Tata Liturgi Minggu (Paskah V) KEBERANIAN MENJALANI HIDUP...
Embed Size (px)
Transcript of Tata Liturgi Minggu (Paskah V) KEBERANIAN MENJALANI HIDUP...

1 | P a g e
Tata Liturgi Minggu (Paskah V)
“KEBERANIAN MENJALANI HIDUP”
Minggu, 10 Mei 2020
Pelayan Firman: Pnt. Maureen Christine -------------------------------------------------------------------------------------
-
PF = Pelayan Firman; Pnt = Penatua; J : Jemaat
1. SAAT HENING
2. NYANYIAN JEMAAT
KJ 21:1-2 “HARI MINGGU HARI YANG MULIA”
Syair dan lagu: A. E. Wairata,1953
1. Hari Minggu, hari yang mulia, itu hari Tuhanku.
Ia bawa rasa bahagia masuk dalam hatiku.
Refrein:
Hari Minggu, hari Tuhan, hari suci dan teduh.
Hari Minggu, hari Tuhan, hari suci dan teduh.
2. Hari Minggu hari istirahat bagi badan yang letih
Firman Tuhan turun bawa nikmat untuk hati yang sedih.
Refrein:
Hari Minggu, hari Tuhan, hari suci dan teduh.
Hari Minggu, hari Tuhan, hari suci dan teduh.
3. VOTUM & SALAM
PF : Marilah kita mengawali kebaktian Minggu Paskah V ini
dengan sebuah pengakuan:
(Jemaat menyanyikan Mazmur 121 bagian Refrein)

2 | P a g e
PF : Tuhan beserta saudara!
4. KATA PEMBUKA
PF : Tema hari ini adalah "Keberanian menjalani hidup." Tapi
seringkali bukannya berani, kita seringkali justru gelisah menjalani
hidup. Firman Tuhan hari ini hendak mengajarkan kita justru untuk
berani menjalani kehidupan, karena Yesus Kristus juga sangat
berani menjalani hidupNya yang tak mudah. Kiranya hari ini kita
belajar untuk berani dan beraksi berani menjalani hidup sekalipun
kegelisahan menemani dalam perjalanan dalam hidup kita.
5. NYANYIAN JEMAAT
KJ 309:1-2 “BIAR ‘KU TUMBUH DI BATANGMU”
Syair: Laat m'in U blijven, groeien, bloeien, Jan Jacob Lodewijk
ten Kate (1819-1889),
terj. H.A.Pandopo 1984, berdasarkan Yohanes 15:1-8
Lagu: Georg Neumark 1657
1. Biar ‘ku tumbuh di batangMu, ya Pokok Anggur yang benar,
supaya Kau hidupkan daku menjadi ranting yang segar.
Jika Engkau beri berkat, aku berbuah yang lebat.

3 | P a g e
2. Tak mungkin aku ‘kan mandiri, aku lemah di luarMu.
Hanya di dalamMu sendiri limpahlah hidup bagiku.
OlehMu buahku lebat; yang tak berbuah dikerat.
6. DOA PENGAKUAN DOSA
7. NYANYIAN JEMAAT
PKJ 40:1-2 “KASIHANILAH AKU YANG LEMAH”
Syair dan lagu: Helene Salamate Joseph
1. Kasihanilah aku yang lemah, ya Tuhan Mahakuasa.
Hapuskan semua kesalahanku, b’rilah anugerah.
Oleh kasih dan kuasaMu kurasakan damaiMu.
Aku tahu Kau s’lalu dekat padaku, limpahkan rahmatMu.
2. Kini aku sadari dosaku dan s’gala kekuranganku.
Namun kasihMu tetap padaku, sucikan diriku.
Kuserahkan s’luruh hidupku pada Tuhan yang benar.
Hatiku selalu bersyukur, bergemar dan berbahagia.
8. BERITA ANUGERAH
PF : Dalam rahmat Allah terdapat kasih dan pengampunan. Maka
bagi saudara yang membuka hati bagi-Nya, dengarkanlah
Berita Anugerah yang diambil dari Efesus 2:4-5 - Tetapi Allah
yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar,
yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita
bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh
kesalahan-kesalahan kita–oleh kasih karunia kamu
diselamatkan.
Demikianlah berita anugerah dari Tuhan!
J : Syukur kepada Allah
9. NYANYIAN JEMAAT
PKJ 38:1-2 “DOSA DUNIA HAPUSLAH”

4 | P a g e
Syair dan lagu: Esti W. Kristofera
1. Dosa dunia hapuslah oleh kasihNya yang kudus.
Akupun dibasuhNya oleh darahNya yang kudus.
Tak binasa jiwaku kar’na kasihNya penuh;
Yesus Kristus Tuhanku jadi Jurus’lamatku.
2. Kasih Tuhan yang kudus tidak mudah kupahami.
Kasih Tuhan padaku amat luas dan lebarlah.
Rindu hatiku penuh jadi hamba Tuhanku;
kuberikan hidupku kini dan selamanya.
10. DOA PELAYANAN FIRMAN
11. PEMBACAAN ALKITAB
PF : Bacaan pada hari ini diambil dari Injil Tuhan Yesus Kristus
menurut Yohanes 14:1-14.
“Demikianlah Injil Tuhan Yesus Kristus. Berbahagialah
mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang
melakukannya.
Haleluya”
(Jemaat menyanyikan NKB 222: “Haleluya”)
12. KOTBAH “KEBERANIAN MENJALANI HIDUP”
Saudaraku yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,
Perkataan Yesus dalam bacaan hari ini khususnya ayat 2 – 3,
“Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian,
tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ
untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah
pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan
datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di
tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”

5 | P a g e
Saudara, ayat ini begitu akrab dan populer bagi banyak orang Kristen.
Namun, di manakah ayat ini seringkali kita dengarkan? Biasanya
perkataan ini diperdengarkan kepada banyak orang ketika ibadah
penghiburan dilayankan pada saat peristiwa kedukaan. Namun kita
patut bertanya. Sebenarnya untuk siapa sih ayat-ayat ini
diperdengarkan? Untuk orang yang hidup atau yang mati? Tentu kita
sepakat bahwa ayat ini diperuntukkan untuk semua orang yang masih
hidup. Oleh karena itu, penekanan ayat ini adalah bukan hanya supaya
kita berani menghadapi kematian, tetapi juga supaya kita berani
untuk menjalani kehidupan.
Saudaraku, berbicara tentang keberanian untuk menjalani hidup –
nampaknya hal itu tidak selalu ditunjukkan oleh para murid Yesus.
Karena, mengawali bacaan hari ini, di ayat 1 Yesus mengatakan
kepada para muridNya “Janganlah gelisah hatimu.” Tapi mengapa
para murid menjadi gelisah hati? Bukankah Yesus bersama-sama
dengan mereka? Untuk apa lagi mereka gelisah? Betul saudara Yesus
ada bersama mereka. Tetapi, para murid menjadi gelisah karena
ternyata sebelum bacaan ini, Yesus sempat mengatakan kepada para
muridNya
Yoh. 13 : 33 “hai anak-anakKu, hanya seketika saja lagi Aku ada
bersama kamu. Kamu akan mencari Aku dan seperti yang telah
Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: ketempat Aku pergi, tidak
mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang
juga kepada kamu.”
Yoh. 13 : 36 Simon tanya Tuhan, kemanakah Engkau pergi? Jawab
Yesus ke tempat aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku
sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.”
Saudaraku, dari pernyataan Yesus ini bahwa ia akan pergi
meninggalkan para murid dan tidak ada yang dapat mengikutNya,
tentu hal ini membuat para murid gelisah. Mengapa? sebab sebagai
para murid, mereka sudah terbiasa bersama Yesus. Ada apa2 ada
Yesus. Ada masalah, Yesus bertindak mereka diam saja mengikuti.

6 | P a g e
Kuasa Yesus begitu luar biasa dan tak ada yang mampu
menandingiNya. Sehingga, selama ada Yesus, para murid aman!
Bahkan mereka ada dalam zona nyaman. Karena tinggal ngikut aja.
Tapi ketika Yesus mengatakan Ia akan pergi meninggalkan mereka dan
tidak ada seorangpun yang dapat mengikutiNya? Tentu para murid
gelisah karena Yesus akan pergi meninggalkan mereka.
Padahal mereka ingin “kemesraan ini janganlah cepat berlalu.” Mereka juga gelisah bagaimana nasib mereka ke depannya?
Tidak ada yang bisa diandalkan lagi nih, kalau ada apa-apa.
Kepada siapa mereka akan minta tolong kalau ada kesusahan?
Para murid menjadi gelisah karena mereka tidak ingin dan tidak siap
untuk ditinggalkan. Mereka tak mampu bertahan jika tanpa Tuhan.
Mereka tidak berani untuk menjalani kehidupan jika Tuhan tidak
bersama-sama mereka.
Saudaraku, di satu sisi ini kesadaran yang baik, karena para murid
sadar bahwa mereka membutuhkan Tuhan – tanpa Tuhan hidup
mereka ambyar. Tanpa Tuhan mereka kehilangan keberanian untuk
menjalani hidup mereka.
Namun saudara yang menarik dalam bacaan ini adalah sekalipun
kegelisahan para murid tidak dikatakan secara verbal kepada Yesus.
Namun ternyata Yesus tahu hati para muridNya. Ia mengenal mereka
tanpa harus dikatakan. Karena Ia menangkap kegelisahan mereka,
sehingga Ia katakan “jangan gelisah hatimu.”
Bahkan saudara, Yesus juga menyampaikan kok untuk apa Ia harus
pergi, supaya para murid memahami apa yang akan Yesus lakukan dan
tidak gelisah lagi. Semua Yesus jelaskan di ayat 2 – 4 bacaan hari ini.
Dengan tujuan, ketika para murid memahami tindakan Yesus,
sekalipun nampaknya ditinggalkan mereka tidak gelisah dan tetap
berani menjalani hidup. Karena Yesus sendiri juga berani untuk
menjalani hidupNya.

7 | P a g e
Saudaraku, jika diperhatikan ternyata apa yang Yesus sampaikan di
ayat 2 – 4 tadi, terdiri dari 4 poin:
1) Yesus memang akan pergi dan harus pergi. Tetapi Yesus pergi
untuk menyiapkan/menyediakan tempat bagimu di rumah Bapa.
2) Yesus akan datang kembali. Jadi ia pergi bukan selamanya akan
pergi. Ia pergi bukan untuk meninggalkan dan melupakan para murid.
Tetapi seperti lagu Ello – salah 1 penyanyi Indonesia, Yesus pergi
untuk kembali.
Refreinnya: Selamat tinggal kasih sampai kita jumpa lagi, aku
pergi takkan lama. Hanya sejenak saja kuakan kembali lagi
asalkan engkau tetap menanti!
Ya harus menanti karena Yesus pergi untuk kembali. Ia pergi
dan akan datang kembali.
3) Yesus akan membawamu (para murid) ke tempatKu supaya di mana
Aku berada, kamu pun berada. Dari poin 3 ini memperlihatkan bukan
hanya para murid yang terus ingin dekat dengan Yesus. Tapi Yesus
juga dekat dengan mereka. Lihat kalimatNya, supaya di mana Aku
berada, kamu pun berada. Ia tidak menjauh, Yesus tidak
meninggalkan para muridNya. Tetapi justru Ia ingin dekat
dengan mereka.
4) Dan ke mana Aku (Yesus) pergi, kamu tahu jalan ke situ. Karena
Tuhan yang akan mengarahkan da menunjukkannya
Saudaraku, dari 4 poin ini jika ditarik dalam 1 kalimat kita bisa
simpulkan bahwa apa yang Yesus lakukan bukan untuk diriNya.
Karena setiap poin ditujukkan untuk “mu” para murid dan
semua orang percaya. Sehingga SEMUA YANG YESUS
LAKUKAN ITU UNTUKMU” Ia pergi dan Ia datang untukmu.
Sehingga dalam salah 1 tulisan Martin Luther tentang bacaan ini, ia
katakan “ini teks penghiburan sekaligus penguatan dari Yesus
untuk para muridNya tentu dengan tujuan agar para murid berani

8 | P a g e
menjalani kehidupan mereka. Wong semua yang Yesus lakukan untuk
mereka kok. Yesus juga tidak pergi untuk meninggalkan dan
melupakan mereka. Ia justru harus pergi untuk mati dan bangkit untuk
keselamatan bukan hanya para murid tetapi keselamatan dunia.
Saudara, ketika kita tahu apa yang Yesus katakan dan bahkan
makna dari tindakan Yesus. Ternyata hal itu, berbeda dengan apa
yang ditangkap oleh muridNya karena Tomas berkata kepada Yesus
“Tuhan kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami
tahu jalan ke situ?” Hal ini menunjukkan bahwa
1) Tomas hanya fokus pada arah ke mana Yesus pergi, jalan mana
yang Yesus lewati bukan pada apa makna kepergian Yesus. 2) Tomas
belum juga paham akan apa yang Yesus sampaikan. Tapi bisa jadi
ketidakpahaman Tomas terjadi karena ia terlalu gelisah sehingga
sehingga ia tidak mampu menerima apa yang Yesus sampaikan.
Tapi sekalipun para muridNya tidak mengerti, Yesus tetap sabar untuk
menjelaskan sekalipun ia sudah berkali-kali menjelaskan. Tapi Yesus,
Ia menunjukkan kesabaran yang begitu baik untuk para muridNya.
Karena Ia jelaskan lagi (ay. 6 - 7) “Akulah jalan dan kebenaran dan
hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga
mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu
telah melihat Dia.”
Jadi, Yesus menekankan bukan pada ke arah mana Ia akan berjalan,
jalan mana yang akan Yesus lewati seperti yang dipahami oleh Tomas.
Karena Ia bukan sekadar akan lewat suatu jalan atau jadi penunjuk
jalan saja. Tetapi Ia adalah jalan itu. Jalan yang benar dan jalan
yang membawa kehidupan. Jalan yang memperkenalkan siapa
diriNya kepada para muridNya, bahwa Dia adalah Sang Bapa. Allah
yang hadir di tengah mereka. Karena mengenalNya, kamu telah
mengenal Bapa.

9 | P a g e
Tapi Filipus justru berkata "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada
kami, itu sudah cukup bagi kami." Haduh kalau jadi Yesus mungkin
sudah kita tinggalkan, sudah kita pites karena kok ngga ngerti-ngerti
padahal sudah dijelaskan bukan dengan bahasa yang sulit. Tapi dengan
kata-kata yang sederhana yang seharusnya mudah ditangkap dan
dimengerti.
Nampaknya, di sini ada perbedaan antara tidak mengerti dan tidak mau
mengerti. Karena kalau tidak mengerti artinya sama sekali tidak tahu
Tapi kalau tidak mau mengerti artinya sudah dikasih tahu, sudah tahu,
tapi tidak mau mau tahu!. Akhirnya gagal mengerti.
Makanya Yesus juga sampaikan “Telah sekian lama Aku bersama-
sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?
Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana
engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak
percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam
Aku? Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di
dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-
pekerjaan itu sendiri.
Saudaraku lihatlah para murid, sudah begitu lama mengikut Yesus.
Namun tak mau memahami siapa Yesus. Bahkan tak percaya padaNya.
Sekalipun sudah melihat pekerjaan-pekerjaan Allah dalam diri Yesus.
Bisa jadi hal ini terjadi karena para murid terlalu gelisah, sehingga
mereka terjebak dalam kegelisahan dan membuat mereka tidak
menangkap pesan dari perkataan dan karya Yesus selama ini. Tetapi,
bisa juga ini jadi refleksi jangan-jangan selama ini mereka jadi murid
yang hanya sekadar ikut aja, cari aman dan tidak sepenuhnya percaya.
Yesus yang Mahasabar kembali mengingatkan mereka (ay. 12)
Sesunggunya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga
pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan
yang lebih besar dari pada itu. Artinya, seharusnya jika para murid
percaya dengan sungguh pada Yesus. Memahami kata-kataNya.
Mengelolah rasa gelisah mereka. Maka mereka akan dengan berani

10 | P a g e
melakukan pekerjaan hebat! Mereka berani melakukan pekerjaan yang
disediakan Tuhan. Berani untuk menjalani hidup karna sadar bahwa
Tuhan tidak pernah meninggalkan dan membuang mereka.
Saudaraku yang terkasih yang Tuhan Yesus Kristus.
Apa yang kita dapatkan dari bacaan ini: 1) Setiap orang bisa gelisah. Bahkan para murid yang bersama-sama
dengan Yesus juga gelisah! Kegelisahan para murid adalah karena
mereka hanya menangkap bahwa Yesus akan meninggalkan mereka
padahal dari perkatan Yesus, Ia justru mau dekat, Ia hadir dan tidak
meninggalkan mereka. Namun kegelisahan itu membelenggu mereka
sehingga mereka tidak memahami maksud dari tindakan Tuhan.
Saudaraku, bukan hanya para murid. Kita juga bisa gelisah karena
zona nyaman kita sedang diguncang. apalagi kita berada di tengah
kondisi pandemi Covid. Kita yang di rumah saja gelisah. Kapan
pandemic ini selesai? Kapan bisa kerja seperti dulu lagi? Kapan bisa
jalan2 lagi? Kapan bisa wisata kuliner lagi? Kapan bisa ke mall lagi?
kapan bisa ibadah dan persekutuan di gereja lagi? Sudah sangat rindu!
Benar kata Dilan rindu itu berat!
Atau kita mulai gelisah karena sudah harus bayar uang kos/kontrakan
tapi isi dompet su menipis. Tabungan tak punya. Pemasukkan tidak
ada. Kita diPHK tanpa kejelasan akan bagaimana kita ke depannya.
Dan kini mulai gelisah seakan Tuhan meninggalkan kita.
Saudaraku, kegelisahan itu manusiawi. Karena para murid juga
gelisah. Tapi jangan sampai kegelisahan itu membuat kita tidak
memahami maksud Tuhan!
Bisa jadi, ketika kita di kondisi sekarang. Karena Tuhan mau supaya
kita punya waktu untuk merawat diri kita. Kita merawat diri dengan
punya banyak waktu untuk baca, untuk explore lagi talenta kita, bakat
yang terpendam dimunculkan kembali, lebih sering olahraga dan punya
waktu lebih banyak dengan Tuhan. Merawat diri dari berbagai aspek.

11 | P a g e
Bisa juga kondisi sekarang membuat kita merawat keluarga. Selama
ini sibuk dengan urusan kantor dan pelayanan dan perkuliahan. Kini
punya waktu untuk merawat keluarga. Banyak waktu bermain bersama
anak dan punya banyak waktu ngobrol dengan pasangan dan keluarga.
Cari cara untuk meluangkan waktu bareng entah olahraga bersama atau
nonton drakor bareng. Kalau Kita yang rantau, bisa telpon keluarga
Yang Biasa terputus karena kuliah/kerja kini bisa bebas ngobrol dengan
mereka berjam-jam.
Bisa juga kondisi sekarang membuat kita sedang bersama merawat
alam. Biasanya sampah di mana-mana, polusi menyesakkan. Tapi kini,
kita bersama sedang mengistirahatkan alam. Lihatlah beberapa foto
dari Nasa di internet tentang kondisi udara sekarang. Ada berita baik
untuk alam karena polusi di dunia menurun.
Ketika kini kita sedang gelisah. Tidak apa2 saudara. Its oke to be not
oke. Tapi ingat juga kata Yesus. Jangan gelisah hatimu! Jangan
biarkan kita gelisah terlalu lama! Jangan memenjarakan diri kita pada
rasa tak nyaman itu . kadang Tuhan kasih zona nyaman kita
terguncang. Bukan karena Tuhan tidak sayang. Tapi karena
Tuhan tahu kita kuat dan mampu melewatinya.
2. Tuhan mengingatkan bahwa Tuhan dekat, Tuhan hadir bahkan dalam
kegelisahan kita. Seperti ilustrasi berikut ini:
Ada sebuah suku pada bangsa Indian yang memiliki cara yang unik
untuk mendewasakan anak laki-laki dari suku mereka. Jika seorang
anak laki-laki tersebut dianggap sudah cukup umur untuk di
dewasakan, maka anak laki-laki tersebut akan di bawa pergi oleh
seorang pria dewasa yang bukan sanak saudaranya, dengan mata
tertutup.
Anak laki-laki tersebut dibawa jauh menuju hutan yang paling dalam.
Ketika hari sudah menjadi sangat gelap, tutup mata anak tersebut akan
dibuka, dan orang yang menghantarnya akan meninggalkannya
sendirian di dalam hutan. Ia akan dinyatakan lulus dan diterima sebagai

12 | P a g e
pria dewasa dalam suku tersebut jika ia tidak berteriak atau menangis
hingga malam berlalu.
Malam begitu pekat, bahkan sang anak itu tidak dapat melihat telapak
tangannya sendiri, begitu gelap dan ia begitu ketakutan. Hutan tersebut
mengeluarkan suara-suara yang begitu menyeramkan, auman serigala,
bunyi dahan bergemerisik, dan ia semakin ketakutan, tetapi ia harus
diam, ia tidak boleh berteriak atau menangis, ia harus berusaha agar ia
lulus dalam ujian tersebut.
Satu detik bagaikan berjam-jam, satu jam bagaikan bertahun-tahun, ia
tidak dapat melelapkan matanya sedetikpun, keringat ketakutan
mengucur deras dari tubuhnya.
Waktu terus berjalan, cahaya pagi mulai tampak sedikit, ia begitu
gembira, ia melihat sekelilingnya, dan kemudian ia menjadi begitu
kaget, ketika ia mengetahui bahwa ayahnya berdiri tidak jauh di
belakang dirinya, dengan posisi siap menembakan anak panah, dengan
golok terselip dipinggang, menjagai anaknya sepanjang malam, jikalau
ada ular atau binatang buas lainnya, maka ia dengan segera akan
melepaskan anak panahnya, sebelum binatang buas itu mendekati
anaknya. Sambil berdoa agar anaknya tidak berteriak atau menangis.
Ilustrasi ini menggambarkan si ayah itu Tuhan dan anak yang sedang
berjuang itu adalah kita. Maka, dari ilustrasi ini kita belajar bahwa
Tuhan tidak jauh. Tuhan ada. Tuhan dekat. Tuhan serta. Maka gantilah
kegelisahan dengan keberanian menjalani hidup. Karena keberanian
menjalani hidup menjadi bukti bahwa kita percaya sekalipun
dalam kesulitan hidup Tuhan menganuerahkan kebaikan dan
penyertaanNya senantiasa. Amin.
13. SAAT HENING
14. PENGAKUAN IMAN RASULI
Pnt : Marilah bersama dengan umat Allah di masa lalu, masa kini

13 | P a g e
dan masa depan mengingat pengakuan iman kita menurut
Pengakuan Iman Rasuli: ………
15. DOA SYAFAAT
Pnt : (diakhiri menyanyikan Doa Bapa Kami versi Devianto
Haulussy)
16. NAS SYUKUR:
Pnt : Mari kita senantiasa mengucap syukur atas kebaikan &
pemeliharaan Tuhan kepada kita, seperti yang dinyatakan
oleh Pemazmur dalam Mazmur 52:9 - Aku hendak
bersyukur kepada-Mu selama-lamanya, sebab Engkaulah
yang bertindak; karena nama-Mu baik, aku hendak
memasyhurkannya di depan orang-orang yang Kaukasihi!
17. NYANYIAN JEMAAT
NKB 134 : 1, 3, 4 “T’RIMA KASIH, YA TUHANKU”
Syair dan lagu: J. T. Silangit
1. T’rima kasih ya Tuhanku, atas hari pemberianMu.
Hari baru limpah rahmat dan dipenuhi oleh kasihMu.
Kau curahkan pada umatMu, Kau curahkan pada umatMu.
3. ‘Kan kupakai waktu itu melakukan tanggung jawabku
dan menolong sesamaku menurut firman serta karyaMu,
kar’na itu makna kasihMu, kar’na itu makna kasihMu.
Interlude
Persembahan dapat ditransfer melalui
akun rekening BCA dengan nomor:
772-542-1222 a.n GKI DENPASAR

14 | P a g e
4. Puji syukur kuucapkan atas waktu yang Kauciptakan.
Kutaati, kuhargai di dalam kata dan perbuatanku,
agar nyata hidup beriman, agar nyata hidup beriman.
18. PENGUTUSAN
PF: Beranilah menjalani hidup, sembari mengingat apa yang
tertulis dalam Ulangan 31 : 6 “kuatkan dan teguhkanlah
hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka,
sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai
engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan
meninggalkan engkau."
19. NYANYIAN JEMAAT
KJ 370:1-3 “KU MAU BERJALAN DENGAN
JURUSLAMATKU”
Syair: Down in the Valley with My Saviour I Would Go, William
Orcutt Crushing, 1823 – 1902,
Terjemahan: Yamuger, 1984, berdasarkan Mazmur 23,
Lagu: Robert Lowry
1. ‘Ku mau berjalan dengan Jurus’lamatku
di lembah berbunga dan berair sejuk.
Ya, kemana juga aku mau mengikutNya
sampai aku tiba di neg’ri baka.
Refrein:
Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus:
‘ku tetap mendengar dan mengikutNya.
Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus;
ya, ke mana juga ‘ku mengikutNya!
2. ‘Ku mau berjalan dengan Jurus’lamatku
di lembah gelap, di badai yang menderu.

15 | P a g e
Aku takkan takut di bahaya apa pun,
bila ‘ku dibimbing tangan Tuhanku. Refrein:
Interlude
3. Bersama Jurus’lamat hatiku teguh
di lembah dan bukit yang perlu kutempuh.
Tuhanku membimbing aku pada jalanNya
yang menuju rumah Allah yang baka. Refrein:
20. BERKAT
PF : Sekarang arahkanlah hatimu kepada Tuhan dan terimalah
berkatNya: “Tuhan memberkati dan melindungi kita. Tuhan
menyinari kita dengan wajah-Nya dan memberi kita kasih
karunia, Tuhan menghadapkan wajahNya kepada kita dan
memberi kita damai sejahtera kini dan selama-lamanya.”
(Jemaat menyanyikan NKB 225 – “Haleluya, Amin”)