tbt desi

103
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman dibudidayakan dengan maksud agar tanaman tersebut memberikan hasil tinggi secara kuantitatif dan kualitatif. Dengan demikian untuk mencapai maksud dan tujuan dalam budidaya tanaman, pemeliharaan varietas sangat menentukan. Selain varietas juga perlu diperhatikan mutu benih, karena benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman. Pada budidaya tanaman pangan utama yang merupakan tanaman serealia, benih sebagai penyambung kehidupan tanaman sangatlah penting untuk mencegah kegagalan petani. Untuk melindungi petani dari kegagalan, maka pengujian benih perlu dilakukan. Permasalahan yang sering dihadapi dalam usaha teknologi budidaya tanaman dan pasca panen adalah bagaimana cara memelihara tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sampai panen. Selain itu untuk melakukan pemeliharaan tanaman agar terhindar dari serangan OPT terkadang juga mengalami kendala. Sehingga perlu diterapkan pengendalian OPT secara terpadu agar kehilangan hasil karena OPT dapat diminimalir. Kegiatan budidaya tanaman selalu membutuhkan medium sebagai tempat pertumbuhan tanaman, medium yang biasa

Transcript of tbt desi

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangTanaman dibudidayakan dengan maksud agar tanaman tersebut memberikan hasil tinggi secara kuantitatif dan kualitatif. Dengan demikian untuk mencapai maksud dan tujuan dalam budidaya tanaman, pemeliharaan varietas sangat menentukan. Selain varietas juga perlu diperhatikan mutu benih, karena benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman. Pada budidaya tanaman pangan utama yang merupakan tanaman serealia, benih sebagai penyambung kehidupan tanaman sangatlah penting untuk mencegah kegagalan petani. Untuk melindungi petani dari kegagalan, maka pengujian benih perlu dilakukan.

Permasalahan yang sering dihadapi dalam usaha teknologi budidaya tanaman dan pasca panen adalah bagaimana cara memelihara tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sampai panen. Selain itu untuk melakukan pemeliharaan tanaman agar terhindar dari serangan OPT terkadang juga mengalami kendala. Sehingga perlu diterapkan pengendalian OPT secara terpadu agar kehilangan hasil karena OPT dapat diminimalir.

Kegiatan budidaya tanaman selalu membutuhkan medium sebagai tempat pertumbuhan tanaman, medium yang biasa digunakan adalah tanah (lahan). Untuk memperoleh hasil budidaya yang berkualitas tinggi, maka dibutuhkan persiapan media tanam bagi tanaman tersebut. Persiapan sebelum penanaman dapat dilakukan secara mekanis, misalnya dengan cangkul atau dengan bajak, dengan membersihkan tanah dari sisa-sisa perakaran. Pada tanah (lahan) yang luas, diperlukan pula pembuatan petak tanaman dengan jarak tanam tertentu untuk masing-masing jenis tanaman budidaya. Pengolahan lahan juga perlu dilakukan dengan penambahan nutrisi pada tanah. Nutrisi dapat berupa pupuk berbagai jenis yang diberikan pada tanah setelah diolah dan dibersihkan, untuk kemudian tanah dilubangi sebagai tempat menanam benih atau biji. Benih merupakan calon individu baru tanaman, yang banyak menentukan mutu pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Benih yang baik dan sehat serta potensial untuk tumbuh, akan menghasilkan bagian-bagian vegetatif tanaman yang sehat dan berkualitas pula. Ciri-ciri umum benih yang berkualitas antara lain warna normal (biasanya berwarna cerah), mengkilap, tidak keriput, dan tidak cacat.

Tanaman dengan persiapan yang baik serta pemeliharaan yang teratur dapat menghasilkan hasil yang optimal bagi petani. Hasil-hasil pertanian tersebut dapat dikonsumsi sendiri maupun dijual, atau disimpan serta dapat pula digunakan untuk proses pembenihan. Dari proses pemanenan dan penyimpanan diperlukan cara-cara tertentu agar dapat bertahan lama dan awet. Selama penyimpanan, hasil komoditi pertanian dapat berubah, baik kualitas maupun kuantitas, maka dari itu diperlukan proses penyimpanan yang baik.B. Tujuan Praktikum

1. Persiapan Lahan

Mahasiswa mendapatkan pemahaman dan mampu melaksanakan persiapan lahan sebagai media tanam, sehingga tanaman tumbuh dengan baik.2. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih

Mahasiswa mampu melakukan pemilihan benih melalui uji fisik, fisiologi dan menghitumg kebutuhan benih per satuan luas.3. Penanaman, Pemeliharaan, dan Panen Tanaman

Mahasiswa memiliki pengalaman dalam budidaya tanaman sehingga terampil mengelola tanaman sejak penanaman, pemeliharaan hingga panen.

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Persiapan LahanPengolahan tanah merupakan kebudayaan yang tertua dalam pertanian dan tetap diperlukan dalam pertanian modern. Mendefinisikan pengolahan tanah sebagai setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat pesemaian, tempat bertanam, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa tanaman, dan memberantas gulma. Mengolah tanah adalah untuk menciptakan sifat olah yang baik, dan sifat ini mencerminkan keadaan fisik tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur tanah alami yang baik yang terbentuk karena penetrasi akar atau fauna tauna, apabila pengolahan tanah terlalu intensif maka struktur tanah akan rusak ( Arsyad 2000).

Teknologi penyiapan lahan adalah suatu teknik penyiapan lahan dengan menggunakan herbisida sebelum penanaman. Herbisida digunakan sebagai alat untuk menyiapkan lahan pertanian secara cepat melalui olah tanam minimum atau tanpa olah tanah. Herbisida yang digunakan antara lain herbisida kontak yang berbahan aktif parakuat maupun herbisida sistemik berbahan aktif glifosat potasium (Husni 2009).Pengelolaan lahan lahan dimulai dari membersihkan lahan mulai dari membersihkan rumput, pencangkulan atau traktor dengan menglirkan air dari saluran air sekunder. Pembuataan saluran kecil (tata air mikro0 dii lahan dan pemasangan pipa PVC dimaksudkan agar air di lahan pertanian tersebut lancar. Setelah beberapa kali air masuk ke lahan lalu diberi kapur. Satelah itu pemupukan dengan urea, KCl, dan SP-36 (Saad dkk 2008)Pengolahan tanah merupakan kegiatan mendasar dalam budi daya tanaman. Pengolahan tanah meliputi pengolahan sempurna hingga pengolahan tanah minimal atau tanpa olah tanah (TOT). Bentuk dan kualitas pengolahan tanah ditentukan oleh prasyarat tumbuh tanaman dan jenis tanah. Tanaman kacang tanah membentuk polong di dalam tanah. Oleh karena itu, kualitas medium tumbuh menentukan jumlah dan kualitas biji. Ginofor kacang tanah akan sulit menembus medium perakaran jika struktur tanah padat. Medium perakaran yang cocok akan meningkatkan jumlah polong produktif sehingga memperkecil nisbah polong hampa terhadap polong isi (Joshi 2007).Pengolahan tanah sempurna merupakan cara penyiapan lahan yang umum dilakukan petani. Namun cara tersebut memerlukan banyak kerja, biaya dan waktu. Alternatif lain adalah pcnggunaan system tanpa olah tanah (TOT) sistem TOT dapat melestarikan tanah dan air, serta dapat menghemat tenaga kerja dan biaya. Terjadinya peningkatan hasil dengan menggunakan herhisida diduga karena gulma lebih cepat melapuk (terdekomposisi), sehingga akan menambah bahan organik dalam tanah. terjadinya peningkatan bahan organik dalam tanah akan memberikan kontribusi positif terhadap proses aerasi dan drainase, sehingga memberi peluang pada tanaman untuk tumbuh dan berkembang lebih baik (Agustina 2007).Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi strutur tanah alami yang baik yang terbentuk karena penetrasi akar dan fauna. Apabila pengolahan tanah terlalu intensif maka strutur tanah akan rusak. Pengatasan terhadap pengaruh buruk pengolahan tanah, maka dianjurkan beberapa cara pengolahan tanah konservasi yang dapat memperkecil terjadinya erosi (Montolalu 2001).Pada umumnya saat dilakukan pengolahan tanah, lahan dalam keadaan terbuka, tanah dihancurkan oleh alat pengolah, sehingga agregat tanah mempunyai kemantapan rendah.. Jika pada saat tersebut terjadi hujan, tanah dengan mudah dihancurkan dan terangkut bersama air permukaan (erosi). Untuk jangka panjang pengolahan tanah yang terus menerus mengakibatkan pemadatan pada lapisan tanah bagian bawah lapisan olah, hal demikian menghambat pertumbuhan akar (Tarumingkeng 2001).

Persiapan lahan dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata. Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan terlampau basah, tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Persiapan lahan untuk jenis tanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuatkan saluran drainase (Nugroho 2009).Pada tanah jenis Alfisol yang memiliki tekstur lempung liat berpasir hingga liat, cara pengolahannya yaitu dengan mencangkul tanah terlebih dahulu sebelum ditanami, gunanya untuk menggemburkan tanah, dan mengubah struktur tiang yang keras menjadi remah/granuler, dan mengubah kemantapan agregatnya agar tidak terlalu keras, dan tanah tidak mengalami kompaksi, apabila tanah mengalami kompaksi maka air lebih sukar menyerap ke bagian tanah di dalamnya, dan itu tidak baik bagi pertumbuhan tanaman. Agregat-agregat yang mantap dengan ruang pori yang yang cukup akan menjamin penyebaran udara dan air dalam tubuh tanah secara optimal, yaitu keadaan yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Minardi 2004).Prinsip umum pengolahan tanah yang optimal adalah menyiapkan media tumbuh dengan struktur tanah gembur (remah) untuk pertanaman sistem kering (upland) seperti palawija, dan struktur tanah melumpur (moody) untuk pertanaman sistem basah/tergenang (lowland) seperti padi. Kacang tanah membentuk polong pada daerah perakaran (rizosfier) pada kedalaman 5-15 cm dari permukaan tanah. Dengan demikian, struktur gembur pada daerah perakaran menjadi kunci sukses pertama dalam pembentukan polong. Permukaan tanah yang keras akan menghambat ginofor kacang tanah untuk menembus tanah yang lebih dalam sehingga menghambat perkembangan polong. Rotasi tanaman dengan pola tanam padi-padi-ubi jalar, atau padi-padi-melon, dapat memperbaiki kesuburan dan meningkatkan produktivitas tanah (Revoredo 2002).B. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan BenihDalam usaha produksi tanaman pertanian, benih merupakan unsur yang sangat penting. Meskipun sarana produksi lainnya dipenuhi, produksi tinggi akan diperoleh jika menggunakan benih bermutu tinggi. Mutu benih mencakup mutu genetis, mutu fisis dan mutu fisiologis. Mutu genetis benih ditentukan oleh tingkat kemurnian varietas, sedangkan mutu fisis oleh tingkat kebersihan fisis, mutu fisiologis benih mencakup kemuduran benih, viabilitas benih dan tingkat tahan simpan benih. (Aryunis 2000).

Benih merupakan pembawa karakter genetik tanaman yang menentukan batas tertinggi dan potensi hasil serta dapat mempengaruhi efektifitas dari input-output pertanian. Dari semua input pertanian seperti pupuk, pestisida, herbisida dan sebagainya benih baik dan benar merupakan faktor input yang paling menentukan. Benih yang baik artinya benih yang sehat, bebas dari hama dan penyakit, sedangkan benih yang benar artinya benih yang sesuai dengan deskripsi varietasnya. Pemilihan benih dan dimana petani memproduksi benihnya (kondisi lahan dan riwayat lahan produksi) merupakan kunci utama keberhasilan usahanya (Hasanah et al. 2004).Benih merupakan biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan pengembangan usahatani dan mempunyai fungsi agronomis. Benih yang bermutu adalah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang bekualitas tinggi. Benih yang baik dan bermutu akan sangat menunjang dalam peningkatan produknya baik dari segi kuantitas (jumlahnya) maupun kualitas (Kasno 2008).

Benih dipilih yang baik dengan ciri-ciri, yaitu bernas, bebas dari campuran varietas lain dan berdaya tumbuh lebih dari 90% serta tidak cacat atau rusak sewaktu prosesing atau karena serangan hama dan penyakit selama penyimpanan. Selama penyimpanan biji akan mengalami perubahan fisiologis yang disebabkan oleh adanya proses respirasi sehingga terjadi pengurangan karbohidrat yang akan menyebabkan susut berat. Sifat biji adalah sangat higroskopis, yang akan menyebabkan kenaikan kadar air. Dengan naiknya kadar air diduga biji yang akan mengalami kemunduran fisiologis. Gejala-gejala kemunduran fisiologis biji diantaranya ialah mundurnya daya kecambah dan meningkatnya kecambah yang abnormal (Lesilolo et al. 2012).Mutu benih dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain genetik benih, kualitas benih saat disimpan, suhu ruang simpan, kadar air benih ketika disimpan dan kelembaban udara di sekitar tempat penyimpanan. Selain itu, permeabilitas dan warna kulit juga mempengaruhi kualitas benih. Lokasi produksi, varietas dan kadar air awal benih sebelum disimpan berpengaruh pula terhadap daya kecambah dan daya tumbuh benih. Syarat-syarat benih atau biji kacang tanah yang baik adalah :

1. Berasal dari tanaman yang baru atau varietas unggul.

2. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90%) dan sehat.

3. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.

4. Murni atau tidak bercampur dengan varietas lain.

5. Kadar air benih berkisar 9-12% (Prihatman 2000).

Secara umum, komponen mutu benih dibedakan menjadi tiga, yaitu komponen mutu fisik, fisiologis, dan genetik. Sekarang pasar sudah mendesak dimasukkannya komponen mutu pathologis. Komponen mutu fisik adalah kondisi fisik benih yang menyangkut warna, bentuk, ukuran, bobot, tekstur permukaan, tingkat kerusakan fisik, kebersihan, dan keseragaman. Komponen mutu fisiologis adalah hal yang berkaitan dengan daya hidup benih jika ditumbuhkan (dikecambahkan), baik pada kondisi yang menguntungkan (optimum) maupun kurang menguntungkan (suboptimum). Komponen mutu genetik adalah hal yang berkaitan dengan kebenaran dari varietas benih, baik secara fenotip (fisik) maupun genetiknya. Adapun mutu pathologis berkaitan dengan ada tidaknya serangan penyakit pada benih serta tingkat serangan yang terjadi (Rukmana 2000).

Pada dasarnya, varietas unggul merupakan varietas dengan respon tinggi, yakni dikembangkan supaya respon terhadap dosis pupuk kimia tinggi. Jika disebar pada lahan dengan kandungan unsur hara tinggi dan air yang mencukupi serta pengendalian hama yang memadai, varietas unggul dan hibrida memang bisa memberikan hasil penanaman yang tinggi. Bila hanya menggunakan input luar dalam tingkat yang rendah, varietas lokal hasilnya bisa melebihi varietas unggul (Donkers dan Hoebink 2000).Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifnya pertumbuhan embrionik terdiri dari faktor dalam seperti kondisi biji, sifat fisik, daya kecambah, kecepatan kecambah, kematangan embrio serta faktor-faktor luar seperti air, suhu, oksigen, cahaya, kelembaban dan lain-lain. Dalam pertanian perlu adanya penggunaan bibit yang unggul agar hasil yang diperoleh juga tinggi. Benih unggul yang diperoleh dari varietas hasil pemuliaan tanaman disebut dengan benih penjenis, misalnya klon, galur-galur murni atau varietas hibrida. Benih yang telah diperoleh harus dijaga agar susunan genetisnya tidak berubah (Setyati 2000).

Tanaman yang baik berasal dari benih yang unggul, untuk itu agar diketahui jenis benih unggul perlu dilakukannya pengujian benih. Pengujian benih khususnya dalam pengujian kemurnian benih merupakan kegiatan-kegiatan untuk menelaah tantang kepositifan fisik, komponen-komponen benih. Selain itu termasuk pula di dalamnya persentase berat benih murni (pure seed) yang meliputi semua varietas dari setiap spesies yang diakui sebagaimana yang dinyatakan oleh pengirim atau yang ditemukan dalam pengujian di laboratorium (Justice 2002).Pembenihan bisa dilakukan di berbagai tempat yang berlainan atau semua benih dapat ditanam di tempat yang sama dan kemudian dibagi ketika sudah siap ditanam di lahan. Bisa juga menggunakan kombinasi keduanya. Pembibitan masyarakat yang lebih besar dapat dimanfaatkan untuk keperluan penghijauan hutan (Nursyamsi 2002).Jumlah biji yang disebar dalam satu lubang akan tergantung dari daya hidup (viabilitas) benih dan pada spesies benih yang ditanam. Untuk banyak speises, dua benih perlubang adalah ideal tetapi bagi beberapa (khususnya jagung manis dan okra) hanya satu benih harus ditanam. Ini disebabkan karena bila lebih dari satu tanaman yang berhasil tumbuh dalam satu lubang, kerebahan akan terpacu. Untuk kedua spesies ini, harus dihindari benih yang daya kecambahnya jelek, jika terpaksa harus digunakan, kerapatan jaraknya harus ditingkatkan untuk mengimbangi daya kecambahnya yang jelek (William 2003).

Kebutuhan benih sering tergantung pada presentase perkecambahan. Kebutuhan bibit yang dimaksud di sini adalah jumlah bibit yang diperlukan untuk menanami areal dengan luasan tertentu dan jarak tanam tertentu. Dalam perhitungan untuk menentukan kebutuhan bibit, mengingat jarak tanam satuannya adalah meter, maka luas areal tanam yang satuannya dalam hektar harus dirubah dulu menjadi satuan meter2 sehingga luas tanam dengan satuan hektar perlu dikali 10.000 (1 hektar sama dengan 10.000 meter2) Prosentase jadi tanaman di lapangan adalah prosentasi jumlah bibit yang tumbuh hingga umur tertentu dibandingkan dengan jumlah bibit yang ditanam. Prosen jadi tanaman sangat tergantung kepada kualitas bibit yang digunakan dan teknik silvikultur yang diterapkan. Nilainya biasanya ditentukan berdasarkan pengalaman dan dalam kegiatan perencanaan pada umumnya diperkirakan 80% (James et al 2003).C. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen

1. Jagung (Zea mays)Jagung merupakan tanaman semusim determinat, dan satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk pertumbuhan generatif. Tanaman jagung merupakan tanaman tingkat tinggi dengan klasifikasi sebagai berikut:Kingdom : Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Sub divisio: Angiospermae

Class

: Monocotyledoneae

Ordo

: Poales

Familia : Poaceae

Genus

: ZeaSpesies : Zea mays (Iriany et al. 2005).Jagung merupakan tanaman monokotil. Tanaman vegetatif mewakili generasi sporofita diploid. Meiosis terjadi pada bunga jantan diwakili oleh tassels dan bunga betina oleh ears. Mikrospora haploid (spora jantan) berkembang menjadi serbuk sari dan megaspore haploid (spora betina) membelah secara mitosis membentuk megagametofita. Telur dibentuk di dalam megagametofita. Penyerbukkan mengarah kepembentukkan buluh serbu sari yang berisi dua sel sperma (mikrogametofita). Terakhir, hasil penyerbukkan ganda membentuk zigot diploid, tahap pertama terbentuk generasi baru sporofit (Tjitrosoepomo 2005).Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya/ protandri (Hasanah 2004).

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang mencapai tinggi 6 m. Tinggi tanaman biasanya diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini (Rismunandar 2000).Bercocok tanam jagung adalah usaha turut campur tangan manusia di dalam pengelolaan tanaman jagung, sehingga kelak dapat diperoleh hasil yang diharapkan. Di Indonesia jagung ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi, baik di sawah, tegal maupun pekarangan. Penanaman jagung perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harapan produksi yang akan diperoleh, seperti waktu tanam, jarak tanam, dan cara menanam jagung (Turmudi 2002).Perlakuan kepadatan tanaman atau jarak tanam menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap rata-rata jumlah tongkol pertanaman, panjang tongkol dan hasil tongkol segar jagung. Perlakuan kepadatan tanaman menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap rata-rata jumlah tongkol pertanaman, panjang tongkol dan hasil tongkol segar jagung semi per hektar. Tetapi, berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan saat panen, umur bunga, serta diameter tongkol. Kemungkinan disebabkan tidak terjadi persaingan antar individu tanaman dalam mendapatkan sinar matahari, unsur hara, air dan CO2 sepanjang pertumbuhan tanaman jagung tersebut (Bary et al. 2004).

Jarak tanam yang semakin sempit memerlukan benih yang seamkin besar. Apalagi jika jagung ditanam dengan sistem tanam monokultur akan membutuhkan benih yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sistem tumpang sari. Pengaturan jarak tanam ini ditentukan oleh umur varietas jagung, dan populasi tanaman yang optimum (Aak 2007).Jarak tanam untuk tanaman sangatlah diperlukan agar setiap individu tanaman dapat memanfaatkan semua faktor lingkungan tumbuhnya dengan optimal, sehingga akhirnya produksi dapat dicapai optimal pula. Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman, efisiensi penggunaan cahaya. Selain itu jarak tanam berpengaruh terhadap cuaca mikro, perkembangan hama penyakit juga mempengaruhi kompetisi antara tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara. Penentuan jarak tanam jagung dipengaruhi jenis, varietas atau hybrida jagung yang ditanam, pola tanam dan kesuburan tanah, bagian tanaman yang akan dipanen sebagai pendekatan ekonomik (Suminarti 2000).Perdebatan tentang dampak keselamatan dan lingkungan dari bioteknologi masih dipanaskan dan belum terselesaikan. Banyak peneliti akademis, lingkungan, dan kritikus telah menyuarakan keprihatinan tentang dampak dari jagung Bt pada spesies lain, pada keanekaragaman hayati di umum dan, pada kesehatan manusia dan hewan. Dalam sebuah penelitian untuk Henry A. Wallace Pusat, menunjukkan bahwa gen dapat ditransfer ke kerabat liar, yang akan mengurangi keanekaragaman hayati dan menciptakan herbisida, serangga atau resistensi virus dalam gulma. Selain itu, racun Bt ha ve mungkin efek buruk pada organisme non-target seperti kupu-kupu atau menguntungkan serangga populasi yang membantu mengendalikan hama. Matt Rand di National Lingkungan yang Dipercaya memperingatkan bioteknologi yang mungkin memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan banyak yang meliputi reaksi alergi dan toksisitas tanaman. Selain itu, ia memperingatkan bahwa Bt dihasilkan dari jagung dapat terakumulasi dalam tanah (tidak seperti organik penyemprotan Bt) dan bahwa penggunaan jagung Bt akan menciptakan resistensi hama, sehingga mengurangi efektivitas Bt sebagai pestisida organik (Ervin et al. 2000).2. Kacang Tanah (Arachis hipogea)Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, kacang banggala. Bahasa Inggrisnya kacang tanah adalah peanut atau groundnut (Prihatman 2000).

Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan tanaman utama yang ditanam di zona kering dan semi kering dari Nigeria. Hal ini baik tumbuh untuk, minyak kacang atau residu vegetatif. Kacang tanah produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, terutama oleh stres kelembaban dan suhu. Suhu optimum untuk kacang tanah adalah antara 27 dan 30C. Pada tanaman kacang tanah meningkat pertumbuhan, penggunaan air cenderung meningkat. Sebagai penutup tanah oleh kanopi daun meningkat, tanaman tumbuh untuk menutupi antar-baris ruang yang mengarah ke tingkat yang lebih tinggi cahaya intercept- ion, transpirasi dan karena itu lebih tinggi tingkat bahan kering akumulasi. Setelah mencapai kanopi dekat, hampir semua radiasi matahari dicegat dan tanaman meningkat bahan kering berat badan pada tingkat yang hampir konstan sampai buah development dimulai pada 75 HST (Idinoba et al. 2008).Kacang tanah termasuk tanaman polong-polongan yang berbunga sempurna dan menyerbuk sendiri. Setelah pembuahan, bunga langsung layu membentuk ginofor dan membentuk polong didalam tanah. Pembentukan polong terjadi sekitar 40 hari setelah masa tanam dan pemasakan buah hingga siap panen berlangsung setelah tanaman berumur 90 hari (Suparman et al. 2003).

Kacang tanah termasuk tanaman yang berakar dangkal dan selalu menghendaki tanah yang lembab. Sehingga keadaan air harus selalu dijaga agar tetap lembab dan tidak kering. Namun demikian, kandungan air dalam tanah yang terlalu jenuhpun tidak dikehendaki sebab kondisi semacam ini justru akan merusak pertumbuhan akar. Akibatnya akar akan menjadi busuk, lama kelamaan tanaman menjadi layu dan akhirnya mati. Untuk itu perlu adanya bedengan yang fungsinya untuk melancarkan jalannya air sehingga kacang tanah terhindar dengan genangan air (William 2000).

Tanaman kacang tanah mempunyai bintil akar (nodula) yang mampu mengikat nitrogen bebas di dalam tanah, sehingga kebutuhan nitrogen mampu dipenuhinya sendiri. Kehidupan simbiosis, antara tanaman kacang-kacangan (Leguminoceae) dengan bakteri bintil akar Rhizobium sangat menguntungkan bagi tanaman inang maupun tanaman sekitar. Bintil ini sebagian besar terdapat pada bagian ujung akar kacang-kacangan. Di dalam bagian ujung akar itu hidup bergerombol bakteri yang menguntungkan (Suprapto 2003).Kacang tanah merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi luas, dapat tumbuh baik di lahan kering, lahan sawah maupun lahan bukaan baru/marjinal. Kacang-kacangan dan Ubi-ubian Malang dan tiga varietas cek (Jerapah, Singa dan Lokal) diuji keragaan hasil di dua agroekosistem yaitu di lahan pasang surut dan lahan lebak dangkal. Setiap genotipe ditanam pada petak berukuran 4 m x 5 m, dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm, 2 biji/lubang. Di lahan pasang surut, penyiapan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan dari gulma, kemudian dicangkul dan dilakukan plotting, sedangkan di lahan lebak penyiapan lahan tanpa olah tanah. Lahan hanya dibersihkan dari gulma dan dilakukan plotting sesuai layout percobaan. Pupuk diberikan pada 7 hst dengan takaran 50 kg Urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCl per hektar. Saat tanam, pada lubang tanam diberi Furadan 3G. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu pada 3 dan 6 mst. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan pada 3, 6 dan 9 mst. Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 98 hari. Polong basah dipipil, kemudian dijemur sampai kering (Koesrini dkk 2006).Budidaya kacang tanah dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe tegak dan tipe menjalar. Tipe tegak, jenis kacang ini tumbuh lurus atau sedikit miring ke atas, buahnya terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek (genjah) dan kemasakan buahnya seerempak. Tipe menjalar, jenis ini tumbuh ke arah samping, batanng utama berukuran panjang, buah terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan umumnya berumur panjang (Rudiyanto 2009).Jenis kacang tanah yang berumur pendek 3-4 bulan, dengan tope pertumbuhan tegak dapat menggunakan jarak tanam 15cm x 30cm, yakni jarak antar larikan 30cm dan jarak antar benih 15cm. Dengan pengaturan jarak tanam semacam ini bisa diperoleh 210.000 tanaman/hektar, sedangkan benih yang diperlukan sebanyak 110 kg polong kering per hektar (Aak 2002).Benih kacang tanah akan tumbuh 3-7 hari hst. Apabila dalam waktu tersebut ada benih yang tidak tumbuh, haru segera disulam.Gulma harus dibersihkan (disiangi). Penyiangan pertama biasanya dilakukan pada waktu tanaman kacang tanah berumur 21 hst dan diulang saat berumur 37-42 hst. Pada waktu penyiangan kedua, dilakukan pembumbunan, yaitu tannah digemburkan, kemudian ditimbunkan di dekat pangkal tanaman.Pada fase awal pertumbuhan, tanaman kacang tanah membutuhkan pengairan yang memadai, terutama di musim kemarau.Kabutuhan air harus dipertahankan optimal hingga tanaman berumur 3 minggu, atau fase pembungaan sampai pembentukan gynofora. Dan perlindungan tanaman ditujukan terhadap organisme pengganggu berupa hama dan penyakit (Rukmana 2000).Tanaman kacang tanah yang terserang GMV (Groundnut Mosaic Virus) menunjukkan gejala klorotik pada bagian vena daun muda, selanjutnya terlihat segala klorotik pada ujung daun dan sepanjang tepi daun. Selain itu pada bagian tepi daun sering nampak bergelombang. Virus yang terbawa pada permukaan biji dapat dimatikan dengan perawatan biji dengan menggunakan bahan kimia. Tetapi bila terapat di dalam endosperm/embrio seperti GMV, hanya dapat dihilangkan dengan perlakuan air panas (Smith 2002).

Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengarturan jarak tanam yang berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan hara, air dan cahaya matahari, sehingga apabila tidak diatur dengan baik akan mempengaruhi hasil tanaman. Jarak tanam rapat mengakibatkan terjadinya kompetisi intra spesies dan antar spesies. Kompetisi yang terjadi utamanya adalah kompetisi dalam memperoleh cahaya, unsur hara dan air. Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secra nyata berpengaruh terhadap jumlah cabang serta luas daun (Budiastuti 2000).

Kepadatan kacang tanah yang semakin tinggi menyebabkan pertumbuhan generatif (jumlah bunga, jumlah polong, berat kering polong hampa, dan berat kering polong penuh) kacang tanah makin banyak, kecuali jumlah bunga dan berat kering polong hampa, sedangakan pada faktor kepadatan teki menurunkan pertumbuhan generatif kacang tanah, kecuali jumlah bunga dan berat kering polong hampa. Dan kepadatan kacang tanah menurunkan teki (Wahyuningsih 2008).

Panen kacang tanah dilakukan apabila 75% polong telah tua. Ciri polong kacang tanah yang telah tua dapat dilihat secara kenampakan fisik polong kacang tanah. Adapun ciri-ciri polong kacang tanh yang sudah tua adalah kulit polong agak keras, warna polong kecoklatan, pong berisi penuh tetapi biji tidak terlalu keras, kulit ari biji tipis tetapi mudah dikelupas, kadar air biji menurun dibawah 25% (Irwan 2006). III. METODE PRAKTIKUMA. Waktu dan Tempat Praktikum1. Persiapan LahanPraktikum Teknologi Budidaya Tanaman acara Persiapan Lahan dilaksanakan pada hari Sabtu,30 Maret 2013 bertempat di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.2. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan BenihPraktikum Teknologi Budidaya Tanaman acara Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih dilaksanakan pada hari Selasa,26 Maret 2013 bertempat di laboratorium Ekologi dan Manajemen Pertumbuhan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Penanaman, Pemeliharaan dan PanenPraktikum Teknologi Budidaya Tanaman acara Penanaman dilaksanakan pada hari Sabtu,30 Maret 2013 bertempet di Jumantono, Desa Sukosari, Karanganyar. Sedangkan Praktikum acara Pemeliharaan Tanaman ini dilaksanakan setiap Sabtu semenjak penanaman hingga panen. B. Alat dan Bahan1. Alat

a. Persiapan Lahan1) Cangkul

2) Cethok

3) Traktor

4) Patok

5) Tali rafia

6) Papan namab. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih1) Kaca pembesar 2) Alat penghitung

3) Petridish

4) Kertas tissue/buramc. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen

1) Meteran

2) Tali rafia

3) Timbangan

4) Tugal

5) Gembor

6) Sprayer

7) Oven

2. Bahan

a. Persiapan Lahan

1) Pupuk kandang

2) Pupuk urea

3) Pupuk SP36

4) Pupuk KCl

b. Pemilihan dan Perhitungan Benih1) Benih jagung2) Benih kacang tanah3) Airc. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen 1) Benih

2) Pupuk kandang3) Pupuk daunC. Cara Kerja1. Persiapan Lahan

a. Mengolah tanah dengan traktor dan cangkul sehingga tanah menjadi gembur.b. Membuat petakan atau bedengan yang diberi papan nama perlakuan tanaman.c. Menabur pupukUntuk tanaman jagung:

1) Pupuk kandang 4,8 kg/petak2) Pupuk urea 105 gr/petak

3) SP36 24 gr/petak

4) KCL 24 gr/petak (aplikasi pemupukan urea dosis dan SP36 serta KCl 1 dosis pada saat tanam, kemudian dosis urea pada 5 MST)Untuk tanaman kacang tanah:1) Pupuk kandang 0,6kg/petak2) Pupuk urea 15 gr/petak

3) SP36 30 gr/petak

4) KCL 30 gr/petak (aplikasi pemupukan dilakukan pada saat tanam)2. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih

a. Pemilihan benih

1) Mengambil benih yang akan ditanam

2) Melakukan pengamatan dengan menggunakan kaca pembesar (ciri biji yang baik yaitu mengkilap, tidak keriput, tidak cacat dan warna normal).

b. Uji daya kecambah

1) Memilih 50 atau 100 biji, menatanya pada lembaran kertas buram atau tissue di petridish lalu membasahinya dengan air secukupnya2) Menghitung jumlah biji yang berkecambah setiap hari sampai pada hari ke-73) Melakukan perhitungan

DK = Jumlah benih yang berkecambah pada hari ke-7 x 100%

Jumlah benih yang dikecambahkanKK = Jumlah benih yang berkecambah pada hari ke-4 x 100%

Jumlah benih yang dikecambahkanc. Berat 1000 biji

1) Menghitung 100 atau 1000 biji yang akan ditanam, kemudian menimbangnyaKebutuhan benih per Ha : Luas lahan (ha) x kebutuhan benih 1 lubang

Luas jarak tanam(ha)Kebutuhan Benih : Kebutuhan benih per ha x rata rata berat 1000 benih

1000 benih

2) Mengulangi poin (a) hingga 3 kali ulangan

3. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen

Luas petakan tiap kelompok 2 x 3 m

a. Penanaman jagung

1) Membuat lubang tanam dengan tugal sedalam 5 m dengan jarak tanam 40 cm x 50 cm (30 tanaman/petak)

2) Menanam benih jagung pada lubang tanam kemudian menutup rapat dengan tanah

3) Menambahkan pupuk susulan urea dosis pada umur 5 minggu setelah tanam

4) Melakukan pemupukan dengan pupuk daun dengan perlakuan:

P0: kontrol

P1: 14 hari setelah tanam

P1: 21 hari setelah tanam

P1: 28 hari setelah tanam

Masing-masing perlakuan sebanyak 6 kali sehingga terdapat 24 petak

b. Penanaman kacang tanah

1) Membuat lubang tanam sedalam 3 cm dengan perlakuan:

J1: 25 x 15 cm (160 tanaman per petak)

J2: 25 x 20 cm (120 tanaman per petak)

J3: 25 x 25 cm (96 tanaman per petak)

J4: 25 x 30 cm (80 tanaman per petak)

2) Mengulangi perlakuan sebanyak 6 kali sehingga terdapat 24 petakan

3) Menanam benih kacang tanah pada lubang yang tersedia kemudian menutupnya dengan tanah

c. Pemeliharaan

1) Menyirami tanaman setiap sore hari, setelah satu minggu bila tanaman telah hidup penyiraman dilakukan bila tanah dalam keadaan kering

2) Malakukan penyiangan dan pendangiran dengan cangkul atau cethok untuk membersihkan gulma dan menggemburkan tanah

3) Melakukan pengendalian pengganggu tanaman (hama atau penyakit) secara mekanik bila diperlukan

4) Melakukan pengamatan bagian vegetatif tanaman, meliputi tinggi tanaman dan saat muncul bunga

d. Pemanenan

Melakukan pemanenan bila tanaman telah memasuki kriteria masak sesuai jenis tanaman (jagung tongkol berwarna coklat dan biji keras).

e. Pengamatan

1) Melakukan pengamatan bagian vegetatif tanaman, meliputi tinggi tanaman dan saat muncul bunga (untuk jagung dan kacang tanah)

2) Melakukan pengamatan pada saat panen, meliputi:

a. Jagung: berat kering tanaman, berat tongkol dengan dan tanpa

kelobot.

b. Kacang tanah: berat kering tanaman, berat polong isi dan berat polong hampa.Data yang diperoleh dari pengamatan bagian vegetatif maupun saat panen dianalisis statistik dengan sidik ragam

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Persiapan Lahan

1. Hasil pengamatan

Tabel 4.1.1 Hasil Pengamatan Indenfikasi Lahan di JumantonoNo.Hal yang DiamatiTanah Sebelum DiolahTanah Sesudah Diolah

1.Jenis tanahAlfisol, tanah untuk penanaman keras, berwarna merah.Tanah menjadi gembur, struktur dan tekstur tanah berubah

2.Struktur tanahGumpalRemah

3.Testur tanahLempung debuanLempung debuan

4.Partikel tanahKasarRata agak lembut

5.HamaBelalang, kepikBelalang,kepik

6.GulmaRumput teki-

Sumber : Logbook2. Pembahasan

Lahan merupakan suatu lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan tanah. Sering kali terjadinya kerancuan penggunaan istilah lahan dengan tanah, karena sering penggunaan istilah ini dianggap memiliki arti yang sama. Tanah dalam hal ini merupakan suatu komponen penyusun suatu lahan. Lahan biasa digunakan untuk pelaksanaan budidaya tanaman, namun untuk dapat memanfaatkannya diperlukan suatu penangan dan pengolahan berupa persiapan lahan.

Praktikum yang dilakukan di lahan Jumantono ini, sebelum dilakukan penanaman maka terlebih dahulu dilakukan upaya persiapan lahan. Persiapan lahan merupakan segala tindakan atau perlakuan yang diberikan pada suatu lahan untuk menjaga dan mempertinggi produktivitas lahan tersebut dengan mempertimbangkan kelestariaannya. Tingkat produktivitas lahan sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah, curah hujan, suhu, kelembaban, sistem pengelolaan lahan serta pemilihan landcover. Persiapan lahan sebagai salah satu komponen pengelolaan teknologi pertanian diperlukan dalam sistem pertanian berkelanjutan karena dengan melakukan persiapan lahan akan dapat menambah manfaat ekonomi dalam jangka pendek dan mengurangi kerusakan lingkungan seperti degradasi kesuburan tanah dalam jangka panjang. Untuk persiapan lahan tersebut dilakukan dengan cara melakukan pengolahan pada lahan tersebut. Upaya pengolahan tanah tersebut dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah yang ada, sehingga diperoleh keadaan tanah yang cocok untuk tanaman yang akan diupayakan, yaitu memiliki aerasi yang baik dan tekstur yang baik pula.Pengolahan tanah tersebut tidak perlu dilakukan pengolahan tanah yang berlebihan, karena hal itu akan merusak sifat fisik tanah menjadi fraksi tunggal yang tidak memiliki gaya tarik menarik antar partikel tanah sehingga mudah hilang saat ada air hujan yang datang atau mengalami pelindian. Namun dalam hal ini, pengolahan tanah diharapkan mampu menyeimbangkan pori makro dan mikro dalam tanah sehingga suasana tanah menjadi aerob. Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah untuk membentuk agregat tanah, sehingga penanaman, perkecambahan, perkembangan akar, pergerakan akar, sirkulasi udara dan air lebih bebas. Apabila keadaan tanah telah berada dalam keadaan aerob maka hal tersebut akan memudahkan sirkulasi udara dalam tanah dan mempengaruhi aktivitas mikrobia tanah untuk meningkatkan unsur hara dalam tanah. Tujuan lain dari kegiatan pengolahan tanah tersebut yaitu agar tanaman mampu mendapatkan kebutuhan unsur hara dan air dengan baik jika tanah berada dalam keadaan yang baik. Selain itu juga dilakukan upaya untuk menanggulangi adanya gulma dalam tanah yaitu dengan mencabut gulma tersebut. Gulma perlu dimusnahkan pada saat awal pertumbuhan karena tanaman pada saat awal pertumbuhan membutuhkan nutrisi yang sangat banyak untuk melangsungkan masa vegetatifnya. Jika gulma itu dibiarkan maka benih yang ditanam tersebut akan sulit untuk tumbuh karena nutrisi yang seharusnya diserap oleh benih tersebut diambil oleh gulma. Jika hal tersebut terjadi maka benih akan sulit berkecambah, bahkan tidak dapat berkecambah. Gulma yang dijumpai pada lahan saat pengolahan lahan adalah putrid malu dan rumput teki.Hasil pengamatan yang dilakukan di lahan Jumantono, Karanganyar, dapat diketahui bahwa jenis tanahnya adalah Alfisols. Alfisols terjadi dari proses vulkanik hasil pelapukan batuan gunung api, lava gunung Lawu sehingga tanahnya tergolong subur. Lahan ini cocok untuk bercocok tanam. Tanah alfisol ini berwarna merah-kuning dengan tekstur geluh-lempung dan bereaksi alkalis, namun memiliki potensi yang cukup baik, tetapi pengolahan tanahnya relatif cukup sulit karena bersifat sangat lekat bila basah dan sangat keras bila dalam keadaan kering. Keadaan kelengasan tanah perlu diketahui terlebih dahulu pada lapisan permukaan yang akan dilakukan pengolahan tanah untuk persiapan lahan penanaman. Sifat fisik tanah Alfisol secara alami cukup bagus dengan struktur remah, aerasi dan drainase baik. Struktur tanah yang remah dan konsistensi yang gembur memungkinkan akar tanaman dan ginofor dapat berkembang dengan baik, sehingga perlu dilakukan pengolahan tanah sebelum penanaman. Tanah Alfisol memiliki derajat kemasaman yang rendah atau pH tanah rendah sehingga bersifat masam, hal tersebut berakibat dalam hal lain seperti kejenuhan basa menjadi rendah, serta keracunan Al meningkat. Sehingga upaya untuk dapat meningkatkan pH yang dilakukan secara perlahan atau dengan masukan rendah yaitu melalui penambahan pupuk kandang yang diberikan saat pengolahan tanah. Penambahan bahan organik melalui pupuk kandang ini ditujukan agar pH tanah menjadi netral sehingga tanaman yang akan ditanam dapat tumbuh dengan baik. Jenis hama yang ditemukan di lahan Jumantono, Karanganyar antara lain belalang dan ulat bulu. Jenis gulma yang dapat ditemukan di lahan Jumantono, Karanganyar adalah rumput teki (Cyperus rotundus) dan putri malu (Mimosa pudica). Lahan yang akan digunakan untuk menanam jagung, pada tahap awal lahan dibuat batasan sesuai patokan dengan menggunakan rafia dan patok yang terbuat dari bambu. Petak diperlukan ketika persiapan tanam karena dengan adanya petak akan mempermudah proses penanaman. Petak-petak tanaman atau bedengan dibuat guna mempermudah perawatan dan pemeliharaan tanaman. Selain itu, adanya pembuatan petak juga dapat digunakan untuk mempermudah penghitungan populasi tanaman. Setelah dibuat batasan, tanah di campur dengan pupuk N, P, K dan pupuk kandang. Usahakan pupuk tercampur rata pada seluruh tanah. Tumbuhan memerlukan beberapa unsur hara untuk menunjang pertumbuhannya antara lain nitrogen (N) untuk pertumbuhan terutama pada fase vegetatif yaitu pertumbuhan cabang, daun dan batang. Nitrogen (lebih dari 70% volume udara terdiri dari nitrogen) juga bermanfaat dalam proses pembentukan hijau daun atau klorofil. Kekurangan nitrogen menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak normal, kerdil, daunnya menguning dan kering. Unsur fosfor (P) berguna untuk pembentukan akar, sebagai bahan dasar protein, mempercepat penuaan buah, memperkuat batang tanaman, meningkatkan hasil biji-bijian dan umbi-umbian. Selain itu Fosfor juga berfungsi untuk membantu proses asimilasi dan respirasi. Kekurangan Fosfor menybabkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan akar tidak baik dan pertumbuhan cabang dan ranting meruncing. Sedangkan Kalium (K) membantu dalam pembentukan protein dan karbohidrat. Selain itu juga berfungsi untuk memperkuat jaringan tanaman dan berperan dalam pembentukan antibodi tanaman yang bisa melawan penyakit dan kekeringan. Jika kekurangan kalium tanaman tidak tahan terhadap penyakit, kekeringan dan udara dingin.Pemberian pupuk kandang bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah, baik biologi, kimia dan fisika. Meskipun unsur-unsur yang di kandung di pupuk kandang tinggi namun untuk dapat di manfaatkan oleh tanaman perlu penguraian lebih lanjut, sehingga pupuk kandang tidak dapat di serap secara langsung oleh tanaman. Pemberian pupuk kandang selain sebagai pupuk dasar juga bertujuan untuk menggemburkan tanaman karena struktur bahan organik yang remah sehingga akar tanaman dapat dengan mudah menembus tanah dan meningkatkan daya ikat tanah terhadap air. Pemberian pupuk N membantu pertumbuhan dan pembesaran serta dengan pemberian pupuk N membantu tanaman untuk bisa menyerap unsure-unsur lain yang di butuhkan tanaman. Pemberian pupuk P untuk membantu pertumbuhan genetatif tanaman itu sendiri sedangkan pupuk K digunakan untuk dapat membantu memelihara tekanan osmotis dan pengambilan air tanah. Penambahan pupuk anorganik seperti pupuk urea, SP36 dan KCl sesuai dosis dengan tujuan untuk menambah pasokan unsur hara dalam tanah agar tersedia bagi tanaman dan dapat langsung digunakan oleh tanaman.Dosis pupuk untuk lahan yang akan ditanami jagung untuk masing-masing pupuk antara lain untuk pupuk kandang yaitu sebesar 4,8 kg/petak, pupuk urea 105 gr/petak (aplikasi pemupukan urea dosis pada saat tanam, kemudian dosis lagi pada 5 MST), pupuk SP36 24 gr/petak (aplikasi pemupukan 1 dosis pada saat tanam), pupuk KCL 24 gr/petak (aplikasi pemupukan 1 dosis pada saat tanam). Sedangkan untuk lahan yang akan ditanami kacang tanah diberikan tambahan pupuk untuk masing-masing perlakuan yaitu untuk pupuk kandang 0,6 kg/petak, pupuk urea 15 gr/petak, pupuk SP36 30 gr/petak, pupuk KCL 30 gr/petak (aplikasi pemupukan dilakukan pada saat tanamDalam persiapan lahan tersebut pupuk yang diberikan diusahakan bercampur dengan tanah agar persebaran pupuk dalam tanah merata. Sehingga pupuk yang sudah rata bercampur dengan tanah itu tidak akan mudah terlindi (tercuci) jika terjadi hujan atau pada saat penyiraman. Artinya, pupuk-pupuk tadi akan berikatan dengan unsur-unsur lain di dalam tanah sehingga tidak mudah tercuci oleh air yang turun ke dalam tanah. Akibatnya, tanah menjadi subur karena di dalam tanah tersebut mengandung unsur-unsur makro maupun mikro yang kompleks dan dalam bentuk tersedia bagi tanaman.B. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih1. Hasil Pengamatan

a. Kecepatan KecambahTabel 4.2.1 Kecepatan Kecambah Kacang Tanah dan Jagung

Benih Jumlah benih yang dikecambahkanJumlah benih yang berkecambah pada hari ke 4Kecepatan Kecambah

(%)

Jagung1010100

Kacang Tanah1010100

Sumber : LogbookKecepatan Kecambah = 1) JagungKecepatan Kecambah = Kecepatan kecambah = = 100%2) Kacang TanahKecepatan Kecambah = Kecepatan kecambah = = 100%b. Daya KecambahTabel 4.2.2 Daya Kecambah Jagung dan Kacang TanahBenih Jumlah benih yang dikecambahkanJumlah benih yang berkecambah pada hari ke 7Daya Kecambah

Jagung1010100

Kacang Tanah1010100

Sumber : LogbookDaya kecambah : 1) JagungDaya kecambah : Daya kecambah = = 100%2) Kacang TanahDaya kecambah : Daya kecambah = = 100%c. Perhitungan Berat 1000 benih

Tabel 4.2.3 Perhitungan Berat 1000 Benih JagungKelompokUlanganRata-rata

123

6222,6231,4232,4228,8

7222,8221,5218,9221,07

8188,8224,5229,4220,83

9222,7233,7230,6230,43

10226,4224,3223224,56

Rata-rata216,66227,08226,86

Sumber: LogbookTabel 4.2.4 Perhitungan Berat 1000 Benih Kacang TanahKelompokUlanganRata-rata

123

6342,6331,7319,5331,26

7337,9336,3314,6329,6

8371,1367,5357,2365,27

9355,6354,2347,4352,4

10334,2329,7336333,3

Rata-rata348,28343,88334,94

Sumber : Logbookb. Kebutuhan benih per HaKebutuhan Benih per Ha : 1. JagungKonversi daya kecambah:> 80%= 1 benih per lubang

65% - 80% = 2 benih per lubang

< 65%= 3 benih per lubangDK= 100% (per lubang 1 benih)a. Jarak tanam= 40 cm x 50 cm

= 2000 cm2= 0,2 m2b. Kebutuhan benih per Ha=

= 50000 benih/ha

2. Kacang tanah

Konversi daya kecambah:> 80%= 1 benih per lubang

65% - 80% = 2 benih per lubang

< 65%= 3 benih per lubangDK= 100% (per lubang 1 benih)a. Jarak tanam = 25 cm x 15 cm

= 375 cm2

= 0.0375

b. Kebutuhan benih =

= 266666 benih/ha2. Pembahasan

Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman acara pemilihan dan kebutuhan benih digunakan benih jagung dan kacang tanah. Benih tersebut dikembangkan secara generatif dengan biji-bijian dan diamati beberapa variabel yaitu kondisi fisik benih, kecepatan kecambah, daya kecambah, berat 100 biji, dan kebutuhan benih. Benih yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih unggul dan bermutu. Benih bermutu adalah benih yang telah di nyatakan sebagai benih yang berkualitas tinggi dari jenis tanaman unggul. Benih yang berkualitas tinggi memiliki daya tumbuh lebih dari 90%, dengan ketentuan memiliki viabilitas atau dapat mempertahankan kelangsungan pertumbuhan menjadi tanaman yang baik atau mampu berkecambah dengan normal sehingga sering disebut benih yang sudah matang. Selain itu benih bermutu harus memiliki kemurnian yang artinya terbebas dari kotoran, terbebas dari benih jenis tanaman lain, terbebas dari biji herbal, hama dan penyakit. Ciri-ciri benih yang baik adalah mempunyai warna mengkilap, halus dan tidak keriput, serta tidak ada goresan/cacat. Biji yang tidak memiliki kriteria tersebut, maka biji tidak layak untuk pembenihan. Apabila biji memenuhi kriteri tersebut, maka biji dapat langsung digunakan untuk benih, kemudian bisa dilakukan uji lebih lanjut secara kuantitatif untuk menghitung kebutuhan benih.Uji kuantitatif yang dapat dilakukan yaitu dengan cara menghitung DK (Daya Kecambah) dan KK (Kecepatan Kecambah) suatu biji. Kecepatan kecambah adalah kemampuan benih untuk berkecambah dalam waktu yang cepat. Untuk mengetahui kecepatan kecambah diadakan perkecambahan benih di dalam petridish yang dilapisi kertas buram yang diberi sedikit air. Perkecambahan dilakukan pada petridish yang masing-masing berisi sepuluh benih agar bisa digunakan sebagai pembanding. Setelah empat hari penyimpanan, jumlah kecambah dihitung dari masing-masing petridish guna mengetahui kecepatan kecambah (KK). Kecepatan kecambah dapat dihitung dengan membagi jumlah benih yang sudah berkecambah dibagi seluruh benih yang dikecambahkan dikali 100% dan dihitung untuk masing-masing ulangan. Pada jagung didapat kecepatan kecambahnya 100 %, kacang tanah 100 % . Hal ini sangat baik dan bermanfaat untuk mengetahui seberapa cepatnya benih tersebut dapat tumbuh jika di tanam di lahan. Semua benih yang dikecambahkan dapat berkecambah semua dalam selang waktu 4 hari. Kecepatan kecambah berhubungan dengan waktu yang diperlukan untuk proses perkecambahan. Apabila KK dalam perkecambahan hasilnya tinggi maka umur tanaman akan seragam.Daya kecambah adalah persentase kemampuan suatu benih tanaman untuk berkecambah. Daya kecambah suatu benih dapat dihitung dengan cara membagi jumlah benih yang berkecambah pada hari ketujuh dengan jumlah benih yang dikecambahkan kemudian dikalikan 100 %. Benih yang dikecambahkan dapat berkecambah semua, hal ini akan menentukan dalam perhitungan kebutuhan benih per petak lahan. Dari hasil perhitungan, daya kecambah biji jagung yaitu 100 %, kacang tanah memiliki daya kecambah sebesar 100 %. Nilai daya kecambah jagung sebesar 100% tersebut berarti biji jagung memilki kemampuan yang sangat baik untuk dapat berkecambah karena jika dikonversikan daya kecambah sebesar 100% adalah sebanyak 1 biji jagung sehingga untuk dapat meghasilkan satu tanaman hanya dibutuhkan satu biji saja. Begitu juga dengan daya kecambah kacang tanah yang sebesar 100%. Nilai 100% tersebut berarti kacang tanah memilki kemampuan yang sangat baik pula untuk berkecambah sehingga hanya dibutuhkan satu biji kacang tanah untuk dapat menghasilkan tanaman. Apabila daya kecambahnya tinggi kebutuhan benih yang diperlukan untuk penanaman akan sedikit karena kualitas benih yang sudah bagus. Hal ini akan berpengaruh terhadap modal yang dikeluarkan dalam kebutuhan benih yang ada. Perhitungan berat 1000 benih tersebut dilakukan sebelum kita membeli benih.Setelah mengetahui nilai daya kecambah masing-masing benih komoditas tanaman, maka dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan benih per petak lahan yang akan ditanami. Konversi daya kecambah terhadap kebutuhan benih jika daya kecambah > 80% maka 1 benih per lubang, 65% - 80% kebutuhannya 2 benih per lubang dan < 65 % kebutuhannya 3 benih per lubang. Sehingga dapat diketahui kebutuha benih per lubang komoditas tanaman jagung dan kacang tanah yaitu 1 biji setiap lubangnya.Pada praktikum ini setiap kelompok melakukan pemilihan benih kemudian mengambil 100 biji tiap komoditas kemudian ditimbang untuk mengetahui beratnya. Penghitungan 100 benih ini berfungsi untuk menganalisis selisih berat benih terbesar dan yang terkecil serta untuk menganalisis keberhasilan biji untuk berkecambah. Kemudian memilih 10 biji pada masing-masing komoditas, dengan kriteria ukurannya besar, tidak busuk, mengkilap, biji tidak keriput dan warnanya tidak jauh beda dengan yang lain. Dari hasil penimbangan 100 biji ini diketahui bahwa berat rata-rata jagung ulangan I 216,66, ulangan II 227,08 dan ulangan III 226,86. Sedangkan pada komoditas kacang tanah berat rata-rata biji ualangan I 348,28, ulangan II 343,88 ulangan III 334,94.Hasil analisis dari daya kecambah didapatkan bahwa kebutuhan benih per Ha untuk jagung sebanyak 50.000 benih/ha, kacang tanah 266.666 benih/ha. Praktek di lapangan kebutuhan benih untuk tanaman jagung adalah 120, kacang tanah 480. Dilakukan guna mengantisipasi jika benih-benih tidak bisa tumbuh karena tertanam terlalu dalam atau dimakan oleh tikus dan untuk berjaga-jaga terhadap kondisi faktor eksternal yang dapat pula mempengaruhi benih untuk tumbuh di lahan, faktor itu misalnya faktor suhu, curah hujan, intesitas cahaya matahari, angin dan faktor lainnya. Aplikasinya jika ditanam sejumlah benih yang sesuai dengan hasil perhitungan jumlah kebutuhan benih per Ha berdasarkan analisis daya kecambah maka di dapatkan lubang yang tidak terisi oleh benih.C. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen1. Jagung (P0)a. Penanaman

1) Lokasi Sampel

12

3

45

6

Gambar 4.1 Denah Sampel Tanaman JagungBudidaya tanaman dilakukan melalui beberapa tahapan dan langkah yang paling penting yang menjadi dasar dari budidaya tanaman adalah penanaman. Penanaman dilakukan dengan memasukan benih tanaman ke dalam lubang tanam. Benih yang digunakan dalam praktikum teknologi budidaya tanaman kali ini adalah benih jagung. Benih jagung dan kacang tanah yang digunakan adalah benih yang memilki daya kecambah serta kecepatan kecambah yang baik yang telah dilakukan perhitungan sebelumnya.

Penanaman jagung dilakukan pada lahan dengan luasan 2x3 m. Benih jagung ditanam dengan cara memasukannya ke dalam lubang tanam yang telah dibuat. Lubang tanam dibuat dengan menggunakan tugal sedalam kurang lebih 5 cm. Pembuatan tugal ini sebaiknya tidak terlalu dalam juga tidak terlalu dekat dengan permukaan tanah. Tugal yang terlalu dalam akan menyulitkan benih ketika berkecambah sehingga benih akan sulit mucul ke permukaan tanah, namun bila tugal yang dibuat terlalu dekat dengan permukaan tanah maka akan mengakibatkan biji hilang atau terbawa aliran permukaan sebelum biji dapat berkecambah.Jarak tanam yang digunakan dalam penanaman jagung adalah 40x50 cm sehingga akan menghasilkan 30 lubang tanam per petak. Jagung yang ditanam diberikan beberapa perlakuan berbeda. Perlakuan yang diberikan meliputi waktu pemberian pupuk daun pada tanaman jagung . Benih yang telah dimasukan ke dalam lubang tanam kemudian ditutup kembali dengan menggunakan tanah. Benih yang telah ditanam harus selalu diperhatikan dan dirawat agar dapat menghasilkan tanaman yang memilki pertumbuhan yang baik. Pemeliharaan dan perawatan tanaman dilakukan apabila benih telah berkecambah dan telah tumbuh sehingga bagian biji yang telah berkecambah tersebut dapat diamati karena sudah terlihat dan berada di atas permukaan tanah.

b. Pemeliharaan1) Tinggi Tanaman Jagung (P0)

Tabel 4.3.1 Tinggi Tanaman Jagung (P0)Minggu keTinggi tanaman (cm)GulmaHama

123456

110910,110,45,47,9Rumput

228,927,5313522,535RumputSemut

348,543,535383758Rumput

47869595810089

510497,58713477124

6157138127,5191107183Kepik

7185139145212118201

8224172178249140273

9238180214256161275

Rata-rata119,297,2798,51141,985,32138,43

Sumber: Logbook

Grafik 4.1 Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays)Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi penyiraman tanaman. Tanaman yang baru ditanam harus disiram setiap harinya agar benih dapat berkecambah dengan baik. Apabila telah lebih dari satu minggu maka benih dapat dianggap telah mampu beradaptasi sehingga penyiraman tidak perlu lagi dilakukan setiap hari namun cukup dengan satu kali selama satu minggu. Penyiraman tanaman juga dapat dilakukan apabila tanah telah dianggap cukup kering sehingga kandungan air didalamnya kurang untuk mencukupi selama satu minggu.

Penyiangan dan pendangiran juga harus dilakukan agar tanah tetap berada pada kondisi gembur dan dapat terbebas dari gulma serta hama yang mengganggu. Penyiangan dapat dilakukan secara langsung atau biasa dikenal dengan cara mekanik. Penyiangan dengan cara mekanik yaitu penyiangan yang dilakukan dengan langsung mencabuti gulma-gulma yang tumbuh disektar tanaman sehingga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Selain untuk menghilangkan gulma, penyiangan juga dilakukan dengan maksud mengendalikan hama tanaman karena beberapa jenis hama biasa hidup dan bersimbiosis dengan gulma-gulma yang tumbuh disekitar tanaman. Pendangiran dapat dilakukan apabila penyiangan telah selesai dilakukan. Pendangiran dilakukan dengan menggunakan cangkul atau cethok. Maksud dari dilakukannya pendangiran adalah agar kondisi tanah tetap gembur sehingga air dan mineral dalam tanah dapat dimanfaatkan oleh tanaman secara optimum.

Dari hasil pengamatan tabel dan grafik diatas, terlihat bahwa tinggi tanaman rata-rata per minggu tanaman jagung selalu bertambah. Dalam praktikum ini digunakan 6 sampel untuk pengamatan. Tinggi tanaman pada masing-masing sampel berbeda-beda. Tanaman jagung yang mempunyai tinggi paling besar yaitu pada sampel ke 6 sebesar 138,43 cm, sedangkan yang paling rendah pada sampel ke 5 sebesar 85,32 cm. Pada minggu ke-1 sampai ke-7 pertambahan tinggi tanamannya meningkat besar sedangkan pada minggu ke-8 sampai minggu ke-9 pertambahan tinggi tidak terlalu besar. Hal ini dikarenakan terjadi perubahan fase vegetatif menuju reproduktif yaitu untuk mematangkan buah. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman jagung berjalan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung ini, diantaranya faktor internal (kualitas benih jagung yang memang merupakan benih unggul) dan faktor eksternal (kecukupan pupuk dan air yang diberikan).

Pada saat pemeliharaan ditemukan banyak gulma dan hama pada setiap minggunya. Jenis gulma yang tumbuh di sekitar lahan cukup banyak antara lain rumput liar dan putri malu. Sedangkan hama yang sering muncul pada tanaman jagung yaitu rayap, kepik, belalang , kutu putih dan rayap. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pertambahan tinggi tanaman antara lain ketersediaan unsur hara dan air. Tercukupinya unsur hara dan air yang diperlukan tanaman akan memperlancar fotosintesis, sehingga pertumbuhan dapat optimal. Tanah yang digunakan sebagai lahan praktikum mengandung unsur hara yang cukup dan pada saat persiapan lahan sebelum tanam juga telah diberi pupuk, sehingga kecukupan unsur hara tercukupi. Unsur hara digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis, jika unsur hara tercukupi maka proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik, sehingga pertumbuhan tanaman juga dapat tumbuh dengan optimal.c. Panen1. Hasil Pengamatan Anova Jagung

Anova Akar Segar

Tabel 4.3.2 Anova Akar Segar JagungSourceType III Sum of SquaresdfMean SquareFSig.

Corrected Model3326.304a31108.768.813.494

Intercept294169.9791294169.979215.722.000

PERLAKUAN3326.30431108.768.813.494

Error60000.803441363.655

Total357497.08648

Corrected Total63327.10747

Sumber : Data RekapanAnova Akar KeringTabel 4.3.3 Anova Akar Kering JagungSourceType III Sum of SquaresdfMean SquareFSig.

Corrected Model218.992a372.997.378.769

Intercept18509.129118509.12995.842.000

PERLAKUAN218.992372.997.378.769

Error8497.35244193.122

Total27225.47348

Corrected Total8716.34447

Sumber : Data RekapanAnova Batang SegarTabel 4.3.4 Anova Batang Segar JagungSourceType III Sum of SquaresdfMean SquareFSig.

Corrected Model2662.725a3887.575.214.886

Intercept2397117.99612397117.996578.537.000

PERLAKUAN2662.7253887.575.214.886

Error182310.248444143.415

Total2582090.96948

Corrected Total184972.97347

Sumber : Data RekapanAnova Batang KeringTabel 4.3.5 Anova Batang Kering JagungSourceType III Sum of SquaresdfMean SquareFSig.

Corrected Model2662.725a3887.575.214.886

Intercept2397117.99612397117.996578.537.000

PERLAKUAN2662.7253887.575.214.886

Error182310.248444143.415

Total2582090.96948

Corrected Total184972.97347

Sumber : Data RekapanAnova Daun Segar

Tabel 4.3.6 Anova Daun Segar JagungSourceType III Sum of SquaresdfMean SquareFSig.

Corrected Model4317.289a31439.096.405.750

Intercept1245583.32011245583.320350.701.000

PERLAKUAN4317.28931439.096.405.750

Error156274.592443551.695

Total1406175.20148

Corrected Total160591.88147

Sumber : Data Rekapan

Anova Daun Kering

Tabel 4.3.7 Anova Daun Kering JagungSourceType III Sum of SquaresdfMean SquareFSig.

Corrected Model69.205a323.068.210.889

Intercept53710.665153710.665489.871.000

PERLAKUAN69.205323.068.210.889

Error4824.26944109.642

Total58604.13948

Corrected Total4893.47447

Sumber : Data RekapanAnova Tongkol dengan Klobot

Tabel 4.3.8 Anova Tongkol dengan Klobot JagungSourceType III Sum of SquaresdfMean SquareFSig.

Corrected Model2746.345a3915.448.239.869

Intercept1033519.16911033519.169269.296.000

PERLAKUAN2746.3453915.448.239.869

Error168865.798443837.859

Total1205131.31148

Corrected Total171612.14247

Sumber : Data RekapanAnova Tongkol Tanpa Klobot

Tabel 4.3.9 Anova Tongkol Tanpa Klobot JagungSourceType III Sum of SquaresdfMean SquareFSig.

Corrected Model1139.366a3379.789.348.791

Intercept212135.0211212135.021194.136.000

PERLAKUAN1139.3663379.789.348.791

Error48079.499441092.716

Total261353.88648

Corrected Total49218.86547

Sumber : Data RekapanBerdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan beberapa hasil pengamatan pada tanaman jagung. Pengamatan pada tanaman jagung meliputi berat tongkol jagung dengan dan tanpa klobot, berat basah dan kering akar jagung, berat basah dan kering batang jagung serta berat basah dan kering daun jagung. Pengamatan dan penghitungan berat tersebut dapat digunakan sebagai acuan apakah perlakuan yang diterapkan dalam praktikum berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman atau tidak. Perhitungan hasil pengamatan baik pada tanaman jagung dilakukan dengan menggunakan selang kepercayaan sebesar 5% sehingga bila hasil penghitungan diperoleh nilai signifikasi yang lebih dari 0,05 hasil tersebut dianggap tidak sigifikan atau perlakuan yang diberikan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Hasil penghitungan pada untuk berat tongkol jagung dengan menggunakan klobot memiliki nilai signifikasi sebesar 0,869, untuk berat tongkol jagung tanpa menggunakan klobot diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,791, untuk berat batang jagung segar diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,886, untuk berat daun jagung segar diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,750, untuk berat akar jagung segar diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,494, untuk berat batang jagung kering diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,526, untuk berat akar jagung kering diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,769, dan untuk berat daun jagung kering diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,889. Nilai-nilai tersebut berarti lebih besar dari selang kepercayaan yang ada sehingga dapat disimpulkan bahwa berat tongkol jagung dengan menggunakan klobot, berat tongkol jagung tanpa menggunakan klobot, berat batang jagung segar, berat daun jagung segar, berat akar jagung segar, berat batang jagung kering, berat akar jagung kering, dan berat daun jagung kering yang diberikan perlakuan dengan kontrol memilki hasil yang tidak signifikan. Hasil ini menunjukan bahwa berat perlakuan pada tongkol jagung dengan klobot, berat tongkol jagung tanpa menggunakan klobot, berat batang jagung segar, berat daun jagung segar, berat akar jagung segar, berat batang jagung kering, berat akar jagung kering, dan berat daun jagung kering sama atau tidak jauh berbeda dengan berat kontrol.

Tanaman jagung yang ditanam dirawat dengan berbagai perlakuan berbeda, yaitu dengan pemberian dan tanpa pemberian pupuk. Perberian pupuk daun pada tanaman jagung juga dibedakan berdasarkan perbedaan waktu pemberian pupuk daun. Perlakuan tersebut diwakilkan oleh berbagai macam sampel sehingga menghasilkan banyaknya nilai. Banyaknya nilai yang dihasilkan akan mengakibatkan kecilnya selisih selang kepercayaan. Apabila nilai hasil perhitungan lebih besar daripada selang kepercayaan yang telah ada maka nilai tersebut dapat dikatan tidaksignifikan atau perlakuan yang diberikan pada tanaman tidak berpengaruh terhadap berat tongkol dengan klobot jagung.2. Kacang Tanah (J1)a. Penanaman

1

2

3

4

5

6

Gambar 4.2 Denah Sampel Kacang TanahSama seperti penanaman pada tanaman jagung, penanaman kacang tanah juga dilakukan pada lahan dengan luasan 2x3 m. Kedalaman lubang tanam yang dibuat untuk tanaman kacang panjang lebih kecil yaitu sekitar 3 cm, hal ini karena akar tanaman kacang panjang relatif lebih rendah, selain itu juga karena polong kacang tanah yang akan dihasilkan berada dibawah permukaan tanah sehingga apabila latak penanam benih terlalu dalam akan menjadikan kacang yang dihasilkan berada jauh di dalam tanah dan sulit memperoleh kandungan nutrisi.

Jarak tanam yang diterapkan pada penanaman kacang tanah berbeda-beda sesuai dengan perlakuan. Semakin rapat jarang tanam yang dibuat akan menghasilkan lubang tanam yang semakin banyak sehingga pada tanaman kacang panjang dalam satu petak akan dihasilkan lubang tanam sebanyak 80, 96, 120 atau 160. Perlakuan ini dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan pada setiap satu jarak tanam sehingga akan menghasilkan tanaman kacang panjang sebanyak 24 petak.

Benih kacang tanah yang digunakan ditanam secara langsung ke dalam lubang tanam yang telah dibuat sebelumnya. Benih yang telah dimasukan ke dalam lubang tanam kemudian ditutup kembali dengan menggunakan tanah. Benih yang telah ditanam harus selalu diperhatikan dan dirawat agar dapat menghasilkan tanaman yang memilki pertumbuhan yang baik.b. Pemeliharaan1) Tinggi Tanaman Kacang Tanah (J1)

Tabel 4.3.10 Tinggi Tanaman Kacang Tanah

Minggu keTinggi tanaman (cm)GulmaHama

123456

13,5321,91,52,5RumputKepik

25553,52,53RumputRayap

376,57745Putri maluBelalang

4119,510,5116,59,5Ulat

5141213151212

61612,51416,51213

71613,515,518,51815

823162025,52419

9282623303021

Rata-rata13,7211,5512,214,3212,2711,11

Sumber : Logbook

Grafik 4.2 Tinggi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hipogaea)Pemeliharaan tanaman juga dapat dilakukan dengan melakukan pengendalian terhadap organisme-organisme pengganggu tanaman. Pengendalia tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara fisik, kimia, biologi maupun mekanik. Penyiangan merupakan salah satu pengendalian OPT secara mekanik. Pengendalian dengan cara fisik dapat dilakukan dengan cara penggenangan lahan atau pendangiran. Cara pengendalian OPT bergantung pada keadaan lingkungan dan keadaan tanaman. Dari hasil pengamatan tabel dan grafik diatas, terlihat bahwa tinggi tanaman rata-rata per minggu tanaman jagung selalu bertambah. Dalam praktikum ini digunakan 6 sampel untuk pengamatan. Tinggi tanaman pada masing-masing sampel berbeda-beda. Tanaman jagung yang mempunyai tinggi paling besar yaitu pada sampel ke 4 sebesar 14,32 cm, sedangkan yang paling rendah pada sampel ke 6 sebesar 11,11 cm. Pada awal-awal minggu pertambahan tinggi tanamannya meningkat sedikit demi sedikit atau lambat tetapi lama-kelamaan meningkat dengan cepat dan pada akhirnya akan tetap atau konstan. Hal ini dikarenakan terjadi perubahan fase vegetatif menuju reproduktif yaitu untuk mematangkan buah. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman jagung berjalan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung ini, diantaranya faktor internal (kualitas benih jagung yang memang merupakan benih unggul) dan faktor eksternal (kecukupan pupuk dan air yang diberikan).

Pada saat pemeliharaan ditemukan banyak gulma dan hama pada setiap minggunya. Jenis gulma yang tumbuh di sekitar lahan cukup banyak antara lain rumput liar dan putri malu. Sedangkan hama yang sering muncul pada tanaman jagung yaitu rayap, kepik, belalang , ulat dan rayap. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pertambahan tinggi tanaman antara lain ketersediaan unsur hara dan air. Tercukupinya unsur hara dan air yang diperlukan tanaman akan memperlancar fotosintesis, sehingga pertumbuhan dapat optimal. Tanah yang digunakan sebagai lahan praktikum mengandung unsur hara yang cukup dan pada saat persiapan lahan sebelum tanam juga telah diberi pupuk, sehingga kecukupan unsur hara tercukupi. Unsur hara digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis, jika unsur hara tercukupi maka proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik, sehingga pertumbuhan tanaman juga dapat tumbuh dengan optimal.

Tanaman yang telah mendapatkan perawatan yang baik dan optimum akan dapat tumbuh dengan baik sehingga akan memberikan hasil yang baik pula. Apabila tanaman telah tumbuh dewasa dan telah mengalami perubahan seperti terjadinya pertumbuhan generatif yang sempurna maka tanaman dapat dipanen. Pemanenan tanaman biasanya dilakukan apabila tanaman telah memasuki kriteria masak. Kriteria masak setiap tanaman berbeda-beda sesuai dengan tanaman yang ditanam. Tanaman kacang tanah biasa dipanen apabila daun-daun tanaman telah mulai menguning karena itu berarti polong-polong kacang tanah telah berisi penuh sehingga tanaman dapat dipanen dan dimanfaatkan hasilnya.

c. Panen

Anova Berat Basah Kacang TanahTabel 4.3.11 Anova Berat Basah Kacang Tanah

SourceType III Sum of SquaresdfMean SquareFSig.

Corrected Model546.435a3182.145.452.717

Intercept176452.7021176452.702437.798.000

PERLAKUAN546.4353182.145.452.717

Error17734.02644403.046

Total194733.16348

Corrected Total18280.46147

Sumber: Data Rekapan

Anova Berat Polong IsiTabel 4.3.12 Anova Berat Polong Isi

SourceType III Sum of SquaresDfMean SquareFSig.

Corrected Model44.788a314.929.518.672

Intercept8478.75418478.754294.018.000

PERLAKUAN44.788314.929.518.672

Error1268.8534428.838

Total9792.39648

Corrected Total1313.64247

Sumber: Data RekapanAnova Berat Polong HampaTabel 4.3.13 Anova Berat Polong Hampa

SourceType III Sum of SquaresdfMean SquareFSig.

Corrected Model13.964a34.655.913.443

Intercept352.5171352.51769.126.000

PERLAKUAN13.96434.655.913.443

Error224.384445.100

Total590.86548

Corrected Total238.34847

Sumber: Data RekapanAnova Berat Tanaman KeringTabel 4.3.14 Anova Berat Tanaman KeringSourceType III Sum of SquaresdfMean SquareFSig.

Corrected Model37.033a312.344.143.933

Intercept21270.604121270.604246.842.000

PERLAKUAN37.033312.344.143.933

Error3791.5154486.171

Total25099.15248

Corrected Total3828.54847

Sumber: Data RekapanBerdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan beberapa hasil pengamatan baik pada tanaman jagung maupun pada tanaman kacang tanah. Pengamatan pada tanaman jagung meliputi berat tongkol jagung dengan dan tanpa klobot, berat basah dan kering akar jagung, berat basah dan kering batang jagung serta berat basah dan kering daun jagung. Pengamatan pada tanaman kacang tanah dilakukan dengan menghitung berat polong isi kacang tanah, berat polong hampa kacang tanah, berat total basah dan kering tanaman kacang tanah. Pengamatan dan penghitungan berat tersebut dapat digunakan sebagai acuan apakah perlakuan yang diterapkan dalam praktikum berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman atau tidak. Perhitungan hasil pengamatan baik pada tanaman jagung ataupun kacang tanah dilakukan dengan menggunakan selang kepercayaan sebesar 5% sehingga bila hasil penghitungan diperoleh nilai signifikasi yang lebih dari 0,005 hasil tersebut dianggap tidak sigifikan atau perlakuan yang diberikan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.

Hasil penghitungan pada berat basah total tanaman kacang tanah diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,717, untuk berat kering total tanaman kacang tanah diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,672, untuk berat polong isi kacang tanah diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,443, dan untuk berat polong hampa kacang tanah diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,933. Nilai tersebut berarti lebih besar dari selang kepercayaan yang ada sehingga dapat disimpulkan bahwa berat basah total tanaman kacang tanah setiap perlakuan memilki hasil yang tidak signifikan. Hasil ini menunjukan bahwa berat basah total tanaman kacang tanah, berat kering total tanaman kacang tanah, berat polong isi kacang tanah, dan berat polong hampa kacang tanah tiadak memiliki pengaruh apapun untuk masing-masing perlakuan.

Berat basah total tanaman kacang tanah dengan berbagai perbedaan jarak tanam tidak memilki nilai yang signifikan dengan berat basah total tanaman kacang tanah dengan jarak tanam normal. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa jarak tanam pada tanman kacang tanah tidak memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah.

Berdasarkan hasil penghitungan yang dilakukan baik pada tanaman jagung maupun kacang tanah sebagian besar memiliki hasil yan tidak siginifikan dengan kontrol ataupun dengan perlakuan lainnya. Hasil signifikasi yang tidak siginifikan berarti tidak terdapat perubahan yang berpengaruh dengan dilakukan atau tidaknya perlakuan tersebut. Hasil ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor alam, lingkungan dan manusia.

Faktor alam dan lingkungan berpengaruh karena perubahan cuaca dan keadaan lingkungan yang akhir-akhir ini menjadi tidak terkendali dan tidak dapat terprediksi memungkinkan terjadinya perubahan pertumbuhan pada tanaman. Misalnyam seperti hujan yang turun secara terus menerus dan tanpa henti dapat mengakibatkan bunga jantan pada tanaman jagung jatuh sebelum matang seingga tidak dapat membuahi bunga betina, akhirnya pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Faktor lain yang dapat berpengaruh adalah pemilihan waktu tanam. Tanaman ditanam pada waktu tanam yang kurang tepat yaitu diakhir musim kemarau dan diawal musim hujan, akibatnya tanaman mengalami gangguan pertumbuhan. Manusia juga dapat berpengaruh dalam hal ini, perlakuan yang dilakukan mungkin saja mengalami human error atau kesalahan yang dilakukan oleh manusia tanpa sengaja sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.V. KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanKesimpulan yang diperoleh dari praktikum Teknologi Budidaya Tanaman ini adalah:1. Persiapan LahanBerdasarkan hasil praktikum acara persiapan lahan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :a. Sebelum dilakukan pengolahan tanah hama yang ditemukan berupa belalang, ulat dan kepik. Sedangkan gulma yang ada berupa alang-alang dan putri malu, struktur tanahnya gumpal membulat, tekstur tekstur geluh debuan, partikel tanahnya memadat, dan jenis tanah pada lahan tersebut adalah Alfisol.

b. Setelah dilakukan pengelolaan terjadi sedikit perubahan antara lain hama dan gulma yang tidak ditemukan, dan perubahan partikel tanah menjadi remah.

2. Pemilihan dan Perhitungan BenihBerdasarkan hasil praktikum acara pemilihan dan perhitungan kebutuhan benih dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Pemilihan benih dilakukan dengan memilih benih yang mengkilat, tidak keriput, tidak cacat, warna normal, daya kecambah tinggi, kecepatan kecambah tinggi dan murni.

b. Daya kecambah (DK) jagung dan kacang tanah masing-masing secara berurutan adalah 100 % dan 100 % sehingga dapat dikatakan daya kecambah kacang tanah dan jagung adalah sangat tinggi.c. Kecepatan kecambah (KK) jagung dan kacang tanah masing-masing adalah 100 % dan 100 %, sehingga dikatakan kecepatan kecambah jagung dan kacang tanah sangat tinggi.d. Jumlah lubang tanaman per petak jagung dan kacang tanah masing-masing adalah 30 lubang/petak, 160 lubang/petak.e. Kebutuhan benih per petak jagung dan kacang tanah masing-masing adalah 30 biji/petak dan 160 biji/petak.f. Kebutuhan benih per Ha jagung dan kacang tanah masing-masing adalah 50.000 benih/Ha dan 266.666 benih/Ha.3. Penanaman, Pemeliharaan dan Panena. Pemupukan yang dilakukan pada jagung tidak memberikan pengaruh secara signifikan pada semua variabel yang diamati.b. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pertambahan tinggi tanaman jagung antara lain ketersediaan unsur hara dan air, intensitas cahaya, suhu, kelembapan, banyaknya hama dan gulma serta fase pertumbuhan.c. Perlakuan jarak tanam pada kacang tanah tidak memberikan pengaruh yang nyata pada semua variabel yang diamati.d. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang tanah antara lain jarak tanam, unsur hara, cahaya, kelembapan, air dan suhu serta hormon.B. Saran

Berdasarkan pelaksanaan praktikum Teknologi Budidaya Pertanian dapat diberikan saran sebagai berikut :

1. Perlunya monitoring yang lebih intensif dari co asisten maupun dari dosen.2. Sebaiknya alat-alat di lapangan lebih dilengkapi lagi.

3. Hendaknya jadwal praktikum di lapang untuk ditetapkan saja agar praktikan tidak bingung.

DAFTAR PUSTAKAAak. 2002. Kacang Tanah. Yogyakarta. Kanisius

Aak . 2007. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta. KanisiusAgustina, Karlin, Haris Kriswantoro dan Sahardi. 2007. Teknik Persiapan lahan pada Dua Musim Tanam terhadap Investasi Gulma dan Pertumbuhan serta Hasil Padi Pasang Surut. Jurnal Agrivigor 6(2):152-160, April 2007.Arsyad, 2000. Pengawetan Tanah dan Air. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Aryunis. 2000. Pengaruh Persentase Kadar Air Awal dan Wadah Penyimpanan Benih Kedele (Glycine max L. Merr) terhadap Pertumbuhan dan Produksinya di Lapangan. Jurnal Tanah Tropika, 5(2) : 22-27. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Lampung.Bary, Muhammad. Atta dan Susylowati. 2004. Pengaruh Pemupukan NPK dan Kerapatan Tanaman Jagung Semi dalam Sistem Tumpangsari. Jurnal Budidaya Pertanian. Samarinda. Vol X(2).Budiastuti S 2000. Penggunaan Triakontanol dan Jarak Tanam Pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea). J. Agrosains Vol 2(2):5963.Donkers dan Hoebink. 2000. Schatkamers Voor de Westere Landbouw. NRC. Handlels blad.

Ervin, David E., Sandra S. Batie, Rick Welsh, Chantal L. Carpentier, Jacqueline I. Fern, Nessa J. Richman, Mary A. Schulz.2000. Transgenic crops: an environmental assessment. Washington DC: Henry A. Wallace Center for Agricultural &Environmental Policy at Winrock International.Hasanah, Maharani, Sukarman dan Devi Rusmin 2004. Teknologi Produksi Benih Jagung. J. Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 1. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Jakarta.Husni Qoyyimah M 2011. Penerapan Teknik Konservasi Tanah Sebagai Upaya Menuju Pertanian Berkelanjutan. Universitas Brawijaya Press. Malang.Idinoba, M. E., P. A. Idinoba, A. Gbadegesin, Jagtap. 2008. Growth and Avapotranspiration of Groundnut (Arachis hypogaea) in a Transitional Humid Zone of Nigeria. African Journal of Agricultureal Reseach Vol. 3 (5). Pp 384-388. May 2008.Irwan Samsul 2006. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.Iriany RN, M Yasin HG dan Andi TM 2005. Asal, Sejarah, Evolusi dan Taksonomi Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Bandung.James et al 2003. A Field Manual for Field Workers and Farmers. Bogor: International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF), 2003.

Justice 2002. The Life of The Green Plant. The Mc. Millan Inc. New York.Joshi YC, PC Nautial, dan P Reddy 2007. Use of Micro Nutrients in Groundnut. New Delhi: Technologies for Better Crops. ICAR.Kasno A 2004. Pencegahan InfeksiAspergillus flavus Dan Kontaminasi Aflatoksin Pada Kacang Tanah. Jurnal Litbang Pertanian, 23(3).Koesrini, Aidi Noor dan Sumanto. 2006. Keragaan Hasil Beberapa Galur Harapan Kacang Tanah di Lahan Sulfat Masam dan Lahan Lebak Dangkal. Jurnal Agron. (34) (1) 11 18 (2006).Lesilolo MK, J Patty dan N Tetty 2012. Penggunaan Desikan Abu dan Lama Simpan Terhadap Kualitas Benih Jagung (Zea Mays) pada Penyimpanan Ruang Terbuka. Jurnal Agrologia Vol. 1 No. 1 April 2012. Hal. 51-59. Ambon.Minardi 2004. Anjuran Budidaya Kacang Tanah. http://www.pustaka-deptan.go.id/agritech. Diakses pada tanggal 10 Mei 2013. Montolalu 2001. Usaha Tani Konservasi Untuk Pelestarian Sumberdaya Alam. www.rudyc.250x.com. Diakses tanggal 10 Mei 2013.Nugroho Barnito 2009. Budidaya Tanaman Jagung. Widya Pustaka. Surabaya.

Nursyamsi Dedi 2002. Pengaruh Kualitas Jenis Benih dan Batuan Sedimen di Daerah Bogor. Jurnal Agrivet. Vol 4 (2) ; 1. IPB. Bogor.

Prihatman, Kemal. 2000. Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.). http://www.ristek.go.id.. Diakses pada tanggal 10 Mei 2013.Revoredo, C.L. dan S.M. Fletcher 2002. World Peanut Market. An overview of the past 30 years. Research Bulletin No. 43/May, 2002.PDF. The Georgia Agricultural Research Experiment Stations, College of Agricultural and Environmental Sciences, The University of Georgia.Rudiyanto Ahmad 2009. Kacang Tanah. http://www.wikipedia.org/kacang-tanah/htm. Diakses pada tanggal 10 Mei 2013.Rukmana R 2000. Usaha Tani Jagung. Yogyakarta: Kanisius.

Saad, Asmadi, Yusi Achnopha dan H. Ishak Muhammad. 2008. Penatapan Teknologi Perbaikan Lahan sulfat Masam pada lahan Sawah seluas 100 hektar di Desa Pematang mayan dan Rantau Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi. Jurnal Pengambdian pada Masyarakat No. 46 Tahun 2008.Setyati Sri 2000. Pengantar Agronomi cetakan ketiga. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Smith. 2002. College Botany. University of New England (AAUCS). New England.

Soeprapto. 2003. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.Suparman dan Abdurahman 2003. Tehnik Pengujian Galur Kacang Tanah Toleran Naungan di Bawah Tegakan Pohon Kelapa. Jurnal Tehnik Pertanian Vol. 8 No. 2003. Depatemen Penelitian dan Pengembangan Universitas Brawijaya. Malang.Suminarti, N Edy. 2000. Pengaruh Jarak Tanam dan Defoliasi Daun Terhadap Hasil Tanaman Jagung Varietas Bisma. J. Ilmiah Habitat Vol: 11(10). Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.Tarumingkeng Rudy C 2001. Usaha Tani Konservasi untuk Pelestarian Sumber Daya Alam. http://rudyct.250x.com. Diakses tanggal 10 Mei 2013.Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.Turmudi Edhi 2002. Kajian Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Pada Berbagai Waktu Tanam. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol 4 No 2. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Wahyuningsih E 2008. Persaingan Teki Terhadap Produksi Tanaman Kacang Tanah. www.adln.lib.unair.ac.id. Diakses tanggal 10 Mei 2013.William, C. N. 2003. Vegetable Production In The Tropics. University Of Nigeria Nsukka. Nigeria.