Tata Cara Pembukuan Bendahara Penerimaan Khusus PNBP Sesuai Peraturan Direktur Jenderal...

7
Tata Cara Pembukuan Bendahara Penerimaan Khusus PNBP Sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-03/PB/2014 Dibuat: Kamis, 10 April 2014 13:48 Ditulis oleh BPPK Oleh: Muchamad Amrullah Widyaiswara pada Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan Abstrak Pembukuan Bendahara penerimaan Khusus PNBP sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-03/PB/2014 menggunakan buku-buku untuk mencatat transaksi dalam menangani PNBP. Tata cara penggunaan dan pencatatan meliputi transaksi pembukuan DIPA, pembukuan menerima secara tunai PNBP Umum/PNBP Fungsional, pembukuan menyetorkan PNBP Umum/Fungsional Ke Rekening Kas Negara, pembukuan menerima PNBP melalui rekening Bendahara Penerimaan, pembukuan penyetoran ke kas negara PNBP melalui rekening bendaharapenerimaan, pembukuan menerima SSBP penerimaan PNBP yang disetorkan oleh Wajib Setor kekas negara, dan pembukuan penerimaan lain-lain Dengan diberlakukannya Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-03/PB/2014 tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuan, Dan Pertanggungjawaban Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola APBN serta Verifikasi Laporan Pertanggungjawaban Bendahara, maka terdapat perubahan tata cara pembukuan bendahara penerimaan. Pada dasarnya pembukuan bendahara penerimaan, sesuai peraturan tersebut, dibagi menjadi 2 jenis, yaitu pembukuan bendahara penerimaan yang khusus menangani PNBP dan pendahara penerimaan yang selain mengelola PNBP juga mengelola uang lainnya terkait pelaksanaan pengelolaan PNBP-nya. Pada tulisan ini akan penulis uraikan tata cara pembukuanbendahara penerimaan yang khusus menangani PNBP saja. Dalam melaksanakan pembukuannya, bendahara penerimaan menggunakan buku-buku untuk mencatat transaksi dalam menangani PNBP. Buku-buku tersebut adalah: 1. Buku Kas Umum 2. Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan 3. Buku Pembantu, terdiri dari: a. Buku pembantu berdasarkan sumber kas/jenis kas, meliputi: 1) Buku Pembantu PNBP Umum

description

pembukuan dana kapitasi jkn

Transcript of Tata Cara Pembukuan Bendahara Penerimaan Khusus PNBP Sesuai Peraturan Direktur Jenderal...

Tata Cara Pembukuan Bendahara Penerimaan Khusus PNBP Sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-03/PB/2014Dibuat: Kamis, 10 April 2014 13:48Ditulis oleh BPPKOleh: Muchamad AmrullahWidyaiswara pada Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

AbstrakPembukuan Bendahara penerimaan Khusus PNBP sesuaiPeraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-03/PB/2014menggunakanbuku-buku untuk mencatat transaksi dalam menangani PNBP. Tata cara penggunaan dan pencatatan meliputi transaksi pembukuan DIPA, pembukuanmenerimasecaratunai PNBP Umum/PNBP Fungsional, pembukuanmenyetorkan PNBP Umum/Fungsional Ke Rekening Kas Negara, pembukuanmenerima PNBPmelaluirekening Bendahara Penerimaan, pembukuanpenyetorankekasnegara PNBPmelaluirekeningbendaharapenerimaan, pembukuanmenerima SSBPpenerimaan PNBPyangdisetorkanoleh Wajib Setorkekasnegara, dan pembukuanpenerimaanlain-lainDengan diberlakukannya Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-03/PB/2014 tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuan, Dan Pertanggungjawaban Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola APBN serta Verifikasi Laporan Pertanggungjawaban Bendahara, maka terdapat perubahan tata cara pembukuan bendahara penerimaan. Pada dasarnya pembukuan bendahara penerimaan, sesuai peraturan tersebut, dibagi menjadi 2 jenis, yaitu pembukuanbendahara penerimaan yang khusus menangani PNBP dan pendahara penerimaan yang selain mengelola PNBP juga mengelola uang lainnya terkait pelaksanaan pengelolaan PNBP-nya. Pada tulisan ini akan penulis uraikan tata cara pembukuanbendahara penerimaan yang khusus menangani PNBP saja.Dalam melaksanakan pembukuannya, bendahara penerimaan menggunakan buku-buku untuk mencatat transaksi dalam menangani PNBP. Buku-buku tersebut adalah:1.Buku Kas Umum2.Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan3.Buku Pembantu, terdiri dari:a.Buku pembantu berdasarkan sumber kas/jenis kas, meliputi:1)Buku Pembantu PNBP Umum2)Buku Pembantu PNBP Fungsionalb.Buku pembantu berdasarkan penyimpanan/keberadaan kas, meliputi:1)Buku Pembantu Bank2)Buku Pembantu Kas TunaiAdapun tata cara penggunaan dan pencatatan transaksi PNBP pada buku-buku tersebut akan dijelaskan di bawah ini.1. Pembukuan DIPAPembukuan dimulai ketika pada awal tahun anggaran, yaitu membukukan penerimaan DIPA. Setelah diterima, DIPA dibukukan sebagai target penerimaan PNBP. Pembukuan seterusnya mengikuti siklus pekerjaan bendahara penerimaan mulai dari menerima PNBP sampai dengan menyetorkannya ke rekening kas negara.Sebagai ilustrasi, sebuah satker Universitas A, mempunyai target PNBP berupa pendapatan uang pendidikan (Akun 423511) sebesar Rp.1.200.000.000. Maka, bendahara penerimaan akan mencatat di BPAP di kolom akun 423511 sebesar Rp.1.200.000.000 sebagai target PNBP.2.Pembukuan Menerima Secara Tunai PNBP Umum/PNBP FungsionalPNBP yang diterima secara tunai oleh bendahara penerimaan harus dibukukan. Penerimaan tunai PNBP dibuktikan dengan diterbitkannya Surat Bukti Setor (SBS). SBS merupakan bukti adanya penerimaan yang mempengaruhi saldo kas tunai dan buku pembantu PNBP. Selain itu karena sudah ada realisasi penerimaan maka dibukukan di Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan. Dan posisi PNBP ini belum disetorkan ke kas negara. Sehingga pembukuannya adalah dibukukan disisi debet pada Buku Kas Umum (BKU), Buku Pembantu (BP) Kas Tunai, BP PNBP Umum/BP PNBP Fungsional, dan Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan (BPAP). Selain itu juga dicatat dikolom masih berupa bukti penerimaan di BPAP.Sebagai ilustrasi, pada tanggal 2 Januari 2014 bendahara penerimaan Universitas A menerima SBS pendapatan uang pendidikan (Akun 423511) sebesar Rp.7.500.000. Maka pembukuannya adalah sebagai berikut:a.Dibukukan disisi debet di BKU sebesar Rp.7.500.000b.Dibukukan disisi debet di BP Kas Tunai sebesar Rp.7.500.000c.Dibukukan disisi debet di BP PNBP Fungsional sebesar Rp.7.500.000 (jenis PNBP Fungsional)d.Dibukukan di BPAP sebagai realisasi PNBP Akun 423511 sebesar Rp.7.500.000 di BPAP dan diisi kolom masih berupa bukti penerimaan sebesar Rp.7.500.0003.Pembukuan Menyetorkan PNBP Umum/Fungsional Ke Rekening Kas NegaraPNBP yang diterima oleh Bendahara Penerimaan harus segera disetorkan ke rekening kas negara. Bukti setoran tersebut adalah SSBP yang sudah sah. Penyetoran PNBP ke kas negara akan mempengaruhi saldo kas tunai dan buku pembantu PNBP. Transaksi ini dicatat dicatat pada sisi kredit pada BP BKU, BP PNBP umum atau Buku Pembantu PNBP Fungsional sesuai dengan jenis PNBP. Dan karena sudah disetor ke kas negara maka Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan diisi kolom sudah disetorkan.Sebagai ilustrasi, pada tanggal 2 Januari 2014 bendahara penerimaan Universitas A menyetorkan pendapatan uang pendidikan (Akun 423511) sebesar Rp.7.500.000 ke kas negara dengan menggunakan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP). Maka pembukuannya adalah sebagai berikut:a.Dibukukan disisi kredit di BKU sebesar Rp.7.500.000b.Dibukukan disisi kredit di BP Kas Tunai sebesar Rp.7.500.000c.Dibukukan disisi kredit di BP PNBP Fungsional sebesar Rp.7.500.000 (jenis PNBP Fungsional)d.Diisi kolom di BPAP sudah disetorkan sebesar Rp.7.500.000, sehingga posisi yang masih berupa bukti penerimaan menjadi 0 (nol).4.Pembukuan Menerima PNBP Melalui Rekening Bendahara PenerimaanPNBP yang diterima secara melalui rekening bendahara penerimaan harus dibukukan. Penerimaan melalui rekening bendahara penerimaan dibuktikan dengan diterbitkannya SBS yaitu slip setoran bank. Surat Bukti Setor berupa slip setoran bank ini akan mempengaruhi saldo kas di bank dan buku pembantu PNBP. Selain itu karena sudah ada realisasi penerimaan maka dibukukan di Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan. Dan PNBP ini belum disetorkan ke kas negara. Sehingga pembukuannya adalah dicatat pada sisi debet pada BKU, BP Bank, BP PNBP Umum/BP PNBP Fungsional, dan BukuPengawasan Anggaran Pendapatan (BPAP). Selain itu juga dicatat dikolom masih berupa bukti penerimaan di BPAP.Sebagai ilustrasi, pada tanggal 6 Januari 2014 bendahara penerimaan Universitas A menerima SBS berupa slip setoran ke rekening bendahara penerimaan pendapatan uang pendidikan (Akun 423511) sebesar Rp.20.000.000. Maka pembukuannya adalah sebagai berikut:a.Dibukukan disisi debet di BKU sebesar Rp.20.000.000b.Dibukukan disisi debet di BP Bank sebesar Rp.20.000.000c.Dibukukan disisi debet di BP PNBP Fungsional sebesar Rp.20.000.000 (jenis PNBP Fungsional)d.Dibukukan di BPAP sebagai realisasi yang menambah pendapatan uang pendidikan Akun 423511 sebesar Rp.20.000.000 di BPAP (akumulasi menjadi Rp.27.500.000) dan diisi kolom masih berupa bukti penerimaan sebesar Rp.20.000.0005.Pembukuan Penyetoran Ke Kas Negara PNBP Melalui Rekening Bendahara PenerimaanPNBP yang diterima melalui rekening bendahara penerimaan disetorkan ke kas negara dengan pemindahbukuan dari rekening bendahara penerimaan ke rekening kas negara dengan menggunakan bukti SSBP. Penyetoran PNBP ke kas negara akan mempengaruhi saldo kas di bank dan buku pembantu PNBP. Sehingga transaksi ini dicatat pada sisi kredit pada BP BKU, BP Bank, BP PNBP umum atau Buku Pembantu PNBP Fungsional sesuai dengan jenis PNBP. Dan karena sudah disetor ke kas negara maka Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan diisi kolom sudah disetorkan.Sebagai ilustrasi, pada tanggal 6 Januari 2014 bendahara penerimaan Universitas A menyetorkan ke rekening kas negara melalui pemindahbukuan dari rekening bendahara penerimaan pendapatan uang pendidikan (Akun 423511) sebesar Rp.20.000.000. Maka pembukuannya adalah sebagai berikut:a.Dibukukan disisi kredit di BKU sebesar Rp.20.000.000b.Dibukukan disisi kredit di BP Bank sebesar Rp.20.000.000c.Dibukukan disisi kredit di BP PNBP Fungsional sebesar Rp.20.000.000 (jenis PNBP Fungsional)d.Diisi kolom di BPAP sudah disetorkan sebesar Rp.20.000.000 (akumulatif menjadi Rp.27.500.00) sehingga posisi yang masih berupa bukti penerimaan menjadi 0 (nol).6.Pembukuan Menerima SSBP Penerimaan PNBP Yang Disetorkan Oleh Wajib Setor Ke Kas NegaraBendahara penerimaan membukukan atas penerimaan PNBP yang disetorkan langsung oleh wajib setor ke rekening kas negara. Bendahara penerimaan hanya menerima bukti setoran tersebut berupa SSBP yang sah. PNBP yang disetorkan oleh wajib setor ke rekening kas negara tidak mempengaruhi kas di Bendahara Penerimaan. Sehingga SSBP ini dicatat sebagai realiasasi penerimaan PNBP atau debet di BPAP dan dicatat di kolom sudah disetorkan.Sebagai ilustrasi, pada tanggal 8 Januari 2014 bendahara penerimaan Universitas A menerima SSBP atas pendapatan uang pendidikan (Akun 423511) sebesar Rp.10.000.000. Maka pembukuannya adalah sebagai berikut:a.Dibukukan di BPAP sebagai realisasi yang menambah pendapatan uang pendidikan Akun 423511 sebesar Rp.10.000.000 (akumulasi menjadi Rp.37.500.000) danb.Diisi kolom di BPAP sudah disetorkan sebesar Rp.10.000.000 (akumulatif menjadi Rp.37.500.00) sehingga posisi yang masih berupa bukti penerimaan tetap 0 (nol).7.Pembukuan Penerimaan Lain-lainPada dasarnya Bendahara wajib membukukan dan mempertanggungjawabkan seluruh uang yang diterimanya. Buku Pembantu Lain-lain ini digunakan untuk menampung kemungkinan terdapat transaksi penerimaan bendahara di luar penerimaan PNBP. Adapun tata cara pencatatannya disesuaikan dengan jenis transaksi di atas.Demikian penjelasan singkat mengenai tata cara pembukuan bendahara penerimaan khusus pengelola PNBP. Yang harus diperhatikan dalam pembukuan ini adalah terdapat pencatatan yang sifatnya akumulatif di BPAP. Pada sisi kolom realisasi PNBP pencatatannya adalah akumulatif. Demikian juga dengan sisi kolom posisi masih berupa bukti penerimaan pada saat belum disetorkan ke kas negara dan pada sisi kolom sudah disetorkan. Semoga bermanfaat.Bahan Bacaan:Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-03/PB/2014 tentang Petunjuk Teknis Penetausahaan, Pembukuan, Dan Pertanggungjawaban Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola APBN serta Verifikasi Laporan Pertanggungjawaban BendaharaApa sebenarnya Tarif ina cbgs itu ? Tarif ina cbgs merupakan tariff paket kesehatan yang meliputi seluruh komponen biaya di fasilitas kesehatan atau rumah sakit. Tarif ina cbgs ini berbasis pada data costing dan data coding suatu penyakit. Yang menajdi dasar dalam pengkodean jenis penyakit adalah memakai ICD 10 terdiri dari 14.500 kode dan ICD 9 terdiri dari 7.500 kode penyakit. Sedangkan pada tariff ina cbgs ini terdiri dari 1.077 kode CBG yang terdiri dari 789 kode rawat inap dan 288 kode untuk rawat jalan dengan 3 tingkat keparahan.

Dalam melakukan Grouping casemix menggunakan UNU-CBG grouper. Tarif ina cbgs ini terus dilakukan evaluasi secara periodic baik dari segi besaran tariff maupun sistemnya. Secara teknis pengelompokan diagnosis penyakit ini akan dikaitkan dengan biaya perawatan. Ciri setiap satu kelompok memiliki cirri klinis yang sama atau mirip termasuk juga dalam pemakaian sumber daya atau biaya perawatan sama atau mirip. Ina cbgs termasuk sistem pembayaran pelayanan kesehatan yang bersifat prospective dimana pembayaran/biaya ditentukan sebelum pelayanan diberikan.

Yang mendasari pembentukan tariff ina-cbgs ini adalah adanya struktur tarif yang stabil, representatif dan berbasis pada pelayanan. Sehingga tariff ina cbgs ini secara terus menerus perlu dilakukan perbaikan yang mengacu pada biaya RS. Sehingga pdalam penentuan besaran tarif ina cbgs erlu masukkan data dari pemberi pelayanan (RS). Dengan adanya tariff ina cbgs ini akan mendorong RS menerima pembayaran yang lebih adil terhadap pelayanan yang telah diberikan. Selain itu mendorong agar tarif makin merefleksikan actual cost dari pelayanan yang telah diberikan Rumah sakit dan meningkatkan keberlangsungan sistem pentarifan yang diberlakukan. Mendorong agar tarif mampu mendukung kebutuhan medis yang diperlukan dan memberikan pelayanan dengan outcome yang baik.

Setiap wilayah memiliki tarif ina cbg's yang berbeda (regionalisasi) hal ini bertujuan untuk membedakan tarif pada suatu wilayah karena letak geografis berpengaruh pada perbedaan kemahalan harga obat dan alat medik habis pakai. Regionalisasi saat ini berdasarkan survey BPS (IHK) yang kemudian dikelompokkan 5 skala/index. Perlu kontrol perilaku dalam pelayanan baik dari sisi BPJS maupun Rumah sakit. REGULASI TARIF INA-CBGS DALAM JKN Permenkes No 69 tahun 2013 tentang standar tarif dan SE Menkes no 31 dan no 32 tahun 2014.

ERIMA KASIH ATAS ORDER ANDA !!!

Segera ambil bolpoin dan kertas, catat petunjuk transfer berikut ini :ARIF BUDIARTO, Registrasi anda berhasil. Dan keanggotaan siap kami aktifkan.Untuk itu silahkanTRANSFERsenilai :Rp 65.000,-ke salah satu Bank berikutRek.Atas Nama: Taufiqurrohman

BSM Syariah Mandiri(Cab. Solo) a/c.0127043621

BNISyariah(Cab. UGM Yogya) a/c.0139194930

BCA(Cab.Utama Yogya) a/c.0372519744

Mandiri(Cab. Solo) a/c.138-00-0718003-2

BRI(Cab.Unit Laweyan Solo) a/c.3101-01-001848-50-7

Apapun bank anda, anda bisa transfer ke salah satu bank diatas via mesin ATM. Karena saat ini Mesin ATM apapun bisa dipakai untuk transfer LINTAS BANK.

Nilai yang harus anda transfer Rp.65.000(ditambah 3 digit no HP terakhir anda). Misalkan 3 digit terakhir no HP anda adalah 378, maka anda transfer sejumlah Rp.65.378,- Sistem ini untuk memudahkan dan mempercepat pengecekan saja.Setelah transfer, ANDA HARUS KONFIRMASI VIA SMS ke HP No.087.843.195.240ketik:Sudah Transfer [Nama Anda] [Email] [TPA] [Bank tujuan transfer] [Jml Transfer]Misal:Sudah Transfer Ahmad Habibie [email protected] TPA BNI 65.378Setelah kami cek transfer anda sudah masuk, keanggotaan (Membership) anda segera kami aktifkan sesuai dengan jadwal berikut. Setelah keanggotaan aktif, andapun dapat masuk ke Member Area (klik Member Login) dan bisa langsung mendownload Ebooknya. Praktis dan mudah.....JADWAL PENGAKTIFAN MEMBER :Hari Kerja Senin-Sabtu : Pukul 09.00 WIB & Pukul 15.30 WIB

Artinya, Jika anda transfer sesudah pukul 15.30 WIB atau di hari Minggu atau Libur Nasional, maka membership anda akan diaktifkan besok harinya (hari kerja) pukul 09.00 WIB