Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

22
BAB 5 SOCIAL RESPONSIBILITY AND ETHICS TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA 5.1 APAKAH TANGGUNG JAWAB SOSIAL ITU? Pengertian tanggung jawab sosial bisa dijelaskan dalam banyak cara. Ada yang menyebutnya sebagai ‘hanya menghasilkan keuntungan’ atau ‘melakukan sesuatu yang lebih dari menghasilkan keuntungan’ atau ‘perusahaan beraktivitas untuk meningkatkan kondisi sosial dan lingkungan’. Supaya kita dapat mengerti lebih jelas, kita harus membandingkan konsep kewajiban sosial dan tanggung jawab sosial. Kewajiban sosial adalah keterlibatan perusahaan dalam aksi sosial dikarenakan kewajibannya untuk memenuhi tanggung jawab ekonomi dan hukum. Organisasi hanya melakukan apa yang wajib dilakukan dan mencerminkan pandangan klasik dari tanggung jawab sosial, yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial manajemen hanyalah maksimalisasi keuntungan. Terdapat dua konsep lainnya, yaitu ketanggapan sosial dan tanggung jawab sosial yang mencerminkan pandangan sosio-ekonomi, yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial manajer bukan sekedar menghasilkan keuntungan, tetapi juga termasuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Pandangan ini didasarkan pada 1

description

READ IT

Transcript of Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

Page 1: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

BAB 5

SOCIAL RESPONSIBILITY AND ETHICS

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA

5.1 APAKAH TANGGUNG JAWAB SOSIAL ITU?

Pengertian tanggung jawab sosial bisa dijelaskan dalam banyak cara. Ada yang

menyebutnya sebagai ‘hanya menghasilkan keuntungan’ atau ‘melakukan sesuatu yang lebih dari

menghasilkan keuntungan’ atau ‘perusahaan beraktivitas untuk meningkatkan kondisi sosial dan

lingkungan’. Supaya kita dapat mengerti lebih jelas, kita harus membandingkan konsep

kewajiban sosial dan tanggung jawab sosial.

Kewajiban sosial adalah keterlibatan perusahaan dalam aksi sosial dikarenakan

kewajibannya untuk memenuhi tanggung jawab ekonomi dan hukum. Organisasi hanya

melakukan apa yang wajib dilakukan dan mencerminkan pandangan klasik dari tanggung jawab

sosial, yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial manajemen hanyalah maksimalisasi

keuntungan.

Terdapat dua konsep lainnya, yaitu ketanggapan sosial dan tanggung jawab sosial yang

mencerminkan pandangan sosio-ekonomi, yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial

manajer bukan sekedar menghasilkan keuntungan, tetapi juga termasuk melindungi dan

meningkatkan kesejahteraan sosial. Pandangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa perusahaan

bukan hanya bertanggung jawab kepada pemegang saham tetapi juga bertanggung jawab kepada

masyarakat luas. Lalu dimanakah perbedaan kedua konsep ini?

Ketanggapan sosial adalah keterlibatan perusahaan atau organisasi dalam aksi sosial

sebagai respon terhadap kebutuhan sosial yang popular. Sebagai contoh, PT. Djarum melalui

Djarum Foundation memberikan beasiswa kepada anak-anak berprestasi untuk melanjutkan

pendidikan. Selain itu ada juga PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul yang memberikan

modal dan pelatihan keterampilan kepada penjual jamu tradisional agar penjual jamu tradisional

bisa mengembangkan usahanya.

1

Page 2: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

Tanggung jawab sosial adalah sebuah intensi bisnis, melampaui kewajiban hukum dan

ekonomi, untuk melakukan hal yang benar dan bertindak dengan cara yang baik bagi

masyarakat. Sebagai contoh, The Body Shop International PLC. Sebagai sebuah perusahaan

penghasil produk-produk kosmetik, The Body Shop International PLC menggunakan bahan baku

alami tanpa tambahan bahan kimia. Bahan baku tersebut diperoleh dari petani yang mengolah

tanah dan merawat tanaman dengan cara-cara aman tanpa merusak lingkungan.

Berdasarkan defisini tanggung jawab sosial tersebut dapat diasumsikan bahwa sebuah

bisnis mematuhi hukum dan memperhatikan pemegang sahamnya, menambahkan kebutuhan etis

untuk melakukan hal-hal yang membuat masyarakat lebih baik.

Seperti yang ditunjukkan oleh tabel berikut, organisasi yang bertanggung jawab sosial

melakukan hal yang benar karena mereka merasa mereka memiliki tanggung jawab etis untuk

melakukannya.

Tanggung Jawab Sosial Ketanggapan Sosial

Pertimbangan Utama Etika Pragmatis

Fokus Akhir Tujuan Tujuan

Penekanan Kewajiban Respon atau Tanggapan

Kerangka Kerja Keputusan Jangka Panjang Jangka Pendek dan Menengah

Sumber Tabel: Diadaptasi dari S.L. Wartick dan P.L. Cochran, “The Evolution of Corporate Social Performance

Model,” Academy of Management Review, Oktober 1985, halaman. 766.

5.1.1 APAKAH ORGANISASI HARUS TERLIBAT SECARA SOSIAL?

2

Page 3: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

Satu cara untuk membahas apakah organisasi harus terlibat secara sosial adalah dengan

memeriksa argument yang mendukung dan menentang keterlibatan sosial. Dibawah ini adalah

tabel yang berisi argument yang mendukung dan menentang tanggung jawab sosial.

MENDUKUNG MENENTANG

Ekspektasi Publik

Opini publik sekarang mendukung bisnis yang

mengejar tujuan ekonomi dan sosial.

Pelanggaran Terhadap Maksimalisasi

Kentungan

Bisnis bertanggung jawab secara sosial hanya

bila bisnis mengejar kepentingan ekonominya.

Profit Jangka Panjang

Perusahaan yang bertanggung jawab secara

sosial cenderung mempunyai profit jangka

panjang yang lebih pasti.

Pengaburan Tujuan

Mengejar tujuan sosial mengaburkan tujuan

utama bisnis. (Tujuan utama bisnis :

keuntungan).

Kewajiban Etis

Bisnis harus mempunyai tanggung jawab sosial

karena tindakan yang bertanggung jawab

merupakan hal yang benar untuk dilakukan.

Biaya

Banyak tindakan tanggung jawab sosial tidak

dapat menutupi biayanya dan seseorang harus

membayar biaya tersebut.

Citra Publik

Bisnis dapat menciptakan citra public yang baik

dengan mengejar tujuan sosial.

Terlalu Banyak Kekuatan

Bisnis sudah mempunyai kekuatan yang besar

dan bila bisnis itu mengejar sasaran sosial, maka

mereka akan mempunyai kekuatan yang lebih

besar lagi.

Lingkungan yang Lebih Baik

Keterlibatan bisnis dapat membantu pemecahan

masalah sosial yang sulit.

Kekurangan Keahlian

Pemimpin bisnis kurang mempunyai

kemampuan untuk mengatasi masalah sosial.

Pelonggaran Peraturan Pemerintah

Dengan bertanggung jawab secara sosial, bisnis

dapat mengharapkan berkurangnya peraturan

pemerintah.

Kurangnya Akuntabilitas

Tidak ada hubungan langsung untuk

akuntabilitas bagi tindakan sosial.

Penyeimbang Tanggung Jawab dan

Kekuasaan

3

Page 4: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

Bisnis mempunyai banyak kekuasaan dan

tanggung jawab yang sama besarnya diperlukan

untuk menandingi kekuasaan tersebut.

Kepentingan Pemegang Saham

Tanggung jawab sosial akan meningkatkan

harga saham dalam jangka panjang.

Penguasaan Sumber Daya

Bisnis mempunyai sumber daya untuk

mendukung proyek publik dan proyek amal yang

membutuhkan bantuan.

Mengutamakan Pencegahan daripada

Perbaikan

Bisnis seharusnya mengatasi masalah sosial

sebelum mereka menjadi lebih serius dan makin

mahal untuk diperbaiki.

Cara lain untuk melihat pentingnya organisasi harus terlibat secara sosial adalah dengan

melihat apakah keterlibatan sosial mempengaruhi performa ekonomi perusahaan. Untuk ini

banyak penelitian telah dilakukan. Beberapa penelitian menemukan kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada sedikit hubungan positif antara keterlibatan sosial dan performa ekonomi

perusahaan.

2. Tanggung jawab sosial berdampak netral pada performa ekonomi perusahaan.

3. Partisipasi sosial berasosiasi negatif dengan nilai pemegang saham.

Analisis ulang belakangan ini dari beberapa penelitian menyimpulkan bahwa manajer seharusnya

bertanggung jawab secara sosial.

Cara lain untuk melihat keterlibatan sosial dan performa ekonomi adalah dengan melihat

dana investasi tanggung jawab sosial (Socially Responsible Investing). Dana investasi tanggung

jawab sosial memberikan cara bagi investor individu untuk mendukung perusahaan yang

bertanggung jawab secara sosial.

4

Page 5: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

Social Investment Forum melaporkan bahwa kinerja dana SRI dapat dibandingkan

dengan kinerja dana non SRI. Jadi kesimpulannya, tindakan sosial perusahaan tidak merugikan

kinerja ekonomi perusahaan.

5.2 MANAJEMEN HIJAU (GREEN MANAGEMENT)

5

Page 6: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

Manajemen hijau adalah sebuah bentuk manajemen yang mempertimbangkan dampak

organisasi terhadap lingkungan alam. Sebagai contoh, di Indonesia terdapat PT. Industri Jamu

dan Farmasi Sido Muncul. Sebagai perusahaan yang bahan bakunya tanaman, PT. Sido Muncul

tidak ingin kehadirannya menghasilkan limbah yang dapat merusak alam, sehingga berupaya

untuk melestarikan aneka tanaman obat yang ada di Indonesia. Untuk menangani limbah cair, di

lokasi pabrik dipasang instalasi pengolahan air limbah sehingga air limbah dapat diolah menjadi

air yang bisa digunakan untuk menyirami tanaman. Sedangkan limbah padat dari buangan sisa

ekstraksi akan dilolah menjadi pupuk organik, yang bisa digunakan untuk memupuk tanaman

(www.sidomuncul.com).

5.2.1 BAGAIMANA ORGANISASI MENJADI ORGANISASI HIJAU?

Bagan diatas menggambarkan bagaimana cara organisasi menjadi organisasi hijau.

Pendekatan pertama, pendekatan hukum (hijau muda) adalah pendekatan dimana cukup

mengikuti apa yang diperintahkan hukum. Dalam pendekatan ini, organisasi memperlihatkan

sedikit kepekaan lingkungan, mereka mematuhi hukum tanpa berusaha melawannya secara legal.

Pendekatan kedua, pendekatan pasar adalah pendekatan dimana organisasi menanggapi

preferensi (kelebihsukaan) lingkungan para konsumennya. Apapun permintaan konsumen atas

produk yang ramah lingkungan maka organisasi tersebut akan menyediakannya. Pendekatan

ketiga, pendekatan pemangku kepentingan (stakeholder) adalah pendekatan dimana organisasi

bekerja untuk memenuhi tuntutan dari berbagai pemangku kepentingan, seperti karyawan,

pemasok, atau komunitas. Dan yang keempat adalah pendekatan aktivis (hijau tua). Pendekatan

ini mencerminkan tingkatan tertinggi terhadap kepedulian lingkungan. Organisasi mencari cara

untuk menghormati dan melestarikan bumi serta sumber daya alamnya.

6

Page 7: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

5.2.2 MENGEVALUASI TINDAKAN MANAJEMEN HIJAU

Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang menerapkan manajemen hijau,

seringkali perusahaan memberikan laporan lengkap mengenai performa lingkungan mereka

menggunakan panduan yang dikembangkan oleh Global Reporting Initiative (GRI).

Cara lain yang digunakan oleh perusahaan untuk menunjukkan komitmen mereka

terhadap manajemen hijau adalah dengan mengejar standar yang dikembangkan oleh Organisasi

Standarisasi Internasional (ISO). Walaupun ISO telah mengembangkan lebih dari 17.000 standar

internasional yang paling terkenal adalah ISO 9000 (manajemen kulitas) dan ISO 14000

(manajemen lingkungan). Sebuah perusahaan yang ingin memenuhi ISO 14000 harus

mengembangkan system manajemen untuk memenuhi standar lingkungan. Hal ini berarti mereka

harus meminimalkan efek dari aktivitas mereka pada lingkungan.

Cara terakhir untuk mengevaluasi manajemen hijau dari perusahaan adalah menggunakan

daftar Global 100 dari korporasi yang paling berdaya tahan di dunia. Untuk masuk dalam daftar

ini, perusahaan harus menunjukkan kemampuan mereka untuk secara efektif mengatur faktor

lingkungan dan sosial.

5.3 MANAJER DAN PERILAKU ETIS

7

Page 8: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

Apakah yang dimaksud dengan etika? Etika adalah prinsip, nilai, dan keyakinan yang

mendefinisikan tindakan apa yang benar dan apa yang salah.

5.3.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TINDAKAN BERETIKA DAN

TIDAK BERETIKA

Bagan diatas adalah bagan yang menyebutkan beberapa faktor yang menentukan tindakan

beretika dan tidak beretika. Individu yang buruk moralnya bisa melakukan lebih sedikit

pelanggaran jika mereka dibatasi oleh peraturan yang kuat yang tidak mengizinkan tindakan

tersebut. Sebaliknya, individu yang baik moralnya juga dapat rusak oleh struktur dan budaya

organisasi yang mendorong praktek tidak beretika.

Tingkatan Perkembangan Moral

Tingkatan perkembangan moral adalah ukuran kemandirian dari pengaruh luar.

Level Deskripsi Tingkatan

8

Page 9: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

Prinsipal 6. Mematuhi prinsip etika yang dipilih sendiri

walaupun melanggar hukum.

5. Menghargai hak orang lain dan menjunjung

nilai dan hak absolut tanpa memperdulikan

opini mayoritas.

Konvensional 4. Menjaga tatanan konvensional dengan

memenuhi kewajiban yang telah disetujui.

3. Hidup sesuai dengan ekspektasi orang-orang

disekitar.

Prakonvensional 2. Mengikuti peraturan hanya bila sesuai

dengan kepentingan pribadi.

1. Mengikuti peraturan untuk menghindari

hukuman fisik.

Dari tabel diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Manusia berproses melalui enam tingkatan secara berurutan.

2. Tidak ada jaminan dari perkembangan moral secara terus menerus.

3. Mayoritas individu dewasa berada pada tingkat ke-4

Karakteristik Individual

Dua karakteristik individual, nilai dan kepribadian, memainkan peran dalam menentukan

apakah seseorang berperilaku sesuai etika. Setiap orang menjadi anggota sebuah organisasi

dengan sejumlah nilai pribadi yang relatif tetap, yang merepresentasikan keyakinan dasar tentang

apa yang benar dan apa yang salah.

Ada dua variable kepribadian yang mempengaruhi tindakan seseorang menurut

keyakinannya tentang apa yang benar dan salah, yaitu kekuatan ego dan kemampuan

mengendalikan.

Kekuatan ego adalah ukuran kepribadian dari kekuatan individu. Individu yang memiliki

kekuatan ego tinggi sering menolak rangsangan untuk bertindak secara tidak etis dan tidak

9

Page 10: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

mengikuti keyakinan individu lain. Maka, individu dengan kekuatan ego yang tinggi sering

melakukan apa yang mereka anggap benar.

Kemampuan mengendalikan adalah tingkat sampai dimana individu yakin bahwa mereka

dapat mengendalikan nasibnya sendiri. Individu dengan pengendalian internal percaya bahwa

mereka dapat mengontrol dirinya sendiri. Mereka yang mengambil tanggung jawab dan

konsekuensi perilaku mereka. Individu dengan pengendalian eksternal yakin bahwa apa yang

terjadi pada mereka adalah akibat keberuntungan. Mereka tidak suka mengemban tanggung

jawab pribadi atas konsekuensi perilaku mereka.

Variabel Struktural

Desain struktural organisasi dapat mempengaruhi perilaku etis karyawan. Variabel

struktural yang mempengaruhi pilihan etika meliputi tujuan, sistem penilaian kerja, dan prosedur

alokasi penghargaan.

Meskipun banyak organisasi menggunakan tujuan untuk memandu dan memotivasi

karyawan, tujuan itu dapat menciptakan beberapa masalah yang tidak terduga. Orang yang tidak

mencapai tujuan yang ditetapkan lebih mungkin terlibat dalam perilaku tidak etis.

Sistem penilaian kerja organisasi juga dapat mempengaruhi perilaku etis. Beberapa

sistem hanya memfokuskan diri pada hasil. Ketika karyawan hanya dievaluasi berdasarkan hasil,

mereka mungkin ditekan untuk melakukan apa yang diperlukan agar tampak baik pada hasil dan

tidak memperhatikan bagaimana mereka mendapatkan hasil tersebut.

Hal yang berhubungan erat dengan sistem penilaian organisasi adalah bagaimana

penghargaan diberikan kepada karyawan yang berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan oleh

perusahaan. Tetapi, hal tersebut terkadang justru membuat karyawan berperilaku tidak etis.

Karena mereka hanya berorientasi pada penghargaan itu saja.

Budaya Organisasi

10

Page 11: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

Budaya organisasi terdiri dari nilai-nilai organisasional yang dibagi bersama. Nilai-nilai

ini menciptakan lingkungan dan mempengaruhi perilaku karyawan secara etis maupun tidak etis.

Standar etika yang memiliki toleransi resiko, kendali, dan toleransi konflik yang tinggi

meendorong karyawan untuk menjadi agresif dan inovatif, dan sadar bahwa praktek tidak etis

akan terungkap.

Karena nilai-nilai yang dibagi bersama bisa sangat berpengaruh, banyak organisasi yang

menggunakan manajemen berbasis nilai, dimana nilai-nilai organisasi memandu karyawan dalam

melaksanakan pekerjaan mereka.

Intensitas Masalah

Berdasarkan bagan diatas, ada enam karakteristik yang menentukan seberapa penting

suatu masalah etika bagi seseorang. Besarnya kerusakan yang ditimbulkan, konsensus kesalahan,

probabilitas kerusakan, ketepatan konsekuensi, kedekatan terhadap korban, dan konsentrasi

pengaruh menunjukkan bahwa semakin besar jumlah orang yang terluka, semakin besar

kemungkinan bahwa tindakan tersebut salah. Semakin besar kemungkinan tindakan itu

merugikan seseorang, semakin mendesak konsekuensi tindakan akan dirasakan. Dan semakin

11

Page 12: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

dekat perasaan orang pada korban, semakin besar intensitas masalah. Ketika ada masalah etika

yang penting, karyawan akan cenderung berperilaku etis.

5.3.2 ETIKA DALAM KONTEKS INTERNASIONAL

Panduan untuk berperilaku etis dalam bisnis internasional adalah Global Compact, yaitu

dokumen yang diciptakan oleh PBB yang merupakan garis besar prinsip pelaksanaan bisnis

secara global di bidang hak asasi manusia, buruh, serta lingkungan dan anti korupsi.

Ada sepuluh prinsip PBB, yaitu :

Hak Asasi Manusia

1. Mendukung dan menghargai perlindungan hak asasi manusia di dalam lingkaran

pengaruh mereka.

2. Memastikan korporasi bisnis bersih dari pelanggaran hak asasi manusia.

Standar Buruh

3. Kebebasan asosiasi dan pengakuan efektif hak terhadap penawaran kolektif.

4. Eliminasi semua bentuk tenaga kerja paksa dan wajib.

5. Abolisi efektif buruh anak.

6. Eliminasi diskriminasi yang berkaitan dengan tenaga kerja dan pekerjaan.

Lingkungan

7. Mendukung pendekatan berhati-hati terhadap tantangan lingkungan.

8. Mengambil inisiatif untuk mempromosikan tanggung jawab lingkungan yang lebih besar.

9. Mendorong perkembangan dan difusi teknologi yang ramah lingkungan.

10. Bisnis harus bekerja melawan korupsi dalam segala bentuk, termasuk meminta uang dan

penyuapan.

5.4 MENDORONG PERILAKU ETIS

12

Page 13: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

Untuk mendorong perilaku etis, manajer dapat melakukan banyak hal. Diantaranya,

menerima karyawan dengan standar etika tinggi, membuat kode etik, memimpin dengan

memberi teladan, dan lain-lain.

5.4.1 PEMILIHAN KARYAWAN

Kecurangan atau salah dalam melakukan perekrutan karyawan tidak akan terjadi jika

dikontrol dengan etika.

5.4.2 KODE ETIK DAN PERATURAN KEPUTUSAN

Kode etik adalah pernyataan formal tentang nilai utama organisasi dan peraturan etika

yang mereka harapkan diikuti oleh karyawan.

Kode etik harus cukup spesifik untuk menunjukkan kepada karyawan tentang semangat

bahwa mereka harus melakukan hal yang benar namun cukup longgar untuk memungkinkan

kebebasan penilaian.

5.4.3 KEPEMIMPINAN MANAJEMEN TINGKAT ATAS

Melakukan bisnis secara etik membutuhkan manajer tingkat atas, karena merekalah yang

berdiri menyangga nilai-nilai bersama dan memberikan nuansa budaya. Mereka adalah panutan

dalam hal berkata-kata dan tingkah laku. Manajer tingkat atas juga memberi nuansa dengan

praktek penghargaan dan hukuman.

5.4.4 TUJUAN PEKERJAAN DAN PENILAIAN KINERJA

Tujuan merupakan kunci dalam penilaian kinerja. Bila penilaian kinerja berfokus hanya

pada tujuan ekonomis, tujuan akhir akan memulai membenarkan caranya. Untuk mendorong

perilaku etis, baik tujuan maupun caranya harus dievaluasi.

5.4.5 PELATIHAN ETIKA

5.4.6 AUDIT SOSIAL INDEPENDEN

13

Page 14: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

Audit sosial independen yang mengevaluasi keputusan dan praktek manajemen

berdasarkan kode etik organisasi meningkatkan ketakuan akan ditangkap dapat dijadikan

pencegah utama perilaku tidak etis. Audit semacam itu bisa dilakukan secara berkala tanpa

pemberitahuan sebelumnya.

5.4.7 MEKANISME PROTEKTIF

Karyawan yang memiliki dilema etika membutuhkan sebuah mekanisme protectif agar

mereka dapat berperilaku secara benar tanpa takut ditegur. Mekanisme perlindungan ini

bisa dilakukan dengan cara menugaskan staff yang membentuk, mengarahkan, dan

merubah etika sesuai kebutuhan.

5.5 TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN MASALAH ETIKA DI DUNIA MASA KINI

14

Page 15: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

Terdapat tiga isu terbaru yang dapat dipelajari. Yaitu isu mengelola kegagalan moral dan

kebobrokan sosial, mendorong kewiraswastaan sosial, dan mempromosikan perubahan sosial

yang positif.

5.5.1. MENGELOLA KEGAGALAN MORAL DAN KEBOBROKAN SOSIAL

Terdapat dua tindakan untuk dapat mengatasi kegagalan moral dan kebobrokan sosial.

Dua tindakan itu adalah kepemimpinan yang beretika dan perlindungan bagi mereka yang

melaporkan tindakan yang salah.

Kepemimpinan yang beretika maksudnya adalah manajer harus memberikan

kepemimpinan yang etis. Manajer mempunyai pengaruh yang kuat pada keputusan karyawan

untuk berperilaku etis atau tidak etis.

Perlindungan bagi karyawan yang mengangkat isu etika maksudnya adalah penting

bagi manajer untuk meyakinkan para karyawan yang menyatakan keluhan atau masalah etika

karyawan lain bahwa mereka tidak akan menghadapi resiko pribadi atau karir.

5.5.2 MENDORONG ENTREPRENEURSHIP SOSIAL

Entrepreneur sosial adalah individu atau organisasi yang mencari kesempatan untuk

memajukan masyarakat dengan menggunakan pendekatan praktis, inovatif, dan berkelanjutan.

Entrepreneur sosial hendaknya membuat dunia yang lebih baik dan mempunyai

keinginan kuat untuk menjadikannya nyata..

5.5.3 BISNIS MEMPROMOSIKAN PERUBAHAN SOSIAL YANG POSITIF

Bisnis dapat melakukan hal mempromosikan perubahan sosial yang positif dengan dua

cara, yaitu melalui filantrofi perusahaan, atau melalui tindakan sukarela karyawan.

Filantrofi perusahaan atau disebut suka sumbangan sukarela perusahaan maksudnya

adalah donasi yang diberikan oleh perusahaan akan membantu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Contohnya donasi untuk kanker, donasi operasi katarak gratis, beasiswa, dan lain-

lain.

15

Page 16: Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

Sukarela karyawan adalah jalan yang populer bagi bisnis untuk terlibat dalam promosi

perubahan sosial. Banyak perusahaan yang menyatakan bahwa usaha ini tidak hanya

menguntungkan komunitas, tetapi juga meningkatkan usaha kerja dan motivasi karyawan.

16