Tata Tertib Peserta Pendidikan Profesi

16
TATA TERTIB PESERTA PENDIDIKAN PROFESI (DOKTER MUDA) I. KEWAJIBAN UMUM DOKTER MUDA 1. Dokter muda wajib mengikuti tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit (RS) dan Fakultas 2. Dokter muda wajib hadir pada jam kerja RS yaitu ; a. Senin – Kamis ( 07.00-14.00 WIB ) b. Jum’at ( 07.00-12.00 WIB ) c. Sabtu ( 07.00-13.00 WIB ) 3. Wajib mengikuti acara penerimaan dan kegiatan orientasi 4. Presensi dilakukan tiap hari, saat datang dan pulang di masing-masing SMF, serta IGD bagi Dokter muda yang jaga IGD. 5. Bila berhalangan hadir harus ada surat keterangan (dari Dokter jika sakit, keluarga jika ada acara keluarga, Prodi jika ada keperluan institusi) yang ditujukan kepada pembimbing klinik tempat stase dan diserahkan kepada BKP setelah mendapat izin dari dokter pendidik klinik. 6. Menjaga/membina hubungan yang baik dengan semua tenaga medis, para medis dan non medis yang ada di RS serta dengan pasien dan keluarga pasien 7. Menjaga perilaku dan etika kedokteran sesuai dengan Janji Dokter Muda. 8. Pakaian dokter muda harus sopan dan rapi dilengkapi dengan jas putih dan tanda pengenal, tidak diperkenankan memakai celana jeans, kaos oblong (tanpa krah) dan sepatu sandal. 9. Mengikuti semua kegiatan SMF secara aktif sesuai dengan ketentuan setiap SMF. 10. Mengisi buku kegiatan sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan dan meminta tanda tangan dokter pendidik sesuai stase. 11. Membawa peralatan wajib, yaitu Stethoscope, Senter, Tensimeter, saat Jaga IGD dan Bangsal. II. KEGIATAN DI SMF 1. Melaporkan diri kepada ketua SMF. 2. Mengikuti kegiatan dan peraturan di SMF. A. POLIKLINIK

description

article

Transcript of Tata Tertib Peserta Pendidikan Profesi

Page 1: Tata Tertib Peserta Pendidikan Profesi

TATA TERTIB PESERTA PENDIDIKAN PROFESI(DOKTER MUDA)

 I.             KEWAJIBAN UMUM DOKTER MUDA

1. Dokter muda wajib mengikuti tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit (RS) dan Fakultas

2. Dokter muda wajib hadir pada jam kerja RS yaitu ;a. Senin – Kamis ( 07.00-14.00 WIB )b. Jum’at ( 07.00-12.00 WIB )c. Sabtu ( 07.00-13.00 WIB )

3. Wajib mengikuti acara penerimaan dan kegiatan orientasi4. Presensi dilakukan tiap hari, saat datang dan pulang di masing-masing SMF, serta

IGD bagi Dokter muda yang jaga IGD.5. Bila berhalangan hadir harus ada surat keterangan (dari Dokter jika sakit, keluarga

jika ada acara keluarga, Prodi jika ada keperluan institusi) yang ditujukan kepada pembimbing klinik tempat stase dan diserahkan kepada BKP setelah mendapat izin dari dokter pendidik klinik.

6. Menjaga/membina hubungan yang baik dengan semua tenaga medis, para medis dan non medis yang ada di RS serta dengan pasien dan keluarga pasien

7. Menjaga perilaku dan etika kedokteran sesuai dengan Janji Dokter Muda.8. Pakaian dokter muda harus sopan dan rapi dilengkapi dengan  jas putih dan tanda

pengenal, tidak diperkenankan memakai celana jeans, kaos oblong (tanpa krah) dan sepatu sandal.

9. Mengikuti semua kegiatan SMF secara aktif sesuai dengan ketentuan setiap SMF.10. Mengisi buku kegiatan sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan dan meminta

tanda tangan dokter pendidik sesuai stase.11. Membawa peralatan wajib, yaitu Stethoscope, Senter, Tensimeter, saat Jaga IGD

dan Bangsal. II.          KEGIATAN DI SMF1.      Melaporkan diri kepada ketua SMF.2.      Mengikuti kegiatan dan peraturan di SMF. A. POLIKLINIK

1. Melaporkan diri ke Dokter Pendidik yang bertugas dan Perawat penanggungjawab Poliklinik.

2. Membuat status pasien baru pada lembar rekam medis dokter muda : anamnesa, pemeriksaan, rencana pemeriksaan penunjang, diagnosis, differensial diagnosis, rencana terapi dan menulis resep dan mendiskusikan ke dokter pendidik.

B. BANGSAL / RUANG RAWAT1. Melaporkan diri ke Perawat penanggungjawab Bangsal dan Dokter Bangsal yang

bertugas saat jaga.2. Setiap dokter muda wajib melakukan follow up pasien terlebih dahulu pada pagi

sebelum visite Dokter3. Mengikuti visite Dokter dan melaporkan keadaan pasien yang menjadi

tanggungjawabnya.4. Melaporkan ke Dokter Bangsal, jika terdapat :

a. Pasien barub. Pasien yang perlu penanganan dokter bangsal

Page 2: Tata Tertib Peserta Pendidikan Profesi

c. Pasien yang perlu penanganan darurat dokter bangsal5. Waktu jaga bangsal jam 14.00 s/d 04.00 WIB6. Pada saat jaga harus bekerja sama dengan dokter IGD

III.       KEGIATAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT1. Melaporkan diri ke Dokter Jaga IGD yang bertugas  dan Perawat penanggungjawab

IGD.2. Datang dan pulang sesuai dengan jadwal jaga (Bagian besar jam 14.00 s/d 04.00

WIB)3. Untuk stase bagian 4 besar diwajibkan jaga IGD dan Bangsal jam 14.00 s/d 04.00

WIB, sedangkan  bagian saraf jam 14.00 s/d 21.00 WIB. Dokter muda mendapatkan surat penyerahan wewenang (delegasi) dari SMF ke IGD.

4. Setelah selesai menjalani jaga/stase di IGD atau Bangsal, Dokter muda menyerahkan surat puas dari IGD dan Bangsal ke SMF.

5. Bila berhalangan hadir pada saat jaga IGD, harus mengganti jaga di waktu lain.6. Bertugas membantu kelancaran tugas-tugas di IGD7. Menerima pasien baru, melakukan anamnesa, pemeriksaan, rencana terapi tindakan

dan melaporkan ke dokter IGD, sesuai dengan kompetensi atau pendelegasian tugas dari dokter pendidik klinik ke dokter UGD.

8. Terapy diberikan setelah mendapat persetujuan dari dokter IGD9. Tindakan dilakukan dengan pengawasan dokter IGD10. Jika keperluan keluar IGD, harus melapor kepada dokter IGD dan harus tetap ada

yang tinggal di IGD11. Tidak boleh memulangkan / memondokan pasien tanpa izin dokter IGD IV.  KEHADIRAN DOKTER MUDA

1. Dokter muda wajib hadir pada seluruh kegiatan profesi.2. Apabila terpaksa tidak bisa hadi pada kegiatan profesi, dokter muda diwajibkan

membawa surat keterangan sesuai alasannya, apabila sakit berasal dari dokter dan surat keterangan lain sesuai dengan kepentingannya.

3. Surat keterangan tersebut diberikan kepada dokter pendidik sesuai stase dengan tembusan Ketua BKP dan diberikan sebelum atau saat dokter muda tidak hadir ke RS.

 V.     WAKTU UJIAN MUNDUR

1. Apabila dokter muda belum melaksanakan ujian sesuai waktu yang ditentukan, maka dokter muda tersebut wajib melakukan refreshing (mengulang stase) sebagai berikut :

1. Apabila waktu ujian mundur sampai waktu < 6 bulan sejak stase berakhir, maka tidak perlu mengulang stase.

2. Apabila waktu ujian mundur sampai waktu 6-12 bulan sejak stase berakhir, maka mengulang stase 2 minggu.

3. Apabila waktu ujian mundur sampai waktu > 12 bulan sejak stase berakhir, maka mengulang stase 1 bulan.

Page 3: Tata Tertib Peserta Pendidikan Profesi

VI.        PERATURAN TATA TERTIB LAIN, berlaku sesuai ketentuan dari , sebagai berikut :

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Tata Tertib Dokter Muda Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini (UMY), yang dimaksud dengan:

a. Tata tertib adalah peraturan yang mengatur sikap, perkataan dan sikap Dokter muda Universitas Muhammadiyah Yogyakata.

b. Dokter muda Universitas Muhammadiyah Yogyakata adalah anggota masyarakat yang sedang mengikuti proses pendidikan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

c. Rektor adalah pimpinan tertinggi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.d. Pimpinan Universitas terdiri dari Rektor, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II dan

Wakil Rektor III.e. Pimpinan Fakultas adalah pimpinan tertinggi di Fakultas, yang terdiri dari

Dekan, Wakil Dekan, Kaprodi dan Sekprodi.f. Pelanggaran Tata Tertib adalah setiap sikap, perkataan dan perbuatan yang

bertentangan dengan Tata Tertib Dokter Muda, yang diketahui pada waktu sedang atau setelah melakukan berdasarkan laporan dari pengaduan oleh keluarga besar RS dan UMY.

g. Proses pemerikasaan adalah usaha yang dilakukan dalam rangka mencari dan menemukan bukti-bukti, keterangan dan informasi tentang ada dan tidak adanya pelanggaran Tata Tertib ini.

h. Tindakan disiplin adalah tindakan yang dikenakan karena terjadi pelanggaran disiplin oleh dokter muda yang dilakukan oleh Ketua Badan Koordinasi Pendidikan (BKP) atau Pimpinan FKIK UMY.

i. Sanksi adalah suatu konsekuensi yang mempunyai fungsi agar Tata Tertib ditaati dan atau sebagai akibat hukum  atas pelanggaran Tata Tertib yang dilakukan oleh dokter muda.

j. Pembelaan adalah upaya dokter muda yang dinyatakan melakukan pelanggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku dilingkungan RS dan UMY untuk mengajukan alasan-alasan dan atau saksi-saksi yang meringankan atau membebaskanya dari sanksi.

k. Keberatan adalah upaya terakhir dokter muda terhadap keputusan sanksi yang dikeluarkan oleh BKP atau Pimpinan Fakultas.

l. Rehabilitasi adalah pemulihan hak dokter muda yang terkena sanksi.

BAB IIMAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2Maksud diadakan Tata Tertib Dokter Muda adalah untuk:a. Menegakkan dan menjujung tinggi agama islamb. Menanamkan sikap akhlakul karimah dalam kehidupan dokter muda.c. Memeberikan landasa dan arahan kepada dokter muda dalam bersikap,

berkata, dan berbuat selama menjalani pendidikan profesi di RS atau wahana pendidikan lain.

Page 4: Tata Tertib Peserta Pendidikan Profesi

Pasal 3Tujuan diadakan Tata Tertib Dokter Muda adalah untuk:d. Terciptanya suasana yang kondusif bagi berlangsungnya proses belajar

mengajar di RS atau wahana pendidikan lain P3D FKIK UMY.e. Terpeliharanya martabat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai

amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah dibidang pendidikan tinggi.f. Terpeliharanya martabat RS atau wahana pendidikan lain sebagai pusat

pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian  kesehatan masyarakat.g. Menjadikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai dokter muslim

yang berakhlak mulia.

JENIS TINDAKAN DAN SANKSIPasal 4

Jenis tindakan Disiplin yang dapat diterapkan pada setiap pelanggaran Tata Tertib terdiri atas:h. Tidak boleh memasuki lingkungan RS atau wahana pendidikan tahap

profesi lain.i. Tidak boleh mengikuti kegiatan pendidikan profesi.j. Tidak berhak memperoleh pelayanan akademik tahap profesi.k.

Pasal 5Jenis Sanksi yang dapat diterapkan dalam Tata Tertib ini terdiri atas:a. Membayar ganti rugi untuk sebagian atau seluruhnya terhadap akibat yang

ditimbulkan dari pelanggaran Tata Tertib ini.b. Larangan mengikuti semua kegiatan pendidikan tahap profesi Prodi

Pendidikan Dokter FKIK UMY untuk jangka waktu tertentu / skorsing.c. Diberhentikan dengan hormat sebagai dokter muda progam pendidikan

tahap profesi Prodi Pendidikan Dokter FKIK UMY.d. Diberhentikan dengan tidak hormat sebagai dokter muda progam

pendidikan tahap profesi Prodi Pendidikan Dokter FKIK UMY.

BAB IVPELAKSANAAN TINDAKAN

DISIPLIN DAN SANKSIBagian Pertama

Pasal 6Pelaksanaan Tindakan Disiplin

1. Dokter muda Universitas Muhammadiyah  dilarang melakukan perbuatan dilingkungan kampus, sebagi berikut:

1. Mengganggu proses kegiatan belajar mengajar dan ketertiban kampus.2. Berpakaian yang tidak sopan, seperti memakai kaos oblong atau baju yang sengaja

disobek.3. Bersandal pada saat jam kerja RS.4. Khusus bagi dokter muda putra dilarang berambut gondrong dan memakai

assesoris seperti kalung dan atau anting-anting.5. Khusus bagi dokter muda putri dilarang mengenakan busana yang tidak sesuai

dengan busana muslimah.2. Dokter muda yang melakukan perbuatan sesuai dengan bunyu ayat (1) diatas

dikenakan tindakan disiplin sebagai mana yang diatur dalam pasal 4.

Page 5: Tata Tertib Peserta Pendidikan Profesi

3. Pemberian tindakan disiplin dilakukan oleh Ketua Badan Koordinasi Pendidikan (BKP) atau dokter pendidik klinik.

 Bagian Kedua

Pasal 7Perbuatan di Dalam dan Diluar Linkungan Kampus

Setiap dokter muda FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dilarang melakukan perbuatan sebagai mana disebut dibawah ini baik dilingkungan kampus ataupun diluar lingkungan kampus:

a. Berkata dan berbuat tidak senonoh.b. Berkelahi.c. Melakukan perusakan.d. Berjudi.e. Meminum minuman kerasf. Membawa dan menggunakan senjata dengan tujuan mengancam jiwa orang

lain.g. Memiliki, membawa, menyimpan, memperdagangkan, menyebarkan, atau

membuat obat terlarang dan menggunakanya untuk diri sendiri atau orang lain diluar tujuan pengobatan.

h. Melakukan penipuan.i. Memalsukan sesuatu untuk memperoleh keuntungan, misalnya memalsukan

tanda tangan atau nilai.j. Melakukan pencurian.k. Membawa dan atau menggunakan bahan peledak.l. Melakukan zina.m. Membunuh.n. Memiliki, menyimpan, memperdagangkan, menyebarkan, membuat atau

menggunakan narkotika dan mariyuana serta obat terlarang lainya.o. Perbuatan pidana-pidana lain yang dilarang oleh peraturan perundang

undangan yang berlaku di Indonesia dan terbukti dilakukan dengan putusan di pengadilan.

Pasal 8Berkata dan Berbuat yang Tidak Senonoh

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf a dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan Pasal 5 butir b selama jangka waktu satu (1) semester.

(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir b akan ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.

(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan dengan Surat Keputusan BKP.

Pasal 9Berkelahi

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf b dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf b selama jangka waktu satu (1) semester.

(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir b akan ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.

(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan dengan Surat Keputusan BKP.

Page 6: Tata Tertib Peserta Pendidikan Profesi

Pasal 10Melakukan Perusakan

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf c dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf b selama jangka waktu maksimal dua (2) semester dan atau membayar ganti rugi sesuai dengan nilai kerusakan yang ditimbulkan.

(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir c akan ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.

(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan dengan Surat Keputusan BKP.

Pasal 11Berjudi

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf d dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf b selama jangka waktu satu (1) semester.

(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir d akan ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak yang berwajib dan atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.

(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan dengan Surat Keputusan BKP.

Pasal 12Meminum Minuman Keras

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf e dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf b maksimal dua (2) semester.

(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir e akan ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.

(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan dengan Surat Keputusan BKP.

Pasal 13Membawa dan Menggunakan Senjata Dengan Tujuan Mengancam

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf f dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf b maksimal dua (2) semester.

(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir f akan ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.

(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan dengan Surat Keputusan BKP.

Pasal 14Obat Terlarang

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf g dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf d.

(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir g akan ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas..

(3) Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas terkait dapat mengajukan usulan pemberian sanksi terhadap seorang dokter muda kepada Rektor setelah menerima laporan dan aduan dari pihak manapun, atau hasil keputusan pengadilan.

(4) Pemberian sanksi dilakukan oleh Rektor dengan Surat Keputusan Rektor.

Page 7: Tata Tertib Peserta Pendidikan Profesi

Pasal 15Melakukan Penipuan

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf h dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf b maksimal dua (2) semester dan atau membayar ganti rugi sebagai akibat kerugian yang ditimbulkan.

(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir h akan ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.

(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP atau Pimpinan Prodi melalui rapat Prodi dan dengan Surat Keputusan BKP atau SK Kaprodi.

Pasal 16Pemalsuan

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf i dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf b, yaitu memalsu tandatangan atau paraf mendapat skorsing 1 (satu) bulan atau 1 (satu) stase; memalsu nilai mendapat skorsing 1 (satu) bulan atau 1 (satu) stase. Pemalsuan kedua hal tersebut akan dikenakan skorsing dengan sesuai dengan beban sanksi pemalsuan.  Selain itu, tindakan pemalsuan akan diberitahukan kepada orang tua dokter muda melalui informal maupun formal (surat pemberitahuan).

(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir h akan ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.

(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP atau Pimpinan Prodi melalui rapat Prodi dan dengan Surat Keputusan BKP atau SK Kaprodi.

Pasal 17Mencuri

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf j dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf b maksimal empat (4) semester.

(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir j akan ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas..

(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP atau Pimpinan Prodi melalui rapat Prodi dan dengan Surat Keputusan BKP atau SK Kaprodi.

Pasal 18Bahan Peledak

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf k dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf b maksimal empat (4) semester.

(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir k akan ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas..

(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP atau Pimpinan Prodi melalui rapat Prodi dan dengan Surat Keputusan BKP atau SK Kaprodi.

   

Page 8: Tata Tertib Peserta Pendidikan Profesi

Pasal 19Melakukan Zina

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf l dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf c dan atau d.

(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir h akan ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.

(3) Ketua BKP melaporkan ke Pimpinan Fakultas dan atau Pimpinan Fakultas terkait dapat mengajukan usulan pemberian sanksi terhadap dokter muda yang berzina.

(4) Pemberian sanksi dilakukan oleh Rektor dengan Surat Keputusan Rektor.

Pasal 20Membunuh

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf m dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf d.

(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir m akan ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas..

(3) Ketua BKP melaporkan ke Pimpinan Fakultas dan atau Pimpinan Fakultas dapat mengajukan usulan pemberian sanksi terhadap dokter muda yang membunuh.

(4) Pemberian sanksi dilakukan oleh Rektor dengan Surat Keputusannya. 

Pasal 21Narkotik

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf n dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf d.

(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir n akan ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.

(3) Ketua BKP melaporkan ke Pimpinan Fakultas dan atau Pimpinan Fakultas terkait dapat mengajukan usulan pemberian sanksi terhadap dokter muda yang melakukan perbuatan sesuai dengan ketentuan Pasal 7 huruf n.

(4) Pemberian sanksi dilakukan oleh Rektor dengan Surat Keputusannya.

BAB V. PEMBELAANPasal 22

(1) Dokter muda yang diduga melanggar peraturan tata tertib ini dapat mengajukan pembelaan dengan alasan-alasan dan saksi-saksi yang meringankan atau membebaskannya dari sanksi.

(2) Di dalam pembelaannya, dokter muda yang bersangkutan dapat meminta bantuan hukum dari pihak manapun dan atau pembelaan dari Badan Perwakilan Dokter muda dari Fakultas yang terkait.

 

Page 9: Tata Tertib Peserta Pendidikan Profesi

BAB VI. KEBERATANPasal 23

(1) Dokter muda yang terkena sanksi sebagaimana yang tercantum dapam Pasal 5 butir a dan b dapat mengajukan keberatan kepada Pimpinan Fakultas melalui Sekretaris Prodi Bidang Profesi.

(2) Dokter muda yang terkena sanksi sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 5 butir c dan d dapat mengajukan keberatan terhadap Rektor melalui Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.

(3) Keberatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dan (2) harus diajukan secara tertulis oleh dokter muda yang bersangkutan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya Surat Keputusan.

(4) Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak menerima keberatan seperti yang dimaksud dalam ayat (1) dan (2) di atas, Rektor/Dekan harus memberikan jawaban tertulis kepada dokter muda yang bersangkutan.

(5) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana yang ditentukan dalam ayat (4) tidak memperoleh jawaban dari Rektor/Dekan, maka pengajuan keberatan dianggap dikabulkan.

BAB VII. REHABILITASIPasal 24

Setelah menjalani sanksi dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Pasal 5 butir a dan b yang bersangkutan dapat direhabilitasi.

 

BAB VIII. PENUTUPPasal 25

Dengan berlakunya tata tertib ini sebagai Keputusan bersama anatar RS dengan Pimpinan FKIK UMY, maka semua ketentuan yang berkaitan dengan pedoman sikap, perilaku dan perbuatan dokter muda FKIK UMY dianggap tidak berlaku lagi.

Page 10: Tata Tertib Peserta Pendidikan Profesi

 Lampiran KETIDAKHADIRAN DOKTER MUDA 1. Ketidakhadiran dokter muda dalam kegiatan profesi diberikan sanksi MENGULANG  STASE sesuai dengan jumlah hari dan tempat stase, seperti pada Tabel berikut ini :

NOBAGIAN BESAR

BAGIAN SEDANG

BAGIAN KECIL SANKSI

1. < 3 hari dengan alasan bisa diterima*

< 2 hari dengan alasan bisa diterima

< 2 hari dengan alasan bisa diterima

Tidak mengulang

2. < 3 hari dengan alasan tidak bisa diterima**

< 3 hari dengan alasan tidak bisa diterima

< 3 hari dengan alasan tidak bisa diterima

Mengulang 1 minggu

3. 4-6 hari dengan alasan apapun

4-6 hari dengan alasan apapun

4-6 hari dengan alasan apapun

Mengulang 1 minggu.

4. 7-12 hari kerja dengan alasan apapun

7-12 hari kerja dengan alasan apapun

7-12 hari kerja dengan alasan apapun

Mengulang 2 minggu

5. 13-24 hari kerja dengan alasan apapun

13-18 hari kerja dengan alasan apapun

Mengulang 4 minggu

6. 24-30 hari kerja dengan alasan apapun

Mengulang 6 minggu

7. Lebih dari 30 hari kerja

Lebih dari 18 hari kerja

Lebih dari 12 hari kerja

Mengulang stase

Keterangan :*Alasan bisa diterima : sakit dengan surat keterangan dokter, keperluan keluarga (dengan surat ijin keluarga), keperluan Fakultas/RS dengan surat keterangan dari yang berwewenang.** Alasan tidak bisa diterima: adalah alasan selain tersebut diatas. WAKTU UJIAN MUNDUR

Page 11: Tata Tertib Peserta Pendidikan Profesi

Apabila dokter muda belum melaksanakan ujian sesuai waktu yang ditentukan, maka dokter muda tersebut wajib melakukan refreshing (mengulang stase) sebagai berikut :–         Apabila waktu ujian mundur sampai waktu < 6 bulan sejak stase berakhir, maka tidak perlu mengulang stase.–         Apabila waktu ujian mundur sampai waktu 6-12 bulan sejak stase berakhir, maka mengulang stase 2 minggu.–         Apabila waktu ujian mundur sampai waktu > 12 bulan sejak stase berakhir, maka mengulang stase 1 bulan.