lain:
a. Terbuat dari bahan gelas atau plastik Poli Etilen (PE) atau Poli Propilen (PP) atau
Teflon (Poli Tetra Fluoro Etilen, PTFE)
b. Dapat ditutup dengan kuat dan rapat
c. Bersih dan bebas kontaminan
d. Tidak mudah pecah
e. Tidak berinteraksi dengan contoh
3. Alat Ukur untuk Parameter Lapangan (Pengukuran Insitu)
Peralatan untuk pengukuran insitu antara lain:
a. DO meter untuk mengukur DO (Dissolved Oxygen)
b. pH meter atau kertas pH untuk mengukur pH
c. Termometer untuk mengukur temperatur / suhu
d. Turbidimeter untuk mengukur kekeruhan
e. Konduktimeter untuk mengukur daya hantar listrik
f. 1 set alat pengukur debit (current meter untuk aliran deras dan dalam, metode apung
5
untuk aliran lambat dan dangkal)
Gambar 9. Current Meter
D. Cara Kerja
1. Langkah-langkah persiapan wadah contoh adalah sebagai berikut:
a. untuk menghindari kontaminasi contoh di lapangan, seluruh wadah contoh harus benar-
benar dibersihkan di laboratorium sebelum dilakukan pengambilan contoh.
b. wadah yang disiapkan jumlahnya harus selalu dilebihkan dari yang dibutuhkan,
untuk jaminan mutu, pengendalian mutu dan cadangan.
c. jenis wadah contoh dan tingkat pembersihan yang diperlukan tergantung dari jenis
contoh yang akan diambil.
a) Untuk pemeriksaan parameter kimia BOD harus menggunakan botol BOD atau
Botol Winkler, dengan diisi penuh sampel air tanpa ada ruang atau gelembung di
dalamnya.
Gambar 8. Botol BOD / Botol Winkler
b) Sedangkan untuk pemeriksaaan biologi harus menggunakan botol steril yang
sudah disterilkan di laboratorium.
6
d. Pencucian wadah sampel/contoh air, melalui langkah – langkah sebgai berikut:
a) Wadah contoh harus dicuci dengan deterjen dan disikat untuk menghilangkan
partikel yang menempel di permukaan
b) Bilas wadah contoh dengan air bersih hingga seluruh deterjen hilang;
c) Bila wadah contoh terbuat dari bahan non logam, maka cuci dengan asam HNO3
1:1, kemudian dibilas dengan air bebas analit;
d) Biarkan wadah contoh mengering di udara terbuka;
e) Wadah contoh yang telah dibersihkan diberi label bersih-siap untuk pengambilan
contoh.
f) Volume sampel/contoh air sesuai dengan kebutuhan tergantung parameter yang
akan diperiksa.
e. Alat pendingin (Cooler Box) dengan suhu 4°C ± 2°C untuk menyimpan sampel sebelum
dibawa ke laboratorium untuk pengujian fisika dan kimia.
2. Titik Pengambilan Sampel/Contoh
a. Titik Pengambilan Sampel/Contoh Air Sungai
Lokasi pemantauan kualitas air pada umumnya dilakukan pada beebrapa titik seperti pada
Gambar 10:
a) Sumber air alamiah, yaitu pada lokasi yang belum atau sedikit terjadi pencemaran
(titik 1, lihat Gambar 10).
b) Sumber air tercemar, yaitu pada lokasi yang telah menerima limbah (titik 4, lihat
Gambar 10).
c) Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu pada lokasi tempat penyadapan sumber
air tersebut. (titik 2 dan 3, lihat Gambar 10).
d) Lokasi masuknya air ke waduk atau danau (titik 5, lihat Gambar 10).
7
Keterangan gambar:
1) Sumber air alamiah 2) Sumber air untuk perkotaan 3) Sumber air untuk industri 4) Sumber air yang sudah tercemar 5) Lokasi masuknya air ke danau atau
waduk
Gambar 10. Contoh Lokasi Pengambilan Air
Titik pengambilan contoh air sungai ditentukan berdasarkan debit air sungai yang
diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a) sungai dengan debit kurang dari 5 m3/detik, contoh diambil pada satu titik
ditengah sungai pada kedalaman 0,5 kali kedalaman dari permukaan atau diambil
dengan alat integrated sampler sehingga diperoleh contoh air dari permukaan
sampai ke dasar secara merata (lihat Gambar 11);
b) sungai dengan debit antara 5 m3/detik - 150 m3/detik, contoh diambil pada dua titik
masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada kedalaman 0,5 kali kedalaman
dari permukaan atau diambil dengan alat integrated sampler sehingga diperoleh contoh
air dari permukaan sampai ke dasar secara merata (lihat Gambar 11) kemudian
dicampurkan;
c) sungai dengan debit lebih dari 150 m3/detik, contoh diambil minimum pada enam titik
masing-masing pada jarak 1/4, 1/2, dan 3/4 lebar sungai pada kedalaman 0,2 dan 0,8
8
kali kedalaman dari permukaan atau diambil dengan alat integrated sampler sehingga
diperoleh contoh air dari permukaan sampai ke dasar secara merata (lihat Gambar 11)
lalu dicampurkan.
Gambar 11. Titik pengambilan contoh sungai
b. Titik Pengambilan Sampel/Contoh Air Danau atau Waduk
Lokasi pengambilan contoh air danau atau waduk disesuaikan dengan tujuan
pengambilan contohnya, paling tidak diambil dilokasi-lokasi:
a) Tempat masuknya sungai ke waduk atau danau.
b) Ditengah waduk atau danau.
c) Lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan.
d) Tempat keluarnya air dari waduk atau danau.
Titik pengambilan contoh disesuaikan dengan kedalaman danau/waduk sebagai
berikut (lihat Gambar 12):
a) Danau atau waduk yang kedalamannya kurang dari 10 m, contoh diambil di 2 (dua)
titik yaitu permukaan dan bagian dasar, kemudian dicampurkan (komposit
kedalaman).
9
b) Danau atau waduk yang kedalamannya 10 m – 30 m, contoh diambil di 3 (tiga) titik
yaitu permukaan, lapisan termoklin dan bagian dasar kemudian dicampurkan
(komposit kedalaman).
c) Danau atau waduk yang kedalamannya 31 m – 100 m, contoh diambil di 4 (empat)
titik yaitu permukaan, lapisan termoklin, di atas lapisan hipolimnion, dan bagian
dasar kemudian dicampurkan (komposit kedalaman).
d) Danau atau waduk yang kedalamannya lebih dari 100 m, titik pengambilan
contoh ditambah sesuai keperluan kemudian dicampurkan (komposit kedalaman).
Gambar 12. Titik Pengambilan Contoh Air Pada Danau Atau Waduk
10
METODE PENGAMBILAN CONTOH AIR LIMBAH
A. Landasan Teori
Air limbah merupakan sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.
Kualitas air limbah adalah sifat-sifat air limbah yang ditunjukkan dengan besaran, nilai atau
kadar bahan pencemar atau komponen lain yang terkandung di dalamnya. Beberapa teknik
pengambilan sampel yang dapat dilakukan antara lain:
a) Contoh sesaat (grab sample)
air limbah yang diambil sesaat pada satu lokasi tertentu
b) Contoh gabungan waktu
campuran contoh yang diambil dari satu titik pada waktu yang berbeda, dengan volume
yang sama
c) Contoh gabungan tempat
Campuran contoh yang diambil dari satu titik pada waktu yang berbeda, dengan volume
yang sama.
d) Contoh gabungan waktu dan tempat
campuran contoh yang diambil dari beberapa titik dalam satu lokasi pada waktu yang
berbeda, dengan volume yang sama
e) contoh duplikat
contoh yang diambil dari titik pengambilan yang sama dengan rentang waktu antar
pengambilan yang sekecil mungkin, duplikat contoh digunakan untuk menguji ketelitian
tata kerja pengambilan contoh
f) contoh yang diperkaya (spike sample)
contoh yang ditambah dengan standar yang bersertifikat dalam jumlah tertentu untuk
keperluan pengendalian mutu
g) contoh yang terbelah (split sample)
contoh dikumpulkan dalam satu wadah, dihomogenkan dan dibagi menjadi dua atau
lebih sub contoh dan diperlakukan seperti contoh, selanjutnya dikirim ke beberapa
laboratorium yang berbeda
11
B. Tujuan
Metoda ini digunakan untuk pengambilan contoh air guna keperluan pengujian sifat fisika
dan kimia air limbah.
C. Alat dan Bahan
1. Alat Pengambil Contoh
Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh;
b) mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya;
c) contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan
tersuspensi di dalamnya;
d) mudah dan aman di bawa;
e) kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian.
2. Jenis Alat Pengambilan Sampel dan Wadah
Alat dan wadah yang digunakan sama seperti pada pengambilan contoh air permukaan
D. Cara Kerja
1. Lokasi Titik Pengambilan Sampel
Lokasi pengambilan contoh air limbah industri harus mempertimbangkan ada atau tidak
adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Contoh harus diambil pada lokasi yang
telah mengalami pencampuran secara sempurna.
a) Untuk keperluan evaluasi efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Contoh diambil pada lokasi sebelum (inlet) dan setelah (outlet) IPAL dengan
memperhatikan waktu tinggal (waktu retensi).
12
Keterangan gambar:
1) Bak kontrol saluran air limbah;
2) Inlet IPAL;
3) Outlet IPAL;
4) Perairan penerima sebelum air limbah masuk ke badan air;
5) Perairan penerima setelah air limbah masuk badan air.
Pengambilan sampel dibagian inlet dilakukan pada titik pada aliran bertubulensi tinggi
agar terjadi pencampuran dengan baik, yaitu pada titik dimana limbah mengalir pada
akhir proses produksi menuju ke IPAL.
Pengambilan contoh pada outlet dilakukan pada lokasi setelah IPAL atau titik dimana
air limbah yang mengalir sebelum memasuki badan air penerima (sungai).
b) Untuk keperluan pengendalian pencemaran air
Untuk keperluan pengendalian pencemaran air, contoh diambil pada 3 (tiga) lokasi:
1) Pada perairan penerima sebelum tercampur limbah (upstream) (titik 4).
2) Pada saluran pembuangan air limbah sebelum ke perairan penerima (titik 3).
3) Pada perairan penerima setelah bercampur dengan air limbah (downsream),
namun belum tercampur atau menerima limbah cair lainnya (titik 5).
13
c) Untuk industri yang belum memiliki IPAL dengan proses kontinyu berasal dari satu
saluran pembuangan
1) Jika tidak terdapat bak ekualisasi
• Kualitas air limbah tidak berfluktuasi, maka pengambilan contoh
dilakukan pada saluran sebelum masuk ke perairan penerima air limbah,
dengan cara sesaat (grab sampling).
• Kualitas air limbah berfluktuasi akibat proses produksi, maka pengambilan
contoh dilakukan pada saluran sebelum masuk ke perairan penerima air
limbah, dengan cara komposit waktu.
2) Jika terdapat bak ekualisasi
Pengambilan contoh dilakukan pada saluran sebelum masuk ke perairan
penerima air limbah, dengan cara sesaat (grab sampling).
Bak ekualisasi adalah bak yang berfingsi untuk mengumpulkan limbah yang berasal
dari beberapa sumber, dengan tujuan menghomogenkan limbah.
d) Untuk industri yang belum memiliki IPAL dengan proses batch berasal dari satu
saluran pembuangan
1) Jika tidak terdapat bak ekualisasi
Kualitas air limbah berfluktuasi akibat proses produksi, maka pengambilan
contoh dilakukan pada saluran sebelum masuk ke perairan penerima air limbah,
dengan cara komposit waktu dan proporsional pada saat pembuangan
dilakukan.
2) Jika terdapat bak ekualisasi
Pengambilan contoh dilakukan pada saluran sebelum masuk ke perairan
penerima air limbah, dengan cara sesaat (grab sampling).
e) Air limbah industri dengan proses kontinyu berasal dari beberapa saluran Pembuangan
1) Jika tidak terdapat bak ekualisasi
• Kualitas air limbah tidak berfluktuasi dan semua saluran pembuangan
limbah dari beberapa sumber sebelum masuk perairan penerima limbah
14
disatukan, maka pengambilan contoh dilakukan pada saluran sebelum
masuk ke perairan penerima air limbah, dengan cara sesaat.
• Kualitas air limbah tidak berfluktuasi dan semua saluran pembuangan
limbah dari beberapa sumber sebelum masuk perairan penerima limbah
tidak disatukan, maka pengambilan contoh dilakukan pada saluran
sebelum masuk ke perairan penerima air imbah, dengan cara komposit
tempat dengan mempertimbangkan debit.
• Kualitas air limbah berfluktuasi akibat proses produksi dan semua saluran
pembuangan limbah dari beberapa sumber sebelum masuk perairan
penerima limbah disatukan, maka pengambilan contoh dilakukan pada
saluran sebelum masuk ke perairan penerima air limbah, dengan cara
komposit waktu.
• Kualitas air limbah berfluktuasi akibat proses produksi dan semua saluran
pembuangan limbah dari beberapa sumber sebelum masuk perairan
penerima limbah tidak disatukan, maka pengambilan contoh dilakukan
pada saluran sebelum masuk ke perairan penerima air limbah, dengan cara
komposit waktu dan tempat.
2) Jika terdapat bak ekualisasi
Kualitas air limbah berfluktuasi atau tidak berfluktuasi akibat proses produksi,
semua air limbah dari masing-masing proses disatukan dan dibuang melalui
bak equalisasi, maka pengambilan contoh dilakukan pada saluran sebelum
masuk ke perairan penerima air limbah, dengan cara sesaat (grab sampling).
f) Air limbah industri dengan proses batch berasal dari beberapa saluran pembuangan
1) Jika tidak terdapat bak ekualisasi
• Kualitas air limbah berfluktuasi akibat proses produksi dan semua saluran
pembuangan limbah dari beberapa sumber sebelum masuk perairan
penerima limbah disatukan, maka pengambilan contoh dilakukan pada
saluran sebelum masuk ke perairan penerima air limbah, dengan cara
komposit waktu.
15
• Kualitas air limbah berfluktuasi akibat proses produksi dan semua saluran
pembuangan limbah dari beberapa sumber sebelum masuk perairan
penerima limbah tidak disatukan, maka pengambilan contoh dilakukan
pada saluran sebelum masuk ke perairan penerima air limbah, dengan cara
komposit waktu dan tempat dengan mempertimbangkan debit.
2) Jika terdapat bak ekualisasi
Kualitas air limbah berfluktuasi atau sangat berfluktuasi akibat proses
produksi, semua air limbah dari masing-masing proses disatukan dan dibuang
melalui bak equalisasi, maka pengambilan contoh dilakukan pada saluran
sebelum masuk ke perairan penerima air limbah, dengan cara sesaat (grab
sampling).
2. Cara pengambilan contoh untuk pengujian kualitas air
a) siapkan alat pengambil contoh sesuai dengan saluran pembuangan;
b) bilas alat dengan contoh yang akan diambil, sebanyak 3 (tiga) kali;
c) ambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis dan campurkan dalam penampung
sementara, kemudian homogenkan;
d) masukkan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis;
e) lakukan segera pengujian untuk parameter suhu, kekeruhan dan daya hantar listrik, pH
dan oksigen terlarut yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan;
f) hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan khusus;
g) pengambilan contoh untuk parameter pengujian di laboratorium dilakukan pengawetan
3. Pengujian parameter lapangan
Pengujian parameter lapangan yang dapat berubah dengan cepat, dilakukan langsung
setelah pengambilan contoh. Parameter tersebut antara lain; pH (SNI 06-6989.11-2004),
suhu (SNI 06-6989.23-2005), daya hantar listrik (SNI 06-6989.1-2004), alkalinitas (SNI
06-2420-1991), asiditas (SNI 06-2422-1991) dan oksigen terlarut (SNI 06-6989.14-
2004).
16
METODA PENGAMBILAN CONTOH AIR TANAH
A. Landasan Teori
Air tanah adalah air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di bawah tanah, antara
lain sumur bor, sumur gali dan sumur pantek. Akuifer adalah lapisan batuan jenuh air di
bawah permukaan tanah yang dapat menyimpan dan meneruskan air. Akuifer tertekan
(akuifer artesis) merupakan akuifer yang dibatasi di bagian atas dan bawahnya oleh lapisan
kedap air. Akuifer tak tertekan merupakan akuifer yang dibatasi di bagian atasnya oleh muka
air tanah bertekanan sama dengan tekanan udara luar (1 atmosfer) dan dibagian bawahnya
oleh lapisan kedap air.
B. Tujuan
Metoda ini digunakan untuk pengambilan contoh air yang akan dilakukan pengujian
parameter fisika dan kimia air tanah.
C. Alat dan Bahan
1. Persyaratan alat pengambilan contoh air sumur bor, antar lain:
a) Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh
b) Mudah dicusi dari bekas contoh sebelumnya
c) Contoh mudah dipindahkan ke dalam wadah penampung tanpa ada sisa bahan
tersuspensi di dalamnya
d) Mudah dan aman dibawa
e) Kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian
2. Jenis alat pengambilan sampel
Alat pengambilan contoh air sumur bor adalah alat Bailer yang terdiri dari tabung Teflon
dengan ujung atas terbuka dan ujung bawah tertutup dilengkapi dengan katub ball valve.
Alat untuk pengambilan contoh air sumur gali terdiri dari botol gelas dan stainless steel
yang ujung atasnya dapat dibuka tutup dan terikattali keatas sedangkan ujung bawah
tertutup dan dilengkapi pemberat bawah.
3. Alat pendingin untuk menyimpan contoh air
Suhu alat untuk menyimpan sampel/contoh air adalah 4oC ± 2oC, untuk pengujian
parameter fisika dan kimia.
17
D. Cara Kerja
Penentuan titik pengambilan contoh air tanah harus memperhatikan pola aliran air tanah,
dapat berasal dari air tanah bebas (tak tertekan) dan air tanah tertekan.
1. Air Tanah Bebas (Akuifer Tak Tertekaan)
Air tanah yang tergolong disini adalah air yang berasal dari sumur gali dan sumur pantek
atau sumur bor. Penentuan titik pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut:
a) Di sebelah hulu dan hilir sesuai dengan arah aliran air tanah dari lokasi yang dipantau
b) Di daerah pantau dimana terjadi penyusupan air asin dan beberapa titik kea rah
daratan, bila diperlukan
c) Tempat-Tempat lain yang dianggap perlu tergantung pada tujuan pemeriksaan
2. Air Tanah Tertekan (Akuifer Tertekan)
Titik pengambilan contoh air tertekan dapat berasal dari sumur bor yang berfungsi
sebagai berikut:
a) Sumur produksi untuk pemenuhan kebutuhan perkotaan, pedesaan, pertanian,
industri dan sarana umum.
b) Sumur-sumur pemantauan kualitas air tanah
c) Sumur observasi untuk pengawasan imbuhan
d) Sumur observasi di suatu cekungan air tanah artesis
e) Sumur observasi di wilayah pesisir dimana terjadi penyusupan air asin
f) Sumur observasi penimbunan atau pengolahan limbah domestic atau limbah industry
g) Sumur lainnya yang dianggap perlu
3. Penentuan Koordinat dan Elevasi Titik Lokasi
Alat yang digunakan adalah GPS dan catat hasil serta catatan khusus pemeriksaan
lapangan
4. Pengukuran Tinggi dan Diameter Sumur
Tinggi sumur merupakan tinggi dinding sumur mulai dari atas sampai permukaan tanah.
5. Pengukuran Muka Air dan Kedalaman Sumur
6. Pencatatan Lingkungan Sumur
18
Pencatatan jenis sumur, kontruksi sumur, tahun pembuatan, pemilik sumur, lokasi atau
denah sumur dan lainnya.
7. Cara Mengambil Contoh Air pada Sumur Bor
a) Pengambilan contoh air pada sumur produksi dengan cara membuka kran air sumur
produksi dan biarkan air mengalir selama 1-2 menit kemudian masukkan contoh air
ke dalam wadah.
b) Pengambilan contoh air pada sumur pantau dengan cara kuras sampai air habis,
tunggu sampai air terkumpul kembali, lalu ambil contoh air. Pengambilan sampel
dapat menggunakan Bailer dengan memasukan bailer ke dalam sumur sampai terisi,
angkat dan buka kran masukan sampel ke dalam wadah. JIka menggunakan pompa,
air langsung diambil dari luaran pompa.
8. Cara Mengambil Contoh Air pada Sumur Gali
Turunkan alat pengambilan sampel ke dalam sumur sampai kedalaman tertentu, angkat
alat setelat terisi dan pindahkan air dari alat ke wadah sampel.
9. Pengambilan Contoh Air untuk Pengujian Kualitas Air
a) Siapkan alat pengambilan contoh sesuai dengan jenis air yang akan diuji
b) Bilas alat dengan contoh yang akan diambil sebangak 3 kali
c) Ambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis (jumlah)
d) Masukan ke wadah sesuai peruntukan analisis
e) Lakukan segera pengujian untuk parameter suhu, kekeruhan, daya hantar listrik dan
pH
f) Hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku
g) Pengambilan sampel untuk pengujian di laboratorium dilakukan pengawetan, jika
diperlukan. Harap segera mengantar sampel ke laboratorium.
19
METODA PENGAMBILAN CONTOH AIR MINUM DARI INSTALASI
PENGOLAHAN AIR DAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PERPIPAAN
A. Landasan Teori
Standar tata cara pengambilan contoh air minum dari instalasi pengolahan air dan sistem
jaringan distribusi perpipaan ini meliputi pengambilan contoh air minum yang hanya terbatas
pada kondisi air minum yang diambil dari instalasi pengolahan air dan sistem jaringan
distribusi kota atau sejenis (termasuk sistem individual) yang sebelumnya telah dilakukan
pengolahan air dan/atau sudah dilakukan penilaian kualitas yang memenuhi baku mutu air
minum yang berlaku. Secara khusus, standarini berlaku untuk air minum yang mengalir secara
kontinu dalam suatu sistem jaringan distribusi perpipaan, termasuk sistem plambing. Standar
ini juga berlaku untuk pengambilan contoh air dalam rangka investigasi apabila ada kerusakan
sistem atau dalam kondisi darurat.
Standar ini menetapkan prinsip pengambilan contoh air yang dimaksudkan untuk
konsumsi manusia, yaitu:
a) semua jenis air yang secara alami atau setelah melalui pengolahan, akan dimanfaatkan
untuk minum, masak, menyiapkan bahan makanan, atau keperluan domestik lainnya.
b) air yang digunakan untuk proses produksi di pabrik, pengolahan, pengawetan atau
pemasaran produk atau bahan yang dimaksudkan untuk konsumsi manusia, kecuali bila
instansi yang berwenang menyetujui bahwa kualitas air yang digunakan tidak
mempengaruhi produk akhir bahan/makanan.
CATATAN Peraturan/regulasi yang berlaku saat SNI ini diterbitkan adalah Peraturan
Menteri Kesehatan 736/MENKES/PER/VI/2010.
B. Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk pengambilan contoh air minum dari instalasi pengolahan
air dan sistem jaringan distribusi perpipaan.
C. Alat dan Bahan
Peralatan pengambilan contoh air harus sesuai dengan SNI 6989.57 dan SNI 6989.58 dan
wadah contoh air harus disiapkan sesuai dengan ISO 5667-3.
20
Sensor/peralatan analisis air secara on-line harus sesuai dengan ISO 15839.
Peralatan dan botol pengambilan contoh air untuk analisis secara mikrobiologi harus sesuai
dengan ISO 19458.
D. Cara Kerja
1. Lokasi Pengambilan Contoh Air
Lokasi pengambilan contoh air harus dipilih sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
a) Harus mewakili system secara keseluruhan atau mewakili komponen utamanya
b) Untuk setiap instalasi pengolahan air minum, minimal harus ada satu pengambilan
contoh air pada lokasi bangunan sadap (intake) dan setidaknya satu pengambilan
contoh air di lokasi setelah air yang diolah keluar.
c) Pada sistem dengan lebih dari satu sumber air, lokasi pengambilan contoh air harus
mewakili output setiap sumber, permintaan debit setiap sumber, dan populasi yang
memanfaatkan masing-masing sumber.
d) Harus terdistribusi secara merata ke seluruh sistem jaringan distribusi perpipaan yang
jumlahnya proporsional dengan jumlah jaringan atau cabang pada sistem.
e) Harus mencakup perwakilan lokasi yang kritis dan dianggap rawan terhadap
pencemaran seperti jaringan tertutup (loop), zona bertekanan rendah dan ujung sistem.
f) Apabila air berasal dari berbagai sumber yang berbeda dan bercampur dalam sistem
jaringan distribusi perpipaan yang kompleks, jumlah lokasi pengambilan contoh air di
lokasi pengumpulan harus proporsional terhadap setiap sumber air yang masuk ke
dalam sistem.
g) Sistem plambing bangunan gedung seperti hotel atau perkantoran, lokasi pengambilan
contohnya di titik pengambilan (tapping) dan di setiap bangunan sesuai prinsip-
prinsip pada butir d) dan e) tersebut di atas.
2. Pengambilan Contoh Air Pada Instalasi Pengolahan Air
a) Reservoir pelayanan(termasuk menara air)
21
• Pengambilan contoh airharus diambil dari pipa inlet dan outlet sedekat mungkin ke
reservoir pelayanan. Lokasi pengambilan contoh air di outlet harus berada di bagian
hulu pelanggan pertama.
• Apabila inlet dan outletreservoir pelayanan melalui pipa yang sama, pengambilan
contoh air dilakukan pada saat pipa berfungsi sebagai outlet sehingga kualitasnya
mewakili air yang telah disimpan dalam reservoir pelayanansebelumnya.Jika hal ini
tidak memungkinkan, sistem pengambilan contoh airdengan pemompaan harus dipasang
dan digunakan.
• Jika reservoir pelayanan memiliki lebih dari satu kompartemen dan secara hidrolis
tersambung, kompartemen tersebut dapat dianggap sebagai sebuah reservoir tunggal.
Jika reservoir pelayanan memiliki lebih dari satu kompartemen namun secara hidrolik
tidak tersambung, maka setiap kompartemen harus dianggap sebagai reservoir
pelayanan terpisah dan harus diberi titik pengambilan contoh air, kecuali jika masing-
masing outlet dari kompartemen tersebut tergabung menjadi outlet utama, dalam hal ini
lokasi pengambilan contoh aircukup dilakukan pada outlet utama tersebut.
• Dalam keadaan terpaksa, jika sebuah reservoir telah rusak atau sedang dibersihkan, atau
ketika tidak ada kran pengambilan contoh air pada pipa outlet, atau ketika
permukaan reservoir perlu dianalisis, maka diperlukan pengambilan contoh air secara
dibenamkan (dip sampling), dengan mengikuti pada 6.5.meskipun cara ini
sedapat mungkin dihindari. Jikapengambilan contoh airsecara dibenamkan tidak
dapat dihindari, perlakuan khusus harus dilakukan untuk memastikan bahwa
pengambilan contoh air tidak membawa kotoran. Disamping itu sebelum pengambilan
contoh air semua peralatan disterilkan dari mikroba yang dapat mengkontaminasi air di
reservoir.
b) Instalasi pengolahan air
Contoh air harus diambil dari pipa inlet dan outlet sedekat mungkin dengan instalasi
pengolahan air. Untuk pemantauan pada proses-proses yang berbeda (misalnya,
sedimentasi dan filtrasi) dalam instalasi pengolahan air, pengambilan contoh air harus
dilakukan sebelum dan setelah proses pengolahan yang sedang dipantau.
22
c) Unit desinfeksi/oksidasi
Contoh air diambil dari aliran masuk dan aliran keluar unit desinfeksi/oksidasi.
Contoh air dari aliran masuk menuju unit desinfeksi/oksidasi harus diambil sedekat
mungkin dengan inlet ke unit tersebut. Contoh air aliran keluar diambil setelah
terjadi waktu kontak yang cukup antara air dan desinfektan/oksidan.Pada beberapa
unit, waktu kontak tergantung dari sistem distribusi yang digunakan. Dalam situasi
ini, contoh air yang dibutuhkan untuk menguji efisiensi tahap desinfeksi/oksidasi
harus diambil pada titik yang tepat dalam sistem jaringan distribusi perpipaan. Alternatif
lain, titik pengambilan dengan waktu kontak yang memadai dapat digunakan untuk
pengambilan contoh air di dalam unit pengolahan air, meskipun hal ini tidak
direkomendasikan.
3. Pengambilan Contoh Air Pada Sistem Jaringan Distribusi Perpipaan
Jika perlu dipasang kran khusus untuk pengambilan contoh air, maka beberapa hal sebagai
berikut harus diperhatikan:
a) Jalur pengambilan contoh air harus sependek mungkin, dalam kondisi baik dan mampu
dialiri air dengan aliran penuh;
b) Pengambilan contoh air tidak boleh diambil dari pipa distribusi
c) Jalur pengambilan contoh air sebaiknya terkoneksi dengan jaringan distribusi utama
sedekat mungkin dengan bagian hilir dari kran, knee atau sambungan yang
menyebabkan terjadinya aliran turbulen;
d) Pengambilan air darispur (perlengkapan pipa yang memiliki permukaan tajam )
tidak boleh dilakukan karena tidak mewakili;
e) Pipa pengambilan contoh air harus dari bahan yang sesuai untuk menyalurkan air
minum;
f) Pipa pengambilan contoh air tidak pada T-junction, karena terdapat kemungkinan
terjadinya stagnasi aliran;
g) Pipa dan kran pengambilan contoh air harus dilindungi dari upaya perusakan dan
pencemaran;
23
h) Jika kran didesinfeksi dengan pembakaran, maka harus diperhatikan bahwa di
sekitarnya tidak ada bahan yang mudah terbakar atau menguap;
i) Harus ada ruang yang cukup untuk mengisi berbagai ukuran botol contoh air;
j) Harus ada pasokan air ke kran dengan debit yangmencukupi setiap saat;
k) Di lokasi kran pengambilan contoh air harus terdapat drainase yang baik, sehingga
dapat mengalirkan air pembilas dengan cepat;
l) Pada setiap lokasi yang sudah ditentukan, petugas pengambil contoh air harus memiliki
rencana lokasi, rincian akses, dan petunjuk untuk setiap pembilasan atau pengambilan
contoh air.
Jenis kran yang harus digunakan, ketika melakukan pengambilan contoh air minum di
lokasi pelanggan:
a) kran di dalam ruangan/indoor (bukan dari kran di luar ruangan/outdoor);
b) kran fixed style (bukan dari kran tipe memutar/swing);
c) kran non-ulir/non-threaded (bukan dari kran berulir/threaded).
4. Pengambilan Contoh Air Pada Sistem Plumbing dalam Bangunan Gedung
Lokasi pengambilan contoh air harus didasarkan pada gambar purna laksana (as built
drawing) jaringan distribusi dan peruntukan air dalam bangunan gedung. Khususnya
untuk contoh air bagi pemeriksaan mikrobiologi harus diambil dari pipa tegak.
5. Pembersihan, desinfeksi, dan pembilasan sebelum pengambilancontoh air
Pembersihan, desinfeksi dan pembilasan sebelum pengambilancontoh air bergantung pada
tujuan program pemantauan. Secara umum, pengambilan contoh air dilakukan untuk
memastikan kualitas air terdistribusidi dalam gedung, atau untuk memastikan kualitas
air tidak dipengaruhi oleh jaringan pelayanan dalam gedung, untuk itu harus dilakukan
pembilasan dan pembersihan secara menyeluruh pada titik pengambilan contoh air.
Pengambilan contoh air dari kran harus dilakukan sebelum pembersihan dan pembilasan,
atau sebelum dan sesudahnya.
Reservoir pelayanan (termasuk menara air):
24
Umumnya, pembilasan dilakukan dengan mengalirkan air selama 2 (dua) atau 3 (tiga)
menit untuk membuang air yang tertinggal lama pada jalur pengambilan contoh air sebelum
contoh air diambil. Jika hal ini tidak mencukupi, hitung volume air yang perlu dibuang
dari pipa, perkirakan waktu yang dibutuhkan untuk pembilasan dengan kecepatan
pembilasan yang cukup, kemudian lakukan pembilasan selama lima kali nilai waktu
tersebut. Alternatif lain, apabila reservoir berada di bawah tanah, pemantauan suhu air dari
pembilasan bisa digunakan untuk mengindikasikan kapan air dialirkan dari reservoir.
Hidran
Contoh air harus diambil dari kran pengambilan contoh air yang sesuai. Dalam
beberapa keadaan, diperlukanpengambilancontoh air dari hidran. Jika contoh air harus
diambil dari hidran, maka seluruh permukaan hidran harus dibersihkan dan bebas dari
kotoran pada setiap kali pengambilan. Jika akan diambil contoh air mikrobiologi, maka
perlu dilakukan desinfeksi. Prosedur untuk mempersiapkan hidran dalam pengambilan
contoh air mikrobiologidibahas dalam ISO 19458.
Kran
Jika akan dilakukan pengamatan kualitas air yang didistribusikan kepada pelanggan,
maka kran harus dibersihkan dan dibilas dengan debit konstan selama 2 (dua)menit sampai
3 (tiga) menit atau lebih lama jika diperlukan untuk mencapai suhu konstan sebelum
contoh air tersebut dikumpulkan. Apabila contoh uji dikumpulkan untuk analisis
mikrobiologi, kran harus dibersihkan, didesinfeksi dan dibilas.Kran harus dibiarkan
mengalir dengan aliran konstan selama pengambilan contoh air. Rincian persyaratan untuk
membersihkan, mendesinfeksi dan membilas kranpengambilan contoh air mikrobiologi
dijelaskan dalam ISO 19458.
Untuk pengambilan contoh air non-mikrobiologi, sebelum contoh airdiambil, semua
sambungan harus dibuka dan kran dibersihkan kemudian dibilas selama 2(dua) menit
sampai 3 (tiga) menit (hingga mencapai suhu konstan). Pembersihan dilakukan dengan
menggunakan, misalnya, lap yang mengandung2-propanol atau sikat kecil.
Sebelum pengambilan contoh air, kran harus dibuka dan dibiarkan mengalir dengan
kecepatan yang konstan selama beberapa waktu untuk membilas pipa pelayanan(2 (dua)
25
menit sampai 3 (tiga) menit dianggap cukup). Bila diperlukan air dapat pula dibiarkan
mengalir selama 30 menit sebelum pengambilan contoh air, misalnya, pada perlengkapan
pipa masih terdapat endapan/sedimen yang memerlukan pembilasan sebelum
pengambilan contoh air. Pada saat pengambilan contoh air, kran harus dibiarkan terbuka
agar air mengalir hingga stabil.
Pengambilan contoh air dengan cara dibenamkan
Pengambilan contoh airdengan cara dibenamkan(dip sampling) hanya dapat dilakukan bila
sudah tidak ada alternatif yang sesuai. Alat pengambil contoh air dengan cara dibenamkan
yang ada di pasaran berupa alat pengambil contoh steril sekali pakai, terpasang pada
tongkat pendek untuk pengambilan pada tangki berukuran kecil. Untuk reservoir yang lebih
besar, peralatan untuk membenamkan dan botol contoh air dapat dipasangkan pada rantai
atau tali dengan panjangyang cukup. Rantai atau tali tersebut dapat dipasangkan secara
langsung atau melalui rak botol. Penanganan harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk
menghindari kontaminasi. Sebaiknya botol contoh air, peralatan yang digunakan, rak
botol, tutup botol, dan rantai disterilkan dengan menggunakan autoclave, dikemas dalam
material yang sesuai dan lapisan pembungkus dibuka segera sebelum digunakan.
Persyaratan secara rinci untuk penelitian mikrobiologi dibahas dalam ISO 19458.
6. Pencegahan untuk meminimalisasi kontaminasi
Tindakan pencegahan yang harus dilakukan selama pengambilan contoh air dan
penanganan untuk meminimasi kontaminasi contoh air sebagai berikut:
a) Cuci tangan secara menyeluruh dan/atau gunakan sarung tangan sekali pakai;
b) Jangan merokok selama pengambilan contoh air dan hindari bernafas di atas contoh air;
c) Jangan makan atau minum selama pengambilan contoh air;
d) Gunakan hanya botol dan wadah contoh air yang disediakan di laboratorium;
e) Gunakan hanya reagen yang disediakan untuk penggunaan di laboratorium;
f) Bila digunakan reagen untuk pengawetan, ikuti urutan pengambilan contoh air untuk
meminimasi kemungkinan kontaminasi silang contoh air dengan reagen;
g) Jangan menggunakan reagen yang kadaluarsa atau yang sudah berubah warna;
26
h) Hindari terjadinya kontaminasi dengan wadah bagian luar contoh air;
i) Buka tutup botol contoh air segera sebelum pengambilan contoh air dan tempatkan di
dalam kantung atau wadah yang bersih/steril;
j) Jangan memasukan benda asing (seperti termometer atau peralatan pH) ke dalam botol
untuk tujuan analisis;
k) Hindari menggunakan pembagi contoh airkecuali bila diperlukan secara khusus;
l) Jangan menggunakan peralatan logam jika dilakukan analisis untuk mendeteksi
parameter logam;
m) Sebelum digunakan, pastikan botol contoh air disimpan di area yang bersih dan tertutup
dan/atau terbungkus;
n) Pastikan semua botol atau wadah contoh air tertutup rapat setelah proses pengambilan
contoh air;
o) Jika memungkinkan, dinginkan contoh air terlebih dulu dan simpan di tempat yang gelap
sebelum dilakukan pengiriman.
7. Urutan pengambilan contoh air
Urutan pengambilan contoh air yang disarankan untuk pengambilan contoh air secara rutin
untuk pemeriksaan pada titik tertentu dalam instalasi pengolahan dan sistem jaringan
distribusi perpipaan, sebagai berikut:
a) Ambil contoh air;
b) Bilas (jika diperlukan pemeriksaan total karbon organik);
c) Ambil contoh air untuk pemeriksaan total karbon organik; d) Tutup kran;
e) Bersihkan kran;
f) Bilas;
g) Ambil semua contoh air lainnya untuk parameter fisika-kimiawi (termasuk
hasil
penentuan di lapangan) sesuai urutan untuk meminimasi kontaminasi silang dari contoh
air dengan menggunakan reagen/pereaksi;
h) Tutup kran;
i) Desinfeksi kran (dijelaskan padaISO 19458);
27
j) Bilas kran (dijelaskan padaISO 19458);
k) Ambil contoh air untuk parameter mikrobiologi (dijelaskan padaISO 19458).
Setelah pembilasan awal selama 2 (dua) menit sampai 3 (tiga) menit atau hingga pada suhu
konstan, bilasan berikutnya harus dapat menghilangkan sisa pembersih atau cairan
desinfektan dan biarkan aliran air hingga konstan. Jika larutan hipoklorit digunakan
untuk desinfeksi, disarankan agar parameter sisa klor bebas dicek terlebih dulu sebelum
contoh air diambil.
Teknik pengambilan contoh air harus mengacu pada
PERMENKES736/MENKES/PER/VI/2010
28
METODE PENGAMBILAN CONTOH PADATAN
A. Landasan Teori
Petunjuk pengambilan contoh padatan adalah petunjuk yang harus digunakan untuk
pengambilan contoh padatan dengan tujuan untuk mendapatkan contoh yang mewakili
tanding/lot baik yang berbentuk curah maupun terkemas. Bentuk curah adalah padatan yang
berbentuk serbuk atau butiran. Bentuk terkemas adalah padatan maupun cairan yang terkemas
dalam kemasan kecil. Beberapa istilah dalam penyajian contoh, antara lain:
1. Tanding atau lot adalah jumlah keseluruhan bahan (populasi)
2. Contoh primes (primary sample) adalah contoh yang diambil dari tanding atau lot
3. Contoh campuran (composite sample) adalah kumpulan dari contoh-contoh yang
diambil dari contoh primer
4. Contoh sekunder (secondary sample) adalah contoh yang diambil dari contoh
campuran
5. Contoh laboratorium (laboratory sample) adalah contoh yang dikirim ke laboratorium
yang merupakan bagian dari contoh yang mewakili tanding/lot
6. Kemasan karton/peti adalah wadah yang mengemas beberapa kemasan kecil
7. Kemasan kecil adalah wadah yang mengemas produk langsung
8. Bentuk curah adalah padatan yang berbentuk serbut atau butiran
9. Bentuk terkemas adalah padatan maupun cairan yang terkemas dalam kemasan kecil.
B. Tujuan
Tujuan dari Teknik pengambilan sampel padatan ini adalah cara pengambilan contoh serta cara penanganan dan penyajian contoh padatan.
C. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan:
1. Alat pengambilan contoh dapat berbentuk tombak maupun sekop pendek atau panjang
2. Alat pengambilan contoh harus terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat-sifat
kimia dari contoh.
29
3. Alat pengambilan contoh otomatis, berupa pasak vakum yang menggunakan prinsip
penyedotan pembersih vakum yang dapat dipergunakan untuk mengambil contoh contoh
dalam bentuk curah.
D. Cara Kerja
Pengambilan contoh dilaksanakan dengan alat yang bersih dan kering, dilaksanakan di
tempat yang terlindung dari hal-hal yang dapat mempengaruhi contoh.
1. Pengambilan contoh dari tanding/lot berbentuk curah
a. Dalam alat pengangkut atau line produksi
Contoh diambil pada waktu bahan atau produk yang sedang bergerak melalui saluran
pengangkut dari ruang produksi atau alat transportasi ke Gudang atau sebaliknya.
Contoh diambil beberapa kali yang masing-masing bobotnya kira-kira sama pada
periode waktu yang sama.
b. Dalam tumpukan atau Gudang
Contoh diambil berdasarkan jumlah lot/tanding dan sesuai dengan jenis uji yang akan
dilakukan. Contoh diambil di beberapa tempat dari seluruh lapisan secara acak
dengan masing-masing bobot kira-kira sama.
2. Pengambilan contoh dari tanding/lot berbentuk terkemas
a. Dalam alat pengangkut atau line produksi
Contoh diambil pada waktu bahan atau produk yang sedang bergerak melalui saluran
pengangkut dari ruang produksi atau alat transportasi ke Gudang atau sebaliknya.
Contoh diambil beberapa kali yang masing-masing bobotnya kira-kira sama pada
periode waktu yang sama.
b. Dalam tumpukan atau Gudang
1) Dalam karung atau kemasan karton/peti
Contoh primer diambil dari beberapa karung/karton/peti, tergantung pada jumlah
kemasannya. Jika > 1000 harus dibuat tanding dengan jumlah yang sama,
kemudian diambil dari akar dua jumlah karung/peti dengan maksimum 30
karing/peti yang diambil secara acak dengan menggunakan tabel 2.
30
2) Dalam kemasan kecil
Pengambilan contoh yang dikemas dalam kemasan kecil, jumlah contoh yang
diambil menggunakan tabel 3 dan 4.
3. Penanganan dan Penyajian Contoh
a. Contoh tidak dalam kemasan
Contoh yang berupa butir atau serbuk yang telah terkumpul sebagai contoh primer
dikerjakan sebagai berikut:
1) Contoh untuk keperluan mikrobiologi
Pengambian contoh dilakukan dengan menggunakan alat jenis tombak yang
steril dan contoh segera dimasukan ke dalam wadah secara aseptik.
2) Contoh untuk keperluan pengujian kimia
Timbunan contoh diratakan dan dibagi empat dengan kayu pembagi,
dicampur dan diaduk hingga rata. Timbunan baru diratakan lagi dan dibagi
lagi menjadi empat bagian seperti pertama kali, diambil lagi dari dua sudut
yang berlawanan, demikian seterusnya hingga diperoleh bobot contoh yang
diperlukan untuk diperiksa di laboratorium.
Contoh dimasukan ke dalam wadah yang bersih dan kering dan tidak
menyebabkan perubahan pada contoh, kemudian tutup dengan rapi dan
disegel. Kemudian diberi label tanggal pengambilan contoh dan keterangan
sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Contoh dalam kemasan
1) Masing-masing kemasan kecil yang diambil sebagai contoh laboratorium
disatukan sehingga diperoleh 2 karton/peti sesuai dengan bentuk kemasan asli
2) Contoh laboratorium dikemas sehingga terlindung dalam pengangkutan dan
penyimpanan dan diberi label.
Catatan: Pengambilan sampel yang memiliki peraturan khusus (pestisida dan lainnya)
harus mengikuti ketentuan yang berlaku dan pengambilan contoh dilakukan oleh badan
hokum yang berwenang.
31
Lampiran
Tabel 2. Jumlah Contoh yang harus diambil
Jumlah contoh per lot (karung/peti) Jumlah contoh yang diambil (karung/peti)
s/d 10 Semua contoh
11 – 25 5
26 – 50 7
51 – 100 10
> 100 Akar pangkat dua dari jumlah contoh
Tabel 3. Jumlah Kemasan Kecil yang harus Diambil dari Jumlah yang ada
Jumlah Kemasan Kecil Jumlah Kemasan Kecil untuk Contoh
10.000 200
20.000 250
40.000 300
60.000 350
> 100.000 400
Tabel 4. Jumlah Kemasan Kecil yang diambil untuk Setiap Karton
Jumlah Kemasan Kecil dalam
Karton
Maximum Jumlah Kemasan Kecil yang
diambil dari masing-masing karton
> 24 16
12 – 24 10
< 12 Semua Kemasan Kecil dalam Karton
Penentuan jumlah karton yang dibuka dengan rumus x/y
x adalah angka dari table 3
y adalah dari table 4
32
PENGAMBILAN CONTOH USAP DUBUR PENJAMAH MAKANAN
(RECTAL SWAB)
1. Tinjauan Teori
Menurut Depkes R.I pengambilan tinja secara langsung sebagai bahan specimen
untuk pemeriksaan bakteri infeksi salurran pencernaan lebih baik dari pada pengambilan
swab. Pengambilan rectal swab lebih praktis bila dimaksud untuk mengambil dengan
segera specimennya, karena tidak menunggu buang air besar, tidak menimbulkan
masalah baik pada waktu pengiriman maupun bila specimen tidak dapat dengan segera
dikirim dan diperiksa di laboratorium.
Dengan adanya pengambilan sampel rectal swab pada penjamah makanan akan
diketahui keadaan kesehatannya, apakah sebagai karier penyakit cholera atau tidak,
disamping itu juga untuk meningkatkan kesehatan penjamah atau karyawan lain yang
menjadi karier agar bebas dari penyakit (menular melalui makanan).
2. Tujuan untuk mengetahui status kesehatan penjamah makanan terkait penyakit infeksi
3. Alat dan Bahan
a. Media transport Cary and Blair atau dalam botol Mc.Cartney yang berisi kira-kira 1/2
- 3/4 botol yang steril.
b. Kapas lidi steril (lidi waten), yaitu lidi yang pada ujungnya dililiti kapas.
c. Sarung tangan steril/bersih.
d. Spidol huruf kecil.
e. Formulir pengambilan untuk sampel pemeriksaan laboratorium.
f. Gunting kecil.
g. Kertas cellotape.
h. Lampu spiritus.
i. Termos es.
j. Tas pembawa contoh.
33
k. Buku harian pengambilan contoh.
l. Sabun desinfektansia.
4. CARA KERJA
a. Persiapkan segala sesuatu pemeriksaan usap dubur termasuk persiapan botol media
transport, kapas lidi dan lampu spiritus.
b. Persiapkan catatan pada formulir pemeriksaan tentang nama yang diperiksa, umur,
dan tanggal pemeriksaan, serta tempat kerjanya.
c. Persiapkan sarung tangan dan dipakai dengan rapi.
d. Perintahkan dengan cara sopan kepada penderita atau orang yang akan diambil usap
duburnya dengan posisi menungging. Kedua belah tangannya memegang masing-
masing pinggulnya. Atau dapat juga dengan cara tengkurap.
e. Pemeriksaan berdiri disamping kiri (bagi yang kidal sebaliknya) dari penderita.
f. Tangan kiri pemeriksa memegang dan melebarkan lubang anus ke arah samping kiri
kanan dengan cara merenggangkan dengan jari tangan kiri. Kemudian tangan kanan
bersiap dengan lidi kaps steril dimasukkan ke dalam Larutan Carry and Blair sebagai
pelicin selanjutnya dimasukkan ke dalam anus secara di putar searah jarum jam
dengan arah kira-kira sejajar dengan badan penderita, dan kapas lidi harus masuk
sedalam kurang lebih 3cm.
g. Selama memasukkan lidi kapas tetap diputar searah jarum jam dan ditarik dengan
terus menerus kearah yang sama sampai keluar (lihat gambar).
h. Setelah lidi kapas diluar, segera ambil botol pembawa buka sekrupnya dan
tenggelamkan kapas lidi ke dalamnya. Gunting kelebihan lidi setinggi tutup botol atau
bisa juga di patahkan. Kemudian dipanaskan di atas api spriritus sekitar bibir botol,
kemudian ditutup rapat.
i. Tempelkan kertas cellotape yang telah dipersiapkan ke botol dan tulis etiket pakai
spidol dengan memberi nama dan nomor kode serta tempat kerja sesuai dalam
formulir.
j. Kirimkan segera ke laboratorium untuk diperiksa.
34
35
UJI SANITASI ALAT MAKAN/USAP ALAT MAKAN
1. Tinjauan Teori
Alat makan seperti piring sebaiknya masih dalam keadaan terbungkus steril sebelum
digunakan. Piring yang dibiarkan di suatu ruangan yang tidak saniter apalagi air yang
digunakan untuk mencucinya banyak mengandung jasad renik, maka akan menimbulkan
hal-hal yang tidak di inginkan sehubung dengan gangguan kesehatan.
Tugas dari seorang sanitarian antara lain adalah secara periodik menguji alat makan
yang digunakan pada warung-warung makanan yang dikelola oleh masyarakat yang tidak
profesional. Cara yang digunakan adalah bermacam-macam, tetapi yang dilakukan disini
adalah cara sapuan atau “Swab” (gambar 20.1).
2. Tujuan : Mengetahui jumlah jasad renik pada alat makan
3. Alat-alat : Cawan petri steril; Pipet ukur 5 ml steril; Pembakar bunsen dan
Inkubator
Larutan Buffer fosfat 0,05 N steril
Swab steril
Piring makan
4. Prosedur : Persiapan bahan : Media steril / PCA
a. Persiapkan larutan buffer dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml
b. Masukkan swab ke dalam larutan buffer sampaibasah semua
c. Keringkan swab itu dengan cara menekannya pada dinding tabung (sampai tidak
menetes lagi)
d. Sapukan swab itu pada seluruh permukaan piring (yang kecil) atau ambil sebagian
daerah permukaan (yang besar)
e. Setelah disapukan segera masukkan ke dalam tabung berisi buffer dan dikocok.
Ulangi pekerjaan ini sampai 3 kali
f. Patahkan tangkai swab yang terpegang dan tabung dikocok.
g. Buatlah piaraan tuangan dengan mengambil suspensi masing-masing sebanyak 1 ml
dan 0,1 ml
36
h. Inkubasikan pada suhu 35oC dalam inkubator selama 2 x 24 jam
i. Hitung koloni yang tumbuh pada media itu untuk setiap cm2
Jumlah jasad renik = jumlah jasad renik x 3 x
per cm2 dari volume 1 ml atau 0,1 ml
p = luas yang disapu (swab)
q = seluruh luas piring
Apabila yang digunakan jumlah jasad renik dari volume 0,1 ml maka hasilnya masih harus
dikalikan 10
Jenis alat dan bagian yang harus disapu (swab) adalah :
Gelas atau cangkir : bagian luar dan dalam paling sedikit dari bagian lingkaran permukaan
sejauh 0,5 inchi
Sendok : seluruh permukaan luar dan dalam
Garpu : seluruh permukaan jari garpu
Piring : juring yang berlawanan
Mangkok : sekitar permukaan dalam dengan mengambil jaring berlawanan seperti
pada piring
37
38
PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH
1. Tujuan
a. Mahasiswa terampil mengambil sampel air untuk pemeriksaan kimia dan fisika.
b. Mahasiswa terampil mengambil sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologis.
2. Dasar teori
Santika sri, sumestri dan G.Alaert, metode penelitian air, usaha nasional, Surabaya, cara uji baku mutu air, Surabaya,h.6-31 dirjen PPM-PLP, petunjuk pengawasan kualitas air untuk daerah pedesaan dan kota kecil, Dep.kes RI. ,h23-33 dan h. 75-80.
3. Alat dan Bahan
a. Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan fisika dan kimia
1. 1 buah botol timba
2. 1 buah jerigen plastic ( vol ± 5 lt )
3. 2 buah botol vol ± 500 ml
4. 1 buah botol oksigen
5. Kertas label, spidol, catatan
6. Pengukuran pH, suhu dan sisa chlor
7. Pengawetan sampel
8. Tas lapangan
b. Pengambilan sampel untuk pemeriksaan mikrobiologi
1. Botol gelas vol. ± 250 ml
2. Kertas pembungkus / kertas paying
3. Tali
4. Natrium Thiosulfat 10%
5. Kapas
6. Krustang
7. Korek api
8. Etanol 70% / spiritus
9. Pengukuran pH ( indikator universal / pH meter )
10. Pengukuran sisa klor.
4. Prosedur kerja
a. Sampel fisika dan kimia
1. Air dari jaringan pipa, air sumur gali, air sumur pompa tangan dan air mata air.
a). Botol timba yang akan digunakan dan semua wadah yang akan diisi dibilas
dengan contoh air 3 kali. Pada waktu mengisikan air ke dalam botol dan wadah
yang lain dihindandarkan terjadinya aerasi.
b). Contoh yang diperlukan ( sangat tergantung dari analisa parameter yang akan dilaksanakan ).
39
- 1 botol oksigen diisi penuh untuk pemeriksaan CO2 agresif
- 5 liter dalam jerigen
- 2 botol 500 ml diisi 3/4 volume masing-masing diawetkan dengan toluol
dan asam sulfat pekat sebanyak 3 tetes.
c). Parameter yang harus diperiksa di lapangan : bau, rasa, temperature udara dan
air, sisa klor dan pH.
d). contoh air sebaiknya langsung diperiksa ke laboratorium, apabila tidak
memungkinkan contoh dapat diperiksa dengan selang waktu maksimal 72 jam.
2. Air sungai, rawa, danau, waduk, air laut dan saluran air
a). Sama dengan langkah pada 1.a
b). contoh air yang diperlukan terdiri dari:
- 2 botol oksigen diisi penuh
- 5 liter dalam jerigen
- 2 botol 500 ml diisi 3/4 volume masing-masing diawetkan dengan toluol
dan asam sulfat pekat 3 tetes.
c). Sama dengan langkah pada 1.c
d). Sama dengan langkah pada 1.d
b. Sampel mikrobiologis
1. pengambilan contoh air dari jaringan pipa dan sumur pompa tangan
a). Kran dibuka penuh dan dibiarkan mengalir selama 2-3 menit atau
dalam waktu yang dianggap cukup untuk membersihkan pipa persil
kemudian ditutup.
b). Kran dipanaskan / diaseptis dengan nyala api dari alcohol atau spiritus.
c). Kran dibuka 1-2 menit kemudian penutup botol dilepas dengan tangan
kiri dan botol dipegang dengan tangan kanan.
d). Botol diisi sampah ± 2/3 volume botol ( lebih besar dari 100 ml.
40
e). Botol yang telah berisi contoh air dibungkus kembali dengan kertas
pembungkus, diikat pada lehernya, kemudian ditempelkan dengan
keterangan sebagai berikut:
- Jenis air, misalnya pipa, air sumur gali, dll
- Lokasi dan waktu pengambilan
- Pengawetan yang diberikan
- Tanda tangan dan nama pengambilan contoh air
Catatan :
- Air harus jelas berasal dari pipa persil yang dihubungkan dengan
pipa induk.
- Contoh sebaiknya diambil dari kran yang sering dipakai,
- Dihindari pengambilan contoh air dari alat-alat tambahan yang
dipasang pada kran atau dari kran yang bocor.
- Apabila kran kotor harus dibersihkan lebih dahulu.
2. Pengambilan contoh air sumur gali, reservoir, kolam renang dan mata air
a) Contoh diambil dengan botol yang diberi pemberat dibagian bawah dan bertali
± 20 m yang diikat pada pertengahan botol. Sebelum disucihamakan botol
dibungkus seluruhnya dengan kertas. Dan sebelum mengambil contoh air tangan
dibasuh dengan alcohol 70% atau dengan spiritus.
b). botol dipegang dibagian bawah bungkus, kertas dibuka, tangan jangan
bersentuhan langsungn dengan botol.
c). Tali dilepas dan botol diturunkan dengan pelan-pelan sampai mulut botol masuk minimum 10 cm kedalam air ( bila tinggi air memungkin ).
d). Setelah terisi penuh, botol diangkat dan isi dibuang sampai volume contoh air menjadi 2/3 volume botol ( lebih besar dari 100 ml ) e). Botol yang telah berisi contoh air dibungkus kembali dengan kertas pembungkus diikat pada lehernnya, kemudian tempeli dengan label seperti di atas. Catatan :
- Botol dihindarkan bersentuhan dengan dinding
- Botol pemeriksaan untuk sisa klor dan pH, contoh diambil dengan
botol yang lain yang tidak diberi natrium thiosulfat.
3. Pegambilan air sungai danau dan waduk
a). Botol contoh dipegang didekat dasarnya dan lehernya diarahkan ke bawah dibawah permukaan.
41
b). Botol selanjutnya diputar sampai ujung leher sedikit ke atas dan mulut botol mengarah pada arah aliran. c). Bila tidak terdapat aliran ( misal : air waduk ) perlu dibuat dengan cara mendorong maju horizontal dengan arah menjauh dara tangan d). Bila menggunakan perahu pengambilan contoh air dilakukan pada tempat-tempat yang dekat perahu e). Bila tidak memungkinkan dengan cara seperti yang telah tersebut diatas maka pengambilan contoh air dilakukan seperti untuk sumur gali. Catatan :
- Contoh air dari sungai sebaiknya diambil dari bagian yang
mengalir dan dekat denga permukaan
- Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari
- Untuk sungai yang lebar dan lurus, contoh diambil dari tepi tetapi
pada jarak paling sedikit 1 meter dari sungai
- Pengambilan contoh air sungai yang tidak terjangkau tangan
contoh air dapat diambil dengan botol pemberat.
Gambar : Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologis dapatt
dilihat pada halaman berikut :
Cara membersihkan kran
Kran dibuka penuh dibiarkan mengalir selama 2 – 3
menit
42
Memanaskan kran
Mulut botol dipanaskan dengan nyala api
Pengambilan contoh air
Botol yang berisi contoh air dipanaskan kembali
dengan nyala api
Membungkus kembali botol yang telah berisi contoh air
Gambar : cara pengambilan contoh air dari jaringan pipa dan sumur pompa tangan
43
Mulut botol dipanaskan dengan nyala api
Masukkan botol dalam air
44
Mengambil contoh air
Botol yang berisi contoh air dipanaskan kembali dengan
nyala api
Membungkus kembali botol yang telah berisi contoh air
Gambar : Cara pengambilan contoh air sungai, danau air waduk
Catatan :
- Contoh air dari sungai sebaiknya diambil dari bagian
yang mengalir dan dekat dengan permukaan.
- Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari.
- Untuk sungai yang lebar dan lurus contoh diambil dari
tepi, tetapi pada jarak paling sedikit 1 meter dari tepi sungai.
- Pengambilan contoh air sungai yang tidak terjangkau
tanggan contoh air dapat diambil dengan botol pemberat.
45
Contoh botol pemberat
Tangan dibersihkan dengan alkohol
Pembungkus botol dibuka tanpa menyentuh isinya
Mulut botol dipanaskan dengan nyala api
46
Setelah terisi penuh botol diangkat
Catatan :
- Botol dihindarkan bersentuhan dengan dinding.
- Botol pemeriksaan sisa klor dan pH, contoh diambil
dengan botol yang lain, yang tidak diberi natrium thio sulfat.
47
DAFTAR PUSTAKA
SNI 6989.57:2008 Air dan Air Limbah-Bagian 57: Metoda Pengambilan Contoh Air Permukaan
SNI 6989.57:2008 Air dan Air Limbah-Bagian 58: Metode Pengambilan Contoh Air Tanah
SNI 6989.59:2008 Air dan Air Limbah – Bagian 59: Metoda Pengambilan Contoh Air Limbah
SNI 7828:2012 Kualitas air – Pengambilan contoh - Bagian 5: Pengambilan contoh air minum
dari instalasi pengolahan air dan sistem jaringan distribusi Perpipaan
SNI 19-0428-1998 Petunjuk Pengambilan Contoh Padatan