Tar Belakang

9
TAR BELAKANG Stomatitis atau lebih dikenali oleh masyarakat awam dengan “sariawan” merupakan salah satu penyakit yang ulang kambuh pada mukosa mulut yang paling sering terjadi. Stomatitis merupakan salah satu kasus yang sering dijumpai oleh dokter gigi diseluruh dunia sehingga dihasilkan beberapa penelitian-penelitian yang berhubungan dengan stomatitis. Prevalensi stomatitis bervariasi tergantung pada daerah populasi yang diteliti. Dari penelitian-penelitian epidemiologi menunjukkan pada umumnya, prevalensi stomatitis berkisar 15-25% dari populasi. Di Amerika, prevalensi tertinggi ditemukan pada mahasiswa keperawatan 60%, mahasiswa kedokteran gigi 56% dan mahasiswa profesi 55%. Resiko terkena stomatitis cenderung meningkat pada kelompok sosioekonomi menengah ke atas, ini berhubungan dengan meningkatnya beban kerja yang dialami kalangan profesi atau jabatan-jabatan yang memerlukan tanggung jawab yang cukup besar, pada wanita dan individu yang stres, seperti mahasiswa yang sedang menghadapi ujian. 2. ANATOMI DAN FISIOLOGI Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak dikepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis. 3. DEFINISI a) Stomatitis adalah peradangan pada lapisan mukosa dari setiap struktur di dalam mulut, yang mungkin melibatkan pipi, gusi, lidah, bibir, tenggorokan, dan atap atau lantai mulut. b) Stomatitis adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak cekung, bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok. c) Sariawan atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan. 4. ETIOLOGI Sampai saat ini penyebab utama dari Sariawan belum diketahui. Namun para ahli telah menduga banyak hal yang menjadi penyebab timbulnya sariawan ini, diantaranya adalah :

description

latar belakang

Transcript of Tar Belakang

TAR BELAKANGStomatitis atau lebih dikenali oleh masyarakat awam dengan sariawan merupakan salah satu penyakit yang ulang kambuh pada mukosa mulut yang paling sering terjadi. Stomatitis merupakan salah satu kasus yang sering dijumpai oleh dokter gigi diseluruh dunia sehingga dihasilkan beberapa penelitian-penelitian yang berhubungan dengan stomatitis.Prevalensi stomatitis bervariasi tergantung pada daerah populasi yang diteliti. Dari penelitian-penelitian epidemiologi menunjukkan pada umumnya, prevalensi stomatitis berkisar 15-25% dari populasi. Di Amerika, prevalensi tertinggi ditemukan pada mahasiswa keperawatan 60%, mahasiswa kedokteran gigi 56% dan mahasiswa profesi 55%. Resiko terkena stomatitis cenderung meningkat pada kelompok sosioekonomi menengah ke atas, ini berhubungan dengan meningkatnya beban kerja yang dialami kalangan profesi atau jabatan-jabatan yang memerlukan tanggung jawab yang cukup besar, pada wanita dan individu yang stres, seperti mahasiswa yang sedang menghadapi ujian.2.ANATOMI DAN FISIOLOGIMerupakansuatu rongga terbuka tempatmasuknyamakanandanairpadahewan.Mulut biasanya terletakdikepaladanumumnya merupakan bagian awal darisistem pencernaanlengkap yang berakhir dianus.Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.Pengecapandirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.3.DEFINISIa)Stomatitis adalah peradangan pada lapisan mukosa dari setiap struktur di dalam mulut, yang mungkin melibatkan pipi, gusi, lidah, bibir, tenggorokan, dan atap atau lantai mulut.b)Stomatitis adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak cekung, bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok.c)Sariawan atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan.4.ETIOLOGISampai saat ini penyebab utama dari Sariawan belum diketahui. Namunpara ahli telah menduga banyak hal yang menjadi penyebab timbulnya sariawan ini, diantaranya adalah :a)Penyebab yang berasal dari keadaan dalam mulut seperti :- Kebersihan mulut yang kurang- Letak susunan gigi/ kawat gigi- Makanan /minuman yang panas dan pedas- Rokok- Pasta gigi yang tidak cocok- Lipstik- Infeksi jamur- Overhang tambalan atau karies, protesa (gigi tiruan)- Luka pada bibir akibat tergigit/benturan.b)Bagian dari penyakit sistemik antara lain :- Reaksi alergi : seriawan timbul setelah makan jenis makanan tertentu.Jenismakanan ini berbeda untuk tiap-tiap penderita.- Hormonal imbalance- Stres mental- Kekurangan vitamin B12 dan mineral- Gangguan pencernaan- Radiasi.Infeksi virus dan bakteri juga diduga sebagai pencetus timbulnya Sariawan ini. Ada pula yang mengatakan bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik abnormal pada rongga mulut. Dan imunologik sangat erat hubungannya dengan psikologis (stress). Faktor psikologis (stress) telah diselidiki berhubungan dengan timbulnya stomatitis (sariawan) di sebagian besar masyarakat.5.GEJALA KLINISa.Masa prodromal atau penyakit 1 24 jam :Hipersensitive dan perasaan seperti terbakar.b.Stadium Pre UlcerasiAdanya udema / pembengkangkan setempat dengan terbentuknya makula pavula serta terjadi peninggian 1- 3 haric.Stadium UlcerasiPada stadium ini timbul rasa sakit terjadi nekrosis ditengah-tengahnya, batas sisinya merah dan udema tonsilasi ini bertahan lama 1 16 hari. Masa penyembuhan ini untuk tiap-tiap individu berbeda yaitu 1 5 minggu.Gambran Klinis dari Stomatitis:a.Lesi bersifat ulcerasib.Bentuk oval / bulatc.Sifat tersebard.Batasnya jelase.Biasa singulas (sendiri-sendiri) dan multiple (kelompok)f.Tepi merahg.Lesi dangkalh.Lesi sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut6.FAKTOR RESIKOAda beberapa faktor-faktor risiko penyebab yang dapat mengakibatkan stomatitis diantaranya:a.Keadaan gigi pasien, karena higiene gigi yang buruk sering dapatmenjadi penyebab timbulnya sariawan yang berulang.b.Luka tergigit, bisa terjadi karena bekas dari tergigit itu biasmenimbulkan ulser sehingga dapat mengakibatkan stomatitisaphtosa.c.Mengkonsumsi air dingin atau air panas.d.Alergi, bisa terjadi karena kenaikan kadar IgE dan keterkaitan antara beberapa jenis makanan dan timbulnya ulser.e.Faktor herediter bisa terjadi, misalnya kesamaan yang tinggi pada anak kembar, dan pada anak-anak yang kedua orangtuanyamenderita stomatitis aphtosa.f.Kelainan pencernaan.g.Faktor psikologis (stress).h.Gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasii.Pada penderita yang sering merokok.j.Pada penggunaan obat kumur yang mengandung bahan-bahanpengering (misal,alkohol, lemon/ gliserin) harus dihindari.k.Kekurangan vitamin Cl.Kekurangan vitamin B dan zat besi.7.KLASIFIKASIa. Mycotic stomatitisMycotic stomatitis adalah stomatitis yang disebabkan oleh adanya infeksi mulut atau rongga mulut oleh jamur Candida. Mycotic stomatitis,disebabkan oleh pertumbuhan Candida albicans , yang merupakanpenyebab stomatitis yang luar biasa pada anjing dan kucing. Hal iniditandai dengan adanya bercak putih kekuningan pada lidah ataumembran mukosa. Mycotic stomatitis biasanya dihubungkan denganpenyakit mulut yang lain, penggunaan terapi antibiotik yang lama, ataupemberian immunosuppression. Pada mycotic stomatitis sering kali pada jaringan terjadi kemerahan dan timbul ulsor di bagian rongga mulut.b. GingivostomatitisGingivostomatitis merupakan infeksi virus pada gusi dan bagian mulut lainnya, yang menimbulkan nyeri. Gusi tampak berwarna merah terang dan terdapat banyak luka terbuka yang berwarna putih atau kuning di dalam mulut.c. Denture stomatitis atau Chronic stomatitisDenture stomatitis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan perubahan-perubahan patologik pada mukosa penyangga gigi tiruan di dalam rongga mulut. Perubahan-perubahan tersebut ditandai dengan adanya eritema di bawah gigi tiruan lengkap atau sebagian baik di rahang atas maupun di rahang bawah.Budtz-Jorgensenl mengemukakan bahwa denture stomatitis dapatdisebabkan oleh bermacam- macam faktor yaitu: trauma, infeksi,pemakaian gigi tiruan yang terus-menerus, oral hygiene jelek, alergi, dangangguan faktor sistemik. Oleh karena itu, gambaran klinis maupun gambaran histopatologis juga bervariasi, sehingga perawatannyapun perlu dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kemungkinan penyebabnya.d. Aphthous stomatitis.Apthous stomatitis (sariawan) adalah stomatitis yang paling umum sering terjadi. Sariawan ini adalah jenis ulkus yang sangat nyeri pada jaringan lunak mulut, bibir, lidah, pipi bagian dalam, pharing, dan langit-langit mulut halus. Tipe sariawan ini tidak menular.Stomatitis aphtosa ini mempunyai 2 jenis tipe penyakit, diantaranya:1.Sariawan akutSariawan akut bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit, dan sebagainya. Pada sariawan akut ini bila dibiarkan saja akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.2.Sariawan kronisSariawan kronis akan sulit sembuh jika dibiarkan tanpa diberi tindakan apa-apa. Sariawan jenis ini disebabkan oleh xerostomia (mulut kering). Pada keadaan mulut kering, kuantitas saliva atau air ludah berkurang. Akibatnya kualitasnya pun juga akan berkurang. Penyebab dari xerostomia ini bisa disebabkan gangguan psikologis (stress), perubahan hormonal, gangguan pencernaan, sensitif terhadap makanan tertantu dan terlalu banyak mengonsumsi antihistamin atau sedatif.Adapun secara klinis stomatitis aphtosa ini dapat dibagi menjadi 3 subtipe, diantaranya:1. Stomatitis aphtosa minor (MiRAS)Sebagian besar pasien menderita stomatitis aphtosa bentuk minor ini. Yang ditandai oleh luka (ulser) bulat atau oval, dangkal, dengan diameter kurang dari 5mm, dan dikelilingi oleh pinggiran yang eritematus. Ulserasi pada MiRAS cenderung mengenai daerah-daerah non-keratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut. Ulserasi bisa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri atas empat atau lima dan akan sembuh dalam jangka waktu 10-14 hari tanpa meninggal bekas.2. Stomatitis aphtosa major (MaRAS)Hanya sebagian kecil dari pasien yang terjangkit stomatitis aphtosa jenis ini. Namun jenis stomatitis aphtosa pada jenis ini lebih hebat daripada stomatitis jenis minor (MiRAS). Secara klasik, ulser ini berdiameter kira-kira 1-3 cm, dan berlangsung selama 4minggu atau lebih dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah berkeratin. Stomatitis aphtosa major ini meninggalkan bekas, bekas pernah adanya ulser seringkali dapat dilihat penderita MaRAS; jaringan parut terjadi karena keseriusan dan lamanya lesi.3. Ulserasi herpetiformis (HU)Istilah herpetiformis digunakan karena bentuk klinis dari HU (yang dapat terdiri atas 100 ulser kecil-kecil pada satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer, tetapi virus-virus herpes initidak mempunyai peran etiologi pada HU atau dalam setiap bentuk ulserasi aphtosa.8.PATOFISIOLOGIIdentifikasi pada pasien dengan resiko tinggi, memungkinkan dokter gigi untuk memulai evaluasi pra-perawatan dan melakukan tindakan profilaktis yang terukur untuk meminimalkan insidens dan morbiditas yang berkaitan dengan toksisitas rongga mulut. Faktor resiko paling utama pada perkembangan komplikasi oral selama dan terhadap perawatan adalah pra-kehadiran penyakit mulut dan gigi, perhatian yang kurang terhadap rongga mulut selama terapi dan faktor lainnya berpengaruh pada ketahanan dari rongga mulut. Faktor resiko lainnya adalah : tipe dari kanker (melibatkan lokasi dan histology), penggunaan antineoplastik, dosis dan administrasi penjadwalan perawatan, kemudian area radiasi, dosisnya, jadwal dilakukan radiasi (kekerapan dan durasi dari antisipasi myelosuppresi) serta umur pasien. Keadaan sebelum hadirnya penyakit seperti adanya kalkulus, gigi yang rusak, kesalahan restorasi, penyakit periodontal, gingivitis dan penggunaan alat prostodontik, berkontribusi terhadap berkembangnya infeksi lokal dan sistemik. Kolonisasi bakteri dan jamur dari kalkulus, plak, pulpa, poket periodontal, kerusakan operculum, gigi palsu, dan penggunaan alat-alat kedokteran gigi merupakan sebuah lahan yang subur buat organisme opportunistik dan pathogenistik yang mungkin berkembang pada infeksi lokal dan sistemik. Tambalan yang berlebih atau peralatan lain yang melekat pada gigi, membuat lapisan mulut lebih buruk, menebal dan mengalami atropi, kemudian menghasilkan ulserasi local (stomatitis).9.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKDilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur sedangkan diagnosis pasti dengan menggunakan biopsi.Pemeriksaan laboratorium :WBC menurun pada stomatitis sekunderPemeriksaan kultur virus ; cairan vesikel dari herpes simplek stomatitisPemeriksaan cultur bakteri ; eksudat untuk membentuk vincents stomatitis10.PENATALAKSANAANPenatalaksanaan Medisa)Hindari makanan yang semakin memperburuk kondisi seperti cabaib)Sembuhkan penyakit atau keadaan yang mendasarinya.c)Pelihara kebersihan mulut dan gigi serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutamad)makanan yang mengandung vitamin 12 dan zat besi.e)Hindari stresf)Pemberian Atibiotikg)Harus disertai dengan terapi penyakit penyebabnya, selain diberikan emolien topikal, seperti orabase, pada kasus yang ringan dengan 2 3 ulcersi minor. Pada kasus yang lebih berat dapat diberikan kortikosteroid, seperti triamsinolon atau fluosinolon topikal, sebanyak 3 atau 4 kali sehari setelah makan dan menjelang tidur. Pemberian tetraciclin dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri dan jumlah ulcerasi. Bila tidak ada responsif terhadap kortikosteroid atau tetrasiklin, dapat diberikan dakson dan bila gagal juga maka di berikan talidomid.TerapiPengobatan stomatitis karena herpes adalah konservatif. Pada beberapa kasus diperlukan antivirus. Untuk gejala lokal dengan kumur air hangat dicampur garam (jangan menggunakan antiseptik karena menyebabkan iritasi) dan penghilang rasa sakit topikal. Pengobatan stomatitis aphtosa terutama penghilang rasa sakit topikal. Pengobatan jangka panjang yang efektif adalah menghindari faktor pencetus.Digunakan satu dari dua terapi yang dianjurkan yaitu:

(1) Injeksi vitamin B12 IM (1000 mcg per minggu untuk bulan pertama dan kemudian 1000 mcg per bulan) untuk pasien dengan level serum vitamin B12 dibawah 100 pg/ml, pasien dengan neuropathy peripheral atau anemia makrocytik, dan pasien berasal dari golongan sosioekonomi bawah.(2) Tablet vitamin B12 sublingual (1000 mcg) per hari.Tidak ada perawatan lain yang diberikan untuk penderita RAS selama perawatan dan pada waktu follow-up. Periode follow-up mulai dari 3 bulan sampai 4 tahun.11.PROGNOSISPrognosis stomatitis didasarkan pada masalah yang menyebabkan adanya gangguan ini. Infeki pada stomatitis biasanya dapat disebabkan karena pengobatan atau bila masalahnya disebabkan oleh obat-obatan maka yang harus dilakukan adalah dengan mengganti obat. Stomatitis yang disebabkan oleh iritasi lokal dapat diatasi dengan oral hygene yang bagus, memeriksakan gigi secara teratur, diet yang bermutu, dan pengobatan.12.EPIDEMIOLOGIDialami 15-20% pada masyarakat.80% pada usia