Tanggapan Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Terkait Kasus Dhana Widyatmika

download Tanggapan Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Terkait Kasus Dhana Widyatmika

of 4

Transcript of Tanggapan Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Terkait Kasus Dhana Widyatmika

Tanggapan Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Terkait Kasus Dhana Widyatmika Reformasi Birokrasi Kermenterian Keuangan kembali diterpa badai. Setelah kasus mafia pajak oleh Bahasyiem dan Gayus, saat ini mata masyarakat dan media tertuju pada Dhana Widyatmika, mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang diduga telah menggelapkan uang pajak miliaran rupiah. Para ahli hukum, anggota DPR dan perwakilan dari berbagai LSM yang bergerak dalam usaha pencegahan korupsi pun mulai mengeluarkan argumen mereka masing-masing terkait penyebab masih adanya korupsi di Kementerian Keuangan. Tertulis di berbagai media mengenai penyebab munculnya kasus ini salah satunya adalah kegagalan reformasi birokrasi. Kegagalan tersebut salah satunya yaitu tidak adanya jaminan bahwa pemberian remunerasi dapat menghilangkan praktik korupsi. Untuk bisa menanggapi hal tersebut, kita harus kembali pada filosofi pemberian remunerasi. Remunerasi diberikan dalam bagian dari reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan good governance dan tentu saja peningkatan kinerja. Maka, keberhasilan remunerasi juga harus dilihat pada kedua titik tersebut. Selama beberapa tahun terakhir, KPK dan beberapa lembaga lain telah melakukan pemeriksaan di Kementerian Keuangan terkait tranparansi dan akuntabilitas, dengan hasil sebagai berikut. 1. Berdasarkan Survei Integritas Sektor Publik Indonesia oleh KPK tahun 2011, Kementerian Keuangan termasuk dalam a) 10 instansi pusat dengan indeks tertinggi yaitu menempati peringkat keenam b) 7 instansi vertikal dengan indeks tertinggi yaitu menempati peringkat pertama c) 7 unit layanan vertikal dengan indeks tertinggi yaitu menempati peringkat pertama (KPPN), kedua(KPP), ketiga(KPKNL) dan keempat(KPBC) 2. Berdasarkan hail uji petik Tim Satgas Nasional di DJBC terkait monitoring dan evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa Reformasi Birokrasi di Kementerian Keuangan telah dilaksanakan dengan sangat baik, yaitu dengan indeks 91.21 dari 100. 3. Survei oleh Institut Pertanian Bogor Tahun 2011 terkait kepuasan pengguna layanan Kementerian Keuangan menunjukkan hasil yang cukup baik dimana persentase pelanggan yang tidak puas dari tahun lalu mengalami penurunan sebesar 30%, dari 5% di tahun 2010 menjadi 3,54% saja di tahun 2011.

Dari segi akuntabilitas laporan keuangan, Kementerian Keuangan telah berhasil memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian sejak tahun 2008 s.d. 2010, setelah pada tahun 2007 dan tahun-tahun sebelumnya BPK memberin opini disclaimer.

Selain peningkatan good governance, kita dapat melihat keberhasilan reformasi birokrasi dalam hal peningkatan kinerja organisasi, khususnya di DJP, melalui tabel berikut ini yang menunjukkan rasio penerimaan pajak dan jumlah wajib pajak dibandingkan dengan jumlah pegawai DJP sejak tahun 2006 s.d. 2011.Penerimaan Pajak Jumlah wajib Pajak Jumlah SDM DJP Rasio Penerimaan Pajak/Jumlah SDM Rasio Jumlah WP/Jumlah SDM

2006 358.2 T 4.805.2 90 30.196 11,862

2007 425.4 T 7.137.0 23 30.034 14,164

2008 571.1 T 10.682.0 99 31.151 18,333

2009 544.4 T 15.911.5 76 31.825 17,106

2010 628.27 T 19.112.5 90 32.741 19,189

2011 741.6 T 23.213.6 33 31.733 23,370

159

238

343

500

584

732

Sumber : Laporan Menteri Keuangan kepada Wakil Presiden 10 Januari 2012

Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat peningkatan kinerja yang cukup siginifikan terkait keberhasilan reformasi birokrasi dalam mendongkrak kinerja instansi, khususnya DJP. Dengan jumlah pegawai yang relatif tetap, DJP mampu meningkatkan penerimaan perpajakan sebesar 200% dari sejak digulirkannya reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan. Jumlah wajib pajak yang terdata pun meningkat sampai 500%. Keberhasilan ini tentu tidak dapat diabaikan begitu saja mengingat kerja keras seluruh pegawai DJP untuk meningkatkan kinerjanya.. Fakta-fakta di atas merupakan setitik cahaya yang dapat membuka mata hati masyarakat bahwa kegagalan satu dua oknum dalam menjaga integritasnya tidak sama dengan kegagalan reformasi birokrasi, karena dalam proses penanaman semangat reformasi birokrasi Kementerian Keuangan juga tidak hanya bertanggung jawab atas satu atau dua pegawai melainkan 60.000 pegawai. Untuk itu, dalam menilai keberhasilan reformasi birokrasi, kita tidak dapat melihat pada satu atau dua kasus, melainkan harus melihat keseluruhan usaha dan hasilnya.

Dalam rangka peningkatan good governance secara terus menerus, termasuk dalam hal pencegahan korupsi dan penyalahgunaan wewenang, Kementerian Keuangan juga telah melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Pembentukan Unit Kontrol Internal (UKI) di setiap unit Eselon I 2. Pengesahan KMK No 38/KMK.01/2011 tentang Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Keuangan yang Wajib Menyampaikan LHKPN 3. Pembangunan Whistleblowing System melalui KMK Nomor 149/KMK.01/2011 4. Penanganan 86 Laporan PPATK, dengan rincian sebagai berikut. a) Investigasi 33 laporan b) 8 pengumpulan bahan keterangan c) 9 diteruskan ke KPK d) 27 pendalaman informasi e) 6 tidak material f) 3 tidak terkait pegawai Kemenkeu Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan memang belum sempurna, untuk itu kami pun terus menerus melakukan langkah-langkah strategik dalam rangka menyukseskannya. Menindaklanjuti Permenpan No 20 Tahun 2010 dan Permenpan No 53 Tahun 2011, Kementerian Keuangan bergerak dari fokus pada tiga pilar reformasi birokrasi menuju 8 area perubahan yang tercantum dalam Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014 sebagai berikut. N o 1. Area Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja Program/Kegiatan

2. 3. 4. 5.

Sosialisasi nilai-nilai Kementerian Keuangan, Optimalisasi RB di Masingmasing Unit Eselon I Penataan Peraturan Perundang- Pencegahan tumpang tindih peraturan undangan perundang-undangan Penataan dan Penguatan Organisasi Pelaksanaan Analisis Beban Kerja ,Rightsizing Organisasi Penataan Tatalaksana Penyusunan SOP Link dan SOP Layanan Unggulan Penataan Sistem SDM Aparatur Pelaksanaan Analisis dan Evaluasi Jabatan, Penerapan Sistem Penilaian Kinerja Individu, Penyusunan Carrier Path dan Job Qualification, Pembangunan SIMPEG, Pelaksanaan

6.

7.

8.

Diklat Berbasis Kompetensi, Penyusunan Desain Manajemen Talenta Penguatan Pengawasan Rakor Penyerapan Anggaran Kementerian Keuangan, Pembangunan Whistleblowing System, Usaha peningkatan opini BPK, Pelaksanaan Tindak Lanjut Reviu BPK, Pelaksanaan program antikorupsi Penguatan Akuntabilitas Kinerja Penyempurnaan Peta Strategi, IKU Kemenkeu Wide-One-Two-Three-FourFive, Penyampaian informasi yang sesuai dengan UU keterbukaan Informasi Publik dan Daftar Informasi Publik, Pelaksanaan tindak lanjut atas temuan dan rekomendasi reviu internal Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Penyusunan quick win layanan unggulan, Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pelayanan, Penyediaan sistem dan prosedur penanganan keluhan, saran dan masukan, Pelaksanaan Suvei Kepuasan Pengguna Layanan

Demikian langkah-langkah strategis Kementerian Keuangan sesuai dengan amanah Reformasi Birokrasi Nasional. Kesuksesan dalam pelaksanaannya tidak bisa tidak, harus didukung oleh internal dan seluruh pihak yang berkaitan dengan Kementerian Keuangan. Termasuk di dalamnya adalah masyarakat, media, dan juga para pengamat , LSM dan para wakil rakyat di DPR tentu saja.