Tekanan Darah

download Tekanan Darah

of 7

description

file

Transcript of Tekanan Darah

TEKANAN DARAH DAN NADI

Tekanan darahTekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh (Guyton,2006 :172). Tekanan darah arteri rata-rata adalah gaya utama yang mendorong darah ke jaringan. Tekanan ini harus diatur secara ketat karena dua alasan. Pertama, tekanan tersebut harus cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong yang cukup. Kedua, tekanan tidak boleh terlalu tinggi, sehinga menimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung dan meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah serta kemungkinan rupturnya pembuluh-pembuluh halus.

Faktor Faktor Mempengaruhi Tekanan Darah1. Faktor Jenis KelaminTerdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap kerja sistem kardioaskuler. Dibandingkan dengan laki-laki dengan usia yang sama, wanita premenopause memiliki massa ventriel kiri jantung yang lebih kecil terhadap body mass ratio, yang mungkin mencerminkan afterload jantung yang lebih rendah pada wanita. Hal ini mungkin akibat dari tekanan darah arteri yang lebih rendah, kemampuan complince aorta yang lebih besar dan kemampuan peningkatan penginduksian mekanisme vasodilatasi.Perbedaan ini dianggap berhubungan dengan efek protektif estrogen dan mungkin dapat menjelaskan mengapa pada wanita premenopause memiliki resiko lebih rendah menderita penyakit kardiovaskular. Tetapi, setelah menopause perbedaan jenis kelamin tidak akan berpengaruh pada kemungkinan terderitanya penyakit kardiovaskular. Hal ini mungkin disebabkan karena berkurangnya jumlah estrogen pada wanita yang sudah menopause.

2. Faktor GravitasiTekanan darah akan meningkat dengan 10 mmhg setiap 12 cm di bawah jantung karena pengaruh gravitasi. Di atas jantung, tekanan darah akan menurun dengan jumlah yang sama. Jadi dalam keadaan berdiri, maka tekanan darah sistole adalah 210 mmHg di kaki tetapi hanya 90 mmHg di otak. Dalam keadaan berbaring kedua tekanan ini akan sama.Tekanan darah dalam arteri pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau posisi berbaring pada saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Karena tekanan darah adalah akibat dari curah jantung dan resistensi perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang mempengaruhi setiap atau dan isi sekuncup. Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kontraksi miokard dan volume darah yang kembali ke jantung.a. BerbaringKetika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat orang berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika darah yang kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menitnya untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan menjadi lebih sedikit.Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa harus melawan kekuatan gravitasi. Terlihat bahwa selama kerja pada posisi berdiri, isi sekuncup meningkat secara linier dan mencapai nilai tertinggi pada 40% -- 60% VO2 maksimal. VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Pada posisi berbaring, dalam keadaan istirahat isi sekuncup mendekati nilai maksimal sedangkan pada kerja terdapat hanya sedikit peningkatan. Nilai pada posisi berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Jumlah isi sekuncup pada orang dewasa laki-laki mempunyai variasi antara 70 -- 100 ml. Makin besar intensitas kerja (melebihi batas 85% dari kapasitas kerja) makin sedikit isi sekuncup; hal ini disebabkan memendeknya waktu pengisian diatole akibat frekuensi denyut jantung yang meningkat (bila mencapai 180/menit maka 1 siklus jantung hanya berlangsung selama 0,3 detik dan pengisian diastole merupakan bagian dari 0,3 detik tersebut) (Guyton, 2002 )

b. BerdiriDetak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yang kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri.Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah pada pembuluh capacitance vena anggota tubuh bagian bawah dan isi sekuncup mengalami penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka waktu yang lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam akan menyebabkan kenaikan volume cairan antar jaringan pada tungkai bawah. Selama individu tersebut bisa bergerak maka kerja pompa otot menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena cukup. Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak. Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung begitu seterusnya. Darah sampai ke kaki, dan untuk kembali ke jantung harus ada tekanan yang mengalirkannya. Untuk itu perlu adanya kontraksi otot guna mengalirkan darah ke atas. Pada vena ke bawah dari kepala ke jantung tidak ada katup, pada vena ke atas dari kaki ke jantung ada katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat mengalir kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke jantung berkurang, memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya darah yang di keluarkan jantung itu menimbulkan tekanan, bila berkurang maka tekanannya menurun. Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan darah sampai ke bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri darah yang kembali ke jantung sedikit. Volume jantung berkurang maka darah yang ke luar dan tekanan menjadi berkurang (Guyton dan Hall, 2002)

c. DudukSikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat. Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi abdomen (Guyton dan Hall, 2002). Pada beberapa individu terutama orang tua, perubahan posisi yang cepat misalnya dari berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh menjadi pusing atau bahkan pingsan. Karena gerakan cepat ini membuat jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke otak.Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berada dalam posisi berbaring, yang mana merupakan posisi menguntungkan bagi jantung karena efek gravitasi berkurang dan lebih banyak darah yang mengalir ke otak.

Denyut NadiSaat memeriksa nadi, factor-faktor yang perlu dievaluasi adalah kecepatan, irama, kualitas, konfigurasi gelombang nadi dan kualitas pembuluh darah itu sendiri.1. Frekuensi nadiFrekuensi nadi normal bervariasi dari serendah 50 pada orang muda sehat atletis sampai setinggi lebih dari 100 setelah latihan atau saat kegiatan. Ansietas sering juga meningkatkan kecepatan lebih dari yang diharapkan, maka perlu dikaji ulang.

2. Irama nadiIrama nadi sama pentingnya dengan frekuensi nadi untuk dikaji. Ketidakteraturan minimal pda nadi masih dianggap normal. Kecepatan nadi, terutama pada orang muda meningkat selama inspirasi dan melambat selama ekspirasi. Dinamakan disritmia sinus.Setiap perabaan antara kontraksi yang terdengar dan nadi yang teraba harus dicatat. Gangguan irama sering mengakibatkan defisist nadi, suatu perbedaan antara frekuensi apeks dan frekuensi nadi. Defisit nadi biasanya terjai pada fibrilasi atrium.3. Kualitas nadiKualitas nadi atau amplitude nadi dapat dinyatakan dengan normal, berkurang atau hilang. Beberapa skala yang klasifikasi angka yaitu:0 : tidak ada nadi+1 : gangguan nadi berat+2 : gangguan nadi sedang+3 : gangguan nadi ringan+4 : Nadi normalKlasifikasi dengan angka sangat subyektif,maka saat mencatat kualitas nadi perlu dicantumkan skalanya misalnya (radial kiri +4).4. Konfigurasi nadiKonfigurasi atau kontur nadi sering dapat memberi informasi penting. Pada stenosis katup aorta, dimana muara katup menyempitdisertai dengan penurunan jumlah darah yang disemburkan ke aorta, maka tekanan nadi akan mengencil atau melemah. Pada insufiensia aorta dimana katup aorta tidak dapat menutup sempurna sehingga darah mengalir balik atau bocor dari aorta ke ventrikel kiri, akan terjadi peningkatan gelombang nadi yang mendadak dan menurun pula secara mendadak nadi kolaps. Konfigurasi nadi paling baik diperiksa pada arteri karotis dan bukan pula arteri radialis distal karena karakteristik dramatic gelombang nadi bias kacau ketika nadi dihantarkan ke pembuluh darah kecil.5. Kualitas pembuluh darahKondisi pembuluh darah juga juga mempengaruhi nadi dan harus berhati-hati terutama pada lansia. Begitu kecepatan dan irama sudah ditentukan, maka kualitas pembuluh darahharus dikaji dengan meraba sepanjang arteri radialis dan membandingkannya dengan pembuluh darah normal.Untuk mengkaji peredaran darah perifer, rabalah dan evaluasi semua denyut nadi arteri. Denyut arteri dapat diraba pada titik-titik dimana arteri mendekati permukaan kulit dan mudah ditekan ke tulang atau otot yang padat. Denyutan dapat diperikasa di arteri temporalis, karotis, brakialis, radialis, femoralis, popliteal, dorsalis pedis, tibialis posterior. Pengkajian dapat diterima mengenai denyutan arteri ekstremitas bawah sangat tergantung pada penentuan lokasi arteri yang akurat dan palpasi yang hati-hati pada daerah itu. Palpasi sangat penting. Tekanan jari yang kuat dapat menghilangkan dengan mudah denyut arteri dorsalis pedis dan tibialis posterior sehingga membingungkan pemeriksa. Pada sekitar 10% populasi, arteri dorsalis pedis tidak teraba. Pada keadaan demikian, keduanya memang tidak ada sama sekali dan hanya arteri tibialis posterior saja yang memberi suplai darah ke kaki.

Nilai Tekanan Darah dan Nadi

Daftar Pustaka

Guyton,Arthur C dan Hall, John E.2007.Buku ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: JakartaSmeltzer dan Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisis 8. Jakarta:EGCAzis Alimul Hidayat. 2004. Buku Saku Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGCKozier. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & Erb. Edisi 5. Jakarta: EGC