Tata Cahaya Lighting

14
Tata Cahaya Lighting)  Created by  Ming Muslimin  "# TATA CAHAYA (Lighting) Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam sebuah film. Seperti halnya mata manusia, kamera membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan, penonton akan  bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia saling berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan peristiwa itu terjadi. Banyak hal yang bisa dikerjakan bekaitan dengan peran tata cahaya tetapi fungsi dasar tata cahaya antara lain berfungsi sebagai: a. Lighting sebagai Penerangan  . Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada  pemain dan setiap objek yang ada di dalam setting. Istilah penerangan disini bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi juga membantu kerja kamera agar lebih optimal, sebab bila cahaya pada sebuah lokasi sangat minim, maka kamera akan dipaksakan bekerja dengan bukaan diafragma lebar sehingga gambar akan menjadi sangat titpis dan kadang  gra in  (bintik-bintik seperti pasir), gambar seperti ini susah diolah pada tahap editing nantinya, oleh karena itu sebaiknya kita mengambil gambar dengan bukaan diafragma kecil dengan menambahkan cahaya yg cukup pada setting agar gambar yang dihasilkan lebih tebal. b. Lighting Sebagai Pembentuk Dimensi. Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang suatu objek yang disinari sehingga memunculkan gradasi warna yang tipis. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh kamera menjadi datar. Dengan  pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi subyek dan gambar akan muncul. Gambar yang mulanya terlihat dua dimensi bisa lebih memiliki kedalaman bidang. Cahaya sebagai pembentuk dimensi bisa menunjukan  pemisahan antara background dengan objek di depannya. Dan antara subyek dengan foregroundnya.

Transcript of Tata Cahaya Lighting

Page 1: Tata Cahaya Lighting

7/26/2019 Tata Cahaya Lighting

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cahaya-lighting 1/13

Tata Cahaya Lighting)  

Created by  Ming Muslimin   "#

TATA CAHAYA (Lighting)

Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan

agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton

mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang

dipertunjukkan dalam sebuah film. Seperti halnya mata manusia, kamera membutuhkan

cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan, penonton akan

 bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia saling berhubungan dengan obyek

lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan peristiwa itu terjadi.

Banyak hal yang bisa dikerjakan bekaitan dengan peran tata cahaya tetapi fungsi dasar tata

cahaya antara lain berfungsi sebagai:

a.  Lighting sebagai Penerangan . 

Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada

 pemain dan setiap objek yang ada di dalam setting. Istilah penerangan disini bukan

hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi juga membantu kerja

kamera agar lebih optimal, sebab bila cahaya pada sebuah lokasi sangat minim,

maka kamera akan dipaksakan bekerja dengan bukaan diafragma lebar sehingga

gambar akan menjadi sangat titpis dan kadang  grain  (bintik-bintik seperti pasir),

gambar seperti ini susah diolah pada tahap editing nantinya, oleh karena itu

sebaiknya kita mengambil gambar dengan bukaan diafragma kecil dengan

menambahkan cahaya yg cukup pada setting agar gambar yang dihasilkan lebih

tebal.

b.  Lighting Sebagai Pembentuk Dimensi.

Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat

diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang suatu objek yang disinari sehingga

memunculkan gradasi warna yang tipis. Jika semua objek diterangi dengan intensitas

yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh kamera menjadi datar. Dengan

 pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi

subyek dan gambar akan muncul. Gambar yang mulanya terlihat dua dimensi bisa lebih

memiliki kedalaman bidang. Cahaya sebagai pembentuk dimensi bisa menunjukan

 pemisahan antara background dengan objek di depannya. Dan antara subyek dengan

foregroundnya.

Page 2: Tata Cahaya Lighting

7/26/2019 Tata Cahaya Lighting

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cahaya-lighting 2/13

Tata Cahaya Lighting)  

Created by  Ming Muslimin   $%

c.   Lighting Sebagai Pemilihan Fokus Perhatian. 

Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang

hendak disinari. Camera secara normal dapat melihat seluruh area setting, untuk

memberikan fokus perhatian pada area atau objek tertentu, maka perlu memanfaatkancahaya. Pemilihan ini tidak hanya berpengaruh bagi kamera, akan tetapi juga fokus

 perhatian penonton pada suatu objek tertentu yang ingin kita tonjolkan bisa lebih

memberi perhatian khusus.

d.   Atmosfir  

Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan

suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk

menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa dan setting. Tata

cahaya mampu menghadirkan suasana yang dikehendaki oleh sutradara.

Sejak ditemukannya teknologi pencahayaan, efek lampu dapat diciptakan untuk

menirukan cahaya bulan, matahari dan cahaya pada waktu-waktu tertentu. Misalnya,

warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang hari. Sinar mentari pagi membawa

kehangatan sedangkan sinar mentari siang hari terasa panas. Inilah gambaran suasana

dan emosi (look and mood ) yang dapat dimunculkan oleh tata cahaya.

Berdasarkan pemahaman di atas, maka cahaya berdasarkan konsep dasar pencahayaan dapat

dibedakan menjadi:

1.  Natural light/availible Light.

Cahaya natural light yang sumber cahaya dalam satu frame atau adegan maupun

scene bersumber dari cahaya yang bersifat natural. Misalnya cahaya pagi hari dari

sebelah timur (key). Maka shot-shot dalam scene tersebut key lightnya dari arah yang

sama.

2. 

Pictorial light / Artificial light.

Cahaya yang bersifat artistik atau ciptaan, dibentuk sesuai kebutuhan artistik, mood

sebuah adegan atau scene. Jadi arah sumber cahaya (key) dapat berubah-ubah sesuai

dengan kebutuhan artistik gambar atau mood dari adegan tersebut.

Secara teknis Tujuan penataan cahaya adalah untuk

a.  Memperoleh cahaya dasar (base light) sehingga kamera mampu melihat obyek dengan

 jelas.

Page 3: Tata Cahaya Lighting

7/26/2019 Tata Cahaya Lighting

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cahaya-lighting 3/13

Tata Cahaya Lighting)  

Created by  Ming Muslimin   $&

 b.  Menghasilkan contrast ratio yang tepat, perbandingan antara cahaya yang kuat dan

 bayangan tidak menyolok, begitu juga warna-warna yang terang dengan warna yang

gelap.

c.  Mengatur suhu warna yang tepat, sehingga warna kulit manusia akan nampak alamiah.

Secara artistik Tujuan penataan cahaya adalah untuk:

a.  Memperjelas bentuk dan dimensi obyek.

 b.  Menciptakan ilusi dari suatu realitas.

c. 

Menciptakan kesan/suasana tertentu.

d.  Memusatkan perhatian pada unsur-unsur penting dalam suatu adegan.

THREE POINTS LIGHTING

Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi film,

video dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas; Key Light, Fill Light, Back Light. 

a.  Key Light

adalah pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber

 pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill

light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di

atas subjek.

b.  Fill Light

merupakan pencahyaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilagkan bayangan

objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan

subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill

light biasanya setengah dari key light.

c.  Back Light

 pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar

subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat

di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari

 pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal

 backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan

untuk orang dengan warna rambut hitam.

Page 4: Tata Cahaya Lighting

7/26/2019 Tata Cahaya Lighting

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cahaya-lighting 4/13

Tata Cahaya Lighting)  

Created by  Ming Muslimin   $"

Selain 3 poin pencahayaan tadi masih ada jenis pencahyaan lainnya, yakni  Background

 Light , yakni pencahayaan yang dimaksudkan agar setting/panggung tetap bisa kelihatan

dengan baik.

Gambar 1. Basic Three Point Lighting Setup

COLOUR TEMPERATUR

Secara teknis, cahaya merupakan radiasi gelombang elekromagnetik yang dapat dilihat oleh

mata (Visible Light Spectrum). Panjang gelombang elekromagnetik ini diukur dalam

satuan yang disebut nanometer (1 nanometer = 1/1 Milyar Meter). Gelombang

elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata manusia berkisar diantara 40 sampai

dengan 700 nanometer. 

Gambar 1. Visible Light Spectrum 

Setiap obyek memancarkan radiasi (energi panas) yang besar kecilnya tergantung pada

 panjang atau pendeknya gelombang radiasi yang dipancarkannya. Hal ini merupakan salah

satu unsur dalam tata cahaya yang penting untuk diketahui, dalam tata cahaya film hal ini biasa disebut Color Temper atur e (Suhu War na). 

Page 5: Tata Cahaya Lighting

7/26/2019 Tata Cahaya Lighting

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cahaya-lighting 5/13

Tata Cahaya Lighting)  

Created by  Ming Muslimin   $$

Color Temperatur dihitung dengan derajat kelvin yaitu digunakan untuk menjelaskan

 perbedaan campuran dari spektral. Berikut gambar hasil warna dan colour temperaturnya.

Gambar 2. Color Temper at ur e (Suhu War na)

Adapun satuan yang digunakan untuk mengukur suhu warna adalah Derajat Kelvin, atau

 biasa disingkat dengan “K”. Alat yang digunakan untuk mengukurnya adalah Kelvin Meteratau lebih umum disebut light meter .

Gambar 3. Alat pengukur suhu warna cahaya (light meter )

Dalam produksi audio visual, baik film maupun televisi sumber pencahayan yang digunakan

 pada umumnya adalah matahari dan peralatan lampu, baik yang tergolong sebagai sumber

 pencahayaan daylight yang memiliki suhu warna 5600K, maupun tungsten dengan suhu

warnanya 3200K. Bahan baku film memang didesain untuk kebutuhan ter sebut. Sementara

Page 6: Tata Cahaya Lighting

7/26/2019 Tata Cahaya Lighting

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cahaya-lighting 6/13

Tata Cahaya Lighting)  

Created by  Ming Muslimin   $'

kamera2 elektronikpun memiliki fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan dalam hal suhu

war na. 

Gambar 4. Selector Penggunaan Suhu Warna pada kamera Panasonic Varicam HD

Dengan demikian warna putih (yang memiliki spectrum warna-warna) akan ter ekam

sebagai putih, jika kita menggunakan Film Daylight yang pada waktu shooting sumber

 pencahyaannya 5600 Derajat Kelvin. Sama halnya dengan penggunaan Tungsten Film,  juga

akan menghasilkan warna yang sesuai dengan aslinya,jika sumber pencahayaan yang

digunakan suhu warnanya 3200 Derajat Kelvin (Tungsten). 

Sama halnya yang bisa dilakukan dengan kamera elektronik(video). Setelah

melakukan pemilihan selector yang sesuai, kemudian dilakukan proses “White Balance”

dengan sumber pencahayaan yang sesuai, maka warna pada reproduksi gambar  pun akan

sempur na. 

Jika sumber cahaya tidak sesuai dengan jenis filmnya,maka akan terjadi r epr oduksi gambar

yang tidak seimbang (tidak akan seperti warna aslinya). Emulsi Film Tungsten (3200

Kelvin) digunakan dengan sumber pencahayaan Daylight (5600 Derajat Kelvin), hasil

reproduksinya akan kebiru-biruan. Sementara Emulsi Film Daylight (5600 Derajat Kelvin)

dipergunakan dengan sumber pencahayaan 3200 Der ajat Kelvin (Tungsten), akan

menghasilkan gambar yang cenderung kemer ah-mer ahan.

Demikian pula halnya yang terjadi dengan kamera video.Jika pemilihan selector suhu warna

tidak sesuai dengan suhu warna dari sumber pencahayaannya,maka r epr oduksi warna yang

dihasilkanpun akan tidak sesuai dengan warna asli dari subyek . 

Page 7: Tata Cahaya Lighting

7/26/2019 Tata Cahaya Lighting

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cahaya-lighting 7/13

Tata Cahaya Lighting)  

Created by  Ming Muslimin   $(

Page 8: Tata Cahaya Lighting

7/26/2019 Tata Cahaya Lighting

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cahaya-lighting 8/13

Tata Cahaya Lighting)  

Created by  Ming Muslimin   $)

PENYESUAIAN PADA SUHU WARNA 

!  Untuk mengatasi hasil reproduksi yang warnanya tidak seimbang, ter sebut

dibutuhkan penggunaan filter khusus, atau yang tergolong sebagai “Color Correction

Filters”. !  Filter 85, dipasang untuk mengoreksi suhu warna Daylight (5600 Derajat Kelvin)

yang masuk melalui lensa, dan emulsi film yang digunakan Tungsten (3200 

Derajat Kelvin). 

!  Filter 80 A, juga dipergunakan untuk mengoreksi suhu warna sumber

 pencahayaan Tungsten, sementara emulsi film yang digunakan Daylight (5600 

Derajat Kelvin). 

Upaya yang dilakukan tersebut diatas jarang sekali diterapkan pada penggunaan kamera

video standard professional dan lebih umum diterapkan pada kamera f ilm. Walaupun

demikian, hal-hal tersebut bisa saja diterapkan pada penggunaan kamer a digital seperti

halnya pada kamera Panasonic HD serta kamera seri DSLR Cinematography yang tujuan

 penggunaannya memang untuk layar lebar. 

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidak sesuaian antar a selector suhu

warna pada kamera video dengan sumber pencahayaan adalah dengan menggunakan

filter pada lampu . Seperti halnya penggunaan Filter CTO (Color Temperature Blue)

yang dapat mengubah suhu warna lampu tungsten (3200K) menjadi Daylight (5600K).

Atau sebaliknya mengubah suhu warna Daylight (5600K) menjadi Tungsten (3200K)

yaitu dengan menggunakan Filter CTO (Color Temperature Orange) pada sumber

 pencahayaan/lampu yang suhu warnanya 5600K, seperti halnya lampu-lampu HMI. 

DISAIN LAMPU 

Pada dasarnya, disain lampu yang saat ini banyak digunakan pada produksi baik

industri pertelevisian maupun film, terbagi dalam 3 katagori :

1.  Open Face Fi  xures  Design. 

Jenis-jenis lampu yang didisain dengan permukaan yang ter  buka.  Kemasannya (

housing ) tidak dilengkapi dengan lensa sebagai penutupnya. Dengan rancangan design

tersebut maka arah dan kualitas pencahayan yang dihasilkan sangat ditentukan oleh

Page 9: Tata Cahaya Lighting

7/26/2019 Tata Cahaya Lighting

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cahaya-lighting 9/13

Tata Cahaya Lighting)  

Created by  Ming Muslimin   $*

reflektor yang dimilik inya. Bayangan yang muncul dari lampu jenis ini cenderung

tajam atau keras. 

Gambar 5. Lampu jenis Open Face Fi xures  Design 

a.  Blonde 2000 watt temperature 3200K, b. Redhead 800 Watt temperature 3200K

2.   Enclosed Type Housi ng Desi  gn. 

Jenis jenis lampu yang tergolong pada katagori ini adalah lampu2 yang permukaannya

ditutupi dengan lensa (condenser l ens). Sama halnya dengan lampu jenis Open Face,

lampu jenis ini pun memunculkan bayangan yang cenderung tajam atau keras pula.

Gambar 6. Lampu jenis Enclosed Type Housing Desi gn 

HMI 18000 Watt temperature 5600K.

Page 10: Tata Cahaya Lighting

7/26/2019 Tata Cahaya Lighting

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cahaya-lighting 10/13

Tata Cahaya Lighting)  

Created by  Ming Muslimin   $+

Lensa (condenser lens) sebagai penutup permukaan lampu berfungsi sebagai  penentu

arah, juga kwalitas dari pencahyaan.  Jenis Condenser Lens ini  bermacam-macam

antara lain: 

a.   Plano Convex  

Plano Convex, merupakan lensa yang terbuat dari bahan gelas. Terdiri dari dua

 permukaan. Pertama berbentuk “ flat “ (plano), sedang permukaan lain berbentuk

 bola yang dibelah seperti lensa cembung (convex). 

b.  F resnel  

Bentuk dasarnya merupakan bentuk lensa cembung ( plano convex) yang kemudian

dipotong pada bagian cembungnya sehingga menjadi bentuk lekukan bersiku.

Ukur an sudut pemotongan sudah diperhitungkan sesuai dengan arah sebar serta

kwalitas pencahayaan yang akan dihasilkannya. 

c.   Step  Lens 

Bentuk dasarnya adalah plano yang pada bagian dalamnya dipotong dengan pola

seperti tahapan tangga ( step). Dengan pola desain lensa seperti ini cahaya yang

di pantulkan melalui reflektor serta sebagian cahaya dari bulb (sumber pencahyaan)

di pancar kan secara paralel.(setelah melalui melalui lensa). Kwalitas pencahayaan

akan menjadi menyebar serta lembut ketimbang menggunakan lensa f r esnel . 

Gambar 7. Jenis-jenis lensa pada lampu Enclosed Type Housing Desi gn. 

3.  Fluorescent Desi  gn. 

 F l uor escent  merupakan desain yang dirancang teknologi tinggi sehingga menghasilkan

cahaya yang lembut ( soft ) dan bayangan yang tipis atau lembut pula. Salah satu jenis

lampu yang sering dugunakan pada produksi film adalah lampu  Kinoflo yang 

merupakan jenis lampu yang didesain menyerupai lampu  f l uor escent , namun suhu

Page 11: Tata Cahaya Lighting

7/26/2019 Tata Cahaya Lighting

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cahaya-lighting 11/13

Tata Cahaya Lighting)  

Created by  Ming Muslimin   $#

warnanya sudah didesain 3200 (Tungsten) dan 5600 derajat Kelvin ( Dayli ght  ).

Gambar 8. Lampu jenis Kinoflo 450 watt

tersedia temperature 3200K maupun 5600K. 

BENTUK- BENTUK R EFLECTOR LIGHTING 

1.   Spherical  Ref l ect or  

Bentuk reflektor ini banyak digunakan pada lampu2 yang tergolong “  Enclosed

Type  Housing “. Prinsip kerjanya, cahaya yang dipancarkan dari sumber nya (bulb

 source) sebagian dipantulkan ke permukaan reflektor, seterusnya di pantulkan melalui

lensa (condenser lens).Sementara sebagian pancaran cahaya langsung mengar ah ke

lensa. 

Gambar 9. Bentuk reflector Spherical  

2.   Paraboli c 

Bentuk reflektor  parabolic ini dijumpai pada lampu jenis lampu yang didesain khusus ,

seperti halnya jenis lampu “ Module “. Jenis lampu yang sumber cahayanya didesain

 bersatu dengan reflektor berbentuk parabolis serta permukaannya tertutup lensa.

Page 12: Tata Cahaya Lighting

7/26/2019 Tata Cahaya Lighting

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cahaya-lighting 12/13

Tata Cahaya Lighting)  

Created by  Ming Muslimin   '%

Gambar 10. Bentuk reflector parabolic 

Gambar 11. Aplikasi  bentuk reflector parabolic pada lampu jenis PAR. 

Bentuk reflektor jenis inipun dimiliki oleh lampu HMI yang tergolong sebagai HMI

PAR. Namun jika pada jenis lampu  Module lensa pada permukaan lampu ter  pasang

secara permanen, maka pada lampu HMI lensa pentutupnya dapat dibuka serta diganti

dengan jenis-jenis lensa yang di butuhkan. 

3.  Kombinasi Spherical & Paraboli c

Gambar 12. Bentuk kombinasi Spherical & Parabolic 

Page 13: Tata Cahaya Lighting

7/26/2019 Tata Cahaya Lighting

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cahaya-lighting 13/13

Tata Cahaya Lighting)  

Created by  Ming Muslimin   '&

 REFLECTION F  AC T OR 

“ Reflection Faktor “, secara sederhana dapat diartikan “ indikator dari jumlah cahaya

yang terserap saat direfleksikan “. Besar kecilnya jumlah cahaya yang terserap atau terbuangsaat direfleksikan, tergantung pada karakteristik bahan yang di per gunakan pada

 permukaan r ef lek tor nya. 

Dibawah ini ada beberapa indikasi yang memberikan keterangan tentang seber apa

 besar bahan yang dipergunakan sebagai pelapis pada permukaan reflektor lampu:

 MATERIAL   PERCENT REFLECTION (%) 

Alzak Alumunium 80 - 85 

Stainless Steel  56 - 65 

 Nickel  60 - 63 

Chr ome 60 - 67 

Porcelain - Glossy 62 – 79 

Porcelain - Dull  60 - 77 

 Note : Alzak adalah sebuah produk dari Alumunium Company of America, Produk

alumunium yang banyak dipergunakan sebagai bahan pelapis reflektor pada peralatan lampu. 

BIODATA PENULIS

Ming Muslimin, lahir di Rensing Bat, Sakra Barat, Lombok

Timur, NTB pada 02 Mei 1986, menyelesaikan studi S1 di

Program Studi Televisi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut

Seni Indonesia Yogyakarta pada tahun 2012.

Sejak 2005 sudah mulai aktif di dunia broadcasting dengan

menggarap iklan-iklan nasional seperti iklan sepatu loggo,

iklan pertamina, iklan bank indonesia, serta video clip

nasional seperti video clip jikustik, the potter dan lain-lain.

Pada tahun 2012 film yang disutradarainya meraih juara

umum 1 pada Festival Video edukasi.

Saat ini tergabung dalam Asosiasi Guru Broadcasting Indonesia sebagai Humas Wilayah

Indonesia Timur.