taskap UPAYA PEMBANGUNAN PULAU-PULAU KECIL DALAM RANGKA MENJAGA KEUTUHAN NKRI akhir

60
TERBATAS 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Umum Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan (Archipelagic State) dengan garis pantai sekitar 81.900 km, memiliki wilayah perbatasan laut dengan 10 (sepuluh ) negara yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua New Guinea (PNG), Australia dan Republik Demokratic Timor Leste (RDTL). Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki 17.499 pulau dan berdasarkan kajian dari Dishidros TNI AL terdapat 92 (sembilan puluh dua ) pulau kecil merupakan pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan terdapat 12 (dua belas) pulau diantaranya perlu mendapat perhatian khusus yang memiliki kerawanan baik dari kemungkinan karena aberasi juga kemungkinan untuk dimanfaatkan berbagai kepentingan negara lain dan kegiatan transnasional crime Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah mengamanatkan bahwa wilayah perbatasan khususnya pulau-pulau kecil terluar merupakan kawasan tertinggal yang harus mendapat prioritas dalam pembangunan. Selanjutnya amanat GBHN telah dijabarkan dalam Undang-undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program pembangunan Nasional (Propenas) 2000 - 2004 yang memuat program – program prioritas selama lima tahun dan lebih dipertegas TERBATAS

description

masalah perbatasan

Transcript of taskap UPAYA PEMBANGUNAN PULAU-PULAU KECIL DALAM RANGKA MENJAGA KEUTUHAN NKRI akhir

BAB I

1PAGE TERBATAS41

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan (Archipelagic State) dengan garis pantai sekitar 81.900 km, memiliki wilayah perbatasan laut dengan 10 (sepuluh ) negara yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua New Guinea (PNG), Australia dan Republik Demokratic Timor Leste (RDTL). Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki 17.499 pulau dan berdasarkan kajian dari Dishidros TNI AL terdapat 92 (sembilan puluh dua ) pulau kecil merupakan pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan terdapat 12 (dua belas) pulau diantaranya perlu mendapat perhatian khusus yang memiliki kerawanan baik dari kemungkinan karena aberasi juga kemungkinan untuk dimanfaatkan berbagai kepentingan negara lain dan kegiatan transnasional crime

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah mengamanatkan bahwa wilayah perbatasan khususnya pulau-pulau kecil terluar merupakan kawasan tertinggal yang harus mendapat prioritas dalam pembangunan. Selanjutnya amanat GBHN telah dijabarkan dalam Undang-undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program pembangunan Nasional (Propenas) 2000 - 2004 yang memuat program program prioritas selama lima tahun dan lebih dipertegas dengan Peraturan Presiden Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2005 2009, arah dan pengembangan wilayah perbatasan antar Negara, yaitu mengembangkan wilayah-wilayah perbatasan dengan mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi inward looking menjadi outward looking . Adapun program pengembangan wilayah perbatasan sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2005-2009 bertujuan untuk a. Menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui penetapan hak kedaulatan NKRI yang dijamin oleh hukum internasional. b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dengan menggali potensi ekonomi, sosial dan budaya serta keuntungan lokasi geografis yang sangat strategis untuk berhubungan dengan negara tetangga.Belajar dari kasus Sipadan dan Ligitan pasca keputusan Mahkamah Internasional (International Court Justice) maka Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpers) Nomor 78 tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau terluar , namun demikian perlu untuk diberikan kebijakan yang dapat mengantisipasi dinamika interaksi untuk mencegah hilangnya fungsi strategis pulau-pulau kecil di wilayah perbatasan.

2. Maksud dan Tujuan.

Maksud penyusunan penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang upaya pembangunan pulau-pulau kecil terluar untuk menjaga keutuhan NKRI dengan tujuan sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam rangka penentuan kebijakan di wilayah perbatasan negara khususnya pulau-pulau kecil terluar dimasa mendatang.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut .

Penulisan Upaya pembangunan pulau-pulau kecil terluar dalam rangka menjaga keutuhan NKRI ini membahas tentang kondisi pulau-pulau kecil terluar serta perlunya kebijakan dan strategi yang akan dijadikan pedoman pengembangan pulau-pulau kecil terluar dalam rangka menjaga keutuhan NKRI, disusun dengan tata urut sebagai berikut :

a.Pendahuluan.

b.Landasan Pemikiran

c.Kondisi Pulau-pulau kecil terluar saat ini.

d.Faktor-faktor yang mempengaruhi

d.Kondisi Pulau-pulau kecil terluar saat ini yang diharapkan.

e.Upaya Pengembangan Pulau-pulau kecil terluar

f.Penutup.

4. Metodologi.

Penulisan naskah ini menggunakan metode deskriptif analisis berdasarkan studi kepustakaan. 5.Pengertian a. Pulau adalah daeah daratan yang berbentuk secara ilmiah dikelilingi oleh air dan yang berada diatas permukaan air pada waktu pasang.

b. Pulau-pulau kecil adalah kesatuan ekologis pulau dengan luas kurang atau sama dengan 10.000 km dan tidak atau berpenduduk kurang dari atau sama dengan 200.000 jiwa.

c. Pulau terluar adalah pulau yang terletak paling luar pada perairan yuridiksi Republik Indonesiad. Pulau-pulau kecil terluar adalah pulau-pulau yang secara geografis terletak pada posisi terluar dari wilayah Republik Indonesia dan memiliki Titik Dasar yang dijadikan sebagai titik dasar penarikaan garis batas wilayah negara.e. Kepulauan adalah satu gugusan pulau, termasuk bagian pulau dan perairan diantara pulau-pulau dan lain-lain , wujud alamiah yang hubungan nya satu sama lain demikian eratnya sehingga pulau-pulau perairan dan wujud alamiah lainnya itu merupakan satu kesatuan geografis.

f. Titik dasar ( TD) adalah titik yang beradapada garis air rendah dan digunakan sebagai penentuan garis pangkal.

g. Titik Referensi (TR) adalah titik secara fisik berbentuk pilar didarat dan digunakan sebagai acuan dalam penentuan titik dasar.h. Perairan Indonesia adalah laut teritorial Indonesia beserta kepulauan dan perairan pedalamannya.

i. Negara kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri atas satu atau lebih kepulauan dan mencakup pulau-pulau lain.

j. Pertahanan Negara adalah segala sesuatu untuk mempertahankan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negarak. Wilayah Perbatasan adalah wilayah geografis yang berhadapan dengan Negara tetangga dengan penduduk yang bermukim diwilayah tersebut disatukan melalui hubuingan sosio ekonomi dan sosio budaya dengan cakupan wilayah administrasif tertentu setelah ada kesepakatan antar Negara yang berbatasan. l. Laut territorial (LT) atau Zone Teritorial Sea adalah garis batas laut dan tanah di bawahnya dari daerah di bawah permukaan laut yang terletak maksimal 12 mil dari garis pangkal teritorialnya sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratannya hingga pinggiran luar tepi kontinen. ( lihat UNCLOS 1982)

m. Zona Ekonomi Eklusif ( ZEE) atau Economic Exlusive Zone adalah suatu daerah diluar dan berdampingan dengan laut territorial. Lebar ZEE tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal.

BAB II

LANDASAN PEMIKIRAN

6.Umum Dalam mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI perlu disusun strategi dan kebijakan pembangunan pengelolaan yang disusun dengan memperhatikan kondisi geografis sebagai negara kepulauan dengan menggunakan sistem pengelolaan terpadu. Salah satu upaya untuk mempertahankan keutuhan NKRI adalah adanya perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pulau-pulau terluar dengan kebijakan dan strategi nasional pengelolaan pulau-pulau kecil terluar secara terpadu dengan menggunakan landasan pemikiran secara filosofis dan yuridis.

7.Landasan Filosofis. Untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan pulau - pulau kecil terluar, maka digunakan landasan filosofis sebagai landasan utama yaitu, Pancasila sebagai landasan Idiil, UUD. 1945 sebagai landasan konstitusionil, Wawasan Nusantara sebagai landasan Visional dan Ketahanan Nasional sebagai landasan Konsepsional. Landasan tersebut untuk memantapkan stabilitas nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

a. Pancasila sebagai Landasan Idiil

Pengejawantahan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bemasyarakat berbangsa dan bernegara ditunjukkan dalam sila - sila dalam Pancasila. Sila persatuan Indonesia, adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke, bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka berdaulat, dengan tujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.

Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia dan dasar negara, melandasi tatanan kehidupan bermasayarakat berbangsa dan bernegara dalam negara kepulauan, sehingga peningkatan pengelolaan dan pengembangan sumberdaya alam kelautan secara terpadu, dikelola dan dikembangkan demi kepentingan seluruh bangsa Indonesia.

b.Undang Undang Dasar 1945, UUD 1945 mengamatkan kepada penyelenggara negara untuk mewujudkan kesejahteraan sosial serta persatuan dan kesatuan bangsa yang antara lain tertera dalam pasal 1 ayat (1) dan pasal 33 yang lengkapnya berbunyi :1) Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik. 2) Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan, ayat (2) cabang cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara, ayat (3) bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar - besarnya bagi kemakmuran rakyat.

Pencantuman kedua pasal tersebut secara konstitusional memberikan petunjuk tentang harkat bangsa Indonesia, bahwa bentuk negara Indonesia adalah NKRI yang utuh terbentang dari Sabang sampai Merauke, oleh karena itu pulau pulau kecil terluar merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam kerangka negara republik Indonesia, bahwa permasalahan dari satu pulau merupakan permasalahan kita semua .

Oleh karena itu memberdayakan pulau-pulau kecil yang memiliki sumberdaya alam perlu diatur secara adil dan selaras untuk sebesar - besarnya bagi kemakmuran rakyat, dengan menghormati hukum adat dan hak tradisional, identitas budaya sesuai perkembangan masyarakat dan prinsip nergara kesatuan republik Indonesia yang diatur dalam undang undang.

c. Wawasan Nusantara sebagai Landasan Visional.

Landasan visional merupakan dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bangsa Indonesia, dengan diilhami oleh cita cita nasional dan lingkungannya sehingga menghasilkan suatu cara pandang atau wawasan yang memberikan corak pada pola pikir pola sikap dan pola tindak, maka konsepsi dasar wawasan nusantara mengartikan tanah air Indonesia beserta isinya sebagai satu kesatuan wadah dan sarana perjuangan hidup bangsa secara bulat dan utuh.

Mengacu pada konsepsi dasar tersebut negara Indonesia adalah negara kepulauan yang merupakan satu kesatuan laut yang ditaburi oleh pulau - pulau, maka laut atau perairan dalam wilayah nasional berfungsi sebagai pemersatu keseluruhan wilayah tanah air. Eksploitasi sumber kekayaan laut digunakan bagi kesejahteraan seluruh rakyat secara adil dan merata dapat menjadi faktor perekat persatuan bangsa.

Pulau-pulau kecil terluar dapat diberdayakan untuk mencapai tujuan nasional seperti diamanatkan di dalam UUD. 1945. Terkait dengan upaya pemberdayaan kepentingan bangsa Indonesia, Wawasan Nusantara dapat mempengaruhi kebijakan dan cara pandang bangsa Indonesia agar dapat memberikan pemerataan pembangunan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

d. Ketahanan Nasional Sebagai Landasan Konsepsional

Ketahanan nasional pada hakekatnya adalah merupakan ketangguhan dan keuletan suatu bangsa untuk menjamin eksistensi dan kelangsungan hidupnya guna menuju kejayaan bangsa dan negara dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.

Usaha pemerintah dalam mewujudkan ketahanan nasional dilaksanakan melalui pembangunan nasional, sehingga setiap pembangunan yang dilaksanakan harus didukung oleh ketahanan nasional. Ketahanan nasional merupakan konsep pembangunan, pengaturan, dan keamanan disegala aspek kehidupan nasional secara terpadu, selaras dan serasi dalam rangka menciptakan kehidupan yang semakin maju, adil dan makmur. Kemantapan keamanan nasional akan menjamin, pembangunan dikembangkan dibidang kesejahteraan. Kondisi ini harus dipelihara berkesinambungan, dengan demikian pemanfaatan sumberdaya alam termasuk pembangunan pulau - pulau kecil diharapkan dapat menguatkan ketahanan nasional, sehingga aspek keamanan merupakan salah satu prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan di daerah. 8.Landasan Yuridis.

Dalam rangka peningkatan pembangunan pulau - pulau kecil terluar, terdapat peraturan perundang - undangan terkait yang dapat digunakan sebagai landasan dalam rangka peningkatan pembangunan pulau - pulau kecil terluar. Adapun peraturan perundang-undangan yang dimaksud, yaitu :a.Undang-undang Nomor 3 tahun 2002.

Undang-undang Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menyatakan bahwa pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman dan pertahanan negara yang disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan termasuk didalamnya wilayah perbatasan maritim dan pulau-pulau kecil terluar. Undang undang ini mengamanatkan bahwa pertahanan negara merupakan upaya menjaga keutuhan wilayah NKRI, disinilah strategi dan kebijakan pengelolaan pulaupulau kecil terluar mempunyai arti yang strategis dalam upaya mempertahanankan keutuhan wilayah NKRI.b.Undang Undang no. 17 tahun 1985.Undang Undang no. 17 tahun 1985 merupakan ratifikasi Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 (UNCLOS1982) , yang harus diperhatikan secara serius adalah tentang pengaturan tentang rejim hukum ZEE dan landas kontinen. Rejim ZEE memberi hak kepada negara pantai untuk mengolah dan memanfaatkan sumber kekayaan hayati pada kolom air di zone tersebut dan memanfaatkan sumberdaya meneral dan gas di dalam dasar laut pada zone landas kontinen. c.Undang Undang no. 6 tahun 1996.

Undang Undang no. 6 tahun 1996 tentang perairan Indonesia mengatur tentang batas wilayah perairan berkaitan dengan negara kepulauan, termasuk sumber kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Pengaturan pemanfaatan, pengelolaan, perlindungan, dan pelestarian lingkungan perairan Indonesia.d.Peraturan Presiden nomor 78 tahun 2005.Peraturan Presiden nomor 78 tahun 2005 tanggal 29 Desember 2005 tentang Pengelolaan pulau-pulau kecil terluar. Peraturan ini merupakan langkah yang sangat strategis dan perlu ditindaklanjuti secara saksama karena telah membuka cakrawala baru distribus kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan pulau-pulau terluar, yang selama ini masih dilaksanakan secara parsial oleh yang masing masing instansi terkait berdasarkan asumsi menurut kompetensi yang dimiliki, sehingga ouput yang dihasilkan belum optimal.

Peraturan Presiden bertujuan untuk 1) Menjaga keutuhan wilayah NKRI, keamanan nasional, pertahanan negara dan bangsa serta menciptakan stabilitas wilayah; 2) memanfaatkan sumber daya alam dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan ; 3. Memberdayakan masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan.

BAB IIIKONDISI PULAU-PULAU TERLUAR SAAT INI

9.Umum.

Sampai saat sekarang ini pembangunan pulau-pulau kecil terluar belum menjadi skala prioritas pembangunan oleh pemerintah, disebabkan karena letaknya yang terpencil, jauh dan sulit dijangkau. dikarenakan belum ada sarana dan prasana yang terdapat di pulau pulau kecil, juga karena belum ada kepastian hukum sebagai landasan kegiatan pembangunan yang mengaturnya.

Potensi pulau-pulau kecil yang masih tersembunyi dan belum dimanfaatkan secara optimal tersebut mengandung berbagai sumberdaya alam yang melimpah dan produktif, baik sebagai sumber pangan dan kakayaan ekosistem, media komunikasi, kawasan rekreasi dan pariwisata, konservasi dan jenis pemanfaatan lain.

Pembangunan pulau - pulau kecil memiliki ciri khusus yang meliputi sumberdaya alam, ekonomi dan aspek sosial budaya yang spesifik. Pulau-pulau kecil terluar tersebut mempunyai posisi yang sangat strategis, namun rawan dari berbagai ancaman baik idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya maupun pertahanan dan keamanan. Kerawanan tersebut dapat berpengaruh terhadap melemahnya stabilisas nasional, yang pada akhirnya berpengaruh pada keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 10.Pemanfaatan Pulau - pulau kecil terluar saat ini Wilayah pulau - pulau kecil terluar saat ini memiliki potensi sumberdaya alam daratan yang sangat terbatas, namun sebaliknya memiliki potensi sumberdaya kelautan yang cukup besar, didukung oleh letaknya yang strategis baik dari aspek ekonomi maupun pertahanan keamanan serta adanya ekosistem khas tropis dan produktivitas hayati yang tinggi yaitu terumbu karang, rumput laut dan hutan bakau (mangrove) dan perikanan.

Pembangunan pulau pulau kecil terluar tersebut juga berpotensi menjadi pusat pertumbuhan wilayah bagi kepentingan lokal, regional dan nasional. Pembangunan pengelolaan pulau pulau kecil terluar didasari atas beberapa hal yaitu :a. Memiliki arti strategis seperti untuk menjaga kedaulatan wilayah negara, meningkatkan rasa nasionalisme dan meningkatkan kesejahteraan penduduknya.b. Berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga dan dapat digunakan sebagai titik dasar teknis menarik batas-batas wilayah NKRIc. Masyarakat yang mendiami pulau-pulau kecil terluar tersebut sangat memprihatinkan yang mengakibatkan tingginya kesenjangan / disparitas kondisi sosial ekonomi dengan masyarakat negara yang berbatasan d. Hanya sebagian kecil saja dari pulau-pulau kecil terluar yang pendu duk dengan kondisi yang memprihatinkan.e. Merupakan pintu gerbang bagi lalu lintas perdagangan baik dalam negeri maupun luar negeri serta sebagai daerah transit. 11.Permasalahan pulau pulau kecil terluar.Permasalahan pulau - pulau kecil terluar dapat dikaitkan dengan permasalahan penanganan perbatasan laut, Penanganan perbatasan laut selama ini memang belum dapat dilakukan secara optimal dan kurang terpadu, serta seringkali terjadi tarik-menarik kepentingan antara berbagai pihak baik secara horizontal, sektoral maupun vertikal. Lebih memprihatinkan lagi keadaan masyarakat sekitar daerah perbatasan negara, seperti lepas dari perhatian dimana penanganan masalah daerah batas negara menjadi urusan pemerintah pusat saja, pemerintah daerahpun menyampaikan keluhannya, karena merasa tidak pernah diajak, serta masyarakatnya tidak mendapat perhatian. Merekapun bertanya siapa yang bertanggung jawab dalam membina masyarakat di perbatasan ? Siapa yang harus menyediakan, memelihara infrastruktur di daerah perbatasan, terutama daerah yang sulit dijangkau, sementara mereka tidak tahu dimana batas-batas fisik negaranya ? hal tersebut sebagian dari permasalahan yang harus dicari solusinya agar potensi pulau-pulau kecil terluar dapat dioptimalkan.Permasalahan yang dihadapi oleh pulau-pulau kecil terluar, tidak terlepas dari masalah teknis dan kondisi di lapangan. Permasalahan yang dihadapi oleh pulau-pulau kecil terluar antara lain : a. Potensi sumberdaya pulau pulau kecil belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan potensi pulau pulau kecil masih dihadapkan pada bebagai masalah yaitu selain tempatnya terpencil , terbatasnya sarana dan prasarana dan sumberdaya manusia, disisi lain di pulau pulau kecil terluar terdapat titik dasar (TD) /base point yang merupakan titik referensi dalam menetapkan batas wilayah kedaulatan NKRI. b. Kondisi pulau-pulau kecil terluar pada umumnya belum/tidak didukung oleh sarana prasarana perhubungan yang memadai, sehingga wilayah tersebut terkesan terbelakang . Kondisi yang terisolir tersebut terkesan tidak mendapat perhatian baik oleh pemerintah dan masyarakat. Kesan marginal pada pulau-pulau kecil terluar makin terasa apabila dihubungkan dengan minimnya sarana dan prasarana yang dipunyai saat ini. Upaya peningkatan pembangunan transportasi laut dan udara perlu menjadi prioritas untuk mengembangkan potensi pulau-pulau kecil tersebut. Keterbatasan tersebut diantaranya disebabkan masih banyaknya orientasi arah pembangunan lebih dipusatkan pada daratan di pulau-pulau besar.c. Kondisi Sumber Daya Manusia di wilayah pulau-pulau kecil terluar kualitasnya sangat rendah, sebagian penduduknya relatif miskin dan kemiskinan tersebut memicu tekanan terhadap sumberdaya laut yang menjadi sumber penghidupannya, bila hal tersebut diabaikan akan berpengaruh meningkatnya kerusakan ekosistem pulau pulau kecil. Penyebaran penduduk sangat jarang dan hanya menempati beberapa pulau kecil terluar. Sebagai obyek pembangunan tingkat produktifitas sangat rendah disebabkan karena ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki belum mampu menghadapi perkembangan yang terjadi. d.Banyaknya pelanggaran hukum di wilayah perbatasan penyelundupan, pencurian ikan, trafficking, perompakan dan lain-lain. Pulau-pulau tersebut sering dijadikan tempat singgah oleh para pelaku pelenggaran di wilayah perbatasan laut. Terbatasnya sarana dan prasarana untuk melakukan pembinaan, pengawasan dan pengelolaan, khususnya terhadap pulau-pulau terpencil yang sulit dijangkau dan tidak berpenghuni.

e.Kondisi pulau-pulau kecil umumnya rentan terhadap kerusakan baik oleh alam atau oleh ulah manusia. Beberapa pulau karena tidak terlindung rawan terhadap abrasi air laut, sementara bagian yang lain rentan terhadap gempa bumi dan tsunami. Pulau-pulau kecil terluar pada umumnya dikelilingi oleh perairan yang terbuka yang tidak memberi perlindungan dari terpaan gelombang dan ganasnya angin dan udara laut, sehingga bagian-bagian terluar dari pulau-pulau tersebut rawan terhadap abrasi, ablasi dan pengikisan. Upaya konservasi perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian pulau-pulau kecil terluar tersebut.

f.Belum sinkronnya pengelolaan pulau-pulau kecil terluar, baik yang mencakup aturan-aturan perundangan yang jelas, kelembagaan, program maupun kejelasan kewenangan. Hal tersebut menjadikan para pelaku usaha yang diharapkan dapat berperan dalam memberdayakan pulau-pulau kecil sebagai contoh untuk obyek wisata bahari, para pengusaha menjadi ragu dan tidak berminat lagi. Pada bidang eksplorasi mineral dan migas serta industri perikanan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah sering masih berbeda pendapat tentang masalah pengelolaan pulau-pulau kecil terluar tersebut. Upaya pemecahan masalah ini perlu dilakukan untuk menghindari tumpang tindihnya peraturan dan juga untuk terselenggaranya pengelolaan yang berkelanjutan dan dilakukan secara terpadu, baik oleh pemerintah pusat, daerah, pengusaha maupun masyarakat umum.

g.

Kurangnya sosialisasi tentang keberadaan dan pentingnya pulau-pulau terluar yang memiliki titik-titik dasar (TD) dan titik-titik referensi (TR). Sosialisasi hal tersebut akan memberi dampak pengertian pada masyarakat bahwa ada wilayah laut dengan berbagai batas wilayah laut yang perlu diselesaikan dengan perundingan dengan negara tetangga. PP no. 38 tahun 2002, tentang koordinat titik-titik geografi , menunjukkan bahwa sebagian besar titik-titik tersebut terletak pada pulau-pulau kecil terluar.

h. Pertahanan dan keamanan pada pulau-pulau kecil terluar perlu mendapat perhatian pemerintah. Permasalahan pulau pulau kecil di perbatasan masih menyisakan permasalahan dibidang pertahanan keamanan. Hal tersebut disebabkan permasalahan perbatasan pulau pulau kecil terluar belum terselesaikan dengan negara tetangga. Hal lain yang menonjol dalam masalah pulau pulau kecil terluar adalah pengawasan dan penegakan kedaulatan dan hukum, dimana banyaknya pulau pulau kecil yang tidak berpenghuni digunakan untuk tempat penyelundupan, pembuangan limbah, penambangan pasir dan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Disisi lain terbatasnya jumlah aparat dan sarana patroli menyebabkan lolosnya pelanggar hukum dimata aparat, namun apabila tertangkap maka sangsi yang berat dari berbagai pihak yang melaksanakan pelanggaran.

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

12.Umum.

Posisi strategis Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak pada posisi silang dunia menjadikan Indonesia terbuka dari segala arah dan rentan terhadap perkembangan lingkungan, baik global, regional dan nasional. Perubahan dan perkembangan lingkungan yang bergerak sangat cepat, dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kebijakkan dan strategi pembangunan nasional maupun daerah. Salah satu pemicu perubahan tersebut adalah kemajuan tehnologi komunikasi dan informasi yang berdampak luas disegala aspek kehidupan bangsa, kemudian pertambahan penduduk dunia, makin terbatasnya sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap negara dan meningkatnya kepentingan ekonomi setiap bangsa di dunia untuk memperoleh keunggulan dan jaminan kesejahteraan.

Dampak dalam pengaruh perkembangan lingkungan strategi baik global regional maupun nasional harus dicermati dan dianalisis karena dapat berpengaruh langsung terhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara.

13.Pengaruh perkembangan lingkungan global.

Globalisasi yang dialami oleh seluruh bangsa bangsa di dunia merupakan suatu fenomena perubahan sosial yang tidak direncanakan dan tidak mengenal tempat, akses informasi berkembang semakin mudah dan cepat, dapat mencapai tempat lain tanpa memandang jarak dan batas negara. Segala kemudahan bisa didapat dalam proses globalisasi, mendorong ketergantungan antar negara, namun juga memaksakan kompetisi antar umat manusia, antar golongan dan antar negara. Menguatnya kepentingan ekonomi tiap bangsa mengakibatkan terjadinya persaingan untuk memperoleh pasar internasional sebesar mungkin. Bangsa yang unggul dalam memenangkan persaingan, akan mampu mengejar kepentingan nasional dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. dan untuk alasan tersebut dimunculkannya ide pasar bebas, sebaliknya bangsa yang kalah dalam persaingan cenderung terjerumus kedalam krisis ekonomi yang diikuti krisis krisis yang lain.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan pesatnya perdagangan dunia menyebabkan jalur perhubungan laut ( Sea Lane of Communication/ SLOC) di perairan Indonesia terus meningkat bagi jalur perdagangan dunia. Ada tujuh selat yang sangat strategis yang digunakan sebagai jalur perhubungan laut, empat diantaranya berada di wilayah Indonesia, yaitu selat Malaka dan selat Singapura, selat Sunda, selat Lombok, selat Ombai Wetar. Keberadaan jalur perhubungan laut yang melewati laut teritorial Indonesia tersebut mempunyai nilai strategis dan aspek ekonomis dalam pengembangan pulau pulau kecil terluar yang dilewatinya.

14.Pengaruh perkembangan lingkungan regional.

Perkembangan dan kecenderungan global merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi lingkungan regional. Sejak diberlakukannya forum kerjasama ekonomi regional AFTA dan forum kerja sama APEC yang disepakati dilaksanakan tahun 2003 yang lalu untuk AFTA dan tahun . 2020 untuk APEC, memberi peluang kepada negara negara ASEAN untuk menghadapi tantangan kompetisi pasar bebas serta peluang investasi keluar negeri. Daya saing produksi barang dan jasa yang dimiliki oleh suatu negara sangat menentukan kemampuan suatu negara untuk mengambil keuntungan dipasar bebas. Sumber kekayaan alam bukan lagi satu satunya syarat mutlak kemampuan ekonomi suatu negara, akan tetapi yang lebih berperan adalah kemampuan sumber daya manusia.

Terjadinya pergeseran pada permasalahan keamanan regional dengan dihadapinya berbagai konflik yang bersumber dari klaim territorial, keamanan jalur perhubungan laut, sampai dengan masalah masalah keamanan non tradisional seperti terorisme, perompakan dan pembajakan di selat Malaka, serta penyelundupan. Perkembangan ekonomi regional tersebut, dari beberapa negara Asia sangat dipengaruhi oleh stabilitas ekonomi di Indonesia, antara lain :

Masalah geo - politik yang berkaitan dengan perbatasan wilayah laut dengan negara tetangga sampai saat ini masih menjadi permasalahan serius dan dapat menjadi potensi sumber permasalahan hubungan kedua negara di masa datang. Disamping garis batas, pelintas batas, pencurian sumberdaya alam dan posisi geografis juga merupakan sumber masalah yang dapat mengganggu hubungan antar negara. Indonesia memiliki perbatasan dengan 10 (sepuluh) negara tetangga, yaitu India, Thailand. Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia, dan Timor Leste. Memiliki 12 (dua belas) pulau yang mempunyai kerawanan yang dapat menjadi sumber konflik perbatasan dengan negara tetangga bila tidak diantisipasi sejak dini, adapun ke12 pulau tersebut adalah :

a.Pulau Rondo, di wilayah provinsi NAD, pulau ini tidak berpenghuni dan berbatasan dengan India menyimpan potensi konflik perbatasan, perairan sekitar pulau Andaman dan Nicobar secara tradisional sering didatangi oleh nelayan Aceh untuk menangkap ikan, terdapat sarana bantu navigasib.Pulau Nipa, di wilayah provinsi Kepulauan Riau merupakan pulau terluar diperbatasan dengan Singapura, pulau ini tidak berpenghuni dan hampir tenggelam akibat dari penambangan pasir laut. Tenggelamnya P Nipa akan dapat menimbulkan kerugian besar bagi Indonesia, karena akan berdampak pada penentuan batas maritim dimasa mendatang, terdapat sarana bantu navigasi.c.Pulau Berhala, di wilayah provinsi Sumatera Utara berbatasan dengan Malaysia di selat Malaka, pulau ini tidak berpenghuni. Permasalahan perbatasan dengan Malaysia di laut Sulawesi belum tuntas disepakati oleh kedua belah pihak, belum tuntasnya batas maritim akan menimbulkan persoalan dilapangan antara petugas dilapangan dan antara nelayan Indonesia dengan Malaysia. terdapat sarana bantu navigasi.d.Pulau Sekatung, wilayah provinsi Kepulauan Riau, berbatasan dengan Vietnam, terletak di kepulauan Riau tidak ada penduduk, sudah ada suar yang dibangun oleh pemerintah RI.

e.Pulau Marore, Miangas dan Pulau Marampit. Di wilayah provinsi Sulawesi Utara, berbatasan dengan Filipina, Pulau Marore berpenduduk, Pulau miangas berpenduduk, Pulau Marampit berpenduduk. Belum ada kesepakatan tentang batas wilayah antara Indonesia dengan Filipina diperairan utara Pulau Miangas dan Laut Sulawesi

f.Pulau Fani, Pulau Fanildo dan Pulau Bras, di wilayah provinsi Papua, berbatasan dengan republik Palau. Pulau Fani berpenghuni, Pulau Fanildo tak berpenghuni, Pulau Bras berpenghuni. Belum sependapat tentang batas ZEE antara kedua negara meskipun sampai saat ini hubungan kedua negara masih terlihat baik, namun hal ini perlu diwaspadai karena tidak ada hubungan yang abadi akan tetapi hanya kepentingan yang abadi.g. Pulau Dana, di wilayah provinsi NTT, posisinya berada di ujung selatan Pulau Timor, merupakan pulau terluar yang berbatasan dengan Australia, lokasainya berada pada jalur ALKI 3. tidak berpenghuni dan merupakan cagar alam dan hutan lindung.

h.Pulau Batek, di wilayah provinsi NTT, berbatasan dengan Timor Leste, tidak berpenghuni, sedang dibangun suar dan perlu mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia, dengan Timor Leste sampai saat ini belum memiliki perjanjian batas wilayah laut.15.Peluang dan Kendala.

a. Peluang

1) Sebagai negara kepulauan yang letaknya pada posisi silang perdagangan dunia, memberi peluang secara ekonomi dan politik bagi perekonomian dan pembangunan pulau pulau kecil terluar.

2) Sumber kekayaan alam hayati dan non hayati yang berada di pulau-pulau kecil di laut yurisdiksi nasional merupakan aset bangsa yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan bangsa,dan potensi sumber kekayaan alam Indonesia yang melimpah merupakan harapan untuk dapat digunakan dalam memperbaiki perekonomian yang hingga saat ini masih belum pulih benar.

3) Pemberian otonomi dari pusat ke daerah terutama dalam hal pendapatan asli daerah, mengandung konsekuensi daerah akan memiliki kewenangan yang lebih luas dalam mengatur perolehan pendapatan sesuai potensinya.4) Sumber daya manusia yang cukup besar jumlahnya merupakan modal dasar untuk dapat diberdayakan dan sebagai pangsa serta sumber daya yang potensial untuk pengembangan sosial.

b. Kendala1) Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari beribu pulau kecil dengan laut yang luas rawan terhadap segala TAHG karena posisinya yang terbuka dari segala arah dan potensi konflik dapat terjadi terhadap 12 pulau pulau kecil terluar, apabila tidak dikelola dengan baik.

2)Terbatasnya sarana prasarana dan alut sista TNI/Polri untuk digunakan dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian dalam rangka menjaga keamanan dan kedaulatan negara.3) Semakin rawannya infiltrasi dilakukan pihak-pihak yang berkepentingan ke wilayah Indonesia dengan memanfaatkan berbagai kesempatan selama melewati jalur jalu ALKI perairan Indonesia, terlebih selat Malaka yang rawan terhadap kejahatan di laut sehingga mengundang perhatian negara maju untuh mengambil alih pengelolaan pengamanan di selat Malaka sehingga dapat menganggu konsentrasi pembangunan di wilayah yang berdekatan dengan kawasan tersebut terutama pulau pulau kecil.4) Eksploitasi yang berlebihan terhadap keanekaragaman sumber daya alam hayati dan non - hayati, sebagai hasil pemanfaatan kondisi geografi Indonesia dalam pembangunan nasional, dapat mengancam kelestarian alam di wilayah nasional. Akibatnya akan menyisakan kerusakan alam yang sangat merugikan bagi kehidupan manusia di berbagai pulau di Indonesia.

BAB VPEMBANGUNAN PULAU PULAU KECIL TERLUAR YANG DIHARAPKAN16. Umum

Pembangunan pulau - pulau kecil terluar pada dasarnya merupakan perwujudan dari pembangunan nasional yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat guna memperkokoh ketahanan nasional untuk menuju stabilitas nasional yang dinamis dan keutuhan NKRI. Dengan demikian pembangunan yang dilaksanakan harus memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan dapat dikelola secara komprehensif integral sesuai peruntukkan dengan memperhatikan kepentingan daerah, regional dan nasional sehingga pengelolaannya dapat berkelanjutan dan menimbulkan dampak positip baik sosial maupun ekonomi.

Pembangunan sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan masyarakat dalam jangka panjang serta memberikan nilai ekonomis dan keamanan, utamanya di pulau-pulau kecil terluar antara lain, pembangunan sarana perhubungan / transportasi, sekolah, perikanan, telekomunikasi, pos pengawasan, sentra ekonomi, relokasi nelayan dan sarana kesehatan. Sedangkan pembangunan yang lainnya menyangkut pembangunan mental ideologi, pendidikan dan sosialisasi peningkatan kualitas SDM dan penegakan hukum. Dalam pengelolaan pulau-pulau kecil terluar , pembangunannya ditujukan kepada hal-hal untuk mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, mempertahankan kelestarian lingkungan, mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dan penyebaran penduduknya, meningkatkan kesejahteraan, dan kesiapan menghadapi era perdagangan bebas, pertukaran budaya dan penguasaan teknologi. Untuk pulau-pulau kecil terluar masih ditambah dengan terjaminnya keberadaan Titik Dasar.

Seiring dengan peningkatan kesejahteraan maka faktor keamanan juga dituntut untuk dapat melindungi hasil pembangunan yang telah dicapai. Hasil pembangunan di pulau-pulau kecil terluar yang dapat dinikmati merata oleh penduduk setempat akan dapat memantapkan stabilitas nasional. Keberhasilan pembangunan tersebut akan menimbulkan kecintaan kepada pemerintah dan dapat memperkokoh negara kesatuan Republik Indonesia.17.Pembangunan Pulau-pulau kecil terluar yang diharapkan.

Pembangunan pulau-pulau kecil terluar merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dengan memperhatikan kepentingan daerah, pada dasarnya harus mengacu kepada prinsip pembangunan yaitu mewujudkan keutuhan NKRI, memadukan koordinasi lintas sektor dan daerah, melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan, memihak kepada masyarakat dan ekonomi lokal, mengacu kepada otonomi daerah, dan melibatkan semua pihak sebagai kemitraan.

Pembangunan pulau-pulau kecil terluar yang diharapkan dapat memberi manfaat langsung maupun tidak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. aspek-aspek tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pembangunan Sumberdaya Alam Potensi kandungan sumber daya alam di pulau-pulau kecil terluar cukup melimpah dan belum dikelola secara optimal, hal ini tergantung dari proses pengelolaannya serta letak pulau tersebut. Secara umum sumber daya alam yang terdapat di pulau pulau kecil terluar terdiri dari sumber daya yang dapat pulih (hayati), sumber daya yang tidak dapat pulih (non hayati) Pemanfaatan pengelolaan sumber daya alam hayati, tersebut meliputi, terumbu karang, hutan bakau, rumput laut dan perikanan dan pemanfaatan potensi sumber daya alam non hayati meliputi minyak bumi, mineral, bahan tambang, dll.

Pemanfaatan sumber daya alam ini dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat di pulau pulau tersebut bila dilaksanakan melalui :

1) Pelaksanakan eksplorasi dan eksploitasi kandungan mineral dan minyak yang sangat potensial dipulau-pulau tersebut dan dapat memberikan kontribusi untuk pembangunan dan pengembangan potensi fisik dan non fisik terhadap pulau-pulau kecil terluar.2) Menciptakan regulasi yang mengatur eksplorasi dan eksploitasi sumber daya mineral lainnya dalam upaya menciptakan kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup.

Pengembangan pulau pulau kecil yang tidak berpenghuni dapat dilaksanakan melalui kegiatan konservasi dan taman nasional laut, daerah persinggahan / tempat berlabuh kapal, pariwisata dan relokasi nelayan.

b.Tersedianya Sarana Prasarana Perhubungan yang memadai.

Untuk mendukung pengembangan pulau pulau kecil terluar diperlukan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai yang meliputi transportasi, komunikasi, pembuatan pelabuhan, sarana jalan, sarana listrik, sarana air bersih, sekolahan, rumah sakit, pasar dan sebagainya. Penyediaan sarana dan prasarana tersebut diperlukan untuk dapat membuka akses pengembangan ekonomi pendukung logistik, pemberdayaan masyarakat dan dapat meningkatkan mobilitas penduduk antar pulau dan untuk membuka keterasingan masyarakat. Peran pemerintah baik pusat maupun daerah yang didukung oleh para investor diperlukan untuk penyediaan sarana dan prasarana sosial ekonomi dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan. Kelengkapan fasilitas perhubungan laut dan udara dan penyediaan sarana dan prasarana, dapat memacu dan meningkatkan aktivitas perekonomian pulau pulau kecil dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

c. Pembangunan Kualitas SDM Kualitas sumber daya manusia di pulau-pulau kecil terluar umumnya masih rendah, sehingga dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya tersebut. Upaya peningkatan sumberdaya manusia dapat dilakukan dengan melalui pendidikan, baik formal maupun non formal. Pembangunan fasilitas pendidikan berupa sekolah dan peningkatan jumlah tenaga pendidik/guru di pulau-pulau kecil perlu menjadi prioritas pembangunan sumberdaya manusia di pulau-pulau tersebut. Pendidikan non formal diberikan melalui pelatihan-pelatihan untuk memberikan bekal ketrampilan yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan masyarakat guna mendapatkan mata pencaharian yang lebih baik, misalnya pelatihan pembuatan keramba kerapu, pelatihan perbaikan mesin kapal tradisional dan pelatihan budidaya rumput laut.

d.Pengawasan dan Pengamanan yang Berkelanjutan. Peningkatan pengawasan dan pengamanan dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan pulau pulau kecil terluar sebagai ujung tombak dan garis depan pusat monitoring wilayah negara NKRI. Penempatan unsur-unsur patroli baik darat, udara maupun laut perlu diprioritaskan dan dilaksanakan secara terus-menerus berkelanjutan mengingat maraknya berbagai pelanggaran seperti illegal fishing, illegal logging, penyelundupan manusia, dan berbagai pelanggaran lainnya. Pulau-pulau kecil terluar sangat strategis sebagai tempat pengawasan dan pengamanan dari ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan terutama dari luar atau negara yang berbatasan, sehingga diharapkan stabilitas nasional dapat terjamin. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi era globalisasi dan pembukaan akses internasional diberbagai sektor, menjadikan pulau pulau kecil di daerah perbatasan sangat rentan terhadap pengaruh negara tetangga baik secara politik, pertahanan, keamanan, sosial, ekonomi, dan budaya, sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus untuk selalu diadakan pengawasan dan pengamanan.e.Regulasi perundang - undangan tentang pengelolaan pulau - pulau Kecil.

Belum adanya regulasi yang mengatur pembangunan pulau pulau kecil menyebabkan pengembangan pulau pulau kecil belum optimal. Untuk itu perlu adanya regulasi yang mengatur pelaksanaan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar, sehingga memberikan kejelasan dan kepastian hukum bagi para pengusaha yang akan mengembangkan usahanya di pulau-pulau kecil terluar. Penataan pengaturan maupun perundang-undangan pengelolaan pulau-pulau kecil tidak hanya dibutuhkan oleh pengusaha, namun dibutuhkan juga oleh pemerintah baik pusat maupun daerah beserta masyarakatnya terutama yang berhubungan dengan kewenangan untuk peningkatan pembangunan pada pulau-pulau kecil tersebut. Penyusunan rencana tata ruang dan wilayah pada pulau-pulau kecil terluar perlu dilaksanakan untuk dijadikan sebagai dasar perencanaan yang dilakukan oleh instansi secara vertikal dan horisontal dalam mengembangkan pulau pulau kecil. Sedangkan penyusunan rencana bisnis penting dilakukan untuk memberi gambaran potensi dan prospek ekonomi pulau pulau kecil kepada investor baik domestik maupun mancanegara. Dengan adanya kejelasan aturan atau per undang-undangan tentang pengelolaan pulau-pulau kecil terluar diharapkan para pelaku pembangunan pulau-pulau kecil dapat dengan tenang melaksanakan kegiatannya bereferensi pada aturan atau per undang-undangan tersebut.

f.Terpenuhinya penetapan dan penegasan batas wilayah laut .Penetapan dan penegasan batas wilayah meliputi kegiatan - kegiatan survei Basepoint untuk penentuan titik-titik dasar, penetapan titik-titik koordinat geografi serta perundingan dan penetapan batas maritim dengan negara tetangga diperlukan untuk memberikan kejelasan wilayah. Pada saat ini belum selesainya secara tuntas permasalahan batas wilayah laut dengan negara tetangga, yaitu batas wilayah antara Indonesia dengan Australia, Timor Leste, Palau, Malaysia, Singapura, Filipina dan India. Untuk menghindari konflik dengan negara tetangga diperlukan perundingan bilateral untuk dapat segera menyelesaikan batas wilayah dengan negara tetangga, Untuk selanjutnya dipetakan untuk diundangkan sebagai dokumen negara. Disamping itu seluruh pulau pulau kecil terluar terdapat titik dasar, hal tersebut harus dipelihara agar tidak hilang yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia. f. Pertahanan dan Keamanan.

Pembangunan pulau pulau kecil terluar dapat terlaksana dengan baik apabila didukung dengan keamanan yang kondusif sehingga mampu menarik investor. Penyelenggaraan pertahanan keamanan dilaksanakan melalui patroli sehari hari dari TNI AL dalam rangka penegakan hukum dan penindakan terhadap setiap pelanggaran yang terjadi utamanya penanggulangan upaya-upaya pelanggaran yang dilaksanakan di sekitar pulau-pulau kecil terluar terutama penangkapan ikan ilegal, penambangan ilegal, penyelundupan kayu dan pendatang ilegal.

Pembangunan dan pembentukan pos pos pulau-pulau terluar sebagai pos pengawasan penting terhadap upaya pelanggaran-pelanggaran yang mungkin terjadi di perairan, sehingga kekuatan hankam dengan peralatan mutakhir di pulau-pulau kecil terluar memberikan daya tangkal yang efektif terhadap upaya pelanggaran-pelanggaran wilayah teritorial oleh musuh. Terhadap pulau pulau kecil terluar di wilayah perbatasan dapat menjadi sumber konflik antar negara, dengan demikian dibutuhkan kemampuan hankam yang mampu melindungi kedaulatan negara serta mengamankan hasil-hasil pembangunan.18. Wujud keberhasilan pembangunan pulau-pulau kecil terluar yang diharapkanKeberhasilan suatu pembangunan pulau-pulau kecil dapat dilihat dari sejauh mana hasil pembangunan tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat. Selain itu pembangunan tersebut dikatakan berhasil kalau dapat memenuhi prinsip pembangunan nasional yang telah disebutkan diatas dan prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu : efisien, optimal secara ekonomi berkeadilan dan dapat diterima secara sosial budaya dan secara ekologis tidak melampaui daya dukung.Adapun wujud pembangunan pulau-pulau kecil terluar yang diharapkan antara lain : a. Terjalinnya koordinasi antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah di pulau-pulau kecil terluar dengan baik.b. Di pulau-pulau kecil terluar, tersedia aturan perundang-undangan yang diikuti dengan penegakan hukum yang tegas.c. Adanya Lembaga yang bertanggung jawab dalam masalah perbatasan.d. Pengawasan dan patroli keamanan berjalan secara rutin dan terkoodinir dengan baik.e. Tersedianya sarana prasarana tersedia lengkap secara bertahap.f. Meningkatnya sarana pendidikan,kesehatan,kesejahteraan dan pendapatan masyarakat meningkat.g. Tersedianya akses transportasi laut/udara keluar masuk pulau mudah.h. Pasokan listrik/sumber energi tersedia dan mencukupi.i. Kesadaran masyarakat memahami wajib bela negara dan cinta tanah air.j. Perdagangan antar pulau berjalan dengan aman dan lancar

Inti dari keberhasilan pembangunan pulau-pulau kecil terluar adalah terpeliharanya stabilitas nasional berupa kesejahteraan masyarakat dan terpeliharanya keamanan. Kesejahteraan dan keamanan adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan dalam memantapkan stabilitas nasional serta menjaga keutuhan NKRI. Pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional merupakan hakekat konsepsi Ketahanan Nasional.19.Dukungan hasil pembangunan Pulau-pulau Kecil Terluar terhadap Keutuhan NKRI

Dukungan pembangunan pulau-pulau kecil terluar terhadap keutuhan wilayah NKRI tergantung sejauh mana permasalahan yang timbul dapat di minimise dan hasil pembangunan dapat dirasakan oleh masyarakat pulau-pulau kecil terluar. Disisi lain lokasi yang terpencil dan jauh dari sentra sentra ekonomi dan pusat aktifitas manusia, adalah logis apabila sarana dan prasarana tranportasi merupakan kebutuhan yang sangat mendesak untuk direalisasikan sebagai alat tranportasi yang menghubungkan antar pulau, termasuk masyarakat pulau pulau kecil yang berada di daerah perbatasan dan dekat dengan negara lain. Kemudahan dan tersedianya sarana penunjang dalam bentuk tranportasi dan telekomunikasi akan menghilangkan ketergantungan masyarakat perbatasan terhadap negara tetangga yang selama ini bergantung dari segi perekonomian. Maka kegagalan pembangunan akan dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah sehingga dengan mudah memunculkan hasrat untuk memisahkan diri dari NKRI. Pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana penunjang di pulau pulau kecil terluar tersebut akan semakin mudah apabila dilibatkan dari masyarakat sekitar. Kelancaran pembangunan akan bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus juga memperkokoh stabilitas nasional serta makin memperkuat keutuhan berbangsa dan bernegara dalam NKRI.

Belum meratanya pembangunan yang dilaksanakan selama ini menjadi bukti kekurang pedulian pemerintah terhadap kondisi kawasan pulau-pulau kecil terluar. Pembangunan yang terpusat di wilayah-wilayah tertentu akan menimbulkan kecemburuan sosial yang lebih mendalam bagi pulau-pulau yang selama ini terlupakan.

Sebagian pulau-pulau kecil terluar yang berdekatan dengan negara tetangga, secara fisik tentunya dapat melihat secara jelas perkembangan wilayah di negara tetangga yang pada umumnya lebih tertata dengan baik di segala aspek kehidupannya. Apabila hal ini tidak dipedulikan oleh pemerintah, dikhawatirkan dapat melunturkan nasionalisme masyarakat di pulau kecil tersebut. Kondisi nyata di lapangan seperti tersebut di atas tentunya memiliki akibat yang nyata dalam perkembangan masyarakat di pulau-pulau terkait dengan segala aspek politik, sosial, budaya, ekonomi dan keamanan. Hal ini dapat menjadi kendala yang sangat besar apabila tidak secepatnya ditanggulangi, seperti mudahnya pengaruh negatif masuk ke dalam masyarakat pulau-pulau kecil terluar yang pada umumnya serba kekurangan, baik dari segi apresiasi politik, kemampuan ekonomi maupun kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia.

Pembangunan pulau-pulau kecil terluar menjadi hal yang sangat penting mengingat peran dan fungsinya yang sangat strategis sebagai garda terdepan negara kepulauan Republik Indonesia. Meskipun terjadinya pergantian pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi, namun stabilitas nasional tetap diperlukan sekaligus dijadikan indikator untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan serta barometer bagi pihak luar untuk melaksanakan investasi di Indonesia. Pada kenyataannya peri kehidupan yang normal memerlukan keamanan, ketertiban, dan stabilitas itu sendiri. Stabilitas yang menciptakan kondisi kondusif untuk usaha-usaha peningkatan kehidupan rakyat melalui program pembangunan ekonomi serta pembangunan sektor-sektor lainnya.

Pembangunan fisik dan non fisik memberikan kontribusi pada pesatnya perekonomian masyarakat yang semakin baik, jalur distribusi barang dan jasa berjalan lancar, sehingga semakin terbukanya peluang untuk mengembangkan potensi yang ada di wilayahnya. Aktifitas pembangunan pulau-pulau kecil terluar memberikan pangaruh terhadap stabilitas nasional. Dampaknya dari pengaruh tersebut dapat dilihat melalui pendekatan panca gatra, sbb :

a. Pengaruh stabilitas Idiologi.Pulau-pulau kecil terluar merupakan tempat lintas batas yang rawan terhadap ancaman masuknya ideologi asing yang dapat mempengaruhi rasa nasionalisme dan pelanggaran hukum. Prinsip pembangunan yang berkelanjutan dengan memberdayakan pulau-pulau kecil terluar merupakan perwujudan implementasi nilai-nilai Pancasila yaitu pemerataan pembangunan yang berkeadilan sehingga stabilitas ideologi dapat dicapai.

b. Pengaruh stabilitas Politik.

Masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil terluar yang mempunyai pertalian suku/rumpun yang sama dengan rumpun negara tetangga dapat merupakan masalah dalam bidang politik. Hubungan politik Luar Negeri yang terjalin dengan baik dengan negara tetangga akan menimbulkan saling pengertian antar pemerintah dalam menangani permasalahan masing-masing warganegara di daerah perbatasan. Otonomi daerah telah memberikan kewenangan daerah untuk mengelola wilayahnya secara seimbang antara pusat, daerah dan masyarakat. Dengan dilibatkannya masyarakat lokal dalam proses pembangunan pulau pulau kecil terluar sehingga pembangunan yang dilaksanakan dapat tepat sasaran, karena mereka lebih tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang harus dibangun. Dengan demikian kepercayaan masyarakat menjadi lebih baik dan persatuan dan kesatuan dapat terjaga dan stabilitas politik dapat terjamin.

c. Pengaruh stabilitas Ekonomi.

Pembangunan ekonomi adalah faktor yang sangat berpengaruh dalam stabilitas nasional. Pulau-pulau kecil terluar yang merupakan daerah lintas batas membutuhkan sarana prasana untuk mendukung kegiatan ekonomi yang kompetitif agar dapat bersaing dengan kegiatan ekonomi di wilayah perbatasan. Kerjasama ekonomi antar negara yang berbatasan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah termasuk pulau-pulau kecil terluarnya. Pembangunan sektor ekonomi yang berhasil dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mendatangkan devisa bagi negara. Peningkatan taraf hidup masyarakat akan meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Sehingga stabilitas ekonomi dapat tercapai.d. Pengaruh stabilitas Sosial Budaya .Pembangunan pulau-pulau kecil terluar dengan mendayagunakan sumberdaya alam dengan melibatkan partisipasi masyarakat didaerah dapat meningkatkan tanggung jawab masyarakat terhadap lingkungan untuk ikut menjaga dan memanfaatkan SDA untuk kesejahteraan rakyat. Dengan demikian dapat meningkatkan semangat masyarakat untuk bangkit memperbaiki taraf hidupnya, yang pada akhirnya stabilitas sosbud dapat tercapai.

e. Pengaruh stabilitas Pertahanan Keamanan. Sama halnya dengan aspek ekonomi, aspek hankam juga merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi stabilitas nasional. Kesadaran masyarakat dalam bela negara akan sangat membantu dalam kecintaan kepada tanah air dari ancaman dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pulau-pulau kecil yang terpencil akan rawan terhadap pusat konsentrasi gerakan pengacau maupun terorisme. Pembangunan pos pengawas dan partroli yang rutin dan terkoordinir dengan baik akan dapat menangkal kemungkinan-kemungkinan negatif tersebut dan meningkatkan stabilitas hankam.

BAB VIKONSEPSI PEMBANGUNAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR

20. Umum

Dengan memperhatikan potensi yang ada dalam pembangunan pulau pulau kecil terluar, telah diuraikan diatas tentang pengelolaan sumberdaya alam baik hayati, non hayati maupun jasa lingkungan. Pemanfaatan Sumberdaya alam secara optimal dan berkesinambungan dimaksudkan bahwa pemanfaatan sumberdaya tersebut harus dilakukan dengan memperhatikan kemampuan pulihnya untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa mengabaikan kepentingan generasi masa datang. Untuk itu dibutuhkan suatu kebijaksanaan khusus dalam pengelolaan pulau pulau kecil melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian secara terus menerus agar keberadaannya dapat dipertahankan dan otomatis terhadap keutuhan dan kedaulatan NKRI dalam rangka membangun komitmen nasional terhadap pembangunan 92 pulau pulau kecil tersebut.

Perencanaan pembangunan pulau - pulau kecil terluar diatur melalui pendekatan pengelolaan secara terpadu sehingga terjadi keharmonisan dan saling mendukung pemanfaatannya. Perencanaan terpadu ini merupakan suatu upaya bertahap dan terprogram untuk dapat memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal sehingga dapat menghasilkan keuntungan ekonomis yang berkelanjutan untuk kesejahteraan rakyat dan dapat mempertahankan kelestarian sumberdaya yang ada.

Sejak digulirkannya otonomi daerah, pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang jelas dalam pengelolaan sumberdaya pulau pulau kecil secara bertanggung jawab, namun kapasitas pemerintah daerah untuk mengelola potensi sumberdaya yang ada masih relatif terbatas, disisi lain maraknya pemanfaatan sumberdaya dari berbagai pihak cenderung merusak, seperti misalnya penggunaan bom, racun sianida serta pembangunan fisik yang tidak mempertimbangkan lingkungan yang diakibatkan reklamasi pantai akan berdampak perubahan ekosistem dilaut. Untuk itu agar pembangunan pulau pulau kecil terluar dapat dirasakan oleh masyarakat, diperlukan arahan secara sinergis, terencana dan berkelanjutan mulai dari kebijaksanaan, strategi, upaya dengan metoda dan sarana yang yang telah ditetapkan.

21.Kebijakan dalam pembangunan pulau-pulau kecil terluar.Kondisi pulau-pulau kecil terluar di Indonesia, berbeda satu dengan yang lainnya dan memiliki karakteristik tersendiri. Beberapa negara tetangga yang berbatasan dengan pulau pulau kecil terluar Indonesia, memiliki kondisi sosial dan ekonomi yang lebih baik, namun sebagian kondisinya relatif sama, bahkan ada pula yang kondisi sosial ekonominya lebih terbelakang. Dengan adanya kondisi tersebut, maka masing-masing pulau-pulau kecil terluar memerlukan pendekatan yang berbeda. Namun demikian, perlu ada suatu kebijaksanan yang pada hakekatnya memuat arah dan tujuan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menentukan sekumpulan strategi dan serangkaian upaya yang akan dilakukan untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.

Secara umum, pengembangan pulau-pulau kecil terluar memerlukan suatu pola penanganan yang menyeluruh meliputi berbagai sektor dan kegiatan pembangunan serta koordinasi dan kerjasama yang efektif dari mulai pemerintah pusat sampai ke tingkat Kabupaten/Kota. Pola penanganan tersebut dapat dijabarkan melalui penyusunan kebijaksanan dari tingkat makro sampai tingkat mikro dan disusun berdasarkan proses yang partisipatif baik secara horisontal di pusat maupun vertikal dengan pemerintah daerah, masyarakat, LSM dan investor sedangkan jangkauan pelaksanaannya bersifat strategis sampai dengan operasional.Kebijakan pembangunan dan pengembangan pulau-pulau kecil terluar sebagai berikut :a. Menetapkan batas maritim antar negara dalam rangka mempertahankan kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Permasalahan perbatasan dengan negara tetangga sampai saat ini belum terselesaikan secara hukum internasional , yang dilakukan hanya sebatas pembahasan perundingan bilateral. Sedangkan isu penguasaan beberapa bagian perbatasan wilayah NKRI diakibatkan karena belum jelas dan tegasnya garis batas antar negara , hal ini juga diakibatkan karena hilangnya titik dasar /TD ( basepoint) di suatu pulau yang disebabkan hilangnya pulau karena aberasi atau penambangan pasir laut. b. Memberikan perhatian prioritas pada wilayah perbatasan sebagai halaman depan dan pintu gerbang internasional. Wilayah perbatasan selama ini dipandang sebagai wilayah belakang yang akhirnya menjadi wilayah yang terbelakang dan terpencil, sehingga menjadi wilayah yang terlupakan atau daerah tertinggal yang tidak tersentuh dengan kegiatan pembangunan. Dengan diperhatikannya wilayah perbatasan sebagai halaman depan negara dan pintu gerbang internasional maka perlu dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk mendukungnya. Hal ini dimaksudkan untuk menarik investor untuk mengembangkan usahanya di wilayah perbatasan.

c. Mengembangkan wilayah perbatasan secara pendekatan kesejahteraan dan keamanan.Pada masa lalu pembangunan wilayah perbatasan lebih diarahkan pada aspek keamanan sesuai dengan kondisi saat itu, namun kedepan pengembangan wilayah perbatasan akan dijadikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, sehingga pendekatan aspek kesejahteraan dapat diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan yang dapat menambah pendapatan negara. d. Mengembangkan wilayah perbatasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi sesuai skala prioritas.Ada beberapa daerah wilayah perbatasan yang mempunyai potensi ekonomi yang dapat dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan bagi kawasan disekitarnya , termasuk wilayah bagian dalamnya di wilayah perbatasan. Pusat pertumbuhan ekonomi dapat dikembangkan secara selektif dan bertahap dengan memperhatikan perencanaan yang sama dengan negara tetangga sesuai kebutuhan pasar regional. Pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu upaya peningkatan pendapatan negara dan daerah melalui kegiatan kerjasama perdagangan antar kedua negara.e. Melindungi wilayah perbatasan sebagai kawasan konservasi Sumberdaya alam.

Wilayah perbatasan laut di Indonesia sebagian besar kaya akan sumber daya alam dengan keanekaragaman hayatinya, potensi sumber daya laut dan perikanan sangat besar. Potensi alam ini perlu dikelola, dijaga kelestarian serta dibudidayakan bagi kesejahteraan masyarakat sekitarnya.f. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Pada umumnya kualitas Sumber Daya Manusia di wilayah perbatasan masih relatif rendah jika dibandingkan dengan wilayah lainnya, hal ini disebabkan terbatasnya sarana dan prasarana, pendidikan, kesehatan serta komunikasi dan perhubungan yang dinikmati oleh masyarakat perbatasasan. Oleh karena itu kedepan peningkatan kwalitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan melalui pembangunan di bidang pendidikan , kesehatan , perhubungan dan informasi sebagai penyeimbangan dan tidak kertinggalan dengan masyarakat negara tetangga.

g. Meningkatkan kerjasama pembangunan dengan negara tetangga. Peningkatan hubungan kerjasama dengan negara tetangga di bidang ekonomi, sosial dan ekonomi sangat penting untuk pengembangan wilayah perbatasan. Salah satu bentuk kerjasama keamanan yang perlu segera dilaksanakan adalah penetapan batas negara . Sedangkan di bidang ekonomi dapat dilaksanakan melalui kerjasama ekonomi sub regional seperti IMT GT ( Indonesian Malaysia Thailand Growth Triangle),AFTA ( Asian Free Trade Area), BIMP EAGA ( Brunei Indonesia Malaysia Philipina East Asian Growth Area), AIDA ( Australia Indonesian Development Area) dan kerjasama bilateral lainnya. 22. Strategi pembangunan pulau - pulau kecil terluar. Belajar dari kasus Sipadan dan Ligitan tidak terlepas dari kesalahan dalam pengelolaan wilayah perbatasan , hal ini menunjukan bahwa kepemilikan pulau tidak hanya didasarkan pada bukti hukum dan sejarah namun di harus disertai dengan berbagai kebijakan yang mendorong pembangunan pada wilayah perbatasan , melakukan implementasi program dan kegiatan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.Adapun Strategi dalam pengembangan pulau-pulau kecil terluar antara lain :a. Meningkatkan pengawasan dan pengamanan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan.Pulau pulau kecil di perbatasan sangat rentan terhadap pengaruh negara tetangga baik secara politik, pertahanan, keamanan maupun sosial, ekonomi dan budaya, sehingga perlu mendapat perhatian khusus terutama dari segi pengawasan dan pengamanan Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan membangun pilar-pilar yang lebih monumental di pulau-pulau perbatasan , misalnya mercu suar, pos pengamanan , meningkatkan patroli laut, menempatkan penduduk pada pulau-pulau kecil yang potensial yang tidak berpenghuni. dan lainnya. Hal ini perlu dilakukan untuk mengatasai setiap bentuk gangguan dan ancaman khususnya di wilayah perbatasan yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan keutuhan negara.

b. Mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat lokal. Beraneka ragam keresteristik yang dimiliki pulau-pulau kecil baik secara fisik ,sosial, ekonomi, maupun budaya dan tingginya faktor penghambat yang ada, maka masyarakat lokal perlu didorong kemandiriannya melalui pendidikan dan pelatihan yang aplikatif sehingga dapat meningkatkan pendapatanya. Masyarakat lokal juga perlu di bina dalam upaya pencapaian akses terhadap informasi , modal dan teknologi pengembangan kegiatan dan usaha di wilayah pulau-pulau kecil

c.Meningkatkan pembangunan pengelolaan sumber alam secara terpadu.Pengelolan pulau-pulau kecil tidak dapat dilakukan pada satu pulau saja tetapi harus memperhatikan keterkaitan antara pulau yang satu dengan yang lainnya, dengan gugus pulau dan daratan induknya (mainland) Pemerintah melalui departemen dalam negeri, pemerintah daerah, dep kelautan dan perikanan, kehutanan, sumberdaya mineral, lingkungan hidup dan bapedal melaksanakan peningkatan perlindungan terhadap pemanfaatan sumberdaya alam dan kawasan konservasi pulau-pulau kecil terluar di Indonesia yang kaya dengan keaneka ragaman hayati, berupa kawasan konservasi atau taman laut untuk dilindungi kelestariannya dan untuk dibudidayakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

23.Upaya pengamanan pulau-pulau kecil terluar, Departemen Pertahanan dalam hal ini TNI AL telah mengambil langkah-langkah dalam upaya pengaman pulau pulau kecil terluar sebagai berikut :

a. Patroli Keamanan dilaut.Hal ini dilakukan untuk meningkatkan intensitas kehadiran KRI diseluruh perairan Indonesia termasuk didalamnya pengamanan pulau-pulau kecil terluar.

b. Operasi bakti TNI AL.Operasi bakti ini dinamakan Operasi Bhaskara Jaya yang telah dilakukan sejak tahun 1980. Pada hakekatnya untuk menunjukkan kepedulian dan peran serta TNI khususnya TNI AL dalam pembangunan daerah terpencil, khususnya pulau-pulau kecil terluar yang tidak terjangkau oleh transportasi baik dari darat maupun udara.c. Pameran bendera ( Show of Flag ).Kegiatan ini dirahkan untuk mendekati masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil terluar untuk menggugah semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air.d. Operasi pasar berjalan ( Mobile Market ). TNI AL dengan program ini kapal TNI AL bergerak dari pulau ke pulau dengan membawa bantuan dan bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat setempat yanag dapat diperoleh dengan harga murah , sehingga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada produk negara tetangga.

e. Survei Hidro-Oseanografi. Hal ini dilakukan untuk menetapkan dan memeperbaiki keberadaan titik dasar serta mengumpulkan informasi hidrografi, oseanografi dan geografi maritim yang dapat digunakan menunjang kegiatan pembangunan di daerah , misalnya untuk pembangunan pelabuhan perintis , inventarisasi sumber daya alam dan kegiatan yang lain yang berkaitan dengan pembangunan sektor kelautan.BAB VII

P E N U T U P

24.Kesimpulan.

Dari hasil uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Pulau-pulau kecil terluar mempunyai potensi sumber daya alam yang melimpah namun selama ini pengelolaannya belum optimal jika pengelolaan pembangunan pulau-pulau kecil terluar dikelola dengan baik, terencana dan sistematik oleh pemerintah maka dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di pulau-pulau kecil tersebut, disamping akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut yang akhirnya keamanan dan kestabilitasan nasional akan terwujud dan keutuhan wilayah NKRI akan tetap terjaga.

b. Dalam meningkatkan pembangunan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar, kebutuhan yang perlu diprioritaskan antara lain sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi. Pemenuhan kebutuhan tersebut akan meningkatkan perekonomian melalui perdagangan antar pulau, kegiatan perekonomian antar pulau merupakan sarana untuk masyarakat saling berinteraksi, sehingga akan menghilangkan keterisolasian daerah. Sektor transportasi dan komunikasi menjadi faktor yang penting untuk mempersatukan pulau-pulau di kawasan nasantara dala rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam menjaga keutuhan wilayah NKRI.c. Kemampuan dan kualitas sumber daya manusia sangat berperan pada peningkatan pembangunan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar, untuk itu perlu diadakan program pendidikan dan latihan pemanfaatan teknologi tepat guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui program-program pendidikan dan latihan bela negara dapat meningkatkan cinta tanah air, sehingga apabila dilaksanakan selain akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia juga akan mendorong terciptanya stabilitas nasional dan pada akhirnya dapat menjaga persatuan dan kesatuan wilayah NKRI. d. Penyelenggaraan pengamanan dan pengawasan yang dilakukan oleh TNI antara lain patroli laut, darat dan udara serta pembangunan pos pengamanan dan pengawasan di pulau-pulau kecil terluar dilaksanakan untuk mencegah terjadinya pelangaran hukum seperti illegal fishing, illegal logging, perompakan, penyelundupan manusia dan pelintas batas ke dan dari negara tetangga. Hal itu untuk menciptakan situasi yang kondusif di wilayah laut tersebut. Terjaminnya situasi yang kondusif di wilayah perbatasan laut akan menciptakan stabilitas nasional dan persatuan serta kesatuan bangsa dalam usaha menjaga keutuhan NKRI e. Program konservasi perlu diselenggarakan untuk mencegah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proses alami seperti abrasi air laut dan polusi/pencemaran maupun kegiatan manusia seperti pengeboman ikan. Kegiatan konservasi yang dilaksanakan terus menerus dan secara terpadu oleh seluruh komponen masyarakat baik pemerintah, pengusaha maupun penduduk setempat akan memberi perlindungan pada kelestarian lingkungan.

f. Untuk menghindari adanya miss comunication dalam pembangunan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar, diperlukan peraturan yang jelas yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengembangkan pulau-pulau kecil terluar tersebut. Peraturan ini yang dijadikan pedoman tersebut harus merupakan kebijakan strategi nasional, sehingga dapat digunakan oleh kalangan pemerintah, masyarakat dan pengusaha/ swasta/investor.

25. Saran a. Pulau-pulau kecil di Indonesia yang sampai saat ini masih banyak yang belum diberi nama. Dari 17.499 buah pulau-pulau di Indonesia, sebanyak 9.634 buah belum diberi nama. Disarankan seluruh pulau-pulau di Indonesia diberi nama dan dilaporkan ke PBB. Pengakuan internasional akan memperkuat keberadaan NKRI sebagai Negara kepulauan yang dikelola secara professional. b. Untuk mengantisipasi perkembangan perekonomian global, disarankan agar dibangun pelabuhan bebas dari salah satu pulau-pulau yang berdekatan dengan jalur ALKI, terutama yang berada di wilayah Indonesia bagian timur. Keberadaan pelabuhan untuk perdagangan bebas berdampak positif pada kemajuan ekonomi wilayah dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, yang akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat wilayah sekitarnya.

c. Pada seluruh pulau-pulau kecil terluar yang ada yang berbatasan dengan negara tetangga disarankan untuk dibangun suar sebagai sarana bantu navigasi sebagai tanda terluar wilayah NKRI yang dapat dijadikan titik-titik dasar untuk menarik batas wilayah perairan dan landas kontinen NKRI.

d. Peningkatan frekwensi mobil market melalui kapal-kapal niaga dan kapal-kapal TNI AL akan menghilangkan isolasi pulau-pulau kecil terluar dan hal tersebut akan dapat mendongkrak perekonomian dan perdagangan melalui laut. Selain akan menghilangkan isolasi pulau-pulau kecil juga akan berfungsi sebagai indikator meningkatnya taraf hidup masyarakat di pulau-pulau kecil terluar. Kepercayaan masyarakat baik domestik maupun internasional akan meningkat, sehingga stabilitas nasional semakin mantap dan keutuhan NKRI makin terjamin.

------------------------

TERBATAS