Tekanan Osmotik Koloid Dan Kehamilan
-
Upload
nurulazizahhh -
Category
Documents
-
view
143 -
download
0
description
Transcript of Tekanan Osmotik Koloid Dan Kehamilan
-
5/23/2018 Tekanan Osmotik Koloid Dan Kehamilan
1/8
TEKANAN OSMOTIK KOLOID DAN
KEHAMILAN
Oleh:
Nurul Azizah
030.08.186
Dosen Pembimbing:
dr. Dean Wahjudy, Sp.OG (K)
KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BEKASI
PERIODE 2 JUNI9 AGUSTUS 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
-
5/23/2018 Tekanan Osmotik Koloid Dan Kehamilan
2/8
TEKANAN OSMOTIK KOLOID DAN KEHAMILAN
Tekanan osmotik cairan adalah difusi netto air sesuai penurunan gradien
konsentrasinya (ke daerah dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi) dimana
dapat ditunjukkan ketika dua solusi dengan konsentrasi koloid yang berbeda
dipisahkan oleh membran semipermeabel. Molekul-molekul yang tidak dapat
melewati membran disebut sebagai koloid dan bertanggung jawab untuk tekanan
onkotik.
Plasma terdiri dari tiga komponen utama yaitu albumin, globulin dan
fibrinogen. Konsentrasi albumin dalam plasma adalah dua kali lipat dari konsentrasi
globulin dan 15 kali dari fibrinogen. Tekanan osmotik berhubungan dengan jumlah
molekul daripada ukuran molekul tersebut. Oleh karena itu, albumin bertanggung
jawab sampai 75% terhadap tekanan onkotik plasma. Sisa efek onkotik
lainnyadiberikan oleh fraksi globulin, sedangkan fibrinogen hanya memainkan
peranan kecil.
HUKUM STARLING DAN PARU-PARU
Hukum Starling kapiler dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
Qf= Kf[(PpP1)R (COPpCOP1)]
Keterangan:
Qf= Total aliran cairan yang melewati membran kapiler
Kf= Koefisien filtrasi cairan
Pp= Tekanan hidrostatik kapiler
P1= Tekanan hidrostatik interstisiel
R = Koefisien refleksi
COPp= Tekanan osmotik kapiler plasma
COP1= Tekanan osmotik cairan interstisiel
-
5/23/2018 Tekanan Osmotik Koloid Dan Kehamilan
3/8
1. Faktor yang mempengaruhi pergerakan cairan ke kapiler paru:Tekanan hidrostatik kapiler 7 mmHg
Tekanan osmotik koloid cairan interstisiel +6 mmHg
Total kekuatan masuk 23 mmHg
2. Faktor yang mempengaruhi pergerakan cairan keluar dari kapiler paru:Tekanan osmotik koloid plasma 25.4 mmHg
Tekanan hidrostatik interstisiel - 6.0 mmHg
Total kekuatan keluar 19.4 mmHg
3. Netto kekuatan filtrasi rata-rata:Total kekuatan masuk 23.0 mmHg
Total kekuatan keluar -19.4 mmHg
Netto kekuatan 3.6 mmHg
Dengan demikian tekanan total filtrasi bersih pada kapiler paru yang positif akan
menghasilkan gerakan cairan ke dalam ruang interstitial.
NORMAL STARLING DALAM KEHAMILAN
Nilai untuk COPp pada awal kehamilan (23.2 0.8 mmHg) yang dicatat
secara statistik lebih tinggi dari nilai yang diperoleh pada trisemester ketiga (21.1
1.2 mmHg).
Penulis mengemukakan bahwa, selama perkembangan kehamilan,
peningkatan filtrasi kapiler sekunder untuk peningkatan tekanan hidrostatik kapiler
pada awalnya akan menyebabkan turunnya COP1 dengan pengenceran sederhana.
Untuk memperhitungkan penurunan yang lebih besar dalam COP1 dibandingkan
dengan COPp, dengan bertambahnya usia kehamilan, protein di interstisium akan
meningkat. Penulis mengemukakan bahwa peningkatan aliran limfatik akan
mempengaruhi pengurangan tersebut dalam konsentrasi protein dari interstitium.
-
5/23/2018 Tekanan Osmotik Koloid Dan Kehamilan
4/8
PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN COPp
Meskipun berbagai kekuatan Starling telah diukur dengan teknik
eksperimental, namun hanya COPp dapat diukur. Beberapa alat komputerisasi
sekarang telah dapat digunakan untuk penentuan COPp. Namun dalam situasi
osmometer tidak tersedia, COPpdapat dihitung setelah penentuan serum albumin atau
total protein dimana COP dinyatakan dalam mm Hg dan total protein dalam gr / dL.
Analisis komputerisasi albumin serum, total protein dan COPppada kelompok pasien
hamil dengan normotensi dan pasien dengan hipertensi dalam kehamilan
menghasilkan dua persamaan baru untuk perhitungan COPpselama kehamilan, yaitu:
COPp(mmHg)= 5.21 x Total serum protein 11.4
Dan
COPp(mmHg)= 8.1 x Serum albumin8.2
Persamaan ini dianggap akurat dengan kisaran 10% dari kesalahan dalam 75%
dan 80% kasus berturut-turut.
NILAI NORMAL
COPp pada janin tampaknya meningkat selama kehidupan intrauterin dan
mencapai nilai 10 2.3 mmHg pada 40 minggu kehamilan. Weil dan penelitiannya
melaporkan bahwa COPp rata-rata pada orang dewasa yang sehat adalah 25,4 2.3
mmHg. COPp sedikit lebih rendah pada pasien wanita bila dibandingkan dengan
pasien pria. Sedangkan penurunan terdapat pada usia lanjut.
Nilai COPp pada ibu dengan kehamilan normal mengalami penurunan dan
mencapai titik nadir pada sekitar 34-36 minggu kehamilan. Hal ini sejajar denganpenurunan konsentrasi serum albumin ibu. Nilai rata-rata dilaporkan 22,4 0.54
mmHg. Oian dkk, menemukan hematokrit, konsentrasi albumin serum, dan
konsentrasi total protein serum secara signifikan lebih rendah pada trisemester ketiga
dibandingkan dengan trisemester pertama. Para penulis menyimpulkan bahwa
-
5/23/2018 Tekanan Osmotik Koloid Dan Kehamilan
5/8
penurunan COPpdi semester ketiga adalah hasil dari dilusi protein plasma sekunder
untuk peningkatan volume plasma. Karena albumin dianggap protein utama yang
bertanggung jawab untuk tekanan onkotik plasma. Robertson mengemukakan bahwa
penurunan konsentrasi albumin yang berlangsung pada kehamilan adalah penyebab
menurunnya COPpdi masa kehamilan.
VARIASI COPp
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi COPp adalah sebagai berikut.
Faktor yang dapat meningkatkan COPp
Penggunaan tourniquet yang terlalu lama dalam pengambilan sampel
Hemolisis
Plasma > serum
Peningkatan tekanan darah
Peningkatan pH
Faktor yang dapat menurunkan COPp
Penurunan tekanan darah
Penurunan pH
Posisi Supinasi
Umur
Pria > Wanita
Kehamilan
Normotensi dalam kehamilan > Hipertesi dalam kehamilan
Antepartum > postpartum
Terapi tokolitik
Penggunaan cairan kristaloid yang terlalu banyak
-
5/23/2018 Tekanan Osmotik Koloid Dan Kehamilan
6/8
CAIRAN DAN COPp
Cairan intravena dapat dibagi menjadi cairan kristaloid dan koloid. Yang
termasuk cairan kristaloid yaitu normal salin (NaCl 0,9%) dan Ringer laktat, dimana
komposisi cairan ini adalah anion dan kation. Oleh karena membran kapiler bersifat
permeabel terhadap molekul dengan berat molekul yang rendah seperti natrium dan
klorida, maka pemberian cairan kristaloid ke intravaskular akan menyebabkan
penurunan COPp. Sedangkan yang termasuk cairan koloid yaitu albumin serum,
plasma protein fraction (PPF), dan Hetastarch (Hespan), dimana komposisi cairan ini
adalah protein plasma. Oleh karena itu pemberian cairan koloid ini akan
meningkatkan COPp.
NILAI COPp PADA HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Pengukuran COPppada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan memiliki
nilai lebih rendah dibandingkan pasien dengan normotensi (17.9 0.68 mmHg dan
22 0.48 mmHg). Berdasarkan penelitian Chesley, proteinuria adalah penyebab
penurunan COPp pada preeklampsia. Sedangkan berdasarkan penelitian Bhatia
terhadap 12 pasien dengan hipertensi dalam kehamilan yang ringan dan 20 pasien
dengan hipertensi dalam kehamilan yang berat menyatakan bahwa kerusakan
vaskular berperan lebih penting daripada proteinuria terhadap penurunan COPp.
COPp DALAM PERIODE POST PARTUM
Nilai COPppada 24 jam post partum mengalami penurunan menjadi 15.4
2.1 mmHg. Penurunan ini mulai nberlangsung pada 6-16 jam setelah persalinan.
Penjelasan mengenai penurunan COPp ini adalah sebagai berikut. 1) posisi supinasiselama proses persalinanberlangsung, 2) kehilangan darah selama proses persalinan,
3) pemberian terapi cairan intravena dengan kristaloid yang terlalu banyak selama
persalinan. 4) perpindahan cairan ekstravaskular ke intravaskular.
-
5/23/2018 Tekanan Osmotik Koloid Dan Kehamilan
7/8
Normal values for COPp
Variable COP (mmHg,
Mean SD)
Condition
Age (years)
Sex
Normotensive pregnancy
Pregnancy-induced
hypertension
Ambulatory
Supine
70
Male
Female
Antepartum
Postpartum (first 24 hours)
Antepartum
Postpartum (first 24 hours)
25.4 2.3
21.6 3.6
21.6 4.7
20.7 4.2
19.7 3.7
21.6 4.8
19.6 4.2
22.4 0.5
15.4 2.1
17.9 0.7
13.7 0.5
COPp DAN TERAPI BETAMIMETIK
Terdapat sedikit penurunan COPppada pemberian terapi betamimetik untuk
pasien hamil. Penggunaan terapi betamimetik jangka panjang berhubungan dengan
penurunan nilai COPp ( 25.1 19.3 mmHg). Menurut penelitian, penurunan COPp
pada terapi betamimetik disebabkan oleh peningkatan volume plasma.
COPp DAN ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME (ARDS)
Tekanan osmotik koloid telah digunakan untuk membedakan edema paru
yang ditemukan pada pasien dengan sindrom gangguan pernapasan akut atau ARDS
dari edema paru bentuk lainnya. Sindrom gangguan pernapasan akut atau ARDS
-
5/23/2018 Tekanan Osmotik Koloid Dan Kehamilan
8/8
dapat terjadi dalam berbagai kondisi yang berhubungan dengan kehamilan, termasuk
sepsis preeklampsia, emboli cairan ketuban dan betamimetic terkait edema paru.
Terdapat kontroversi terhadap terapi koloid dengan terapi kristaloid pada
pasien ARDS. Pendukung koloid berpendapat bahwa peningkatan COPp akan
mencegah ekstravasasi cairan ke interstitium, sedangkan mereka yang menentang
penggunaan koloid pada pasien ARDS mempertahankan bahwa edema paru
interstitial ini diperparah oleh karena extravasasi koloid ke interstitium.
Penulis menyimpulkan bahwa, karena terapi koloid tidak memberikan
keuntungan yang jelas atas terapi kristaloid dan juga terapi koloid jauh lebih mahal,
maka terapi kristaloid masih menjadi terapi cairan untuk pasien dengan ARDS.