Tekhnik Sampling

download Tekhnik Sampling

of 13

description

Ada beberapa teknik sampling yang akan dibahas dalam artikel makalah ini.

Transcript of Tekhnik Sampling

TEKHNIK SAMPLINGBy Zainudin (zeinudien) PENDAHULUANA. Latar Belakang Setiap manusia pasti dipenuhi rasa keingin tahuan mereka. Mereka menguak keingintahuan tersebut dengan berbagai upaya, salah satunya dalam kajian makalah ini adalah penelitian. Untuk mendapatkan informasi mengenai hasil data yang sesuai diperlukan teknik pengumpulan data tertentu. Dalam penelitian, data merupakan kebutuhan dasar bagi peneliti agar mempermudah proses riset selanjutnya. Ada beberapa tehnik dalam mengumpulkan data, salah satunya mencari responden untuk diminta keterangannya demi mendapat informasi yang berguna. Bayangkan jika seandainya dalam mengumpulkan data untuk memperoleh informasi dari data yang diinginkan membutuhkan responden yang banyak. Atau juga meneliti dengan meminta persepsi mengenai suatu permasalahan kepada masing-masing orang dalam suatu populasi atau kelompok yang jumlahnya. Maka dari itulah perlu dilakukan teknik sampling, menentukan jumlah tertentu dengan harapan mendapat keterangan yang representatif dari populasi atau kelompok tersebut. Dalam makalah ini akan dijelaskan semaksimal mungkin apa dan bagaimana teknik sampling itu. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan sampling? 2. Bagaimana pembagian sampel dan populasi? 3. Bagaimana pengumpulan informasi dengan teknik sampling? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui definisi dari sampling. 2. Untuk mengetahui pembagian sampel dan populasi. 3. Untuk mengetahui beberapa teknik sampling.1

D. Kegunaan Penulisan 1. Sebagai bahan informasi mengenai metodologi penelitian, khususnya teknik sampling. 2. Sebagai bahan pengetahuan berupa bacaan ilmiah bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah metodologi penelitian. 3. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan untuk menambah pengalaman penulis dan pihak-pihak yang ingin mengadakan perkemangan mengenai permasalahan ini. 4. Sebagai bagian dari koleksi bacaan karya ilmiah di perpustakaan STAIN Palangka Raya.

2

BAB II PEMBAHASANA. Definisi Sampling Menurut Riduwan dalam bukunya yang berjudul Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian, bahwa sampel adalah bagian dari populasi. Sedangkan menurutnya lagi, sampel penelitian atau sampling adalah mengambil sebagian dari populasi sebagai representatif sumber informasi dari populasi itu sendiri.1 Objek dari sampling itu adalah populasi yang tidak memungkinkan dapat diteliti secara keseluruhan yang kemudian diambil beberapanya saja. Misalnya mengambil 100 orang dari populasi yang berjumlah 1000 orang untuk dimintai keterangan dan diteliti. Dengan kata lain, sampel adalah metode pengumpulan data yang mengambil sebagian yang diperlukan dari populasi yang tidak dapat dihitung keseluruhan, dengan catatan bahwa dalam teori sampel, semakin homogen suatu populasi maka semakin sedikit dan mudah untuk dilakukan sampel.

B. Pembagian Sampel dan Populasi Sutrisno Hadi membagi sampel berdasarkan jumlah yang diambil untuk pengumpulan data sebagai berikut:2 1. Sampel kecil, sampel yang diambil jumlahnya kurang dari 30 buah. 2. Sampel besar, sampel yang diambil jumlahnya lebih dari 30 buah. Sampel diambil dan digunakan sebagai pertimbangan yang efisien dan mengarah pada pusat permasalahan dalam suatu penelitian dengan memfokuskan pada bagian populasinya. Pengambilan sampel yang tepat merupakan awal

1

Riduwan, Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian, edisi 2, Bandung: CV. Alfabeta, 2009,

h. 1012

Sutrisno Hadi, metodologi research Jilid 3, Yogyakarta: Andi, 2004, h. 367

3

suksesnya suatu penelitian.3 Nawawi (1983) membedakan populasi menjadi dua berdasarkan penentuan sumber data yaitu: 1. Populasi terbatas, yaitu keseluruhan individu yang sumber datanya dapat ditentukan secara kuantitatif karena terbatasnya jumlah populasi yang akan diteliti. Misalnya di SD MIN Langkai berjumlah 300 orang, terdiri dari 150 siswa dam 150 siswi. Dengan ini sampling dapat dilakukan dengan mudah. 2. Populasi tidak terbatas, yaitu keseluruhan individu yang sumber datanya tidak dapat ditentukan secara kuantitatif. Perlu spesifikasi lebih lanjut lagi agar dapat ditentukan dan diambil sampelnya. Kemudian Burhan Bungin membaginya juga menjadi dua berdasarkan kompleksitas objek populasi, yaitu sebagai berikut:4 1. Populasi homogen, yaitu keseluruhan individu yang mempunyai karakteristik yang sama atau hampir sama. Sama seperti populasi terbatas bahwa menurut para pakar, populasi ini lebih mudah diambil sampelnya. Contoh sederhananya adalah air, air bersifat homogen karena masing-masing keseluruhan zat cairnya sama. 2. Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu yang masing-masing atau sebagiannya mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lainnya. Menurut para pakar, populasi ini lebih sulit diambil sampelnya, semakin heterogen suatu populasi, maka semakin sulit sampel yang diambil. Sama seperti populasi terbatas, perlu spesifikasi yang lebih khusus agar dapat diambil sampel.

C. Teknik Sampling Dalam pengambilan data dengan sampling, tentunya ada beberapa teknik tertentu dalam pelaksanaannya. Teknik ini mempunyai keuntungan sebagai berikut:53

Joko Subagio, Metode Penelitian: Dalam Metode dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, h. 29

Burhan Bungin, Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmuilmu sosial lainnya, edisi 2, Jakarta: Prenada Media Group, 2006, h. 100

4

4

1. Biaya opreasional lebih murah 2. Waktunya lebih singkat 3. Tenaga yang diperlukan dalam penyelidikan lebih sedikit Teknik sampling dapat mengukur besarnya sampel yang diambil. Suharsini Arikunto menyatakan bahwa penggunaan teknik sampling Tidak hanya satu bagian teknik sampling itu sendiri, dapat juga dikombinasikan dengan teknik sampling lain.6 Mengenai teknik sampling, akan dijelaskan lebih komprehensif sebagai berikut:7 1. Random Sampling Teknik random sampling merupakan metode pengambilan sampel secara acak. Teknik ini dapat digunakan apabila objek sampelnya berupa populasi homogen atau mengandung maksimal satu ciri.8 Teknik random sampling terbagi lagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:9 a. Random Sampling Sederhana Teknik random sampling sederhana ini dilakukan dengan cara undian atau lotere. Hal ini bertujuan agar mendapatkan sampel secara acak dengan cara yang sederhana. Prosedurnya adalah sebagai berikut: 1) Ambil kertas-kertas kecil yang digulung sebanyak jumlah populasi kalau perlu pada kertas itu ditulis nomor undiannya. 2) Kasih setengah kertas itu kepada masing-masing elemen dalam populasi.

Marzuki, Metodologi Riset, edisi 9, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 2002, h. 426

5

Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian, edisi 6, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h. 126 Marzuki, Metodologi Riset... h. 41-52. lihat juga Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian... h. Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian,... h. 126

7

126-1318

Ibid., lihat juga Marzuki, Metodologi Riset... h. 43-45 dan Saifudin Azwar, metode penelitian, edisi 8, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 81

9

5

3) Mintalah kepada masing-masing elemen untuk menuliskan namanya dalam kertas kecil itu kemudian digulung dan. 4) Kalau sudah ditulis dan digulung, mintalah untuk dikumpulkan. 5) Lakukan pengundian, undi hingga kertas gulung yang keluar jumlahnya sesuai yang diinginkan. b. Random Sampling Beraturan Teknik mengambil sampel random sampling beraturan yaitu dengan cara menentukan dengan bilangan kelipatan tertentu. Misalnya peneliti memberi nomor di tiap individu atau elemen kemudian menetapkan bilangan ordinal 5 dari suatu populasi yang berjumlah 100 orang, maka diambil sampel adalah dari nomor urut 5 hingga kelipatannya yaitu 10, 15, 20, 25,...,100. c. Random Sampling dengan bilangan random Teknik random sampling dengan bilangan random digunakan apabila sampel yang diambil jumlahnya besar. kesalahan atau penyelewengan dapat diminimalisir. Teknik random sampling ini menggunakan tabel yang berisi angkaangka yang telah ditentukan, serta pengelompokkan dari populasi tersebut. Sebelum itu ditentukan dulu sampelnya denga prosedur sebagai berikut: 1) Memberi nomor tiap item atau elemen populasi 2) Kelompokkan elemen populasi tersebut secara berurutan, misal populasi 75 dibagi menjadi tiga kelompok, namun dirurutkan. 3) Ambil sampel pertama dengan nomor sesuka hati sesuai dengan jumlah populasi: Kalau populasi 1 - 10 ambil 1 angka Kemungkinan terjadi

populasi 11 - 100 ambil 2 angka populasi 101 - 1000 ambil 3 angka dan seterusnya 4) Nomor sampel yang diambil dapat diperoleh dari pembacaan tabel dengan baris yang sama, diteruskan dengan baris-baris berikutnya. Bisa

6

juga ditentukan sesuka hati namun beraturan. Contoh tabelnya adalah sebagai berikut: Nomor Kelompok Kolom No. 1-4 1 2 3 4 5 2304 6718 4570 5403 2109 5-8 0322 3456 2017 6918 6572 9-12 1906 7549 6016 8456 5220 13-16 1102 2804 0891 6662 7010 17-20 6537 1313 5301 3123 4385

Misalkan dalam mementukan sampel diambil dari baris 3 kolom 9 dan 10 (lihat kolom 9-12) misal dengan jatuhnya pensil pada kolom dan baris tersebut, dapat diambil sampel dengan mengambi dua angka, yaitu nomor 60 (6 pada kolom sembilan dan 0 pada kolom 10). Selanjutnya bisa ditentukan secara horizontal maupun vertikal atau sesuka hati. Misalnya dengan horizontal ke kanan diambil nomor ordinalnya 16, 08, 91, 53, 01. Maka elemen yang mempunyai nomor urut yang diambil tersebut terpilih sebagai sampel. 2. Cluster Sampling Teknik cluster sampling merupakan metode pengambilan sampel berdasarkan pengelompokan-pengelompokan tertentu. Teknik ini digunakan apabila ciri tiap elemen dalam populasi bersifat heterogen. Misalnya menentukan besar pendapatan orang tua siswa SLTPN Pahandut, ditentukan dan dikelompokkan jenis pekerjaan orangtuanya misalkan pedagang, petani, pengusaha, anggota polisi dan lain setrusnya. Kemudian mengambil beberapa siswa sebagai sampel dari masing-masing kelompok jenis

7

pekerjaan. Maka dapat diperoleh hasil yang representatif tentang masingmasing pendapatan orang tua siswa. 3. Stratified Sampling Teknik stratified sampling adalah menentukan sampel berdasarkan tingkatannya atau strata. Ini dilakukan ketika ciri pada setiap elemen dalam populasi mempunyai tingkatan yang berbeda. Misalnya ingin menguji kemampuan akademisi setiap mahasiswa yang tinginkatannya antara semester 5 hingga semester 7. Diambillah beberapa representatif mahasiswa dari semester 5,6, dan 7 sebagai sampel objek penelitian. 4. Purposive Sampling Teknik purpose sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan tujuan tertentu yang diinginkan peneliti. Dengan kata lain, sampel yang diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang dibuat peneliti. Misalnya peneliti ingin mengetahui pengaruh pengajaran agama Islam terhadap siswa tingkat SLTA. Objek yang akan diteliti adalah MAN Model Palangkaraya, SMA Muhammadiyah Palangka Raya, dan SMA NU Palangka Raya. Peneliti kemudian mengambil jumlah sampel yang sama banyak dari masing-masing sekolah tersebut dengan maksud banyaknya sampel dari ketiga sekolah tersebut dapat sama. 5. Area Sampling Teknik area sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan mempertimbangkan daerah yang akan diteliti, kemudian lebih spesifik ke bagian profinsi, begitu setrusnya hingga ke bagian desa-desa terpencil. Metode area sampling biasanya menggunakan gugus bertahap. Misanya penelitian kuantitatif dan kualitatif mengenai fasilitas pendidikan di wilayah pedesaan Provinsi Kalimantan Tengah dengan mengambil sampel delapan desa. Prosedur samplingnya sebagai berikut: 1) Tentukan perbandingan masing-masing dibagi menjadi empat desa. Empat desa yang satu merupakan surplus fasilitas pendidikan sedangkan empat desa lainnya minus fasilitasnya.8

2) Kemudian pilih dua kabupaten yang akan dituju, satu kabupaten mempunyai surplus fasilitas pendidikan sedangkan satunya lagi minus fasilitasnya. misalnya dipilih Kabupaten Lamandau dan Gunung Mas. 3) Pilih lagi dari masing-masing dua kabupaten diambil empat kecamatan. Dua kecamatan dari kabupaten yang surplus fasilitas pendidikan dan dua dari kapupaten yang minus fasilitasnya. 4) Ambil lagi dari setiap kecamatan masing-masing dua desa pilihan dengan perbandingan surplus-minus seperti yang disebutkan sebelumnya. Dengan demikian didapatlah desa sampel yang berjumlah delapan desa. 6. Proporsional Sampling Teknik sampling jenis ini ialah bagaimana jumlah sampel yang diambil dalam setiap tingkatan populasi dapat berimbang. Untuk dapat menggunakan teknik ini, mengetahui jumlah individu dalam struktur strata populasi merupakan hal terpenting.10 Misalkan meneliti minat calon mahasiswa masuk jurusan antara Tarbiyah, Syariah, dan Dakwah di STAIN Palangka Raya diperoleh data sebagai berikut: Jurusan Tarbiyah : 200 orang Jurusan Syariah : 150 orang 90 orang Jurusan Dakwah : Total

: 440 orang

Kemudian jumlah sampel yang diinginkan 10% atau 44 orang. Sehingga diatur dari jurusan Tarbiyah diambil 20 orang sebagai sampel, jurusan Syariah diambil 15 orang, dan Dakwah 9 orang. Inilah yang dimaksud dengan pengambilan sampel secara berimbang. Semakin banyak jumlah populasi, semakin banyak juga sampel yang diambil dan begitu pula sebaliknya.

Burhan Bungin, Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmuilmu sosial lainnya,... h. 114

10

9

7. Double Sampling Teknik sampling jenis ini diperlukan apabila peneliti merasa belum puas akan sampel yang akan dia ambil. Ada tahapan tertentu yand dijalankan dalam double sampling ini.11 Misalnya ketika telah mendapatkan sampel, sampel tersebut belum memberikan keyakinan pada peneliti. Kemudian dilakukan tahap berikutnya, apakah itu dengan area sampling atau cluster sampling hingga mendapat hasil yang memuaskan. 8. Quata Sampling Teknik quata sampling ini menggunakan seluruh unit-unit populasi dipilih sebagai sampel. Teknik ini menentukan jumlah sampel dari masingmasing unit populasi tersebut dengan catatan tidak berimbang, karena itu akan termasuk pada proporsional sampling. Misalnya dalam penelitian pendapatan pedagang dari perdangan yang ditentukan dalam pasar tradisional, ditentukan jumlah sampel dari masing-masing unit populasi sebagai responden sebagai berikut: Pedagang daging ayam 12 orang Pedagang sayur 24 orang Pedagang beras 16 orang Pedagang ikan 20 orang Dari jumlah tersebut, masing-masing dijadikan sebagai responden untuk di-interview atau diberi kuesioner. Menganai apakah sampel-sampel yang diambil dengan teknik ini cukup representatif atau tidak, bukan urusannya. Hal ini dikarenakan peneliti menentukan sendiri jumlah unit populasi dan sampel yang akan diambil dari unit-unit tersebut.

11

Marzuki, Metodologi Riset... h. 51

10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diambil dalam penelitian. Sedangkan sampling adalah pemngambilan sampel dengan beberapa teknik tertentu dalam pengumpulan data. Sampel berdasarkan batasan jumlahnya terbagi menjadi dua, yaitu sampel besar dan kecil. Populasi berdasarkan batas penentuan data dibagi menjadi dua, yaitu populasi terbatas dan tidak terbatas. Populasi juga dapat dibagi dua berdasarkan kompleksitas objeknya, yaitu populasi homogen dan heterogen. Adapun teknik sampel adalah sebagai berikut: 1. Random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak, dapat menggunakan undian, bilangan kelipatan, serta tabel bilangan random. Teknik ini berlaku apabila populasinya homogen. 2. Cluster sampling, yaitu pengambilan sampel yang heterogen, dengan

mengelompokkan masing-masing ciri elemen dalam masing-masing populasi. 3. Stratified sampling, yaitu pengambilan sampel yang unit populasinya atau keompok ciri elemen yang akan diselidiki memiliki tingkatan. 4. Purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan maksud dan tujuan tertentu yang lebih kepada pertimbangan peneliti itu sendiri. 5. Area sampling yaitu pengambilan sampel berupa daerah mana yang akan diteliti, kemudian meneliti ke daerah yang lebih spesifik. Sampel di sini biasanya adalah kawasan atau daerah. 6. Proporsional sampling, yaitu pengambilan sampel yang mana jumlah masing-masing unit populasinya berbeda-beda, penentuannya disesuaikan dengan jumlah dari masingmasing unit populasi. Semakin banyak unit populasinya, semakin banyak pula sampel yang akan diambil.

11

7. Double sampling, yaitu penggunaan sampling lebih dari satu teknik. Dengan kata lain mencampurkan teknik sampling yang satu dengan teknik sampling lain yang berbeda atau sama. Bisa juga bertahap dari teknik pertama kemudian teknik selanjutnya. 8. Quata sampling, yaitu pengambilan sampel dengan oenentuan unit populasi kemudian mengambil sampelnya sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian. B. Saran 1. Kepada mahasiswa (i) agar dapat mempermudah penelitannya, terutama dalam pengumpulan data dengan menggunakan metode sampling. Namun harus diperhatikan seberapa besar dan bagaimana sampel yang tepat yang akan diambil. 2. Kepada setiap mahasiswa (i) yang membaca makalah ini agar dapat memberikan masukan, tanggapan, dan komentar yang positif dan membangun agar pengembangan makalah ini lebih sempurna.

3. Kepada dosen yang bersangkuta agar memberikan oenjelasan yang jelas, mendetil dankomprehensif agar mahasiwa (i) khususnya pada program studi Ekonomi Syariah STAIN Palangka Raya dapat memahami tentang bagaimana metodologi penelitian khusunya dalam pengumpulan data untuk pembelajaran dalam membuat laporan penelitian, proposal penelitan, skirpsi, dan lain sebagainya.

12

DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsini, 2003, Manajemen Penelitian, edisi keenam, Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifudin, 2007, Metode Penelitian, edisi kedelapan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungin, Burhan, 2006, Penelitian Kualitatif, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, edisi kedua, Jakarta: Prenada Media Group. Hadi, Sutrisno, 2004, Metodlogi Research III, Yogyakarta: Andi. Marzuki, 2002, Metodologi Riset, edisi kesembilan, Yogyakarta: Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi Islam Indonesia. Nawawi, Hadari, 1983, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada. Riduwan, 2009, Metode & Teknik Menyusun Proposal penelitian, edisi kedua, Bandung: Alfabeta. Subagio, Joko, 1991, Metode Penelitian: Dalam Metode dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

13