TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL...

22
TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL PADA PASIEN POST ENUKLEASI Presentasi pada Seminar Nasional. PERIL IKG 25-26 Mei 2007 Hotel Horizon, Bandung Makalah oleh : Luciana Dewanti Rachman Ardan NIP: 130367233 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2007

Transcript of TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL...

Page 1: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL PADA PASIEN POST ENUKLEASI

Presentasi pada Seminar Nasional. PERIL IKG 25-26 Mei 2007 Hotel Horizon, Bandung

Makalah

oleh :

Luciana Dewanti

Rachman Ardan

NIP: 130367233

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2007

Page 2: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL PADA PASIEN POST ENUKLEASI

Presentasi pada Seminar Nasional. PERIL IKG 25-26 Mei 2007 Hotel Horizon, Bandung

Makalah

oleh :

Luciana Dewanti

Rachman Ardan

NIP: 130367233

Mengetahui : Guru Besar Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Indonesia Jakarta

Prof.Dr. Daroewati Mardjono, drg., MSD.,Sp.Pros., (K) )

Page 3: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrahim, Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke

hadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis

dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan salahsatu tugas Tridarma

Perguruan Tinggi bagi staf pengajar di bidang penelitian.

Untuk penyusunan makalah ini penulis banyak memperoleh saran-saran,

diskusi, dan bantuan terutama dari sejawat di bidang ilmu yang sama, serta bantuan

moril untuk menyelesaikannya. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof.Dr.RM.Soelarko Soemohatmoko, drg. Alm. sebagai guru, dan sahabat yang

selalu mendorong moril penulis. Berikanlah tempat yang mulia di sisi-Mu.

2. Prof.Dr. Ny.Rukisah Soemardjo, drg. Almarhumah yang selalu memberi

dorongan moril. Berikanlah tempat yang mulia di sisi-Mu.

3. Prof.Dr.Eky S.Soeria Soemantri, drg., Sp.Ort. sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran di Bandung.

4. Sejawat di FKG Unpad khususnya bagian Prostodonsia dan Odontologi Forensik

yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satupersatu atas segala bantuannya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, mudah-

mudahan dapat menjadi pemicu bagi penulis lain untuk melengkapinya.

Bandung, Januari 2007

Penulis

iv

Page 4: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

DAFTAR ISI

URAIAN Hal.

ABSTRAK …………………………………………………… iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………… iv

DAFTAR ISI …………………………………………………… v

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….... vi

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1

BAB II LAPORAN KASUS …………….. 4 2.1 Riwayat Masa Lalu …………….. 4

2.2 Tahap pencetakan dan pemendaman alginat. Tahap pencetakan dan pemendaman alginat. ...................... 5

2.3 Pembuatan pola lilin sklera. ...................... 6

2.4 Pemendaman pola lilin dan pengisian akrilik sklera. ..................... 7

2.5 Mementukan letak iris, melubangi iris, dan mengurangi permukaan sklera ..................... 8

2.6 Mewarnai sklera. .................... 9

2.7 Pengisian akrilik bening ...................... 10

2.8 Pewarnaan Iris dan Pupil. .................. 11

2.9 Instruksi dan perawatan protesa mata. .................. 12

BAB III PEMBAHASAN …………….. 13

BAB IV KESIMPULAN ……………………………….. 15

DAFTAR PUSTAKA …………………………………… 16

v

Page 5: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

DAFTAR GAMBAR

URAIAN hal

Gb.1 Pencetakan dan hasil cetakan 6

Gb. 2 Pola lilin sklera dan. uji coba pola lilin sklera 7

Gb. 3 Pola lilin sklera dipendam dalam kuvet 8

Gb. 4 Uji coba pola lilin sklera dan menentukan letak iris 9

Gb. 5 Penambahan akrilik bening 11

Gb. 6 Pewarnaan Iris dan Pupil 12

Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12

vi

Page 6: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

ABSTRAK

ABSTRAK

Penderita yang mengalami cacat mata akibat tindakan enukleasi bola mata

sering mengalami gangguan fungsi, estetik dan psikis. Untuk mengatasi hal tersebut

dilakukan usaha-usaha rehabilitasi dengan melakukan pembuatan protesa mata

individual. Dalam kasus ini seorang penderita datang ingin dibuatkan protesa mata

yang baru karena protesa mata yang lama yang dibuat ± 8 tahun yang lalu sudah

terasa longgar dan dengan bukaan mata yang kurang lebar, sehingga kurang nyaman

lagi untuk digunakan. Setelah dibuatkan protesa mata yang baru dengan

menyesuaikan pada kondisi rongga mata yang ada sekarang maka kekurangan

protesa mata yang lama diperbaiki sehingga pasien menjadi nyaman dan cukup puas

dengan protesa mata yang baru.

Kata kunci : enukleasi bola mata, protesa mata individual

ABSTRACT

Patients who have eye defect because of enucleation eye ball, usually have

problem on function, estetic and psycology. To overcome all the problem we must do

rehabilitation effort with making ocular prostheses. In this case there is patient who

come for making a new ocular prostheses because her old prostheses that made 8

years before is not retentif and have a little open eyes so she is not comfortable

again. After we make a new ocular prostheses that adapt with a new condition,

patient feel more comfortable and satisfied with her new occular prostheses.

iii

Page 7: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami kelainan mata seperti penyakit mata bawaan,

kerusakan mata oleh karena kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olah raga serta infeksi

mata yang parah, dapat menyebabkan hilangnya bola mata sehingga penderita dapat

mengalami gangguan fungsi, estetik dan psikis. Untuk mengatasinya perlu dilakukan

usaha-usaha rehabilitasi yaitu dengan melakukan pembuatan protesa mata individual.

Tujuan pembuatan protesa mata individual adalah :

1. Mencegah lemas dan hilangnya bentuk kelopak mata.

Pada keadaan normal kelopak mata memperoleh dukungan dari bola mata.

Hilangnya bola mata akan menyebabkan hilangnya dukungan, pengisian

rongga mata yang kosong dengan protesa mata, akan kembali memberikan

dukungan terhadap kelopak mata sehingga tidak lemas dan bentuknya dapat

diperbaiki.9

2. Membantu mengatur kembali gerakan kelopak mata.

Gerakan kelopak mata disebabkan kontraksi otot-otot pada kelopak mata dan

otot sekitarnya. Hilangnya bola mata menyebabkan gerakan kelopak mata

terganggu. Pembuatan protesa mata membantu memulihkan gerakan kelopak

mata tersebut.3

3. Melindungi ruangan yang peka dari gangguan masuknya benda asing yang

dapat

iii

1

Page 8: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

2

menimbulkan luka.

Protesa mata berfungsi sebagai penutup celah antara kelopak mata atas dan

kelopak mata bawah. Dengan demikian benda-benda asing tidak mudah

memasuki ruangan mata yang telah kosong.9

4. Mempertahankan tonus otot-otot muka lainnya yang perlekatannya maupun

serabut ototnya ada didalam atau didekat orbikularis okuli.

Perubahan tonus otot-otot tersebut akan menyebabkan asimetri muka.9

5. Untuk tujuan kosmetika dan estetik.

Tujuan ini bagi pasien dirasakan paling penting. Untuk mencapai ini segi

estetika harus diperhatikan. Hal ini dapat menyangkut tonus dari otot,

pembukaan atau penutupan kelopak mata, warna sklera, warna iris dan pupil.2

6. Memulihkan kepercayaan diri pasien.

Kehilangan bola mata akan mengakibatkan perubahan muka yang lebih

buruk.

Pada beberapa orang hal ini akan merupakan hambatan atas kepercayaan

dirinya. Pemakaian protesa mata dapat memulihkan kembali kepercayaan diri

pasien.1

7. Mencegah jaringan dan kelopak mata mengalami atrofi.

Kehilangan bola mata yang tidak segera diganti dengan protesa mata dalam

jangka waktu lama akan mempengaruhi fungsi jaringan sekitarnya dan

kelopak mata dapat mengalami atrofi.9

Page 9: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

3

Pembuatan protesa mata individual dilakukan dengan cara mencetak rongga

mata penderita yang membutuhkan mata tiruan,8 dengan cara ini bentuk dan ukuran

protesa mata dapat sesuai dengan anatomi dan fungsi jaringan tersisa. Bentuk dan

warnanya juga dapat dibuat mendekati mata alami sehingga estetik dan kenyamanan

lebih mendekati mata alami.3

Berbeda dengan protesa mata buatan pabrik dimana pasien langsung

menggunakannya maka terdapat kemungkinan terjadinya tekanan yang berlebihan

dan tidak merata terhadap jaringan rongga mata yang dapat mengakibatkan protesa

mata tertekan balik sehingga mudah lepas baik saat diam maupun saat bergerak/

melirik. Tekanan yang berlebihan dan tidak merata ini dapat menimbulkan iritasi

kelenjar air mata, abrasi serta ulserasi pada konjungtiva.6

Page 10: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

4

BAB II

LAPORAN KASUS

Seorang wanita umur 20 tahun ingin dibuatkan protesa mata individual

sebelah kiri yang baru karena protesa mata yang lama yang dibuat ± 8 tahun yang

lalu sudah terasa longgar dan dengan bukaan mata yang kurang lebar sehingga

kurang nyaman dan estetis lagi.

2.1 RIWAYAT MASA LALU

Pada saat lahir terdapat cacat pada mata sebelah kiri dimana warna sklera dan

iris tidak berbatas jelas tetapi bercampur menjadi warna hijau tua kemerah-merahan.

Pada usia 9 tahun penderita sering mengeluhkan matanya perih sehingga oleh orang

tuanya dibawa berobat ke Rumah Sakit Mata Cicendo. Dokter di rumah sakit

tersebut menyarankan untuk dilakukan operasi pengambilan bola mata. Tiga minggu

sesudah operasi, pasien menggunakan mata palsu buatan pabrik tetapi pasien tidak

puas karena letak iris yang tidak tepat, warna iris yang tidak sesuai serta mudah

lepas. Kemudian oleh Rumah Sakit Mata Cicendo pasien dikonsul ke bagian

prostodonsia FKG UNPAD untuk pembuatan protesa mata individual. Sesudah 8

tahun pemakaian pasien mengeluhkan protesa mata yang lama sudah terasa longgar

dan dengan bukaan mata yang kurang lebar, sehingga kurang nyaman dan estetis lagi

untuk digunakan sehingga pasien ingin dibuatkan protesa yang baru.

4

Page 11: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

5

Prosedur pembuatan protesa mata individual adalah sbb :

1. Tahap pencetakan dan pemendaman alginat.

2. Pembuatan pola lilin sklera.

3. Pemendaman pola lilin dan pengisian akrilik sklera

4. Menentukan letak iris, melubangi iris dan mengurangi permukaan sklera.

5. Mewarnai sklera.

6. Pengisian akrilik bening.

7. Pewarnaan iris dan pupil.

8. Instruksi dan perawatan protesa mata.

2.2 Tahap pencetakan dan pemendaman alginat.

Disiapkan sendok cetak khusus berupa plat akrilik berlubang-lubang

berbentuk oval dengan diameter 2 – 3 cm.dimana dibagian tengah diberi

pegangan dari kawat atau akrilik. Pasien duduk tegak dengan kepala

menyandar tegak lurus, kemudian memandang kedepan sehingga pupil

terletak ditengah-tengah.

Alginat diaduk agak encer dan dimasukkan kedalam syringe plastic.

Kelopak mata dengan hati-hati dibuka dan alginat dalam syringe ditekan

supaya mengalir ke seluruh dasar rongga mata, alginat yang masih berlebih

didalam syringe sebagian diletakkan pada permukaan sendok cetak yang

Page 12: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

6

kemudian ditempatkan pada rongga mata. Sebelum alginat mengeras, pasien

disuruh seolah-olah menggerakkan bola mata ke atas, ke bawah, ke samping

kiri dan ke samping kanan, dengan demikian permukaan basis rongga mata

akan tercetak secara fungsional sehingga bagian posterior protesa terbentuk

sesuai dengan gerakan fungsi otot pada basis rongga mata. Setelah alginat

mengeras, cetakan dikeluarkan dengan hati-hati dari rongga mata dan

diperoleh cetakan negatif dari rongga mata.

Pendam alginat dengan gips batu sampai mengisi setengah bagian

cetakan, setelah gips mengeras dibuat lubang kunci dan diberi vaselin,

kemudian setengah bagian cetakan diisi lagi dengan adukan gips. Setelah gips

mengeras, cetakan alginate dibuang sehingga didapat cetakan dari gips

untuk membuat pola lilin.

A B C

2.3 Pembuatan pola lilin sklera.

Basahi permukaan cetakan gips dengan air lalu lilin cair dimasukkan

kedalam cetakan, bila lilin mulai mengeras maka permukaan lilin ditekan

Gb.1 A. Pencetakan dengan syringe; B. Sendok cetak terpasang;

C. Hasil cetakan

Page 13: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

7

dengan jari untuk mengurangi pengkerutan lilin. Cetakan pola lilin

disesuaikan dengan kecembungan mata alami dimana bagian tertinggi

kecembungan terletak pada daerah pupil. Kemudian lakukan uji coba pada

pasien sehingga didapat bentuk bola mata yang paling sesuai dengan mata

alami. Setelah semua sesuai maka permukaan pola lilin dihaluskan.

A B

2.4 Pemendaman pola lilin dan pengisian akrilik sklera.

Pola lilin dipendam dalam kuvet dengan permukaan anterior

menghadap kebawah, setelah gips mengeras, permukaannya diberi lapisan

vaselin kemudian adukan gips diisikan pada kuvet bagian atas. Setelah gips

pada kuvet bagian atas mengeras, kuvet bagian atas dan bawah dibuka dan

pola lilin dibuang dengan cara dicongkel memakai pisau lilin.

Permukaan cetakan kemudian diolesi cold mold seal sebagai

separating medium dan ditunggu sampai kering. Akrilik warna yang sesuai

dengan sklera dicampurkan dalam jumlah yang cukup dan tidak boleh ada

monomer yang berlebihan. Adukan akrilik diisikan pada cetakan kuvet

bawah dan diatasnya diletakkan selembar kertas selofan. Kuvet atas dipasang

dan dilakukan pres percobaan perlahan-lahan dengan tekanan ringan.

Gb. 2 A. Pola lilin sklera; B. Uji coba pola lilin sklera

Page 14: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

8

Kelebihan akrilik dibuang, kertas selofan dilepas, kuvet dipasangkan kembali

dan dilakukan pres terakhir.

Kemudian dilakukan penggodokan dalam air selama ± 1 jam. Setelah

dingin, sklera akrilik dilepas dari pendaman gips batu. Pendaman gips batu

jangan sampai rusak, karena akan dipergunakan kembali. Kelebihan pada

sklera akrilik dibuang kemudian dipoles.

A B C

2.5 Menentukan letak iris, melubangi iris dan mengurangi permukaan sklera.

Sklera akrilik yang sudah dipoles dimasukkan kedalam rongga mata

dan diteliti, bila sudah pas, tentukan titik pusat pupil lalu beri tanda dengan

pensil tinta.5 Diameter iris pada mata sebelahnya diukur dengan pita plastik

transparan dengan diameter lubang mulai 8 mm sampai 15 mm, diameter iris

rata-rata 11,5 mm. Dengan memakai jangka dibuat lingkaran pada sklera

yang sesuai dengan diameter iris mata sebelahnya.

Gb. 3 Pola lilin sklera dipendam dalam kuvet

A = Permukaan kuvet bawah; B = Permukaan kuvet atas

Page 15: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

9

Dengan menggunakan batu gerinda, bagian iris dibuang, sehingga

didapat lubang dengan diameter yang sama dengan diameter iris sebelahnya.

Permukaan anterior sklera kemudian dikurangi 1 – 2 mm dan dihaluskan.

A B

2.6 Mewarnai sklera.

Permukaan anterior sklera akrilik diwarnai sesuai dengan warna

alami. Pada daerah ini terlihat gambaran pembuluh darah yang berjalan dari

arah medial dan lateral iris. Jalannya pembuluh darah berkelok-kelok,

melengkung atau lurus. Selain pembuluh darah ada tanda-tanda lain yang

harus sesuai dengan warna sklera yaitu coklat dan kuning. Untuk pewarnaan

ini digunakan benang wol dan pensil kaca. Selain bagian permukaan anterior,

permukaan dalam lubang anterior juga diberi warna hitam.

Gb. 4 A = Uji coba pola lilin sklera; B= Menentukan letak iris

Page 16: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

10

2.7 Pengisian akrilik bening.

Kuvet pendaman gips batu dipakai kembali. Permukaan cetakan

diolesi kembali dengan separating medium. Bagian anterior protesa dilapisi

akrilik transparan bening. Tidak boleh ada monomer berlebihan.

Cetakan negatif pada kuvet bawah diisi adukan akrilik secukupnya

dan merata. Selembar kertas selofan ditutupkan diatasnya. Sklera akrilik

kemudian ditempatkan pada kuvet atas. Kuvet atas dan bawah digabungkan

dan dilakukan pres percobaan secara perlahan-lahan dengan tekanan ringan.

Kuvet dibuka dan kelebihan akrilik dibuang. Sebelum dilakukan pres

terakhir, kertas selofan dibuang. Penggodogan dilakukan dalam air selama ±

1 jam.

Kuvet dibuka dan permukaan belakang dikurangi setebal 2 – 3 mm.

Pengurangan sedikit mengecil kearah anterior. Diatas permukaan yang sudah

dikurangi ditutupkan selembar kertas selofan. Dibuat adukan akrilik yang

baru dan adukan ini ditempatkan pada permukaan belakang sklera diatas

kertas selofan. Kuvet atas dan bawah digabungkan dan dilakukan pres

percobaan. Pada proses terakhir kertas selofan tidak dibuang tetapi terus

dipakai selama penggodogan. Setelah selesai penggodogan kemudian

didinginkan, kuvet dibuka. Karena ada kertas selofan penutup belakang dapat

dilepas dari skleranya.

Page 17: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

11

Bagian yang berlebih dibuang dengan batu gerinda dan protesa

seluruhnya dipoles sempurna. Agar protesa yang akan dipakai lebih ringan,

maka sebagian akrilik sklera bagian dalam dikurangi. Permukaan dalam ini

cekung dan bagian iris dibuang lebih dalam, kemudian dihaluskan.

2.8 Pewarnaan Iris dan Pupil.

Iris diwarnai dengan memakai cat minyak, pewarnaan dilakukan

dengan memakai ujung pegangan kuas yang diruncingkan. Pewarnaan

dilakukan dari arah posterior. Dengan bor fissure, bagian tengah iris dibuat

pupil berupa lingkaran kecil dengan diameter ± 3 mm dan kedalaman ± 0,5

mm, kemudian pada iris dibuat goresan-goresan hitam yang berjalan radial,

lalu iris diberi warna sesuai dengan warna mata sebelahnya. Setelah kering,

penutup belakang dilekatkan dengan memakai self curing acrylic. Seluruh

protesa dipoles kembali dengan sempurna dan siap dipasang pada pasien.

Gb. 5 Penambahan akrilik bening

Page 18: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

12

2.9 Instruksi dan perawatan protesa mata.

Pemakai protesa mata harus benar-benar memperhatikan kebersihan

yang berhubungan dengan pemakaian protesa antara lain kebersihan protesa

mata, rongga mata dan tangan sebelum memasang protesa. Kebersihan

protesa mata dilakukan dengan mencuci protesa dengan air sabun dan dengan

menggunakan sikat yang bulunya halus kemudian dibilas dengan air bersih

untuk menghilangkan sisa-sisa sabun, kemudian dikeringkan dengan kain

bersih. Pasien di instruksikan untuk menggunakan protesa siang dan

m

A B C

Gb. 6 Pewarnaan Iris dan Pupil

Gb. 7 Pemasangan protesa mata

A = Tanpa protesa; B = Memakai protesa mata individual yang

dibuat 8 th yang lalu; C = Protesa mata individual yang baru

Page 19: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

13

BAB III

PEMBAHASAN

Pembuatan protesa mata telah dikenal sejak berabad-abad. Pembuatannya

dapat dilakukan secara khusus ataupun secara umum yaitu buatan pabrik yang sudah

tersedia di pasaran dengan berbagai ukuran . Pembuatan secara khusus untuk

perseorangan (individual) dilakukan dengan cara mencetak rongga mata pada

seseorang yang membutuhkan mata tiruan.8 Dengan melakukan pencetakan maka

adaptasi protesa dengan jaringan rongga mata lebih tepat sehingga dapat menambah

retensi dan stabilitas dari protesa.8 Lebar bukaan kelopak mata pun lebih dapat

disesuaikan dengan mata alami yaitu dengan melakukan uji coba pola lilin dalam

prosedur pembuatannya sehingga lebih dapat mendukung kelopak mata dan

memelihara pembukaan kelopak mata.9Protesa mata individual juga tidak

menimbulkan tekanan pada jaringan rongga mata yang tersisa sehingga kenyamanan

lebih dapat dirasakan oleh pasien.1

Setelah beberapa waktu pemakaian, pasien perlu melakukan pemeriksaan

ulang pada protesa mata yang lama. Bila terjadi perubahan-perubahan pada jaringan

rongga mata yang ditandai dengan berkurangnya retensi, stabilitas serta estetik, maka

dapat dilakukan pembuatan protesa mata individual yang baru. Dengan melakukan

prosedur pembuatan protesa mata individual yang menyesuaikan pada kondisi

jaringan rongga mata yang ada maka akan didapatkan protesa mata baru dengan

13

Page 20: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

14

retensi, stabilitas, estetik serta bukaan mata yang lebih sesuai dengan kondisi

sekarang.

Page 21: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

15

BAB IV

KESIMPULAN

Protesa mata individual yang dibuat dengan prosedur pencetakan yang tepat

memiliki kelebihan dalam hal retensi, stabilitas, estetik dan kenyamanan pasien.

Setelah pemakaian beberapa tahun dimana jaringan rongga mata telah mengalami

perubahan maka perlu dilakukan perbaikan dengan membuat protesa mata baru yang

menyesuaikan dengan kondisi jaringan rongga mata yang ada sekarang.

15

Page 22: TEHNIK PEMBUATAN PROTESA MATA INDIVIDUAL …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/.../2009/06/...mata.pdf · Makalah oleh : Luciana Dewanti ... Gb. 7 Pemasangan protesa mata 12 vi . ...

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Bartlett S.O and Moore D.J, 1973. Ocular prosthesis: A physiologic system.

J. Prosth. Dent vol 29. no 4. 450 – 458.

2. Beumer III.J, Curtis.T.A, Marunick M.T, 1996. Maxillofacial rehabilitation,

Prosthodontic and surgical considerations. St Louis. The CV Mosby Co. 417

– 430.

3. Cain J.R, LaFuente,H, Small R.G, 1982. Custom ocular prosthesis with

dilating pupil. J. Prosth. Dent. Vol 49. no.6. 795 – 796.

4. Firtell D.N, Anderson C. R, Donnan M.L, 1973. Vein application tehnique

for ocular prostheses. J. Prosth. Dent. Vol 34. no 2. 192 – 194.

5. Moore D.J, Ostrowski J.S, King L.M, 1974. A quasi integrated custom ocular

prosthesis. J. Prosth. Dent. Vol 32. no 4. 439 – 442.

6. Ow R.K and Amrith S, 1977. Oculer Prosthesis, Use of a tissue conditioner

material to modify a stock ocular prosthesis. J. Prosth. Dent. Vol 78. no 2.

218 – 222.

7. Parr G.R, Goldman B.M, Rahn A.O, 1983. Surgical consideration in the

prosthetic treatment of ocular and orbiral defect J. Prosth. Dent. Vol 49. no

2. 220 – 223.

8. Rahn. A.O and Boucher L.J, 1970. Maxillofacial Prosthesis. Philadelphia.

W.B. Saunders Co. 151 – 164.

9. Taylor T.D, 2001. Clinical Maxillofacial prosthetic. Quintessence Publishing

Co, Inc. 265 – 270.

16