TBR Rehab

63
Bagian Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 2013 Text Book Reading Pembimbing : dr. Jalalin, SpRM

description

text book reading

Transcript of TBR Rehab

  • Bagian Rehabilitasi MedikRumah Sakit Mohammad Hoesin PalembangFakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya2013Text Book ReadingPembimbing :dr. Jalalin, SpRM

  • Kms. Yudha R, S.KedTessa Rulianty, S.KedPutri Prapita Sari, S.KedM. Aprizal Putera, S.KedLutfia Rahmawati, S.KedAulia Rosa Amelinda, S.KedMeiny Nastridha, S.KedSeptia Wulandari, S.Ked

  • Prosedur dan penilaian: Pada Tes Inferior Apprehension ini, pemeriksa membantu tangan pasien melakukan abduksi 90o dengan satu tangan. Dengan tangan lain, pemeriksa mencoba untuk memprovokasi subluksasi inferior dengan memberikan tekanan dari atas ke proksimal lengan atas pasien.

  • Tes Reloksasi (Fulcrum Test atau Uji titik tumpu) Prosedur: Pasien terlentang diatas meja pemeriksaan dengan lengan dibuat eksorotasi 900 dan abduksi 900.

  • Penilaian: Saat tangan penderita melalukan eksorotasi terus menerus, penderita juga sambil menggeser kaput humerus anterior yang menimbulkan tahanan otot dari penderita, sering disamakan dengan nyeri menusuk yang khas. Dengan gerakan yang sama (eksorotasi) sementara penderita menggeser kaput humerus posterior tidak menimbulkan rasa sakit bagi pasien dan ditoleransi dengan baik.Uji ini telah terbukti sangat membantu pasien dengan Sindrom Supraspinatus dari pasien dengan Rotator Cuff Tendinitis karena hipermobilitas

  • Nyeri pada siku dapat disebabkan oleh berbagai penyebab. Pada efusi tulang sendi, penebalan sinovial, dan penyakit sendi degeneratif, posisi siku sedikit menekuk. Pada penebalan sinovial, efusi sendi, dan terutama Bursitis olecranon yang paling terlihat dan teraba di posterior sekitar olecranon. Osteoarthritis menyebabkan teraba dan terdengarnya krepitasi. Dimana adanya jaringan ikat longgar di intra-artikular, pasien mengeluh adanya gejala yang menggangu pada sendi.

  • Pembengkakan, kontraktur, dan gerakan terbatas yang menyakitkan dapat disebabkan oleh berbagai penyebab. Osteochondritis, peradangan seperti rheumatoid arthritis dan gout, chondrocalcinosis, tumor, tendonitis, dan osteoarthritis merupakan penyakit yang paling sering. Namun, pada Sindrom Constriction seperti Cubital Tunnel Syndrome juga bisa berasal dari siku (karena penyempitan osteophytic dari saraf ulnaris). Salah satu penyebab yang paling sering dari keluhan pada siku adalah epicondylitis lateral atau tennis elbow.

  • Tes fungsi ini telah dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan struktur anatomi tertentu yang sedang diuji, diantaranya:1. General orientation tests (Uji orientasi umum)2. Stability tests (Uji stabilitas)3. Epicondylitis tests (Uji epicondylitis)4. Compression syndrome tests (Uji sindrom kompresi)

  • TES HIPERFLEKSIProsedur: Pasien duduk. Pemeriksa menggenggam pergelangan tangan pasien dan siku fleksi maksimal, hati-hati dalam mencatat setiap gerakan yang terbatas dan lokasi nyeri.Penilaian: Mobilitas yang meningkat atau terbatas pada sendi bersamaan dengan nyeri merupakan tanda dari kerusakan sendi, kontraktur otot, tendinitis atau keseleo.

    Menunjukkan adanya gangguan pada siku.

  • TES SUPINATION STRESSProsedur: Pasien dalam posisi duduk. Pemeriksa menggenggam tangan pasien dengan satu tangan sambil memegang bagian medial dari siku dengan tangan lain. Dari posisi ini, pemeriksa dengan secara paksa mensupinasi lengan bagian bawah.Penilaian: Uji ini untuk mengevaluasi integritas dari siku termasuk struktur tulang dan ligamen. Nyeri atau gerakan yang terbatas menunjukkan disfungsi sendi yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

    Untuk menentukan diagnosis dari kelainan pada siku.

  • TES VARUS STRESS

    Prosedur: Pasien dalam posisi duduk dengan tangan ekstensi. Pemeriksa menstabilisasi bagian medial dari lengan atas dengan satu tangan sementara dengan tangan lain secara pasif mengadduksi lengan bawah pasien melewan bagian tangan atas pada siku, menyebabkan stress varus.Penilaian: Uji ini menilai stabilitas dari ligamentun collateral lateral pada siku. Pemeriksa mencatat adanya nyeri dan ROM (range of motion) yang tidak biasa dibandingkan dengan sisi kontalateral.

    Untuk mengindikasi stabilitas ligamentum

  • UJI VALGUS STRESS

    Prosedur: Pasien dalam posisi duduk dengan tangan ekstensi. Pemeriksa mengstabilisasi bagian lateral dari lengan atas dengan satu tangan sementara tangan lain secara pasif mengabduksi lengan bagian bawah pasien melawan tangan atas pada siku, menyebabkan valgus stress.

    Penilaian: Uji ini menilai stabilitas dari ligamentum medial colateral pada siku. Pemeriksa mencatat adanya nyeri dan gerakan atau ROM yang tidak biasa dibandingkan sisi kontaraletal.

    Untuk mengindikasi instabilitas ligamentum

  • UJI CHAIR

    Prosedur: Pasien diminta untuk mengangkat kursi. Tangan harus ekstensi dengan lengan bawah pronasi.Penilaian: Kejadian dari peningkatan sensasi nyeri lebih pada epicondylus lateral dan pada tendon ekstensor berasal pada lengan bawah yang mengindikasi epicondylitis.

    Untuk mengindikasi epicondylitis lateral

  • UJI BOWDENProsedur: Pasien diminta untuk memompa pompa alat pengukur tekanan darah sampai 30 mmHg (kira-kira 4.o kPa) dengan tangannya, atau dengan memencet pompa sampai tekanan yang ditentukan oleh pemeriksa.Penilaian: Kejadian dari peningkatan nyeri lebih pada epicondylus lateral dan tendon ekstensor yang berasal dari lengan bawah yang mengindikasi epicondylitis.

    Mengindikasi epicondylitis lateral

  • UJI THOMSON

    Prosedur: Pasien diminta untuk mengepalkan tangan dan mengekstensi siku dengan tangan pada posisi sedikit dorsofleksi. Pemeriksa mengimobilisasi pergelangan tangan bagian dorsal dengan satu tangan dan menggenggam kepalan tangan dengan tangan lain. Pasien kemudian diminta untuk mengekstensi kepalan tangan melawan tahanan tangan pemeriksa atau pemeriksa mencoba untuk menahan kepalan tangan dorsifleksi menjadi fleksi melawan kekuatan pasien.Penilaian: Nyeri yang berat lebih pada epicondylus lateral dan pada ekstensor lateral secara kuat menandakan epicondylitis lateral.

    Mengindikasi tennis elbow (epicondylitis lateral)

  • UJI MILL

    Prosedur: Pasien dalam posisi berdiri. Tangan dalam posisi sedikit pronasi dengan pergelangan tangan sedikit dorsofleksi dan siku fleksi. Dengan satu tangan, pemeriksa menggenggam siku pasien sementara tangan lain berada pada bagian lateral dari distal lengan bawah atau menggenggam lengan bawah. Pasien kemudian diminta untuk melakukan supinasi pada lengan bawah melawan tahanan dari tangan pemeriksa.

    Penilaian: Nyeri pada epicondylus lateral dan atau pada ekstensor lateral yang menandakan epicondylitis.

    Mengindikasi epicondylitis lateral

  • TES MOTION STRESS

    Prosedur:Pasien dalam posisi duduk. Pemeriksa mempalpasi bagian epicondylus lateral sementara pasien memfleksikan siku, pronasi lengan bawah dan kemudian mengekstensi siku lagi dalam gerakan yang berkelanjutan.

  • TES MOTION STRESS

    Penilaian: Pronasi dan fleksi pada pergelangan tangan membebani tendon pada otot lengan bawah yang muncul dari epicondylus lateral. Kejadian dari nyeri pada epicondylus lateral dan atau ekstensorlateral dengan gerakan ini menandakan epicondylitis. Namun, nyeri dan parestesia juga dapat terjadi sebagai akibat dari kompresi dari saraf yang mempersarafi karena manuever ini merupakan tindakan pronasi yang dapat menekan saraf.

  • UJI CROZEN

    Prosedur: Pasien dalam posisi duduk untuk.Pemeriksa mengimobilisasi siku dengan satu tangan sementara tangan lain terletak mendatar pada dorsum dari kepalan tangan pasien. Pasien kemudian diminta untuk dorsofleksi pergeralangan tangan melawan tahanan dari tangan pemeriksa. Pemeriksa boleh mencoba untuk menekan kepalan, yang pasien pegang dengan pergelangan tangan yang ekstensi dengan kuat, menjadi fleksi melawan tahanan pasien.Penilaian: Nyeri yang terlokalisir pada epicondylus lateral dari humerus atau nyeri pada ekstenor lateral yang menandakan epicondylitis.

    Untuk mengindikasi epicondylitis lateral

  • UJI REVERSE CROZEN

    Untuk mengindikasi epicondylitis medial.

    Prosedur: Pasien dalam posisi duduk. Pemeriksan mempalpasi epicondlyus bagian medail dengan satu tangan dan tangan satunya pada pergelangan tangan pasien yang dalam posisi supinasi. Pasien mencoba untuk memfleksikan tangan yang ekstensi melawan tahanan dari tangan pemeriksa pada pergelangan tangan

  • UJI REVERSE CROZEN

    Penilaian: Fleksor dari lengan bawah dan tangan dan pronator teres berasal dari epicondylus medial. Nyeri seperti menusuk pada epicondilus bagian medial menandakan epicondiltis medial. Dengan tes ini, merupakan hal yang penting untuk menstabilisasi siku. Selain itu, gerakan menghindar atau pronasi dapat memperberat sindrom kompresi pada otot pronator (Sindrom Kompartemen Pronator).

  • Menunjukkan adanya epicondylitis medial

    Prosedur :Pemeriksa memfleksikan siku dan lengan pasien, lalu pemeriksa menggenggam tangan pasien dan menahan lengan atas pasien dengan tangan yang lain. Pasien kemudian diminta untuk mengekstensikan siku melawan tahanan tangan pemeriksa.Penilaian :Nyeri pada epikondilus medial menunjukkan epicondylar patologi (golfers elbow).

  • Menunjukkan adanya epicondylitis medial

    Prosedur : Pasien duduk, lalu diminta untuk memfleksikan siku dan lengan bawah dalam posisi supinasi sementara pemeriksa menggenggam lengan pasien bagian distal. Pasien kemudian mencoba untuk mengekstensikan siku melawan tahanan tangan pemeriksa.Penilaian: Nyeri pada epikondilus medial dan tendon fleksor yang berasal dari lengan bawah menunjukkan epicondylar patologi.

  • Menandakan adanya cubital tunnel syndrome

    Prosedur : Pasien duduk. Pemeriksa kemudian menggenggam lengan pasien dan dengan lembut mengetuk alur saraf ulnaris dengan palu refleks.

  • Penilaian: N. Ulnaris berjalan melalui alur posterior tulang ke epikondilus medial. Karena posisinya yang relatif superfisial, cedera kompresi sering terjadi. Cedera, traksi, peradangan, jaringan parut, atau kompresi kronis adalah penyebab paling umum dari kerusakan N. Ulnaris. Nyeri yang ditimbulkan oleh tekanan lembut pada alur N. Ulnaris menunjukkan neuropati kompresi kronis.Dengan uji ini, perawatan harus dilakukan untuk tidak menekan saraf terlalu keras karena tekanan yang kuat akan menimbulkan rasa sakit bahkan pada saraf normal. Perhatikan juga bahwa penekanan berulang dapat melukai saraf.

  • Tanda dari cubital tunnel syndrome

    Prosedur : Pasien duduk. Siku pasien difleksikan maksimal dan pergelangan tangan juga dalam posisi fleksi. Pasien kemudian diminta untuk mempertahankan posisi ini selama lima menit.Penilaian : N. ulnaris melewati cubital tunnel, yang dibentuk oleh ligamen ulnaris kolateral dan fleksor carpi ulnaris. Traksi maksimum diterapkan pada N.Ulnaris pada posisi yang telah dijelaskan atas. Terjadinya paresthesia sepanjang perjalanan saraf menunjukkan neuropati kompresif. Jika tes ini positif, diagnosis harus dikonfirmasi dengan elektromiografi atau pengukuran kecepatan konduksi saraf.

  • Menunjukkan adanya kerusakan pada cabang bagian dalam dari N. Radial

    Prosedur : Pasien duduk. Pemeriksa kemudian dengan satu tangan melakukan palpasi pada alur lateral ekstensor carpi radialis distal ke lateral epikondilus, lalu tangan yang lain menahan pronasi dan supinasi aktif pasien.

  • Penilaian :Nyeri yang terus menerus pada alur otot atau nyeri pada bagian proksimal lateral lengan yang meningkat dengan posisi pronasi dan supinasi menunjukkan kompresi cabang bagian dalam dari N.Radial di m.supinator (cabang dalam dari saraf radial menembus otot ini). Titik nyeri terletak jauh di anterior dari titik di mana nyeri dirasakan pada lateral epicondylitis. Neuropati kompresi saraf dapat disebabkan oleh proliferasi jaringan ikat di otot, radial head fracture, atau tumor jaringan lunak. Melemahnya atau hilangnya ekstensi pada sendi metacarpophalangeal dari jari lain selain ibu jari menunjukkan kelumpuhan ekstensor digitorum yang di inervasi oleh cabang bagian dalam N. Radial.

  • Pemeriksaan tangan membutuhkan pengetahuan yang baik tentang anatomi dan dimulai dengan pemeriksaan untuk mendeteksi kemungkinan cacat dan kelainan posisi. Tangan istirahat dalam posisi pasif, pergelangan tangan berada dalam posisi netral antara fleksi dan ekstensi, jari-jari sedikit fleksi (fleksor jari sekitar empat kali sekuat ekstensor jari) .

  • Peradangan sendi pembengkakan pada masing-masing sendiTenosynovitis di manifestasikan sebagai pembengkakan dan eritema pada kulit sepanjang perjalanan tendonKelumpuhan saraf kontraktur Misalnya : kelumpuhan N. Radial pergelangan tangan lemas. Rata-rata kelumpuhan saraf deformitas menyerupai tangan kera.Kelumpuhan N. ulnaris deformitas claw hand di mana falang proksimal dalam posisi ekstensi dan falang medial dan distal dalam posisi fleksi.

  • Ketika meraba pergelangan tangan dan tangan, pemeriksa mencatat tekstur dan kualitas kulit, otot, dan selubung tendon, mengevaluasi pembengkakan, inflamasi, dan tumor, dan menentukan lokalisasi nyeri.Kisaran pasif pengujian gerakan dapat mendeteksi gerakan terbatas (karena osteoarthritis ) dan ketidakstabilan. Gangguan nyeri dari selubung tendon dapat dikaitkan dengan krepitasi sepanjang jalannya tendon, baik dalam gerakan aktif dan pasif.Perubahan neurologis, biasanya disebabkan oleh neuropati kompresi, yang menunjukkan hilangnya karakteristik fungsi yang dapat dievaluasi dengan uji spesifik fungsional.

  • Range of Motion in the Hand(Neutral-Zero Method)

  • Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan termasuk sendi intercarpalDeviasi Radial dan ulnar tanganc, d. DIP = sendi interphalangeal distalPIP = sendi interphalangeal proksimalMCP = sendi metacarpophalangealIP = sendi interphalangeal (ibu jari)CMC = sendi carpometacarpale, f. abduksi dan adduksi ibu jari terhadap telapak tangan

  • g, h. Abduksi telapak tangan dan adduksi ibu jari ke telapak tangan i-k. sirkumduksi ekstensi ibu jari l, m. Fleksi sendi jari: sendi DIP dan PIP (l) dan sendi MCP (m)n. Hiperekstensi sendi MCPo, p. Fleksi sendi ibu jari: sendi MCP1 (o) dan sendi IP (p)q-s. Oposisi jempol: posisi awal (q), selama gerakan (r), dan posisi oposisi (s)

  • Prosedur : Pemeriksa menempatkan dua jari (telunjuk dan jari tengah) pada aspek volar jari pasien sehingga jari tetap ekstensi pada sendi interphalangeal proksimal. Pasien kemudian diminta untuk memfleksikan sendi interphalangeal distal jari. Pemeriksaan ini diulang untuk setiap jari secara terpisah. Penilaian : Fleksor digitorum profunda termasuk lapisan dalam dari fleksor lengan bawah . Tendon masuk ke dalam dasar semua falang proksimal jari. Ketidakmampuan untuk memfleksikan sendi interphalangeal distal merupakan tanda robeknya tendon, fleksi yang nyeri menunjukkan tenosinovitis. Diagnosis banding harus menyingkirkan osteoarthritis sendi interphalangeal distal (Heberden node) dengan gerakan sendi terbatas .

  • Prosedur : Pasien diminta untuk memfleksikan sendi interphalangeal proksimal dari jari yang sakit semetara itu pemeriksa memegang jari lainnya dalam posisi ekstensi untuk menetralisir efek dari tendon fleksor digitorum profunda. Pemeriksaan ini dilakukan pada masing-masing jari secara terpisah .Penilaian : Fleksor digitorum superfisialis adalah otot yang kuat yang masuk ke falang tengah jari. Fleksi tidak akan mungkin terjadi ditempat terjadinya cedera tendon. Nyeri menunjukkan tenosinovitis.

  • Prosedur : Pemeriksa menggenggam ibu jari pasien dan menahan sendi metacarpophalangeal. Kemudian pasien diminta untuk melakukan fleksi dan ekstensi ibu jari. Fleksor policis longus terletak pada lapisan dalam otot-otot fleksor, tendon ini masuk ke dalam dasar falang distal ibu jari.Penilaian :Gangguan fleksi dan ekstensi pada sendi interphalangeal ibu jari menunjukkan cedera (tendon robek) atau penyakit (tenosinovitis) dari masing-masing tendon.

  • Untuk mendiagnosis tenosinovitis akut atau kronis dari tendon polisis longus abductor dan polisis brevis ekstensor (stenosing tenosinovitis atau penyakit de Quervain).

    Prosedur : Pasien memiringkan tangannya ke posisi deviasi ulnar pada pergelangan tangan dengan posisi ibu jari adduksi dan jari lainnya ekstensi.

  • Penilaian : Rasa nyeri di styloid radial yang menjalar ke ibu jari dan lengan bawah menunjukkan tenosynovitis dari tendon polisis longus abduktor dan polisis brevis ekstensor. Pembengkakan dan nyeri saat palpasi pada kompartemen dorsal pertama biasanya akan muncul. Abduksi ibu jari terhadap tahanan akan terasa nyeri. Tenosinovitis adalah hasil dari peradangan jaringan sinovial, yang sering disebabkan oleh penggunaan yang berlebihan atau inflamasi. Namun , trauma tumpul juga dapat menyebabkan gangguan ini. Diagnosis banding harus menyingkirkan osteoarthritis sendi carpometacarpal ibu jari atau styloiditis radial.

  • Menunjukkan adanya stenosing tenosinovitis (penyakit de Quervain)

    Prosedur : Ibu jari difleksikan dan jari lainnya difleksikan mengelilingi ibu jari, pergelangan tangan digerakkan ke posisi deviasi ulnaris baik secara aktif maupun pasif oleh pemeriksa.Penilaian : Nyeri dan krepitasi pada styloid radial menunjukkan tenosinovitis nonspesifik dari tendon polisis longus abduktor dan polisis brevis ekstensor (lihat uji Muckard untuk etiologi). Hal ini penting untuk membedakan stenosing tenosinovitis (penyakit de Quervain) dari osteoarthritis pada sendi carpometacarpal ibu jari.

  • Penilaian osteoarthritis pada sendi carpometacarpal di ibu jari

    Prosedur: Pemeriksa menggenggam ibu jari yang sakit dan melakukan gerakan memutar sambil menekan jempol pada sumbu longitudinal.Penilaian: Jika terdapat nyeri pada sendi carpometacarpal di ibu jari biasanya karena osteoarthritis pada sendi tersebut. Nyeri pada palpasi dan ketidakstabilan adalah tanda-tanda tambahan di sendi. Pasien biasanya juga mengeluhkan rasa nyeri pada sendi carpometacarpal di ibu jari ketika melawan jempol pemeriksa.

  • Menunjukkan kelainan bawaan pada fleksor polisis longus dan fleksor digitorum profunda tendon

    Prosedur: Ibu jari pasien diminta untuk melawan telapak tangan dikombinasi dengan gerakan fleksi dan aduksi dengan jari lain diregangkan.Penilaian: Jika terdapat koneksi ligamen bawaan antara fleksor polisis longus tendon fleksor digitorum profunda dan tendon jari telunjuk, kombinasi gerakan ini akan menghasilkan fleksi pada sendi interphalangeal distal jari telunjuk.

  • Penilaian suatu kontraktur iskemik pada otot-otot intrinsik tangan.Penilaian suatu kontraktur iskemik pada otot-otot intrinsik tangan.Penilaian suatu kontraktur iskemik pada otot-otot intrinsik tangan

    Prosedur: Tangan pasien dalam keadaan terbuka. Pada tahap pertama, pemeriksa menilai gerakan fleksi dan ekstensi pada semua tiga sendi di jari. Pada tahap kedua, pemeriksa imobilisasi sendi metacarpophalangeal dalam keadaan ekstensi dan mengevaluasi lagi gerakan fleksi di bagian tengah dan distal sendi interphalangeal.

  • Penilaian: Jika terdapat cedera iskemik pada otot intrinsik tangan, pasien akan sulit secara aktif maupun pasif melakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada bagian tengah atau distal sendi interphalangeal. Hal ini disebabkan pemendekan interossei. Dengan pergelangan tangan dalam keadaan fleksi baik secara aktif maupun pasif, gerakan fleksi secara aktif pada bagian tengah dan distal sendi interphalangeal akan memungkinkan. Biasanya kontarktur akan mengenai beberapa jari. Uji ini juga dapat membedakan antara kontraktur iskemia dari perubahan artikular lainnya seperti kaku sendi, adhesi tendon, dan tenosynovitis.Peningkatan tekanan kompartemen fascial pada tangan menyebabkan deformitas tipikal yaitu fleksi pada sendi metacarpophalangeal, ekstensi di tengah dan distal sendi interphalangeal, intensifikasi lengkungan transversal pada tangan, dan aduksi ibu jari (intrinsik plus deformitas)

  • a.Pergelangan tangan dalam deviasi radial; imobilisasi scaphoid dalam keadaan ekstensib.Pergelangan tangan ditempatkan pada deviasi ulnar

    Uji stabilitas pergelangan tangan

    Prosedur: Pasien duduk dengan siku disanggah.Dengan pergelangan tangan pasien dalam keadaan deviasi radial maksimum, pemeriksa imobilisasi scaphoid antara ibu jari dan jari telunjuk. Ibu jari pemeriksa menekan scaphoid tuberosity, menahan scaphoid dalam keadaan ekstensi. Pergelangan tangan lalu ditempatkan dalam posisi deviasi ulnar, yang mana biasanya akan disertai fleksi pada scaphoid tapi ini dihalangi oleh tekanan dari ibu jari pemeriksa.

  • Penilaian: Jika uji positif, bagian proksimal scaphoid berpindah menurut margin dorsal pada fossa scaphoid, subluxat, dan bergeser melawan jari telunjuk. Gertakan ini berhubungan dengan rasa nyeri dan merupakan tanda dari cedera ligamen scapholunate. Bagaimanapun, hal ini tidak memberi informasi mengenai keparahan cedera.

  • Uji stabilitas pergelangan tangan

    Prosedur: Pemeriksa menahan lunate antara ibu jari dan jari telunjuk pada satu tangan dan triquetrum antara jari-jari lainnya sambil mencoba menggerakkan dua tulang yang saling berhubungan.

    Penilaian: Jika hasil uji positif, gerakan ini akan menimbulkan rasa sakit walaupun instabilitas tidak selalu dapat ditunjukkan. Instabilitas triquetrolunate dapat disebabkan trauma yang diakibatkan hiperpronasi atau hiperekstensi. Pasien mengeluh nyeri pada proksimal ulnar pergelangan tangan. Nyeri tekan pada palpasi pada sendi triquetrolunate dan nyeri saat bergerak dapat ditimbulkan, tapi pronasi dan supinasi tidak menyebabkan nyeri.

  • Fig 139. Uji Ballottement Scapholunate Untuk menilai stabilitas pergelangan tangan

    Prosedur: Pemeriksa memegang skafoid dan lunate erat antara ibu jari dan jari telunjuk kedua tangan sambil menggerakkan satu sama lain dalam arah dorsal dan volar. Penilaian: Instabilitas positif di mana ketahanan kompleks ligamen scapholunate terhadap gaya geser berkurang. Pergeseran yang menyakitkan menunjukkan adanya cedera ligamen. Ketidakstabilan scapholunate terjadi akibat jatuhnya ibu jari dengan lengan bawah pronasi dan pergelangan tangan ekstensi dan ulnar deviasi, atau sebagai dampak dalam olahraga bola. Hal ini menyebabkan robekan pada ligamen antara skafoid dan lunate.

  • Gambar 140. Uji Stabilitas untuk Ligamen Kolateral Ulnar yang Robek pada Sendi Metacarpophalangeal Ibu Jari.

    Prosedur: Pasien memfleksikan sendi metacarpophalangeal pada ibu jari yang terkena sebesar sudut 20-30. Pemeriksa secara pasif menggerakkan ibu jari ke deviasi radial.

    Penilaian: Jika ibu jari dapat abduksi, menunjukkan terdapat robekan di ligamen kolateral ulnaris pada ibu jari. Dikenal sebagai ibu jari pengawas permainan atau pemain ski,Cedera ini disebabkan deviasi radial paksa dari ibu jari. Stabilitas diuji dengan ibu jari tertekuk 20-30.

  • Hal ini dilakukan untuk meminimalkan aksi ligamen kolateral tambahan, yang mana jika utuh, bisa menutupi robekan pada ligamentum kolateral dalam posisi ekstensi. Jika sendi dapat dibuka dalam ekstensi, dapat berasumsi bahwa terdapat cedera yang kompleks pada ligamen kapsul.

  • Sindrom Teres Pronator N. medianus dapat terkompresi antara humerus dan ulnaris pada pronator teres. Beberapa kemungkinan penyebab sindrom teres pronator, seperti tekanan eksternal pada lengan bawah, hipertrofi pronator teres (tremor otot), dan trauma langsung. Nyeri, sensasi terbakar, dan defisit sensorik di tangan adalah gejala khas, seperti kelemahan dalam oposisi ibu jari dan kelemahan saat fleksi pada ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah. Pronasi terhadap perlawanan memperburuk gejala. Kompresi Neuropati Saraf Ulnaris di Kanal Guyon Kanal Guyon dibentuk oleh fleksor retinakulum, ligamen pisohamat, dan aponeurosis palmar. Arteri dan saraf ulnaris melalui bagian ini. Penyebab kompresi saraf ulnar diantaranya infeksi, jaringan parut pada ganglion, dan tekanan eksternal, seperti cedera kompresi kronis pada pengemudi sepeda. Gangguan sensorik pada aspek ulnaris jari manis dan kelingking dan gangguan motorik pada otot-otot hipotenar merupakan gejala khas dari kompresi neuropati ini.

  • Sindrom Carpal Tunnel

    Kompresi saraf n. median dapat terjadi di carpal tunnel. Dibentuk oleh tulang karpal dan fleksor retinakulum, carpal tunnel membungkus semua tendon fleksor jari dan nervus medianus. Penyebab sindrom carpal tunnel dengan stenosis diantaranya perubahan tulang, tumor tulang (ganglia), luka, dan tenosynovitis. Perempuan antara usia 50 dan 60 paling sering terkena. Tanda-tanda khas kompresi termasuk paresthesia dan brachialgia pada malam hari, kekakuan pada pagi hari, dan defisit sensorik dan motorik di bagian yang dipersarafi saraf median (atrofi otot tenar). Diagnosis diferensial harus mempertimbangkan lesi servikal dan pleksus brakialis lesi, sindrom pronator teres, kompresi neuropati di kanal Guyon, sindrom outlet thoraks, dan osteoarthritis interphalangeal. Elektromiografi dan pengukuran kecepatan konduksi saraf dengan electroneurography merupakan studi penting dalam mendiagnosis sindrom carpal tunnel.

  • Sindrom Cubital Tunnel

    Saraf ulnaris melalui alur posterior tulang ke medial epikondilus. Karena posisinya yang relatif superficial, sering terjadi cedera kompresi. Cedera, traksi, peradangan, jaringan parut, atau kompresi adalah penyebab umum kerusakan pada saraf ulnaris.Defisit sensorik (baal di jari kelingking) dan defisit motorik di bagian yang dipersarafi saraf ulnaris adalah gejala khas lesi saraf. Elektromiografi dan electroneurography sensorik dapat menentukan lokasi dari kompresi neuropati.

  • Uji Pinch GripProsedur: Pasien diminta untuk mengambil sebuah benda kecil antara ibu jari dan jari telunjuk.Penilaian: Kinerja memuaskan membutuhkan sensasi seutuhnya. Pasien harus mengulang tes dengan mata tertutup. Fungsi lumbrikalis dan interosei yang tidak terganggu sangat penting untuk manuver ini.Uji Key GripProsedur: Pasien diminta untuk memegang kunci antara ibu jari dan jari telunjuk dengan cara yang normal. Penilaian: Defisit sensorik pada aspek radial dari jari telunjuk, seperti yang terjadi pada lesi saraf radial, sehingga memegang kunci menjadi mustahil.

  • Uji Power Grip Prosedur: Pasien diminta untuk memegang pensil dengan ibu jari dan jari sementara pemeriksa berusaha untuk menarik pensil. Ketika fleksi jari dibatasi, tes diulang dengan menggunakan obyek dengan diameter yang lebih besar. Penilaian: Jika terdapat cedera pada saraf medianus atau ulnaris, fleksi jari maksimal tidak memungkinkan dan kekuatan terbatas. Uji Chuck GripProsedur: Manuver dievaluasi dengan memberikan pasien bola kecil dan meminta pasien untuk memegangnya.Penilaian: Manuver ini menguji kekuatan adduksi ibu jari dan fleksi jari dan dengan demikian memungkinkan evaluasi saraf median dan ulnaris.

  • Uji Kekuatan Grip

    Prosedur: Pemeriksa memompa manset tekanan darah sampai 200 mmHg (Sekitar 26,7 kPa) dan meminta pasien untuk memeras sekuat mungkin. Penilaian: Pasien dengan fungsi tangan normal dapat mencapai nilai 200 mmHg (sekitar 26,7 kPa) atau lebih. Perhatikan perbedaan kekuatan antara laki-laki dan perempuan, dan antara orang dewasa dan anak-anak. Tes ini harus dilakukan dengan masing-masing tangan untuk perbandingan.

  • Metode skrining untuk menilai kelumpuhan saraf radial

    Prosedur: Pasien diminta untuk mengekstensi pergelangan tangan dengan siku tertekuk 90 . Penilaian: Kelumpuhan saraf radial akan mempengaruhi ekstensor pergelangan tangan, pasien akan sulit mengekstensi pergelangan tangannya. Tangan akan menggantung yang dikenal sebagai kelemahan pergelangan tangan. Pada tahap kedua, pasien diminta untuk mengabduksi ibu jari. Pada kelumpuhan saraf radial, pasien akan sulit untuk mengabduksi ibu jari karena kelumpuhan abduktor longus pollicis.

  • Menilai lesi pada saraf radial.

    Prosedur: Pasien duduk, pemeriksa menggenggam pergelangan tangan pasien dengan satu tangan dan mengadduksi ibu jari dengan tangan satunya. Kemudian pasien diminta untuk mengekstensi atau mengadduksi sendi interphalangeal dan metacarpophalangeal pada ibu jari.

  • Penilaian: Jika nervus radial mengalami kerusakan, ibu jari akan lemah atau tidak dapat ekstensi yang diakibatkan kelumpuhan ekstensor polisis longus dan brevis. Pada pasien dengan penyakit sendi degeneratif atau rheumatoid arthritis, tes ini umumnya selain kelemahan juga menunjukkan sensasi nyeri. Kelumpuhan saraf tanpa perubahan degeneratif tidak akan menimbulkan gejala sendi.

    *******************************************