Tatalaksana Jalan Napas

21
Tatalaksana Jalan Napas M. Jahari supianto I11111075

description

bahan ini untruk belajar dengan sebaik-baiknya jangna di permainkan sebagai barnag yang tiadak bergina.. bahan ini di harapkan menjadi rujukan yang baik. kalau memang tifdak perlu jangn di download.

Transcript of Tatalaksana Jalan Napas

Page 1: Tatalaksana Jalan Napas

Tatalaksana Jalan NapasM. Jahari supiantoI11111075

Page 2: Tatalaksana Jalan Napas

Anatomi

• Hubungan jalan napas dan dunia luar melalui 2 jalur:

1. Hidung menuju nasofaring

2. Mulut menuju orofaring

• Secara anatomis system respirasi dibagi menjadi bagaian atas terdiri dari hidung, ruang hidung, sinus paranasalis, dan faring yang berfungsi menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara. Serta system respirasi bagian bawah terdiri dari laring, trakea, bronki, bronkioli, dan alveoli.

Page 3: Tatalaksana Jalan Napas

Obstruksi Jalan Napas

• Pasien tidak sadar/dalam keadaan anastesia posisi terlentang tonus otot jalan napas atas, otot genioglosus hilang lidah akan menyumbat hipofaring obstruksi jalan napas total/parsial.

• Penyebab lain: • spasme laring pada saat anasteia ringan, dan • mendapat rangsangan nyeri atau rangsangan oleh sekret.

Page 4: Tatalaksana Jalan Napas

Tanda-tanda obstruksi jalan napas:1. Stridor(mendengkur, snoring)

2. Napas cuping hidung(flaring of the nostrils)

3. Retraksi trakea

4. Retraksi toraks

5. Tak terasa ada udara ekspirasi.

6. Sianosis

Page 5: Tatalaksana Jalan Napas

Tatalaksana Obstruksi Jalan Nafas:1. Manuver tripel jalan napas(triple airway maneuver)

2. Pemasangan alat jalan napas faring(pharyngeal airway)

3. Pemasangan alat napas sungkup laring(laryngeal mask airway)

4. Pemasangan pipa trakea(endotracheal tube).

Page 6: Tatalaksana Jalan Napas

Manuver Jalan Nafas

Head Tilt & Chin Lift Jaw Thrust

Page 7: Tatalaksana Jalan Napas

Jalan Napas Faring

• Dilakukan jika manuver tripel jalan napas kurang berhasil

• Dapat dipasang:

1. Jalan napas mulut-faring lewat mulut(OPA-oro-pharyngeal airway), atau

2. Jalan napas hidung-faring lewat hidung(NPA-naso-pharyngeal airway)

Page 8: Tatalaksana Jalan Napas

OPA (oro-pharyngeal airway)

OPA: berbentuk pipa gepeng lengkung seperti huruf C berlubang ditengahnya dengan salah satu ujungnya bertangkai dengan dinding lebih keras untuk mencegah pasien menggigit, lubang tetap paten, sehingga aliran udara tetap terjamin. OPA juga dipasang bersama pipa trakea atau sungkup laring untuk menjaga patensi kedua alat tersebut dari gigitan pasien.

Page 9: Tatalaksana Jalan Napas

NPA (naso-pharyngeal airway)

NPA:berbentuk pipa bulat berlubang tengahnya dibuat dari bahan karet lateks lembut. Pemasangan harus hati-hati dan untuk menghindari trauma mukosa hidung pipa diolesi dengan jelly.

Page 10: Tatalaksana Jalan Napas

Sungkup Muka

• Mengantar udara/gas anastesi dari alat resusitasi atau sistem anastesi ke jalan napas pasien.

• Bentuk beragam tergantung usia dan pembuatnya.

• Ukuran 03:bayi baru lahir, 02, 01, 1:anak kecil, 2, 3:anak besar, 4, 5:dewasa.

Page 11: Tatalaksana Jalan Napas

Sungkup Laring

• Alat jalan napas berbentuk sendok terdiri dari pipa besar berlubang dengan ujung menyerupai sendok yang pinggirnya dapat dikembang-kempiskan seperti balon pada pipa trakea.

Page 12: Tatalaksana Jalan Napas

Pipa Trakea• Pipa trakea mengntar gas

anastetik langsung kedalam trakea dan biasanya dibuat dari bahan standar polivinil-klorida.

• Untuk bayi anak digunakan tanpa cuff, dan untuk anak besar-dewasa dengan cuff supaya tidak bocor.

• Pipa trakea dapat dimasukkan melalui mulut(orotracheal tube) atau melalui hidung(nasotracheal tube).

Page 13: Tatalaksana Jalan Napas

Laringoskop

• Alat yang digunakan untuk melihat laring secara langsung supaya dapat memasukkan pipa trakea dengan baik dan benar.

• Ada 2 laringoskop:

1. Bilah, daun(blade) lurus(Macintosh) untuk bayi-anak-dewasa

2. Bilah lengkung(Miller,Magill) untuk anak besar-dewasa.

Page 14: Tatalaksana Jalan Napas

Laringoskop

Blade Lurus Blade Lengkung

Page 15: Tatalaksana Jalan Napas

Intubasi Trakea

Tindakan memasukkan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima glotis sehingga ujung distalnya berada kira-kira dipertengahan trakea antara pita suara dan bifurkasio trakea

Page 16: Tatalaksana Jalan Napas

Intubasi

Indikasi Intubasi:1. Menjaga patensi jalan napas oleh sebab

apapun

2. mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi

3. Pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi

Kesulitan Intubasi:1. Leher pendek berotot

2. Mandibula menonjol

3. Maksila/gigi depan menonjol

4. Uvula tak terlihat(Mallapati 3 atau 4)

5. Gerak sendi temporo-mandibular terbatas

6. Gerak vertebra servikal terbatas

Page 17: Tatalaksana Jalan Napas

Mallampati

• Grade 1: Pilar faring, uvula, dan palatum mole terlihat jelas

• Grade 2: Uvula dan palatum mole terlihat sedangkan pilar faring tidak terlihat

• Grade 3: Hanya palatum mole yang terlihat

• Grade 4: Palatum mole tidak terlihat

Page 18: Tatalaksana Jalan Napas
Page 19: Tatalaksana Jalan Napas

Komplikasi Intubasi

Selama Intubasi1. Trauma gigi-geligi

2. Laserasi bibir, gusi, laring

3. Merangsang saraf simpatis(hipertensi-takikardi)

4. Intubasi bronkus

5. Intubasi esofagus

6. Aspirasi

7. Spasme bronkus

Setelah Intubasi1. Spasme laring

2. Aspirasi

3. Gangguan fonasi

4. Edema glotis-subglotis

5. Infeksi laring, faring, trakea

Page 20: Tatalaksana Jalan Napas

Ekstubasi

• Teknik ekstubasi:• Ekstubasi sadar (saat pasien telah sadar)• Ekstubasi dalam (saat pasien dalam kondisi teranestesi dalam)

• Sebelum ekstubasi bersihkan rongga mulut, laring, faring dari sekret dan cairan lainnya

Page 21: Tatalaksana Jalan Napas

Terima Kasih