Tantangan Dan Peluang Profesi Sanitarian Di Masa Depan

11
TANTANGAN DAN PELUANG PROFESI SANITARIAN DI MASA DEPAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Disusun oleh : KELOMPOK 13 (3DIV) Ade Putri Lestari P2.31.33.1.12.002 Larasati Wijayanti P2.31.33.1.12.027 Latri Hidayah P2.31.33.1.12.028 Putri Khrisna Sampoerna P2.31.33.1.12.033 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

description

profesi sanitarian dalam melalui tantangan dan peluang

Transcript of Tantangan Dan Peluang Profesi Sanitarian Di Masa Depan

TANTANGAN DAN PELUANG PROFESI SANITARIAN DI MASA DEPAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi

Disusun oleh :KELOMPOK 13 (3DIV)Ade Putri Lestari

P2.31.33.1.12.002Larasati Wijayanti

P2.31.33.1.12.027Latri Hidayah

P2.31.33.1.12.028Putri Khrisna Sampoerna P2.31.33.1.12.033POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA IIJURUSAN KESEHATAN LINGKUNGANTAHUN 2015A. Pengertian Sanitarian

Sanitarian adalah seorang profesional atau technical practitioner dari hygiene masyarakat yang aktivitasnya terkonsentrasi pada aspek-aspek hygiene lingkungan. Dalam pengertian ini sanitarian bisa tenaga paramedis maupun medis yang telah mendapat tambahan keahlian sebagai sanitarian (Sanitarians hand book).Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan adalah tenaga profesional di bidang kesehatan lingkungan yang memberikan perhatian terhadap aspek kesehatan lingkungan air, udara, tanah, makanan dan vector penyakit pada kawasan perumahan, tempat-tempat umum, tempat kerja, industri, transportasi dan matra.

Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan adalah tenaga profesional di bidang kesehatan lingkungan yang memberikan perhatiaan terhadap aspek kesehatan lingkungan air, udara, tanah, makanan dan vektor penyakit pada kawasan perumahan, tempat-tempat umum, tempat kerja, industri, transportasi dan matra (Surat Keputusan Menkes nomor:373/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Sanitarian).

B. Tantangan dan Peluang

1. Tantangan

1) Tatangan Global

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang terkait dengan ilmu kesehatan lingkungan, seorang sanitarian harus siap menjawab semua permasalahan kesehatan lingkungan secara profesional. Dalam era globalisasi tuntunan mutu pelayanan kesehatan lingkungan tidak dapat dielakkan lagi. Karena pada era globalisasi memberi peluang terjadinya persaingan kualitas pelayanan kesehatan oleh berbagai jenis tenaga kesehatan lingkungan dari dalam dn luar negeri. Oleh karena itu sanitarian atau ahli kesehatan lingkungan harus mampu bersaing dengan profesi sanitarian atau ahli kesehatan lingkungan negara lain (Bertens, 2001).2) Tantangan Nasional Tantangan ini tertuang dalam program-program pembangunan tahunan yaitu meliputi Program Kesehatan Lingkungan dan Program Pembangunan Kesehatan Lingkungan sbb:a. Program Kesehatan Lingkungan meliputi sbb :Program Lingkungan Sehat dengan Kegiatan Pokok meliputi sbb.:1) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar

2) Pemeliharaan dan pengawasan kalitas lingkungan

3) Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan; dan

4) Pengembangan wilayah sehat

Program Kesehatan Lingkungan sbb :1) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan Pokok terkait dengan Kesehatan Lingkungan meliputi sbb:

a) Pemngembangan Media promosi kesehatan dan teknologi

komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)

b) Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat seperti

Posyandu , UKS dan generasi muda

c) Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat (dalam hal KL)

2) Program-Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Kegiatan Pokok terkait dengan KL meliputi sbb.;

a) Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas dan jaringannya

b) Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas dan jaringannya

c) Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generic essensial

d) Peningkatan pelayanan kesehatan termasuk kesehatan

lingkungan

e) Penyediaan biaya operasional dan pemelihraan

Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dengan kegiatan pokok terkait dengan KL meliputi sbb.:a) Pencegahan dan penanggulangan factor risiko

b) Penemuan dan tatalaksana penderita

c) Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah

d) Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit

Sumber Daya Kesehatan dengan kegiatan pokok meliputi sbb.:

a) Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan (KL)

b) Peningkatan ketterampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan mellaui pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan

c) Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringannya serta rumah sakit

d) Pembinaan tenaga kesehatan

e) Penyusunan standar kompetensi dan regulasi profesi kesehatan (KL)

Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan dengan kegiatan pokok meliputi sbb.:a) Pengkajian dan penyusunan kebijakan

b) Pengembangan system perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengen-dalian, pengawasan dan penyempurnaan administrasi keuangan, serta hukum Kes.

c) Pengembangan system informasi Kes.

d) Pengembangan system kesehatan daerah, dan

e) Peningkatan jaminan pembiayaan kesehat-an masyarakat secara kapitasi dan pra upaya terutama bagi penduduk miskin yang berkelanjutan

Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dengan kegiatan Pokok meliputi sbb.:a) Penelitian dan pengembangan

b) Pengembangan tenaga peneliti, sarana dan prasarana penelitian dan

c) Penyebarluasan dan Pemeliharaan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan

3) Tuntutan Pertumbuhan dan Perkembangan Kelembagaan Pendidikan/Ketenagaan Kesehatan Lingkungan

a. Pengembangan Keilmuan

Bila dibandingkan dengan ilmu dan teknologi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan memang lebih khusus. Namun bila ditinjau dari aspek-aspek dan komponen-komponennya, kesehatan lingkungan ini sendiri masih bersifat umum dan sudah saatnya untuk dikembangkan lebih tajam kearah konsentrasi-konsentrasi yang lebih tajam.

Demikian halnya perbedaan antara pendidikan akdemik dan pendidikan keahlian. Semakin tinggi pendidikan akademik, semakin luas wawasan ilmiahnya. Sedang pendidikan keahlian semakin tinggi semakin khusus bidang keahliannya.

Departemen Kesehatan juga mengembangkan dua hal meliputi; ketenagaan (APK menjadi AKL, bergabung dalam Politenik Kesehatan menjadi Jurusan Kesehatan Lingkungan Diploma III, selanjutnya dikembangan Program Diploma IV sejak th. 2008) dan pengembangan program (dikembangan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan sejak tahun 1993)

Tuntutan Standar Operasional Pelayanan, di mana selama ini upaya kesehatan lingkungan dilaksanakan oleh tenaga lulusan D1, D3, S1 dan S2, mereka terdistribusi pada tugas-tugas perencanaan (S1 dan S2) dan tugas-tugas operasional (D1 dan D3).Bila dicermati perkembangan tuntutan di atas maka kualifikasi jajaran opersional perlu ditingkatkan. Tuntutan kualitas dan kuantitas semakin hari semakin meningkat. Kualifikasi yang dituntut bukan saja kemampuan, tetapi juga jenjangnya. Upaya peningkatan kemampuan dan jenjang mutlak diperlukan dalam rangka menghadapi era persaingan bebas yang sudah sangat dekat.

Upaya kesehatan lingkungan bukan hanya tanggung jawab Departemen Kesehatan RI, tetapi juga departemen lainnya seperti Departemen Perindustrian, Pariwisata, Pertanian dan sektor lainnya.

.

4)Pelayanan Kesehatan Lingkungan Atau Sanitasi Lingkungan yang Mandiri Melalui Klinik Sanitasi diharapkan menjadi upaya pelayanan kesehatan promotif, preventif, dan kuratif dilaksanakan secara terintegrasi melalui pelayanan kesehatan pemberantas penyakit berbasis lingkungan di luar maupun di dalam gedung 5)Rendahnya Kondisi Kesehatan Lingkungan Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pada hidup bersih dan sehat. Sampai saat ini penyakit yang berbasis lingkungan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat seperti Demam Berdarah. Masalah ini diketahui terbanyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas dan penyakit terbanyak adalah yang terkait dengan kesehatan lingkungan. Demikian pula upaya pengobatan penyakit dan upaya peningkatan dan perbaikan kualitas lingkungan dikerjakan tersendiri, tidak terintegrasi dengan upaya terkait lainnya. Integrasi upaya kesehatan lingkungan dan upaya pemberantasan penyakit berbasis lingkungan semakin relevan dengan diterapkannya Paradigma Sehat untuk upaya-upaya kesehatan di masa mendatang. Dengan paradigma ini maka pembangunan kesehatan lebih terfokus pada upaya promotif dan preventif dibandingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

2. Peluang

1) Prospek pada Pelayanan Kesehatan Lingkungan Pemerintah

Upaya pelayanan kesehatan lingkungan pada awalnya hanya dikaitkan dengan upaya yang terkait dengan sumur, jamban, sampah, air minum, dan makanan minuman. Upaya kesehatan lingkungan masih sering dikaitkan dengan kebersihan lingkungan rumah tangga atau wilayah kampung setempat, sehingga kehilangan interaksi dengan faktor ekologis yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan yang jauh lebih luas.

Misalnya suhu di dalam rumah yang panas tidak dapat diselesaikan hanya dengan memperbaiki ventilasi di dalam rumah, namun upaya kesehatan lingkungan perlu diliat secara luas, yakni dengan melibatkan berbagai satuan-satuan ekosistem yang utuh, seperti ekosistem kota, ekosistem desa, daerah aliran sungai, pantai, pulau atau yang lebih besar lagi.

Disadari bahwa kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.

Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya)

Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.

Di samping itu kita juga dituntut untuk membuat model dinamika kualitas kesehatan masyarakat atau penduduk yang dikaitkan dengan Risk factor di lingkungan tempat tinggal penduduk, yang merupakan teknologi yang dapat menunjang pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan

2) Prospek pada Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Swasta

Perkembangan berbagai kawasan seperti kawasan industri, kawasan perumahan, kawasan transportasi, kawasan wisata atau tempat-tempat umum, maka menuntut pula perkembangan wilayah disertai dengan tuntutan pengadaan infrastruktur, disertai dengan upaya rekayasa penanggulangan kerusakan lingkungan yang terjadi setelah fase konstruksi. Hal ini menunjukkan belum berjalannya perencanaan pembangunan berwawasan lingkungan.

Mencermati hal ini, maka peluang keberadaan tenaga kesehatan lingkungan yang berkualitas dengan jenjang yang lebih baik akan dapat menyelesaikan permasalahan seperti yang terjadi saat ini.

3)Peluang Pasar Bebas Profesi Sanitarian

Adanya perubahan pada suatu belahan dunia akan memberi pengaruh pada belahan dunia lainnya. Demikian pula hanya pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan yang titik akhirnya akan dipengaruhi oleh perkembangan di dunia perdagangan. Profesi Sanitarian berperan di dalam upaya-upaya analisis risiko dan dampak kesehatan, survailans epidemiologi dan faktor-faktor risiko terhadap sumber, media lingkungan dan masyarakat terpajan, promosi dan pendidikan kesehatan lingkungan, penelitian dan pengembangan kesehatan lingkungan, penyebaran informasi kesehatan lingkungan dan penegakan hukum KESIMPULAN Prospek profesi sanitarian dan lulusannya pada masa mendatang yang penuh tantangan dan peluang, akan lebih kompetitif dan lebih profesional terutama dalam menghadapi upaya pemerintahan yang lebih fokus pada pembangunan dibidang industri yang dikenal dengan industrialisasi dan menuju pasar bebas. Disadari bahwa makin berkembang industri dan perdagangan suatu negara, makin membutuhkan peningkatan kualitas lingkungan dengan demikian maka tenaga kesehatan lingkungan makin dibutuhkan dibandingkan dengan upaya kesehatan kerja akan semakin menurun kebutuhannya.

DAFTAR PUSTAKA