Tata Guna Tanah

12
Disusun oleh: Didi Intan Setiaji 06/193018/TK/31394 Raditya Danar Saputra 06/193990/TK/31727 Dewanto Prasetyo Aji 08/265829/TK/33850 Yani Priyo Nugroho 08/268789/TK/33557 Juanda Cahyaputra 08/269426/TK/34478

Transcript of Tata Guna Tanah

Page 1: Tata Guna Tanah

Disusun oleh:

Didi Intan Setiaji 06/193018/TK/31394Raditya Danar Saputra 06/193990/TK/31727Dewanto Prasetyo Aji 08/265829/TK/33850Yani Priyo Nugroho08/268789/TK/33557Juanda Cahyaputra 08/269426/TK/34478

Page 2: Tata Guna Tanah
Page 3: Tata Guna Tanah

Tanah adalah sumber utama kesejahteraan dan kehidupan masyarakat dan karenanya tanah haruslah digunakan dan dimanfaatkan dengan optimal. Perwujudan penggunaan dan pemanfaatan tanah yang optimal tersebut dilakukan melalui penyusunan rencana tata ruang yang semestinya mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, sebagaimana diamanatkan dalam UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Page 4: Tata Guna Tanah

pelaksanaan inventarisasi penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah;

penetapan perimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah menurut fungsi kawasan;

penetapan pola penyesuaian penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah dengan rencana tata ruang wilayah.

Page 5: Tata Guna Tanah

Penyelesaian administrasi pertanahan dilaksanakan apabila pemegang hak atas tanah atau kuasanya memenuhi syarat-syarat menggunakan dan memanfaatkan tanah sesuai dengan rencana tata ruang. Untuk menjamin terselenggaranya administrasi pertanahan sebagaimana tercantum dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang menyatakan “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Dengan adanya pengendalian pertanahan yang rasional, adil dan modern serta menjamin kepastian hukum. Mengingat bahwa perlunya pengendalian pertanahan tersebut sesungguhnya telah dicerminkan dalam peraturan dasar pokok-pokok agraria bahwa berdasarkan hak menguasai negara berwenang :

  1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air, dan ruang angkasa.

2. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orangorang

dengan bumi, air dan ruang angkasa.3. Menentukan dan mengatur hubungan-hubugan hukum antara

orangorang dan perbuatan hukum yang mengenai bumi, air, dan ruang angkasa.

Page 6: Tata Guna Tanah

Norma-norma yang harus dipedomani dalam pengelolaan dan adminstrasi pertanahan oleh pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam kaitan itulah maka kebijakan operasional pengendalian pertanahan dan pemberdayaan masyarakat diselenggarakan dalam dengan fokus pada penegakan hak dan kewajiban melalui misi sebagai berikut : 

1. Menegakkan norma-norma pengelolaan keagrariaan/pertanahan agar dipatuhi dan dipahami semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan keagrariaan/pertanahan yaitu pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha.2. Meningkatkan kesadaran pemegang hak atas tanah atau pihak yang telah memperoleh dasar penguasaan tanah/pihak yang telah memanfaatkan tanahnya sesuai dengan keadan sifat, tujuan pemberiannya sebagai wujud peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan pertanahan.3. Mendorong peningkatan produktifitas dan pemeliharaan tanah oleh pemegang hak atas tanah serta upaya pemberdayaan masyarakat secara luas dalam pengelolaan pertanahan.4. Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pemanfaatan tanah (tanah tidak produktif dan terlantar).5. Mencegah terjadinya spekulasi tanah dan monopoli tanah serta bentuk lain sebagai tindak pemerasan dalam penguasaan dan pemeliharaan tanah.6. Terwujudnya tertib pemilikan dan penguasaan tanah.

Page 7: Tata Guna Tanah

Pada kebanyakan kota di Indonesia, perkembangan dan pertumbuhannya masih berlangsung secara alamiah, dengan kata lain berkembang tanpa pengarahan dan perencanaan yang terprogram. Akibatnya pada tahap perkembangan yang lebih kompleks timbul berbagai permasalahan kota antara lain : ketidakteraturan penggunaan tanah kota, tidak optimalnya penggunaan tanah kota, timbulnya berbagai masalah lalu lintas, tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan fasilitas dan utilitas kota, timbulnya masalah pencemaran lingkungan kota dan sebagainya. Dengan demikian kota tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga akan memberikan hambatan-hambatan terhadap perkembangan ekonomi kota. Keadaan yang demikian itu dengan sendirinya tidak dapat diharapkan akan mencapai perkembangan kota yang efisien dan efektif. Tetapi sebaliknya, jika suatu perkembangan yang direncanakan dan diprogram sesuai dengan kebutuhan secara optimal akan dapat diharapkan memberikan keuntungan lebih baik atau dapat mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan.

Page 8: Tata Guna Tanah

Pembangunan berkelanjutan, pada hakekatnya, adalah upaya mencari keseimbangan antara faktor daya dukung tanah dan faktor sosio-ekonomi masyarakat yang menggunakan tanah. Dengan demikian, dalam konteks pengelolaan tanah, pembangunan berkelanjutan merupakan upaya penyeimbangan faktor ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup, sehingga penggunaan dan pemanfaatan tanah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi, namun tetap mencerminkan prinsip rasa keadilan secara sosial, dan berkelanjutan secara lingkungan hidup. Pemaduserasian faktor-faktor tersebut akan selalu menjadi tantangan dalam pengambil keputusan-keputusan terkait dengan tanah.

Page 9: Tata Guna Tanah

Strategi atau Rencana tata ruang merupakan rencana letak dari berbagai macam penggunaan dan pemanfaatan tanah yang direncanakan dalam rangka memenuhi berbagai ragam keinginan (wants) dan kebutuhan (needs) masyarakat. Dalam kenyataannya, untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat, banyak sekali jenis penggunaan dan pemanfaatan tanah yang harus diakomodir di atas tanah. Tidaklah mungkin semua jenis itu bisa diakomodir dalam rencana tata ruang. Karena itu, rencana penggunaan dan pemanfaatan tanah yang diletakkan dalam rencana tata ruang hanya mencerminkan rencana penggunaan dan pemanfaatan yang benar-benar menjadi prioritas.

Page 10: Tata Guna Tanah

Pengadaan taman dan hutan kota Kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan

resapan air harus dipertahankan Luasan lahan sawah beririgasi teknis secara

keseluruhan tidak boleh berkurang. Pencegahan galian liar terutama pada kawasan yang

membahayakan lingkungan; Kebijakan dan strategi Mengoptimalkan dan

mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung dan budidaya.

Melindungi ekosistem pesisir yang rentan perubahan fungsi kawasan

Pengaturan rehabilitasi dan reklamasi hutan

Page 11: Tata Guna Tanah

Strategi Pengendalian konversi dalam rangka perlindungan dan pengendalian lahan pertanian antara lain :Membatasi konversi lahan sawah yang memiliki produktifitas tinggi, menyerap tenaga kerja pertanian tinggi, dan mempunyai fungsi lingkungan tinggi.Mengarahkan kegiatan konversi lahan pertanian untuk pembangunan kawasan industri, perdagangan, dan perumahan pada kawasan yang kurang produktif.Mengembangkan prinsip hemat lahan untuk industri, perumahan, dan perdagangan misalnya dengan cara pembangunan rumah susun dan pembangunan ruko (rumah toko).

Page 12: Tata Guna Tanah

Sehubungan dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan tanah, kebijakan prioritas yang diusulkan dalam rangka pengendalian konversi lahan pertanian adalah sebagai berikut :Menyusun peraturan perundang undangan tentang ketentuan perlindungan lahan pertanian produktif,baik dalam bentuk peraturan presiden,peraturan pemerintah maupun undang-undang.Menetapkan zonasi (lokasi) lahan – lahan pertanian yang dilindungi,misalnya : sawah perlindungan abadi,sawah konversi terbatas dan sawah konversi,dalam bentuk keputusan presiden.Menetapkan bentuk insentif dan disinsentif terhadap pemilik tanah dan pemerintah daerah setempat.Mengintegrasikan ketiga ketentuan tersebut dalam rencana tata ruang wilayah nasional,provinsi, dan kabupaten atau kota.Membentuk komisi pengendali konversi lahan sawah baik di tingkat nasional,provinsi maupun kabupaten atau kota,dengankeputusan kepala daerah setempat.