Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan ...
Transcript of Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan ...
0
Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS):
Studi Kasus di Rumah Sakit dr. Soedjono Kota Magelang, Jawa Tengah
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Farmasi (M.Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh:
Fabianus Herman Kurnia Agung W
NIM: 188122203
PROGRAM STUDI MAGISTER FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
LEMBAR PENGESAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas limpahan berkat dan
kasihNya, sehingga Tesis dengan judul “Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit
Dalam Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS): Studi Kasus di
Rumah Sakit dr. Soedjono Kota Magelang, Jawa Tengah” dapat penulis selesaikan
dengan baik.
Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Magister
Farmasi (M.Farm) pada Program Studi Magister Farmasi, Fakultas Farmasi Univesitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam menyelesaikan Tesis ini penulis memperoleh
dukungan dan bimbingan yang luar biasa terutama dari ibu apt. Aris Widayati, M.Si.,
Ph.D. yang di tengah-tengah kesibukannya masih tetap meluangkan waktunya untuk
membimbing, memberi petunjuk, dan mendorong semangat penulis dalam penyelesaian
Tesis ini. Oleh karena itu perkenankan penulis memberikan penghargaan setinggi-
tingginya dan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada beliau.
Perkenankanlah juga, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak atas terselesaikannya studi ini, antara lain kepada :
1. Dekan dan segenap dosen Fakultas Farmasi USD Yogyakarta
2. Kepala Rumah Sakit Tk. II dr. Soedjono Magelang
3. Kepala Intalasi Pendidikan Rumkit Tk. II dr. Soedjono Magelang
4. Kepala Instalasi Farmasi, Kepala Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan, Kasi
Yanmed, Koordinator CSSD Rumkit Tk. II dr. Soedjono Magelang
5. Dr. Apt. Yosef Wijoyo dan Dra.apt. Titien Siwi Hartayu M.Kes., PhD. Selaku
tim penguji Tesis
6. Eulalia Puji Febri Kurniawati selaku anggota tim penelitian Tesis
Dengan keterbatasan pengalaman, ilmu, maupun pustaka, penulis menyadari
bahwa Tesis ini masih banyak kekurangan dan masih diperlukan pengembangan lebih
lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Akhir kata, penulis berharap Tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama RS
Tk.II dr. Soedjono Magelang untuk pengembangan dan peningkatan pelayanan kesehatan
kepada pasien.
Yogyakarta, 2020
Fabianus Herman Kurnia Agung Widianto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
PERNYATAAN TIDAK ADA PLAGIASI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain atau karya diri saya sendiri yang sudah
dipublikasikan, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan
mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan dalam karya ilmiah. Apabila di kemudian hari
ditemukan indikasi plagiasi dalam naskah Tesis ini, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan yang berlaku.
Yogyakarta, 10 Desember 2020
Penulis,
(Fabianus Herman Kurnia Agung Widianto)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Fabianus Herman Kurnia Agung Widianto
Nomor Mahasiswa : 188122203
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS): Studi Kasus di Rumah Sakit dr. Soedjono Kota
Magelang, Jawa Tengah
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan,
gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari
(search engine), misalnya google.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 11 Februari 2021
Yang menyatakan
(Fabianus Herman Kurnia Agung W)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN 1
KATA PENGANTAR 2
PERNYATAAN TIDAK ADA PLAGIASI 4
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS 5
INTISARI 8
ABSTRAK 9
BAB I. LATAR BELAKANG 10
Rumusan Masalah 11
Tujuan Penelitian 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 12
1. Elektronik Kesehatan (e-health) 12
2. Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) 13
3. Perilaku Organisasi Rumah Sakit 16
4. Kerangka teori penelitian: Precede (Predisposing, Reinforcing, Enabling) 17
5. State of The Art dan Keterangan Empiris Penelitian 19
BAB III. METODE PENELITIAN 21
1. Jenis dan Variabel Penelitian 21
2. Teknik Pengambilan Data dan Instrumen Penelitian 21
3. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 21
4. Pengolahan dan Analisis Data 21
5. Validitas Data Terpercaya (Trusthyworthyness) 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
6. Ethical Clearence 22
7. Langkah-langkah penelitian 23
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 24
1. Karakteristik responden dan gambaran implementasi SIMRS di RS dr. Soedjono
Magelang 24
2. Tantangan dan hambatan perilaku organisasi dalam penerapan SIMRS 27
DAFTAR PUSTAKA 36
Lampiran 1. Responden Wawancara 41
Lampiran 2. Panduan Wawancara Responden 42
Lampiran 3. Inform Consent 46
Lampiran 4. Ethical Clearance 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
INTISARI
Elektronik kesehatan (e-health) adalah metode penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) untuk pelayanan kesehatan. Tuntutan rumah sakit adalah
mengurangi kesalahan pelayanan, akses informasi tepat waktu, memonitor aktivitas
pelayanan, dan mengendalikan biaya operasional. Rumah sakit dapat memanfaatkan
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) terintegrasi yang bisa sharing
informasi real-time, tepat, dan akurat. Penerapan SIMRS, antara lain e-prescribing dan e-
Medical Record, menuntut pengetahuan tenaga kesehatan dalam hal teknologi informasi
dan komunikasi. Tenaga kesehatan harus memiliki komitmen dan kepatuhan serta
kedisiplinan untuk kesuksesan penerapan SIMRS. Perilaku tenaga kesehatan dalam
menyikapi penerapan SIMRS merupakan bagian dari dinamika interaksi organisasi rumah
sakit yang melibatkan komponen sruktur organisasi, sumber daya manusia, dan faktor
internal serta eksternal. Beberapa penelitian terdahulu telah mengungkap dampak
penerapan SIMRS terhadap dinamika perilaku organisasi rumah sakit. Namun demikian,
sebagai sebuah organisasi maka setiap rumah sakit mempunyai tantangannya tersendiri
terkait dampak implementasi SIMRS. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan
pendekatan studi kasus di Rumah Sakit dr. Soedjono Kota Magelang, dengan tujuan
mengeksplorasi tantangan perilaku organisasi dalam penerapan SIMRS.
Penelitian ini berjenis observasional dengan pendekatan kualitatif. Metode
pengambilan data dengan observasi dan wawancara. Tujuan observasi atau pengamatan
langsung adalah memahami proses implementasi SIMRS. Tujuan wawancara adalah
untuk menggali permasalahan terkait dengan pelaksanaan SIMRS di tingkat
operator/pengguna program (needs assessment). Panduan wawancara disusun berdasarkan
kerangka teori Precede-Barier (Predisposing, Reinforcing, Enabling) yang berfokus pada
implementasi program SIMRS. Responden untuk metode wawancara adalah pengguna
langsung program SIMRS yang dipilih secara non-random purposive sampling. Data
kualitatif diolah dengan bantuan microsoft excell. Data dianalisis secara analisis tematik.
Hasil analisa data dari 21 responden diperoleh 9 tema yaitu, Familiarity,
Discipline, Flexibility, Facility, Data Sharing, Empowerment, Pragmatism, Capacity
Building dan Quality Assurance. Tema-tema tersebut menunjukkan bahwa perilaku
tenaga kesehatan yang paham dan mengenal dengan baik sistem penunjang, disiplin dan
teliti, didukung sarana prasarana memadai, sistem yang berkualitas, serta peran pimpinan
dalam peningkatan kapasitas serta menjamin kualitas merupakan faktor utama
keberhasilan penerapan SIMRS untuk menghasilkan pelayanan yang lebih baik. Sikap
pragmatisme dapat menjadi faktor penghambat; namun dengan dukungan dari pimpinan
maka dapat diminimalkan atau bahkan diubah menjadi faktor pendorong keberhasilan.
Intervensi hendaknya berfokus untuk meningkatkan faktor keberhasilan dan
meminimalkan faktor penghambat.
Kata Kunci: Sistem Informasi Manajemen, Rumah Sakit, Perilaku Organisasi
Rumah Sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
ABSTRAK
Electronic health (e-health) is a method of using information and
communication technology (ICT) for health services. The hospital's demands are to
reduce service errors, access to information on time, monitor service activities, and
control operational costs. Hospitals can take advantage of an integrated Hospital
Management Information System, which can share real-time, precise, and accurate
information. The application of Hospital Management Information System, including e-
prescribing and e-Medical Record, requires knowledge of health workers in information
and communication technology. Health workers must have commitment and compliance
as well as discipline for the successful implementation of Hospital Management
Information System. The behavior of health workers in responding to the implementation
of Hospital Management Information System is part of the dynamics of the hospital
organization interaction that involves components of the organizational structure, human
resources, and internal and external factors. Several previous studies have revealed the
impact of implementing on the dynamics of hospital organizational behavior. However,
as an organization, each hospital has its own challenges related to the impact of System
implementation. Therefore, this study uses a case study approach at dr. Soedjono hospital
in Magelang city, with the aim of exploring the challenges of organizational behavior in
implementing Hospital Management Information System.
This research is observational with a qualitative approach. Methods of data
collection by observation and interviews. The purpose of direct observation or
observation is to understand the Hospital Management Information System
implementation process. The purpose of the interview was to explore problems related to
the implementation at the operator / program user level (needs assessment). The interview
guide was prepared based on the Precede-Barrier (Predisposing, Reinforcing, Enabling)
theoretical framework which focuses on the implementation of the program. Respondents
for the interview method were direct users of the program who were selected by non-
random purposive sampling. Qualitative data were processed with the help of Microsoft
Excel. Data were analyzed using thematic analysis
The results of data analysis from 21 respondents obtained 9 themes, namely,
Familiarity, Discipline, Flexibility, Facility, Data Sharing, Empowerment, Pragmatism,
Capacity Building and Quality Assurance. These themes show that the behavior of health
workers who understand and know the support system well, are disciplined and thorough,
supported by adequate infrastructure, quality systems, and the role of leaders in capacity
building and quality assurance are the main factors for the successful implementation to
produce good services better. Pragmatism can be an inhibiting factor; however, with the
support of the leadership it can be minimized or even transformed into a driving factor for
success. Interventions should focus on increasing success factors and minimizing
inhibiting factors.
Keywords : Management Information Systems, Hospital, Hospital Organizational
Behavior
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB I. LATAR BELAKANG
Elektronik kesehatan (e-health) adalah penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) untuk pelayanan kesehatan. Rumah sakit dapat memanfaatkan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) terintegrasi yang bisa sharing informasi
real-time, tepat, dan akurat. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah
program aplikasi komputer yang dibuat untuk membantu manajemen rumah sakit dalam
melakukan penyimpanan, mengolah, dan membuat laporan data pasien1.
Sesuai Permenkes RI No.82 Tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit disebutkan dalam pasal 2 bahwa “pengaturan SIMRS bertujuan
meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja serta akses dan pelayanan
rumah sakit”. Pasal 2 ayat 1 menyebutkan bahwa “setiap rumah sakit wajib
menyelenggarakan SIMRS”. Pasal 4 ayat 1 menyebutkan bahwa “setiap rumah sakit
harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan SIMRS”2. Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) mampu mengolah data berkualitas tinggi dari semua
unit kerja di rumah sakit, sehingga informasi lebih komprehensif dan efisien dalam
pelayanan. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang diterapkan dengan
baik dapat mendukung proses pengelolaan manajemen dan pelayanan klinis menjadi lebih
efektif dan efisien, serta dapat mengurangi terjadi kesalahan pelayanan terhadap pasien.
Penerapan SIMRS dalam pelayanan kepada pasien, antara lain e-prescribing dan e-
Medical Record, yang digunakan secara digital menuntut pengetahuan tenaga kesehatan
dalam hal teknologi informasi dan komunikasi2.
Perilaku tenaga kesehatan yang berupa komitmen dan kepatuhan serta
kedisiplinan, menjadi kunci kesuksesan penerapan SIMRS. Perilaku yang positif dapat
mendukung penerapan SIMRS menjadi efektif dan efisien, sehingga kualitas pelayanan
dapat meningkat dengan baik. Perilaku yang tidak mendukung kemajuan penerapan
SIMRS dapat menjadi kendala yang signifikan dalam penerapan, bahkan berpotensi pada
terjadinya kegagalan pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Penelitian-penelitian terdahulu mengenai SIMRS menunjukkan bahwa penerapan
SIMRS dapat meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, baik melalui pencapaian
manfaat sistem tersebut maupun peningkatan kapasitas organisasi4,5,6
. Namun demikian
permasalahan perilaku organisasi yang timbul pada penerapan SIMRS belum banyak
diungkap. Oleh karena itu, penelitian ini mengeksplorasi permasalahan perilaku
organisasi pada penerapan SIMRS, dengan pendekatan studi kasus di Rumah Sakit dr.
Soedjono Magelang. Pendekatan studi kasus dipilih karena setiap rumah sakit memiliki
kultur kerja dan kebijakan yang berbeda . Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang telah
menerapkan SIMRS sejak beberapa tahun lalu, sehingga sangat relevan untuk dievaluasi
pada saat ini.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka perumusan masalah
penelitian adalah sebagai berikut ini.
i. Bagaimana implementasi sistem informasi manajemen di Rumah Sakit dr.
Soedjono Kota Magelang ?
ii. Seperti apa tantangan perilaku organisasi terkait penerapan SIMRS di Rumah
Sakit dr. Soedjono Kota Magelang ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
i. Menggambarkan implementasi sistem informasi manajemen di Rumah Sakit dr.
Soedjono Kota Magelang melalui metode observasi proses SIMRS
ii. Mengidentifikasi tantangan perilaku organisasi terhadap penerapan SIMRS di
Rumah Sakit dr. Soedjono Kota Magelang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Elektronik Kesehatan (e-health)
Elektronik kesehatan (e-health) adalah penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) untuk pelayanan kesehatan. Teknologi Informasi dan Komunikasi
memiliki potensi untuk mengubah industri kesehatan dalam hal infrastruktur, biaya
pelayanan, dan kualitas layanan1. Badan kesehatan dunia atau WHO (World Health
Organitation) (2008), mendefinisikan e-health sebagai “the use of information and
communication technologies (ICT) for health”, yang mendorong setiap negara untuk
menyusun rencana strategis layanan e-health di bidang kesehatan baik untuk
administrasi kesehatan, kerangka legal dan regulasi, infrastruktur serta mekanisme
kemitraan publik dan swasta1.
Mayoritas rumah sakit di Indonesia masih menggunakan sistem manual.
Pencatatan identitas pasien sampai pembuatan laporan dibuat dan diarsipkan dalam
bentuk paper-based dengan ruang penyimpanan yang luas sehingga menyebabkan
kesulitan dalam pencarian data dan informasi. Sistem manual dianggap sudah tidak
optimal dalam pelayanan kesehatan yang semakin kompleks, sehingga beberapa rumah
sakit saat ini mulai mengadopsi TIK untuk mengatasi berbagai kendala serta untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan. Tuntutan rumah sakit adalah
mengurangi kesalahan medis, akses informasi tepat waktu, monitor aktivitas pelayanan,
dan mengendalikan biaya operasional. Rumah sakit mampu memanfaatkan Sistem
Informasi Manajemen (SIM) terintegrasi yang bisa sharing informasi real-time, tepat,
dan akurat5. Pemanfaatan aplikasi e-health di rumah sakit yang disebut dengan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) antara lain terdiri dari pendaftaran online
bagi pasien, peresepan elektronik (e-prescribing), elektronik rekam medik (e-MR),
pencatatan dan pelaporan pelayanan serta memberikan dukungan dalam pengambilan
keputusan manajemen obat dan pengobatan7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat2. Kualitas pelayanan kesehatan sangat rentan dengan potensi
terjadinya error yang berhubungan dengan keselamatan pasien (patient safety) yang dapat
merugikan rumah sakit baik dalam finansial maupun kredibilitas8.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS
adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan
koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat
dan akurat, dan merupakan bagian dari sistem informasi kesehatan2. Sistem informasi
rumah sakit mampu mengolah data berkualitas tinggi dari semua unit kerja di rumah
sakit, sehingga informasi lebih komprehensif dan efisien dalam pelayanan. Pengunaan
teknologi informasi dan komunikasi rumah sakit harus memudahkan operasional serta
mampu mengatasi kendala pelayanan pasien. Informasi yang disediakan harus benar,
relevan dan terbarukan, serta mudah diakses untuk perawatan pasien dan
administrasinya6. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dapat menyederhanakan
rangkaian aktivitas sehingga tersusun rapi dan sistematis secara komputerisasi yang cepat,
efektif, efisien dan transparan4.
Suatu proses implementasi baru dapat dimulai apabila tujuan dan sasaran telah
ditetapkan9. Implementasi SIMRS dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan
mengakomodasi kekurangan atau masalah dalam penerapannya, dengan sumber masalah
antara lain: komunikasi, sumber daya, sikap birokrasi atau pelaksana, dan struktur
organisasi, termasuk tata aliran kerja birokrasi9. Sistem informasi manajemen rumah sakit
yang digunakan harus memberikan kemudahan operasional serta mengatasi kendala.
Sistem informasi rumah sakit memiliki peranan penting dalam pelayanan klinis dan
administratif. Pengelolaan informasi dapat mendukung proses pengambilan keputusan6.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang diterapkan dengan baik dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mendukung proses pengelolaan manajemen dan pelayanan klinis menjadi lebih efektif
dan efisien, serta dapat mengurangi terjadi kesalahan pelayanan terhadap pasien.
Menurut Permenkes RI Nomor 82 tahun 2013 setiap rumah sakit wajib
menyelenggarakan SIMRS serta melakukan pengelolaan dan pengembangan. Pelaksanaan
pengelolaan dan pengembangan SIMRS harus mampu meningkatkan dan mendukung
proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, yang meliputi: kecepatan, akurasi, integrasi,
peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi, kemudahan pelaporan, kecepatan
mengambil keputusan dan penyusunan strategi dalam manajerial dan budaya kerja,
transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem, dan pengurangan biaya
administrasi2. Akurasi data adalah menampilkan data yang dijamin ketepatannya dan
tidak terjadi duplikasi. Integrasi data adalah terhubungnya input data pelayanan dari
semua unit dalam satu sistem. Efisiensi dapat diperoleh ketika kecepatan dan akurasi data
terpenuhi. Kemudahan yang lain adalah sistem pelaporan pelayanan lebih cepat dan tepat
waktu10
.
Penerapan SIMRS pada pelayanan kesehatan mencakup antara lain: pelayanan
pendaftaran pasien, elektronik peresepan, elektronik rekam medis, Billing System dan
website rumah sakit.
1. Pendaftaran online pasien dan Website Rumah Sakit.
Pengguna perlu memahami prosedur pendaftaran online ,supaya kemudahan akses
dapat diperoleh dengan cepat dan tepat1. Pasien dapat mengakses pendaftaran online
melalui web (website RS) atau e-kios yang disediakan rumah sakit untuk memperoleh
nomor antrian periksa dokter maupun informasi pelayanan lainnya1.
2. Peresepan elektronik
Sistem peresepan elektronik (e-prescribing) merupakan perangkat lunak yang
didesain mempermudah peresepan obat mulai tahap prescribing (penulisan resep),
transcribing (pembacaan resep), dispensing (penyiapan obat), dan proses penyerahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
obat kepada pasien. Keseluruhan tahapan tersebut bekerja secara sistematis
menghubungkan berbagai informasi antara dokter (prescriber), farmasi (dispenser),
bagian keuangan, dan rekam medis pasien. Peresepan elektronik diterapkan untuk
mengurangi kesalahan pelayanan farmasi yaitu resiko salah baca, salah dosis, salah
pengambilan obat, dan mencegah terjadinya interaksi obat11
.
3. Rekam medis elektronik
Rekam medis elektronik adalah kompilasi catatan, pernyataan, interpretasi tenaga
kesehatan dalam pelayanan pasien di rumah sakit dalam sistem digital (elektronik)
komputerisasi (e-MR atau Electronic Medical Record) menggantikan berkas atau
kertas catatan medis. Manfaat penggunaan elektronik rekam medis antara lain
memudahkan penelusuran dan pengiriman informasi pasien, penyimpanan data lebih
ringkas dan dapat ditampilkan tepat sesuai kebutuhan informasi, memudahkan
pelaporan, kualitas data dapat dikendalikan dan ditingkatkan sesuai kemajuan
teknologi kesehatan, dapat diintegrasi dengan perangkat lunak pendukung serta
informasi eksternal rumah sakit. Penerapan rekam medik elektronik perlu mewaspadai
kemungkinan kebocoran data dan informasi pasien, sehingga keamanan perlindungan
data menjadi prioritas utama saat diterapkan elektronik rekam medis di rumah sakit12
.
4. Billing System
Billing system adalah bagian dari aplikasi sistem informasi manajemen yang melayani
pembiayaan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Informasi tagihan rawat inap untuk
satu orang pasien membutuhkan informasi tagihan dari berbagai unit pelayanan yang
terkait, diantaranya tagihan sewa kamar, tagihan obat, visite dokter, perawatan,
pelayanan instalasi gizi, dan tagihan obat yang diterima pasien13
. Billing System
memegang peranan penting dalam manajemen rumah sakit karena menentukan
ketahanan anggaran keuangan14
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3. Perilaku Organisasi Rumah Sakit
Perilaku organisasi didefinisikan sebagai berikut: “the study of how people join
together to accomplish tasks toward a common goal” yang memiliki 3 komponen
pendekatan, yaitu 1) orang atau individu – individu; 2) struktur organisasi; 3) lingkungan,
baik internal (di dalam organisasi) maupun eksternal (di luar organisasi)15
. Perilaku
organisasi memiliki makna sederhana sebagai suatu wadah bagi individu–individu untuk
berkumpul dengan tujuan tertentu, aturan tertentu, dan ciri tertentu15
. Istilah perilaku
organisasi merupakan terjemahan dari organizational behavior16
. Bagi organisasi,
manusia dianggap memiliki peran sentral17
. Perilaku organisasi meliputi aspek yang
ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia, serta aspek yang ditimbulkan
dari pengaruh manusia terhadap aspek organisasi18
. Perilaku organisasi rumah sakit
seperti tenaga kesehatan yang profesional merupakan sikap utama tenaga kesehatan
dalam melakukan pelayanan kepada pasien. Keberhasilan upaya pelayanan kesehatan
dipengaruhi oleh perilaku profesional tenaga kesehatan baik dokter, perawat, farmasi,
bidan, dan tenaga kesehatan lainnya19
. Peningkatan ilmu pengetahuan (tingkat
pendidikan) sesuai profesinya mempengaruhi perilaku tenaga kesehatan20
. Fasilitas
teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan potensi kinerja tenaga kesehatan
menjadi lebih berkualitas, efektif, dan efisien. Fasilitas SIMRS menjadi kunci penting
dalam mempengaruhi perilaku kerja tenaga kesehatan dalam pelayanan kepada pasien di
rumah sakit3.
Penerapan SIMRS akan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kinerja
tenaga medis dan staf admininstrasi, serta mempermudah pelayanan kepada pasien di
rumah sakit. Kemudahan pelayanan non medis di rumah sakit dalam penerapan SIMRS
yang paling sederhana adalah Billing system Computerized, yang secara akurat
membantu sistem menajemen keuangan yang transparan dan bertanggungjawab.
Penerapan SIMRS dalam pelayanan medis antara lain e-prescribing dan e-MR yang
digunakan secara digital, sehingga menuntut pengetahuan tenaga kesehatan dalam hal
teknologi informasi dan komunikasi10
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Perilaku atau budaya kerja tenaga kesehatan yang tidak mau berkembang dapat
menjadikan hambatan dalam penerapan SIMRS. Secara positif tenaga medis mudah
termotivasi dan mampu mengikuti perkembangan teknologi kesehatan sehingga
penerapan SIMRS dapat tepat, efisien, dan komprehensif. Tenaga kesehatan yang tidak
mampu mengikuti perkembangan teknologi dapat menjadi hambatan penerapan SIMRS.
Ketidakmampuan tenaga kesehatan dalam mengikuti perkembangan teknologi ini dapat
disebabkan oleh faktor usia, budaya tradisional yang nyaman dan menolak berubah,
fasilitas dan akses yang terbatas, dan pengetahuan teknologi yang tidak tersampaikan.
Sosialisasi dan pelatihan penggunan SIMRS menjadi solusi dalam mencegah atau
menghindari faktor penghambat dari tenaga kesehatan, sampai dicapai kemampuan
penerapan masing-masing individu dalam menggunakan SIMRS10
.
Tingkat pendidikan, lama bekerja, dan jabatan menjadi kunci utama dalam
penerapan SIMRS. Komunikasi dan sosialiasi dapat menjadi jembatan penghubung
antara pengetahuan dan implementasi. Masalah terkait perubahan paradigma kerja atau
revolusi teknologi dapat dikurangi dengan komunikasi yang baik pada setiap individu
tenaga kesehatan di setiap lini jabatan rumah sakit. Penerapan SIMRS membutuhkan
respon positif dari masing-masing profesi dalam menyikapi dan menerapkan sehingga
dapat menghasilkan kualitas pelayanan yang terjamin21
.
Kualitas budaya kerja yang baik akan menciptakan sumber daya manusia yang
produktif, berkualitas, berkomitmen, dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaan. Fungsi
manajemen informasi pada rumah sakit terdiri dari perencanaan (planning),
pengorganisasian organizing), pengimplementasian (actuating), pengendalian
(controlling), evaluasi (evaluation) dan inovasi (innovation)22
.
4. Kerangka teori penelitian: Precede (Predisposing, Reinforcing, Enabling)
Perilaku profesional tenaga kesehatan merupakan sikap utama tenaga kesehatan
dalam melakukan pelayanan kepada pasien. Keberhasilan upaya pelayanan kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dipengaruhi oleh perilaku profesional tenaga kesehatan baik dokter, perawat, farmasi,
bidan, dan tenaga kesehatan lainnya.
Predisposing
Faktor predisposing merupakan faktor yang dipengaruhi langsung oleh kekuatan
internal sebagai organisasi maupun individu, seperti pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-
nilai, sosio-ekonomi, umur, jenis kelamin, dan presepsi yang berhubungan dengan
motivasi individu23
. Tingkat pendidikan, lama bekerja, dan jabatan menjadi salah satu
faktor penting dalam penerapan SIMRS. Kemampuan mengadaptasi teknologi atau
pengetahuan teknologi modern juga sebagai faktor penentu keberhasilan penerapan
SIMRS. Faktor predisposing merupakan poin-poin pertimbangan yang mempengaruhi
secara positif atau bahkan dapat menjadi kendala penerapan SIMRS23
.
Enabling
Faktor pemungkin (Enabling) adalah kemampuan dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk melakukan sesuatu, misanya: biaya, jarak tempuh, sarana dan
prasarana, ketersediaan transportasi, waktu pelayanan dan keterampilan petugas
kesehatan23
. Komunikasi dan sosialiasi dapat menjadi jembatan penghubung antara
pengetahuan dan implementasi penerapan kerja. Pemenuhan fasilitas sarana prasarana
menjadi salah satu faktor kemungkinan keberhasilan penerapan SIMRS, karena kemajuan
teknologi membutuhkan fasilitas penunjang yang memadai. Sarana prasarana teknologi
SIMRS juga harus didukung keterampilan tenaga kesehatan dalam menggunakannya23
.
Reinforcing
Faktor penguat (Reinforcing) yaitu faktor yang memperkuat terjadinya tindakan,
misalnya: tokoh masyarakat, manajemen atau pimpinan, tenaga profesional, dan
keluarga24
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Fungsi manajemen organisasi atau pimpinan harus mampu melakukan pertimbangan dan
pengambilan keputusan yang penting, sehingga dukungan pimpinan menciptakan
perilaku positif tenaga kesehatan dalam penerapan SIMRS23
.
Gambar.1 The Precede-Proceed model for health promotion planning and
evaluation25
.
Gambar di atas menunjukkan satu siklus perencanaan perilaku dengan
menggunakan konstruk Precede (Predisposing, Reinforcing, Enabling). Faktor enabling
(pemungkin) merupakan faktor lingkungan yang mempermudah terjadinya tindakan
tertentu berdasarkan predisposisi yang melekat sebagai karakteristik pada diri individu.
Faktor reinforcing (penguat) dapat bersifat reward atau punishment terhadap
dilakukannya suatu tindakan tertentu. Faktor predisposing merupakan motivasi atau
alasan individu melakukan suatu tindakan tertentu 25
.
5. State of The Art dan Keterangan Empiris Penelitian
Penelitian mengenai SIMRS pernah dilakukan oleh Odelia (2018) dengan hasil
penelitian yang menunjukkan peningkatan mutu pelayanan di RSUD dr. Moh.
Soewandhie Surabaya melalui penerapan SIMRS dengan mengembangkan kapasitas
organisasi di rumah sakit4. Sanjaya, dkk (2012) menjelaskan arah penggunaan dan
pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit5, sedangkan Setyawan (2016) melakukan
Predisposing
Enabling
Reinforcing Behavior
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
analisa implementasi pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
di RSUD Kardinah Tegal6. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan dapat tercapai melalui penerapan SIMRS dengan pengembangan
organisasi rumah sakit. Namun demikian, perilaku organisasi di masing-masing instansi
kesehatan atau rumah sakit memiliki ciri dan potensi yang berbeda-beda dalam menyikapi
penerapan SIMRS. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran dinamika dan tantangan perilaku organisasi dalam penerapan SIMRS di Rumah
Sakit dr. Soedjono di Kota Magelang, yang memiliki budaya kerja dan kebijakan yang
berbeda dengan rumah sakit yang telah diteliti sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB III. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Variabel Penelitian
Penelitian ini berjenis observasional dengan pendekatan kualitatif. Variabel pada
penelitian ini adalah implementasi SIMRS dan tantangan perilaku organisasi Rumah
Sakit dalam penerapan SIMRS.
2. Teknik Pengambilan Data dan Instrumen Penelitian
Pengambilan data dilaksanakan di Rumah Sakit dr. Soedjono Kota Magelang.
Metode pengambilan data menggunakan metode observasi dan wawancara. Instrumen
penelitian berupa panduan wawancara yang disusun berdasarkan kerangka teori Precede-
Barier (Predisposing, Reinforcing, Enabling) (Lampiran 2). Panduan wawancara diuji
validitasnya secara professional judgement. Data yang digali dari wawancara berfokus
pada implementasi pelaksanaan program SIMRS.
3. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Non Random Purposive Sampling,
yang ditentukan berdasarkan peran, keahlian, profesi, dan jabatan yang terkait dengan
implementasi SIMRS. Responden penelitian pada metode wawancara adalah pengguna
langsung SIMRS untuk pelayanan kepada pasien (Lampiran 1). Responden diminta
kesediaannya berpartisipasi dengan menandatangani Informed Consent (Lampiran 3).
Responden juga diberi penjelasan singkat mengenai penelitian ini. Pelaksanaan
wawancara dilakukan berdasarkan waktu dan tempat yang disepakati antara responden
dan peneliti.
4. Pengolahan dan Analisis Data
Hasil wawancara ditranskrip secara verbatim atau diuraikan kata demi kata apa
adanya sesuai data yang diperoleh. Uraian data dianalisa dengan teknik analisa tematik,
dengan mengacu pada rumusan masalah dan tujuan penelitian26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
5. Validitas Data Terpercaya (Trusthyworthyness)
Metode wawancara dilakukan secara langsung dengan menggunakan perekam suara
dan pertanyaan diajukan berdasarkan panduan wawancara yang telah di validasi.
Wawancara dilakukan dengan terlebih dahulu membuat janji waktu wawancara,
kemudian memberikan informasi singkat tentang penelitian ini kepada responden, dan
meminta responden menandatangani lembar persetujuan mengikuti penelitian (Inform
consent). Setelah responden setuju, kemudian wawancara dilakukan sesuai isi panduan
wawancara. Proses wawancara direkam berdasarkan persetujuan responden. Pada akhir
wawancara dilakukan verifikasi isi wawancara yaitu dengan mendengarkan ulang hasil
rekaman, maupun catatan peneliti dengan maksud memberikan kesempatan kepada
responden apabila akan merubah, menambahkan, atau menghapus pernyataan tertentu
dalam wawancara.
Hasil rekaman wawancara ditranksrip secara verbatim dalam bentuk tulisan. Metode
transkrip hasil rekaman dilakukan oleh asisten penelitian, kemudan hasil transkrip dibaca
ulang oleh peneliti sambil mendengarkan kembali rekaman dan notulensi wawancara. Hal
ini dilakukan untuk memverifikasi keakuratan transkrip. Transkrip yang telah diverifikasi
kemudian dianalisa secara independent oleh dua orang dengan cara masing-masing
menentukan kode awal, kemudian hasil kode awal tersebut didiskusikan untuk disetujui
bersama sebagai kode formal. Selanjutnya, dari kode formal ditentukan tema-temanya.
Pematangan tema yang disepakati dilakukan melalui diskusi.
6. Ethical Clearence
Kelaikan etik penelitian ini (ethical clearance) telah diperoleh dari Universitas
Respati Yogyakarta dengan nomor : 201.3/FIKES/PL/IX/2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
7. Langkah-langkah penelitian
Langkah – langkah penelitian secara rinci ditampilkan dalam bentuk bagan alir di
bawah ini.
Penyusunan dan pengajuan proposal penelitian
Pengajuan ethical clearance
Penentuan responden
Penentuan jadwal pengambilan data
Pembuatan draft panduan wawancara
Uji validitas instrumen wawancara
Mengumpulkan data dengan observasi dan wawancara
Pengolahan data
Analisis Data
Membuat draft naskah publikasi dan naskah tesis
Submit naskah publikasi dan naskah tesis
Gambar 2. Langkah-langkah penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik responden dan gambaran implementasi SIMRS di RS dr. Soedjono
Magelang
Jumlah responden inklusi pada penelitian ini berjumlah 21 orang dengan
karakteristik yang dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini :
Tabel 1. Karakteristik Responden Wawancara
Karakteristik responden Jumlah Jenis aplikasi yang digunakan
responden
Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1 Orang e-MR, e-prescribing
Dokter Umum (Instalasi Gawat
Darurat) 1 Orang
e-MR, e-prescribing
Perawat Ruangan 5 Orang e-MR, Billing System, SIM INTAN
Administrasi Ruangan 1 Orang e-MR, Billing System
Perawat Poliklinik 2 Orang e-MR, Billing System
Apoteker 1 Orang e-MR, e-prescribing, Billing System, SIM
INTAN
Tenaga Teknis Kefarmasian 2 Orang e-prescribing
Administrasi Farmasi 2 Orang e-prescribing, Billing System
CSSD (Central Sterilization Supply
Department) 1 Orang
Billing System
Pelayanan Medik (rekam Medik) 3 Orang e-MR, e-prescribing, Billing System, V-
Claim
Petugas Teknologi Informasi (TI) 2 Orang semua Aplikasi
Total 21 Orang
Tabel 1 juga menunjukkan spesifikasi aplikasi yang digunakan oleh masing-masing
responden, yang secara detail disajikan dalam Tabel 2 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tabel 2. Karakteristik Aplikasi SIMRS di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang
KARAKTERISTIK APLIKASI SIMRS
Elektronik Rekam Medis Elektronik
Peresepan
Billing
System
SIM
INTAN V-Claim
1. Pendaftaran Pasien
2. Identitas Pasien
3. Tanda-tanda Vital dan
pemeriksaan Penunjang
4. Tindakan dokter / Diagnosa
5. Tindakan Perawat dan
penunjang lain (Lab, Radiologi)
6. Asuhan Keperawatan
7. Data terintegrasi (CPPT) /
Data Sharing
8. Elektronik Peresepan
9. Billing System
10. Klaim BPJS
1. Input Resep
2. Billing System
3. Klaim Pelayanan
4. Monitoring
Peresepan
5. Logistik
(Pengelolaan Stok
Obat dan BMHP)
6. Laporan
(Pelayanan Resep,
Narkotika
Psikotropika, dll)
1. Tagihan
per unit
2. Tagihan
Pelayanan
pasien
umum
3. Laporan
(Klaim BPJS
dan
Pelayanan
Umum
Laporan
Keselamatan
Pasien
1. Briedging
SIMRS
dengan BPJS
2. Pembuatan
SEP (Surat
Eligibilitas
Pasien)
Karakteristik aplikasi SIMRS yang terdapat secara detail pada tabel 2, memiliki
fungsi pelayanan yang berbeda baik pengguna maupun materi dan saling melengkapi
untuk menghasilkan suatu pelayanan yang lebih baik bagi pasien.
Peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan petugas IT Rumah sakit
untuk mengetahui alur penggunaan SIMRS di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang. Hasil
wawancara dan observasi tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram alur SIMRS
di Rumah Sakit dr. Soedjono kota Magelang seperti dalam Gambar 2 berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 2. Diagram Alur SIMRS di RS dr. Soedjono Magelang Jawa Tengah.
Proses pengamatan dilakukan untuk mendeteksi hubungan penerapan SIMRS
dengan tantangan yang muncul baik dari segi sarana prasarana maupun berasal dari
masing-masing pengguna. Dari karakteristik responden yang diamati dan dihubungkan
dengan detail aplikasi yang disampaikan sebelumnya, peneliti menemukan berbagai
tantangan penerapan mulai dari tingkat pengetahuan pengguna dan pemahaman dalam
SIMRS, serta peran penting pimpinan yang menentukan pemenuhan kebutuhan yang
memadai bagi pengguna SIMRS di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Tantangan dan hambatan perilaku organisasi dalam penerapan SIMRS
Perilaku manusia dalam suatu organisasi, termasuk rumah sakit, memberikan arah
bagi pencapaian tujuan organisasi sesuai visi dan misi organisasi tersebut30
. Hasil analisis
data kualitatif pada penelitian dapat dikategorikan menjadi 9 tema dalam implentasi
SIMRS di RS dr. Soedjono Magelang antara lain, 1). Familiarity, 2).Flexibility, 3).
Disipline, 4). Empowerment, 5). Data Sharing, 6). Facilities, 7). Quality Assurance, 8).
Pragmatism, dan 9) Capacity Building. Keterkaitan antar tema-tema tersebut
digambarkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram Tema Perilaku Organisasi pada Penerapan SIMRS di RS
dr. Soedjono Magelang Jawa Tengah
Penerapan SIMRS melibatkan hubungan antara pengguna (individu) dengan sistem
(aplikasi) yang didukung sarana prasarana memadai. Penelitian ini mengungkapkan
hubungan 9 tema yang menjadi modal keberhasilan penerapan SIMRS dan menemukan
tantangan serta kendala yang dapat berpotensi kegagalan penerapan SIMRS di Rumah
Sakit dr. Soedjono Magelang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
A. Pemahaman dan kedisiplinan (Familiarity dan Discipline)
Di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang, proses penerapan SIMRS dimulai dengan
kebijakan pimpinan yang menunjuk pengembang SIMRS untuk diterapkan program
secara langsung dan menyeluruh di setiap unit pekerjaan. Penerapan SIMRS di RS dr.
Soedjono mengalami dinamika antara pengguna dengan sistem SIMRS sehingga
memerlukan pemahaman baik dengan pekerjaan, fasilitas maupun dengan lingkungannya.
Dalam diagram tema pada gambar 3. hubungan pemahaman tidak lepas dengan
kedisiplinan. Semakin memahami SIMRS dan semakin disiplin dalam menmasukkan data
maka hasil penerapan akan baik. Namun proses pemahaman SIMRS dan kedisiplinan
tidak secara langsung mudah diterapkan, data responden menunjukkan bahwa dalam
proses awal pengguna mengalami kesulitan dalam memahami alur proses penerapan
SIMRS tersebut.
“…ya awal kita memang agak bingung, karena belum terbiasa, kalau sudah
terbiasa akan memudahkan, teknologi dibuat bukan untuk menyulitkan tapi
memudahkan…” (UB-09)
Kebiasaan-kebiasaan penerapan akan meningkatkan pemahaman pengguna
sehingga mudah menghasilkan alur dan tujuan operasional SIMRS di Rumah Sakit dr.
Soedjono Magelang. Semakin pengguna terbiasa dengan SIMRS akan semakin akrab
dengan aplikasi dan fasilitas maka keterampilan dan pengetahuan pengguna menjadi
cepat meningkat.
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta kedisiplinan pengguna SIMRS
menunjukkan pemahaman penerapan sehingga menghasilkan data akurat dan tepat waktu
yang dibutuhkan dalam pelayanan. Hubungan timbal balik antara pemahaman
(familiarity) dengan kedisiplinan (Discipline) menjadi faktor utama secara individu dalam
menghasilkan SIMRS yang mendukung kinerja pelayanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
“..mendukung dalam artian kecepatan, kita kolaborasi dengan laboratorium,
apotek dengan sekali klik langsung terlayani tanpa harus mobile kesana..” (SH019).
“…SIMRS sangat membantu, karena dengan billing system tidak ada tagihan
terlewatkan…” (EY-01).
B. Fleksibilitas, Data Terintegrasi, Sarana Prasarana dan Pemberdayaan
Kombinasi Familiarity dengan Discipline oleh individu pengguna menghasilkan
sikap yang fleksibel (luwes) dalam menghadapi dinamika elektronik SIMRS. Flexibilitas
yang ditumbuhkan menjadi dasar dalam merefleksikan sikap koordinatif antar tenaga
kesehatan. Dalam diagram Tema hubungan koordinatif yang tidak terpisahkan dan saling
berhubungan adalah antara Flexibility (sikap fleksibel) dengan data terintegrasi
(kumpulan data input dari berbagai tenaga kesehatan), yang didukung Facility (sarana
prasarana) yang menghasilkan suatu kekuatan pemberdayaan baik sumber daya maupun
kapabilitas manusia (empowerment). Gambaran hubungan tantangan perilaku di Rumah
Sakit dr. Soedjono dalam penerapan SIMRS adalah pengguna yang telah memiliki
pemahaman keakraban (familiarity) dan melakukan data input secara disiplin (discipline)
menumbuhkan sikap dasar koordinatif yang fleksibel berbagai arah, baik antar tenaga
kesehatan maupun dengan berbagai aplikasi SIMRS (flexibility). Sikap fleksibel ini
mendorong pemenuhan data terintegrasi (data sharing) dari tindakan berbagai profesi
kesehatan sehingga setiap tenaga kesehatan mengisi data dan dapat melakukan
monitoring pasien hanya dalam satu layar tampilan SIMRS.
“…semua terkoneksi sehingga mempermudah tata laksana pada pasien baik
laboratorium, radiologi, maupun data perawatan sebelumnya dapat langsung dilihat...”.
(TP-04).
“...apabila sudah aplikatif ya lebih mudah dalam artian kita langsung mengisi,
terpantau semua dan tersinkron, misal permintaan laboratorium, radiologi sudah muncul
hasil di SIMRS jadi tinggal memfollow up disitu…”(OKT-08)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Hasil koordinasi sikap fleksibel dengan data terintegrasi dipengaruhi oleh
pemenuhan sarana prasarana (facilities) yang memudahkan memasukkan data tindakan
dengan cepat dan akurat, oleh karena itu di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang
pimpinan memberikan dukungan pemenuhan sarana prasarana dengan baik.
“.. Kalau untuk sarana alhamdulilah di rumah sakit sudah sangat di
dukung..”(PU05)
Hubungan erat fleksibility, data sharing dan facilities secara timbal balik akan
merefleksikan kekuatan pemberdayaan baik sumberdaya sarana maupun kapabilitas
manusia (empowerment). Kekuatan pendayagunaan (empowerment) adalah upaya
pemerataan, pemanfaatan, pembinaan dan pengawasan serta peningkatan profesionalitas
pengguna. Tantangan perilaku di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang adalah
mewujudkan kekuatan pemberdayaan baik sumberdaya manusia maupun sarana, yaitu
bagaimana mengharmonisasi pengguna untuk disiplin menggunakan SIMRS kemudian
berkolaborasi data antar tenaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas yang telah
disediakan memadai. Harmonisasi pemberdayaan ini menghasilkan pelayanan yang lebih
baik di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang. Bahkan riwayat tindakan pasien dapat
dimonitor baik riiwayat terdahulu maupun yang sedang dilaksanakan.
“...yang pertama saya akan menerima terkait DPJP, saya aktivasi mengisi
assessment awal, kemudian CPPT ,resep, lalu diagnosis dan planning terapi kemudian di
akhir sesi saya akan periksa untuk konfirmasi sejawat lain misalkan dari perawat,
farmasi kemudian konfirmasi terkait tanggungjawab saya sebagai DPJP…” (TP-04).
”…karena rekamannya juga bisa dilihat dari SIMRS juga dari riwayat-riwayatnya
yang kemarin daripada kita manual harus melihat berkas-berkas…” (NB-06).
C. Peningkatan Kapasitas (Capacity Building)
Peningkatan kapasitas dalam diagram tema merupakan elemen penting yang
merupakan tindak lanjut peningkatan kapabilitas dari semua tema sebelumnya. Hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
familiarity dengan Discipline yang menghasilkan harmonisasi koordinasi antara flexibility
dengan data sharing dan facilities kemudian merefleksikan empowerment memerlukan
dukungan peningkatan kapasitas yaitu dengan peningkatan kapabilitas, kemampuan,
keterampilan serta pengetahuan pengguna serta sarana prasarana SIMRS yang semakin
maju, canggih dan modern yang diperlukan dalam dunia kesehatan. Sehingga Rumah
sakit dapat mengikuti perkembangan digital modern dunia kesehatan yang semakin maju
dan berkembang pesat.
menurut saya perlu untuk mengupdate keterampilan, ilmu, seminar, pelatihan
supaya kita tidak tertinggal teknologi apalagi sekarang ini era digital”(AS-11).
”menurut saya diperlukan pelatihan internal secara berkala agar penggunaan
SIMRS lebih bisa familiar, bisa lebih mengevaluasi kekurangan dari bagian
terkait”(TH013)
D. Kendala (Pragmatism)
Dalam diagram tema, pragmatism terletak pada lingkaran luar tema, hal ini
menunjukkan bahwa kendala penerapan SIMRS dapat terjadi di semua sisi tema sehingga
berpotensi menghambat atau terjadi kegagalan dalam penerapannya. Hasil penelitian
pengamatan tantangan perilaku yang menjadi kendala penerapan SIMRS di Rumah Sakit
dr. Soedjono Magelang dapat terjadi mulai dari pemeliharaan dan perawatan fasilitas,
data terhambat dimasukkan, sampai faktor individu seperti usia, penglihatan, konsentrasi
yang menghambat proses penerapan SIMRS.
”… untuk orang yang mungkin sudah senior atau sepuh, itu akan sulit”…(OKT-08)
…”kita harus konsentrasi penuh, jika tidak nanti kita bingung, sehingga akan
terjadi kesalahan dalam input” .(RO-015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Dukungan pimpinan dalam pemenuhan sarana prasarana di Rumah Sakit dr.
Soedjono masih ditemukan ada kendala kekurangan sarana, yaitu fasilitas notebook untuk
dokter IGD.
”…misalnya kayak di IGD, idealnya setiap entry setidaknya harus punya tablet
atau computer yang sampai detik ini belum ada sehingga kita masih bolak balik pasien
terus ngetik, jika ada tablet maka ke pasien kita bisa langsung entry…”(OKT-08).
Kendala lain secara teknis yang muncul yang harus dipertimbangkan untuk segera
diselesaikan adalah mengenai kemampuan jaringan, listrik serta keamanan data dan umur
penyimpanan data yang terbatas, supaya data tindakan pelayanan tidak mengalami
gangguan atau kegagalan.
”...kalau kita tidak siap untuk listrik 24 jam akan terkendala, kemudian sisi
keamanan data harus diperhitungkan cermat karena umur alat penyimpanan data ada
batasnya” (PU-05).
E. Jaminan Kualitas (Quality Assurance)
Peran sentral pimpinan dalam penerapan SIMRS merupakan jaminan kualitas yang
harus terwujud. Dalam diagram tema Quality Asasurance menunjukkan bahwa pimpinan
Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang memiliki tantangan dari awal penerapan SIMRS
yang berupa kebijakan dan keputusan memulainya penerapan, kemudian pemenuhan
fasilitas sarana di setiap unit pelayanan sampai program aplikasi SIMRS yang sederhana
dan mudah digunakan oleh pengguna, serta respon penyelesaian kendala sehingga
dukungan dan kehadiran pimpinan dalam mewujudkan pelayanan kepada pasien menjadi
lebih baik, tepat waktu dan akurat sesuai alur dan tujuan penerapan SIMRS.
”saya rasa, salah satu yang harus diapresiasi adalah dukungan pimpinan, dan
kehadirannya bisa kita rasakan karena dengan SIMRS data menjadi real time, cepat dan
akurat sehingga mempermudah tatalaksana pada pasien” (TP-04).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
”ada kekurangan apa yang kita butuhkan dari aplikasi, pimpinan mendukung untuk
kesempurnaan” (NB-06)
F. Alur Penyelesaian masalah pada penggunaan SIMRS di RS dr. Soedjono
Magelang
Hasil wawancara dengan responden menunjukkan cara responden dalam
menyelesaikan kendala penerapan SIMRS, antara lain :
a. Mengecek jenis dan tingkat kerusakan, yaitu kerusakan ringan diselesaikan sendiri
langsung, kerusakan kategori berat dilaporkan ke petugas IT.
”tergantung pengaplikasiannya, maksudnya kerusakannya apa ? troublenya apa ?
kalo mampu, kita selesaikan sendiri, jika tidak mampu kita minta bantuan Tim IT”
(RO-015)
b. Langsung menghubungi petugas IT untuk segera diselesaikan kendalanya.
”jika ada kendala terdapat bagian IT rumah sakit, kita melaporkan kemudian ditanggapi
lalu petugas mengecek disini” (EY-01).
”biar cepat diatasi saya langsung telp pihak SIMRS, nanti beliau akan datang untuk
memperbaiki” (RP-02).
SIMRS digunakan setiap waktu untuk mengumpulkan data dari setiap pengguna
untuk menghasilkan pelayanan yang lengkap dan akurat, sehingga setiap kendala harus
segera diselesaikan dengan cepat, baik oleh pengguna maupun petugas IT. Respon
petugas IT di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang sangat baik, hasil wawancara dengan
responden mendukung bahwa kinerja petugas IT termasuk cepat dalam mengatasi
masalah.
”kita punya Tim IT, dan saya rasa respon timenya juga cukup baik, jadi bisa menjawab
setiap keluhan di setiap bagian yang terkendala” (TP-04)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Hasil data wawancara dengan responden mengenai alur penyelesaian kendala
SIMRS dapat digambarkan dalam Gambar 4 di bawah ini :
Kendala / Hambatan
Hardware Software
Ringan Berat
Diselesaikan sendiri (pelaksana) Laporan Pimpinan
Masalah selesai Masih bermasalah koordinasi dengan petugas IT
Laporan Pimpinan unit Respon petugas IT
Masalah diselesaikan
Gambar 4. Alur penyelesaian kendala SIMRS di RS dr. Soedjono Magelang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan didukung oleh hasil wawancara mengenai
tantangan perilaku dalam implementasi SIMRS di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Implementasi penerapan SIMRS di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang telah
berjalan dengan baik. SIMRS diterapkan oleh pengguna yang paham, terampil dan
koordinatif antar tenaga kesehatan dengan didukung peran pimpinan dan sarana
prasarana sehingga mampu menghasilkan data tepat waktu, cepat dan akurat
sehingga mempermudah tatalaksana terapi pada pasien.
2. Hasil wawancara menunjukkan kemungkinan terjadi kendala penerapan SIMRS,
mulai dari keamanan data dan umur penyimpanan data, ketidakstabilan jaringan dan
listrik, serta kurangnya fasilitas untuk dokter di IGD serta design tampilan aplikasi
SIMRS yang perlu disederhanakan .
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disampaikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Pemenuhan Notebook bagi dokter di IGD untuk mempermudah dan mempercepat
pelayanan kepada pasien.
2. Perlu dipertimbangkan keamanan data dan umur penyimpanan data akses SIMRS,
stabilitas jaringan dan listrik serta design tampilan SIMRS yang sederhana.
3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan SIMRS pengguna untuk
dilaksanakan secara terus dan berkesinambungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Sa’idah N. Analisis Penggunaan Sistem Pendaftaran Online (e-Health)
Berdasarkan Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT)
Analysis. J Adm Kesehat Indones Vol 5 Nomor 1 Januari-Juni 2017. 2017;5:5-9.
2. Kesehatan K. Permenkes RI No.82 Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit. Ber Negara. 2014;(87):1-36.
3. Afandi ESIPD, Fidiawat WA. Perilaku Profesional Tenaga Kesehatan Pada
Pelayanan Kesehatan Primer Puskesmas Pelalawan Kabupaten Pelalawan Tahun
2013. Jom FK. 2014;8(33):44.
4. Odelia EM. Pengembangan Kapasitas Organisasi Melalui Penerapan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Untuk Meningkatkan Mutu
Pelayanan Kesehatan di RSUD dr. Mohamad Soewandhie Surabaya. Kebijak dan
Manaj Publik. 2018;6(April):1-8.
5. Sanjaya GY, Rahmanti AR, Anggoro P, Rachmandani AA. Sistem Informasi
Rumah Sakit: Kemana arah penggunaanya? Guardian. 2012:1-8.
6. Setyawan D. Analisis Implementasi Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit ( SIMRS ) Pada RSUD Kardinah Tegal. Indones J Comput Inf
Technol V. 2016;1(2):54-61.
7. Rosadi S. Implikasi Penerapan Program E-Health Dihubungkan Dengan
Perlindungan Data Pribadi. Arena Huk. 2017;9(3):403-420.
doi:10.21776/ub.arenahukum.2016.00903.6
8. Margareta susi Widiastuti ID. Peran Resep elektronik dalam Meningkatkan
Medication safety pada proses peresepan. 0:3-9.
9. AKIB H. Implementasi Kebijakan. J Adm Publik. 2010;1(1):1-11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
10. Loekito R. Pentingnya Aplikasi Sistem Informasi Berbasis Komputer di Rumah
Sakit. eMedWeb. 2014.
11. Arifin S, Dirgahayu T. Evaluasi Implementasi Modul E-Prescribing Rumah Sakit
Dengan Metode Pieces ( Evaluate the Implementation E-Prescribing Module
Development in Hospital Based on Piecees Method ). JUITA.
2017;V(November):115-130.
12. Basjaruddin NC, Rakhman E, Renardi MB. Pengembangan Rekam Medis
Elektronik Berbasis Near Field Communication ( NFC ) Developing Electronic
Medical Record Based on Near Field Communication ( NFC ). Unikom. 2018:53-
58.
13. Jihan Anfa DC. Hospitalization Billing System Performance Evaluation Using
Pieces Framework. 2016;4(November 2014):18-27.
14. Hoga Saragih1, Lina Lo2 BR and DS. Analysis Information System Of Inpatient
Billing System’s Support For Consumables Logistic Using Pieces Framework. :16-
21.
15. D. Lowe networking for dummies (10th E. Organizational Behaviour. Organ
Behav. 2017:1-305. doi:10.1007/s11127-011-9765-3
16. Dra. Popon Herawati M. Pengertian, Manfaat dan Tantangan Serta Peluang
Perilaku Organisasi.
17. Sobirin A. Organisasi dan Perilaku Organisasi. Budaya Organ Pengertian, Makna
dan Apl. 2014:8. doi:10.1080/09853111.2000.11105363
18. Marita Ahdiyana MS. Perilaku Organisasi. 2011.
19. Kondalkar V. Organizational Behaviour.; 2007.
20. Joshi M. Organizational Behaviour. Hosp Adm (Chic). 2009:114-114.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
doi:10.5005/jp/books/10358_23
21. Erawantini F. Rekam Medis Elektronik: Telaah Manfaat Dalam Konteks Pelayanan
Kesehatan Dasar. Fiki. 2013;1(1):1-10.
22. Ade Heryana, SST M. Perilaku Organisasi di Bidang Kesehatan. (2003):1-10.
23. Johnson CJB and KW. Application of the PRECEDE-PROCEED Planning Model
in Designing an Oral Health Strategy. Bone. 2012;23(1):1-7.
doi:10.1038/jid.2014.371
24. Pramiyana IM, Retno U, Hastuti B, Murti B. PRECEDE-PROCEED Model :
Predisposing, Rerinforcing And Enabling Factors Affecting The Selection Of Birth
Attendant In Bondowoso District. 2016:159-172.
25. Green L. PRECEDE-PROCEED Theory. 1991:1-16.
26. Tobing YKHDH, Program. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kualitatif. Univ
UDAYANA. 2016.
27. Agusiady R, Gifari A, Pujawardani HH, Fikri M. Hospital Management
Information System , Gujarat. 2012;2(2):11-18.
28. Handiwidjojo W. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. J EKSIS.
2009;02(Health Information System):32-38.
29. Hafis Nur Wicaksono1, Siri Utami2 EW. The Successed Analysis of Management
Information System by Updated D&M IS Success Model Approached at The
Kaliwates Jember Hospital. 2016.
30. H. Syaiful Sagala. Tantangan dan Peluang Perilaku Organisasi yang Efektif.
1394:29-42.
31. Sofyan MI, Rohman F. Pada PePengaruh Familiarity dan Usability Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Customer Satisfaction Serta Customer Loyalty. J Apl Manaj. 2011;(January 2011).
32. Mills PR, Weidmann AE, Stewart D. Hospital electronic prescribing system
implementation impact on discharge information communication and prescribing
errors: a before and after study. Eur J Clin Pharmacol. 2017;73(10):1279-1286.
doi:10.1007/s00228-017-2274-7
33. Puspita AAPG, Sukarsa IM, Sudana AAKO. Perancangan SIMRS Terintegrasi
Modul Human Resource Development Pada Rumah Sakit Pendidikan. Lontar
Komput. 2015;6(1):37-48. doi:10.24843/LKJITI
34. Azizah NLN, Setiawan MV. Pengelolaan Informasi Kesehatan secara Terintegrasi
untuk Memaksimalkan Layanan Kesehatan kepada Pasien di Rumah Sakit. Indones
J Pharm Sci Technol. 2017;4(3):79. doi:10.15416/ijpst.v4i3.12886
35. Echa Lisamanda Titania. Pentingnya Kolaborasi Antar Tenaga Kesehatan Dalam
Menerapkan Keselamatan Pasien. Sereal Untuk. 2018;51(1):51.
36. Pamungkasari EP, Parwatiningsih SA. Pengaruh Persepsi Tentang Identitas Profesi
Terhadap Sikap Interprofessional Collaboration Tenaga Kesehatan Di Puskesmas.
Smart Med J. 2020;2(2):104. doi:10.13057/smj.v2i2.35199
37. Wahju A, Emanuel R, Wargasetia TL, Surawijaya AK. Sinkronisasi Pangkalan
Data Rumah Sakit dengan Aplikasi Open Source SymmetricDS. 2017;(July 2018).
doi:10.28932/jutisi.v3i3.662
38. Diantono FC. Analisis Manajemen Pemeliharaan Pada Instalasi Pemeliharaan
Sarana Prasarana Rumah Sakit (IPSRS) Di RSUD Wamena Kabupaten Jayawijaya.
2018.
39. Misnaniarti M. Development And Empowerment Of Health Human Resources The
Important Aspect In Decentralization. J Ilmu Kesehat Masy. 2010;1(1):11-17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
40. Huda S. Pragmatisme William James: Harmoni Kerjasama Psikologi dan Filsafat.
1999;(December 1999):22. doi:10.13140/RG.2.2.10611.63521
41. Setiaji H, Wahid F. Masalah Implementasi Sistem Informasi Rumah Sakit :
Pelajaran dari Beberapa Proyek. Semin Nas Inform Medis VI Yogyakarta. 2015:97-
105.
42. Rachmawati AM. Capacity Building Organisasi dalam Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Pucang Sewu Kota Surabaya. Kebijak dan Manaj publik. 2017;5(1):1-
11. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmp462dd7af30full.pdf.
43. Taryudi T, Daryanto D, Darmawati I, Purnama H, Lindayani L. Peningkatan
Kapasitas Tenaga Kesehatan dalam Monitoring Penyakit Menular Berbasis Internet
of Things. J Abdimas BSI J Pengabdi Kpd Masy. 2019;2(2):332-339.
doi:10.31294/jabdimas.v2i2.5672
44. Yulius Widiyarta, Sudiro BEW. Analisa faktor kepemimpinan dalam upaya
pelayanan keperawatan yang bermutu di unit hemodialisa rumah sakit tipe B. 2013.
45. Haryoso AA, Ayuningtyas D. Strategi Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
di Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu Tahun 2019 – 2023 Strategy in
Increasing Quality and Patient Safety of Kepulauan Seribu Public Hospitals Years
2019 to 2013 Mutu menurut terminologi Bahasa Indone. J Adm Rumah Sakit.
2019;5:115-127.
46. Saputra AB. The Identification Of Succes Factors Implementation Management
Information Of Hospital. 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1. Responden Wawancara
Responden Wawancara adalah pengguna langsung SIMRS
1. Dokter (spesialis dan umum)
2. Apoteker
3. Tenaga teknis kefarmasian
4. Administrasi farmasi
5. Perawat bangsal
6. Administrasi ruang perawatan
7. CSSD (Central Sterilization Service Department)
8. Rekam Medik (Pendaftaran dan Klaim)
9. Petugas SIMRS (petugas IT)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Lampiran 2. Panduan Wawancara Responden
Instrumen penelitian berupa panduan wawancara ini disusun berdasarkan
kerangka teori Precede-Barrier (Predisposing, Reinforcing, Enabling). Faktor
predisposing merupakan karakteristik individu atau motivasi atau alasan individu untuk
melakukan suatu tindakan tertentu. Faktor enabling (pemungkin) merupakan faktor
lingkungan yang mempermudah terjadinya tindakan tertentu berdasarkan predisposisi
yang melekat sebagai karakteristik pada diri individu. Faktor reinforcing (penguat) dapat
bersifat reward atau punishment terhadap dilakukannya suatu tindakan tertentu.
Ditambahkan satu pertanyaan tentang barrier (hambatan).
Panduan Wawancara
No Poin Pertanyaan
I Identitas Responden
1. Nama:
2. Jenis kelamin: Laki –laki / Perempuan *) lingkari yang sesuai
3. Usia:
4. Pendidikan Terakhir :
a. Tamat Akademi (D1/D2/D3)
b. Tamat Perguruan Tinggi
c. Lain-lain (sebutkan)…..
5. Jenis Profesi/Pekerjaan:
a. Dokter
b. Apoteker
c. Perawat
d. Tenaga Teknis Kefarmasian
e. Administrasi
f. Tenaga IT
g. Lain-lain (sebutkan)….
6. Lama bekerja (masa kerja):
II Profil penggunaan SIMRS oleh Responden
1. Berapa kali Anda menggunakan aplikasi SIMRS dalam sehari atau pada jam
tugas Anda?
2. Berapa lama Anda menggunakan aplikasi SIMRS dalam sehari atau pada
jam tugas Anda?
3. Jenis Aplikasi SIMRS yang mana yang Anda gunakan dalam bekerja?
4. Apakah anda sudah merasa terampil dalam menggunakan SIMRS ? dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kecepatan entri data atau tidak ada kesalahan data.
III Faktor Predisposing
A. Pengetahuan
1. Menurut Anda, bagaimana penerapan SIMRS di Rumah Sakit dalam
mendukung kinerja di bagian anda sekarang ini ?
2. apakah Alur penggunaan SIMRS ini mudah atau sulit ?
3. Jelaskan alur penggunaan aplikasi dalam SIMRS tersebut?
4. Menurut Anda, ketrampilan apa saja yang harus dimiliki untuk dapat
menggunakan SIMRS dengan baik?
B. Sikap
1. Apakah SIMRS dapat dioperasionalkan dengan mudah ?
2. Ceritakan kemudahan opersionalan SIMRS tersebut.
3. Menurut Anda, apa sajakah keuntungan dan kerugian dalam
menggunakan SIMRS?
4. Menurut anda dari keuntungan dan kerugian menggunakan SIMRS
tersebut apakah menimbulkan peningkatan kinerja ataukah muncul
kendala dalam pelayanan ?
5. Menurut anda perlukah dilakukan sosialiasi SIMRS secara berkala ? jika
iya mohon dijelaskan.
C. Keyakinan
1. Menurut Anda, apakah penggunaan SIMRS dapat membantu koordinasi
dan komunikasi antar tenaga kesehatan yang lebih baik ?
2. Apakah penerapan SIMRS dapat menghasilkan pelayanan yang lebih
baik?
3. Apakah penerapan SIMRS menghasilkan waktu pelayanan tepat waktu,
akurat dan mudah monitoringnya ?
4. Menurut anda dalam pelayanan lebih mana antara penerapan SIMRS
dengan pelayanan yang dilakukan secara manual ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
D. Nilai – Nilai:
1. Apakah anda disiplin dalam menggunakan SIMRS? Misalnya: pengisian
data yang lengkap, pengisian yang tepat waktu / tidak menunda, dll.
2. Apakah anda teliti dalam menggunakan SIMRS ?
3. Apakah anda peduli dalam pemeliharaan sarana SIMRS baik hardware
maupun software ?
III FAKTOR ENABLING
1. Apakah sarana prasarana SIMRS telah tersedia secara memadai ?
2. Apakah Sarana (hardware dan Software) SIMRS mudah dalam
penggunaanya?
3. Apakah perawatan Sarana (hardware dan Software) SIMRS telah
dilaksanakan dengan baik sehingga mendukung kinerja anda ? apakah
ada petugas khusus ?
4. Apakah anda dapat mengakses data SIMRS dengan mudah dan cepat ?
apabila tidak dapat mengakses apa yang anda lakukan ?
IV FAKTOR REINFORCING
A. Tatakelola SDM
1. Bagaimana kerjasama atau koordinasi antar tenaga kesehatan terkait
penggunaan SIMRS?
2. Kendala apa saja dalam koordinasi antar tenaga kesehatan saat
menggunakan SIMRS dan bagaimana solusinya ?
3. Bagaimana alur koordinasi Apabila terdapat kendala dalam
pengoperasian SIMRS (hardware maupun software) ?
4. Apakah terdapat petugas khusus sehingga kendala/kerusakan SIMRS
baik hardware maupun software segera ditangani dengan cepat ?
B. Kebijakan pimpinan
1. Apakah pimpinan mendukung dalam pemenuhan sarana SIMRS ?
2. Jelaskan alur pemenuhan kebutuhan sarana prasaran SIMRS yang
didukung pimpinan.
3. Bagaimana dukungan pimpinan terhadap peningkatan kapabilitas SDM
dalam pengoperasian SIMRS?
4. Bagaimana monitoring yang dilakukan pimpinan terhadap penerapan
SIMRS ? seberapa sering ?
5. Bagaimana tanggapan pimpinan terhadap temuan hambatan, kendala atau
kerusakan dalam penerapan SIMRS ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
6. Bagaimana solusi pimpinan terhadap hambatan penerapan SIMRS?
V HAMBATAN 1. Apa sajakah hambatan – hambatan yang Anda ditemui pada
pengoperasian SIMRS?
2. Kerugian apa saja yang ditemukan dalam penerapan SIMRS ?
VI Continues Improvement 1. Bagaimana komitmen Anda terkait peningkatan ketrampilan dalam
penggunaan SIMRS? misalnya: mengikuti pelatihan, Workshop dll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Lampiran 3. Inform Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN UNTUK RESPONDEN
Judul Penelitian :Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit dalam
Penerapan
Sistem Informasi manajemen Rumah sakit (SIMRS):
Studi Kasus di Rumah sakit X di Kota Magelang, Jawa
Tengah
Peneliti : Fabianus Herman Kurnia Agung W
Institusi : Mahasiswa pada Program Studi Magister Farmasi,
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
1. Tujuan Penelitian
Menggambarkan implementasi sistem informasi manajemen di Rumah Sakit X
di Kota Magelang melalui metode observasi proses SIMRS
Mengidentifikasi tantangan perilaku dari setiap level jabatan pekerjaan
terhadap penerapan SIMRS di Rumah Sakit X di Kota Magelang melalui
metode wawancara
Memformulasikan solusi untuk penyelesaian permasalahan terkait dengan
dampak penerapan SIMRS di Rumah Sakit X di Kota Magelang melalui
metode FGD
2. Prosedur Penelitian
Studi ini merupakan studi observasional deskriptif.
Responden wawancara merupakan pegawai di Rumah Sakit tempat penelitian
yang menggunakan aplikasi SIMRS untuk pelayanan di RS tersebut, yaitu:
dokter, apoteker, perawat, IT, tenaga administratif. Responden FGD merupakan
pimpinan unit yang bertanggungjawab terhadap pelayanan dengan
menggunakan SIMRS dan beberapa responden yang telah diwawancarai.
Prosedur rekrutmen responden akan dilaksanakan sebagai berikut ini:
rekrutmen responden akan dilaksanakan dengan menggunakan surat undangan
disertai kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini (informed consent)
dan penjelasan singkat secara lesan dan tertulis tentang penelitian ini.
Perekrutan responden dilakukan dengan teknik purposive sampling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3. Risiko Yang Terjadi Dalam Studi
Berdasarkan prosedur penelitian, tidak terlihat ada risiko yang akan terjadi dalam
studi ini, kecuali kehilangan waktu yang dialami responden ketika menyediakan
data untuk penelitian ini yang akan dikompensasi berupa pemberian suvenir yang
pantas.
4. Manfaat Studi Bagi Subjek
Manfaat penelitian ini bagi responden adalah bahwa hasilnya nanti akan
digunakan untuk memformulasikan strategi peningkatan pelayanan RS dengan
menggunakan SIMRS, sehingga akan memperlancar tugas-tugas responden dan
meningkatkan kinerja responden.
5. Kerahasiaan
Data akan dijaga kerahasiaannya dengan tidak mengidentifikasi nama
responden dalam dokumentasi apapun. Untuk nama rumah sakit akan
dipublikasikan hanya atas persetujuan dari pimpinan RS dalam artian apabila
pimpinan RS tidak menyetujui publikasi dengan nama RS maka dalam
publikasi akan disamarkan, misal dituliskan RS "X"
6. Apresiasi
Kesediaan Ibu/Bapak/Saudara/Saudari untuk meluangkan
waktu/tenaga/pikiran untuk terlibat dalam penelitian ini akan diapresiasi
dengan mendapatkan reward yang diberikan sebesar Rp. 200.000, 00.
7. Pembiayaan Penelitian
Penelitian ini dibiayai dengan dana dari LPPM (Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat) Universitas Sanata Dharma dengan skema dana
penelitian Tesis Magister.
8. Pertanyaan lebih lanjut dan nomor kontak peneliti
Pertanyaan lebih lanjut terkait penelitian ini atau konfirmasi lebih detail dapat
ditanyakan kepada peneliti: Fabianus Herman Kurnia Agung W, melalui SMS
/WA/telp: 08112632381 atau email ke: [email protected]
Yogyakarta, 08 Juni 2020
Peneliti,
Fabianus Herman Kurnia Agung W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
FORMULIR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN
(FORMULIR INFORM CONSENT)
BAGIAN RESPONDEN
1. Saya …………………………………………………………................ (mohon menuliskan
nama)
Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan tema :
“Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit dalam Penerapan Sistem Informasi manajemen
Rumah sakit (SIMRS): Studi Kasus di Rumah sakit X di Kota Magelang, Jawa Tengah”
2. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami “Lembar Informasi” yang berisi
informasi yang terkait dengan penelitian ini dan ketentuan-ketentuan dalam berpartisipasi
3. Saya menyatakan bahwa peneliti telah memberikan penjelasan secara lisan untuk memperjelas hal-
hal terkait dengan informasi tersebut diatas. Saya telah memahaminya dan telah diberi waktu untuk
menanyakan hal-hal yang kurang jelas
4. Saya menyadari bahwa mungkin saya tidak akan secara langsung menerima atau merasakan
manfaat dari penelitian ini, namun telah disampaikan kepada saya bahwa pada penelitian ini saya
akan diwawancarai tentang penggunaan SIMRS.
5. Saya telah diberi hak untuk menolak memberikan informasi jika saya berkeberatan untuk
menyampaikannya.
6. Saya juga diberi hak untuk dapat mengundurkan diri dari penelitian ini sewaktu-waktu tanpa ada
konsekuensi apapun
7. Saya mengerti dan saya telah diberitahu bahwa semua informasi yang akan saya berikan akan
sepenuhnya digunakan untuk kepentingan penelitian
8. Saya juga telah diberi informasi bahwa identitas pribadi saya akan dijamin kerahasiaannya, baik
dalam laporan maupun publikasi hasil penelitian
9. Saya mengetahui bahwa formulir ini beserta lembar informasinya akan disimpan di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dalam kurun waktu tiga tahun
BAGIAN PENELITI
Saya telah menjelaskan kepada Bpk/Ibu/Sdr ………………………………………………………(nama
responden) hal- hal mendasar tentang penelitian ini. Menurut saya, Bpk/Ibu/Sdr tersebut telah memahami
penjelasan tersebut.
Yogyakarta, 2020
55
(tanda tangan)
(Nama responden)
(tanda tangan)
(Nama Peneliti)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Lampiran 4. Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI