TE3111_Materi-10EndapanSedimenterdanLaterit
Transcript of TE3111_Materi-10EndapanSedimenterdanLaterit
1
GBG Endapan Sekunder 1
ENDAPAN SEKUNDER SECARA UMUM
Endapan Sedimenter (Placer)Endapan Laterit
GBG Endapan Sekunder 2
PENGERTIAN ENDAPAN SEKUNDER
Endapan sekunder (secara umum) adalah :Endapan yang terbentuk akibat konsentrasi mineralberharga (bijih),Yang berasal dari perombakan batuan asal,Mengalami pengendapan kembali melalui proses-proses :
Pelapukan (kimia atau mekanis), Transportasi, Sorting (pelindian/leaching), dan Pengkonsentrasian (pengkayaan).
GBG Endapan Sekunder 3
Kategori utama endapan sekunder
Endapan Sedimenter (Placer) ; Pelapukan mekanis,Memiliki perbedaan berat jenis,Transportasi mekanis (air, angin, laut),Konsentrasi gravitasi.
Endapan Residual/LateritPelapukan mekanis dan kimiawi,Memiliki perbedaan mobilitas,Pengalami pelindian (leaching),Konsentrasi (residual maupun supergene enrichment)
GBG Endapan Sekunder 4
ENDAPAN SEDIMENTER (PLACER)
2
GBG Endapan Sekunder 5
ENDAPAN SEDIMENTER
Merupakan endapan-endapan yang terbentuk (terkonsentrasi) oleh proses-proses mekanis, terutama yang terjadi pada mineral-mineral berat (heavy minerals) yang memiliki ketahanan (resistensi) terhadap pelapukan.
Kasiterit (SnO2), kromit (FeCr2O4), intan, emas, ilmenit (FeTiO3), magnetit (Fe3O4), monazite [(Ce,La,Nd,Th)PO4], platinum, rutil (TiO2), xenotim [Y(PO4)] dan zirkon (ZrSiO4), serta batu mulia (garnet, ruby, sappire, dll).
GBG Endapan Sekunder 6
Faktor pengontrol :
Ketahanan terhadap pelapukan secara kimia tidak mengalami penguraian (deformasi) komposisi kimia,Ketahanan terhadap pelapukan secara mekanis (fisik)
tidak mengalami kerusakan secara fisik,Konsentrasi gravitasi secara alamiah (perbedaan berat jenis) memungkinkan pengendapan kembali untuk mencapai konsentrasi yang ekonomis.Media transportasi (solid, air, dan gas/udara) media utama,Perangkap atau lingkungan pengendapannya.
GBG Endapan Sekunder 7
Klasifikasi (tipe/sub-tipe)
Desert atau Coastal AeolianAeolian Placers
Konsentrasi akibat pergerakan pada media angin/udara
FluvialStrandline
Marine Placers
Stream/Alluvial PlacersBeach Placers
Offshore Placers
Konsentrasi akibat pergerakan pada media air
CollovialEluvial PlacersKonsentrasi akibat pergerakan pada media padatan
EluvialResidual PlacersTerakumulasi insitu sepanjang proses pelapukan
Kelas (Evans, 1994)
Kelas (tradisional)
Asal (Sumber)
GBG Endapan Sekunder 8
Endapan Placer Residual
Endapan ini terbentuk di atas batuan asal. Akibat penguraian dan penghancuran secara mekanis
batuan asal mengalami perombakan ukuran butir yang lebih kecil atau halus.Fragmen yang relatif lebih ringan dan mudah larut akan tertransportasi konsentrasi mineral berat.Morfologi atau topografi yang relatif datar.Pada topografi miring terjadi perpindahan konsentrasi mineral berat (residual) endapan eluvial (collovial).
3
GBG Endapan Sekunder 9
ENDAPAN SEDIMENTER (PLACER)
Endapan Placer Residual
Endapan Placer Eluvial
Batuan dasar
Sumber (endapan primer) Sumber
(endapan primer)
GBG Endapan Sekunder 10
Placer residual ??
GBG Endapan Sekunder 11
Stream atau Endapan Placer Alluvial
Endapan placer aluvial merupakan tipe endapan yang sangat penting untuk emas dan intan.Fraksi ukuran butir pada mineral-mineral berat relatif lebih halus daripada mineral-mineral ringan.Mineral-mineral berat akan terkonsentrasi pada lokasi dimana terjadi suatu gangguan pada aliran (irregular flow) atau pengurangan energi, seperti natural riffle, lubang pada dasar sungai atau air terjun, pada tubrukan arus sungai (pay streak), meander sungai, dll.
GBG Endapan Sekunder 12
ENDAPAN SEDIMENTER (PLACER)
Natural riffle
Arah aliran
Dasar Sungai
Konsentrasi mineral berat
4
GBG Endapan Sekunder 13
ENDAPAN SEDIMENTER (PLACER)
Lubang (perangkap) di dasar sungai/air terjun
Arah aliran
Batuan dasar sungai
Perangkap alamiah
GBG Endapan Sekunder 14
ENDAPAN SEDIMENTER (PLACER)
Pada tubrukan arus sungai (pay streak)
Konsentrasi mineral berat
GBG Endapan Sekunder 15
ENDAPAN SEDIMENTER (PLACER)
Pada meander sungai
Titik pengurangan laju aliran sungai
Titik pengurangan laju aliran sungai Titik pengurangan
laju aliran sungai
Arah aliran
GBG Endapan Sekunder 16
5
GBG Endapan Sekunder 17
Endapan pantai (beach placer) dan Endapan Lepas Pantai (offshore placer)
Pada endapan pantai, endapan yang ekonomis akan terkonsentrasi di sepanjang garis pantai, atau pada muara sungai, atau reworking pada endapan yang lebih tua. Dalam hal ini, pergerakan muka air laut dan ombak memegang peranan penting.Sedangkan endapan lepas pantai (offshore placer) merupakan kemenerusan dari endapan-endapan pantai, dimana keberadaan arus bawah menjadi penentu utama.
GBG Endapan Sekunder 18
ENDAPAN SEDIMENTER (PLACER)
Batas perubahan muka air laut
Sketsa endapan pantai dan lepas pantai
GBG Endapan Sekunder 19
Contoh : endapan timah di Pulau Bangka
Busur pluton yang membentang dari Asia hingga di Kepulauan Bangka dan Belitung cebakan timah yang terkaya di dunia.Secara genetik, kehadiran timah bermula dengan adanya tubuh intrusi granit yang diperkirakan terjadi lebih dari 200 juta tahun yang lalu. Magma yang bersifat asam mengandung unsur gas SnF4, dimana akibat proses penumatolitik menerobos dan mengisi celah retakan yang terdapat pada batuan sekitar
SnF4 + H2O SnO2 + HF4
GBG Endapan Sekunder 20
Contoh : endapan timah di Pulau Bangka
Akibat iklim tropis proses pelapukan baik kimiawi maupun mekanis,
Berlanjut dengan proses erosi dan transportasi melalui sungai-sungai kassiterit (BD = 7),
Jenis endapan sekunder sangat bervariasi, sejak dari elluvial, colluvial, alluvial dangkal hingga alluvial dalam (lebih dari 120 m) serta kipas alluvial.
Penyebaran konsentrasi lapisan pasir bertimah (tin bearing sand) baik vertikal maupun lateral dalam banyak hal sangat dipengaruhi oleh gejala naik turunnya permukaan laut.
6
GBG Endapan Sekunder 21
ENDAPAN SEDIMENTER (PLACER)
Contoh : endapan timah di Pulau Bangka
GBG Endapan Sekunder 22
ENDAPAN LATERITIK
Endapan Nikel LateritEndapan Bauksit
GBG Endapan Sekunder 23
ENDAPAN NIKEL LATERIT
Pengertian UmumProfile endapan Nikel LateritKontrol PembentukanHorizon dan Zonasi
GBG Endapan Sekunder 24
ENDAPAN LATERITIK
Pengertian Umum
Menyumbang 40% produksi tahunan nikel dunia.
Merupakan hasil dari pelapukan lanjut dari batuan ultramafik pembawa Ni-silikat, pada daerah dengan iklim tropis s/d subtropis.
“Laterite” : bagian atas dari suatu horizon tanah yang kaya dengan oksida besi dan miskin silika sebagai hasil dari pelapukan intensif pada regolith (Eggleton, 2001).
“Nickel laterite” : untuk menyatakan keberadaan suatu regolith yang mengandung konsentrasi nikel dengan kadar yang ekonomis, tetapi tidak untuk menyatakan suatu horizon atau unit lapisan tanah tertentu.
7
GBG Endapan Sekunder 25
ENDAPAN LATERITIK
Pengertian Umum
Dalam kamus geologi dan mineralogi (McGraw Hill, 1994):
Regolith ; suatu lapisan yang berasal (sebagai hasil) dari pelapukan batuan yang menyelimuti suatu batuan dasar.
“Nickel laterite” : untuk menyatakan keberadaan suatu regolith yang mengandung konsentrasi nikel dengan kadar yang ekonomis, tetapi tidak untuk menyatakan suatu horizon atau unit lapisan tanah tertentu.
GBG Endapan Sekunder 26
ENDAPAN LATERITIK
Lokasi keterdapatan endapan nikel laterit utama (Glesson et al., 2003)
GBG Endapan Sekunder 27
ENDAPAN LATERITIK
Profile endapan Nikel Laterit
Sedikitnya akan ditemukan 3 komponen (horizon) utama (dari bawah ke atas) :
- Protholith
- Saprolite
- Limonite
- Tudung (cuirasse, canga, ferricrete atau laterit residu).
GBG Endapan Sekunder 28
ENDAPAN LATERITIK
Profile endapan Nikel Laterit
PROTOLITH ;
• Merupakan dasar (bagian terbawah) dari penampang vertikal.
• Merupakan batuan asal yang berupa batuan ultramafik (harzburgite, peridotit atau dunit).
• Nikel terdapat (muncul) bersama-sama dengan struktur mineral silikat dari magnesium-rich olivin atau sebagai hasil alterasi serpentinisasi).
• Olivin tidak stabil pada pelapukan kimiawi “amorphous ferric hydroxides”, minor amorphous silikat dan beberapa unsur tidak mobile lainnya.
8
GBG Endapan Sekunder 29
Peridotit
Serpentinit
ENDAPAN LATERITIK
GBG Endapan Sekunder 30
ENDAPAN LATERITIK
Profile endapan Nikel Laterit
SAPROLITE ;
• Fragmen-fragmen batuan asal masih ada, tetapi mineral-mineralnya pada umumnya sudah terubah.
• Batas antara zona saprolite dan protolith pada umumnya irregular dan bergradasi.
• Pada beberapa endapan nikel laterit, zona ini dicirikan dengan keberadaan pelapukan mengulit bawang (spheroidal weathering)
• Dengan berkembangnya proses pelapukan, unsur Mg di dalam protholith umumnya terlindikan (leached), dan silika sebagian terbawa oleh air tanah.
GBG Endapan Sekunder 31
Spheroidal weatheringENDAPAN LATERITIK
GBG Endapan Sekunder 32
Spheroidal weatheringENDAPAN LATERITIK
9
GBG Endapan Sekunder 33
ENDAPAN LATERITIK
Profile endapan Nikel Laterit
LIMONIT ;
• Bagian yang kaya dengan oksida besi akibat dari proses pembentukan zona saprolite (oksida besi dominan pada bagian atas dari zona saprolite) horizon limonit.
TUDUNG BESI (erriginous duricrust, cuirasse, canga, ferricrete atau laterit residu)
• Suatu lapisan dengan konsentrasi besi yang cukup tinggi, melindungi lapisan endapan laterit di bawahnya terhadap erosi.
GBG Endapan Sekunder 34
ENDAPAN LATERITIK
Klasifikasi Endapan Nikel Laterit
Ada 3 tipe utama ;
- Hydrous silicate deposits
- Clay silicate deposits
- Oxide deposits
Hydrous silicate deposits; garneirite [(Ni,Mg)6Si4O10(OH)8]
Clay silicate deposits; nontronite [Na(Al,Fe,Si)O10(OH)2]
Oxide deposits; Limonite dan Goethite FeO(OH)
GBG Endapan Sekunder 35
Konsep GenesaEndapan Nikel Laterit
ZONE PELINDIANsilikat yang mengandung nikel terurai
Mg, Si, dan Ni larut
Pengu-rangan
larutan pem-bawa Ni,
Mg, Si
ZONE
LIM
ONIT
ZONE
SAPR
OLIT
BATU
AN A
SAL
Penam-bahan
larutan pem-bawa Ni,
Mg, Si
Pengendapan kembali sebagianNi, Mg, Si, pada rekahanmis. sebagai : - garnierit
- krisopras
Sebagian Mg mengendapkembali pada rekahandi batuan asalmis. : - gel magnesit - serpentin
PERIDOTIT-SERPENTINIT
BATUAN ULTRAMAFIK
Serpentinisasi
Air hujan kaya CO2 dari atmosfir
Penguapan, pengen-dapan Si, Al selamamusim kering
naiknya air tanahakibat gaya kapiler
Konsentrasi residudari Fe dan khromit
Fe-hidroksida (+Ni,Al)Al-hidroksidamineral lempungMn-hidroksida (+Co)Cr-spinel
Sedikit pelindian zone limonitdi musim hujan
GBG Endapan Sekunder 36
ENDAPAN LATERITIK
Kontrol Pembentukan
1. Komposisi protholith
• Protholith utamanya merupakan batuan ultramafik yang relatif kaya dengan olivin (Harzburgitic), dimana sebagian atau keseluruhannya dapat mengalami serpentinisasi.
• Memiliki kandungan nikel (Ni) 0,2 s.d 0,4 %.
• Secara umum, batuan ini memiliki mineralogi dan komposisi kimia tertentu (olivine, serpentine dan piroksen), sangat mudah terlapukkan pada iklim tropis mineral-mineral yang lebih stabil.
• Stabilitas dan mobilitas unsur-unsur penting dalam pembentukan endapan laterit.
10
GBG Endapan Sekunder 37
ENDAPAN LATERITIK
Stabilitas Endapan
GBG Endapan Sekunder 38
Mobilitas Unsur
ENDAPAN LATERITIK
GBG Endapan Sekunder 39
ENDAPAN LATERITIK
Kontrol Pembentukan
2. Tectonic setting
• Nikel laterit umumnya terbentuk di bagian atas komplek ophiolit.
• Pada umumnya pada komplek ini memiliki sesar dan joint, dan pengangkatan secara tektonik sehingga memiliki relief permukaan dan air tanah yang dalam.
• Hal ini menyebabkan tersedianya media untuk aliran air dan yang berpengaruh pada intensitas pelapukan.
GBG Endapan Sekunder 40
ENDAPAN LATERITIK
3. Geomorfologi dan Topografi
• Pada daerah ketinggian; zona pengkayaan bagian atas lereng bukit, puncak, plateu dan/atau undakan. Posisi dari muka air tanah biasanya rendah pelindian baik horizon residual dan akumulasi sapropilit yang dalam.
• Pada daerah dengan relief yang rendah, drainase terhalang, muka air tanah dangkal (tinggi), aliran air yang lambat larutan-larutan hasil pelapukan berpindah kembali konsentrasi Ni lebih banyak pada zona-zona residual kecuali pada sesar memungkinkan berkembangnya pelindian secara lokal dapat terbentuk zona-zona yang kaya.
• Proses tektonik seperti pengangkatan muka air tanah turun zona yang kaya dasar horizon saprolit.
Kontrol Pembentukan
11
GBG Endapan Sekunder 41
ENDAPAN LATERITIK
Kontrol Pembentukan
4. Iklim
• Temperatur yang hangat (panas) dan tingginya curah hujan, dikombinasikan dengan tingginya aktivitas biogenik, juga diikuti oleh pelapukan kimiawi yang cepat diperlukan untuk pembentukan endapan nikel laterit pada daerah dengan relief yang tinggi, dimana laju erosi juga relatif tinggi.
• Endapan yang terdapat di Western Australia juga bisa eksis diakibatkan oleh stabilitas, relief yang rendah dan erosi yang minim. Hal ini dijadikan model pengendapan untuk daerah-daerah dengan iklim semi-arid.
GBG Endapan Sekunder 42
zone limonitatas
zone limonitbawahzonepelindianzone saprolitataszone saprolittengah
zone saprolitbawah
%.-berat
keda-laman
(m)
Hor
izon
dan
Zon
asi
ENDAPAN LATERITIK
GBG Endapan Sekunder 43
ENDAPAN LATERITIK
Horizon dan Zonasi
GBG Endapan Sekunder 44
ENDAPAN LATERITIK
12
GBG Endapan Sekunder 45
ENDAPAN LATERITIK
Horizon dan Zonasi
GBG Endapan Sekunder 46
ENDAPAN LATERITIK
Laju pelapukan
Laju pembentukan profil endapan laterit diperkirakan tidak terlalu menjadi pembatas. Pada perhitungan secara teoritis, laju pelapukan 5 s.d 50 mm per 1000 tahun dengan laju rata-rata 20 mm per 1000 tahun, sehingga dapat diperkirakan waktu untuk pembentukan laterit dapat terjadi pada 1 s.d 6 juta tahun. Bagaimanapun, laju dari pelapukan ini sangat bergantung pada proses-proses secara lokal dan sangat berbeda dari satu tempat dengan tempat lain.
GBG Endapan Sekunder 47
ENDAPAN LATERITIK
Contoh horizon dan profil laterit
GBG Endapan Sekunder 48
Endapan Bauksit
Pengertian Umum Klasifikasi ProfileKontrol PembentukanPeriode Pembentukan
13
GBG Endapan Sekunder 49
Pengertian Umum
Material regolith yang secara ekonomi merupakan bijih aluminium,Secara umum sebagai Gibsite, sebagian sebagai boehmit, diaspore dan semi-amorphous phase. Merupakan endapan residual tetapi sebagian ada yang berupa endapan koluvial dan aluvial
ENDAPAN BAUKSIT
GBG Endapan Sekunder 50
Klasifikasi Endapan BauksitKarst bauksit deposit:
Akumulasi oksida Al yang disebabkan oleh penguraian karbonat .Berasal dari pelapukan yang berasosisasi dengan Al silikat (interbedded vulkanik).
Laterit bauksit deposit:Terbentuk melalui proses pelapukan batuan aluminosilikat, pada kondisi subtropis hingga tropis. Jumlahnya mencapai 90% sumberdaya bauksit dunia.Terdapat 3 tipe endapan :
OrthobauxiteMetabauxiteCryptobauxite
ENDAPAN BAUKSIT
GBG Endapan Sekunder 51
Distribusi endapan bauksit laterit
ENDAPAN BAUKSIT
GBG Endapan Sekunder 52
Profile endapan Bauksit Laterit(Orthobauxite)
ENDAPAN BAUKSIT
14
GBG Endapan Sekunder 53
Profile endapan Bauksit Laterit(Cryptobauxite)
ENDAPAN BAUKSIT
GBG Endapan Sekunder 54
Kontrol PembentukanLitologi Bedrock:
Bauksit dapat terbentuk dari berbagai macam batuan primer. Setengah cadangan bauksit laterit dunia terbentuk dari batuan yang bebas kuarsa (49%), sebanyak (48%) terbentuk dari batuan dengan sedikit kuarsa, dan 3% dari batuan dengan kuarsa tinggi. Kandungan Al kurang dari 15% dapat membentuk bauksit. Proses pengayaan Al terutama dikontrol oleh rasio Al/Si dan kecepatan pelapukan. Kandungan rendah Fe juga merupakan faktor penting, Fe yang tinggi formasi laterit ferruginous.Kandungan Al awal pada batuan induk bukan faktor utama.
batuan sedimen kaolinit : 30-35 % batuan granit dan basal : 10-15%sangat kurang untuk beberapa batupasir
ENDAPAN BAUKSIT
GBG Endapan Sekunder 55
Kontrol Pembentukan
Geomorfologi:Bauksit laterit pada masa lampau terbentuk pada permukaan datar. Ditemukan sebagai bagian dari dataran tinggi pada masa kini. Dataran tinggi bauksit merupakan sisa dari permukaan datar pada masa lampau yang memiliki kemiringan 1 – 5 derajat, Secara regional, paleosurface yang sama mungkin terjadi pada ketinggian yang berbeda.
ENDAPAN BAUKSIT
GBG Endapan Sekunder 56
Kontrol Pembentukan
Kondisi iklim dan paleo-iklim (paleoclimate);Maksimum temperatur 22 derajat celcius. Curah hujan rata-rata 1200 mm/tahun.
Tardy (1997) menyatakan: Jika musim kering yang lama maka orthobauxite tidak akan terbentuk. Tetapi yang akan terbentuk adalah alumino-ferruginous duricrust.
ENDAPAN BAUKSIT
15
GBG Endapan Sekunder 57
Periode Pembentukan Bauksit
ENDAPAN BAUKSIT