PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN SAPI SKRIP SIrepository.uinjambi.ac.id/334/1/Skripsi Suriani...
Transcript of PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN SAPI SKRIP SIrepository.uinjambi.ac.id/334/1/Skripsi Suriani...
-
,.. '
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN SAPI DAN PUPUK KOTORAN A YAM TERHADAP
PERTUMBUHANDANPERKEMBANGAN TANAMAN TOMAT
(Solanum Iycopersicum)
SKRIP SI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
(S 1) Dalam Prodi Program Studi Tadris Biologi
Oleh:
SURIANI NIM. TB.140528
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAHDANKEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
-
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan sumbemya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan
etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan hasil karya
saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia
menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Jambi, Oktober 2018
!UL 1' 70AFF34H .
{@8 UU,R_IJ~l~H
Suriani
NIM. TB.140528
ii
-
KEMENTERIAN AGAMA
UNNERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUL THAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PENGESAHAN SKRIPSlffUGAS AKHIR
In.08-FM-PP-05-01 25-10-2013 R-0
: B- 1 IBID. r I pP, oo~ /II I :z.018 : Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Sapi dan Pupuk
Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Tomat (Solanum (vcopersicum)
Nomor Skripsi/Tugas Akhir dengan judul
Yang dipersiapkan dan disusun oleh Nama : Suriani Nim : TB. 140528 Telah di munaqasyahkan pada : Jumat, 09 November 2018 Dan telah dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dr. Zaw i A 8al Jamil M. Pd.I NIP. 720507 199406 1 001
Penguji I
fry Susanti, S.Si, M.Si NIP. 197603032005012005
adruiah M.Pd NIP. 97606142003122001
Pembimbing I
Prof. Dt~ M. Pd NIP. I 97007111994012001
PA~~n u;;i.Si
NIP. 197812202009122002
iii
-
NOTADINAS
Hal : Nota Dinas Lampiran
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sul than Thaha Saifuddin J ambi di
Tempat
Assalamu 'alaikum Wr. Wb. Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari;
Nama NIM Judul Skripsi
: Suriani : TB. 140528 : Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Sapi dan Pupuk Kotoran
Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan/Program Studi Tadris Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Iambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Pendidikan Biologi.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Iambi, Oktober 2018 Dosen Pembimbing I
Prof. D~ah, M. Pd NIP.197007111994012001
iv
-
NOTADINAS
Hal : N ota Dinas Lampiran
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi di
Tempat
Assalamu 'alaikum Wr. Wb. Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
_____ bahwa skripsi saudari · _
Nama NIM Judul Skripsi
: Suriani : TB. 140528 : Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Sapi dan Pupuk Kotoran
Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan/Program Studi Tadris Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Pendidikan Biologi.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi, Oktober 2018 D~imbingll
Suraida, M. Si NIP. 197812202009122002
v
-
PERSEMBAHAN
Assalarnualaikum wr.wb
Alharndulillah .. Alhamdulillahirobbil' alamin .. ,
Sebuah langkah usai sudah, satu cita telah tercapai, Kubersujud dihadapan Mu,
Engkau berikan kesempatan sampai pada saat awal perjuanganku.
Segala puji bagi Mu ya Allah.
Sujud syukur kupersembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Esa atas
takdirMu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berfikir, berilmu, beriman, dan bersabar dalam menjalani hidup. Semoga keberhasilan ini menjadi
satu langkah awal untuk meraih cita-cita besarku.
Kupersembahkan karya kecilku ini
Untuk orang-orang yang berarti dalam hidupku
Terutama untuk yang tercinta ayahanda Ali Ridho (Alm) dan ibunda Yunisar. Yang telah sabar mengasuh dan mendidik ananda sejak lahir hingga dewasa
dengan penuh cinta dan kasih sayang untuk menunaikan cita-citanya yang suci dan mulia, agar ananda menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua dan
berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa.
Terima kasihku juga ku ucapkan
Kepada Abangku Sarkawi, Syarpin, Zulhefni dan kakak saya Lokot Nasution beserta keluarga besarku
'l'anpa dukungan dan doa mereka yang selalu mengiringi perjalanan saya
Tidak mungkin saya menjadi seperti ini.
Untuk sahabat-sahabat ku yang selalu ada saat saya sedih maupun gembira,
Untuk teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2014
Akhir kata
Terimalah bingkisan indah ini sebagai persembahanku
Semoga Allah meridhoi
Wassalamualaikum wr.wb
vi
-
MOTTO
Artinya: "Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma,
anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan" (QS An Nahl:11) (Anonim,2006,
Al Qur' an dan tcrj emahannya ).
vii
-
ABSTRAK
Nama Jurusan Judul
: Suriani : Tadris Biologi
: Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Sapi dan Pupuk Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Tomat (Solanum Jycopersicum)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dua jenis pupuk yaitu pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat (Solanum lycopersicum), penelitian ini berjumlah 15 batang tanaman tomat dan 5 perlakuan. Penelitian ini dilaksanakan di J alan Pattimura Kenali Besar Perumahan Rukun Sentosa II RT 41 Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Tomat memiliki berbagai macam manfaat antara lain mencegah penyakit sariawan, menghilangkan jerawat dan mencegah penyakit kanker. Penelitian ini dilakuan dari bulan Juli sampai bulan Agustus 2018 , menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL), 5 perlakuan dan 3_ulang__an_yaitu Pl{air biasa), P2 (200 gr), P3 (300 gr), P4 (400 gr), dan P5 (500 gr). Data dianalisis secara statistik melalui analisis ANOV A dan dilanjutkan uji BNT taraf 5%. Dari data tersebut ada pengaruh pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam dengan perlakuan yang berbeda-beda. Perkembangan tanaman tomat (Solanum lycopersicum) selama penelitian cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata jumlah buah tomat. Jumlah buah tomat tertinggi terj adi pada tanaman tomat yang diberi perlakuan pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam P5 (500 gr) sedangkan rata-rata buah tomat terendah terjadi pada perlakuan kontrol (air biasa).
Kata Kunci : Pupuk kotoran sapi dan ayam, tanaman tomat, pertumbuhan dan perkembangan
viii
-
ABSTRACT
Name : Suriani Department : Tadris Biology Title : Effect of giving cow manure and chicken manure on the growth and development of Tomato (Solanum Iycopersicum)
This study aims to determine the effect of giving two types of fertilizer, namely cow manure and chicken manure on the growth and development of tomato plants (Solanum lycopersicum), this study amounted to 15 tomato stems and 5 treatments. This research was carried out at Jalan Pattimura. Get to know the size of Rukun Sentosa II RT 41 Housing, Alam Barajo Subdistrict, Jambi City. Tomatoes have a variety of benefits including preventing thrush, removing acne and preventing cancer. This study was carried out from July to August 2018, using a completely randomized design method (CRD), 5 treatments and 3 replications namely Pl (ordinary water), P2 (200 gr), P3 (300 gr), P4 (400 gr) , and P5 (500 gr). Data were analyzed statistically through ANOV A analysis and continued with BNT test at 5% level. From these data there is the effect of giving cow manure and chicken manure with different treatments. The development of tomato plants (Solanum lycopersicum) during the study was quite good. This can be seen from the average number of tomatoes. The highest number of tomatoes occurred in tomato plants which were treated with cow manure and P5 chicken manure (500 gr) while the lowest tomato fruit occurred in the control treatment ( ordinary water).
Keywords: Fertilizer for cow and chicken manure, tomato plants, growth and development
ix
-
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur keapada Allah SWT, Tuhan Yang Maha 'Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkanNya, atas iradahNya hingga
skripsi ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam atas N abi Muhammad SAW
pembawa risalah pencerah bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak
yang telah memberikan motivasi baik moril, untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak
yang telah membantu, memberi bimbingan, saran motivasi dan dukungan moril
kepada penulis baik selama masa perkuliahan maupun menyelesaikan penyusunan
skripsi ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sul than Thaha Saifuddin J ambi.
2. Thu Dr.Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri SulthanThaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Reny Safi.ta, S.Pt, M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Bapak Fery Kurniawan, M. Si selaku Sekretaris Jurusan Program Studi
Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
5. Thu Prof. Dr. Maisah, M. Pd.I selaku dosen pembimbing I dan Thu Suraida,
M. Si selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulisan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
x
-
6. Bapak dan ibu dosen FITK khusnya dosen Jurusan Tadris Biologi atas
ilmu dan pendidikan yang telah bapak ibu berikan.
7. Keluarga besar tadri biologi 2014 yang telah memberi warna selama
perkuliahan.
Akhirnya, semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jambi, Oktober 2018
~
TB.140528
-
..
DAFTARISI
I-IALAMAN JUDUL i PERNY AT AAN ORISINALIT AS .ii PENGESAHAN iii NOTA DINAS .iv NOTA DINAS v PERSEMBAIIAN vi MOTTO vii AB'STR:A.K viii ABTRACT ix KATA PENGANTAR x DAFT AR ISI. xi DAFTAR TABEL xii D:AF·'F AR GAMBAR. xiii
BABIPENDAHULUAN A. La tar Belakang Mas al ah 1 B. Pembatasan Masalah .4 C. Rumusanlvlasalah 4 D. Tujuan Penelitian 5 E. Manfaat Penelitian 5
BAB Il KAJIAN PUSTAKA A. Deskriptik Teoretik 6
1. Pupuk organik 6 2. Pupuk anorganik 6
a. Pupuk Kotoran Sapi 7 b. Pupuk Kotoran Ayam 8
3. Tanaman Tomat 10 4. Taksonomi Tomat 11 5. Morfologi Tomat 11 6. Pertumbuhan Tomat 16 7. Pemanfaatan Tanaman Tomat.. 16 8. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat. 17
B. Penelitian Yang Relevan 26 C. Hipotesis Penelitian .30
BAB ID METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 31 B. Desain Penelitian 31 C. Parameter Agronomi Yang Diukur 32 D. Alat dan Bahan 32 E. Prosedur Kerja 32
xi
-
F.Teknik Analisis Data 34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A Basil Penelitian 39 B. Pembahasan 52
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 62 B. Saran 62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAIVIPIRAN
xii
-
I,
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Kandungan unsur hara pada berbagai jenis pupuk kandang 10 Tabel 2.2: Kandungan gizi pada tomat 25 Tabel 2.3: Perbedaan dan persamaan studi relevan yang peneliti ambil 27 Tabel 3.2: Contoh anova menurut RAL 36 Tabel 4 .1: Tinggi tanaman tomat 40 Tabel 4.2: Basil analisis tinggi tanaman tomat. 42 Tabel 4.3: Reratajumlah daun tanaman tomat 43 Tabet 4A: Hasil analisis jumlah daun tanaman tomat 45 Tabel 4.5: Jumlah bunga pada tanaman tomat. 46 Tabel 4.6: Basil analisis jumlah bunga pada tanaman tomat 48 Tabel 4.7: Berat basah buah tanaman tomat.. 49 Tabel 4.8: Basil analisis berat basa buah tanaman tomat. 51
xiii
-
DAFT AR GAMBAR
Gambar 2.1: Akar pada tanaman tomat 12 Gambar 2.2: Batang pad tanaman tomat.. .. ,, ,. ,.,, .. ,. ,. 13 Gambar 2. 3: Daun pada tanaman to mat.. 1 4 Gambar 2.4: Bunga pad.a tanaman tomat 15 Gambar 2.5: Buah pada tanaman tomat. 16 Gambar 3. 1 : Desain penelitian 3 J Gambar 4 .1: Grafik rata-rata tinggi tanaman pada tomat 41 Gambar 4 .2: Grafik rata-rata jumlah daun pada tanaman tomat.. 44 Gambar 4.3: Grafik rata-ratajumlah bunga terbentuk pad.a tanaman tomat.. 47 Gambar 4.4: Grafik rata-rata jumlah buah pada tanaman tomat 50 Gambar 4 .5: Daun tanaman tomat 54 Gambar 4.6: Bunga tanaman tomat 56 Gambar 4.7: Buah tomat 57 Gambar 4.8: Penyakit pada tanaman tomat 58 Gambar 4.9: Hama pada tanaman tomat 60
xiv
-
DAFTARLAMPIRAN
Larnpiran I: Analisis pengaruh pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat (Solanum lycopersicum) 60
Larnpiran 2: Uji Statistik. 62 Lampiran 3: Dokumentasi 74
xv
-
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pupuk merupakan suatu bahan yang diberikan kedalam tanah baik yang
organik maupun anorganik dengan maksud untuk menggantikan kehilangan
unsur hara dari dalam tanah yang bertujuan untuk meningkatkan produksi
tanaman dalam keadaan lingkungan yang baik. Pemupukan sudah dikenal
oleh masyarakat sejak abad ke-19, hasil demi hasil dari tiap percobaan telah
dikemukakan sehingga terdapat pengetahuan bahwa tanaman itu sangat
membutuhkan bahan makanan unsur hara. Berdasarkan bentuk fisiknya,
pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk
padat biasanya diaplikasikan ke dalam tanah dalam bentuk padat, sedangkan
pupuk cair yaitu diberikan secara disemprotkan ke tubuh tanaman.
Berdasarkan proses terjadinya, pupuk dapat diklasifikasikan menjadi dua
golongan yaitu:
1. Pupuk organik
Pupuk organik merupakan hasil-hasil akhir dari perubahan atau
penguraian bagian-bagian dari tanaman dan binatang, misalnya pupuk
kandang, pupuk hijau, kompos, tepung dan sebagainya. Pupuk organik
didefenisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari
tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk
padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk
memperbaiki sifat fisik di dalam tanah.
Pupuk organik mempunyai beragam jenis, jenis-jenis pupuk organik
dibedakan dari bahan baku, dari bahan baku ada yang terbuat dari kotoran
hewan, hijauan atau campuran keduanya, dari metode pembuatan ada
banyak ragam seperti kompos, bokasi, dan Iain sebagainya. Pupuk
organik yaitu mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro
Iengkap, tetapi jumlahnya sedikit, dapat memperbaiki struktur tanah,
1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
2
sehingga tanah menjadi gembur, memiliki daya snnpan air
(Maryanto,2015,hal,91 ).
2. Pupuk anorganik
Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat dari pabrik, bahannya
berasal dari bahan anorganik dan dibentuk dengan proses kimia fisika
atau biologis. Pembuatan pupuk anorganik berbeda-beda tergantung
kandungan yang diinginkan. Misalnya unsur hara fosfor terbuat dari batu
fosfor, unsur hara nitrogen terbuat dari urea. Pupuk anorganik sebagian
besar bersifat hidrokopis. Hidrokopis adalah kemampuan menyerap untuk
air diudara sehingga semakin tinggi hidrokopis maka semakin cepat
pupuk anorganik mencair.
Pupuk anorganik merupakan pupuk yang mengandung unsur hara
tertentu, misalnya nitrogen (N), NPK atau mengandung semua unsur
sehingga penggunaannya dapat di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman,
pupuk anorganik biasanya mudah larut sehingga bisa lebih cepat
dimanfaatkan tanaman, pemakaiannya dan penggunaannya lebih praktis.
Kotoran sapi merupakan pupuk kandang limbah dari peternakan sapi
yang mempunyai kandungan serat tinggi, karena terdapat serat atau
selulosa dalam kadar tinggi pada kotoran ternak ini baik dalam bentuk
padat dan air kencing sapi, ia merupakan senyawa rantai karbon yang
dapat menfalami proses pelapukan lebih kompleks. Proses pelapukan
secara alamiah oleh berbagai jenis mikroba tersebut membutuhkan unsur
Nitrogen (N) yang terkandung pada kotoran sapi tersebut dalam jumlah
besar. Karena alasan ini pupuk kandang dalam dalam kondisi segar atau
masih baru tidak disarankan untuk memupuk tanaman apapun
(Cahyono, 1998,hal,59).
Karena menggunakan pupuk kandang sapi dari ternak apa saja tanpa
prosess fermentasi terlebih dahulu, akan menimbulkan dampak buruk
bagi tanaman. Aplikasi kotoran sapi yang paling baik dan rekombinasi
adalah membutuhkan proses pengompasan atau fermentasi terlebih
dahulu. Selain memiliki kadar serat tinggi kotoran sapi juga mempunyai
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
3
kadar air yang cukup tinggi. Karena ketinggian kadar air, rata-rata petani
di indonesia kadang menjuluki dengan sebutan pupuk kandang dingin
(Pracaya,201O,hal,10).
Pupuk kandang atau kotoran ayam adalah sangat kaya kandungan
nitrogen organik untuk menyuburkan tanah, selain itu kotoran ayam
mempunyai peranan yang cukup penting untuk memperbaiki sifat
biologis, fisik dan kimia pada tanah pertanian secara alami. Kotoran ayam
yang telah di proses akan mengalami penguraian secara alamiah baik
secara unsur hara makro maupun secara mikro oleh organisme menjadi
bahan organik tanah sumber makanan tanaman untuk tumbuh kembang
(Ayub,201 O,hal,67).
Menurut berbagai hasil penelitian tentang kandungan unsur hara pada
kotoran ayam, telah diketahui bahwa pupuk kandang atau organik
tergolong rendah, namun kotoran ayam memiliki peran penting bagi
pertumbuhan tanaman. Adapun manfaat yang diperoleh dari penggunaan
kotoran ayam sebagai pupuk dapat menyediakan beberapa unsur hara
makro dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, Ca, Mg, dan Si. Selain berbagai
unsur hara makro dan mikro seperti kotoran ayam memiliki kemampuan
untuk meningkatkan kapasitas tanah. Dan kelebihan lain dari
menggunakan pupuk kotoran ayam dapat membentuk senyawa kompleks
yang bereaksi dengan ion logam. Karena kemampuan membentuk
senyawa kompleks kotoran ternak ayam. Mampu menyingkirkan dan
mcngurangi ion-ion logam yang berpotensi menghambat penyediaan
unsur hara seperti Al, Fe, dan Mn atau ion logam yang meracuni tanah.
Aplikasi pupuk kotoran ayam sangat rekomendasi untuk menyuburkan
tanaman yang berdaun lemah seperti, sayur-sayuran, cabai, terong dan
tomat dan tanaman-tanaman budidaya yang berdaun lemah daunnya
(Anwar,2016,hal,36).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk
kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
4
(Solanum lycopersicum) apakah pemberian pupuk kotoran ayam dan
kotoran sapi ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tomat. Seberapa
efektifnya pengaruh pupuk kotoran ayam dan kotoran sapi ini terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat. Untuk melihat Jebih
lanjut dan langsung mengamati Pengaruh Pemberian Pnpuk Kotoran
Sapi dan Pupuk Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman Tomat harus perlu di lakukan suatu
percobaan
B. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini permasalahan hanya di batasi oleh:
1. Penelitian ini hanya membahas tentang pengaruh pemberian pupuk
kotoran sapi dan kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tomat (Solanum Iycopersicum).
2. Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk kotoran sapi
dan pupuk kotoran ayam.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tomat (Solanum Iycopersicum) yang diberikan pupuk kotoran sapi dan
pupuk kotoran ayam?
2. Berapa banyak dosis pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam
yang efektif di berikan pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tomat (Solanum lycopersicum)?
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
5
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
penelitian yang ingin dicapai penulis adalah:
1. Untuk megetahui pengaruh pertumbuhan dan perkembangan
pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat (Solanum
Iycopersicum).
2. Untuk mengetahui dosis pupuk yang efektif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tomat (Solanum Iycopersicum).
E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
pengaruh pemberian pupuk kotoran ayam dan pupuk kotoran sapi
terhadap perkembangan tanaman tomat (Solanum Iycopersicum).
2. Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para petani
tomat (Solanum Iycopersicum) agar dapat memanfaatkan pupuk
kotoran ayam dan pupuk kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tomat (Solanum Iycopersicum).
3. Sebagai informasi dan acuan bagi guru dalam mengembangkan ilmu
dalam dunia pendidikan seperti dalam pembelajaran biologi.
4. Diharapkan dapat menjadi acuan atau literatur dalam tadris biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jam bi.
5. Sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Strata satu (S 1) di
Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
BABII
KAJIAN PUST AKA
A. Deskripsi Teoritik
1. Pupuk organik
Pupuk organik merupakan hasil-hasil akhir dari perubahan atau
penguraian bagian-bagian dari tanaman dan binatang, misalnya pupuk
kandang, pupuk hijau, kompos, tepung dan sebagainya. Pupuk organik
didefenisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari
tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk
padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki
sifat fisik di dalam tanah (Maryanto,2015,hal.91).
Pupuk organik mempunyai beragam jenis, jenis-jenis pupuk organik
dibedakan dari bahan baku, dari bahan baku ada yang terbuat dari kotoran
hewan, hijauan atau campuran keduanya, dari metode pembuatan ada banyak
ragam seperti kompos, bokasi, dan lain sebagainya. Pupuk organik yaitu
mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro lengkap, tetapi
jumlahnya sedikit, dapat memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah menjadi
gembur, memiliki daya simpan air (Maryanto,2015,hal.91).
2. Pupuk anorganik
Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat dari pabrik, bahannya
berasal dari bahan anorganik dan dibentuk dengan proses kimia fisika atau
biologis. Pembuatan pupuk anorganik berbeda-beda tergantung kandungan
yang diinginkan. Misalnya unsur hara fosfor terbuat dari batu fosfor, unsur
hara nitrogen terbuat dari urea. Pupuk an organ ik sebagian besar bersifat
hidrokopis. Hidrokopis adalah kemampuan menyerap untuk air diudara
sehingga semakin tinggi hidrokopis maka semakin cepat pupuk anorganik
mencair.
Pupuk anorganik merupakan pupuk yang mengandung unsur hara
tertentu, misalnya nitrogen (N), NPK atau mengandung semua unsur
sehingga penggunaannya dapat di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman,
6 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
7
pupuk anorganik biasanya rnudah larut sehingga bisa lebih cepat
dimanfaatkan tanaman, pemakaiannya dan penggunaannya lebih praktis
(Maryanto,2015,hal.91 ).
Macam-macam pupuk yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Pupuk Kotoran Sapi
Pemanfaatan bahan organik (kotoran sapi) merupakan salah satu
alternatif yang sangat tepat untuk mengatasi naiknya harga pupuk,
mudah diperoleh, mudah dibuat oleh petani dengan memanfaatkan
kotoran sapi menjadi pupuk, dan kadar N cukup. Secara ekologis tidak
terjadi pencemaran lingkungan karena mengembalikan unsur hara yang
terangkut dalam tubuh tanaman dan dikembalikan ke dalam tanah.
Secara ekonomis, penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk tidak
mengeluarkan biaya produksi yang tinggi karena menggunakan kotoran
hewan sebagai bahan pembuatan pupuk. Selain itu pemanfaatan pupuk
kotoran sapi secara langsung berkaitan dengan kadar air yang tinggi.
Petani umumnya menyebutnya sebagai pupuk dingin. Bila pupuk
kotoran sapi dengan kadar air yang tinggi maka diaplikasikan secara
langsung akan memerlukan tenaga lebih banyak serta proses pelepasan
amoniak masih berlangsung (Widowati,2005,hal.63).
Pupuk kandang sapi merupakan pupuk padat yang banyak
mengandung air dan lendir. Pupuk kandang selain dapat menambah
ketersediaan unsur-unsur hara bagi tanaman, j uga men gem bangkan
kehidupan mikroorganisme di dalam tanah. Mikroorganisme berperan
mengubah seresah dan sisa-sisa tanaman menjadi humus, senyawa-
senyawa tertentu disintesa menjadi bahan-bahan yang berguna bagi
tanaman (Cahyono, 1998,hal.59).
Penambahan pupuk kandang sapi pada tanah dapat memperbaiki
sifat fisik tanah seperti kemampuan mengikat air, porositas dan berat
volume tanah, interaksi antara pupuk kandang sapi dan rnikroorganisme
tanah dapat memperbaiki area dan struktur tanha. Hal ini dapat terjadi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
8
karena hasil dekomposisi oleh rnikroorganisme tanah seperti
polisakarida dapat berfungsi sebagai lem atau perekat antara partikel
tanah. Keadaan ini berpengaruh langsung terhadap porositas tanah.
Tanah berpasir, pupuk kandang sapi dapat berperan sebagai pemantapan
yang lebih besar daripada tanah liat (Hartanik,2002,hal.42).
Pupuk kandang sapi sebagai sumber bahan organik memiliki
kelebihan jika dibandingkan dengan pupuk anorganik seperti, pupuk
kandang sapi dapat meningkatkan kadar bahan organik, meningkatkan
nilai tukar kation, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan
kemampuan tanah dalam memegang air, dan menyediakan lebih banyak
macam unsur hara seperti nitrogen, fosfor, kalium dan unsur hara
lainnya. Selain kelebihan tersebut pupuk kandang sapi juga memiliki
kekurangan yaitu, kandungan unsur haranya yang rendah, tersedia bagi
tanaman secara perlahan-lahan sehingga membutuhkan waktu yang lebih
lama, dan membutuhkan biaya transportasi yang cukup besar
(Sarief, 1986,hal.43).
b. Pupuk Kotoran Ayam
Kotoran ayam merupakan kotoran hewan yang dikeluarkan oleh
ayam sebagai proses makanan yang sudah tercampur disertai urin
dan sisa-sisa makanan lainya. Kotoran ayam yang telah dikeluarkan
dari urin ada yang berupa padat dan ada yang cair. Mengubah kotoran
ayam menjadi pupuk kandang ayam sangatlah mudah tanpa harus
menimbunnya, kotoran 1111 otomatis menjadi pupuk kandang.
Kandungan hara dalam pupuk kandang cair relatif banyak. Namun,
pupuk kandang cair jarang digunakan sebab air kencing hewan sulit
ditampung (Widowati,2005,hal.63).
Kotoran ayam merupakan sumber hara yang paling penting
karena rnernpunyai kandungan nitrogen dan fosfor yang lebih tinggi
dibandingkan pupuk kandang lain. pupuk kandang ayam memberikan
hasil yang Iebih baik dibandingkan pupuk kandang Iainnya seperti
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
9
jerus pupuk kandang kotoran sapi dan pupuk kandang kambing
(Marlina Neni,201 O,hal,2).
Pupuk kandang ayam berasal dari kotoran ayam memberikan
hasil yang lebih tinggi, hal ini berkaitan dengan kemampuan bahan
organik pupuk kotoran ayam dalam memperbaiki sifat biologi tanah
sehingga tercipta lingkungan yang lebih baik bagi perakaran tanaman.
Selain itu bahan organik pupuk kotoran ayam dapat mensuplai unsur
hara terutama unsur hara N, P dan K lebih banyak daripada pupuk
yang berasal dari ternak besar seperti sapi dan kambing. Semua unsur
makro tersebut memegang peranan penting dalam metabolisme
tanaman. Kenyataan ini menunjukkan bahwa tanaman mempunyai
respon yang tinggi terhadap nutrisi (Pangaribuan,20 I O,hal. 7).
Pupuk kandang kotoran ayam bermanfaat untuk merangsang dan
mempercepat tumbuhnya tanaman, untuk mempercepat dan merangsang
tumbuhnya cabang yang baru muncul, membantu menyuburkan
pertumbuhan tanaman terutama pada keseluruhan daun sehingga dapat
membuat tanaman menjadi lebih sehat dan segar. Selain berbentuk
padat, pupuk kandang kotoran ayam juga bisa berupa cair yang berasal
dari air kencing (urine) hewan. Pupuk kandang kotoran ayam
mengandung unsur hara makro dan mikro. Dibanding dengan bahan
organik yang lain pupuk kandang ayam memiliki kandungan N yang
cukup tinggi yakni 2,6%, 2,9% (P), dan 3,4% (K) dengan perbandingan
C/N ratio 8,3 (Zakaria dan Vimala, 2002). Kandungan nitrogen dalam
urine hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan
nitrogen dalam kotoran padat (Ritawati,2011,hal.6).
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UlN STS Jambi
-
10
Tabel 2.1 Kandungan Unsur Hara Pada Berbagai Jenis Pupuk Kandang
Jenis Kandungan Unsur Hara
pupuk
kandang N p K Ca Mg Mn Zn B
% Mg/Kg
Sapi 2,33 0,61 1,58 1,040 0,38 1792,0 70,5 3,69
Ayam 3,21 3,21 1,57 9,625 1,44 2506,0 315,0 11,43 -
Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara
makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga
akan mengefektifkan bahan-bahan anorganik di dalam tanah, termasuk
pupuk anorganik. Pemanfaatan pupuk kotoran ayam ini bagi petani
organik menemui kendala karena pupuk ayam mengandung beberapa
hormon yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman tomat
(Widowati,2005,hal63).
3. Tanaman tomat (Solanum lycopersicum)
Tomat merupakan tanaman asli yang berasal dari Benua Amerika,
tersebar dari Amerika Tengah hingga Amerika Selatan. Tanaman tomat
pertama kali di budidayakan oleh suku Inca dan suku Astec pada tahun 700
SM. Sementara itu bangsa Eropa mulai mengenal tomat sejak Christopherus
Colombus pulang berlayar dari Amerika dan tiba di Pantai San Salvador pada
tanggal 12 Oktober 1492. Ketika itu, Colombus diperintahkan oleh Ratu
Isabella dari Kerajaan Castilia, Spanyol untuk mencari emas dan rempah-
rempah, tetapi ia pulangjustru membawa biji-bijian, seperti jagung, cabe, dan
tomat. Meskipun ratu Isabella kecewa dengan hasil yang dibawa Colombus,
tetapi akhirnya biji-bijian tersebut ditanam juga oleh para petani di Spanyol
dan menyebar sampai kebeberapa Negara lainnya (Wiryanta,2014,hal.l).
Penyebaran tomat di indonesia dimulai dari Filiphina dan Negara-negara
Asia lainnya pada abad ke-18. Pada awalnya, tomat yang pertama kali
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
11
ditanam oleh suku Inca dan suku Astec ini masih berubah kecil dan
produktivitasnya juga masih rendah. Hal ini jelas berbeda dengan kondisi
sekarang. Buah tomat yang dihasilkan bisa menghasilkan bobot hingga 0,4 kg
per buah atau 5-8 kg buah pada setiap tanaman. Selain kualitas dan buahnya
yang tinggi, tanaman tomat hibrida juga mampu beradaptasi dengan berbagai
kondisi, mulai dari daerah dataran rendah, dataran menengah, hingga dataran
tinggi. Bahkan ada juga varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit
tertentu (Wiryanta,2004,hal.10).
4. Taksonomi dan morfologi tomat (Solanum Iycopersicum)
1. Taksonomi tomat iSolanum Iycopersicum)
Tanaman tomat termasuk dalam keluarga Solanaceae
Adapun Klasifikasi Botani tanaman tomat sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Subdivisi
Ke las
Ordo
Family
Genus
Spesies
: Angiospermae (Berbij i tertutup)
: Dicotyledone (Biji berkeping satu)
: Tubiflorae
: Solanaceae
: Solanum
: Solanum Iycopersicum
5. Morfologi tomat (Solanum Iycopersicum)
a. Akar
Tanaman tomat (Solanum Iycopersicum) memiliki akar tunggang yang
tumbuh menem bus kedalaman tanah dan akar serabut yang tumbuh
kearah samping tetapi dangkal. Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman
tomat (Solanum Iycopersicum) akan dapat tumbuh dengan baik jika di
tanah yang gembur dan porous. Akar berfungsi untuk menambatkan
tubuh tumbuhan pada tanah, menyimpan cadangan makanan, serta
menyerap air dan garam-garam mineral terlarut (Gardjito,2015,hal.178).
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
12
Gambar. 2.1 Sumber : http://blogkuransama.blogspot.com/
b. Batang
Tomat termasuk jenis tanamn perdu semusim. Batangnya lemah dan
basah. Tinggi batangnya bisa mencapai 0,5 sampai 2,5 meter. Batang
tomat ini bisa tumbuh tengak, bisa pula bersandar pada tanaman lain.
Cabangnya banyak, berambut, tebal pada buku-bukunya, dan memiliki
bau yang sangat kuat dengan warna hijaua keputihan
(Muniarti,2013,hal.8).
Batang tomat ini berbulu kasar, mempunyai kelenjar yang dapat
mengeluarkan bau kuat yang khas. Percabangan batang bagian bawah
bertipe monopodial atau batang poko masih kelihatan jelas dan lebih
besar dari pada cabangnya. Adapun batang bagian atas percabangannya
bertipe simpodial atau batang pokok sukar ditemukan karena
perkembangan cabangnya lebih baik dari pada batangnya
(Muniarti,2013,hal.8).
-
13
Gambar. 2.2 Sum ber : https://nugrahen iismyname.wordpress.com/2016/12/18/ galeri-
tomat/
c. Daun
Tomat memiliki daun yang banyak, bentuknya menyirip. Ada yang
bundar telur, ada pula yang memanjang. Ujung daun meruncing,
sementara pangkal daun membulat. Letak daun berselang-seling. Pada
daun yang lebih muda, tepinya bergerigi. Panjang daun antara 10 cm
sampai 40 cm. Warnanya hijau muda. Daun tomat muda bisa digunakan
sebagai lalap (Muniarti,2013,hal.9).
Menurut Emilaila yang di kutif oleh Pracaya mengemukakan
pendapat bahwa daun terletak dalam spiral yang teratur dengan
phyllotaxy 2/5, dan merupakan daun majemuk yang menyirip gasal
(lmparipinnatus). Pada tanaman tomat varietas granfolium, panjang daun
antara 15-30 cm, dan le bar antara 10-25 cm, dengan tangkai daun
sepanjang 3 cm bergantian, sedikit menggulung, dengan panjang antara
5-10 cm, serta bergigi tidak beratur. Diantara sirip besar ada sirip kecil.
Selain itu, sirip besar ada yang bersirip lagi atau bersirip ganda
(bipinnatus) (Pracaya, 1998.14).
-
14
Gambar. 2.3 Sumber : http://mckinee.blogspot.com/2010/12/daut-tomat.html
d. Bunga
Bunga tanaman tomat berbentuk bintang. Warnanya kuning dan
memiliki tangkai. Bunga berkumpul dalam suatu rangkaian. Rangkaian
bunga majemuk terdiri dari 4 sampai 14 bunga. Rangkaian bunga
terletak diantara buku, pada ruas atau di ujung batang atau cabang.
Bunga tomat merupakan bunga banci (hermaphrodite) dengan garis
tengah ± 2 cm. Mahkota bunga berjumlah enam, bagian pangkalnya
membentuk tabung pendek sepanjang kurang lebih ± I cm, berwarna
kuning. Benang sari berjumlah enam, bertangkai pendek dengan kepala
sepanjang ± 5 mm, dan berwarna kuning cerah. Benang sari mengelilingi
putik bunga. Kelopak bunga berjumlah enam dengan ujung kelopak
runcing dan panjang ± 1 cm (Muniarti,2013,hal.10).
Tomat melakukan penyerbukan sendiri atau bersilang di bantu oleh
lebah dan lebih banyak terjadi di daerah beriklim sedang. Tepung sari
yang melekat pada kepala putik pertumbuhannya lambat. Adapun
pembuahan terjadi ± 50 jam setelah penyerbukan. Penyerbukan dan
pembuahan yang terbaik berlangsung pada temperatur 21 °C
(Pracaya, 1998,hal.15).
-
15
Gambar. 2.4 Sumber: https://pxhere.com/id/photo/1420455
e. Buah
Buah tomat ini berdaging. Pada tomat apel kulitnya tebal, sedangkan
pada tomat sayur kulitnya tipis. Permukaan buah licin dan mengkilap.
Bentuknya ada yang bulat, ada pula yang lonjong. Ukurannya ada yang
besar sebesar apel. Ada pula yang kecil, sekecil kelereng. Buah ada yang
berwarna merah, kuning, ada pula yang berwarna hijau, tergantung pada
jenis tomat dan tingkat kematangannya. Bijinya banyak dan bentuknya
sangat kecil-kecil dan pipih dengan warna kuning-kecoklatan
(Gardj ito,20 l 5,hal.181 ).
Buah tomat berbentuk bulat, bulat lonjong, bulat pipih atau oval.
Buah yang masih muda berwarna hijau. Sementara itu buah yang sudah
masak atau tua berwarna merah cerah atau gelap, merah kekuning-
kuningan atau merah kehitaman, selain warna-warna diatas ada juga
buah tomat yang berwarna kuning (Wiryanta,2004,hal. 7).
-
16
Gambar. 2.5 morfologi tanaman tomat http://Agroteknologi.web.id
6. Pertumbuhan Tomat (Solanum Iycopersicum)
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya adalah suhu, kelembapan, dan ketinggian tempat.
Apabila lingkungan kurang mendukung terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanama tomat ini maka mempengaruhi produktivitas tanaman
tomat ini. Ketiga faktor diatas, mengatur sejumlah proses pertumbuhan dan
perkembangan hingga terjadi polinasi, fertilisasi, serta pembentukan buah dan
biji (Sunarjono,2005,hal.34).
7. Pemanfaatan Tanaman Tomat (So/anum Iycopersicum)
Buah tomat baik bagi penderita wasir (heemorrhoid). Rujak tomat, air
tomat dan gula, dapat diberikan pada anak-anak, bayi dan orang-orang yang
baru menderita sakit. Namun tomat tidak dianjurkan bagi penderita sakit
perut, selain itu air tomat dapat melicinkan kulit, terutama pada bagian muka,
sehingga baik untuk perawatan kecantikan. Buah tomat pun dapat digunakan
sebagai bumbu sayur, saus tomat, jus dan dodol. Selain itu, tomat dapat
dimakan mentah tomat dapat digunakan sebagai lalap dalam nasi goreng dan
bakmi (Sunarjono,2005,hal.34).
-
17
8. Syarat tumbuh tanaman tomat (Solanum Iycopersicum)
Tanaman tomat dapat tumbuh pada kondisi lingkungan yang beragam,
baik daratan tinggi maupun daratan rendah. Namun untuk memperoleh basil
yang optimal pada ketinggian 100-2000 meter dari permukaan laut. Tomat
membutuhkan lingkungan yang memiliki sistem pengairan dan sinar
matahari yang cukup. Pengairan yang berlebihan dapat menyebabkan
kelembaban tanah menjadi tinggi sehingga timbul berbagai macam penyakit.
Curah hujan yang optimal untuk pertumbuhan tomat adalah 100-220
mm/hujan dengan temperatur harian yang idealnya, yaitu 25-30 °c. Angin yang sangat kencang dan musim hujan yang berkepanjangan
merupakan kondisi lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan tomat
karena dapat menyebabkan ranting dan dahan mudah patah. Untuk proses
pembungaan, tomat membutuhkan temperatur malam hari sekitar 15-200C
(Marwanto,201 1,hal.6).
Tomat membutuhkan media tanam berupa tanah yang gembur,
berpasir, subur, dan banyak mengandung humus. Supaya mendapatkan hasil
yang baik, tomat memerlukan tanah dengan derajat keasaman (pH tanah)
5,5 - 6,5. Tanah yang ber-pH rendah (asam), perlu ditambahkan kapur
Dolomit (CaC03). Kapur tersebut diberikan pada saat 3-4 minggu sebelum
tanam dengan cara disebar merata di atas media tanam. Selain jenis kultivar
dan ketinggian tempat, ada beberapa persyaratan lain yang harus dipenuhi
agar penanaman tomat bisa berhasil seperti yang diharapkan
(Wahyudi,2012,hal.11).
a. Tipe Tanah
Tanaman tomat pada umumnya tidak menyukai kondisi tanah yang
terlalu lembab dalam waktu lama. Tanah yang mengandung partikel liat
tinggi (sifat berat) tidak cocok untuk tomat. Apalagi tanah berat tersebut
mengandung bahan organik yang rendah. Tanah berat dicirikan oleh
sifatnya yang lengket dan mudah mengumpul (Anwar,2016,hal.26).
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
18
Tanaman tomat pada umumnya tidak menyukai kondisi tanah yang
terlalu lembab dalam waktu lama. Tanah yang mengandung partikel liat
tinggi (sifat berat) tidak cocok untuk tomat. Apalagi tanah berat tersebut
mengandung bahan organik yang rendah. Tanah dicirikan oleh sifatnya
yang lengket dan mudah mengumpal (Wahyudi,2012,hal.12).
Sebaliknya, tomat menyukai tanah dengan sifat porositas yang baik.
Artinya, pori-pori tanah tersebut dalam kondisi yang sempurna,
sehingga meskipun tersiram air terlalu banyak baik sengaja disiram
maupun terkena hujan lebat akan cepat terserap tanah dan tidak
menggenang. Tanah dengan sifat ringan dengan mengandung partikel
liat yang rendah. Tetapi mengandung partikel pasir dan debu tinggi
sehingga cocok untuk tomat. Tanah tersebut akan lebih ideal jika
mengandung bahan organik tinggi. Tanah ringan dicirikan oleh sifatnya
yang gembur (remah) tidak lengket, dan tidak mudah mengumpal
(Wahyudi,2012,hal .12).
b. Keadaan Iklim
Tanaman tomat dapat tumbuh baik pada waktu musim kemarau
dengan pengairan yang cukup. Kekeringan mengakibatkan banyak
bunga gugur, lebih-lebih bila disertai angin. Sebaiknya pada musim
hujan pertumbuhannya kurang baik karena kelembapan dan suhu yang
tinggi akan menimbulkan banyak penyakit (Anwar,2016,hal.25).
Suhu yang paling ideal untuk perkecambahan benih tomat adalah
25-30°C. Sementara itu, suhu ideal untuk pertumbuhan tanaman tomat
adalah 24-28°C. Jika suhu terlalu rendah pertumbuhan tanaman akan
terhambat. Begitu juga pertumbuhan dan perkembangan bunga dan
buahnya yang kurang sempurna. Kelembapan yang relatif diperlukan
untuk pertumbuhan tanamn tomat adalah 80%. Sewaktu musim hujan,
kelembaban akan meningkat sehingga resiko. Terserang bakteri dan
cendawan cendrung tinggi. Karena itu, jarak tanamanya perlu diperlebar
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Iambi
-
19
dan areal pertanamannya perlu dibebaskan dari segala jenis gulma
(Wiryanta,2004,hal.2).
Udara yang sangat dingin dan embun beku dapat menyebabkan
perturnbuhan tanaman tomat menjadi jelek, bahkan mati. Pertumbuhan
tanaman tomat akan baik bila udara akan sejuk, suhu pada malarn hari
antara I 0° -20° C dan pada siang hari antara 18°-29° C. Suhu yang
terlalu tinggi menyebabkan pertumbuhan terhambat, sedangkan pada
suhu 0°C tanaman tomat tidak dapat hidup (mati) (Pracaya, 1998,hal.25).
Tanaman tomat memerlukan intensitas cahaya matahari sekurang-
kurangnya 10-12 jam setiap hari. Cahaya matahari tersebut
dipergunakan untuk proses fotosintesisi, pembentukan bunga,
pembentukan buah, dan pemasakan buah. Jika tanaman ternaungi alias
kekurangan cahaya matahari akan berdampak negatif, misalnya umur
panen menjadi lebih lama, batang menjadi lemas, tanaman tumbuh
meninggi, dan tanaman gampang terkena cendawan
(Pracaya, 1998,hal.25).
Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanamn tomat mudah
terserang penyakit, baik parasit maupun non parasit. Intensitas sinar
matahari sangat penting dalam pembentukan vitamin C dan karoten
dalam buah tomat. Sinar matahari berintensitas tinggi akan
menghasilkan vitamin C dan karoten (vitamin A) yang lebih tinggi.
Pertumbuhan tanaman tomat didaratan tinggi lebih baik dari pada di
daratan rendah, karena tanaman menerima sinar matahari lebih banyak
tetapi suhu rendah (Anwar,2016,hal.27).
c. Keasaman Tanah (pH Tanah)
Tanaman tomat tidak menyukai tanag yang asam (pH tanah rendah,
di bawah 5,0). Pada pH tanah di bawah lima, sifat ketersediaan unsur
hara tanah dalam kondisi yang sulit diserap oleh perakaran tanaman.
Selain itu, pada kondisi keasaman tinggi sering dijumpai kasus penyakit-
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
20
penyakit yang penyebarannya melalui tanah (soil born), seperti layu
fusarum dan layu bakteri (Anwar,2016,hal.26).
Sebaliknya, tanaman tomat menyukai tingkat keasaman tanah (pH)
sekitar 5,8-6,5. Pada kisaran pH tanah tersebut, unsur hara di dalam
tanah dalam kondisi yang mudah diserap oleh perakaran tanaman. Selain
itu, aktivitas mikroba tanah sebagian besar dalam kondisi aktif pada
kisaran pH tanah tersebut (Pracaya, 1998,hal.26).
Namun demikian,untuk tanah yang nilai pH tanahnya kurang dari
5,0 bukan berarti tidak bisa ditanami tomat. Tidak perlu khawatir, ada
cara tertentu untuk menaikkan nilai pH tanah tersebut, yaitu dengan
perlakuan pengapuran. Pengapuran adalah pem berian bahan kapur
pertanian ke dalam tanah pada saat pengolahan tanah, sebelum dilakukan
penanaman. Pengapuran bukan hanya untuk menaikkan pH tanah, tetapi
juga untuk menambahkan kandungan unsur kalsium dan magnesium ke
dalam tanah. Pasalnya, tanaman tomat termasuk jenis tanaman yang
sensitif jika kekurangan unsur kalsium. Misalnya, muncul gejala busuk
ujung buah (blossom end rot) jika kekurangan unsur kalsium dalam batas
tertentu. Sementara itu, tanaman tomat membutuhkan magnesium untuk
memperbanyak butir klorofil daun (Wahyudi,2012,hal.1 l ).
d. Kondisi Lingkungan (Mikroklimat) Tanaman tomat menyukai lokasi yang terbuka, sehingga
penyinaran matahari bisa maksimal. Pada kondisi tersebut proses
fotosintesis hingga pembuahan akan berlangsung secara optimal,
terutama jika faktor-faktor lainnya mendukung. Sebaliknya, pada
kondisi yang banyak naungan akan menghambat proses fotosintesis,
sehingga proses pembuangan hingga pembuahan tidak bisa berlangsung
secara optimal meskipun faktor-faktor lainnya mendukung
(Wahyudi,2012,hal. l 3).
Di samping itu, tomat juga menghendaki sirkulasi udara yang
lancar di sekitar tanaman. Dengan lancarnya sirkulasi udara, diharapkan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
21
perkembangan penyakit tanaman bisa ditekan. Tomat juga
menghendaki drainase air yang baik, terutama saat penanaman pada
musim hujan. Jika drainase air dalam kondisi buruk (mudah tergenang
air), akan meningkatkan kecendrungan serangan penyakit yang
penyebarannya di dalam tanah, seperti
layu fusarium dan layu bakteri (Wahyudi,2012,hal.13).
Selain adanya syarat tumbuh tanaman tom at ada juga unsur hara makro
dan unsur hara mikro yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman
tomat yaitu:
1. Unsur Hara Makro
a. Nitrogen (N)
Nitrogen berperan besar untuk menyusun zat hijau daun, protein,
lemak, dan membantu pertumbuhan vegetatif tanaman. Unsur hara
makro ini disuplai oleh pupuk kandang, urea (CO(NH2)2), pupuk
Za((NH4)2S04), dan berbagai jenis pupuk daun. Gejala kekurangan
unsur nitrogen menyebabkan warna daun berubah menjadi
kekuningan atau kuning, jaringan daun mati, dan bentuk buah tidak
sempurna (Parnata,20 I O,hal.15)
b. Phosphor (P) Phosphor berperan penting sebagai penyusun inti sel lemak dan
protein tanaman. Unsur hara makro ini diperoleh dari pupuk
kandang, pupuk kandang TSP (Ca(H2P04)2), dan pupuk daun yang
disemprotkan ke tanaman. Fungsi phosphor adalah untuk
merangsang pertumbuhan akar, bunga, dan pemasakan buah.
Kekurangan phosphor (P) pada tanaman tomat menyebabkan
pertumbuhan akar dan pertumbuhan generatifnya terganggu. Gejala
kekurangan unsur ini biasanya ditandai dengan memerahnya bagian
bawah daun, terutama dibagian tulang daun, kemudian disusul daun
melengkung dan terpelintir (Bernardinus,2002,hal.35).
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UlN STS Iambi
-
22
c. Kalium (K)
Kalium (K) adalah salah satu unsur hara makro yang berfungsi
sebagai penyusun protein dan karbohidrat pada tanaman. Selain
diperoleh dari pupuk kandang, unsur ini juga disuplai oleh pupuk
KCL, kalium sulfat atau ZK (K2S04), KN03 (potasium kalium
nitrat), dan pupuk daun. Dalam pertumbuhan tanaman, kalium
berperan untuk memperkuat bagian kayu tanaman, meningkatkan
kualitas buah, meningkatan ketahanan terhadap hama, penyakit, dan
kekeringan. Kekurangan unsur kaliurn (K) menyebabkan ujung daun
menguning dan semakin lama berubah menjadi cokelat. Jika
dibiarkan, daun-daun tersebut akan rontok.
d. Kalsium (Ca)
Kalsium (Ca) berperan sebagai pembentuk dinding sel tanaman.
Selain disuplai lewat pupuk kandang, unsur hara ini juga diperoleh
dari penambahan kapur, baik berupa kapur dolomit (CaC03MgC03),
kalsit (CaC03), maupun kalsium khlorida (CaCb). Fungsi kalsium
adalah mengeraskan bagian kayu tanaman, merangsang
pembentukan akar halus, mernpertebal dinding sel buah, dan
merangsang pertumbuhan bij i. Kekurangan kalsium pada tanaman
tomat menyebabkan penyakit fisiologis, biasanya ditandai dengan
gejala rnirip dengan blossom and root. Penyakit fisiologis ini
menyerang tanaman muda dan dewasa. Gejalanya mudah dikenali
lewat tanda-tanda khas yang tarnpak dari daun hingga buahnya.
e. Magnesium (Mg)
Magnesium (Mg) berperan penting sebagai penyusun klorofil,
mengaktifkan enzim yang berhubungan dengan metabolisme
karbohidrat, dan menambah kadar minyak pada tanarnan. Unsur hara
ini diperoleh dari pupuk kandang, kapur dolomit, kieserite,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UlN STS Jambi
-
23
(MgS04H20), dan pupuk daun yang mengandung Mg. Kekurangan
unsur magnesium (Mg) pada tanaman tomat menyebabkan terjadinya
klorosis (menguning) pada tulang-tulang dam, yang sudah tua. Selain
itu, warna daun akan berubah menjadi kuning dan muncul bercak-
bercak cokelat di perrnukaannya (Bernardinus,2002,hal. l 7).
f. Sulfur (S) Sulfur berfungsi sebagai penyusun protein, vitamin, dan
membantu pembentukan zat hijau daun. Selain diperoleh dari pupuk
kandang, unsur hara ini juga bisa disuplai dari penambahan pupuk
buatan ZA, pupuk daun, dan pupuk multi-micro yang mengandung
5,3% sulfur. Jika tanaman kekurangan sulfur, pada daun-daunnya
akan muncui gejala klorosis (menguning) (Bernardinus,2002,hal.36)
2. Unsur Hara Mikro
a. Besi (Fe)
Besi berperan sebagai pembentuk klorofil, penyusun protein,
dan penyusun enzim. Unsur hara besi (Fe) pada tanaman tomat
menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran,
dan pucuk tanaman mati. Gejala yang mendahului kekurangan unsur
Fe biasanya berupa menguningnya daun-daun muda dan tulang daun
(Ayub,201 O,hal.18).
b. Boron (B)
Boron berperan dalam pembentukan protein, pembentukan
buah, dan perkembangan akar. Unsur hara ini dapat diperoleh lewat
pupuk kandang, borax atau borate, asam borate (H3B03), dan pupuk
mikro. Gejala kekurangan unsur boron (B) pada tanaman tomat
biasanya ditandai dengan pembentukan cabang yang tumbuh sejajar
berdampingan, ruas tanaman mernendek, dan batang tanaman
keropos (Ayub,201 O,hal.19).
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jarnbi
-
24
c. Seng (Zn) Unsur hara mikro ini berfungsi sebagai katalisator dalam
pembentukan protein, mengatur pembentukan asam indoleasetik
(asam yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh tanaman), dan
berperan aktif dalam transformasi karbohidrat. Unsur ini bisa
disuplai lewat pupuk daun yang mengandungn unzur Zn.
Kekurangan unsur hara Zn tidak begitu berarti bagi tanaman tomat
(Bernardinus T.Wahyu Wiryanta,2002,hal.37).
d. Mangan (Mn)
Unsur hara mikro ini berfungsi sebagai aktifator berbagai
enzim yang berperan dalam proses perombakan karbohidrat dan
metabolisme nitrogen. Mangan bisa disuplai lewat pemberian pupuk
daun yang mengandung Mn. Gejala kekurangan unsur mangan (Mn)
pada tanaman tomat tidak bisa diketahui secara langsung tanpa
membawa sampel daun atau tanah ke laboratorium.
e. Tembaga (Cu)
Tembaga berperan sebagai aktifator enzim dalam proses
penyimpanan cadangan makanan, katalisator dalam proses
pernapasan dan perombakan karbohidrat, salah satu elemen dalam
pembentukan vitamin A, dan secara tidak langsung berperan dalam
proses pembentukan klorofil. Biasanya unsur hara mikro ini disuplai
dari pupuk daun yang mengandung Cu. Kekurangan unsur tembaga
(Cu) menyebabkan tanaman tumbuh tidak sempurna (kerdil) dan
pembentukan buah atau bunga sering gaga]
(Bernardinus,2002,hal.3 7).
f. Molibdenum (Mo)
Molibdenum berperan dalam penyerapan N, pengikatan N,
asimilasi N, dan secara tidak langsung berperan di dalam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
25
pembentukan asam amino san protein tanaman. Kekurangan unsur
ini biasanya disuplai lewat upaya pengapuran. Gejala kekurangan
unsur molibdenum (Mo) pada tanaman tidak bisa langsung diketahui
tanpa membawanya ke laboratorium terlebih dahulu
(Ayub,201 O,hal.19).
g. Khlor (Cl)
Khlor dibutuhkan dalam proses fotosintesis, terutama
berkaitan langsung dengan pengaturan tekanan osmosis di dalam sel
tanaman. Kekurangan khlor ini sangat jarang terjadi karena unsur ini
banyak tersedia secara alami di dalam tanah. Gejala kekurangan
khlor pada tanaman tomat ditunjukkan dengan munculnya bercak-
bercak kuning di permukaan daun dan daun menjadi layu serta
berwarna kuning (Ayub,2010,hal.19).
Tabel 2.2 Kandungan gizi pada tomat
No Kandungan gizi Jumlah
1 Vitamin C 34,38 mg -- -- 2 Vitamin A 1121,40 IU
3 Vitamin K 14,22 mcg
4 Molybdenum 9,00 mcg
5 Kali um 399,6 mg
6 Mangan 0,19 mg -- 7 Se rat 1,98 g
8 Kromium 9,00 mcg
9 Vitamin Bl (thiamine) 0,11 mg
10 Vitamin B6 (pyridoxine) 0,14 mg
11 Folat 27,00 mcg -
12 Tembaga 0,13 mg
13 Vitamin B3 (niacin) 1,13 mg
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
26
14 Vitamin 82 (riboflavin) 0,09 mg
15 Magnesium 19,80 mg
16 Besi 0,81 mg
17 Vitamin B5 (as. 0,44 mg pantotenat) Phosphor 43,20 mg
18 Vitamin E 0,68 mg
19 Tryptophan 0,01 g
20 Protein 1,53 g -
Sumber: http://cprints.polsri.ac.id/3 I 62/3/13Al3%20rt.ruif'
B. Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang secara tidak langsung berkaitan dengan
pembahasan penelitian penulis yang berjudul "Pengaruh pemberian pupuk
kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tomat (Solanum Iycopersicum). Berikut ini dipaparkan secara singkat:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
27
Tabel 2.3 perbedaan dan persamaan studi relevan yang peneliti ambil
No Nama Judul Has ii Persamaan Perbedaan
1. Mulyati, Respon Hasil penelitian Sama- Meneliti
R.S tanaman menunjukkan sama ten tang
Tejowulan tom at bahwa baik meneliti Acak
(2016) terhadap pupuk kandang ten tang Lengkap
pemberian kotoran a yam tan am an (RAL)
pupuk maupun pupuk tom at sedangkan
kandang urea mempunyai penulis
kotoran potensi dalam meneliti
ayam dan meningkatkan Acak
urea pertumbuhan Lengkap
terhadap dan serapan N. (RAL)
pertumbuha Pemberian
n dan pupuk kandang
sarapan kotoran a yam
dan urea
sebanyak 10
ton/ha dan urea
250 kg/ha
memberikan
kontribusi
terbaik terhadap
tinggi tanaman,
bobot
berangkasan
kering tanaman,
kadar N dalam
jaringan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
28
tanaman,
serapan N dan
efesiensi
serapan N oleh
tanaman tomat.
2. Widyanto Pengaru Berdasarkan Sama- Meneliti
(2007) hjenis hasil sidik ten tang sama dan
ragam menunjukkan meneliti pupuk
dosis bahwa pupuk perlakuan jenis ten tang Organik
organik pupuk organik tan am an untuk terhadap (K) tom at pertumbuh pertumb berpengaruh
uhan sangat nyata an akar
dan pada tinggi sedangkan tanaman umur
basil 4 minggu dan penulis tan am an 8 minggu pupuk to mat setelah (Solanu ditanam, umur kandang
tan am an saat untuk m berbunga, lyopersi jumlah pertumbuh um)vari buah/tanaman --
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Iambi
-
29
etas dan be rat an dan perm a ta buah/tanaman. perkemba Berbeda tidak
nyata pad a ngan tinggi tan am an tanaman um ur 2 minggu dan 6 minggu tom at setelah di tanam.
3. Mary an to Pengaruh Dari hasi Sama- Meneliti
(2015) jenis dan penelitian sama jenis dan
dosisi pemberian meneliti dosisi
pupuk pengaruh jenis ten tang pupuk
organik dan dosisi pupuk tanaman organik
terhadap organik terhadap tom at terhadap
pertumbuha pertumbuhan pertumbuh
n dan hasil dan hasil an dan
tan am an tanaman tomat basil
to mat pada parameter tanaman
(Lycopersic pertumbuhan tomat
um vegetatif sedangkan
esculentum maupun penulis
mill) generatif. meneliti
Manfaat pupuk ten tang
organik bagi pupuk
tanaman tidak kotoran
hanya sapi dan
penyumbang pupuk
unsur hara, kotoran
tetapijuga a yam
membantu
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
30
memperbaiki
keadaan struktur
tanah lebih
longgar dan
lepas, dan juga
dapat
meningkatkan
aktivitas
mikroorganisme
didalam tanah
C. Hipotesis Penelitian Hipotesis ini mempunyai fungsi memberikan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah atau research questions. Adapun hipotesis
penelitian ini dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan berikut:
Pemberian pupuk kandang kotoran sapi dan kotoran ayam memberikan
pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tomat (Solanum Iycopersicum).
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
••
BAB III
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tempat terbuka di Jalan Pattimura Kenali
Besar Perumahan Rukun Sentosa 11 RT 41 Kecamatan Alam Barajo Kota
Jam bi. Waktu penelitian ini di laksanakan pada bulan Juni 2018 sampai
dengan bulan Agustus 2018 terjadi pada musirn kemarau.
B. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian murni yang bertujuan untuk
membuktikan pupuk kotoran sapi dan ayam dapat dimanfaatkan sebagai
media tanam pada tumbuhan tomat (Solanum lycopersicum). Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dengan RAL, faktor tunggal. RAL
digunakan untuk percobaan yang mempunyai media atau tempat percobaan
yang seragam atau homogen, sehingga RAL banyak digunakan untuk
percobaan laboratorium, rumah kaca, dan peternakan (Adji,2007,hal.70).
P23 P42 P31 P21 Pl2
(1) (2) (3) (4) (5)
P52 P53 Pl I P32 P43
(6) (7) (8) (9) (10)
P31 P42 P51 Pl3 P22
(11) (12) (13) ( 14) (15)
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan :
Pl : Tanpa diberi pupuk sapi dan ayam (kontrol)
P2 : Diberi pupuk sapi dan ayam 200 gr
P3 : Diberi pupuk sapi dan ayam 300 gr
P4 : Diberi pupuk sapi dan ayam 400 gr
PS :Diberi pupuk sapi dan ayam 500 gr
31 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
32
C. Parameter Agronomi yang diukur
Parameter yang diamati adalah: tinggi tanaman ( cm), jumlah daun,
jumlah bunga,batang dan buah (bobot basah) pada tanaman tomat karena
ingin melihat kualitas buah tomat yang dihasilkan pada tiap-tiap tanaman
to mat.
1. Tinggi Tanaman : tinggi tanaman diukur dari pangkal batang
sampai ujung daun tertinggi dengan cara mengatupkan seluruh
daun keatas, Pengukuran tanaman dilakukan setiap empat hari
sekali.
2. Jumlah Daun : jumlah daun diukur dengan menghitung daun segar
masing-masing tanaman tomat dalam polybag.
3. Jumlah bunga : jumlah bunga yang diukur dengan menghitung
jumlah bunga segar pada masing-masing tanaman tomat.
4. Buah : buah yang diukur dengan menghitung berat basah buah.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, kamera, alat
tulis, gayung, ember, dan patok kayu.
2. Bahan
Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih
tanaman tomat, polybag, dan pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran
ayam.
E. Prosedur Kerja
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono,2013,hal.72).
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
33
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Digunakan untuk percobaan yang seragam atau
hornogennya sehingga RAL banyak digunakan untuk percobaan
laboratori um.
Percobaan dalam penelitian ini dilakukan dengan 5 perlakuan dan 1
kontrol. Masing-masing perlakuan di ulang sebanyak 3 kali sehingga jumlah
unit percobaan adalah 5 x 3 = 15. Masing-masing unit percobaan berisi 3
batang tanaman tomat, sehingga jumlah keseluruhan tanaman tomat yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 15 batang. Adapun konsentrasi
pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam
dosisnya sama-sama banyak yaitu 1: 1.
1. Pembuatan Pupuk
Pupuk kandang selalu diaplikasikan sebelum atau pada saat
pengolahan tanah, sebelum benih atau bibit ditanam. Pupuk kotoran
sapi dan pupuk kotoran ayam terlebih dahulu dipersiapkan. Dosis pupuk
kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam yang digunakan sebanyak 2 kg.
Lalu pupuk akan diaduk secara merata dengan tanah yang telah
disediakan, setelah pupuk tersebut sudah diaduk secara merata
kemudian dimasukkan ke dalam polybag dan didalam polybag tersebut
akan dilubangi kira-kira 50 cm. Selanjutnya bibit tanarnan tomat
ditanaman kedalam polybag yang telah berisi tanah dan pupuk sapi dan
pupuk ayam tersebut.
2. Persiapan Dalam Media Tanam
Bentuk persiapan dalam media tanam penelitian ini adalah
mempersiapkan semua alat dan bahan yang akan diperlukan, seperti
menyiapkan tanah yang gambur.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
•
34
3. Penanaman Bibit Tomat
Penanaman bibit tomat sebaiknya dilakukan pada sore atau pagt
hari. Tujuannya untuk menghindari padanas matahari sewaktu siang
hari yang bisa menyebabkan bibit layu. Serangan hama dan penyakit
dapat dicegah jika sebelum ditanam bibit direndam terlebih dahulu.
Bibit tomat yang telah disiapkan kemudian ditanam ke dalam polybag
yang telah berisi tanah dengan kedalaman 3 cm/polybag. Setiap polybag
di isi dengan 3 batang tomat sehingga jumlah tanaman tomat dalam
seluruh polybag adalah 15 batang tomat (Bernardinus,2002,hal.32).
4. Pemberian Pupuk Kotoran Sapi dan Pupuk Kotoran Ayam
Pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam di lakukan
serentak dengan penanaman tomat, pemberian pupuk kotoran sapi dan
pupuk kotoran ayam ini dilakukan sesuai dengan perlakuan masing-
masing polybag.
5. Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman
Sesudah penanaman, tanaman tomat tidak boleh dibiarkan begitu
saja, melainkan harus dilakukan pemeliharaan dengan seksama,sebab
banyaknya hasil dan besarnya buah tergantung pada pemeliharaan.
Pemeliharaan dan perawatan tanaman tomat dapata dilakukan dengan
penyiraman setiap dua kali sehari, yaitu pada waktu pagi dan sore
kecuali pada musim hujan (Kanisius, 1976,hal. l 25).
F. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan suatu proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar
yang mernbedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang
signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari
hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
' 35
Analisis data dari penelitian ini menggunakan analisis vanan (anova).
Analisis ini digunakan untuk menganalisis pertumbuhan tomat tSolanum
Iycopersicum L.). jika ada pengaruh diantara perlakuan maka diuji lanjut
dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Analisis varians merupakan uji
perhitungan yang diterapkan untuk data yang dihasilkan oleh eksperimen
yang dirancang atau pada khusus dimana data dikumpul pada variabel
terkontrol.
Data dari hasil penelitian selanjutnya dianalisis menggunakan Analisis
Of Varian (Anova). Jika terdapat pengaruh nyata dan sangat nyata pada
setiap perlakuan maka akan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil
(BNT) pada taraf (a = 0,05). ANOVA di gunakan untuk melihat
perbandingan rata-rata beberapa kelompok biasanya Jebih dari dua
kelompok. ANOV A satu arah di gunakan pada kelompok yang digunakan
berasal dari sampel yang berbeda tiap kelompok. Jadi, bisa disimpulkan
pertama, yang perlu dilihat tujuannya membandingkan rata-rata kelompok
lebih dari dua. Kedua, sampel yang digunakan dari sampel yang berbeda
perkelompok. Anova merupakan uji perhitungan yang diterapkan untuk data
yang dihasilkan oleh eksperimen yang dirancang atau pada kasus dimana
data dikumpulkan pada variabel yang terkontrol.
Adapun model matematis ANOV A yaitu :
Xij = µ+ai+Lij
Xij = hasil pengamatan dari perlakuan ke l ulangan ke j
µ = nilai rata-rata (mean)
ui = pengaruh variabel pupuk ke I
Lij = pengaruh galat pada perlakuan ke 1 ulangan ke j
Langkah-lagkah sidik ragam anova
1. Menggunakan tabel dan pengamatan
2. Menentukan derajat bebas untuk perlakuan, galat dan total
a. Db total= jumlah seluruh observasi
b. Db perlakuan = jumlah perlakuan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
..
36
c. Db galat = db total - db perlakuan
3. Menghitung Jumlah kuadrat (JK)
a. T = jumlah perlakuan. R = jumlah ulangan
b. Faktor Korelasi (FK)
c. JK total = Yij2 - FK
d. Jumlah perlakuan = (jumlah hasil perlakuan)2- FK : R
e. JK galat = JK total - JK perlakuan
4. Menghitung Kuadrat Tengah (KT)
a. KT perlakuan = db perlakuan : JK perlakuan
b. KT galat = db galat : JK galat
5. Mencari F hitung = KT galat; KT perlakuan
6. Mengamati tabel taraf 1 %
7. Mengisi tabel ANOVA yang diperoleh
Tabel 3.2 Contoh ANOV A menurut RAL
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel
keragaman Be bas Kuadrat Tengah 5%
(SK) (DB) (JK) (KT)
Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG -
Galat t (r-1) JKG KTG
Total tr -1 JKT
Uji ANOV A hanya memberikan indikasi tentang ada tidaknya beda
antara rata-rata dari keseluruhan perlakuan, namun belum memberikan
informasi tentang ada tidaknya perbedaan antara individu yang satu
dengan individu perlakuan yang lainnya. Sederhananya bila ada 5
perlakuan yang ingin diuji, misalnya perlakuan A, B, C, D dan E. Maka
bila uji ANOVA menginformasikan adanya perbedaan yang signifikan,
maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan
yang signifikan antara rata-rata perlakuan, namun belum tentu rata-rata
perlakuan A berbeda dengan rata-rata perlakuan B, dan seterusnya. Untuk
uji yang lebih mendalam maka harus dilakukan uji lanjut (Post hoc test).
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
37
Ada beberapa macam jenis uji lanjut, untuk menentukan jenis uji lanjut
yang sesuai maka harus diperhatikan apakah uji yang akan digunakan
adalah untuk perbandingan yang sifat terencana atau tidak. Perbandingan
terencana adalah perbandingan yang memang direncanakan sebelum data
suatu percobaan diperoleh atau sebelum percobaan dilakukan, sedangkan
perbandingan tidak terencana adalah perbandingan yang dilakukan setelah
data diperoleh (Adji,2007,hal.62).
Pada penelitian ini menggunakan jenis uji lanjut berupa uji BNT
(Beda Nyata Terkecil) atau yang lebih dikenal sebagai uji LSD (Least
Significance Different) adalah metode yang diperkenalkan oleh Ronald
Fisher. Metode ini menjadikan rata-rata dua perlakuan berbeda secara
statistik atau tidak. Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah
perlakuan (rata-rata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat
tengah sisi (KTG/S) dari hasil sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-
nilai pada tabel t (Adji,2007,hal.62).
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghitung SD = 2 KTG
r
2. Menghitung BNT taraf 5%
BNT 5%=Tx SD
3. Membuat tabel BNT 5%
4. Membandingkan nilai-nilai perlakuan dalam tabel dengan BNT
taraf 5%
5. Membuat keputusan uji BNT taraf 5%
BNT diturunkan dari rumus Uji t yang digunakan untuk
membandingkan atau menguji dua nilai tengah yang memang berdekatan.
Dalam praktinya setelah ANOVA nyata, maka digunakan untuk menguji
seluruh pasangan perlakuan yang dicoba, sehingga akan terjadi juga
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
...
38
pernbandingan dua nilai yang 1111111111u111 dengan maksimal
(J\dj i,2007,hal.62).
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan U!N STS Iambi
-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi penelitian
Pupuk adalah pemberian suatu manfaat bagi tanaman tersebut yang dapat
membantu pertumbuhan dab perkembangan untuk semua jenis tanaman.
Pupuk juga dapat menghasilkan unsur hara yang cukup tinggi adanya
nitrogen untuk menambah pertumbuhan pada daun rimbun dan menghasilkan
buah yang berkualitas baik. Cara pemberian pupuk bagi tanaman juga harus
dengan tepat dan sesuai dengan takarannya, selain itu juga dibantu oleh
penyuburan pada tanah itu sendiri tanpa ada campuran bahan-bahan yang lain
yang mengakibatkan proses pemupukannya yang kurang baik
(Agromedia,2007,hal.83 ).
Pupuk kandang (pukan) dapat diartikan sebagai semua produk buangan
dari hewan peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, apabila
dalam memelihara ternak alas sekam pada ayam, maka alas tersebut akan
dicampurkan menjadi satu kesatuan dan disebut pukan. Pupuk yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat yaitu pupuk
kotoran ayam, karen pupuk kotoran ayam mempunyai unsur hara yang paling
sedikit tetapi mempunyai kandungan nitrogen dan fosfor yang lebih tinggi di
bandingkan pupuk kotoran sapi. Salah satu yang sering di gunakan dalam
pertumbuhan dan perkembangan tomat yaitu pupuk kotoran sapi, pupuk
kotoran ayam, pupuk kambing, dan pupuk kotoran domba. Pupuk kotoran
sapi dan pupuk kotoran ayam lebih mudah mencarinya dari pada pupuk yang
lainnya (Budya,2014,hal.6).
Pcnclitian ini dilakukan ditempat terbuka di Jalan Pattimura Kenali Besar
Perumahan Rukun Sentosa II RT 41 Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi.
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dimulai dari proses penanam sampai
dilakukan panen. Penanaman tanaman tomat (Solanum lycopersicum)
39 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UlN STS Jambi
-
40
menggunakan polybag dengan pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk
kotoran ayam.
Selama proses pertumbuhan dan perkembangan, beberapa tanaman ada
yang terserang hama seperti ulat. Namun semuanya dapat dikendalikan dan
tidak sampai merusak tanaman. Perkembangan tanaman tornat (Solanurn
lycopersicurn) selama penelitian cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari
rata-rata jumlah buah tomat. Jumlah buah tomat tertinggi terjadi pada
tanaman tomat yang diberi perlakuan pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran
ayam PS (500 gr) sedangkan rata-rata buah tomat terendah terjadi pada
perlakuan kontrol (air biasa).
1. Tinggi Tanaman Tomat
Tabel 4.1 Tinggi Tanaman Tomat (Solanurn lycopersicurn)
Perlakuan UJangan Jumlah Rata-
1 2 3 rata
Pl 32,10 35,50 40,30 10,79 35,96
P2 40,50 34,10 55,50 13,91 46.36
P3 42,10 45,50 60,10 14,77 49,23
P4 48,30 51,10 61,50 16,09 53,63
PS 50, 10 55,10 75,10 18,03 60,1
Jumlah 21,31 23,03 29,95 73,59 245,48
Berdasarkan tabel 4.1 pengamatan pada umur 3 bulan setelah tanam maka
dapat dijelsakan bahwa perlakuan pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk
kotoran ayam terhadap tanaman tomat (Solanum lycopersicum) dapat
mempengaruhi tinggi tanaman tomat. Pada pemberian pupuk kotoran sapi dan
pupuk kotoran ayam O gr diperoleh rata-rata 35,96, pemberian pupuk kotoran
sapi dan pupuk kotoran ayam 200 gr diperoleh rata-rata 46,36, pemberian
pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam 300 gr diperoleh rata-rata 49,23,
pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam 400 gr maka diperoleh
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
.. •
41
rata-rata 53,63, dan pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam
500 gr maka diperoleh rata-rata 60, 1, pada perlakuan PS merupakan rata-rata
yang paling tinggi dari pada perlakuan Pl, P2, P3, dan P4. Karena PS
merupakan pengaruh yang signifikan atau nyata pada pemberian pupuk kotoran
sapi dan pupuk kotoran ayam pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tomat pada tinggi tanaman dan dosis yang paling tinggi dari perlakuan yang
lain.
Distribusi hasil pengamatan pada tinggi tanaman tomat (Solanum
lycopersicum) divisualisasikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
80 I ,-,70 - 8 CJ ::: 60 ell 8 ~ so = 8 40 ell c:, 30 ~ "fill 20 - - c: ~ 10
0 Pl P2 PS
Gambar 4.1 Grafik rata-rata tinggi tanaman tomat
Keterangan :
P3
Perlakuan P4
Ul U2
U3
U, = Ulangan 1
U2 = Ulangan 2
U3 = Ulangan 3
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kotoran sapi dan
pupuk kotoran ayam pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat
(Solanum lycopersicum) terlihat peningkatan tinggi tanaman yang pada
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
...
42
pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam PS (500 gr) pada
ulangan ke-3 peningkatan yang signifikan yaitu sampai 75,10 cm dari
keseluruhan pengulangan karena dosis pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran
ayam berbeda dengan perlakuan Pl, P2, P3, dan P4.
Hasil analisis data berdasarkan uji ANOV A pada tinggi tanaman Tomat t
Data hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman tomat (Solanum
lycopersicum) kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis ANOVA.
Basil analisis dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.2 Basil analisis tinggi tanaman tomat
SK DB JK KT FHitung Prabel
5%
Perlakuan 3 3,216 10,72 00,396 3,10
Gal at 11 29,737 27,033
Total 14 32,953
Keterangan:
SK = Sumber Keragaman
DB = Derajat Bebas
JK = Jumlah Kuadrat
KT = Kuadrat Tengah
Berdasarkan hasil analisis variansi diperoleh nilai Fhitung > Ftabel pada taraf
5% yaitu 00,396 > 3, 10 ini berarti ada pengaruh pemberian pupuk kotoran sapi
dan pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan tanaman tomat dengan
konsentrasi yang berbeda terhadap tinggi tanaman tomat.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
43
2. Jumlah Daun Tanaman Tomat
Tabel 4.3 Rerata Jumlah Daun Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata --
I 2 3
Pl 10,00 12,00 12,00 34 11,33
P2 10,00 13,00 13,00 36 12,00
P3 11,00 13,00 14,00 38 12,67
P4 11,00 13,00 14,00 38 12,67 - --
PS 13,00 14,00 15,00 42 14,00
Jumlah 55 65 68 188 62,67
Berdasarkan tabel 4.3 pengamatan pada bulan ke 3 setelah tanam maka
dapat dijelaskan bahwa perlakuan pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk
kotoran ayam terhadap tanaman tomat (Solanum lycopersicum). Dapat
mempengaruhi jumlah daun pada tanaman tomat. Pada pemberian pupuk
kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam Pl O gr (kontrol) diperoleh rata-rata
11,33 pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam sebanyak 200 gr
(P2) diperoleh rata-rata 12,00 pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk
kotoran ayam sebanyak 300 gr (P3) diperoleh rata-rata 12,67 pada pemberian
pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam sebanyak 400 gr (P4) diperoleh
rata-rata 12,67 dan pada pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran
ayam sebanyak 500 gr (PS) diperoleg rata-rata 14,00. Karena pemberian pupuk
kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam sangat berpengaruh pada pertumbuhan
daun pada tanaman tomat dan dosis pupuk yang di berikan berbeda dengan
perlakuan PS. Perlakuan PS dosis pupuk yang diberikan sebanyak 500 gr. Dan
pertumbuhan pada daun tanaman tomat dapat di lihat pada ulangan yang
ketiga.
Distribusi hasil pengamatan pada jumlah daun dapat divisualisasikan
dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UlN STS Jambi
-
44
- -- - 16
~ 14 e 0
E-< 12 = c,: e 10 c,:
= c,: 8 Ul E-< = = 6 a U2 c,: ~ U3 -= 4 c,: - a = 2 ~
0 .- ·1 Pl P2 P3 P4 PS
Perlakuan
Garn bar 4.2 Grafik rata-rata daun tanaman tomat
Keterangan :
U 1 = Ulangan 1
U2 = Ulangan 2
U, = Ulangan 3
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada pemberian pupuk kotoran sapi
dan pupuk kotoran ayam pada tanaman tomat (Solanum lycopersicum). Terlihat
peningkatan jumlah daun tanaman tomat 500 gr peningkatan yang signifikan yaitu
sampai dengan 15 helaian daun dari keseluruhan semua perlakuan.
Hasil analisis data berdasarkan uji ANOV A pada Jumlah Daun tanaman
To mat
Data hasil pengamatan terhadap jumlah daun tanaman tomat (Solanum
lycopersicum) kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis ANOVA. Hasil
analisis dapat dilihat dalam tabel berikut:
F akultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
45
Tabel 4.4 Hasil anal is is jumlah daun tanaman tomat
SK DB JK KT FHitung FTabcl
5%
Perlakuan 3 21, 194 70,6466 13,8648 3,10
Gal at 11 56,049 50,9536
Total 14 77,243
Keterangan:
SK = Sumber Keragaman
DB = Derajat Bebas
JK = Jumlah Kuadrat
KT = Kuadrat Tengah
Berdasarkan hasil analisis variansi diperoleh nilai F1iitung > Fiabel pada taraf
5% yaitu 13,6466 > 3, 10 ini berarti ada pengaruh pemberian pupuk kotoran sapi
dan pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan tanaman tomat dengan
konsentrasi yang berbeda terhadap jumlah daun tanaman tomat.
3. Jumlah Bunga Pada Tanaman Tomat
Bunga merupakan suatu perkembangbiakan generatif pada tumbuhan. Alat
perkembangbiakan generatif memiliki bentuk dengan susunan yang berbeda-beda
menurut jenis tumbuhan, tetapi pada tumbuhan berbiji seperti pada tanaman
tomat, alat tersebut merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga.
Oleh sebab itu suatu tumbuhan berbiji, jika sudah tiba waktu baginya akan
mengeluarkan bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah
terjadi peristiwa-peristiwa yang disebut persarian (penyerbukan) dan pembuahan
akan menghasilkan bagian tumbuhan yang kita sebut buah, yang didalamnya
terkandung biji, dan biji itulah yang nanti akan tumbuh menjadi timbuhan barn.
(Gembong,2007,hlm. l 22).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan rataan jumlah bunga
terbentuk pada tanaman tomat adala sebagai berikut:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UlN STS Jambi
-
46
Tabel 4.5 Jumlah Bunga Pada Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
I 2 3
Pl 15 18 18 51 17
P2 18 20 24 62 20
P3 20 20 21 64 21
P4 21 22 21 64 21
PS 23 25 29 77 25
Jumlah 97 105 113 318 104
Berdasarkan tabel 4.5 maka dapat dijelaskan bahwa perlakuan pemberian
pupuk kotoran sapi dan kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tomat mempengaruhi jumlah bunga terbentuk, pada perlakuan kontrol
(air biasa) diperoleh rata-rata 17 bunga/tanaman, pemberian pupuk kotoran sapi
dan pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tomat 200 gr memiliki rata-rata 20 bunga/tanaman, pemberian pupuk kotoran sapi
dan pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tomat 300 gr memiliki rata-rata sebanyak 21 bunga/tanaman, pemberian pupuk
kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tomat sebanyak 400 gr memiliki rata-rata 21 bunga/tanaman pemberian
pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tomat sebanyak 500 gr memiliki rata-rata yaitu 25
bunga/tanaman. Dari rata-rata terbanyak jumlah bunga terbentuk pada tanaman
tomat terlihat bahwa perlakuan pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran
ayam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat sebanyak 500 gr
memiliki hasil yang Jebih banyak dibandingkan dengan perlakuan yang Jain
karena pengaruh dosis pupuk yang diberikan pada pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tomat (Solanum lycopersicum).
Distribusi hasil pengamatan pada jumlah bunga terbentuk pada tanaman
tomat dapat di visualisasikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
-
35 - - -
47
- ~ 30 s ~ = 25 ~ s ~ 20 ~ ~15 = = ~ 10 ...= ~ ] 5 ~
Ul U2
U3
t-
PS
Tomat (Solanum lycopersicum)
Garn bar 4.3 Grafik rata-rata Jumlah BungaTerbentuk Pada Tanaman
Berdasarkan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah bunga
terbentuk pada pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat dari hasil terbanyak
hingga yang paling sedikit yaitu di mulai pada pemberian pupuk kotoran sapi
dan pupuk kotoran ayam sebanyak 500 gr, 400 gr, 300 gr, 200 gr dan O gr
sebagai kontrol perlakuan. Dari grafik tersebut terlihat bahwa pemberian
pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tomat sebanyak 500 gr memberikan hasil terbaik dari
perlakuan yang lain pada jumlah bunga terbentuk. Hal ini diduga pada
pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat sebanyak 500 gr
memberikan perbedaan yang signifikan terhadap pertumbuhan tanaman tomat
, kandungan hara baik makro maupun mikro khusunya kalium pada tanaman
tomat telah memenuhi kebutuhan hara tanaman tomat.
0 r P2 P3
Perlakuan Pl P4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UlN STS Jambi
-
48
Hasil analisis data berdasarkan uji ANOVA pada Jumlah Bunga
tanaman Tomat
Data basil pengamatan terhadap tinggi tanaman tomat (Solanum
lycopersicum) kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis ANOVA.
Hasil analisis dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.6 Hasil analisis bunga tanaman tomat
SK DB JK KT FHitung FTabel
5%
Perlakuan 3 1,137 3,79 00,070 3,10
Gal at 11 59,504 54,094
Total 14 60,641
Keterangan:
SK = Sumber Keragaman
DB = Derajat Bebas
JK = Jumlah Kuadrat
KT = Kuadrat Tengah
Berdasarkan hasil analisis variansi diperoleh nilai Fhitung > Fiabel pada
taraf 5% yaitu 00,070 > 3, 10 ini berarti ada pengaruh pemberian pupuk
kotoran sapi dan pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan tanaman tomat
dengan konsentrasi yang berbeda terha