Teknik Membuat Usulan Penelitian

download Teknik Membuat Usulan Penelitian

of 8

description

Re

Transcript of Teknik Membuat Usulan Penelitian

TEKNIK MEMBUAT USULAN PENELITIAN

TEKNIK MEMBUAT USULAN PENELITIANSri Nabawiyati Nurul Makiyah, S.Si., M.Kes.FKIK UMY

Ilmu dan pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Ilmu tidak akan berkembang tanpa penelitian, sebaliknya penelitian tidak akan ada apabila tidak di dalam kerangka ilmu tertentu. Meskipun banyak definisi tentang ilmu dan penelitian, namun secara umum dapat dikatakan bahwa ilmu merupakan filosofi, sedangkan penelitian merupakan suatu tindakan untuk membangun dan mengembangkan ilmu. Ilmu pengetahuan merupakan akumulasi pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah menggunakan teori-teori yang ada.Bila seorang mahasiswa telah menetapkan untuk melakukan penelitian, sebelum melaksanakannya ia harus membuat rencana penelitian. Rencana penelitian tertulis yang bersifat formal disebut usulan penelitian (research proposal). Usulan penelitian tersebut biasanya diperlukan oleh mahasiswa untuk memperoleh persetujuan untuk melakukan penelitian dari Dosen Pembimbing, tetapi secara ilmiah yang lebih penting adalah usulan penelitian dibuat sebagai alat untuk menuntun mahasiswa dalam seluruh proses penelitian.Usulan penelitian merupakan pedoman kerja, gambar atau peta perjalanan lengkap yang akan dilalui selama peneliti melakukan kegiatannya. Jika peneliti memiliki kemampuan untuk mengelola penelitiannya dengan baik, maka hal ini berarti bahwa ia telah mempunyai gambaran menyeluruh atau lengkap mengenai lingkup dan urutan kegiatannya, tenggang waktu, saat mulai, serta saat bilamana harus berakhirnya pelaksanaan dari masing-masing penggalan kegiatan, langkah-langkah pelaksanaan penelitian, pihak-pihak lain yang terkait dan harus dihubungi, saran yang dibutuhkan, dan lain sebagainya. Dengan demikian ia akan dapat mengayunkan langkah dengan pasti dalam melaksanakan penelitiannya karena tanpa adanya keraguan lagi.Mahasiswa sebagai peneliti bisa juga mengajukan usulan penelitian untuk memperoleh dana penelitian dari institusi tempat Ia belajar atau untuk mengajukan permintaan dana dari institusi lain. Tentu saja usulan penelitan yang dibuat harus memenuhi kriteria yang dibuat oleh pemberi dana.Sistematika usulan penelitian sangat bervariasi dari satu lembaga ke lembaga yang lain, meskipun substansinya sama. Dalam makalah ini diuraikan hal-hal yang umumnya diperlukan dalam usulan penelitian.

Judul usulan penelitian

Membuat judul usulan penelitian tidak selalu mudah, ia memerlukan persyaratan, yaitu :Judul hendaknya menggambarkan keseluruhan isi penelitian yang akan dilaksanakan,Judul harus dibuat dalam kalimat yang sederhana, tidak terlalu panjang, meskipun tidak dapat ditentukan batas jumlah katanya. Tidak jarang sifat dan isi penelitian memerlukan judul panjang, bila perlu dibuat subjudul,Judul seyogyanya tidak menggunakan singkatan, kecuali singkatan yang baku,Judul sebaiknya menggunakan kalimat positif yang netral, tidak disarankan menulis judul dalam kalimat interogatif,Judul tidak memberi kesan dibuat setelah penelitian selesai, dengan asumsi bahwa sebelum penelitian dilakukan kita tidak mengetahui hasilnya, misalnya Kegagalan pemberian antibiotik rutin untuk memperpendek lama diare pada anak, sehingga sebaiknya dibuat dalam kalimat yang netral,Tergantung dari tujuan penelitian, nama tempat serta waktu penelitian boleh disertakan dalam judul.

Tahapan proses penelitian untuk memperoleh kebenaran ilmiah yang dirangkum dari tulisan beberapa ahli secara umum adalah sebagai berikut :

Latar Belakang Masalah

Dalam menyusun usulan penelitian, membuat latar belakang masalah adalah bagian yang paling sulit, karena tidak sekedar sistematika penulisannya saja yang harus diperhatikan, tetapi juga karena dalam bab ini penulis juga harus mampu menguraikan, menjastifikasi dan mempertahankan alasan memilih suatu tema atau topik penelitian. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan baik oleh peneliti, maka pada umumnya benang merah penelitian sulit dipertahankan. Oleh karena itu, ketika menulis latar belakang masalah, peneliti harus mempunyai ekspektasi akan kompleksitas penyusunan bab ini.Dalam latar belakang dijelaskan konteks penelitian (alasan pemilihan masalah penelitian), masalah penelitian, bagaimana dan mengapa masalah tersebut perlu dipecahkan. Setelah membaca latar belakang, pembaca seharusnya mempunyai informasi mengenai :konteks masalah penelitian : pada konteks atau situasi seperti apa masalah ini dapat terjadi ?apa yang tidak kita ketahui, sehingga kita ingin meneliti masalah tersebut ? Apa yang perlu ditingkatkan, mengapa ?kepentingan penelitian ini : siapa yang akan mendapat manfaat ? Mengapa kita perlu mengetahuinya ?

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya (das sollen) dengan kenyataan yang ada (das sein). Banyak sekali kesenjangan yang kita dapati dalam kehidupan kita misalnya informasi yang tersedia tidak cukup, sumber daya manusia tidak memenuhi syarat, dll, sehingga permasalahan di sekeliling kita sangat banyak dan peneliti tinggal mengidentifikasi, memilih dan merumuskannya. Sumber masalah bisa diperoleh dari :bacaan dari jurnal, laporan hasil penelitian, skripsi, tesis, disertasi, buku teks dan internet,pertemuan ilmiah melalui seminar, semiloka, lokakarya, diskusi, dan lain-lain,pernyataan pemegang otoritas,pengamatan,pengalaman, intuisi.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih masalah adalah :masalah harus memberi sumbangan kepada pengembangan ilmu atau untuk kepentingan praktis,biaya, waktu, sarana dan prasarana yang tersedia,bekal kemampuan teoritis,penguasaan metode yang diperlukan.

Setelah masalah diidentifikasi selanjutnya dibuat perumusan masalah sebagai penuntun untuk langkah selanjutnya. Perumusan masalah hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :dalam bentuk kalimat tanya,informatif dalam arti padat makna,memberi petunjuk untuk pengumpulan datanya.

Penelaahan kepustakaan.Bertujuan untuk mencari landasan teoritik dan empirik untuk penelitian yang akan dikerjakan. Hal ini bisa dicari dari berbagai sumber seperti halnya pada sumber masalah di atas. Sistematika penulisan dalam teks digunakan nama dan tahun, jangan digunakan nomor atau catatan kaki, Nama penulis digunakan nama akhir dan dihindari penggunaan gelar. Bila penulisnya 2 orang ditulis semua dan bila penulisnya lebih dari 2 orang ditulis nama penulis pertama diikuti dkk untuk orang Indonesia dan et al. untuk orang asing. Bila karya ilmiah tidak ada nama penulisnya digunakan nama lembaganya, jangan anonim. Bila mengambil gambar atau tabel disebutkan sumbernya. Judul tabel atau gambar hendaknya seinformatif mungkin. Judul tabel diletakkan di atas tabel dan judul gambar diletakkan di bawah gambarnya. Jangan lupa menuliskan satuan, dan keterangan pada tabel dan gambar.

Penyusunan kerangka konseptualKerangka konseptual adalah kerangka teori yang diperoleh dari penelaahan studi kepustakaan yang manfaatnya dapat digunakan untuk memudahkan dalam memahami hipotesis yang diajukan, berisi tentang variabel yang diteliti menunjukkan pengaruh, hubungan atau perbedaan antar variabel.

Penyusunan hipotesis penelitianHipotesis adalah pernyataan atau jawaban terhadap rumusan masalah yang masih lemah karena belum diuji kebenarannya. Tidak semua riset memerlukan adanya hipotesis, jenis penelitian inferensial memerlukan adanya hipotesis, sedangkan untuk penelitian deskriptif dan kualitatif tidak memerlukan adanya hipotesis, sebagai gantinya berupa tujuan penelitian.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan hipotesis adalah :disusun dalam kalimat pernyataan,informatif (padat makna),dapat diuji kebenarannya,menyatakan pengaruh, hubungan atau perbedaan di antara 2 variabel,jangan digunakan H0 dan H1,jangan diawali dengan kata dugaan karena hipotesis = dugaan.

Klasifikasi dan definisi operasional variabelVariabel adalah konsep yang bisa diukur dan hasil pengukurannya bervariasi.Variabel dalam penelitian perlu ditentukan dan selanjutnya diklasifikasi. Berdasarkan fungsinya, variabel dibagi menjadi variabel sebab, variabel penghubung (intervening) dan variabel akibat (tergantung). Variabel sebab terdiri atas variabel bebas, moderator, random, dan kendali. Variabel penelitian yang tidak bisa diukur disebut variabel laten (variabel kualitatif). Pembagian variabel lain berdasarkan fungsinya yaitu variabel eksogen (bebas) dan endogen (variabel antara dan variabel terikat). Setelah diklasifikasikan, variabel tersebut didefinisi operasionalkan, sehingga bisa diuji.

Pemilihan instrumen dan pengumpulan data.Instrumen penelitian harus memenuhi syarat yaitu valid dan reliabel. Valid artinya instrumen tersebut bisa mengukur tentang apa yang diukur. Reliabel artinya bersifat ajeg dalam arti pengukuran yang berulang-ulang hasilnya adalah sama. Validitas terdiri atas validitas konstruk, validitas isi, validitas prediktif, validitas eksternal, validitas budaya, dan validitas rupa. Pengujian validitas lazimnya digunakan korelasi Pearson (r), nomor pertanyaan berperan sebagai variabel bebas, skor total pertanyaan sebagai variabel tergantung, selanjutnya setiap nomor pertanyaan dikorelasikan dengan skor total. Untuk menguji kemaknaan koefisien korelasi digunakan uji t atau dengan cara membandingkan r yang diperoleh dengan r tabel. Bila r yang diperoleh minimal sama dengan r tabel berarti korelasi tersebut bermakna. Bila digunakan uji t, asalkan t hitung minimal sama dengan t tabel berarti korelasi tersebut bermakna dan berarti pula nomor pertanyaan tersebut adalah valid (sahih).Untuk uji reliabilitas lazimnya digunakan teknik genap gasal dan teknik belah tengah. Uji reliabilitas genap gasal, metodenya semua nomor pertanyaan dikelompokkan menjadi 2 yaitu kelompok genap dan gasal, selanjutnya antara skor kelompok gasal dikorelasikan dengan kelompok genap. Untuk metode belah tengah nomor pertanyaan dibagi menjadi 2 tanpa melihat genap gasal. Selanjutnya skor kelompok I dikorelasikan dengan skor kelompok II. Hasil pengujian reliabel (handal) jika korelasi yang diperoleh bermakna.Jenis dan rancangan penelitianPenelitian berdasarkan ada tidaknya perlakuan yang diberikan dibagi menjadi 2 jenis yaitu penelitian eksperimental (ada perlakuan) dan noneksperimental (tidak ada perlakuan). Penelitian eksperimental dibagi menjadi 2 yaitu eksperimental sungguhan (true experimental) bila variabel pengaruh selain perlakuan yang diberikan dapat dikendalikan, biasanya digunakan hewan coba untuk penelitiannya dan eksperimental semu (quasy experimental) bila variabel pengaruh selain perlakuan yang diberikan tidak dapat dikendalikan, biasanya digunakan manusia untuk penelitiannya. Jenis penelitian noneksperimental dibedakan menjadi penelitian survei dan penelitian observasional. Berdasarkan waktunya dibedakan menjadi penelitian longitudinal dan cross sectional. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dibedakan menjadi penelitian deskriptif dan inferensial.

Rancangan penelitian non eksperimental dibedakan menjadi :Rancangan penelitian historis,Rancangan penelitian korelasional,Rancangan penelitian kasus,Rancangan penelitian eksplanatori,Rancangan penelitian case control,Rancangan penelitian cohort.

Rancangan penelitian eksperimental dibedakan menjadi :Rancangan acak lengkap,Rancangan acak kelompok,Rancangan sama subyek,Rancangan bujur sangkar latin,Rancangan faktorial,Rancangan petak terpisah.

Penentuan sampelUntuk generalisasi hasil penelitian, perlu ditetapkan besar sampel yang dipergunakan. Besar sampel yang dipergunakan tergantung dari banyak faktor antara lain biaya, tenaga, waktu, ketelitian dan apakah penelitiannya menyebabkan kerusakan pada unit yang diteliti atau tidak. Pendekatan secara ilmiah besar sampel tergantung kepada apakah populasinya terbatas (finit) atau tidak terbatas (infinit), tergantung pula pada harga alfa, simpangan baku, proporsi, perbedaan antara kelompok yang diteliti dan rancangan penelitiannya.Proses pengambilan sampel dari populasinya disebut sampling, bila seluruh populasi diambil disebut sensus. Sampling dibagi menjadi 2 macam yaitu probability sampling apabila semua unsur atau unit dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel dan nonprobability sampling. Probability sampling lebih baik daripada nonprobability sampling karena hasilnya bisa digeneralisasikan.Sampling dengan probability sampling macamnya :Sampling acak sederhana,Sampling sistematik, Sampling acak bersrata,Sampling wilayah.

Sampling acak sederhana (simple random sampling) dilakukan apabila populasinya relatif homogen, bisa dilakukan dengan cara undian, tabel bilangan random, atau menggunakan kalkulator.Sampling sistematik (systematic sampling) adalah sampling yang prosesnya berdasarkan interval tertentu, misalnya karyawan ke-10, atau ke-15 atau ke-n. Disebut sampling sistematik karena mengikuti sistematika tertentu. Sampling sistematik termasuk propability sampling karena penentuan nomor pertama dilakukan secara random. Beberapa buku memasukkan sampling sistematik dalam kelompok sampling nonprobability karena penentuan setelah nomor pertama dilakukan tidak dengan random.Sampling acak berstrata (Stratified random sampling) dilakukan bila populasinya bersifat heterogen misalnya pegawai negeri, pejabat struktural, dll. Dibedakan menjadi 2 yaitu proportional stratified random sampling dan nonproportional stratified random sampling. Proporsional apabila pengambilan setiap strata prosentasenya sama, sedang nonproporsional apabila prosentase tiap strata tidak sama.Sampling wilayah (area atau cluster random sampling) adalah sampling dengan populasi tersebar di suatu daerah, misalnya Propinsi, Pemerintah Kota, Kabupaten, Kecamatan, dll.Sampling nonprobabilitas adalah sampling dengan semua unsur atau unit dalam populasi tdak mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Sampling nonprobabilitas hasilnya tidak dapat digeneralisasikan, lebih cocok untuk jenis penelitian kualitatif. Sampling nonprobabilitas terdiri atas :Sampling kuota,Sampling aksidental,Sampling purposiv,Sampling jenuh,Sampling bola salju.

Sampling kuota (quota sampling) adalah sampling yang mendasarkan pada ciri-ciri tertentu dalam jumlah yang diinginkan.Sampling aksidental (accidental sampling) adalah sampling dengan cara menentukan siapa saja yang ketemu saat itu, misalnya nasabah Bank, pasien dokter, pengunjung supermarket, dll.Sampling purposiv (purposive sampling) adalah sampling yang dilakukan berdasarkan pertimbangan tertentu,misalnya seseorang dengan pendapatan tertentu, pekerjaan tertentu, dll.Sampling jenuh (saturation sampling) adalah sampling yang mendasarkan kepada jenuh atau tidaknya sampel, dikatakan jenuh apabila besar sampelnya lebih dari setengah populasi.Sampling bola salju (snowball sampling) adalah sampling yang diawali dengan cara menentukan kelompok kecil yang diminta untuk menunjukkan kawan masing-masing, kemudian kawan-kawan itu menunjuk kawan lainnya sehingga terbentuk bola salju.

Pengumpulan dataMetode pengumpulan data secara garis besar dibedakan menjadi metode observasi, interview, metode angket, dan metode dokumenter. Metode observasi (pengamatan) dibedakan menjadi metode observasi dengan partisipasi dan nonpartisipasi. Metode observasi dengan partisipasi artinya pengumpul data berperan sebagai responden, sedangkan nonpartisipasi pengumpul data tidak harus berperan sebagai responden. Metode interview (wawancara) dibedakan menjadi metode interview terstruktur dan tak terstruktur. Wawancara terstruktur artinya pertanyaan pada waktu wawancara telah disiapkan sebelumnya dan tidak boleh menyimpang, sedang metode tak terstruktur pertanyaannya bebas. Metode angket adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan. Metode angket dibedakan menjadi metode angket tertutup, terbuka dan kombinasi keduanya. Angket tertutup adalah angket yang telah menyediakan jawaban pertanyaan dan responden tinggal memilihnya. Angket terbuka adalah angket yang tidak menyediakan jawaban pertanyaan. Angket kombinasi terbuka dan tertutup, sebagian jawaban telah tersedia dan sebagian tidak. Dari segi administrasinya, metode angket bisa dikirim lewat pos atau diberikan secara langsung. Keempat macam metode pengumpulan data tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dalam penelitian bisa saja metode pengumpulan datanya lebih dari satu macam. Dalam penelitian sering digunakan studi kepustakaan dalam pengumpulan data, padahal metode ini salah. Studi kepustakaan bukan metode pengumpulan data melainkan membahas kajian teoritik dan empirik yang menjadi landasan penelitian itu dilaksanakan.

Analisis dataAnalisis data bertujuan untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang diajukan diterima atau ditolak. Uji statistika yang dipergunakan untuk analisis data yang telah terkumpul tergantung kepada skala data, hipotesis dan rancangan penelitiannya.

Interpretasi hasil penelitianBerdasarkan hasil uji statistika yang dipergunakan, hasilnya diinterpretasikan apakah hipotesisnya diterima atau ditolak dengan menggunakan harga alfa tertentu. Dalam penelitian tidak semua hipotesis penelitian yang diajukan harus diterima, yang penting dijelaskan mengapa hipotesis penelitian yang diajukan tersebut ditolak.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi R. (2005). Memahami Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan I. Penerbit UM Press. Malang. Arikunto S. 2010. Manajemen Penelitian. Cetakan XI. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta Hadi S. (1979). Statistika. Cetakan ke-5. Gajah Mada Press. YogyakartaNotoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan I. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Pratiknya A.W.(2007). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi I. Cetakan ke-6. Raja Grafindo Persada. Jakarta.Sastroasmoro S, Ismael S. (1995). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Cetakan I. Binarupa Aksara. Jakarta.Siegel S. 1994. Statistik Non Parametrik. Cetakan ke-6. PT Gramedia. Jakarta.

Lampiran 1. Sistematika Penulisan Usulan Penelitian

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritik2.2. Landasan Empirik2.3. Kerangka Konseptual2.4. Hipotesis

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian3.2. Klasifikasi dan Definisi Operasional Variabel3.3. Populasi, Sampel dan Sampling3.4. Pengumpulan Data3.5. Analisis Data