Tanggung Jawab Ekonomis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2
Tanggung jawab ekonomis dan tanggung jawab sosial perusahaan Bisnis selalu memiliki dua tanggung jawab, yaitu tanggung jawab ekonomis dan tanggung jawab sosial, tetapi hal itu hanya untuk sektor swasta. Dalam perusahaan negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dua macam tanggung jawab ini tidak dapat dipisahkan. Sering terjadi, sebuah perusahaan negara merugi bertahun-tahun lamanya, karena suatu alasan non-ekonomis. Dalam kapitalisme liberalistis tanggung jawab ekonomis itu dilihat sebagai profit maximization atau mendapat keuntungan sebesar mungkin. Modal yang ditanamkan di dalamnya harus diperoleh kembali dalam jangka waktu yang wajar (return on investment), bersama dengan laba yang wajar pula. Hal ini merupakan tanggung jawab ekonomis perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawabnya terhadap masyarakat di luar tanggung jawab ekonomis, atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi suatu tujuan sosial dengan tidak memperhitungkan untung atau rugi ekonomis. Perbuatan supererogatoris (supererogatory acts) adalah perbuatan- perbuatan yang melebihi apa yang diwajibkan secara moral. Hal itu bisa terjadi dengan dua cara: 1. Positif Perusahaan bisa melakukan kegiatan yang tidak membawa keuntungan ekonomis dan semata-mata dilangsungkan demi kesejahteraan masyarakat atau salah satu kelompok di dalamnya. 2. Negatif Perusahaan bisa menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang sebenarnya menguntungkan dari segi bisnis tetapi akan merugikan masyarakat atau sebagian masyarakat. Kinerja Sosial Perusahaan Alasan mengapa bisnis menyalurkan sebagian dari labanya kepada karya amal melalui yayasan independen adalah berkaitan dengan kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan itu berstatus publik. Walaupun banyak yayasan yang didirikan perusahaan berbuat baik kepada masyarakat, tidak bisa dikatakan juga

Transcript of Tanggung Jawab Ekonomis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tanggung jawab ekonomis dan tanggung jawab sosial perusahaan Bisnis selalu memiliki dua tanggung jawab, yaitu tanggung jawab ekonomis dan tanggung jawab sosial, tetapi hal itu hanya untuk sektor swasta. Dalam perusahaan negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dua macam tanggung jawab ini tidak dapat dipisahkan. Sering terjadi, sebuah perusahaan negara merugi bertahun-tahun lamanya, karena suatu alasan non-ekonomis. Dalam kapitalisme liberalistis tanggung jawab ekonomis itu dilihat sebagai profit maximization atau mendapat keuntungan sebesar mungkin. Modal yang ditanamkan di dalamnya harus diperoleh kembali dalam jangka waktu yang wajar (return on investment), bersama dengan laba yang wajar pula. Hal ini merupakan tanggung jawab ekonomis perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawabnya terhadap masyarakat di luar tanggung jawab ekonomis, atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi suatu tujuan sosial dengan tidak memperhitungkan untung atau rugi ekonomis. Perbuatan supererogatoris (supererogatory acts) adalah perbuatan-perbuatan yang melebihi apa yang diwajibkan secara moral. Hal itu bisa terjadi dengan dua cara: 1. Positif Perusahaan bisa melakukan kegiatan yang tidak membawa keuntungan ekonomis dan semata-mata dilangsungkan demi kesejahteraan masyarakat atau salah satu kelompok di dalamnya. 2. Negatif Perusahaan bisa menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang sebenarnya menguntungkan dari segi bisnis tetapi akan merugikan masyarakat atau sebagian masyarakat. Kinerja Sosial Perusahaan Alasan mengapa bisnis menyalurkan sebagian dari labanya kepada karya amal melalui yayasan independen adalah berkaitan dengan kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan itu berstatus publik. Walaupun banyak yayasan yang didirikan perusahaan berbuat baik kepada masyarakat, tidak bisa dikatakan juga bahwa dengan itu mereka mempraktekkan tanggung jawab sosial dalam arti positif, karena biasanya tidak dilakukan tanpa pamrih. Perusahaan mempunyai maksud tertentu, khususnya meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat, baik masyarakat di dekat pabriknya maupun masyarakat luas. Kini upaya meningkatkan citra perusahaan dengan mempraktekkan karya amal sering disebut kinerja sosial perusahaan (corporate social performance). Perusahaan tidak saja mempunyai kinerja ekonomis, tetapi juga kinerja sosial. Konsepsi kinerja sosial memang tidak asing terhadap tanggung jawab ekonomis perusahaan, tetapi konsepsi ini sangat cocok juga dengan paham stakeholders management. Citra baik merupakan aset yang sangat berharga, dan tidak boleh dilupakan bahwa citra baik itu dibentuk dalam hubungan dengan semua stakeholders.