Tanggal Efektif : 17 Juni 2016 Masa Penawaran : 21 - 24 ...

364
Tanggal Efektif : 17 Juni 2016 Masa Penawaran : 21 - 24 Juni 2016 Tanggal Penjatahan : 27 Juni 2016 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan (Refund) : 28 Juni 2016 Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 28 Juni 2016 Tanggal Pencatatan Saham pada Bursa Efek Indonesia : 29 Juni 2016 OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO TBK (“PERSEROAN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI. PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk Kegiatan Usaha: Pembangunan dan pengelolaan taman hiburan/rekreasi serta pembangunan dan perdagangan real estate/property. Berkedudukan di Kota Bogor Kantor Pusat: Marketing Office - Bogor Nirwana Residence Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded – Pahlawan) Bogor 16132 Telepon: +62 (251) 8211 290 Fax: +62 (251) 8212 050/8211 295 Website: www.jungleseries.co.id Email:[email protected] PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA Sebanyak 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta) Saham Biasa Atas Nama atau sebesar 10,19% (sepuluh koma sembilan belas persen) dari jumlah seluruh modal disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana, yang merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan (“Saham yang Ditawarkan”) dengan Nilai Nominal Rp 100,- (seratus Rupiah) setiap saham, dengan Harga Penawaran Rp 140 (seratus empat puluh Rupiah) setiap lembar saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) dan akan dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia. Jumlah seluruh Penawaran Umum Perdana ini adalah sejumlah Rp 322.000.000.000,- (tiga ratus dua puluh dua miliar Rupiah). Seluruh pemegang saham Perseroan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU PT”). PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK PENJAMIN EMISI EFEK ●PT Equity Securities Indonesia ●PT Hastadana Sekuritas Indonesia ●PT Henan Putihrai ●PT Inti Fikasa Securindo ●PT Magenta Kapital Indonesia ●PT Panca Global Securities Tbk. ●PT Panin Sekuritas Tbk. ●PT Philip Securities Indonesia ●PT Yulie Sekurindo Tbk. ●PT Valbury Asia Securities Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadap penawaran saham Perseroan. RISIKO USAHA UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN ADALAH RISIKO PERSAINGAN OLEH KOMPETITOR LAIN. RISIKO USAHA PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VIII FAKTOR RISIKO, DALAM PROSPEKTUS INI. RISIKO TIDAK DAPAT DISERAHKANNYA TANAH DI KEBUN MENTENG JONGGOL, SECARA TEPAT WAKTU YANG MERUPAKAN PENYELESAIAN UTANG PT GILI TIRTA ANUGRAH (GTA) SEBESAR RP 800.000.000.000 (DELAPAN RATUS MILIAR RUPIAH) KEPADA PERSEROAN AKIBAT TRANSAKSI PENJUALAN 20% (DUA PULUH PERSEN) SAHAM PT BUKIT JONGGOL ASRI (BJA) KEPADA GTA. PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (KSEI). Saham yang ditawarkan ini seluruhnya akan dicatatkan pada PT Bursa Efek Indonesia. Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 20 Juni 2016

Transcript of Tanggal Efektif : 17 Juni 2016 Masa Penawaran : 21 - 24 ...

Kantor Pusat:Marketing O�ce – Bogor Nirwana Residence

Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded – Pahlawan) Bogor 16132Telepon: +62 (251) 8211 290

Fax: +62 (251) 8212 050/8211 295Website: www.jungleseries.co.id

Email:[email protected]

Tanggal Efektif : 17 Juni 2016Masa Penawaran : 21 - 24 Juni 2016Tanggal Penjatahan : 27 Juni 2016Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan (Refund) : 28 Juni 2016Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 28 Juni 2016Tanggal Pencatatan Saham pada Bursa Efek Indonesia : 29 Juni 2016

OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO TBK (“PERSEROAN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk

Kegiatan Usaha:Pembangunan dan pengelolaan taman hiburan/rekreasi serta pembangunan dan perdagangan real estate/property.

Berkedudukan di Kota Bogor

Kantor Pusat:Marketing Office - Bogor Nirwana Residence

Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded – Pahlawan) Bogor 16132Telepon: +62 (251) 8211 290

Fax: +62 (251) 8212 050/8211 295Website: www.jungleseries.co.id Email:[email protected]

PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA Sebanyak 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta) Saham Biasa Atas Nama atau sebesar 10,19% (sepuluh koma sembilan belas persen) dari jumlah seluruh modal disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana, yang merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan (“Saham yang Ditawarkan”) dengan Nilai Nominal Rp 100,- (seratus Rupiah) setiap saham, dengan Harga Penawaran Rp 140 (seratus empat puluh Rupiah) setiap lembar saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) dan akan dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia. Jumlah seluruh Penawaran Umum Perdana ini adalah sejumlah Rp 322.000.000.000,- (tiga ratus dua puluh dua miliar Rupiah).Seluruh pemegang saham Perseroan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU PT”).

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

PENJAMIN EMISI EFEK●PT Equity Securities Indonesia ●PT Hastadana Sekuritas Indonesia ●PT Henan Putihrai ●PT Inti Fikasa Securindo

●PT Magenta Kapital Indonesia ●PT Panca Global Securities Tbk. ●PT Panin Sekuritas Tbk. ●PT Philip Securities Indonesia ●PT Yulie Sekurindo Tbk. ●PT Valbury Asia Securities

Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadap penawaran saham Perseroan.

RISIKO USAHA UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN ADALAH RISIKO PERSAINGAN OLEH KOMPETITOR LAIN. RISIKO USAHA PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VIII FAKTOR RISIKO, DALAM PROSPEKTUS INI.

RISIKO TIDAK DAPAT DISERAHKANNYA TANAH DI KEBUN MENTENG JONGGOL, SECARA TEPAT WAKTU YANG MERUPAKAN PENYELESAIAN UTANG PT GILI TIRTA ANUGRAH (GTA) SEBESAR RP 800.000.000.000 (DELAPAN RATUS MILIAR RUPIAH) KEPADA PERSEROAN AKIBAT TRANSAKSI PENJUALAN 20% (DUA PULUH PERSEN) SAHAM PT BUKIT JONGGOL ASRI (BJA) KEPADA GTA.

PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (KSEI).

Saham yang ditawarkan ini seluruhnya akan dicatatkan pada PT Bursa Efek Indonesia.Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 20 Juni 2016

PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk. (selanjutnya dalam Prospektus ini disebut “Perseroan”) telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum ini kepada Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta pada tanggal 6 November 2015 berdasarkan surat Perseroan No. 089/BOD-GAP/XI/2015, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (selanjutnya disebut “Undang-Undang Pasar Modal”) dan peraturan pelaksanaannya.

Saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, direncanakan akan dicatatkan pada PT Bursa Efek Indonesia (“Bursa”) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek antara Perseroan dengan Bursa pada tanggal tanggal 5 November 2015, sebagaimana telah diperpanjang pada tanggal 4 Mei 2016. Apabila Perseroan tidak memenuhi persyaratan pencatatan efek yang ditetapkan oleh Bursa, maka Penawaran Umum ini batal demi hukum dan uang pemesanan yang telah diterima akan dikembalikan kepada para pemesan.

Perseroan, Para Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua data dan kejujuran pendapat, keterangan atau laporan yang disajikan dalam Prospektus ini sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku di Negara Republik Indonesia serta kode etik, norma, dan standar profesinya masing-masing.

Sehubungan dengan Penawaran Umum ini, setiap pihak yang terafiliasi dilarang memberikan penjelasan dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai hal-hal yang tidak tercantum dalam Prospektus ini tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan, PT Danatama Makmur sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek.

PT Danatama Makmur selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek, serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dengan tegas menyatakan bukan merupakan pihak terafiliasi dengan Perseroan, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Pasar Modal.

PENAWARAN UMUM INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG/PERATURAN SELAIN YANG BERLAKU DI REPUBLIK INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR WILAYAH REPUBLIK INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI, MAKA PROSPEKTUS INI TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI DOKUMEN PENAWARAN UNTUK MEMBELI SAHAM, KECUALI BILA PENAWARAN DAN PEMBELIAN SAHAM TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN ATAU BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN ATAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DI NEGARA TERSEBUT.

PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN TIDAK ADA FAKTA PENTING DAN RELEVAN YANG TIDAK DIKEMUKAKAN YANG MENYEBABKAN INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL DALAM PROSPEKTUS INI MENJADI TIDAK BENAR DAN/ATAU MENYESATKAN.

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

DEFINISI DAN SINGKATAN iii

RINGKASAN vii

I. PENAwARAN UmUm 1

II. RENcANA PENGGUNAAN DANA HASIl PENAwARAN UmUm 3

III. KETERANGAN mENGENAI TRANSAKSI JUAl BElI ANAK PERUSAHAAN 51. Keterangan mengenai Transaksi 52. Alasan dan Latar Belakang 53. Kronologis, Skema Transaksi dan mekanisme pembayaran 64. Pihak-Pihak yang Terkait 95. Proses Perolehan Hak Atas Tanah Kebun Menteng 9

IV. PERNyATAAN UTANG 10

V. DANA TAlANGAN 13

VI. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING 15

VII. ANAlISIS DAN PEmBAHASAN olEH mANAJEmEN 18

VIII. FAKToR RISIKo 38

IX. KEJADIAN PENTING SETElAH TANGGAl lAPoRAN AUDIToR INDEPENDEN 41

X. KETERANGAN TENTANG PERSERoAN DAN ANAK PERUSAHAAN 421. Riwayat Singkat Perseroan 422. Riwayat Perubahan Anggaran Dasar dan Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan 433. Manajemen dan Pengawasan Perseroan 504. Struktur Organisasi Perseroan 545. Sumber Daya Manusia 556. Keterangan Tentang Anak Perusahaan 577. Struktur Kepemilikan Perseroan dan Anak Perusahaan 648. Keterangan Singkat Mengenai Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum 649. Perjanjian dan Kontrak Penting 6410. Keterangan Tentang Transaksi-Transaksi Dengan Pihak Afiliasi 6711. Perjanjian Pinjaman Dengan Bank 7612. Struktur Kepemilikan Perseroan 8313. Aset Tetap yang Dimiliki atau Dikuasai Perseroan dan Anak Perusahaan 11714. Asuransi 13815. Perkara Hukum yang Dihadapi Perseroan dan Anak Perusahaan 141

XI. KEGIATAN DAN PRoSPEK USAHA PERSERoAN DAN ANAK-ANAK PERUSAHAAN 1421. Umum 1422. Keunggulan Kompetitif 1423. Model Bisnis dan Strategi Usaha 1434. Unit Bisnis 1445. Keselamatan Kerja dan Lingkungan 1476. Pemasaran 1487. Persaingan Usaha 1498. Prospek Usaha 149

ii

9. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) 15310. Tata Kelola Perusahaan 15311. Tanggung Jawab Sosial 153

XII. INDUSTRI PARIwISATA, REKREASI DAN PRoPERTI 158

XIII. EKUITAS 163

XIV. KEBIJAKAN DIVIDEN 165

XV. PERPAJAKAN 166

XVI. PENJAmINAN EmISI EFEK 168

XVII. lEmBAGA DAN PRoFESI PENUNJANG PASAR moDAl 169

XVIII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUm 171

XIX. lAPoRAN AUDIToR INDEPENDEN DAN lAPoRAN KEUANGAN PERSERoAN 205

XX. ANGGARAN DASAR PERSERoAN 322

XXI. PERSyARATAN PEmESANAN PEmBElIAN SAHAm 342

XXII. PENyEBARlUASAN PRoSPEKTUS DAN FoRmUlIR PEmESANAN PEmBElIAN SAHAm 348

iii

DEFINISI DAN SINGKATAN

Afiliasi : Yang dimaksud afiliasi adalah: a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai

derajat kedua, baik secara horisontal maupun vertikal; b. hubungan antara satu pihak dengan pegawai, Direktur, atau

Komisaris dari pihak tersebut; c. hubungan antara 2 (dua) Perseroan dimana terdapat satu atau lebih

anggota Direksi atau Komisaris yang sama; d. hubungan antara Perseroan dengan suatu pihak, baik langsung

maupun tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh Perseroan tersebut;

e. hubungan antara 2 (dua) Perseroan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang sama; atau

f. hubungan antara Perseroan dan pemegang saham utama. Anak Perusahaan : Perusahaan dimana Perseroan mempunyai kepemilikan saham dengan

hak suara lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, atau apabila Perseroan memiliki 50% atau kurang dengan hak suara, Perseroan memiliki kemampuan untuk mengendalikan anak perusahaan.

BAE : Biro Administrasi Efek. Bapepam dan LK

: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang merupakan penggabungan dari Bapepam dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2005 dan KMK No. 606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Bapepam dan LK jo. Peraturan Menteri Keuangan RI No. 184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya. Per tanggal 31 Desember 2012, fungsi Bapepam dan LK telah beralih menjadi OJK.

BEI atau Bursa Efek : Bursa Efek Indonesia, bursa efek sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 4 Undang-Undang Pasar Modal, yang diselenggarakan oleh Bursa, suatu Perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta, tempat saham Perseroan akan dicatatkan.

BNRI : Berita Negara Republik Indonesia. Daftar Pemegang Saham : Daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan tentang

kepemilikan Efek oleh Pemegang Efek dalam Penitipan Kolektif di KSEI berdasarkan data yang diberikan oleh Pemegang Rekening kepada KSEI.

DPPS : Daftar Permohonan Pemesanan Saham. Efektif : Terpenuhinya seluruh tata cara dan persyaratan Pernyataan Pendaftaran

sesuai dengan ketentuan angka 4 huruf a Peraturan OJK No. IX.A.2 tahun 2009, yaitu:

1) Atas dasar lewatnya waktu, yakni: a. 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal Pernyataan

Pendaftaran diterima OJK secara lengkap, yaitu telah mencakup seluruh kriteria yang ditetapkan dalam peraturan yang terkait dengan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana dan peraturan yang terkait dengan Penawaran Umum Perdana; atau

b. 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir yang disampaikan Perseroan atau yang diminta OJK dipenuhi; atau

2) Atas dasar Pernyataan Efektif dari OJK bahwa tidak ada lagi perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan.

iv

FKP : Formulir Konfirmasi Penjatahan. FPPS : Formulir Pemesanan Pembelian Saham. Harga Penawaran : Harga yang harus dibayarkan para pemesan saham dalam rangka

Penawaran Umum Perseroan, yakni Rp 140 (seratus empat puluh rupiah) setiap saham.

Hari Bursa : Setiap hari diselenggarakannya perdagangan efek di Bursa Efek, yaitu Senin sampai dengan Jumat kecuali hari tersebut merupakan hari libur nasional atau dinyatakan sebagai hari libur oleh Bursa Efek.

Hari Kalender : Setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorian tanpa kecuali, termasuk hari Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah.

Hari Kerja : Hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

KSEI : Singkatan dari Kustodian Sentral Efek Indonesia, yang bertugas mengadministrasikan penyimpanan Efek berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Efek pada Penitipan Kolektif, yang diselenggarakan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, suatu Perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta.

Masa Penawaran : Jangka waktu untuk pemesanan saham yang dapat dilakukan oleh masyarakat dengan mengajukan FPPS kepada Para Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Para Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan sebagaimana ditentukan dalam Prospektus dan FPPS.

Masyarakat : Perorangan baik Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing dan/atau badan hukum, baik badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan hukum di Indonesia ataupun di luar negeri.

Menkumham : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia OJK : Otoritas Jasa Keuangan, yangdiatur melalui ketentuan dalam Undang-

Undang No. 21 tahun 2011 tanggal 22 November 2011 tentang OJK (“UU No. 21/2011”), yaitu lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam UU No. 21/2011.

Pasar Perdana : berarti penawaran dan penjualan Saham Yang Ditawarkan oleh Perseroan kepada Masyarakat selama Masa Penawaran sebelum Saham Yang Ditawarkan dicatatkan pada BEI.

Pasar Sekunder : berarti perdagangan saham pada BEI setelah Tanggal Pencatatan. Penjamin Emisi Efek : Pihak-pihak yang melaksanakan Penawaran Umum atas nama

Perseroan dan melakukan pembayaran hasil Penawaran Umum kepada Perseroan berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

Penjamin Pelaksana Emisi Efek : Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Para Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang dimaksud dalam Penawaran Umum ini adalah PT Danatama Makmur.

Penawaran Awal (bookbuilding) : Ajakan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan Prospektus Awal sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal yang antara lain bertujuan untuk mengetahui minat calon pembeli atas saham yang akan ditawarkan dan atau perkiraan harga penawaran saham.

Penawaran Umum : Kegiatan penawaran saham yang dilakukan oleh Perseroan untuk menjual saham kepada Masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.

Penitipan Kolektif : Jasa penitipan kolektif atas sejumlah efek yang dimiliki oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh kustodian sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal.

Peraturan IX.E.1 Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.

Peraturan IX.E.2 Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

v

FKP : Formulir Konfirmasi Penjatahan. FPPS : Formulir Pemesanan Pembelian Saham. Harga Penawaran : Harga yang harus dibayarkan para pemesan saham dalam rangka

Penawaran Umum Perseroan, yakni Rp 140 (seratus empat puluh rupiah) setiap saham.

Hari Bursa : Setiap hari diselenggarakannya perdagangan efek di Bursa Efek, yaitu Senin sampai dengan Jumat kecuali hari tersebut merupakan hari libur nasional atau dinyatakan sebagai hari libur oleh Bursa Efek.

Hari Kalender : Setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorian tanpa kecuali, termasuk hari Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah.

Hari Kerja : Hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

KSEI : Singkatan dari Kustodian Sentral Efek Indonesia, yang bertugas mengadministrasikan penyimpanan Efek berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Efek pada Penitipan Kolektif, yang diselenggarakan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, suatu Perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta.

Masa Penawaran : Jangka waktu untuk pemesanan saham yang dapat dilakukan oleh masyarakat dengan mengajukan FPPS kepada Para Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Para Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan sebagaimana ditentukan dalam Prospektus dan FPPS.

Masyarakat : Perorangan baik Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing dan/atau badan hukum, baik badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan hukum di Indonesia ataupun di luar negeri.

Menkumham : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia OJK : Otoritas Jasa Keuangan, yangdiatur melalui ketentuan dalam Undang-

Undang No. 21 tahun 2011 tanggal 22 November 2011 tentang OJK (“UU No. 21/2011”), yaitu lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam UU No. 21/2011.

Pasar Perdana : berarti penawaran dan penjualan Saham Yang Ditawarkan oleh Perseroan kepada Masyarakat selama Masa Penawaran sebelum Saham Yang Ditawarkan dicatatkan pada BEI.

Pasar Sekunder : berarti perdagangan saham pada BEI setelah Tanggal Pencatatan. Penjamin Emisi Efek : Pihak-pihak yang melaksanakan Penawaran Umum atas nama

Perseroan dan melakukan pembayaran hasil Penawaran Umum kepada Perseroan berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

Penjamin Pelaksana Emisi Efek : Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Para Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang dimaksud dalam Penawaran Umum ini adalah PT Danatama Makmur.

Penawaran Awal (bookbuilding) : Ajakan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan Prospektus Awal sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal yang antara lain bertujuan untuk mengetahui minat calon pembeli atas saham yang akan ditawarkan dan atau perkiraan harga penawaran saham.

Penawaran Umum : Kegiatan penawaran saham yang dilakukan oleh Perseroan untuk menjual saham kepada Masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.

Penitipan Kolektif : Jasa penitipan kolektif atas sejumlah efek yang dimiliki oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh kustodian sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal.

Peraturan IX.E.1 Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.

Peraturan IX.E.2 Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

Perseroan : PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk., berkedudukan di Kota Bogor, suatu Perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum dan peraturan perundang–undangan Negara Republik Indonesia.

Perusahaan Efek : Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek dan/atau manajer investasi sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-Undang Pasar Modal.

POJK No. 30 : Peraturan Otoritas Jasa keuangan No.30/POJK.04/2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

POJK No. 32 : Peraturan Otoritas Jasa keuangan No.32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka.

POJK No. 33 : Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.

POJK No. 34 : Peraturan OJK No. 34/POJK.04/2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik

POJK No. 35 : Peraturan OJK No. 35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik.

Prospektus : Setiap informasi tertulis sehubungan dengan Emisi Saham dengan tujuan agar masyarakat membeli saham sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 26 Undang-Undang Pasar Modal, juncto Peraturan No. IX.C.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK, tanggal 17 (tujuh belas) Januari 1996 (seribu sembilan ratus sembilan puluh enam) No. KEP 51/PM/1996.

Prospektus awal : Dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam Prospektus yang disampaikan kepada OJK, sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai Harga Penawaran, Penjaminan Emisi Efek, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan penawaran yang belum dapat ditentukan.

Prospektus ringkas : Pernyataan atau informasi tertulis yang merupakan ringkasan dari Prospektus Awal, yang akan diumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang memiliki peredaran nasional yang disusun oleh Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek bersama-sama sesuai dengan Peraturan No. IX.C.3 dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya pernyataan OJK bahwa Perseroan wajib mengumumkan Prospektus Ringkas sebagaimana diatur dalam Peraturan No. IX.A.2.

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham. RUPSLB : Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. SDM : Sumber Daya Manusia. SKS : Surat Kolektif Saham. Tanggal Pencatatan : Tanggal pencatatan saham di BEI. TDP : Tanda Daftar Perusahaan. US$ : Mata uang Amerika Serikat atau Dollar Amerika Serikat UUPM : Undang-Undang Pasar Modal yaitu Undang-Undang Republik Indonesia

No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara No. 64 tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara No. 3608 beserta peraturan pelaksanaannya berikut perubahan-perubahannya.

vi

SINGKATAN NAMA PERUSAHAAN APS : PT Andrasentra Properti Services BCI : PT Bakrie Capital Indonesia BJA : PT Bukit Jonggol Asri BLD/ELTY : PT Bakrieland Development Tbk. BNR : PT Bakrie Nirwana Realty GTA : PT Gili Tirta Anugrah JLA : PT Jungleland Asia LNJ : PT Lembu Nusantara Jaya PBU : PT Prima Bisnis Utama SC : PT Sentul City Tbk. SGN : PT Surya Global Nusantara SPJ : PT Sanggraha Pelita Jaya

vii

SINGKATAN NAMA PERUSAHAAN APS : PT Andrasentra Properti Services BCI : PT Bakrie Capital Indonesia BJA : PT Bukit Jonggol Asri BLD/ELTY : PT Bakrieland Development Tbk. BNR : PT Bakrie Nirwana Realty GTA : PT Gili Tirta Anugrah JLA : PT Jungleland Asia LNJ : PT Lembu Nusantara Jaya PBU : PT Prima Bisnis Utama SC : PT Sentul City Tbk. SGN : PT Surya Global Nusantara SPJ : PT Sanggraha Pelita Jaya

RINGKASAN

Ringkasan di bawah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan keterangan yang lebih rinci dan laporan keuangan serta catatan-catatan yang tercantum di dalam Prospektus ini. Ringkasan ini dibuat atas dasar fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang penting bagi Perseroan. Semua informasi keuangan Perseroan disusun dalam mata uang Rupiah kecuali dinyatakan lain dan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

UMUM

PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk. (“Perseroan”) didirikan pada tanggal 15 Juni 1988 dengan Akta Notaris Ny. Yetty Taher, S.H., No. 42. Akta pendirian Perseroan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-8942-HT.01.01.TH.88 tanggal 20 September 1988 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 1147 Lembaran Berita Negara No. 11 tanggal 7 Februari 1995. Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain, mengenai perubahan nama dari PT Aliyah Pancahafat menjadi PT Graha Andrasentra Propertindo yang diaktakan dengan Akta Notaris Ny. Toety Juniarto, S.H., No. 93 tanggal 23 Juni 1997, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-5976 HT.01.04.Th.97 tanggal 2 Juli 1997.Selanjutnya Anggaran Dasar Perseroan diubah sehubungan dengan perubahan menjadi Perusahaan Terbuka, sebagaimana termuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No.23 tanggal 19 Februari 2016, yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya beserta lampirannya No. AHU-0003651.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016 dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan nomor AHU-0024197.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0025961 tanggal 24 Februari 2016 serta telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0025960 tanggal 24 Februari 2016.

Perubahan terakhir Anggaran Dasar termuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham No. 37 tanggal 15 April 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0041991 tanggal 21 April 2016 dan Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham No. 43 tanggal 21 April 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0041992 tanggal 21 April 2016, yang keduanya dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan adalah berusaha dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa, yang berhubungan dengan real estate, properti dan pengelolaan taman hiburan/rekreasi.

Rincian Anak Perusahaan yang langsung dimiliki oleh Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

NAMA PERUSAHAAN KEGIATAN USAHA LOKASI USAHA

% KEPEMILIKAN

LANGSUNG

TAHUN PENDIRIAN

TAHUN PENYERTAAN

OLEH PERSEROAN

TAHUN OPERASIONAL

STATUS OPERASIONAL

PT Jungleland Asia (JLA) Taman rekreasi bertema Sentul, Bogor 99,99% 2011 2014 2013 Beroperasi PT Lembu Nusantara Jaya (LNJ) Hotel dan rekreasi air Malang 51% 2010 2014 2014 Beroperasi

KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN

Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1993 dengan kantor pusat yang berlokasi di Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded – Pahlawan) Bogor. Perseroan memulai usahanya dengan mengelola perumahan “Graha Bogor Indah”, sekarang menjadi “Bogor Nirwana Residence” (BNR). BNR sendiri merupakan kawasan hunian terpadu di kota Bogor dengan target konsumen menengah-atas dengan luas area pengembangan lebih dari 1.000 hektar. BNR terbagi atas 2 kawasan, yaitu kawasan perumahan dan kawasan komersial.

Saat ini hampir semua unit bisnis yang dimiliki Perseroan berada dalam kawasan BNR, kecuali Jungleland yang berada di Sentul. Unit bisnis yang dimiliki Perseroan yang berada di kawasan komersial BNR, seluas 15 hektar, antara lain The Jungle dan Aston Bogor Hotel & Resort serta Jungle Fest. Kawasan komersial BNR juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti pusat perbelanjaan, sekolah, fasilitas olahraga, area kuliner, pasar bersih, mini market, SPBU dan masjid.

viii

Kegiatan usaha rekreasi Perseroan dalam bentuk taman rekreasi dan hotel dilakukan baik oleh Perseroan sendiri maupun anak usaha Perseroan yakni JLA. Kegiatan usaha rekreasi yang dilakukan langsung oleh Perseroan adalah The Jungle, Jungle Fest dan Aston Bogor Hotel and Resort. Sedangkan yang melalui JLA adalah Jungleland. Sementara, kegiatan usaha properti Perseroan telah berlangsung sejak tahun 1993, yang meliputi kawasan perumahan, baik vertikal maupun landed, yang semua terletak di kawasan BNR.

Seiring dengan perkembangan, ke depannya Perseroan akan terus mengembangkan bisnis rekreasinya, khususnya di tempat-tempat dimana Perseroan mengganggap lokasi tersebut strategis, serta diutamakan pada lokasi dimana Perseroan telah memiliki lahan sebelumnya. Sebagai hasilnya, diharapkan Perseroan dapat memanfaatkan peningkatan nilai kawasan akibat dari bisnis rekreasi yang berhasil menarik pengunjung dan meningkatkan aktivitas kawasan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan nilai lahan di kawasan tersebut. Perseroan berkeyakinan terhadap strategi ini, dengan latar belakang bahwa sebelumnya Perseroan telah sukses menerapkannya baik di Sentul dengan Jungleland dan properti Sentul Nirwana, maupun Bogor dengan The Jungle dan properti yang dimiliki Perseroan di sekitarnya.

PENAWARAN UMUM

Berikut merupakan ringkasan struktur Penawaran Umum Perseroan:

Jumlah Saham : sebanyak 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta) saham atau setara dengan 10,19% (sepuluh koma sembilan belas persen) dari jumlah seluruh modal disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana

Nilai Nominal : Rp 100,- (seratus Rupiah) setiap saham

Harga Penawaran : Rp 140,- (seratus empat puluh Rupiah)

Jumlah Saham Yang Dicatatkan : sebanyak 22.581.909.405 (dua puluh dua miliar lima ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus sembilan ribu empat ratus lima) saham

Perseroan telah memperoleh Pernyataan Efektif dari OJK pada tanggal 17 Juni 2016 atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum yang telah disampaikan oleh Perseroan kepada OJK pada tanggal 6 November 2015 berdasarkan surat Perseroan No. 089/BOD-GAP/XI/2015.

STRUKTUR PERMODALAN

Komposisi modal saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100,-per saham Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %

Modal dasar 50,000,000,000 5,000,000,000,000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Surya Global Nusantara 11,212,278,864 1,121,227,886,400 55.28% PT Prima Bisnis Utama 8,563,472,860 856,347,286,000 42.22% PT. Bakrie Nirwana Realty 500,000,000 50,000,000,000 2.47% PT. Sanggraha Pelita Jaya 6,157,681 615,768,100 0.03%

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 20,281,909,405 2,028,190,940,500 100.00% Jumlah saham dalam portepel 29,718,090,595 2,971,809,059,500

Dengan asumsi telah terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, maka susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp 100,-per saham Keterangan Sebelum penawaran umum Sesudah penawaran umum

Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp)

% Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp)

% Modal dasar 50,000,000,000 5,000,000,000,000 50,000,000,000 5,000,000,000,000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Surya Global Nusantara 11,212,278,864 1,121,227,886,400 55,28% 11,212,278,864 1,121,227,886,400 49.65% PT Prima Bisnis Umum 8,563,472,860 856,347,286,000 42,22% 8,563,472,860 856,347,286,000 37.92% PT. Bakrie Nirwana Realty 500,000,000 50,000,000,000 2,47% 500,000,000 50,000,000,000 2.21% PT. Sanggraha Pelita Jaya 6,157,681 615,768,100 0,03% 6,157,681 615,768,100 0.03% Masyarakat 2,300,000,000 230,000,000,000 10.19%

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 20,281,909,405 2,028,190,940,500 100,00% 22,581,909,405 2,258,190,940,500 100,00% Jumlah saham dalam portepel 29,718,090,595 2,971,809,059,500 27,418,090,595 2,741,809,059,500

ix

Kegiatan usaha rekreasi Perseroan dalam bentuk taman rekreasi dan hotel dilakukan baik oleh Perseroan sendiri maupun anak usaha Perseroan yakni JLA. Kegiatan usaha rekreasi yang dilakukan langsung oleh Perseroan adalah The Jungle, Jungle Fest dan Aston Bogor Hotel and Resort. Sedangkan yang melalui JLA adalah Jungleland. Sementara, kegiatan usaha properti Perseroan telah berlangsung sejak tahun 1993, yang meliputi kawasan perumahan, baik vertikal maupun landed, yang semua terletak di kawasan BNR.

Seiring dengan perkembangan, ke depannya Perseroan akan terus mengembangkan bisnis rekreasinya, khususnya di tempat-tempat dimana Perseroan mengganggap lokasi tersebut strategis, serta diutamakan pada lokasi dimana Perseroan telah memiliki lahan sebelumnya. Sebagai hasilnya, diharapkan Perseroan dapat memanfaatkan peningkatan nilai kawasan akibat dari bisnis rekreasi yang berhasil menarik pengunjung dan meningkatkan aktivitas kawasan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan nilai lahan di kawasan tersebut. Perseroan berkeyakinan terhadap strategi ini, dengan latar belakang bahwa sebelumnya Perseroan telah sukses menerapkannya baik di Sentul dengan Jungleland dan properti Sentul Nirwana, maupun Bogor dengan The Jungle dan properti yang dimiliki Perseroan di sekitarnya.

PENAWARAN UMUM

Berikut merupakan ringkasan struktur Penawaran Umum Perseroan:

Jumlah Saham : sebanyak 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta) saham atau setara dengan 10,19% (sepuluh koma sembilan belas persen) dari jumlah seluruh modal disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana

Nilai Nominal : Rp 100,- (seratus Rupiah) setiap saham

Harga Penawaran : Rp 140,- (seratus empat puluh Rupiah)

Jumlah Saham Yang Dicatatkan : sebanyak 22.581.909.405 (dua puluh dua miliar lima ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus sembilan ribu empat ratus lima) saham

Perseroan telah memperoleh Pernyataan Efektif dari OJK pada tanggal 17 Juni 2016 atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum yang telah disampaikan oleh Perseroan kepada OJK pada tanggal 6 November 2015 berdasarkan surat Perseroan No. 089/BOD-GAP/XI/2015.

STRUKTUR PERMODALAN

Komposisi modal saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100,-per saham Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %

Modal dasar 50,000,000,000 5,000,000,000,000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Surya Global Nusantara 11,212,278,864 1,121,227,886,400 55.28% PT Prima Bisnis Utama 8,563,472,860 856,347,286,000 42.22% PT. Bakrie Nirwana Realty 500,000,000 50,000,000,000 2.47% PT. Sanggraha Pelita Jaya 6,157,681 615,768,100 0.03%

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 20,281,909,405 2,028,190,940,500 100.00% Jumlah saham dalam portepel 29,718,090,595 2,971,809,059,500

Dengan asumsi telah terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, maka susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp 100,-per saham Keterangan Sebelum penawaran umum Sesudah penawaran umum

Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp)

% Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp)

% Modal dasar 50,000,000,000 5,000,000,000,000 50,000,000,000 5,000,000,000,000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Surya Global Nusantara 11,212,278,864 1,121,227,886,400 55,28% 11,212,278,864 1,121,227,886,400 49.65% PT Prima Bisnis Umum 8,563,472,860 856,347,286,000 42,22% 8,563,472,860 856,347,286,000 37.92% PT. Bakrie Nirwana Realty 500,000,000 50,000,000,000 2,47% 500,000,000 50,000,000,000 2.21% PT. Sanggraha Pelita Jaya 6,157,681 615,768,100 0,03% 6,157,681 615,768,100 0.03% Masyarakat 2,300,000,000 230,000,000,000 10.19%

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 20,281,909,405 2,028,190,940,500 100,00% 22,581,909,405 2,258,190,940,500 100,00% Jumlah saham dalam portepel 29,718,090,595 2,971,809,059,500 27,418,090,595 2,741,809,059,500

Sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2001 tanggal 8 Maret 2001 tentang Pembatasan Atas Saham yang Diterbitkan Sebelum Penawaran Umum (“Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.6”), PT Surya Global Nusantara (SGN), PT Prima Bisnis Utama (PBU) dan PT Bakrie Nirwana Realty (BNR), wajib untuk tidak mengalihkan sebagian maupun seluruh kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Perseroan menjadi efektif karena saham-saham para Pemegang Saham Perseroan tersebut diperoleh dengan harga dan/atau nilai konversi dan/atau harga pelaksanaan di bawah harga Penawaran Umum Perdana. Adapun PT Sanggraha Pelita Jaya (SPJ) juga secara sukarela (voluntarily locked-up) tidak akan mengalihkan sebagian maupun seluruh kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Perseroan menjadi efektif.

RENCANA PENGGUNAAN DANA

Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya oleh Perseroan dan Anak Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:

a. Lebih kurang 89,67% akan digunakan oleh Perseroan untuk tambahan pendanaan, modal kerja dan pengembangan usaha Perseroan, dengan perincian sebagai berikut:

i. Lebih kurang 32,58% akan digunakan langsung oleh Perseroan untuk mengadakan perluasan atas unit bisnis yang telah berjalan saat ini, di atas lahan yang telah dimiliki oleh Perseroan, yaitu:

1. Lebih kurang 15,78% akan digunakan langsung oleh Perseroan untuk tambahan pendanaan pada perluasan Proyek Hotel Aston di kawasan Bogor Nirwana Residence, Kotamadya Bogor, Jawa Barat.

2. Lebih kurang 16,79% akan digunakan langsung oleh Perseroan untuk pengembangan Proyek Jungleland Property di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

ii. Lebih kurang 50,38% akan digunakan untuk tambahan pendanaan dan pengembangan usaha Perseroan dalam unit bisnis rekreasi air dan properti penunjangnya pada beberapa lokasi potensial di kota-kota utama di Indonesia, dengan perincian sebagai berikut:

1. Lebih kurang 10,75% akan digunakan untuk tambahan pendanaan proyek hotel dan taman rekreasi air di Songgoriti, Malang. Perseroan, melalui anak perusahaan LNJ, memiliki Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan Daerah Jasa Yasa Kabupaten Malang Tentang Pembangunan dan Pengelolaan Hotel dan Pemandian Air Panas Songgoriti. Saat ini telah terdapat Hotel dan Pemandian Air Panas Songgoriti, dimana ke depannyaPerseroan berencana untuk mengembangkannya melalui dana penawaran umum Perseroan.

2. Lebih kurang 39,63% akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan dalam unit bisnis rekreasi air dan properti penunjangnya di beberapa kota yang telah dilakukan studi sebelumnya oleh Perseroan, yaitu: Sidoarjo, Bandung, Medan, Cirebon, Yogyakarta, Palembang dan Makassar.

Skema pengembangan diutamakan untuk dilakukan sendiri oleh Perseroan atau anak perusahaan, atau dengan melakukan Kerjasama Operasi dengan cara membentuk anak perusahaan baru yang akan mengembangkan proyek tersebut. Apabila penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum, dilakukan oleh anak perusahaan yang telah dimiliki saat ini, maka bentuk pengalihan dana dari Perseroan kepada anak Perusahaan adalah dalam bentuk penambahan penyertaan saham, dan apabila pengembangan dilakukan melalui anak perusahaan baru, maka bentuk pengalihan dana dari Perseroan kepada anak Perusahaan adalah dalam bentuk setoran modal.

iii. Lebih kurang 6,72% akan digunakan untuk mendanai modal kerja dan biaya operasional Perseroan.

b. Sebesar lebih kurang 9,36% akan digunakan Perseroan untuk membayar dana talangan yang telah diterima oleh Perseroan.

c. Sebesar lebih kurang 0,97% akan digunakan oleh Perseroan untuk melakukan peningkatan setoran modal kepada JLA, yang selanjutnya akan digunakan oleh JLA untuk melunasi Dana Talangan yang telah diterimanya dari PT Bakrie Bakti Nusantara dan PT Cronus Capital Indonesia. Keterangan selanjutnya mengenai Dana Talangan dapat dilihat pada Bab V mengenai Dana Talangan.

Keterangan mengenai rencana penggunaan dana selengkapnya dapat dilihat pada Bab II Prospektus ini mengenai Rencana Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

x

KEUANGAN

Ikhtisar data keuangan penting Perseroan dan Anak Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013, 2012 dan 2011,yang didasarkan pada (a) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal atas penerapan PSAK No. 24; (b) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian; (c) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar dengan pengecualian atas penyertaan saham pada PT Sentul City Tbk.; (d) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

(dalam jutaan Rupiah)

PERNYATAAN UTANG Sesuai dengan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal atas penerapan PSAK No. 24, Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki jumlah kewajiban sebesar Rp 2.385.581 juta dengan rincian sebagai berikut:

31 Desember2015 2014 2013 2012 2011

Laporan Posisi KeuanganJumlah Aset Lancar 1.493.593 1.630.615 418.978 1.882.922 2.135.685Jumlah Aset Tidak Lancar 2.824.120 2.906.466 1.935.133 6.758.553 4.989.465Jumlah Aset 4.317.713 4.537.080 2.354.111 8.641.475 7.125.151Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1.427.150 1.498.274 649.220 1.175.875 725.114Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 958.431 860.954 527.324 3.215.742 2.211.828Jumlah Liabilitas 2.385.581 2.359.228 1.176.544 4.391.617 2.936.942Jumlah Ekuitas 1.932.132 2.177.852 1.177.567 4.249.858 4.188.209Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 4.317.713 4.537.080 2.354.111 8.641.475 7.125.151

Laporan Laba RugiPendapatan 366.434 367.523 380.888 544.544 430.992Beban Pokok Pendapatan 195.263 150.034 157.794 175.444 165.514Laba Kotor 171.171 217.489 223.094 369.101 265.478Beban Usaha -178.549 -208.376 -205.254 -221.184 -152.740Laba (Rugi) Usaha -7.378 9.113 17.840 147.917 112.738Penghasilan (Beban) lain-lain -247.347 991.981 -833.599 -178.787 24.725Laba (rugi) tahun berjalan -254.787 998.435 -825.218 -58.800 120.150Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan -245.714 1.000.285 -838.653 -96.188 171.218

Keterangan

31 Desember2015 2014 2013 2012 2011

Rasio ProfitabilitasLaba (Rugi) Kotor / Penghasilan (%) 46.7% 59.2% 58.6% 67.8% 61.6%Laba (Rugi) Usaha / Penghasilan (%) -2.0% 2.5% 4.7% 27.2% 26.2%Laba (Rugi) Bersih / Penghasilan (%) -69.5% 271.7% -216.7% -10.8% 27.9%Laba (Rugi) Bersih / Ekuitas (%) -13.2% 45.8% -70.1% -1.4% 2.9%Laba (Rugi) Bersih / Aset (%) -5.9% 22.0% -35.1% -0.7% 1.7%

Rasio SolvabilitasAset Lancar /Kew ajiban Lancar (x) 1.0 1.1 0.6 1.6 2.9Acid test ratio (x) 0.9 0.9 0.3 0.9 2.0Inventory turnover (x) 0.9 0.7 0.7 0.2 0.2Asset turnover (x) 0.1 0.1 0.2 0.1 0.1

Rasio LeverageTotal Aset / Total Kew ajiban (x) 1.8 1.9 2.0 2.0 2.4Debt to Equity (x) 0.4 0.4 0.4 0.2 0.1Debt to Asset (x) 0.2 0.2 0.2 0.1 0.1Interest Coverage (x) 0.5 0.4 0.8 7.8 10.9Total Hutang (interest bearing debt) / EBITDA (x) 12.6 15.1 9.3 4.7 3.3

RASIO-RASIO PENTING

xi

KEUANGAN

Ikhtisar data keuangan penting Perseroan dan Anak Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013, 2012 dan 2011,yang didasarkan pada (a) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal atas penerapan PSAK No. 24; (b) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian; (c) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar dengan pengecualian atas penyertaan saham pada PT Sentul City Tbk.; (d) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

(dalam jutaan Rupiah)

PERNYATAAN UTANG Sesuai dengan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal atas penerapan PSAK No. 24, Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki jumlah kewajiban sebesar Rp 2.385.581 juta dengan rincian sebagai berikut:

31 Desember2015 2014 2013 2012 2011

Laporan Posisi KeuanganJumlah Aset Lancar 1.493.593 1.630.615 418.978 1.882.922 2.135.685Jumlah Aset Tidak Lancar 2.824.120 2.906.466 1.935.133 6.758.553 4.989.465Jumlah Aset 4.317.713 4.537.080 2.354.111 8.641.475 7.125.151Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1.427.150 1.498.274 649.220 1.175.875 725.114Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 958.431 860.954 527.324 3.215.742 2.211.828Jumlah Liabilitas 2.385.581 2.359.228 1.176.544 4.391.617 2.936.942Jumlah Ekuitas 1.932.132 2.177.852 1.177.567 4.249.858 4.188.209Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 4.317.713 4.537.080 2.354.111 8.641.475 7.125.151

Laporan Laba RugiPendapatan 366.434 367.523 380.888 544.544 430.992Beban Pokok Pendapatan 195.263 150.034 157.794 175.444 165.514Laba Kotor 171.171 217.489 223.094 369.101 265.478Beban Usaha -178.549 -208.376 -205.254 -221.184 -152.740Laba (Rugi) Usaha -7.378 9.113 17.840 147.917 112.738Penghasilan (Beban) lain-lain -247.347 991.981 -833.599 -178.787 24.725Laba (rugi) tahun berjalan -254.787 998.435 -825.218 -58.800 120.150Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan -245.714 1.000.285 -838.653 -96.188 171.218

Keterangan

31 Desember2015 2014 2013 2012 2011

Rasio ProfitabilitasLaba (Rugi) Kotor / Penghasilan (%) 46.7% 59.2% 58.6% 67.8% 61.6%Laba (Rugi) Usaha / Penghasilan (%) -2.0% 2.5% 4.7% 27.2% 26.2%Laba (Rugi) Bersih / Penghasilan (%) -69.5% 271.7% -216.7% -10.8% 27.9%Laba (Rugi) Bersih / Ekuitas (%) -13.2% 45.8% -70.1% -1.4% 2.9%Laba (Rugi) Bersih / Aset (%) -5.9% 22.0% -35.1% -0.7% 1.7%

Rasio SolvabilitasAset Lancar /Kew ajiban Lancar (x) 1.0 1.1 0.6 1.6 2.9Acid test ratio (x) 0.9 0.9 0.3 0.9 2.0Inventory turnover (x) 0.9 0.7 0.7 0.2 0.2Asset turnover (x) 0.1 0.1 0.2 0.1 0.1

Rasio LeverageTotal Aset / Total Kew ajiban (x) 1.8 1.9 2.0 2.0 2.4Debt to Equity (x) 0.4 0.4 0.4 0.2 0.1Debt to Asset (x) 0.2 0.2 0.2 0.1 0.1Interest Coverage (x) 0.5 0.4 0.8 7.8 10.9Total Hutang (interest bearing debt) / EBITDA (x) 12.6 15.1 9.3 4.7 3.3

RASIO-RASIO PENTING

(dalam jutaan rupiah) 31 Des 2015Uraian Jumlah

LIABILITASLiabilitas Jangka PendekUtang bank jangka pendek 206,579Utang usaha 95,456Utang lain-lain 378,796Uang muka penjualan dan pendapatan ditangguhkan 178,155Beban masih harus dibayar 422,603Utang pajak 72,133Lain-lain 73,429Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1,427,150

Liabilitas Jangka PanjangUtang lain-lain pihak ketiga 72,833Utang pihak berelasi 265,117Utang bank jangka panjang 583,017Liabilitas jangka panjang lainnya 37,464Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 958,431Jumlah Liabilitas 2,385,581

RISIKO USAHA UTAMA

Risiko usaha utama yang dihadapi oleh Perseroan dan Anak Perusahaan adalah Risiko persaingan oleh kompetitor lain dan risiko tidak dapat diserahkannya tanah di Kebun Menteng Jonggol, secara tepat waktu yang merupakan penyelesaian utang GTA sebesar Rp 800.000.000.000 (delapan ratus miliar Rupiah) kepada Perseroan akibat transaksi penjualan 20% (dua puluh persen) saham BJA kepada GTA.

Dalam menjalankan usahanya, Perseroan dan Anak Perusahaan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan dan Anak Perusahaan apabila tidak diantisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Risiko-risiko yang dapat mempengaruhi usaha Perseroan dan Anak Perusahaan secara umum adalah sebagai berikut:

1. Risiko persaingan oleh kompetitor lain 2. Risiko tidak dapat diserahkannya tanah di Kebun Menteng Jonggol secara tepat waktu 3. Risiko pertumbuhan ekonomi Indonesia 4. Risiko sosial politik 5. Risiko gugatan hukum

Penjelasan lebih lengkap mengenai risiko-risiko tersebut di atas akan dijelaskan pada Bab VIII Prospektus ini tentang Faktor Risiko.

KEUNGGULAN KOMPETITIF

Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki beberapa keunggulan kompetitif sebagai suatu perusahaan antara lain:

Perseroan memiliki merek dagang yang kuat. The Jungle yang dimiliki oleh Perseroan telah memenangkan Top Brand Award dari Frontier Consulting Group sebagai water park favorit keluarga Indonesia dalam enam tahun berturut-turut yakni sejak tahun 2010 hingga tahun 2015. Frontier Consulting Group merupakan perusahaan konsultasi marketing dan riset terkemuka dan terbesar di Indonesia.

Lokasi usaha Perseroan yang strategis. Perseroan memiliki tempat usaha di lokasi-lokasi yang strategis, yakni Jungleland di perbukitan kawasan Sentul (sekitar 35 km dari Jakarta melalui akses jalan tol Jagorawi), The Jungle & Jungle Fest di tengah kota Bogor yang merupakan daerah wisata utama di Jabodetabek dan dekat dengan pusat kota.

Perseroan memiliki tempat rekreasi tematik terbesar di Indonesia. Jungleland memiliki luas 35 Ha dengan total 41 wahana yang direncanakan. Saat ini Jungleland telah beroperasi dengan 34 wahana. Dengan luas dan jumlah wahana ini, Jungleland merupakan tempat rekreasi tematik terbesar di Indonesia yang juga akan memperkuat merek dagang dari Jungleland dan tempat rekreasi lainnya yang dimiliki Perseroan.

Porsi pendapatan berkelanjutan yang semakin besar Dalam mengembangkan usaha ke depannya, Perseroan akan terus memperbesar dan mengembangkan bisnis rekreasi serta usaha-usaha pendukungnya. Dengan cara ini, usaha yang dilakukan Perseroan akan dapat memberi hasil yang lebih optimal.Dengan fokus pada taman rekreasi dan usaha-usaha pendukung, Perseroan akan memiliki porsi pendapatan berkelanjutan (recurring revenue) yang semakin besar. Hal ini tentunya akan meningkatkan daya tahan Perseroan, karena pendapatan berkelanjutan relatif lebih stabil atas perubahan kondisi ekonomi.

Perseroan memiliki pengalaman yang panjang dan rekam jejak yang baik dalam usaha pengembangan taman rekreasi.

xii

Halaman ini sengaja dikosongkan

1

I. PENAWARAN UMUM Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Perdana Saham melalui Pasar Modal, dimana saham yang akan ditawarkan dan dijual kepada masyarakat adalah sebanyak 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta) Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) atau sebesar 10,19% (sepuluh koma sembilan belas persen) dari jumlah seluruh modal disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana dengan harga penawaran Rp 140 (seratus empat puluh Rupiah) setiap lembar saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) dan akan dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia. Jumlah seluruh Penawaran Umum Perdana ini adalah sejumlah Rp 322.000.000.000 (tiga ratus dua puluh dua miliar Rupiah).

Setelah Penawaran Umum, maka saham yang akan diambil bagian dan disetor penuh, adalah sebanyak 22.581.909.405 (dua puluh dua miliar lima ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus sembilan ribu empat ratus lima) saham atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 2.258.190.940.500 (dua triliun dua ratus lima puluh delapan miliar seratus sembilan puluh juta sembilan ratus empat puluh ribu lima ratus Rupiah).

Saham yang ditawarkan seluruhnya terdiri dari saham baru yang dikeluarkan dari portepel yang memberikan pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh.

PT Graha Andrasentra Propertindo Kegiatan Usaha:

Pembangunan dan pengelolaan taman hiburan/rekreasi serta pembangunan dan perdagangan real estate/property. Berkedudukan di Kota Bogor

Kantor Pusat: Marketing Office - Bogor Nirwana Residence

Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded – Pahlawan) Bogor 16132 Telepon: +62 (251) 8211 290; Fax: +62 (251) 8212 050/8211 295

Website: www.jungleseries.co.id Email: [email protected]

RISIKO USAHA UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN ADALAH RISIKO PERSAINGAN OLEH KOMPETITOR LAIN. RISIKO USAHA PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VIII FAKTOR RISIKO, DALAM PROSPEKTUS INI.

RISIKO TIDAK DAPAT DISERAHKANNYA TANAH DI KEBUN MENTENG JONGGOL, SECARA TEPAT WAKTU YANG MERUPAKAN PENYELESAIAN UTANG PT GILI TIRTA ANUGRAH (GTA) SEBESAR RP 800.000.000.000 (DELAPAN RATUS MILIAR RUPIAH) KEPADA PERSEROAN AKIBAT TRANSAKSI PENJUALAN 20% (DUA PULUH PERSEN) SAHAM PT BUKIT JONGGOL ASRI (BJA) KEPADA GTA. STRUKTUR PERMODALAN DAN PEMEGANG SAHAM

Komposisi modal saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100,- per saham Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %

Modal dasar 50,000,000,000 5,000,000,000,000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Surya Global Nusantara 11,212,278,864 1,121,227,886,400 55.28% PT Prima Bisnis Utama 8,563,472,860 856,347,286,000 42.22% PT Bakrie Nirwana Realty 500,000,000 50,000,000,000 2.47% PT Sanggraha Pelita Jaya 6,157,681 615,768,100 0.03%

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 20,281,909,405 2,028,190,940,500 100.00% Jumlah saham dalam portepel 29,718,090,595 2,971,809,059,500

2

Dengan asumsi telah terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, maka susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp 100,-per saham

Keterangan Sebelum penawaran umum Sesudah penawaran umum

Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp)

% Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp)

% Modal dasar 50,000,000,000 5,000,000,000,000 50,000,000,000 5,000,000,000,000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Surya Global Nusantara 11,212,278,864 1,121,227,886,400 55.28% 11,212,278,864 1,121,227,886,400 49.65% PT Prima Bisnis Umum 8,563,472,860 856,347,286,000 42.22% 8,563,472,860 856,347,286,000 37.92% PT Bakrie Nirwana Realty 500,000,000 50,000,000,000 2.47% 500,000,000 50,000,000,000 2.21%

PT Sanggraha Pelita Jaya 6,157,681 615,768,100 0.03% 6,157,681 615,768,100 0.03% Masyarakat 2,300,000,000 230,000,000,000 10.19%

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 20,281,909,405 2,028,190,940,500 100.00% 22,581,909,405 2,258,190,940,500 100.00% Jumlah saham dalam portepel 29,718,090,595 2,971,809,059,500 27,418,090,595 2,741,809,059,500

Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Perdana sebanyak 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta) saham atau setara dengan 10,19% (sepuluh koma sembilan belas persen) dari jumlah seluruh modal disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana, yang merupakan saham baru dari portepel, dan Perseroan atas nama pemegang saham lama akan mencatatkan pula sejumlah 20.281.909.405 (dua puluh miliar dua ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus sembilan ribu empat ratus lima) saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh atau sebesar 89,79% (delapan puluh sembilan koma tujuh puluh sembilan persen) dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh sesudah Penawaran Umum Saham Perdana, yang terdiri dari saham milik PT Surya Global Nusantara (SGN) sejumlah 11.212.278.864 (sebelas miliar dua ratus dua belas juta dua ratus tujuh puluh delapan ribu delapan ratus enam puluh empat) saham, milik PT Prima Bisnis Utama (PBU) sejumlah 8.563.472.860 (delapan miliar lima ratus enam puluh tiga juta empat ratus tujuh puluh dua ribu delapan ratus enam puluh) saham, milik PT Bakrie Nirwana Realty (BNR) sejumlah 500.000.000 (lima ratus juta) saham, dan milik PT Sanggraha Pelita Jaya (SPJ) sejumlah 6.157.681 (enam juta seratus lima puluh tujuh ribu enam ratus delapan puluh satu) saham. Dengan demikian, jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEl adalah sejumlah 22.581.909.405 (dua puluh dua miliar lima ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus sembilan ribu empat ratus lima) saham atau sebesar 100,00% (seratus persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh sesudah Penawaran Umum Saham Perdana ini.

Sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2001 tanggal 8 Maret 2001 tentang Pembatasan Atas Saham yang Diterbitkan Sebelum Penawaran Umum (“Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.6”), PT Surya Global Nusantara (SGN), PT Prima Bisnis Utama (PBU) dan PT Bakrie Nirwana Realty (BNR), wajib untuk tidak mengalihkan sebagian maupun seluruh kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Perseroan menjadi efektif karena saham-saham para Pemegang Saham Perseroan tersebut diperoleh dengan harga dan/atau nilai konversi dan/atau harga pelaksanaan di bawah harga Penawaran Umum Perdana. Adapun PT Sanggraha Pelita Jaya (SPJ) juga secara sukarela (voluntarily locked-up) tidak akan mengalihkan sebagian maupun seluruh kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Perseroan menjadi efektif.

Perseroan tidak memiliki rencana untuk mengeluarkan atau mencatatkan saham atau Efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Perseroan dalam rangka Penawaran Umum ini dinyatakan Efektif oleh OJK.

3

Dengan asumsi telah terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, maka susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp 100,-per saham

Keterangan Sebelum penawaran umum Sesudah penawaran umum

Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp)

% Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp)

% Modal dasar 50,000,000,000 5,000,000,000,000 50,000,000,000 5,000,000,000,000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Surya Global Nusantara 11,212,278,864 1,121,227,886,400 55.28% 11,212,278,864 1,121,227,886,400 49.65% PT Prima Bisnis Umum 8,563,472,860 856,347,286,000 42.22% 8,563,472,860 856,347,286,000 37.92% PT Bakrie Nirwana Realty 500,000,000 50,000,000,000 2.47% 500,000,000 50,000,000,000 2.21%

PT Sanggraha Pelita Jaya 6,157,681 615,768,100 0.03% 6,157,681 615,768,100 0.03% Masyarakat 2,300,000,000 230,000,000,000 10.19%

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 20,281,909,405 2,028,190,940,500 100.00% 22,581,909,405 2,258,190,940,500 100.00% Jumlah saham dalam portepel 29,718,090,595 2,971,809,059,500 27,418,090,595 2,741,809,059,500

Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Perdana sebanyak 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta) saham atau setara dengan 10,19% (sepuluh koma sembilan belas persen) dari jumlah seluruh modal disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana, yang merupakan saham baru dari portepel, dan Perseroan atas nama pemegang saham lama akan mencatatkan pula sejumlah 20.281.909.405 (dua puluh miliar dua ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus sembilan ribu empat ratus lima) saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh atau sebesar 89,79% (delapan puluh sembilan koma tujuh puluh sembilan persen) dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh sesudah Penawaran Umum Saham Perdana, yang terdiri dari saham milik PT Surya Global Nusantara (SGN) sejumlah 11.212.278.864 (sebelas miliar dua ratus dua belas juta dua ratus tujuh puluh delapan ribu delapan ratus enam puluh empat) saham, milik PT Prima Bisnis Utama (PBU) sejumlah 8.563.472.860 (delapan miliar lima ratus enam puluh tiga juta empat ratus tujuh puluh dua ribu delapan ratus enam puluh) saham, milik PT Bakrie Nirwana Realty (BNR) sejumlah 500.000.000 (lima ratus juta) saham, dan milik PT Sanggraha Pelita Jaya (SPJ) sejumlah 6.157.681 (enam juta seratus lima puluh tujuh ribu enam ratus delapan puluh satu) saham. Dengan demikian, jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEl adalah sejumlah 22.581.909.405 (dua puluh dua miliar lima ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus sembilan ribu empat ratus lima) saham atau sebesar 100,00% (seratus persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh sesudah Penawaran Umum Saham Perdana ini.

Sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2001 tanggal 8 Maret 2001 tentang Pembatasan Atas Saham yang Diterbitkan Sebelum Penawaran Umum (“Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.6”), PT Surya Global Nusantara (SGN), PT Prima Bisnis Utama (PBU) dan PT Bakrie Nirwana Realty (BNR), wajib untuk tidak mengalihkan sebagian maupun seluruh kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Perseroan menjadi efektif karena saham-saham para Pemegang Saham Perseroan tersebut diperoleh dengan harga dan/atau nilai konversi dan/atau harga pelaksanaan di bawah harga Penawaran Umum Perdana. Adapun PT Sanggraha Pelita Jaya (SPJ) juga secara sukarela (voluntarily locked-up) tidak akan mengalihkan sebagian maupun seluruh kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Perseroan menjadi efektif.

Perseroan tidak memiliki rencana untuk mengeluarkan atau mencatatkan saham atau Efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Perseroan dalam rangka Penawaran Umum ini dinyatakan Efektif oleh OJK.

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM

Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya oleh Perseroan dan Anak Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:

a. Lebih kurang 89,67% akan digunakan oleh Perseroan untuk tambahan pendanaan, modal kerja dan pengembangan usaha Perseroan, dengan perincian sebagai berikut:

i. Lebih kurang 32,58% akan digunakan langsung oleh Perseroan untuk mengadakan perluasan atas unit bisnis yang telah berjalan saat ini, di atas lahan yang telah dimiliki oleh Perseroan, yaitu:

1. Lebih kurang 15,78% akan digunakan langsung oleh Perseroan untuk tambahan pendanaan pada perluasan Proyek Hotel Aston di kawasan Bogor Nirwana Residence, Kotamadya Bogor, Jawa Barat.

2. Lebih kurang 16,79% akan digunakan langsung oleh Perseroan untuk pengembangan Proyek Jungleland Property di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

ii. Lebih kurang 50,38% akan digunakan untuk tambahan pendanaan dan pengembangan usaha Perseroan dalam unit bisnis rekreasi air dan properti penunjangnya pada beberapa lokasi potensial di kota-kota utama di Indonesia, dengan perincian sebagai berikut:

1. Lebih kurang 10,75% akan digunakan untuk tambahan pendanaan proyek hotel dan taman

rekreasi air di Songgoriti, Malang. Perseroan, melalui anak perusahaan LNJ, memiliki Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan Daerah Jasa Yasa Kabupaten Malang Tentang Pembangunan dan Pengelolaan Hotel dan Pemandian Air Panas Songgoriti. Saat ini telah terdapat Hotel dan Pemandian Air Panas Songgoriti, dimana ke depannya Perseroan berencana untuk mengembangkannya melalui dana penawaran umum Perseroan.

2. Lebih kurang 39,63% akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan dalam unit bisnis rekreasi air dan properti penunjangnya di beberapa kota yang telah dilakukan studi sebelumnya oleh Perseroan, yaitu: Sidoarjo, Bandung, Medan, Cirebon, Yogyakarta, Palembang dan Makassar.

Skema pengembangan diutamakan untuk dilakukan sendiri oleh Perseroan atau anak perusahaan, atau dengan melakukan Kerjasama Operasi dengan cara membentuk anak perusahaan baru yang akan mengembangkan proyek tersebut. Apabila penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum, dilakukan oleh anak perusahaan yang telah dimiliki saat ini, maka bentuk pengalihan dana dari Perseroan kepada anak Perusahaan adalah dalam bentuk penambahan penyertaan saham, dan apabila pengembangan dilakukan melalui anak perusahaan baru, maka bentuk pengalihan dana dari Perseroan kepada anak Perusahaan adalah dalam bentuk setoran modal.

iii. Lebih kurang 6,72% akan digunakan untuk mendanai modal kerja dan biaya operasional Perseroan.

b. Sebesar lebih kurang 9,36% akan digunakan Perseroan untuk membayar dana talangan yang telah diterima oleh Perseroan.

c. Sebesar lebih kurang 0,97% akan digunakan oleh Perseroan untuk melakukan peningkatan setoran modal kepada JLA, yang selanjutnya akan digunakan oleh JLA untuk melunasi Dana Talangan yang telah diterimanya dari PT Bakrie Bakti Nusantara dan PT Cronus Capital Indonesia. Keterangan selanjutnya mengenai Dana Talangan dapat dilihat pada Bab V mengenai Dana Talangan.

Sesuai dengan POJK No. 30 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum, perkiraan total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah lebih kurang setara dengan 7,53% dari dana hasil Penawaran Umum yang meliputi:

1. Biaya Jasa Penjaminan Emisi Efek lebih kurang sebesar 3,00%, terdiri atas:

a. Biaya jasa penyelenggaraan (management fee) lebih kurang sebesar 1,5% b. Biaya jasa penjaminan (underwriting fee) lebih kurang sebesar 1,00% c. Biaya jasa penjualan (selling fee) lebih kurang sebesar 0,50%

4

2. Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal lebih kurang sebesar 1,94%, yang terdiri dari biaya jasa:

a. Akuntan Publik lebih kurang sebesar 1,01% b. Konsultan Hukum lebih kurang sebesar 0,17% c. Kantor Jasa Penilai Publik lebih kurang sebesar 0,64% d. Biro Administrasi Efek lebih kurang sebesar 0,05% e. Notaris dan aktuaria lebih kurang sebesar 0,07%

3. Biaya Jasa Penasihat Keuangan lebih kurang sebesar 1,55%

4. Biaya registrasi ke OJK lebih kurang sebesar 0,05%

5. Biaya lain-lain (registrasi ke BEI dan KSEI ; percetakan, iklan, paparan publik, penawaran umum, road show, dan lain-lain) lebih kurang sebesar 0,99%.

Perseroan, setelah Penawaran Umum, akan menyampaikan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum secara periodik kepada para pemegang saham dalam RUPS dan melaporkan kepada OJK sesuai dengan POJK No. 30. Dalam hal penggunaan dana hasil Penawaran Umum merupakan transaksi material dan atau transaksi afiliasi dan atau transaksi benturan kepentingan, Perseroan akan memenuhi ketentuan Peraturan No. IX.E.2 dan atau Peraturan No.IX.E.l.

Pelaksanaan penggunaan dana hasil penawaran umum saham Perseroan akan mengikuti ketentuan peraturan di bidang pasar modal.

Apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud mengubah rencana penggunaan dana hasil dari Penawaran Umum, maka Perseroan akan terlebih dahulu melaporkan rencana tersebut ke OJK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya, dan perubahan penggunaan dana tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari para pemegang saham Perseroan dalam RUPS.

5

2. Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal lebih kurang sebesar 1,94%, yang terdiri dari biaya jasa:

a. Akuntan Publik lebih kurang sebesar 1,01% b. Konsultan Hukum lebih kurang sebesar 0,17% c. Kantor Jasa Penilai Publik lebih kurang sebesar 0,64% d. Biro Administrasi Efek lebih kurang sebesar 0,05% e. Notaris dan aktuaria lebih kurang sebesar 0,07%

3. Biaya Jasa Penasihat Keuangan lebih kurang sebesar 1,55%

4. Biaya registrasi ke OJK lebih kurang sebesar 0,05%

5. Biaya lain-lain (registrasi ke BEI dan KSEI ; percetakan, iklan, paparan publik, penawaran umum, road show, dan lain-lain) lebih kurang sebesar 0,99%.

Perseroan, setelah Penawaran Umum, akan menyampaikan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum secara periodik kepada para pemegang saham dalam RUPS dan melaporkan kepada OJK sesuai dengan POJK No. 30. Dalam hal penggunaan dana hasil Penawaran Umum merupakan transaksi material dan atau transaksi afiliasi dan atau transaksi benturan kepentingan, Perseroan akan memenuhi ketentuan Peraturan No. IX.E.2 dan atau Peraturan No.IX.E.l.

Pelaksanaan penggunaan dana hasil penawaran umum saham Perseroan akan mengikuti ketentuan peraturan di bidang pasar modal.

Apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud mengubah rencana penggunaan dana hasil dari Penawaran Umum, maka Perseroan akan terlebih dahulu melaporkan rencana tersebut ke OJK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya, dan perubahan penggunaan dana tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari para pemegang saham Perseroan dalam RUPS.

III. KETERANGAN MENGENAI TRANSAKSI JUAL BELI ANAK PERUSAHAAN

1. KETERANGAN MENGENAI TRANSAKSI

Transaksi penjualan 50% saham PT Bukit Jonggol Asri (BJA) oleh Perseroan kepada PT Sentul City Tbk (SC) dan PT Gili Tirta Anugrah (GTA) yang terbagi menjadi 2 tahap di tahun 2013 dan tahun 2014, adalah transaksi yang dilakukan berdasarkan komitmen di awal tahun 2013 dimana telah disepakati bersama bahwa Perseroan akan menjual 50% saham BJA pada harga keseluruhan transaksi Rp 1.800 miliar kepada SC dan GTA.

Transaksi penjualan BJA direncanakan selesai dalam 2 tahap, dimana tahap pertama dari transaksi dilangsungkan pada tanggal 4 April 2013 untuk sebanyak 15% saham BJA pada harga Rp 300 miliar, yang mana nilai pembayaran tersebut didasarkan pada ketersediaan dana dari pembeli pada saat itu, sedangkan penyelesaian seluruh transaksi BJA sedianya akan dilaksanakan dalam tahun yang sama. Namun demikian, penjualan sisa 35% saham BJA baru dapat terealisasi pada tanggal 14 Oktober 2014 karena dalam perjalanannya terdapat negosiasi antara para pihak sehubungan dengan cara pembayaran dari pihak pembeli.

Atas transaksi tahap kedua, tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan menjual 15% saham BJA kepada SC pada harga Rp 700 miliar, dimana atas pembayaran sebesar Rp 300 miliar kemudian digunakan Perseroan untuk membeli 60% saham PT. Jungleland Asia (JLA) dari BJA, dan sebesar Rp 400 miliar dibayar dalam bentuk Surat Hutang SC. Pada tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan juga membeli sisa 40% saham JLA dari SC dengan nilai transaksi Rp 200 miliar dimana sebagai pembayarannya Perseroan menerbitkan surat hutang kepada SC dengan nilai Rp 200 miliar.

Dengan demikian, dengan transaksi penjualan BJA kepada SC, Perseroan memiliki 100% saham JLA, sementara SC memiliki 80% saham BJA.

Sisa kepemilikan saham Perseroan di BJA sebesar 20% merupakan bagian minoritas yang tidak memberikan nilai tambah atau sinergi usaha bagi Perseroan, sehingga pada tanggal 14 Oktober 2014 tersebut, Perseroan menjual sisa 20% sahamnya di BJA kepada GTA, yang merupakan mitra usaha SC, pada harga penjualan Rp 800 miliar yang dibayar oleh GTA dengan mengeluarkan surat hutang kepada Perseroan (Surat Hutang GTA).

Pada tanggal 5 Pebruari 2016, telah berlaku efektif kesepakatan antara Perseroan dengan SC dan BJA, dimana Para Pihak bersepakat menyelesaikan hutang piutang Perseroan dengan SC serta isu-isu lain yang timbul atau terjadi dari transaksi sebelumnya pada tahun 2013 dan 2014.Uraian transaksi secara rinci diungkapkan dalam sub bab angka 2 di bawah ini.

2. ALASAN DAN LATAR BELAKANG

Kepemilikan Perseroan di BJA sebesar 50% merupakan bagian dari komitmen kerjasama Perseroan dengan SC untuk mengembangkan bersama-sama rencana pengembangan kawasan kota mandiri Jonggol yang akan dikembangkan oleh BJA sebagai perusahaan patungan Perseroan dan SC.

Sebelum kerjasama di BJA, Perseroan sendiri dikenal sebagai salah satu pengembang yang memiliki reputasi dan rekam jejak yang baik melalui pengembangan kawasan real estate Bogor Nirwana Residence. Sebagai bagian dari konsep pengembangan kawasan yang terintegrasi, Perseroan memperkenalkan merek Jungle ketika pertama kali meluncurkan taman hiburan air The Jungle Water Park Bogor di tahun 2007, yang telah sukses sebagai salah satu destinasi wisata bagi warga kota Bogor dan Jabodetabek, sekaligus menjadi icon yang semakin menghidupkan suasana di kawasan Bogor Nirwana Residence. Keberhasilan konsep Jungle Bogor inilah yang selanjutnya ingin diterapkan dalam pengembangan-pengembangan Perseroan berikutnya, tidak terkecuali ketika Perseroan mengembangkan kawasan Jonggol melalui kerjasama di BJA. Sebagai hasil kerjasama pengembangan kawasan Sentul dan Jonggol, pada tahun 2011 dibuka kawasan hunian dan komersial Sentul Nirwana yang kemudian diikuti dengan dibukanya Jungleland Adventure Theme Park pada pertengahan tahun 2013, yang juga sukses sebagai tujuan wisata warga Jabodetabek sekaligus alternatif dari taman hiburan dan rekreasi yang sudah ada di Jakarta.

Berdasarkan kinerja kedua taman rekreasi tersebut dan industri rekreasi secara keseluruhan, Perseroan memandang bahwa industri rekreasi telah menjadi industri yang memiliki prospek yang menguntungkan karena didukung oleh pertumbuhan penduduk dan daya beli masyarakat, serta kebutuhan masyarakat akan sarana hiburan dan rekreasi yang meningkat. Di sisi lain, kerjasama di BJA memberikan Perseroan akses pengembangan ke landbank Jonggol yang memiliki luas lebih kurang 11.000 hektar, namun demikian pengembangan lahan sebesar itu membutuhkan waktu yang relatif lama.

6

Berdasarkan pertimbangan strategis tersebut, Perseroan memutuskan untuk memberikan fokus lebih kepada usaha taman hiburan dan rekreasi yang memberikan pendapatan berkelanjutan, dan oleh karenanya Perseroan menjual seluruh kepemilikan sahamnya di BJA dan kemudian mengambil alih seluruh kepemilikan JLA dari SC.

3. KRONOLOGIS, SKEMA TRANSAKSI DAN MEKANISME PEMBAYARAN

Pada tanggal 4 April 2013, telah terdapat kesepakatan mutual antara Perseroan dengan SC dan GTA mengenai jual beli atas sebanyak 50% saham yang dimiliki Perseroan di BJA dengan nilai transaksi Rp 1.800 miliar.

Transaksi ini telah diselesaikan dalam dua tahap yaitu tahap pertama pada tanggal 4 April 2013, dimana Perseroan telah menjual 15% saham BJA kepada SC dan menerima pembayaran sebesar Rp 300 miliar.

Dalam penjualan tahap kedua pada tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan menjual 35% saham BJA dengan perincian sebagai berikut:

o Sebesar 15% saham BJA djual kepada SC dan atas penjualan tersebut, Perseroan menerima pembayaran sebagai berikut:

Sebesar Rp 300 miliar yang kemudian digunakan Perseroan untuk membeli 60% saham JLA dari BJA; dan

Sebesar Rp 400 miliar dalam bentuk surat hutang SC (“Surat Hutang SC”). o Sebesar 20% saham BJA djual kepada GTA dan atas penjualan tersebut, Perseroan

menerima pembayaran sebesar Rp800 miliar dalam bentuk surat hutang GTA tanggal 14 Oktober 2014 (“Surat Hutang GTA”). Pada tanggal yang sama, 14 Oktober 2014, Perseroan juga menandatangani Akta Pengikatan Jual Beli untuk tanah Kebun Menteng (selanjutnya disebut sebagai “PPJB Kebun Menteng”) sehubungan dengan pembelian tanah yang berlokasi di Kebun Menteng, Jonggol dengan luas 500 hektar dari BJA. Sebagaimana disepakati dalam PPJB Kebun Menteng, BJA setuju dan bersedia menerima Surat Hutang GTA sebagai alat pembayaran Perseroan atas pengalihan obyek PPJB Kebun Menteng yang akan diterima Perseroan setelah terjadinya pengalihan berdasarkan Akta Jual Beli.

Pada tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan juga membeli sisa 40% saham JLA dari SC dengan nilai transaksi Rp 200 miliar dimana sebagai pembayarannya Perseroan menerbitkan surat hutang kepada SC dengan nilai Rp 200 miliar tanggal 14 Oktober 2014. (“Surat Hutang Perseroan kepada SC”).

Per tanggal 5 Pebruari 2016, telah dilakukan penyelesaian lebih lanjut terkait hutang piutang Perseroan dengan SC yang merupakan bagian transaksi pada tahun 2013 dan 2014. Khusus atas transaksi penyelesaian Surat Hutang SC dan GTA, Perseroan bersama SC, GTA dan BJA telah melakukan kesepakatan, yang pada pokoknya antara lain berisi:

o Berdasarkan Akta Perjanjian No.2 tertanggal 3 Februari 2016 yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor (“Akta No.2/2016”), Surat Hutang SC kepada Perseroan sebesar Rp 400 miliar, telah dilakukan penyelesaian dengan mekanisme sebagai berikut:

1) melalui perjumpaan dengan hutang Perseroan kepada SC sebesar Rp 200 miliar dan

2) melalui pembayaran oleh BJA kepada Perseroan sebesar Rp 143 miliar dan perjumpaan dengan hutang Perseroan (ex hutang JLA) kepada BJA sebesar Rp 57 miliar.

o Surat Hutang GTA kepada Perseroan sebesar Rp 800 miliar ditegaskan kembali serta jatuh tempo pembayarannya diperpanjang hingga 28 Pebruari 2017. Hal ini dituangkan dalam Akta Perjanjian No.3 tertanggal 3 Februari 2016 yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor (“Akta No.3/2016”).

o Sebagai pengganti atas PPJB Kebun Menteng yang mana HGU nya telah berakhir pada 31 Desember 2014, BJA dan Perseroan telah menandatangani Perjanjian pengikatan pengalihan hak atas tanah Kebun Menteng seluas 500 Ha dengan harga Rp917.384.665.100, dimana BJA telah mengikatkan diri untuk menjual tanah Kebun Menteng dan sebagai pembayaran tanah tersebut akan dilakukan pengalihan piutang Perseroan kepada GTA kepada BJA, sebagaimana ternyata dalam Akta No.3/2016 di atas dan offset keseluruhan piutang yang dimiliki oleh Perseroan di BJA sebesar Rp117.384.665.100. Status tanah Kebun Menteng saat ini adalah telah dilakukan proses pengurusan pembaharuan haknya oleh BJA, dan telah mendapatkan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah dari Badan Pertanahan Nasional. Perjanjian ini tertuang dalam Akta Perjanjian (Tanah Kebun Menteng) No.4 tertanggal 3 Februari 2016 yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor (“Akta No. 4/2016”).

Dengan selesainya transaksi penjualan BJA dan akuisisi JLA, Perseroan memiliki 100% saham JLA, sementara SC dan GTA sebagai mitra kerjasama baru SC di BJA memiliki masing-masing sebanyak 80% dan 20% saham BJA.

7

Berdasarkan pertimbangan strategis tersebut, Perseroan memutuskan untuk memberikan fokus lebih kepada usaha taman hiburan dan rekreasi yang memberikan pendapatan berkelanjutan, dan oleh karenanya Perseroan menjual seluruh kepemilikan sahamnya di BJA dan kemudian mengambil alih seluruh kepemilikan JLA dari SC.

3. KRONOLOGIS, SKEMA TRANSAKSI DAN MEKANISME PEMBAYARAN

Pada tanggal 4 April 2013, telah terdapat kesepakatan mutual antara Perseroan dengan SC dan GTA mengenai jual beli atas sebanyak 50% saham yang dimiliki Perseroan di BJA dengan nilai transaksi Rp 1.800 miliar.

Transaksi ini telah diselesaikan dalam dua tahap yaitu tahap pertama pada tanggal 4 April 2013, dimana Perseroan telah menjual 15% saham BJA kepada SC dan menerima pembayaran sebesar Rp 300 miliar.

Dalam penjualan tahap kedua pada tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan menjual 35% saham BJA dengan perincian sebagai berikut:

o Sebesar 15% saham BJA djual kepada SC dan atas penjualan tersebut, Perseroan menerima pembayaran sebagai berikut:

Sebesar Rp 300 miliar yang kemudian digunakan Perseroan untuk membeli 60% saham JLA dari BJA; dan

Sebesar Rp 400 miliar dalam bentuk surat hutang SC (“Surat Hutang SC”). o Sebesar 20% saham BJA djual kepada GTA dan atas penjualan tersebut, Perseroan

menerima pembayaran sebesar Rp800 miliar dalam bentuk surat hutang GTA tanggal 14 Oktober 2014 (“Surat Hutang GTA”). Pada tanggal yang sama, 14 Oktober 2014, Perseroan juga menandatangani Akta Pengikatan Jual Beli untuk tanah Kebun Menteng (selanjutnya disebut sebagai “PPJB Kebun Menteng”) sehubungan dengan pembelian tanah yang berlokasi di Kebun Menteng, Jonggol dengan luas 500 hektar dari BJA. Sebagaimana disepakati dalam PPJB Kebun Menteng, BJA setuju dan bersedia menerima Surat Hutang GTA sebagai alat pembayaran Perseroan atas pengalihan obyek PPJB Kebun Menteng yang akan diterima Perseroan setelah terjadinya pengalihan berdasarkan Akta Jual Beli.

Pada tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan juga membeli sisa 40% saham JLA dari SC dengan nilai transaksi Rp 200 miliar dimana sebagai pembayarannya Perseroan menerbitkan surat hutang kepada SC dengan nilai Rp 200 miliar tanggal 14 Oktober 2014. (“Surat Hutang Perseroan kepada SC”).

Per tanggal 5 Pebruari 2016, telah dilakukan penyelesaian lebih lanjut terkait hutang piutang Perseroan dengan SC yang merupakan bagian transaksi pada tahun 2013 dan 2014. Khusus atas transaksi penyelesaian Surat Hutang SC dan GTA, Perseroan bersama SC, GTA dan BJA telah melakukan kesepakatan, yang pada pokoknya antara lain berisi:

o Berdasarkan Akta Perjanjian No.2 tertanggal 3 Februari 2016 yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor (“Akta No.2/2016”), Surat Hutang SC kepada Perseroan sebesar Rp 400 miliar, telah dilakukan penyelesaian dengan mekanisme sebagai berikut:

1) melalui perjumpaan dengan hutang Perseroan kepada SC sebesar Rp 200 miliar dan

2) melalui pembayaran oleh BJA kepada Perseroan sebesar Rp 143 miliar dan perjumpaan dengan hutang Perseroan (ex hutang JLA) kepada BJA sebesar Rp 57 miliar.

o Surat Hutang GTA kepada Perseroan sebesar Rp 800 miliar ditegaskan kembali serta jatuh tempo pembayarannya diperpanjang hingga 28 Pebruari 2017. Hal ini dituangkan dalam Akta Perjanjian No.3 tertanggal 3 Februari 2016 yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor (“Akta No.3/2016”).

o Sebagai pengganti atas PPJB Kebun Menteng yang mana HGU nya telah berakhir pada 31 Desember 2014, BJA dan Perseroan telah menandatangani Perjanjian pengikatan pengalihan hak atas tanah Kebun Menteng seluas 500 Ha dengan harga Rp917.384.665.100, dimana BJA telah mengikatkan diri untuk menjual tanah Kebun Menteng dan sebagai pembayaran tanah tersebut akan dilakukan pengalihan piutang Perseroan kepada GTA kepada BJA, sebagaimana ternyata dalam Akta No.3/2016 di atas dan offset keseluruhan piutang yang dimiliki oleh Perseroan di BJA sebesar Rp117.384.665.100. Status tanah Kebun Menteng saat ini adalah telah dilakukan proses pengurusan pembaharuan haknya oleh BJA, dan telah mendapatkan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah dari Badan Pertanahan Nasional. Perjanjian ini tertuang dalam Akta Perjanjian (Tanah Kebun Menteng) No.4 tertanggal 3 Februari 2016 yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor (“Akta No. 4/2016”).

Dengan selesainya transaksi penjualan BJA dan akuisisi JLA, Perseroan memiliki 100% saham JLA, sementara SC dan GTA sebagai mitra kerjasama baru SC di BJA memiliki masing-masing sebanyak 80% dan 20% saham BJA.

Tabel di bawah secara ringkas menggambarkan kronologis, skema beserta mekanisme pembayaran atas transaksi jual beli anak perusahaan, beserta status terkini penyelesaian transaksi:

Tabel Transaksi 1. Penjualan 50% BJA oleh Perseroan dan Transaksi 2. Penjualan 100% JLA oleh BJA dan SC

Perincian Penyelesaian Transaksi Perseroan dengan SC – per 5 Pebruari 2016

Transaksi 1 Penjualan 50% saham BJA dengan nilai transaksi Rp 1.800 milyarTahap Tanggal Obyek Transaksi Penjual Pembeli Nilai Transaksi dalam Akta

Jual Beli (dalam Rp milyar)Bentuk

PembayaranNilai Pembayaran (dalam Rp milyar)

Keterangan

I 4 April 2013 15% saham BJA Perseroan PT Sentul City Tbk. 300 Tunai 300

IIA 14 Oktober 2014 15% saham BJA Perseroan PT Sentul City Tbk. 700 Tunai 300

Surat Hutang PT Sentul City Tbk

400 Surat hutang ini telah dijumpakan dengan Surat Hutang Perseroan ex 40% pembelian saham JLA dari SC dan hutang Perseroan kepada BJA, tanggal 5 Pebruari 2016

IIB 14 Oktober 2014 20% saham BJA Perseroan PT Gili Tirta Anugrah 800 Surat Hutang PT Gili Tirta Anugrah

800 Digunakan untuk membayar kepada BJA atas PPJB tanah 500 hektar di Kebun Menteng

Jumlah 50% saham BJA 1,800 1,800

Transaksi 2 Pembelian 100% saham JLA dengan nilai transaksi Rp 500 milyarTahap Tanggal Obyek Transaksi Penjual Pembeli Nilai Transaksi dalam Akta

Jual Beli (dalam Rp juta)Bentuk

PembayaranNilai Pembayaran (dalam Rp milyar)

Keterangan

I 14 Oktober 2014 60% saham JLA PT Bukit Jonggol Asri Perseroan 300 Tunai 300 Menggunakan dana pembayaran dari SC dalam transaksi I, Tahap IIA

II 14 Oktober 2014 40% saham JLA PT Sentul City Tbk. Perseroan 200 Surat Hutang Perseroan

200 Pada tanggal 5 Pebruari 2016, Surat Hutang Perseroan ini telah lunas dijumpakan dengan sebagian Surat Hutang PT Sentul City Tbk

Jumlah 100% saham JLA 500 500

Keterangan Berdasarkan Perjanjian-PerjanjianPara Pihak per 14 Oktober 2014

Berdasarkan Perjanjian-Perjanjian Para Pihak per 5 Pebruari 2016

Hak PerseroanSurat Utang PT SentulCity (SC)

Rp 400 miliar LUNAS, dengan:• Fasilitas Refinancing BRI (JLA) Rp 143miliar• Perjumpaan dengan Utang Perseroan ke SC Rp 200miliar• Perjumpaan dengan Utang bunga JLA kepada BJA sebesar Rp

57miliarHak atas PPJB tanah 40 Ha di Sumur Batu

PPJB antara Perseroan dan SentulCity

Telah dibatalkan

Surat Utang PT Gili TirtaAnugrah (GTA)

Rp 800 miliar GTA berhutang kepada Perseroan sebesar Rp 800 miliar, jatuh tempo 28 Februari 2017. Perseroan akan menggunakan dana pelunasan utang iniuntuk membayar pembelian tanah 500 hektar di Kebun Menteng.

Hak atas pengalihanTanah 500 Hektar di Kebun Menteng

PPJB antara Perseroan dan BJA • Akan diserahkan sertifikatnya selambat-lambatnya 12 bulan sejak 5 Feb 2016

• Surat Keterangan Pendaftaran Tanah dari BPN sudah diperoleh• Bukti berkas pendaftaran HGB telah diperoleh dari BJA

Surat Utang BJA Rp 117 miliar Lunas, diperhitungkan sebagai uang muka untuk tanah Kebun Menteng

Kewajiban PerseroanUtang kepada Sentul City Rp 200 miliar LUNAS, melalui perjumpaan dengan piutang Perseroan kepada SC

(bagian dari Surat Utang SC Rp 400 miliar).Utang JLA kepada BJA Rp 200 miliar LUNAS, dengan:

• Fasilitas Refinancing BRI (JLA) Rp 143miliar. Selanjutnya digunakanuntuk membayar sebagian utang SC kepada GAP (Rp 200 milyar yang dinovasi/menjadi utang BJA kepada GAP).

• Perjumpaan utang dengan sisa piutang GAP pada BJA sebesarRp57miliar. Sehingga GAP memiliki tagihan kepada JLA.

8

Diagram Transaksi Perseroan (GAP) dengan SC – bagian 1: Transaksi Tahun 2013 dan 2014

Diagram Transaksi Perseroan (GAP) dengan SC – bagian 2: Penyelesaian Transaksi ( 5 Feb 2016)

GAP

BJA

JLA

50%

60%

SC

40%

Transaksi 1. Penjualan 50% BJA oleh GAP ke SC dan GTA

I. 4/4/2013, GAP jual 15% BJA keSC, dibayar tunai Rp 300 milyar

IIA. 14/10/2014, GAP jual 15% BJAke SC, dibayar tunai Rp 300milyar, dan Rp 400 milyardengan surat utang SC

IIB. 14/10/2014, GAP jual 20% BJAke GTA, dibayar Rp 800 milyardengan surat utang GTA dan Rp117 milyar dengan perjumpaansurat utang BJA

GAP

BJA

JLA

50%

60%

SC

40%

Transaksi 2. Penjualan 100% JLA oleh BJA dan SC ke GAP

I. 14/10/2014, BJA jual 60% JLAke GAP, dibayar tunai Rp 300milyar dengan menggunakandana transaksi 1, tahap IIA

IIA. 14/10/2014, SC jual 40% JLA keGAP, dibayar Rp 200 milyardengan surat utang GAP

SC utang GAP Rp400 milyar

GTA utang GAP Rp800 milyar

GAP utang SC Rp200 milyar

Dana pembayaran SC akan digunakan untukpembelian 40ha tanah Sumur Batu (PPJB tanah 40 Sumur Batu, namun akhirnyadibatalkan)

Surat Utang GTA, akan digunakanuntuk pembayaran pembelian tanah500ha Kebun Menteng

A

B

C

SC utangRp400m ke

GAPSC

BJA

GAP

JLA

BRI

Pembelian 15% BJA milik GAP -lihat transaksi 1 tahap IIA, padatabel Transaksi 1 hlm. 16

GAP utangRp200m ke

SC

Pembelian 40% JLA milik SC - lihattransaksi 2 tahap II, pada tabelTransaksi 2 hlm. 16

Perjumpaanutang

Sisa saldoutang SC ke

GAP: Rp200mSC menovasikan sisa saldoutang ke GAP Rp 200m kepada BJA

BJA utangRp200m ke

GAP

Pencairan lanjutan sebesar Rp143m ke JLA (bagian dari Fasilitas Refinancing tanggal 7 November 2014, sebesar +/- Rp 542,23 m

JLA membayar sebagian utangke BJA sejumlah Rp 143m, sehingga sisa utang JLA ke BJA adalah Rp 63,43m

Sisa saldo utangJLA ke BJA: Rp63,43m

Atas pembayaran Rp143m oleh JLA ke BJA, digunakan oleh BJA untukmembayar sebagianutangnya ke GAP

Sisa saldoutang BJA keGAP: Rp57m

GAP utangRp57m ke BJA

JLA menovasikan sebagian sisa saldo utang keBJA, yaitu sejumlah Rp 57m ke GAP

Sisa saldo utangJLA ke BJA: Rp6,43m

Perjumpaanutang

Sisa saldo utang JLA ke BJA Rp 6,43 lunasdengan dikompensasikan atas kewajibanBJA mengurus surat tanah JLA

PIHAK Bagian Dari Transaksi tahun2013 dan 2014

JLA utangRp206,43m

ke BJA

Sisa utang SC setelahperjumpaan utang adalahRp 200m

TRANSAKSI 5 Februari 2016

1b

1a

2

3

4

5

6

7

A

C

9

Diagram Transaksi Perseroan (GAP) dengan SC – bagian 1: Transaksi Tahun 2013 dan 2014

Diagram Transaksi Perseroan (GAP) dengan SC – bagian 2: Penyelesaian Transaksi ( 5 Feb 2016)

GAP

BJA

JLA

50%

60%

SC

40%

Transaksi 1. Penjualan 50% BJA oleh GAP ke SC dan GTA

I. 4/4/2013, GAP jual 15% BJA keSC, dibayar tunai Rp 300 milyar

IIA. 14/10/2014, GAP jual 15% BJAke SC, dibayar tunai Rp 300milyar, dan Rp 400 milyardengan surat utang SC

IIB. 14/10/2014, GAP jual 20% BJAke GTA, dibayar Rp 800 milyardengan surat utang GTA dan Rp117 milyar dengan perjumpaansurat utang BJA

GAP

BJA

JLA

50%

60%

SC

40%

Transaksi 2. Penjualan 100% JLA oleh BJA dan SC ke GAP

I. 14/10/2014, BJA jual 60% JLAke GAP, dibayar tunai Rp 300milyar dengan menggunakandana transaksi 1, tahap IIA

IIA. 14/10/2014, SC jual 40% JLA keGAP, dibayar Rp 200 milyardengan surat utang GAP

SC utang GAP Rp400 milyar

GTA utang GAP Rp800 milyar

GAP utang SC Rp200 milyar

Dana pembayaran SC akan digunakan untukpembelian 40ha tanah Sumur Batu (PPJB tanah 40 Sumur Batu, namun akhirnyadibatalkan)

Surat Utang GTA, akan digunakanuntuk pembayaran pembelian tanah500ha Kebun Menteng

A

B

C

SC utangRp400m ke

GAPSC

BJA

GAP

JLA

BRI

Pembelian 15% BJA milik GAP -lihat transaksi 1 tahap IIA, padatabel Transaksi 1 hlm. 16

GAP utangRp200m ke

SC

Pembelian 40% JLA milik SC - lihattransaksi 2 tahap II, pada tabelTransaksi 2 hlm. 16

Perjumpaanutang

Sisa saldoutang SC ke

GAP: Rp200mSC menovasikan sisa saldoutang ke GAP Rp 200m kepada BJA

BJA utangRp200m ke

GAP

Pencairan lanjutan sebesar Rp143m ke JLA (bagian dari Fasilitas Refinancing tanggal 7 November 2014, sebesar +/- Rp 542,23 m

JLA membayar sebagian utangke BJA sejumlah Rp 143m, sehingga sisa utang JLA ke BJA adalah Rp 63,43m

Sisa saldo utangJLA ke BJA: Rp63,43m

Atas pembayaran Rp143m oleh JLA ke BJA, digunakan oleh BJA untukmembayar sebagianutangnya ke GAP

Sisa saldoutang BJA keGAP: Rp57m

GAP utangRp57m ke BJA

JLA menovasikan sebagian sisa saldo utang keBJA, yaitu sejumlah Rp 57m ke GAP

Sisa saldo utangJLA ke BJA: Rp6,43m

Perjumpaanutang

Sisa saldo utang JLA ke BJA Rp 6,43 lunasdengan dikompensasikan atas kewajibanBJA mengurus surat tanah JLA

PIHAK Bagian Dari Transaksi tahun2013 dan 2014

JLA utangRp206,43m

ke BJA

Sisa utang SC setelahperjumpaan utang adalahRp 200m

TRANSAKSI 5 Februari 2016

1b

1a

2

3

4

5

6

7

A

C

4. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT Pihak-pihak yang terkait dalam transaksi jual beli anak perusahaan adalah:

a) Perseroan, sebagai pihak yang menjual 30% saham BJA kepada SC, dan 20% saham BJA kepada GTA, dan pihak yang membeli 100% saham JLA dari BJA dan SC.

b) SC, sebagai pihak yang membeli 30% saham BJA dari Perseroan dan menjual 40% saham JLA kepada Perseroan.

c) BJA sebagai pihak yang menjual 60% saham JLA kepada Perseroan. d) GTA sebagai pihak yang membeli 20% saham BJA dari Perseroan.

5. PROSES PEROLEHAN HAK ATAS TANAH KEBUN MENTENG Atas transaksi 1, tahap IIB (lihat Tabel Transaksi 1 - Penjualan 50% BJA oleh Perseroan dan Transaksi 2 - Penjualan 100% JLA oleh BJA dan SC) tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan menjual 20% saham BJA kepada GTA dan atas penjualan tersebut, Perseroan menerima pembayaran sebesar Rp800 miliar dalam bentuk Surat Hutang GTA tanggal 14 Oktober 2014. Pada tanggal yang sama, 14 Oktober 2014, Perseroan juga menandatangani PPJB Kebun Menteng, sehubungan dengan pembelian tanah yang berlokasi di Kebun Menteng, Jonggol dengan luas 500 hektar dari BJA. Sebagaimana disepakati dalam PPJB Kebun Menteng, BJA setuju dan bersedia menerima Surat Hutang GTA sebagai alat pembayaran Perseroan atas pengalihan obyek PPJB Kebun Menteng yang akan diterima Perseroan setelah terjadinya pengalihan berdasarkan Akta Jual Beli. Sehubungan dengan berakhirnya HGU pada obyek PPJB Kebun Menteng, telah dibuat perjanjian baru berupa Perjanjian (Tanah Kebun Menteng) pada tanggal 3 Pebruari 2016, yang tertuang dalam Akta No.4/2016. Sebagai pemegang hak prioritas untuk mengajukan hak atas Tanah Kebun Menteng, BJA telah mengajukan pembaharuan hak atas tanah tersebut sesuai dengan prosedur dan ketentuan pendaftaran hak atas tanah yang berlaku dan telah mendapatkan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah dari Badan Pertanahan Nasional. BJA memastikan mengurus untuk memperoleh Sertipikat Hak Guna Bangunan atas Tanah Kebun Menteng tersebut dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 bulan setelah diterimanya asli sertipikat Tanah Kebun Menteng tersebut dari Raiffeisen Bank International AG Singapore (RBI Singapore) yang telah diroya (atau 12 bulan setelah tanggal 5 Pebruari 2016), dan menyerahkannya kepada Perseroan setelah perijinan diperoleh, kecuali jika ada perubahan kebijakan pemerintah di bidang pertanahan yang dapat mempengaruhi proses pendaftaran tanah tersebut. Apabila penyelesaian transaksi pembelian tanah Kebun Menteng yang akan dilaksanakan setelah Penawaran Umum Perdana Saham merupakan transaksi yang dapat dikategorikan sebagai transaksi material atau perubahan kegiatan usaha utama sesuai Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 dan/atau transaksi afiliasi dan benturan kepentingan sesuai Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1, maka Perseroan akan memenuhi ketentuan dalam peraturan-peraturan tersebut dan peraturan lainnya yang berlaku di Pasar Modal.

10

IV. PERNYATAAN UTANG Sesuai dengan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal atas penerapan PSAK No. 24, Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki jumlah kewajiban sebesar Rp 2.385.581 juta dengan rincian sebagai berikut:

Perincian lebih lanjut mengenai kewajiban tersebut adalah sebagai berikut:

LIABILITAS JANGKA PENDEK

1. Utang Bank Jangka Pendek

Saldo utang jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 206.579 juta yang merupakan pinjaman dengan perincian sebagai berikut:

2. Utang Usaha

Saldo utang usaha pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 95.456 juta, dimana utang kepada pihak ketiga adalah sebesar Rp 89.625 juta dan utang kepada pihak berelasi adalah sebesar Rp 5.831 juta.

3. Utang Lain-Lain

Saldo utang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 378.796 juta, dimana utang kepada pihak ketiga adalah sebesar Rp 365.043 juta dan utang kepada pihak berelasi adalah sebesar Rp 13.752 juta.

4. Biaya Masih Harus Dibayar

Saldo Biaya Masih Harus Dibayar pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 422.603 juta, yang terdiri dari:

(dalam jutaan rupiah) 31 Des 2015Uraian Jumlah

LIABILITASLiabilitas Jangka PendekUtang bank jangka pendek 206,579Utang usaha 95,456Utang lain-lain 378,796Uang muka penjualan dan pendapatan ditangguhkan 178,155Beban masih harus dibayar 422,603Utang pajak 72,133Lain-lain 73,429Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1,427,150

Liabilitas Jangka PanjangUtang lain-lain pihak ketiga 72,833Utang pihak berelasi 265,117Utang bank jangka panjang 583,017Liabilitas jangka panjang lainnya 37,464Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 958,431Jumlah Liabilitas 2,385,581

Keterangan Jumlah

Dolar ASPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (AS$ 14.250.000) 196,579 Dalam Rupiah 10,000 PT Bank Bukopin Tbk.

Jumlah 206,579

11

IV. PERNYATAAN UTANG Sesuai dengan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal atas penerapan PSAK No. 24, Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki jumlah kewajiban sebesar Rp 2.385.581 juta dengan rincian sebagai berikut:

Perincian lebih lanjut mengenai kewajiban tersebut adalah sebagai berikut:

LIABILITAS JANGKA PENDEK

1. Utang Bank Jangka Pendek

Saldo utang jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 206.579 juta yang merupakan pinjaman dengan perincian sebagai berikut:

2. Utang Usaha

Saldo utang usaha pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 95.456 juta, dimana utang kepada pihak ketiga adalah sebesar Rp 89.625 juta dan utang kepada pihak berelasi adalah sebesar Rp 5.831 juta.

3. Utang Lain-Lain

Saldo utang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 378.796 juta, dimana utang kepada pihak ketiga adalah sebesar Rp 365.043 juta dan utang kepada pihak berelasi adalah sebesar Rp 13.752 juta.

4. Biaya Masih Harus Dibayar

Saldo Biaya Masih Harus Dibayar pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 422.603 juta, yang terdiri dari:

(dalam jutaan rupiah) 31 Des 2015Uraian Jumlah

LIABILITASLiabilitas Jangka PendekUtang bank jangka pendek 206,579Utang usaha 95,456Utang lain-lain 378,796Uang muka penjualan dan pendapatan ditangguhkan 178,155Beban masih harus dibayar 422,603Utang pajak 72,133Lain-lain 73,429Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1,427,150

Liabilitas Jangka PanjangUtang lain-lain pihak ketiga 72,833Utang pihak berelasi 265,117Utang bank jangka panjang 583,017Liabilitas jangka panjang lainnya 37,464Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 958,431Jumlah Liabilitas 2,385,581

Keterangan Jumlah

Dolar ASPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (AS$ 14.250.000) 196,579 Dalam Rupiah 10,000 PT Bank Bukopin Tbk.

Jumlah 206,579

5. Liabilitas Jangka Pendek Lainnya

Saldo liabilitas jangka pendek lainnya yang dimiliki Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp323.717 juta yang terdiri dari Uang Muka Penjualan dan Pendapatan Ditangguhkan sebesar Rp178.155 juta, Utang Pajak sebesar Rp 72.133 juta, bagian Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun untuk utang bank sebesar Rp 72.912 juta dan untuk utang pembelian aset tetap sebesar Rp 516 juta.

LIABILITAS JANGKA PANJANG

1. Utang Bank Jangka Panjang

Saldo Utang Jangka Panjang Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 583.017 juta dengan rincian sebagai berikut:

2. Utang Pihak Berelasi

Saldo Utang Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 265.117 juta.

3. Utang lain-lain pihak ketiga

Saldo Utang lain-lain pihak ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 72.833 juta.

4. Liabilitas Jangka Panjang Lainnya

Saldo liabilitas jangka panjang lainnya yang dimiliki Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 37.464 juta yang terdiri dari Uang Muka Penjualan dan Pendapatan Ditangguhkan sebesar Rp 2.362 juta, Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan sebesar Rp 9.592 juta, Liabilitas Pajak Tangguhan Rp 25.231 juta, dan utang pembelian aset tetap sebesar Rp 278 juta.

Utang-utang yang didapatkan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan setelah tanggal Laporan Keuangan adalah sehubungan dengan kegiatan normal operasional. Adapun utang yang didapatkan oleh Perseroan setelah tanggal Laporan Keuangan sampai dengan tanggal 19 April 2016 adalah sebagai berikut:

Kreditur Jumlah Keterangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Rp 187,0 miliar

Merupakan pencairan lanjutan atas fasilitas Kredit Investasi Refinancing dari BRI yang diterima oleh Anak Perusahaan, JLA tanggal 7 November 2014 sebesar Rp 542,3 miliar dalam bentuk Pseudo RC Maksimum Co Menurun dan Rp 100 miliar untuk Cost to Complete (CTC).

PT Bank Bukopin Tbk.

Rp 43,4 miliar

Merupakan refinancing atas fasilitas kredit investasi dan kredit modal kerja sebesar Rp 95 miliar, yang diterima Perseroan pada tanggal 29 Maret 2011,yang digunakan untuk pembiayaan kembali dan modal kerja The Jungle Water Park Bogor.

Pada tanggal 30 April 2016, akun utang bank jangka pendek mengalami penurunan sebesar Rp 196,61 miliar, yang disebabkan adanya penyelesaian utang bank PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Dengan adanya pengelolaan yang sistematis atas aset dan kewajiban serta peningkatan hasil operasi dimasa yang akan datang, Perseroan berkeyakinan akan dapat menyelesaikan seluruh kewajibannya sesuai dengan persyaratan sebagaimana mestinya.

Perseroan tidak memiliki kewajiban-kewajiban lain, selain yang diungkapkan dalam Prospektus ini dan diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam Prospektus ini.

Keterangan JumlahBunga pinjaman 271,397 Beban pengembangan tanah dan prasarana 64,239 Kontraktor 36,781 Denda pajak 21,325 Honorarium tenaga ahli 1,462 Lain-lain 27,398

Jumlah 422,603

Keterangan JumlahPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 394,408 PT Bank Bukopin Tbk. 193,531 PT Bank Syariah Bukopin 67,991 Jumlah 655,930 Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 72,912

Jumlah 583,017

12

Sehubungan dengan rencana Penawaran Umum yang akan dilakukan oleh Perseroan, tidak terdapat pembatasan (negative covenants) yang dapat merugikan hak-hak pemegang saham publik. Hingga prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat pelanggaran atas persyaratan dalam perjanjian kredit yang dilakukan oleh Perseroan atau Anak Perusahaan yang dapat berdampak material terhadap kelangsungan usaha Perseroan.

Seluruh kewajiban Perseroan per tanggal Laporan Keuangan terakhir telah diungkapkan dalam Prospektus. Perseroan tidak memiliki kewajiban yang telah jatuh tempo tetapi belum dilunasi/dibayar sampai dengan Prospektus ini diterbitkan.

Manajemen dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perseroan serta sehubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam Perseroan dengan ini menyatakan kesanggupannya untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang telah diungkapkan dalam laporan keuangan serta disajikan dalam Prospektus ini.

13

Sehubungan dengan rencana Penawaran Umum yang akan dilakukan oleh Perseroan, tidak terdapat pembatasan (negative covenants) yang dapat merugikan hak-hak pemegang saham publik. Hingga prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat pelanggaran atas persyaratan dalam perjanjian kredit yang dilakukan oleh Perseroan atau Anak Perusahaan yang dapat berdampak material terhadap kelangsungan usaha Perseroan.

Seluruh kewajiban Perseroan per tanggal Laporan Keuangan terakhir telah diungkapkan dalam Prospektus. Perseroan tidak memiliki kewajiban yang telah jatuh tempo tetapi belum dilunasi/dibayar sampai dengan Prospektus ini diterbitkan.

Manajemen dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perseroan serta sehubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam Perseroan dengan ini menyatakan kesanggupannya untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang telah diungkapkan dalam laporan keuangan serta disajikan dalam Prospektus ini.

V. DANA TALANGAN Sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melunasi dana talangan yang diperoleh oleh Perseroan dengan menggunakan dana Penawaran Umum, maka berikut merupakan penjelasan mengenai dana talangan tersebut.

RIWAYAT DANA TALANGAN

Perseroan secara langsung maupun tidak langsung melalui Anak Perusahaan yaitu JLA, memperoleh dana talangan yang bersifat jangka pendek dari beberapa pihak sehubungan dengan mundurnya penawaran umum Perseroan dan dibutuhkannya pendanaan sementara untuk membiayai modal kerja, dan biaya operasional, yang bersifat segera. Adapun Perseroan sebelumnya telah mengalokasikan pendanaan modal kerja, dan biaya operasional tersebut dari hasil penawaran umum. Oleh karena itu melalui penawaran umum ini, Perseroan berencana untuk melunasi dana talangan tersebut seluruhnya kepada masing-masing kreditur.

Dana talangan yang akan dibayarkan dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum adalah berdasarkan:

1. Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 26 Februari 2015 sebagaimana telah diubah berdasarkan Addendum Perjanjian Pinjaman Danatama tanggal 1 Desember 2015, dimana Perseroan memperoleh dana talangan dari PT Danatama Perkasa sebesar Rp2.000.000.000 untuk keperluan biaya operasional Perseroan.

2. Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 15 Desember 2015, dimana Perseroan memperoleh dana talangan dari PT Bakrie Swasakti Utama sebesar Rp3.000.000.000 untuk keperluan biaya operasional Perseroan.

3. Perjanjian Pinjam Meminjam tanggal 7 Desember 2015, dimana Perseroan memperoleh pinjaman dana talangan dari PT Casa Prima Properti sebesar Rp3.500.000.000 untuk pembayaran kewajiban pinjaman kredit kepada Bank Bukopin.

4. Perjanjian Pinjaman tanggal 30 Desember 2015, dimana Perseroan memperoleh pinjaman dana talangan dari PT Wahana Selaras Sejati sebesar Rp8.500.000.000 untuk keperluan biaya operasional Perseroan.

5. Pengakuan Hutang tertanggal 22 Desember 2015, dimana Perseroan memperoleh dana talangan dari PT Bakrie Bakti Nusantara sebesar Rp9.700.000.000 untuk keperluan biaya operasional Perseroan.

6. Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tertanggal 7 Juli 2015, dimana Perseroan memperoleh dana talangan dari PT Cronus Capital Indonesia sebesar Rp1.190.440.680 untuk keperluan biaya operasional Perseroan.

7. Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 5 Oktober 2015, dimana JLA memperoleh pinjaman dana talangan dari PT. Bakrie Bakti Nusantara sebesar Rp1.000.000.000 untuk keperluan biaya operasional JLA.

8. Perjanjian Penegasan dan Pengakuan Hutang tanggal 30 Desember 2015, dimana JLA memperoleh pinjaman dana talangan dari PT Cronus Capital Indonesia sebesar Rp 1.862.000.000 untuk keperluan biaya operasional JLA.

Terkait dengan Dana Talangan untuk pelunasan kewajiban JLA kepada PT Bakrie Bakti Nusantara dan PT Cronus Capital Indonesia, setelah penawaran umum terlaksana, maka selanjutnya dana yang berasal dari Penawaran Umum Perseroan, akan digunakan oleh Perseroan untuk melakukan peningkatan setoran modal kepada JLA, yang selanjutnya akan digunakan oleh JLA untuk melunasi kewajibannya kepada PT Bakrie Bakti Nusantara dan PT Cronus Capital Indonesia.

14

Rangkuman dari dana talangan tersebut adalah sebagaimana disajikan pada tabel di bawah ini:

Debitur Kreditur Hubungan kreditur dengan debitur

Jumlah dana talangan % yang dibayar

Perseroan PT Danatama Perkasa Pihak ketiga Rp 2.000.000.000 100%

Perseroan PT Bakrie Swasakti Utama Afiliasi Rp 3.000.000.000 100%

Perseroan PT Casa Prima Properti Afiliasi Rp 3.500.000.000 100%

Perseroan PT Wahana Selaras Sejati Afiliasi Rp 8.500.000.000 100%

Perseroan PT Bakrie Bakti Nusantara Afiliasi Rp 9.700.000.000 100%

Perseroan PT Cronus Capital Indonesia Afiliasi Rp 1.190.440.680 100%

JLA PT Bakrie Bakti Nusantara Afiliasi Rp 1.000.000.000 100%

JLA PT Cronus Capital Indonesia Afiliasi Rp 1.862.000.000 100%

Total Jumlah Dana Talangan Rp 30.752.440.680

Terhadap pelunasan dana talangan ini, Perseroan tidak dikenakan denda atau penalti, dikarenakan dana talangan ini bersifat sementara, untuk menjembatani pembiayaan jangka pendek, dan dapat segera dilunasi.

15

Rangkuman dari dana talangan tersebut adalah sebagaimana disajikan pada tabel di bawah ini:

Debitur Kreditur Hubungan kreditur dengan debitur

Jumlah dana talangan % yang dibayar

Perseroan PT Danatama Perkasa Pihak ketiga Rp 2.000.000.000 100%

Perseroan PT Bakrie Swasakti Utama Afiliasi Rp 3.000.000.000 100%

Perseroan PT Casa Prima Properti Afiliasi Rp 3.500.000.000 100%

Perseroan PT Wahana Selaras Sejati Afiliasi Rp 8.500.000.000 100%

Perseroan PT Bakrie Bakti Nusantara Afiliasi Rp 9.700.000.000 100%

Perseroan PT Cronus Capital Indonesia Afiliasi Rp 1.190.440.680 100%

JLA PT Bakrie Bakti Nusantara Afiliasi Rp 1.000.000.000 100%

JLA PT Cronus Capital Indonesia Afiliasi Rp 1.862.000.000 100%

Total Jumlah Dana Talangan Rp 30.752.440.680

Terhadap pelunasan dana talangan ini, Perseroan tidak dikenakan denda atau penalti, dikarenakan dana talangan ini bersifat sementara, untuk menjembatani pembiayaan jangka pendek, dan dapat segera dilunasi.

VI. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING Ikhtisar data keuangan penting Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013, 2012 dan 2011, yang didasarkan pada (a) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal atas penerapan PSAK No. 24; (b) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian; (c) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar dengan pengecualian atas penyertaan saham pada PT Sentul City Tbk.; (d) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian; (e) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh KAP Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

LAPORAN POSISI KEUANGAN

31 Desember2015 2014 2013 2012 2011

AsetAset LancarKas 14,667 33,990 17,537 66,408 116,718Piutang usaha Pihak ketiga 35,048 78,450 74,202 481,372 518,593 Pihak berelasi 250 4,957 1,915Piutang lain-lain Pihak ketiga 1,229,559 1,234,211 79,534 84,461 10,218 Pihak berelasi 2,167Persediaan 205,546 224,333 220,292 862,122 692,909Pajak dibayar dimuka 42,053 18,040 141,679 7,816Uang muka dan biaya dibayar dimuka 8,774 17,578 9,123 239,756 787,517

Jumlah Aset Lancar 1,493,593 1,630,615 418,978 1,882,922 2,135,685

Aset Tidak LancarPiutang lain-lain pihak ketiga 118,528 118,528 0 0 0Dana dalam pembatasan 16,996 20,842 23,128 15,748 20,849Piutang pihak berelasi 125,191 128,702 118,113 179,938 123,679Tanah belum dikembangkan 283,969 292,865 286,038 4,357,545 4,017,308Aset tetap - bersih 2,240,862 2,302,730 852,879 1,527,058 686,138Penyertaan saham 37,826 39,102 647,351 667,674 98,235Properti investasi - bersih 0 767 820 874 13,686Aset tak berw ujud 552 989 0 0 9,413Aset pajak tangguhan 0 0 0 2,434 2,434Aset lain-lain 195 1,940 6,803 7,282 17,724Jumlah Aset Tidak Lancar 2,824,120 2,906,466 1,935,133 6,758,553 4,989,465

Jumlah Aset 4,317,713 4,537,080 2,354,111 8,641,475 7,125,151

Liabilitas dan EkuitasLiabilitas Jangka PendekUtang bank jangka pendek 206,579 187,270 183,655 146,403 129,219Utang usaha Pihak ketiga 89,625 162,109 46,865 218,782 57,484 Pihak berelasi 5,831 3,642 2,920Utang lain-lain Pihak ketiga 365,043 432,147 68,420 113,522 58,444 Pihak berelasi 13,752 Uang muka penjualan dan pendapatan ditangguhkan 178,155 232,031 159,363 48,010 75,239Biaya masih harus dibayar 422,603 301,334 88,621 157,935 142,210Utang pajak 72,133 81,458 23,530 146,658 144,563Cadangan untuk penggantian peralatan operasional 5Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang bank 72,912 101,164 77,899 339,328 114,131 Utang pembelian aset tetap 516 763 866 1,589 404Lain-lain 499Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1,427,150 1,498,274 649,220 1,175,875 725,114

Liabilitas Jangka PanjangUtang lain-lain pihak ketiga 72,833 Uang muka penjualan dan pendapatan ditangguhkan 2,362 3,102 17,953 266,880 0Utang pihak berelasi 265,117 248,499 258,894 2,573,606 1,969,001Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo satu tahun Utang bank 583,017 557,888 226,660 350,756 234,623 Utang pembelian aset tetap 278 1,165 1,184 1,518 2,395Liabilitas imbalan kerja karyaw an 9,592 25,069 22,632 22,982 5,809Liabilitas pajak tangguhan 25,231 25,231 0 0Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 958,431 860,954 527,324 3,215,742 2,211,828 Jumlah Liabilitas 2,385,581 2,359,228 1,176,544 4,391,617 2,936,942

EkuitasModal ditempatkan dan disetor penuh 1,928,191 1,928,191 1,644,541 1,644,541 1,644,541 Tambahan modal disetor (447,307) (447,301) (447,301) 0 0 Komponen ekuitas lainnya 2,741 (6,332) (8,182) 5,253 51,068 Saldo laba (defisit) 448,517 703,294 (11,491) 813,976 907,886 Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk 1,932,142 2,177,852 1,177,567 2,463,770 2,603,494 Kepentingan non-pengendali (10) 0 0 1,786,088 1,584,716 Total Ekuitas 1,932,132 2,177,852 1,177,567 4,249,858 4,188,209 Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 4,317,713 4,537,080 2,354,111 8,641,475 7,125,151

(dalam jutaan Rupiah)

16

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN

31 Desember2015 2014 2013 2012 2011

Penghasilan usaha 366,434 367,523 380,888 544,544 430,992Beban pokok penghasilan 195,263 150,034 157,794 175,444 165,514Laba kotor 171,171 217,489 223,094 369,101 265,478Beban penjualan (35,756) (28,106) (25,000) (44,764) (29,719)Beban umum dan administrasi (142,794) (180,270) (180,254) (176,420) (123,021)

Penghasilan bunga 6,862 4,805 3,500 5,220 2,910Beban bunga (130,723) (139,900) (62,737) (23,150) (13,315)Laba (rugi) selisih kurs - bersih (20,962) 10,361 93,911 (34,074) (1,457)Beban pajak penghasilan f inal (5,486) (7,364) (10,279) (9,216) (14,618)Denda pajak (46,429) (3,604) (51) (28,938) 0Laba (rugi) atas divestasi saham Entitas Anak 0 864,299 (773,482) 6,340 0Keuntungan dari pembelian dengan diskon 0 318,561 0 0 0Bagian laba (rugi) bersih Entitas Asosiasi (1,273) (11,650) (66,334) (99,149) 0Laba (rugi) penjualan/penghapusan aset tetap dan properti investasi (10,894) (4,017) 104 45 0Laba atas penjualan saham 0 0 9,088 27,644 68,761Lain-lain - bersih (38,441) (39,510) (27,319) (23,509) (17,556)Penghasilan (Beban) Lain-Lain (247,347) 991,981 (833,599) (178,787) 24,725

Laba (Rugi) Sebelum Pajak (254,725) 1,001,094 (815,759) (30,870) 137,462 Beban pajak (62) (2,659) (9,459) (27,930) (17,313)Laba (rugi) tahun berjalan (254,787) 998,435 (825,218) (58,800) 120,150

Penghasilan komprehensif lainPos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugiKeuntungan (kerugian) aktuaria 9,073 1,850 3,234 (2,990)Pajak penghasilan terkait 0 0 0 0Keuntungan komprehensif lainnya, tahun berjalan, setelah pajak 9,073 1,850 3,234 (2,990) 0

Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugiRugi yang belum terealisasi atas investasi efek yang tersedia untuk dijual 0 0 (6,658) (44,409) 51,068Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing 0 0 (10,011) 10,011 0Keuntungan komprehensif lainnya, periode berjalan, setelah pajak 0 0 (16,669) (34,399) 51,068 Jumlah penghasilan (beban) komprehensif lain tahun berjalan, bersih setelah pajak 9,073 1,850 (13,435) (37,388) 51,068

Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan (245,714) 1,000,285 (838,653) (96,188) 171,218

Jumlah laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepadaPemilik Entitas Induk (254,777) 998,435 (825,466) (92,075) 84,671Kepentingan non pengendali (10) 0 249 33,275 35,478Jumlah (254,787) 998,435 (825,218) (58,800) 120,150

Jumlah laba (rugi) komprehensif yang dapat diatribusikan kepadaPemilik Entitas Induk (245,705) 1,000,285 (838,901) (129,463) 135,739Kepentingan non pengendali (10) 0 249 33,275 35,478 Jumlah (245,714) 1,000,285 (838,653) (96,188) 171,217

(dalam jutaan Rupiah)

17

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN

31 Desember2015 2014 2013 2012 2011

Penghasilan usaha 366,434 367,523 380,888 544,544 430,992Beban pokok penghasilan 195,263 150,034 157,794 175,444 165,514Laba kotor 171,171 217,489 223,094 369,101 265,478Beban penjualan (35,756) (28,106) (25,000) (44,764) (29,719)Beban umum dan administrasi (142,794) (180,270) (180,254) (176,420) (123,021)

Penghasilan bunga 6,862 4,805 3,500 5,220 2,910Beban bunga (130,723) (139,900) (62,737) (23,150) (13,315)Laba (rugi) selisih kurs - bersih (20,962) 10,361 93,911 (34,074) (1,457)Beban pajak penghasilan f inal (5,486) (7,364) (10,279) (9,216) (14,618)Denda pajak (46,429) (3,604) (51) (28,938) 0Laba (rugi) atas divestasi saham Entitas Anak 0 864,299 (773,482) 6,340 0Keuntungan dari pembelian dengan diskon 0 318,561 0 0 0Bagian laba (rugi) bersih Entitas Asosiasi (1,273) (11,650) (66,334) (99,149) 0Laba (rugi) penjualan/penghapusan aset tetap dan properti investasi (10,894) (4,017) 104 45 0Laba atas penjualan saham 0 0 9,088 27,644 68,761Lain-lain - bersih (38,441) (39,510) (27,319) (23,509) (17,556)Penghasilan (Beban) Lain-Lain (247,347) 991,981 (833,599) (178,787) 24,725

Laba (Rugi) Sebelum Pajak (254,725) 1,001,094 (815,759) (30,870) 137,462 Beban pajak (62) (2,659) (9,459) (27,930) (17,313)Laba (rugi) tahun berjalan (254,787) 998,435 (825,218) (58,800) 120,150

Penghasilan komprehensif lainPos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugiKeuntungan (kerugian) aktuaria 9,073 1,850 3,234 (2,990)Pajak penghasilan terkait 0 0 0 0Keuntungan komprehensif lainnya, tahun berjalan, setelah pajak 9,073 1,850 3,234 (2,990) 0

Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugiRugi yang belum terealisasi atas investasi efek yang tersedia untuk dijual 0 0 (6,658) (44,409) 51,068Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing 0 0 (10,011) 10,011 0Keuntungan komprehensif lainnya, periode berjalan, setelah pajak 0 0 (16,669) (34,399) 51,068 Jumlah penghasilan (beban) komprehensif lain tahun berjalan, bersih setelah pajak 9,073 1,850 (13,435) (37,388) 51,068

Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan (245,714) 1,000,285 (838,653) (96,188) 171,218

Jumlah laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepadaPemilik Entitas Induk (254,777) 998,435 (825,466) (92,075) 84,671Kepentingan non pengendali (10) 0 249 33,275 35,478Jumlah (254,787) 998,435 (825,218) (58,800) 120,150

Jumlah laba (rugi) komprehensif yang dapat diatribusikan kepadaPemilik Entitas Induk (245,705) 1,000,285 (838,901) (129,463) 135,739Kepentingan non pengendali (10) 0 249 33,275 35,478 Jumlah (245,714) 1,000,285 (838,653) (96,188) 171,217

(dalam jutaan Rupiah)

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN

*) Tahun 2011 penyajian laporan arus kas dilakukan dengan cara metode tidak langsung.

31 Desember2015 2014 2013 2012 2011*

Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan kas dari pelanggan 321,675 427,965 456,873 796,066 Pembayaran kas kepada pemasok (154,427) (160,807) (112,081) (612,410)Pembayaran kas untuk karyaw an (77,023) (65,224) (71,475) (89,764)Penerimaan (pembayaran) kas untuk lain2 (36,051) 12,697 293,181 (330,594)Arus kas diperoleh dari operasi 54,173 214,631 566,498 (236,702)Penerimaan bunga 424 4,805 3,500 5,220 Pembayaran beban keuangan (86,777) (58,250) (66,237) (32,977)Pembayaran pajak penghasilan (26,987) (68,457) (87,662) (202,575)Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (59,166) 92,729 416,098 (467,033) 624,414

Arus kas dari aktivitas investasiPenurunan (peningkatan) penyertaan saham 0 (50,497) 288,375 224,480 (47,177)Penurunan dana dalam pembatasan 4,394 14,585 11,336 Peningkatan dana dalam pembatasan (549) (11,304) (18,729)Penurunan (peningkatan) dana dalam pembatasan 5,102 (9,993)Pembelian aset tetap (23,889) (39,568) (186,873) (859,369) (2,991,877)Perolehan atas penjualan aset tetap 0 30,647 105 203 67 Peningkatan aset lain-lain 0 (9,028)Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (20,044) (56,137) 94,215 (629,584) (3,058,008)

Arus kas dari aktivitas pendanaanPembayaran utang pembelian aset tetap (1,134) (793) (74) (1,643) 1,529 Penurunan piutang pihak berelasi 70,846 78,708 7,000 Peningkatan piutang pihak berelasi (26,195) (33,446) (285,383)Penurunan (Peningkatan) piutang pihak berelasi (61,091) (58,910)Peningkatan utang pihak berelasi 21,588 4,442 2,000 Penurunan utang pihak berelasi (2,108) (150,358) (71,414)Peningkatan (penurunan) utang pihak berelasi 795,534 992,330 Penerimaan utang bank jangka panjang 15,000 406,480 148,595 317,058 179,203 Pembayaran utang bank jangka panjang (18,123) (325,179) (360,032) (32,268)Peningkatan setoran modal saham 1,405,000 Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan 59,875 (20,145) (559,308) 1,049,858 2,486,883

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas (19,335) 16,446 (48,995) (46,759) 53,289 Dampak bersih perubahan nilai tukar atas kas dan bank 13 7 123 99 0 Kas dan bank aw al tahun 33,990 17,537 66,408 116,718 63,428 Kas dan bank dari Akuisisi/Divestasi Entitas Anak (3,649) 0 Kas dan bank akhir tahun 14,667 33,990 17,537 66,408 116,718

(dalam jutaan Rupiah)

31 Desember2015 2014 2013 2012 2011

Rasio PertumbuhanPenghasilan (%) -0.3% -3.5% -30.1% 26.3% -27.1%Laba Kotor (%) -21.3% -2.5% -39.6% 39.0% -21.3%EBITDA (%) 21.7% 6.9% -70.8% 24.1% -45.8%Laba Bersih (%) -125.5% -221.0% 1303.4% -148.9% -46.1%Jumlah Aset (%) -4.8% 92.7% -72.8% 21.3% 134.9%Jumlah Liabilitas (%) 1.1% 100.5% -73.2% 49.5% 30.1%Jumlah Ekuitas (%) -11.3% 84.9% -72.3% 1.5% 439.8%

Rasio ProfitabilitasLaba (Rugi) Kotor / Penghasilan (%) 46.7% 59.2% 58.6% 67.8% 61.6%Laba (Rugi) Usaha / Penghasilan (%) -2.0% 2.5% 4.7% 27.2% 26.2%Laba (Rugi) Bersih / Penghasilan (%) -69.5% 271.7% -216.7% -10.8% 27.9%Laba (Rugi) Bersih / Ekuitas (%) -13.2% 45.8% -70.1% -1.4% 2.9%Laba (Rugi) Bersih / Aset (%) -5.9% 22.0% -35.1% -0.7% 1.7%

Rasio SolvabilitasAset Lancar /Kew ajiban Lancar (x) 1.0 1.1 0.6 1.6 2.9Acid test ratio (x) 0.9 0.9 0.3 0.9 2.0Inventory turnover (x) 0.9 0.7 0.7 0.2 0.2Asset turnover (x) 0.1 0.1 0.2 0.1 0.1

Rasio LeverageTotal Aset / Total Kew ajiban (x) 1.8 1.9 2.0 2.0 2.4Debt to Equity (x) 0.4 0.4 0.4 0.2 0.1Debt to Asset (x) 0.2 0.2 0.2 0.1 0.1Interest Coverage (x) 0.5 0.4 0.8 7.8 10.9Total Hutang (interest bearing debt) / EBITDA (x) 12.6 15.1 9.3 4.7 3.3

RASIO-RASIO PENTING

18

VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Analisis dan pembahasan ini disusun berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 beserta dengan perbandingan tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 yang didasarkan pada (a) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman,Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal atas penerapan PSAK No. 24; (b) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian; (c) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar dengan pengecualian atas penyertaan saham pada PT Sentul City Tbk.

Umum

PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk. (“Perseroan”) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang rekreasi dan properti. Kegiatan usaha rekreasi Perseroan dalam bentuk taman rekreasi dan hotel dilakukan baik oleh Perseroan sendiri maupun Anak Perusahaan. Kegiatan usaha rekreasi yang dilakukan langsung oleh Perseroan adalah: 1) The Jungle Water Park (“The Jungle”), yaitu taman rekreasi bertema air, 2) Aston Bogor Hotel and Resort, serta 3) Jungle Fest, yaitu taman rekreasi dengan kawasan hiburan yang dilengkapi dengan panggung dan area kuliner. Sedangkan usaha rekreasi melalui Anak Perusahaan PT Jungleland Asia (“JLA”) adalah Jungleland Adventure Theme Park (“Jungleland”), yaitu taman rekreasi bertema yang saat ini telah mengoperasikan 34 wahana rekreasi dari total 41 wahana yang direncanakan.

Kegiatan usaha properti Perseroan meliputi pengembangan tempat hunian baik perumahan (landed) maupun apartemen (vertikal). Usaha properti yang telah dimiliki Perseroan saat ini terletak di kota Bogor, yakni perumahan Bogor Nirwana Residence (“BNR”). BNR merupakan kawasan hunian terpadu di kota Bogor dengan luas area pengembangan lebih dari 1.000 hektar, yang dibagi menjadi kawasan komersial dan residensial. BNR juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti sekolah, fasilitas olahraga, area kuliner, pasar bersih, mini market, SPBU dan masjid.

PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk. (“Perseroan”) didirikan pada tanggal 15 Juni 1988 dengan Akta Notaris Ny. Yetty Taher, S.H., No. 42. Akta pendirian Perseroan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-8942-HT.01.01.TH.88 tanggal 20 September 1988 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 1147 Lembaran Berita Negara No. 11 tanggal 7 Februari 1995. Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain, mengenai perubahan nama dari PT Aliyah Pancahafat menjadi PT Graha Andrasentra Propertindo yang diaktakan dengan Akta Notaris Ny. Toety Juniarto, S.H., No. 93 tanggal 23 Juni 1997, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-5976 HT.01.04.Th.97 tanggal 2 Juli 1997. Selanjutnya Anggaran Dasar Perseroan diubah sehubungan dengan perubahan menjadi Perusahaan Terbuka, sebagaimana termuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No.23 tanggal 19 Februari 2016, yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya beserta lampirannya No. AHU-0003651.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016 dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan nomor AHU-0024197.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0025961 tanggal 24 Februari 2016 serta telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0025960 tanggal 24 Februari 2016.

Perubahan terakhir Anggaran Dasar termuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham No. 37 tanggal 15 April 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0041991 tanggal 21 April 2016 dan Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham No. 43 tanggal 21 April 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0041992 tanggal 21 April 2016, yang keduanya dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan adalah berusaha dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa, yang berhubungan dengan real estate, properti dan pengelolaan taman hiburan/rekreasi.

Untuk merealisasikan maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha utamanya, yaitu:

a. Menjalankan usaha-usaha dibidang pembangunan antara lain: - melakukan pembangunan perumahan/real estate dan properti lainnya; - melakukan pembangunan taman hiburan dan rekreasi; - pembangunan dan pengembangan wilayah pemukiman; - bertindak sebagai pengembang.

19

VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Analisis dan pembahasan ini disusun berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 beserta dengan perbandingan tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 yang didasarkan pada (a) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman,Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal atas penerapan PSAK No. 24; (b) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian; (c) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar dengan pengecualian atas penyertaan saham pada PT Sentul City Tbk.

Umum

PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk. (“Perseroan”) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang rekreasi dan properti. Kegiatan usaha rekreasi Perseroan dalam bentuk taman rekreasi dan hotel dilakukan baik oleh Perseroan sendiri maupun Anak Perusahaan. Kegiatan usaha rekreasi yang dilakukan langsung oleh Perseroan adalah: 1) The Jungle Water Park (“The Jungle”), yaitu taman rekreasi bertema air, 2) Aston Bogor Hotel and Resort, serta 3) Jungle Fest, yaitu taman rekreasi dengan kawasan hiburan yang dilengkapi dengan panggung dan area kuliner. Sedangkan usaha rekreasi melalui Anak Perusahaan PT Jungleland Asia (“JLA”) adalah Jungleland Adventure Theme Park (“Jungleland”), yaitu taman rekreasi bertema yang saat ini telah mengoperasikan 34 wahana rekreasi dari total 41 wahana yang direncanakan.

Kegiatan usaha properti Perseroan meliputi pengembangan tempat hunian baik perumahan (landed) maupun apartemen (vertikal). Usaha properti yang telah dimiliki Perseroan saat ini terletak di kota Bogor, yakni perumahan Bogor Nirwana Residence (“BNR”). BNR merupakan kawasan hunian terpadu di kota Bogor dengan luas area pengembangan lebih dari 1.000 hektar, yang dibagi menjadi kawasan komersial dan residensial. BNR juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti sekolah, fasilitas olahraga, area kuliner, pasar bersih, mini market, SPBU dan masjid.

PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk. (“Perseroan”) didirikan pada tanggal 15 Juni 1988 dengan Akta Notaris Ny. Yetty Taher, S.H., No. 42. Akta pendirian Perseroan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-8942-HT.01.01.TH.88 tanggal 20 September 1988 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 1147 Lembaran Berita Negara No. 11 tanggal 7 Februari 1995. Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain, mengenai perubahan nama dari PT Aliyah Pancahafat menjadi PT Graha Andrasentra Propertindo yang diaktakan dengan Akta Notaris Ny. Toety Juniarto, S.H., No. 93 tanggal 23 Juni 1997, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-5976 HT.01.04.Th.97 tanggal 2 Juli 1997. Selanjutnya Anggaran Dasar Perseroan diubah sehubungan dengan perubahan menjadi Perusahaan Terbuka, sebagaimana termuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No.23 tanggal 19 Februari 2016, yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya beserta lampirannya No. AHU-0003651.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016 dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan nomor AHU-0024197.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0025961 tanggal 24 Februari 2016 serta telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0025960 tanggal 24 Februari 2016.

Perubahan terakhir Anggaran Dasar termuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham No. 37 tanggal 15 April 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0041991 tanggal 21 April 2016 dan Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham No. 43 tanggal 21 April 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0041992 tanggal 21 April 2016, yang keduanya dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan adalah berusaha dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa, yang berhubungan dengan real estate, properti dan pengelolaan taman hiburan/rekreasi.

Untuk merealisasikan maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha utamanya, yaitu:

a. Menjalankan usaha-usaha dibidang pembangunan antara lain: - melakukan pembangunan perumahan/real estate dan properti lainnya; - melakukan pembangunan taman hiburan dan rekreasi; - pembangunan dan pengembangan wilayah pemukiman; - bertindak sebagai pengembang.

b. Menjalankan usaha-usaha dibidang perdagangan antara lain: - Perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estate, properti dan taman hiburan/rekreasi; - Bertindak sebagai grosir, supplier, leveransier dan commision house. Selain menjalankan kegiatan usaha utamanya, Perseroan dapat juga menjalankan kegiatan usaha penunjang, yaitu menjalankan usaha dalam bidang jasa, antara lain melakukan kegiatan: - Pengelolaan taman hiburan dan rekreasi; - Konsultasi bidang manajemen operasi dan pemeliharaan kawasan properti real estate; - Konsultasi bidang bisnis, manajemen dan administrasi.

Akuisisi dan divestasi Perseroan dalam pengembangan bisnis dan kegiatan usahanya dilakukan baik secara organik maupun melalui akuisisi dari pihak ketiga (non organik). Untuk memperkuat posisi Perseroan dalam industri rekreasi, pada bulan Oktober 2014 Perseroan melakukan akuisisi atas 100% saham JLA. Saat ini JLA memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap pendapatan Perseroan. JLA memiliki aset yang terletak di daerah Sentul City dengan merek Jungleland yang beroperasi di lahan seluas 35 ha dan telah mengoperasikan 34 wahana rekreasi dari total 41 wahana yang direncanakan.Perseroan mengkonsolidasikan laporan keuangan JLA mulai bulan Oktober 2014.

Perseroan juga melakukan divestasi atas beberapa Anak Perusahaan yang bergerak di bidang properti pada tahun 2013, untuk lebih memfokuskan diri pada bisnis rekreasinya.

Sebagai hasil dari kegiatan divestasi dan akuisisi tersebut, data historis keuangan, kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan yang tercatat dalam laporan konsolidasi keuangan Perseroan selama periode tertentu tidak dapat dibandingkan dengan periode lainnya serta tidak dapat digunakan sebagai indikasi dari hasil usaha Perseroan untuk periode mendatang.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Keuangan dan Hasil Operasi Perseroan

Beberapa faktor yang mempengaruhi bisnis, kondisi Keuangan, hasil operasi dan prospek usaha Perseroan adalah sebagai berikut:

Pertumbuhan ekonomi Indonesia

Daya beli dan kemampuan konsumen untuk membeli produk Perseroan, baik properti maupun rekreasi amat ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Jika ekonomi bertumbuh tinggi maka kemampuan belanja konsumen untuk kebutuhan sekunder yaitu properti maupun tersier seperti rekreasi, akan meningkat menjadi lebih besar. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan meningkatkan daya beli, yang selanjutnya akan menyebabkan tren pergeseran konsumsi, dimana barang kebutuhan yang semula merupakan sekunder dan tersier, akan mungkin menjadi primer.

Stabilitas keamanan negara

Keamanan dan stabilitas negara akan berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen baik untuk produk properti maupun rekreasi. Perseroan juga bergantung kepada stabilitas keamanan negara dalam beroperasi.

Cadangan Persediaan Lahan

Karakteristik usaha perseroan yang membutuhkan lahan untuk dapat membangun proyeknya, menyebabkan perseroan harus terus-menerus melakukan investasi pada lahan.

Perseroan juga tetap mencari peluang untuk meningkatkan landbank di masa yang akan datang, dengan harapan selain landbank tersebut dapat menjadi cadangan untuk ekspansi bisnis juga akan menjadi investasi yang menguntungkan di tahun-tahun mendatang.

Kemampuan Implementasi Konsep

Dengan latar belakang kesuksesan The Jungle Water Park yang didirikan pada tahun 2007 dan sukses berfungsi sebagai taman hiburan tambahan untuk warga lokal, mendorong pengembangan Jungleland yang diresmikan pada tahun 2013. Jungleland memiliki konsep sebuah taman rekreasi dan hiburan modern dengan 41 wahana yang direncanakan, serta memiliki beberapa wahana yang terbesar serta tertinggi spesifikasinya. Peluncuran Jungleland diikuti oleh Jungle Fest pada tahun yang sama. Jungle Fest mengambil tema sebuah taman hiburan di malam hari dengan lampu – lampu yang menawan dan wahana atraksi ringan, serta acara-acara yang dapat dinikmati sepanjang tahun.

Dengan latar belakang kesuksesan yang terbukti, serta merek dagang yang cukup kuat, Perseroan memiliki keyakinan untuk dapat menarik minat investor maupun konsumen. Disertai dengan kelengkapan properti penunjang industri rekreasi, serta produk-produk baru yang akan dihasilkan berdasarkan riset dan kepastian survey sebelumnya, Perseroan percaya bahwa hal tersebut akan menjadi kunci pertumbuhan Perseroan di masa yang akan datang.

20

Ekspansi Proyek/Produk Baru

Melihat perkembangan proyek – proyek yang ada dan potensi yang sangat besar dalam bisnis ini, Perseroan membentuk konsep Jungle Series, yang mewadahi segala bentuk usaha untuk mengembangkan taman hiburan yang telah ada maupun yang akan dibangun. Proyek-proyek Jungle Series yang baru ini rencananya antara lain adalah JungleWorld, yang merupakan fasilitas rekreasi dengan konsep one-stop entertainment, dimana di dalamnya terdapat theme park, water park, hotel, dan area komersial.

Ke depannya, Perseroan juga berencana akan mencoba mengulang keberhasilan The Jungle di Bogor dengan membangun The Jungle di beberapa kota utama di Indonesia, seperti Malang, Bandung, Sidoarjo, Medan, Cirebon, Yogyakarta, Palembang dan Makassar. Pemilihan kota-kota ini terutama berdasarkan potensi pangsa pasar dan daya beli masyarakat sekitarnya.

MALANG BANDUNG SIDOARJO MEDAN CIREBON YOGYAKARTA

PALEMBANG MAKASSAR

Jumlah Penduduk (juta) 2.6 5.8 1.8 2.4 2.4 3.5 1.5 1.7 Penduduk Radius 2 jam (juta) 12.5 18.8 20.5 6.9 21.5 10.2 3.8 5.3 Pertumbuhan Penduduk 0.8% 1.9% 0.8% 1.1% 1.5% 1.0% 1.9% 1.2% Pendapatan Per-kapita (Rp juta)

19.5 52.9 41.7 57.4 12.2 17.9 50.5 41.8

Sumber: BPS, diolah perseroan

Kenaikan Biaya dan Perubahan Harga

Kenaikan biaya modal dan operasional akan menyebabkan Perseroan harus menetapkan perubahan harga. Namun, untuk dapat menetapkan harga yang baru, Perseroan harus memperhatikan unsur daya saing, profitabilitas, kenaikan kualitas pada fasilitas yang disediakan, serta komentar dari pengunjung atau konsumen. Justifikasi kenaikan harga selanjutnya adalah Perseroan juga dapat mengadakan pembaharuan atau penambahan fasilitas dan wahana baru, khususnya di unit bisnis rekreasi, untuk mengatasi kejenuhan.

Siklus Musiman

Pendapatan Perseroan dari unit bisnis pariwisata sangat dipengaruhi oleh faktor musiman. Jumlah pengunjung mencapai puncak ketika masa liburan sekolah, liburan akhir tahun, dan hari-hari libur nasional. Untuk mengoptimalisasi pendapatan pada saat rendah pengunjung, Perseroan menerapkan strategi promosi dan potongan harga yang menarik sehingga mampu meningkatkan volume pengunjung. Cara lain adalah Perseroan berusaha untuk menarik minat pengunjung grup non-reguler, yang berasal dari kategori perusahaan, edutainment, maupun partnership. Perseroan juga menyelenggarakan berbagai acara dan pertunjukkan baik yang berskala nasional maupun internasional sebagai salah satu cara untuk meningkatkan repetisi kunjungan.

Tingkat Utang Perseroan

Seiring perluasan usaha yang dilakukan Perseroan, Perseroan mengharapkan untuk mendapatkan tambahan pinjaman untuk membiayai baik pengeluaran modalnya maupun untuk modal kerja. Hal ini dapat menumbuhkan peningkatan beban keuangan, beban bunga dan provisi yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk menghasilkan laba.

21

Ekspansi Proyek/Produk Baru

Melihat perkembangan proyek – proyek yang ada dan potensi yang sangat besar dalam bisnis ini, Perseroan membentuk konsep Jungle Series, yang mewadahi segala bentuk usaha untuk mengembangkan taman hiburan yang telah ada maupun yang akan dibangun. Proyek-proyek Jungle Series yang baru ini rencananya antara lain adalah JungleWorld, yang merupakan fasilitas rekreasi dengan konsep one-stop entertainment, dimana di dalamnya terdapat theme park, water park, hotel, dan area komersial.

Ke depannya, Perseroan juga berencana akan mencoba mengulang keberhasilan The Jungle di Bogor dengan membangun The Jungle di beberapa kota utama di Indonesia, seperti Malang, Bandung, Sidoarjo, Medan, Cirebon, Yogyakarta, Palembang dan Makassar. Pemilihan kota-kota ini terutama berdasarkan potensi pangsa pasar dan daya beli masyarakat sekitarnya.

MALANG BANDUNG SIDOARJO MEDAN CIREBON YOGYAKARTA

PALEMBANG MAKASSAR

Jumlah Penduduk (juta) 2.6 5.8 1.8 2.4 2.4 3.5 1.5 1.7 Penduduk Radius 2 jam (juta) 12.5 18.8 20.5 6.9 21.5 10.2 3.8 5.3 Pertumbuhan Penduduk 0.8% 1.9% 0.8% 1.1% 1.5% 1.0% 1.9% 1.2% Pendapatan Per-kapita (Rp juta)

19.5 52.9 41.7 57.4 12.2 17.9 50.5 41.8

Sumber: BPS, diolah perseroan

Kenaikan Biaya dan Perubahan Harga

Kenaikan biaya modal dan operasional akan menyebabkan Perseroan harus menetapkan perubahan harga. Namun, untuk dapat menetapkan harga yang baru, Perseroan harus memperhatikan unsur daya saing, profitabilitas, kenaikan kualitas pada fasilitas yang disediakan, serta komentar dari pengunjung atau konsumen. Justifikasi kenaikan harga selanjutnya adalah Perseroan juga dapat mengadakan pembaharuan atau penambahan fasilitas dan wahana baru, khususnya di unit bisnis rekreasi, untuk mengatasi kejenuhan.

Siklus Musiman

Pendapatan Perseroan dari unit bisnis pariwisata sangat dipengaruhi oleh faktor musiman. Jumlah pengunjung mencapai puncak ketika masa liburan sekolah, liburan akhir tahun, dan hari-hari libur nasional. Untuk mengoptimalisasi pendapatan pada saat rendah pengunjung, Perseroan menerapkan strategi promosi dan potongan harga yang menarik sehingga mampu meningkatkan volume pengunjung. Cara lain adalah Perseroan berusaha untuk menarik minat pengunjung grup non-reguler, yang berasal dari kategori perusahaan, edutainment, maupun partnership. Perseroan juga menyelenggarakan berbagai acara dan pertunjukkan baik yang berskala nasional maupun internasional sebagai salah satu cara untuk meningkatkan repetisi kunjungan.

Tingkat Utang Perseroan

Seiring perluasan usaha yang dilakukan Perseroan, Perseroan mengharapkan untuk mendapatkan tambahan pinjaman untuk membiayai baik pengeluaran modalnya maupun untuk modal kerja. Hal ini dapat menumbuhkan peningkatan beban keuangan, beban bunga dan provisi yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk menghasilkan laba.

Keuangan

a. Hasil Operasional

Tabel berikut menunjukkan penghasilan usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dengan perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

31 Desember2015 2014 2013

Penghasilan usaha 366,434 367,523 380,888 Beban pokok penghasilan 195,263 150,034 157,794 Laba kotor 171,171 217,489 223,094Beban penjualan (35,756) (28,106) (25,000)Beban umum dan administrasi (142,794) (180,270) (180,254)Beban Usaha (178,549) (208,376) (205,254)

Laba (Rugi) Usaha (7,378) 9,113 17,840

Penghasilan bunga 6,862 4,805 3,500 Beban bunga (130,723) (139,900) (62,737)Laba (rugi) selisih kurs - bersih (20,962) 10,361 93,911 Beban pajak penghasilan f inal (5,486) (7,364) (10,279)Denda pajak (46,429) (3,604) (51)Laba (rugi) atas divestasi saham Entitas Anak 0 864,299 (773,482)Keuntungan dari pembelian dengan diskon 0 318,561 0 Bagian laba (rugi) bersih Entitas Asosiasi (1,273) (11,650) (66,334)Laba (rugi) penjualan/penghapusan aset tetap dan properti investasi (10,894) (4,017) 104 Laba atas penjualan saham 0 0 9,088 Lain-lain - bersih (38,441) (39,510) (27,319)Penghasilan (Beban) Lain-Lain (247,347) 991,981 (833,599)

Laba (Rugi) Sebelum Pajak (254,725) 1,001,094 (815,759)Beban pajak (62) (2,659) (9,459)Laba (rugi) tahun berjalan (254,787) 998,435 (825,218)

Penghasilan komprehensif lainPos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugiKeuntungan (kerugian) aktuaria 9,073 1,850 3,234 Pajak penghasilan terkait 0 0 0 Keuntungan komprehensif lainnya, tahun berjalan, setelah pajak 9,073 1,850 3,234

Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugiRugi yang belum terealisasi atas investasi efek yang tersedia untuk dijual 0 0 (6,658)Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing 0 0 (10,011)Keuntungan komprehensif lainnya, periode berjalan, setelah pajak 0 0 (16,669)Jumlah penghasilan (beban) komprehensif lain tahun berjalan, bersih setelah pajak 9,073 1,850 (13,435)

Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan (245,714) 1,000,285 (838,653)

Jumlah laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepadaPemilik Entitas Induk (254,777) 998,435 (825,466)Kepentingan non pengendali (10) 0 249 Jumlah (254,787) 998,435 (825,218)

Jumlah laba (rugi) komprehensif yang dapat diatribusikan kepadaPemilik Entitas Induk (245,705) 1,000,285 (838,901)Kepentingan non pengendali (10) 0 249 Jumlah (245,714) 1,000,285 (838,653)

(dalam jutaan Rupiah)

22

Penghasilan Usaha

Penghasilan Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp366.434 juta, atau mengalami penurunan sebesar 0,3% dibandingkan penghasilan usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp367.523 juta. Penurunan penghasilan usaha ini tidak signifikan, yang berasal dari operasional Perseroan, dimana penyebabnya adalah penurunan penghasilan unit usaha properti namun di sisi lain terdapat peningkatan penghasilan yang berasal dari unit usaha wahana permainan. Sesuai dengan arah Perseroan yang terus memfokuskan diri pada unit bisnis rekreasi air dan properti pendukungnya, maka Perseroan terus melakukan perombakan di tubuh Perseroan, yaitu salah satunya adalah dengan melakukan divestasi unit bisnis properti. Adapun untuk bisnis yang memiliki pendapatan berkelanjutan, sepanjang tahun 2015, tidak memiliki pertumbuhan sebagaimana yang diharapkan, akibat dari ekonomi makro maupun mikro yang kurang kondusif. Hal ini juga disebabkan oleh situasi dimana liburan anak sekolah berbarengan dengan bulan ramadhandan hari libur nasional yang bertepatan di akhir minggu, sehingga potensi kunjungan menjadi berkurang pada masa-masa liburan tersebut.

Penghasilan Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 367.523 juta, atau mengalami penurunan sebesar 3,5% dibandingkan penghasilan usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp 380.888 juta. Penurunan atas penghasilan usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibanding untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 disebabkan karena penurunan di penghasilan unit usaha properti yaitu sebesar +/- 72miliar akibat dari dilakukannya divestasi atas anak perusahaandi bidang properti pada tahun 2013.

Penghasilan Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 380.888 juta, atau mengalami penurunan sebesar 30,1% dibandingkan penghasilan usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 544.544 juta. Penurunan ini akibat pada tahun 2013, Perseroan melakukan divestasi atas anak perusahaan di bidang properti. Sementara untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan masih mendapatkan kontribusi penghasilan dari anak perusahaan tersebut sebesar +/- Rp 237 miliar.

Beban Pokok Penghasilan

Beban Pokok Penghasilan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp195.263 juta, atau mengalami kenaikan sebesar 30% dibandingkan Beban Pokok Penghasilan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp150.034 juta. Kenaikan beban pokok penghasilan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 lebih disebabkan karena Perseroan mulai mengkonsolidasi JLA sejak Oktober 2014. Kontribusi beban pokok penghasilan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015dari JLA adalah sebesar +/- Rp 85 miliar.

Beban Pokok Penghasilan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp150.034 juta, atau mengalami penurunan sebesar 5.0% dibandingkan Beban Pokok Penghasilan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp 157.794 juta. Penurunan atas beban pokok penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibanding untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 disebabkan sebagian besar karena penurunan beban pokok penghasilan unit usaha properti sebesar +/- Rp 17 miliar akibat dari dilakukannya divestasi oleh Perseroan atas Anak Perusahaan yang bergerak di bidang properti pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

Beban Pokok Penghasilan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 157.794 juta, atau mengalami penurunan sebesar 10,0% dibandingkan Beban Pokok Penghasilan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 175.444 juta. Penurunan ini akibat pada tahun 2013,Perseroan melakukan divestasi atas anak perusahaan di bidang property.

Beban Usaha

Beban Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp178.549 juta, atau mengalami penurunan sebesar 14,3% dibandingkan Beban Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp208.376 juta. Penurunan Beban Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 lebih disebabkan karena Perseroan mulai mengkonsolidasi JLA sejak Oktober 2014. Kontribusi Beban Usaha dari JLA sampai dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah+/- Rp 60 miliar, sementara pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah +/- Rp 51miliar.

23

Penghasilan Usaha

Penghasilan Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp366.434 juta, atau mengalami penurunan sebesar 0,3% dibandingkan penghasilan usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp367.523 juta. Penurunan penghasilan usaha ini tidak signifikan, yang berasal dari operasional Perseroan, dimana penyebabnya adalah penurunan penghasilan unit usaha properti namun di sisi lain terdapat peningkatan penghasilan yang berasal dari unit usaha wahana permainan. Sesuai dengan arah Perseroan yang terus memfokuskan diri pada unit bisnis rekreasi air dan properti pendukungnya, maka Perseroan terus melakukan perombakan di tubuh Perseroan, yaitu salah satunya adalah dengan melakukan divestasi unit bisnis properti. Adapun untuk bisnis yang memiliki pendapatan berkelanjutan, sepanjang tahun 2015, tidak memiliki pertumbuhan sebagaimana yang diharapkan, akibat dari ekonomi makro maupun mikro yang kurang kondusif. Hal ini juga disebabkan oleh situasi dimana liburan anak sekolah berbarengan dengan bulan ramadhandan hari libur nasional yang bertepatan di akhir minggu, sehingga potensi kunjungan menjadi berkurang pada masa-masa liburan tersebut.

Penghasilan Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 367.523 juta, atau mengalami penurunan sebesar 3,5% dibandingkan penghasilan usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp 380.888 juta. Penurunan atas penghasilan usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibanding untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 disebabkan karena penurunan di penghasilan unit usaha properti yaitu sebesar +/- 72miliar akibat dari dilakukannya divestasi atas anak perusahaandi bidang properti pada tahun 2013.

Penghasilan Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 380.888 juta, atau mengalami penurunan sebesar 30,1% dibandingkan penghasilan usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 544.544 juta. Penurunan ini akibat pada tahun 2013, Perseroan melakukan divestasi atas anak perusahaan di bidang properti. Sementara untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan masih mendapatkan kontribusi penghasilan dari anak perusahaan tersebut sebesar +/- Rp 237 miliar.

Beban Pokok Penghasilan

Beban Pokok Penghasilan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp195.263 juta, atau mengalami kenaikan sebesar 30% dibandingkan Beban Pokok Penghasilan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp150.034 juta. Kenaikan beban pokok penghasilan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 lebih disebabkan karena Perseroan mulai mengkonsolidasi JLA sejak Oktober 2014. Kontribusi beban pokok penghasilan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015dari JLA adalah sebesar +/- Rp 85 miliar.

Beban Pokok Penghasilan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp150.034 juta, atau mengalami penurunan sebesar 5.0% dibandingkan Beban Pokok Penghasilan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp 157.794 juta. Penurunan atas beban pokok penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibanding untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 disebabkan sebagian besar karena penurunan beban pokok penghasilan unit usaha properti sebesar +/- Rp 17 miliar akibat dari dilakukannya divestasi oleh Perseroan atas Anak Perusahaan yang bergerak di bidang properti pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

Beban Pokok Penghasilan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 157.794 juta, atau mengalami penurunan sebesar 10,0% dibandingkan Beban Pokok Penghasilan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 175.444 juta. Penurunan ini akibat pada tahun 2013,Perseroan melakukan divestasi atas anak perusahaan di bidang property.

Beban Usaha

Beban Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp178.549 juta, atau mengalami penurunan sebesar 14,3% dibandingkan Beban Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp208.376 juta. Penurunan Beban Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 lebih disebabkan karena Perseroan mulai mengkonsolidasi JLA sejak Oktober 2014. Kontribusi Beban Usaha dari JLA sampai dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah+/- Rp 60 miliar, sementara pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah +/- Rp 51miliar.

Beban Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 208.376 juta, atau mengalami kenaikan sebesar 1,5% dibandingkan Beban Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp 205.254 juta. Kenaikan atas beban usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibanding untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 tidak terlalu signifikan akibat kenaikan beban usaha dari konsolidasi JLA juga diimbangi dengan penurunan pada beban usaha anak perusahaan yang bergerak di bidang properti seiring telah dilakukannya divestasi pada akhir tahun 2013.

Beban Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp205.254 juta, atau mengalami penurunan sebesar 7,20% dibandingkan Beban Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 221.184 juta. Penurunan ini sebagian besar merupakan akibat dari dilakukannya divestasi oleh Perseroan atas Anak Perusahaan yang bergerak di bidang properti pada tahun 2013, dimana kontribusi beban usaha dari anak perusahaan tersebut untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar +/- Rp 71,3miliar.

Laba Usaha

Rugi Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp7.378juta, atau mengalami penurunan dibandingkan Laba Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp9.113 juta. Penurunan laba usahauntuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 lebih disebabkan karena Perseroan mengkonsolidasi JLA sejak Oktober 2014. Kontribusi rugi usaha pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dari JLA adalah sebesar negatif +/- Rp 23.938 juta akibat penurunan jumlah pengunjung di JLA dibanding tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan pengaruh makro ekonomi di sepanjang tahun 2015. Penurunan jumlah pengunjung pada tahun 2015 juga diakibatkan karena sebagian besar hari-hari libur berbarengan dengan akhir minggu, serta hari libur anak-anak berbarengan dengan bulan puasa.

Laba Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp9.113 juta, atau mengalami penurunan dibandingkan Laba Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp17,840 juta. Penurunan atas laba usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibanding untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 utamanya karena penurunan penghasilan usaha (2014: +/- Rp 367miliar; 2013: +/- Rp 380miliar), dan Beban Usaha juga mengalami peningkatan (2014 = +/- Rp 208miliar; 2013 = +/- Rp 205miliar).

Laba Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 17.840 juta, atau mengalami penurunan dibandingkan Laba Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 147.916 juta. Penurunan ini sejalan dengan penurunan penghasilan usaha sebesar 30,1% dari tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 hingga tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, akibat divestasi atas anak perusahaan di bidang properti. Adapun kontribusi laba usaha dari anak perusahaan yang bergerak di bidang properti tersebut untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar +/- Rp 113miliar.

Penghasilan (Beban) Lain-Lain

Penghasilan (beban) lain-lain terdiri dari penghasilan (beban) bunga bersih, laba (rugi) selisih kurs-bersih, beban pajak penghasilan final, denda pajak, laba (rugi) atas divestasi saham entitas Anak, bagian laba (rugi) bersih entitas anak, laba penjualan saham, laba (rugi) penjualan/penghapusan aset tetap dan lain-lain.

Beban lain-lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp247.347 juta, atau mengalami peningkatan dibandingkan Penghasilan lain-lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp991.981 juta. Kenaikan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibanding dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, lebih disebabkan karena pada tahun 2014, terdapat transaksi divestasi saham Entitas Anak, yaitu BJA, yang membukukan keuntungan sebesar Rp 864.299 juta, sehingga dapat membukukan penghasilan lain-lain yang sangat signifikan.

Penghasilan lain-lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 991.981 juta, atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dimana Perseroan mencatat saldo beban lain-lain sebesar Rp 833.599 juta. Adapun Perseroan mencatat adanya Penghasilan lain-lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dari transaksi divestasi Anak Perusahaan yaitu BJA, sehingga pada tahun 2014 Perseroan mengakui laba sebesar Rp864.299 juta. Sedangkan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, atas transaksi divestasi Anak Perusahaan yaitu BJA, Perseroan mengakui kerugian sebesar Rp 773.482 juta. Terjadinya penjualan secara parsial di tahun yang berbeda atas kepemilikan saham Perseroan di BJA, menimbulkan accounting treatment yang berbeda, sehingga Perseroan membukukan kerugian pada tahun 2013, dan keuntungan pada tahun 2014.

24

Beban lain-lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 833.599 juta, atau mengalami kenaikan dibandingkan beban lain-lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 178.786 juta. Penyebab utama kenaikan beban lain-lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah akibat transaksi divestasi BJA, dimana Perseroan membukukan kerugian sebesar +/- Rp 773.482 juta pada tahun 2013.

Laba (Rugi) Bersih

Rugi bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp254.787 juta, atau mengalami penurunan dibandingkan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dimana Perseroan mencatatkan Laba bersih sebesar Rp 998.435 juta. Penurunan ini sebagian besar akibat transaksi divestasi BJA yang mencatatkan Laba atas divestasi saham Entitas Anak sebesar Rp 864.299 juta.

Laba bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 998.435 juta, atau mengalami peningkatan sebesar 221% dibandingkan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dimana Perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 825.218 juta. Kenaikan ini disebabkan adanya transaksi dari divestasi BJA secara parsial pada tahun yang berbeda. Adapun Perseroan mencatat adanya Penghasilan lain-lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dari transaksi divestasi Anak Perusahaan yaitu BJA, sehingga pada tahun 2014 Perseroan mengakui laba sebesar +/- Rp864,3 miliar. Sedangkan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, atas transaksi divestasi Anak Perusahaan yaitu BJA, Perseroan mengakui kerugian sebesar +/- Rp863,5 miliar. Terjadinya penjualan secara parsial di tahun yang berbeda atas kepemilikan saham Perseroan di BJA, menimbulkan accounting treatment yang berbeda, sehingga Perseroan membukukan kerugian pada tahun 2013, dan keuntungan pada tahun 2014.

Rugi bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 825.218 juta, atau mengalami penurunan dibandingkan rugi bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar negatif Rp 58.800 juta. Penurunan ini mendapatkan kontribusi dari transaksi divestasi BJA pada tahun 2013 sebagaimana penjelasan pada paragraf di atas.

b. Pertumbuhan Aset, Kewajiban dan Ekuitas

Tabel berikut menunjukkan posisi asset, kewajiban dan ekuitas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013:

25

Beban lain-lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 833.599 juta, atau mengalami kenaikan dibandingkan beban lain-lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 178.786 juta. Penyebab utama kenaikan beban lain-lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah akibat transaksi divestasi BJA, dimana Perseroan membukukan kerugian sebesar +/- Rp 773.482 juta pada tahun 2013.

Laba (Rugi) Bersih

Rugi bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp254.787 juta, atau mengalami penurunan dibandingkan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dimana Perseroan mencatatkan Laba bersih sebesar Rp 998.435 juta. Penurunan ini sebagian besar akibat transaksi divestasi BJA yang mencatatkan Laba atas divestasi saham Entitas Anak sebesar Rp 864.299 juta.

Laba bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 998.435 juta, atau mengalami peningkatan sebesar 221% dibandingkan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dimana Perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 825.218 juta. Kenaikan ini disebabkan adanya transaksi dari divestasi BJA secara parsial pada tahun yang berbeda. Adapun Perseroan mencatat adanya Penghasilan lain-lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dari transaksi divestasi Anak Perusahaan yaitu BJA, sehingga pada tahun 2014 Perseroan mengakui laba sebesar +/- Rp864,3 miliar. Sedangkan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, atas transaksi divestasi Anak Perusahaan yaitu BJA, Perseroan mengakui kerugian sebesar +/- Rp863,5 miliar. Terjadinya penjualan secara parsial di tahun yang berbeda atas kepemilikan saham Perseroan di BJA, menimbulkan accounting treatment yang berbeda, sehingga Perseroan membukukan kerugian pada tahun 2013, dan keuntungan pada tahun 2014.

Rugi bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 825.218 juta, atau mengalami penurunan dibandingkan rugi bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar negatif Rp 58.800 juta. Penurunan ini mendapatkan kontribusi dari transaksi divestasi BJA pada tahun 2013 sebagaimana penjelasan pada paragraf di atas.

b. Pertumbuhan Aset, Kewajiban dan Ekuitas

Tabel berikut menunjukkan posisi asset, kewajiban dan ekuitas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013:

LAPORAN POSISI KEUANGAN

31 Desember2015 2014 2013

AsetAset LancarKas 14,667 33,990 17,537 Piutang usaha Pihak ketiga 35,048 78,450 74,202 Pihak berelasi 250 Piutang lain-lain Pihak ketiga 1,229,559 1,234,211 79,534 Pihak berelasiPersediaan 205,546 224,333 220,292 Pajak dibayar dimuka 42,053 18,040 Uang muka dan biaya dibayar dimuka 8,774 17,578 9,123

Jumlah Aset Lancar 1,493,593 1,630,615 418,978

Aset Tidak LancarPiutang lain-lain pihak ketiga 118,528 118,528 0 Dana dalam pembatasan 16,996 20,842 23,128 Piutang pihak berelasi 125,191 128,702 118,113 Tanah belum dikembangkan 283,969 292,865 286,038 Aset tetap - bersih 2,240,862 2,302,730 852,879 Penyertaan saham 37,826 39,102 647,351 Properti investasi - bersih 0 767 820 Aset tak berw ujud 552 989 0 Aset pajak tangguhan 0 0 0 Aset lain-lain 195 1,940 6,803 Jumlah Aset Tidak Lancar 2,824,120 2,906,466 1,935,133

Jumlah Aset 4,317,713 4,537,080 2,354,111

Liabilitas dan EkuitasLiabilitas Jangka PendekUtang bank jangka pendek 206,579 187,270 183,655 Utang usaha Pihak ketiga 89,625 162,109 46,865 Pihak berelasi 5,831 Utang lain-lain Pihak ketiga 365,043 432,147 68,420 Pihak berelasi 13,752 Uang muka penjualan dan pendapatan ditangguhkan 178,155 232,031 159,363 Biaya masih harus dibayar 422,603 301,334 88,621 Utang pajak 72,133 81,458 23,530 Cadangan untuk penggantian peralatan operasionalLiabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang bank 72,912 101,164 77,899 Utang pembelian aset tetap 516 763 866 Lain-lainJumlah Liabilitas Jangka Pendek 1,427,150 1,498,274 649,220

Liabilitas Jangka PanjangUtang lain-lain pihak ketiga 72,833 Uang muka penjualan dan pendapatan ditangguhkan 2,362 3,102 17,953 Utang pihak berelasi 265,117 248,499 258,894 Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo satu tahun Utang bank 583,017 557,888 226,660 Utang pembelian aset tetap 278 1,165 1,184 Liabilitas imbalan kerja karyaw an 9,592 25,069 22,632 Liabilitas pajak tangguhan 25,231 25,231 0 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 958,431 860,954 527,324 Jumlah Liabilitas 2,385,581 2,359,228 1,176,544

EkuitasModal ditempatkan dan disetor penuh 1,928,191 1,928,191 1,644,541 Tambahan modal disetor (447,307) (447,301) (447,301)Komponen ekuitas lainnya 2,741 (6,332) (8,182)Saldo laba (defisit) 448,517 703,294 (11,491)Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk 1,932,142 2,177,852 1,177,567 Kepentingan non-pengendali (10) 0 0 Total Ekuitas 1,932,132 2,177,852 1,177,567 Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 4,317,713 4,537,080 2,354,111

(dalam jutaan Rupiah)

26

Aset

Jumlah aset Perseroan adalah sebesar Rp 4.317.713 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2015 atau mengalami penurunan sebesar 5% dari sebesar Rp 4.537.080 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 yang disebabkan karena depresiasi juga penurunan piutang, sebagaimana dijelaskan pada penjelasan atas akun piutang usaha di bawah.

Jumlah aset Perseroan adalah sebesar Rp 4.537.080 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 atau mengalami peningkatan sebesar 92,7% dari sebesar Rp 2.354.111 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 yang disebabkan karena peningkatan jumlah piutang kepada pihak ketiga dan penambahan asset tetap atas konsolidasinya anak perusahaan. Kenaikan aset Perseroan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 adalah karena perusahaan mengakuisisi JLA. Kontribusi aset JLA pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar +/- Rp1.200 miliar dan kontribusi lain atas laba berjalan sebesar +/- Rp998 miliar.

Jumlah aset Perseroan adalah sebesar Rp 2.354.111 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 atau menurun 72,8% dari Rp 8.641.475 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2012 yang disebabkan karena penurunan persediaan dan tanah dalam pengembangan sehubungan dengan divestasinya semua anak perusahaan di tahun 2013. Penurunan jumlah asset Perseroan pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 dikarenakan perusahaan melakukan divestasi atas anak perusahaan yang bergerak di bidang properti, dimana kontribusi nilai aset anak perusahaan sebelum divestasi adalah sebesar Rp7.031miliar.

Liabilitas

Jumlah Kewajiban Perseroan adalah sebesar Rp 2.385.581 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2015 atau mengalami peningkatan tidak signifikan sebesar 1% dari sebesar Rp 2.359.228 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 yang disebabkan karena operasional Perseroan, tambahan Utang dalam rangka pengembangan usaha dan pelunasan Utang yang telah jatuh tempo.

Jumlah Kewajiban Perseroan adalah sebesar Rp 2.359.228 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 atau mengalami peningkatan sebesar 100% dari sebesar Rp 1.176.544 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 yang disebabkan karena tambahan Utang dalam rangka pengembangan usaha dan pelunasan Utang yang telah jatuh tempo.

Jumlah Kewajiban Perseroan adalah sebesar Rp 1.176.544 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 atau mengalami menurun sebesar 73% dari sebesar Rp 4.391.617 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2012.Penurunan jumlah Kewajiban Perseroan ini sebagian besar karena penurunan atas utang pihak berelasi akibat dari pengalihan piutang ELTY sebesar +/- Rp 1.900 miliar di tahun 2013 dan tidak dikonsolidasi anak perusahaan sejak 2013. Kontribusi kewajiban anak perusahaan adalah +/- Rp 2 trilyun.

Ekuitas

Jumlah Ekuitas Perseroan adalah sebesar Rp 1.932.142 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2015 atau mengalami penurunan sebesar 11% dari sebesar Rp 2.177.852 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 yang disebabkan karena rugi Perseroan yang pada akhirnya mengurangi saldo laba.

Jumlah Ekuitas Perseroan adalah sebesar Rp 2.177.852 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 atau mengalami peningkatan sebesar 85% dari sebesar Rp 1.177.567 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 yang disebabkan karena saldo laba yang kemudian telah dikapitalisasikan menjadi setoran modal.

Jumlah Ekuitas Perseroan adalah sebesar Rp 1.177.567 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 atau mengalami menurun sebesar 72% dari sebesar Rp 4.249.858 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2012. Penurunan ekuitas di tahun 2013 dibanding dengan tahun 2012 akibat didivestasinya anak perusahaan di tahun 2013, kontribusi rugi berjalan di tahun 2013 sebesar +/- Rp825 miliar dan efek divestasi penurunan kepentingan non pengendali +/- Rp 1,7 trilyun kerugian divestasi +/- Rp447miliar.

Kas dan bank

Penurunan kas dan bank pada tahun 2015 dibanding tahun 2014, dikarenakan adanya penurunan bersih dari kas dan bank sebesar Rp19 miliar, kontribusi dari arus kas aktivitas operasi sebesar Rp (59 miliar) dan kontribusi dari arus kas aktivitas investasi dan pendanaan sebesar Rp39 miliar. Kenaikan kas dan bank pada tahun 2014 dibanding tahun 2013, dikarenakan kontribusi arus kas dari aktivitas operasi sebesar Rp92 miliar dan kontribusi dari aktivitas investasi/pendanaan sebesar Rp (76 miliar).

Penurunan signifikan kas dan bank pada tahun 2013 dibanding tahun 2012, dikarenakan Perseroan mendivestasikan seluruh anak perusahaan pada tahun 2013, kontribusi atas posisi kas dari anak yang didivestasikan tersebut adalah +/-Rp45 miliar.

27

Aset

Jumlah aset Perseroan adalah sebesar Rp 4.317.713 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2015 atau mengalami penurunan sebesar 5% dari sebesar Rp 4.537.080 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 yang disebabkan karena depresiasi juga penurunan piutang, sebagaimana dijelaskan pada penjelasan atas akun piutang usaha di bawah.

Jumlah aset Perseroan adalah sebesar Rp 4.537.080 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 atau mengalami peningkatan sebesar 92,7% dari sebesar Rp 2.354.111 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 yang disebabkan karena peningkatan jumlah piutang kepada pihak ketiga dan penambahan asset tetap atas konsolidasinya anak perusahaan. Kenaikan aset Perseroan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 adalah karena perusahaan mengakuisisi JLA. Kontribusi aset JLA pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar +/- Rp1.200 miliar dan kontribusi lain atas laba berjalan sebesar +/- Rp998 miliar.

Jumlah aset Perseroan adalah sebesar Rp 2.354.111 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 atau menurun 72,8% dari Rp 8.641.475 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2012 yang disebabkan karena penurunan persediaan dan tanah dalam pengembangan sehubungan dengan divestasinya semua anak perusahaan di tahun 2013. Penurunan jumlah asset Perseroan pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 dikarenakan perusahaan melakukan divestasi atas anak perusahaan yang bergerak di bidang properti, dimana kontribusi nilai aset anak perusahaan sebelum divestasi adalah sebesar Rp7.031miliar.

Liabilitas

Jumlah Kewajiban Perseroan adalah sebesar Rp 2.385.581 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2015 atau mengalami peningkatan tidak signifikan sebesar 1% dari sebesar Rp 2.359.228 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 yang disebabkan karena operasional Perseroan, tambahan Utang dalam rangka pengembangan usaha dan pelunasan Utang yang telah jatuh tempo.

Jumlah Kewajiban Perseroan adalah sebesar Rp 2.359.228 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 atau mengalami peningkatan sebesar 100% dari sebesar Rp 1.176.544 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 yang disebabkan karena tambahan Utang dalam rangka pengembangan usaha dan pelunasan Utang yang telah jatuh tempo.

Jumlah Kewajiban Perseroan adalah sebesar Rp 1.176.544 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 atau mengalami menurun sebesar 73% dari sebesar Rp 4.391.617 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2012.Penurunan jumlah Kewajiban Perseroan ini sebagian besar karena penurunan atas utang pihak berelasi akibat dari pengalihan piutang ELTY sebesar +/- Rp 1.900 miliar di tahun 2013 dan tidak dikonsolidasi anak perusahaan sejak 2013. Kontribusi kewajiban anak perusahaan adalah +/- Rp 2 trilyun.

Ekuitas

Jumlah Ekuitas Perseroan adalah sebesar Rp 1.932.142 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2015 atau mengalami penurunan sebesar 11% dari sebesar Rp 2.177.852 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 yang disebabkan karena rugi Perseroan yang pada akhirnya mengurangi saldo laba.

Jumlah Ekuitas Perseroan adalah sebesar Rp 2.177.852 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 atau mengalami peningkatan sebesar 85% dari sebesar Rp 1.177.567 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 yang disebabkan karena saldo laba yang kemudian telah dikapitalisasikan menjadi setoran modal.

Jumlah Ekuitas Perseroan adalah sebesar Rp 1.177.567 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 atau mengalami menurun sebesar 72% dari sebesar Rp 4.249.858 juta pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2012. Penurunan ekuitas di tahun 2013 dibanding dengan tahun 2012 akibat didivestasinya anak perusahaan di tahun 2013, kontribusi rugi berjalan di tahun 2013 sebesar +/- Rp825 miliar dan efek divestasi penurunan kepentingan non pengendali +/- Rp 1,7 trilyun kerugian divestasi +/- Rp447miliar.

Kas dan bank

Penurunan kas dan bank pada tahun 2015 dibanding tahun 2014, dikarenakan adanya penurunan bersih dari kas dan bank sebesar Rp19 miliar, kontribusi dari arus kas aktivitas operasi sebesar Rp (59 miliar) dan kontribusi dari arus kas aktivitas investasi dan pendanaan sebesar Rp39 miliar. Kenaikan kas dan bank pada tahun 2014 dibanding tahun 2013, dikarenakan kontribusi arus kas dari aktivitas operasi sebesar Rp92 miliar dan kontribusi dari aktivitas investasi/pendanaan sebesar Rp (76 miliar).

Penurunan signifikan kas dan bank pada tahun 2013 dibanding tahun 2012, dikarenakan Perseroan mendivestasikan seluruh anak perusahaan pada tahun 2013, kontribusi atas posisi kas dari anak yang didivestasikan tersebut adalah +/-Rp45 miliar.

Piutang usaha

Penurunan piutang usaha pada tahun 2015 dibanding tahun 2014, disebabkan penyelesaian rumah kepada konsumen, juga akibat realisasi atas piutang sponsorship tahun 2014 kepada anak perusahaan sebesar +/- Rp18miliar.

Tidak ada perubahan signifikan pada tahun 2014 dibanding tahun 2013.

Seperti halnya penurunan signifikan pada kas dan bank di tahun 2013, penurunan piutang usaha adalah dikarenakan Perseroan mendivestasikan seluruh anak perusahaan di tahun 2013, dengan kontribusi piutang usaha dari anak perusahaan di tahun 2012 adalah Rp206 miliar, serta penurunan piutang usaha di Perseroan atas cluster bayu nirwana sebesar Rp35miliar.

Piutang lain lain

Tidak ada perubahan signifikan pada tahun 2015 dibanding tahun 2014.

Perubahan signifikan terjadi pada tahun 2014 dibanding dengan tahun 2013, adalah kenaikan dari sebesar Rp79 miliar menjadi Rp1,4 trilyun, yang disebabkan karena penambahan piutang SC dan GTA sebesar Rp 1,2 trilyun, sehubungan dengan transaksi divestasi BJA.

Tidak ada perubahan signifikan pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012.

Persediaan

Tidak ada perubahan signifikan pada tahun 2015 dibanding tahun 2014, maupun pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013.

Penurunan signifikan persediaan di tahun 2013 dibanding tahun 2012, dari Rp862 miliar menjadi Rp220 miliar, dikarenakan Perseroan mendivestasikan seluruh anak perusahaan di tahun 2013, dengan kontribusi persediaan dari anak perusahaan di tahun 2012 adalah Rp611 miliar.

Uang muka dan biaya dibayar dimuka

Tidak ada perubahan signifikan pada tahun 2015 dibanding tahun 2014, maupun pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013.

Terjadi penurunan signifikan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012, dari Rp239 miliar menjadi Rp9 miliar, akibat Perseroan mendivestasikan seluruh anak perusahaan di tahun 2013, dengan kontribusi akun ini dari anak perusahaan di tahun 2012 adalah Rp231 miliar.

Tanah yang belum dikembangkan

Tidak ada perubahan signifikan pada tahun 2015 dibanding tahun 2014, maupun pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013.

Terjadi penurunan signifikan pada tahun 2013 dibanding tahun 2012, dari Rp4.357 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp286 miliar pada tahun 2013, yang terjadi akibat Perseroan mendivestasikan seluruh anak perusahaan di tahun 2013, dengan kontribusi sebesar +/- Rp4 trilyun yaitu BJA dan BSS.

Aset Tetap

Penurunan di tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 adalah karena depresiasi aset.

Sedangkan kenaikan signifikan di tahun 2014 sebesar 170% dibandingkan tahun 2013, karena Perseroan mengakuisisi 100% saham JLA di Oktober 2014, sehingga nilai aset tetap konsolidasi Perseroan meningkat menjadi Rp2,3 trilyun di tahun 2014 dari 852 miliar di tahun 2013, dimana kontribusi dari aset tetap JLA adalah sebesar Rp 1,1 trilyun.

Penurunan signifikan pada tahun 2013 dibanding tahun 2012, utamanya karena Perseroan mendivestasikan seluruh anak perusahaan di tahun 2013. Penyertaan saham Tidak ada perubahan signifikan pada tahun 2015 dibanding tahun 2014.

Pada tahun 2013 penyertaan saham Perseroan hanya pada PT BJA sebesar 35% atau Rp647 miliar, yang kemudian didivestasikan seluruhnya pada Oktober 2014 sehingga penyertaan saham BJA menjadi Nihil, sementara pada tahun 2014, Perseroan mengakuisisi 51% PT Lembu Nusantara Jaya (LNJ) sebesar Rp 39 miliar, sehingga terjadi penurunan penyertaan saham.

Properti Investasi

Tren penurunan properti investasi karena amortisasi yang dilakukan setiap tahunnya. Pada tahun 2015, Perseroan sudah tidak memiliki properti investasi.

28

Utang Usaha

Secara umum, tren kenaikan atau penurunan utang usaha adalah akibat dari proses akuisisi dan divestasi oleh Perseroan.

Penurunan pada tahun 2015 dibandingkan dengan 2014, karena disebabkan adanya penyelesaian terhadap hutang kepada PT Adhikarya, sebesar Rp75 miliar di tahun tersebut.

Kenaikan pada tahun 2014 dibandingkan 2013 adalah karena Perseroan melakukan akuisi 100% saham JLA.

Sementara penurunan utang usaha di tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 adalah akibat dari Perseroan melakukan divestasi terhadap seluruh anak perusahaannya di tahun 2013.

Utang lain-lain

Tidak ada perubahan signifikan pada tahun 2015 dibanding tahun 2014.

Kenaikan signifikan pada tahun 2014 dibanding tahun 2013 dari Rp68 miliar menjadi Rp432 miliar, dikarenakan Perseroan melakukan akuisi 100% saham JLA di Oktober 2014, dimana kontribusi JLA adalah sebesar +/- 68% dengan utamanya dari utang JLA kepada BJA sebesar Rp 143 miliar.

Penurunan pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 adalah karena Perseroan melakukan divestasi terhadap seluruh anak perusahaannya di tahun 2013.

Uang Muka Penjualan dan pendapatan ditangguhkan

Kenaikan atau penurunan uang muka penjualan dan pendapatan ditangguhkan tergantung pada pengakuan penjualan. Akan cenderung turun pada saat pengakuan pendapatan atas penjualan rumah diakui di laba rugi, sedangkan akan meningkat pada saat ada penjualan baru dari proyek properti baru yang dikembangkan Perseroan.

Biaya yang masih harus dibayar

Kenaikan pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 merupakan kenaikan yang sebagian besar bersumber dari kenaikan atas beban bunga dari hutang kepada RBI dan BJA dengan total sebesar Rp22 miliar, denda pajak sebesar Rp21 miliar dan hutang kontraktor sebesar Rp37 miliar.

Kenaikan pada tahun 2014 dibanding tahun 2013 adalah sebagian besar dikarenakan dari bunga atas hutang terhadap RBI dan BJA, yaitu masing-masing sebesar Rp152 miliar dan Rp40 miliar.

Kenaikan pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 adalah karena Perseroan melakukan divestasi terhadap seluruh anak perusahaannya di tahun 2013.

Utang bank jangka panjang

Tidak ada perubahan signifikan pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014, perubahan yang ada adalah bersifat operasional.

Kenaikan di tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 adalah akibat Perseroan melakukan akuisi 100% saham JLA, yang mengakibatkan kenaikan sebesar Rp355 miliar atau 116%, kontribusi utang bank jangka panjang dari BRI di JLA adalah sebesar +/- Rp 393 miliar yang dikurangi dengan adanya pembayaran pokok sepanjang tahun 2014.

Penurunan utang bank jangka panjang di tahun 2013 dibanding 2012 akibat dari Perseroan mendivestasikan seluruh anak perusahaannya di tahun 2013.

Tambahan Modal Disetor

Akun tambahan modal disetor sebesar +/- Rp 447 miliar ini timbul akibat dari selisih nilai transaksi entitas sepengendali yang terjadi sehubungan dengan penjualan kepemilikan saham perseroan atas anak perusahaan kepada pihak berelasi pada tahun 2013, sehubungan dengan Perseroan mendivestasikan seluruh anak perusahaannya pada tahun tersebut.

Saldo laba

Kenaikan atau penurunan atas saldo laba ini adalah dipengaruhi oleh laba/rugi Perseroan pada tahun berjalan.

29

Utang Usaha

Secara umum, tren kenaikan atau penurunan utang usaha adalah akibat dari proses akuisisi dan divestasi oleh Perseroan.

Penurunan pada tahun 2015 dibandingkan dengan 2014, karena disebabkan adanya penyelesaian terhadap hutang kepada PT Adhikarya, sebesar Rp75 miliar di tahun tersebut.

Kenaikan pada tahun 2014 dibandingkan 2013 adalah karena Perseroan melakukan akuisi 100% saham JLA.

Sementara penurunan utang usaha di tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 adalah akibat dari Perseroan melakukan divestasi terhadap seluruh anak perusahaannya di tahun 2013.

Utang lain-lain

Tidak ada perubahan signifikan pada tahun 2015 dibanding tahun 2014.

Kenaikan signifikan pada tahun 2014 dibanding tahun 2013 dari Rp68 miliar menjadi Rp432 miliar, dikarenakan Perseroan melakukan akuisi 100% saham JLA di Oktober 2014, dimana kontribusi JLA adalah sebesar +/- 68% dengan utamanya dari utang JLA kepada BJA sebesar Rp 143 miliar.

Penurunan pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 adalah karena Perseroan melakukan divestasi terhadap seluruh anak perusahaannya di tahun 2013.

Uang Muka Penjualan dan pendapatan ditangguhkan

Kenaikan atau penurunan uang muka penjualan dan pendapatan ditangguhkan tergantung pada pengakuan penjualan. Akan cenderung turun pada saat pengakuan pendapatan atas penjualan rumah diakui di laba rugi, sedangkan akan meningkat pada saat ada penjualan baru dari proyek properti baru yang dikembangkan Perseroan.

Biaya yang masih harus dibayar

Kenaikan pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 merupakan kenaikan yang sebagian besar bersumber dari kenaikan atas beban bunga dari hutang kepada RBI dan BJA dengan total sebesar Rp22 miliar, denda pajak sebesar Rp21 miliar dan hutang kontraktor sebesar Rp37 miliar.

Kenaikan pada tahun 2014 dibanding tahun 2013 adalah sebagian besar dikarenakan dari bunga atas hutang terhadap RBI dan BJA, yaitu masing-masing sebesar Rp152 miliar dan Rp40 miliar.

Kenaikan pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 adalah karena Perseroan melakukan divestasi terhadap seluruh anak perusahaannya di tahun 2013.

Utang bank jangka panjang

Tidak ada perubahan signifikan pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014, perubahan yang ada adalah bersifat operasional.

Kenaikan di tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 adalah akibat Perseroan melakukan akuisi 100% saham JLA, yang mengakibatkan kenaikan sebesar Rp355 miliar atau 116%, kontribusi utang bank jangka panjang dari BRI di JLA adalah sebesar +/- Rp 393 miliar yang dikurangi dengan adanya pembayaran pokok sepanjang tahun 2014.

Penurunan utang bank jangka panjang di tahun 2013 dibanding 2012 akibat dari Perseroan mendivestasikan seluruh anak perusahaannya di tahun 2013.

Tambahan Modal Disetor

Akun tambahan modal disetor sebesar +/- Rp 447 miliar ini timbul akibat dari selisih nilai transaksi entitas sepengendali yang terjadi sehubungan dengan penjualan kepemilikan saham perseroan atas anak perusahaan kepada pihak berelasi pada tahun 2013, sehubungan dengan Perseroan mendivestasikan seluruh anak perusahaannya pada tahun tersebut.

Saldo laba

Kenaikan atau penurunan atas saldo laba ini adalah dipengaruhi oleh laba/rugi Perseroan pada tahun berjalan.

c. Rasio Keuangan

Rasio-rasio keuangan historis Perseroan adalah sebagai berikut:

Imbal Hasil Aset (Return on Assets)

Imbal hasil aset adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih dari aset yang dimiliki, yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba (rugi) bersih dengan jumlah aset. Imbal hasil aset Perseroan pada tahun yang berakhir 2015, 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar -5,9%; 22,0% dan -35,1%.

Imbal Hasil Ekuitas (Return on Equity)

Imbal hasil ekuitas adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih dari ekuitas yang ditanamkan, yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas. Imbal hasil ekuitas Perseroan pada tahun 2015, 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar -13,2%; 45,8% dan -70,1%.

Rasio Lancar

Rasio lancar digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas Perseroan, yang mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Current Ratio (Rasio Lancar) dihitung dengan membandingkan aset lancar terhadap kewajiban lancarnya pada waktu tertentu dan dapat diinterpretasikan sebagai kemampuan Perseroan untuk memenuhi semua kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Rasio lancar Perseroan pada tahun-tahun yang berakhir pada 2015, 2014, dan 2013 adalah masing-masing sebesar 1,0x; 1,1x dan 0,6x.

Rasio Solvabilitas

Solvabilitas merupakan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya dan tercermin dari perbandingan antara jumlah kewajiban dengan modal sendiri dan juga perbandingan antara jumlah aset dengan jumlah kewajiban.

Perbandingan antara jumlah aset terhadap jumlah kewajiban Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tahun 2015, 2014, dan 2013 adalah masing-masing sebesar 1,8x; 1,9x, dan 2,0x.

Sedangkan Debt to Equity ratio atau perbandingan antara interest bearing debt terhadap jumlah ekuitas Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tahun 2015, 2014, dan 2013 adalah cenderung sama yaitu sebesar 0,4x.

Likuiditas dan Sumber Permodalan

Sumber primer likuiditas secara historis Perseroan adalah kas yang dihasilkan dari operasional, divestasi asset, penerbitan saham dan fasilitas kredit bank atau institusi keuangan lainnya dan pihak ketiga. Perseroan memperkirakan bahwa kas yang dihasilkan dari kegiatan operasionalnya, bersama dengan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum akan mencukupi kebutuhan permodalan Perseroan.

Arus Kas

Tabel berikut ini merupakan ikhtisar arus kas Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013:

31 Desember2015 2014 2013

Rasio ProfitabilitasLaba (Rugi) Kotor / Penghasilan (%) 46.7% 59.2% 58.6%Laba (Rugi) Usaha / Penghasilan (%) -2.0% 2.5% 4.7%Laba (Rugi) Bersih / Penghasilan (%) -69.5% 271.7% -216.7%Laba (Rugi) Bersih / Ekuitas (%) -13.2% 45.8% -70.1%Laba (Rugi) Bersih / Aset (%) -5.9% 22.0% -35.1%

Rasio SolvabilitasAset Lancar /Kew ajiban Lancar (x) 1.0 1.1 0.6Acid test ratio (x) 0.9 0.9 0.3Inventory turnover (x) 0.9 0.7 0.7Asset turnover (x) 0.1 0.1 0.2

Rasio LeverageTotal Aset / Total Kew ajiban (x) 1.8 1.9 2.0Debt to Equity (x) 0.4 0.4 0.4Debt to Asset (x) 0.2 0.2 0.2Interest Coverage (x) 0.5 0.4 0.8Total Hutang (interest bearing debt) / EBITDA (x) 12.6 15.1 9.3

RASIO-RASIO PENTING

30

Arus Kas bersih dari aktivitas operasi

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah masing-masing berturut-turut sebesar Rp (59.166) juta, 92.729 juta dan Rp416.098 juta.

Arus Kas bersih dari aktivitas investasi

Arus Kas bersih Perseroan yang diperoleh (digunakan) untuk aktivitas investasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah masing-masing berturut-turut sebesar Rp(20.044) juta, Rp(60.545) juta dan Rp139.508 juta.

Arus Kas bersih dari aktivitas pendanaan

Arus Kas bersih Perusahaan yang diperoleh (digunakan) untuk aktivitas pendanaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah masing-masing berturut-turut sebesar Rp59.875 juta, Rp(20.145) juta dan Rp(559.308) juta.

PEMBAHASAN MENGENAI AKUISISI DAN DIVESTASI

Pembahasan lengkap mengenai akuisisi dan divestasi telah diuraikan sebelumnya pada Bab III. Keterangan mengenai transaksi jual beli anak perusahaan. Transaksi divestasi BJA dan akuisisi JLA bertujuan untuk memberikan fokus lebih kepada usaha taman hiburan dan rekreasi yang dipandang Perseroan memiliki prospek yang menguntungkan karena didukung oleh pertumbuhan penduduk dan daya beli masyarakat, serta kebutuhan masyarakat akan sarana hiburan dan rekreasi yang meningkat.

31 Desember2015 2014 2013

Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan kas dari pelanggan 321,675 427,965 456,873 Pembayaran kas kepada pemasok (154,427) (160,807) (112,081)Pembayaran kas untuk karyaw an (77,023) (65,224) (71,475)Penerimaan (pembayaran) kas untuk lain2 (36,051) 12,697 293,181 Arus kas diperoleh dari operasi 54,173 214,631 566,498 Penerimaan bunga 424 4,805 3,500 Pembayaran beban keuangan (86,777) (58,250) (66,237)Pembayaran pajak penghasilan (26,987) (68,457) (87,662)Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (59,166) 92,729 416,098

Arus kas dari aktivitas investasiPenurunan (peningkatan) penyertaan saham 0 (50,497) 288,375 Penurunan dana dalam pembatasan 4,394 14,585 11,336 Peningkatan dana dalam pembatasan (549) (11,304) (18,729)Penurunan (peningkatan) dana dalam pembatasanPembelian aset tetap (23,889) (39,568) (186,873)Perolehan atas penjualan aset tetap 0 30,647 105 Peningkatan aset lain-lain 0 Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (20,044) (56,137) 94,215

Arus kas dari aktivitas pendanaanPembayaran utang pembelian aset tetap (1,134) (793) (74)Penurunan piutang pihak berelasi 70,846 78,708 7,000 Peningkatan piutang pihak berelasi (26,195) (33,446) (285,383)Penurunan (Peningkatan) piutang pihak berelasiPeningkatan utang pihak berelasi 21,588 4,442 2,000 Penurunan utang pihak berelasi (2,108) (150,358) (71,414)Peningkatan (penurunan) utang pihak berelasiPenerimaan utang bank jangka panjang 15,000 406,480 148,595 Pembayaran utang bank jangka panjang (18,123) (325,179) (360,032)Peningkatan setoran modal sahamKas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan 59,875 (20,145) (559,308)

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas (19,335) 16,446 (48,995)Dampak bersih perubahan nilai tukar atas kas dan bank 13 7 123 Kas dan bank aw al tahun 33,990 17,537 66,408 Kas dan bank dari Akuisisi/Divestasi Entitas AnakKas dan bank akhir tahun 14,667 33,990 17,537

(dalam jutaan Rupiah)

31

Arus Kas bersih dari aktivitas operasi

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah masing-masing berturut-turut sebesar Rp (59.166) juta, 92.729 juta dan Rp416.098 juta.

Arus Kas bersih dari aktivitas investasi

Arus Kas bersih Perseroan yang diperoleh (digunakan) untuk aktivitas investasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah masing-masing berturut-turut sebesar Rp(20.044) juta, Rp(60.545) juta dan Rp139.508 juta.

Arus Kas bersih dari aktivitas pendanaan

Arus Kas bersih Perusahaan yang diperoleh (digunakan) untuk aktivitas pendanaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah masing-masing berturut-turut sebesar Rp59.875 juta, Rp(20.145) juta dan Rp(559.308) juta.

PEMBAHASAN MENGENAI AKUISISI DAN DIVESTASI

Pembahasan lengkap mengenai akuisisi dan divestasi telah diuraikan sebelumnya pada Bab III. Keterangan mengenai transaksi jual beli anak perusahaan. Transaksi divestasi BJA dan akuisisi JLA bertujuan untuk memberikan fokus lebih kepada usaha taman hiburan dan rekreasi yang dipandang Perseroan memiliki prospek yang menguntungkan karena didukung oleh pertumbuhan penduduk dan daya beli masyarakat, serta kebutuhan masyarakat akan sarana hiburan dan rekreasi yang meningkat.

31 Desember2015 2014 2013

Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan kas dari pelanggan 321,675 427,965 456,873 Pembayaran kas kepada pemasok (154,427) (160,807) (112,081)Pembayaran kas untuk karyaw an (77,023) (65,224) (71,475)Penerimaan (pembayaran) kas untuk lain2 (36,051) 12,697 293,181 Arus kas diperoleh dari operasi 54,173 214,631 566,498 Penerimaan bunga 424 4,805 3,500 Pembayaran beban keuangan (86,777) (58,250) (66,237)Pembayaran pajak penghasilan (26,987) (68,457) (87,662)Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (59,166) 92,729 416,098

Arus kas dari aktivitas investasiPenurunan (peningkatan) penyertaan saham 0 (50,497) 288,375 Penurunan dana dalam pembatasan 4,394 14,585 11,336 Peningkatan dana dalam pembatasan (549) (11,304) (18,729)Penurunan (peningkatan) dana dalam pembatasanPembelian aset tetap (23,889) (39,568) (186,873)Perolehan atas penjualan aset tetap 0 30,647 105 Peningkatan aset lain-lain 0 Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (20,044) (56,137) 94,215

Arus kas dari aktivitas pendanaanPembayaran utang pembelian aset tetap (1,134) (793) (74)Penurunan piutang pihak berelasi 70,846 78,708 7,000 Peningkatan piutang pihak berelasi (26,195) (33,446) (285,383)Penurunan (Peningkatan) piutang pihak berelasiPeningkatan utang pihak berelasi 21,588 4,442 2,000 Penurunan utang pihak berelasi (2,108) (150,358) (71,414)Peningkatan (penurunan) utang pihak berelasiPenerimaan utang bank jangka panjang 15,000 406,480 148,595 Pembayaran utang bank jangka panjang (18,123) (325,179) (360,032)Peningkatan setoran modal sahamKas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan 59,875 (20,145) (559,308)

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas (19,335) 16,446 (48,995)Dampak bersih perubahan nilai tukar atas kas dan bank 13 7 123 Kas dan bank aw al tahun 33,990 17,537 66,408 Kas dan bank dari Akuisisi/Divestasi Entitas AnakKas dan bank akhir tahun 14,667 33,990 17,537

(dalam jutaan Rupiah) Bab ini akan menjelaskan lebih rinci mengenai dampak keuangan atas dilakukannya akuisisi dan divestasi oleh Perseroan untuk tahun-tahun pembahasan 2015, 2014 dan 2013. Tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 Perseroan tidak melakukan transaksi akuisisi atau divestasi selama tahun 2015, dikarenakan transaksi akuisisi saham BJA dan akuisisi saham JLA telah diselesaikan per 14 Oktober 2014. Tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 Pada tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan melakukan divestasi atas sebesar 15% saham BJA kepada PT Sentul City Tbk. dan sisanya sebesar 20% kepada PT Gili Tirta Anugrah. Pada tanggal yang sama, Perseroan juga melakukan akuisisi atas 100% saham JLA dari BJA dan PT Sentul City Tbk.

Dampak Keuangan

Dampak keuangan dari transaksi yang terjadi selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah:

Terdapat kenaikan laba bersih Perseroan pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp 998 miliar dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 825 miliar. Kenaikan laba bersih sebesar Rp 1.823 miliar di tahun 2014 ini adalah karena pada tahun 2014 seluruh transaksi penjualan saham BJA telah diselesaikan, sehingga Perseroan mencatatkan laba atas divestasi entitas anak.

Terdapat kenaikan jumlah aset Perseroan pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp 4.537 miliar dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp 2.354 miliar. Kenaikan jumlah aset Perseroan disebabkan karena dengan akuisisi 100% saham JLA, Perseroan mengkonsolidasikan JLA. Selain itu, sehubungan dengan transaksi divestasi BJA, aset Perseroan bertambah karena pembayaran yang diterima Perseroan dari PT Sentul City Tbk dan PT Gili Tirta Anugrah.

Terdapat kenaikan total kewajiban Perseroan pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp 2.359 miliar dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp 1.176 miliar. Jumlah kewajiban Perseroan meningkat karena Perseroan mengkonsolidasikan kewajiban-kewajiban di JLA, dan mencatatkan kewajiban sehubungan dengan transaksi dengan PT Sentul City Tbk.

Terdapat kenaikan total ekuitas Perseroan pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp 2.177 miliar dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp 1.177 miliar. Jumlah ekuitas Perseroan meningkat Rp 1.000 miliar karena diselesaikannya transaksi divestasi BJA pada tahun 2014 menyebabkan dicatatkan laba atas divestasi entitas anak, yang meningkatkan laba ditahan yang merupakan komponen ekuitas Perseroan.

Dampak Operasional

Dampak operasional dari transaksi yang terjadi selama tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

Meningkatnya jumlah honorarium tenaga ahli secara signifikan dari sebesar Rp 3,5 miliar di tahun 2013 menjadi sebesar Rp 33,4 miliar di tahun 2014, sehubungan dengan dikonsolidasikannya JLA.

Timbulnya beban keamanan dan kebersihan pada tahun 2014 sebesar Rp 1,7 miliar sehubungan dengan operasional JLA.

Meningkatnya beban perbaikan dan pemeliharaan dari sebesar Rp 1,7 miliarpada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 3,5 miliar di tahun 2014.

Meningkatnya beban iklan dan promosi dari sebesar Rp 13,3 miliar pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 16,4 miliar di tahun 2014.

Tahun 2013 dibandingkan tahun 2012

Pada tanggal 4 April 2013, Perseroan melakukan divestasi tahap I atas saham BJA sebanyak 15% kepada PT Sentul City Tbk.

Dampak Keuangan

Dampak keuangan dari transaksi yang terjadi selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah:

Terdapat kenaikan rugi bersih Perseroan pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 825 miliar dibandingkan dengan rugi bersih tahun 2012 sebesar Rp 58 miliar. Rugi bersih yang dibukukan Perseroan adalah karena transaksi divestasi 30% saham BJA dengan nilai keseluruhan Rp 1000 miliar baru terealisasi tahap I sebanyak 15% saham BJA dengan pembayaran Rp 300 miliar, sehingga secara perlakuan akuntansi dicatatkan adanya rugi divestasi saham entitas anak sebesar Rp 773 miliar.

32

Terdapat penurunan jumlah aset Perseroan pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 2.354 miliar dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 8.641 miliar. Penurunan ini disebabkan karena transaksi penjualan 15% saham BJA menyebabkan Perseroan tidak lagi mengendalikan dan mengkonsolidasikan aset dan kewajiban BJA dalam laporan keuangannya.

Terdapat penurunan total kewajiban Perseroan pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 1.176 miliar dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 4.391 miliar. Penurunan ini disebabkan karena transaksi penjualan 15% saham BJA menyebabkan Perseroan tidak lagi mengendalikan dan mengkonsolidasikan aset dan kewajiban BJA dalam laporan keuangannya.

Terdapat penurunan total ekuitas Perseroan pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 1.177 miliar dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 4.249 miliar. Penurunan ekuitas disebabkan karena dengan didivestasinya 15% BJA dan menyebabkan hilangnya pengendalian Perseroan atas BJA, sehingga jumlah keseluruhan ekuitas Perseroan tidak bisa memperhitungkan bagian non-pengendali.

Dampak Operasional

Dampak operasional dari transaksi yang terjadi selama tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

Penurunan beban penjualan dari sebesar Rp 44,7 miliar pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp 25 miliar pada tahun 2013.

Penurunan beban gaji, upah dan tunjangan dari sebesar Rp 92,2 miliar pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp 75miliar pada tahun 2013.

Menurunnya komponen-komponen beban usaha lainnya seperti beban listrik, air, telepon dan faksimili yang menurun Rp 1,4 miliar, beban alat tulis dan perlengkapan kantor sebesar Rp 2,6 miliar, beban transportasi dan bahan bakar sebesar Rp 2,9 miliar juta dan beban legalitas dan perijinan sebesar Rp 1,8 miliar.

PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN

Kejadian penting yang terjadi setelah tanggal laporan Auditor Independen adalah sebagaimana terungkap pada CALK No. 36, Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Untuk keperluan pembahasan manajemen, berikut adalah kejadian penting yang terjadi:

1. Terjadinya penyelesaian transaksi Perseroan dengan PT Sentul City Tbk. (SC) dan PT Bukit Jonggol Asri (BJA), beserta isu-isu lain yang terjadi dari transaksi antara para pihak sebelumnya di tahun 2013 dan 2014.

Penyelesaian transaksi tersebut berupa kesepakatan penyelesaian transaksi antara para pihak yang secara sah efektif berlaku pada tanggal 5 Pebruari 2016. (Keterangan selengkapnya mengenai latar belakang kejadian penting setelah tanggal laporan keuangan ini dapat dilihat pada Bab III Keterangan Mengenai Transaksi Jual Beli Anak Perusahaan).

Per tanggal 5 Pebruari 2016, telah dilakukan penyelesaian lebih lanjut terkait hutang piutang Perseroan dengan SC yang merupakan bagian transaksi pada tahun 2013 dan 2014. Khusus atas transaksi penyelesaian Surat Hutang SC dan GTA, Perseroan bersama SC, GTA dan BJA telah melakukan kesepakatan, yang pada pokoknya antara lain berisi:

o Berdasarkan Akta Perjanjian No.2 tertanggal 3 Februari 2016 yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor (“Akta No.2/2016”), Surat Hutang SC kepada Perseroan sebesar Rp 400 miliar, telah dilakukan penyelesaian dengan mekanisme sebagai berikut:

1) melalui perjumpaan dengan hutang Perseroan kepada SC sebesar Rp 200 miliar dan

2) melalui pembayaran oleh BJA kepada Perseroan sebesar Rp 143 miliar dan perjumpaan dengan hutang Perseroan (ex hutang JLA) kepada BJA sebesar Rp 57 miliar.

o Surat Hutang GTA kepada Perseroan sebesar Rp 800 miliar ditegaskan kembali serta jatuh tempo pembayarannya diperpanjang hingga 28 Pebruari 2017. Hal ini dituangkan dalam Akta Perjanjian No.3 tertanggal 3 Februari 2016 yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor (“Akta No.3/2016”).

33

Terdapat penurunan jumlah aset Perseroan pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 2.354 miliar dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 8.641 miliar. Penurunan ini disebabkan karena transaksi penjualan 15% saham BJA menyebabkan Perseroan tidak lagi mengendalikan dan mengkonsolidasikan aset dan kewajiban BJA dalam laporan keuangannya.

Terdapat penurunan total kewajiban Perseroan pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 1.176 miliar dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 4.391 miliar. Penurunan ini disebabkan karena transaksi penjualan 15% saham BJA menyebabkan Perseroan tidak lagi mengendalikan dan mengkonsolidasikan aset dan kewajiban BJA dalam laporan keuangannya.

Terdapat penurunan total ekuitas Perseroan pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 1.177 miliar dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 4.249 miliar. Penurunan ekuitas disebabkan karena dengan didivestasinya 15% BJA dan menyebabkan hilangnya pengendalian Perseroan atas BJA, sehingga jumlah keseluruhan ekuitas Perseroan tidak bisa memperhitungkan bagian non-pengendali.

Dampak Operasional

Dampak operasional dari transaksi yang terjadi selama tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

Penurunan beban penjualan dari sebesar Rp 44,7 miliar pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp 25 miliar pada tahun 2013.

Penurunan beban gaji, upah dan tunjangan dari sebesar Rp 92,2 miliar pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp 75miliar pada tahun 2013.

Menurunnya komponen-komponen beban usaha lainnya seperti beban listrik, air, telepon dan faksimili yang menurun Rp 1,4 miliar, beban alat tulis dan perlengkapan kantor sebesar Rp 2,6 miliar, beban transportasi dan bahan bakar sebesar Rp 2,9 miliar juta dan beban legalitas dan perijinan sebesar Rp 1,8 miliar.

PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN

Kejadian penting yang terjadi setelah tanggal laporan Auditor Independen adalah sebagaimana terungkap pada CALK No. 36, Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Untuk keperluan pembahasan manajemen, berikut adalah kejadian penting yang terjadi:

1. Terjadinya penyelesaian transaksi Perseroan dengan PT Sentul City Tbk. (SC) dan PT Bukit Jonggol Asri (BJA), beserta isu-isu lain yang terjadi dari transaksi antara para pihak sebelumnya di tahun 2013 dan 2014.

Penyelesaian transaksi tersebut berupa kesepakatan penyelesaian transaksi antara para pihak yang secara sah efektif berlaku pada tanggal 5 Pebruari 2016. (Keterangan selengkapnya mengenai latar belakang kejadian penting setelah tanggal laporan keuangan ini dapat dilihat pada Bab III Keterangan Mengenai Transaksi Jual Beli Anak Perusahaan).

Per tanggal 5 Pebruari 2016, telah dilakukan penyelesaian lebih lanjut terkait hutang piutang Perseroan dengan SC yang merupakan bagian transaksi pada tahun 2013 dan 2014. Khusus atas transaksi penyelesaian Surat Hutang SC dan GTA, Perseroan bersama SC, GTA dan BJA telah melakukan kesepakatan, yang pada pokoknya antara lain berisi:

o Berdasarkan Akta Perjanjian No.2 tertanggal 3 Februari 2016 yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor (“Akta No.2/2016”), Surat Hutang SC kepada Perseroan sebesar Rp 400 miliar, telah dilakukan penyelesaian dengan mekanisme sebagai berikut:

1) melalui perjumpaan dengan hutang Perseroan kepada SC sebesar Rp 200 miliar dan

2) melalui pembayaran oleh BJA kepada Perseroan sebesar Rp 143 miliar dan perjumpaan dengan hutang Perseroan (ex hutang JLA) kepada BJA sebesar Rp 57 miliar.

o Surat Hutang GTA kepada Perseroan sebesar Rp 800 miliar ditegaskan kembali serta jatuh tempo pembayarannya diperpanjang hingga 28 Pebruari 2017. Hal ini dituangkan dalam Akta Perjanjian No.3 tertanggal 3 Februari 2016 yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor (“Akta No.3/2016”).

o Sebagai pengganti atas PPJB Kebun Menteng yang mana HGU nya telah berakhir pada 31 Desember 2014, BJA dan Perseroan telah menandatangani Perjanjian pengikatan pengalihan hak atas tanah Kebun Menteng seluas 500 Ha dengan harga Rp917.384.665.100, dimana BJA telah mengikatkan diri untuk menjual tanah Kebun Menteng dan sebagai pembayaran tanah tersebut akan dilakukan pengalihan piutang Perseroan kepada GTA kepada BJA, sebagaimana ternyata dalam Akta No.3/2016 di atas dan offset keseluruhan piutang yang dimiliki oleh Perseroan di BJA sebesar Rp117.384.665.100. Status tanah Kebun Menteng saat ini adalah telah dilakukan proses pengurusan pembaharuan haknya oleh BJA, dan telah mendapatkan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah dari Badan Pertanahan Nasional. Perjanjian ini tertuang dalam Akta Perjanjian (Tanah Kebun Menteng) No.4 tertanggal3 Februari 2016 yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor (“Akta No. 4/2016”).

Perincian Penyelesaian transaksi Perseroan dengan SC – per 5 Pebruari 2016

Keterangan Berdasarkan Perjanjian-PerjanjianPara Pihak per 14 Oktober 2014

Berdasarkan Perjanjian-Perjanjian Para Pihak per 5 Pebruari 2016

Hak PerseroanSurat Utang PT SentulCity (SC)

Rp 400 miliar LUNAS, dengan:• Fasilitas Refinancing BRI (JLA) Rp 143miliar• Perjumpaan dengan Utang Perseroan ke SC Rp 200miliar• Perjumpaan dengan Utang bunga JLA kepada BJA sebesar Rp

57miliarHak atas PPJB tanah 40 Ha di Sumur Batu

PPJB antara Perseroan dan SentulCity

Telah dibatalkan

Surat Utang PT Gili TirtaAnugrah (GTA)

Rp 800 miliar GTA berhutang kepada Perseroan sebesar Rp 800 miliar, jatuh tempo 28 Februari 2017. Perseroan akan menggunakan dana pelunasan utang iniuntuk membayar pembelian tanah 500 hektar di Kebun Menteng.

Hak atas pengalihanTanah 500 Hektar di Kebun Menteng

PPJB antara Perseroan dan BJA • Akan diserahkan sertifikatnya selambat-lambatnya 12 bulan sejak 5 Feb 2016

• Surat Keterangan Pendaftaran Tanah dari BPN sudah diperoleh• Bukti berkas pendaftaran HGB telah diperoleh dari BJA

Surat Utang BJA Rp 117 miliar Lunas, diperhitungkan sebagai uang muka untuk tanah Kebun Menteng

Kewajiban PerseroanUtang kepada Sentul City Rp 200 miliar LUNAS, melalui perjumpaan dengan piutang Perseroan kepada SC

(bagian dari Surat Utang SC Rp 400 miliar).Utang JLA kepada BJA Rp 200 miliar LUNAS, dengan:

• Fasilitas Refinancing BRI (JLA) Rp 143miliar. Selanjutnya digunakanuntuk membayar sebagian utang SC kepada GAP (Rp 200 milyar yang dinovasi/menjadi utang BJA kepada GAP).

• Perjumpaan utang dengan sisa piutang GAP pada BJA sebesarRp57miliar. Sehingga GAP memiliki tagihan kepada JLA.

34

Diagram Transaksi Perseroan (GAP) dengan SC – bagian 1: Transaksi Tahun 2013 dan 2014

Diagram Transaksi Perseroan (GAP) dengan SC – bagian 2: Penyelesaian Transaksi ( 5 Feb 2016)

GAP

BJA

JLA

50%

60%

SC

40%

Transaksi 1. Penjualan 50% BJA oleh GAP ke SC dan GTA

I. 4/4/2013, GAP jual 15% BJA keSC, dibayar tunai Rp 300 milyar

IIA. 14/10/2014, GAP jual 15% BJAke SC, dibayar tunai Rp 300milyar, dan Rp 400 milyardengan surat utang SC

IIB. 14/10/2014, GAP jual 20% BJAke GTA, dibayar Rp 800 milyardengan surat utang GTA dan Rp117 milyar dengan perjumpaansurat utang BJA

GAP

BJA

JLA

50%

60%

SC

40%

Transaksi 2. Penjualan 100% JLA oleh BJA dan SC ke GAP

I. 14/10/2014, BJA jual 60% JLAke GAP, dibayar tunai Rp 300milyar dengan menggunakandana transaksi 1, tahap IIA

IIA. 14/10/2014, SC jual 40% JLA keGAP, dibayar Rp 200 milyardengan surat utang GAP

SC utang GAP Rp400 milyar

GTA utang GAP Rp800 milyar

GAP utang SC Rp200 milyar

Dana pembayaran SC akan digunakan untukpembelian 40ha tanah Sumur Batu (PPJB tanah 40 Sumur Batu, namun akhirnyadibatalkan)

Surat Utang GTA, akan digunakanuntuk pembayaran pembelian tanah500ha Kebun Menteng

A

B

C

SC utangRp400m ke

GAPSC

BJA

GAP

JLA

BRI

Pembelian 15% BJA milik GAP -lihat transaksi 1 tahap IIA, padatabel Transaksi 1 hlm. 16

GAP utangRp200m ke

SC

Pembelian 40% JLA milik SC - lihattransaksi 2 tahap II, pada tabelTransaksi 2 hlm. 16

Perjumpaanutang

Sisa saldoutang SC ke

GAP: Rp200mSC menovasikan sisa saldoutang ke GAP Rp 200m kepada BJA

BJA utangRp200m ke

GAP

Pencairan lanjutan sebesar Rp143m ke JLA (bagian dari Fasilitas Refinancing tanggal 7 November 2014, sebesar +/- Rp 542,23 m

JLA membayar sebagian utangke BJA sejumlah Rp 143m, sehingga sisa utang JLA ke BJA adalah Rp 63,43m

Sisa saldo utangJLA ke BJA: Rp63,43m

Atas pembayaran Rp143m oleh JLA ke BJA, digunakan oleh BJA untukmembayar sebagianutangnya ke GAP

Sisa saldoutang BJA keGAP: Rp57m

GAP utangRp57m ke BJA

JLA menovasikan sebagian sisa saldo utang keBJA, yaitu sejumlah Rp 57m ke GAP

Sisa saldo utangJLA ke BJA: Rp6,43m

Perjumpaanutang

Sisa saldo utang JLA ke BJA Rp 6,43 lunasdengan dikompensasikan atas kewajibanBJA mengurus surat tanah JLA

PIHAK Bagian Dari Transaksi tahun2013 dan 2014

JLA utangRp206,43m

ke BJA

Sisa utang SC setelahperjumpaan utang adalahRp 200m

TRANSAKSI 5 Februari 2016

1b

1a

2

3

4

5

6

7

A

C

35

Diagram Transaksi Perseroan (GAP) dengan SC – bagian 1: Transaksi Tahun 2013 dan 2014

Diagram Transaksi Perseroan (GAP) dengan SC – bagian 2: Penyelesaian Transaksi ( 5 Feb 2016)

GAP

BJA

JLA

50%

60%

SC

40%

Transaksi 1. Penjualan 50% BJA oleh GAP ke SC dan GTA

I. 4/4/2013, GAP jual 15% BJA keSC, dibayar tunai Rp 300 milyar

IIA. 14/10/2014, GAP jual 15% BJAke SC, dibayar tunai Rp 300milyar, dan Rp 400 milyardengan surat utang SC

IIB. 14/10/2014, GAP jual 20% BJAke GTA, dibayar Rp 800 milyardengan surat utang GTA dan Rp117 milyar dengan perjumpaansurat utang BJA

GAP

BJA

JLA

50%

60%

SC

40%

Transaksi 2. Penjualan 100% JLA oleh BJA dan SC ke GAP

I. 14/10/2014, BJA jual 60% JLAke GAP, dibayar tunai Rp 300milyar dengan menggunakandana transaksi 1, tahap IIA

IIA. 14/10/2014, SC jual 40% JLA keGAP, dibayar Rp 200 milyardengan surat utang GAP

SC utang GAP Rp400 milyar

GTA utang GAP Rp800 milyar

GAP utang SC Rp200 milyar

Dana pembayaran SC akan digunakan untukpembelian 40ha tanah Sumur Batu (PPJB tanah 40 Sumur Batu, namun akhirnyadibatalkan)

Surat Utang GTA, akan digunakanuntuk pembayaran pembelian tanah500ha Kebun Menteng

A

B

C

SC utangRp400m ke

GAPSC

BJA

GAP

JLA

BRI

Pembelian 15% BJA milik GAP -lihat transaksi 1 tahap IIA, padatabel Transaksi 1 hlm. 16

GAP utangRp200m ke

SC

Pembelian 40% JLA milik SC - lihattransaksi 2 tahap II, pada tabelTransaksi 2 hlm. 16

Perjumpaanutang

Sisa saldoutang SC ke

GAP: Rp200mSC menovasikan sisa saldoutang ke GAP Rp 200m kepada BJA

BJA utangRp200m ke

GAP

Pencairan lanjutan sebesar Rp143m ke JLA (bagian dari Fasilitas Refinancing tanggal 7 November 2014, sebesar +/- Rp 542,23 m

JLA membayar sebagian utangke BJA sejumlah Rp 143m, sehingga sisa utang JLA ke BJA adalah Rp 63,43m

Sisa saldo utangJLA ke BJA: Rp63,43m

Atas pembayaran Rp143m oleh JLA ke BJA, digunakan oleh BJA untukmembayar sebagianutangnya ke GAP

Sisa saldoutang BJA keGAP: Rp57m

GAP utangRp57m ke BJA

JLA menovasikan sebagian sisa saldo utang keBJA, yaitu sejumlah Rp 57m ke GAP

Sisa saldo utangJLA ke BJA: Rp6,43m

Perjumpaanutang

Sisa saldo utang JLA ke BJA Rp 6,43 lunasdengan dikompensasikan atas kewajibanBJA mengurus surat tanah JLA

PIHAK Bagian Dari Transaksi tahun2013 dan 2014

JLA utangRp206,43m

ke BJA

Sisa utang SC setelahperjumpaan utang adalahRp 200m

TRANSAKSI 5 Februari 2016

1b

1a

2

3

4

5

6

7

A

C

2. Terjadinya perubahan struktur permodalan dan pemegang saham berdasarkan Akta No 37/2016 dan Akta No 43/2016.

Berdasarkan Akta No. 37/2016 tanggal 15 April 2016, para pemegang saham Perseroan menyetujui konversi piutang PT Bakrieland Development Tbk (BLD) pada Perseroan sebesar Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar Rupiah) menjadi peningkatan kepemilikan saham dalam Perseroan sebanyak 500.000.000 (lima ratus juta) saham dan menyetujui konversi piutang PT Bakrie Nirwana Realty (BNR) pada Perseroan sebesar Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar Rupiah) menjadi setoran saham sebanyak 500.000.000 (lima ratus juta) saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp 100,- (seratus Rupiah). Selain itu para pemegang saham Perseroan juga telah menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor dalam Perseroan dengan mengeluarkan saham dalam portepel sebesar Rp 100.000.000.000 (seratus miliar Rupiah) atau sebanyak 1.000.000.000 (satu miliar) saham dengan cara mengkonversi piutang BLD dan BNR pada Perseroan, masing-masing sebesar Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar Rupiah) atau sebanyak 500.000.000 (lima ratus juta) saham, sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100,-per saham Saham Jumlah Nilai Nominal

(Rp) %

Modal dasar 50,000,000,000 5,000,000,000,000 Modal ditempatkan dan disetor penuh PT.Bakrieland Development Tbk. 19,775,751,724 1,977,575,172,400 97.50% PT. Bakrie Nirwana Realty 500,000,000 50,000,000,000 2,47% PT. Sanggraha Pelita Jaya 6,157,681 615,768,100 0.03% Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 20,281,909,405 2,028,190,940,500 100.00

% Jumlah saham dalam portepel 29,718,090,595 2,971,809,059,500

Atas modal dasar tersebut, telah ditempatkan dan disetor 40,56% (empat puluh koma lima puluh enam persen) atau sejumlah 20.281.909.405 (dua puluh miliar dua ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus sembilan ribu empat ratus lima) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 2.028.190.940.500 (dua triliun dua puluh delapan miliar seratus sembilan puluh juta sembilan ratus empat puluh ribu lima ratus Rupiah). Selanjutnya berdasarkan Akta No. 43/2016, tanggal 21 April 2016, para pemegang saham Perseroan juga menyetujui penjualan seluruh saham BLD dalam Perseroan setelah kepemilikan saham BLD dalam Perseroan ditingkatkan, yaitu sebanyak 19.775.751.724 (sembilan belas miliar tujuh ratus tujuh puluh lima juta tujuh ratus lima puluh satu ribu tujuh ratus dua puluh empat) saham atau sebesar 97,50% (sembilan puluh tujuh koma lima persen) dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan, masing-masing kepada PT Surya Global Nusantara (SGN) sebanyak 11.212.278.864 (sebelas miliar dua ratus dua belas juta dua ratus tujuh puluh delapan ribu delapan ratus enam puluh empat) saham dan kepada PT Prima Bisnis Utama (PBU) sebanyak 8.563.472.860 (delapan miliar lima ratus enam puluh tiga juta empat ratus tujuh puluh dua ribu delapan ratus enam puluh) saham, sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100,-per saham Saham Jumlah Nilai Nominal

(Rp) %

Modal dasar 50,000,000,000 5,000,000,000,000 Modal ditempatkan dan disetor penuh PT. Surya Global Nusantara 11,212,278,864 1,121,227,886,400 55,28% PT. Prima Bisnis Utama 8,563,472,860 856,347,286,000 42,22% PT. Bakrie Nirwana Realty 500,000,000 50,000,000,000 2,47% PT. Sanggraha Pelita Jaya 6,157,681 615,768,100 0.03% Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 20,281,909,405 2,028,190,940,500 100.00

% Jumlah saham dalam portepel 29,718,090,595 2,971,809,059,500

Sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2001 tanggal 8 Maret 2001 tentang Pembatasan Atas Saham yang Diterbitkan Sebelum Penawaran Umum (“Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.6”), PT. Surya Global Nusantara (SGN), PT. Prima Bisnis Utama (PBU) dan PT. Bakrie Nirwana Realty (BNR), wajib untuk tidak mengalihkan sebagian maupun seluruh kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Perseroan menjadi efektif karena saham-saham para Pemegang Saham Perseroan tersebut diperoleh dengan harga dan/atau nilai konversi dan/atau harga pelaksanaan di bawah harga Penawaran Umum Perdana. Adapun PT. Sanggraha Pelita Jaya (SPJ) juga secara sukarela (voluntarily locked-up) tidak akan mengalihkan sebagian maupun seluruh kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Perseroan menjadi efektif.

36

PEMBAHASAN MENGENAI PROFORMA LAPORAN POSISI KEUANGAN ATAS PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN

Keterangan lengkap mengenai Peristiwa Setelah Periode Pelaporan dimuat pada CALK 36 Laporan Auditor Independen. Subbab ini akan membahas mengenai efek kejadian tersebut terhadap kondisi keuangan Perseroan, jika diasumsikan bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan tersebut telah terjadi pada periode pelaporan 31 Desember 2015. Terdapat tiga Kejadian utama setelah tanggal laporan auditor 31 Desember 2015, yang berpengaruh terhadap proforma Laporan Posisi Keuangan, yaitu:

A. Terjadinya penyelesaian transaksi Perseroan dengan PT Sentul City Tbk. (SC) dan PT Bukit Jonggol Asri (BJA), beserta isu-isu lain yang terjadi dari transaksi antara para pihak sebelumnya di tahun 2013 dan 2014. Penyelesaian transaksi tersebut berupa kesepakatan penyelesaian transaksi antara para pihak yang secara sah efektif berlaku pada tanggal 5 Pebruari 2016 (Lihat Bab III. Keterangan Mengenai Transaksi Jual Beli Anak Perusahaan).

B. Terjadinya perubahan struktur permodalan dan pemegang saham berdasarkan Akta No 37/2016 dan Akta No 43/2016 (Lihat Bab III. Keterangan Mengenai Transaksi Jual Beli Anak Perusahaan).

C. Perseroan dan Anak Perusahaan melakukan penyelesaian atas utang yang telah ada sebelumnya, dan memperoleh pencairan lanjutan dan refinancing atas fasilitas kredit yang telah didapatkan sebelumnya dari perbankan (Lihat Bab IV. Pernyataan Utang).

Kejadian huruf A di atas, lebih lanjut dapat diuraikan menjadi beberapa peristiwa, yaitu sebagai berikut:

1. Perjumpaan utang Perseroan kepada SC sebesar Rp 200 miliar dengan utang SC kepada Perseroan sebesar Rp 400 miliar. Sehingga selanjutnya SC memiliki utang kepada Perseroan sebesar Rp 200 miliar.

2. SC mengalihkan sisa utangnya ke Perseroan sebesar Rp 200 miliar, kepada BJA. Sehingga selanjutnya BJA berhutang kepada Perseroan sebesar Rp 200 miliar.

3. JLA melakukan pembayaran pokok utang dan bunga ke BJA (total Rp 206,43 miliar), dengan sumber pendanaan yang berasal dari pencairan lanjutan atas fasilitas kredit refinancing BRI (pagu pinjaman: Rp 542,23 miliar) sebesar Rp 143 miliar, sehingga sisa saldo utang JLA adalah Rp 63,43 miliar.

4. BJA membayar utang ke Perseroan (total Rp 200 miliar) sebesar Rp 143 miliar, dengan dana yang berasal dari pembayaran JLA ke BJA, dimana sebelumnya JLA telah memperoleh sumber pendanaan dari fasilitas kredit refinancing BRI. Sehingga sisa saldo utang BJA ke Perseroan adalah Rp 57 miliar.

5. JLA mengalihkan sebagian sisa saldo utangnya ke BJA (Rp 63,43 miliar) sebesar Rp 57 miliar, kepada Perseroan. Sehingga selanjutnya Perseroan berhutang ke BJA sebesar Rp 57 miliar.

6. Perjumpaan utang BJA ke Perseroan dan utang Perseroan ke BJA, masing-masing sebesar Rp 57 miliar.

7. Sisa saldo utang JLA ke BJA sebesar Rp 6,43 miliar lunas dengan dikompensasikan atas kewajiban BJA mengurus surat tanah JLA yang belum selesai sewaktu penjualan JLA kepada Perseroan.

8. Pembayaran dari BJA digunakan oleh Perseroan untuk membayar Bunga Yang Masih Harus Dibayar ke RBI sebesar Rp 120 miliar dan pengurusan sertifikat tanah ke Notaris Muchlis Patahna.

9. Perseroan membukukan keuntungan +/- Rp 30,9 miliar atas diskon terhadap pembayaran Bunga Yang Masih Harus Dibayar ke RBI

Runutan peristiwa-peristiwa di atas dapat dilihat juga pada Diagram penyelesaian utang piutang antara Perseroan dengan SC, dalam bab III Keterangan Mengenai Transaksi Jual Beli Anak Perusahaan, sub bab Kronologis, Skema Transaksi dan Mekanisme Pembayaran, halaman12.

Kejadian huruf B di atas, lebih lanjut dapat diuraikan menjadi beberapa peristiwa, yaitu sebagai berikut:

1. Peningkatan modal saham oleh PT Bakrieland Development Tbk. (BLD) melalui konversi piutang kepada Perseroan sebesar Rp 50 miliar.

2. Peningkatan modal saham oleh PT Bakrie Nirwana Realty (BNR) melalui konversi piutang kepada Perseroan sebesar Rp 50 miliar.

3. Perjumpaan utang piutang antara Perseroan dan BLD.

37

PEMBAHASAN MENGENAI PROFORMA LAPORAN POSISI KEUANGAN ATAS PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN

Keterangan lengkap mengenai Peristiwa Setelah Periode Pelaporan dimuat pada CALK 36 Laporan Auditor Independen. Subbab ini akan membahas mengenai efek kejadian tersebut terhadap kondisi keuangan Perseroan, jika diasumsikan bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan tersebut telah terjadi pada periode pelaporan 31 Desember 2015. Terdapat tiga Kejadian utama setelah tanggal laporan auditor 31 Desember 2015, yang berpengaruh terhadap proforma Laporan Posisi Keuangan, yaitu:

A. Terjadinya penyelesaian transaksi Perseroan dengan PT Sentul City Tbk. (SC) dan PT Bukit Jonggol Asri (BJA), beserta isu-isu lain yang terjadi dari transaksi antara para pihak sebelumnya di tahun 2013 dan 2014. Penyelesaian transaksi tersebut berupa kesepakatan penyelesaian transaksi antara para pihak yang secara sah efektif berlaku pada tanggal 5 Pebruari 2016 (Lihat Bab III. Keterangan Mengenai Transaksi Jual Beli Anak Perusahaan).

B. Terjadinya perubahan struktur permodalan dan pemegang saham berdasarkan Akta No 37/2016 dan Akta No 43/2016 (Lihat Bab III. Keterangan Mengenai Transaksi Jual Beli Anak Perusahaan).

C. Perseroan dan Anak Perusahaan melakukan penyelesaian atas utang yang telah ada sebelumnya, dan memperoleh pencairan lanjutan dan refinancing atas fasilitas kredit yang telah didapatkan sebelumnya dari perbankan (Lihat Bab IV. Pernyataan Utang).

Kejadian huruf A di atas, lebih lanjut dapat diuraikan menjadi beberapa peristiwa, yaitu sebagai berikut:

1. Perjumpaan utang Perseroan kepada SC sebesar Rp 200 miliar dengan utang SC kepada Perseroan sebesar Rp 400 miliar. Sehingga selanjutnya SC memiliki utang kepada Perseroan sebesar Rp 200 miliar.

2. SC mengalihkan sisa utangnya ke Perseroan sebesar Rp 200 miliar, kepada BJA. Sehingga selanjutnya BJA berhutang kepada Perseroan sebesar Rp 200 miliar.

3. JLA melakukan pembayaran pokok utang dan bunga ke BJA (total Rp 206,43 miliar), dengan sumber pendanaan yang berasal dari pencairan lanjutan atas fasilitas kredit refinancing BRI (pagu pinjaman: Rp 542,23 miliar) sebesar Rp 143 miliar, sehingga sisa saldo utang JLA adalah Rp 63,43 miliar.

4. BJA membayar utang ke Perseroan (total Rp 200 miliar) sebesar Rp 143 miliar, dengan dana yang berasal dari pembayaran JLA ke BJA, dimana sebelumnya JLA telah memperoleh sumber pendanaan dari fasilitas kredit refinancing BRI. Sehingga sisa saldo utang BJA ke Perseroan adalah Rp 57 miliar.

5. JLA mengalihkan sebagian sisa saldo utangnya ke BJA (Rp 63,43 miliar) sebesar Rp 57 miliar, kepada Perseroan. Sehingga selanjutnya Perseroan berhutang ke BJA sebesar Rp 57 miliar.

6. Perjumpaan utang BJA ke Perseroan dan utang Perseroan ke BJA, masing-masing sebesar Rp 57 miliar.

7. Sisa saldo utang JLA ke BJA sebesar Rp 6,43 miliar lunas dengan dikompensasikan atas kewajiban BJA mengurus surat tanah JLA yang belum selesai sewaktu penjualan JLA kepada Perseroan.

8. Pembayaran dari BJA digunakan oleh Perseroan untuk membayar Bunga Yang Masih Harus Dibayar ke RBI sebesar Rp 120 miliar dan pengurusan sertifikat tanah ke Notaris Muchlis Patahna.

9. Perseroan membukukan keuntungan +/- Rp 30,9 miliar atas diskon terhadap pembayaran Bunga Yang Masih Harus Dibayar ke RBI

Runutan peristiwa-peristiwa di atas dapat dilihat juga pada Diagram penyelesaian utang piutang antara Perseroan dengan SC, dalam bab III Keterangan Mengenai Transaksi Jual Beli Anak Perusahaan, sub bab Kronologis, Skema Transaksi dan Mekanisme Pembayaran, halaman12.

Kejadian huruf B di atas, lebih lanjut dapat diuraikan menjadi beberapa peristiwa, yaitu sebagai berikut:

1. Peningkatan modal saham oleh PT Bakrieland Development Tbk. (BLD) melalui konversi piutang kepada Perseroan sebesar Rp 50 miliar.

2. Peningkatan modal saham oleh PT Bakrie Nirwana Realty (BNR) melalui konversi piutang kepada Perseroan sebesar Rp 50 miliar.

3. Perjumpaan utang piutang antara Perseroan dan BLD.

Kejadian huruf C di atas, lebih lanjut dapat diuraikan menjadi beberapa peristiwa, yaitu sebagai berikut:

1. Perseroan melakukan pembayaran pinjaman jangka pendek berbentuk dollar dengan pagu pinjaman US$ 14,25 juta (ekuivalen +/- Rp 196 miliar) dari BRI, dengan pencairan deposito milik BLD sebesar US$ 14,39 juta yang merupakan jaminan atas pinjaman tersebut. Sehingga selanjutnya BLD memiliki tagihan kepada Perseroan sejumlah Rp 189 miliar, selisihnya +/- Rp 7 miliar merupakan keuntungan kurs.

2. BRI melakukan pencairan atas fasilitas Cost to Complete (pagu Rp 100 miliar) yang diterima JLA, sebesar Rp 44,5 miliar.

3. Perseroan membukukan keuntungan atas pembatalan bunga dari utang kepada SC, sebesar Rp 50,5 miliar.

4. Perseroan melakukan pelunasan utang ke bank Bukopin atas pinjaman kredit investasi dan kredit modal kerja sebesar Rp 39,17 miliar, dan mendapatkan refinancing dari bank Bukopin sebesar Rp 43,4 miliar.

Sehingga, setelah dilakukan penyesuaian terhadap tiga kejadian utama tersebut, Proforma Laporan Posisi Keuangan Perseroan adalah sebagai berikut,

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO TbkPer 31 Desember 2015Laporan Posisi Keuangan - Proforma 0 0

GAP Konsol(Audited)

A S E T

Aset LancarKas dan setara kas Rp 14,667,387,501 27,212,552,834

Piutang usahaPihak ketiga - setelah dikurangi cadangan

penurunan nilai piutang 35,047,510,596 35,047,510,596 Pihak berelasi - setelah dikurangi cadangan

penurunan nilai piutang - - Piutang lain - lain

Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan penurunan nilai piutang 1,229,558,668,007 880,558,668,007

Pihak berelasi - setelah dikurangi cadanganpenurunan nilai piutang - -

Persediaan 205,545,720,445 205,545,720,445 Tanah yang belum dikembangkan - Pajak dibayar di muka - -

Uang muka dan biaya dibayar dimuka 8,774,085,282 8,774,085,282

Jumlah Aset Lancar 1,493,593,371,831 1,157,138,537,164

Aset Tidak LancarPiutang lain-lain - pihak ketiga 118,528,010,140 118,528,010,140 Dana dalam pembatasan 16,996,428,426 16,996,428,426 Piutang pihak berelasi - setelah dikurangi

cadangan penurunan nilai piutang 125,191,482,400 2,309,480,697 Tanah yang belum dikembangkan 283,969,184,906 283,969,184,906 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 2,240,861,565,413 2,255,549,733,413 Penyertaan saham 37,825,941,771 37,825,941,771 Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan - - Aset tidak berwujud 552,107,940 552,107,940 Aset pajak tangguhan - bersih - - Aset lain - lain 195,064,140 195,064,140

Jumlah Aset Tidak Lancar 2,824,119,785,136 2,715,925,951,433

JUMLAH ASET Rp 4,317,713,156,967 3,873,064,488,597

Neraca Proforma GAPSetelah Penyesuaian

38

VIII. FAKTOR RISIKO Sebelum melakukan investasi pada saham Perseroan, para calon investor wajib memperhatikan bahwa kegiatan usaha Perseroan akan bergantung pada banyak faktor eksternal yang berada di luar pengendalian Perseroan. Selain itu, para calon investor juga wajib terlebih dahulu, secara hati-hati dan dengan cermat mempertimbangkan berbagai risiko usaha yang dijelaskan dalam Prospektus ini, serta risiko-risiko lainnya yang mungkin belum tercakup dalam Prospektus ini. Seluruh risiko tersebut, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui, dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kinerja usaha, kinerja keuangan dan/atau nilai saham Perseroan. Apabila salah satu atau keseluruhan risiko tersebut terjadi, maka harga saham Perseroan dapat mengalami penurunan sehingga para investor dapat menghadapi potensi kerugian investasi.

Dalam menjalankan usahanya Perseroan dan Anak Perusahaan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usahanya apabila tidak diantisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Risiko-risiko yang dapat mempengaruhi usaha Perseroan dan Anak Perusahaan risiko yang terkait dengan kegiatan usaha Perseroan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Risiko persaingan oleh kompetitor lain. Secara langsung Perseroan berhadapan dengan industri wisata hiburan luar ruangan dan wisata air lain yang semakin bertambah akhir-akhir ini, terutama yang lokasinya berdekatan dengan lokasi usaha Perseroan. Hal ini memungkinkan berpindahnya pengunjung atau berkurangnya frekuensi kedatangan mereka karena berbagai alternatif tersebut, lokasinya dekat dengan unit bisnis Perseroan. Sedangkan secara tidak langsung, Perseroan juga berhadapan dengan kompetitor di bisnis rekreasi serupa seperti kebun wisata dan atraksi binatang, yang menawarkan alternatif hiburan dengan nuansa berbeda. Keberadaan dua jenis kompetitor, baik yang menawarkan hal yang sama maupun yang serupa ini, pada akhirnya dapat mengurangi pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan.

2. Risiko tidak dapat diserahkannya tanah di Kebun Menteng Jonggol, secara tepat waktu. Terkait dengan transaksi jual beli yang telah dilakukan oleh Perseroan dengan PT Sentul City Tbk. (SC), Perseroan masih memiliki hak tagih terhadap PT Gili Tirta Anugrah (GTA). Walaupun hak tagih tersebut telah disepakati oleh Perseroan dan PT Bukit Jonggol Asri (BJA) - Anak Perusahaan dari SC, untuk dapat digunakan sebagai alat pembayaran pembelian tanah Kebun Menteng oleh Perseroan dari BJA, namun tanah Kebun Menteng tersebut masih dalam proses oleh BJA untuk pengurusan perpanjangan HGU/peningkatan hak menjadi HGB dan akan diserahkan kepada Perseroan setelah perijinan diperoleh, kecuali jika ada perubahan kebijakan pemerintah di bidang pertanahan yang dapat mempengaruhi proses pendaftaran tanah tersebut. Perseroan memastikan bahwa BJA melakukan langkah-langkah untuk memastikan bahwa prosedur yang ditempuh oleh BJA dalam melakukan pengurusan perpanjangan adalah sesuai dengan hukum yang berlaku. BJA merupakan pemegang hak prioritas untuk mengajukan hak atas tanah Kebun Menteng tersebut dan telah mengajukan pembaharuan hak atas tanah tersebut sesuai dengan prosedur dan ketentuan pendaftaran hak atas tanah yang berlaku,serta telah mendapatkan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah dari Badan Pertanahan Nasional. Berdasarkan Perjanjian (Tanah Kebun Menteng) pada tanggal 3 Pebruari 2016, yang tertuang dalam Akta No.4/2016, BJA memastikan mengurus untuk memperoleh Sertipikat Hak Guna Bangunan atas Tanah Kebun Menteng tersebut dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 bulan setelah diterimanya asli sertipikat Tanah Kebun Menteng tersebut dari Raiffeisen Bank International AG Singapore (RBI Singapore) yang telah diroya (atau 12 bulan setelah tanggal 5 Pebruari 2016).

3. Risiko pertumbuhan ekonomi Indonesia. Secara umum, menurunnya pertumbuhan ekonomi negara dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan memperburuk kondisi investasi. Keadaan ini dapat mengakibatkan menurunnya tingkat daya beli masyarakat untuk produk-produk rekreasi dan properti. Khusus untuk sektor properti, kebijakan uang ketat ditambah dengan tingkat suku bunga yang tinggi, berakibat pada investasi dalam sektor properti menjadi kurang menarik karena mahalnya dana untuk investasi, dan kebijakan tersebut dapat berakibat pada turunnya permintaan atas produk properti yang dibangun.

4. Risiko sosial politik. Seiring dengan perkembangan politik dan demokrasi, Indonesia dapat mengalami gangguan seperti aksi demonstrasi, ketidakstabilan politik, konflik antar suku dan ancaman terorisme serta tidak ada jaminan bahwa gangguan-gangguan tersebut akan berkurang di masa mendatang. Kejadian-kejadian tersebut dapat menimbulkan keresahan, ketidakamanan dan ketidaknyamanan di kalangan masyarakat maupun investor. Namun, ketidakstabilan politik dan sosial merupakan hal yang berada di luar kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaan. Kondisi sosial politik yang kurang kondusif dapat menurunkan kunjungan wisata dan minat investasi sehingga dapat mengakibatkan tertundanya rencana pengembangan bisnis Perseroan dan Anak Perusahaan yang pada akhirnya dapat memberikan dampak negatif terhadap pendapatan, kinerja keuangan dan prospek usaha Perseroan dan Entitas Anak.

39

VIII. FAKTOR RISIKO Sebelum melakukan investasi pada saham Perseroan, para calon investor wajib memperhatikan bahwa kegiatan usaha Perseroan akan bergantung pada banyak faktor eksternal yang berada di luar pengendalian Perseroan. Selain itu, para calon investor juga wajib terlebih dahulu, secara hati-hati dan dengan cermat mempertimbangkan berbagai risiko usaha yang dijelaskan dalam Prospektus ini, serta risiko-risiko lainnya yang mungkin belum tercakup dalam Prospektus ini. Seluruh risiko tersebut, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui, dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kinerja usaha, kinerja keuangan dan/atau nilai saham Perseroan. Apabila salah satu atau keseluruhan risiko tersebut terjadi, maka harga saham Perseroan dapat mengalami penurunan sehingga para investor dapat menghadapi potensi kerugian investasi.

Dalam menjalankan usahanya Perseroan dan Anak Perusahaan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usahanya apabila tidak diantisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Risiko-risiko yang dapat mempengaruhi usaha Perseroan dan Anak Perusahaan risiko yang terkait dengan kegiatan usaha Perseroan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Risiko persaingan oleh kompetitor lain. Secara langsung Perseroan berhadapan dengan industri wisata hiburan luar ruangan dan wisata air lain yang semakin bertambah akhir-akhir ini, terutama yang lokasinya berdekatan dengan lokasi usaha Perseroan. Hal ini memungkinkan berpindahnya pengunjung atau berkurangnya frekuensi kedatangan mereka karena berbagai alternatif tersebut, lokasinya dekat dengan unit bisnis Perseroan. Sedangkan secara tidak langsung, Perseroan juga berhadapan dengan kompetitor di bisnis rekreasi serupa seperti kebun wisata dan atraksi binatang, yang menawarkan alternatif hiburan dengan nuansa berbeda. Keberadaan dua jenis kompetitor, baik yang menawarkan hal yang sama maupun yang serupa ini, pada akhirnya dapat mengurangi pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan.

2. Risiko tidak dapat diserahkannya tanah di Kebun Menteng Jonggol, secara tepat waktu. Terkait dengan transaksi jual beli yang telah dilakukan oleh Perseroan dengan PT Sentul City Tbk. (SC), Perseroan masih memiliki hak tagih terhadap PT Gili Tirta Anugrah (GTA). Walaupun hak tagih tersebut telah disepakati oleh Perseroan dan PT Bukit Jonggol Asri (BJA) - Anak Perusahaan dari SC, untuk dapat digunakan sebagai alat pembayaran pembelian tanah Kebun Menteng oleh Perseroan dari BJA, namun tanah Kebun Menteng tersebut masih dalam proses oleh BJA untuk pengurusan perpanjangan HGU/peningkatan hak menjadi HGB dan akan diserahkan kepada Perseroan setelah perijinan diperoleh, kecuali jika ada perubahan kebijakan pemerintah di bidang pertanahan yang dapat mempengaruhi proses pendaftaran tanah tersebut. Perseroan memastikan bahwa BJA melakukan langkah-langkah untuk memastikan bahwa prosedur yang ditempuh oleh BJA dalam melakukan pengurusan perpanjangan adalah sesuai dengan hukum yang berlaku. BJA merupakan pemegang hak prioritas untuk mengajukan hak atas tanah Kebun Menteng tersebut dan telah mengajukan pembaharuan hak atas tanah tersebut sesuai dengan prosedur dan ketentuan pendaftaran hak atas tanah yang berlaku,serta telah mendapatkan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah dari Badan Pertanahan Nasional. Berdasarkan Perjanjian (Tanah Kebun Menteng) pada tanggal 3 Pebruari 2016, yang tertuang dalam Akta No.4/2016, BJA memastikan mengurus untuk memperoleh Sertipikat Hak Guna Bangunan atas Tanah Kebun Menteng tersebut dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 bulan setelah diterimanya asli sertipikat Tanah Kebun Menteng tersebut dari Raiffeisen Bank International AG Singapore (RBI Singapore) yang telah diroya (atau 12 bulan setelah tanggal 5 Pebruari 2016).

3. Risiko pertumbuhan ekonomi Indonesia. Secara umum, menurunnya pertumbuhan ekonomi negara dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan memperburuk kondisi investasi. Keadaan ini dapat mengakibatkan menurunnya tingkat daya beli masyarakat untuk produk-produk rekreasi dan properti. Khusus untuk sektor properti, kebijakan uang ketat ditambah dengan tingkat suku bunga yang tinggi, berakibat pada investasi dalam sektor properti menjadi kurang menarik karena mahalnya dana untuk investasi, dan kebijakan tersebut dapat berakibat pada turunnya permintaan atas produk properti yang dibangun.

4. Risiko sosial politik. Seiring dengan perkembangan politik dan demokrasi, Indonesia dapat mengalami gangguan seperti aksi demonstrasi, ketidakstabilan politik, konflik antar suku dan ancaman terorisme serta tidak ada jaminan bahwa gangguan-gangguan tersebut akan berkurang di masa mendatang. Kejadian-kejadian tersebut dapat menimbulkan keresahan, ketidakamanan dan ketidaknyamanan di kalangan masyarakat maupun investor. Namun, ketidakstabilan politik dan sosial merupakan hal yang berada di luar kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaan. Kondisi sosial politik yang kurang kondusif dapat menurunkan kunjungan wisata dan minat investasi sehingga dapat mengakibatkan tertundanya rencana pengembangan bisnis Perseroan dan Anak Perusahaan yang pada akhirnya dapat memberikan dampak negatif terhadap pendapatan, kinerja keuangan dan prospek usaha Perseroan dan Entitas Anak.

5. Risiko gugatan hukum. Bidang usaha Perseroan sangat lekat dengan tanah. Sebelum dapat memulai pengembangan bisnisnya, Perseroan perlu membebaskan tanah dari penduduk setempat atau dari pihak-pihak lain selaku pemilik sehingga pembebasan/pembelian tanah berlangsung secara sempurna dan perolehan izin didapat oleh Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan menyadari akan adanya risiko timbulnya gugatan hukum dalam kegiatan pembebasan tanah yang dilakukan walaupun pembebasan tanah dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Selain itu kegiatan usaha utama Perseroan dan Anak Perusahaan adalah menyewakan wahana permainan, sehingga tidak tertutup kemungkinan adanya gugatan hukum dari pengunjung akibat kecelakaan yang mungkin terjadi baik karena faktor manusia maupun alam.

6. Risiko likuiditas. Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki risiko terhadap pemenuhan liabilitas keuangan yang harus dibayar dengan kas atau setara kas. Jika Perseroan dan Anak Perusahaan gagal untuk menghasilkan arus kas masuk yang cukup, maka hal ini akan mempengaruhi kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaan untuk memenuhi pengeluaran jangka pendek maupun pemenuhan terhadap liabilitas keuangannya.

7. Risiko ketersediaan dan lokasi lahan. Perseroan dan Anak Perusahaan bergerak dalam bidang usaha yang berhubungan dengan pembangunan taman hiburan luar ruangan, rekreasi wisata air serta fasilitas pendukungnya yang membutuhkan lahan serta lokasi yang cukup luas. Ketersediaan lahan dalam ukuran yang luas dapat mempengaruhi kesinambungan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan. Lebih lanjut, jika lahan tersedia namun tidak ditunjang dengan lokasi usaha yang strategis, maka Perseroan akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengembangkan daerah sekeliling untuk menunjang pengembangan usaha di lokasi tersebut.

8. Risiko kebijakan/peraturan pemerintah. Seiring dengan perkembangan tatanan ekonomi Indonesia, Pemerintah dapat memandang perlu adanya perubahan terhadap peraturan untuk dapat mengakomodasi dinamika ekonomi. Kebijakan pemerintah dalam industri ini merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan usaha Perseroan ke depannya. Hambatan dapat berupa peraturan-peraturan yang tidak ramah dan menambah beban baik waktu maupun modal, sehingga Perseroan memerlukan sumber daya yang lebih besar untuk beroperasi. Jika kebijakan tersebut mengenai pertanahan, seperti perubahan rencana tata kota dan tata ruang, maka hal tersebut dapat mengurangi nilai ekonomis suatu proyek yang akan atau sedang dibangun atau bahkan menghambat perkembangan usaha dan rencana yang sedang atau telah dikerjakan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan.

9. Risiko Kredit. Penjualan tanah dalam jumlah besar kepada pembeli tertentu untuk dikembangkan lebih lanjut akan mengakibatkan timbulnya potensi kerugian jika pembeli gagal memenuhi liabilitas kontraktual mereka. Perseroan telah mencoba meminimalkan kerugian tersebut melalui manajemen pengelolaan piutang serta melakukan seleksi terhadap pembeli dan rekanan pengembang yang potensial dalam perencanaan untuk melakukan pengembangan atas kawasan tertentu tersebut.

10. Risiko kenaikan tingkat suku bunga. Perubahan dan fluktuasi suku bunga khususnya kenaikan suku bunga dapat berpengaruh negatif terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan. Dari sisi Perseroan dan Anak Perusahaan, terhadap pinjaman yang dimiliki, jika suku bunga mengalami kenaikan, maka dapat menambah beban bunga yang harus dibayar. Dari sisi konsumen, kenaikan tingkat suku bunga dapat mengurangi daya beli terhadap properti yang dipasarkan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan. Kenaikan tingkat suku bunga juga dapat menyebabkan porsi belanja konsumen untuk kebutuhan hiburan akan berkurang secara tidak langsung karena tersita oleh kenaikan beban pembiayaan.

11. Risiko kebakaran dan bencana alam. Risiko kebakaran selalu dihadapi oleh perusahaan yang bergerak di bidang taman hiburan, properti maupun bangunan-bangunan lainnya baik yang disebabkan oleh bencana alam maupun kelalaian manusia. Apabila kebakaran terjadi dan memusnahkan peralatan dan bangunan milik Perseroan dan Anak Perusahaan, walaupun terdapat asuransi, tetapi Perseroan dan Anak Perusahaan akan dapat kehilangan pendapatan selama waktu peralatan tersebut tidak dapat digunakan dan perbaikan atas kerusakan bangunan berlangsung, sehingga hal ini tentu saja akan sangat mempengaruhi kinerja usaha Perseroan dan Anak Perusahaan.

12. Risiko perubahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Sebagian besar wahana rekreasi dan suku cadang yang dimiliki oleh Perseroan dan Anak Perusahaan, termasuk wahana yang akan dibangun merupakan komponen yang diimpor. Kondisi nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang tidak stabil dapat mempengaruhi kinerja usaha Perseroan dan Anak Perusahaan. Jika pada saat Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki keperluan untuk membeli wahana rekreasi dan suku cadang impor, maka Perseroan dan Anak Perusahaan akan mendapatkan harga yang lebih mahal dan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk wahana beserta suku cadangnya.

40

13. Risiko harga komoditas. Dampak risiko harga komoditas yang dihadapi Perseroan terutama sehubungan dengan pembelian bahan baku utama bangunan seperti besi, baja, cat, dan semen. Perusahaan telah berusaha meminimalkan risiko tesebut dengan membuat kontrak dengan pemasok terkait yang mengikat harga, kuantitas dan periode pengiriman sesuai kebutuhan Perseroan. Namun, tidak dapat dipastikan bahwa pemasok mampu untuk memenuhi kontrak sesuai dengan jadwal kuantitas sebagaimana yang tertuang dalam perjanjian pada situasi dimana harga komoditas meningkat secara tajam.

14. Risiko belum memperoleh seluruh perizinan yang diperlukan untuk kegiatan usahanya. Perseroan dan Anak Perusahaan berkeyakinan telah memperoleh seluruh izin yang diperlukan dalam menjalankan kegiatannya secara operasional. Namun, tetap terdapat risiko belum diperolehnya semua izin-izin usaha pokok yang dikeluarkan oleh lembaga terkait yang berwenang, khususnya ketika terdapat perubahan peraturan yang belum disosialisasikan secara menyeluruh, sehingga Perseroan dan Anak Perusahaan belum memenuhinya.

15. Risiko reputasi. Rusaknya nama baik Perseroan akibat publikasi negatif yang berhubungan dengan usaha yang dilakukan Perseroan dapat membuat berkurangnya permintaan/kunjungan atas proyek yang dikembangkan oleh Perseroan. Dalam jangka panjang bila hal ini tidak dapat dibenahi, maka dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Perseroan.

16. Risiko tidak tercapainya proyeksi. Proyeksi yang disusun adalah berdasarkan historis masa lalu dan tidak dapat dijadikan jaminan bahwa asumsi pertumbuhan yang digunakan berdasarkan histori masa lalu tersebut adalah hal yang pasti. Proyeksi juga disusun berdasarkan keyakinan manajemen bahwa pengembangan usaha akan berjalan sesuai dengan perencanaan, dimana proyeksi tersebut tidak dapat memperhitungkan faktor eksternal yang mungkin terjadi seperti bencana alam, perubahan peraturan, serta kondisi sosial daerah tempat Perseroan akan mengembangkan usaha pada khususnya, juga kondisi sosial politik secara umumnya.

Manajemen Perseroan menyatakan bahwa semua risiko usaha yang dihadapi oleh Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usaha telah diungkapkan berdasarkan bobot dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan dalam Prospektus.

41

13. Risiko harga komoditas. Dampak risiko harga komoditas yang dihadapi Perseroan terutama sehubungan dengan pembelian bahan baku utama bangunan seperti besi, baja, cat, dan semen. Perusahaan telah berusaha meminimalkan risiko tesebut dengan membuat kontrak dengan pemasok terkait yang mengikat harga, kuantitas dan periode pengiriman sesuai kebutuhan Perseroan. Namun, tidak dapat dipastikan bahwa pemasok mampu untuk memenuhi kontrak sesuai dengan jadwal kuantitas sebagaimana yang tertuang dalam perjanjian pada situasi dimana harga komoditas meningkat secara tajam.

14. Risiko belum memperoleh seluruh perizinan yang diperlukan untuk kegiatan usahanya. Perseroan dan Anak Perusahaan berkeyakinan telah memperoleh seluruh izin yang diperlukan dalam menjalankan kegiatannya secara operasional. Namun, tetap terdapat risiko belum diperolehnya semua izin-izin usaha pokok yang dikeluarkan oleh lembaga terkait yang berwenang, khususnya ketika terdapat perubahan peraturan yang belum disosialisasikan secara menyeluruh, sehingga Perseroan dan Anak Perusahaan belum memenuhinya.

15. Risiko reputasi. Rusaknya nama baik Perseroan akibat publikasi negatif yang berhubungan dengan usaha yang dilakukan Perseroan dapat membuat berkurangnya permintaan/kunjungan atas proyek yang dikembangkan oleh Perseroan. Dalam jangka panjang bila hal ini tidak dapat dibenahi, maka dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Perseroan.

16. Risiko tidak tercapainya proyeksi. Proyeksi yang disusun adalah berdasarkan historis masa lalu dan tidak dapat dijadikan jaminan bahwa asumsi pertumbuhan yang digunakan berdasarkan histori masa lalu tersebut adalah hal yang pasti. Proyeksi juga disusun berdasarkan keyakinan manajemen bahwa pengembangan usaha akan berjalan sesuai dengan perencanaan, dimana proyeksi tersebut tidak dapat memperhitungkan faktor eksternal yang mungkin terjadi seperti bencana alam, perubahan peraturan, serta kondisi sosial daerah tempat Perseroan akan mengembangkan usaha pada khususnya, juga kondisi sosial politik secara umumnya.

Manajemen Perseroan menyatakan bahwa semua risiko usaha yang dihadapi oleh Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usaha telah diungkapkan berdasarkan bobot dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan dalam Prospektus.

IX. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Kejadian penting yang terjadi setelah tanggal laporan Auditor Independen adalah sebagaimana terungkap pada CALK No. 36 Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal atas penerapan PSAK No. 24. Tidak ada kejadian penting lainnya yang mempunyai dampak cukup material terhadap keuangan dan hasil usaha Perseroan yang terjadi setelah tanggal Laporan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan tersebut, yang perlu diungkapkan kembali dalam bab Prospektus ini.

42

X. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN

1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN

PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk. (“Perseroan”) didirikan dengan nama PT Aliyah Pancahafat pada tanggal 15 Juni 1988 dengan Akta Notaris Ny. Yetty Taher, S.H., No. 42. Akta pendirian Perseroan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-8942-HT.01.01.TH.88 tanggal 20 September 1988 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 1147 Lembaran Berita Negara No. 11 tanggal 7 Februari 1995. Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain, mengenai:

1. Perubahan nama dari PT Aliyah Pancahafat menjadi PT Graha Andrasentra Propertindo yang diaktakan dengan Akta Notaris Ny. Toety Juniarto, S.H., No. 93 tanggal 23 Juni 1997, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-5976 HT.01.04.Th.97 tanggal 2 Juli 1997.

2. Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No.23 tanggal 19 Februari 2016, yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya beserta lampirannya No. AHU-0003651.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016 dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan nomor AHU-0024197.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0025961 tanggal 24 Februari 2016 serta telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0025960 tanggal 24 Februari 2016.

3. Perubahan terakhir Anggaran Dasar termuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham No. 37 tanggal 15 April 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0041991 tanggal 21 April 2016 dan Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham No. 43 tanggal 21 April 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0041992 tanggal 21 April 2016, yang keduanya dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor.

Kegiatan usaha yang saat ini dilaksanakan oleh Perseroan adalah pembangunan dan pengelolaan taman hiburan/rekreasi serta pembangunan dan perdagangan real estate/property.

Untuk merealisasikan maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha utamanya, yaitu:

a. Menjalankan usaha-usaha dibidang pembangunan antara lain: - melakukan pembangunan perumahan/real estate dan properti lainnya; - melakukan pembangunan taman hiburan dan rekreasi; - pembangunan dan pengembangan wilayah pemukiman; - bertindak sebagai pengembang. b. Menjalankan usaha-usaha dibidang perdagangan antara lain: - Perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estate, properti dan taman hiburan/rekreasi; - Bertindak sebagai grosir, supplier, leveransier dan commisionhouse. Selain menjalankan kegiatan usaha utamanya, Perseroan dapat juga menjalankan kegiatan usaha penunjang, yaitu menjalankan usaha dalam bidang jasa, antara lain melakukan kegiatan: - Pengelolaan taman hiburan dan rekreasi; - Konsultasi bidang menajemen operasi dan pemeliharaan kawasan properti real estate; - Konsultasi bidang bisnis, manajemen dan administrasi.

Rincian Anak Perusahaan yang langsung dimiliki oleh Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

NAMA PERUSAHAAN KEGIATAN USAHA LOKASI USAHA

% KEPEMILIKAN

LANGSUNG

TAHUN PENDIRIAN

TAHUN PENYERTAAN

OLEH PERSEROAN

TAHUN OPERASIONAL

STATUS OPERASIONAL

PT Jungleland Asia (JLA) Taman rekreasi bertema

Sentul, Bogor 99,99% 2011 2014 2013 Beroperasi

PT Lembu Nusantara Jaya (LNJ) Hotel dan rekreasi air Malang 51% 2010 2014 2014 Beroperasi

43

X. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN

1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN

PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk. (“Perseroan”) didirikan dengan nama PT Aliyah Pancahafat pada tanggal 15 Juni 1988 dengan Akta Notaris Ny. Yetty Taher, S.H., No. 42. Akta pendirian Perseroan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-8942-HT.01.01.TH.88 tanggal 20 September 1988 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 1147 Lembaran Berita Negara No. 11 tanggal 7 Februari 1995. Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain, mengenai:

1. Perubahan nama dari PT Aliyah Pancahafat menjadi PT Graha Andrasentra Propertindo yang diaktakan dengan Akta Notaris Ny. Toety Juniarto, S.H., No. 93 tanggal 23 Juni 1997, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-5976 HT.01.04.Th.97 tanggal 2 Juli 1997.

2. Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No.23 tanggal 19 Februari 2016, yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya beserta lampirannya No. AHU-0003651.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016 dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan nomor AHU-0024197.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0025961 tanggal 24 Februari 2016 serta telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0025960 tanggal 24 Februari 2016.

3. Perubahan terakhir Anggaran Dasar termuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham No. 37 tanggal 15 April 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0041991 tanggal 21 April 2016 dan Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham No. 43 tanggal 21 April 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0041992 tanggal 21 April 2016, yang keduanya dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor.

Kegiatan usaha yang saat ini dilaksanakan oleh Perseroan adalah pembangunan dan pengelolaan taman hiburan/rekreasi serta pembangunan dan perdagangan real estate/property.

Untuk merealisasikan maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha utamanya, yaitu:

a. Menjalankan usaha-usaha dibidang pembangunan antara lain: - melakukan pembangunan perumahan/real estate dan properti lainnya; - melakukan pembangunan taman hiburan dan rekreasi; - pembangunan dan pengembangan wilayah pemukiman; - bertindak sebagai pengembang. b. Menjalankan usaha-usaha dibidang perdagangan antara lain: - Perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estate, properti dan taman hiburan/rekreasi; - Bertindak sebagai grosir, supplier, leveransier dan commisionhouse. Selain menjalankan kegiatan usaha utamanya, Perseroan dapat juga menjalankan kegiatan usaha penunjang, yaitu menjalankan usaha dalam bidang jasa, antara lain melakukan kegiatan: - Pengelolaan taman hiburan dan rekreasi; - Konsultasi bidang menajemen operasi dan pemeliharaan kawasan properti real estate; - Konsultasi bidang bisnis, manajemen dan administrasi.

Rincian Anak Perusahaan yang langsung dimiliki oleh Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

NAMA PERUSAHAAN KEGIATAN USAHA LOKASI USAHA

% KEPEMILIKAN

LANGSUNG

TAHUN PENDIRIAN

TAHUN PENYERTAAN

OLEH PERSEROAN

TAHUN OPERASIONAL

STATUS OPERASIONAL

PT Jungleland Asia (JLA) Taman rekreasi bertema

Sentul, Bogor 99,99% 2011 2014 2013 Beroperasi

PT Lembu Nusantara Jaya (LNJ) Hotel dan rekreasi air Malang 51% 2010 2014 2014 Beroperasi

Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1993 dengan kantor pusat yang berlokasi di Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded – Pahlawan) Bogor. Perseroan memulai usahanya dengan mengelola perumahan “Graha Bogor Indah”, sekarang menjadi “Bogor Nirwana Residence” (BNR). BNR sendiri merupakan kawasan hunian terpadu di kota Bogor dengan target konsumen menengah-atas dengan luas area pengembangan lebih dari 1.000 hektar. BNR terbagi atas 2 kawasan, yaitu kawasan perumahan dan kawasan komersial.

Seiring dengan perkembangan, ke depannya Perseroan akan terus mengembangkan bisnis rekreasinya, khususnya di tempat-tempat dimana Perseroan mengganggap lokasi tersebut strategis, serta diutamakan pada lokasi dimana Perseroan telah memiliki lahan sebelumnya. Sebagai hasilnya, diharapkan Perseroan dapat memanfaatkan peningkatan nilai kawasan yang merupakan nilai tambah dari bisnis rekreasi yang berhasil menarik pengunjung dan meningkatkan aktivitas kawasan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan nilai lahan di kawasan tersebut. Perseroan berkeyakinan terhadap strategi ini, dengan latar belakang bahwa sebelumnya Perseroan telah sukses menerapkannya baik di Sentul dengan Jungleland dan properti Sentul Nirwana, maupun Bogor dengan The Jungle dan properti yang dimiliki Perseroan di sekitarnya.

Saat ini hampir semua unit bisnis yang dimiliki Perseroan berada dalam kawasan BNR, kecuali Jungleland yang berada di Sentul. Unit bisnis yang dimiliki Perseroan yang berada di kawasan komersial BNR, seluas 15 hektar, antara lain The Jungle dan Aston Bogor Hotel & Resort serta Jungle Fest. Kawasan komersial BNR juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti pusat perbelanjaan, sekolah, fasilitas olahraga, area kuliner, pasar bersih, mini market, SPBU dan masjid.

Kegiatan usaha rekreasi Perseroan dalam bentuk taman rekreasi dan hotel dilakukan baik oleh Perseroan sendiri maupun anak usaha Perseroan yakni JLA. Kegiatan usaha rekreasi yang dilakukan langsung oleh Perseroan adalah The Jungle, Jungle Fest dan Aston Bogor Hotel and Resort. Sedangkan yang melalui JLA adalah Jungleland. Sementara, kegiatan usaha properti Perseroan telah berlangsung sejak tahun 1993, yang meliputi kawasan perumahan, baik vertikal maupun landed, yang semua terletak di kawasan BNR.

2. RIWAYAT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN

Kronologis Riwayat Perubahan Anggaran Dasar Perseroan

PT. Graha Andrasentra Propertindo (d/h PT. Aliyah Panca Hafat), selanjutnya disebut “Perseroan”, didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.42 tanggal 15 Juni 1988 yang dibuat di hadapan Ny.Yetty Taher, S.H., Notaris di Jakarta, telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-8942.HT.01.01.TH.88 tanggal 20 September 1988, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.11 tanggal 7 Februari 1995 Tambahan No.1147 serta telah didaftarkan dalam buku Register Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tertanggal 13 Juni 1989 dengan No.516/Not/1989/PN JKT.SEL, untuk selanjutnya disebut “Akta Pendirian”.

Anggaran dasar Perseroan sebagaimana pertama kali termuat di dalam Akta Pendirian, telah mengalami beberapa kali perubahan, yaitu berdasarkan: 1. Akta Risalah Rapat No.10 tanggal 5 Oktober 1990 yang dibuat dihadapan Yetty Taher, SH, Notaris di

Jakarta, telah mendapatkan persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.026633.HT.01. 04.Th91 tanggal 13 November 1991 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 11 Tambahan No.1148 tanggal 7 Februari 1995, selanjutnya disebut “Akta No.10/1990”.

Pada pokoknya Akta No.10/1990 mengatur tentang perubahan maksud dan tujuan Perseroan menjadi sebagai berikut : a. Menjalankan usaha dalam bidang pengembangan lingkungan, developer dan real estate dalam arti kata yang

seluas-luasnya; b. Menjalankan usaha dalam bidang pembangunan perumahan/real estate, gedung-gedung perkantoran, hotel

serta bertindak sebagai developer, termasuk pemeliharaan bangunan-bangunan; c. Menjalankan usaha dalam bidang konsultan yang berhubungan dengan real estate tersebut; d. Mengusahakan perusahaan yang menyangkut soal-soal tanah dan bangunan-bangunan antara lain : properti

management. 2. Akta Pernyataan Berita Acara No.8 tanggal 26 Desember 1996 yang dibuat dihadapan Ny. Hj Ayu Woelan

Hartono, SH, Notaris di Jakarta, telah mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-525.HT.01.04.TH.97 tanggal 23 Januari 1997, selanjutnya disebut “Akta No.8/1996”.

44

Pada pokoknya Akta No.8/1996 mengatur tentang perubahan Pasal 4 anggaran dasar Perseroan yang akan diuraikan secara lebih terperinci pada bagian Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Perseroan di bawah ini. 3. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 93 tanggal 23 Juni 1997 yang dibuat di hadapan Toety Juniarto, SH.,

Notaris di Jakarta, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.C2-5976 HT.01.04.TH.97 tanggal 2 Juli 1997, selanjutnya disebut “Akta No.93/1997”.

Pada pokoknya Akta No.93/1997 mengatur mengenai persetujuan perubahan nama Perseroan dari semula bernama PT Aliyah Panca Hafat menjadi bernama PT Graha Andrasentra Propertindo. 4. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 31 tanggal 9 Juli 1997 yang dibuat dihadapan Yulina Eka Putri, SH,

Candidat Notaris sebagai pengganti dari Ny. Toety Juniarto, SH., Notaris di Jakarta, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. C2-8.777 HT.01.04.TH.97 tanggal 29 Agustus 1997, selanjutnya disebut “Akta No.31/1997”.

Pada pokoknya Akta No.31/1997 mengatur tentang persetujuan perubahan Pasal 4 anggaran dasar Perseroan yang akan diuraikan secara lebih terperinci pada bagian Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Perseroan di bawah ini. 5. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 4 tanggal 12 Nopember 1998, yang dibuat di hadapan

Susan Somamiharja, SH.,Notaris di Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 0-3576.HT.01.04.TH.99 tanggal 2 Maret 1999, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 104, Tambahan No.8622 tanggal 28 Desember 1999 selanjutnya disebut “Akta No.4/1998”.

Pada pokoknya Akta No.4/1998 mengatur tentang perubahan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. 6. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham No.34 tanggal 22 Maret 2006 yang dibuat

dihadapan Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.C-10196 HT.01.04. TH. 2006, tanggal 11 April 2006, untuk selanjutnya disebut “Akta No.34/2006”.

Pada pokoknya Akta No.34/2006 mengatur tentang peningkatan modal dasar Perseroan dan peningkatan modal ditempatkan serta modal disetor Perseroan yang akan diuraikan secara lebih terperinci pada bagian Struktur Permodalan dan Komposisi Pemegang Saham di bawah ini. 7. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.09 tanggal 14 Desember 2006 yang dibuat di hadapan Nur Nadia

Tadjoedin, S.H., Notaris di Bogor, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat di dalam database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengenai Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. W8-HT.01.04-303 tanggal 12 Februari 2007, untuk selanjutnya disebut “Akta No.09/2006”.

Pada pokoknya Akta No.09/2006 mengatur mengenai perubahan kedudukan Perseroan dari sebelumnya yang berkedudukan di Jakarta menjadi berkedudukan di Kota Bogor. 8. Akta Berita Acara Rapat Perseroan No. 18 tanggal 22 April 2008, yang dibuat di hadapan Nur Nadia

Tadjoedin, SH.,Notaris di Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. AHU-39052.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 7 Juli 2008 dan telah didaftarkan di dalam daftar Perseroan nomor AHU-0056266.AH.01.09.2008 tanggal 7 Juli 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 3 Maret 2015, Tambahan No. 4952, selanjutnya disebut “Akta No.18/2008”.

Pada pokoknya Akta No.18/2008 mengubah seluruh anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 9. Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti RUPSLB Perseroan No. 27 tanggal

20 Juli 2011, yang dibuat di hadapan Efran Yuniarto,SH.,Notaris di Jakarta, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. AHU-40774.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 11 Agustus 2011, dan telah didaftarkan di dalam Daftar Perseroan dengan nomor AHU-0066886.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 11 Agustus 2011 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 82 Tambahan No.61721 tanggal 12 Oktober 2012 selanjutnya disebut “Akta No.27/2011”.

45

Pada pokoknya Akta No.8/1996 mengatur tentang perubahan Pasal 4 anggaran dasar Perseroan yang akan diuraikan secara lebih terperinci pada bagian Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Perseroan di bawah ini. 3. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 93 tanggal 23 Juni 1997 yang dibuat di hadapan Toety Juniarto, SH.,

Notaris di Jakarta, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.C2-5976 HT.01.04.TH.97 tanggal 2 Juli 1997, selanjutnya disebut “Akta No.93/1997”.

Pada pokoknya Akta No.93/1997 mengatur mengenai persetujuan perubahan nama Perseroan dari semula bernama PT Aliyah Panca Hafat menjadi bernama PT Graha Andrasentra Propertindo. 4. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 31 tanggal 9 Juli 1997 yang dibuat dihadapan Yulina Eka Putri, SH,

Candidat Notaris sebagai pengganti dari Ny. Toety Juniarto, SH., Notaris di Jakarta, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. C2-8.777 HT.01.04.TH.97 tanggal 29 Agustus 1997, selanjutnya disebut “Akta No.31/1997”.

Pada pokoknya Akta No.31/1997 mengatur tentang persetujuan perubahan Pasal 4 anggaran dasar Perseroan yang akan diuraikan secara lebih terperinci pada bagian Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Perseroan di bawah ini. 5. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 4 tanggal 12 Nopember 1998, yang dibuat di hadapan

Susan Somamiharja, SH.,Notaris di Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 0-3576.HT.01.04.TH.99 tanggal 2 Maret 1999, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 104, Tambahan No.8622 tanggal 28 Desember 1999 selanjutnya disebut “Akta No.4/1998”.

Pada pokoknya Akta No.4/1998 mengatur tentang perubahan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. 6. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham No.34 tanggal 22 Maret 2006 yang dibuat

dihadapan Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.C-10196 HT.01.04. TH. 2006, tanggal 11 April 2006, untuk selanjutnya disebut “Akta No.34/2006”.

Pada pokoknya Akta No.34/2006 mengatur tentang peningkatan modal dasar Perseroan dan peningkatan modal ditempatkan serta modal disetor Perseroan yang akan diuraikan secara lebih terperinci pada bagian Struktur Permodalan dan Komposisi Pemegang Saham di bawah ini. 7. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.09 tanggal 14 Desember 2006 yang dibuat di hadapan Nur Nadia

Tadjoedin, S.H., Notaris di Bogor, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat di dalam database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengenai Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. W8-HT.01.04-303 tanggal 12 Februari 2007, untuk selanjutnya disebut “Akta No.09/2006”.

Pada pokoknya Akta No.09/2006 mengatur mengenai perubahan kedudukan Perseroan dari sebelumnya yang berkedudukan di Jakarta menjadi berkedudukan di Kota Bogor. 8. Akta Berita Acara Rapat Perseroan No. 18 tanggal 22 April 2008, yang dibuat di hadapan Nur Nadia

Tadjoedin, SH.,Notaris di Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. AHU-39052.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 7 Juli 2008 dan telah didaftarkan di dalam daftar Perseroan nomor AHU-0056266.AH.01.09.2008 tanggal 7 Juli 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 3 Maret 2015, Tambahan No. 4952, selanjutnya disebut “Akta No.18/2008”.

Pada pokoknya Akta No.18/2008 mengubah seluruh anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 9. Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti RUPSLB Perseroan No. 27 tanggal

20 Juli 2011, yang dibuat di hadapan Efran Yuniarto,SH.,Notaris di Jakarta, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. AHU-40774.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 11 Agustus 2011, dan telah didaftarkan di dalam Daftar Perseroan dengan nomor AHU-0066886.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 11 Agustus 2011 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 82 Tambahan No.61721 tanggal 12 Oktober 2012 selanjutnya disebut “Akta No.27/2011”.

Pada pokoknya Akta No.27/2011 mengatur tentang peningkatan modal dasar serta modal ditempatkan dan disetor Perseroan yang akan diuraikan secara lebih terperinci pada bagian Struktur Permodalan dan Komposisi Pemegang Saham di bawah ini. 10. Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 23 tanggal 19 Februari 2016, yang

dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya beserta lampirannya No. AHU-0003651.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016 dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan nomor AHU-0024197.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0025961 tanggal 24 Februari 2016 serta telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0025960 tanggal 24 Februari 2016, selanjutnya disebut “Akta No. 23/2016”.

Berdasarkan Akta No. 23/2016, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan (i) Peraturan Bapepam-LK No.IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 Tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik (“Peraturan IX.J.1”), (ii) Peraturan Otoritas Jasa keuangan No.32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK No.32”), dan (iii) Peraturan otoritas Jasa Keuangan No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik (“POJK No.33”).

11. Perubahan terakhir Anggaran Dasar termuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham No. 37 tanggal 15 April 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0041991 tanggal 21 April 2016 dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan No. AHU-0049857.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 21 April 2016 (“Akta No. 37/2016”), dan Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang No. 43 tanggal 21 April 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0041992 tanggal 21 April 2016 serta telah didaftarkan dalam daftar Perseroan No. AHU-0049858.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 21 April 2016 (“Akta No. 43/2016”), yang keduanya dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor.

Berdasarkan Akta No. 37/2016 dan Akta No. 43/2016, para pemegang saham Perseroan menyetujui konversi piutang BLD pada Perseroan sebesar Rp 50 miliar menjadi peningkatan kepemilikan saham dalam Perseroan sebanyak 500 juta saham dan menyetujui konversi piutang BNR pada Perseroan sebesar Rp 50 miliar menjadi setoran saham sebanyak 500 juta saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp 100,- (seratus Rupiah). Selain itu para pemegang saham Perseroan juga telah menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor dalam Perseroan dengan mengeluarkan saham dalam portepel sebesar Rp 100 miliar atau sebanyak 1 miliar saham dengan cara mengkonversi piutang BLD dan BNR pada Perseroan, masing-masing sebesar Rp 50 miliar. Selanjutnya para pemegang saham Perseroan juga menyetujui penjualan seluruh saham BLD dalam Perseroan setelah kepemilikan saham BLD dalam Perseroan ditingkatkan, yaitu sebanyak 19.775.751.724 saham, masing-masing kepada SGN dan PBU.

Akta Pendirian dan Perubahan yang disampaikan oleh Perseroan adalah benar, dan hingga Prospektus ini diterbitkan tidak ada Akta lain sehubungan dengan Anggaran Dasar Perseroan.

Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan

Tahun 1988

Berdasarkan Akta Pendirian,struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100.000 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 5.000 500.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

Husin Ali Muhammad 300 30.000.000 30 Hasan Ali Muhammad 300 30.000.000 30 Alwi Habsyi Ali Muhammad 400 40.000.000 40

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 1.000 100.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 4.000 400.000.000

46

Tahun 1994

Berdasarkan Akta Risalah Rapat No.85 tertanggal 25 Oktober 1994, yang dibuat di hadapan Ny. Yetty Taher, S.H., Notaris di Jakarta,struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100.000 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 5.000 500.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

Umar Muhammad 250 25.000.000 25 Achmad Umar 250 25.000.000 25 Idrus Mulachela 250 25.000.000 25 Alwi Bagir Mulachela 250 25.000.000 25

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 1.000 100.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 4.000 400.000.000

Tahun 1996

Berdasarkan Rapat Para Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 3 Oktober 1996 dan Akta Jual Beli Saham No.6 tanggal 23 Desember 1996 yang dibuat di hadapan Notaris Ny. Hj. Woelan Hartono, S.H., Notaris di Jakarta,struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100.000 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 5.000 500.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

Bambang Irawan Hendradi 700 70.000.000 70 PT. Sanggraha Satrena Satya 300 30.000.000 30

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 1.000 100.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 4.000 400.000.000

Tahun 1996

Berdasarkan Akta No.8/1996, Perseroan melakukan (i) perubahan nilai nominal saham Perseroan dari sebelumnya sebesar Rp100.000 (seratus ribu Rupiah) menjadi Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), dan (ii) peningkatan modal dasar Perseroan dari semula sebesar Rp500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah) menjadi Rp10.000.000.000,- (sepuluh miliar Rupiah) serta (iii) peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari semula sebesar Rp100.000.000,- (seratus juta Rupiah) menjadi Rp7.500.000.000,- (tujuh miliar lima ratus juta Rupiah), yang seluruhnya yaitu sebanyak Rp7.400.000,000,- diambil bagian oleh para pemegang saham Perseroan dengan perincian sebagai berikut :

a. Bambang Irawan Hendradi sebanyak Rp4.550.000.000,-

b. PT Sanggraha Satrena Satya sebanyak Rp1.950.000.000,-

Sehingga, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 10.000 10.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

Bambang Irawan Hendradi 5.250 5.250.000.000 70 PT. Sanggraha Satrena Satya 2.250 2.250.000.000 30

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 7.500 7.500.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 2.500 2.500.000.000

Tahun 1997

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.132 tanggal 30 Mei 1997, yang dibuat di hadapan Ny. Toety Juniarto, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 10.000 10.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

Andy Rachman Alamsyah 5.250 5.250.000.000 70 Hamid Mundzir 2.250 2.250.000.000 30

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 7.500 7.500.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 2.500 2.500.000.000

47

Tahun 1994

Berdasarkan Akta Risalah Rapat No.85 tertanggal 25 Oktober 1994, yang dibuat di hadapan Ny. Yetty Taher, S.H., Notaris di Jakarta,struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100.000 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 5.000 500.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

Umar Muhammad 250 25.000.000 25 Achmad Umar 250 25.000.000 25 Idrus Mulachela 250 25.000.000 25 Alwi Bagir Mulachela 250 25.000.000 25

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 1.000 100.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 4.000 400.000.000

Tahun 1996

Berdasarkan Rapat Para Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 3 Oktober 1996 dan Akta Jual Beli Saham No.6 tanggal 23 Desember 1996 yang dibuat di hadapan Notaris Ny. Hj. Woelan Hartono, S.H., Notaris di Jakarta,struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100.000 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 5.000 500.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

Bambang Irawan Hendradi 700 70.000.000 70 PT. Sanggraha Satrena Satya 300 30.000.000 30

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 1.000 100.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 4.000 400.000.000

Tahun 1996

Berdasarkan Akta No.8/1996, Perseroan melakukan (i) perubahan nilai nominal saham Perseroan dari sebelumnya sebesar Rp100.000 (seratus ribu Rupiah) menjadi Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), dan (ii) peningkatan modal dasar Perseroan dari semula sebesar Rp500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah) menjadi Rp10.000.000.000,- (sepuluh miliar Rupiah) serta (iii) peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari semula sebesar Rp100.000.000,- (seratus juta Rupiah) menjadi Rp7.500.000.000,- (tujuh miliar lima ratus juta Rupiah), yang seluruhnya yaitu sebanyak Rp7.400.000,000,- diambil bagian oleh para pemegang saham Perseroan dengan perincian sebagai berikut :

a. Bambang Irawan Hendradi sebanyak Rp4.550.000.000,-

b. PT Sanggraha Satrena Satya sebanyak Rp1.950.000.000,-

Sehingga, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 10.000 10.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

Bambang Irawan Hendradi 5.250 5.250.000.000 70 PT. Sanggraha Satrena Satya 2.250 2.250.000.000 30

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 7.500 7.500.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 2.500 2.500.000.000

Tahun 1997

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.132 tanggal 30 Mei 1997, yang dibuat di hadapan Ny. Toety Juniarto, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 10.000 10.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

Andy Rachman Alamsyah 5.250 5.250.000.000 70 Hamid Mundzir 2.250 2.250.000.000 30

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 7.500 7.500.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 2.500 2.500.000.000

Tahun 1997

Berdasarkan Akta No.31/1997, Perseroan melakukan (i) peningkatan modal dasar Perseroan dari semula sebesar Rp10.000.000.000,- (sepuluh miliar Rupiah) menjadi Rp150.000.000.000,- (seratus lima puluh miliar Rupiah), (ii) perubahan nilai nominal saham Perseroan dari sebelumnya Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) menjadi Rp1.000 (seribu Rupiah) dan (iii) peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari semula sebesar Rp7.500.000.000 (tujuh miliar lima ratus juta Rupiah) menjadi Rp52.500.000.000 (lima puluh dua miliar lima ratus juta Rupiah) yang seluruhnya diambil bagian oleh masing-masing pemegang saham Perseroan secara proporsional sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 1.000 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 150.000.000 150.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

Andy Rachman Alamsyah 36.750.000 36.750.000.000 70 Hamid Mundzir 15.750.000 15.750.000.000 30

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 52.500.000 52.500.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 97.500.000 97.500.000.000

Tahun 1997

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.18 tanggal 14 Nopember 1997, yang dibuat di hadapan Muchlis Patahna, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 1.000 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 150.000.000 150.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

Andy Rachman Alamsyah 7.350.000 7.350.000.000 14 Hamid Mundzir 3.150.000 3.150.000.000 6 PT. Bakrieland Development Tbk 42.000.000 42.000.000.000 80

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 52.500.000 52.500.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 97.500.000 97.500.000.000

Tahun 1998

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.99 tanggal 31 Maret 1998, yang dibuat di hadapan Ny. Toety Juniarto, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 1.000 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 150.000.000 150.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Sanggraha Pelita Internasional 5.250.000 5.250.000.000 14 PT Kaluppang Makmur Abadi 5.250.000 5.250.000.000 6 PT. Bakrieland Development Tbk 42.000.000 42.000.000.000 80

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 52.500.000 52.500.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 97.500.000 97.500.000.000

Tahun 2004

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.1 tanggal 3 Nopember 2004, yang dibuat di hadapan Muchlis Patahna, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 1.000 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 150.000.000 150.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Sanggraha Pelita Internasional 525.000 525.000.000 1 PT. Bakrieland Development Tbk 51.975.000 51.975.000.000 99

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 52.500.000 52.500.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 97.500.000 97.500.000.000

48

Tahun 2005

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.48 tanggal 30 Juli 2005 yang dibuat di hadapan Efran Yuniarto, S.H., Notaris di Jakarta, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat di dalam database Sisminbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengenai Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.C-30286. HT.01.04.Th.2005 tanggal 14 Nopember 2005 dan telah diumumkan ke dalam Berita Negara Republik Indonesia No.43 Tambahan No.564 tanggal 30 Mei 2006 Perseroan melakukan peningkatan Modal Ditempatkan dan Modal Disetor dari Rp52.500.000.000,- (lima puluh dua miliar lima ratus juta Rupiah) menjadi Rp93.075.000.000,- (sembilan puluh tiga miliar tujuh puluh lima juta Rupiah) yang seluruhnya diambil bagian oleh PT Bakrieland Development, Tbk. dengan mengkonversi Utang Perseroan kepada PT Bakrieland Development, Tbk. menjadi saham sesuai dengan Akta Konversi Utang No. 49 tanggal 30 Juli 2005 yang dibuat di hadapan Efran Yuniarto, S.H., Notaris di Jakarta, sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 1.000 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 150.000.000 150.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Sanggraha Pelita Internasional 525.000 525.000.000 0,56 PT. Bakrieland Development Tbk 92.550.000 92.550.000.000 99,44

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 93.075.000 93.075.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 56.925.000 56.925.000.000

Tahun 2006

Berdasarkan Akta No.34/2006 Perseroan melakukan perubahan-perubahan sehubungan dengan permodalan Perseroan dengan perincian sebagai berikut:

a. peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp150.000.000.000 (seratus lima puluh miliar Rupiah) menjadi Rp800.000.000.000,- (delapan ratus milyar Rupiah);

b. penurunan nilai nominal dari sebelumnya sebesar Rp1.000,- (seribu Rupiah) menjadi Rp100,- (seratus Rupiah); dan

c. peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari Rp93.075.000.000 (sembilan puluh tiga milyar tujuh puluh lima juta Rupiah) menjadi Rp239.540.676.100,- (dua ratus tiga puluh sembilan miliar lima ratus empat puluh juta enam ratus tujuh puluh enam ribu seratus Rupiah), yang seluruhnya yaitu sebanyak Rp146.465.676.100,- (seratus empat puluh enam miliar empat ratus enam puluh lima juta enam ratus tujuh puluh enam ribu seratus Rupiah) diambil bagian oleh PT Bakrieland Development Tbk dengan mengkonversi Utang Perseroan kepada PT Bakrieland Development Tbk menjadi saham sesuai dengan Akta Konversi Utang No. 35 tanggal 22 Maret 2006 yang dibuat di hadapan Efran Yuniarto, S.H., Notaris di Jakarta; serta

d. penjualan seluruh saham Perseroan yang dimiliki oleh PT Sanggraha Pelita Internasional sebanyak 5.250.000 saham kepada PT Sanggraha Pelita Jaya sebagaimana dituangkan pada Akta Jual Beli Saham Nomor 36 tanggal 22 Maret 2006 yang dibuat dihadapan Efran Yuniarto, SH.,M.Kn., Notaris di Jakarta.

Sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 8.000.000.000 800.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Sanggraha Pelita Jaya 5.250.000 525.000.000 0,22 PT. Bakrieland Development Tbk 2.390.156.761 239.015.676.100 99,78

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 2.395.406.761 239.540.676.100 100 Jumlah saham dalam portepel 5.604.593.239 560,459,323,900

Tahun 2008

Berdasarkan Akta No.18/2008, Perseroan melakukan perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, namun demikian tidak terdapat perubahan yang berkaitan dengan struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan, sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah tetap sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 8.000.000.000 800.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Sanggraha Pelita Jaya 5.250.000 525.000.000 0,22 PT. Bakrieland Development Tbk 2.390.156.761 239.015.676.100 99,78

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 2.395.406.761 239.540.676.100 100 Jumlah saham dalam portepel 5.604.593.239 560,459,323,900

49

Tahun 2005

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.48 tanggal 30 Juli 2005 yang dibuat di hadapan Efran Yuniarto, S.H., Notaris di Jakarta, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat di dalam database Sisminbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengenai Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.C-30286. HT.01.04.Th.2005 tanggal 14 Nopember 2005 dan telah diumumkan ke dalam Berita Negara Republik Indonesia No.43 Tambahan No.564 tanggal 30 Mei 2006 Perseroan melakukan peningkatan Modal Ditempatkan dan Modal Disetor dari Rp52.500.000.000,- (lima puluh dua miliar lima ratus juta Rupiah) menjadi Rp93.075.000.000,- (sembilan puluh tiga miliar tujuh puluh lima juta Rupiah) yang seluruhnya diambil bagian oleh PT Bakrieland Development, Tbk. dengan mengkonversi Utang Perseroan kepada PT Bakrieland Development, Tbk. menjadi saham sesuai dengan Akta Konversi Utang No. 49 tanggal 30 Juli 2005 yang dibuat di hadapan Efran Yuniarto, S.H., Notaris di Jakarta, sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 1.000 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 150.000.000 150.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Sanggraha Pelita Internasional 525.000 525.000.000 0,56 PT. Bakrieland Development Tbk 92.550.000 92.550.000.000 99,44

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 93.075.000 93.075.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 56.925.000 56.925.000.000

Tahun 2006

Berdasarkan Akta No.34/2006 Perseroan melakukan perubahan-perubahan sehubungan dengan permodalan Perseroan dengan perincian sebagai berikut:

a. peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp150.000.000.000 (seratus lima puluh miliar Rupiah) menjadi Rp800.000.000.000,- (delapan ratus milyar Rupiah);

b. penurunan nilai nominal dari sebelumnya sebesar Rp1.000,- (seribu Rupiah) menjadi Rp100,- (seratus Rupiah); dan

c. peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari Rp93.075.000.000 (sembilan puluh tiga milyar tujuh puluh lima juta Rupiah) menjadi Rp239.540.676.100,- (dua ratus tiga puluh sembilan miliar lima ratus empat puluh juta enam ratus tujuh puluh enam ribu seratus Rupiah), yang seluruhnya yaitu sebanyak Rp146.465.676.100,- (seratus empat puluh enam miliar empat ratus enam puluh lima juta enam ratus tujuh puluh enam ribu seratus Rupiah) diambil bagian oleh PT Bakrieland Development Tbk dengan mengkonversi Utang Perseroan kepada PT Bakrieland Development Tbk menjadi saham sesuai dengan Akta Konversi Utang No. 35 tanggal 22 Maret 2006 yang dibuat di hadapan Efran Yuniarto, S.H., Notaris di Jakarta; serta

d. penjualan seluruh saham Perseroan yang dimiliki oleh PT Sanggraha Pelita Internasional sebanyak 5.250.000 saham kepada PT Sanggraha Pelita Jaya sebagaimana dituangkan pada Akta Jual Beli Saham Nomor 36 tanggal 22 Maret 2006 yang dibuat dihadapan Efran Yuniarto, SH.,M.Kn., Notaris di Jakarta.

Sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 8.000.000.000 800.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Sanggraha Pelita Jaya 5.250.000 525.000.000 0,22 PT. Bakrieland Development Tbk 2.390.156.761 239.015.676.100 99,78

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 2.395.406.761 239.540.676.100 100 Jumlah saham dalam portepel 5.604.593.239 560,459,323,900

Tahun 2008

Berdasarkan Akta No.18/2008, Perseroan melakukan perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, namun demikian tidak terdapat perubahan yang berkaitan dengan struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan, sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah tetap sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 8.000.000.000 800.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Sanggraha Pelita Jaya 5.250.000 525.000.000 0,22 PT. Bakrieland Development Tbk 2.390.156.761 239.015.676.100 99,78

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 2.395.406.761 239.540.676.100 100 Jumlah saham dalam portepel 5.604.593.239 560,459,323,900

Tahun 2011

Berdasarkan Akta No. 27/2011, Perseroan melakukan perubahan-perubahan yang berkaitan dengan permodalan, yaitu:

a. peningkatan modal dasar Perseroan dari yang semula sebesar Rp 800.000.000.000,- (delapan ratus miliar Rupiah) menjadi sebesar Rp 5.000.000.000.000.- (lima triliun Rupiah); dan

b. peningkatan modal ditempatkan dan disetor yang semula berjumlah sebesar Rp 239.540.676.100,- (dua ratus tiga puluh sembilan miliar lima ratus empat puluh juta enam ratus tujuh puluh enam ribu seratus Rupiah) menjadi sebesar Rp 1.644.540.676.100 (satu triliun enam ratus empat puluh empat miliar lima ratus empat puluh juta enam ratus tujuh puluh enam ribu seratus Rupiah), dengan cara mengeluarkan saham-saham baru sebanyak 14.050.000.000 (empat belas miliar lima puluh juta lembar saham) dengan nilai nominal keseluruhan sebesar Rp1.405.000.000.000 (satu triliun empat ratus lima miliar Rupiah) yang diambil bagian seluruhnya oleh PT Bakrieland Development Tbk yang mekanisme penyetorannya dilakukan melalui mekanisme konversi Utang Perseroan kepada PT Bakrieland Development, Tbk. berdasarkan Akta Konversi Utang No. 28 tanggal 20 Juli 2011 yang dibuat di hadapan Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta.

Sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 50.000.000.000 5.000.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Sanggraha Pelita Jaya 5.250.000 525.000.000 0,032 PT. Bakrieland Development Tbk 16.440.156.761 1.644.015.676.100 99,968

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 16.445.406.761 1.644.540.676.100 100 Jumlah saham dalam portepel 33.554.593.239 3.355.459.323.900

Tahun 2014

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham (sebagai Pengganti Rapat umum Pemegang Saham Luar Biasa) No.94 tanggal 27 Maret 2014 sebagaimana ditegaskan kembali berdasarkan Akta Penegasan Pernyataan Keputusan Rapat No.01 tertanggal 3 Juni 2014 yang keduanya dibuat dihadapan Agus Surachman, SH, M.Kn., Notaris di Kota Bogor, yang pemberitahuannya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-03072.40.21.2014 tanggal 17 Juni 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-40774.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 17 Juni 2014, yang mana kemudian akta-akta tersebut diperbaiki dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 57 tanggal 23 Februari 2015, yang dibuat dihadapan Agus Surachman, SH, M.Kn., Notaris di Kota Bogor,yang pemberitahuannya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-AH.01.03-0011786 tanggal 24 Februari 2015(“Akta No.57/2015”), Perseroan melakukan peningkatan Modal Ditempatkan dan Disetor Perseroan dari semula sebesar Rp1.644.540.676.100,- menjadi Rp1.928.190.940.500,- yang seluruhnya yaitu Rp283.650.264.400,- diambil bagian oleh para pemegang saham Perseroan secara proporsional sesuai dengan persentase kepemilikannya yaitu (i) PT Bakrieland Development, Tbk. sebesar Rp283.559.496.300,- dan (ii) PT Sanggraha Pelita Jaya sebesar Rp90.768.100,- dan disetorkan dengan menggunakan laba ditahan Perseroan setelah dikurangi cadangan Perseroan sebesar 20%.

Sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100 per saham Saham Rupiah %

Modal dasar 50.000.000.000 5.000.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT. Sanggraha Pelita Jaya 6.157.681 615.768.100 0,032 PT. Bakrieland Development Tbk 19.275.751.724 1.927.575.172.400 99,968

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 19.281.909.405 1.928.190.940.500 100 Jumlah saham dalam portepel 30.718.090.595 3.071.809.059.500

50

Tahun 2016

Berdasarkan Akta No. 37/2016, para pemegang saham Perseroan menyetujui konversi piutang BLD pada Perseroan sebesar Rp 50 miliar menjadi peningkatan kepemilikan saham dalam Perseroan sebanyak 500 juta saham dan menyetujui konversi piutang BNR pada Perseroan sebesar Rp 50 miliar menjadi setoran saham sebanyak 500 juta saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp 100,- (seratus Rupiah). Selain itu para pemegang saham Perseroan juga telah menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor dalam Perseroan dengan mengeluarkan saham dalam portepel sebesar Rp 100 miliar atau sebanyak 1 miliar saham dengan cara mengkonversi piutang BLD dan BNR pada Perseroan, masing-masing sebesar Rp 50 miliar atau sebanyak 500 juta saham. Selanjutnya berdasarkan Akta No. 43/2016, para pemegang saham Perseroan juga menyetujui penjualan seluruh saham BLD dalam Perseroan setelah kepemilikan saham BLD dalam Perseroan ditingkatkan, yaitu sebanyak 19.775.751.724 saham atau sebesar 97,50% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan, masing-masing kepada SGN sebanyak 11.212.278.864 saham dan kepada PBU sebanyak 8.563.472.860 saham.

Sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100,-per saham Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %

Modal dasar 50,000,000,000 5,000,000,000,000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT. Surya Global Nusantara 11,212,278,864 1,121,227,886,400 55,28% PT. Prima Bisnis Utama 8,563,472,860 856,347,286,000 42,22% PT. Bakrie Nirwana Realty 500,000,000 50,000,000,000 2,47% PT. Sanggraha Pelita Jaya 6,157,681 615,768,100 0.03%

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 20,281,909,405 2,028,190,940,500 100.00% Jumlah saham dalam portepel 29,718,090,595 2,971,809,059,500

3. MANAJEMEN DAN PENGAWASAN PERSEROAN

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 23 tanggal 19 Februari 2016, yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan beserta lampirannya No. AHU-0003651.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016 dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan nomor AHU-0024197.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0025961 tanggal 24 Februari 2016 serta telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0025960 tanggal 24 Februari 2016, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan terakhir adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Bambang Irawan Hendradi Komisaris : Ambono Janurianto Komisaris : Hamid Mundzir Komisaris Independen : Lukman Purnomosidi Komisaris Independen : Dedy Saefudin Direksi

Direktur Utama : Agus Jayadi Alwie Direktur : Kurniawati Budiman Direktur : Adika Nuraga Bakrie DirekturIndependen : Darto

51

Tahun 2016

Berdasarkan Akta No. 37/2016, para pemegang saham Perseroan menyetujui konversi piutang BLD pada Perseroan sebesar Rp 50 miliar menjadi peningkatan kepemilikan saham dalam Perseroan sebanyak 500 juta saham dan menyetujui konversi piutang BNR pada Perseroan sebesar Rp 50 miliar menjadi setoran saham sebanyak 500 juta saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp 100,- (seratus Rupiah). Selain itu para pemegang saham Perseroan juga telah menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor dalam Perseroan dengan mengeluarkan saham dalam portepel sebesar Rp 100 miliar atau sebanyak 1 miliar saham dengan cara mengkonversi piutang BLD dan BNR pada Perseroan, masing-masing sebesar Rp 50 miliar atau sebanyak 500 juta saham. Selanjutnya berdasarkan Akta No. 43/2016, para pemegang saham Perseroan juga menyetujui penjualan seluruh saham BLD dalam Perseroan setelah kepemilikan saham BLD dalam Perseroan ditingkatkan, yaitu sebanyak 19.775.751.724 saham atau sebesar 97,50% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan, masing-masing kepada SGN sebanyak 11.212.278.864 saham dan kepada PBU sebanyak 8.563.472.860 saham.

Sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp 100,-per saham Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %

Modal dasar 50,000,000,000 5,000,000,000,000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT. Surya Global Nusantara 11,212,278,864 1,121,227,886,400 55,28% PT. Prima Bisnis Utama 8,563,472,860 856,347,286,000 42,22% PT. Bakrie Nirwana Realty 500,000,000 50,000,000,000 2,47% PT. Sanggraha Pelita Jaya 6,157,681 615,768,100 0.03%

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 20,281,909,405 2,028,190,940,500 100.00% Jumlah saham dalam portepel 29,718,090,595 2,971,809,059,500

3. MANAJEMEN DAN PENGAWASAN PERSEROAN

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 23 tanggal 19 Februari 2016, yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan beserta lampirannya No. AHU-0003651.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016 dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan nomor AHU-0024197.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0025961 tanggal 24 Februari 2016 serta telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0025960 tanggal 24 Februari 2016, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan terakhir adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Bambang Irawan Hendradi Komisaris : Ambono Janurianto Komisaris : Hamid Mundzir Komisaris Independen : Lukman Purnomosidi Komisaris Independen : Dedy Saefudin Direksi

Direktur Utama : Agus Jayadi Alwie Direktur : Kurniawati Budiman Direktur : Adika Nuraga Bakrie DirekturIndependen : Darto

Berikut ini adalah riwayat singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan:

DEWAN KOMISARIS

Bambang Irawan Hendradi – Komisaris Utama Warga negara Indonesia, 65 tahun, lahir di Semarang, tanggal 15 Januari 1951, menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2014. PT Bakrieland Development Tbk Sebagai Presiden Komisaris (2002-sekarang),PT. Bakrie Capital Indonesia sebagai Komisaris (2002-sekarang), juga sebagai Pembina Yayasan Pendidikan Bakrie (2005-sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Komisaris di PT Bakrie Finance Corporation (2000-2004), Komisaris di PT Bumi Resources (1997-2003), Direktur di PT Bakrie Capital Indonesia (1997-2002), Direktur Utama PT Bakrieland Development Tbk (1997-2002), Managing Director PT Catur Swasakti Utama (1994-1996), Deputy Director Development PT Catur Swasakti Utama (1992-1994), Deputy Coordinator Directorate Properti & Leisure PT Bakrie Nusantara Corporation (1991-1992), Project Manager Directorate Properti &Leisure PT Bakrie Nusantara Corporation (1990-1991), Direktur PT Sanggraha Pelita Jaya (1989-1991), Project Manager Rehabilitasi Stadion Lebak Bulus (1988-1989), Project Manager Pusat Pelatihan PS Pelita Jaya Tahap I B (1987-1989), Direktur Utama Pusat Pelatihan PS Pelita Jaya Tahap I A & Diklat Pelita Jaya (1986-1987), Direktur Keuangan PT Pillar Abhimantra (1986-1989), Project Manager Bungalaow & Club House Cibulan, Jawa Barat (1985-1986), Direktur Utama PT Djarot (1984-1988), Executive Secretary Chairman Rigunas Group (1982-1984), Komisaris PT Djarot (1977-1983) dan Direktur Utama PT Djarot (1974-1976). Bambang Irawan Hendradi adalah lulusan dari Technishe Hoge Scholl Delft – The Netherlands pada tahun 1981 setelah sebelumnya telah meraih gelar sebagai Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Trisakti pada tahun 1977.

Hamid Mundzir – Komisaris Warga negara Indonesia, 55 tahun, lahir di Bandung, tanggal 14 Nopember 1961, menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2014. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT. Graha Andrasentra Propertindo (2011 – 2014), Komisaris PT Bukit Jonggol Asri (2011-2015), Direktur PT Bakrieland Development Tbk. (2000-2011), Direktur PT Bakrie Infrastructure, Direktur PT Samudra Asia Nasional, Direktur PT Mutiara Permata Biru, Direktur Utama PT Bahana Sukmasejahtera, Direktur Utama PT Sanggraha Pelita Jaya, Direktur Utama, PT Dutaperkasa Unggullestari, Presiden Direktur PT Sanggraha Pelita Development Services (1996-2000), Presiden Direktur PT Sanggraha Pelita Duta Sentosa (1996-2000), Presiden Direktur PT Sanggraha Pelita Jaya Properti Business Company (1997-1998), Akuntan Publik di KAP DR Moehtar Thalib (1984-1986). Hamid Mundzir adalah lulusan dari Universitas Padjajaran Bandung di bidang Ekonomi Akuntansi pada tahun 1984.

Ambono Janurianto – Komisaris Warga negara Indonesia, 56 tahun, lahir di Ambon, tanggal 29 Januari 1960, menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2014. Juga menjabat di PT Bakrieland Development Tbk sebagai Presiden Direktur sejak tahun 2012 . Sebelumnya menjabat di PT Bakrie Power , sebagai Direktur Utama, (2006 – 2008), PT Bakrie & Brothers Tbk., sebagai Direktur (2005 – 2008), PT Bakrie Power, sebagai Direktur (2005 – 2006), PT Tanjung Jati Power Company, sebagai Direktur Utama, (2005 – 2008), PT Bakrie Telecom Tbk, sebagai Komisaris (2003 – 2015), PT Bakrie & Brothers Tbk, sebagai Direktur ( 2002 – 2004), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, sebagai Direktur Utama ( 2000 – 2012), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. sebagai Direktur (1999 – 2000), PT Satelit Palapa Indonesia, sebagai Finance-Accounting & Tax General Manager (1998 – 1999), PT Sony Music Entertainment Indonesia, sebagai Finance & Admin Director (1997 – 1998), PT Motorola Indonesia Starpage Joint Venture, sebagai Finance Controller (1995 – 1997), PT Philips Ralin Electronic, sebagai Finance & Admin Manager (1992 – 1995), PT Daeng Brothers,sebagai Finance & Admin Manager, (1990 – 1992), PT Philips Ralin Electronic, sebagai Commercial Controller/Accountant (1988 – 1990), PT Philips Ralin Electronic, sebagai Internal Officer (1987 – 1988), PT Philips Ralin Electronic, sebagai Management Trainee(1986 – 1987).

Ambono Janurianto adalah Sarjana Ekonomi dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung pada tahun 1986.

52

Lukman Purnomosidi – Komisaris Independen Warga negara Indonesia, 57 tahun, lahir di Surabaya, tanggal 7 Januari 1959, menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2015 Sebelumnya Lukman Purnomosidi menjabat sebagai Manajer Divisi Realti & Properti PT Wijaya Karya (Persero). Lukman Purnomosidi saat ini juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Mahardika Gagas Sejahtera sejak tahun 2013, Direktur Utama PT Eureka Prima Jakarta Tbk. Sejak tahun 2013, Direktur Utama PT Senopati Aryani Prima sejak tahun 2011, Direktur Utama PT Prima Jaringan sejak tahun 2005. Lukman Purnomosidi adalah pasca sarjana dari Sekolah Tinggi Manajemen LPPM Jakarta tahun 1986, setelah sebelumnya meraih gelar Sarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung pada tahun 1983. Saat ini sedang mengambil Program Doktor – Pendidikan S3 Jurusan Administrasi Bisnis di Universitas Brawijaya Malang.

Dedy Saefudin – Komisaris Independen Warga negara Indonesia, 64 tahun, lahir di Cianjur, tanggal 1 Oktober 1951, menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan. Sebelumnya Dedy Saefudin menjabat di Kantor Akuntan Publik Nugroho & Rekan, sebagai Partner sejak (2011 – Sekarang), Kantor Akuntan Publik Dedy, Zeinirwan, Santosa, sebagai Managing Partner (2004– 2011), Kantor Akuntan Publik Drs. Dedy Saefudin, sebagai Pimpinan (1994 – 2004), PT. Bakrie & Brothers (Holding Company), sebagai Treasury Manager, (1987 – 1994), Kantor Akuntan Publik Drs. Yuswar Darwis & Co, sebagai Audit Manager (1986 – 1987), PT. Murino Jaya Drilling Co. Ltd , sebagai Chief Accountant (1982 – 1986), Kantor Akuntan Publik .S Parman & Co, Public Account Coopers & Librand (1975 – 1982). Dedy Saefudin adalah lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia jurusan akuntansi pada tahun 1985.

Agus Jayadi Alwie– Direktur Utama

Warga negara Indonesia, 58 tahun, lahir di Jakarta, tanggal 28 Agustus 1958, menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2015, juga menjabat sebagai Direktur Utama PT. Jungle Land Asia sejak Oktober 2015, dan sebagai Direktur di PT. Bakrieland Development Tbk., sejak tahun 2013 – Sekarang Sebelumnya Agus Jayadi Alwie menjabat di PT. Bakrie Swasakti Utama, sebagai Managing Director/CEO ( 2010 – 2013), PT. Buana Sakti (Sampoerna Strategic Group), sebagai Project Director (2005 – 2010), PT. Jakarta Realty (Agung Podomoro Group), sebagai Project Director, (2003 – 2004), PT. Contimas Utama Indonesia (Carrefour Group), sebagai Asset & Development Director, (1999 – 2003), PT. Procon Indah – Jones Lang Lasalle, sebagai Senior Manager pada tahun 1999, PT. Ciputra Development (Ciputra Group), sebagai Property Development & Construction Senior Manager (1990 – 1998), PT. Rajawali Wira Bhakti Utama (Rajawali Group), sebagai Project Engineer and Project Manager (1989 – 1990), PT. Encona Engineering Inc., sebagai Construction Manager and Project Manager (1984 – 1989). Agus Jayadi Alwie adalah lulusan dari Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Bandung, Jurusan Arsitektur, pada tahun 1984.

Adika Nuraga Bakrie– Direktur Business & Development

Warga negara Indonesia, 34 tahun, lahir di Jakarta, tanggal 14 Desember 1981, menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2015. Dan menjabat sebagai Direktur di PT Jungle Land Asia sejak tahun 2015, dan sebagai Komisaris di Bakrie Sumatera Plantation sejak tahun 2015. Sebelumnya Adika Nuraga Bakrie menjabat di PT. Graha Andrasentra Propertindo, sebagai Chief Business Development Officer (2014 – 2015), PT. Bakrie Capital Indonesia, sebagiai Direktur ( 2013 – Sekarang), PT. Bumi Resources, Tbk., sebagai VP Strategic Business Development, (2013 – Sekarang), PT. Semesta Marga Raya/Bakrie Toll Road, sebagai Deputy Chief Financial Officer (2009 – 2012), PT. Kaltim Prima Coal, sebagai Manager (2008), PT Bakrieland Development, Tbk., sebagai Investment Specialist (2007 – 2014), PT. Bumi Resources, Tbk., sebagai Investor Relations Department (2007), Capital Managers Asia, Analyst (2005 – 2006). Adika Nuraga Bakrie adalah lulusan dari Bentley College, Boston - USA pada tahun 2005.

53

Lukman Purnomosidi – Komisaris Independen Warga negara Indonesia, 57 tahun, lahir di Surabaya, tanggal 7 Januari 1959, menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2015 Sebelumnya Lukman Purnomosidi menjabat sebagai Manajer Divisi Realti & Properti PT Wijaya Karya (Persero). Lukman Purnomosidi saat ini juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Mahardika Gagas Sejahtera sejak tahun 2013, Direktur Utama PT Eureka Prima Jakarta Tbk. Sejak tahun 2013, Direktur Utama PT Senopati Aryani Prima sejak tahun 2011, Direktur Utama PT Prima Jaringan sejak tahun 2005. Lukman Purnomosidi adalah pasca sarjana dari Sekolah Tinggi Manajemen LPPM Jakarta tahun 1986, setelah sebelumnya meraih gelar Sarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung pada tahun 1983. Saat ini sedang mengambil Program Doktor – Pendidikan S3 Jurusan Administrasi Bisnis di Universitas Brawijaya Malang.

Dedy Saefudin – Komisaris Independen Warga negara Indonesia, 64 tahun, lahir di Cianjur, tanggal 1 Oktober 1951, menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan. Sebelumnya Dedy Saefudin menjabat di Kantor Akuntan Publik Nugroho & Rekan, sebagai Partner sejak (2011 – Sekarang), Kantor Akuntan Publik Dedy, Zeinirwan, Santosa, sebagai Managing Partner (2004– 2011), Kantor Akuntan Publik Drs. Dedy Saefudin, sebagai Pimpinan (1994 – 2004), PT. Bakrie & Brothers (Holding Company), sebagai Treasury Manager, (1987 – 1994), Kantor Akuntan Publik Drs. Yuswar Darwis & Co, sebagai Audit Manager (1986 – 1987), PT. Murino Jaya Drilling Co. Ltd , sebagai Chief Accountant (1982 – 1986), Kantor Akuntan Publik .S Parman & Co, Public Account Coopers & Librand (1975 – 1982). Dedy Saefudin adalah lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia jurusan akuntansi pada tahun 1985.

Agus Jayadi Alwie– Direktur Utama

Warga negara Indonesia, 58 tahun, lahir di Jakarta, tanggal 28 Agustus 1958, menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2015, juga menjabat sebagai Direktur Utama PT. Jungle Land Asia sejak Oktober 2015, dan sebagai Direktur di PT. Bakrieland Development Tbk., sejak tahun 2013 – Sekarang Sebelumnya Agus Jayadi Alwie menjabat di PT. Bakrie Swasakti Utama, sebagai Managing Director/CEO ( 2010 – 2013), PT. Buana Sakti (Sampoerna Strategic Group), sebagai Project Director (2005 – 2010), PT. Jakarta Realty (Agung Podomoro Group), sebagai Project Director, (2003 – 2004), PT. Contimas Utama Indonesia (Carrefour Group), sebagai Asset & Development Director, (1999 – 2003), PT. Procon Indah – Jones Lang Lasalle, sebagai Senior Manager pada tahun 1999, PT. Ciputra Development (Ciputra Group), sebagai Property Development & Construction Senior Manager (1990 – 1998), PT. Rajawali Wira Bhakti Utama (Rajawali Group), sebagai Project Engineer and Project Manager (1989 – 1990), PT. Encona Engineering Inc., sebagai Construction Manager and Project Manager (1984 – 1989). Agus Jayadi Alwie adalah lulusan dari Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Bandung, Jurusan Arsitektur, pada tahun 1984.

Adika Nuraga Bakrie– Direktur Business & Development

Warga negara Indonesia, 34 tahun, lahir di Jakarta, tanggal 14 Desember 1981, menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2015. Dan menjabat sebagai Direktur di PT Jungle Land Asia sejak tahun 2015, dan sebagai Komisaris di Bakrie Sumatera Plantation sejak tahun 2015. Sebelumnya Adika Nuraga Bakrie menjabat di PT. Graha Andrasentra Propertindo, sebagai Chief Business Development Officer (2014 – 2015), PT. Bakrie Capital Indonesia, sebagiai Direktur ( 2013 – Sekarang), PT. Bumi Resources, Tbk., sebagai VP Strategic Business Development, (2013 – Sekarang), PT. Semesta Marga Raya/Bakrie Toll Road, sebagai Deputy Chief Financial Officer (2009 – 2012), PT. Kaltim Prima Coal, sebagai Manager (2008), PT Bakrieland Development, Tbk., sebagai Investment Specialist (2007 – 2014), PT. Bumi Resources, Tbk., sebagai Investor Relations Department (2007), Capital Managers Asia, Analyst (2005 – 2006). Adika Nuraga Bakrie adalah lulusan dari Bentley College, Boston - USA pada tahun 2005.

Kurniawati Budiman– Direktur Keuangan

Warga negara Indonesia, 44 tahun, lahir di Jakarta, tanggal 21 Agustus 1971, menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2014 hingga sekarang, saat ini juga menjabat sebagai Direktur di PT. Jungle land Asia sejak tahun 2014. Sebelumnya menjabat sebagai Corporate Secretary PT. Bakrieland Development Tbk. tahun 2013 – 2014, Chief Administration Officer PT. Bakrie Nirwana Semesta tahun 2011 – 2013, VP Marketing Sales PT. Bali Nirwana Resort tahun 2005 – 2011, Task Force Member PT. Perusahaan Pengelola Aset (Persero) tahun 2004, Badan Penyehatan Perbankan Nasional - Asset Disposal Division, sebagai Senior Manager & Team Coordinator (1999 – 2004), PT. Bank Tiara Asia, sebagai Credit & Marketing Analyst (1996 – 1998).

Kurniawati Budiman adalah lulusan dari York University, Toronto, Canada, Bachelor of Administrative Studies, tahun 1995.

Darto – Direktur Independen - Operasional

Warga negara Indonesia, 46 tahun, lahir di Kotabumi-Lampung Utara, tanggal 22 Agustus 1969, menjabat Direktur Independen, Darto saat ini juga menjabat sebagai General Manager di Aston Bogor Hotel & Resort sejak tahun 2008.

Sebelumnya Darto menjabat sebagai General Manager di Grand Candi Hotel Semarang tahun 2003-2008, Sales & Marketing Director di Swissbell Hotel Ciputra Semarang tahun 1999-2003, Senior Sales Manager di Holiday Inn Yogyakarta tahun 1997-1999, Golden Hotels Group, Jakarta sebagai Sales Manager, (1995 – 1997), Sahid Hotels Jakarta and Yogyakarta, sebagai Sales Executive (1992 – 1995). Darto adalah lulusan dari Yogyakarta Hotel Academy di bidang Hotel Service tahun 1991.

Dasar penetapan gaji dan tunjangan lainnya terhadap para anggota Direksi ditentukan oleh RUPS Tahunan Perseroan. Jumlah gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, masing-masing adalah sebesar Rp 3.147.600.000 dan Rp.3.530.102.106; Rp. 4.363.100.000 dan Rp. 6.526.900.000; dan Rp. 3.561.600.000 dan Rp. 6.467.900.400,-.

Masa berakhir jabatan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan adalah sampai dengan RUPS tahunan ke-3 sejak pengangkatan.

Penunjukan seluruh Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik.

Dalam rangka memenuhi peraturan OJK No. IX.I.7, IX.I.5 dan pasal 24 ayat 3, 4, 5 dan pasal 25 ayat 3, POJK No. 33, serta peraturan pencatatan oleh BEI sebagaimana diatur dalam Peraturan No I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat, huruf IV Prosedur Pencatatan Awal, khususnya sub huruf IV.1.2.31 and IV.1.2.32, Perseroan telah membentuk komite audit, berdasarkan SK Dewan Komisaris Perseroan No. 006/SK/BOC-GAP/XI/2015 tanggal 16 November 2015, dengan ketua Dedy Saefudin serta Purnomo Hadi dan Soenarso Soemodiwirjo sebagai anggota yang berlaku efektif sejak tanggal 16 November 2015. Sedangkan satuan audit internal telah ditetapkan berdasarkan Piagam Unit Audit Internal Perseroan, yang merupakan lampiran SK Direksi No. 380/SK/DIR/GAP/AJA/IX/15, pada tanggal 22 September 2015, dengan Kepala Unit Audit Internal adalah Inna Tan.

Berdasarkan Surat Penunjukan Corporate Secretary PT. Graha Andrasentra Propertindo, Tbk., tanggal 22 September 2015, Perseroan telah menunjuk Santoso Budi sebagai Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary).

Perseroan telah memenuhi Peraturan OJK No. 34 tahun 2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi. Perseroan membentuk dan mengangkat Komite Nominasi dan Remunerasi berdasarkan SK Dekom No. 007/SK/BOC-GAP/XI/15 tanggal 16 November 2015.

54

4. STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN

Div Head Estate

Management

AUDIT COMMITEE

NOM & REM COMMITEE

INVESTMENT COMMITEE

PRESIDENT DIRECTOR / CEO

Div Head Internal Audit

Chief Legal OfficerDiv Head Legal &

Corporate Secretary

Dept Head Compliance & Risk

Management

BOARD OF COMMISIONERS

Corporate Secretary

Div Head Information Technology

DIRECTOR MARKETING &

OPERATION

Chief Operating Officer

DIRECTOR FINANCE

Div Head Financial Controller

Div Head Corporate Finance

Chief Finacial Officer

Chief Project Development

Officer

Div Head Project Development

Chief Investor Relation Officer

Chief Human Capital Officer

Dept Head Human Capital

Dept Head General Affairs

GM Commercial & Lifestyle

GM The Jungle Waterpark &

Festival

DIRECTOR BUSINESS

DEVELOPMENT

Div Head Corporate Business

Development

Div Head Land Acquisition &

License / Permits

Chief Business Development

Officer

Chief Marketing Officer

Dept Head Sales Residential

Dept Head Marketing Strategy

& Research

GM Jungleland

GM Aston Bogor

55

4. STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN

Div Head Estate

Management

AUDIT COMMITEE

NOM & REM COMMITEE

INVESTMENT COMMITEE

PRESIDENT DIRECTOR / CEO

Div Head Internal Audit

Chief Legal OfficerDiv Head Legal &

Corporate Secretary

Dept Head Compliance & Risk

Management

BOARD OF COMMISIONERS

Corporate Secretary

Div Head Information Technology

DIRECTOR MARKETING &

OPERATION

Chief Operating Officer

DIRECTOR FINANCE

Div Head Financial Controller

Div Head Corporate Finance

Chief Finacial Officer

Chief Project Development

Officer

Div Head Project Development

Chief Investor Relation Officer

Chief Human Capital Officer

Dept Head Human Capital

Dept Head General Affairs

GM Commercial & Lifestyle

GM The Jungle Waterpark &

Festival

DIRECTOR BUSINESS

DEVELOPMENT

Div Head Corporate Business

Development

Div Head Land Acquisition &

License / Permits

Chief Business Development

Officer

Chief Marketing Officer

Dept Head Sales Residential

Dept Head Marketing Strategy

& Research

GM Jungleland

GM Aston Bogor

5. SUMBER DAYA MANUSIA

Perseroan melaksanakan program-program untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan, mempertahankan kepuasan karyawan melalui remunerasi yang kompetitif, dan menanamkan motivasi melalui program manajemen kinerja.

Perseroan menyadari bahwa keberhasilan operasional dan keuangan secara berkelanjutan sangat tergantung dari tim SDM yang tepat (karyawan yang tepat pada peran yang tepat pula). Untuk itu, Perseroan akan selalu berupaya untuk menjaga hubungan industrial yang produktif, melakukan proses perekrutan dari bakat-bakat terbaik serta mempertahankan bakat-bakat tersebut.

Untuk mencapai tujuan pengembangan SDM tersebut, Perseroan melaksanakan program-program untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kebijakan pengembangan pegawai dijelaskan di dalam buku peraturan perusahaan sebagai berikut:

1. Perseroan memberikan program pelatihan sesuai dengan kebutuhan bisnis Perseroan.

2. Identifikasi kebutuhan pelatihan merupakan tanggung jawab atasan bersama dengan Departemen Sumber Daya Manusia.

3. Pegawai yang menolak untuk mengikuti pelatihan atau tidak dengan sungguh-sungguh melaksanakan tugas dalam pelatihan tanpa alasan yang dapat diterima Perseroan dianggap telah menolak perintah kerja dan akan dikenakan sanksi sesuai Peraturan Perusahaan.

Diluar sarana pendidikan dan pelatihan pegawai, peningkatan kualitas pegawai dilakukan melalui supervisi/ pendampingan/coaching, pemberian proyek dan pengiriman karyawan pada program pelatihan yang dilakukan oleh penyelenggara luar/pihak ke tiga.

Selain itu, Perseroan juga memberikan fasilitas kesejahteraan karyawan meliputi: standar gaji memenuhi ketentuan upah minimum kota/kabupaten, BPJS Ketenagakerjaan, pemberian komisi dan insentif, tunjangan cuti, fasilitas kesehatan (rawat inap dan rawat jalan), uang bantuan kaca mata, bantuan program keluarga berencana,bantuan pemakaman, program pensiun, tunjangan transportasi, tunjangan makan dan fasilitas pinjaman untuk keperluan darurat melalui Koperasi Karyawan.

Perseroan juga telah memenuhi peraturan di bidang ketenagakerjaan, antara lain pemberian standar gaji memenuhi ketentuan upah minimum, pembayaran gaji dan THR tepat waktu, program Jamsostek untuk seluruh karyawan, program BPJS untuk seluruh karyawan/fasilitas kesehatan, pembayaran lembur diberikan kepada karyawan pada tingkat pelaksana, hak-hak cuti karyawan telah diatur di dalam Peraturan Perusahaan dan pembuatan buku Peraturan Perusahaan.

Terkait kesepakatan kerja, Perseroan telah memiliki Peraturan Perusahaan yang telah disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja,Sosial dan Transmigrasi Pemerintah Kota Bogordengan nomor pengesahan 560/033-HI/PKK tertanggal 8 Januari 2014.

Pada tanggal 31 Desember 2015, Perseroan dan Anak Perusahaan mempekerjakan 1.139 (seribu seratus tiga puluh sembilan) orang karyawan. Berikut ini adalah komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan berdasarkan jenjang pendidikan, manajemen, usia, status dan masa kerja.

Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan menurut jenjang pendidikan adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 dan 2014

31 Desember 2013 dan 2012

31-Dec-15 31-Dec-14PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

Pasca Sarjana (S2) 5 0 1 6 9 0 1 10Sarjana (S1) 93 12 130 235 132 7 153 292Diploma III 87 6 163 256 92 0 143 235Diploma II 0 0 0 0 0 0 10 10Diploma I 0 0 0 0 35 7 45 87≤ SMA 389 42 232 663 388 51 222 661

Jumlah 574 60 526 1,160 656 65 574 1,295

Tingkat Jabatan

31-Dec-13 31-Dec-12PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

Pasca Sarjana (S2) 7 0 0 7 8 0 0 8Sarjana (S1) 161 0 0 161 152 0 0 152Diploma III 109 0 0 109 108 0 0 108Diploma II 0 0 0 0 0 0 0 0Diploma I 34 0 0 34 30 0 0 30≤ SMA 467 0 0 467 351 0 0 351

Jumlah 778 0 0 778 649 0 0 649

Tingkat Jabatan

56

Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan menurut jenjang manajemen adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 dan 2014

31 Desember 2013 dan 2012

Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan menurut jenjang usia adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 dan 2014

31 Desember 2013 dan 2012

Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan menurut status karyawan adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 dan 2014

31 Desember 2013 dan 2012

Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan berdasarkan masa kerja adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 dan 2014

31-Dec-15 31-Dec-14PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

Manajerial 127 13 129 269 159 9 113 281Staf 209 14 321 544 248 15 459 722Non Staf 238 33 76 347 249 41 2 292

Jumlah 574 60 526 1160 656 65 574 1295

Jenjang Manajemen

31-Dec-13 31-Dec-12PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

Manajerial 150 0 0 150 154 0 0 154Staf 347 0 0 347 301 0 0 301Non Staf 281 0 0 281 194 0 0 194

Jumlah 778 0 0 778 649 0 0 649

Jenjang Manajemen

31-Dec-15 31-Dec-14PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

< 21 tahun 73 1 252 326 24 1 74 9921 – 30 Tahun 169 5 123 297 275 6 345 62631 – 40 Tahun 219 11 112 342 232 13 112 35741 – 50 Tahun 100 20 38 158 106 25 43 174Lebih dari 50 Tahun 13 23 1 37 19 20 0 39

Jumlah 574 60 526 1160 656 65 574 1295

Tingkat Usia

31-Dec-13 31-Dec-12PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

< 21 tahun 51 0 0 51 17 0 0 1721 – 30 Tahun 304 0 0 304 249 0 0 24931 – 40 Tahun 282 0 0 282 266 0 0 26641 – 50 Tahun 124 0 0 124 102 0 0 102Lebih dari 50 Tahun 17 0 0 17 15 0 0 15

Jumlah 778 0 0 778 649 0 0 649

Tingkat Usia

31-Dec-15 31-Dec-14PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

Tetap 138 47 62 247 182 55 65 302Kontrak 436 13 464 913 474 10 509 993

Jumlah 574 60 526 1160 656 65 574 1295

Status Karyawan

31-Dec-13 31-Dec-12PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

Tetap 206 0 0 206 206 0 0 206Kontrak 572 0 0 572 443 0 0 443

Jumlah 778 0 0 778 649 0 0 649

Status Karyawan

31-Dec-15 31-Dec-14PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

< 5 tahun 426 2 515 943 468 10 560 1038> 5 tahun – 10 tahun 102 10 11 123 130 0 11 141> 10 tahun 46 48 0 94 58 55 3 116

Jumlah 574 60 526 1160 656 65 574 1295

Masa Kerja

57

Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan menurut jenjang manajemen adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 dan 2014

31 Desember 2013 dan 2012

Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan menurut jenjang usia adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 dan 2014

31 Desember 2013 dan 2012

Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan menurut status karyawan adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 dan 2014

31 Desember 2013 dan 2012

Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan berdasarkan masa kerja adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 dan 2014

31-Dec-15 31-Dec-14PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

Manajerial 127 13 129 269 159 9 113 281Staf 209 14 321 544 248 15 459 722Non Staf 238 33 76 347 249 41 2 292

Jumlah 574 60 526 1160 656 65 574 1295

Jenjang Manajemen

31-Dec-13 31-Dec-12PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

Manajerial 150 0 0 150 154 0 0 154Staf 347 0 0 347 301 0 0 301Non Staf 281 0 0 281 194 0 0 194

Jumlah 778 0 0 778 649 0 0 649

Jenjang Manajemen

31-Dec-15 31-Dec-14PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

< 21 tahun 73 1 252 326 24 1 74 9921 – 30 Tahun 169 5 123 297 275 6 345 62631 – 40 Tahun 219 11 112 342 232 13 112 35741 – 50 Tahun 100 20 38 158 106 25 43 174Lebih dari 50 Tahun 13 23 1 37 19 20 0 39

Jumlah 574 60 526 1160 656 65 574 1295

Tingkat Usia

31-Dec-13 31-Dec-12PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

< 21 tahun 51 0 0 51 17 0 0 1721 – 30 Tahun 304 0 0 304 249 0 0 24931 – 40 Tahun 282 0 0 282 266 0 0 26641 – 50 Tahun 124 0 0 124 102 0 0 102Lebih dari 50 Tahun 17 0 0 17 15 0 0 15

Jumlah 778 0 0 778 649 0 0 649

Tingkat Usia

31-Dec-15 31-Dec-14PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

Tetap 138 47 62 247 182 55 65 302Kontrak 436 13 464 913 474 10 509 993

Jumlah 574 60 526 1160 656 65 574 1295

Status Karyawan

31-Dec-13 31-Dec-12PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

Tetap 206 0 0 206 206 0 0 206Kontrak 572 0 0 572 443 0 0 443

Jumlah 778 0 0 778 649 0 0 649

Status Karyawan

31-Dec-15 31-Dec-14PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

< 5 tahun 426 2 515 943 468 10 560 1038> 5 tahun – 10 tahun 102 10 11 123 130 0 11 141> 10 tahun 46 48 0 94 58 55 3 116

Jumlah 574 60 526 1160 656 65 574 1295

Masa Kerja

31 Desember 2013 dan 2012

Hingga saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan dan Anak Perusahaan tidak memiliki tenaga kerja asing yang bekerja di Perseroan maupun Anak Perusahaan.

6. KETERANGAN TENTANG ANAK PERUSAHAAN

6.1 PT Jungleland Asia (“JLA”)

Riwayat Singkat

JLA, (d/h PT Garda Mulia Persada) didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.133 tanggal 31Maret 2011, dibuat dihadapan Jimmy Tanal, S.H., sebagai pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta Selatan, telah memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor: AHU-21163.AH.01.01.Tahun 2011 Tentang Pengesahan Badan Hukum JLA, tertanggal 27 April 2011, dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0033663.AH.01.09.Tahun 2011, Tanggal 27 April 2011,serta telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No 69 tanggal 28 Agustus 2012 selanjutnya disebut “Akta Pendirian”. JLA beralamat di Jalan Jungleland Boulevard No. 1, Kawasan Sentul Nirwana, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang – Kabupaten Bogor. Tel. +62 21 293 11 313, Fax. +62 21 29 311 311. Anggaran dasar JLA sebagaimana pertama kali termuat di dalam Akta Pendirian, telah mengalami beberapa kali perubahan, yaitu berdasarkan:

1. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No.10 tanggal 7 September 2011,yang dibuat

dihadapan Jimmy Tanal, S.H., sebagai pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta Selatan, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor: AHU-45579.AH.01.02 Tahun 2011 Tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar JLA, tertanggal 19 September 2011, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0075116.AH.01.09.Tahun 2011, Tanggal 19 September 2011, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 91 tanggal 13 November 2012, selanjutnya disebut “Akta No.10/2011”.

Pada pokoknya Akta No.10/2011 mengatur mengenai persetujuan perubahan nama JLA dari semula bernama PT Garda Mulia Persada menjadi PT Jungleland Asia. 2. Akta Berita Acara Rapat No.101 tanggal 22 September 2011,yang dibuat dihadapan Jimmy Tanal,

S.H., sebagai pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta Selatan, telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Keputusan No. AHU-62653.AH.01.02.Tahun 2011 tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar JLA, tertanggal 19 Desember 2011, didaftarkan dalam buku daftar perseroan Nomor: AHU-0103984.AH.01.09.Tahun 2011, tanggal 19 Desember 2011, selanjutnya disebut “Akta No.101/2011”.

Pada pokoknya Akta No.101/2011mengatur mengenai perubahan sebagai berikut:

a. Perubahan modal dasar JLA menjadi Rp 1.200.000.000.000 (satu triliun dua ratus juta Rupiah) yang terbagi atas 1.200.000 (satu juta dua ratus saham), masing-masing bernilai sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta Rupiah);

b. Perubahan modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp. 300.000.000.000 (tiga ratus miliar

Rupiah) yang diambil bagian seluruhnya sebesar Rp 299.400.000.000 (dua ratus sembilan puluh sembilan miliar empat ratus juta Rupiah) oleh PT Bukit Jonggol Asri sehingga;

c. Perubahan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha JLA yaitu menjadi membangun dan/atau

mengelola kawasan rekreasi dan pariwisata (theme park). JLA dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

31-Dec-13 31-Dec-12PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah PT GAP PT LNJ PT JLA Jumlah

< 5 tahun 537 0 0 537 478 0 0 478> 5 tahun – 10 tahun 183 0 0 183 115 0 0 115> 10 tahun 58 0 0 58 56 0 0 56

Jumlah 778 0 0 778 649 0 0 649

Status Karyawan

58

Membangun dan/atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk memenuhi kebutuhan jasa rekreasi/pariwisata (theme park) berikut fasilitas-fasilitasnya antara lain:

a. tempat rekreasi antara lain meliputi taman rekreasi keluarga dan pusat area hiburan untuk umum, serta menyelenggarakan arena permainan anak-anak dan usaha terkait lainnya.

b. Agro wisata, kolam pemancingan, wisata outbond lainnya. c. Penyediaan tempat dan fasilitas untuk berenang yang dilengkapi dengan taman dan arena

bermain untuk anak-anak dan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum serta kegiatan usaha terkait.

d. Perubahan status JLA menjadi perseroan terbatas dalam rangka Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN), sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (“UUPM”);

e. Perubahan ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar JLA sehubungan dengan perubahan

status JLA menjadi perseroan terbatas dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). 3. Akta Berita Acara Rapat No. 39 tanggal 8 Februari 2012,yang dibuat dihadapan Jimmy Tanal, S.H.,

sebagai pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta Selatan, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengenai Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. AHU-AH.01.10-05036, tanggal 14 Februari 2012, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0012554.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 14 Februari 2012 dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 78 tanggal 27 September 2013selanjutnya disebut “Akta No.39/2012”.

Pada pokoknya Akta No. 39/2012 mengatur mengenai perubahan nilai nominal saham dari yang semula bernilai nominal sebesar Rp 1.000.000 (satu juta Rupiah) menjadi Rp 100 (seratus Rupiah). 4. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 46 tertanggal 16April 2012,yang

dibuat dihadapan Sri Rahayuningsih, S.H., Notaris di Jakarta Selatan, telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. AHU-24299.AH.01.02. Tahun 2012 tanggal 7 Mei 2012, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0040558.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 7 Mei 2012 dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 96 tanggal 29 November 2013,selanjutnya disebut “Akta No.46/2012”.

Pada pokoknya Akta No. 46/2012mengatur mengenai:

a. Persetujuan masuknya PT Sentul City Tbk. sebagai pemegang saham baru dalam JLA dengan mengambil bagian atas seluruh saham yang akan dikeluarkan JLA sebanyak 2.000.000.000 (dua miliar) saham;

b. Peningkatan modal dasar JLA menjadi sebesar Rp 2.000.000.000.000 (dua triliun Rupiah) yang

terbagi atas 20.000.000.000 (dua puluh miliar) saham. c. Peningkatan modal ditempatkan dalam JLA menjadi sebesar Rp 500.000.000.000 (lima ratus

miliar) saham yang seluruhnya diambil bagian oleh PT Sentul City, Tbk. sebanyak 2.000.000.000 (dua miliar) saham atau sebesar Rp 200.000.000.000 (dua ratus miliyr Rupiah).

5. Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham JLA No. 8 tanggal 13 Januari 2016, yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn., notaris di Kota Bogor, yang telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. AHU-0000966.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 19 Januari 2016, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0006680.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 19 Januari 2016, selanjutnya disebut “Akta No.8/2016”.

Pada pokoknya Akta No. 8/2016 mengatur mengenai perubahan kedudukan JLA dari yang semula berkedudukan di Jakarta Selatan menjadi berkedudukan di Kabupaten Bogor.

59

Membangun dan/atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk memenuhi kebutuhan jasa rekreasi/pariwisata (theme park) berikut fasilitas-fasilitasnya antara lain:

a. tempat rekreasi antara lain meliputi taman rekreasi keluarga dan pusat area hiburan untuk umum, serta menyelenggarakan arena permainan anak-anak dan usaha terkait lainnya.

b. Agro wisata, kolam pemancingan, wisata outbond lainnya. c. Penyediaan tempat dan fasilitas untuk berenang yang dilengkapi dengan taman dan arena

bermain untuk anak-anak dan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum serta kegiatan usaha terkait.

d. Perubahan status JLA menjadi perseroan terbatas dalam rangka Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN), sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (“UUPM”);

e. Perubahan ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar JLA sehubungan dengan perubahan

status JLA menjadi perseroan terbatas dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). 3. Akta Berita Acara Rapat No. 39 tanggal 8 Februari 2012,yang dibuat dihadapan Jimmy Tanal, S.H.,

sebagai pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta Selatan, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengenai Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. AHU-AH.01.10-05036, tanggal 14 Februari 2012, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0012554.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 14 Februari 2012 dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 78 tanggal 27 September 2013selanjutnya disebut “Akta No.39/2012”.

Pada pokoknya Akta No. 39/2012 mengatur mengenai perubahan nilai nominal saham dari yang semula bernilai nominal sebesar Rp 1.000.000 (satu juta Rupiah) menjadi Rp 100 (seratus Rupiah). 4. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 46 tertanggal 16April 2012,yang

dibuat dihadapan Sri Rahayuningsih, S.H., Notaris di Jakarta Selatan, telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. AHU-24299.AH.01.02. Tahun 2012 tanggal 7 Mei 2012, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0040558.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 7 Mei 2012 dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 96 tanggal 29 November 2013,selanjutnya disebut “Akta No.46/2012”.

Pada pokoknya Akta No. 46/2012mengatur mengenai:

a. Persetujuan masuknya PT Sentul City Tbk. sebagai pemegang saham baru dalam JLA dengan mengambil bagian atas seluruh saham yang akan dikeluarkan JLA sebanyak 2.000.000.000 (dua miliar) saham;

b. Peningkatan modal dasar JLA menjadi sebesar Rp 2.000.000.000.000 (dua triliun Rupiah) yang

terbagi atas 20.000.000.000 (dua puluh miliar) saham. c. Peningkatan modal ditempatkan dalam JLA menjadi sebesar Rp 500.000.000.000 (lima ratus

miliar) saham yang seluruhnya diambil bagian oleh PT Sentul City, Tbk. sebanyak 2.000.000.000 (dua miliar) saham atau sebesar Rp 200.000.000.000 (dua ratus miliyr Rupiah).

5. Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham JLA No. 8 tanggal 13 Januari 2016, yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn., notaris di Kota Bogor, yang telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. AHU-0000966.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 19 Januari 2016, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0006680.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 19 Januari 2016, selanjutnya disebut “Akta No.8/2016”.

Pada pokoknya Akta No. 8/2016 mengatur mengenai perubahan kedudukan JLA dari yang semula berkedudukan di Jakarta Selatan menjadi berkedudukan di Kabupaten Bogor.

Kegiatan Usaha

Berdasarkan Pasal 3 Akta No.101/2011, maksud dan tujuan JLA adalah membangun dan/atau mengelola kawasan rekreasi dan pariwisata (theme park).

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, JLA dapat menjalankan kegiatan usaha sebagai berikut:

Membangun dan/atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk memenuhi kebutuhan jasa rekreasi/pariwisata (theme park) berikut fasilitas-fasilitasnya antara lain:

1) Tempat reakreasi antara lain meliputi taman rekreasi keluarga dan pusat area hiburan untuk umum, serta menyelenggarakan arena permainan anak-anak dan usaha terkait lainnya ;

2) Agro wisata, kolam pemancingan, wisata outbond dan lainnya;

3) Penyediaan tempat dan fasilitas untuk berenang yang dilengkapi dengan taman dan arena bermain untuk anak-anak dan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum serta kegiatan usaha terkait.

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sebagai perusahaan yang menyelenggarakan hiburan melalui wahana-wahana permainan, JLA menyadari pentingnya program Keselamatan dan Kesehatan Kerja, karena merupakan unsur terpenting dalam melindungi keselamatan, kenyamanan, sehingga mendapatkan kepercayaan pengunjung. Untuk itu, JLA menetapkan beberapa unsure dan standar untuk K3 (keselamatan dan kesehatan kerja), yang terdiri dari:

1. Organisasi P2K3 JLA (Panitia Pelaksana Keselamatan dan Kesehatan Kerja) bersertifikasi kementrian tenaga kerja melakukan regulasi report untuk pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja melakukan pemantauan, peningkatan JSA (Job Safety Analysis) kegiatan operasional sehingga tercipta suasana aman dan nyaman di tempat kerja.

2. Organisasi ERT (Emergency Response Team, terdiri dari team evakuasi dan pemadam kebakaran) dan berkerja sama dengan dinas pemadam setempat melakukan tindakan preventif dengan pelatihan dan evakuasi darurat.

3. Klinik P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) perusahaan dan bekerja sama dengan rumah sakit terdekat dalam penanganan kecelakaan dan secara preventive melakukan kegiatan training CPR dan evakuasi penderita terhadap semua anggota ERT oleh tenaga medis/dokter.

4. Peralatan pendukung keamanan

a. Emergency Tools (peralatan evakuasi konvensional pada ketinggian)

b. Peralatan Petugas Pemadam Kebakaran (Apar,Respirator,Baju pemadam, Helmet)

c. Petunjuk keselamatan dalam kondisi darurat

d. Peralatan P3K dan mobil darurat

e. Pendukung peralatan kerja bengkel (sarung tangan, kacamata pengaman, sepatu)

5. Pengendalian dan perawatan peralatan kerja

a. PMS (Preventive Maintenance System) yang terjadwal, tercatat dalam sejarah perbaikan terhadap semua peralatan yang dipergunakan pengunjung sehingga peralatan aman di pergunakan

b. Anggaran operasional dan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan

60

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 14 tertanggal 9 April 2015, yang dibuat dihadapan Isa Aini Rahmawati, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Bogor, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengenai Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan Nomor: AHU-AH.01.03-0925454 tanggal 18 April 2015, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-3494186.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 18 April 2015, selanjutnya disebut “Akta No.14/2015”, para pemegang saham JLA memberikan persetujuan atas penjualan 1.000 (seribu) saham yang dimiliki Perseroan kepada PT Andrasentra Properti Services berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham PT Jungleland Asia tanggal 31 Maret 2015 dengan harga jual beli sebesar Rp 100.000 (seratus ribu Rupiah), sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham JLA berubah menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 100 per saham Saham Jumlah Nominal (Rp) %

Modal dasar 20.000.000.000 2.000.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Graha Andrasentra Propertindo 4.999.999.000 499.999.900.000 99,999 PT Andrasentra Properti Services 1.000 100.000 0,001

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 5.000.000.000 500.000.000.000 100,000 Jumlah saham dalam portepel 15.000.000.000 1.500.000.000.000

Komisaris dan Direksi

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham JLA No. 3 tertanggal 8 Oktober 2015, yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., MKn., Notaris di Kota Bogor, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengenai Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0971071, tanggal 9 Oktober 2015, didaftarkan dalam Daftar Perseroan nomor: AHU-3564367.AH.01.11.Tahun 2015, tanggal 09 Oktober 2015, menetapkan susunan Direksi dan Komisaris JLA adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Komisaris Utama : Ambono Janurianto Komisaris : Hamid Mundzir

Direksi Direktur Utama : Agus Jayadi Alwie Direktur : Adika Nuraga Bakrie Direktur : Kurniawati Budiman

Ringkasan Laporan Keuangan

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan konsolidasian penting JLA, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, yang berasal dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang berasal dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata, Sutanto, Fahmi & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal atas kelangsungan usaha, adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan rupiah) 31 Desember

2015 2014 2013

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Aset lancar 15,013 61,926 32,523

Aset tidak lancar 1,046,477 1,097,665 1,051,077

Jumlah Aset 1,061,490 1,159,591 1,083,600

Liabilitas jangka pendek 479,483 495,011 343,032

Liabilitas jangka panjang 409,148 393,549 371,100

Jumlah Liabilitas 888,631 888,560 714,132

Jumlah Ekuitas 172,859 271,031 369,468

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 1,061,490 1,159,591 1,083,600

LAPORAN LABA RUGI

Pendapatan Bersih 121,691 170,834 77,015

Laba Kotor 36,061 96,848 52,354

Laba (Rugi) Operasional (23,938) (4,516) (8,433)

Laba (Rugi) Bersih (98,651) (98,437) (104,084)

61

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 14 tertanggal 9 April 2015, yang dibuat dihadapan Isa Aini Rahmawati, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Bogor, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengenai Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan Nomor: AHU-AH.01.03-0925454 tanggal 18 April 2015, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-3494186.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 18 April 2015, selanjutnya disebut “Akta No.14/2015”, para pemegang saham JLA memberikan persetujuan atas penjualan 1.000 (seribu) saham yang dimiliki Perseroan kepada PT Andrasentra Properti Services berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham PT Jungleland Asia tanggal 31 Maret 2015 dengan harga jual beli sebesar Rp 100.000 (seratus ribu Rupiah), sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham JLA berubah menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 100 per saham Saham Jumlah Nominal (Rp) %

Modal dasar 20.000.000.000 2.000.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Graha Andrasentra Propertindo 4.999.999.000 499.999.900.000 99,999 PT Andrasentra Properti Services 1.000 100.000 0,001

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 5.000.000.000 500.000.000.000 100,000 Jumlah saham dalam portepel 15.000.000.000 1.500.000.000.000

Komisaris dan Direksi

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham JLA No. 3 tertanggal 8 Oktober 2015, yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., MKn., Notaris di Kota Bogor, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengenai Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0971071, tanggal 9 Oktober 2015, didaftarkan dalam Daftar Perseroan nomor: AHU-3564367.AH.01.11.Tahun 2015, tanggal 09 Oktober 2015, menetapkan susunan Direksi dan Komisaris JLA adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Komisaris Utama : Ambono Janurianto Komisaris : Hamid Mundzir

Direksi Direktur Utama : Agus Jayadi Alwie Direktur : Adika Nuraga Bakrie Direktur : Kurniawati Budiman

Ringkasan Laporan Keuangan

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan konsolidasian penting JLA, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, yang berasal dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang berasal dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata, Sutanto, Fahmi & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal atas kelangsungan usaha, adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan rupiah) 31 Desember

2015 2014 2013

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Aset lancar 15,013 61,926 32,523

Aset tidak lancar 1,046,477 1,097,665 1,051,077

Jumlah Aset 1,061,490 1,159,591 1,083,600

Liabilitas jangka pendek 479,483 495,011 343,032

Liabilitas jangka panjang 409,148 393,549 371,100

Jumlah Liabilitas 888,631 888,560 714,132

Jumlah Ekuitas 172,859 271,031 369,468

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 1,061,490 1,159,591 1,083,600

LAPORAN LABA RUGI

Pendapatan Bersih 121,691 170,834 77,015

Laba Kotor 36,061 96,848 52,354

Laba (Rugi) Operasional (23,938) (4,516) (8,433)

Laba (Rugi) Bersih (98,651) (98,437) (104,084)

Posisi keuangan JLA berdiri sejak tahun 2011 dan atas kenaikan jumlah aset dan liabilitas serta ekuitas sejak tahun 2013, adalah karena baru mulai beroperasinya pada tahun tersebut, sehingga pada tahun 2014 dan 2015, JLA terus melakukan tambahan investasi. Untuk tahun 2015 penurunan jumlah aset serta ekuitas disebabkan rugi tahun berjalan yang mempengaruhi saldo laba tahun 2015. Laporan laba rugi Pendapatan pada tahun 2013 masih minim. Adapun JLA masih membukukan rugi bersih pada tahun 2014 dan 2015, yang disebabkan karena penurunan dari penghasilan bersih di tahun 2015 dibanding 2014 sebesar 29% akibat kurang kondusifnya perekonomian secara keseluruhan pada tahun 2015, juga musim liburan sekolah yang bertepatan dengan bulan puasa.

6.2 PT Lembu Nusantara Jaya (“LNJ”)

Riwayat Singkat

LNJ didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.61 tanggal 13 April 2010, dibuat dihadapan Paulus Oliver Yoesoef, S.H., Notaris di Kota Malang, telah memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Keputusan Nomor: AHU-63907.AH.01.01.Tahun 2013, Tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan, tertanggal 5 Desember 2013, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0116695.AH.01.09.Tahun 2013, Tanggal 05 Desember 2013, selanjutnya disebut “Akta Pendirian”. LNJ beralamat di Jalan Ijen Nirwana Raya Blok A No. 16, RT 06 / RW 07, Kel. Bareng Kec. Klojen, Kota Malang. Telp +62 341 555887, fax+62 341 365111. Khusus mengenai penyertaan saham Perseroan pada PT Lembu Nusantara Jaya (“LNJ”), Perseroan telah bersepakat dengan PT Duta Perkasa Unggullestari (“DPUL”) sebagaimana dinyatakan di dalam Kesepakatan Bersama tanggal 31 Desember 2014 mengenai hal-hal yang antara lainnya adalah sebagai berikut : a. Pengelolaan LNJ tetap akan dimonitor langsung oleh DPUL sampai waktu yang akan ditentukan

kemudian oleh para pihak dalam Kesepakatan Bersama tersebut.

b. Perseroan belum akan mengendalikan aspek keuangan dan operasional LNJ sampai dengan akhir semester pertama tahun 2015 atau waktu lain yang disepakati dan akan ditentukan kemudian oleh para pihak.

Dan sesuai dengan surat Perseroan kepada DPUL No. 047/BOD-GAP/ V/2015 tanggal 25 Mei 2015, Perseroan tetap menyerahkan pengawasan langsung dan pengendalian LNJ kepada DPUL sampai waktu yang akan disepakati bersama dikemudian hari. Anggaran dasar LNJ sebagaimana pertama kali termuat di dalam Akta Pendirian, telah mengalami beberapa kali perubahan, yaitu berdasarkan:

1. Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Rapat Umum Pemegang Saham No.267 tanggal 23 September

2014,yang dibuat dihadapan Paulus Oliver Yoesoef, S.H., Notaris di Kota Malang, telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Nomor:AHU-07133.40.21.2014, tertanggal 8Oktober 2014, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0103082.40.80.2014, Tanggal 08 Oktober 2014, selanjutnya disebut “Akta No.267/2014”.

Pada pokoknya Akta No.267/2014 berisi tentang persetujuan tentang peningkatan modal dasar, dan peningkatan modal yang ditempatkan dan modal disetor.

2. Akta Pernyataan Keputusan Sirkular Rapat Umum Pemegang Saham No. 23 tanggal 1 Desember 2014,yang dibuat dihadapan Paulus Oliver Yoesoef, S.H., Notaris di Kota Malang, telah mendapatkan Persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Nomor: AHU-12933.40.20.2014 Tentang Persetujuan Perubahan Badan Hukum Perseroan Terbatas tertanggal 16 Desember 2014, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0131775.40.80.2014, Tanggal 16 Desember 2014, telah pula diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-09780.40.21.2014, selanjutnya disebut “Akta No.23/2014”.

Pada pokoknya Akta No.23/2014 berisi tentang persetujuan tentang peningkatan modal dasar, dan peningkatan modal yang ditempatkan dan modal disetor.

62

Kegiatan Usaha

Kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh LNJ saat ini adalah Pembangunan dan Pengelolaan Hotel dan Pemandian Air Panas Songgoriti.

Berdasarkan Pasal 3 Akta Pendirian, maksud dan tujuan LNJ adalah sebagai berikut: 1. Jasa. 2. Perdagangan. 3. Pembangunan Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, LNJ dapat menjalankan kegiatan usaha sebagaiberikut: a. Menjalankan usaha dibidang jasa yaitu: 1) Ekspedisi, Pengepakan dan Pergudangan (bukan veem); 2) Jasa Agen Property; 3) Jasa Bidang Konstruksi Pertambangan; 4) Jasa Konsultasi Bidang Perhotelan; 5) Jasa Konsultasi Manajemen Property; 6) Jasa Pengelolaan Hotel; 7) Jasa Pengelolaan dan Penyewaan Gedung, Perkantoran, Taman Hiburan/Rekreasi dan Kawasan

Berikat; 8) Jasa Penyelenggara Usaha Teknik; 9) Jasa Periklanan dan Reklame serta Promosi dan Pemasaran; 10) Jasa Rumah Makan Atau Restoran; 11) Konsultasi Bidang Arsitek, Landscape, Design dan Interior 12) Konsultasi Bidang Bisnis Manajemen dan Administrasi; 13) Konsultasi Bidang Konstruksi Sipil; 14) Konsultasi Bidang Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan; 15) Menjalankan Usaha-Usaha dibidang Jasa; 16) Perantara Perdagangan Property. b. Menjalankan usaha dibidang Perdagangan yaitu: 1) Perdagangan Supermarket (Toserba/Swalayan) ; 2) Perdagangan yang berhubungan dengan Usaha Real Estate dan Property ; c. Menjalankan usaha dibidang Pembangunan yaitu: 1) Bertindak Sebagai Pengembang; 2) Konstruksi Besi dan Baja; 3) Menjalankan Usaha-Usaha di Bidang Pembangunan; 4) Pemasangan Instalasi-instalasi; 5) Pembangunan Konstruksi Gedung, Jembatan, Jalan, Bandara-Dermaga; 6) Pembangunan Sarana Prasarana Jaringan Telekomunikasi; 7) Pembangun Konstruksi Billboard, Reklame dan Periklanan; 8) Pemborongan Bidang Pertambangan Umum; 9) Pemborongan Pada Umumnya (General Contraktor); 10) Pengembangan Wilayah Pemukiman; 11) Penyelesaian Konstruksi Gedung; 12) Pemborong Industrial Estate.

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Sirkular Rapat Umum Pemegang Saham No. 420 tanggal 3 Desember 2014, yang dibuat dihadapan Paulus Oliver Yoesoef, S.H., Notaris di Kota Malang, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan Nomor: AHU-0005979.AH.01.03.Tahun 2015, tertanggal tertanggal 29 Januari 2015, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor : AHU-0011086.AH.01.11.Tahun 2015, selanjutnya disebut “Akta No.420/2014”, para pemegang saham LNJ telah menyetujui pengalihan jual beli saham milik Iwan Budianto sebanyak 20.400 (dua puluh ribu empat ratus) saham kepada PT Graha Andrasentra Propertindo yang dilaksanakan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 421 tanggal 30 Desember 2014 yang dibuat dihadapan Paulus Oliver Yoesoef, S.H., Notaris di Kota Malang, dengan harga jual beli sebesar Rp. 20.400.000.000,- (dua puluh miliar empat ratus juta Rupiah), sehingga struktur komposisi akhir pemegang saham LNJ menjadi sebagai berikut:

63

Kegiatan Usaha

Kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh LNJ saat ini adalah Pembangunan dan Pengelolaan Hotel dan Pemandian Air Panas Songgoriti.

Berdasarkan Pasal 3 Akta Pendirian, maksud dan tujuan LNJ adalah sebagai berikut: 1. Jasa. 2. Perdagangan. 3. Pembangunan Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, LNJ dapat menjalankan kegiatan usaha sebagaiberikut: a. Menjalankan usaha dibidang jasa yaitu: 1) Ekspedisi, Pengepakan dan Pergudangan (bukan veem); 2) Jasa Agen Property; 3) Jasa Bidang Konstruksi Pertambangan; 4) Jasa Konsultasi Bidang Perhotelan; 5) Jasa Konsultasi Manajemen Property; 6) Jasa Pengelolaan Hotel; 7) Jasa Pengelolaan dan Penyewaan Gedung, Perkantoran, Taman Hiburan/Rekreasi dan Kawasan

Berikat; 8) Jasa Penyelenggara Usaha Teknik; 9) Jasa Periklanan dan Reklame serta Promosi dan Pemasaran; 10) Jasa Rumah Makan Atau Restoran; 11) Konsultasi Bidang Arsitek, Landscape, Design dan Interior 12) Konsultasi Bidang Bisnis Manajemen dan Administrasi; 13) Konsultasi Bidang Konstruksi Sipil; 14) Konsultasi Bidang Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan; 15) Menjalankan Usaha-Usaha dibidang Jasa; 16) Perantara Perdagangan Property. b. Menjalankan usaha dibidang Perdagangan yaitu: 1) Perdagangan Supermarket (Toserba/Swalayan) ; 2) Perdagangan yang berhubungan dengan Usaha Real Estate dan Property ; c. Menjalankan usaha dibidang Pembangunan yaitu: 1) Bertindak Sebagai Pengembang; 2) Konstruksi Besi dan Baja; 3) Menjalankan Usaha-Usaha di Bidang Pembangunan; 4) Pemasangan Instalasi-instalasi; 5) Pembangunan Konstruksi Gedung, Jembatan, Jalan, Bandara-Dermaga; 6) Pembangunan Sarana Prasarana Jaringan Telekomunikasi; 7) Pembangun Konstruksi Billboard, Reklame dan Periklanan; 8) Pemborongan Bidang Pertambangan Umum; 9) Pemborongan Pada Umumnya (General Contraktor); 10) Pengembangan Wilayah Pemukiman; 11) Penyelesaian Konstruksi Gedung; 12) Pemborong Industrial Estate.

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Sirkular Rapat Umum Pemegang Saham No. 420 tanggal 3 Desember 2014, yang dibuat dihadapan Paulus Oliver Yoesoef, S.H., Notaris di Kota Malang, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan Nomor: AHU-0005979.AH.01.03.Tahun 2015, tertanggal tertanggal 29 Januari 2015, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor : AHU-0011086.AH.01.11.Tahun 2015, selanjutnya disebut “Akta No.420/2014”, para pemegang saham LNJ telah menyetujui pengalihan jual beli saham milik Iwan Budianto sebanyak 20.400 (dua puluh ribu empat ratus) saham kepada PT Graha Andrasentra Propertindo yang dilaksanakan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 421 tanggal 30 Desember 2014 yang dibuat dihadapan Paulus Oliver Yoesoef, S.H., Notaris di Kota Malang, dengan harga jual beli sebesar Rp. 20.400.000.000,- (dua puluh miliar empat ratus juta Rupiah), sehingga struktur komposisi akhir pemegang saham LNJ menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 1.000.000per saham Saham Jumlah Nominal (Rp) %

Modal dasar 60.000 10.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh

PT Dutaperkasa Unggullestari 18.000 18.000.000.000 45 PT Graha Andrasentra Propertindo 20.400 20.400.000.000 51 Iwan Budianto 1.600 1.600.000.000 4

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 40.000 40.000.000.000 100 Jumlah saham dalam portepel 20.000 20.000.000.000

Komisaris dan Direksi

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 76 tanggal 6 Desember 2013, yang dibuat dihadapan Paulus Oliver Yoesoef, S.H., Notaris di Kota Malang, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan Nomor: AHU-AH.01.10-01349 tanggal 13 Januari 2014, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0003029.AH.01.09.Tahun 2014 Tanggal 13 Januari 2014, susunan Direksi dan Komisaris LNJ adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Komisaris : Agoes Soerjanto

Direksi Direktur Utama : Iwan Budianto Direktur : Edy Daniel Tondok

Ringkasan Laporan Keuangan

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting LNJ, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 yang berasal dari Laporan Keuangan Audit oleh Kantor Akuntan Publik Made Sudarma, Thomas & Dewi dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, adalah sebagai berikut:

LNJ berdiri sejak tahun 2010 dan memulai operasionalnya pada tahun 2013. Posisi keuangan Kenaikan jumlah aset dan liabilitas serta ekuitas sejak tahun 2013, adalah karena mulai beroperasinya LNJ di tahun 2013, sehingga pada tahun 2014 dan 2015, LNJ telah melakukan tambahan investasi. Laporan laba rugi Sebagaimana terlihat pada tahun-tahun awal beroperasinya LNJ, bahwa tidak ada pendapatan pada tahun 2013. Adapun LNJ masih membukukan rugi bersih pada tahun 2014 dan 2015, yang lebih disebabkan karena faktor non-operasional, yaitu Imbalan Pasca Kerja yang merupakan kewajiban LNJ kepada karyawan, juga kewajiban retribusi kepada pemerintah daerah.

(dalam jutaan rupiah) 31 Desember

2015 2014 2013

NERACA

Aset lancar 381 343 0

Aset tidak lancar 38,028 39,716 6,112

Jumlah aset 38,409 40,059 6,112

Kew ajiban lancar 1,296 168 1,112

Kew ajiban tidak lancar 1,316 1,818

Jumlah kewajiban 2,612 1,986 1,112

Jumlah Ekuitas 35,797 38,073 5,000

Jumlah kewajiban dan ekuitas 38,409 40,059 6,112

Laporan Laba (Rugi)

Pendapatan Bersih 2,363 1,035 0

Laba Kotor 727 344 0

Laba (Rugi) Operasional (2,479) (1,889) 0

Laba (Rugi) Bersih (2,502) (1,927) 0

64

7. HUBUNGAN KEPENGURUSAN PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN

Hubungan kepengurusan dan pengawasan Perseroan, Pemegang Saham, dan Anak Perusahaan berbentuk badan hukum Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Nama Perseroan JLA LNJ

Kom Dir Kom Dir Kom Dir Bambang Irawan Hendradi (KU) V Ambono Janurianto (K) V V Hamid Mundzir (K) V V Lukman Purnomosidi (KI) V Dedy Saefudin (KI) V Agus Jayadi Alwie (DU) V V Adika Nuraga Bakrie (D) V V Kurniawati Budiman (D) V V Darto (DI) V

Catatan: KU : Komisaris Utama K : Komisaris KI : Komisaris Independen DU : Direktur Utama D : Direktur DI : Direktur Independen

8. STRUKTUR KEPEMILIKAN PERSEROAN

Pihak yang menjadi pengendali Perseroan adalah Kelompok Usaha Bakrie, dimana hal ini dapat dilihat dari manajemen kunci yang ditempatkan pada Perseroan adalah manajemen kunci yang juga ditempatkan pada beberapa Kelompok Usaha Bakrie. Penentuan penempatan manajemen kunci pada Perseroan dipegang oleh PT Bakrieland Development Tbk. selaku pengendali langsung Perseroan.

9. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM

9.1. PT. Prima Bisnis Utama (PBU)

Riwayat Singkat

PBU didirikan berdasarkan Akta No.08 tanggal 15 Mei 2015 yang dibuat dihadapan Pety Fatimah, SH., M.Hum., M.Kn., Notaris di Jakarta Timur, yang telah memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor: AHU-2439100.AH.01.Tahun 2015 Tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan Terbatas PT Prima Bisnis Utama, tertanggal 18 Mei 2015, (“Akta Pendirian PBU”).

Kelompok usahaBakrie

PT Bakrie Capital Indonesia

PT BakrielandDevelopment

Tbk.

PT Long Haul Indonesia

Perseroan

PT SanggrahaPelita Jaya

InterventuresCapital Pte. Ltd

0,24%

55,28%

100%

2,3%10,41%

CGMI Prime Fin Client Safekeep

Acc

10,25%

Publik

76,8%

PT Prima BisnisUtama

PT Bakrie Nirwana Realty

PT Surya Global Nusantara

100%

42,22% 2,47% 0,03%

99,99%

65

7. HUBUNGAN KEPENGURUSAN PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN

Hubungan kepengurusan dan pengawasan Perseroan, Pemegang Saham, dan Anak Perusahaan berbentuk badan hukum Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Nama Perseroan JLA LNJ

Kom Dir Kom Dir Kom Dir Bambang Irawan Hendradi (KU) V Ambono Janurianto (K) V V Hamid Mundzir (K) V V Lukman Purnomosidi (KI) V Dedy Saefudin (KI) V Agus Jayadi Alwie (DU) V V Adika Nuraga Bakrie (D) V V Kurniawati Budiman (D) V V Darto (DI) V

Catatan: KU : Komisaris Utama K : Komisaris KI : Komisaris Independen DU : Direktur Utama D : Direktur DI : Direktur Independen

8. STRUKTUR KEPEMILIKAN PERSEROAN

Pihak yang menjadi pengendali Perseroan adalah Kelompok Usaha Bakrie, dimana hal ini dapat dilihat dari manajemen kunci yang ditempatkan pada Perseroan adalah manajemen kunci yang juga ditempatkan pada beberapa Kelompok Usaha Bakrie. Penentuan penempatan manajemen kunci pada Perseroan dipegang oleh PT Bakrieland Development Tbk. selaku pengendali langsung Perseroan.

9. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM

9.1. PT. Prima Bisnis Utama (PBU)

Riwayat Singkat

PBU didirikan berdasarkan Akta No.08 tanggal 15 Mei 2015 yang dibuat dihadapan Pety Fatimah, SH., M.Hum., M.Kn., Notaris di Jakarta Timur, yang telah memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor: AHU-2439100.AH.01.Tahun 2015 Tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan Terbatas PT Prima Bisnis Utama, tertanggal 18 Mei 2015, (“Akta Pendirian PBU”).

Kelompok usahaBakrie

PT Bakrie Capital Indonesia

PT BakrielandDevelopment

Tbk.

PT Long Haul Indonesia

Perseroan

PT SanggrahaPelita Jaya

InterventuresCapital Pte. Ltd

0,24%

55,28%

100%

2,3%10,41%

CGMI Prime Fin Client Safekeep

Acc

10,25%

Publik

76,8%

PT Prima BisnisUtama

PT Bakrie Nirwana Realty

PT Surya Global Nusantara

100%

42,22% 2,47% 0,03%

99,99%

Perubahan terakhir terhadap anggaran dasar PBU adalah mengenai perubahan pemegang saham dan perubahan susunan pengurus PBU sebagaimana termuat pada Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PBU No. 02 tanggal 13 April 2016 yang dibuat di hadapan Amaliyah, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta (“Akta No.02/2016”).

Kegiatan Usaha

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, PBU bergerak dalam bidang usaha perdagangan, jasa, percetakan, pembangunan, industry, perbengkelan dan pengangkutan. Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham berdasarkan Akta No. 02/2016 adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 100.000 per saham Saham Jumlah Nominal (Rp) %

Modal dasar 520 52.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh PT Bakrieland Development Tbk 520 52.000.000 100%

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 520 52.000.000 100,00

Komisaris dan Direksi

Berdasarkan Akta Notaris No. 02/2016, susunan Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Komisaris : Ambono Janurianto

Direksi Direktur : Agus Jayadi Alwie

9.2. PT. Surya Global Nusantara (SGN)

Riwayat Singkat

SGN didirikan berdasarkan Akta No.151 tanggal 26 Agustus 2015, yang dibuat dihadapan Jimmy Tanal, SH., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan yang telah memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-2454061.AH.01.01.Tahun 2015 tertanggal 2 September 2015 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-3548660.AH.01.11.TAHUN 2015 tanggal 2 September 2015,(“Akta Pendirian SGN”).

Perubahan terakhir anggaran dasar SGN adalah mengenai perubahan pemegang saham dan perubahan susunan pengurus SGN sebagaimana termuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham SGN No. 66 tanggal 13 April 2016 yang dibuat di hadapan Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan, yang telah memperoleh bukti Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0041588 tanggal 19 April 2016, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0049193.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 19 April 2016 (“Akta No. 66/2016”).

Kegiatan Usaha

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, SGN berusaha dalam bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, pengangkutan darat, perbengkelan, percetakan, pertanian, perikanan, perternakan, jasa dan konsultasi.

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham berdasarkan Akta No. 66/2016,adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham Saham Jumlah Nominal (Rp) %

Modal dasar 1.000 1.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh PT Bakrieland Development Tbk 600 600.000.000 100%

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 600 600.000.000 100,00

66

Komisaris dan Direksi

Berdasarkan Akta Notaris No. 66/2016, susunan Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Komisaris : Ambono Janurianto Direksi Direktur : Agus Jayadi Alwie

9.3. PT Bakrie Nirwana Realty (BNR)

Riwayat Singkat

BNR didirikan berdasarkan Akta No.14 tanggal 24 Januari 2014 yang dibuat dihadapan Efran Yuniarto, SH., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor: AHU-10.02963.PENDIRIAN-PT.2014 Tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan Terbatas PT Bakrie Nirwana Realty, tertanggal 20 Februari 2014, dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor : AHU-10.02963 tanggal 20 Februari 2014 (“Akta Pendirian BNR”).

Kegiatan Usaha

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, BNR berusaha dalam bidang jasa, perdagangan umum, dan kontraktor /atau pemborongan.

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham Struktur permodalan dan susunan pemegang saham berdasarkan Akta Pendirian BNR, adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 100 per saham Saham Jumlah Nominal (Rp) %

Modal dasar 5.000.000.000 500.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh PT Bakrieland Development Tbk 2.419.300.000 241.930.000.000 99,99% PT Citra Saudara Abadi 50.000 5.000.000 0,01% Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 2.419.350.000 241.935.000.000 100,00

Komisaris dan Direksi

Berdasarkan Akta Pendirian BNR, susunan Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Komisaris Utama : Ambono Janurianto Komisaris : Hamid Mundzir

Direksi Direktur Utama : Darsono Direktur : Sony Mulyadi Direktur : Mohammad Taufiq

9.4. PT Sanggraha Pelita Jaya (SPJ)

Riwayat Singkat

SPJ didirikan pada tanggal 5 Mei 1987 berdasarkan AktaNo.10 yang dibuat Ferdinand Karindahang Makahanap, SH., pengganti dari Nico Rudolf Makahanap, Notaris di Jakarta. Akta pendirian SPJ disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C2.02.6476.HT.01-01 TH’98 tanggal 30 Juli 1988 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 9 Februari 1990, Tambahan No.520. Perubahan anggaran dasar terakhir SPJ termuat pada Akta Notaris Muchlis Patahna, S.H.,M.Kn., No. 11 tanggal 24 Maret 2009 mengenai penyesuaian Anggaran Dasar SPJ untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-16036-AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 27 April 2009 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-0020535.AH.01.09.TH2009 tanggal 27 April 2009 (“Akta No.11/2009”).

SPJ berdomisili di Jakarta Selatan, berkantor di Wisma Bakrie 1Lantai 3, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B1, Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan 12920. Tel. +6221 759 09296, Fax. +6221 759 09303.

Kegiatan Usaha

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, SPJ bergerak dalam bidang pembangunandan jasa.

67

Komisaris dan Direksi

Berdasarkan Akta Notaris No. 66/2016, susunan Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Komisaris : Ambono Janurianto Direksi Direktur : Agus Jayadi Alwie

9.3. PT Bakrie Nirwana Realty (BNR)

Riwayat Singkat

BNR didirikan berdasarkan Akta No.14 tanggal 24 Januari 2014 yang dibuat dihadapan Efran Yuniarto, SH., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor: AHU-10.02963.PENDIRIAN-PT.2014 Tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan Terbatas PT Bakrie Nirwana Realty, tertanggal 20 Februari 2014, dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor : AHU-10.02963 tanggal 20 Februari 2014 (“Akta Pendirian BNR”).

Kegiatan Usaha

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, BNR berusaha dalam bidang jasa, perdagangan umum, dan kontraktor /atau pemborongan.

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham Struktur permodalan dan susunan pemegang saham berdasarkan Akta Pendirian BNR, adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 100 per saham Saham Jumlah Nominal (Rp) %

Modal dasar 5.000.000.000 500.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh PT Bakrieland Development Tbk 2.419.300.000 241.930.000.000 99,99% PT Citra Saudara Abadi 50.000 5.000.000 0,01% Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 2.419.350.000 241.935.000.000 100,00

Komisaris dan Direksi

Berdasarkan Akta Pendirian BNR, susunan Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Komisaris Utama : Ambono Janurianto Komisaris : Hamid Mundzir

Direksi Direktur Utama : Darsono Direktur : Sony Mulyadi Direktur : Mohammad Taufiq

9.4. PT Sanggraha Pelita Jaya (SPJ)

Riwayat Singkat

SPJ didirikan pada tanggal 5 Mei 1987 berdasarkan AktaNo.10 yang dibuat Ferdinand Karindahang Makahanap, SH., pengganti dari Nico Rudolf Makahanap, Notaris di Jakarta. Akta pendirian SPJ disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C2.02.6476.HT.01-01 TH’98 tanggal 30 Juli 1988 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 9 Februari 1990, Tambahan No.520. Perubahan anggaran dasar terakhir SPJ termuat pada Akta Notaris Muchlis Patahna, S.H.,M.Kn., No. 11 tanggal 24 Maret 2009 mengenai penyesuaian Anggaran Dasar SPJ untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-16036-AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 27 April 2009 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-0020535.AH.01.09.TH2009 tanggal 27 April 2009 (“Akta No.11/2009”).

SPJ berdomisili di Jakarta Selatan, berkantor di Wisma Bakrie 1Lantai 3, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B1, Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan 12920. Tel. +6221 759 09296, Fax. +6221 759 09303.

Kegiatan Usaha

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, SPJ bergerak dalam bidang pembangunandan jasa.

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham SPJ berdasarkan Akta No.11/2009 adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 1.000.000 per saham Saham Jumlah Nominal (Rp) %

Modal dasar 15.000 15.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh Dian Rozany Saleh 1.500 1.500.000.000 30% Djauhar Arifin 3.500 3.500.000.000 70%

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh 5.000 5.000.000.000 100,00

Komisaris dan Direksi

Berdasarkan Akta No.11/2009 susunan Dewan Komisaris dan Direksi SPJ adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Djauhar Arifin Komisaris : Harry Suhardi Soeriaatmadja

Direksi Direktur Utama : Dian Rozanty Saleh Direktur : Fransiskus Mikhael Fairy Soedarsono

10. PERJANJIAN DAN KONTRAK PENTING

Berikut merupakan perjanjian dan kontrak-kontrak penting yang telah dimiliki oleh Perseroan dan Anak Perusahaan, yang nilainya material.

1 Nama Perjanjian Perjanjian Manajemen Aston Bogor Hotel & Resort Juli 2008 (“Perjanjian Manajemen Aston”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (“Pemilik”); dengan PT Aston International Indonesia (“Operator”)

Isi Pokok Perjanjian Pemilik telah meminta Operator secara eksklusif dengan kewenangan penuh untuk mengelola manajemen, keuangan dan akuntansi, pemeliharaan dan pengawasan Properti selama masa perjanjian sesuai dengan isi perjanjian ini dan dengan perjanjian ini Operator menerima penugasan tersebut;

Para Pihak telah menyepakati untuk bekerja sama dalam pengkajian dan penilaian persyaratan keuangan dan operasional Properti yang akan mencakup tiga tahap layanan, yaitu : (i) Layanan Jasa Teknis; (ii) Layanan Jasa Pra-Pembukaan dan Pembukaan Perdana; (iii) Layanan Jasa Operasional Penuh.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 10 tahun. Tahun pertama mulai bulan Januari dari tahun pertama pengoperasian penuh dan berakhir pada tanggal 31 Desember dari tahun kesepuluh pengoperasian. Sebagai tambahan, Operator akan mendapat tambahan sepuluh tahun berdasarkan kesepakatan dengan pemilik atau asosiasi pemilik individu.

Penyelesaian Perselisihan Perselisihan antara kedua belah pihak, pertama-tama akan diselesaikan secara musyawarah mufakat; Dalam hal perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan dalam waktu pemberitahuan 30 hari oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya tentang adanya sengketa, maka sengketa tersebut diselesaikan untuk pertama dan terakhir melalui arbitrase;

Arbitrase diadakan dihadapan arbiter tunggal yang disepakati bersama. Tempat arbitrase adalah di Jakarta atau di tempat lain yang disepakati kedua belah pihak.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

2 Nama Perjanjian Addendum Perjanjian Manajemen Aston Bogor Hotel & Resort tertanggal 1 Juni 2012 (“Addendum Perjanjian Manajemen Aston”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (“Pemilik”); PT Aston International Indonesia (“Operator”); dan PT Archipelago International Indonesia (“Assignee”)

Isi Pokok Perjanjian Perjanjian Addendum Manajemen Aston ini pada pokoknya berisi tentang pengalihan Operator dari PT Aston International Indonesia kepada PT Archipelago International Indonesia. PT Archipelago International Indonesia akan memperlakukan sama terhadap kewajiban dan mendapatkan hak yang sama terhadap satu sama lain, sebagaimana para pihak mengasumsikan dan mendapat bahwa awalnya disebutkan bahwa Assignee merupakan pihak pengganti dari Operator.

Jangka waktu Perjanjian Sesuai dengan Perjanjian Manajemen Aston Penyelesaian Perselisihan Sesuai dengan Perjanjian Manajemen Aston Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

3 Nama Perjanjian Perjanjian Kerjasama Penyediaan Fasilitas Telekomunikasi Site Hotel Aston Bogor Nomor 041/MSD/PKS-GAP/VII/2010 tertanggal 30 Juni 2010 (“Perjanjian

68

Telekomunikasi”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (“Pihak Pertama”); dengan PT Mac Sarana Djaya (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Pada pokoknya, Perjanjian Telekomunikasi ini mengatur mengenai syarat dan ketentuan untuk melakukan pengadaan, pemasangan dan pengelolaan atas jaringan pelayanan dan/atau penyediaan Fasilitas Telekomunikasi/ atau Total Integrated Communication System yang mencakup pada jaringan GSM, CDMA, 3G, WiFi dan Internet Access untuk Multioperator/atau Multiprovider baik indoor dan/atau outdoor di Hotel Aston Bogor.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal berakhirnya Grace Period, sehingga dimulai efektif pada tanggal 31 Desember 2010 dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.

Pihak Pertama memberikan masa tenggang atau Grace Period selama 6 (enam) bulan kepada Pihak Kedua untuk melakukan instalasi Peralatan Fasilitas Telekomunikasi terhitung sejak tanggal Perjanjian ini ditandatangani oleh Para Pihak yaitu dari tanggal 30 Juni 2010 sampai dengan 30 Desember 2010;

Penyelesaian Perselisihan Jika terjadi perselisihan, perbedaan pendapat maupun sengketa yang timbul diantara Para Pihak,maka Para Pihak akan menyelesaikannya secara musyawarah untuk mencapai mufakat dalam waktu 30 hari kalender sejak pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak mengenai adanya sengketa.

Jika penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai dalam waktu yang ditentukan, Para Pihak memilih domisili hukum di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kota Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

4. Nama Perjanjian Perjanjian Sewa Menyewa No. 01/Perj. Sewa/GAP-BNI/2014 tanggal 25 Mei 2014 (“Perjanjian Sewa Menyewa ATM”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (“Pihak Pertama”); dan PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Pihak Kedua bermaksud untuk menyewa lokasi/ruangan untuk penempatan dan pengoperasian 1 (satu) unit Anjungan Tunai Mandirinya dari Pihak Pertama, pemilik dan pengelola Jungle Festival yang berlokasi di Perumahan Bogor Nirwana Residence. Perjanjian Sewa Menyewa ATM ini pada intinya mengatur hak dan kewajiban Pihak Pertama dan Pihak Kedua serta tata cara pelaksanaan sewa menyewa sebuah lokasi/ ruangan tempat mengoperasikan mesin ATM.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian Sewa Menyewa ATM ini berlaku untuk jangka waktu 3 tahun yaitu

terhitung mulai sejak beroperasinya mesin ATM BNI sampai dengan tanggal 20 Juni 2017;

Penyelesaian Perselisihan Jika terjadi perselisihan diantara Para Pihak mengenai Perjanjian Sewa Menyewa ATM ini, Para Pihak sepakat akan menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai mufakat, Para Pihak sepakat akan menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

5. Nama Perjanjian Addendum I Kontrak 038/SPP/GAP-BNR/BORING TEST APARTMEN/ PT.EIT/IV/13

Pek. Tambah Bor 2 Titik Tambahan Kedalaman 36 Meter Apartemen Jungle Sky tanggal 30 April 2013 (“Addendum I SPP Boring Jungle Sky”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (“Pihak Pertama”); dan PT Espac Indo Tama (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Sebelumnya Para Pihak telah menandatangani SPP No. 038/SPP/GAP-BNR/BORING TEST-APARTEMEN/ PT.EIT/ IV/ 13 tertanggal 1 April 2013 (“SPP Boring Jungle Sky”); Dikarenakan suatu dan lain hal, para pihak sepakat untuk merubah pasal-pasal di dalam SPP Boring Jungle Sky untuk Pek. Tambah Bor 2 Titik Tambahan Kedalaman 36 Meter Apartemen Jungle Sky, yaitu: Pek. Tambah Bor 2 Titik Tambahan Kedalaman 36 Meter Apartemen Jungle

Sky; Pasal mengenai Harga Kontrak.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

6.

Nama Perjanjian Addendum I Kontrak 053/ SPP/ GAP - BNR/ PENGADAAN & PEMANCANGAN TIANG PANCANG - APARTEMEN / PT.BCP/ V/ 13 Pek. Tambah Kurang Pengadaan & Pemancangan Tiang Pancang Apartemen Jungle Sky tanggal 8 November 2013 (“Addendum I SPP Tiang Pancang Jungle Sky”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (“Pihak Pertama”); dan PT Bina Cipta Pondasi (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Sebelumnya Para Pihak telah menandatangani SPP No. 053/SPP/ GAP/ BNR/ PENGADAAN & PEMANCANGAN TIANG PANCANG-APARTEMEN/PT.BCP/V/13 tertanggal 20 Mei 2013 (“SPP Tiang Pancang Jungle Sky”); Dikarenakan suatu dan lain hal, para pihak sepakat untuk merubah pasal-pasal di dalam SPP Tiang Pancang Jungle Sky untuk Pek. Tambah Kurang Pengadaan &

69

Telekomunikasi”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (“Pihak Pertama”); dengan PT Mac Sarana Djaya (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Pada pokoknya, Perjanjian Telekomunikasi ini mengatur mengenai syarat dan ketentuan untuk melakukan pengadaan, pemasangan dan pengelolaan atas jaringan pelayanan dan/atau penyediaan Fasilitas Telekomunikasi/ atau Total Integrated Communication System yang mencakup pada jaringan GSM, CDMA, 3G, WiFi dan Internet Access untuk Multioperator/atau Multiprovider baik indoor dan/atau outdoor di Hotel Aston Bogor.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal berakhirnya Grace Period, sehingga dimulai efektif pada tanggal 31 Desember 2010 dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.

Pihak Pertama memberikan masa tenggang atau Grace Period selama 6 (enam) bulan kepada Pihak Kedua untuk melakukan instalasi Peralatan Fasilitas Telekomunikasi terhitung sejak tanggal Perjanjian ini ditandatangani oleh Para Pihak yaitu dari tanggal 30 Juni 2010 sampai dengan 30 Desember 2010;

Penyelesaian Perselisihan Jika terjadi perselisihan, perbedaan pendapat maupun sengketa yang timbul diantara Para Pihak,maka Para Pihak akan menyelesaikannya secara musyawarah untuk mencapai mufakat dalam waktu 30 hari kalender sejak pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak mengenai adanya sengketa.

Jika penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai dalam waktu yang ditentukan, Para Pihak memilih domisili hukum di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kota Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

4. Nama Perjanjian Perjanjian Sewa Menyewa No. 01/Perj. Sewa/GAP-BNI/2014 tanggal 25 Mei 2014 (“Perjanjian Sewa Menyewa ATM”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (“Pihak Pertama”); dan PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Pihak Kedua bermaksud untuk menyewa lokasi/ruangan untuk penempatan dan pengoperasian 1 (satu) unit Anjungan Tunai Mandirinya dari Pihak Pertama, pemilik dan pengelola Jungle Festival yang berlokasi di Perumahan Bogor Nirwana Residence. Perjanjian Sewa Menyewa ATM ini pada intinya mengatur hak dan kewajiban Pihak Pertama dan Pihak Kedua serta tata cara pelaksanaan sewa menyewa sebuah lokasi/ ruangan tempat mengoperasikan mesin ATM.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian Sewa Menyewa ATM ini berlaku untuk jangka waktu 3 tahun yaitu

terhitung mulai sejak beroperasinya mesin ATM BNI sampai dengan tanggal 20 Juni 2017;

Penyelesaian Perselisihan Jika terjadi perselisihan diantara Para Pihak mengenai Perjanjian Sewa Menyewa ATM ini, Para Pihak sepakat akan menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai mufakat, Para Pihak sepakat akan menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

5. Nama Perjanjian Addendum I Kontrak 038/SPP/GAP-BNR/BORING TEST APARTMEN/ PT.EIT/IV/13

Pek. Tambah Bor 2 Titik Tambahan Kedalaman 36 Meter Apartemen Jungle Sky tanggal 30 April 2013 (“Addendum I SPP Boring Jungle Sky”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (“Pihak Pertama”); dan PT Espac Indo Tama (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Sebelumnya Para Pihak telah menandatangani SPP No. 038/SPP/GAP-BNR/BORING TEST-APARTEMEN/ PT.EIT/ IV/ 13 tertanggal 1 April 2013 (“SPP Boring Jungle Sky”); Dikarenakan suatu dan lain hal, para pihak sepakat untuk merubah pasal-pasal di dalam SPP Boring Jungle Sky untuk Pek. Tambah Bor 2 Titik Tambahan Kedalaman 36 Meter Apartemen Jungle Sky, yaitu: Pek. Tambah Bor 2 Titik Tambahan Kedalaman 36 Meter Apartemen Jungle

Sky; Pasal mengenai Harga Kontrak.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

6.

Nama Perjanjian Addendum I Kontrak 053/ SPP/ GAP - BNR/ PENGADAAN & PEMANCANGAN TIANG PANCANG - APARTEMEN / PT.BCP/ V/ 13 Pek. Tambah Kurang Pengadaan & Pemancangan Tiang Pancang Apartemen Jungle Sky tanggal 8 November 2013 (“Addendum I SPP Tiang Pancang Jungle Sky”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (“Pihak Pertama”); dan PT Bina Cipta Pondasi (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Sebelumnya Para Pihak telah menandatangani SPP No. 053/SPP/ GAP/ BNR/ PENGADAAN & PEMANCANGAN TIANG PANCANG-APARTEMEN/PT.BCP/V/13 tertanggal 20 Mei 2013 (“SPP Tiang Pancang Jungle Sky”); Dikarenakan suatu dan lain hal, para pihak sepakat untuk merubah pasal-pasal di dalam SPP Tiang Pancang Jungle Sky untuk Pek. Tambah Kurang Pengadaan &

Pemancangan Tiang Pancang Apartemen Jungle Sky. Addendum I SPP Tiang Pancang Jungle Sky ini pada intinya mengatur perubahan : Nilai untuk Pek. Tambah Kurang Pengadaan & Pemancangan Tiang Pancang

Apartemen Jungle Sky; Pasal 2 mengenai Harga Kontrak.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

7. Nama Perjanjian Perikatan Jual Beli Nomor 03 yang dibuat dihadapan Agus Surachman, SH., Notaris di Kota Bogor (“PJB 03”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (sebagai “Pihak Pertama”); dan PT. Aneka Sentratama Cahaya Optima (sebagai “Pihak Kedua”);

Isi Pokok Perjanjian Bahwa, Pihak Pertama mempunyai bidang tanah seluas kurang lebih 16.285 m2 yang masih berupa SPH, berdasarkan Peta Bidang atas sebagian tertanggal 10 Juli 2013 Nomor 2189/Mulyaharja/2013 kurang lebih 3.562 m2 yang masih berupa SPH, berdasarkan Peta Bidang atas sebagian tertanggal 10 Desember 2013 Nomor 3060/Mulyaharja/2013 yang saat ini masih dalam proses sertifikasi di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor; Pada pokoknya, PJB 03 ini menyatakan bahwa Pihak Pertama mengikatkan diri untuk kemudian pada waktunya dikemudian hari untuk menjual dan/atau menyerahkan Bidang Tanah kepada Pihak Kedua yang dengan ini pula mengikatkan diri untuk kemudian pada waktunya dikemudian hari membeli dan menerima penyerahan Bidang Tanah dari Pihak Pertama. Pihak Kedua menyetujui serta mengikatkan diri untuk membayar harga jual beli bidang tanah kepada Pihak Pertama dengan cara sebagai berikut : Sebesar Rp3.500.000.000,- dilakukan secara kontan/cash pada saat

penandatanganan PJB 03; Sebesar Rp20.085.675.086,- dengan cara set off tagihan Pihak Kedua kepada

PT Jungleland Asia yang akan ditegaskan dalam suatu perjanjian penyelesaian hutang yang terpisah;

Sebesar Rp4.720.601.295 dengan cara set off tagihan PT Anantagraha Primaperkasa kepada Pihak Pertama yang telah ditegaskan dalam suatu Akta Perjanjian Penyelesaian Hutang No.02, yang terpisah dari PJB 03 ini;

Sebesar Rp 538.831.903 sebagai pembayaran atas tagihan lain Pihak Kedua kepada Pihak Pertama;

Sebesar Rp 262.260.901 sebagai pembayaran atas tagihan lain Pihak Kedua kepadaPihak Pertama;

Sebesar Rp10.586.630.095 akan dibayar secara tunai dan waktunya ditentukan sesuai kesepakatan bersama antara Para Pihak.

Jangka waktu Perjanjian Berdasarkan PJB 03 ini, tidak mengatur mengenai jangka waktu.

Penyelesaian Perselisihan Sehubungan dengan PJB 03 dan segala akibat hukumnya, Para Pihak memilih tempat tinggal tetap dan umum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Kota Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

8. Nama Perjanjian Perjanjian Penyelesaian Pembayaran Proyek Pekerjaan Pembangunan Kawasan

Jungleland Nomor 04 tanggal 3 Oktober 2014 yang dibuat dihadapan Agus Surachman, SH., Notaris di Kota Bogor (“Perjanjian Penyelesaian Adhi Karya”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

JLA (sebagai “Pihak Pertama”); PT Adhi Karya (Perseroan), Tbk (sebagai “Pihak Kedua”); dan Perseroan (sebagai “Pihak Ketiga”);

Isi Pokok Perjanjian Pada pokoknya, Perjanjian Penyelesaian Adhi Karya ini menerangkan bahwa Pihak Pertama, Pihak Kedua dan Pihak Ketiga sepakat dan setuju untuk menyelesaikan hutang piutang antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua;

Pihak Pertama mengakui memiliki kewajiban pembayaran kepada Pihak Kedua sebesar Rp 86.960.314.062,13 (“Hutang”);

Pihak Kedua mengakui bahwa terdapat advance payment yang telah dibayarkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua yang belum masuk dalam rekapitulasi Hutang yaitu sebesar Rp3.950.000.000,- (“Advance Payment”);

Pihak Pertama, Pihak Kedua dan Pihak Ketiga sepakat dan setuju untuk menyelesaikan hutang piutang antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua, dengan cara : o Penyerahan tanah seluas kurang lebih 48.366 m2 yang terletak dalam area

bogor Nirwana Residence berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bogor Nomor 648.3.45.78 tahun 2007 tentang Pembangunan Perumahan Tahap III PT Graha Andrasentra Propertindo di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, yang nantinya akan ditindaklanjuti dengan pembuatan dan penandatanganan Akta Jual Beli tanah atau dokumen perikatan yang lain.

o Pembayaran Tunai atau Angsuran, sebagai berikut: Pembayaran tunai Tahap Pertama pada tahun 2014 sebesar Rp

6.000.000.000. Pembayaran tunai Tahap Kedua tahun 2015 sebesar

Rp30.293.395.562,13 dikurangi dengan nilai PPN atas Penyerahan Tanah sebesar Rp41.140.000.000,- yang menjadi tanggungan Pihak Kedua

Pembayaran Tunai Tahap Ketiga tahun 2016 sebesar

70

Rp9.526.918.500,-

Jangka waktu Perjanjian Berdasarkan Perjanjian Penyelesaian Adhi Karya ini, kewajiban Pihak Pertama melunasi hutang kepada Pihak Kedua jatuh pada bulan Maret 2016.

Penyelesaian Perselisihan Sehubungan dengan Perjanjian Penyelesaian Adhi Karya dan segala akibat

hukumnya, Para Pihak memilih tempat tinggal tetap dan umum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Kota Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

9. Nama Perjanjian Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah Nomor 013/GAP-BNR/PPJB-TANAH/II/2014 tertanggal 6 Februari 2014 (“PPJB Emesen”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan sebagai Pihak Kedua, dan PT Emesen Properti sebagai Pihak Pertama

Isi Pokok Perjanjian Bahwa Pihak Pertama mempunyai sebidang tanah seluas ±5.700 m2 yang terletak di lokasi Perumahan Bogor Nirwana Residence, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, yang termasuk ke dalam area Apartemen Jungle Sky yang mana di atas bidang anah ini akan dibangun tower 3 (“Bidang Tanah”);

Bahwa Pihak Pertama bermaksud menjual Bidang Tanah kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua bermaksud membeli Bidang Tanah dari Pihak Pertama dimana proses jual beli tersebut belum dapat dilakukan karena sertifikat tanah atas Bidang Tanah dan Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (SHMSRS) saat ini masih dalam proses pengurusan oleh Pihak Pertama.

Para Pihak sepakat bahwa harga keseluruhan Bidang Tanah adalah Rp2.500.000,-/m2 atau seharga Rp14.250.000.000,- dan atas harga tersebut sudah termasuk PPN 10% (“Harga Jual Beli”);

Jangka waktu Perjanjian Berdasarkan PPJB Emesen ini, tidak diatur mengenai jangka waktu.

Penyelesaian Perselisihan Mengenai pengikatan ini dengan segala akibat dan pelaksanaannya, kedua belah

pihak sepakat memilih domisili hukum yang umum dan tetap dikantor Panitera Pengadilan Negeri Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

10 Nama Perjanjian Perikatan Jual Beli Nomor 05 tanggal 3 Oktober 2014 yang dibuat dihadapan Agus Surachman, SH., Notaris di Kota Bogor (“PJB 05”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan sebagai Pihak Pertama, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. sebagai Pihak Kedua

Isi Pokok Perjanjian Bahwa, Pihak Pertama dengan Pihak Kedua telah menandatangani Perjanjian Penyelesaian Adhi Karya;

Bahwa, Pihak Pertama mempunyai bidang tanah seluas kurang lebih 48.366 m2 yang masih berupa SPH dan Pihak Pertama wajib menyampaikan kepada Pihak Kedua seluruh dokumen lengkap untuk memenuhi persyaratan pendaftaran hak atas tanah tersebut ke Kantor Pertanahan Bogor selambat-lambatnya akhir bulan November 2014;

Pihak Pertama memberikan kuasa kepada Pihak Kedua untuk menjual dan/atau akan mengalihkan bidang tanah tersebut kepada Pihak Kedua sendiri atau pihak lain tanpa meminta persetujuan atau melibatkan Pihak Pertama kembali;

Pihak Kedua menyetujui serta mengikatkan diri untuk membayar harga jual beli bidang tanah kepada Pihak Pertama dengan cara sebagai berikut sebesar Rp41.140.000.000,- dengan cara set off tagihan Pihak Kedua kepada PT Jungleland Asia yang telah ditegaskan Perjanjian Penyelesaian Adhi Karya;

Jangka waktu Perjanjian Berdasarkan PJB 05 ini, tidak mengatur mengenai jangka waktu.

Penyelesaian Perselisihan Sehubungan dengan PJB 05 dan segala akibat hukumnya, Para Pihak memilih tempat tinggal tetap dan umum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Kota Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

11. Nama Perjanjian Akta Perjanjian Penyelesaian Hutang No. 02 tanggal 2 Oktober 2014 yang dibuat

dihadapan Agus Surachman, SH., Notaris di Kota Bogor (“Perjanjian Penyelesaian Hutang ASCO”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

JLA sebagai Pihak Pertama, Perseroan sebagai Pihak Kedua, PT Aneka Sentratama Cahaya Optima sebagai Pihak Ketiga, dan PT Anantagraha Primaperkasa sebagai Pihak Keempat.

Isi Pokok Perjanjian Bahwa, Pihak Pertama adalah pemilik proyek pekerjaan pembangunan Jungleland;

Bahwa, Pihak Ketiga adalah kontraktor pada pekerjaan pembangunan jungleland (“Pekerjaan 1”);

Bahwa, berdasarkan penghitungan akhir atas Pekerjaan 1, Pihak Pertama dan Pihak Ketiga telah menyepakati total nilai prestasi Pihak Ketiga pada Pekerjaan 1 sebesar Rp 20.085.675.086,- (“Total Nilai Prestasi 1”);

Perjanjian Penyelesaian Hutang ASCO ini mengatur penyelesaian hutang Pihak Ketiga dan Pihak Keempat sebesar Rp 25.607.369.185, dimana Pihak Para Pihak sepakat bahwa untuk menyelesaikan pembayaran Total Hutang akan dilakukan dengan cara sebagai berikut: Penyerahan Tanah, sebagai berikut :

71

Rp9.526.918.500,-

Jangka waktu Perjanjian Berdasarkan Perjanjian Penyelesaian Adhi Karya ini, kewajiban Pihak Pertama melunasi hutang kepada Pihak Kedua jatuh pada bulan Maret 2016.

Penyelesaian Perselisihan Sehubungan dengan Perjanjian Penyelesaian Adhi Karya dan segala akibat

hukumnya, Para Pihak memilih tempat tinggal tetap dan umum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Kota Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

9. Nama Perjanjian Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah Nomor 013/GAP-BNR/PPJB-TANAH/II/2014 tertanggal 6 Februari 2014 (“PPJB Emesen”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan sebagai Pihak Kedua, dan PT Emesen Properti sebagai Pihak Pertama

Isi Pokok Perjanjian Bahwa Pihak Pertama mempunyai sebidang tanah seluas ±5.700 m2 yang terletak di lokasi Perumahan Bogor Nirwana Residence, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, yang termasuk ke dalam area Apartemen Jungle Sky yang mana di atas bidang anah ini akan dibangun tower 3 (“Bidang Tanah”);

Bahwa Pihak Pertama bermaksud menjual Bidang Tanah kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua bermaksud membeli Bidang Tanah dari Pihak Pertama dimana proses jual beli tersebut belum dapat dilakukan karena sertifikat tanah atas Bidang Tanah dan Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (SHMSRS) saat ini masih dalam proses pengurusan oleh Pihak Pertama.

Para Pihak sepakat bahwa harga keseluruhan Bidang Tanah adalah Rp2.500.000,-/m2 atau seharga Rp14.250.000.000,- dan atas harga tersebut sudah termasuk PPN 10% (“Harga Jual Beli”);

Jangka waktu Perjanjian Berdasarkan PPJB Emesen ini, tidak diatur mengenai jangka waktu.

Penyelesaian Perselisihan Mengenai pengikatan ini dengan segala akibat dan pelaksanaannya, kedua belah

pihak sepakat memilih domisili hukum yang umum dan tetap dikantor Panitera Pengadilan Negeri Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

10 Nama Perjanjian Perikatan Jual Beli Nomor 05 tanggal 3 Oktober 2014 yang dibuat dihadapan Agus Surachman, SH., Notaris di Kota Bogor (“PJB 05”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan sebagai Pihak Pertama, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. sebagai Pihak Kedua

Isi Pokok Perjanjian Bahwa, Pihak Pertama dengan Pihak Kedua telah menandatangani Perjanjian Penyelesaian Adhi Karya;

Bahwa, Pihak Pertama mempunyai bidang tanah seluas kurang lebih 48.366 m2 yang masih berupa SPH dan Pihak Pertama wajib menyampaikan kepada Pihak Kedua seluruh dokumen lengkap untuk memenuhi persyaratan pendaftaran hak atas tanah tersebut ke Kantor Pertanahan Bogor selambat-lambatnya akhir bulan November 2014;

Pihak Pertama memberikan kuasa kepada Pihak Kedua untuk menjual dan/atau akan mengalihkan bidang tanah tersebut kepada Pihak Kedua sendiri atau pihak lain tanpa meminta persetujuan atau melibatkan Pihak Pertama kembali;

Pihak Kedua menyetujui serta mengikatkan diri untuk membayar harga jual beli bidang tanah kepada Pihak Pertama dengan cara sebagai berikut sebesar Rp41.140.000.000,- dengan cara set off tagihan Pihak Kedua kepada PT Jungleland Asia yang telah ditegaskan Perjanjian Penyelesaian Adhi Karya;

Jangka waktu Perjanjian Berdasarkan PJB 05 ini, tidak mengatur mengenai jangka waktu.

Penyelesaian Perselisihan Sehubungan dengan PJB 05 dan segala akibat hukumnya, Para Pihak memilih tempat tinggal tetap dan umum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Kota Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

11. Nama Perjanjian Akta Perjanjian Penyelesaian Hutang No. 02 tanggal 2 Oktober 2014 yang dibuat

dihadapan Agus Surachman, SH., Notaris di Kota Bogor (“Perjanjian Penyelesaian Hutang ASCO”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

JLA sebagai Pihak Pertama, Perseroan sebagai Pihak Kedua, PT Aneka Sentratama Cahaya Optima sebagai Pihak Ketiga, dan PT Anantagraha Primaperkasa sebagai Pihak Keempat.

Isi Pokok Perjanjian Bahwa, Pihak Pertama adalah pemilik proyek pekerjaan pembangunan Jungleland;

Bahwa, Pihak Ketiga adalah kontraktor pada pekerjaan pembangunan jungleland (“Pekerjaan 1”);

Bahwa, berdasarkan penghitungan akhir atas Pekerjaan 1, Pihak Pertama dan Pihak Ketiga telah menyepakati total nilai prestasi Pihak Ketiga pada Pekerjaan 1 sebesar Rp 20.085.675.086,- (“Total Nilai Prestasi 1”);

Perjanjian Penyelesaian Hutang ASCO ini mengatur penyelesaian hutang Pihak Ketiga dan Pihak Keempat sebesar Rp 25.607.369.185, dimana Pihak Para Pihak sepakat bahwa untuk menyelesaikan pembayaran Total Hutang akan dilakukan dengan cara sebagai berikut: Penyerahan Tanah, sebagai berikut :

Pihak Kedua menyerahkan kepada Pihak Ketiga Tanah yang mempunyai nilai total sebesar Rp 39.694.000.000,-;

Atas penyerahan Tanah sebagaimana dimaksud di atas, Pihak Ketiga akan membayar kepada Pihak Kedua cash atas selisih antara Total Hutang dan Total Nilai Tanah dengan ketentuan sebagai berikut : o Sebesar Rp3.500.000.000,- dibayar pada saat

ditandatanganinya Perjanjian Penyelesaian Hutang No.02 ini; o Sebesar Rp 10.039.205.172,- akan dibayar selambat-

lambatnya pada saat penandatangan akta jual beli dihadapan PPAT;

o Pihak Kedua dengan ini menyerahkan kepada Pihak Ketiga dan Pihak Ketiga menerima dari Pihak Kedua, Tanah yang ditindaklanjuti dengan pembuatan dan penandatanganan Akta Perikatan Jual Beli tanah antara Pihak Kedua dan Pihak Ketiga (“PJB Tanah”);

Jangka waktu Perjanjian Berdasarkan Perjanjian Penyelesaian Hutang ASCO ini, tidak mengatur mengenai jangka waktu.

Penyelesaian Perselisihan Sehubungan dengan Perjanjian Penyelesaian Hutang ASCO dan segala akibat

hukumnya, Para Pihak memilih tempat tinggal tetap dan umum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Kota Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

12 Nama Perjanjian Perjanjian Pinjam Meminjam tanggal 21 Mei 2013 jo. Addendum Perjanjian Pinjam

Meminjam tanggal 21 Mei 2014 dan tanggal 21 Mei 2015 (“Perjanjian Pinjam Meminjam Amerasia”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

PT Amerasia International sebagai Pihak Pertama dan Perseroan sebagai Pihak Kedua

Isi Pokok Perjanjian Perseroan menerima pinjaman sebesar Rp 58.333.333.333, yang mana tidak termasuk bunga dan biaya-biaya pinjaman lainnya yang akan dipotong langsung oleh Pihak Pertama sebesar Rp23.333.333.333.

Bunga Pinjaman: 12% per tahun.

Jangka waktu Perjanjian Perseroan wajib melakukan pembayaran kembali atas pinjaman pada tanggal 21 Mei 2017.

Penyelesaian Perselisihan Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor. Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

14 Nama Perjanjian Surat Hutang Nomor 45 tanggal 14 Oktober 2014 yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., Notaris di Kota Bogor (“Surat Hutang 45”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

PT Gili Tirta Anugrah sebagai Pihak Pertama dan Perseroan sebagai Pihak Kedua

Isi Pokok Perjanjian Pihak Pertama dengan ini mengaku benar-benar secara sah telah berhutang kepada Pihak Kedua dengan nilai nominal Rp800.000.000.000.

Jangka waktu Perjanjian Pihak Pertama wajib melakukan pembayaran kembali atas pinjaman pada tanggal 31 Desember 2014.

Penyelesaian Perselisihan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

18

Nama Perjanjian Perjanjian Kerjasama Antara Perseroan dengan PT Jasaraharja Putera tentang Penutupan Asuransi Tanggung Jawab Pengelola Terhadap Kecelakaan Diri Pengunjung Jungle Festival, Bogor Nomor P/KS/001/XII/2013 tanggal 21 Desember 2013 (“Perjanjian Asuransi Kecelakaan Pengunjung I”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (“Pihak Pertama”); dan PT Jasaraharja Putera (sebagai “Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Bahwa pelaksanaan penutupan asuransi ini tunduk pada ketentuan dan syarat dalam polis Asuransi Pelayanan Umum Nomor JRP.0093.001 yag merupakan bagian mutlak dan tidak dapat dipisahkandari perjanjian ini. Ruang lingkup pertanggungan untuk pengunjung Jungle Festival dimulai pada saat memasuki lokasi sampai dengan paling lama 12 (dua belas) jam di dalam lokasi Jungle Festival, Bogor dan akan berkahir segera setelah pengunjung meninggalkan kawasan Jungle Festival, Bogor.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian ini berlaku sejak penandatanganan sampai dengan dikehendakinya oleh

salah satu pihak untuk diakhiri dengan pemberitahuan secara tertulis 3 (tiga) bulan sebelumnya dan setujui secara tertulis oleh pihak lainnya.

Penyelesaian Perselisihan Perselisihan yang terjadi antara Para Pihak berkaitan dengan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat apabila tidak tercapai maka akan ditempuh cara penyelesaian melalui Arbitrase Ad Hoc yang proses dan tatacaranya akan ditentukan kemudian berdasarkan kesepakatan Para Pihak. Keputusan Arbitrase Ad Hoc tersebut adalah mengikat bagi Para Pihak (final).

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

19. Nama Perjanjian Perjanjian Kerjasama Antara Perseroan dengan PT Jasaraharja Putera tentang

Penutupan Asuransi Tanggung Jawab Pengelola Terhadap Kecelakaan Diri Pengunjung Jungle Water Park, Bogor Nomor P/KS/002/I/2014 tanggal 2 Januari

72

2014 (“Perjanjian Asuransi Kecelakaan Pengunjung II”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (“Pihak Pertama”); dan PT Jasa Raharja Putera (sebagai “Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Bahwa pelaksanaan penutupan asuransi ini tunduk pada ketentuan dan syarat dalam polis Asuransi Pelayanan Umum Nomor JRP.0093.001 yag merupakan bagian mutlak dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Ruang lingkup pertanggungan untuk pengunjung Jungle Waterpark dimulai pada saat memasuki lokasi sampai dengan paling lama 12 (dua belas) jam di dalam lokasi Jungle Waterpark, Bogor dan akan berkahir segera setelah pengunjung meninggalkan kawasan Jungle Water Park, Bogor.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian ini berlaku sejak penandatanganan sampai dengan dikehendakinya oleh

salah satu pihak untuk diakhiri dengan pemberitahuan secara tertulis 3 (tiga) bulan sebelumnya dan setujui secara tertulis oleh pihak lainnya.

Penyelesaian Perselisihan Perselisihan yang terjadi antara Para Pihak berkaitan dengan perjanjian ini akan diselesaika secara musyawarah untuk mencapai mufakat apabila tidak tercapai maka akan ditempuh cara penyelesaian melalui Arbitrase Ad Hoc yang proses dan tatacaranta akan ditentukan kemudian berdasarkan kesepakatan Para Pihak. Keputuan Arbitrase Ad Hoc tersebut adalah mengikat bagi Para Pihak (final).

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

21. Nama Perjanjian Perjanjian Lisensi Pengumuman Musik Nomor 083/WAMI-JGL/RP/15.08, Nomor 001A/GAP-JLA-WAMI/VIII/2015 (“Perjanjian Lisensi Musik”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (sebagai “Pihak Pertama”); dan PT Jungleland Asia (sebagai “Pihak Kedua”); dengan Perkumpulan Wahana Musik Indonesia (WAMI) (sebagai “Pengelola”).

Isi Pokok Perjanjian Pengelola akan memberikan izin mengumumkan lagu dalam bentuk lisensi pemakaian lagu/musik dalam bentuk pengumuman kepada Pengguna, setelah Pengguna melakukan pembayaran lisensi kepada Pengelola;

Lisensi pemakaian lagu/musik berlaku dalam jangka waktu 1 (satu) tahun dan tahun berikutnya akan diberikan lisensi pemakaian/musik yang baru segera setelah Pengguna melakukan pengurusan perpanjangan lisensi kepada Pengelola;

Lisensi pemakaian lagu/musik yang diberikan Pengelola kepada Pengguna berlaku untuk taman hiburan Jungle Series milik Pengguna.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 1 Agustus 2015 sampai dengan 31 Juli 2016 dan

dapat diperpanjang atas kesepakatan Para Pihak yang akan dituangkan dalam addendum perjanjian yang menjadi bagian tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.

Penyelesaian Perselisihan Perselisihan yang terjadi antara Para Pihak berkaitan dengan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila musyawarah tidak dapat diadakan atau tidak tercapai kemufakatan dalam waktu 30 hari maka akan ditempuh cara penyelesaian melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) di Jakarta dan karenanya berlaku ketentuan dalam Undang- Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan ALternatif Penyelesaian Sengketa.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

22. Nama Perjanjian Perjanjian Kerjasama JLA dengan PT Jasa Boga Raya Tentang Pengelolaan Food Court Jungleland theme Park (“Perjanjian Food Court”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. JLA ( sebagai “JLA”); dengan ii. PT Jasa Boga Raya (sebagai “JBR”).

Isi Pokok Perjanjian Para Pihak bermaksud untuk mengadakan kerjasama dalam pengelolaan Food Court di dalam Theme Park dimana JLA menyediakan tempat beserta fasilitas-fasilitas pendukung (supporting facilities) untuk kegiatan pengelolaan Food Court, dan penyediaan produk makanan, minuman serta manajemen dilaksanakan oleh JBR. Jenis makanan dan minuman yang dijual di dalam area Food Court meliputi jenis masakan sunda dan panggang/bakar (“Saung Express”), makanan oriental (“Chinese FOOD”) yang termasuk namun tidak terbatas pada berbagai variasi mie dan bakso, makanan cepat saji (“Fast FOOD”), yang termasuk ayam goreng, kentang goreng burger dan turunan lainnya, makanan sejenis Bento, Pizza, beserta turunan jenis makanan lainnya dari masing-masing jenis makanan tersebut diatas termasuk namun juga tidak terbatas pada minuman yang merupakan turunan dan/atau pelengkap dari makanan yang diperjualbelikan oleh JBR tersebut, antara lain es cendol, es campur, kelapa muda, es kacang merah, teh poci dan lain sebagainya dan dapat diubah dari waktu ke waktu sesuai kesepakatan Para Pihak yang dibuat secara tertulis.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian ini berlaku selama 5 (lima) tahun terhitung sejak dimulainya kegiatan operasional FoodCourt di masing-masing area dalam Theme Park yang dikelola oleh JBR berdasarkan berita acara yang ditandatangani para pihak pada saat dimulainya kegiatan operasional dengan ketentuan bahwa Para Pihak akan melakukan tinjau ulang setiap tahunnya atas efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dan apabila Para Pihak sa ling sepakat maka Perjanjian ini dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5

73

2014 (“Perjanjian Asuransi Kecelakaan Pengunjung II”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (“Pihak Pertama”); dan PT Jasa Raharja Putera (sebagai “Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Bahwa pelaksanaan penutupan asuransi ini tunduk pada ketentuan dan syarat dalam polis Asuransi Pelayanan Umum Nomor JRP.0093.001 yag merupakan bagian mutlak dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Ruang lingkup pertanggungan untuk pengunjung Jungle Waterpark dimulai pada saat memasuki lokasi sampai dengan paling lama 12 (dua belas) jam di dalam lokasi Jungle Waterpark, Bogor dan akan berkahir segera setelah pengunjung meninggalkan kawasan Jungle Water Park, Bogor.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian ini berlaku sejak penandatanganan sampai dengan dikehendakinya oleh

salah satu pihak untuk diakhiri dengan pemberitahuan secara tertulis 3 (tiga) bulan sebelumnya dan setujui secara tertulis oleh pihak lainnya.

Penyelesaian Perselisihan Perselisihan yang terjadi antara Para Pihak berkaitan dengan perjanjian ini akan diselesaika secara musyawarah untuk mencapai mufakat apabila tidak tercapai maka akan ditempuh cara penyelesaian melalui Arbitrase Ad Hoc yang proses dan tatacaranta akan ditentukan kemudian berdasarkan kesepakatan Para Pihak. Keputuan Arbitrase Ad Hoc tersebut adalah mengikat bagi Para Pihak (final).

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

21. Nama Perjanjian Perjanjian Lisensi Pengumuman Musik Nomor 083/WAMI-JGL/RP/15.08, Nomor 001A/GAP-JLA-WAMI/VIII/2015 (“Perjanjian Lisensi Musik”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (sebagai “Pihak Pertama”); dan PT Jungleland Asia (sebagai “Pihak Kedua”); dengan Perkumpulan Wahana Musik Indonesia (WAMI) (sebagai “Pengelola”).

Isi Pokok Perjanjian Pengelola akan memberikan izin mengumumkan lagu dalam bentuk lisensi pemakaian lagu/musik dalam bentuk pengumuman kepada Pengguna, setelah Pengguna melakukan pembayaran lisensi kepada Pengelola;

Lisensi pemakaian lagu/musik berlaku dalam jangka waktu 1 (satu) tahun dan tahun berikutnya akan diberikan lisensi pemakaian/musik yang baru segera setelah Pengguna melakukan pengurusan perpanjangan lisensi kepada Pengelola;

Lisensi pemakaian lagu/musik yang diberikan Pengelola kepada Pengguna berlaku untuk taman hiburan Jungle Series milik Pengguna.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 1 Agustus 2015 sampai dengan 31 Juli 2016 dan

dapat diperpanjang atas kesepakatan Para Pihak yang akan dituangkan dalam addendum perjanjian yang menjadi bagian tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.

Penyelesaian Perselisihan Perselisihan yang terjadi antara Para Pihak berkaitan dengan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila musyawarah tidak dapat diadakan atau tidak tercapai kemufakatan dalam waktu 30 hari maka akan ditempuh cara penyelesaian melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) di Jakarta dan karenanya berlaku ketentuan dalam Undang- Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan ALternatif Penyelesaian Sengketa.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

22. Nama Perjanjian Perjanjian Kerjasama JLA dengan PT Jasa Boga Raya Tentang Pengelolaan Food Court Jungleland theme Park (“Perjanjian Food Court”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. JLA ( sebagai “JLA”); dengan ii. PT Jasa Boga Raya (sebagai “JBR”).

Isi Pokok Perjanjian Para Pihak bermaksud untuk mengadakan kerjasama dalam pengelolaan Food Court di dalam Theme Park dimana JLA menyediakan tempat beserta fasilitas-fasilitas pendukung (supporting facilities) untuk kegiatan pengelolaan Food Court, dan penyediaan produk makanan, minuman serta manajemen dilaksanakan oleh JBR. Jenis makanan dan minuman yang dijual di dalam area Food Court meliputi jenis masakan sunda dan panggang/bakar (“Saung Express”), makanan oriental (“Chinese FOOD”) yang termasuk namun tidak terbatas pada berbagai variasi mie dan bakso, makanan cepat saji (“Fast FOOD”), yang termasuk ayam goreng, kentang goreng burger dan turunan lainnya, makanan sejenis Bento, Pizza, beserta turunan jenis makanan lainnya dari masing-masing jenis makanan tersebut diatas termasuk namun juga tidak terbatas pada minuman yang merupakan turunan dan/atau pelengkap dari makanan yang diperjualbelikan oleh JBR tersebut, antara lain es cendol, es campur, kelapa muda, es kacang merah, teh poci dan lain sebagainya dan dapat diubah dari waktu ke waktu sesuai kesepakatan Para Pihak yang dibuat secara tertulis.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian ini berlaku selama 5 (lima) tahun terhitung sejak dimulainya kegiatan operasional FoodCourt di masing-masing area dalam Theme Park yang dikelola oleh JBR berdasarkan berita acara yang ditandatangani para pihak pada saat dimulainya kegiatan operasional dengan ketentuan bahwa Para Pihak akan melakukan tinjau ulang setiap tahunnya atas efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dan apabila Para Pihak sa ling sepakat maka Perjanjian ini dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5

(lima) tahun berikutnya yang akan dituangkan secara tertulis dalam waktu selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum habisnya masa berlaku.

Penyelesaian Perselisihan Setiap perselisihan yang timbul dalam dan/atau sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini akan diselesaikan oleh Para Pihak terlebih dahulu melalui jalan musyawarah untuk mencapai mufakat. Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) di atas tidak mencapai mufakat mengenai penyelesaian perselisihan dimaksud, maka Para Pihak sepakat untuk menyerahkan setiap perselisihan tersebut untuk diselesaikan di Pengadilan Negeri Cibinong.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

23. Nama Perjanjian Perjanjian Kerjasama Antara JLA dengan PT Harmoni Mitra Investasi No.09/PKS/LGL-JLA/II/2014 (“Perjanjian Perparkiran”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. JLA ( sebagai “Pihak Pertama”); dengan ii. PT Harmoni Mitra Investasi (sebagai “Pihak Kedua”).

Isi Pokok Perjanjian Pihak Pertama bermaksud untuk bekerjasama dengan Pihak Kedua atas dasar itikad dan niat baik, untuk mengelola area parkir di Kawasan Jungleland Theme Park tersebut di atas sebagaimana termaktub dalam Perjanjian ini. Pihak Kedua merupakan perusahaan jasa pengelola parkir yang berpengalaman dan memiliki modal yang cukup dan menyatakan kesediaannya untuk berkerjasama dengan Pihak Pertama.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian ini dilangsungkan dan diterima untuk jangka waktu efektif selama 60

(enam puluh) bulan atau 5 (lima) tahun, terhitung sejak dimulainya operasional pengelolaan parkir pada tanggal 11 Mei 2013.

Penyelesaian Perselisihan Para Pihak setuju dan sepakat untuk, menyelesaikan segala perselisihan dan perbedaan pendapat secara musyawarah untuk mufakat. Akan tetapi apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, tentang Perjanjian ini dan segala akibatnya, Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih tempat kedudukan hukum yang umum dan tetap di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

24. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman PT. Bintang Sakti Mandiri tanggal 21 Maret 2014 sebagaimana

diubah terakhir berdasarkan Addendum Perjanjian Pinjaman tanggal 20 Maret 2015 (“Perjanjian BSM”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. JLA ( sebagai “Pihak Pertama”); dengan ii. PT. Bintang Sakti Mandiri (sebagai “Pihak Kedua”).

Isi Pokok Perjanjian Pada pokoknya, Pihak Kedua meminjamkan dana sebesar Rp 4.000.000.000,-

(empat miliar rupiah) kepada Pihak Pertama. Pencairan Pinjaman dilakukan pada tanggal 24 Maret 2014.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian ini dilangsungkan dan diterima untuk jangka waktu selama 24 (dua puluh

empat) bulan terhitung sejak tanggal 20 Maret 2015 dan akan berakhir pada tanggal 20 Maret 2017.

Penyelesaian Perselisihan Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian ini terjadi perselisihan di antara Kedua Pihak maka sedapat mungkin akan diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat. Apabila dengan cara musyawarah perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan maka Kedua Pihak sepakat menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

25. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman PT. Wahana Maju Sejahtera tanggal 3 April 2014 sebagaimana

diubah terakhir berdasarkan Addendum Perjanjian Pinjaman tanggal 2 April 2015 (“Perjanjian WMS”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. JLA ( sebagai “Pihak Pertama”); dengan ii. PT. Wahana Maju Sejahtera (sebagai “Pihak Kedua”).

Isi Pokok Perjanjian Pada pokoknya, Pihak Kedua meminjamkan dana sebesar Rp 8.000.000.000,-

(delapan miliar rupiah) kepada Pihak Pertama. Pencairan Pinjaman dilakukan pada tanggal 3 April 2014.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian ini dilangsungkan dan diterima untuk jangka waktu selama 24 (dua puluh

empat) bulan terhitung sejak tanggal 2 April 2015 dan akan berakhir pada tanggal 2 April 2017.

Penyelesaian Perselisihan Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian ini terjadi perselisihan di antara Kedua Pihak maka sedapat mungkin akan diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat. Apabila dengan cara musyawarah perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan maka Kedua Pihak sepakat menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

26. Nama Perjanjian Perjanjian Restrukturisasi Hutang tertanggal 1 Desember 2014 (“Perjanjian

Restrukturisasi Hutang Iwan”) dan Addendum

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.Iwan Budianto (“Pihak Pertama”)

ii. Perseroan (“Pihak Kedua”)

74

Isi Pokok Perjanjian Disepakati bahwa jumlah pokok hutang Pihak Pertama kepada Pihak Kedua adalah sebesar Rp 78.716.000.000 (tujuh puluh delapan miliar tujuh ratus enam belas juta rupiah) (“Hutang Pokok”) yang akan dikenakan bunga sebesar 15% (lima belas persen) per tahun sejak tanggal Perjanjian Restrukturisasi ini.

Pihak Pertama akan membayar kepada Pihak Kedua sebagian dari Hutang Pokok sebesar Rp 39.102.210.000 (tiga puluh sembilan miliar seratus dua juta dua ratus sepuluh ribu rupiah) dengan cara mengalihkan sejumlah 20.400.000 saham milik Pihak Pertama di LNJ.

Pihak Pertama akan membayar sisa Hutang Pokok setelah dibayar sebagian tersebut dengan uang tunai atau dengan penyerahan aset lain milik Pihak Pertama yang nilainya minimal menutup sisa hutang Pihak pertama tersebut.

Jangka waktu Perjanjian Sampai dengan tanggal 30 Juni 2016

Penyelesaian Perselisihan Badan Arbitrase Nasional Indonesia

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

27. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman tanggal 21 Maret 2014 (“Perjanjian Pinjaman BSM”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. PT Bintang Sakti Mandiri (Pemberi Pinjaman) ii PT Graha Andrasentra Propertindo (Penerima Pinjaman)

Isi Pokok Perjanjian - Pada pokoknya, Perjanjian Pinjaman BSM ini menerangkan bahwa Pemberi Pinjaman menyetujui untuk memberi Pinjaman kepada Penerima Pinjaman sebesar Rp2.500.000.000,- untuk kebutuhan biaya operasional Penerima Pinjaman;

- Pencairan Pinjaman tersebut akan dilakukan pada tanggal 24 Maret 2014 (“Bunga”);

- Bunga Pinjaman tersebut adalah sebesar 10% pertahun dan akan dibayarkan oleh Penerima Pinjaman kepada Pemberi Pinjaman bersama-sama dengan pengembalian pokok Pinjaman (pokok Pinjaman berikut Bunga disebut “Kewajiban Terhutang”)

Jangka waktu Perjanjian Sampai dengan tanggal 21 Maret 2017

Penyelesaian Perselisihan Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian ini terjadi perselisihan di antara Kedua Pihak maka sedapat mungkin akan diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat. Apabila dengan cara musyawarah perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan maka Kedua Pihak sepakat menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

28. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 26 Februari 2015 (“Perjanjian Pinjaman

Danatama”) dan Addendum Perjanjian

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. PT Danatama Perkasa sebagai Pemberi Pinjaman ii. PT Graha Andrasentra Propertindo sebagai Penerima Pinjaman

Isi Pokok Perjanjian Perseroan menerima pinjaman sebesar Rp2.000.000.000 untuk biaya operasional Penerima Pinjaman dengan bunga sebesar 9% per tahun.

Jangka waktu Perjanjian Sampai dengan 30 Juni 2016 Penyelesaian Perselisihan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

29. Nama Perjanjian Perjanjian (Perjumpaan Hutang) No. 2 tertanggal 3 Februari 2016, yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. Perseroan ii.JLA ii.SC iv.BJA

Isi Pokok Perjanjian - Bahwa, Perseroan dan SC bersepakat untuk melakukan penyelesaian kewajiban masing-masing pihak dengan cara perjumpaan hutang Perseroan kepada SC sebagaimana dimuat di dalam Surat Hutang 54 dengan hutang SC kepada Perseroan sebagaimana dimuat dalam Surat Hutang 43; - Bahwa setelah dilakukan perjumpaan hutang, terdapat sisa tagihan Perseroan kepada SC sebesar Rp 200.000.000.000, sisa tagihan mana akan dialihkan kepada PT Bukit Jonggol Asri (BJA); - Perseroan mengalihkan kepada BJA sebagaimana BJA menerima pengalihan dari GAP atas Sisa Tagihan Perseroan kepada SC, demikian sehingga kewajiban pembayaran hutang SC kepada Perseroan menjadi lunas dan Perseroan memiliki tagihan kepada BJA sebesar Rp 200.000.000.000 (“Kewajiban BJA Kepada Perseroan”) selanjutnya BJA memiliki tagihan kepada SC sebesar Rp200.000.000.000;

- Penyelesaian Kewajiban JLA kepada SC dilakukan dengan cara JLA setuju membayar sebesar Rp 143.000.000.000 dari jumlah hutang JLA kepada BJA dengan

75

Isi Pokok Perjanjian Disepakati bahwa jumlah pokok hutang Pihak Pertama kepada Pihak Kedua adalah sebesar Rp 78.716.000.000 (tujuh puluh delapan miliar tujuh ratus enam belas juta rupiah) (“Hutang Pokok”) yang akan dikenakan bunga sebesar 15% (lima belas persen) per tahun sejak tanggal Perjanjian Restrukturisasi ini.

Pihak Pertama akan membayar kepada Pihak Kedua sebagian dari Hutang Pokok sebesar Rp 39.102.210.000 (tiga puluh sembilan miliar seratus dua juta dua ratus sepuluh ribu rupiah) dengan cara mengalihkan sejumlah 20.400.000 saham milik Pihak Pertama di LNJ.

Pihak Pertama akan membayar sisa Hutang Pokok setelah dibayar sebagian tersebut dengan uang tunai atau dengan penyerahan aset lain milik Pihak Pertama yang nilainya minimal menutup sisa hutang Pihak pertama tersebut.

Jangka waktu Perjanjian Sampai dengan tanggal 30 Juni 2016

Penyelesaian Perselisihan Badan Arbitrase Nasional Indonesia

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

27. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman tanggal 21 Maret 2014 (“Perjanjian Pinjaman BSM”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. PT Bintang Sakti Mandiri (Pemberi Pinjaman) ii PT Graha Andrasentra Propertindo (Penerima Pinjaman)

Isi Pokok Perjanjian - Pada pokoknya, Perjanjian Pinjaman BSM ini menerangkan bahwa Pemberi Pinjaman menyetujui untuk memberi Pinjaman kepada Penerima Pinjaman sebesar Rp2.500.000.000,- untuk kebutuhan biaya operasional Penerima Pinjaman;

- Pencairan Pinjaman tersebut akan dilakukan pada tanggal 24 Maret 2014 (“Bunga”);

- Bunga Pinjaman tersebut adalah sebesar 10% pertahun dan akan dibayarkan oleh Penerima Pinjaman kepada Pemberi Pinjaman bersama-sama dengan pengembalian pokok Pinjaman (pokok Pinjaman berikut Bunga disebut “Kewajiban Terhutang”)

Jangka waktu Perjanjian Sampai dengan tanggal 21 Maret 2017

Penyelesaian Perselisihan Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian ini terjadi perselisihan di antara Kedua Pihak maka sedapat mungkin akan diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat. Apabila dengan cara musyawarah perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan maka Kedua Pihak sepakat menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

28. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 26 Februari 2015 (“Perjanjian Pinjaman

Danatama”) dan Addendum Perjanjian

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. PT Danatama Perkasa sebagai Pemberi Pinjaman ii. PT Graha Andrasentra Propertindo sebagai Penerima Pinjaman

Isi Pokok Perjanjian Perseroan menerima pinjaman sebesar Rp2.000.000.000 untuk biaya operasional Penerima Pinjaman dengan bunga sebesar 9% per tahun.

Jangka waktu Perjanjian Sampai dengan 30 Juni 2016 Penyelesaian Perselisihan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

29. Nama Perjanjian Perjanjian (Perjumpaan Hutang) No. 2 tertanggal 3 Februari 2016, yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. Perseroan ii.JLA ii.SC iv.BJA

Isi Pokok Perjanjian - Bahwa, Perseroan dan SC bersepakat untuk melakukan penyelesaian kewajiban masing-masing pihak dengan cara perjumpaan hutang Perseroan kepada SC sebagaimana dimuat di dalam Surat Hutang 54 dengan hutang SC kepada Perseroan sebagaimana dimuat dalam Surat Hutang 43; - Bahwa setelah dilakukan perjumpaan hutang, terdapat sisa tagihan Perseroan kepada SC sebesar Rp 200.000.000.000, sisa tagihan mana akan dialihkan kepada PT Bukit Jonggol Asri (BJA); - Perseroan mengalihkan kepada BJA sebagaimana BJA menerima pengalihan dari GAP atas Sisa Tagihan Perseroan kepada SC, demikian sehingga kewajiban pembayaran hutang SC kepada Perseroan menjadi lunas dan Perseroan memiliki tagihan kepada BJA sebesar Rp 200.000.000.000 (“Kewajiban BJA Kepada Perseroan”) selanjutnya BJA memiliki tagihan kepada SC sebesar Rp200.000.000.000;

- Penyelesaian Kewajiban JLA kepada SC dilakukan dengan cara JLA setuju membayar sebesar Rp 143.000.000.000 dari jumlah hutang JLA kepada BJA dengan

dana yang berasal dari sebagian fasilitas kredit investasi (KI) Refinancing yang diperoleh JLA dari BRI dan BJA setuju untuk menerima pembayaran tersebut, maka sisa dari jumlah hutang JLA kepada BJA adalah sejumlah Rp 63.429.873.780;

- JLA mengalihkan kepada Perseroan sebagaimana Perseroan setuju menerima pengalihan dari JLA sebagian dari Sisa Hutang JLA kepada BJA sebesar Rp57.000.000.000, pengalihan hutang mana disetujui oleh BJA, sehingga dengan dilakukannya pengalihan hutang tersebut, maka :

a. Hutang JLA kepada BJA tinggal tersisa Rp 6.429.873.780; b. Perseroan berhutang kepada BJA sebesar Rp 57.000.000.000; c. JLA berhutang kepada Perseroan sebesar RP. 57.000.000.000 - Sisa akhir hutang JLA kepadaBJA dilunasi oleh JLA dengan cara JLA mengambil alih kewajiban BJA atas pengurusan sisa tanah JLA, sehingga JLA mempunyai kewajiban untuk membayar seluruh biaya pengurusan legalitas sisa tanah JLA kepada yang akan mengurus legalitas sisa tanah JLA yang disepakati oleh JLA dan BJA. Sehingga sisa akhir hutang JLA dan seluruh hutang JLA kepada BJA menjadi lunas;

- Untuk penyelesaian kewajiban Rp 200.000.000.000 BJA kepada Perseroan, BJA setuju membayar hutang BJA kepada Perseroan :

a.Sebesar Rp57.000.000.000 akan dilunasi dengan perjumpaan hutang dengan hutang Rp 57.000.000.000 Perseroan kepada BJA, sehingga seluruh hutang BJA kepada Perseroan menjadi lunas, begitu juga seluruh hutang Perseroan kepada BJA menjadi lunas.

b. Sebesar Rp 143.000.000.000 dengan Dana Kredit BRI dengan cara Perseroan menginstruksikan BJA untuk melakukan transfer Dana Kredit BRI:

c.Sebesar Rp 120.000.000.000 untuk membayarkan sisa kewajiban JLA kepada Raiffeisen Bank International AG, Singapore Branch;

d.Sebesar Rp 14.688.168.000 untuk mengurus legalitas sisa tanah JLA;

e.Sebesar Rp 8.311.832.000 ditransfer ke rekening Perseroan.

- Sisa akhir hutang JLA kepada BJA akan dipergunakan untuk membayar kewajiban BJA atas pengurusan sisa tanah JLA, dengan demikian seluruh hutang JLA kepada BJA terbayar lunas, selanjutnya BJA akan memberikan Surat Keterangan Lunas kepada JLA. Dengan dilaksanakannya transfer dana di atas,maka total seluruh hutang JLA kepada Perseroan adalah sebesar Rp 191.688.168.000,-.

Jangka waktu Perjanjian Para Pihak sepakat bahwa perjanjian ini beserta lampirannya (jika ada), akan dinyatakan efektif dalam hal BRI telah mentransfer Dana Kredit BRI sebesar Rp 143.000.000.000,- kepada BJA, selambat-lambatnya 2 (dua) hari sejak tanggal penandatanganan akta.

Para Pihak sepakat bahwa terhitung sejak terpenuhinya ketentuan hal tersebut di atas, maka perjanjian ini hanya akan berakhir dalam hal segala ketentuan sebagaimana diatur dalam perjanjian ini telah selesai dilaksanakan dan dipenuhi oleh Para Pihak.

Penyelesaian Perselisihan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

30 Nama Perjanjian Penegasan Surat Hutang No. 3 tanggal 3 Februari 2016, yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. PT Gili Tirta Anugerah (“Pihak Pertama”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian -Pihak Pertama mengakui berhutang kepada Pihak Kedua sebesar Rp800.000.000.000,- atas pembelian 480.000.000 (20%) saham milik Pihak Kedua dalam PT Bukit Jonggol Asri, (selanjutnya disebut “Hutang”). - Pihak Kedua akan mengirimkan Surat Perintah Membayar kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Tanggal Jatuh Tempo, yang menginstruksikan supaya Pihak Pertama melakukan pembayaran tersebut kepada PT Bukit Jonggol Asri. Pembayaran Hutang oleh Pihak Pertama tidak dapat ditagihkan untuk dibayarkan secara tunai kepada Pihak Kedua, tetapi wajib langsung dibayarkan khusus untuk melunasi harga jual yang harus dibayar oleh Pihak Kedua selaku pembeli atas tanah-tanah yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor, Kecamatan Cariu, Kelurahan Sukarasa dan Selawangi seluas 5.000.000 M2, yang sedang dimohonkan haknya oleh PT Bukit Jonggol Asri (“Tanah Kebun Menteng 500 Ha”).

Jangka waktu Perjanjian Pihak Pertama wajib melakukan pelunasan Hutang selambat-lambatnya pada tanggal 28 Februari 2017 (“Tanggal Jatuh Tempo”)

Penyelesaian Perselisihan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

76

31 Nama Perjanjian Perjanjian (Tanah Kebun Menteng) No. 4 tanggal 3 Februari 2016, yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. PT Bukit Jonggol Asri (“Pihak Pertama”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian - Bahwa Pihak Pertama telah mengikatkan diri untuk menjual kepada Pihak Kedua tanah-tanah yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor, Kecamatan Cariu, Kelurahan Sukarasa dan Selawangi seluas 5.000.000 M2, sebagaimana diuraikan dalam Akta Pengikatan Jual Beli No. 47 tanggal 14 Oktober 2014 (“Akta No. 47/2014”) dan Akta Pengikatan Jual Beli No. 48 tanggal 14 Oktober 2014 (“Akta No. 48/2014”), yang keduanya dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor. - Harga jual beli Tanah Kebun Menteng sebesar Rp 917.384.665.100,-. Harga Tanah Kebun Menteng tersebut akan akan dibayarkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama apabila Pihak Pertama telah memperoleh kembali hak atas Tanah Kebun Menteng atau selambat-lambatnya pada saat pelaksanaan penandatanganan akta jual beli dihadapan PPAT yang berwenang. Pembayaran Harga Tanah Kebun Menteng tersebut akan dilakukan dengan pengalihan piutang Pihak Kedua atas Hutang PT Gili Tirta Anugerah dan offset keseluruhan piutang yang dimiliki Pihak Kedua di PT Bukit Jonggol Asri sebesar Rp 117.384.665.100,-.

Jangka waktu Perjanjian Selambat-lambatnya dua belas bulan setelah diterimanya asli sertipikat Tanah Kebun Menteng dari Raiffeisen Bank International AG Singapore dan/atau akan berakhir apabila segala ketentuan dalam perjanjian ini telah selesai dilaksanakan dan dipenuhi oleh Para Pihak.

Penyelesaian Perselisihan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

32. Nama Perjanjian Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 03 tanggal 31 Maret 2016, yang dibuat dihadapan Devi Herlina, SH., MKn.

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (“Penjual”) ii. PT Emesen Properti (“Pembeli”)

Isi Pokok Perjanjian Penjual menjual sebidang tanah HGB No. 2083/Mulyaharja seluas 3.562 M2 kepada Pembeli dengan harga Rp 8,9 miliar. Pembayaran pertama pada saat PPJB ditandatangani sebesar Rp4 miliar dan sisanya sebesar Rp 4,9 miliar pada tanggal 4 Mei 2016.

Jangka waktu Perjanjian Berdasarkan PJB 03 ini, tidak mengatur mengenai jangka waktu. Penyelesaian Perselisihan Pengadilan Negeri Bogor Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

11. KETERANGAN TENTANG TRANSAKSI-TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI

Sebagai suatu kelompok perusahaan, Perseroan dan Anak Perusahaan saling memberikan dukungan dalam usahanya untuk secara konsisten meningkatkan penghasilan usaha, pemasaran, peningkatan kualitas sumber daya manusia, implementasi informasi teknologi, fasilitas produksi dan operasional, investasi serta pendanaan dan bentuk-bentuk dukungan lainnya bagi kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan. Dukungan ini diformalkan dalam bentuk perjanjian-perjanjian dan kolaborasi yang saling menguntungkan diantara Perseroan dengan Anak Perusahaan maupun antara Perseroan atau Anak Perusahaan dengan pihak afiliasi dari Perseroan dan Anak Perusahaan.

Transaksi dengan pihak afiliasi merupakan program sinergis antara satu unit usaha strategis Perseroan dengan unit usaha lainnya atau antara unit-unit usaha strategis Perseroan dengan Perseroan sendiri. Unit-unit usaha strategis Perseroan sebagai bagian dari integrasi ini, bermaksud untuk saling mengoptimalkan sumber daya, pengetahuan dan jaringan yang telah mapan demi kepentigan Perseroan dan pemegang saham. Kolaborasi ini telah berjalan untuk waktu yang lama dan direncanakan untuk terus dilakukan di masa yang akan datang.

Dimasa yang akan datang Perseroan dan Anak Perusahaan bermaksud untuk meneruskan sinergi antara Perseroan dan Anak Perusahaan maupun pihak afiliasi dari Perseroan dan Anak Perusahaan. Untuk itu, sepanjang diperlukan, perjanjian-perjanjian atau kesepakatan-kesepakatan tersebut diatas dapat diperpanjang oleh pihak-pihak dalam perjanjian atau kesepakatan tersebut.

77

31 Nama Perjanjian Perjanjian (Tanah Kebun Menteng) No. 4 tanggal 3 Februari 2016, yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. PT Bukit Jonggol Asri (“Pihak Pertama”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian - Bahwa Pihak Pertama telah mengikatkan diri untuk menjual kepada Pihak Kedua tanah-tanah yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor, Kecamatan Cariu, Kelurahan Sukarasa dan Selawangi seluas 5.000.000 M2, sebagaimana diuraikan dalam Akta Pengikatan Jual Beli No. 47 tanggal 14 Oktober 2014 (“Akta No. 47/2014”) dan Akta Pengikatan Jual Beli No. 48 tanggal 14 Oktober 2014 (“Akta No. 48/2014”), yang keduanya dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor. - Harga jual beli Tanah Kebun Menteng sebesar Rp 917.384.665.100,-. Harga Tanah Kebun Menteng tersebut akan akan dibayarkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama apabila Pihak Pertama telah memperoleh kembali hak atas Tanah Kebun Menteng atau selambat-lambatnya pada saat pelaksanaan penandatanganan akta jual beli dihadapan PPAT yang berwenang. Pembayaran Harga Tanah Kebun Menteng tersebut akan dilakukan dengan pengalihan piutang Pihak Kedua atas Hutang PT Gili Tirta Anugerah dan offset keseluruhan piutang yang dimiliki Pihak Kedua di PT Bukit Jonggol Asri sebesar Rp 117.384.665.100,-.

Jangka waktu Perjanjian Selambat-lambatnya dua belas bulan setelah diterimanya asli sertipikat Tanah Kebun Menteng dari Raiffeisen Bank International AG Singapore dan/atau akan berakhir apabila segala ketentuan dalam perjanjian ini telah selesai dilaksanakan dan dipenuhi oleh Para Pihak.

Penyelesaian Perselisihan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

32. Nama Perjanjian Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 03 tanggal 31 Maret 2016, yang dibuat dihadapan Devi Herlina, SH., MKn.

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (“Penjual”) ii. PT Emesen Properti (“Pembeli”)

Isi Pokok Perjanjian Penjual menjual sebidang tanah HGB No. 2083/Mulyaharja seluas 3.562 M2 kepada Pembeli dengan harga Rp 8,9 miliar. Pembayaran pertama pada saat PPJB ditandatangani sebesar Rp4 miliar dan sisanya sebesar Rp 4,9 miliar pada tanggal 4 Mei 2016.

Jangka waktu Perjanjian Berdasarkan PJB 03 ini, tidak mengatur mengenai jangka waktu. Penyelesaian Perselisihan Pengadilan Negeri Bogor Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

11. KETERANGAN TENTANG TRANSAKSI-TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI

Sebagai suatu kelompok perusahaan, Perseroan dan Anak Perusahaan saling memberikan dukungan dalam usahanya untuk secara konsisten meningkatkan penghasilan usaha, pemasaran, peningkatan kualitas sumber daya manusia, implementasi informasi teknologi, fasilitas produksi dan operasional, investasi serta pendanaan dan bentuk-bentuk dukungan lainnya bagi kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan. Dukungan ini diformalkan dalam bentuk perjanjian-perjanjian dan kolaborasi yang saling menguntungkan diantara Perseroan dengan Anak Perusahaan maupun antara Perseroan atau Anak Perusahaan dengan pihak afiliasi dari Perseroan dan Anak Perusahaan.

Transaksi dengan pihak afiliasi merupakan program sinergis antara satu unit usaha strategis Perseroan dengan unit usaha lainnya atau antara unit-unit usaha strategis Perseroan dengan Perseroan sendiri. Unit-unit usaha strategis Perseroan sebagai bagian dari integrasi ini, bermaksud untuk saling mengoptimalkan sumber daya, pengetahuan dan jaringan yang telah mapan demi kepentigan Perseroan dan pemegang saham. Kolaborasi ini telah berjalan untuk waktu yang lama dan direncanakan untuk terus dilakukan di masa yang akan datang.

Dimasa yang akan datang Perseroan dan Anak Perusahaan bermaksud untuk meneruskan sinergi antara Perseroan dan Anak Perusahaan maupun pihak afiliasi dari Perseroan dan Anak Perusahaan. Untuk itu, sepanjang diperlukan, perjanjian-perjanjian atau kesepakatan-kesepakatan tersebut diatas dapat diperpanjang oleh pihak-pihak dalam perjanjian atau kesepakatan tersebut.

Di bawah ini adalah ringkasan transaksi/perjanjian, piutang dan kewajiban dengan pihak afiliasi:

1 Nama Perjanjian Pengakuan Hutang JLA kepada Perseroan sehubungan Pengalihan Hutang PT. Adhi Karya (Persero), Tbk. (“ADHI”) kepada Perseroan tanggal 3 Oktober 2014 (“Pengakuan Hutang Adhi Karya”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan sebagai Pihak Pertama dan JLA sebagai Pihak Kedua

Isi Pokok Perjanjian Pihak Kedua menyatakan dan mengakui memiliki utang kepada Pihak Pertama sebesar Rp 41.140.000.000.

Jangka waktu Perjanjian Perseroan paling lambat melakukan pembayaran kepada Pihak Pertama pada tanggal 2 Oktober 2015.

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

2 Nama Perjanjian Kesepakatan Bersama tanggal 28 Oktober 2015 (“Kesepakatan Bersama MMS”) Pihak-Pihak dalam

Perjanjian Perseroan (sebagai “Pihak Pertama”); dan PT Mutiara Masyhur Sejahtera (sebagai “Pihak Kedua”).

Isi Pokok Perjanjian Pihak Kedua adalah perusahaan yang menguasai kawasan Kahuripan Nirwana (“KN”) suatu kawasan terpadu terletak di Sidoarjo, Jawa Timur yang sedang akan membangun bberapa fasilitas hunian, pendidikan, pusat perbelanjaan, perkantoran serta taman rekreasi. Pihak Kedua akan menyediakan lahan di dalam kawasan KN seluas sekitar 4 Ha untuk dipergunakan Pihak Pertama membangun dan mengelola taman rekreasi air; Pembangunan dan pengelolaan taman rekreasi air akan dilakukan dengan 2 alternatif, yaitu:

a) Alternatif I Para Pihak akan membentuk/mendirikan suatu perseroan terbatas dengan porsi kepemilikan saham, Pihak akan memiliki minimal 51% dan Pihak Kedua akan memiliki maksimal 49% saham di dalam perseroan terbatas tersebut (“PT JV”), yang selanjutnya PT JV yang akan memiliki lahan dan melaksanakan pembangunan dan pengelolaan taman rekreasi air, sesuai dengan kesepakatan antara Para Pihak. Dalam hal dilakukan pola kerja sama alternatif I ini, Pihak Pertama akan memiliki hak opsi untuk membeli saham milik MMS dalam PT JV di kemudian hari.

b) Alternatif II Para Pihak akan membentuk suatu joint operation atau kerja sama operasi, dimana pembangunan dan pengelolaan taman rekreasi air akan dilakukan oleh Pihak Pertama berdasarkan perjanjian kerja sama operasi sesuai dengan kesepakatan antara Para Pihak. Dalam hal dilakukan pola kerja sama alternatif II ini, Pihak Pertama akan memiliki hak opsi untuk mengakuisisi lahan yang akan dibangun taman rekreasi air.

Kesepakatan Bersma MMS ini merupakan kerja sama tahap pertama. Setelah terlaksanakanya kerja sama tahap pertama ini, selanjutnya Para Pihak akan melakukan kerja sama untuk membangun suatu kawasan taman rekreasi yang lebih luas, dengan konsep detail yang akan dibuat Para Pihak bersama-sama.

Jangka waktu Perjanjian Kesepakatan Bersama MMS ini berlaku sejak ditandatangani oleh Para Pihak untuk jangka waktu 6 bulan dan apabila dipandang perlu dapat diperpanjang atas persetujuan Para Pihak. Dalam jangka waktu tersebut Para Pihak akan menetapkan Alternatif I dan Alternatif II. Jangka waktu Kesepakatan Bersama telah di perpanjang hingga 28 Oktober 2016, sebagaimana tertuang dalam Addendum tanggal 11 April 2016

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

3 Nama Perjanjian Kesepakatan Bersama tanggal 28 September 2015 (“Kesepakatan Bersama BNR”) Pihak-Pihak dalam

Perjanjian PT Bakrie Nirwana Realty (“Pihak Pertama”); dan Perseroan (sebagai “Pihak Kedua”).

Isi Pokok Perjanjian Para Pihak sebelumnya telah menandatangani Perikatan Jual Beli atas tanah yang kurang lebih seluas 113 Ha pada tanggal 5 Maret 2014;

Para Pihak telah saling setuju dan sepakat untuk mengatur pengelolaan atas tanah yang luasnya kurang lebih 113 Ha di dalam kesepakatan bersama ini.

Atas tanah kurang lebih 113 Ha sesuai dengan PPJB menjadi hak pengembangan dan pengelolaan di bawah Pihak Pertama kecuali atas tanah cluster fusion II seluas kurang lebih 9,8 Ha menjadi hak pengembangan dan pengelolaan Perseroan;

Atas tanah seluas kurang lebih 9,8 Ha di Cluster Fusion II yang menjadi hak Perseroan maka Perseroan masih mempunyai hutang kepada Pihak Pertama sebesar Rp 20.810.104.000,-

Seluruh pajak-pajak yang timbul atas pengalihan tanah seluas 103,2 Ha (113 Ha dikurangi 9,8 Ha) menjadi beban dan tanggung jawab Pihak Pertama yang mana akan dibayarkan sesuai progress pengalihan tanah secara yuridis kepada Pihak Pertama dan/atau Pihak Ketiga;

78

Kepemilikan tanah untuk SK 75 Ha dan SK 250 Ha serta pengembangannya menjadi tanggungjawab Pihak Pertama, untuk itu Pihak Pertama dapat mengurus perpanjangan izin lokasi ke atas nama Pihak Pertama.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

4 Nama Perjanjian Perikatan Jual Beli (“PJB”) Pihak-Pihak dalam

Perjanjian PT. Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”) sebagai “Pihak Pertama”; dan PT. Bakrie Nirwana Realty sebagai “Pihak Kedua”

Isi Pokok Perjanjian Bahwa Pihak Pertama adalah pemegang hak atau pemilik atas bidang-bidang tanah yang terletak di Kelurahan Mulyaharja seluas 243.815 M2, Kelurahan Pamoyanan seluas 163.388 M2, Kelurahan Ranggamekar seluas 4.371 M2, Kelurahan Empang seluas 816 M2, semua terletak di Kecamatan Bogor Selatan – Kota Bogor, dan di Desa Sukaharja seluas 704.043 M2, Desa Tajurhalang seluas 22.876 M2, keduanya terletak di Kecamatan Cijeruk – Kabupaten Bogor (“Bidang-bidang Tanah”). Bahwa Pihak Pertama bermaksud menjual Bidang-bidang Tanah kepada Pihak Kedua dengan harga yang tetap dan tidak berubah sebesar Rp 241.930.000.000,- sudah termasuk PPN 10% (“Harga Jual Beli”).

Jangka waktu Perjanjian PJB ini tidak mengatur mengenai jangka waktu. Penyelesaian

Perselisihan Mengenai PJB ini dengan segala akibat dan pelaksanaannya, Para Pihak sepakat memilih domisili hukum yang umum dan tetap di kantor Panitera Pengadilan Negeri Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

5 Nama Perjanjian Perjanjian Penyelesaian tertanggal 27 Januari 2014 (“Perjanjian Penyelesaian BLD”) Pihak-Pihak dalam

Perjanjian PT Bakrieland Development, Tbk (“BLD”); Perseroan; dan PT Bakrie Nirwana Realty (“BNR”)

Isi Pokok Perjanjian Bahwa, sebelumnya Perseroan mempunyai kewajiban kepada BLD sebesar Rp254.059.730.237,- (“Kewajiban Perseroan”); Bahwa, oleh dan antara BLD, Perseroan dan BNR, Para Pihak sepakat untuk mengalihkan Kewajiban Perseroan kepada BLD kepada BNR. Perseroan dengan tegas mengakui bahwa secara hukum masih berhutang kepada BNR sebesar Rp254.059.730.237,-. Perseroan dan BNR sepakat untuk menyelesaikan kewajiban Perseroan kepada BNR dengan cara menyerahkan bidang-bidang tanah seluas lebih kurang 1.139.309 m2 yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kelurahan Pamoyanan, Kelurahan Ranggamekar, Kelurahan Empang, Desa Suka Sukaharja dan Dea Tajur Halang di Kaupaten dan Kota Bogor.

Penyelesaian Perselisihan

Semua perselisihan yang timbul dari dan karena Perjanjian Penyelesian BLD ini akan, sepanjang memungkinkan, diselesaikan secara musyawarah di antara Para Pihak dalam jangka waktu 30 hari. Apabila penyelesaian secara musyawarah tersebut tidak dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tersebut, maka setiap perselisihan yang timbul dari dan karena perjanjian ini akan diadili oleh Pengadilan Negeri Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

6 Nama Perjanjian Akta Novasi tanggal 28 Januari 2014 (“Akta Novasi BNR”) Pihak-Pihak dalam

Perjanjian PT Bakrieland Development, Tbk (“BLD”); PT Graha Andrasentra Propertindo (“Perseroan”); dan PT Bakrie Nirwana Realty (“BNR”)

Isi Pokok Perjanjian Bahwa, sebelumnya Perseroan mempunyai kewajiban kepada BLD sebesar Rp254.059.730.237,- (“Kewajiban Perseroan”); Bahwa, sesuai ketentuan Perjanjian Penyelesaian tertanggal 27 Januari 2014 (“Perjanjian Penyelesaian”) oleh dan antara BLD, Perseroan dan BNR, Para Pihak sepakat untuk mengalihkan Kewajiban Perseroan kepada BLD kepada BNR.

Jangka waktu Perjanjian Berdasarkan Akta Novasi BNR, tidak ada ketentuan yang mengatur mengenai jangka waktu.

Penyelesaian Perselisihan

Semua perselisihan yang timbul dari dan karena Akta Novasi ini akan, sepanjang memungkinkan, diselesaikan secara musyawarah di antara Para Pihak. Apabila penyelesaian secara musyawarah tersebut tidak dapat dilaksanakan, maka setiap perselisihan yang timbul dari dan karena Akta Novasi ini akan diadili oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

7 Nama Perjanjian Perjanjian Pengakuan Hutang JLA kepada Perseroan sehubungan Pengalihan Hutang PT. Aneka Sentratama Cahaya Optima (“ASCO”) kepada Perseroan (“Pengakuan Hutang ASCO”) tanggal 3 Oktober 2014

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan sebagai Pihak Pertama dan JLA sebagai Pihak Kedua

Isi Pokok Perjanjian Pihak Kedua menyatakan dan mengakui memiliki utang kepada Pihak Pertama sebesar Rp 20.085.675.086.

Jangka waktu Perjanjian Perseroan paling lambat melakukan pembayaran kepada Pihak Pertama pada tanggal 1 Oktober 2015.

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

79

Kepemilikan tanah untuk SK 75 Ha dan SK 250 Ha serta pengembangannya menjadi tanggungjawab Pihak Pertama, untuk itu Pihak Pertama dapat mengurus perpanjangan izin lokasi ke atas nama Pihak Pertama.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

4 Nama Perjanjian Perikatan Jual Beli (“PJB”) Pihak-Pihak dalam

Perjanjian PT. Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”) sebagai “Pihak Pertama”; dan PT. Bakrie Nirwana Realty sebagai “Pihak Kedua”

Isi Pokok Perjanjian Bahwa Pihak Pertama adalah pemegang hak atau pemilik atas bidang-bidang tanah yang terletak di Kelurahan Mulyaharja seluas 243.815 M2, Kelurahan Pamoyanan seluas 163.388 M2, Kelurahan Ranggamekar seluas 4.371 M2, Kelurahan Empang seluas 816 M2, semua terletak di Kecamatan Bogor Selatan – Kota Bogor, dan di Desa Sukaharja seluas 704.043 M2, Desa Tajurhalang seluas 22.876 M2, keduanya terletak di Kecamatan Cijeruk – Kabupaten Bogor (“Bidang-bidang Tanah”). Bahwa Pihak Pertama bermaksud menjual Bidang-bidang Tanah kepada Pihak Kedua dengan harga yang tetap dan tidak berubah sebesar Rp 241.930.000.000,- sudah termasuk PPN 10% (“Harga Jual Beli”).

Jangka waktu Perjanjian PJB ini tidak mengatur mengenai jangka waktu. Penyelesaian

Perselisihan Mengenai PJB ini dengan segala akibat dan pelaksanaannya, Para Pihak sepakat memilih domisili hukum yang umum dan tetap di kantor Panitera Pengadilan Negeri Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

5 Nama Perjanjian Perjanjian Penyelesaian tertanggal 27 Januari 2014 (“Perjanjian Penyelesaian BLD”) Pihak-Pihak dalam

Perjanjian PT Bakrieland Development, Tbk (“BLD”); Perseroan; dan PT Bakrie Nirwana Realty (“BNR”)

Isi Pokok Perjanjian Bahwa, sebelumnya Perseroan mempunyai kewajiban kepada BLD sebesar Rp254.059.730.237,- (“Kewajiban Perseroan”); Bahwa, oleh dan antara BLD, Perseroan dan BNR, Para Pihak sepakat untuk mengalihkan Kewajiban Perseroan kepada BLD kepada BNR. Perseroan dengan tegas mengakui bahwa secara hukum masih berhutang kepada BNR sebesar Rp254.059.730.237,-. Perseroan dan BNR sepakat untuk menyelesaikan kewajiban Perseroan kepada BNR dengan cara menyerahkan bidang-bidang tanah seluas lebih kurang 1.139.309 m2 yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kelurahan Pamoyanan, Kelurahan Ranggamekar, Kelurahan Empang, Desa Suka Sukaharja dan Dea Tajur Halang di Kaupaten dan Kota Bogor.

Penyelesaian Perselisihan

Semua perselisihan yang timbul dari dan karena Perjanjian Penyelesian BLD ini akan, sepanjang memungkinkan, diselesaikan secara musyawarah di antara Para Pihak dalam jangka waktu 30 hari. Apabila penyelesaian secara musyawarah tersebut tidak dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tersebut, maka setiap perselisihan yang timbul dari dan karena perjanjian ini akan diadili oleh Pengadilan Negeri Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

6 Nama Perjanjian Akta Novasi tanggal 28 Januari 2014 (“Akta Novasi BNR”) Pihak-Pihak dalam

Perjanjian PT Bakrieland Development, Tbk (“BLD”); PT Graha Andrasentra Propertindo (“Perseroan”); dan PT Bakrie Nirwana Realty (“BNR”)

Isi Pokok Perjanjian Bahwa, sebelumnya Perseroan mempunyai kewajiban kepada BLD sebesar Rp254.059.730.237,- (“Kewajiban Perseroan”); Bahwa, sesuai ketentuan Perjanjian Penyelesaian tertanggal 27 Januari 2014 (“Perjanjian Penyelesaian”) oleh dan antara BLD, Perseroan dan BNR, Para Pihak sepakat untuk mengalihkan Kewajiban Perseroan kepada BLD kepada BNR.

Jangka waktu Perjanjian Berdasarkan Akta Novasi BNR, tidak ada ketentuan yang mengatur mengenai jangka waktu.

Penyelesaian Perselisihan

Semua perselisihan yang timbul dari dan karena Akta Novasi ini akan, sepanjang memungkinkan, diselesaikan secara musyawarah di antara Para Pihak. Apabila penyelesaian secara musyawarah tersebut tidak dapat dilaksanakan, maka setiap perselisihan yang timbul dari dan karena Akta Novasi ini akan diadili oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

7 Nama Perjanjian Perjanjian Pengakuan Hutang JLA kepada Perseroan sehubungan Pengalihan Hutang PT. Aneka Sentratama Cahaya Optima (“ASCO”) kepada Perseroan (“Pengakuan Hutang ASCO”) tanggal 3 Oktober 2014

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan sebagai Pihak Pertama dan JLA sebagai Pihak Kedua

Isi Pokok Perjanjian Pihak Kedua menyatakan dan mengakui memiliki utang kepada Pihak Pertama sebesar Rp 20.085.675.086.

Jangka waktu Perjanjian Perseroan paling lambat melakukan pembayaran kepada Pihak Pertama pada tanggal 1 Oktober 2015.

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

9 Nama Perjanjian Perjanjian Penyelesaian tanggal 18 Desember 2013 (“Perjanjian Penyelesaian”) Pihak-Pihak dalam

Perjanjian PT Bakrieland Development (“BLD”); Perseroan (“GAP”); dan PT Bahana Sukmasejahtera (“BSS”)

Isi Pokok Perjanjian Bahwa, GAP mengakui berhutang kepada BLD sebesar Rp 1.393.536.086.156,- (“Pinjaman GAP”). Hutang mana merupakan pinjaman GAP dari BLD;

Bahwa, BSS mengakui berhutang kepada GAP sebesar Rp 444.096.349.842,- (“Pinjaman BSS”). Hutang mana merupakan pinjaman GAP dari BLD;

Pada pokoknya, Perjanjian Penyelesaian ini menerangkan bahwa Para Pihak bersepakat untuk menyelesaikan Pinjaman GAP dan Pinjaman BSS dengan cara sebagai berikut :

a) GAP akan mengalihkan kepemilikan 576.636.784 lembar saham dengan nilai pengalihan sebesar Rp45.999.400.000,- di BSS kepada BLD;

b) GAP akan mengalihkan hutangnya pada PT Graha Intan Bali sebesar Rp14.438.877.509 kepada BSS;

c) Setelah transaksi pada butir a dilakukan, selanjutnya GAP akan mengalihkan piutang-piutang sebagai berikut : (i) Sebesar Rp80.249.000.000,- atas penjualan saham milik GAP

pada PT Samudera Asia Nasional kepada PT Bakrie Nirwana Semesta berdasarkan Akta Jual Beli tanggal 8 November 2013 kepada BLD;

(ii) Sebesar Rp5.233.619.077,- pada PT Sanggraha Pelita Sentosa kepada BSS;

(iii) Sebesar Rp3.775.970.345,- pada PT Mutiara Permata Biru kepada BSS;

(iv) Sebesar Rp4.049.410.500,- pada PT Mutiara Mahsyur Sejahtera kepada BSS;

(v) Sebesar Rp1.000.000.000,- pada PT Sinar Mitra Langgeng kepada BSS;

(vi) Sebesar Rp5.717.333.907,- pada PT Samudera Asia Nasional kepada BSS;

(vii) Sebagai konsekuensi adanya pengalihan piutang milik GAP kepada BSS di atas, maka GAP selanjutnya akan mengalihkan piutang pada BSS sebesar RP.19.776.333.829,- kepada BLD;

(viii) Pinjaman BSS sebesar Rp444.096.349.842,- kepada BLD; (ix) Sebesar Rp207.095.858.500,- atas penjualan tanah PT Giripada

Adhyayasabha berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah pada tanggal 17 September 2010 dan Addendum I tanggal 14 Desember 2010 kepada BLD;

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian Penyelesaian ini tidak mengatur mengenai jangka waktu. Penyelesaian

Perselisihan Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak dapat dilakukan, semua sengketa, perbedaan dan kontroversi yang timbul dari atau sehubungan dengan Perjanjian Penyelesaian ini tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu tersebut maka Para Pihak setuju untuk menyelesaikannya melalui Pengadilan Negeri Bogor tanpa mengurangi hak Pihak yang satu untuk melakukan gugatan/tuntutan terhadap Pihak lainnya melalui peradilan apapun, baik didalam maupun di luar wilayah negara Republik Indonesia.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

10 Nama Perjanjian Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) tanggal 24 Desember 2013 (“Perjanjian Pengalihan Piutang GAS”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

Perseroan (“Pihak Pertama”); dan PT Bakrieland Development, Tbk (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah menandatangani Perjanjian Penyelesaian tanggal 18 Desember 2013 (“Perjanjian Penyelesaian”);

Bahwa, berdasarkan Perjanjian Penyelesaian tersebut, Pihak Kedua akan menerima pengalihan Piutang dari Pihak Pertama pada PT Giripada Adhyayasabha (“GAS”) atas penjualan tanah Universitas Bakrie berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah pada tanggal 17 September 2010 dan Addendum I tanggal 14 Desember 2010 sebesar Rp207.095.858.500,- (“Piutang”)

Pada pokoknya, Perjanjian Pengalihan Piutang GAS ini menerangkan bahwa Pihak Pertama bermaksud mengalihkan Piutangnya tersebut kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua menyatakan menerima pengalihan Piutang dari Pihak Pertama.

Pengalihan Piutang dari Pihak Kedua kepada GAS berlaku efektif sejak tanggal penandatanganan Perjanjian Pengalihan Piutang GAS ini.

Terhitung sejak berlakunya pengalihan Piutang, setiap dan seluruh Piutang menjadi milik dan Pihak Kedua dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Piutang menjadi resiko Pihak Kedua, termasuk keuntungan dan kerugian yang timbul sehubungan dengan Piutang tersebut.

Jangka waktu Perjanjian Perjanjian Pengalihan Piutang GAS ini berakhir dan dapat diakhiri bilamana terjadi salah satu kondisi sebagaimana berikut:

80

Telah dilaksanakannya pengalihan Piutang (cessie) oleh Para Pihak; Adanya persetujuan tertulis dari Para Pihak untuk mengakhiri perjanjian sebelum

dilaksanakannya pengalihan Piutang. Penyelesaian

Perselisihan Para Pihak sepakat apabila terjadi sengketa yang berhubungan dengan perjanjian ini, termasuk namun tidak terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan keberadaaan, keberlakuan, pelaksanaan hak atau kewajiban dari Para Pihak, maka akan diselesaikan dengan musyawarah. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai, maka Para Pihak sepakat memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

11. Nama Perjanjian Perjanjian Pengakuan Utang tanggal 30 Desember 2014 (“Perjanjian Pengakuan Utang 30 Desember 2014) dan Addendum Perjanjian

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.PT Graha Andrasentra Propertindo sebagai Kreditur ii. PT Bakrieland Development Tbk sebagai Debitur

Isi Pokok Perjanjian Kreditur dan Debitur setuju dan sepakat bahwa sehubungan dengan penyerahan Aset Jaminan Kreditur kepada BII berdasarkan Perjanjian Penyelesain, maka Debitur mengakui berhutang kepada Kreditur sebesar Rp 127.308.676.690 (”Utang”) dengan tidak dikenakan bunga.

Pembayaran Hutang dan Debiutur kepada Kreditor dapat dilakukan sekaligus maupun bertahap, baik secara tunai dan/atau dengan cara pembayaran/penyelesaian lainnya yang disepakati Para Pihak.

Jangka waktu Perjanjian Sampai dengan 15 Desember 2016

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

12. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tertanggal 5 Maret 2015 (“Perjanjian Dana Talangan BLD 5 Maret 2015”) dan Addendum Perjanjian

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.PT Graha Andrasentra Propertindo sebagai Penerima Pinjaman ii. PT Bakrieland Development Tbk sebagai Pemberi Pinjaman

Isi Pokok Perjanjian Perseroan menerima pinjaman sebesar Rp 1.650.000.000 untuk keperluan biaya operasional yang akan dikenakan bunga sebesar 9% per tahun.

Jangka waktu Perjanjian Sampai dengan tanggal 30 April 2016

Penyelesaian Perselisihan

Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

13. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tertanggal 14 Juli 2015 (“Perjanjian Dana Talangan BLD 14 Juli 2015”) dan Addendum Perjanjian

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.PT Graha Andrasentra Propertindo sebagai Penerima Pinjaman ii. PT Bakrieland Development Tbk sebagai Pemberi Pinjaman

Isi Pokok Perjanjian Perseroan menerima pinjaman sebesar Rp 1.500.000.000 untuk keperluan biaya operasional yang akan dikenakan bunga sebesar 15% per tahun.

Jangka waktu Perjanjian Sampai dengan 15 September 2016 Penyelesaian

Perselisihan Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

14. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 24 Juni 2015 (“Perjanjian Dana Talangan MMS”) dan Addendum Perjanjian Pinjaman

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. PT Maju Makmur Sejahtera sebagai Pemberi Pinjaman ii. PT Graha Andrasentra Propertindo sebagai Penerima Pinjaman

Isi Pokok Perjanjian Perseroan menerima pinjaman sebesar Rp 1.000.000.000 untuk keperluan operasional Penerima Pinjaman tanpa dikenakan bunga.

Jangka waktu Perjanjian Sampai dengan tanggal 30 Juni 2016 Penyelesaian

Perselisihan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

15. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tertanggal 7 Juli 2015 (“Perjanjian Pinjaman Cronus”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.PT Cronus Capital Indonesia (“Pemberi Pinjaman”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo (“Penerima Pinjaman”)

81

Telah dilaksanakannya pengalihan Piutang (cessie) oleh Para Pihak; Adanya persetujuan tertulis dari Para Pihak untuk mengakhiri perjanjian sebelum

dilaksanakannya pengalihan Piutang. Penyelesaian

Perselisihan Para Pihak sepakat apabila terjadi sengketa yang berhubungan dengan perjanjian ini, termasuk namun tidak terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan keberadaaan, keberlakuan, pelaksanaan hak atau kewajiban dari Para Pihak, maka akan diselesaikan dengan musyawarah. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai, maka Para Pihak sepakat memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

11. Nama Perjanjian Perjanjian Pengakuan Utang tanggal 30 Desember 2014 (“Perjanjian Pengakuan Utang 30 Desember 2014) dan Addendum Perjanjian

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.PT Graha Andrasentra Propertindo sebagai Kreditur ii. PT Bakrieland Development Tbk sebagai Debitur

Isi Pokok Perjanjian Kreditur dan Debitur setuju dan sepakat bahwa sehubungan dengan penyerahan Aset Jaminan Kreditur kepada BII berdasarkan Perjanjian Penyelesain, maka Debitur mengakui berhutang kepada Kreditur sebesar Rp 127.308.676.690 (”Utang”) dengan tidak dikenakan bunga.

Pembayaran Hutang dan Debiutur kepada Kreditor dapat dilakukan sekaligus maupun bertahap, baik secara tunai dan/atau dengan cara pembayaran/penyelesaian lainnya yang disepakati Para Pihak.

Jangka waktu Perjanjian Sampai dengan 15 Desember 2016

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

12. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tertanggal 5 Maret 2015 (“Perjanjian Dana Talangan BLD 5 Maret 2015”) dan Addendum Perjanjian

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.PT Graha Andrasentra Propertindo sebagai Penerima Pinjaman ii. PT Bakrieland Development Tbk sebagai Pemberi Pinjaman

Isi Pokok Perjanjian Perseroan menerima pinjaman sebesar Rp 1.650.000.000 untuk keperluan biaya operasional yang akan dikenakan bunga sebesar 9% per tahun.

Jangka waktu Perjanjian Sampai dengan tanggal 30 April 2016

Penyelesaian Perselisihan

Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

13. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tertanggal 14 Juli 2015 (“Perjanjian Dana Talangan BLD 14 Juli 2015”) dan Addendum Perjanjian

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.PT Graha Andrasentra Propertindo sebagai Penerima Pinjaman ii. PT Bakrieland Development Tbk sebagai Pemberi Pinjaman

Isi Pokok Perjanjian Perseroan menerima pinjaman sebesar Rp 1.500.000.000 untuk keperluan biaya operasional yang akan dikenakan bunga sebesar 15% per tahun.

Jangka waktu Perjanjian Sampai dengan 15 September 2016 Penyelesaian

Perselisihan Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor.

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia

14. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 24 Juni 2015 (“Perjanjian Dana Talangan MMS”) dan Addendum Perjanjian Pinjaman

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. PT Maju Makmur Sejahtera sebagai Pemberi Pinjaman ii. PT Graha Andrasentra Propertindo sebagai Penerima Pinjaman

Isi Pokok Perjanjian Perseroan menerima pinjaman sebesar Rp 1.000.000.000 untuk keperluan operasional Penerima Pinjaman tanpa dikenakan bunga.

Jangka waktu Perjanjian Sampai dengan tanggal 30 Juni 2016 Penyelesaian

Perselisihan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

15. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tertanggal 7 Juli 2015 (“Perjanjian Pinjaman Cronus”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.PT Cronus Capital Indonesia (“Pemberi Pinjaman”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo (“Penerima Pinjaman”)

Isi Pokok Perjanjian Perseroan menerima pinjaman sebesar Rp1.190.440.680 untuk biaya operasional Penerima Pinjaman dengan bunga sebesar 8% per tahun. Pinjaman akan dicairkan oleh Pemberi Pinjaman kepada Penerima Pinjaman paling lambat pada tanggal 8 Juli 2015.

Jangka waktu Perjanjian Jangka waktu pinjaman selama 12 bulan, terhitung sejak diterimanya pinjaman oleh Penerima Pinjaman dan akan berakhir pada tanggal 7 Juli 2016.

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

16. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman Dana Talangan JLA dengan PT. Bakrie Bakti Nusantara tanggal 5 Oktober 2015 (“Perjanjian Pinjaman Dana Talangan BBN”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. PT Bakrie Bakti Nusantara (“Pihak Pertama”)

ii. PT Jungleland Asia (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Pada pokoknya, Pihak Kedua menegaskan dan mengakui telah menerima pinjaman dana talangan dari Pihak Kedua untuk kebutuhan operasional dari Pihak Pertama sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu miliarrupiah) (selanjutnya disebut sebagai “Hutang”)).

Para Pihak sepakat atas Hutang Pihak Kedua kepada Pihak Pertama tersebut akan dikenakan bunga sebesar 8% (delapan persen) per tahun.

Jangka waktu Perjanjian Jangka Waktu Perjanjian Pinjaman Dana Talangan BBN ini adalah selama 1 (satu) tahun, terhitung sejak tanggal 5 Oktober 2015 dan akan berakhir pada tanggal 5 Oktober 2016.

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

17. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjam Meminjam tertanggal 7 Desember 2015 (“Perjanjian Pinjam Meminjam CPP”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. PT Casa Prima Properti (“Kreditur”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo (“Debitur”)

Isi Pokok Perjanjian Bahwa Debitur mempunyai kewajiban kepada Bank Bukopin sebesar Rp 3.500.000.000 (“Pinjaman” atau “Pokok Utang”) dan oleh karenanya Debitur membutuhkan sejumlah Pinjaman untuk untuk digunakan sebagai pembayaran atas kewajiban pinjaman kredit kepada Bank Bukopin.

Untuk menjamin Pokok Utang, Debitur setuju dikemudian hari untuk memberikan jaminan yang akan disepakati kemudian Para Pihak dengan menandatangani perjanjian-perjanjian atau dokumen-dokumen jaminan lain sebagaimana dipersyaratkan oleh Kreditur dari waktu ke waktu.

Jangka waktu Perjanjian - 2 hari kerja setelah Debitur menerima pembayaran down payment ataspenjualan marketing office yang terletak di Perumahan Bogor Nirwana Residence, Jl. Bogor Nirwana Raya, Mulyaharja, Bogor Selatan, Bogor; atau

- Setelah Debitur menerima dana dari sumber lain, mana lebih dahulu.

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

18. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tertanggal 15 Desember 2015 (“Perjanjian Pinjaman BSU”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.PT Bakrie Swasakti Utama (“Pemberi Pinjaman”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo (“Penerima Pinjaman”)

Isi Pokok Perjanjian Perseroan menerima pinjaman sebesar Rp3.000.000.000 untuk biaya operasional Penerima Pinjaman dengan bunga sebesar 8% per tahun. Pinjaman tersebut dicairkan oleh Pemberi Pinjaman kepada Penerima Pinjaman pada tanggal 17 Desember 2015.

Jangka waktu Perjanjian Jangka waktu pinjaman selama 6 bulan, terhitung sejak diterimanya pinjaman pada pencairan terakhir oleh Penerima Pinjaman dan akan berakhir pada tanggal 17 Juni 2016.

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

82

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

19. Nama Perjanjian Pengakuan Hutang tertanggal 22 Desember 2015 (“Pengakuan Hutang”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. PT Bakrie Bakti Nusantara (“Kreditur”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo (“Debitur”)

Isi Pokok Perjanjian Perseroan menerima pinjaman dana talangan sebesar Rp9.700.000.000,- untuk biaya operasional Penerima Pinjaman dengan bunga sebesar 8% per tahun. Pinjaman dicairkan oleh Pemberi Pinjaman kepada Penerima Pinjaman secara bertahap sejak bulan September 2015 sampai dengan tanggal 22 Desember 2015.

Jangka waktu Perjanjian Jangka waktu pinjaman selama 12 bulan, terhitung sejak diterimanya pinjaman terakhir oleh Penerima Pinjaman dan akan berakhir pada tanggal 22 Desember 2016.

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

20. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman tertanggal 30 Desember 2015 (“Perjanjian Pinjaman WSS”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.PT Wahana Selaras Sejati (“Pemberi Pinjaman”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo (“Penerima Pinjaman”)

Isi Pokok Perjanjian Perseroan menerima pinjaman sebesar Rp8.500.000.000 untuk biaya operasional Penerima Pinjaman dengan bunga sebesar 8% per tahun. Pinjaman akan dicairkan oleh Pemberi Pinjaman kepada Penerima Pinjaman paling lambat pada tanggal 31 Desember 2015.

Jangka waktu Perjanjian Jangka waktu pinjaman selama 12 bulan, terhitung sejak diterimanya pinjaman oleh Penerima Pinjaman dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

21. Nama Perjanjian Perjanjian Penegasan dan Pengakuan Hutang JLA kepada PT Cronus Capital Indonesia tanggal 30 Desember 2015 (“Pengakuan Hutang Cronus”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.PT Cronus Capital Indonesia (“Pihak Pertama”) ii. PT Jungleland Asia (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Pada pokoknya, Pihak Kedua menegaskan dan mengakui telah menerima pinjaman dana talangan dari Pihak Kedua untuk kebutuhan operasional dari Pihak Pertama sebesar Rp 1.862.000.000,- (satu miliar delapan ratus enam puluh dua juta rupiah) (selanjutnya disebut sebagai “Hutang”).

Para Pihak sepakat atas Hutang Pihak Kedua kepada Pihak Pertama tersebut akan dikenakan bunga sebesar 8% (delapan persen) per tahun.

Jangka waktu Perjanjian Jangka Waktu Pengakuan Hutang Cronus ini adalah selama 1 (satu) tahun, terhitung sejak tanggal 28 Agustus 2015 dan akan berakhir pada tanggal 27 Agustus 2016

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

22. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 28 Maret 2016 Pihak-Pihak dalam

Perjanjian i.PT Cronus Capital Indonesia (“Pemberi Pinjaman”) ii. PT Jungleland Asia (“Penerima Pinjaman”)

Isi Pokok Perjanjian Penerima Pinjaman menerima pinjaman sebesar Rp2.770.200.000,- untuk biaya operasional Penerima Pinjaman dengan bunga sebesar 8% per tahun. Pinjaman akan dicairkan oleh Pemberi Pinjaman kepada Penerima Pinjaman paling lambat pada tanggal 30 Maret 2016.

Jangka waktu Perjanjian Jangka waktu pinjaman selama 12 bulan, terhitung sejak diterimanya pinjaman oleh Penerima Pinjaman dan akan berakhir pada tanggal 30 Maret 2017

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

23. Nama Perjanjian Perjanjian Pengalihan Piutang tanggal 13 April 2016 Pihak-Pihak dalam

Perjanjian i.PT Bakrieland Development Tbk (“Pihak Pertama”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Pihak Pertama mempunyai Piutang kepada PT Danatama Perkasa sebesar Rp 82.516.862.146,-. Pihak Pertama bermaksud mengalihkan Piutangnya tersebut sebesar Rp 51.000.000.000,- kepada Pihak Kedua.

Jangka waktu Perjanjian Penyelesaian

Perselisihan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

24. Nama Perjanjian Penegasan dan Pengakuan Utang tanggal 14 April 2016 Pihak-Pihak dalam i.PT Bakrieland Development Tbk (“BLD”)

83

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

19. Nama Perjanjian Pengakuan Hutang tertanggal 22 Desember 2015 (“Pengakuan Hutang”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i. PT Bakrie Bakti Nusantara (“Kreditur”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo (“Debitur”)

Isi Pokok Perjanjian Perseroan menerima pinjaman dana talangan sebesar Rp9.700.000.000,- untuk biaya operasional Penerima Pinjaman dengan bunga sebesar 8% per tahun. Pinjaman dicairkan oleh Pemberi Pinjaman kepada Penerima Pinjaman secara bertahap sejak bulan September 2015 sampai dengan tanggal 22 Desember 2015.

Jangka waktu Perjanjian Jangka waktu pinjaman selama 12 bulan, terhitung sejak diterimanya pinjaman terakhir oleh Penerima Pinjaman dan akan berakhir pada tanggal 22 Desember 2016.

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

20. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman tertanggal 30 Desember 2015 (“Perjanjian Pinjaman WSS”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.PT Wahana Selaras Sejati (“Pemberi Pinjaman”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo (“Penerima Pinjaman”)

Isi Pokok Perjanjian Perseroan menerima pinjaman sebesar Rp8.500.000.000 untuk biaya operasional Penerima Pinjaman dengan bunga sebesar 8% per tahun. Pinjaman akan dicairkan oleh Pemberi Pinjaman kepada Penerima Pinjaman paling lambat pada tanggal 31 Desember 2015.

Jangka waktu Perjanjian Jangka waktu pinjaman selama 12 bulan, terhitung sejak diterimanya pinjaman oleh Penerima Pinjaman dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

21. Nama Perjanjian Perjanjian Penegasan dan Pengakuan Hutang JLA kepada PT Cronus Capital Indonesia tanggal 30 Desember 2015 (“Pengakuan Hutang Cronus”)

Pihak-Pihak dalam Perjanjian

i.PT Cronus Capital Indonesia (“Pihak Pertama”) ii. PT Jungleland Asia (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Pada pokoknya, Pihak Kedua menegaskan dan mengakui telah menerima pinjaman dana talangan dari Pihak Kedua untuk kebutuhan operasional dari Pihak Pertama sebesar Rp 1.862.000.000,- (satu miliar delapan ratus enam puluh dua juta rupiah) (selanjutnya disebut sebagai “Hutang”).

Para Pihak sepakat atas Hutang Pihak Kedua kepada Pihak Pertama tersebut akan dikenakan bunga sebesar 8% (delapan persen) per tahun.

Jangka waktu Perjanjian Jangka Waktu Pengakuan Hutang Cronus ini adalah selama 1 (satu) tahun, terhitung sejak tanggal 28 Agustus 2015 dan akan berakhir pada tanggal 27 Agustus 2016

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

22. Nama Perjanjian Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 28 Maret 2016 Pihak-Pihak dalam

Perjanjian i.PT Cronus Capital Indonesia (“Pemberi Pinjaman”) ii. PT Jungleland Asia (“Penerima Pinjaman”)

Isi Pokok Perjanjian Penerima Pinjaman menerima pinjaman sebesar Rp2.770.200.000,- untuk biaya operasional Penerima Pinjaman dengan bunga sebesar 8% per tahun. Pinjaman akan dicairkan oleh Pemberi Pinjaman kepada Penerima Pinjaman paling lambat pada tanggal 30 Maret 2016.

Jangka waktu Perjanjian Jangka waktu pinjaman selama 12 bulan, terhitung sejak diterimanya pinjaman oleh Penerima Pinjaman dan akan berakhir pada tanggal 30 Maret 2017

Penyelesaian Perselisihan

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

23. Nama Perjanjian Perjanjian Pengalihan Piutang tanggal 13 April 2016 Pihak-Pihak dalam

Perjanjian i.PT Bakrieland Development Tbk (“Pihak Pertama”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Pihak Pertama mempunyai Piutang kepada PT Danatama Perkasa sebesar Rp 82.516.862.146,-. Pihak Pertama bermaksud mengalihkan Piutangnya tersebut sebesar Rp 51.000.000.000,- kepada Pihak Kedua.

Jangka waktu Perjanjian Penyelesaian

Perselisihan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

24. Nama Perjanjian Penegasan dan Pengakuan Utang tanggal 14 April 2016 Pihak-Pihak dalam i.PT Bakrieland Development Tbk (“BLD”)

Perjanjian ii. PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”) Isi Pokok Perjanjian GAP mempunyai Piutang kepada BLD sebesar Rp 127.308.676.690,- dan Utang

sebesar Rp 243.899.610.110,-. BLD dan GAP sepakat melakukan net off atas Utang dan Piutang di antara Para Pihak, sehingga setelah net off, Sisa Utang GAP kepada BLD menjadi sebesar Rp 116.590.938.420,-. Atas Sisa Utang ini dikenakan bunga sebesar 10% per tahun.

Jangka waktu Perjanjian 2 tahun sejak Penegasan dan Pengakuan Utang ditandatangani Penyelesaian

Perselisihan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

25. Nama Perjanjian Perjanjian Konversi Piutang Menjadi Saham tanggal 18 April 2016 Pihak-Pihak dalam

Perjanjian i.PT Bakrieland Development Tbk (“Pihak Pertama”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat atas Sisa Utang GAP sebesar Rp 116.590.938.420,- akan dikonversi menjadi peningkatan kepemilikan saham Pihak Pertama pada Pihak Kedua sebesar Rp 50.000.000.000,- atau sebanyak 500.000.000 saham, sehingga setelah konversi kepemilikan saham Pihak Pertama pada Pihak Kedua menjadi sebesar 19.775.751.724 saham atau sebesar 97,50% dari saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh pada Pihak Kedua. Dengan konversi ini, maka Sisa Utang Pihak Kedua kepada Pihak Pertama adalah sebesar Rp 66.590.938.420,-

Jangka waktu Perjanjian Penyelesaian

Perselisihan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

26. Nama Perjanjian Penegasan dan Pengakuan Utang tanggal 14 April 2016 Pihak-Pihak dalam

Perjanjian i.PT Bakrie Nirwana Realty (“BNR”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (“GAP”)

Isi Pokok Perjanjian GAP mempunyai Utang kepada BNR sebesar Rp257.574.151.981,- dan atas Utang tersebut GAP telah melakukan pembayaran sebesar Rp32.447.050.256,-, sehingga Sisa Utang GAP kepada BNR menjadi sebesar Rp 225.127.101.725. Atas Sisa Utang ini dikenakan bunga sebesar 8% per tahun, terhitung sejak ditandatanganinya Pengakuan Utang. Bunga dibayarkan bersamaan dengan pelunasan seluruh utang pokok.

Jangka waktu Perjanjian 2 tahun sejak Penegasan dan Pengakuan Utang ditandatangani Penyelesaian

Perselisihan Pengadilan Negeri Bogor

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

27. Nama Perjanjian Perjanjian Konversi Piutang Menjadi Saham tanggal 18 April 2016 Pihak-Pihak dalam

Perjanjian i.PT Bakrie Nirwana Realty (“Pihak Pertama”) ii. PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (“Pihak Kedua”)

Isi Pokok Perjanjian Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat atas Sisa Utang GAP sebesar Rp 225.127.101.725,- akan dikonversi menjadi penyertaan modal pada Pihak Kedua sebesar Rp 50.000.000.000,- atau sebanyak 500.000.000 saham, sehingga setelah konversi kepemilikan saham Pihak Pertama pada Pihak Kedua adalah sebesar 500.000.000 saham atau sebesar 2,47% dari saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh pada Pihak Kedua. Dengan konversi ini, maka Sisa Utang Pihak Kedua kepada Pihak Pertama adalah sebesar Rp175.127.101.725,-.

Jangka waktu Perjanjian Penyelesaian

Perselisihan Pengadilan Negeri Bogor

Hukum yang berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

12. PERJANJIAN PINJAMAN DENGAN BANK

Berikut merupakan perjanjian pinjaman dengan Bank oleh Perseroan dan Anak Perusahaan :

1. Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 38 tanggal 23 Desember 2011 yang dibuat dihadapan Notaris Tetty Herawati Soebroto, SH. MH., Notaris di Jakarta (“Perjanjian Kredit Bukopin No.38”)

Berdasarkan Perjanjian Kredit Bukopin No.38 yang ditandatangani oleh dan antara: i. Perseroan (sebagai “Debitur”) dengan ii. PT Bank Bukopin, Tbk. ( sebagai “Bank”)

84

Perjanjian Kredit Bukopin No.38 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk memberikan pinjaman uang kepada Debitur sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Kredit Bukopin No.38

1. Pada pokoknya, Perjanjian Kredit Bukopin No.38 ini mengatur bahwa Bank

memberikan fasilitas kredit kepada Debitur berupa Fasilitas Kredit Investasi yang berbentuk Pinjaman Installment dengan jumlah plafond sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah) sebagaimana ternyata dalam Rekening Koran Debitur yang dikeluarkan Bank dengan Cheque, Giro Bilyet, Surat Aksep, pemindah-bukuan, Surat Tanda Penerimaan Uang dan surat perintah bayar lainnya yang ditentukan oleh Bank.

2. Suku bunga sebesar 11,5% efektif per tahun, Provisi sebesar 1,5%, biaya

administrasi atas pinjaman sebesar 1 permil dari plafond, denda keterlambatan sebesar 2% perbulan dari total kewajiban bunga dan hutang pokok dan penalty pelunasan dipercepat sebesar 1,5% dari outstanding jika dilakukan pelunasan sebelum bulan ke-72.

3. Selama Debitur masih berutang kepada Bank, maka Debitur wajib

mempergunakan pinjaman/kredit/utang ini khusus untuk pembangunan Gedung Restauran dan Meeting Room Aston Bogor Hotel & Resort Tower D;

4. Selama masih ada yang terhutang kepada Bank, maka Debitur (i) tidak

diperkenankan memberikan pinjaman kepada anggota group yang lain atau kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan bidang usaha; (ii) setiap perubahan anggaran dasar memberitahukan secara tertulis kepada Bank dan apabila ada perubahan pemegangsaham dan perubahan susunan pengurus harus dengan persetujuan tertulis dari Bank serta wajib menyerahkan 1 (satu) salinan perubahan tersebut berikut Surat Keputuannya (jika ada) kepada Bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah perubahan dilakukan;

5. Tanpa izin tertulis tertulis terlebih dahulu dari Bank, Debitur dilarang untuk

mengalihkan/memindahkan barang yang telah dijaminkan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Bukopin No. 38 diberikan untuk jangka waktu 96 (sembilan puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan akad kredit yaitu tanggal 27 Desember 2011 sampai dengan tanggal 27 Desember 2019.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan Untuk menjamin kepastian guna ketertiban pembayaran lunas hutang Debitur keadaan Bank, maka Debitur menerangkan dengan ini menjaminkan : 1. Sebagian dari sebidang tanah Sertipikat Hak Guna Bangunan (SHGB)

Nomor 707/Mulyaharja, terletak di propinsi Jawa Barat Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Mulyaharja, seluas kurang lebih 4.706 m2 (“Sebagian HGB No.707/Mulyaharja”);

85

Perjanjian Kredit Bukopin No.38 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk memberikan pinjaman uang kepada Debitur sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Kredit Bukopin No.38

1. Pada pokoknya, Perjanjian Kredit Bukopin No.38 ini mengatur bahwa Bank

memberikan fasilitas kredit kepada Debitur berupa Fasilitas Kredit Investasi yang berbentuk Pinjaman Installment dengan jumlah plafond sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah) sebagaimana ternyata dalam Rekening Koran Debitur yang dikeluarkan Bank dengan Cheque, Giro Bilyet, Surat Aksep, pemindah-bukuan, Surat Tanda Penerimaan Uang dan surat perintah bayar lainnya yang ditentukan oleh Bank.

2. Suku bunga sebesar 11,5% efektif per tahun, Provisi sebesar 1,5%, biaya

administrasi atas pinjaman sebesar 1 permil dari plafond, denda keterlambatan sebesar 2% perbulan dari total kewajiban bunga dan hutang pokok dan penalty pelunasan dipercepat sebesar 1,5% dari outstanding jika dilakukan pelunasan sebelum bulan ke-72.

3. Selama Debitur masih berutang kepada Bank, maka Debitur wajib

mempergunakan pinjaman/kredit/utang ini khusus untuk pembangunan Gedung Restauran dan Meeting Room Aston Bogor Hotel & Resort Tower D;

4. Selama masih ada yang terhutang kepada Bank, maka Debitur (i) tidak

diperkenankan memberikan pinjaman kepada anggota group yang lain atau kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan bidang usaha; (ii) setiap perubahan anggaran dasar memberitahukan secara tertulis kepada Bank dan apabila ada perubahan pemegangsaham dan perubahan susunan pengurus harus dengan persetujuan tertulis dari Bank serta wajib menyerahkan 1 (satu) salinan perubahan tersebut berikut Surat Keputuannya (jika ada) kepada Bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah perubahan dilakukan;

5. Tanpa izin tertulis tertulis terlebih dahulu dari Bank, Debitur dilarang untuk

mengalihkan/memindahkan barang yang telah dijaminkan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Bukopin No. 38 diberikan untuk jangka waktu 96 (sembilan puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan akad kredit yaitu tanggal 27 Desember 2011 sampai dengan tanggal 27 Desember 2019.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan Untuk menjamin kepastian guna ketertiban pembayaran lunas hutang Debitur keadaan Bank, maka Debitur menerangkan dengan ini menjaminkan : 1. Sebagian dari sebidang tanah Sertipikat Hak Guna Bangunan (SHGB)

Nomor 707/Mulyaharja, terletak di propinsi Jawa Barat Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Mulyaharja, seluas kurang lebih 4.706 m2 (“Sebagian HGB No.707/Mulyaharja”);

2. HGB No.1521/Mulyaharja; 3. HGB No.1522/Mulyaharja; 4. HGB No.1523/Mulyaharja 5. Sebagian dari sebidang tanah SHGB Nomor 1575/Mulyaharja, terletak di

Propinsi Jawa Barat, Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Mulyaharja, seluas 1.410 m2 (“Sebagian HGB No.1575/Mulyaharja”);

6. HGB No.770/Pamoyanan; berikut seluruh bangunan yang didirikan di atas kebidang tanah-tanah tersebut, teristimewa bangunan hotel berikut prasarananya,dikenal sebagai Aston Bogor Hotel & Resort Tower A & B, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Bogor.; 7. 50 unit Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (SHMSRS) tercatat

atas nama Debitur (unit condotel Tower D Aston ogor Hotel & Resort) sebagai berikut: 1) SHMSRS No.135/Tower D-1/01; 2) SHMSRS No.127/Tower D-1/02; 3) SHMSRS No.108/Tower D-1/03; 4) SHMSRS No.115/Tower D-1/05; 5) SHMSRS No.107/Tower D-1/06; 6) SHMSRS No.91/Tower D-1/07; 7) SHMSRS No.168/Tower D-1/08; 8) SHMSRS No.171/Tower D-1/09; 9) SHMSRS No.89/Tower D-1/10; 10) SHMSRS No.173/Tower D-1/11; 11) SHMSRS No.153/Tower D-1/12; 12) SHMSRS No.131/Tower D-1/15; 13) SHMSRS No.170/Tower D-1/16; 14) SHMSRS No.133/Tower D-1/17; 15) SHMSRS No.182/Tower D-1/18; 16) SHMSRS No.140/Tower D-1/19; 17) SHMSRS No.137/Tower D-1/20; 18) SHMSRS No.151/Tower D-1/21; 19) SHMSRS No.174/Tower D-1/22; 20) SHMSRS No.110/Tower D-1/23; 21) SHMSRS No.129/Tower D-2/01; 22) SHMSRS No.126/Tower D-2/012; 23) SHMSRS No.163/Tower D-2/03; 24) SHMSRS No.141/Tower D-2/05; 25) SHMSRS No.175/Tower D-2/06; 26) SHMSRS No.154/Tower D-2/07; 27) SHMSRS No.150/Tower D-2/08; 28) SHMSRS No.117/Tower D-2/09; 29) SHMSRS No.138/Tower D-2/10; 30) SHMSRS No.114/Tower D-2/11; 31) SHMSRS No.95/Tower D-2/12; 32) SHMSRS No.148/Tower D-2/15; 33) SHMSRS No.104/Tower D-2/21; 34) SHMSRS No.111/Tower D-2/22; 35) SHMSRS No.166/Tower D-2/23; 36) SHMSRS No.87/Tower D-3/06; 37) SHMSRS No.180/Tower D-3/07; 38) SHMSRS No.106/Tower D-3/22; 39) SHMSRS No.178/Tower D-5/21; 40) SHMSRS No.159/Tower D-5/22 41) SHMSRS No.113/Tower D-6/01; 42) SHMSRS No.109/Tower D-6/02; 43) SHMSRS No.157/Tower D-6/03; 44) SHMSRS No.145/Tower D-5/05; 45) SHMSRS No.152/Tower D-6/06; 46) SHMSRS No.144/Tower D-6/07; 47) SHMSRS No.181/Tower D-6/08; 48) SHMSRS No.121/Tower D-6/09; 49) SHMSRS No.142/Tower D-6/10; 50) SHMSRS No.176/Tower D-6/11.

86

Berikut hak atas tanah bersama yaitu Hak Guna Bangunan Nomor 769/Pamoyanan yang akan berakhir pada tanggal 21 Agustus 2039 semuanya terletak di Propinsi Jawa Barat, Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Pamoyanan dikenal sebagai Condotel Bogor Nirwana Residence.

2. Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 36 tanggal 23 Desember 2011 yang dibuat dihadapan

Notaris Tetty Herawati Soebroto, SH. MH., Notaris di Jakarta (“Perjanjian Kredit Bukopin No.36”)

Berdasarkan Perjanjian Kredit Bukopin No.36, yang ditandatangani oleh dan antara: i. Perseroan (sebagai “Debitur”) dengan ii. PT Bank Bukopin, Tbk. ( sebagai “Bank”) Perjanjian Kredit Bukopin No.36 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk memberikan pinjaman uang kepada Debitur sebesar Rp. 30.000.000.000,- (tiga puluh miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Kredit Bukopin No.36

1. Pada pokoknya, Perjanjian Kredit Bukopin No.36 ini mengatur bahwa Bank

memberikan fasilitas kredit kepada Debitur berupa Fasilitas Kredit Investasi yang berbentuk Pinjaman Installment dengan jumlah plafond sebesar Rp. 30.000.000.000,- (tiga puluh miliar Rupiah) sebagaimana ternyata dalam Rekening Koran Debitur yang dikeluarkan Bank dengan Cheque, Giro Bilyet, Surat Aksep, pemindah-bukuan, Surat Tanda Penerimaan Uang dan surat perintah bayar lainnya yang ditentukan oleh Bank.

2. Suku bunga sebesar 11,5% efektif per tahun, Provisi sebesar 1,5%, biaya

administrasi atas pinjaman sebesar 1 permil dari plafond, denda keterlambatan sebesar 2% perbulan dari total kewajiban bunga dan hutang pokok dan penalty pelunasan dipercepat sebesar 2% dari outstanding jika dilakukan pelunasan sebelum bulan ke-72.

3. Selama Debitur masih berutang kepada Bank, maka Debitur wajib

mempergunakan pinjaman/kredit/utang ini khusus untuk pembangunan Gedung Restauran dan Meeting Room Aston Bogor Hotel & Resort Tower D;

4. Selama masih ada yang terhutang kepada Bank, maka Debitur (i) tidak

diperkenankan memberikan pinjaman kepada anggota group yang lain atau kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan bidang usaha; (ii) setiap perubahan anggaran dasar memberitahukan secara tertulis kepada Bank dan apabila ada perubahan pemegang saham dan perubahan susunan pengurus harus dengan persetujuan tertulis dari Bank serta wajib menyerahkan 1 (satu) salinan perubahan tersebut berikut Surat Keputusannya (jika ada) kepada Bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah perubahan dilakukan;

5. Pendapatan Aston Bogor Hotel & Resort dan The Jungle Waterpark

diprioritaskan untuk pembayaran kewajiban kepada Bank sebelum kepada pemegang saham;

6. Tanpa izin tertulis tertulis terlebih dahulu dari Bank, Debitur dilarang untuk

mengalihkan/memindahkan barang yang telah dijaminkan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Bukopin No. 36 diberikan untuk jangka waktu 96 (Sembilan puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan akad kredit yaitu tanggal 27 Desember 2011 sampai dengan tanggal 27 Desember 2019.

87

Berikut hak atas tanah bersama yaitu Hak Guna Bangunan Nomor 769/Pamoyanan yang akan berakhir pada tanggal 21 Agustus 2039 semuanya terletak di Propinsi Jawa Barat, Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Pamoyanan dikenal sebagai Condotel Bogor Nirwana Residence.

2. Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 36 tanggal 23 Desember 2011 yang dibuat dihadapan

Notaris Tetty Herawati Soebroto, SH. MH., Notaris di Jakarta (“Perjanjian Kredit Bukopin No.36”)

Berdasarkan Perjanjian Kredit Bukopin No.36, yang ditandatangani oleh dan antara: i. Perseroan (sebagai “Debitur”) dengan ii. PT Bank Bukopin, Tbk. ( sebagai “Bank”) Perjanjian Kredit Bukopin No.36 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk memberikan pinjaman uang kepada Debitur sebesar Rp. 30.000.000.000,- (tiga puluh miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Kredit Bukopin No.36

1. Pada pokoknya, Perjanjian Kredit Bukopin No.36 ini mengatur bahwa Bank

memberikan fasilitas kredit kepada Debitur berupa Fasilitas Kredit Investasi yang berbentuk Pinjaman Installment dengan jumlah plafond sebesar Rp. 30.000.000.000,- (tiga puluh miliar Rupiah) sebagaimana ternyata dalam Rekening Koran Debitur yang dikeluarkan Bank dengan Cheque, Giro Bilyet, Surat Aksep, pemindah-bukuan, Surat Tanda Penerimaan Uang dan surat perintah bayar lainnya yang ditentukan oleh Bank.

2. Suku bunga sebesar 11,5% efektif per tahun, Provisi sebesar 1,5%, biaya

administrasi atas pinjaman sebesar 1 permil dari plafond, denda keterlambatan sebesar 2% perbulan dari total kewajiban bunga dan hutang pokok dan penalty pelunasan dipercepat sebesar 2% dari outstanding jika dilakukan pelunasan sebelum bulan ke-72.

3. Selama Debitur masih berutang kepada Bank, maka Debitur wajib

mempergunakan pinjaman/kredit/utang ini khusus untuk pembangunan Gedung Restauran dan Meeting Room Aston Bogor Hotel & Resort Tower D;

4. Selama masih ada yang terhutang kepada Bank, maka Debitur (i) tidak

diperkenankan memberikan pinjaman kepada anggota group yang lain atau kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan bidang usaha; (ii) setiap perubahan anggaran dasar memberitahukan secara tertulis kepada Bank dan apabila ada perubahan pemegang saham dan perubahan susunan pengurus harus dengan persetujuan tertulis dari Bank serta wajib menyerahkan 1 (satu) salinan perubahan tersebut berikut Surat Keputusannya (jika ada) kepada Bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah perubahan dilakukan;

5. Pendapatan Aston Bogor Hotel & Resort dan The Jungle Waterpark

diprioritaskan untuk pembayaran kewajiban kepada Bank sebelum kepada pemegang saham;

6. Tanpa izin tertulis tertulis terlebih dahulu dari Bank, Debitur dilarang untuk

mengalihkan/memindahkan barang yang telah dijaminkan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Bukopin No. 36 diberikan untuk jangka waktu 96 (Sembilan puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan akad kredit yaitu tanggal 27 Desember 2011 sampai dengan tanggal 27 Desember 2019.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan Untuk menjamin kepastian guna ketertiban pembayaran lunas hutang Debitur kepada Bank, maka Debitur menerangkan dengan ini menjaminkan : 1. Sebagian HGB No.707/Mulyaharja; 2. HGB No.1521/Mulyaharja; 3. HGB No.1522/Mulyaharja; 4. HGB No.1523/Mulyaharja; 5. Sebagian HGB No.1575/Mulyaharja; 6. HGB No. 770/Pamoyanan; berikut seluruh bangunan yang didirikan di atas kebidang tanah-tanah tersebut, teristimewa bangunan hotel berikut prasarananya sikenal sebagai Aston Bogor Hotel & Resort Tower A & B, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Bogor.; 7. 50 unit Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (SHMSRS) tercatat

atas nama Debitur (unit condotel Tower D Aston ogor Hotel & Resort) sebagai berikut: 1) SHMSRS No.135/Tower D-1/01; 2) SHMSRS No.127/Tower D-1/02; 3) SHMSRS No.108/Tower D-1/03; 4) SHMSRS No.115/Tower D-1/05; 5) SHMSRS No.107/Tower D-1/06; 6) SHMSRS No.91/Tower D-1/07; 7) SHMSRS No.168/Tower D-1/08; 8) SHMSRS No.171/Tower D-1/09; 9) SHMSRS No.89/Tower D-1/10; 10) SHMSRS No.173/Tower D-1/11; 11) SHMSRS No.153/Tower D-1/12; 12) SHMSRS No.131/Tower D-1/15; 13) SHMSRS No.170/Tower D-1/16; 14) SHMSRS No.133/Tower D-1/17; 15) SHMSRS No.182/Tower D-1/18; 16) SHMSRS No.140/Tower D-1/19; 17) SHMSRS No.137/Tower D-1/20; 18) SHMSRS No.151/Tower D-1/21; 19) SHMSRS No.174/Tower D-1/22; 20) SHMSRS No.110/Tower D-1/23; 21) SHMSRS No.129/Tower D-2/01; 22) SHMSRS No.126/Tower D-2/012; 23) SHMSRS No.163/Tower D-2/03; 24) SHMSRS No.141/Tower D-2/05; 25) SHMSRS No.175/Tower D-2/06; 26) SHMSRS No.154/Tower D-2/07; 27) SHMSRS No.150/Tower D-2/08; 28) SHMSRS No.117/Tower D-2/09; 29) SHMSRS No.138/Tower D-2/10; 30) SHMSRS No.114/Tower D-2/11; 31) SHMSRS No.95/Tower D-2/12; 32) SHMSRS No.148/Tower D-2/15; 33) SHMSRS No.104/Tower D-2/21; 34) SHMSRS No.111/Tower D-2/22; 35) SHMSRS No.166/Tower D-2/23; 36) SHMSRS No.87/Tower D-3/06; 37) SHMSRS No.180/Tower D-3/07;

88

38) SHMSRS No.106/Tower D-3/22; 39) SHMSRS No.178/Tower D-5/21; 40) SHMSRS No.159/Tower D-5/22 41) SHMSRS No.113/Tower D-6/01; 42) SHMSRS No.109/Tower D-6/02; 43) SHMSRS No.157/Tower D-6/03; 44) SHMSRS No.145/Tower D-5/05; 45) SHMSRS No.152/Tower D-6/06; 46) SHMSRS No.144/Tower D-6/07; 47) SHMSRS No.181/Tower D-6/08; 48) SHMSRS No.121/Tower D-6/09; 49) SHMSRS No.142/Tower D-6/10; 50) SHMSRS No.176/Tower D-6/11.

Berikut hak atas tanah bersama yaitu Hak Guna Bangunan Nomor 769/Pamoyanan yang akan berakhir pada tanggal 21 Agustus 2039 semuanya terletak di Propinsi Jawa Barat, Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Pamoyanan dikenal sebagai Condotel Bogor Nirwana Residence.

3. Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 12 tanggal 21 Maret 2011 yang dibuat dihadapan

Notaris Tetty Herawati Soebroto, SH. MH., Notaris di Jakarta (“Perjanjian Kredit Bukopin No.12”)

Berdasarkan Perjanjian Kredit Bukopin No.12 yang ditandatangani oleh dan antara: i. Perseroan (sebagai “Debitur”) dengan ii. PT Bank Bukopin, Tbk. ( sebagai “Bank”) Perjanjian Kredit Bukopin No.12 ini pada pokoknya berisi tentang : a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk memberikan pinjaman uang kepada Debitur sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Kredit Bukopin No.12

1. Pada pokoknya, Perjanjian Kredit Bukopin No.12ini mengatur bahwa Bank

memberikan fasilitas kredit kepada Debitur berupa Fasilitas Modal Kerja yang berbentuk Pinjaman Rekening Koran (PRK) dengan jumlah plafond sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah) sebagaimana ternyata dalam Rekening Koran Debitur yang dikeluarkan Bank dengan Cheque, Giro Bilyet, Surat Aksep, pemindah-bukuan, Surat Tanda Penerimaan Uang dan surat perintah bayar lainnya yang ditentukan oleh Bank.

2. Suku bunga sebesar 11,5% efektif per tahun, Provisi sebesar 0,25%, biaya

Up Front Fee atas pinjaman sebesar 1,5% dari plafond, denda keterlambatan sebesar 5% perbulan dari total kewajiban bunga dan hutang pokok dan penalty pelunasan dipercepat sebesar 1,5% dari outstanding jika dilakukan pelunasan sebelum bulan ke-60.

3. Selama Debitur masih berutang kepada Bank, maka Debitur wajib (i)

mempergunakan pinjaman/kredit/utang ini khusus untuk Modal Kerja Aston Bogor Hotel & Resort Tower A & B; (ii) memastikan bahwa sertipikat tanah untuk fasilitas dan hotel (Tower A dan B) baik sendiri-sendiri mauppun satu kesatuan independen dan mempunyai akses ke jalan umum serta tidak menjadi satu dengan sertipikat tanah condotel (Tower C); (iii) apabila terjadi cashflow negatif maka kewajiban kepada Bank harus ditutupi dari sumber pendapatan lainnya.

89

38) SHMSRS No.106/Tower D-3/22; 39) SHMSRS No.178/Tower D-5/21; 40) SHMSRS No.159/Tower D-5/22 41) SHMSRS No.113/Tower D-6/01; 42) SHMSRS No.109/Tower D-6/02; 43) SHMSRS No.157/Tower D-6/03; 44) SHMSRS No.145/Tower D-5/05; 45) SHMSRS No.152/Tower D-6/06; 46) SHMSRS No.144/Tower D-6/07; 47) SHMSRS No.181/Tower D-6/08; 48) SHMSRS No.121/Tower D-6/09; 49) SHMSRS No.142/Tower D-6/10; 50) SHMSRS No.176/Tower D-6/11.

Berikut hak atas tanah bersama yaitu Hak Guna Bangunan Nomor 769/Pamoyanan yang akan berakhir pada tanggal 21 Agustus 2039 semuanya terletak di Propinsi Jawa Barat, Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Pamoyanan dikenal sebagai Condotel Bogor Nirwana Residence.

3. Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 12 tanggal 21 Maret 2011 yang dibuat dihadapan

Notaris Tetty Herawati Soebroto, SH. MH., Notaris di Jakarta (“Perjanjian Kredit Bukopin No.12”)

Berdasarkan Perjanjian Kredit Bukopin No.12 yang ditandatangani oleh dan antara: i. Perseroan (sebagai “Debitur”) dengan ii. PT Bank Bukopin, Tbk. ( sebagai “Bank”) Perjanjian Kredit Bukopin No.12 ini pada pokoknya berisi tentang : a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk memberikan pinjaman uang kepada Debitur sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Kredit Bukopin No.12

1. Pada pokoknya, Perjanjian Kredit Bukopin No.12ini mengatur bahwa Bank

memberikan fasilitas kredit kepada Debitur berupa Fasilitas Modal Kerja yang berbentuk Pinjaman Rekening Koran (PRK) dengan jumlah plafond sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah) sebagaimana ternyata dalam Rekening Koran Debitur yang dikeluarkan Bank dengan Cheque, Giro Bilyet, Surat Aksep, pemindah-bukuan, Surat Tanda Penerimaan Uang dan surat perintah bayar lainnya yang ditentukan oleh Bank.

2. Suku bunga sebesar 11,5% efektif per tahun, Provisi sebesar 0,25%, biaya

Up Front Fee atas pinjaman sebesar 1,5% dari plafond, denda keterlambatan sebesar 5% perbulan dari total kewajiban bunga dan hutang pokok dan penalty pelunasan dipercepat sebesar 1,5% dari outstanding jika dilakukan pelunasan sebelum bulan ke-60.

3. Selama Debitur masih berutang kepada Bank, maka Debitur wajib (i)

mempergunakan pinjaman/kredit/utang ini khusus untuk Modal Kerja Aston Bogor Hotel & Resort Tower A & B; (ii) memastikan bahwa sertipikat tanah untuk fasilitas dan hotel (Tower A dan B) baik sendiri-sendiri mauppun satu kesatuan independen dan mempunyai akses ke jalan umum serta tidak menjadi satu dengan sertipikat tanah condotel (Tower C); (iii) apabila terjadi cashflow negatif maka kewajiban kepada Bank harus ditutupi dari sumber pendapatan lainnya.

4. Selama masih ada yag terhutang kepada Bank, maka Debitur (i) tidak diperkenankan memberikan pinjaman kepada anggota group yang lain atau kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan bidang usaha; (ii) memberitahukan secara tertulis kepada bank atas setiap perubahan Anggaran Dasar termasuk perubahan pemegang saham dan perubahan susunan pengurus serta wajib menyerahkan 1 (satu) salinan perubahan tersebut berikut Surat keputusannya (jika ada) kepada bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Bukopin No.12 diberikan untuk jangka waktu 96 (Sembilan puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan akad kredit yaitu tanggal 21 Maret 2011 sampai dengan tanggal 21 Maret 2019.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan Untuk menjamin kepastian guna ketertiban pembayaran lunas hutang Debitur keada Bank, maka Debitur menerangkan dengan ini menjaminkan : 1. Sebagian HGB No.707/Mulyaharja; 2. HGB No. 1521/Mulyaharja; 3. HGB No. 1522/Mulyaharja; 4. HGB No. 1523/Mulyaharja; 5. Sebagian HGB No.1575/Mulyaharja; 6. HGB No. 770/Pamoyanan; berikut seluruh bangunan yang didirikan di atas keenam bidang tanah-tanah tersebut, teristimewa bangunan hotel berikut prasarananya sikenal sebagai Aston Bogor Hotel & Resort Tower A & B, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Bogor.

4. Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 10 tanggal 21 Maret 2011 yang dibuat dihadapan

Notaris Tetty Herawati Soebroto, SH. MH., Notaris di Jakarta (“Perjanjian Kredit Bukopin No.10”)

Berdasarkan Perjanjian Kredit Bukopin No.10 yang ditandatangani oleh dan antara: i. Perseroan (sebagai “Debitur”) dengan ii. PT Bank Bukopin, Tbk. ( sebagai “Bank”) Perjanjian Kredit Bukopin No.10 ini pada pokoknya berisi tentang : a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk memberikan pinjaman uang kepada Debitur sebesar Rp 55.000.000.000 (lima puluh lima miliar rupiah).

b. Pokok Perjanjian Kredit Bukopin No.10

1. Pada pokoknya, Perjanjian Kredit Bukopin No.10 ini mengatur bahwa Bank

memberikan fasilitas kredit kepada Debitur berupa Fasilitas Kredit Investasi yang berbentuk Pinjaman Installment dengan jumlah plafond sebesar Rp. 55.000.000.000,- (lima puluh lima miliar Rupiah) sebagaimana ternyata dalam Rekening Koran Debitur yang dikeluarkan Bank dengan Cheque, Giro Bilyet, Surat Aksep, pemindah-bukuan, Surat Tanda Penerimaan Uang dan surat perintah bayar lainnya yang ditentukan oleh Bank.

90

2. Suku bunga sebesar 11,5% efektif per tahun, Provisi sebesar 0,25%, biaya Up Front Fee atas pinjaman sebesar 1,5% dari plafond, denda keterlambatan sebesar 5% perbulan dari total kewajiban bunga dan hutang pokok dan penalty pelunasan dipercepat sebesar 1,5% dari outstanding jika dilakukan pelunasan sebelum bulan ke-60.

3. Selama Debitur masih berutang kepada Bank, maka Debitur wajib (i)

mempergunakan pinjaman/kredit/utang ini khusus untuk refinancing Aston Bogor Hotel & Resort Tower A & B; (ii) memastikan bahwa sertipikat tanah untuk fasilitas dan hotel (Tower A dan B) baik sendiri-sendiri maupun satu kesatuan independen dan mempunyai akses ke jalan umum serta tidak menjadi satu dengan sertipikat tanah condotel (Tower C).

4. Selama masih ada yang terhutang kepada Bank, maka debitur (i) tidak

diperkenankan memberikan pinjaman kepada anggota group yang lain atau kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan bidang usaha; (ii) memberitahukan secara tertulis kepada bank atas setiap perubahan Anggaran Dasar termasuk perubahan pemegang saham dan perubahan susunan pengurus serta wajib menyerahkan 1 (satu) salinan perubahan tersebut berikut Surat keputusannya (jika ada) kepada bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Bukopin No.10 diberikan untuk jangka waktu 96 (sembilan puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan akad kredit yaitu tanggal 21 Maret 2011 sampai dengan tanggal 21 Maret 2019.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan Untuk menjamin kepastian guna ketertiban pembayaran lunas hutang Debitur kepada Bank, maka Debitur menerangkan dengan ini menjaminkan : 1. Sebagian HGB No.707/Mulyaharja; 2. HGB No.1521/Mulyaharja; 3. HGB No.1522/Mulyaharja; 4. HGB No.1523/Mulyaharja; 5. Sebagian HGB No.1575/Mulyaharja; 6. HGB No. 770/Pamoyanan; berikut seluruh bangunan yang didirikan di atas keenam bidang tanah-tanah tersebut, teristimewa bangunan hotel berikut prasarananya sikenal sebagai Aston Bogor Hotel & Resort Tower A & B, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Bogor.

5. Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 40 tanggal 29 Maret 2011 yang dibuat dihadapan

Notaris Tetty Herawati Soebroto, SH. MH., Notaris di Jakarta (“Perjanjian Kredit Bukopin No.40/29 Maret 2011”)

Berdasarkan Perjanjian Kredit Bukopin No.40/29 Maret 2011 yang ditandatangani oleh dan antara: i. Perseroan (sebagai “Debitur”) dengan ii. PT Bank Bukopin, Tbk. ( sebagai “Bank”)

91

2. Suku bunga sebesar 11,5% efektif per tahun, Provisi sebesar 0,25%, biaya Up Front Fee atas pinjaman sebesar 1,5% dari plafond, denda keterlambatan sebesar 5% perbulan dari total kewajiban bunga dan hutang pokok dan penalty pelunasan dipercepat sebesar 1,5% dari outstanding jika dilakukan pelunasan sebelum bulan ke-60.

3. Selama Debitur masih berutang kepada Bank, maka Debitur wajib (i)

mempergunakan pinjaman/kredit/utang ini khusus untuk refinancing Aston Bogor Hotel & Resort Tower A & B; (ii) memastikan bahwa sertipikat tanah untuk fasilitas dan hotel (Tower A dan B) baik sendiri-sendiri maupun satu kesatuan independen dan mempunyai akses ke jalan umum serta tidak menjadi satu dengan sertipikat tanah condotel (Tower C).

4. Selama masih ada yang terhutang kepada Bank, maka debitur (i) tidak

diperkenankan memberikan pinjaman kepada anggota group yang lain atau kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan bidang usaha; (ii) memberitahukan secara tertulis kepada bank atas setiap perubahan Anggaran Dasar termasuk perubahan pemegang saham dan perubahan susunan pengurus serta wajib menyerahkan 1 (satu) salinan perubahan tersebut berikut Surat keputusannya (jika ada) kepada bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Bukopin No.10 diberikan untuk jangka waktu 96 (sembilan puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan akad kredit yaitu tanggal 21 Maret 2011 sampai dengan tanggal 21 Maret 2019.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan Untuk menjamin kepastian guna ketertiban pembayaran lunas hutang Debitur kepada Bank, maka Debitur menerangkan dengan ini menjaminkan : 1. Sebagian HGB No.707/Mulyaharja; 2. HGB No.1521/Mulyaharja; 3. HGB No.1522/Mulyaharja; 4. HGB No.1523/Mulyaharja; 5. Sebagian HGB No.1575/Mulyaharja; 6. HGB No. 770/Pamoyanan; berikut seluruh bangunan yang didirikan di atas keenam bidang tanah-tanah tersebut, teristimewa bangunan hotel berikut prasarananya sikenal sebagai Aston Bogor Hotel & Resort Tower A & B, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Bogor.

5. Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 40 tanggal 29 Maret 2011 yang dibuat dihadapan

Notaris Tetty Herawati Soebroto, SH. MH., Notaris di Jakarta (“Perjanjian Kredit Bukopin No.40/29 Maret 2011”)

Berdasarkan Perjanjian Kredit Bukopin No.40/29 Maret 2011 yang ditandatangani oleh dan antara: i. Perseroan (sebagai “Debitur”) dengan ii. PT Bank Bukopin, Tbk. ( sebagai “Bank”)

Perjanjian Kredit Bukopin No.40/29 Maret 2011 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk memberikan pinjaman uang kepada Debitur sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Kredit Bukopin No.40/29 Maret 2011

1. Pada pokoknya, Perjanjian Kredit Bukopin No.40/29 Maret 2011 ini mengatur bahwa Bank memberikan fasilitas kredit kepada Debitur berupa Fasilitas Kredit Modal Kerjayang berbentuk Pinjaman Rekening Koran (PRK) dengan jumlah plafond sebesar Rp 5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah) sebagaimana ternyata dalam Rekening Koran Debitur yang dikeluarkan Bank dengan Cheque, Giro Bilyet, Surat Aksep, pemindah-bukuan, Surat Tanda Penerimaan Uang dan surat perintah bayar lainnya yang ditentukan oleh Bank.

2. Suku bunga sebesar 11,5% efektif per tahun, Provisi sebesar 0,25% dari

plafond, biaya Up Front Fee atas pinjaman sebesar 1,5% dari plafond, denda keterlambatan sebesar 5% perbulan dari total kewajiban bunga yang tertunggak, dihitung secara harian.

3. Selama Debitur masih berutang kepada Bank, maka Debitur wajib

mempergunakan pinjaman/kredit/hutang ini khusus untuk modal kerja The Jungle Water Park Bogor;

4. Pendapatan The Jungle Water Park diprioritaskan untuk pembayaran

kewajiban kepada Bank sebelum kepada pemegang saham;

5. Tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan tertulis dari Bank, Debitur tidak diperkenankan antara lain termasuk akan tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut: Memberikan pinjaman kepada anggota group yang lain atau kepada

pihak lain yang tidak berkaitan dengan bidang usaha. Memberitahukan secara tertulis kepada bank atas setiap perubahan

Anggaran Dasar termasuk perubahan pemegang saham dan perubahan susunan pengurus serta wajib menyerahkan 1 (satu) salinan perubahan tersebut berikut Surat keputusannya (jika ada) kepada bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Bukopin No.40/29 Maret 2011 diberikan untuk jangka waktu 60 (enam puluh) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan akad kredit yaitu tanggal 29 Maret 2011 sampai dengan tanggal 29 Maret 2016.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

92

f. Jaminan Untuk menjamin kepastian guna ketertiban pembayaran lunas hutang Debitur kepada Bank, maka Debitur menerangkan dengan ini menjaminkan : 1. Sebagian HGB No.707/Mulyaharja; 2. Sebagian dari sebidang tanah SHGB Nomor 217 /Mulyaharja, terletak di

propinsi Jawa Barat Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Mulyaharja, seluas kurang lebih 646 m2 (“HGB No.217/Mulyaharja”);

3. Sebagian dari sebidang tanah SHGB Nomor 162 /Mulyaharja, terletak di propinsi Jawa Barat Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Mulyaharja, seluas kurang lebih 4.300 m2 (“HGB No.162/Mulyaharja”);

4. Sebagian dari sebidang tanah SHGB Nomor 161/Mulyaharja, terletak di propinsi Jawa Barat Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Mulyaharja, seluas kurang lebih 895 m2 (“HGB No.161/Mulyaharja”);

5. HGB No.1574/Mulyaharja; 6. Sebagian HGB No.707/Mulyaharja; 7. HGB No.1521/Mulyaharja; 8. HGB No.1522/Mulyaharja; 9. HGB No. 1523/Mulyaharja; 10. Sebagian HGB No.1575/Mulyaharja; 11. HGB No. 770/Pamoyanan; berikut seluruh bangunan yang didirikan di atas keenam bidang tanah-tanah tersebut, teristimewa bangunan hotel berikut prasarananya dikenal sebagai Aston Bogor Hotel & Resort Tower A & B, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Bogor.

Fasilitas Kredit Bukopin No.40/29 Maret 2011 ini telah diperpanjang berdasarkan Addendum Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. XLVI/064/BUKI/ADD-PK-PRK/III/2016 tanggal 31 Maret 2016 (“Addendum No. 40/29 Maret 2011”) Pada Addendum No. 40/29 Maret 2011 telah dilakukan perubahan ketentuan Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 4, sehingga selanjutnya menjadi sebagai berikut : 1. Pasal 2 ayat 1 : bentuk Fasilitas Kredit berupa Pinjaman Rekening Koran dengan

Sifat Kredit Commited. 2. Pasal 4 : Pinjaman diberikan untuk jangka waktu sampai dengan tanggal

22 Maret 2019, dan karenanya Debitur harus membayar kembali kepada Bank seluruh kewajibannya karena hutang pokok, bunga dan biaya-biaya lainnya dan harus lunas seluruhnya selambat-lambatnya sampai dengan tanggal 22 Maret 2019.

6. Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja No. 114 tanggal 22 November 2013 yang dibuat dihadapan Notaris Mirda

Octaviana, SH. M.Kn., Notaris di Kabupaten Bogor (“Perjanjian Kredit BRI No.114”)

Berdasarkan Perjanjian Kredit BRI No.114 yang ditandatangani oleh dan antara: i. Perseroan (sebagai “Pihak Pertama” / “Debitur”) dengan ii. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. (sebagai “Pihak Kedua”/ “Bank”)

Perjanjian Kredit BRI No.114 ini pada pokoknya berisi tentang : a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk memberikan pinjaman uang kepada Debitur sebesar Rp. 2.000.000.000 (dua miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Kredit BRI No.114

1. Pada pokoknya, Perjanjian Kredit BRI No.114 ini mengatur bahwa Bank

memberikan fasilitas kredit kepada Debitur berupa Fasilitas Kredit Modal Kerja dengan maksimum Crediet Overeenkomst Menurun sebesar Rp 2.000.000.000,- (dua miliar Rupiah).

2. Tujuan dari pemberian Kredit Modal Kerja (KMK) adalah untuk tambahan

modal kerja untuk operasional usaha Properti Bogor Nirwana Residence;

93

f. Jaminan Untuk menjamin kepastian guna ketertiban pembayaran lunas hutang Debitur kepada Bank, maka Debitur menerangkan dengan ini menjaminkan : 1. Sebagian HGB No.707/Mulyaharja; 2. Sebagian dari sebidang tanah SHGB Nomor 217 /Mulyaharja, terletak di

propinsi Jawa Barat Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Mulyaharja, seluas kurang lebih 646 m2 (“HGB No.217/Mulyaharja”);

3. Sebagian dari sebidang tanah SHGB Nomor 162 /Mulyaharja, terletak di propinsi Jawa Barat Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Mulyaharja, seluas kurang lebih 4.300 m2 (“HGB No.162/Mulyaharja”);

4. Sebagian dari sebidang tanah SHGB Nomor 161/Mulyaharja, terletak di propinsi Jawa Barat Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Mulyaharja, seluas kurang lebih 895 m2 (“HGB No.161/Mulyaharja”);

5. HGB No.1574/Mulyaharja; 6. Sebagian HGB No.707/Mulyaharja; 7. HGB No.1521/Mulyaharja; 8. HGB No.1522/Mulyaharja; 9. HGB No. 1523/Mulyaharja; 10. Sebagian HGB No.1575/Mulyaharja; 11. HGB No. 770/Pamoyanan; berikut seluruh bangunan yang didirikan di atas keenam bidang tanah-tanah tersebut, teristimewa bangunan hotel berikut prasarananya dikenal sebagai Aston Bogor Hotel & Resort Tower A & B, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Bogor.

Fasilitas Kredit Bukopin No.40/29 Maret 2011 ini telah diperpanjang berdasarkan Addendum Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. XLVI/064/BUKI/ADD-PK-PRK/III/2016 tanggal 31 Maret 2016 (“Addendum No. 40/29 Maret 2011”) Pada Addendum No. 40/29 Maret 2011 telah dilakukan perubahan ketentuan Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 4, sehingga selanjutnya menjadi sebagai berikut : 1. Pasal 2 ayat 1 : bentuk Fasilitas Kredit berupa Pinjaman Rekening Koran dengan

Sifat Kredit Commited. 2. Pasal 4 : Pinjaman diberikan untuk jangka waktu sampai dengan tanggal

22 Maret 2019, dan karenanya Debitur harus membayar kembali kepada Bank seluruh kewajibannya karena hutang pokok, bunga dan biaya-biaya lainnya dan harus lunas seluruhnya selambat-lambatnya sampai dengan tanggal 22 Maret 2019.

6. Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja No. 114 tanggal 22 November 2013 yang dibuat dihadapan Notaris Mirda

Octaviana, SH. M.Kn., Notaris di Kabupaten Bogor (“Perjanjian Kredit BRI No.114”)

Berdasarkan Perjanjian Kredit BRI No.114 yang ditandatangani oleh dan antara: i. Perseroan (sebagai “Pihak Pertama” / “Debitur”) dengan ii. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. (sebagai “Pihak Kedua”/ “Bank”)

Perjanjian Kredit BRI No.114 ini pada pokoknya berisi tentang : a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk memberikan pinjaman uang kepada Debitur sebesar Rp. 2.000.000.000 (dua miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Kredit BRI No.114

1. Pada pokoknya, Perjanjian Kredit BRI No.114 ini mengatur bahwa Bank

memberikan fasilitas kredit kepada Debitur berupa Fasilitas Kredit Modal Kerja dengan maksimum Crediet Overeenkomst Menurun sebesar Rp 2.000.000.000,- (dua miliar Rupiah).

2. Tujuan dari pemberian Kredit Modal Kerja (KMK) adalah untuk tambahan

modal kerja untuk operasional usaha Properti Bogor Nirwana Residence;

3. Suku bunga sebesar 12,75% efektif per tahun, Provisi sebesar 1%, administrasi pelunasan dipercepat sebesar 2% dan denda keterlambatan sebesar 50% dari suku bunga yang berlaku apabila terjadi tunggakan pokok dan atau bunga.

4. Tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan tertulis dari Bank, Debitur

tidak diperkenankan antara lain tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut: Mengadakan transaksi dengan seseorang atau sesuatu pihak,

termasuk tetapi tidak terbatas pada perusahaan afiliasinya, dengan cara-cara yang berbeda diluar praktek-praktek dan kebiasaan yang wajar dan melakukan pembelian yang lebih mahal dan melakukan penjualan yang lebih murah dari harga pasar.

Menerima pinjaman/kredit baru dari Bank lain atau lembaga keuangan

lainnya kecuali transaksi dagang yang lazim dan fasilitas bank lain yang sudah ada saat ini.

Melakukan Investasi, perluasan usaha atau penjualan asset

perusahaan melebihi Rp 200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah). Mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada Pengadilan Niaga

untuk menyatakan pailit dari Debitor sendiri. Menyewakan asset yang diagunkan di BRI kepada pihak lain, kecuali

sewa yang sudah berjalan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit BRI No.114 diberikan untuk jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal 22 November 2013 sampai dengan tanggal 22 November 2016.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri Bogor, dengan tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan lainnya dimanapun juga di wilayah Republik Indonesia.

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan Guna menjamin pembayaran kembali kredit ini termasuk bunga, denda bunga dan segala biaya lain yang dibebankan oleh Bank kepada Debitur dan sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian kredit ini, maka dengan ini Debitur memberikan jaminan kepada Bank, berupa 2 (dua bidang tanah dan bangunan yang trletak di Propinsi Jawa Barat, Bogor, Keamatan Bogor Selatan, Kelurahan Mulyaharja, yaitu : a. HGB No.1468/Mulyaharja; b. HGB No.1469/Mulyaharja;

Demikian berikut bangunan-bangunan rumah dan segala sesuatu yang didirikan dan/atau akan didirikan serta ditanam di atas tanah-tanah tersebut yang karena sifat dan penggunaan serta berdasarkan Undang-Undang dapat dianggap sebagai barang yang tidak bergerak.

7. Akta Akad Line Facility No. 22 tanggal 12 Juni 2013 yang dibuat dihadapan Notaris Elsye Javanka, SH.,

Notaris di Bandung (“Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.22”)

94

Berdasarkan Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 22, yang ditandatangani oleh dan antara:

i. PT Bank Syariah Bukopin (sebagai “Pihak Pertama” / “Bank”) dengan ii. Perseroan (sebagai “Pihak Kedua”/ “Nasabah”) Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.22 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk menyediakan plafond/line kepada Nasabah sebesar Rp. 40.000.000.000,- (empat puluh miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.22

1. Pada pokoknya, Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 22 ini mengatur bahwa Bank menyediakan plafond/line kepada Perseroan sebesar Rp. 40.000.000.000,- (empat puluh miliar Rupiah) yang akan digunakan oleh Nasabah untuk modal kerja operasional dan project cluster-cluster Bogor Nirwana Residence.

2. Seluruh hasil usaha residential (housing) yang berada di bawah naungan

Nasabah menjadi jaminan sumber pembayaran kembali atas fasilitas pembiayaan ini hingga lunas.

3. Selama seluruh fasilitas pembiayaan belum lunas, Nasabah berkewajiban

untuk namun tidak terbatas pada memberitahukan secara tertulis setiap perubahan anggaran dasar yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

4. Selama seluruh fasilitas pembiayaan belum lunas, Nasabah berkewajiban

untuk namun tidak terbatas pada mengatur bahwa mendahulukan pembayaran kewajiban kepada Bank daripada pihak ketiga lainnya.

5. Setiap perubahan anggaran dasar dan perubahan susunan pengurus

Nasabah harus memberitahukan secara tertulis kepada Bank dan wajib menyerahkan 1 (satu) copy perubahan tersebut berikut Surat Keputusannya (jika ada) kepada Bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan.

6. Tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan tertulis dari Bank, Nasabah

tidak diperkenankan antara lain tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut: Menjual, mentransfer, memindahkan hak, menghapus sebagian besar

atau seluruh harta kekayaan Nasabah, menjaminkan/mengagunkan barang-barang bergerak maupun barang-barang tidak bergerak milik Nasabah dengan bagaimanapun juga dan kepada orang/pihak siapapun juga, atas barang yang menjadi agunan seluruh fasilitas pembiayaan ini.

Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga atau pengajuan permohonan penyelesaian pembayaran utang kepada Pengadilan Niaga, melakukan pembubaran atau likuidasi berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Mengubah struktur permodalan Nasabah, khususnya perubahan

pemegang saham mayoritas menjadi bukan pemegang saham mayoritas dan kehilangan hak pengendali, antara lain menarik modal yang disetor maupun modal penyertaan sementara kecuali untuk peningkatan modal yang berasal dari laba yang ditahan (retained earnings) atau pemegang saham baru atau setoran dari pemegang saham.

Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip

syariah.

95

Berdasarkan Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 22, yang ditandatangani oleh dan antara:

i. PT Bank Syariah Bukopin (sebagai “Pihak Pertama” / “Bank”) dengan ii. Perseroan (sebagai “Pihak Kedua”/ “Nasabah”) Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.22 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk menyediakan plafond/line kepada Nasabah sebesar Rp. 40.000.000.000,- (empat puluh miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.22

1. Pada pokoknya, Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 22 ini mengatur bahwa Bank menyediakan plafond/line kepada Perseroan sebesar Rp. 40.000.000.000,- (empat puluh miliar Rupiah) yang akan digunakan oleh Nasabah untuk modal kerja operasional dan project cluster-cluster Bogor Nirwana Residence.

2. Seluruh hasil usaha residential (housing) yang berada di bawah naungan

Nasabah menjadi jaminan sumber pembayaran kembali atas fasilitas pembiayaan ini hingga lunas.

3. Selama seluruh fasilitas pembiayaan belum lunas, Nasabah berkewajiban

untuk namun tidak terbatas pada memberitahukan secara tertulis setiap perubahan anggaran dasar yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

4. Selama seluruh fasilitas pembiayaan belum lunas, Nasabah berkewajiban

untuk namun tidak terbatas pada mengatur bahwa mendahulukan pembayaran kewajiban kepada Bank daripada pihak ketiga lainnya.

5. Setiap perubahan anggaran dasar dan perubahan susunan pengurus

Nasabah harus memberitahukan secara tertulis kepada Bank dan wajib menyerahkan 1 (satu) copy perubahan tersebut berikut Surat Keputusannya (jika ada) kepada Bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan.

6. Tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan tertulis dari Bank, Nasabah

tidak diperkenankan antara lain tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut: Menjual, mentransfer, memindahkan hak, menghapus sebagian besar

atau seluruh harta kekayaan Nasabah, menjaminkan/mengagunkan barang-barang bergerak maupun barang-barang tidak bergerak milik Nasabah dengan bagaimanapun juga dan kepada orang/pihak siapapun juga, atas barang yang menjadi agunan seluruh fasilitas pembiayaan ini.

Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga atau pengajuan permohonan penyelesaian pembayaran utang kepada Pengadilan Niaga, melakukan pembubaran atau likuidasi berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Mengubah struktur permodalan Nasabah, khususnya perubahan

pemegang saham mayoritas menjadi bukan pemegang saham mayoritas dan kehilangan hak pengendali, antara lain menarik modal yang disetor maupun modal penyertaan sementara kecuali untuk peningkatan modal yang berasal dari laba yang ditahan (retained earnings) atau pemegang saham baru atau setoran dari pemegang saham.

Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip

syariah.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Line Facility Syariah Bukopin No. 22 diberikan untuk jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan sehingga harus telah dilunasi selambat-lambatnya sampai dengan tanggal 12 Juni 2017.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk menyelesaikan perselisihan di Kantor Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung atau Peradilan yang berwenang untuk memberi putusan sesuai hukum acara yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan Guna menjamin tertibnya pembayaran kembali kewajiban Nasabah tepat pada waktu yang telah disepakati, maka Nasabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk membuat akta pengikatan jaminan secara notarial dan/atau di bawah tangan serta menyerahkan dari dokumen jaminan kepada Bank berupa 2 (dua) bidang tanah yang terletak di Propinsi Jawa Barat, Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Mulyaharja, yaitu : a. HGB No.657/Mulyaharja; b. HGB No.105/Mulyaharja;

Berdasarkan Akad Pembiayaan Musyarakah (Pencairan II) No. 34/BDG/BSB-BDG/VI/2013 (”Akad Kredit Syariah Bukopin No. 34”)yang merupakan bagian dari Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.22,ditandatangani oleh dan antara:

i. PT Bank Syariah Bukopin Cabang Bandung (sebagai “Pihak Pertama” / “Bank”)

dengan ii. Perseroan (sebagai “Pihak Kedua”/“Nasabah”)

Akad Kredit Syariah Bukopin No. 34 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah mengikatkan diri untuk menyediakan modal/penyertaan kepada Nasabah sampai sejumlah Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh miliar Rupiah) yang merupakan bagian dari Line Facility berdasarkan Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.22.

b. Pokok Akad Kredit Syariah Bukopin No.34

1. Pada pokoknya, Akad Kredit Syariah Bukopin No. 34 ini mengatur bahwa Bank menyediakan modal/penyertaan kepada Nasabah sampai sejumlah Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh miliar Rupiah) untuk membiayai usaha atau proyek cluster olive fusion dan cluster indigo fusion.

2. Nasabah dan Bank sepakat dan mengikatkan diri bahwa Nisbah dari masing-

masing pihak adalah 4,63 (empat koma enam puluh tiga persen) dari pendapatan (revenue sharing) untuk Nasabah dan 95,47% (Sembilan puluh lima koma empat puluh tujuh persen) dari pendapatan (revenue sharing) untuk Bank.

3. Tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan tertulis dari Bank, Debitur

tidak diperkenankan antara lain tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut: Menjual, mentransfer, memindahkan hak, menghapus sebagian besar

atau seluruh harta kekayaan Nasabah, menjaminkan/mengagunkan barang-barang bergerak maupun barang-barang tidak bergerak milik Nasabah dengan bagaimanapun juga dan kepada orang/pihak siapapun juga, atas barang yang menjadi agunan seluruh fasilitas pembiayaan ini.

96

Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit oleh Pengadilan

Niaga atau pengajuan permohonan penyelesaian pembayaran utang kepada Pengadilan Niaga, melakukan pembubaran atau likuidasi berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Mengubah struktur permodalan Nasabah, khususnya perubahan

pemegang saham mayoritas menjadi bukan pemegang saham mayoritas dan kehilangan hak pengendali, antara lain menarik modal yang disetor maupun modal penyertaan sementara kecuali untuk peningkatan modal yang berasal dari laba yang ditahan (retained earnings) atau pemegang saham baru atau setoran dari pemegang saham.

Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip

syariah.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Syariah Bukopin No. 34 diberikan untuk jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan sampai dengan tanggal 12 Juni 2015.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk menyelesaikan perselisihan di Kantor Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung atau Peradilan yang berwenang untuk memberi putusan sesuai hukum acara yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan Guna menjamin tertibnya pembayaran lunas kembali kewajiban Nasabah kepada Bank, maka Nasabah dengan ini menjaminkan : a. HGB No.657/Mulyaharja; b. HGB No.105/Mulyaharja;

8. Akta Akad Line Facility No. 04 tanggal 7 Maret 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Nur Nadia Tadjoedin,

SH., Notaris di Kota Bogor (“Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.04”)

Berdasarkan Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 04, yang ditandatangani oleh dan antara: i. PT Bank Syariah Bukopin (sebagai “Pihak Pertama” / “Bank”) dengan ii. Perseroan (sebagai “Pihak Kedua” / “Nasabah”) Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.04 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk menyediakan plafond/line kepada Nasabah sebesar Rp. 15.000.000.000,- (lima belas miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.04

1. Pada pokoknya, Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 04 ini mengatur

bahwa Bank menyediakan plafond/line kepada Perseroan sebesar Rp. 15.000.000.000,- (lima belas miliar Rupiah) yang akan digunakan oleh Nasabah untuk modal kerja Pondasi dan Struktur Proyek Pembangunan Apartemen Jungle Sky.

97

Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit oleh Pengadilan

Niaga atau pengajuan permohonan penyelesaian pembayaran utang kepada Pengadilan Niaga, melakukan pembubaran atau likuidasi berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Mengubah struktur permodalan Nasabah, khususnya perubahan

pemegang saham mayoritas menjadi bukan pemegang saham mayoritas dan kehilangan hak pengendali, antara lain menarik modal yang disetor maupun modal penyertaan sementara kecuali untuk peningkatan modal yang berasal dari laba yang ditahan (retained earnings) atau pemegang saham baru atau setoran dari pemegang saham.

Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip

syariah.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Syariah Bukopin No. 34 diberikan untuk jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan sampai dengan tanggal 12 Juni 2015.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk menyelesaikan perselisihan di Kantor Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung atau Peradilan yang berwenang untuk memberi putusan sesuai hukum acara yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan Guna menjamin tertibnya pembayaran lunas kembali kewajiban Nasabah kepada Bank, maka Nasabah dengan ini menjaminkan : a. HGB No.657/Mulyaharja; b. HGB No.105/Mulyaharja;

8. Akta Akad Line Facility No. 04 tanggal 7 Maret 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Nur Nadia Tadjoedin,

SH., Notaris di Kota Bogor (“Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.04”)

Berdasarkan Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 04, yang ditandatangani oleh dan antara: i. PT Bank Syariah Bukopin (sebagai “Pihak Pertama” / “Bank”) dengan ii. Perseroan (sebagai “Pihak Kedua” / “Nasabah”) Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.04 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk menyediakan plafond/line kepada Nasabah sebesar Rp. 15.000.000.000,- (lima belas miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.04

1. Pada pokoknya, Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 04 ini mengatur

bahwa Bank menyediakan plafond/line kepada Perseroan sebesar Rp. 15.000.000.000,- (lima belas miliar Rupiah) yang akan digunakan oleh Nasabah untuk modal kerja Pondasi dan Struktur Proyek Pembangunan Apartemen Jungle Sky.

2. Selama seluruh fasilitas pembiayaan belum lunas, Nasabah berkewajiban untuk namun tidak terbatas pada memberitahukan secara tertulis setiap perubahan anggaran dasar yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

3. Setiap perubahan anggaran dasar dan perubahan susunan pengurus

Nasabah harus memberitahukan secara tertulis kepada Bank dan wajib menyerahkan 1 (satu) copy perubahan tersebut berikut Surat Keputusannya (jika ada) kepada Bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan.

4. Tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan tertulis dari Bank, Nasabah

tidak diperkenankan antara lain tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

Menjual, mentransfer, memindahkan hak, menghapus sebagian besar

atau seluruh harta kekayaan Nasabah, menjaminkan/mengagunkan barang-barang bergerak maupun barang-barang tidak bergerak milik Nasabah dengan bagaimanapun juga dan kepada orang/pihak siapapun juga, atas barang yang menjadi agunan seluruh fasilitas pembiayaan ini.

Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit oleh Pengadilan

Niaga atau pengajuan permohonan penyelesaian pembayaran utang kepada Pengadilan Niaga, melakukan pembubaran atau likuidasi berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Mengubah struktur permodalan Nasabah, khususnya perubahan

pemegang saham mayoritas menjadi bukan pemegang saham mayoritas dan kehilangan hak pengendali, antara lain menarik modal yang disetor maupun modal penyertaan sementara kecuali untuk peningkatan modal yang berasal dari laba yang ditahan (retained earnings) atau pemegang saham baru atau setoran dari pemegang saham.

Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip

syariah.

c. Jangka Waktu

Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.04 berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal penandatanganan sehingga berakhir pada tanggal 7 Maret 2017.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk menyelesaikan perselisihan di Kantor Pengadilan Negeri Kota Bogor atau Peradilan yang berwenang untuk memberi putusan sesuai hukum acara yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan Guna menjamin tertibnya pembayaran kembali kewajiban Nasabah tepat pada waktu yang telah disepakati, maka Nasabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk membuat akta pengikatan jaminan secara notarial dan/atau di bawah tangan serta menyerahkan dari dokumen jaminan kepada Bank berupa: a. HGB No.657/Mulyaharja; b. HGB No.105/Mulyaharja;

98

Akad di bawah ini merupakan bagian dari Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 04, yaitu: 1) Akad Pembiayaan Musyarakah No. 008/BDG/BSB-BDG/III/2014 tanggal 7 Maret

2014 (“Akad Kredit Syariah Bukopin No.008”) Berdasarkan Akad Kredit Syariah Bukopin No. 008 yang ditandatangani oleh dan antara:

i. PT Bank Syariah Bukopin Cabang Bandung (sebagai “Pihak Pertama” /

“Bank”) dengan ii. Perseroan (sebagai “Pihak Kedua” / “Nasabah”) secara bersama disebut juga sebagai “Para Pihak”. Akad Kredit Syariah Bukopin No.008 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah mengikatkan diri untuk menyediakan modal/penyertaan kepada Nasabah sampai sejumlah Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah) yang merupakan bagian dari Line Facility berdasarkan Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.04.

b. Pokok Akad Kredit Syariah Bukopin No.008

1. Pada pokoknya, Akad Kredit Syariah Bukopin No.8 ini mengatur bahwa Bank menyediakan modal/penyertaan kepada Nasabah sampai sejumlah Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah) untuk pembangunan pondasi dan struktur apartemen Jungle Sky.

2. Selama seluruh fasilitas pembiayaan belum lunas, Nasabah

berkewajiban untuk namun tidak terbatas pada memberitahukan secara tertulis setiap perubahan anggaran dasar yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

3. Selama seluruh fasilitas pembiayaan belum lunas, Nasabah

berkewajiban untuk namun tidak terbatas pada mengatur bahwa mendahulukan pembayaran kewajiban kepada Bank daripada pihak ketiga lainnya.

4. Setiap perubahan anggaran dasar dan perubahan susunan

pengurus Nasabah harus memberitahukan secara tertulis kepada Bank dan wajib menyerahkan 1 (satu) copy perubahan tersebut berikut Surat Keputusannya (jika ada) kepada Bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan.

5. Tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan tertulis dari Bank,

Debitur tidak diperkenankan antara lain tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

Menjual, mentransfer, memindahkan hak, menghapus

sebagian besar atau seluruh harta kekayaan Nasabah, menjaminkan/mengagunkan barang-barang bergerak maupun barang-barang tidak bergerak milik Nasabah dengan bagaimanapun juga dan kepada orang/pihak siapapun juga, atas barang yang menjadi agunan seluruh fasilitas pembiayaan ini.

Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit oleh

Pengadilan Niaga atau pengajuan permohonan penyelesaian pembayaran utang kepada Pengadilan Niaga, melakukan pembubaran atau likuidasi berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

99

Akad di bawah ini merupakan bagian dari Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 04, yaitu: 1) Akad Pembiayaan Musyarakah No. 008/BDG/BSB-BDG/III/2014 tanggal 7 Maret

2014 (“Akad Kredit Syariah Bukopin No.008”) Berdasarkan Akad Kredit Syariah Bukopin No. 008 yang ditandatangani oleh dan antara:

i. PT Bank Syariah Bukopin Cabang Bandung (sebagai “Pihak Pertama” /

“Bank”) dengan ii. Perseroan (sebagai “Pihak Kedua” / “Nasabah”) secara bersama disebut juga sebagai “Para Pihak”. Akad Kredit Syariah Bukopin No.008 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah mengikatkan diri untuk menyediakan modal/penyertaan kepada Nasabah sampai sejumlah Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah) yang merupakan bagian dari Line Facility berdasarkan Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.04.

b. Pokok Akad Kredit Syariah Bukopin No.008

1. Pada pokoknya, Akad Kredit Syariah Bukopin No.8 ini mengatur bahwa Bank menyediakan modal/penyertaan kepada Nasabah sampai sejumlah Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah) untuk pembangunan pondasi dan struktur apartemen Jungle Sky.

2. Selama seluruh fasilitas pembiayaan belum lunas, Nasabah

berkewajiban untuk namun tidak terbatas pada memberitahukan secara tertulis setiap perubahan anggaran dasar yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

3. Selama seluruh fasilitas pembiayaan belum lunas, Nasabah

berkewajiban untuk namun tidak terbatas pada mengatur bahwa mendahulukan pembayaran kewajiban kepada Bank daripada pihak ketiga lainnya.

4. Setiap perubahan anggaran dasar dan perubahan susunan

pengurus Nasabah harus memberitahukan secara tertulis kepada Bank dan wajib menyerahkan 1 (satu) copy perubahan tersebut berikut Surat Keputusannya (jika ada) kepada Bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan.

5. Tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan tertulis dari Bank,

Debitur tidak diperkenankan antara lain tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

Menjual, mentransfer, memindahkan hak, menghapus

sebagian besar atau seluruh harta kekayaan Nasabah, menjaminkan/mengagunkan barang-barang bergerak maupun barang-barang tidak bergerak milik Nasabah dengan bagaimanapun juga dan kepada orang/pihak siapapun juga, atas barang yang menjadi agunan seluruh fasilitas pembiayaan ini.

Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit oleh

Pengadilan Niaga atau pengajuan permohonan penyelesaian pembayaran utang kepada Pengadilan Niaga, melakukan pembubaran atau likuidasi berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Mengubah struktur permodalan Nasabah, khususnya perubahan pemegang saham mayoritas menjadi bukan pemegang saham mayoritas dan kehilangan hak pengendali, antara lain menarik modal yang disetor maupun modal penyertaan sementara kecuali untuk peningkatan modal yang berasal dari laba yang ditahan (retained earnings) atau pemegang saham baru atau setoran dari pemegang saham.

Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan

prinsip-prinsip syariah.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Syariah Bukopin No. 008 diberikan untuk jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan sampai dengan tanggal 7 Maret 2017.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk menyelesaikan perselisihan di Kantor Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung atau Peradilan yang berwenang untuk memberi putusan sesuai hukum acara yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan Untuk kepastian guna ketertiban pembayaran lunas kewajiban Nasabah kepada Bank, maka Nasabah menerangkan dengan ini menjaminkan : 1. HGB No.657/Mulyaharja; 2. HGB No.105/Mulyaharja;

2) Akad Pembiayaan Musyarakah No. 019/BDG/BSB-BDG/VI/2014 tanggal 4 Juni 2014

(“Akad Kredit Syariah Bukopin No.019”)

Berdasarkan Akad Kredit Syariah Bukopin No. 019, yang ditandatangani oleh dan antara: i. PT Bank Syariah Bukopin Cabang Bandung (sebagai “Pihak Pertama” /

“Bank”) dengan ii. Perseroan (sebagai “Pihak Kedua” / “Nasabah”) Akad Kredit Syariah Bukopin No. 019 ini pada pokoknya berisi tentang:

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah mengikatkan diri untuk menyediakan modal/penyertaan kepada Nasabah sampai sejumlah Rp. 3.314.510.000 (tiga miliar tiga ratus empat belas juta lima ratus ribu Rupiah) yang merupakan bagian dari Line Facility berdasarkan Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 04.

b. Pokok Akad Kredit Syariah Bukopin No. 019

1. Pada pokoknya, Akad Kredit Syariah Bukopin No.019 ini mengatur bahwa Bank menyediakan modal/penyertaan kepada Nasabah sampai sejumlah Rp. 3.314.510.000,- (tiga miliar tiga ratus empat belas juta lima ratus ribu Rupiah) untuk pembangunan pondasi dan struktur apartemen Jungle Sky.

2. Selama seluruh fasilitas pembiayaan belum lunas, Nasabah

berkewajiban untuk namun tidak terbatas pada memberitahukan secara tertulis setiap perubahan anggaran dasar yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

100

3. Selama seluruh fasilitas pembiayaan belum lunas, Nasabah berkewajiban untuk namun tidak terbatas pada mengatur bahwa mendahulukan pembayaran kewajiban kepada Bank daripada pihak ketiga lainnya.

4. Setiap perubahan anggaran dasar dan perubahan susunan

pengurus Nasabah harus memberitahukan secara tertulis kepada Bank dan wajib menyerahkan 1 (satu) copy perubahan tersebut berikut Surat Keputusannya (jika ada) kepada Bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan.

5. Tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan tertulis dari Bank,

Debitur tidak diperkenankan antara lain tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

Menjual, mentransfer, memindahkan hak, menghapus

sebagian besar atau seluruh harta kekayaan Nasabah, menjaminkan/mengagunkan barang-barang bergerak maupun barang-barang tidak bergerak milik Nasabah dengan bagaimanapun juga dan kepada orang/pihak siapapun juga, atas barang yang menjadi agunan seluruh fasilitas pembiayaan ini.

Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit oleh

Pengadilan Niaga atau pengajuan permohonan penyelesaian pembayaran utang kepada Pengadilan Niaga, melakukan pembubaran atau likuidasi berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Mengubah struktur permodalan Nasabah, khususnya

perubahan pemegang saham mayoritas menjadi bukan pemegang saham mayoritas dan kehilangan hak pengendali, antara lain menarik modal yang disetor maupun modal penyertaan sementara kecuali untuk peningkatan modal yang berasal dari laba yang ditahan (retained earnings) atau pemegang saham baru atau setoran dari pemegang saham.

Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan

prinsip-prinsip syariah.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Syariah Bukopin No.019 diberikan untuk jangka waktu 31 bulan 4 hari (tiga puluh satu bulan empat hari) sampai dengan tanggal 7 Maret 2017.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk menyelesaikan perselisihan di Kantor Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung atau Peradilan yang berwenang untuk memberi putusan sesuai hukum acara yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan Untuk kepastian guna ketertiban pembayaran lunas kewajiban Nasabah kepada Bank, maka Nasabah menerangkan dengan ini menjaminkan : 1. HGB No.657/Mulyaharja; 2. HGB No.105/Mulyaharja;

101

3. Selama seluruh fasilitas pembiayaan belum lunas, Nasabah berkewajiban untuk namun tidak terbatas pada mengatur bahwa mendahulukan pembayaran kewajiban kepada Bank daripada pihak ketiga lainnya.

4. Setiap perubahan anggaran dasar dan perubahan susunan

pengurus Nasabah harus memberitahukan secara tertulis kepada Bank dan wajib menyerahkan 1 (satu) copy perubahan tersebut berikut Surat Keputusannya (jika ada) kepada Bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan.

5. Tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan tertulis dari Bank,

Debitur tidak diperkenankan antara lain tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

Menjual, mentransfer, memindahkan hak, menghapus

sebagian besar atau seluruh harta kekayaan Nasabah, menjaminkan/mengagunkan barang-barang bergerak maupun barang-barang tidak bergerak milik Nasabah dengan bagaimanapun juga dan kepada orang/pihak siapapun juga, atas barang yang menjadi agunan seluruh fasilitas pembiayaan ini.

Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit oleh

Pengadilan Niaga atau pengajuan permohonan penyelesaian pembayaran utang kepada Pengadilan Niaga, melakukan pembubaran atau likuidasi berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Mengubah struktur permodalan Nasabah, khususnya

perubahan pemegang saham mayoritas menjadi bukan pemegang saham mayoritas dan kehilangan hak pengendali, antara lain menarik modal yang disetor maupun modal penyertaan sementara kecuali untuk peningkatan modal yang berasal dari laba yang ditahan (retained earnings) atau pemegang saham baru atau setoran dari pemegang saham.

Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan

prinsip-prinsip syariah.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Syariah Bukopin No.019 diberikan untuk jangka waktu 31 bulan 4 hari (tiga puluh satu bulan empat hari) sampai dengan tanggal 7 Maret 2017.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk menyelesaikan perselisihan di Kantor Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung atau Peradilan yang berwenang untuk memberi putusan sesuai hukum acara yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan Untuk kepastian guna ketertiban pembayaran lunas kewajiban Nasabah kepada Bank, maka Nasabah menerangkan dengan ini menjaminkan : 1. HGB No.657/Mulyaharja; 2. HGB No.105/Mulyaharja;

9. Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan Nomor 21 tanggal 21 Mei 2013 yang dibuat dihadapan Notaris Tetty Herawati Soebroto, SH. MH., Notaris di Jakarta (“Perjanjian Kredit Bukopin No.21”)

Berdasarkan Perjanjian Kredit Bukopin No.21, yang ditandatangani oleh dan antara: i. Perseroan (sebagai “Debitur”) dengan ii. PT Bank Bukopin, Tbk. ( sebagai “Bank”) Perjanjian Kredit Bukopin No.21 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk memberikan pinjaman uang kepada Debitur sebesar Rp. 75.000.000.000,- (tujuh puluh lima miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Kredit Bukopin No.21

1. Pada pokoknya, Perjanjian Kredit Bukopin No. 21 ini mengatur bahwa Bank

memberikan fasilitas kredit kepada Debitur berupa Fasilitas Kredit Investasi yang berbentuk Pinjaman Installment dengan jumlah plafond sebesar Rp. 75.000.000.000,- (tujuh puluh lima miliar Rupiah) sebagaimana ternyata dalam Rekening Koran Debitur yang dikeluarkan Bank dengan Cheque, Giro Bilyet, Surat Aksep, pemindah-bukuan, Surat Tanda Penerimaan Uang dan surat perintah bayar lainnya yang ditentukan oleh Bank.

2. Suku bunga sebesar 11% efektif per tahun, Provisi sebesar 0,25%, biaya Up

Front Fee atas pinjaman sebesar 1,5% dari plafond, denda keterlambatan sebesar 3% perbulan dari total kewajiban bunga dan hutang pokok dan penalty pelunasan dipercepat sebesar 1,5% dari outstanding jika dilakukan pelunasan sebelum bulan ke-36.

3. Selama Debitur masih berutang kepada Bank, maka Debitur wajib :

mempergunakan pinjaman/kredit/utang ini khusus untuk

pengembangan kawasan Bogor Nirwana Residence; mencadangkan sinking fund untuk fasilitas kredit The Jungle Water

Park sebesar Rp 140.000.000,- setiap bulan di Bank; seluruh pendapatan Aston Bogor Hotel & Resort, The Jungle Water

Park dan The Jungle Light (proyek baru) diharuskan masuk direkening Debitur di Bank;

setiap Debitur melakukan pinjaman baru terhadp Bank lain harus dengan persetujuan Bank.

4. Selama masih ada yang terhutang kepada Bank, maka Debitur:

Tidak diperkenankan memberikan pinjaman kepada anggota group

yang lain atau kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan bidang usaha.

Memberitahukan secara tertulis kepada bank atas setiap perubahan

Anggaran Dasar termasuk perubahan pemegang saham dan perubahan susunan pengurus serta wajib menyerahkan 1 (satu) salinan perubahan tersebut berikut Surat keputusannya (jika ada) kepada bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Bukopin No.21 diberikan untuk jangka waktu 96 (sembilan puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal 21 Mei 2015 sampai dengan tanggal 21 Mei 2016.

102

d. Penyelesaian Perselisihan Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan

Untuk menjamin kepastian guna ketertiban pembayaran lunas hutang Debitur kepada Bank, maka Debitur menerangkan dengan ini menjaminkan : 1. HGB No.1715/Mulyaharja; 2. HGB No.1714/Mulyaharja; 3. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna

Bangunan Nomor 1712/Mulyaharja, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, seluas 4.300 m², dengan Surat Ukur Nomor 209/Mulyaharja/2011 Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) 10.09.04.07.02661, selanjutnya disebut “HGB No.1712/Mulyaharja”;

4. HGB No.1708/Mulyaharja; 5. HGB No.1710/Mulyaharja; 6. HGB Nomor 1574/Mulyaharja; 7. HGB Nomor 1521/Mulyaharja; 8. HGB Nomor 1522/Mulyaharja; 9. HGB Nomor 1523/Mulyaharja; 10. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna

Bangunan Nomor 1719/Mulyaharja, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, seluas 1.410 m², dengan Surat Ukur Nomor 216/Mulyaharja/2011 Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) 10.09.04.07.02688, selanjutnya disebut “HGB No.1719/Mulyaharja”;

11. HGB Nomor 770/Pamoyana 12. 50 unit Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (SHMSRS) tercatat

atas nama Debitur (unit condotel Tower D Aston ogor Hotel & Resort) sebagai berikut: a) SHMSRS No.135/Tower D-1/01; b) SHMSRS No.127/Tower D-1/02; c) SHMSRS No.108/Tower D-1/03; d) SHMSRS No.115/Tower D-1/05; e) SHMSRS No.107/Tower D-1/06; f) SHMSRS No.91/Tower D-1/07; g) SHMSRS No.168/Tower D-1/08; h) SHMSRS No.171/Tower D-1/09; i) SHMSRS No.89/Tower D-1/10; j) SHMSRS No.173/Tower D-1/11; k) SHMSRS No.153/Tower D-1/12; l) SHMSRS No.131/Tower D-1/15; m) SHMSRS No.170/Tower D-1/16; n) SHMSRS No.133/Tower D-1/17; o) SHMSRS No.182/Tower D-1/18; p) SHMSRS No.140/Tower D-1/19; q) SHMSRS No.137/Tower D-1/20; r) SHMSRS No.151/Tower D-1/21; s) SHMSRS No.174/Tower D-1/22; t) SHMSRS No.110/Tower D-1/23; u) SHMSRS No.129/Tower D-2/01; v) SHMSRS No.126/Tower D-2/012; w) SHMSRS No.163/Tower D-2/03; x) SHMSRS No.141/Tower D-2/05; y) SHMSRS No.175/Tower D-2/06; z) SHMSRS No.154/Tower D-2/07; aa) SHMSRS No.150/Tower D-2/08;

103

d. Penyelesaian Perselisihan Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan

Untuk menjamin kepastian guna ketertiban pembayaran lunas hutang Debitur kepada Bank, maka Debitur menerangkan dengan ini menjaminkan : 1. HGB No.1715/Mulyaharja; 2. HGB No.1714/Mulyaharja; 3. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna

Bangunan Nomor 1712/Mulyaharja, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, seluas 4.300 m², dengan Surat Ukur Nomor 209/Mulyaharja/2011 Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) 10.09.04.07.02661, selanjutnya disebut “HGB No.1712/Mulyaharja”;

4. HGB No.1708/Mulyaharja; 5. HGB No.1710/Mulyaharja; 6. HGB Nomor 1574/Mulyaharja; 7. HGB Nomor 1521/Mulyaharja; 8. HGB Nomor 1522/Mulyaharja; 9. HGB Nomor 1523/Mulyaharja; 10. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna

Bangunan Nomor 1719/Mulyaharja, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, seluas 1.410 m², dengan Surat Ukur Nomor 216/Mulyaharja/2011 Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) 10.09.04.07.02688, selanjutnya disebut “HGB No.1719/Mulyaharja”;

11. HGB Nomor 770/Pamoyana 12. 50 unit Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (SHMSRS) tercatat

atas nama Debitur (unit condotel Tower D Aston ogor Hotel & Resort) sebagai berikut: a) SHMSRS No.135/Tower D-1/01; b) SHMSRS No.127/Tower D-1/02; c) SHMSRS No.108/Tower D-1/03; d) SHMSRS No.115/Tower D-1/05; e) SHMSRS No.107/Tower D-1/06; f) SHMSRS No.91/Tower D-1/07; g) SHMSRS No.168/Tower D-1/08; h) SHMSRS No.171/Tower D-1/09; i) SHMSRS No.89/Tower D-1/10; j) SHMSRS No.173/Tower D-1/11; k) SHMSRS No.153/Tower D-1/12; l) SHMSRS No.131/Tower D-1/15; m) SHMSRS No.170/Tower D-1/16; n) SHMSRS No.133/Tower D-1/17; o) SHMSRS No.182/Tower D-1/18; p) SHMSRS No.140/Tower D-1/19; q) SHMSRS No.137/Tower D-1/20; r) SHMSRS No.151/Tower D-1/21; s) SHMSRS No.174/Tower D-1/22; t) SHMSRS No.110/Tower D-1/23; u) SHMSRS No.129/Tower D-2/01; v) SHMSRS No.126/Tower D-2/012; w) SHMSRS No.163/Tower D-2/03; x) SHMSRS No.141/Tower D-2/05; y) SHMSRS No.175/Tower D-2/06; z) SHMSRS No.154/Tower D-2/07; aa) SHMSRS No.150/Tower D-2/08;

bb) SHMSRS No.117/Tower D-2/09; cc) SHMSRS No.138/Tower D-2/10; dd) SHMSRS No.114/Tower D-2/11; ee) SHMSRS No.95/Tower D-2/12; ff) SHMSRS No.148/Tower D-2/15; gg) SHMSRS No.104/Tower D-2/21; hh) SHMSRS No.111/Tower D-2/22; ii) SHMSRS No.166/Tower D-2/23; jj) SHMSRS No.87/Tower D-3/06; kk) SHMSRS No.180/Tower D-3/07; ll) SHMSRS No.106/Tower D-3/22; mm) SHMSRS No.178/Tower D-5/21; nn) SHMSRS No.159/Tower D-5/22 oo) SHMSRS No.113/Tower D-6/01; pp) SHMSRS No.109/Tower D-6/02; qq) SHMSRS No.157/Tower D-6/03; rr) SHMSRS No.145/Tower D-5/05; ss) SHMSRS No.152/Tower D-6/06; tt) SHMSRS No.144/Tower D-6/07; uu) SHMSRS No.181/Tower D-6/08; vv) SHMSRS No.121/Tower D-6/09; ww) SHMSRS No.142/Tower D-6/10; xx) SHMSRS No.176/Tower D-6/11.

berikut hak atas tanah bersama yaitu Hak Guna Bangunan Nomor 769/Pamoyanan yang akan berakhir pada tanggal 21 Agustus 2039 yang terletak di Propinsi Jawa Barat, Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Pamoyanan dikenal sebagai Condotel Bogor Nirwana.

10. Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan Nomor 23 tanggal 21 Mei 2013 yang dibuat dihadapan Notaris Tetty Herawati Soebroto, SH. MH., Notaris di Jakarta (“Perjanjian Kredit Bukopin No.23”)

Berdasarkan Perjanjian Kredit Bukopin No.23 yang ditandatangani oleh dan antara: i. Perseroan (sebagai “Debitur”) dengan ii. PT Bank Bukopin, Tbk. ( sebagai “Bank”) Perjanjian Kredit Bukopin No.23 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk memberikan pinjaman uang kepada Debitur sebesar Rp. 25.000.000.000,- (dua puluh lima miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Kredit Bukopin No. 23

1. Pada pokoknya, Perjanjian Kredit Bukopin No. 23 ini mengatur bahwa Bank

memberikan fasilitas kredit kepada Debitur berupa Fasilitas Kredit Investasi yang berbentuk Pinjaman Installment dengan jumlah plafond sebesar Rp. 25.000.000.000,- (tujuh puluh lima miliar Rupiah) sebagaimana ternyata dalam Rekening Koran Debitur yang dikeluarkan Bank dengan Cheque, Giro Bilyet, Surat Aksep, pemindah-bukuan, Surat Tanda Penerimaan Uang dan surat perintah bayar lainnya yang ditentukan oleh Bank.

2. Suku bunga sebesar 11% efektif per tahun, Provisi sebesar 0,25%, biaya Up

Front Fee atas pinjaman sebesar 1,5% dari plafond, denda keterlambatan sebesar 3% perbulan dari total kewajiban bunga dan hutang pokok dan penalty pelunasan dipercepat sebesar 1,5% dari outstanding jika dilakukan pelunasan sebelum bulan ke-36.

3. Selama Debitur masih berutang kepada Bank, maka Debitur wajib :

mempergunakan pinjaman/kredit/utang ini khusus untuk

pengembangan The Jungle Water Park Bogor; seluruh pendapatan Aston Bogor Hotel & Resort, The Jungle Water

Park dan The Jungle Light (proyek baru) diharuskan masuk di

104

rekening Debitur di Bank; setiap Debitur melakukan pinjaman baru terhadp Bank lain harus

dengan persetujuan Bank. 4. Selama masih ada yang terhutang kepada Bank, maka Debitur:

Tidak diperkenankan memberikan pinjaman kepada anggota group

yang lain atau kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan bidang usaha.

Memberitahukan secara tertulis kepada bank atas setiap perubahan

Anggaran Dasar termasuk perubahan pemegang saham dan perubahan susunan pengurus serta wajib menyerahkan 1 (satu) salinan perubahan tersebut berikut Surat keputusannya (jika ada) kepada bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Bukopin No. 23 diberikan untuk jangka waktu 60 (enam puluh) bulan terhitung sejak tanggal pencairan pertama kali dilakukan.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan

Untuk menjamin kepastian guna ketertiban pembayaran lunas hutang Debitur kepada Bank, maka Debitur menerangkan dengan ini menjaminkan : 1. HGB No.1715/Mulyaharja; 2. HGB No.1714/Mulyaharja; 3. HGB No.1712/Mulyaharja; 4. HGB No.1708/Mulyaharja; 5. HGB No.1710/Mulyaharja; 6. HGB No.1574/Mulyaharja; 7. HGB No.1521/Mulyaharja; 8. HGB No.1522/Mulyaharja; 9. HGB No.1523/Mulyaharja; 10. HGB No.1719/Mulyaharja; 11. HGB No.1717/Mulyaharja 12. HGB No. 770/Pamoyanan; 13. 50 unit Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (SHMSRS) tercatat

atas nama Debitur (unit condotel Tower D Aston Bogor Hotel & Resort) sebagai berikut: 1) SHMSRS No.135/Tower D-1/01; 2) SHMSRS No.127/Tower D-1/02; 3) SHMSRS No.108/Tower D-1/03; 4) SHMSRS No.115/Tower D-1/05; 5) SHMSRS No.107/Tower D-1/06; 6) SHMSRS No.91/Tower D-1/07; 7) SHMSRS No.168/Tower D-1/08; 8) SHMSRS No.171/Tower D-1/09; 9) SHMSRS No.89/Tower D-1/10; 10) SHMSRS No.173/Tower D-1/11; 11) SHMSRS No.153/Tower D-1/12; 12) SHMSRS No.131/Tower D-1/15; 13) SHMSRS No.170/Tower D-1/16; 14) SHMSRS No.133/Tower D-1/17;

105

rekening Debitur di Bank; setiap Debitur melakukan pinjaman baru terhadp Bank lain harus

dengan persetujuan Bank. 4. Selama masih ada yang terhutang kepada Bank, maka Debitur:

Tidak diperkenankan memberikan pinjaman kepada anggota group

yang lain atau kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan bidang usaha.

Memberitahukan secara tertulis kepada bank atas setiap perubahan

Anggaran Dasar termasuk perubahan pemegang saham dan perubahan susunan pengurus serta wajib menyerahkan 1 (satu) salinan perubahan tersebut berikut Surat keputusannya (jika ada) kepada bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Bukopin No. 23 diberikan untuk jangka waktu 60 (enam puluh) bulan terhitung sejak tanggal pencairan pertama kali dilakukan.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

e. Hukum Yang Berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan

Untuk menjamin kepastian guna ketertiban pembayaran lunas hutang Debitur kepada Bank, maka Debitur menerangkan dengan ini menjaminkan : 1. HGB No.1715/Mulyaharja; 2. HGB No.1714/Mulyaharja; 3. HGB No.1712/Mulyaharja; 4. HGB No.1708/Mulyaharja; 5. HGB No.1710/Mulyaharja; 6. HGB No.1574/Mulyaharja; 7. HGB No.1521/Mulyaharja; 8. HGB No.1522/Mulyaharja; 9. HGB No.1523/Mulyaharja; 10. HGB No.1719/Mulyaharja; 11. HGB No.1717/Mulyaharja 12. HGB No. 770/Pamoyanan; 13. 50 unit Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (SHMSRS) tercatat

atas nama Debitur (unit condotel Tower D Aston Bogor Hotel & Resort) sebagai berikut: 1) SHMSRS No.135/Tower D-1/01; 2) SHMSRS No.127/Tower D-1/02; 3) SHMSRS No.108/Tower D-1/03; 4) SHMSRS No.115/Tower D-1/05; 5) SHMSRS No.107/Tower D-1/06; 6) SHMSRS No.91/Tower D-1/07; 7) SHMSRS No.168/Tower D-1/08; 8) SHMSRS No.171/Tower D-1/09; 9) SHMSRS No.89/Tower D-1/10; 10) SHMSRS No.173/Tower D-1/11; 11) SHMSRS No.153/Tower D-1/12; 12) SHMSRS No.131/Tower D-1/15; 13) SHMSRS No.170/Tower D-1/16; 14) SHMSRS No.133/Tower D-1/17;

15) SHMSRS No.182/Tower D-1/18; 16) SHMSRS No.140/Tower D-1/19; 17) SHMSRS No.137/Tower D-1/20; 18) SHMSRS No.151/Tower D-1/21; 19) SHMSRS No.174/Tower D-1/22; 20) SHMSRS No.110/Tower D-1/23; 21) SHMSRS No.129/Tower D-2/01; 22) SHMSRS No.126/Tower D-2/012; 23) SHMSRS No.163/Tower D-2/03; 24) SHMSRS No.141/Tower D-2/05; 25) SHMSRS No.175/Tower D-2/06; 26) SHMSRS No.154/Tower D-2/07; 27) SHMSRS No.150/Tower D-2/08; 28) SHMSRS No.117/Tower D-2/09; 29) SHMSRS No.138/Tower D-2/10; 30) SHMSRS No.114/Tower D-2/11; 31) SHMSRS No.95/Tower D-2/12; 32) SHMSRS No.148/Tower D-2/15; 33) SHMSRS No.104/Tower D-2/21; 34) SHMSRS No.111/Tower D-2/22; 35) SHMSRS No.166/Tower D-2/23; 36) SHMSRS No.87/Tower D-3/06; 37) SHMSRS No.180/Tower D-3/07; 38) SHMSRS No.106/Tower D-3/22; 39) SHMSRS No.178/Tower D-5/21; 40) SHMSRS No.159/Tower D-5/22 41) SHMSRS No.113/Tower D-6/01; 42) SHMSRS No.109/Tower D-6/02; 43) SHMSRS No.157/Tower D-6/03; 44) SHMSRS No.145/Tower D-5/05; 45) SHMSRS No.152/Tower D-6/06; 46) SHMSRS No.144/Tower D-6/07; 47) SHMSRS No.181/Tower D-6/08; 48) SHMSRS No.121/Tower D-6/09; 49) SHMSRS No.142/Tower D-6/10; 50) SHMSRS No.176/Tower D-6/11.

berikut hak atas tanah bersama yaitu Hak Guna Bangunan Nomor 769/Pamoyanan yang akan berakhir pada tanggal 21 Agustus 2039 yang terletak di Propinsi Jawa Barat, Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Pamoyanan dikenal sebagai Condotel Bogor Nirwana.

11. Akta Akad Line Facility Musyarakah No. 24 tanggal 26 Februari 2015 yang dibuat di hadapan Gamal Syaiful,

SH., M.Kn., Notaris di Kabupaten Bandung (“Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.24”) Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.24 ditandatangani oleh dan antara:

i. PT Bank Syariah Bukopin (sebagai “Pihak Pertama” / “Bank”) dengan ii. Perseroan (sebagai “Pihak Kedua” / “Nasabah”) Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.24 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk menyediakan plafond kepada Nasabah sebesar Rp. 14.900.000.000,-.

b. Pokok Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 24

1. Pada pokoknya, Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 24 ini mengatur bahwa Bank menyediakan plafond kepada Perseroan sebesar Rp. 14.900.000.000,- dengan bentuk non revolving yang akan digunakan oleh Nasabah untuk modal kerja arsitektur pembangunan apartemen Jungle Sky.

2. Selama masa fasilitas pembiayaan belum lunas, nasabah tidak diperkenankan melakukan sebagian dan/atau seluruhnya dari perbuatan-perbuatan sebagai berikut tanpa persetujuan Bank:

106

Menjual, mentransfer, memindahkan hak, menghapus sebagian besar atau seluruh harta kekayaan Nasabah atau menjaminkan/mengagunkan barang-barang bergerak maupun barang-barang tidak bergerak milik Nasabah dengan cara bagaimanapun juga dan kepada orang/pihak siapapun juga, atas barang yang menjadi agunan seluruh fasilitas pembiayaan ini.

Menerima tambahan fasilitas pinjaman atau fasilitas keuangan lainnya

dari pihak manapun juga kecuali yang berasal dari pemegang saham Nasabah atau yang berhubungan dengan kegiatan usaha sehari-hari Nasabah.

Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit oleh Pengadilan

Niaga atau pengajuan permohonan penundaan pembayaran utang kepada Pengadilan Niaga.

Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip

syariah.

c. Jangka Waktu

36 bulan sejak akad pembiayaan (termasuk masa penarikan 12 bulan), dengan ketentuan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak.

d. Jaminan

1. HGB No.657/Mulyaharja 2. HGB No.105/Mulyaharj 3. HGB No.1835/Mulyaharja 4. HGB No.1836/Mulyaharja 5. HGB No.1572/Mulyaharja

e. Penyelesaian Perselisihan

1. Secara musyawarah untuk mufakat.

2. Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat tidak menghasilkan keputusan yang disepakati, maka sengketa akan diselesaikan melalui Pengadilan Agama Kota Bandung atau melalui pengadilan yang berwenang, untuk memberi putusan sesuai dengan hukum acara yang berlaku.

A. Akad Pembiayaan Musyarakah (Fasilitas I Pencairan I) No. 012/BDG/BSB-BDG/II/2015

tanggal 26 Februari 2015 (“Akad Kredit Syariah Bukopin No.012”)

Berdasarkan Akad Kredit Syariah Bukopin No.012, yang ditandatangani oleh dan antara:

i. PT Bank Syariah Bukopin Cabang Bandung (sebagai “Pihak Pertama” / “Bank”) dengan

ii. Perseroan (sebagai “Pihak Kedua” / “Nasabah”)

Akad Kredit Syariah Bukopin No. 012 ini pada pokoknya berisi tentang: a. Maksud dan Tujuan

Bank telah mengikatkan diri untuk menyediakan modal/penyertaan kepada Nasabah sampai sejumlah Rp. 4.600.000.000,- (empat miliar enam ratus juta Rupiah) yang merupakan bagian 55,6% dari total kebutuhan modal usaha Rp. 6.908.330.750,- sedangkan porsi Nasabah adalah sebesar Rp. 2.308.330.750,- yang merupakan 33,4% dari modal usaha Rp.6.908.330.750,-.

107

Menjual, mentransfer, memindahkan hak, menghapus sebagian besar atau seluruh harta kekayaan Nasabah atau menjaminkan/mengagunkan barang-barang bergerak maupun barang-barang tidak bergerak milik Nasabah dengan cara bagaimanapun juga dan kepada orang/pihak siapapun juga, atas barang yang menjadi agunan seluruh fasilitas pembiayaan ini.

Menerima tambahan fasilitas pinjaman atau fasilitas keuangan lainnya

dari pihak manapun juga kecuali yang berasal dari pemegang saham Nasabah atau yang berhubungan dengan kegiatan usaha sehari-hari Nasabah.

Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit oleh Pengadilan

Niaga atau pengajuan permohonan penundaan pembayaran utang kepada Pengadilan Niaga.

Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip

syariah.

c. Jangka Waktu

36 bulan sejak akad pembiayaan (termasuk masa penarikan 12 bulan), dengan ketentuan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak.

d. Jaminan

1. HGB No.657/Mulyaharja 2. HGB No.105/Mulyaharj 3. HGB No.1835/Mulyaharja 4. HGB No.1836/Mulyaharja 5. HGB No.1572/Mulyaharja

e. Penyelesaian Perselisihan

1. Secara musyawarah untuk mufakat.

2. Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat tidak menghasilkan keputusan yang disepakati, maka sengketa akan diselesaikan melalui Pengadilan Agama Kota Bandung atau melalui pengadilan yang berwenang, untuk memberi putusan sesuai dengan hukum acara yang berlaku.

A. Akad Pembiayaan Musyarakah (Fasilitas I Pencairan I) No. 012/BDG/BSB-BDG/II/2015

tanggal 26 Februari 2015 (“Akad Kredit Syariah Bukopin No.012”)

Berdasarkan Akad Kredit Syariah Bukopin No.012, yang ditandatangani oleh dan antara:

i. PT Bank Syariah Bukopin Cabang Bandung (sebagai “Pihak Pertama” / “Bank”) dengan

ii. Perseroan (sebagai “Pihak Kedua” / “Nasabah”)

Akad Kredit Syariah Bukopin No. 012 ini pada pokoknya berisi tentang: a. Maksud dan Tujuan

Bank telah mengikatkan diri untuk menyediakan modal/penyertaan kepada Nasabah sampai sejumlah Rp. 4.600.000.000,- (empat miliar enam ratus juta Rupiah) yang merupakan bagian 55,6% dari total kebutuhan modal usaha Rp. 6.908.330.750,- sedangkan porsi Nasabah adalah sebesar Rp. 2.308.330.750,- yang merupakan 33,4% dari modal usaha Rp.6.908.330.750,-.

b. Pokok Akad Kredit Syariah Bukopin No.012

1. Pada pokoknya, Akad Kredit Syariah Bukopin No.012 ini mengatur bahwa Bank telah mengikatkan diri untuk menyediakan modal/penyertaan kepada Nasabah sampai sejumlah Rp 4.600.000.000,- (empat miliar enam ratus juta Rupiah) yang merupakan bagian 55,6% dari total kebutuhan modal usaha Rp. 6.908.330.750,- sedangkan porsi Nasabah adalah sebesar Rp. 2.308.330.750,- yang merupakan 33,4% dari modal usaha Rp. 6.908.330.750,- untuk membiayai usaha atau proyek yaitu pembangunan tahap I Modal Kerja Arsitektur pembangunan Apartment Jungle Sky;

2. Nasabah dan Bank sepakat dan mengikatkan diri bahwa Nasabah dari

masing-masing pihak adalah 0,92% setara 15% effective p.a selama 36 bulan;

3. Pendapatan usaha nasabah dari wahana jungle festival menjadi back up

sumber pengembalian pembiayaan dari Bank;

4. Selama seluruh fasilitas pembiayaan belum lunas, Nasabah berkewajiban untuk namun tidak terbatas pada memberitahukan secara tertulis setiap perubahan anggaran dasar yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;

5. Setiap perubahan anggaran dasar dan perubahan susunan pengurus

Nasabah harus memberitahukan secara tertulis kepada Bank dan wajib menyerahkan 1 (satu) copy perubahan tersebut berikut Surat Keputusannya (jika ada) kepada Bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan;

6. Mendahulukan pembayaran kewajiban kepada Bank dari pada pihak ketiga

lainnya.

c. Negative Covenant Selama masa fasilitas pembiayaan, Nasabah tidak diperkenankan melakukan sebagian dan/atau seluruhnya dari perbuatan-perbuatan sebagai berikut :

1. Menjual, Mentransfer, memindahkan hak, menghapuskan sebagian besar

atau seluruh harta kekayaan Nasabah atau menjaminkan/mengagunkan barang-barang bergerak maupun barang-barang tidak bergerak milik Nasabah dengan cara bagaimanapun juga dan kepada orang/pihak siapapun juga, atas barang yang menjadi agunan seluruh fasilitas pembiayaan ini tanpa persetujuan Bank;

2. Menerima tambahan fasilitas pinjaman atau fasilitas keuangan lainnya dari

pihak manapun juga kecuali yang berasal dari pemegang saham Nasabah atau yang berhubungan dengan kegiatan usaha sehari-hari Nasabah tanpa mendapatkan persetujuan tertulisdari Bank;

3. Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga atau

pengajuan permohonan penundaan pembayaran hutang kepada pengadilan niaga tanpa mendapatkan persetujuan tertulis dari Bank;

4. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah.

108

d. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Syariah Bukopin No.012 diberikan untuk jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan dan berakhir pada tanggal 26 Februari 2018.

e. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk menyelesaikan perselisihan di Kantor Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung atau Peradilan yang berwenang untuk memberi putusan sesuai hukum acara yang berlaku.

f. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

g. Jaminan

Untuk kepastian guna ketertiban pembayaran lunas kewajiban Nasabah kepada Bank, maka Nasabah menerangkan dengan ini menjaminkan :

1. HGB No.657/Mulyaharja; 2. HGB No.105/Mulyaharja; 3. HGB No. 1836/Mulyaharja 4. HGB No. 1835/Mulyaharja 5. HGB No. 1572/Mulyaharja

B. Akad Pembiayaan Musyarakah (Fasilitas II Pencairan I) No. 013/BDG/BSB-BDG/II/2015

tanggal 26 Februari 2015 (“Akad Kredit Syariah Bukopin No.013”). Berdasarkan Akad Kredit Syariah Bukopin No.013 yang ditandatangani oleh dan antara: i. PT Bank Syariah Bukopin Cabang Bandung (sebagai “Pihak Pertama” / “Bank”)

dengan ii. Perseroan (sebagai “Pihak Kedua” / “Nasabah”) Akad Kredit Syariah Bukopin No.013 ini pada pokoknya berisi tentang: a. Maksud dan Tujuan

Bank telah mengikatkan diri untuk menyediakan modal/penyertaan kepada Nasabah sampai sejumlah Rp. 4.000.000.000,- (empat miliar enam ratus juta Rupiah) yang merupakan bagian 55,5% dari total kebutuhan modal usaha Rp. 6.103.190.180,- sedangkan porsi Nasabah adalah sebesar Rp. 2.103.190.180,- yang merupakan 34,5% dari modal usaha.

b. Pokok Akad Kredit Syariah Bukopin No.013

1. Pada pokoknya, Akad Kredit Syariah Bukopin No.013 ini mengatur bahwa

Bank telah mengikatkan diri untuk menyediakan modal/penyertaan kepada Nasabah sampai sejumlah Rp. 4.000.000.000,- (empat miliar enam ratus juta Rupiah) yang merupakan bagian 55,5% dari total kebutuhan modal usaha Rp.6.103.190.180,- sedangkan porsi Nasabah adalah sebesar Rp.2.103.190.180,- yang merupakan 34,5% dari modal usaha. Penggunaan atas fasilitas pembiayaan dari Bank dilakukan secara sekaligus sesuai dengan kebutuhan dan permintaan Nasabah, yang akan digunakan untuk membiayai usaha atau proyek yaitu pembangunan tahap I Modal Kerja Mechanical Electrical dan Plumbing.

2. Nasabah dan Bank sepakat dan mengikatkan diri bahwa Nisbah dari masing-

masing pihak adalah 0,81% setara 15% effective p.a selama 36 bulan; 3. Sejak akad pembiayaan ditandatangani makaseluruh pembayaran hasil

penjualan apartemen yang berasal dar cash bertahap dibayarkan langsung ke rekening Nasabah di Bank;

109

d. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Syariah Bukopin No.012 diberikan untuk jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan dan berakhir pada tanggal 26 Februari 2018.

e. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk menyelesaikan perselisihan di Kantor Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung atau Peradilan yang berwenang untuk memberi putusan sesuai hukum acara yang berlaku.

f. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

g. Jaminan

Untuk kepastian guna ketertiban pembayaran lunas kewajiban Nasabah kepada Bank, maka Nasabah menerangkan dengan ini menjaminkan :

1. HGB No.657/Mulyaharja; 2. HGB No.105/Mulyaharja; 3. HGB No. 1836/Mulyaharja 4. HGB No. 1835/Mulyaharja 5. HGB No. 1572/Mulyaharja

B. Akad Pembiayaan Musyarakah (Fasilitas II Pencairan I) No. 013/BDG/BSB-BDG/II/2015

tanggal 26 Februari 2015 (“Akad Kredit Syariah Bukopin No.013”). Berdasarkan Akad Kredit Syariah Bukopin No.013 yang ditandatangani oleh dan antara: i. PT Bank Syariah Bukopin Cabang Bandung (sebagai “Pihak Pertama” / “Bank”)

dengan ii. Perseroan (sebagai “Pihak Kedua” / “Nasabah”) Akad Kredit Syariah Bukopin No.013 ini pada pokoknya berisi tentang: a. Maksud dan Tujuan

Bank telah mengikatkan diri untuk menyediakan modal/penyertaan kepada Nasabah sampai sejumlah Rp. 4.000.000.000,- (empat miliar enam ratus juta Rupiah) yang merupakan bagian 55,5% dari total kebutuhan modal usaha Rp. 6.103.190.180,- sedangkan porsi Nasabah adalah sebesar Rp. 2.103.190.180,- yang merupakan 34,5% dari modal usaha.

b. Pokok Akad Kredit Syariah Bukopin No.013

1. Pada pokoknya, Akad Kredit Syariah Bukopin No.013 ini mengatur bahwa

Bank telah mengikatkan diri untuk menyediakan modal/penyertaan kepada Nasabah sampai sejumlah Rp. 4.000.000.000,- (empat miliar enam ratus juta Rupiah) yang merupakan bagian 55,5% dari total kebutuhan modal usaha Rp.6.103.190.180,- sedangkan porsi Nasabah adalah sebesar Rp.2.103.190.180,- yang merupakan 34,5% dari modal usaha. Penggunaan atas fasilitas pembiayaan dari Bank dilakukan secara sekaligus sesuai dengan kebutuhan dan permintaan Nasabah, yang akan digunakan untuk membiayai usaha atau proyek yaitu pembangunan tahap I Modal Kerja Mechanical Electrical dan Plumbing.

2. Nasabah dan Bank sepakat dan mengikatkan diri bahwa Nisbah dari masing-

masing pihak adalah 0,81% setara 15% effective p.a selama 36 bulan; 3. Sejak akad pembiayaan ditandatangani makaseluruh pembayaran hasil

penjualan apartemen yang berasal dar cash bertahap dibayarkan langsung ke rekening Nasabah di Bank;

4. Pendapatan usaha Nasabah dari wahana jungle festival menjadi backup sebagai pengembalian pembiayaandari Bank;

5. Selama seluruh fasilitas pembiayaan belum lunas, Nasabah berkewajiban

untuk namun tidak terbatas pada memberitahukan secara tertulis setiap perubahan anggaran dasar yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;

6. Setiap perubahan anggaran dasar dan perubahan susunan pengurus

Nasabah harus memberitahukan secara tertulis kepada Bank dan wajib menyerahkan 1 (satu) copy perubahan tersebut berikut Surat Keputusannya (jika ada) kepada Bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan;

7. Mendahulukan pembayaran kewajiban kepada Bank dari pada pihak ketiga

lainnya.

c. Negative Covenant Selama masa fasilitas pembiayaan, Nasabah tidak diperkenankan melakukan sebagian dan/atau seluruhnya dari perbuatan-perbuatan sebagai berikut : 1. Menjual, Mentransfer, memindahkan hak, menghapuskan sebagian besar

atau seluruh harta kekayaan Nasabah atau menjaminkan/mengagunkan barang-barang bergerak maupun barang-barang tidak bergerak milik Nasabah dengan cara bagaimanapun juga dan kepada orang/pihak siapapun juga, atas barang yang menajdi agunan seluruh fasilitas pembiayaan ini tanpa persetujuan Bank;

2. Menerima tambahan fasilitas pinjaman atau fasilitas keuangan lainnya dari

pihak manapun juga kecuali yang berasal dari pemegang saham Nasabah atau yang berhubungan dengan kegiatan usaha sehari-hari Nasabah tanpa mendapatkan persetujuan tertulisdari Bank;

3. Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga atau

pengajuan permohonan pnundaan pembayaran hutang kepada pengadilan niaga tanpa mendapatkan persetujuan tertulis dari Bank;

4. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip

Syariah.

d. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Syariah Bukopin No.013 diberikan untuk jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan dan berakhir pada tanggal 26 Februari 2018.

e. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk menyelesaikan perselisihan di Kantor Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung atau Peradilan yang berwenang untuk memberi putusan sesuai hukum acara yang berlaku.

f. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

g. Jaminan

Untuk kepastian guna ketertiban pembayaran lunas kewajiban Nasabah kepada Bank, maka Nasabah menerangkan dengan ini menjaminkan :

1. HGB No.657/Mulyaharja; 2. HGB No.105/Mulyaharja; 3. HGB No. 1836/Mulyaharja; 4. HGB No. 1835/Mulyaharja 5. HGB No. 1572/Mulyaharja

110

12. Akta Akad Line Facility Musyarakah No. 28 tanggal 26 Februari 2015 yang dibuat di hadapan Gamal Syaiful, SH., M.Kn., Notaris di Kabupaten Bandung (“Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.28”)

Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 28 ditandatangani oleh dan antara:

i. PT Bank Syariah Bukopin (sebagai “Pihak Pertama” / “Bank”) dengan ii. Perseroan (sebagai “Pihak Kedua” / “Nasabah”)

Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 28 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk menyediakan plafond kepada Nasabah sebesar Rp. 3.000.000.000,-.

b. Pokok Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 28

1. Pada pokoknya, Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.28 ini mengatur bahwa Bank menyediakan plafond kepada Perseroan sebesar Rp. 3.000.000.000,- dengan bentuk non revolvingyang akan digunakan oleh Nasabah untuk modal kerja finishing pembangunan apartemen Jungle Sky.

2. Selama masa fasilitas pembiayaan belum lunas, nasabah tidak

diperkenankan melakukan sebagian dan/atau seluruhnya dari perbuatan-perbuatan sebagai berikut tanpa persetujuan Bank:

Menjual, mentransfer, memindahkan hak, menghapus sebagian besar

atau seluruh harta kekayaan Nasabah atau menjaminkan/mengagunkan barang-barang bergerak maupun barang-barang tidak bergerak milik Nasabah dengan cara bagaimanapun juga dan kepada orang/pihak siapapun juga, atas barang yang menjadi agunan seluruh fasilitas pembiayaan ini.

Menerima tambahan fasilitas pinjaman atau fasilitas keuangan lainnya

dari pihak manapun juga kecuali yang berasal dari pemegang saham Nasabah atau yang berhubungan dengan kegiatan usaha sehari-hari Nasabah.

Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit oleh Pengadilan

Niaga atau pengajuan permohonan penundaan pembayaran utang kepada Pengadilan Niaga.

Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip

syariah.

c. Jangka Waktu

36 bulan sejak akad pembiayaan (termasuk masa penarikan 12 bulan), dengan ketentuan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak.

d. Jaminan 1. HGB No.657/Mulyaharja 2. HGB No.105/Mulyaharja 3. HGB No.1835/Mulyaharja 4. HGB No.1836/Mulyaharja 5. HGB No.1572/Mulyaharja

e. Penyelesaian Perselisihan

1. Secara musyawarah untuk mufakat.

2. Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat tidak menghasilkan keputusan yang disepakati, maka sengketa akan diselesaikan melalui Pengadilan Agama Kota Bandung atau melalui pengadilan yang berwenang, untuk memberi putusan sesuai dengan hukum acara yang berlaku.

111

12. Akta Akad Line Facility Musyarakah No. 28 tanggal 26 Februari 2015 yang dibuat di hadapan Gamal Syaiful, SH., M.Kn., Notaris di Kabupaten Bandung (“Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.28”)

Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 28 ditandatangani oleh dan antara:

i. PT Bank Syariah Bukopin (sebagai “Pihak Pertama” / “Bank”) dengan ii. Perseroan (sebagai “Pihak Kedua” / “Nasabah”)

Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 28 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk menyediakan plafond kepada Nasabah sebesar Rp. 3.000.000.000,-.

b. Pokok Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No. 28

1. Pada pokoknya, Perjanjian Line Facility Syariah Bukopin No.28 ini mengatur bahwa Bank menyediakan plafond kepada Perseroan sebesar Rp. 3.000.000.000,- dengan bentuk non revolvingyang akan digunakan oleh Nasabah untuk modal kerja finishing pembangunan apartemen Jungle Sky.

2. Selama masa fasilitas pembiayaan belum lunas, nasabah tidak

diperkenankan melakukan sebagian dan/atau seluruhnya dari perbuatan-perbuatan sebagai berikut tanpa persetujuan Bank:

Menjual, mentransfer, memindahkan hak, menghapus sebagian besar

atau seluruh harta kekayaan Nasabah atau menjaminkan/mengagunkan barang-barang bergerak maupun barang-barang tidak bergerak milik Nasabah dengan cara bagaimanapun juga dan kepada orang/pihak siapapun juga, atas barang yang menjadi agunan seluruh fasilitas pembiayaan ini.

Menerima tambahan fasilitas pinjaman atau fasilitas keuangan lainnya

dari pihak manapun juga kecuali yang berasal dari pemegang saham Nasabah atau yang berhubungan dengan kegiatan usaha sehari-hari Nasabah.

Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit oleh Pengadilan

Niaga atau pengajuan permohonan penundaan pembayaran utang kepada Pengadilan Niaga.

Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip

syariah.

c. Jangka Waktu

36 bulan sejak akad pembiayaan (termasuk masa penarikan 12 bulan), dengan ketentuan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak.

d. Jaminan 1. HGB No.657/Mulyaharja 2. HGB No.105/Mulyaharja 3. HGB No.1835/Mulyaharja 4. HGB No.1836/Mulyaharja 5. HGB No.1572/Mulyaharja

e. Penyelesaian Perselisihan

1. Secara musyawarah untuk mufakat.

2. Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat tidak menghasilkan keputusan yang disepakati, maka sengketa akan diselesaikan melalui Pengadilan Agama Kota Bandung atau melalui pengadilan yang berwenang, untuk memberi putusan sesuai dengan hukum acara yang berlaku.

13. Akta Perjanjian Kredit Investasi (KI) Refinancing No. 8 tanggal 7 Nopember 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Muchlis Patahna, SH. MKn., Notaris di Jakarta (“Perjanjian KI BRI”).

Berdasarkan Perjanjian KI BRI yang ditandatangani oleh dan antara:

i. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ( sebagai “Pihak Pertama” atau “Kreditur/Bank”); dengan

ii. JLA (sebagai “Pihak Kedua” atau “Debitur”).

Perjanjian KI BRI ini pada pokoknya berisi tentang:

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk pemberian fasilitas Kredit Investasi Refinancing dan Kredit Investasi - CTC kepada JLA dengan total eksposur sebesar Rp.642.234.000.000,- (enam ratus empat puluh dua miliar dua ratus tiga puluh empat juta Rupiah).

b. Pokok Perjanjian KI BRI

Pada pokoknya, Perjanjian KI BRI ini mengatur bahwa Bank memberikan fasilitas kredit kepada Debitur berupa Kredit Investasi Refinancing sebesar Rp 542.234.000.000,- (lima ratus empat puluh dua miliar dua ratus tiga puluh empat juta Rupiah) dalam bentuk Pseudo RC Maksimum Co Menurun dengan rincian penggunaan fasilitas kredit investasi refinancing sebagai berikut:

Pelunasan fasilitas pinjaman di RBI AG Singapore sebesar Rp. 280.368.000.000,- (dua ratus delapan puluh miliar tiga ratus enam puluh delapan juta Rupiah).

Pelunasan fasilitas pinjaman di Bank Bukopin sebesar Rp. 22.000.000.000,- (dua puluh dua miliar Rupiah).

Pelunasan Hutang kepada kontraktor sebesar Rp. 96.866.000.000,-

(sembilan puluh enam miliar delapan ratus enam puluh enam juta Rupiah).

Pelunasan Hutang kepada pemegang saham sebesar

Rp. 143.000.000.000,- (seratus empat puluh tiga miliar Rupiah).

Suku bunga sebesar 12%, Provisi sebesar 1% dan Penalty sebesar 50% dari suku bunga yang berlaku, bila terjadi tunggakan pokok dan atau bunga.

Commitment Fee sebesar 1% dari fasilitas KI yang tidak ditarik dan Biaya Administrasi sebesar Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta Rupiah).

Tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan tertulis dari Bank, Debitur tidak diperkenankan antara lain termasuk akan tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut: Melakukan merger, akuisisi, penjualan assets perusahaan Debitur, go

public. Memperoleh pinjaman/kredit baru dari Bank atau Lembaga Keuangan

lain yang dapat mengganggu kelancaran pembayaran kewajiban Debitur kepada Bank.

Memberikan pinjaman kepada pemegang saham dengan alasan apapun yang dapat mengganggu kelancaran pembayaran kewajiban Debitur kepada Bank.

Melunasi dan atau membayar hutang berikut bunga kepada pemegang saham sebelum hutang di Bank dilunasi.

Melakukan pembayaran bunga atas hutang kepada pemegang saham.

112

Melakukan pembagian deviden kepada para pemegang saham, kecuali dipergunakan kembali sebagai tambahan setoran modal disetor perusahaan atau karena kewajiban menjalankan ketentuan hukum yang berlaku.

Mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada Pengadilan Niaga untuk menyatakan pailit Debitur sendiri.

Mengalihkan/menyerahkan kepada pihak lain, sebagian atau seluruhnya atas hak dan kewajiban yang timbul berkaitan dengan Fasilitas Kredit ini.

Mengikatkan diri sebagai penanggung atau penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan perusahaan kepada pihak lain.

Melakukan penyertaan ke perusahaan lain. Melakukan investasi, perluasan usaha dan penjualan asset

perusahaan melebihi Rp 10.000.000.000,- (sepuluh miliar Rupiah) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.

Menyewakan asset yang dijaminkan di Bank kepada pihak lain, kecuali untuk operasional usaha.

Melakukan perubahan anggaran dasar, merubah susunan pengurus, perubahan/pengalihan kepemilikan saham, perubahan struktur permodalan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas KI Refinancing diberikan untuk jangka waktu 84 (delapan puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan akad kredit yaitu tanggal 7 November 2014 sampai dengan tanggal 7 November 2021.

d. Jaminan Debitur menyerahkan kepada Bank jaminan-jaminan Agunan yang diberikan untuk menjamin fasilitas Perjanjian KI BRI atas nama Debitur sebagai berikut: Tanah dan bangunan Jungleland Adventure Theme Park di Jl.

Jungleland Boulevard, Kawasan Sentul Nirwana, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. - Tanah Jungleland (exist land), luas 230.827 m2 (dua ratus

tiga puluh ribu delapan ratus dua puluh tujuh meter persegi).

- Tanah yang belum dikembangkan, luas 126.173 M2 (seratus dua puluh enam ribu seratus tujuh puluh tiga meter persegi)

Bangunan dan infrastruktur investasi baru CTC. Yang seluruhnya

akan dipasang dengan Hak Tanggungan Peringkat I (pertama) sebesar Rp. 1.195.000.000.000,- (satu triliun seratus sembilan puluh lima miliar Rupiah).

Wahana, rides, mechanical dan electrical serta inventaris yang seluruhnya akan dipasang fidusia baru sebesar Rp. 264.913.000.000,- (dua ratus enam puluh empat miliar sembilan ratus tiga belas juta Rupiah).

e. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

f. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

113

Melakukan pembagian deviden kepada para pemegang saham, kecuali dipergunakan kembali sebagai tambahan setoran modal disetor perusahaan atau karena kewajiban menjalankan ketentuan hukum yang berlaku.

Mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada Pengadilan Niaga untuk menyatakan pailit Debitur sendiri.

Mengalihkan/menyerahkan kepada pihak lain, sebagian atau seluruhnya atas hak dan kewajiban yang timbul berkaitan dengan Fasilitas Kredit ini.

Mengikatkan diri sebagai penanggung atau penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan perusahaan kepada pihak lain.

Melakukan penyertaan ke perusahaan lain. Melakukan investasi, perluasan usaha dan penjualan asset

perusahaan melebihi Rp 10.000.000.000,- (sepuluh miliar Rupiah) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.

Menyewakan asset yang dijaminkan di Bank kepada pihak lain, kecuali untuk operasional usaha.

Melakukan perubahan anggaran dasar, merubah susunan pengurus, perubahan/pengalihan kepemilikan saham, perubahan struktur permodalan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas KI Refinancing diberikan untuk jangka waktu 84 (delapan puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan akad kredit yaitu tanggal 7 November 2014 sampai dengan tanggal 7 November 2021.

d. Jaminan Debitur menyerahkan kepada Bank jaminan-jaminan Agunan yang diberikan untuk menjamin fasilitas Perjanjian KI BRI atas nama Debitur sebagai berikut: Tanah dan bangunan Jungleland Adventure Theme Park di Jl.

Jungleland Boulevard, Kawasan Sentul Nirwana, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. - Tanah Jungleland (exist land), luas 230.827 m2 (dua ratus

tiga puluh ribu delapan ratus dua puluh tujuh meter persegi).

- Tanah yang belum dikembangkan, luas 126.173 M2 (seratus dua puluh enam ribu seratus tujuh puluh tiga meter persegi)

Bangunan dan infrastruktur investasi baru CTC. Yang seluruhnya

akan dipasang dengan Hak Tanggungan Peringkat I (pertama) sebesar Rp. 1.195.000.000.000,- (satu triliun seratus sembilan puluh lima miliar Rupiah).

Wahana, rides, mechanical dan electrical serta inventaris yang seluruhnya akan dipasang fidusia baru sebesar Rp. 264.913.000.000,- (dua ratus enam puluh empat miliar sembilan ratus tiga belas juta Rupiah).

e. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

f. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

14. Akta Perjanjian Kredit Investasi (KI) CTC No. 9 tanggal 7 Nopember 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Muchlis Patahna, SH. MKn., Notaris di Jakarta (“Perjanjian CTC BRI”)

Berdasarkan Perjanjian KI BRI yang ditandatangani oleh dan antara:

i. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (sebagai “Pihak Pertama” atau

“Kreditur/Bank”); dengan ii. JLA (sebagai “Pihak Kedua” atau “Debitur”).

Perjanjian CTC BRI ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk pemberian fasilitas Kredit Investasi Refinancing dan Kredit Investasi – CTC kepada JLA dengan total eksposur sebesar Rp. 642.234.000.000,- (enam ratus empat puluh dua miliar dua ratus tiga puluh empat juta Rupiah)

b. Pokok Perjanjian CTC BRI

Pada pokoknya, Perjanjian CTC BRI ini mengatur bahwa Bank memberikan fasilitas kredit kepada Debitur berupa Kredit Investasi Refinancing sebesar Rp. 100.000.000.000,- (seratus miliar Rupiah) dalam bentuk Pseudo RC Maksimum Co Menurun yang digunakan untuk pemasangan 11 riders dan penyelesaian infrastruktur dan sarana pendukung Jungleland Adventure Themepark.

Suku bunga sebesar 12%, Provisi sebesar 1% dan Penalty sebesar 50% dari suku bunga yang berlaku, bila terjadi tunggakan pokok dan atau bunga.

Commitment Fee sebesar 1% dari fasilitas KI yang tidak ditarik dan Biaya Administrasi sebesar Rp.100.000.000,- (seratus puluh juta Rupiah).

Tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan tertulis dari Bank, Debitur tidak diperkenankan antara lain termasuk akan tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

Melakukan merger, akuisisi, penjualan assets perusahaan Debitur, go

pub1ic. Memperoleh pinjaman/kredit baru dari Bank atau Lembaga Keuangan

lain yang dapat mengganggu kelancaran pembayaran kewajiban Debitur kepada Bank.

Memberikan pinjaman kepada pemegang saham dengan alasan apapun yang dapat mengganggu kelancaran pembayaran kewajiban Debitur kepada Bank.

Melunasi dan atau membayar hutang berikut bunga kepada pemegang saham sebelum hutang di Bank dilunasi.

Melakukan pembayaran bunga atas hutang kepada pemegang saham.

Melakukan pembagian deviden kepada para pemegang saham, kecuali dipergunakan kembali sebagai tambahan setoran modal disetor perusahaan atau karena kewajiban menjalankan ketentuan hukum yang berlaku.

Mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada Pengadilan Niaga untuk menyatakan pailit Debitur sendiri.

Mengalihkan/menyerahkan kepada pihak lain, sebagian atau seluruhnya atas hak dan kewajiban yang timbul berkaitan dengan Fasilitas Kredit ini.

Mengikatkan diri sebagai penanggung atau penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan perusahaan kepada pihak lain.

Melakukan penyertaan ke perusahaan lain. Melakukan investasi, perluasan usaha dan penjualan asset

perusahaan melebihi Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh miliar Rupiah) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun;

114

Menyewakan asset yang dijaminkan di Bank kepada pihak lain, kecuali untuk operasional usaha.

Melakukan perubahan anggaran dasar, merubah susunan pengurus, perubahan/pengalihan kepemilikan saham, perubahan struktur permodalan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas CTC Refinancing diberikan untuk jangka waktu 84 (delapan puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan akad kredit yaitu tanggal 7 November 2014 sampai dengan tanggal 7 November 2021.

d. Jaminan

Debitur menyerahkan kepada Bank jaminan-jaminan Agunan yang diberikan untuk menjamin fasilitas Perjanjian KI BRI atas nama Debitur sebagai berikut: Tanah dan bangunan Jungleland Adventure Theme Park di Jl.

Jungleland Boulevard, Kawasan Sentul Nirwana, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. - Tanah Jungleland (exist land), luas 230.827 m2 (dua ratus

tiga puluh ribu delapan ratus dua puluh tujuh meter persegi).

- Tanah yang belum dikembangkan, luas 126.173 M2 (seratus dua puluh enam ribu seratus tujuh puluh tiga meter persegi)

Bangunan dan infrastruktur investasi baru CTC. Yang seluruhnya akan dipasang dengan Hak Tanggungan Peringkat I (pertama) sebesar Rp. 1.195.000.000.000,- (satu triliun seratus sembilan puluh lima miliar Rupiah).

Wahana, rides, mechanical dan electrical serta inventaris yang seluruhnya akan dipasang fidusia baru sebesar Rp. 264.913.000.000 (dua ratus enam puluh empat miliar sembilan ratus tiga belas juta Rupiah).

e. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri jakarta Pusat, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

f. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

15. Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 64 tanggal 31 Maret 2016 yang dibuat dihadapan

Notaris Tri Firdaus Akbarsyah, SH., Notaris di Jakarta (“Perjanjian Kredit Bukopin No. 64/31 Maret 2016”)

Berdasarkan Perjanjian Kredit Bukopin No. 64/31 Maret 2016 yang ditandatangani oleh dan antara: i. Perseroan (sebagai “Debitur”) dengan ii. PT Bank Bukopin, Tbk. ( sebagai “Bank”) Perjanjian Kredit Bukopin No. 64/31 Maret 2016 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk memberikan pinjaman uang kepada Debitur sebesar Rp. 45.000.000.000 ( empat puluh lima miliar Rupiah).

115

Menyewakan asset yang dijaminkan di Bank kepada pihak lain, kecuali untuk operasional usaha.

Melakukan perubahan anggaran dasar, merubah susunan pengurus, perubahan/pengalihan kepemilikan saham, perubahan struktur permodalan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas CTC Refinancing diberikan untuk jangka waktu 84 (delapan puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan akad kredit yaitu tanggal 7 November 2014 sampai dengan tanggal 7 November 2021.

d. Jaminan

Debitur menyerahkan kepada Bank jaminan-jaminan Agunan yang diberikan untuk menjamin fasilitas Perjanjian KI BRI atas nama Debitur sebagai berikut: Tanah dan bangunan Jungleland Adventure Theme Park di Jl.

Jungleland Boulevard, Kawasan Sentul Nirwana, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. - Tanah Jungleland (exist land), luas 230.827 m2 (dua ratus

tiga puluh ribu delapan ratus dua puluh tujuh meter persegi).

- Tanah yang belum dikembangkan, luas 126.173 M2 (seratus dua puluh enam ribu seratus tujuh puluh tiga meter persegi)

Bangunan dan infrastruktur investasi baru CTC. Yang seluruhnya akan dipasang dengan Hak Tanggungan Peringkat I (pertama) sebesar Rp. 1.195.000.000.000,- (satu triliun seratus sembilan puluh lima miliar Rupiah).

Wahana, rides, mechanical dan electrical serta inventaris yang seluruhnya akan dipasang fidusia baru sebesar Rp. 264.913.000.000 (dua ratus enam puluh empat miliar sembilan ratus tiga belas juta Rupiah).

e. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri jakarta Pusat, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

f. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

15. Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 64 tanggal 31 Maret 2016 yang dibuat dihadapan

Notaris Tri Firdaus Akbarsyah, SH., Notaris di Jakarta (“Perjanjian Kredit Bukopin No. 64/31 Maret 2016”)

Berdasarkan Perjanjian Kredit Bukopin No. 64/31 Maret 2016 yang ditandatangani oleh dan antara: i. Perseroan (sebagai “Debitur”) dengan ii. PT Bank Bukopin, Tbk. ( sebagai “Bank”) Perjanjian Kredit Bukopin No. 64/31 Maret 2016 ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

Bank telah setuju untuk memberikan pinjaman uang kepada Debitur sebesar Rp. 45.000.000.000 ( empat puluh lima miliar Rupiah).

b. Pokok Perjanjian Kredit Bukopin No. 64/31 Maret 2016

1. Pada pokoknya, Perjanjian Kredit Bukopin No. 64/31 Maret 2016 ini mengatur bahwa Bank memberikan fasilitas kredit kepada Debitur berupa Fasilitas Kredit Investasi yang berbentuk Pinjaman Installment, yang bersifat kredit Uncommited, dengan jumlah plafond sebesar Rp.45.000.000.000,- (empat puluh lima miliar Rupiah) sebagaimana ternyata dalam Rekening Koran Debitur yang dikeluarkan Bank dengan Cheque, Giro Bilyet, Surat Aksep, pemindah-bukuan, Surat Tanda Penerimaan Uang dan surat perintah bayar lainnya yang ditentukan oleh Bank.

2. Suku bunga sebesar 13% per tahun, Provisi sebesar 1% dari plafond, biaya administrasi atas pinjaman sebesar 1‰ dari plafond dibayar lunas dimuka sekaligus, denda keterlambatan sebesar 2% perbulan dari total kewajiban tertunda, dihitung secara harian;

3. Selama Debitur masih berutang kepada Bank, maka Debitur wajib

mempergunakan pinjaman/kredit/utang ini khusus untuk refinancing The Jungle Water Park Bogor;

4. Seluruh revenue dan pendapatan tiket masuk The Jungle Water Park masuk

di rekening Debitur di Bank;

5. Melakukan pelunasan fasilitas kredit nomor pinjaman 1100002301 dengan sisa oustanding Rp. 39.464.666.667,-;

6. Menjaga rasio jaminan 1 : 1,25 dari nilai likuidasi;

7. Selama masih ada yang terhutang kepada Bank, maka Debitur :

Tidak diperkenankan memberikan pinjaman kepada anggota group

yang lain atau kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan bidang usaha.

Tidak diperkenankan melakukan pembayaran dan/atau pelunasan

atas pinjaman yang diperoleh dari pemegang saham;

Memberitahukan secara tertulis kepada bank atas setiap perubahan Anggaran Dasar, namun untuk perubahan pemegang saham harus mendapat persetujuan tertulis dari Bank serta wajib menyerahkan 1 (satu) salinan perubahan tersebut berikut surat keputusan (jika ada) kepada Bank selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal perubahan dilakukan.

c. Jangka Waktu

Fasilitas Kredit Bukopin No. 64/31 Maret 2016 diberikan untuk jangka waktu 60 (enam puluh) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan kredit yaitu tanggal 31 Maret 2016 sampai dengan tanggal 31 Maret 2021.

d. Penyelesaian Perselisihan Para Pihak setuju dan sepakat untuk memilih domisili yang tetap di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, akan tetapi tidak mengurangi hak Bank untuk melakukan upaya hukum di pengadilan-pengadilan manapun juga yang dipandang baik oleh Bank sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

116

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan

Untuk menjamin kepastian guna ketertiban pembayaran lunas hutang Debitur kepada Bank, maka Debitur menerangkan dengan ini menjaminkan :

1. HGB No.1715/Mulyaharja; 2. HGB No.1714/Mulyaharja; 3. HGB No.1712/Mulyaharja; 4. HGB No.1708/Mulyaharja; 5. HGB No.1710/Mulyaharja; 6. HGB No.1574/Mulyaharja; 7. HGB No.1521/Mulyaharja; 8. HGB No.1522/Mulyaharja; 9. HGB No.1523/Mulyaharja; 10. HGB No.1719/Mulyaharja; 11. HGB No.1717/Mulyaharja; 12. HGB No. 770/Pamoyanan; 13. 50 unit Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (SHMSRS) tercatat

atas nama Debitur (unit condotel Tower D Aston Bogor Hotel & Resort) sebagai berikut: 1. SHMSRS No.135/Tower D-1/01; 2. SHMSRS No.127/Tower D-1/02; 3. SHMSRS No.108/Tower D-1/03; 4. SHMSRS No.115/Tower D-1/05; 5. SHMSRS No.107/Tower D-1/06; 6. SHMSRS No.91/Tower D-1/07; 7. SHMSRS No.168/Tower D-1/08; 8. SHMSRS No.171/Tower D-1/09; 9. SHMSRS No.89/Tower D-1/10; 10. SHMSRS No.173/Tower D-1/11; 11. SHMSRS No.153/Tower D-1/12; 12. SHMSRS No.131/Tower D-1/15; 13. SHMSRS No.170/Tower D-1/16; 14. SHMSRS No.133/Tower D-1/17; 15. SHMSRS No.182/Tower D-1/18; 16. SHMSRS No.140/Tower D-1/19; 17. SHMSRS No.137/Tower D-1/20; 18. SHMSRS No.151/Tower D-1/21; 19. SHMSRS No.174/Tower D-1/22; 20. SHMSRS No.110/Tower D-1/23; 21. SHMSRS No.129/Tower D-2/01; 22. SHMSRS No.126/Tower D-2/012; 23. SHMSRS No.163/Tower D-2/03; 24. SHMSRS No.141/Tower D-2/05; 25. SHMSRS No.175/Tower D-2/06; 26. SHMSRS No.154/Tower D-2/07; 27. SHMSRS No.150/Tower D-2/08; 28. SHMSRS No.117/Tower D-2/09; 29. SHMSRS No.138/Tower D-2/10; 30. SHMSRS No.114/Tower D-2/11; 31. SHMSRS No.95/Tower D-2/12; 32. SHMSRS No.148/Tower D-2/15; 33. SHMSRS No.104/Tower D-2/21; 34. SHMSRS No.111/Tower D-2/22; 35. SHMSRS No.166/Tower D-2/23;

117

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

f. Jaminan

Untuk menjamin kepastian guna ketertiban pembayaran lunas hutang Debitur kepada Bank, maka Debitur menerangkan dengan ini menjaminkan :

1. HGB No.1715/Mulyaharja; 2. HGB No.1714/Mulyaharja; 3. HGB No.1712/Mulyaharja; 4. HGB No.1708/Mulyaharja; 5. HGB No.1710/Mulyaharja; 6. HGB No.1574/Mulyaharja; 7. HGB No.1521/Mulyaharja; 8. HGB No.1522/Mulyaharja; 9. HGB No.1523/Mulyaharja; 10. HGB No.1719/Mulyaharja; 11. HGB No.1717/Mulyaharja; 12. HGB No. 770/Pamoyanan; 13. 50 unit Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (SHMSRS) tercatat

atas nama Debitur (unit condotel Tower D Aston Bogor Hotel & Resort) sebagai berikut: 1. SHMSRS No.135/Tower D-1/01; 2. SHMSRS No.127/Tower D-1/02; 3. SHMSRS No.108/Tower D-1/03; 4. SHMSRS No.115/Tower D-1/05; 5. SHMSRS No.107/Tower D-1/06; 6. SHMSRS No.91/Tower D-1/07; 7. SHMSRS No.168/Tower D-1/08; 8. SHMSRS No.171/Tower D-1/09; 9. SHMSRS No.89/Tower D-1/10; 10. SHMSRS No.173/Tower D-1/11; 11. SHMSRS No.153/Tower D-1/12; 12. SHMSRS No.131/Tower D-1/15; 13. SHMSRS No.170/Tower D-1/16; 14. SHMSRS No.133/Tower D-1/17; 15. SHMSRS No.182/Tower D-1/18; 16. SHMSRS No.140/Tower D-1/19; 17. SHMSRS No.137/Tower D-1/20; 18. SHMSRS No.151/Tower D-1/21; 19. SHMSRS No.174/Tower D-1/22; 20. SHMSRS No.110/Tower D-1/23; 21. SHMSRS No.129/Tower D-2/01; 22. SHMSRS No.126/Tower D-2/012; 23. SHMSRS No.163/Tower D-2/03; 24. SHMSRS No.141/Tower D-2/05; 25. SHMSRS No.175/Tower D-2/06; 26. SHMSRS No.154/Tower D-2/07; 27. SHMSRS No.150/Tower D-2/08; 28. SHMSRS No.117/Tower D-2/09; 29. SHMSRS No.138/Tower D-2/10; 30. SHMSRS No.114/Tower D-2/11; 31. SHMSRS No.95/Tower D-2/12; 32. SHMSRS No.148/Tower D-2/15; 33. SHMSRS No.104/Tower D-2/21; 34. SHMSRS No.111/Tower D-2/22; 35. SHMSRS No.166/Tower D-2/23;

36. SHMSRS No.87/Tower D-3/06; 37. SHMSRS No.180/Tower D-3/07; 38. SHMSRS No.106/Tower D-3/22; 39. SHMSRS No.178/Tower D-5/21; 40. SHMSRS No.159/Tower D-5/22; 41. SHMSRS No.113/Tower D-6/01; 42. SHMSRS No.109/Tower D-6/02; 43. SHMSRS No.157/Tower D-6/03; 44. SHMSRS No.145/Tower D-5/05; 45. SHMSRS No.152/Tower D-6/06; 46. SHMSRS No.144/Tower D-6/07; 47. SHMSRS No.181/Tower D-6/08; 48. SHMSRS No.121/Tower D-6/09; 49. SHMSRS No.142/Tower D-6/10; 50. SHMSRS No.176/Tower D-6/11.

13. ASET TETAP YANG DIMILIKI ATAU DIKUASAI PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN

Tanah Yang Dimiliki Dan Dikuasai Oleh Perseroan

1. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1521, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Agraria Kabupaten Bogor pada tanggal 1 Oktober 1981, yang terletak di Desa Mulyaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 8.075 m², dengan Gambar Situasi Nomor 11269/1981 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Agraria Kabupaten Bogor pada tanggal 18 September 1981, berakhirnya hak pada tanggal 5 Juli 2039, selanjutnya disebut “HGB No.1521/Mulyaharja”.

2. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1522, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Agraria KDH Tingkat II Bogor pada tanggal 24 Juni 1987, yang terletak di Desa Mulyaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 1.530 m², dengan Gambar Situasi Nomor 4246/1987 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Agraria KDH Tingkat II Bogor pada tanggal 11 April 1987, berakhirnya hak pada tanggal 5 Juli 2039, selanjutnya disebut “HGB No.1522/Mulyaharja”.

3. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1523, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Agraria KDH Tingkat II Bogor pada tanggal 15 Juni 1987, yang terletak di Desa Mulyaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 2.010 m², dengan Gambar Situasi Nomor 4847/1987 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Agraria KDH Tingkat II Bogor pada tanggal 11 April 1987, berakhirnya hak pada tanggal 5 Juli 2039, selanjutnya disebut “HGB No.1523/Mulyaharja”.

4. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1712, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 8 Maret 2012, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 4.300 m², dengan Surat Ukur Nomor 209/Mulyaharja/2011 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 11 Oktober 2011, berakhirnya hak pada tanggal 27 September 2034, selanjutnya disebut “HGB No.1712/Mulyaharja”.

5. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1717, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 8 Maret 2012, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 4.706 m², dengan Surat Ukur Nomor 214/Mulyaharja/2011 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 11 Oktober 2011, berakhirnya hak pada tanggal 20 Desember 2036, selanjutnya disebut “HGB No.1717/Mulyaharja”.

6. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1719, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 8 Maret 2012, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, seluas 1.410 m², dengan Surat Ukur Nomor 216/Mulyaharja/2011 yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Bogor tanggal 11 Oktober 2011, berakhirnya hak pada tanggal 27 Agustus 2039, selanjutnya disebut “HGB No.1719/Mulyaharja”.

118

7. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 770, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 25 November 2010, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 17.675 m², dengan Surat Ukur Nomor 194/Pamoyanan/2010 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 18 Nopember 2010, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039, selanjutnya disebut “HGB No.770/Pamoyanan”.

8. Perseroan memiliki hak atas satuan rumah susun berdasarkan Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah

Susun (“SHMSRS”) sebagai berikut :

a. SHMSRS No.89/Tower D-1/10, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), selanjutnya disebut “SHMSRS No.89/Tower D-1/10”.

b. SHMSRS No.91/Tower D-1/07, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), selanjutnya disebut “SHMSRS No.91/Tower D-1/07”.

c. SHMSRS No.107/Tower D-1/06, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), selanjutnya disebut “SHMSRS No.107/Tower D-1/06”.

d. SHMSRS No.108/Tower D-1/03, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), selanjutnya disebut “SHMSRS No.108/Tower D-1/03”.

e. SHMSRS No.127/Tower D-1/02, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), selanjutnya disebut “SHMSRS No.127/Tower D-1/02”.

f. SHMSRS No.131/Tower D-1/15, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), selanjutnya disebut “SHMSRS No.131/Tower D-1/15”.

g. SHMSRS No.133/Tower D-1/17, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.133/Tower D-1/17”.

119

7. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 770, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 25 November 2010, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 17.675 m², dengan Surat Ukur Nomor 194/Pamoyanan/2010 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 18 Nopember 2010, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039, selanjutnya disebut “HGB No.770/Pamoyanan”.

8. Perseroan memiliki hak atas satuan rumah susun berdasarkan Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah

Susun (“SHMSRS”) sebagai berikut :

a. SHMSRS No.89/Tower D-1/10, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), selanjutnya disebut “SHMSRS No.89/Tower D-1/10”.

b. SHMSRS No.91/Tower D-1/07, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), selanjutnya disebut “SHMSRS No.91/Tower D-1/07”.

c. SHMSRS No.107/Tower D-1/06, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), selanjutnya disebut “SHMSRS No.107/Tower D-1/06”.

d. SHMSRS No.108/Tower D-1/03, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), selanjutnya disebut “SHMSRS No.108/Tower D-1/03”.

e. SHMSRS No.127/Tower D-1/02, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), selanjutnya disebut “SHMSRS No.127/Tower D-1/02”.

f. SHMSRS No.131/Tower D-1/15, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), selanjutnya disebut “SHMSRS No.131/Tower D-1/15”.

g. SHMSRS No.133/Tower D-1/17, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.133/Tower D-1/17”.

h. SHMSRS No.135/Tower D-1/01, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.135/Tower D-1/01”.

i. SHMSRS No.137/Tower D-1/20, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.137/Tower D-1/20”.

j. SHMSRS No.140/Tower D-1/19, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.140/Tower D-1/19”.

k. SHMSRS No.141/Tower D-2/05, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.141/Tower D-2/05”.

l. SHMSRS No.153/Tower D-1/12, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.153/Tower D-1/12”.

m. SHMSRS No.154/Tower D-2/07, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.154/Tower D-2/07”.

n. SHMSRS No.115/Tower D-1/05, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.115/Tower D-1/05”.

120

o. SHMSRS No.168/Tower D-1/08, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.168/Tower D-1/08”.

p. SHMSRS No.170/Tower D-1/16, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.170/Tower D-1/16”.

q. SHMSRS No.171/Tower D-1/09, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.171/Tower D-1/09”.

r. SHMSRS No.173/Tower D-1/11, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.173/Tower D-1/11”.

s. SHMSRS No.175/Tower D-2/06, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.175/Tower D-2/06”.

t. SHMSRS No.182/Tower D-1/18, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.182/Tower D-1/18”.

u. SHMSRS No.151/Tower D-1/21, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 65,00 m² (enam puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.151/Tower D-1/21”.

121

o. SHMSRS No.168/Tower D-1/08, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.168/Tower D-1/08”.

p. SHMSRS No.170/Tower D-1/16, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.170/Tower D-1/16”.

q. SHMSRS No.171/Tower D-1/09, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.171/Tower D-1/09”.

r. SHMSRS No.173/Tower D-1/11, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.173/Tower D-1/11”.

s. SHMSRS No.175/Tower D-2/06, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.175/Tower D-2/06”.

t. SHMSRS No.182/Tower D-1/18, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.182/Tower D-1/18”.

u. SHMSRS No.151/Tower D-1/21, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 65,00 m² (enam puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.151/Tower D-1/21”.

v. SHMSRS No.174/Tower D-1/22, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 65,00 m² (enam puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.174/Tower D-1/22”.

w. SHMSRS No.110/Tower D-1/23, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 65,00 m² (enam puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.110/Tower D-1/23”.

x. SHMSRS No.129/Tower D-2/01, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.129/Tower D-2/01”.

y. SHMSRS No.126/Tower D-2/012, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.126/Tower D-2/012”.

z. SHMSRS No.163/Tower D-2/03, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.163/Tower D-2/03”.

aa. SHMSRS No.150/Tower D-2/08, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.150/Tower D-2/08”.

bb. SHMSRS No.117/Tower D-2/09, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.117/Tower D-2/09”.

122

cc. SHMSRS No.138/Tower D-2/10, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.138/Tower D-2/10”.

dd. SHMSRS No.114/Tower D-2/11, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.114/Tower D-2/11”.

ee. SHMSRS No.95/Tower D-2/12, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.95/Tower D-2/12”.

ff. SHMSRS No.148/Tower D-2/15, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.148/Tower D-2/15”.

gg. SHMSRS No.104/Tower D-2/21, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 66,00 m² (enam puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.104/Tower D-2/21”.

hh. SHMSRS No.111/Tower D-2/22, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 65,00 m² (enam puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.111/Tower D-2/22”.

ii. SHMSRS No.166/Tower D-2/23, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 65,00 m² (enam puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.166/Tower D-2/23”.

123

cc. SHMSRS No.138/Tower D-2/10, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.138/Tower D-2/10”.

dd. SHMSRS No.114/Tower D-2/11, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.114/Tower D-2/11”.

ee. SHMSRS No.95/Tower D-2/12, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.95/Tower D-2/12”.

ff. SHMSRS No.148/Tower D-2/15, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.148/Tower D-2/15”.

gg. SHMSRS No.104/Tower D-2/21, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 66,00 m² (enam puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.104/Tower D-2/21”.

hh. SHMSRS No.111/Tower D-2/22, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 65,00 m² (enam puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.111/Tower D-2/22”.

ii. SHMSRS No.166/Tower D-2/23, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 65,00 m² (enam puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.166/Tower D-2/23”.

jj. SHMSRS No.178/Tower D-5/21, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 65,00 m² (enam puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.178/Tower D-5/21”.

kk. SHMSRS No.159/Tower D-5/22, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 65,00 m² (enam puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.159/Tower D-5/22”.

ll. SHMSRS No.113/Tower D-6/01, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 42,00 m² (empat puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.113/Tower D-6/01”.

mm. SHMSRS No.109/Tower D-6/02, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 65,00 m² (enam puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.109/Tower D-6/02”.

nn. SHMSRS No.157/Tower D-6/03, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 42,00 m² (empat puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.157/Tower D-6/03”.

oo. SHMSRS No.145/Tower D-5/05, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 42,00 m² (empat puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.145/Tower D-5/05”.

pp. SHMSRS No.152/Tower D-6/06, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 42,00 m² (empat puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.152/Tower D-6/06”.

124

qq. SHMSRS No.144/Tower D-6/07, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 42,00 m² (empat puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.144/Tower D-6/07”.

rr. SHMSRS No.181/Tower D-6/08, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 42,00 m² (empat puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.181/Tower D-6/08”.

ss. SHMSRS No.121/Tower D-6/09, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 42,00 m² (empat puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.121/Tower D-6/09”.

tt. SHMSRS No.142/Tower D-6/10, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 42,00 m² (empat puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.142/Tower D-6/10”.

uu. SHMSRS No.176/Tower D-6/11, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 42,00 m² (empat puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.176/Tower D-6/11”.

vv. SHMSRS No.106/Tower D-3/22, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 65,00 m² (enam puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.106/Tower D-3/22”.

ww. SHMSRS No.87/Tower D-3/06, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.87/Tower D-3/06”.

125

qq. SHMSRS No.144/Tower D-6/07, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 42,00 m² (empat puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.144/Tower D-6/07”.

rr. SHMSRS No.181/Tower D-6/08, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 42,00 m² (empat puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.181/Tower D-6/08”.

ss. SHMSRS No.121/Tower D-6/09, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 42,00 m² (empat puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.121/Tower D-6/09”.

tt. SHMSRS No.142/Tower D-6/10, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 42,00 m² (empat puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.142/Tower D-6/10”.

uu. SHMSRS No.176/Tower D-6/11, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 42,00 m² (empat puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.176/Tower D-6/11”.

vv. SHMSRS No.106/Tower D-3/22, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 65,00 m² (enam puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.106/Tower D-3/22”.

ww. SHMSRS No.87/Tower D-3/06, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.87/Tower D-3/06”.

xx. SHMSRS No.180/Tower D-3/07, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Bogor pada tanggal 9 Desember 2011, yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 36,00 m² (tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.193/Pamoyanan/2010, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9Desember 2011, berakhirnya hak pada tanggal 21 Agustus 2039 (Berdasarkan atas Hak Atas Tanah Bersama, HGB No.769), Akta Pemisahan No.01/GAP-BNR/Busdev/X/2010 tertanggal 4 Oktober 2010 disahkan oleh Seketaris Daerah Kota Bogor No.640.45-27 Tahun 2011 tertanggal 23 Februari 2011, selanjutnya disebut “SHMSRS No.180/Tower D-3/07”.

9. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1715, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 8 Maret 2012, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 27.703 m², dengan Surat Ukur Nomor 212/Mulyaharja/2011 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 11 Oktober 2011, berakhirnya hak pada tanggal 20 Desember 2036, selanjutnya disebut “HGB No.1715/Mulyaharja”.

10. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1835, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 30 Maret 2012, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 949 m², dengan Surat Ukur Nomor 43/Mulyaharja/2012 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 12 Maret 2012, berakhirnya hak pada tanggal 27 September 2034, selanjutnya disebut “HGB No.1835/Mulyaharja”.

11. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1836, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 30 Maret 2012, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 3.435 m², dengan Surat Ukur Nomor 59/Mulyaharja/2012 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 12 Maret 2012, berakhirnya hak pada tanggal 27 September 2039, selanjutnya disebut “HGB No.1836/Mulyaharja”.

12. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 331, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 30 Mei 2000, yang terletak di Desa Ranggamekar, Kecamatan Bogor Selatan, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 510 m², dengan Surat Ukur Nomor 200/RGM/1999 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Kotamadya Bogor pada tanggal 4 Desember 1999, berakhirnya hak pada tanggal 24 Juni 2032, selanjutnya disebut “HGB No.331/Ranggamekar” atau “Sertifikat H/5”.

13. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1468, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 13 April 2009, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 114 m², dengan Surat Ukur Nomor 207/Mulyaharja/2009 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 25 Maret 2009, berakhirnya hak pada tanggal 13 Oktober 2035, selanjutnya disebut “HGB No.1468/Mulyaharja” atau “Sertifikat Blok D No.19”.

14. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1469, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 13 April 2009, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 98 m², dengan Surat Ukur Nomor 208/Mulyaharja/2009 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 25 Maret 2009, berakhirnya hak pada tanggal 13 Oktober 2035, selanjutnya disebut “HGB No.1469/Mulyaharja” atau “Sertifikat Blok D No.18”.

15. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1572, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 20 November 2009, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 11.437 m², dengan Surat Ukur Nomor 326/Mulyaharja/2009 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 November 2009, berakhirnya hak pada tanggal 27 Agustus 2039, selanjutnya disebut “HGB No.1572/Mulyaharja”.

16. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1574, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 20 November 2009, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 5.689 m², dengan Surat Ukur Nomor 328/Mulyaharja/2009 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 9 November 2009, berakhirnya hak pada tanggal 27 Agustus 2036, selanjutnya disebut “HGB No.1574/Mulyaharja”.

126

17. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1708, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 8 Maret 2012, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 48 m², dengan Surat Ukur Nomor 205/Mulyaharja/2011 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 11 Oktober 2011, berakhirnya hak pada tanggal 27 September 2034, selanjutnya disebut “HGB No.1708/Mulyaharja”.

18. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1710, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 8 Maret 2012, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 847 m², dengan Surat Ukur Nomor 207/Mulyaharja/2011 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 11 Oktober 2011, berakhirnya hak pada tanggal 27 September 2034, selanjutnya disebut “HGB No.1710/Mulyaharja”.

19. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1714, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 8 Maret 2012, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 648 m², dengan Surat Ukur Nomor 211/Mulyaharja/2011 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 11 Oktober 2011, berakhirnya hak pada tanggal 4 November 2034, selanjutnya disebut “HGB No.1714/Mulyaharja”.

20. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 105, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 17 Oktober 2003, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 9.950 m², dengan Surat Ukur Nomor 42/Mulyaharja/2003 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 3 September 2003, berakhirnya hak pada tanggal 24 September 2024, selanjutnya disebut “HGB No.105/Mulyaharja”.

21. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 657, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 8 September 2006, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 17.851 m², dengan Surat Ukur Nomor 276/Mulyaharja/2006 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 5 September 2006, berakhirnya hak pada tanggal 24 September 2024, selanjutnya disebut “HGB No.657/Mulyaharja”.

22. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 243, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 28 Juli 1999, yang terletak di Kelurahan Ranggamekar, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 382 m², dengan Surat Ukur Nomor 68/RGM/1999 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 25 Mei 1999, berakhirnya hak pada tanggal 24 Juni 2032, selanjutnya disebut “HGB No.243/Ranggamekar”.

23. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 610, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 14 September 2006, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 164 m², dengan Surat Ukur Nomor 226/Mulyaharja/2006 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 28 Juli 2006, berakhirnya hak pada tanggal 10 Januari 2036, selanjutnya disebut “HGB No.610/Mulyaharja”.

24. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 579, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 8 September 2006, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 299 m², dengan Surat Ukur Nomor 195/Mulyaharja/2006 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 28 Juli 2006, berakhirnya hak pada tanggal 27 September 2034, selanjutnya disebut “HGB No.579/Mulyaharja”.

25. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 611, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 14 September 2006, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 494 m², dengan Surat Ukur Nomor 227/Mulyaharja/2006 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 28 Juli 2006, berakhirnya hak pada tanggal 10 Januari 2036, selanjutnya disebut “HGB No.611/Mulyaharja”.

127

17. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1708, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 8 Maret 2012, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 48 m², dengan Surat Ukur Nomor 205/Mulyaharja/2011 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 11 Oktober 2011, berakhirnya hak pada tanggal 27 September 2034, selanjutnya disebut “HGB No.1708/Mulyaharja”.

18. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1710, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 8 Maret 2012, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 847 m², dengan Surat Ukur Nomor 207/Mulyaharja/2011 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 11 Oktober 2011, berakhirnya hak pada tanggal 27 September 2034, selanjutnya disebut “HGB No.1710/Mulyaharja”.

19. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1714, dikeluarkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 8 Maret 2012, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 648 m², dengan Surat Ukur Nomor 211/Mulyaharja/2011 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 11 Oktober 2011, berakhirnya hak pada tanggal 4 November 2034, selanjutnya disebut “HGB No.1714/Mulyaharja”.

20. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 105, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 17 Oktober 2003, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 9.950 m², dengan Surat Ukur Nomor 42/Mulyaharja/2003 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 3 September 2003, berakhirnya hak pada tanggal 24 September 2024, selanjutnya disebut “HGB No.105/Mulyaharja”.

21. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 657, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 8 September 2006, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 17.851 m², dengan Surat Ukur Nomor 276/Mulyaharja/2006 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 5 September 2006, berakhirnya hak pada tanggal 24 September 2024, selanjutnya disebut “HGB No.657/Mulyaharja”.

22. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 243, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 28 Juli 1999, yang terletak di Kelurahan Ranggamekar, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 382 m², dengan Surat Ukur Nomor 68/RGM/1999 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 25 Mei 1999, berakhirnya hak pada tanggal 24 Juni 2032, selanjutnya disebut “HGB No.243/Ranggamekar”.

23. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 610, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 14 September 2006, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 164 m², dengan Surat Ukur Nomor 226/Mulyaharja/2006 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 28 Juli 2006, berakhirnya hak pada tanggal 10 Januari 2036, selanjutnya disebut “HGB No.610/Mulyaharja”.

24. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 579, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 8 September 2006, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 299 m², dengan Surat Ukur Nomor 195/Mulyaharja/2006 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 28 Juli 2006, berakhirnya hak pada tanggal 27 September 2034, selanjutnya disebut “HGB No.579/Mulyaharja”.

25. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 611, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 14 September 2006, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 494 m², dengan Surat Ukur Nomor 227/Mulyaharja/2006 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 28 Juli 2006, berakhirnya hak pada tanggal 10 Januari 2036, selanjutnya disebut “HGB No.611/Mulyaharja”.

26. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 612, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 14 September 2006, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 476 m², dengan Surat Ukur Nomor 228/Mulyaharja/2006 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 28 Juli 2006, berakhirnya hak pada tanggal 10 Januari 2036, selanjutnya disebut “HGB No.612/Mulyaharja”.

27. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 613, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 14 September 2006, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 298 m², dengan Surat Ukur Nomor 229/Mulyaharja/2006 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 28 Juli 2006, berakhirnya hak pada tanggal 10 Januari 2036, selanjutnya disebut “HGB No.613/Mulyaharja”.

28. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 614, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 14 September 2006, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 547 m², dengan Surat Ukur Nomor 230/Mulyaharja/2006 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 28 Juli 2006, berakhirnya hak pada tanggal 10 Januari 2036, selanjutnya disebut “HGB No.614/Mulyaharja”.

29. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 635, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 14 September 2006, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 292 m², dengan Surat Ukur Nomor 251/Mulyaharja/2006 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 28 Juli 2006, berakhirnya hak pada tanggal 10 Januari 2036, selanjutnya disebut “HGB No.635/Mulyaharja”.

30. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 591, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 14 September 2006, yang terletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 504 m², dengan Surat Ukur Nomor 207/Mulyaharja/2006 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal 28 Juli 2006, berakhirnya hak pada tanggal 10 Januari 2036, selanjutnya disebut “HGB No.591/Mulyaharja”.

31. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah Untuk

Kepentingan Swasta (“SPH”), Nomor 593.82/35-Bosel tertanggal 25 Mei 2007, dari Ristuningsih yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 1705 , Persil No. 56, Klas II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 3.950 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ristuningsih telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 141.600.000,- (seratus empat puluh satu juta enam ratus ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/35-Bosel”.

32. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/069-Bosel tertanggal 13 Maret 2009,

dari H. Abdullah yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 303 , Persil No. 56.a, Klas S.II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 1.517 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, H. Abdullah telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 85.000.000,- (delapan puluh lima juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/069-Bosel”.

33. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/143-Bosel tertanggal 28 Mei 2007 dari

H. Kosasih yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 542, Persil No. 56, Klas S.III, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 397 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, H. Kosasih telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 85.000.000,- (delapan puluh lima juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/143-Bosel”.

128

34. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/209-Bosel tertanggal 28 Mei 2007 dari H. Sobari yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 1746, Persil No. 56, Klas S.III, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 1.480 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, H. Sobari telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 56.840.000,- (lima puluh enam juta delapan ratus empat puluh ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/209-Bosel”.

35. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/293-Bosel tertanggal 5 Juni 2008 dari

Tuty Harjani yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 1469, Persil No. 56.S.III, Klas III, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 4.653 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Tuty Harjani telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 935.000.000,- (Sembilan ratus tiga puluh lima juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/293-Bosel”.

36. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/291-Bosel tertanggal 5 Juni 2008 dari

Phang Eng Lie yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 1469, Persil No. 56.S.III, Klas III, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 2.645 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Phang Eng Lie telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 169.500.000,- (seratus enam puluh Sembilan juta lima ratus ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/291-Bosel”.

37. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/292-Bosel tertanggal 5 Juni 2008 dari

Tuty Harjani yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 1469, Persil No. 56.S.III, Klas III, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 845 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Tuty Harjani telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 169.000.000,- (seratus enam puluh sembilan juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/292-Bosel”.

38. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/468-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

Ny. RD. Rukoyah yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 1540/3118, Persil No. 56.S.III, Klas III/076, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 2.595 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ny. RD. Rukoyah telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 520.000.000,- (lima ratus dua puluh juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/468-Bosel”.

39. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/467-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

Ernawati yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 1540/3118, Persil No. 56.S.III, Klas III/076, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 7.950 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ernawati telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 1.590.000.000,- (satu miliar lima ratus Sembilan puluh juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/467-Bosel”.

40. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/199-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

H. Karim yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 860, Persil No. 56.S.II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 1.721 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, H. Karim telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 112.500.000,- (seratus dua belas juta lima ratus ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/199-Bosel”.

129

34. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/209-Bosel tertanggal 28 Mei 2007 dari H. Sobari yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 1746, Persil No. 56, Klas S.III, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 1.480 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, H. Sobari telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 56.840.000,- (lima puluh enam juta delapan ratus empat puluh ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/209-Bosel”.

35. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/293-Bosel tertanggal 5 Juni 2008 dari

Tuty Harjani yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 1469, Persil No. 56.S.III, Klas III, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 4.653 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Tuty Harjani telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 935.000.000,- (Sembilan ratus tiga puluh lima juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/293-Bosel”.

36. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/291-Bosel tertanggal 5 Juni 2008 dari

Phang Eng Lie yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 1469, Persil No. 56.S.III, Klas III, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 2.645 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Phang Eng Lie telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 169.500.000,- (seratus enam puluh Sembilan juta lima ratus ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/291-Bosel”.

37. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/292-Bosel tertanggal 5 Juni 2008 dari

Tuty Harjani yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 1469, Persil No. 56.S.III, Klas III, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 845 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Tuty Harjani telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 169.000.000,- (seratus enam puluh sembilan juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/292-Bosel”.

38. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/468-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

Ny. RD. Rukoyah yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 1540/3118, Persil No. 56.S.III, Klas III/076, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 2.595 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ny. RD. Rukoyah telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 520.000.000,- (lima ratus dua puluh juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/468-Bosel”.

39. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/467-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

Ernawati yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 1540/3118, Persil No. 56.S.III, Klas III/076, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 7.950 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ernawati telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 1.590.000.000,- (satu miliar lima ratus Sembilan puluh juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/467-Bosel”.

40. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/199-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

H. Karim yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 860, Persil No. 56.S.II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 1.721 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, H. Karim telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 112.500.000,- (seratus dua belas juta lima ratus ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/199-Bosel”.

41. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/198-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari Ucih Binti H. Abdul Karim yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 662, Persil No. 56.S.II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 733 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ucih Binti H. Abdul Karim telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 61.000.000,- (enam puluh satu juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/198-Bosel”.

42. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/172-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

H. Rosid yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 302-0496.0, Persil No. 59.a.S.III, Kelas III – A32, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 796 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, H. Rosid telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 38.500.000,- (tiga puluh delapan juta lima ratus juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/172-Bosel”.

43. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/192-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

Utom alias Bustomi yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C. 0.1469, Persil No. 59.a.S.I, Kelas I, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 1.208 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Utom alias Bustomi telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 100.500.000,- (seratus juta lima ratus ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/192-Bosel”.

44. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/203-Bosel tertanggal 20 Desember

2006 dari Aja Bin Saman yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.23-0369, Persil No. 59.a.S.I, Kelas I/A32, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 130 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Aja Bin Saman telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 6.500.000,- (enam juta lima ratus ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/203-Bosel”.

45. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/204-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

Dadang Rohman yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.1995, Persil No. 59, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 1.658 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Dadang Rohman telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 141.000.000,- (seratus empat puluh satu juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/204-Bosel”.

46. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/65-Bosel tertanggal 25 Mei 2007 dari

Mohamad Taufiq yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.1523/2804, Persil No. 59, Klas S.II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 1.496 m2 terletak di Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Mohamad Taufiq telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 71.808.000,- (tujuh puluh satu juta delapan ratus delapan ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/65-Bosel”.

47. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/171-Bosel tertanggal 20 Desember

2006 dari Rosid yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.302-SPPT.0497.0, Persil No. 59.a.S.III, Kelas III-A32, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 530 m2 terletak di Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Rosid telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 25.500.000,- (dua puluh lima juta lima ratus ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/171-Bosel”.

130

48. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/24-Bosel tertanggal 25 Mei 2007 dari Ade Heryanto yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.294, Persil No. 60.b, Kelas S.II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 2.749 m2 terletak di blok 006 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ade Heryanto telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 103.152.000,- (seratus tiga juta seratus lima puluh dua ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/24-Bosel”.

49. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/207-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

Makmun yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. 1269, Persil No. 59.S.II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 382 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Makmun telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 20.000.000,- (dua puluh juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/207-Bosel”.

50. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/239-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

Usen alias Husen yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.1702, Persil No. 59.S.III, Kelas III/A32, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 2.817 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Usen alias Husen telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 235.000.000,- (dua ratus tiga puluh lima juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/239-Bosel”.

51. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/201-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

Dedi yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. 48, Persil No. 59.S.II, Kelas II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 910 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Dedi telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 52.000.000,- (lima puluh dua juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/201-Bosel”.

52. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/084-Bosel tertanggal 11 April 2008 dari

Baban alias Aban Bin Rol yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.1269, Persil No. 59, Kelas S.II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 520 m2 terletak di Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Baban alias Aban Bin Rol telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 14.080.000,- (empat belas juta delapan puluh ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/084-Bosel”.

53. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/222-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

M. Jarnudin alias Ukat yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.302, Persil No. 59.S.II, Kelas II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 477 m2 terletak di Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, M. Jarnudin alias Ukat telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 33.500.000,- (tiga puluh tiga juta lima ratus ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/222-Bosel”.

54. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/56-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

H. Kosasih yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. 248, Persil No. 58.S.II, Kelas II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 664 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, H. Kosasih telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 31.872.000,- (tiga puluh satu juta delapan ratus tujuh puluh dua ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/56-Bosel”.

131

48. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/24-Bosel tertanggal 25 Mei 2007 dari Ade Heryanto yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.294, Persil No. 60.b, Kelas S.II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 2.749 m2 terletak di blok 006 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ade Heryanto telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 103.152.000,- (seratus tiga juta seratus lima puluh dua ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/24-Bosel”.

49. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/207-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

Makmun yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. 1269, Persil No. 59.S.II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 382 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Makmun telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 20.000.000,- (dua puluh juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/207-Bosel”.

50. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/239-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

Usen alias Husen yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.1702, Persil No. 59.S.III, Kelas III/A32, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 2.817 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Usen alias Husen telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 235.000.000,- (dua ratus tiga puluh lima juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/239-Bosel”.

51. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/201-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

Dedi yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. 48, Persil No. 59.S.II, Kelas II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 910 m2 terletak di blok 011 Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Dedi telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 52.000.000,- (lima puluh dua juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/201-Bosel”.

52. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/084-Bosel tertanggal 11 April 2008 dari

Baban alias Aban Bin Rol yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.1269, Persil No. 59, Kelas S.II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 520 m2 terletak di Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Baban alias Aban Bin Rol telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 14.080.000,- (empat belas juta delapan puluh ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/084-Bosel”.

53. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/222-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

M. Jarnudin alias Ukat yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.302, Persil No. 59.S.II, Kelas II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 477 m2 terletak di Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, M. Jarnudin alias Ukat telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 33.500.000,- (tiga puluh tiga juta lima ratus ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/222-Bosel”.

54. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/56-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

H. Kosasih yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. 248, Persil No. 58.S.II, Kelas II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 664 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, H. Kosasih telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 31.872.000,- (tiga puluh satu juta delapan ratus tujuh puluh dua ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/56-Bosel”.

55. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/213-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari Saleh yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.732, Persil No. 59.S.II, Kelas II, Berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 228 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Saleh telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 20.000.000,- (dua puluh juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/213-Bosel”.

56. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/192-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

Muhidin yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.23, Persil No. 60.b.S.II, seluas lebih kurang 119 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Muhidin telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 5.712.000,- (dua puluh juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/192-Bosel”.

57. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/064-Bosel tertanggal 11 April 2008 dari

Boih bin Sajiin yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.380, Persil No. 60.S.I, seluas lebih kurang 1.117 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Boih bin Sajiin telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 91.594.000,- (Sembilan puluh satu lima ratus sembilan puluh empat ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/064-Bosel”.

58. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/208-Bosel tertanggal 11 April 2008 dari

Fatimah yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.1546, Persil No. 59.S.II, seluas lebih kurang 1.870 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Fatimah telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 72.500.000,- (tujuh puluh dua juta lima ratus ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/208-Bosel”.

59. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/101-Bosel tertanggal 11 April 2008 dari

Muawiyah Askar yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. M.270, seluas lebih kurang 1.050 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Muawiyah Askar telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 67.200.000,- (enam puluh tujuh juta dua ratus ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/101-Bosel”.

60. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/098-Bosel tertanggal 11 April 2008 dari

Muawiyah Askar yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. M.271, seluas lebih kurang 155 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Muawiyah Askar telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 15.965.000,- (lima belas juta Sembilan ratus enam puluh lima ribu Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/098-Bosel”.

61. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/61-Bosel tertanggal 14 Maret 2011 dari

Acu Binti Sahala yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.1475, Persil No. 104.D.III, Klas III, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 478 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Acu Binti Sahala telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/61-Bosel”.

132

62. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/477-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari Ir. Hermono Sigit yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.47, Persil No. 106.b.S.III, Klas III/34, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 200 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ir. Hermono Sigit telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 40.000.000,- (empat puluh juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/477-Bosel”.

63. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/478-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

Ir. Hermono Sigit yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.1700, Persil No. 106.b.S.III, Klas III/34, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 300 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ir. Hermono Sigit telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 60.000.000,- (enam puluh juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/478-Bosel”.

64. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/479-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

Ir. Hermono Sigit yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.47, Persil No. 106.S.III, Klas III/34, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 150 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ir. Hermono Sigit telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 30.000.000,- (enam puluh juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/479-Bosel”.

65. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/476-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

Ir. Hermono Sigit yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.56, Persil No. 106.b.S.III, Klas III/34, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 500 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ir. Hermono Sigit telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/476-Bosel”.

66. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/482-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

Rudi Sugandi yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.47, Persil No. 59.S.II, Klas II, berjenis Tanah Kering, seluas lebih kurang 1.167 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Rudi Sugandi telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 55.000.000,- (lima puluh lima juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/482-Bosel”.

67. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/472-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

H. Maman Sukirman, Bsc yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.48, Persil No. 59.a.S, Klas II, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 200 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, H. Maman Sukirman, Bsc telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 45.000.000,- (empat puluh lima juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/472-Bosel”.

68. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/473-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

H. Maman Sukirman, Bsc yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.47, Persil No. 59.S.II, Klas II/077, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 624 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, H. Maman Sukirman, Bsc telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/473-Bosel”.

133

62. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/477-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari Ir. Hermono Sigit yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.47, Persil No. 106.b.S.III, Klas III/34, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 200 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ir. Hermono Sigit telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 40.000.000,- (empat puluh juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/477-Bosel”.

63. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/478-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

Ir. Hermono Sigit yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.1700, Persil No. 106.b.S.III, Klas III/34, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 300 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ir. Hermono Sigit telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 60.000.000,- (enam puluh juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/478-Bosel”.

64. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/479-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

Ir. Hermono Sigit yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.47, Persil No. 106.S.III, Klas III/34, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 150 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ir. Hermono Sigit telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 30.000.000,- (enam puluh juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/479-Bosel”.

65. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/476-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

Ir. Hermono Sigit yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.56, Persil No. 106.b.S.III, Klas III/34, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 500 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ir. Hermono Sigit telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/476-Bosel”.

66. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/482-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

Rudi Sugandi yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.47, Persil No. 59.S.II, Klas II, berjenis Tanah Kering, seluas lebih kurang 1.167 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Rudi Sugandi telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 55.000.000,- (lima puluh lima juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/482-Bosel”.

67. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/472-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

H. Maman Sukirman, Bsc yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.48, Persil No. 59.a.S, Klas II, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 200 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, H. Maman Sukirman, Bsc telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 45.000.000,- (empat puluh lima juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/472-Bosel”.

68. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/473-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

H. Maman Sukirman, Bsc yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.47, Persil No. 59.S.II, Klas II/077, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 624 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, H. Maman Sukirman, Bsc telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/473-Bosel”.

69. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/480-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari Ir. Hermono Sigit yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.47, Persil No. 106.b.S.III, Klas III/34, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 400 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Ir. Hermono Sigit telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 80.000.000,- (delapan puluh juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/480-Bosel”.

70. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/470-Bosel tertanggal 24 Juni 2013 dari

H. Maman Sukirman, Bsc yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. HM.508, Persil No. 59.S.II, Klas II/077, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 1.928 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, H. Maman Sukirman, Bsc telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 325.000.000,- (tiga ratus dua puluh lima juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/470-Bosel”.

71. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/52-Bosel tertanggal 14 Februari 2011

dari E. Misnan yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.230, Persil No. 59.a.S.II, Klas II/A31, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 720 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, E. Misnan telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 95.000.000,- (Sembilan puluh lima juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/52-Bosel”.

72. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/205-Bosel tertanggal 20 Desember

2006 dari Siti Meriam yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. C.307-0471.0, Persil No. 59.a.S.III, Klas A32, berjenis Tanah Sawah, seluas lebih kurang 308 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, Siti Meriam telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 15.000.000,- (Lima belas juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/205-Bosel”.

73. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan SPH Nomor 593.82/220-Bosel tertanggal 17 April 2009 dari

H. Basrah, SH yang menyatakan melepaskan hak atas tanah yang tercatat dalam hak Milik Adat No. M.06, Persil No. M.06, seluas lebih kurang 1540 m2 terletak di Blok 011, Kelurahan/Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, kepada PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”), yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. Hamid Mundzir. Bahwa, terhadap Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut, H. Basrah, SH telah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 198.000.000,- (seratus sembilan puluh delapan juta Rupiah) dari GAP. SPH tersebut juga disaksikan oleh Lurah Mulyaharja dan diketahui oleh Camat Bogor Selatan, Kota Bogor, selanjutnya disebut “SPH No. 593.82/220-Bosel”.

74. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 2074, yang terletak

di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 14.105 m², dengan Surat Ukur Nomor 71/Mulyaharja/2014 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal pada tanggal 6 Januari 2016, berakhirnya hak pada tanggal 3 Januari 2046, selanjutnya disebut “HGB No. 2074/Mulyaharja”.

75. Perseroan memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 2080, yang terletak

di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, tercatat atas nama Perseroan, seluas 4.929 m², dengan Surat Ukur Nomor 224/Mulyaharja/2016 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor pada tanggal pada tanggal 1 Maret 2016, berakhirnya hak pada tanggal 3 Januari 2046, selanjutnya disebut “HGB No. 2080/Mulyaharja”. Perseroan menguasai hak atas tanah seluas kurang lebih 113 Ha sebagaimana termuat pada Lampiran Laporan Dari Segi Hukum.

134

Tanah Yang Dimiliki Dan Dikuasai Oleh JLA 1. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.211, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 2.777 m² (dua ribu tujuh ratus tujuh puluh tujuh meter persegi). Surat Ukur No.25/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

2. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.213, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 1 September 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 134 m² (seratus tiga puluh empat meter persegi). Surat Ukur No.23/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 1 September 2009, berakhirnya hak pada tanggal 31 Agustus 2039.

3. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.214, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 1 September 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 36.778 m² (tiga puluh enam ribu tujug ratus tujuh puluh delapan meter persegi). Surat Ukur No.22/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 1 September 2009, berakhirnya hak pada tanggal 31 Agustus 2039.

4. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.215, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 1 September 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 5.407 m² (lima ribu empat ratus tujuh meter persegi). Surat Ukur No.21/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 1 September 2009, berakhirnya hak pada tanggal 31 Agustus 2039.

5. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.217, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 1.421 m² (seribu empat ratus dua puluh satu meter persegi). Surat Ukur No.13/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

6. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.218, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 797 m² (tujuh ratus Sembilan puluh tujuh meter persegi). Surat Ukur No.12/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

7. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.219, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 300 m² (tiga ratus meter persegi). Surat Ukur No.25/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

8. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.220, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 363 m² (tiga ratus enam puluh tiga meter persegi). Surat Ukur No.14/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

9. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.224, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 102 m² (seratus dua meter persegi). Surat Ukur No.11/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

135

Tanah Yang Dimiliki Dan Dikuasai Oleh JLA 1. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.211, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 2.777 m² (dua ribu tujuh ratus tujuh puluh tujuh meter persegi). Surat Ukur No.25/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

2. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.213, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 1 September 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 134 m² (seratus tiga puluh empat meter persegi). Surat Ukur No.23/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 1 September 2009, berakhirnya hak pada tanggal 31 Agustus 2039.

3. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.214, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 1 September 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 36.778 m² (tiga puluh enam ribu tujug ratus tujuh puluh delapan meter persegi). Surat Ukur No.22/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 1 September 2009, berakhirnya hak pada tanggal 31 Agustus 2039.

4. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.215, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 1 September 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 5.407 m² (lima ribu empat ratus tujuh meter persegi). Surat Ukur No.21/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 1 September 2009, berakhirnya hak pada tanggal 31 Agustus 2039.

5. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.217, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 1.421 m² (seribu empat ratus dua puluh satu meter persegi). Surat Ukur No.13/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

6. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.218, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 797 m² (tujuh ratus Sembilan puluh tujuh meter persegi). Surat Ukur No.12/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

7. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.219, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 300 m² (tiga ratus meter persegi). Surat Ukur No.25/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

8. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.220, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 363 m² (tiga ratus enam puluh tiga meter persegi). Surat Ukur No.14/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

9. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.224, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 102 m² (seratus dua meter persegi). Surat Ukur No.11/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

10. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.225, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 9.146 m² (Sembilan ribu seratus empat puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.10/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

11. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.226, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 11.035 m² (sebelas ribu tiga puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.9/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

12. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.228, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 1.182 m² (seribu seratus delapan puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.17/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 31 Agustus 2009, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

13. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.231, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 1 September 2009, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 573 m² (lima ratus tujuh puluh tiga meter persegi). Surat Ukur No.18/Karang Tengah/2009, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 1 September 2009, berakhirnya hak pada tanggal 31 Agustus 2039.

14. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.698, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 30 September 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 42.774 m² (empat puluh dua ribu tujuh ratus tujuh puluh empat meter persegi). Surat Ukur No.493/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 330 September 2014, berakhirnya hak pada tanggal 30 Agustus 2039.

15. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.335, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 345 m² (tiga ratus empat puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.85/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

16. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.337, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 640 m² (enam ratus empat puluh meter persegi). Surat Ukur No.88/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

17. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.338, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 4.085 m² (empat ribu delapan puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.89/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

18. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.340, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 598 m² (lima ratus Sembilan puluh delapan meter persegi). Surat Ukur No.91/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

136

19. JLA memiliki menguasai hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.341, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 2.709 m² (dua ribu tujuh ratus sembilan meter persegi). Surat Ukur No.92/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

20. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.342, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 6.494 m² (enam ribu empat ratus Sembilan puluh empat meter persegi). Surat Ukur No.94/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

21. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.343, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 2.890 m² (dua ribu delapan ratus Sembilan puluh meter persegi). Surat Ukur No.95/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

22. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.344, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 418 m² (empat ratus delapan belas meter persegi). Surat Ukur No.96/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

23. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.345, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 436 m² (empat ratus tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.97/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

24. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.346, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 1.237 m² (seribu dua ratus tiga puluh tujuh meter persegi). Surat Ukur No.99/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

25. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.347, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 1.382 m² (seribu tiga ratus delapan puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.101/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

26. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.348, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 324 m² (tiga ratus dua puluh empat meter persegi). Surat Ukur No.102/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

27. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.349, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 11.167 m² (sebelas ribu seratus enam puluh tujuh meter persegi). Surat Ukur No.103/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

137

19. JLA memiliki menguasai hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.341, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 2.709 m² (dua ribu tujuh ratus sembilan meter persegi). Surat Ukur No.92/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

20. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.342, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 6.494 m² (enam ribu empat ratus Sembilan puluh empat meter persegi). Surat Ukur No.94/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

21. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.343, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 2.890 m² (dua ribu delapan ratus Sembilan puluh meter persegi). Surat Ukur No.95/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

22. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.344, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 418 m² (empat ratus delapan belas meter persegi). Surat Ukur No.96/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

23. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.345, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 436 m² (empat ratus tiga puluh enam meter persegi). Surat Ukur No.97/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

24. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.346, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 1.237 m² (seribu dua ratus tiga puluh tujuh meter persegi). Surat Ukur No.99/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

25. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.347, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 1.382 m² (seribu tiga ratus delapan puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.101/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

26. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.348, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 324 m² (tiga ratus dua puluh empat meter persegi). Surat Ukur No.102/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

27. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.349, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 11.167 m² (sebelas ribu seratus enam puluh tujuh meter persegi). Surat Ukur No.103/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

28. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.351, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 440 m² (empat ratus empat puluh meter persegi). Surat Ukur No.105/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

29. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.352, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 392 m² (tiga ratus Sembilan puluh dua meter persegi). Surat Ukur No.106/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

30. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.353, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 3.525 m² (tiga ribu lima ratus dua puluh lima meter persegi). Surat Ukur No.107/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

31. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.354, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 549 m² (lima ratus empat puluh sembilan meter persegi). Surat Ukur No.108/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

32. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.385, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 1.400 m² (seribu empat ratus meter persegi). Surat Ukur No.100/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

33. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.386, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 359 m² (tiga ratus lima puluh sembilan meter persegi). Surat Ukur No.87/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

34. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.513, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 17 September 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 4.631 m² (empat ribu enam ratus tiga puluh satu meter persegi). Surat Ukur No.383/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 17 September 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

35. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.514, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 17 September 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 1.429 m² (seribu empat ratus dua puluh sembilan meter persegi). Surat Ukur No.384/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 17 September 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

36. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.515, dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 17 September 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 5.102 m² (lima ribu seratus dua meter persegi). Surat Ukur No.385/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 17 September 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

138

37. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.530, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 17 September 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 304 m² (tiga ratus empat meter persegi). Surat Ukur No.401/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 17 September 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

Tanah Yang Dikuasai JLA 1. JLA menguasai sebagian dari Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 355, dikeluarkan oleh Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama PT Sentul City, Tbk., seluas 2.070 m² (dua ribu tujuh puluh meter persegi). Surat Ukur No.109/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

2. JLA menguasai sebagian dari Sertipikat Hak Guna Bangunan No.356, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama PT Sentul City, Tbk., seluas 3.383 m² (tiga ribu tiga ratus delapan puluh tiga meter persegi). Surat Ukur No.110/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

3. JLA menguasai sebagian dari Sertipikat Hak Guna Bangunan No.505, dikeluarkan oleh Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 17 September 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama PT Sentul City, Tbk., seluas 114.497 m² (seratus empat belas ribu empat ratus Sembilan puluh tujuh meter persegi). Surat Ukur No.505/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 17 September 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

4. JLA menguasai hak atas tanah berdasarkan Surat Pelepasan Hak lebih kurang seluas 178.000 M2.

14. ASURANSI

(i) Polis Property All Risk dan Polis Standar Asuransi Gempa Bumi Indonesia (Gedung UFO) – PT Jasaraharja Putera

Perseroan telah memiliki Polis Property All Risk Policy dan Polis Standar Asuransi Gempa Bumi Indonesia dengan PT Jasaraharja Putera dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Bakrieland Development. Tbk QQ. PT Graha

Andrasentra Propertindo - Orchade Arcade (UFO Building)

Nomor Polis : 127020109071500068 Total Premium Calculation : Rp 43.822.303,31 Total Sum Insured : Rp 19.471.665.174,- (Building & ME UFO) Lokasi : Orchade Arcade, Jl. Bogor Nirwana Raya

(Dereded Pahlawan) Bogor Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : dimulai pada tanggal 14 Juli 2015 sampai

dengan 14 Juli 2016

(ii) Polis Standar Asuransi Gempa Bumi, Property All Risk dan Business Interuption (Jungle Water Park Section I) – PT Jasaraharja Putera

Perseroan telah memperpanjang Polis Standar Asuransi Gempa Bumi, Property All Risk dan Business Interuption dengan PT Jasaraharja Putera, dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Graha Andrasentra Propertindo - Jungle

Water Park (Section I) Nomor Polis : 127020122041600028 dan 127020109031600101 Total Premium Calculation : Rp 445.649.183,46,- Total Sum Insured : Rp 108.522.829.111,- Lokasi : Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded Pahlawan)

Bogor Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : dimulai pada tanggal 2 Maret 2016 sampai

dengan 1 Maret 2017

139

37. JLA memiliki hak atas tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No.530, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 17 September 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama JLA, seluas 304 m² (tiga ratus empat meter persegi). Surat Ukur No.401/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 17 September 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

Tanah Yang Dikuasai JLA 1. JLA menguasai sebagian dari Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 355, dikeluarkan oleh Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama PT Sentul City, Tbk., seluas 2.070 m² (dua ribu tujuh puluh meter persegi). Surat Ukur No.109/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

2. JLA menguasai sebagian dari Sertipikat Hak Guna Bangunan No.356, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama PT Sentul City, Tbk., seluas 3.383 m² (tiga ribu tiga ratus delapan puluh tiga meter persegi). Surat Ukur No.110/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 19 Agustus 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

3. JLA menguasai sebagian dari Sertipikat Hak Guna Bangunan No.505, dikeluarkan oleh Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 17 September 2014, yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, tercatat atas nama PT Sentul City, Tbk., seluas 114.497 m² (seratus empat belas ribu empat ratus Sembilan puluh tujuh meter persegi). Surat Ukur No.505/Karang Tengah/2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor pada tanggal 17 September 2014, berakhirnya hak pada tanggal 27 Mei 2044.

4. JLA menguasai hak atas tanah berdasarkan Surat Pelepasan Hak lebih kurang seluas 178.000 M2.

14. ASURANSI

(i) Polis Property All Risk dan Polis Standar Asuransi Gempa Bumi Indonesia (Gedung UFO) – PT Jasaraharja Putera

Perseroan telah memiliki Polis Property All Risk Policy dan Polis Standar Asuransi Gempa Bumi Indonesia dengan PT Jasaraharja Putera dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Bakrieland Development. Tbk QQ. PT Graha

Andrasentra Propertindo - Orchade Arcade (UFO Building)

Nomor Polis : 127020109071500068 Total Premium Calculation : Rp 43.822.303,31 Total Sum Insured : Rp 19.471.665.174,- (Building & ME UFO) Lokasi : Orchade Arcade, Jl. Bogor Nirwana Raya

(Dereded Pahlawan) Bogor Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : dimulai pada tanggal 14 Juli 2015 sampai

dengan 14 Juli 2016

(ii) Polis Standar Asuransi Gempa Bumi, Property All Risk dan Business Interuption (Jungle Water Park Section I) – PT Jasaraharja Putera

Perseroan telah memperpanjang Polis Standar Asuransi Gempa Bumi, Property All Risk dan Business Interuption dengan PT Jasaraharja Putera, dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Graha Andrasentra Propertindo - Jungle

Water Park (Section I) Nomor Polis : 127020122041600028 dan 127020109031600101 Total Premium Calculation : Rp 445.649.183,46,- Total Sum Insured : Rp 108.522.829.111,- Lokasi : Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded Pahlawan)

Bogor Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : dimulai pada tanggal 2 Maret 2016 sampai

dengan 1 Maret 2017

(iii) Terorisme dan Sabotase (Jungle Water Park Section I) – PT Jasaraharja Putera

Perseroan telah memiliki asuransiTerorisme dan Sabotase dengan PT Jasaraharja Putera dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Graha Andrasentra Propertindo - Jungle

Water Park (Section I) Nomor Polis : 127020116041600021 Total Premium Calculation : Rp 21.474.000,- Lokasi : Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded Pahlawan)

Bogor Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : dimulai pada tanggal 2 Maret 2016 sampai

dengan 1 Maret 2017

(iv) Polis Property All Risk dan Polis Standar Asuransi Gempa Bumi Indonesia (Jungle Water Park Section II) – PT Jasaraharja Putera

Perseroan telah memiliki Polis Property All Risk Policy dan Polis Standar Asuransi Gempa Bumi Indonesia dengan PT Jasaraharja Putera dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Graha Andrasentra Propertindo - Jungle

Water Park (Section II) Nomor Polis : 127020109071500081 Total Premium Calculation : Rp 62.221.396,21 Lokasi : Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded Pahlawan)

Bogor Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : dimulai pada tanggal 14 Juli 2015 sampai

dengan 14 Juli 2016

(v) Polis Property All Risk dan Polis Standar Asuransi Gempa Bumi Indonesia (Hotel Aston Gedung D dan E) – PT Jasaraharja Putera

Perseroan telah memiliki Polis Property All Risk Policy dan Polis Standar Asuransi Gempa Bumi Indonesia dengan PT Jasaraharja Putera dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Graha Andrasentra Propertindo - Hotel Aston

Bogor Gedung D dan E Nomor Polis : 127020109071500079 Total Premium Calculation : Rp 47.976.971,11 Lokasi : Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded Pahlawan)

Bogor Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : dimulai pada tanggal 14 Juli 2015 sampai

dengan 14 Juli 2016

(vi) Polis Property All Risk dan Polis Standar Asuransi Gempa Bumi Indonesia (Marketing Office) – PT Jasaraharja Putera

Perseroan telah memiliki Polis Property All Risk Policy dan Polis Standar Asuransi Gempa Bumi Indonesia dengan PT Jasaraharja Putera dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Graha Andrasentra Propertindo - Marketing

Office Nomor Polis : 127020109071500057 Total Premium Calculation : Rp 8.778.492,62 Lokasi : Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded Pahlawan)

Bogor Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : dimulai pada tanggal 14 Juli 2015 sampai

dengan 14 July 2016

140

(vii) Property All Risk Insurance dan Gempa Bumi (Taman Rekreasi Junglefest) – PT Jasaraharja Putera

Perseroan telah memperpanjang asuransi Property All Risk Insurance dan Gempa Bumi dengan PT Jasaraharja Putera dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Graha Andrasentra Propertindo - Taman

Rekreasi Jungle Fest Nomor Polis : 127020109031600112 dan 127020122031600062 Total Premium Calculation : Rp 333.318.140,76,- Lokasi : Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded Pahlawan)

Bogor Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : dimulai pada tanggal 2 Maret 2016 sampai dengan

1 Maret 2017

(viii) Terorisme dan Sabotase (Taman Rekreasi Junglefest) – PT Jasaraharja Putera

Perseroan telah memiliki asuransi terkait terorisme dan sabotase dengan PT Jasaraharja Putera dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Graha Andrasentra Propertindo - Jungle

Festival Nomor Polis : 127020116041600032 Total Premium Calculation : Rp 6.468.250,- Lokasi : Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded Pahlawan)

Bogor Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : dimulai pada tanggal 2 Maret 2016 sampai

dengan 1 Maret 2017

(ix) Polis Standar Asuransi Property All Risk, Gempa Bumi dan Business Interuption (Aston Bogor Hotel & Resort Tower A, B, C dan D)

Perseroan telah memperpanjang Asuransi Property All Risk, Gempa Bumi dan Business Interuption dengan Asuransi Jasaraharja Putera tertangggal 25 Februari 2015 dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Graha Andrasentra Propertindo

Aston Bogor Hotel & Resort Gedung A, B dan C

Nomor Polis : 127020109031600098 dan 127020122031600049 Total Sum Insured (Standard) : Rp 178.572.047.628,- Total Premium Calculation : Rp 390.694.781,- Lokasi : Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded Pahlawan) Bogor

Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : 2 Maret 2016 sampai dengan 1 Maret 2017

(x) Asuransi Terorisme dan Sabotase

Perseroan telah memiliki Asuransi terkait Terorisme dan Sabotase Jasaraharja Putera dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Graha AndrasentraPropertindo

Aston Bogor Hotel & Resort

Nomor Polis : 127020116041600019 Total Premium Calculation : Rp 38.624.500,- Lokasi : Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded Pahlawan)

Bogor Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : 2 Maret 2016 sampai dengan 1 Maret 2017

141

(vii) Property All Risk Insurance dan Gempa Bumi (Taman Rekreasi Junglefest) – PT Jasaraharja Putera

Perseroan telah memperpanjang asuransi Property All Risk Insurance dan Gempa Bumi dengan PT Jasaraharja Putera dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Graha Andrasentra Propertindo - Taman

Rekreasi Jungle Fest Nomor Polis : 127020109031600112 dan 127020122031600062 Total Premium Calculation : Rp 333.318.140,76,- Lokasi : Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded Pahlawan)

Bogor Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : dimulai pada tanggal 2 Maret 2016 sampai dengan

1 Maret 2017

(viii) Terorisme dan Sabotase (Taman Rekreasi Junglefest) – PT Jasaraharja Putera

Perseroan telah memiliki asuransi terkait terorisme dan sabotase dengan PT Jasaraharja Putera dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Graha Andrasentra Propertindo - Jungle

Festival Nomor Polis : 127020116041600032 Total Premium Calculation : Rp 6.468.250,- Lokasi : Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded Pahlawan)

Bogor Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : dimulai pada tanggal 2 Maret 2016 sampai

dengan 1 Maret 2017

(ix) Polis Standar Asuransi Property All Risk, Gempa Bumi dan Business Interuption (Aston Bogor Hotel & Resort Tower A, B, C dan D)

Perseroan telah memperpanjang Asuransi Property All Risk, Gempa Bumi dan Business Interuption dengan Asuransi Jasaraharja Putera tertangggal 25 Februari 2015 dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Graha Andrasentra Propertindo

Aston Bogor Hotel & Resort Gedung A, B dan C

Nomor Polis : 127020109031600098 dan 127020122031600049 Total Sum Insured (Standard) : Rp 178.572.047.628,- Total Premium Calculation : Rp 390.694.781,- Lokasi : Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded Pahlawan) Bogor

Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : 2 Maret 2016 sampai dengan 1 Maret 2017

(x) Asuransi Terorisme dan Sabotase

Perseroan telah memiliki Asuransi terkait Terorisme dan Sabotase Jasaraharja Putera dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : PT Graha AndrasentraPropertindo

Aston Bogor Hotel & Resort

Nomor Polis : 127020116041600019 Total Premium Calculation : Rp 38.624.500,- Lokasi : Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded Pahlawan)

Bogor Jawa Barat Jangka Waktu Asuransi : 2 Maret 2016 sampai dengan 1 Maret 2017

(xi) Policy Schedule – Fidelity Guarantee Insurance – Ace Jaya Proteksi

Perseroan telah memiliki Policy Schedule – Public Liability Insurance dengan Ace Jaya Proteksi tertangggal 4 Januari 2016 dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung : Aston Bogor Hotel and Resort atau Aston

International Nomor Polis : 72.01.16.000001 Lokasi : Aston Bogor Hotel and Resort

The Jungle – Bogor Nirwana Residence Jl. Dereded Pahlawan Bogor 16132 Jawa Barat

Jangka Waktu Asuransi : 10 Desember 2015 sampai 10 Desember 2016

(xii) Money Insurance Policy (Cash in Safe & Cash in Transit) – ACE Jaya Proteksi Perseroan memiliki Money Insurance Policy (Cash in Safe & Cash in Transit) dengan ACE Jaya Proteksi tertangggal 4 Januari 2016 dengan rincian sebagai berikut:

Nomor Polis : 73.01.16.000001 Nama Tertanggung : Aston Bogor Hotel & Resort Jangka Waktu : 10 Desember 2015 sampai 10 Desember 2016 Jenis Pertanggungan : Money Insurance Policy (Cash in Safe & Cash in

Transit) Lokasi Penanggungan : Aston Bogor Hotel & Resort The Jungle – Bogor

Nirwana Residence Jl. Dereded Pahlawan Bogor 16132 Jawa Barat

(xiii) Policy Schedule Public Liability Insurance – ACE Jaya Proteksi Perseroan telah memiliki Policy Schedule Public Liability Insurance dengan ACE Jaya Proteksi tertangggal 21 Januari 2016 dengan rincian sebagai berikut:

Nama Tertanggung

: Aston Bogor Hotel and Resort and Aston International Indonesia

Nomor Polis : 7050102672 Lokasi : Aston Bogor Hotel and Resort

The Jungle – Bogor Nirwana Residence Jl. Dereded Pahlawan Bogor 16132 West Java

Jangka Waktu Asuransi

: 10 Desember 2015 sampai dengan 10 Desember 2017

15. PERKARA HUKUM YANG DIHADAPI PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN

Berdasarkan Surat Pernyataan Direksi Perseroan dan Anak Perusahaan Perseroan, Perseroan dan Anak Perusahaan Perseroan tidak sedang terlibat dalam suatu perkara pidana dan/atau perdata dan/atau perselisihan lain termasuk perselisihan di bidang hubungan industrial, perpajakan, perselisihan administratif dengan pihak instansi Pemerintah yang berwenang maupun perselisihan yang diselesaikan melalui badan arbitrase, serta tidak pernah dimohonkan dan/atau dinyatakan pailit dan/atau dalam proses PKPU yang dapat mempengaruhi kedudukan peranan dan/atau kelangsungan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan Perseroan.

142

XI. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ANAK-ANAK PERUSAHAAN

1. UMUM

PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk. (“Perseroan”) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang rekreasi dan properti. Kegiatan usaha rekreasi Perseroan dalam bentuk taman rekreasi dan hotel dilakukan baik oleh Perseroan sendiri maupun Anak Perusahaan. Kegiatan usaha rekreasi yang dilakukan langsung oleh Perseroan adalah: 1) The Jungle Water Park (“The Jungle”), yaitu taman rekreasi bertema air, 2) Jungle Fest, yaitu taman rekreasi dengan kawasan hiburan yang terbagi atas beberapa zona, dilengkapi dengan panggung dan area kuliner, serta 3) Aston Bogor Hotel and Resort. Sedangkan usaha rekreasi melalui Anak Perusahaan PT Jungleland Asia (“JLA”) adalah Jungleland Adventure Theme Park (“Jungleland”), yaitu taman rekreasi bertema yang saat ini telah mengoperasikan 34 wahana rekreasi dari total 41 wahana yang direncanakan.

Kegiatan usaha properti Perseroan meliputi pengembangan tempat hunian baik perumahan (landed) maupun apartemen (vertikal). Usaha properti yang telah dimiliki Perseroan saat ini terletak di kota Bogor, yakni perumahan Bogor Nirwana Residence (“BNR”). BNR merupakan kawasan hunian terpadu di kota Bogor dengan luas area pengembangan direncanakan lebih dari 1.000 hektar, yang dibagi menjadi kawasan komersial dan residensial. BNR juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti sekolah, fasilitas olahraga, area kuliner, pasar bersih, mini market, SPBU dan masjid.

Tabel di bawah menunjukkan Penghasilan Usaha untuk masing-masing unit bisnis pada periode tertentu.

2. KEUNGGULAN KOMPETITIF

Perseroan memiliki keyakinan dapat berhasil dalam menjalankan usaha dibidangnya. Hal ini ditunjang dengan beberapa keunggulan kompetitif utama yang dimiliki oleh Perseroan, yaitu:

Perseroan memiliki merek dagang yang kuat.

The Jungle yang dimiliki oleh Perseroan telah memenangkan Top Brand Award dari Frontier Consulting Group sebagai water park favorit keluarga Indonesia dalam enam tahun berturut-turut yakni sejak tahun 2010 hingga tahun 2016. Frontier Consulting Group merupakan perusahaan konsultasi marketing dan riset terkemuka dan terbesar di Indonesia.

Lokasi usaha Perseroan yang strategis.

Perseroan memiliki tempat usaha di lokasi-lokasi yang strategis, yakni Jungleland di perbukitan kawasan Sentul (sekitar 35 km dari Jakarta melalui akses jalan tol Jagorawi), The Jungle & Jungle Fest di tengah kota Bogor yang merupakan daerah wisata utama di Jabodetabek dan dekat dengan pusat kota.

B erdasarkan Unit bisnis - P ro yek

dalam Rp milyar

2011 2012 2013 2014 2015

T idak berkelanjutan 343.6 409.6 229.2 148.4 109.7

Rumah tinggal 153.7 76.3 40.6 9.9 23.3

Ruko 0 0 1.3 10.7 2.1

Apartemen 0 0 15.3 15.9 1.5

Tanah kavling 86.8 309.9 172 111.9 82.8

Condotel 103.1 23.4 0 0

B erkelanjutan 87.3 134.9 151.6 219.1 256.8

Jungle Waterpark 43.7 57.9 60.6 59.5 52.0

Jungle Land Asia 0.0 0.0 0.0 49.9 121.7

Jungle Fest 0.0 0.0 1.2 11.5 6.7

Hotel 39.6 72.9 87.3 95.4 75.3

Jungle M all 4.0 4.1 2.7 2.8 1.1

P enghasilan Usaha

31 D esember

143

XI. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ANAK-ANAK PERUSAHAAN

1. UMUM

PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk. (“Perseroan”) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang rekreasi dan properti. Kegiatan usaha rekreasi Perseroan dalam bentuk taman rekreasi dan hotel dilakukan baik oleh Perseroan sendiri maupun Anak Perusahaan. Kegiatan usaha rekreasi yang dilakukan langsung oleh Perseroan adalah: 1) The Jungle Water Park (“The Jungle”), yaitu taman rekreasi bertema air, 2) Jungle Fest, yaitu taman rekreasi dengan kawasan hiburan yang terbagi atas beberapa zona, dilengkapi dengan panggung dan area kuliner, serta 3) Aston Bogor Hotel and Resort. Sedangkan usaha rekreasi melalui Anak Perusahaan PT Jungleland Asia (“JLA”) adalah Jungleland Adventure Theme Park (“Jungleland”), yaitu taman rekreasi bertema yang saat ini telah mengoperasikan 34 wahana rekreasi dari total 41 wahana yang direncanakan.

Kegiatan usaha properti Perseroan meliputi pengembangan tempat hunian baik perumahan (landed) maupun apartemen (vertikal). Usaha properti yang telah dimiliki Perseroan saat ini terletak di kota Bogor, yakni perumahan Bogor Nirwana Residence (“BNR”). BNR merupakan kawasan hunian terpadu di kota Bogor dengan luas area pengembangan direncanakan lebih dari 1.000 hektar, yang dibagi menjadi kawasan komersial dan residensial. BNR juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti sekolah, fasilitas olahraga, area kuliner, pasar bersih, mini market, SPBU dan masjid.

Tabel di bawah menunjukkan Penghasilan Usaha untuk masing-masing unit bisnis pada periode tertentu.

2. KEUNGGULAN KOMPETITIF

Perseroan memiliki keyakinan dapat berhasil dalam menjalankan usaha dibidangnya. Hal ini ditunjang dengan beberapa keunggulan kompetitif utama yang dimiliki oleh Perseroan, yaitu:

Perseroan memiliki merek dagang yang kuat.

The Jungle yang dimiliki oleh Perseroan telah memenangkan Top Brand Award dari Frontier Consulting Group sebagai water park favorit keluarga Indonesia dalam enam tahun berturut-turut yakni sejak tahun 2010 hingga tahun 2016. Frontier Consulting Group merupakan perusahaan konsultasi marketing dan riset terkemuka dan terbesar di Indonesia.

Lokasi usaha Perseroan yang strategis.

Perseroan memiliki tempat usaha di lokasi-lokasi yang strategis, yakni Jungleland di perbukitan kawasan Sentul (sekitar 35 km dari Jakarta melalui akses jalan tol Jagorawi), The Jungle & Jungle Fest di tengah kota Bogor yang merupakan daerah wisata utama di Jabodetabek dan dekat dengan pusat kota.

B erdasarkan Unit bisnis - P ro yek

dalam Rp milyar

2011 2012 2013 2014 2015

T idak berkelanjutan 343.6 409.6 229.2 148.4 109.7

Rumah tinggal 153.7 76.3 40.6 9.9 23.3

Ruko 0 0 1.3 10.7 2.1

Apartemen 0 0 15.3 15.9 1.5

Tanah kavling 86.8 309.9 172 111.9 82.8

Condotel 103.1 23.4 0 0

B erkelanjutan 87.3 134.9 151.6 219.1 256.8

Jungle Waterpark 43.7 57.9 60.6 59.5 52.0

Jungle Land Asia 0.0 0.0 0.0 49.9 121.7

Jungle Fest 0.0 0.0 1.2 11.5 6.7

Hotel 39.6 72.9 87.3 95.4 75.3

Jungle M all 4.0 4.1 2.7 2.8 1.1

P enghasilan Usaha

31 D esember

Tempat rekreasi tematik yang dimiliki Perseroan merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia.

Jungleland memiliki luas 35 Ha dengan total 41 wahana yang direncanakan. Saat ini Jungleland telah beroperasi dengan 34 wahana. Dengan luas dan jumlah wahana ini, Jungleland merupakan tempat rekreasi tematik terbesar di Indonesia yang juga akan memperkuat merek dagang dari Jungleland dan tempat rekreasi lainnya yang dimiliki Perseroan.

Porsi pendapatan berkelanjutan yang semakin besar

Dalam mengembangkan usaha ke depannya, Perseroan akan terus memperbesar dan mengembangkan bisnis rekreasi serta usaha-usaha pendukungnya. Dengan cara ini, usaha yang dilakukan Perseroan akan dapat memberi hasil yang lebih optimal.Dengan fokus pada taman rekreasi dan usaha-usaha pendukung, Perseroan akan memiliki porsi pendapatan berkelanjutan (recurring revenue) yang semakin besar. Hal ini tentunya akan meningkatkan daya tahan Perseroan, karena pendapatan berkelanjutan relatif lebih stabil atas perubahan kondisi ekonomi.

Perseroan memiliki pengalaman yang panjang dan rekam jejak yang baik dalam usaha pengembangan

taman rekreasi.

The Jungle yang dimiliki Perseroan telah beroperasi sejak tahun 2007 dan memiliki kinerja yang sangat baik yang tercermin dari tercatatnya The Jungle sebagai Top 20 water park di dunia oleh AECOM di tahun 2013. AECOM adalah perusahaan global yang berkantor pusat di Amerika dan bergerak dalam bidang pelayanan manajemen dan teknik. Laporan riset yang dikeluarkan oleh AECOM merupakan salah satu laporan utama yang dipergunakan sebagai benchmark dalam industri taman rekreasi.

3. MODEL BISNIS DAN STRATEGI USAHA

Secara garis besar, Perseroan memiliki model bisnis sebagai berikut:

Lahan merupakan modal utama Perseroan yang bergerak di bidang properti dan pariwisata, sehingga Perseroan terus melakukan pencarian dan pembelian lahan di lokasi-lokasi yang dianggap memiliki potensi untuk berkembang ke depannya. Tahap pengembangan selanjutnya adalah mengembangkan sebagian lahan yang dimiliki menjadi unit bisnis pariwisata dan rekreasi, di bawah merek dagang “Jungle” yang telah memiliki rekam jejak keberhasilan, baik berupa water park maupun theme park. Untuk meningkatkan intensitas pengunjung dan menambah kenyamanan, Perseroan juga akan mengembangkan properti pendukung seperti kawasan komersial, antara lain pusat perbelanjaan, makanan dan hotel serta melengkapinya dengan fasilitas umum/sosial di sekitar kawasan.

Keberhasilan pengembangan kawasan selanjutnya akan meningkatkan nilai komersial lahan sekitar, yang sebelumnya telah diakuisisi oleh Perseroan, yang pada akhirnya dapat dimonetisasi oleh Perseroan, dengan mengembangkan properti yang terkait bisnis rekreasi.

Strategi Usaha

Fokus atas usaha rekreasi di lokasi yang strategis

Perseroan memfokuskan usahanya dalam pengembangan tempat-tempat rekreasi khususnya di lokasi-lokasi strategis di Indonesia hal ini dilakukan agar usaha yang dilakukan dapat memberikan hasil yang lebih optimal. Perseroan terus melakukan survey pada daerah-daerah yang dilihat memiliki prospek bisnis, sambil terus memperdalam riset potensi daerah, sehingga ke depannya diharapkan Perseroan dapat terus melakukan ekspansi di lokasi-lokasi pilihan yang strategis.

dalam Rp milyar

2011 2012 2013 2014 2015

B erkelanjutan 87.3 134.9 151.6 219.1 256.8

Jungle Waterpark 43.7 57.9 60.6 59.5 52.0

Jungle Land Asia 0.0 0.0 0.0 49.9 121.7

Jungle Fest 0.0 0.0 1.2 11.5 6.7

Hotel 39.6 72.9 87.3 95.4 75.3

Jungle M all 4.0 4.1 2.7 2.8 1.1

P enghasilan Usaha

31 D esember

Akuisisi lahan prospektif

Pengembangan unit bisnis rekreasi

Pengembangan unit bisnis properti

pendukung

Monetisasi lahan, pembangunan

properti terkait bisnis rekreasi

144

Memperkuat pemasaran

Dalam upaya untuk mempercepat/memperkuat pemasaran atas tempat-tempat rekreasi baru yang dikembangkan, Perseroan menggunakan merek utama yang dimiliki yakni “Jungle” yang sudah dikenal luas oleh masyarakat. Perseroan juga memperkuat unit pemasarannya dengan membagi pengelompokkan berdasarkan zona dan segmen sehingga diharapkan mampu meningkatkan kinerja penjualan.

Perseroan juga memiliki program promosi melalui audio visual, untuk memperkuat dan memperluas media penyampaian merek dagang dan usaha yang dimiliki Perseroan. Perseroan memiliki konsep “Jungle Entertainment” dan “Jungle Channel” yang akan dikembangkan, dimana tokoh-tokoh maskot Jungleland, The Jungle maupun Jungle Fest, akan dihidupkan dan diberikan karakter yang sesuai, untuk diangkat ke dalam berbagai bentuk siaran hiburan.

Sebagai tambahan, pada musim tertentu, Perseroan dapat mengadakan pertunjukkan yang disesuaikan dengan situasi pada saat itu, seperti pada saat liburan sekolah, dan hari raya. Pertunjukkan tersebut dapat dikombinasikan dengan mengundang artis atau grup band ternama, untuk meningkatkan daya tarik dari taman hiburan yang dimiliki Perseroan.

Properti penunjang sebagai pendukung pertumbuhan usaha rekreasi

Perseroan mengembangkan properti sebagai sarana pendukung pertumbuhan di sekitar tempat-tempat rekreasi yang dimiliki. Untuk meningkatkan intensitas pengunjung dan menambah kenyamanan, Perseroan juga akan mengembangkan properti pendukung seperti kawasan komersial, antara lain pusat perbelanjaan, area kuliner dan hotel, serta melengkapinya dengan fasilitas umum/sosial di sekitar kawasan. Keberadaan properti ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan serta memperluas segmen pengunjung.

Monetisasi lahan

Dengan semakin bertumbuhnya kawasan yang dikembangkan Perseroan, lahan sekitar yang sebelumnya telah dimiliki Perseroan akan dikembangkan menjadi kawasan perumahan dan komersial. Kenaikan volume lalu lintas di sekitar kawasan akan menghidupkan dan menaikkan harga tanah, yang selanjutnya akan berdampak positif kepada pendapatan Perseroan.

Pertumbuhan yang berkelanjutan

Selain pertumbuhan secara organik, Perseroan juga berupaya menggali potensi pengembangan usaha di daerah-daerah baru, baik dilakukan sendiri maupun dengan investor termasuk menggandeng mitra setempat. Pertumbuhan dengan menggandeng investor maupun mitra setempat seperti ini, memperbesar kemungkinan Perseroan untuk dapat melakukan ekspansi.

Memiliki produk yang berkualitas dan berinovasi

Untuk menjadi pilihan bagi pelanggan, Perseroan menyadari perlunya produk yang berkualitas dan selalu berinovasi. Karena itu, Perseroan dalam tahapan bisnisnya terlebih dahulu melakukan riset dan survey, untuk menghadirkan produk berkualitas serta inovatif yang pada akhirnya meningkatkan tingkat keberhasilan tempat rekreasi yang dikembangkan.

Mengembangkan SDM dengan kualitas dan kuantitas yang tepat

SDM merupakan hal terpenting dalam suatu usaha. Untuk mengoptimalkan SDM yang dimiliki, Perseroan memberikan pelatihan-pelatihan dan memiliki SDM dalam jumlah yang ideal.

4. Unit Bisnis

Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1993 dengan kantor pusat yang berlokasi di Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded – Pahlawan) Bogor. Perseroan memulai usahanya dengan mengelola perumahan “Graha Bogor Indah”, sekarang menjadi “Bogor Nirwana Residence” (BNR). BNR sendiri merupakan kawasan hunian terpadu di kota Bogor dengan target konsumen menengah-atas dengan luas area pengembangan direncanakan lebih dari 1.000 hektar. BNR terbagi atas 2 kawasan, yaitu kawasan perumahan dan kawasan komersial.

Seiring dengan perkembangan, ke depannya Perseroan akan terus mengembangkan bisnis rekreasinya, khususnya di tempat-tempat dimana Perseroan mengganggap lokasi tersebut strategis, serta diutamakan pada lokasi dimana Perseroan telah memiliki lahan sebelumnya. Sebagai hasilnya, diharapkan Perseroan dapat memanfaatkan peningkatan nilai kawasan akibat dari bisnis rekreasi yang berhasil menarik pengunjung dan meningkatkan aktivitas kawasan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan nilai lahan di kawasan tersebut. Perseroan berkeyakinan terhadap strategi ini, dengan latar belakang bahwa sebelumnya Perseroan telah sukses menerapkannya baik di Sentul dengan Jungleland dan properti Sentul Nirwana, maupun Bogor dengan The Jungle dan properti yang dimiliki Perseroan di sekitarnya.

145

Memperkuat pemasaran

Dalam upaya untuk mempercepat/memperkuat pemasaran atas tempat-tempat rekreasi baru yang dikembangkan, Perseroan menggunakan merek utama yang dimiliki yakni “Jungle” yang sudah dikenal luas oleh masyarakat. Perseroan juga memperkuat unit pemasarannya dengan membagi pengelompokkan berdasarkan zona dan segmen sehingga diharapkan mampu meningkatkan kinerja penjualan.

Perseroan juga memiliki program promosi melalui audio visual, untuk memperkuat dan memperluas media penyampaian merek dagang dan usaha yang dimiliki Perseroan. Perseroan memiliki konsep “Jungle Entertainment” dan “Jungle Channel” yang akan dikembangkan, dimana tokoh-tokoh maskot Jungleland, The Jungle maupun Jungle Fest, akan dihidupkan dan diberikan karakter yang sesuai, untuk diangkat ke dalam berbagai bentuk siaran hiburan.

Sebagai tambahan, pada musim tertentu, Perseroan dapat mengadakan pertunjukkan yang disesuaikan dengan situasi pada saat itu, seperti pada saat liburan sekolah, dan hari raya. Pertunjukkan tersebut dapat dikombinasikan dengan mengundang artis atau grup band ternama, untuk meningkatkan daya tarik dari taman hiburan yang dimiliki Perseroan.

Properti penunjang sebagai pendukung pertumbuhan usaha rekreasi

Perseroan mengembangkan properti sebagai sarana pendukung pertumbuhan di sekitar tempat-tempat rekreasi yang dimiliki. Untuk meningkatkan intensitas pengunjung dan menambah kenyamanan, Perseroan juga akan mengembangkan properti pendukung seperti kawasan komersial, antara lain pusat perbelanjaan, area kuliner dan hotel, serta melengkapinya dengan fasilitas umum/sosial di sekitar kawasan. Keberadaan properti ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan serta memperluas segmen pengunjung.

Monetisasi lahan

Dengan semakin bertumbuhnya kawasan yang dikembangkan Perseroan, lahan sekitar yang sebelumnya telah dimiliki Perseroan akan dikembangkan menjadi kawasan perumahan dan komersial. Kenaikan volume lalu lintas di sekitar kawasan akan menghidupkan dan menaikkan harga tanah, yang selanjutnya akan berdampak positif kepada pendapatan Perseroan.

Pertumbuhan yang berkelanjutan

Selain pertumbuhan secara organik, Perseroan juga berupaya menggali potensi pengembangan usaha di daerah-daerah baru, baik dilakukan sendiri maupun dengan investor termasuk menggandeng mitra setempat. Pertumbuhan dengan menggandeng investor maupun mitra setempat seperti ini, memperbesar kemungkinan Perseroan untuk dapat melakukan ekspansi.

Memiliki produk yang berkualitas dan berinovasi

Untuk menjadi pilihan bagi pelanggan, Perseroan menyadari perlunya produk yang berkualitas dan selalu berinovasi. Karena itu, Perseroan dalam tahapan bisnisnya terlebih dahulu melakukan riset dan survey, untuk menghadirkan produk berkualitas serta inovatif yang pada akhirnya meningkatkan tingkat keberhasilan tempat rekreasi yang dikembangkan.

Mengembangkan SDM dengan kualitas dan kuantitas yang tepat

SDM merupakan hal terpenting dalam suatu usaha. Untuk mengoptimalkan SDM yang dimiliki, Perseroan memberikan pelatihan-pelatihan dan memiliki SDM dalam jumlah yang ideal.

4. Unit Bisnis

Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1993 dengan kantor pusat yang berlokasi di Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded – Pahlawan) Bogor. Perseroan memulai usahanya dengan mengelola perumahan “Graha Bogor Indah”, sekarang menjadi “Bogor Nirwana Residence” (BNR). BNR sendiri merupakan kawasan hunian terpadu di kota Bogor dengan target konsumen menengah-atas dengan luas area pengembangan direncanakan lebih dari 1.000 hektar. BNR terbagi atas 2 kawasan, yaitu kawasan perumahan dan kawasan komersial.

Seiring dengan perkembangan, ke depannya Perseroan akan terus mengembangkan bisnis rekreasinya, khususnya di tempat-tempat dimana Perseroan mengganggap lokasi tersebut strategis, serta diutamakan pada lokasi dimana Perseroan telah memiliki lahan sebelumnya. Sebagai hasilnya, diharapkan Perseroan dapat memanfaatkan peningkatan nilai kawasan akibat dari bisnis rekreasi yang berhasil menarik pengunjung dan meningkatkan aktivitas kawasan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan nilai lahan di kawasan tersebut. Perseroan berkeyakinan terhadap strategi ini, dengan latar belakang bahwa sebelumnya Perseroan telah sukses menerapkannya baik di Sentul dengan Jungleland dan properti Sentul Nirwana, maupun Bogor dengan The Jungle dan properti yang dimiliki Perseroan di sekitarnya.

Saat ini hampir semua unit bisnis yang dimiliki Perseroan berada dalam kawasan BNR, kecuali Jungleland yang berada di Sentul. Unit bisnis yang dimiliki Perseroan yang berada di kawasan komersial BNR, seluas 15 hektar, antara lain The Jungle dan Aston Bogor Hotel & Resort serta Jungle Fest. Kawasan komersial BNR juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti pusat perbelanjaan, sekolah, fasilitas olahraga, area kuliner, pasar bersih, mini market, SPBU dan masjid.

Kegiatan usaha rekreasi Perseroan dalam bentuk taman rekreasi dan hotel dilakukan baik oleh Perseroan sendiri maupun anak usaha Perseroan yakni JLA. Kegiatan usaha rekreasi yang dilakukan langsung oleh Perseroan adalah The Jungle, Jungle Fest dan Aston Bogor Hotel and Resort. Sedangkan yang melalui JLA adalah Jungleland. Sementara, kegiatan usaha properti Perseroan telah berlangsung sejak tahun 1993, yang meliputi kawasan perumahan, baik vertikal maupun landed, yang semua terletak di kawasan BNR.

Fasilitas umum

Selain sekolah dan pasar bersih, pada kawasan BNR juga terdapat Masjid Roosniah Al-Achmad di atas lahan seluas 0,7ha yang merupakan salah satu masjid dengan arsitektur yang indah di Bogor, masjid ini memiliki luas bangunan total 1.650 m2 ditambah dengan teras di muka masjid seluas 2.500 m2.

Unit Rekreasi

The Jungle adalah wahana permainan air dengan konsep edutainment, family dan nature yang dibangun di atas lahan seluas 3,9 ha. The Jungle memiliki 8 zona wahana air : 1). Kiddie Pool; 2). Fountain Futsal; 3). Leisure Pool; 4). Lazy River; 5). Kolam Ombak; 6). Spiral Slide; 7). Racer Slide; dan 8). Whirlpool. Selain wahana air, The Jungle juga dilengkapi dengan Taman Burung dengan koleksi burung lokal dan mancanegara. The Jungle dilengkapi dengan fasilitas Cabana untuk sarana istirahat bagi pengunjung dan fasilitas umum seperti loker, musholla dan toilet. The Jungle memiliki 1 panggung utama sebagai sarana hiburan setiap harinya yang dapat digunakan juga untuk fasilitas rombongan perusahaan atau sekolah.

Jungleland berdiri diatas tanah seluas 35ha dimana pembangunannya sudah mencapai 34 wahana dari 41 wahana yang direncanakan. Konsep Jungleland adalah menyediakan area konsep terpadu untuk pusat hiburan keluarga di area terbuka dengan fokus taman bertema (themepark) yang akan menghibur seluruh keluarga. Dengan konsep menyatu dengan alam, Jungleland memiliki 4 zona yaitu: 1) Carnivalia – area untuk wahana permainan ekstrim; 2) Mysteria – area untuk wahana permainan misteri 3) Tropicalia – area untuk wahana anak-anak 4) Explora – area untuk wahana interaktif dan edukasi. Sebagai tambahan, memasuki area Jungleland, pengunjung dapat menikmati berbagai jenis kuliner dan hiburan di area Downtown.

Jungle Fest merupakan kawasan hiburan seluas 5,5 ha yang terdiri dari taman hiburan yang terbagi dalam beberapa zona yaitu 1) Magical Forest; 2) Adventure Park; 3) Zona Carnaval; 4) Garden of Lights; 5) Little Town; 6) Area serbaguna dan area restaurant serta d’wajan foodcourt untuk pengunjung. Jungle Fest memiliki panggung utama di tengah area untuk festival harian dan juga dilengkapi tata lampu yang spektakuler didalam JungleFest. Jungle Fest membidik target keluarga, anak-anak dan remaja usia sekolah untuk bercengkrama sampai malam hari.

Hotel Aston Bogor merupakan hotel bintang empat yang beroperasi sejak tahun 2010 dibawah pengelolaan PT. Archipelago Indonesia. Hotel ini berdiri di atas lahan seluas 3,5ha dan memiliki 4 menara. Hotel ini dilengkapi dengan 39 kamar deluxe, suite dan 184 Condotel. Hotel Aston juga dilengkapi dengan 3 kolam renang, area paintball, spa dan fitnesscenter, cafe dan lounge serta 16 meetingroom dengan 1 ballroom untuk kapasitas 1.000 orang.

Unit Bisnis berdasarkan tipe pendapatan dan beberapa indikator kinerja utamanya

Seluruh Unit Bisnis di atas juga dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu yang memiliki pendapatan tidak berkelanjutan dan yang memiliki pendapatan berkelanjutan. Tabel di bawah menunjukkan kinerja Penghasilan Usaha Unit Bisnis Perseroan berdasarkan kategori tersebut, untuk periode berikut:

146

*Jungleland Asia terkonsolidasi mulai Oktober 2014

Pendapatan tidak berkelanjutan

Tabel berikut menjelaskan beberapa informasi dan indikator kinerja utama Unit Bisnis Pendapatan tidak berkelanjutan untuk periode tertentu.

B erdasarkan Unit bisnis - P ro yek

dalam Rp milyar

2011 2012 2013 2014 2015

T idak berkelanjutan 343.6 409.6 229.2 148.4 109.7

Rumah tinggal 153.7 76.3 40.6 9.9 23.3

Ruko 0 0 1.3 10.7 2.1

Apartemen 0 0 15.3 15.9 1.5

Tanah kavling 86.8 309.9 172 111.9 82.8

Condotel 103.1 23.4 0 0

B erkelanjutan 87.3 134.9 151.6 219.1 256.8

Jungle Waterpark 43.7 57.9 60.6 59.5 52.0

Jungle Land Asia 0.0 0.0 0.0 49.9 121.7

Jungle Fest 0.0 0.0 1.2 11.5 6.7

Hotel 39.6 72.9 87.3 95.4 75.3

Jungle M all 4.0 4.1 2.7 2.8 1.1

P enghasilan Usaha

31 D esember

2011 2012 2013 2014 2015

R umah t inggal

Jumlah unit tersedia awal tahun 309.0 134.0 158.0 72.0 8.0

Penambahan unit sepanjang tahun 44.0 257.0 23.0 4.0 3.0

Unit terjual sepanjang tahun 219.0 233.0 109.0 68.0 7.0

Persediaan unit akhir tahun 134.0 158.0 72.0 8.0 4.0

Rata-rata harga jual bangunan/m2 (Rp juta) 3.7 3.9 4.5 4.9 4,4

Rata-rata harga jual tanah/m2 (Rp juta) 1.5 2.8 2.8 3.0 3,3

Penjualan (Rp milyar) 240.3 280.3 138.7 86.5 8,6

R uko

Jumlah unit tersedia awal tahun 52.0 45.0 43.0 36.0 36.0

Unit terjual sepanjang tahun 7.0 2.0 7.0 0.0 2.0

Persediaan unit akhir tahun 45.0 43.0 36.0 36.0 34.0

Rata-rata harga jual bangunan/m2 (Rp juta) 6.1 7.8 7.8 0.0 5.0

Rata-rata harga jual tanah/m2 (Rp juta) 0.0 0.0 0.0 0.0 -

Penjualan (Rp milyar) 9.0 3.2 11.9 0.0 2,3

A partemen

Jumlah unit tersedia awal tahun 444.0 234.0 259.0

Penambahan unit sepanjang tahun 0.0 82.0 15.0

Unit terjual sepanjang tahun 210.0 57.0 2.0

Persediaan unit akhir tahun 234.0 259.0 272.0

Rata-rata harga jual bangunan/m2 (Rp juta) 9.8 11.3 11,7

Rata-rata harga jual tanah/m2 (Rp juta) - - -

Penjualan (Rp milyar) 41.4 21.7 0.6

T anah kavling

Tanah terjual sepanjang tahun 14.0 1.0 4.0 1.0 -

Rata-rata harga tanah per m2 (Rp juta) 1.7 1.0 2.3 2.4 -

Penjualan (Rp milyar) 28.6 7.6 100.6 17.8 -

31 D esember

Indikato r Kinerja Utama Unit B isnis N o n-R ecurring

147

*Jungleland Asia terkonsolidasi mulai Oktober 2014

Pendapatan tidak berkelanjutan

Tabel berikut menjelaskan beberapa informasi dan indikator kinerja utama Unit Bisnis Pendapatan tidak berkelanjutan untuk periode tertentu.

B erdasarkan Unit bisnis - P ro yek

dalam Rp milyar

2011 2012 2013 2014 2015

T idak berkelanjutan 343.6 409.6 229.2 148.4 109.7

Rumah tinggal 153.7 76.3 40.6 9.9 23.3

Ruko 0 0 1.3 10.7 2.1

Apartemen 0 0 15.3 15.9 1.5

Tanah kavling 86.8 309.9 172 111.9 82.8

Condotel 103.1 23.4 0 0

B erkelanjutan 87.3 134.9 151.6 219.1 256.8

Jungle Waterpark 43.7 57.9 60.6 59.5 52.0

Jungle Land Asia 0.0 0.0 0.0 49.9 121.7

Jungle Fest 0.0 0.0 1.2 11.5 6.7

Hotel 39.6 72.9 87.3 95.4 75.3

Jungle M all 4.0 4.1 2.7 2.8 1.1

P enghasilan Usaha

31 D esember

2011 2012 2013 2014 2015

R umah t inggal

Jumlah unit tersedia awal tahun 309.0 134.0 158.0 72.0 8.0

Penambahan unit sepanjang tahun 44.0 257.0 23.0 4.0 3.0

Unit terjual sepanjang tahun 219.0 233.0 109.0 68.0 7.0

Persediaan unit akhir tahun 134.0 158.0 72.0 8.0 4.0

Rata-rata harga jual bangunan/m2 (Rp juta) 3.7 3.9 4.5 4.9 4,4

Rata-rata harga jual tanah/m2 (Rp juta) 1.5 2.8 2.8 3.0 3,3

Penjualan (Rp milyar) 240.3 280.3 138.7 86.5 8,6

R uko

Jumlah unit tersedia awal tahun 52.0 45.0 43.0 36.0 36.0

Unit terjual sepanjang tahun 7.0 2.0 7.0 0.0 2.0

Persediaan unit akhir tahun 45.0 43.0 36.0 36.0 34.0

Rata-rata harga jual bangunan/m2 (Rp juta) 6.1 7.8 7.8 0.0 5.0

Rata-rata harga jual tanah/m2 (Rp juta) 0.0 0.0 0.0 0.0 -

Penjualan (Rp milyar) 9.0 3.2 11.9 0.0 2,3

A partemen

Jumlah unit tersedia awal tahun 444.0 234.0 259.0

Penambahan unit sepanjang tahun 0.0 82.0 15.0

Unit terjual sepanjang tahun 210.0 57.0 2.0

Persediaan unit akhir tahun 234.0 259.0 272.0

Rata-rata harga jual bangunan/m2 (Rp juta) 9.8 11.3 11,7

Rata-rata harga jual tanah/m2 (Rp juta) - - -

Penjualan (Rp milyar) 41.4 21.7 0.6

T anah kavling

Tanah terjual sepanjang tahun 14.0 1.0 4.0 1.0 -

Rata-rata harga tanah per m2 (Rp juta) 1.7 1.0 2.3 2.4 -

Penjualan (Rp milyar) 28.6 7.6 100.6 17.8 -

31 D esember

Indikato r Kinerja Utama Unit B isnis N o n-R ecurring

Pendapatan berkelanjutan

Tabel berikut menjelaskan beberapa informasi dan indikator kinerja utama Unit Bisnis Pendapatan Berkelanjutan untuk periode tertentu.

*Jungleland Asia terkonsolidasi mulai Oktober 2014

5. KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

Kesehatan dan Keselamatan

Perseroan menitikberatkan perhatian dalam hal kesehatan dan keamanan kerja, dengan terus berupaya meminimalkan kecelakaan dalam kegiatan operasionalnya, mencegah kerusakan peralatan dan cedera pada tenaga kerja karena faktor kelalaian dan menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan di dalam dan sekitar lokasi usaha Perseroan.

Asuransi

Perseroan memiliki berbagai jenis pertanggungan asuransi dari perusahaan asuransi Indonesia. Perusahaan asuransi utama adalah PT Asuransi Wahana Tata untuk properti dengan polis asuransi yang bervariasi di setiap aset yang dimiliki Perseroan, yaitu jenis All-risk policy, semua risiko properti dan standar asuransi gempa. Perusahaan asuransi lain adalah PT Jasaraharja Putera dan PT Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur untuk asuransi pengunjung dan asuransi kendaraan

Perseroan mengikutsertakan karyawannya dalam program BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, kematian, hari tua, sosial, dan asuransi kesehatan bagi karyawan-karyawannya yang diamanatkan oleh perundang-undangan ketenagakerjaan Indonesia.

Lingkungan Hidup

Perseroan berkeyakinan bahwa kegiatan operasinya telah mematuhi semua ketentuan, peraturan dan panduan lingkungan baik lokal maupun nasional yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27/2012 dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 05/2012, Perseroan telah memperoleh persetujuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dari Kepala Dinas Lingkungan hidup dan Kebersihan Kota Bogor No.660.1/98-DLHK tanggal 11 Desember 2008 dan persetujuan dari Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bogor No.660.1.45/1269 Tahun 2013 tentang Adendum Kegiatan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Wisata Terpadu Bogor Nirwana Residence yang ditetapkan tanggal 25 Oktober 2013.

JLA juga telah memperoleh persetujuan untuk kelayakan lingkungan hidup rencana kegiatan kawasan perumahan, perdagangan dan jasa terpadu Sentul Nirwana, melalui PT Bukit Jonggol Asri, dari kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor berdasarkan keputusan bupati Bogor No. 653/122/Kpts-DAM/BLH/2012 tanggal 25 September 2012.

2011 2012 2013 2014 2015Jungle WaterparkJumlah pengunjung 795,429 950,705 880,264 738,614 571,217Rata-rata harga tiket 45,166 50,229 56,234 65,663 76,917Penjualan tiket (Rp milyar) 35.9 47.8 49.5 48.5 44.0Penjualan makanan, dll (Rp milyar) 7.8 10.2 11.1 11.0 8.0

Jungleland Asia*Jumlah pengunjung 1,202,254 850,609Rata-rata harga tiket 105,018 109,090Penjualan tiket (Rp milyar) 126.3 102.0Penjualan makanan, dll (Rp milyar) 44.6 19.7

Jungle FestJumlah pengunjung 15,053 222,474 168,536Rata-rata harga tiket 61,071 32,700 30,038Penjualan tiket (Rp milyar) 0.9 7.3 5.0Penjualan makanan, dll (Rp milyar) 0.2 4.2 1.6

Aston Hotel BogorJumlah unit tersedia 44,895 75,416 81,395 81,395 81,395Unit terjual 29,461 51,503 58,260 60,223 53,837Rata-rata harga sew a per unit 768,012 787,517 789,716 789,013 749,215Penjualan (Rp milyar) 39.6 72.9 87.3 95.4 75,3Tingkat hunian 66% 68% 72% 74% 66%

31 DesemberIndikator Kinerja Utama Unit Bisnis Recurring

148

6. PEMASARAN

Perseroan membagi tugas pemasaran ke dalam dua unit yakni unit rekreasi dan unit properti. Untuk unit rekreasi, dibagi berdasarkan wilayah kerja. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih dari setiap unitnya.

Dalam upaya mengoptimalkan pemasaran dan penjualan dari produk-produk yang dimiliki, Perseroan melakukan strategi-strategi sebagai berikut:

1. Rekreasi

Melakukan optimalisasi pendapatan dengan cara menaikkan harga tiket di saat high season dan menyesuaikan harga tiket di saat low season.

Disamping melakukan promosi di berbagai media, kunjungan penjualan juga dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dari rombongan edukasi dan korporasi.

Menggelar pertunjukan yang berbeda dan berkualitas secara berkala untuk meningkatkan awareness dan jumlah kunjungan.

Menawarkan tiket masuk secara paket atas taman-taman rekreasi yang dimiliki.

Peluncuran wahana baru secara berkala untuk mengatasi potensi kejenuhan dari taman rekreasi yang dioperasikan.

2. Properti

Menawarkan hunian yang memiliki berbagai fasilitas seperti tempat perbelanjaan, sekolah dan taman hiburan.

Memberikan alternatif skema pembayaran kepada pembeli seperti KPR, cicilan bertahap dan cash keras.

Melakukan kegiatan promosi secara efektif dengan mengadakan pameran di tempat-tempat yang sesuai dengan target pasar produk.

Meluncurkan produk-produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Meningkatkan brand awareness dengan mengadakan berbagai acara di proyek yang dimiliki.

Target pelanggan

Dalam upaya memperluas pasar dari produk yang dikembangkan, Perseroan selalu berupaya agar produknya dapat diterima oleh pelanggan dari berbagai usia mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa.

Dari sisi pendapatan pelanggan, meskipun sebagian besar berasal dari kelas menengah dan menengah atas, namun pada dasarnya Perseroan menargetkan pelanggan untuk semua segmen.

Penetapan harga

1. Rekreasi Penetapan harga untuk usaha rekreasi mempertimbangkan enam faktor utama yakni biaya produksi, harga pesaing, kemampuan konsumen, daya tarik produk Perseroan, kapasitas, dan musim/season.

Berikut tabel harga jual yang berlaku di unit pariwisata Perseroan:

Jungle Series

* Harga tiket masuk (terusan & weekend) di loket penjualan

Aston Bogor Hotel and Resort

(ribuan rupiah) 2010 2011 2012 2013 2014 2015Jungleland n.a. n.a. n.a. 150 200 220The Jungle 50 60 60 70 80 95Jungle Fest n.a. n.a. n.a. n.a. 50 60

(dalam Rupiah) 2010 2011 2012 2013 2014 2015Harga rata-rata kamar/malam

747.777 768.012 787.517 789.716 789.013 749,215

149

6. PEMASARAN

Perseroan membagi tugas pemasaran ke dalam dua unit yakni unit rekreasi dan unit properti. Untuk unit rekreasi, dibagi berdasarkan wilayah kerja. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih dari setiap unitnya.

Dalam upaya mengoptimalkan pemasaran dan penjualan dari produk-produk yang dimiliki, Perseroan melakukan strategi-strategi sebagai berikut:

1. Rekreasi

Melakukan optimalisasi pendapatan dengan cara menaikkan harga tiket di saat high season dan menyesuaikan harga tiket di saat low season.

Disamping melakukan promosi di berbagai media, kunjungan penjualan juga dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dari rombongan edukasi dan korporasi.

Menggelar pertunjukan yang berbeda dan berkualitas secara berkala untuk meningkatkan awareness dan jumlah kunjungan.

Menawarkan tiket masuk secara paket atas taman-taman rekreasi yang dimiliki.

Peluncuran wahana baru secara berkala untuk mengatasi potensi kejenuhan dari taman rekreasi yang dioperasikan.

2. Properti

Menawarkan hunian yang memiliki berbagai fasilitas seperti tempat perbelanjaan, sekolah dan taman hiburan.

Memberikan alternatif skema pembayaran kepada pembeli seperti KPR, cicilan bertahap dan cash keras.

Melakukan kegiatan promosi secara efektif dengan mengadakan pameran di tempat-tempat yang sesuai dengan target pasar produk.

Meluncurkan produk-produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Meningkatkan brand awareness dengan mengadakan berbagai acara di proyek yang dimiliki.

Target pelanggan

Dalam upaya memperluas pasar dari produk yang dikembangkan, Perseroan selalu berupaya agar produknya dapat diterima oleh pelanggan dari berbagai usia mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa.

Dari sisi pendapatan pelanggan, meskipun sebagian besar berasal dari kelas menengah dan menengah atas, namun pada dasarnya Perseroan menargetkan pelanggan untuk semua segmen.

Penetapan harga

1. Rekreasi Penetapan harga untuk usaha rekreasi mempertimbangkan enam faktor utama yakni biaya produksi, harga pesaing, kemampuan konsumen, daya tarik produk Perseroan, kapasitas, dan musim/season.

Berikut tabel harga jual yang berlaku di unit pariwisata Perseroan:

Jungle Series

* Harga tiket masuk (terusan & weekend) di loket penjualan

Aston Bogor Hotel and Resort

(ribuan rupiah) 2010 2011 2012 2013 2014 2015Jungleland n.a. n.a. n.a. 150 200 220The Jungle 50 60 60 70 80 95Jungle Fest n.a. n.a. n.a. n.a. 50 60

(dalam Rupiah) 2010 2011 2012 2013 2014 2015Harga rata-rata kamar/malam

747.777 768.012 787.517 789.716 789.013 749,215

2. Properti Penetapan harga untuk usaha properti mempertimbangkan lima faktor utama yakni biaya produksi, harga pesaing, kemampuan konsumen, daya tarik produk Perseroan dan persediaan yang tersedia.

Berikut tabel harga jual/sewa produk properti Perseroan:

Perumahan Bogor Nirwana Residence

* harga jual rata-rata/m2 di luar pajak

Apartemen Junglesky

* harga jual rata-rata/m2 di luar pajak

7. PERSAINGAN USAHA

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, kebutuhan masyarakat akan hiburan juga semakin meningkat. Industri pariwisata dan rekreasi mendapatkan manfaat dari sisi tersebut. Akan tetapi, di sisi lain, perkembangan teknologi menuntut pelaku usaha di industri ini untuk terus mengembangkan kemampuan dan kapasitas dari alat-alat yang digunakan untuk menunjang sarana dan prasarana dalam area hiburan yang dioperasikannya.

Taman rekreasi bertema (theme park) dan taman air (water park) adalah salah satu sub industri dalam industri pariwisata dan rekreasi yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Hal ini tercermin dari bermunculannya theme park dan water park baru di beberapa kota utama di Indonesia.

Jungleland, sebagai salah satu unit bisnis Perseroan, telah melakukan investasi untuk peralatan yang memiliki teknologi dan kapasitas dengan standar yang juga diadopsi oleh pelaku usaha dalam industri ini menurut best practice internasional. Hal ini diterapkan oleh Perseroan untuk meningkatkan daya tariknya, sehingga mampu bersaing untuk memenuhi ekspektasi dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi.

Tercatatnya The Jungle sebagai Top 20 water park di dunia oleh AECOM di tahun 2013, juga merupakan bukti bahwa Perseroan memiliki daya saing di tingkat dunia.

8. PROSPEK USAHA

Perseroan memiliki prospek yang baik dan berpeluang untuk terus bertumbuh melalui ekspansi usaha berupa pengembangan tempat rekreasi di kota-kota di Indonesia yang didukung hal sebagai berikut:

Banyak kota di Indonesia memiliki potensi pasar yang baik bagi usaha rekreasi Saat ini, masih banyak kota di Indonesia yang belum memiliki tempat rekreasi seperti theme park dan/atau water park. Walaupun ada, usaha rekreasi tersebut masih belum memadai untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan skala kota-kota tersebut baik dari sisi jumlah maupun segmennya.

Perseroan berpengalaman dalam mengembangkan tempat rekreasi Usaha rekreasi yang dikembangkan oleh Perseroan yakni The Jungle telah mulai beroperasi sejak tahun 2007 dan memiliki kinerja yang baik. Di tahun 2013, The Jungle masuk dalam top 20 water park di dunia berdasarkan survey oleh AECOM.

Perseroan memiliki merek dagang dan citra yang kuat Merek dagang adalah suatu hal yang penting dalam industri rekreasi layaknya industri manapun. Dengan memiliki theme park terbesar di Indonesia (Jungleland memiliki luas 35 Ha dan dilengkapi dengan 34 wahana dari 41 wahana yang direncanakan) serta water park terfavorit di Indonesia (The Jungle mendapatkan Top Brand award oleh Frontier Consulting Group selama 7 tahun berturut-turut, 2010-2016), Perseroan lebih mudah untuk memperluas usaha rekreasinya baik dilakukan sendiri maupun dengan investor atau mitra setempat.

Aksesibilitas yang meningkat Bogor Inner Ring Road (BIRR) merupakan program Pemda Bogor untuk mengurai kemacetan dan memperbanyak akses di kota Bogor. BIRR ini melintasi kawasan perumahan Bogor Nirwana Residence (“BNR”), sehingga hal ini akan menambah akses dari dan ke kawasan BNR, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai kawasan secara keseluruhan. Perseroan juga memiliki tanah di kawasan Kebun Menteng, Sentul, dimana direncanakan dibangun jalan Poros Tengah Timur (Puncak 2) yang akan menjadi jalur alternatif menuju Puncak. Terbukanya jalur tersebut akan meningkatkan nilai kawasan.

(jutaan Rupiah) 2010 2011 2012 2013 2014 2015Tanah 1,2 1,5 2,8 1,8 3,0 3,3Bangunan 3,3 3,7 3,9 4,5 4,9 5,0

(jutaan Rupiah) 2010 2011 2012 2013 2014 2015Bangunan n.a. n.a. n.a. 9,8 11,3 11,7

150

Rencana Pengembangan Perseroan

Untuk terus bertumbuh, Perseroan berencana untuk melakukan ekspansi atas usaha rekreasi yang dimiliki. Berikut program yang direncanakan Perseroan:

1. Dengan kesuksesan The Jungle, sebagai taman hiburan untuk wargalokal Bogor, maka Perseroan berencana untuk membangun beberapa water park baru di lokasi potensial di kota-kota utama di Indonesia seperti Malang, Bandung, Sidoarjo, Medan, Cirebon, Yogyakarta, Palembang dan Makassar. Pemilihan kota-kota ini terutama berdasarkan potensi pangsa pasar dan daya beli masyarakat sekitarnya.

MALANG BANDUNG SIDOARJO MEDAN CIREBON YOGYAKARTA

PALEMBANG MAKASSAR

Jumlah Penduduk (juta) 2.6 5.8 1.8 2.4 2.4 3.5 1.5 1.7 Penduduk Radius 2 jam (juta) 12.5 18.8 20.5 6.9 21.5 10.2 3.8 5.3 Pertumbuhan Penduduk 0.8% 1.9% 0.8% 1.1% 1.5% 1.0% 1.9% 1.2% Pendapatan Per-kapita (Rp juta) 19.5 52.9 41.7 57.4 12.2 17.9 50.5 41.8

Sumber: BPS, diolah perseroan

Ke depannya, Perseroan juga merencanakan membangun Jungle World di kota-kota yang potensial. Jungle World merupakan fasilitas rekreasi dengan konsep one-stop entertainment, dimana di dalamnya terdapat theme park, water park, hotel, dan area komersial. Sehubungan dengan rencana penggunaan hasil Penawaran Umum, berikut status dan persiapan Perseroan di masing-masing lokasi: Malang: Perseroan,melalui anak perusahaan LNJ, memiliki Perjanjian Kerjasama dengan

Perusahaan Daerah Jasa Yasa Kabupaten Malang Tentang Pembangunan dan Pengelolaan Hotel dan Pemandian Air Panas Songgoriti. Saat ini telah terdapat Hotel dan Pemandian Air Panas Songgoriti, yang ke depannyaPerseroan akan mengoptimalkan daya guna dan hasil guna hotel dan pemandian air panas Songgriti beserta fasilitas penunjangnya.

Aston Bogor Extension dan Proyek Properti Jungleland Sentul: Perseroan berencana untuk mengadakan perluasan atas unit bisnis yang telah berjalan saat ini, di atas lahan yang telah dimiliki oleh Perseroan.

Sidoarjo: Perseroan telah membuat Kesepakatan Bersama tanggal 28 September 2015 dengan PT. Mutiara Masyhur Sejahtera sebagai pihak yang menguasai tanah di kawasan Kahuripan Nirwana (“KN”), suatu kawasan terpadu yang terletak di Sidoarjo, Jawa Timur, untuk kerjasama pembangunan Jungle World Sidoarjo di lahan seluas 4 hektar.

Bandung, Medan, Cirebon, Yogyakarta, Palembang dan Makassar: Perseroan berencana untuk mengembangkan usaha di kota-kota ini berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Perseroan, terutama berdasarkan potensi pengunjung yang didukung oleh daya beli dan jumlah penduduk. Selain itu dapat dilihat juga keberadaan dan kinerja kompetitor di masing-masing lokasi yang direncanakan akan dimasuki oleh Perseroan.

2. Seiring dengan pengembangan bisnis rekreasi di lahan yang dimiliki, Perseroan juga akan membangun properti pendukung seperti area komersial, perbelanjaan, makanan dan hotel, serta fasilitas lainnya yang berfungsi sebagai pendukung pertumbuhan unit bisnis rekreasi Perseroan.

3. Perseroan memiliki konsep “Jungle Entertainment” dan “Jungle Channel” yang akan dikembangkan, dimana tokoh-tokoh maskot Jungleland, The Jungle maupun Jungle Fest, akan dihidupkan dan diberikan karakter yang sesuai, untuk diangkat ke dalam berbagai bentuk siaran hiburan. Maskot-maskot yang sudah ada, seperti:

151

Rencana Pengembangan Perseroan

Untuk terus bertumbuh, Perseroan berencana untuk melakukan ekspansi atas usaha rekreasi yang dimiliki. Berikut program yang direncanakan Perseroan:

1. Dengan kesuksesan The Jungle, sebagai taman hiburan untuk wargalokal Bogor, maka Perseroan berencana untuk membangun beberapa water park baru di lokasi potensial di kota-kota utama di Indonesia seperti Malang, Bandung, Sidoarjo, Medan, Cirebon, Yogyakarta, Palembang dan Makassar. Pemilihan kota-kota ini terutama berdasarkan potensi pangsa pasar dan daya beli masyarakat sekitarnya.

MALANG BANDUNG SIDOARJO MEDAN CIREBON YOGYAKARTA

PALEMBANG MAKASSAR

Jumlah Penduduk (juta) 2.6 5.8 1.8 2.4 2.4 3.5 1.5 1.7 Penduduk Radius 2 jam (juta) 12.5 18.8 20.5 6.9 21.5 10.2 3.8 5.3 Pertumbuhan Penduduk 0.8% 1.9% 0.8% 1.1% 1.5% 1.0% 1.9% 1.2% Pendapatan Per-kapita (Rp juta) 19.5 52.9 41.7 57.4 12.2 17.9 50.5 41.8

Sumber: BPS, diolah perseroan

Ke depannya, Perseroan juga merencanakan membangun Jungle World di kota-kota yang potensial. Jungle World merupakan fasilitas rekreasi dengan konsep one-stop entertainment, dimana di dalamnya terdapat theme park, water park, hotel, dan area komersial. Sehubungan dengan rencana penggunaan hasil Penawaran Umum, berikut status dan persiapan Perseroan di masing-masing lokasi: Malang: Perseroan,melalui anak perusahaan LNJ, memiliki Perjanjian Kerjasama dengan

Perusahaan Daerah Jasa Yasa Kabupaten Malang Tentang Pembangunan dan Pengelolaan Hotel dan Pemandian Air Panas Songgoriti. Saat ini telah terdapat Hotel dan Pemandian Air Panas Songgoriti, yang ke depannyaPerseroan akan mengoptimalkan daya guna dan hasil guna hotel dan pemandian air panas Songgriti beserta fasilitas penunjangnya.

Aston Bogor Extension dan Proyek Properti Jungleland Sentul: Perseroan berencana untuk mengadakan perluasan atas unit bisnis yang telah berjalan saat ini, di atas lahan yang telah dimiliki oleh Perseroan.

Sidoarjo: Perseroan telah membuat Kesepakatan Bersama tanggal 28 September 2015 dengan PT. Mutiara Masyhur Sejahtera sebagai pihak yang menguasai tanah di kawasan Kahuripan Nirwana (“KN”), suatu kawasan terpadu yang terletak di Sidoarjo, Jawa Timur, untuk kerjasama pembangunan Jungle World Sidoarjo di lahan seluas 4 hektar.

Bandung, Medan, Cirebon, Yogyakarta, Palembang dan Makassar: Perseroan berencana untuk mengembangkan usaha di kota-kota ini berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Perseroan, terutama berdasarkan potensi pengunjung yang didukung oleh daya beli dan jumlah penduduk. Selain itu dapat dilihat juga keberadaan dan kinerja kompetitor di masing-masing lokasi yang direncanakan akan dimasuki oleh Perseroan.

2. Seiring dengan pengembangan bisnis rekreasi di lahan yang dimiliki, Perseroan juga akan membangun properti pendukung seperti area komersial, perbelanjaan, makanan dan hotel, serta fasilitas lainnya yang berfungsi sebagai pendukung pertumbuhan unit bisnis rekreasi Perseroan.

3. Perseroan memiliki konsep “Jungle Entertainment” dan “Jungle Channel” yang akan dikembangkan, dimana tokoh-tokoh maskot Jungleland, The Jungle maupun Jungle Fest, akan dihidupkan dan diberikan karakter yang sesuai, untuk diangkat ke dalam berbagai bentuk siaran hiburan. Maskot-maskot yang sudah ada, seperti:

Maskot eksisting yang dimiliki Perseroan

Nama Mascot Foto Karakter Keterangan dan arti

JANGGEL

Merupakan adaptasi dari Rusa. Rugah memiliki karakter pemberani, petualang, giat dan optimis, namun juga memiliki beberapa kelemahan seperti pelupa, egois, tidak sabar dan berantakan.

JENGGY

Merupakan adaptasi dari Burung Jalak Bali yang sangat unik. Kini, burung ini merupakan hewan yang sudah mulai langka di Indonesia. Janggy berusia 12 tahun, memiliki karakter berjiwa petualang, setia kawan, suka menolong, aktif, serta bersahabat dengan siapapun.

TIRA

Merupakan adaptasi dari hewan Tarsius yang berasal dari pulau Sulawesi. Tarsius merupakan hewan yang sudah mulai langka jumlah populasinya di Indonesia. Lenny berusia 10 tahun, memiliki karakter periang, bersahabat dan aktif.

BENO

Merupakan adaptasi dari badak bercula satu yang ada di ujung kulon dan populasinya sudah mulai langka di Indonesia. Seno berusia 12 tahun dan sesuai dengan sifatnya, Seno memiliki karakter pemalu tetapi bersahabat dengan siapa saja, Seno juga memiliki hobi makan sayuran apa saja.

PIYU

Merupakan adaptasi dari penyu hijau yang sudah langka di perairan laut Indonesia. Saat ini populasi penyu hijau di Indonesia sudah mulai sedikit dikarenakan ulah manusia. Tutu berusia 11 tahun dan sesuai dengan sifatnya, Tutu memiliki karakter pintar, baik hati juga memiliki hobi membaca.

HERO

Merupakan adaptasi dari harimau Sumatera yang populasinya mulai langka. Iwan berusia 12 tahun dan sesuai dengan sifatnya yang sama persis seperti seekor harimau, Iwan bersifat pemberani, berjiwa petualang, ramah, aktif dan suka bersahabat dengan siapa saja.

CITRA

Merupakan adaptasi dari burung Cendrawasih yang berasal dari Irian Jaya dan sudah langka jumlah populasinya. Nana berusia 11 tahun dan sesuai dengan bentuknya, Nana memiliki karakter yang modis, cantik, pintar, baik hati serta mudah bersahabat dengan siapa saja.

KUNA

Merupakan adaptasi dari Lebah Jantan. Kuna memiliki karakter percaya diri, bijaksana, ambisius, dan hati-hati, namun juga memiliki beberapa kelemahan seperti penggerutu, pesimis, emosional, dan gugup.

KICA

Merupakan adaptasi dari Lebah Betina. Kica memiliki karakter bertekad kuat, bergairah, intuitif, dan giat, namun juga memiliki beberapa kelemahan seperti merasa tidak aman, keras kepala, pencemburu, dan pendorong.

152

Riset dan Pengembangan

Untuk meningkatkan tingkat keberhasilan atas tempat rekreasi yang dikembangkan, Perseroan melakukan riset dan survey baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal melalui konsultan ahli.

Setelah tempat rekreasi yang dikembangkan beroperasi, riset dan survey terhadap tempat rekreasi yang dimiliki secara berkala tetap dilakukan untuk mengevalusi hal-hal utama seperti pemasaran, kebersihan, keamanan dan lainnya.

Agar tempat rekreasi memiliki permintaan yang terjaga dari pelanggannya, Perseroan secara berkala melakukan inovasi/penyegaran berupa pengembangan atau penambahan wahana/kolam, fasilitas dan juga atraksi.

Riset dan pengembangan yang terencana dan terpusat merupakan hal yang menurut Perseroan akan menentukan masa depan. Untuk ini, Perseroan berencana akan mengembangkan The Jungle Institute, sehingga koordinasi riset dan pengembangan, dapat dilakukan secara menyeluruh, terintegrasi, dan efisien pada satu lokasi.

Penghargaan dan Prestasi

Berikut adalah tabel dari penghargaan dan prestasi yang didapat oleh Perseroan:

Lembaga Penghargaan & Prestasi Tahun

1 Frontier Consulting Group Top Brand award: The Jungle Water Adventure 2010-2016

2 Musium Rekor Indonesia Pembangunan water park tercepat di Indonesia 2007

3 AECOM Top 20 water park in the World 2013

4 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Toilet terbersih ketiga untuk waterboom: The Jungle Water Adventure 2012

5 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Pelayanan Terbaik dalam kategori Rekreasi Keluarga : The Jungle Water Adventure 2013

6 IAAPA (International Association of Amusement Parks and Attractions)

Active Member in Good Standing of the IAAPA : The Jungle Water Adventure 2013

7 International Award Winner 2013 As The Best Excellent Service In Family Recreation Of The Year : The Jungle Water Adventure 2013

8 Museum Rekor Indonesia Pagelaran Angklung oleh Kelompok Terbanyak : Jungle Festival 2013

9 International Award The Best Family and Recreation Sites of The Year : Jungleland 2014

10 International Good Company Best Properti of The Year : Bogor Nirwana Residence 2012

11 Indonesia Properti& Bank Award Proyek Perumahan Paling Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan : Bogor Nirwana Residence 2012

12 Indocement Awards The Best Innovation in Sustainable Development: Bogor Nirwana Residence 2012

13 Indonesia Properti& Bank Award The Most Modern Town In Bogor City : Bogor Nirwana Residence 2013

14 Archipelago International Netwrok The Best Aston Hotel across Asia 2012

15 Agoda.com Gold Circle Award : Aston Hotel Bogor 2013

16 Tripadvisor Certificate of Excellence: Aston Hotel Bogor 2013-2014

17 Kementrian Pariwisata Green Hotel Award 2015

153

Riset dan Pengembangan

Untuk meningkatkan tingkat keberhasilan atas tempat rekreasi yang dikembangkan, Perseroan melakukan riset dan survey baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal melalui konsultan ahli.

Setelah tempat rekreasi yang dikembangkan beroperasi, riset dan survey terhadap tempat rekreasi yang dimiliki secara berkala tetap dilakukan untuk mengevalusi hal-hal utama seperti pemasaran, kebersihan, keamanan dan lainnya.

Agar tempat rekreasi memiliki permintaan yang terjaga dari pelanggannya, Perseroan secara berkala melakukan inovasi/penyegaran berupa pengembangan atau penambahan wahana/kolam, fasilitas dan juga atraksi.

Riset dan pengembangan yang terencana dan terpusat merupakan hal yang menurut Perseroan akan menentukan masa depan. Untuk ini, Perseroan berencana akan mengembangkan The Jungle Institute, sehingga koordinasi riset dan pengembangan, dapat dilakukan secara menyeluruh, terintegrasi, dan efisien pada satu lokasi.

Penghargaan dan Prestasi

Berikut adalah tabel dari penghargaan dan prestasi yang didapat oleh Perseroan:

Lembaga Penghargaan & Prestasi Tahun

1 Frontier Consulting Group Top Brand award: The Jungle Water Adventure 2010-2016

2 Musium Rekor Indonesia Pembangunan water park tercepat di Indonesia 2007

3 AECOM Top 20 water park in the World 2013

4 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Toilet terbersih ketiga untuk waterboom: The Jungle Water Adventure 2012

5 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Pelayanan Terbaik dalam kategori Rekreasi Keluarga : The Jungle Water Adventure 2013

6 IAAPA (International Association of Amusement Parks and Attractions)

Active Member in Good Standing of the IAAPA : The Jungle Water Adventure 2013

7 International Award Winner 2013 As The Best Excellent Service In Family Recreation Of The Year : The Jungle Water Adventure 2013

8 Museum Rekor Indonesia Pagelaran Angklung oleh Kelompok Terbanyak : Jungle Festival 2013

9 International Award The Best Family and Recreation Sites of The Year : Jungleland 2014

10 International Good Company Best Properti of The Year : Bogor Nirwana Residence 2012

11 Indonesia Properti& Bank Award Proyek Perumahan Paling Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan : Bogor Nirwana Residence 2012

12 Indocement Awards The Best Innovation in Sustainable Development: Bogor Nirwana Residence 2012

13 Indonesia Properti& Bank Award The Most Modern Town In Bogor City : Bogor Nirwana Residence 2013

14 Archipelago International Netwrok The Best Aston Hotel across Asia 2012

15 Agoda.com Gold Circle Award : Aston Hotel Bogor 2013

16 Tripadvisor Certificate of Excellence: Aston Hotel Bogor 2013-2014

17 Kementrian Pariwisata Green Hotel Award 2015

9. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

Baik Perseroan maupun Anak Perusahaan, masing-masing memberikan perhatian terhadap masalah lingkungan hidup dan memiliki keyakinan telah melaksanakan kewajiban untuk mematuhi peraturan yang berlaku dalam membangun dan menjalankan proyek-proyek yang membutuhkan izin khususnya mengenai lingkungan hidup.

Perseroan telah memiliki dokumen AMDAL (ANDAL, RKL dan RPL) untuk kegiatan pembangunan perumahan dan kawasan wisata terpadu Bogor Nirwana Residence yang berlokasi di Jl. Dereded Pahlawan, Kelurahan Mulyaharja, Kelurahan Rangga Mekar, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, yang telah memperoleh persetujuan dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup Dan Kebersihan Pemerintah Kota Bogor selaku Ketua Komisi Penilai AMDAL Daerah Kota Bogor berdasarkan Surat Nomor 660.1/981-DLHK perihal Persetujuan ANDAL, RKL dan RPL tanggal 31 Desember 2008. Persetujuan AMDAL ini berlaku selama kegiatan dimaksud berjalan, dan apabila setelah 3 (tiga) tahun sejak surat persetujuan ini diterbitkan kegiatan/usaha tersebut tidak dilaksanakan, maka surat persetujuan ini dinyatakan tidak berlaku.

Perseroan telah membuat addendum kegiatan pembangunan perumahan dan kawasan wisata terpadu Bogor Nirwana Residence yang telah dinyatakan layak ditinjau dari aspek lingkungan hidup dan karenanya memperoleh persetujuan dari Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Bogor berdasarkan Keputusannya Nomor 660.1.45/1269 Tahun 2013 tentang Addendum Kegiatan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Wisata Terpadu Bogor Nirwana Residence yang ditetapkan tanggal 25 Oktober 2013.

10. TATA KELOLA PERUSAHAAN

Manajemen Perseroan dan Anak Perusahaannya percaya bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten merupakan bagian yang penting bagi Perseroan. Untuk keperluan tersebut, manajemen Perseroan telah membuat suatu kebijakan tata kelola perusahaan yang disebut "Pedoman Tata Kelola Perusahaan Yang Baik". Pedoman tersebut disusun sesuai dengan Tata Kelola Perusahaan berstandar internasional. Pedoman ini akan menjadi panduan bagi Perseroan dan Anak Perusahaan dalam penentuan peraturan perusahaan, sistem, prosedur, dan aktifitas bisnis lainnya.

Pedoman Tata Kelola Perusahaan Yang Baik berisi kebijakan-kebijakan atas visi, misi dan Pedoman Perilaku; rencana strategis, rencana usaha, perencanaan keuangan (anggaran) dan pengawasankinerja; pemegang saham; Dewan Komisaris dan Direksi; sistem manajemen risiko, pengendalian internal dan audit; pemangku kepentingan (stakeholders); keterbukaan (transparansi) dan pengungkapan (disclosure) dan benturan kepentingan.

11. TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Untuk menjaga kelangsungan usaha jangka panjang, Perseroan berkeyakinan bahwa adalah penting untuk memberikan manfaat berupa pengembangan dan peningkatan kondisi ekonomi dan sosial kepada masyarakat di sekitar lokasi kegiatan operasional Perseroan. Perseroan percaya bahwa upaya ini merupakan bagian yang tak terpisahkan untuk mencapai stabilitas dan pengembangan bisnis dan operasi Perseroan. Oleh karenanya, Perseroan akan terus melakukan investasi dan menunjukkan komitmen yang kuat kepada masyarakat untuk program pengembangan masyarakat sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan.

Perseroan memastikan sepenuhnya bahwa semua pemangku kepentingan terlibat dan memperoleh manfaat dari kegiatan operasional. Perseroan melakukan program pengembangan masyarakat yang komprehensif dan luas untuk membantu masyarakat sekitarnya dengan proyek-proyek pembangunan mereka.Perseroan memiliki program tanggung jawab sosial Perusahaan yang tersebar di beberapa bidang, yaitu:

1. Kemasyarakatan

Bantuan pembangunan rehabilitasi kantor Kelurahan Bantuan perbaikan jembatan antar kampung Santunan anak yatim Sumbangan kegiatan kemasyarakatan Donor darah karyawan Bantuan perbaikan & sembako korban bencana Bantuan kegiatan olahraga Bantuan dana UMKM

2. Keagamaan

Bantuan pembangunan Masjid/Mushola Sumbangan perayaan hari-hari keagamaan Infaq & sodaqoh kaum fakir Santunan anak yatim Pemotongan hewan qurban

154

3. Kesehatan Bantuan pembangunan posyandu Pengobatan gratis Bantuan gizi balita/makanan tambahan

4. Lingkungan

Foging wabah demam berdarah Penanaman pohon penghijauan Bantuan perbaikan infrastruktur

5. Pendidikan

Bantuan untuk kegiatan Pramuka Bantuan pengadaan sarana & rehabilitasi gedung sekolah Pelatihan ketrampilan warga Bantuan biaya pendidikan sekolah Pengadaan cerdas cermat dan berbagai perlombaan

Dengan terlaksananya program-program tanggung jawab sosial tersebut, Perseroan percaya bahwa dengan meningkatkan kualitas kesehatan dan edukasi masyarakat, membangun infrastruktur, menciptakan lapangan kerja bagi penduduk setempat dan menjadi bagian dari komunitas lokal dan nasional, Perseroan pada akhirnya akan dapat mempertahankan keunggulan dalam operasinya dan menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial dapat diintegrasikan dalam proses bisnis.

PIUTANG CALON PERUSAHAAN TERCATAT YANG DIJAMIN OLEH PIHAK TERAFILIASI, DAN ATAU HUTANG PIHAK KETIGA ATAU HUTANG PIHAK TERAFILIASI YANG DIJAMIN CALON PERUSAHAAN TERCATAT 1. Pengakuan Hutang tanggal 3 Oktober 2014 (“Pengakuan Hutang Adhi Karya”)

Pengakuan Hutang Adhi Karya ditandatangani oleh dan antara: i. Jo Eddy selaku Direktur Utama PT Graha Andrasentra Propertindo bertindak untuk dan atas

nama PT Graha Andrasentra Propertindo (“Pihak Pertama”); ii. Hendry Harmen dan Kurniawati Budiman, masing-masing selaku jabatannya sebagai Direktur

PT Jungleland Asia bertindak untuk dan atas nama PT Jungleland Asia (“Pihak Kedua”);

secara bersama disebut juga sebagai “Para Pihak”.

Pengakuan Hutang Adhi Karya ini pada pokoknya berisi tentang : a. Maksud dan Tujuan

1. Bahwa, Pihak Kedua telah mengalihkan hutangnya pada Adhi Karya (Persero), Tbk

(“Adhi”) kepada Pihak Pertama senilai Rp. 41.140.000.000,- dan Pihak Pertama telah membayar hutang tersebut kepada Adhi dengan menyerahkan tanah milik Pihak Pertama seluas lebih kurang 48.366 m2 senilai hutang tersebut kepada Adhi;

2. Bahwa, Para Pihak telah bersepakat bahwa terkait dengan pengalihan hutang

tersebut akan diatur ketentuannya dan syarat-syaratnya yang akan mengikat Para Pihak.

b. Pokok Perjanjian

1. Pada pokoknya, Pengakuan Hutang Adhi Karya ini menerangkan bahwa mulai

tanggal Tanggal Efektif Pihak Kedua mengakui mempunyai hutang kepada Pihak Pertama dan Pihak Pertama dengan ini menerima pengakuan hutang dari Pihak Kedua sebesar Rp.41.140.000.000 (“Hutang”);

2. Pihak Kedua akan membayar bunga atas Hutang sebesar 15% per tahun terhitung

sejak Tanggal Efektif sampai dengan dilunasinya Hutang oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama, dimana pembayaran bunga tersebut akan dilakukan pada saat pembayaran pelunasan Hutang atau selambat-lambatnya pada Tanggal Jatuh Tempo

155

3. Kesehatan Bantuan pembangunan posyandu Pengobatan gratis Bantuan gizi balita/makanan tambahan

4. Lingkungan

Foging wabah demam berdarah Penanaman pohon penghijauan Bantuan perbaikan infrastruktur

5. Pendidikan

Bantuan untuk kegiatan Pramuka Bantuan pengadaan sarana & rehabilitasi gedung sekolah Pelatihan ketrampilan warga Bantuan biaya pendidikan sekolah Pengadaan cerdas cermat dan berbagai perlombaan

Dengan terlaksananya program-program tanggung jawab sosial tersebut, Perseroan percaya bahwa dengan meningkatkan kualitas kesehatan dan edukasi masyarakat, membangun infrastruktur, menciptakan lapangan kerja bagi penduduk setempat dan menjadi bagian dari komunitas lokal dan nasional, Perseroan pada akhirnya akan dapat mempertahankan keunggulan dalam operasinya dan menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial dapat diintegrasikan dalam proses bisnis.

PIUTANG CALON PERUSAHAAN TERCATAT YANG DIJAMIN OLEH PIHAK TERAFILIASI, DAN ATAU HUTANG PIHAK KETIGA ATAU HUTANG PIHAK TERAFILIASI YANG DIJAMIN CALON PERUSAHAAN TERCATAT 1. Pengakuan Hutang tanggal 3 Oktober 2014 (“Pengakuan Hutang Adhi Karya”)

Pengakuan Hutang Adhi Karya ditandatangani oleh dan antara: i. Jo Eddy selaku Direktur Utama PT Graha Andrasentra Propertindo bertindak untuk dan atas

nama PT Graha Andrasentra Propertindo (“Pihak Pertama”); ii. Hendry Harmen dan Kurniawati Budiman, masing-masing selaku jabatannya sebagai Direktur

PT Jungleland Asia bertindak untuk dan atas nama PT Jungleland Asia (“Pihak Kedua”);

secara bersama disebut juga sebagai “Para Pihak”.

Pengakuan Hutang Adhi Karya ini pada pokoknya berisi tentang : a. Maksud dan Tujuan

1. Bahwa, Pihak Kedua telah mengalihkan hutangnya pada Adhi Karya (Persero), Tbk

(“Adhi”) kepada Pihak Pertama senilai Rp. 41.140.000.000,- dan Pihak Pertama telah membayar hutang tersebut kepada Adhi dengan menyerahkan tanah milik Pihak Pertama seluas lebih kurang 48.366 m2 senilai hutang tersebut kepada Adhi;

2. Bahwa, Para Pihak telah bersepakat bahwa terkait dengan pengalihan hutang

tersebut akan diatur ketentuannya dan syarat-syaratnya yang akan mengikat Para Pihak.

b. Pokok Perjanjian

1. Pada pokoknya, Pengakuan Hutang Adhi Karya ini menerangkan bahwa mulai

tanggal Tanggal Efektif Pihak Kedua mengakui mempunyai hutang kepada Pihak Pertama dan Pihak Pertama dengan ini menerima pengakuan hutang dari Pihak Kedua sebesar Rp.41.140.000.000 (“Hutang”);

2. Pihak Kedua akan membayar bunga atas Hutang sebesar 15% per tahun terhitung

sejak Tanggal Efektif sampai dengan dilunasinya Hutang oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama, dimana pembayaran bunga tersebut akan dilakukan pada saat pembayaran pelunasan Hutang atau selambat-lambatnya pada Tanggal Jatuh Tempo

3. Para Pihak sepakat bahwa pembayaran kembali Hutang oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Secara tunai, baik dengan cara mengangsur atau sekaligus, dalam periode

berlakunya Pengakuan Hutang JLA ini dan paling lambat pada Tanggal Jatuh Tempo;

b) Dengan mengkonversi Hutang atau sisa dari Hutang yang belum dibayar

pada Tanggal Jatuh Tempo menjadi penyertaan saham Pihak Pertama pada perseroan Pihak Kedua dengan jumlah saham yang akan disepakati kemudian oleh Para Pihak dengan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Jangka Waktu

Pengakuan Hutang Adhi Karya ini mulai efektif berlaku sejak tanggal 3 Oktober 2014 (“Tanggal Efektif”) dan akan berakhir pada tanggal 2 Oktober 2015 (“Tanggal Jatuh Tempo”).

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak sepakat apabila terjadi sengketa terkait dengan dibuatnya Pengakuan Hutang Adhi Karya ini, termasuk dan tidak terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan keberadaan, keberlakuan, pelaksanaan hak dan/atau kewajiban dari Para Pihak, maka akan diselesaikan dengan musyawarah.

Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai, maka Para Pihak sepakat akan menyelesaikannya melalui dan menurut peraturan di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia. 2. Pengakuan Hutang tanggal 3 Oktober 2014 (“Pengakuan Hutang ASCO”)

Pengakuan Hutang ASCO ditandatangani oleh dan antara:

i. Jo Eddy selaku Direktur Utama PT Graha Andrasentra Propertindo bertindak untuk dan atas

nama PT Graha Andrasentra Propertindo (“Pihak Pertama”); ii. Hendry Harmen dan Kurniawati Budiman, masing-masing selaku jabatannya sebagai Direktur

PT Jungleland Asia bertindak untuk dan atas nama PT Jungleland Asia (“Pihak Kedua”);

secara bersama disebut juga sebagai “Para Pihak”.

Perjanjian Penyelesaian ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

1. Bahwa, Pihak Kedua telah mengalihkan hutangnya pada PT Aneka Sentratama Cahaya Optima (“ASCO”) kepada Pihak Pertama senilai Rp. 20.085.675.086,- dan Pihak Pertama telah membayar hutang tersebut kepada ASCO;

2. Bahwa, Para Pihak telah bersepakat bahwa terkait dengan pengalihan hutang

tersebut akan diatur ketentuannya dan syarat-syaratnya yang akan mengikat Para Pihak.

b. Pokok Perjanjian

1. Pada pokoknya, Pengakuan Hutang ASCO ini menerangkan bahwa mulai tanggal

Tanggal Efektif Pihak Kedua mengakui mempunyai hutang kepada Pihak Pertama dan Pihak Pertama dengan ini menerima pengakuan hutang dari Pihak Kedua sebesar Rp.20.085.675.086,- (“Hutang”);

156

2. Pihak Kedua akan membayar bunga atas Hutang sebesar 15% per tahun terhitung sejak Tanggal Efektif sampai dengan dilunasinya Hutang oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama, dimana pembayaran bunga tersebut akan dilakukan pada saat pembayaran pelunasan Hutang atau selambat-lambatnya pada Tanggal Jatuh Tempo

3. Para Pihak sepakat bahwa pembayaran kembali Hutang oleh Pihak Kedua kepada

Pihak Pertama dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Secara tunai, baik dengan cara mengangsur atau sekaligus, dalam periode berlakunya Pengakuan Hutang ASCO ini dan paling lambat pada Tanggal Jatuh Tempo;

b) Dengan mengkonversi Hutang atau sisa dari Hutang yang belum dibayar

pada Tanggal Jatuh Tempo menjadi penyertaan saham Pihak Pertama pada perseroan Pihak Kedua dengan jumlah saham yang akan disepakati kemudian oleh Para Pihak dengan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Jangka Waktu

Pengakuan Hutang JLA ini mulai efektif berlaku sejak tanggal 2 Oktober 2014 (“Tanggal Efektif”) dan akan berakhir pada tanggal 1 Oktober 2015 (“Tanggal Jatuh Tempo”).

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak sepakat apabila terjadi sengketa terkait dengan dibuatnya Pengakuan Hutang ASCO ini, termasuk dan tidak terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan keberadaan, keberlakuan, pelaksanaan hak dan/atau kewajiban dari Para Pihak, maka akan diselesaikan dengan musyawarah. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai, maka Para Pihak sepakat akan menyelesaikannya melalui dan menurut peraturan di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

3. Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) tanggal 24 Desember 2013 (“Perjanjian Pengalihan

Piutang GAS”)

Perjanjian Pengalihan Piutang GAS ditandatangani oleh dan antara: i. Hamid Mundzir, selaku jabatannya sebagai Direktur Utama PT Graha Andrasentra Propertindo

(“Pihak Pertama”); ii. Ambono Janurianto, selaku jabatannya sebagai Presiden Direktur PT Bakrieland Development

Tbk (“Pihak Kedua”) secara bersama disebut juga sebagai “Para Pihak”. Perjanjian Pengalihan Piutang GAS ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

1. Bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah menandatangani Perjanjian

Penyelesaian tanggal 18 Desember 2013 (“Perjanjian Penyelesaian”); 2. Bahwa, berdasarkan Perjanjian Penyelesaian tersebut, Pihak Kedua akan menerima

pengalihan Piutang dari Pihak Pertama pada PT Giripada Adhyayasabha (“GAS”) atas penjualan tanah Universitas Bakrie berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah pada tanggal 17 September 2010 dan Addendum I tanggal 14 Desember 2010 sebesar Rp.207.095.858.500,- (“Piutang”);

157

2. Pihak Kedua akan membayar bunga atas Hutang sebesar 15% per tahun terhitung sejak Tanggal Efektif sampai dengan dilunasinya Hutang oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama, dimana pembayaran bunga tersebut akan dilakukan pada saat pembayaran pelunasan Hutang atau selambat-lambatnya pada Tanggal Jatuh Tempo

3. Para Pihak sepakat bahwa pembayaran kembali Hutang oleh Pihak Kedua kepada

Pihak Pertama dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Secara tunai, baik dengan cara mengangsur atau sekaligus, dalam periode berlakunya Pengakuan Hutang ASCO ini dan paling lambat pada Tanggal Jatuh Tempo;

b) Dengan mengkonversi Hutang atau sisa dari Hutang yang belum dibayar

pada Tanggal Jatuh Tempo menjadi penyertaan saham Pihak Pertama pada perseroan Pihak Kedua dengan jumlah saham yang akan disepakati kemudian oleh Para Pihak dengan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Jangka Waktu

Pengakuan Hutang JLA ini mulai efektif berlaku sejak tanggal 2 Oktober 2014 (“Tanggal Efektif”) dan akan berakhir pada tanggal 1 Oktober 2015 (“Tanggal Jatuh Tempo”).

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak sepakat apabila terjadi sengketa terkait dengan dibuatnya Pengakuan Hutang ASCO ini, termasuk dan tidak terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan keberadaan, keberlakuan, pelaksanaan hak dan/atau kewajiban dari Para Pihak, maka akan diselesaikan dengan musyawarah. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai, maka Para Pihak sepakat akan menyelesaikannya melalui dan menurut peraturan di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

3. Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) tanggal 24 Desember 2013 (“Perjanjian Pengalihan

Piutang GAS”)

Perjanjian Pengalihan Piutang GAS ditandatangani oleh dan antara: i. Hamid Mundzir, selaku jabatannya sebagai Direktur Utama PT Graha Andrasentra Propertindo

(“Pihak Pertama”); ii. Ambono Janurianto, selaku jabatannya sebagai Presiden Direktur PT Bakrieland Development

Tbk (“Pihak Kedua”) secara bersama disebut juga sebagai “Para Pihak”. Perjanjian Pengalihan Piutang GAS ini pada pokoknya berisi tentang :

a. Maksud dan Tujuan

1. Bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah menandatangani Perjanjian

Penyelesaian tanggal 18 Desember 2013 (“Perjanjian Penyelesaian”); 2. Bahwa, berdasarkan Perjanjian Penyelesaian tersebut, Pihak Kedua akan menerima

pengalihan Piutang dari Pihak Pertama pada PT Giripada Adhyayasabha (“GAS”) atas penjualan tanah Universitas Bakrie berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah pada tanggal 17 September 2010 dan Addendum I tanggal 14 Desember 2010 sebesar Rp.207.095.858.500,- (“Piutang”);

3. Bahwa Pihak Pertama bermaksud mengalihkan Piutang tersebut kepada Pihak Kedua dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian Pengalihan Piutang GAS ini.

b. Pokok Perjanjian

1. Pada pokoknya, Perjanjian Pengalihan Piutang GAS ini menerangkan bahwa Pihak

Pertama bermaksud mengalihkan Piutangnya tersebut kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua menyatakan menerima pengalihan Piutang dari Pihak Pertama.

2. Pengalihan Piutang dari Pihak Kedua kepada GAS berlaku efektif sejak tanggal

penandatanganan Perjanjian Pengalihan Piutang GAS ini. 3. Terhitung sejak berlakunya pengalihan Piutang, setiap dan seluruh Piutang menjadi

milik dan Pihak Kedua dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Piutang menjadi resiko Pihak Kedua, termasuk keuntungan dan kerugian yang timbul sehubungan dengan Piutang tersebut.

c. Jangka Waktu

Perjanjian Pengalihan Piutang GAS ini berakhir dan dapat diakhiri bilamana terjadi salah satu kondisi sebagaimana berikut: 1. Telah dilaksanakannya pengalihan Piutang (cessie) oleh Para Pihak; 2. Adanya persetujuan tertulis dari Para Pihak untuk mengakhiri perjanjian sebelum

dilaksanakannya pengalihan Piutang.

d. Penyelesaian Perselisihan

Para Pihak sepakat apabila terjadi sengketa yang berhubungan dengan perjanjian ini, termasuk namun tidak terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan keberadaaan, keberlakuan, pelaksanaan hak atau kewajiban dari Para Pihak, maka akan diselesaikan dengan musyawarah. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai, maka Para Pihak sepakat memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

e. Hukum Yang Berlaku

Hukum Negara Republik Indonesia.

158

XII. INDUSTRI PARIWISATA, REKREASI DAN PROPERTI

INDUSTRI PARIWISATA

Ditopang oleh pasar yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi

Indonesia dengan jumlah penduduk 255 juta di tahun 2015 merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia setelah China, India dan Amerika. Tidak hanya memiliki jumlah penduduk yang besar yang merupakan syarat penting dalam potensi pasar, Indonesia juga memiiki pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun yang cukup tinggi yakni 1,34% atau lebih dari 3 juta penduduk per tahun. Proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa di tahun 2035, total penduduk Indonesia akan mencapai angka 306 juta, suatu pasar yang besar.

umber: BPS, 2014

Dari sisi ekonomi, Indonesia memiliki ekonomi yang besar. Hal ini dapat dilihat dari PDB Indonesia di tahun 2014, yaitu sebesar Rp 10.542 trilyun atau sekitar US$ 910miliar. PDB Indonesia juga masih bertumbuh tinggi, yaitu sebesar 5% di tahun 2014, yang menjadikan pertumbuhan PDB Indonesia masuk ke dalam peringkat 15 dunia dan tergabung dalam negara G-20.

Pertumbuhan PDB Negara G-20 pada tahun 2014

sumber:www.focus-economics.com, World Bank, 2016

Tren pertumbuhan ekonomi Indonesia ini, diperkirakan oleh IMF akan berlanjut yakni berkisar 5%-6% per tahun hingga 2020. Dengan didukung ekonomi yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, diperkirakan peringkat ekonomi Indonesia akan meningkat dari peringkat 15 dunia di tahun 2013 menjadi peringkat 10 besar di tahun 2030.

239 255 271 285 296 306

2010 2015 2020 2025 2030 2035

Proyeksi Penduduk Indonesia (juta)

(3.8) (3.7)

0.4 0.6 1.1 1.3 1.5 1.7 1.7 2.2 2.5 2.6 3.0 3.4 3.4 4.8

6.9 7.5 Brazil

Russia

Japan

Italy

France

S. Africa

EU Germany

Argentina

UK

Mexico

S. Korea

Australia

Saudi A.

Turkey

Indonesia

China

India

159

XII. INDUSTRI PARIWISATA, REKREASI DAN PROPERTI

INDUSTRI PARIWISATA

Ditopang oleh pasar yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi

Indonesia dengan jumlah penduduk 255 juta di tahun 2015 merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia setelah China, India dan Amerika. Tidak hanya memiliki jumlah penduduk yang besar yang merupakan syarat penting dalam potensi pasar, Indonesia juga memiiki pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun yang cukup tinggi yakni 1,34% atau lebih dari 3 juta penduduk per tahun. Proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa di tahun 2035, total penduduk Indonesia akan mencapai angka 306 juta, suatu pasar yang besar.

umber: BPS, 2014

Dari sisi ekonomi, Indonesia memiliki ekonomi yang besar. Hal ini dapat dilihat dari PDB Indonesia di tahun 2014, yaitu sebesar Rp 10.542 trilyun atau sekitar US$ 910miliar. PDB Indonesia juga masih bertumbuh tinggi, yaitu sebesar 5% di tahun 2014, yang menjadikan pertumbuhan PDB Indonesia masuk ke dalam peringkat 15 dunia dan tergabung dalam negara G-20.

Pertumbuhan PDB Negara G-20 pada tahun 2014

sumber:www.focus-economics.com, World Bank, 2016

Tren pertumbuhan ekonomi Indonesia ini, diperkirakan oleh IMF akan berlanjut yakni berkisar 5%-6% per tahun hingga 2020. Dengan didukung ekonomi yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, diperkirakan peringkat ekonomi Indonesia akan meningkat dari peringkat 15 dunia di tahun 2013 menjadi peringkat 10 besar di tahun 2030.

239 255 271 285 296 306

2010 2015 2020 2025 2030 2035

Proyeksi Penduduk Indonesia (juta)

(3.8) (3.7)

0.4 0.6 1.1 1.3 1.5 1.7 1.7 2.2 2.5 2.6 3.0 3.4 3.4 4.8

6.9 7.5

Brazil

Russia

Japan

Italy

France

S. Africa

EU Germany

Argentina

UK

Mexico

S. Korea

Australia

Saudi A.

Turkey

Indonesia

China

India

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan akan meningkatkan jumlah konsumen kelas menengah di Indonesia dari sebesar 74 juta orang di tahun 2012 menjadi 141 juta orang di tahun 2020 atau meningkat sekitar 2 kali lipat. Hal ini tentunya merupakan potensi pertumbuhan daya beli yang cukup besar.

sumber: Boston Consulting Group, 2013

Dengan populasi Indonesia yang besar serta pertumbuhan kelas menengah tersebut, membuat pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia di tahun 2015 tumbuh sebesar 5,8%, dimana pertumbuhan tersebut lebih baik dari pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun yang sama sebesar 4,8%.

Disamping didukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dan jumlah penduduk yang besar, industri pariwisata di Indonesia juga didukung oleh hal-hal sebagai berikut:

Kondisi sosial politik dan keamanan dalam negeri yang mendukung. Kemajuan dunia usaha yang berpengaruh dalam meningkatkan kesibukan kerja yang dapat meningkatkan

kejenuhan sehingga menimbulkan kebutuhan untuk berekreasi dengan suasana yang berbeda. Kemajuan pendidikan masyarakat dapat meningkatkan keinginan atas pengalaman-pengalaman baru. Semakin tingginya tingkat persaingan di dunia penerbangan di Indonesia membuat tiket perjalanansemakin

terjangkau bagi masyarakat untuk berwisata.

Jumlah wisatawan dan konsumsinya semakin meningkat

Jumlah Wisatawan Nusantara (wisnus) di tahun 2015 meningkat 1,6% menjadi 255 juta orang dari 251 juta orang di tahun 2014. Di tahun 2025, diperkirakan jumlah wisnus akan menjadi 371 juta orang atau meningkat rata-rata 3,6% per tahun.

Pengeluaran wisnus per kunjungan di tahun 2015 meningkat 3,4% menjadi Rp 881 ribu dari sebesar Rp 852 ribu di tahun 2013. Sedangkan secara total, pengeluaran wisnus secara keseluruhan di tahun 2014 meningkat 20,3% menjadi Rp 213,9 triliun dari Rp 177,8 triliun di tahun 2013. Di tahun 2025, diperkirakan pengeluaran wisnus akan menjadi Rp 359.7 triliun atau meningkat rata-rata 4,8% per tahun

Jumlah Wisatawan Mancanegara (wisman) di tahun 2015 meningkat 7% menjadi 10 juta orang dari 9,4 juta orang di tahun 2014. Wisman terbesar yang berkunjung ke Indonesia di tahun 2015 berasal dari Singapura, Malaysia, China, Australia dan Jepang. Di tahun 2025, diperkirakan jumlah wisman akan menjadi 20 juta orang atau meningkat rata-rata 7,1% per tahun.

Pengeluaran wisman per kunjungan di tahun 2015 meningkat 0,4% menjadi US$1,188 dari sebesar US$1,183 di tahun 2014. Sedangkan penerimaan devisa dari wisman di tahun 2015 meningkat 7% menjadi US$ 11,9 miliar dari US$ 11,2 miliar di tahun 2014. Di tahun 2025, diperkirakan devisa dari wisman akan menjadi US$ 17 miliar atau tumbuh rata-rata 4,0% per tahun.

Statistik Perkembangan Wisatawan

sumber: Menparekraf, BPS, 2015

74

141

2012 2020 F

Proyeksi Populasi Kelas Menengah (juta)

2010 2011 2012 2013 2014 2015Jumlah Wisatawan Nusantara – wisnus (juta) 234 236 245 250 251 255Pengeluaran wisnus per kunjungan (ribu Rp) 642 680 705 711 852 881Pertumbuhan pengeluaran wisnus 6.90% 5.90% 3.70% 0.90% 19.80% 3.4%Total pengeluaran wisnus (Rp trilyun) 150 161 173 178 214 225

Jumlah Wisatawan Mancanegara – wisman (juta) 7,0 7,6 8,0 8,8 9.4 10.0Pengeluaran wisman per kunjungan (US$) 1,086 1,118 1,134 1,142 1,183 1,188Pertumbuhan pengeluaran wisman 9.00% 3.00% 1.40% 0.70% 3.60% 0.4%Penerimaan devisa wisman (juta US$) 7,603 8,554 9,121 10,054 11,166 11,900

160

Pulau Jawa, Sumatera, dan beberapa kota di Indonesia memiliki potensi besar bagi industri pariwisata

Pulau Jawa meskipun secara luas hanya sekitar 7% dari luas daratan Indonesia namun sekitar 55% penduduk Indonesia atau sebesar 133 juta orang berada di pulau Jawa. Angka ini semakin menarik mengingat selama 10 tahun terakhir, pulau Jawa memiliki pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun yang tinggi yakni sebesar 1,2% atau sekitar 1,5 juta orang per tahun.

Dari sisi ekonomi, dibanding pulau-pulau lainnya yang ada di Indonesia, pulau Jawa memberikan kontribusi yang paling besar atas ekonomi Indonesia yakni sekitar 57,6% atau US$ 524 miliar. Di antara propinsi yang ada di pulau Jawa, dari sisi kontribusi terhadap ekonomi Indonesia, DKI Jakarta menempati posisi tertinggi yakni 17,1% disusul Jawa Timur di tempat kedua dengan kontribusi sebesar 14,2%.

Selanjutnya, adalah pulau Sumatera yang berada di peringkat ke 2 terbesar di Indonesia baik secara luas, maupun kontribusi ekonomi terhadap Indonesia. Persentase daratan Sumatera adalah 23% dari total luas daratan Indonesia dengan jumlah penduduk 52 juta orang atau sekitar 21% dari total penduduk Indonesia. Pulau terluas ke-2 di Indonesia ini memiliki kontribusi ekonomi sebesar 22,7% terhadap ekonomi Indonesia.

Diantara propinsi yang ada di pulau Sumatera, dari sisi kontribusi terhadap ekonomi Indonesia, Riau menempati posisi terbesar yakni 6,0%, disusul Sumatera Utara di tempat kedua dengan kontribusi 4,9% . Sementara Sumatera Selatan di tempat ketiga dengan kontribusi 2,9%.

Makassar merupakan ibu kota Sulawesi Selatan dan kota terbesarnya, yang sekaligus menjadi hub untuk kawasan Indonesia Timur. Potensi yang dimiliki oleh kota Makassar sangat baik, hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi rata-rata Makassar dalam lima tahun terakhir (2010-2014) berada di atas 9%,yang menempatkan Makassar sebagai kota dengan pertumbuhan tertinggi di Indonesia.

INDUSTRI REKREASI

Industri rekreasi khususnya taman bertema (theme park) dan taman air (water park) adalah industri yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Hal ini tercermin dari bermunculannya theme park dan water park baru di beberapa kota utama di Indonesia.

Para pengembang water park atau theme park disamping melakukan pengembangan di kota-kota yang belum memiliki water park atau theme park, juga dapat mengembangkan usahanya di kota-kota yang telah memiliki water park dan atau theme park. Hal ini dimungkinkan karena permintaan pasar di kota-kota tertentu masih relatif cukup besar. Di luar hal ini, pengembangan theme park atau water park dengan segmen/kelas yang berbeda dan atau yang memiliki keunikan/kelebihan tersendiri di suatu lokasi juga membuka peluang bagi pemain dalam industri ini untuk melakukan ekspansi.

Meski memiliki ciri khusus berupa hiburan dalam bentuk wahana yang bertema (theme park) dan hiburan air dengan beberapa kolam renang (water park), namun theme park dan water park pada dasarnya juga bersaing dengan tempat-tempat rekreasi lainnya.

Kategori tempat rekreasi/wisata

Tempat rekreasi banyak memiliki kategori namun secara umum tempat rekreasi dapat dibagi ke dalam 3 kategori utama berikut yakni:

1. Rekreasi alam Yang termasuk kategori ini adalah: bahari, gunung, sungai. Contoh: Pulau Seribu, Pelabuhan Ratu, Puncak Pas, Tangkuban Perahu.

2. Bangunan/sejarah Yang termasuk kategori ini adalah: museum, candi, monumen. Contoh: Museum Nasional, Museum Mandala, Candi Borobudur, Candi Prambanan, tugu Monas.

3. Buatan Yang termasuk kategori ini adalah: Atraksi hewan, pertanian, taman bertema (theme park), taman air (water park). Contoh: Ragunan, Taman Safari, Sea World, Mekar Sari, Kebun Raya Bogor, Dufan, Jungleland, Transtudio Bandung, Jungle Waterpark, Ocean Park BSD, Atlantis, Waterboom PIK.

Hambatan bagi investor untuk memasuki usaha rekreasi

Pengadaan Lahan

Unsur pokok dalam mengembangkan usaha rekreasi adalah pengadaan lahan yang mana biasanya diperlukan lahan yang relatif besar. Dengan kondisi ini maka diperlukan dana investasi lahan yang juga besar. Selain itu, pengadaan lahan juga kerap membutuhkan waktu pembebasan yang lama dan proses pengurusan yang panjang.

161

Pulau Jawa, Sumatera, dan beberapa kota di Indonesia memiliki potensi besar bagi industri pariwisata

Pulau Jawa meskipun secara luas hanya sekitar 7% dari luas daratan Indonesia namun sekitar 55% penduduk Indonesia atau sebesar 133 juta orang berada di pulau Jawa. Angka ini semakin menarik mengingat selama 10 tahun terakhir, pulau Jawa memiliki pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun yang tinggi yakni sebesar 1,2% atau sekitar 1,5 juta orang per tahun.

Dari sisi ekonomi, dibanding pulau-pulau lainnya yang ada di Indonesia, pulau Jawa memberikan kontribusi yang paling besar atas ekonomi Indonesia yakni sekitar 57,6% atau US$ 524 miliar. Di antara propinsi yang ada di pulau Jawa, dari sisi kontribusi terhadap ekonomi Indonesia, DKI Jakarta menempati posisi tertinggi yakni 17,1% disusul Jawa Timur di tempat kedua dengan kontribusi sebesar 14,2%.

Selanjutnya, adalah pulau Sumatera yang berada di peringkat ke 2 terbesar di Indonesia baik secara luas, maupun kontribusi ekonomi terhadap Indonesia. Persentase daratan Sumatera adalah 23% dari total luas daratan Indonesia dengan jumlah penduduk 52 juta orang atau sekitar 21% dari total penduduk Indonesia. Pulau terluas ke-2 di Indonesia ini memiliki kontribusi ekonomi sebesar 22,7% terhadap ekonomi Indonesia.

Diantara propinsi yang ada di pulau Sumatera, dari sisi kontribusi terhadap ekonomi Indonesia, Riau menempati posisi terbesar yakni 6,0%, disusul Sumatera Utara di tempat kedua dengan kontribusi 4,9% . Sementara Sumatera Selatan di tempat ketiga dengan kontribusi 2,9%.

Makassar merupakan ibu kota Sulawesi Selatan dan kota terbesarnya, yang sekaligus menjadi hub untuk kawasan Indonesia Timur. Potensi yang dimiliki oleh kota Makassar sangat baik, hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi rata-rata Makassar dalam lima tahun terakhir (2010-2014) berada di atas 9%,yang menempatkan Makassar sebagai kota dengan pertumbuhan tertinggi di Indonesia.

INDUSTRI REKREASI

Industri rekreasi khususnya taman bertema (theme park) dan taman air (water park) adalah industri yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Hal ini tercermin dari bermunculannya theme park dan water park baru di beberapa kota utama di Indonesia.

Para pengembang water park atau theme park disamping melakukan pengembangan di kota-kota yang belum memiliki water park atau theme park, juga dapat mengembangkan usahanya di kota-kota yang telah memiliki water park dan atau theme park. Hal ini dimungkinkan karena permintaan pasar di kota-kota tertentu masih relatif cukup besar. Di luar hal ini, pengembangan theme park atau water park dengan segmen/kelas yang berbeda dan atau yang memiliki keunikan/kelebihan tersendiri di suatu lokasi juga membuka peluang bagi pemain dalam industri ini untuk melakukan ekspansi.

Meski memiliki ciri khusus berupa hiburan dalam bentuk wahana yang bertema (theme park) dan hiburan air dengan beberapa kolam renang (water park), namun theme park dan water park pada dasarnya juga bersaing dengan tempat-tempat rekreasi lainnya.

Kategori tempat rekreasi/wisata

Tempat rekreasi banyak memiliki kategori namun secara umum tempat rekreasi dapat dibagi ke dalam 3 kategori utama berikut yakni:

1. Rekreasi alam Yang termasuk kategori ini adalah: bahari, gunung, sungai. Contoh: Pulau Seribu, Pelabuhan Ratu, Puncak Pas, Tangkuban Perahu.

2. Bangunan/sejarah Yang termasuk kategori ini adalah: museum, candi, monumen. Contoh: Museum Nasional, Museum Mandala, Candi Borobudur, Candi Prambanan, tugu Monas.

3. Buatan Yang termasuk kategori ini adalah: Atraksi hewan, pertanian, taman bertema (theme park), taman air (water park). Contoh: Ragunan, Taman Safari, Sea World, Mekar Sari, Kebun Raya Bogor, Dufan, Jungleland, Transtudio Bandung, Jungle Waterpark, Ocean Park BSD, Atlantis, Waterboom PIK.

Hambatan bagi investor untuk memasuki usaha rekreasi

Pengadaan Lahan

Unsur pokok dalam mengembangkan usaha rekreasi adalah pengadaan lahan yang mana biasanya diperlukan lahan yang relatif besar. Dengan kondisi ini maka diperlukan dana investasi lahan yang juga besar. Selain itu, pengadaan lahan juga kerap membutuhkan waktu pembebasan yang lama dan proses pengurusan yang panjang.

Memerlukan lokasi yang strategis

Tidak hanya memerlukan lahan yang cukup besar, lahan yang akan digunakan untuk pengembangan usaha rekreasi memerlukan lokasi yang strategis seperti di pinggir pantai atau daerah perbukitan yang menarik yang mana hal ini merupakan tantangan tambahan dalam pengadaan lahan. Lokasi juga berperan penting, karena berhubungan dengan posisi konsumen yang berada di sekitar. Semakin dekat dengan pusat kota, ataupun lokasi yang memiliki akses dengan kota sekitar yang didiami oleh populasi yang memiliki daya beli cukup besar, maka potensi kedatangan konsumen ke lokasi rekreasi tersebut akan semakin besar.

Dana investasi yang cukup besar

Setelah pengadaan lahan dapat terpenuhi, tantangan berikutnya adalah dana investasi yang cukup besar untuk pengembangan atas lahan tersebut baik dalam bentuk pembangungan prasarana, bangunan hingga peralatan. Sebagai contoh, pembangunan tempat wisata seperti water park dengan luas 3 Ha dan memiliki kolam serta fasilitas yang lengkap memerlukan investasi sekitar Rp 100 miliar. Sedangkan untuk pembangunan theme park dengan luas 30 Ha dan memiliki wahana serta fasilitas yang lengkap memerlukan biaya investasi sekitar Rp1 triliun.

Faktor utama dalam kesuksesan taman rekreasi (theme park dan water park)

1. Lokasi Penentuan lokasi merupakan salah satu kunci utama kesuksesan suatu tempat hiburan. Daerah yang dekat dengah perbukitan/pegunungan dengan nuansa yang sejuk atau daerah pantai namun tidak jauh dari daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi biasanya lokasi favorit bagi suatu tempat hiburan.

2. Jumlah wahana/kolam Jumlah wahana/kolam yang dimiliki suatu tempat hiburan, baik theme park maupun water park, merupakan hal yang penting bagi pengunjung dalam menentukan pilihannya karena ini akan meningkatkan nilai dari uang yang dibelanjakan (value for money).

3. Keunikan Dalam upaya meningkatkan pangsa pasar, suatu tempat hiburan perlu untuk memiliki daya tarik tersendiri dalam bentuk wahana atau kolam yang unik yang tidak dimiliki oleh para pesaing lainnya.

4. Jangkauan usia yang luas Suatu tempat hiburan sebaiknya tidak memfokuskan pada pengunjung pada usia tertentu saja karena hal ini akan membatasi potensi pasar bagi tempat hiburan tersebut.

5. Inovasi Setelah periode tertentu, suatu tempat hiburan memerlukan inovasi/penyegaran dalam bentuk penambahan wahana/kolam baru sehingga pengunjung yang sudah atau sering berkunjung memiliki alasan untuk kembali berkunjung.

6. Harga yang kompetitif Bagi banyak pengunjung, harga merupakan salah satu hal utama dalam menentukan pilihan untuk berkunjung ke suatu tempat hiburan.

KOMPETITOR

Theme park dan water park terkenal di pulau Jawa dan Sumatera Lokasi Mulai beroperasi Luas (Ha) Harga Tiket Jenis

Jabodetabek

Dunia Fantasi Jakarta 1985 9,5 195.000-275.000 Theme park

Jungleland Bogor 2013 35,0 165.000-220.000 Theme park

JungleFest Bogor 2013 5,5 40.000-60.000 Theme Park

Atlantis Water Park Jakarta 1974 5,0 95.000-185.000 Water park

Waterboom PIK Jakarta 2007 3,8 150.000-250.000 Water park

Snowbay Water Park Jakarta 2009 3,0 140.000-180.000 Water park

Water Kingdom Bogor 2012 6,5 70.000-95.000 Water park

Jungle Water Park Bogor 2007 4,3 80.000-95.000 Water park

Fantasi Water Park Depok 2008 1,4 35.000-65.000 Water park

Ocean Water Park Tangerang 2008 8,5 40.000-75.000 Water park

Waterboom Lippo Cikarang Bekasi 1998 3,4 60.000-95.000 Water park

Pulau Jawa

162

Lokasi Mulai beroperasi Luas (Ha) Harga Tiket Jenis

Wonderia Semarang 2007 3,0 50.000 Theme park

Trans Studio Bandung Bandung 2011 4,2 170.000-270.000 Theme park

Jatim Park I Malang 2001 11,0 60.000-80.000 Theme park

Pandawa Water World Solo 2007 5,0 80.000-100.000 Water park

Waterpark Bandung Indah Bandung NA NA 15.000-30.000 Water park

Wisata Bahari Lamongan Surabaya 2004 11,0 60.000-80.000 Water park

Ciputra Water Park Surabaya 2005 5,0 105.000-130.000 Water park

Gumul Paradise Island Kediri 2011 5,0 15.000-25.000 Water park

Kediri Water Park Kediri 2014 5,0 50000-70.000 Water park

Grand Puri Water Park Yogyakarta 2011 3,5 25.000-35.000 Water park

Pulau Sumatera

Mikie Holiday Medan 2000 13,5 110.000 Theme park

Hillpark Sibolangit Medan 2008 20,0 75.000 Theme park

Pantai Cermin Water Park Medan 2007 NA 60.000-80.000 Water park

Wonder World Polonia Medan 2013 5,3 60.000-90.000 Water park

Queen Watergarden Batam 2012 3,5 35.000-55.000 Water park

Areca Water Park Riau 2012 3,5 20.000-30.000 Water park

Labersa Water Park Riau 2009 6,5 60.000-70.000 Water park

World of Water Jambi NA 3,5 30,000-60,000 Water park

Minang Fantasy Water Park Padang 2008 9,8 40.000-50.000 Water park

WaterBoom Banda Aceh Aceh 2009 1,5 20.000-35.000 Water park

Amanzi Water Park Palembang 2011 3,5 50.000-100.000 Water park

Sumber: Riset Perseroan, 2015

INDUSTRI PROPERTI

Setelah mengalami pertumbuhan yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir, diperkirakan industri properti masih akan mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik ke depannya, dengan didukung oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Backlog yang tetap tinggi. Pada tahun 2015, Indonesia diperkirakan terdapat backlog (kekurangan pasokan rumah) sekitar 15 juta unit. Angka backlog ini berpotensi akan semakin membesar mengingat Indonesia memiliki pertumbuhan penduduk yang tinggi yakni sebesar 1,3% per tahun. Dengan asumsi dalam satu keluarga terdapat empat orang anggota keluarga yang memerlukan satu rumah, maka setiap tahun diperlukan sekitar 800 ribu unit rumah tambahan.

2. Situasi politik dan sosial yang stabil. Pemilu legislatif dan eksekutif di tahun 2014 berlangsung dengan damai dan lancar, sehingga para pelaku usaha di tanah air akan lebih meningkatkan aktivitas usahanya yang dimulai sejak tahun 2015. Hal ini tentu berdampak positif bagi banyak industri termasuk properti.

3. Pemerintah fokus pada pengembangan infrastruktur. Dengan rencana pengembangan infrastruktur dalam skala yang besar, properti akan turut mendapatkan kemudahan akses, memperlancar distribusi barang, dan meratakan pertumbuhan.

4. Pengurangan subsidi BBM vs. Alokasi pengembangan infrastruktur yang lebih besar. Saat ini hanya solar dan minyak tanah yang masih disubsidi oleh Pemerintah sedangkan premium sudah mengikuti harga pasar. Dana yang diperoleh atas pengurangan subsidi BBM, sebagian akan digunakan pemerintah untuk pengembangan proyek infrastruktur yang akan berdampak positif bagi industri properti, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan industri properti.

5. Kemudahan untuk memiliki KPR. Pada sisi perbankan, masih relatif rendahnya rasio pembiayaan dan pertumbuhannya, menjadikan ruang gerak bank masih leluasa untuk meningkatkan KPR. Di sisi lain, yang membatasi bank untuk menyalurkan kredit adalah revisi kebijakan rasio LTV (Loan to Value) dan penjagaan terhadap rasio NPL (Non Performing Loan).

6. Fasilitas kredit dengan bunga murah. Untuk mengatasi lemahnya daya beli oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap kebutuhan properti, pemerintah mengeluarkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). FLPP merupakan program subsidi pemerintah untuk menyediakan pembiayaan pemilikan rumah tinggal secara kredit, bekerjasama dengan Kementerian Perumahan Rakyat dengan suku bunga rendah, cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit.

7. Properti sebagai pilihan investasi jangka panjang. Pada saat inflasi, properti menjadi pilihan yang menarik untuk sarana lindung nilai, karena harga properti akan bergerak berbanding lurus mengikuti inflasi.

163

Lokasi Mulai beroperasi Luas (Ha) Harga Tiket Jenis

Wonderia Semarang 2007 3,0 50.000 Theme park

Trans Studio Bandung Bandung 2011 4,2 170.000-270.000 Theme park

Jatim Park I Malang 2001 11,0 60.000-80.000 Theme park

Pandawa Water World Solo 2007 5,0 80.000-100.000 Water park

Waterpark Bandung Indah Bandung NA NA 15.000-30.000 Water park

Wisata Bahari Lamongan Surabaya 2004 11,0 60.000-80.000 Water park

Ciputra Water Park Surabaya 2005 5,0 105.000-130.000 Water park

Gumul Paradise Island Kediri 2011 5,0 15.000-25.000 Water park

Kediri Water Park Kediri 2014 5,0 50000-70.000 Water park

Grand Puri Water Park Yogyakarta 2011 3,5 25.000-35.000 Water park

Pulau Sumatera

Mikie Holiday Medan 2000 13,5 110.000 Theme park

Hillpark Sibolangit Medan 2008 20,0 75.000 Theme park

Pantai Cermin Water Park Medan 2007 NA 60.000-80.000 Water park

Wonder World Polonia Medan 2013 5,3 60.000-90.000 Water park

Queen Watergarden Batam 2012 3,5 35.000-55.000 Water park

Areca Water Park Riau 2012 3,5 20.000-30.000 Water park

Labersa Water Park Riau 2009 6,5 60.000-70.000 Water park

World of Water Jambi NA 3,5 30,000-60,000 Water park

Minang Fantasy Water Park Padang 2008 9,8 40.000-50.000 Water park

WaterBoom Banda Aceh Aceh 2009 1,5 20.000-35.000 Water park

Amanzi Water Park Palembang 2011 3,5 50.000-100.000 Water park

Sumber: Riset Perseroan, 2015

INDUSTRI PROPERTI

Setelah mengalami pertumbuhan yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir, diperkirakan industri properti masih akan mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik ke depannya, dengan didukung oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Backlog yang tetap tinggi. Pada tahun 2015, Indonesia diperkirakan terdapat backlog (kekurangan pasokan rumah) sekitar 15 juta unit. Angka backlog ini berpotensi akan semakin membesar mengingat Indonesia memiliki pertumbuhan penduduk yang tinggi yakni sebesar 1,3% per tahun. Dengan asumsi dalam satu keluarga terdapat empat orang anggota keluarga yang memerlukan satu rumah, maka setiap tahun diperlukan sekitar 800 ribu unit rumah tambahan.

2. Situasi politik dan sosial yang stabil. Pemilu legislatif dan eksekutif di tahun 2014 berlangsung dengan damai dan lancar, sehingga para pelaku usaha di tanah air akan lebih meningkatkan aktivitas usahanya yang dimulai sejak tahun 2015. Hal ini tentu berdampak positif bagi banyak industri termasuk properti.

3. Pemerintah fokus pada pengembangan infrastruktur. Dengan rencana pengembangan infrastruktur dalam skala yang besar, properti akan turut mendapatkan kemudahan akses, memperlancar distribusi barang, dan meratakan pertumbuhan.

4. Pengurangan subsidi BBM vs. Alokasi pengembangan infrastruktur yang lebih besar. Saat ini hanya solar dan minyak tanah yang masih disubsidi oleh Pemerintah sedangkan premium sudah mengikuti harga pasar. Dana yang diperoleh atas pengurangan subsidi BBM, sebagian akan digunakan pemerintah untuk pengembangan proyek infrastruktur yang akan berdampak positif bagi industri properti, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan industri properti.

5. Kemudahan untuk memiliki KPR. Pada sisi perbankan, masih relatif rendahnya rasio pembiayaan dan pertumbuhannya, menjadikan ruang gerak bank masih leluasa untuk meningkatkan KPR. Di sisi lain, yang membatasi bank untuk menyalurkan kredit adalah revisi kebijakan rasio LTV (Loan to Value) dan penjagaan terhadap rasio NPL (Non Performing Loan).

6. Fasilitas kredit dengan bunga murah. Untuk mengatasi lemahnya daya beli oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap kebutuhan properti, pemerintah mengeluarkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). FLPP merupakan program subsidi pemerintah untuk menyediakan pembiayaan pemilikan rumah tinggal secara kredit, bekerjasama dengan Kementerian Perumahan Rakyat dengan suku bunga rendah, cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit.

7. Properti sebagai pilihan investasi jangka panjang. Pada saat inflasi, properti menjadi pilihan yang menarik untuk sarana lindung nilai, karena harga properti akan bergerak berbanding lurus mengikuti inflasi.

XIII. EKUITAS Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan, posisi ekuitas Perseroan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013, 2012 dan 2011 yang didasarkan pada (a) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal atas penerapan PSAK No. 24; (b) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian; (c) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar dengan pengecualian atas penyertaan saham pada PT Sentul City Tbk.; (d) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian,

(dalam jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN

31 Desember

2015 2014 2013 2012 2011 Ekuitas

Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 50.000.000.000 saham pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013, 2012 dan 2011 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 19.281.904.405 saham pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, 16.445.406.761 saham pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011

1,928,191 1,928,191 1,644,541 1,644,541 1,644,541 Tambahan modal disetor (447,307) (447,301) (447,301) 0 0

Komponen ekuitas lainnya 2,741 (6,332) (8,182) 5,253 51,068

Saldo laba (defisit) 448,517 703,294 (11,491) 813,976 907,886

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk 1,932,142 2,177,852 1,177,567 2,463,770 2,603,494

Kepentingan non-pengendali (10) 0 0 1,786,088 1,584,716

Total Ekuitas 1,932,132 2,177,852 1,177,567 4,249,858 4,188,209

Setelah tanggal Laporan Keuangan konsolidasian untuk periode 31 Desember 2015, yang diterbitkan pada tanggal 15 Maret 2016 hingga Prospektus ini diterbitkan, sebagaimana telah diuraikan pada bab VII. Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen sub bab Peristiwa Setelah Periode Pelaporan, dan dimuat dalam Laporan Keuangan konsolidasian yang diterbitkan kembali tanggal 22 April, CALK 36 butir n dan o, telah terjadi perubahan struktur permodalan yang termuat dalam Akta No. 37/2016 dan Akta No. 43/2016. Jika transaksi tersebut telah terjadi pada tanggal 31 Desember 2015, maka struktur permodalan secara proforma menjadi:

(dalam jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember

2015 2014 2013 2012 2011 Ekuitas Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 50.000.000.000 saham pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013, 2012 dan 2011 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 20.281.904.405 saham pada tanggal 31 Desember 2015, 19.281.904.405 pada tanggal 31 Desember 2014, 16.445.406.761 saham pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 2,028,191 1,928,191 1,644,541 1,644,541 1,644,541 Tambahan modal disetor (447,307) (447,301) (447,301) 0 0

Komponen ekuitas lainnya 2,741 (6,332) (8,182) 5,253 51,068

Saldo laba (defisit) 448,517 703,294 (11,491) 813,976 907,886

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk 2,032,142 2,177,852 1,177,567 2,463,770 2,603,494

Kepentingan non-pengendali (10) 0 0 1,786,088 1,584,716

Total Ekuitas 2,032,132 2,177,852 1,177,567 4,249,858 4,188,209

164

Selanjutnya, Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham melalui Pasar Modal, dimana saham yang akan ditawarkan dan dijual kepada masyarakat adalah sebanyak 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta) Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) atau sebesar 10,19% (sepuluh koma sembilan belas persen) dari jumlah seluruh modal disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana.

Dengan asumsi Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat tersebut telah terjadi pada tanggal 31 Desember 2015, maka struktur ekuitas setelah dikurangi asumsi biaya emisi sebesar +/- Rp 24,2 miliar atau sekitar 7,53% dari nilai emisi, secara proforma adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember

2015 2014 2013 2012 2011 Ekuitas Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 50.000.000.000 saham pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013, 2012 dan 2011 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 22.581.904.405 saham pada tanggal 31 Desember 2015, 19.281.904.405 saham pada tanggal 31 Desember 2014, 16.445.406.761 saham pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 2,258,191 1,928,191 1,644,541 1,644,541 1,644,541 Tambahan modal disetor (379,557) (447,301) (447,301) 0 0

Komponen ekuitas lainnya 2,741 (6,332) (8,182) 5,253 51,068

Saldo laba (defisit) 448,517 703,294 (11,491) 813,976 907,886

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk 2,329,892 2,177,852 1,177,567 2,463,770 2,603,494

Kepentingan non-pengendali (10) 0 0 1,786,088 1,584,716

Total Ekuitas 2,329,882 2,177,852 1,177,567 4,249,858 4,188,209

165

Selanjutnya, Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham melalui Pasar Modal, dimana saham yang akan ditawarkan dan dijual kepada masyarakat adalah sebanyak 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta) Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) atau sebesar 10,19% (sepuluh koma sembilan belas persen) dari jumlah seluruh modal disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana.

Dengan asumsi Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat tersebut telah terjadi pada tanggal 31 Desember 2015, maka struktur ekuitas setelah dikurangi asumsi biaya emisi sebesar +/- Rp 24,2 miliar atau sekitar 7,53% dari nilai emisi, secara proforma adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember

2015 2014 2013 2012 2011 Ekuitas Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 50.000.000.000 saham pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013, 2012 dan 2011 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 22.581.904.405 saham pada tanggal 31 Desember 2015, 19.281.904.405 saham pada tanggal 31 Desember 2014, 16.445.406.761 saham pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 2,258,191 1,928,191 1,644,541 1,644,541 1,644,541 Tambahan modal disetor (379,557) (447,301) (447,301) 0 0

Komponen ekuitas lainnya 2,741 (6,332) (8,182) 5,253 51,068

Saldo laba (defisit) 448,517 703,294 (11,491) 813,976 907,886

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk 2,329,892 2,177,852 1,177,567 2,463,770 2,603,494

Kepentingan non-pengendali (10) 0 0 1,786,088 1,584,716

Total Ekuitas 2,329,882 2,177,852 1,177,567 4,249,858 4,188,209

XIV. KEBIJAKAN DIVIDEN Sesuai peraturan perundang-undangan di Indonesia dan Anggaran Dasar Perseroan, pembayaran dividen harus disetujui oleh pemegang saham dalam RUPS tahunan berdasarkan rekomendasi Direksi. Berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, apabila Perseroan membukukan laba bersih pada suatu tahun buku, maka Perseroan dapat membagikan dividen kepada pemegang saham berdasarkan rekomendasi dari Direksi dengan persetujuan RUPS.

Dengan memperhatikan (i) hasil operasi, arus kas, kecukupan modal dan kondisi keuangan dari Perseroan dan Anak Perusahaan dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan yang optimal di masa yang akan datang; (ii) kewajiban pemenuhan pembentukan dana cadangan; (iii) kewajiban-kewajiban Perseroan dan Anak Perusahaan berdasarkan perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga (termasuk kreditur); serta (iv) kepatuhan pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persetujuan dari RUPS; pada saat ini manajemen Perseroan merencanakan rasio pembayaran dividen kas sampai dengan 20% dari laba bersih konsolidasi Perseroan setiap tahunnya. Kebijakan dividen ini akan dimulai sejak tahun buku 2016.

Sebagai tambahan, Undang-undang Perseroan Terbatas yang berlaku sebagaimana tercermin dalam ketentuan Anggaran Dasar Perseroan Pasal 21 ayat 4 memungkinkan suatu Perseroan untuk membayarkan dividen interim sebelum penutupan tahun buku Perseroan terbatas tersebut.

Pembayaran dividen interim tersebut hanya dapat dilakukan apabila aset bersih Perseroan terbatas tersebut akan tidak menjadi lebih kecil dari jumlah modal ditempatkan dan cadangan dana yang ditetapkan Perseroan terbatas tersebut dan juga tidak mempengaruhi kemampuan Perseroan terbatas tersebut untuk memenuhi kewajiban kepada krediturnya.

Dividen interim dapat dibayarkan berdasarkan keputusan Direksi setelah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris.

Apabila setelah pembayaran dividen interim, Perseroan menjadi merugi, maka pemegang saham akan mengembalikan dividen interim yang diterima kepada Perseroan. Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab, secara tanggung renteng, atas kerugian yang dialami Perseroan apabila pemegang saham tidak mengembalikan dividen interim yang diterimanya.

Perseroan menyatakan bahwa tidak terdapat negative covenant yang dapat menghambat pembagian dividen kas Perseroan kepada pemegang saham.

166

XV. PERPAJAKAN A. Perpajakan Untuk Pemegang Saham

Sesuai dengan Undang-Undang No.7 tahun 1983 yang diubah terakhir oleh Undang-Undang No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak dikenakan Pajak Penghasilan jika semua kondisi di bawah ini dipenuhi:

1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan

2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25,0% dari jumlah modal yang disetor.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 651/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember 1994 tentang Bidang-bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan Penghasilan kepada Dana Pensiun yang Tidak Termasuk sebagai Obyek Pajak Penghasilan, maka penghasilan yang atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia tidak termasuk sebagai obyek Pajak Penghasilan apabila penghasilan tersebut diterima atau diperoleh dari penanaman modal antara lain dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 tahun 1994 juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.14 tahun 1997 tentang Pajak Penghasilan Atas penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham Di Bursa Efek telah ditetapkan sebagai berikut:

1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di bursa efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dari jumlah bruto nilai transaksi dan bersifat final, pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara bursa efek melalui Perantara Pedagang Efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham;

2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dari nilai saham perusahaan pada saat Penawaran Umum Perdana Saham;

3. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan yang terutang dapat dilakukan oleh perusahaan atas nama masing-masing pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di bursa efek. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 di atas, maka perhitungan Pajak Penghasilannya dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai dengan Pasal 17 Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2008.

Peraturan Pemerintah ataspenghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek di atas juga berlaku untuk dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan republik Indonesia.

Pajak Penghasilan atas dividen saham akan dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari 2010).

Dividen yang diterima atau diperoleh pemegang saham Wajib Pajak Dalam Negeri selain dari pihak-pihak yang memenuhi syarat di atas dan bentuk usaha tetap dari Wajib Pajak luar negeri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai pasal 23 Undang-Undang No. 36 tahun 2008. Perusahaan yang membayar dividen harus memotong pajak penghasilan pasal 23 sebesar 15% (lima belas) persen dari jumlah bruto sesuai dengan pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pemotongan pajak penghasilan pasal 23 merupakan kredit pajak untuk pajak penghasilan tahunan yang terhutang oleh pemegang saham Wajib Pajak Dalam Negeri dan bentuk usaha tetap.

Besarnya tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat 2c, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final. Penetapan mengenai besarnya tariff tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2d) diatur dengan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2010 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri.

167

XV. PERPAJAKAN A. Perpajakan Untuk Pemegang Saham

Sesuai dengan Undang-Undang No.7 tahun 1983 yang diubah terakhir oleh Undang-Undang No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak dikenakan Pajak Penghasilan jika semua kondisi di bawah ini dipenuhi:

1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan

2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25,0% dari jumlah modal yang disetor.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 651/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember 1994 tentang Bidang-bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan Penghasilan kepada Dana Pensiun yang Tidak Termasuk sebagai Obyek Pajak Penghasilan, maka penghasilan yang atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia tidak termasuk sebagai obyek Pajak Penghasilan apabila penghasilan tersebut diterima atau diperoleh dari penanaman modal antara lain dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 tahun 1994 juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.14 tahun 1997 tentang Pajak Penghasilan Atas penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham Di Bursa Efek telah ditetapkan sebagai berikut:

1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di bursa efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dari jumlah bruto nilai transaksi dan bersifat final, pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara bursa efek melalui Perantara Pedagang Efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham;

2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dari nilai saham perusahaan pada saat Penawaran Umum Perdana Saham;

3. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan yang terutang dapat dilakukan oleh perusahaan atas nama masing-masing pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di bursa efek. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 di atas, maka perhitungan Pajak Penghasilannya dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai dengan Pasal 17 Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2008.

Peraturan Pemerintah ataspenghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek di atas juga berlaku untuk dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan republik Indonesia.

Pajak Penghasilan atas dividen saham akan dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari 2010).

Dividen yang diterima atau diperoleh pemegang saham Wajib Pajak Dalam Negeri selain dari pihak-pihak yang memenuhi syarat di atas dan bentuk usaha tetap dari Wajib Pajak luar negeri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai pasal 23 Undang-Undang No. 36 tahun 2008. Perusahaan yang membayar dividen harus memotong pajak penghasilan pasal 23 sebesar 15% (lima belas) persen dari jumlah bruto sesuai dengan pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pemotongan pajak penghasilan pasal 23 merupakan kredit pajak untuk pajak penghasilan tahunan yang terhutang oleh pemegang saham Wajib Pajak Dalam Negeri dan bentuk usaha tetap.

Besarnya tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat 2c, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final. Penetapan mengenai besarnya tariff tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2d) diatur dengan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2010 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri.

Berdasarkan Pasal 26 ayat 1, dividen yang dibayar atau terhutang kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif sebesar 20% (dua puluh persen) dari kas yang dibayarkan (dalam hal dividen tunai) atau 20% (dua puluh persen) dari nilai par (dalam hal dividen saham). Kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia, dengan memenuhi surat edaran Dirjen pajak No.SE-03/PJ.101/1996 tanggal 29 maret 1996 tentang Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B), dapat memperoleh fasilitas tarif yang lebih rendah dengan ketentuan harus menyerahkan Sertifikat Domisili asli yang diterbitkan Kantor Pajak negara asal. Sertifikat ini berlaku untuk masa 1 (satu) tahun dan selanjutnya harus diperpanjang. Namun untuk bank, selama bank tersebut tidak mengubah alamat seperti yang tercantum pada sertifikat tersebut, sertifikat tersebut tetap berlaku.

Calon pembeli saham dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini diharapkan untuk berkonsultasi dengan konsultan pajak masing-masing mengenai akibat perpajakan yang timbul dari pembelian, pemilikan maupun penjualan saham yang dibeli melalui Penawaran Umum Perdana Saham ini. B. Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Oleh Perseroan

Sebagai Wajib Pajak secara umum Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Perseroan telah dan akan memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku.

168

XVI. PENJAMINAN EMISI EFEK 1. KETERANGAN TENTANG PENJAMINAN EMISI EFEK

Berdasarkan persyaratan serta ketentuan yang tercantum dalam Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk No. 19 Tanggal 23 September 2015 dan Addendum No. 45 tanggal 21 April 2016 serta addendum No. 80 tanggal 13 Juni 2016, dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., MKn., Notaris di Kota Bogor, Penjamin Pelaksana Emisi Efek/Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini, menyetujui sepenuhnya untuk menawarkan dan menjual Saham Perseroan kepada masyarakat sebesar bagian penjaminannya dengan kesanggupan penuh (full commitment) sebesar 100% (seratus persen) dari emisi saham yang berjumlah sebanyak 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta) saham, sehingga mengikat untuk membeli dengan harga perdana, sisa saham yang tidak habis terjual pada tanggal penutupan Masa Penawaran.

Perjanjian Emisi Efek ini menghapuskan perikatan sejenis tertulis maupun tidak tertulis yang telah ada sebelumnya maupun yang akan ada di kemudian hari antara Emiten dengan Penjamin Emisi Efek.

Selanjutnya Penjamin Emisi Efek yang ikut dalam Penjaminan Emisi Saham Perseroan telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000, Peraturan No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum.

Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi penjaminan emisi dalam Penawaran Umum Perseroan adalah sebagai berikut:

Penjamin Pelaksana Emisi Efek/Penjamin Emisi Efek seperti tersebut di atas, menyatakan dengan tegas tidak terafiliasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal.

2. PENENTUAN HARGA PENAWARAN SAHAM PADA PASAR PERDANA

Harga penawaran ini ditentukan berdasarkan harga kesepakatan dan negosiasi Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Penentuan harga sebesar Rp 140 (seratus empat puluh Rupiah) juga mempertimbangkan hasil bookbuilding yang telah dilakukan pada tanggal 2 - 13 Juni 2016 dengan kisaran harga penawaran Rp 130 (seratus tiga puluh Rupiah) sampai dengan Rp 150 (seratus lima puluh Rupiah), oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan melakukan kegiatan penjajakan kepada investor di pasar domestik dan pasar international serta dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti:

1. Kondisi pasar pada saat bookbulding dilakukan; 2. Permintaan (demand) dari investor domestik dan internasional; 3. Permintaan dari calon investor yang berkualitas (Qualified Institutional Buyer / QIB); 4. Kinerja Keuangan Perseroan; 5. Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja, sejarah, prospek usaha Perseroan serta industri rekreasi,

properti serta pariwisata; 6. Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi atau kinerja Perseroan, serta prospek pendapatan

Perseroan di masa mendatang; 7. Status dari perkembangan terakhir Perseroan; 8. Faktor-faktor di atas dalam kaitannya dengan penentuan nilai pasar dan berbagai metode penilaian untuk

beberapa perusahaan yang bergerak di bidang sejenis dengan Perseroan; dan 9. Mempertimbangkan kinerja saham di Pasar Sekunder.

Tidak dapat dijamin atau dipastikan, bahwa setelah Penawaran Umum ini, harga saham Perseroan akan terus berada di atas Harga Penawaran atau perdagangan saham Perseroan akan terus berkembang secara aktif di Bursa Efek.

NO. NAMA

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK Lembar (saham) Nominal (Rp) (%)

1 PT DANATAMA MAKMUR 2,287,900,000 Rp320,306,000,000 99.4739%

PENJAMIN EMISI EFEK

2 PT Henan Putihrai 10,000,000 Rp1,400,000,000 0.4348%3 PT Yulie Sekurindo Tbk. 500,000 Rp70,000,000 0.0217%4 PT Panca Global Securities Tbk. 350,000 Rp49,000,000 0.0152%5 PT Valbury Asia Securities 300,000 Rp42,000,000 0.0130%6 PT Phill ip Securities Indonesia 250,000 Rp35,000,000 0.0109%7 PT Hastadana Sekuritas Indonesia 250,000 Rp35,000,000 0.0109%8 PT Inti Fikasa Securindo 150,000 Rp21,000,000 0.0065%9 PT Magenta Kapital Indonesia 150,000 Rp21,000,000 0.0065%

10 PT Panin Sekuritas Tbk. 100,000 Rp14,000,000 0.0043%11 PT Equity Securities Indonesia 50,000 Rp7,000,000 0.0022%

TOTAL 2,300,000,000 Rp322,000,000,000 100.0000%

PORSI PENJAMINAN

169

XVI. PENJAMINAN EMISI EFEK 1. KETERANGAN TENTANG PENJAMINAN EMISI EFEK

Berdasarkan persyaratan serta ketentuan yang tercantum dalam Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk No. 19 Tanggal 23 September 2015 dan Addendum No. 45 tanggal 21 April 2016 serta addendum No. 80 tanggal 13 Juni 2016, dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., MKn., Notaris di Kota Bogor, Penjamin Pelaksana Emisi Efek/Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini, menyetujui sepenuhnya untuk menawarkan dan menjual Saham Perseroan kepada masyarakat sebesar bagian penjaminannya dengan kesanggupan penuh (full commitment) sebesar 100% (seratus persen) dari emisi saham yang berjumlah sebanyak 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta) saham, sehingga mengikat untuk membeli dengan harga perdana, sisa saham yang tidak habis terjual pada tanggal penutupan Masa Penawaran.

Perjanjian Emisi Efek ini menghapuskan perikatan sejenis tertulis maupun tidak tertulis yang telah ada sebelumnya maupun yang akan ada di kemudian hari antara Emiten dengan Penjamin Emisi Efek.

Selanjutnya Penjamin Emisi Efek yang ikut dalam Penjaminan Emisi Saham Perseroan telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000, Peraturan No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum.

Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi penjaminan emisi dalam Penawaran Umum Perseroan adalah sebagai berikut:

Penjamin Pelaksana Emisi Efek/Penjamin Emisi Efek seperti tersebut di atas, menyatakan dengan tegas tidak terafiliasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal.

2. PENENTUAN HARGA PENAWARAN SAHAM PADA PASAR PERDANA

Harga penawaran ini ditentukan berdasarkan harga kesepakatan dan negosiasi Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Penentuan harga sebesar Rp 140 (seratus empat puluh Rupiah) juga mempertimbangkan hasil bookbuilding yang telah dilakukan pada tanggal 2 - 13 Juni 2016 dengan kisaran harga penawaran Rp 130 (seratus tiga puluh Rupiah) sampai dengan Rp 150 (seratus lima puluh Rupiah), oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan melakukan kegiatan penjajakan kepada investor di pasar domestik dan pasar international serta dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti:

1. Kondisi pasar pada saat bookbulding dilakukan; 2. Permintaan (demand) dari investor domestik dan internasional; 3. Permintaan dari calon investor yang berkualitas (Qualified Institutional Buyer / QIB); 4. Kinerja Keuangan Perseroan; 5. Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja, sejarah, prospek usaha Perseroan serta industri rekreasi,

properti serta pariwisata; 6. Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi atau kinerja Perseroan, serta prospek pendapatan

Perseroan di masa mendatang; 7. Status dari perkembangan terakhir Perseroan; 8. Faktor-faktor di atas dalam kaitannya dengan penentuan nilai pasar dan berbagai metode penilaian untuk

beberapa perusahaan yang bergerak di bidang sejenis dengan Perseroan; dan 9. Mempertimbangkan kinerja saham di Pasar Sekunder.

Tidak dapat dijamin atau dipastikan, bahwa setelah Penawaran Umum ini, harga saham Perseroan akan terus berada di atas Harga Penawaran atau perdagangan saham Perseroan akan terus berkembang secara aktif di Bursa Efek.

NO. NAMA

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK Lembar (saham) Nominal (Rp) (%)

1 PT DANATAMA MAKMUR 2,287,900,000 Rp320,306,000,000 99.4739%

PENJAMIN EMISI EFEK

2 PT Henan Putihrai 10,000,000 Rp1,400,000,000 0.4348%3 PT Yulie Sekurindo Tbk. 500,000 Rp70,000,000 0.0217%4 PT Panca Global Securities Tbk. 350,000 Rp49,000,000 0.0152%5 PT Valbury Asia Securities 300,000 Rp42,000,000 0.0130%6 PT Phill ip Securities Indonesia 250,000 Rp35,000,000 0.0109%7 PT Hastadana Sekuritas Indonesia 250,000 Rp35,000,000 0.0109%8 PT Inti Fikasa Securindo 150,000 Rp21,000,000 0.0065%9 PT Magenta Kapital Indonesia 150,000 Rp21,000,000 0.0065%

10 PT Panin Sekuritas Tbk. 100,000 Rp14,000,000 0.0043%11 PT Equity Securities Indonesia 50,000 Rp7,000,000 0.0022%

TOTAL 2,300,000,000 Rp322,000,000,000 100.0000%

PORSI PENJAMINAN

XVII. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini adalah sebagai berikut:

Akuntan Publik: KAP Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan

Gedung Jaya 1stFloor Suite L01-A3 Jl. M.H. Thamrin No.12

Jakarta 10340 (Crowe Horwath)Telp: +62 21 31928000; +62 21 47863023

Faks: +62 21 31928151 Nomor/Tanggal STTD:23/PM.22/STTD-AP/2015

Nomor Keanggotaan Profesi: Anggota IAPI No. 1738

Tugas dan Kewajiban Pokok: Melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Di dalam standar tersebut Akuntan Publik diharuskan untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. Dalam hal ini Akuntan Publik bertanggung jawab atas pendapat yang diberikan terhadap laporan keuangan yang diauditnya.

Audit yang dilakukan oleh Akuntan Publik mencakup pemeriksaan atas pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan, penilaian atas prinsip akuntansi yang dipergunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Perseroan menunjuk KAP Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan sebagai Akuntan Publik Perseroan dalam rangka Penawaran Umum berdasarkan Surat Penunjukkan No. KNT&R-005/05/2015/JY/MS tanggal 27 Mei 2015 dan No. KNT&R-031/10/2015/JY/BJD tanggal 16 Oktober 2015.

Pedoman kerja Akuntan Publik adalah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

Konsultan Hukum: Aji Wijaya & Co.

Cyber 2 Tower, Floor 31, Unit A Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 No. 13

Jakarta Selatan 12950, Indonesia Telp: +6221 2902-1577 Faks: +6221 2902-1566

Nomor/Tanggal STTD: 284/PM/STD-KH/2000 Nomor Keanggotaan Profesi: Anggota HKHPM No. 200016

Tugas dan Kewajiban Pokok:

Melakukan pemeriksaan dari segi hukum atas fakta yang ada mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berkaitan dengan Perseroan sebagaimana disampaikan oleh Perseroan. Hasil pemeriksaan tersebut telah dimuat dalam Laporan Uji Tuntas yang menjadi dasar dari Pendapat Hukum yang diberikan secara obyektif dan mandiri, sesuai dengan kode etik, standar profesi, dan peraturan di bidang pasar modal yang berlaku.

Perseroan menunjuk Aji Wijaya & Co. sebagai Konsultan Hukum Perseroan dalam rangka Penawaran Umum berdasarkan Surat Penunjukkan No. 031/GAP-DIR/KB/XI/2014 tanggal 14 November 2014.

Pedoman Kerja: Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal Lampiran dari Keputusan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No. KEP.01/ HKHPM/2005 tanggal 18 Februari 2005 sebagaimana yang diubah dengan Keputusan HKHPM No. Kep.04/HKHPM/XI/2012 tanggal 6 Desember 2012 tentang Perubahan Standar Profesi Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 66 UUPM.

170

Kantor Jasa Penilai Publik: KJPP Jennywati Kusnanto dan Rekan Plaza Bapindo, Citibank Tower Lantai 27

Jl. Jenderal Sudirman Kav. 54-55 Jakarta 12190

Tel: +6221 526 0808 Faks: +6221 526 6006

Nomor/Tanggal STTD:02/PM.223/STTD-P/B/2014 Nomor Keanggotaan Profesi: Anggota MAPPI No. 08-S-02223

Tugas dan Kewajiban Pokok:

Membuat laporan penilaian dari pihak independen mengenai kemampuan dari Perseroan untuk menjalankan kegiatan operasinya secara memadai apabila terjadi pemutusan hubungan afiliasi antara Perseroan sebagai calon perusahaan tercatat dengan Entitas Induk sebagai Perusahaan Tercatat.

Perseroan menunjuk KJPP Jennywati Kusnanto dan Rekan. sebagai Kantor Jasa Penilai Publik dalam rangka Penawaran Umum berdasarkan Surat Penunjukkan No. 008/GAP-DIR/KB/VI/2014 tanggal 17 Juni 2014.

Pedoman Kerja : Standar Penilaian Indonesia Tahun 2013 (SPI 2013) dan Peraturan Bapepam-LK No.VIII.C.4

Notaris: Elizabeth Karina Leonita SH., M.Kn.

Jl. Raya Batutulis No. 129-C Bogor Selatan 16133, Jawa Barat, Indonesia

Telp: +62251 8325244 Email: [email protected]

Nomor/Tanggal STTD: 16/PM.223/STTD-N/2014 Nomor Keanggotaan Profesi:Ikatan Notaris Indonesia Kota Bogor No. 01/INI-Bgr/II/2014

Tugas dan Kewajiban Pokok:

Menyiapkan dan membuatkan akta-akta Berita Acara RUPS Perseroan dan Perjanjian-Perjanjian sehubungan dengan Penawaran Umum, sesuai dengan Peraturan Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris.

Perseroan menunjuk Elizabeth Karina Leonita SH., M.Kn. sebagai Notaris dalam rangka Penawaran Umum Perseroan berdasarkan Surat Penunjukkan No. 032/GAP-DIR/KB/XII/2014 tanggal 18 Desember 2014.

Pedoman Kerja: Undang-Undang No.30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Undang-Undang No.2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia.

Biro Administrasi Efek: PT Ficomindo Buana Registrar

Gedung Mayapada Tower Lantai 10 suite 2-B Jakarta Selatan12929

Telp: +6221 5212317 Fax: +6221 5212320

Nomor/Tanggal STTD:KEP-02/PM/BAE/2000 Nomor Keanggotaan Profesi:ABI/IX/2014-010

Tugas dan Kewajiban Pokok:

Bertanggung jawab atas penerimaan pemesanan saham berupa Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS) dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana diisyaratkan dalam pemesanan pembelian saham dan telah mendapat persetujuan dari Penjamin Pelaksana Emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan saham serta melakukan administrasi pemesanan pembelian saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE. Bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan pembelian saham yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku.

171

Kantor Jasa Penilai Publik: KJPP Jennywati Kusnanto dan Rekan Plaza Bapindo, Citibank Tower Lantai 27

Jl. Jenderal Sudirman Kav. 54-55 Jakarta 12190

Tel: +6221 526 0808 Faks: +6221 526 6006

Nomor/Tanggal STTD:02/PM.223/STTD-P/B/2014 Nomor Keanggotaan Profesi: Anggota MAPPI No. 08-S-02223

Tugas dan Kewajiban Pokok:

Membuat laporan penilaian dari pihak independen mengenai kemampuan dari Perseroan untuk menjalankan kegiatan operasinya secara memadai apabila terjadi pemutusan hubungan afiliasi antara Perseroan sebagai calon perusahaan tercatat dengan Entitas Induk sebagai Perusahaan Tercatat.

Perseroan menunjuk KJPP Jennywati Kusnanto dan Rekan. sebagai Kantor Jasa Penilai Publik dalam rangka Penawaran Umum berdasarkan Surat Penunjukkan No. 008/GAP-DIR/KB/VI/2014 tanggal 17 Juni 2014.

Pedoman Kerja : Standar Penilaian Indonesia Tahun 2013 (SPI 2013) dan Peraturan Bapepam-LK No.VIII.C.4

Notaris: Elizabeth Karina Leonita SH., M.Kn.

Jl. Raya Batutulis No. 129-C Bogor Selatan 16133, Jawa Barat, Indonesia

Telp: +62251 8325244 Email: [email protected]

Nomor/Tanggal STTD: 16/PM.223/STTD-N/2014 Nomor Keanggotaan Profesi:Ikatan Notaris Indonesia Kota Bogor No. 01/INI-Bgr/II/2014

Tugas dan Kewajiban Pokok:

Menyiapkan dan membuatkan akta-akta Berita Acara RUPS Perseroan dan Perjanjian-Perjanjian sehubungan dengan Penawaran Umum, sesuai dengan Peraturan Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris.

Perseroan menunjuk Elizabeth Karina Leonita SH., M.Kn. sebagai Notaris dalam rangka Penawaran Umum Perseroan berdasarkan Surat Penunjukkan No. 032/GAP-DIR/KB/XII/2014 tanggal 18 Desember 2014.

Pedoman Kerja: Undang-Undang No.30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Undang-Undang No.2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia.

Biro Administrasi Efek: PT Ficomindo Buana Registrar

Gedung Mayapada Tower Lantai 10 suite 2-B Jakarta Selatan12929

Telp: +6221 5212317 Fax: +6221 5212320

Nomor/Tanggal STTD:KEP-02/PM/BAE/2000 Nomor Keanggotaan Profesi:ABI/IX/2014-010

Tugas dan Kewajiban Pokok:

Bertanggung jawab atas penerimaan pemesanan saham berupa Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS) dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana diisyaratkan dalam pemesanan pembelian saham dan telah mendapat persetujuan dari Penjamin Pelaksana Emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan saham serta melakukan administrasi pemesanan pembelian saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE. Bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan pembelian saham yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku.

XVIII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM Berikut ini adalah salinan Pendapat dari Segi Hukum mengenai Perseroan, sehubungan dengan Penawaran Umum ini, yang telah disusun oleh Aji Wijaya& Co selaku Konsultan Hukum Perseroan.

172

Halaman ini sengaja dikosongkan

��

���

1

No.: 61/AWIJAYA-AW/0616 Jakarta, 13 Juni 2016 Kepada Yth. PT. GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO, TBK. Jl. Dereded Pahlawan (Jl. Bogor Nirwana Raya) Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor Up. : Direksi Tembusan: Kepada Yth. a.� OTORITAS JASA KEUANGAN

Menara Radius Prawiro Lantai 2 Kompleks Perkantoran Bank Indonesia Jl. M.H. Thamrin No 2, Jakarta Pusat Up. : Dewan Komisioner

b.� PT. DANATAMA MAKMUR Danatama Square building Jl. Mega Kuningan Timur Blok C6, Kav 12 Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan, 12950 Up. : Direksi

Perihal : Pendapat Dari Segi Hukum Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana

Saham PT. Graha Andrasentra Propertindo,Tbk. Dengan hormat, Untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, yang meliputi Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal berikut peraturan pelaksanaannya, kami, GP Aji Wijaya, SH, dari kantor Konsultan Hukum Aji Wijaya & Co., yang telah memiliki Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No. 284/PM/STD-KH/2000, tanggal 17 Maret 2000 selaku konsultan hukum yang bebas dan mandiri, telah ditunjuk oleh PT. Graha Andrasentra Propertindo, Tbk. (“Perseroan”) berdasarkan Surat Nomor 031/GAP-DIR/KB/XI/2014 tanggal 14 November 2014 perihal Penunjukan Sebagai Konsultan Hukum, untuk melakukan uji tuntas dari segi hukum mempersiapkan Laporan Uji Tuntas dan memberikan Pendapat Dari Segi Hukum sehubungan dengan rencana Perseroan untuk menerbitkan dan menawarkan

173

��

���

1

No.: 61/AWIJAYA-AW/0616 Jakarta, 13 Juni 2016 Kepada Yth. PT. GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO, TBK. Jl. Dereded Pahlawan (Jl. Bogor Nirwana Raya) Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor Up. : Direksi Tembusan: Kepada Yth. a.� OTORITAS JASA KEUANGAN

Menara Radius Prawiro Lantai 2 Kompleks Perkantoran Bank Indonesia Jl. M.H. Thamrin No 2, Jakarta Pusat Up. : Dewan Komisioner

b.� PT. DANATAMA MAKMUR Danatama Square building Jl. Mega Kuningan Timur Blok C6, Kav 12 Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan, 12950 Up. : Direksi

Perihal : Pendapat Dari Segi Hukum Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana

Saham PT. Graha Andrasentra Propertindo,Tbk. Dengan hormat, Untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, yang meliputi Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal berikut peraturan pelaksanaannya, kami, GP Aji Wijaya, SH, dari kantor Konsultan Hukum Aji Wijaya & Co., yang telah memiliki Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No. 284/PM/STD-KH/2000, tanggal 17 Maret 2000 selaku konsultan hukum yang bebas dan mandiri, telah ditunjuk oleh PT. Graha Andrasentra Propertindo, Tbk. (“Perseroan”) berdasarkan Surat Nomor 031/GAP-DIR/KB/XI/2014 tanggal 14 November 2014 perihal Penunjukan Sebagai Konsultan Hukum, untuk melakukan uji tuntas dari segi hukum mempersiapkan Laporan Uji Tuntas dan memberikan Pendapat Dari Segi Hukum sehubungan dengan rencana Perseroan untuk menerbitkan dan menawarkan

174

��

���

2

saham biasa atas nama yang merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan dengan jumlah sebanyak 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta) saham atau sebesar sebanyak 10,19% (sepuluh koma sembilan belas persen) dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah penawaran umum perdana dengan nilai nominal Rp. 100 (seratus Rupiah) per saham dan dengan Harga Penawaran Rp 140 (seratus empat puluh Rupiah) per saham, kepada masyarakat melalui penawaran umum perdana yang akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (“Penawaran Umum Perdana”). Jumlah seluruh Penawaran Umum Perdana ini adalah sebesar Rp 322.000.000.000 (tiga ratus dua puluh dua milyar Rupiah). Penawaran Umum Perdana ini akan dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) oleh PT. Danatama Makmur selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek berdasarkan Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan No.19 tanggal 23 September 2015 yang telah diubah berdasarkan (i) Akta Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan No.4 tanggal 11 Desember 2015, (ii) Akta Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan No.45 tanggal 21 April 2016, dan terakhir kali diubah berdasarkan (iii) Akta Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan No.80 tanggal 13 Juni 2016, yang keempatnya dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor. Sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana ini, Perseroan dengan PT. Ficomindo Buana Registrar juga telah menandatangani Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham Pada Pasar Perdana dan Pasar Sekunder dan sebagai Agen Pelaksana Pada Penawaran Umum Perseroan No.18 tanggal 23 September 2015 yang telah diubah berdasarkan (i) Akta Addendum Perjanjian pengelolaan Administrasi Saham Pada Pasar Perdana dan Pasar Sekunder dan sebagai Agen Pelaksana Pada Penawaran Umum Perseroan No.44 tanggal 21 April 2016, dan terakhir kali diubah berdasarkan (ii) Akta Addendum Perjanjian pengelolaan Administrasi Saham Pada Pasar Perdana dan Pasar Sekunder dan sebagai Agen Pelaksana Pada Penawaran Umum Perseroan No.79 tanggal 13 Juni 2016, yang ketiganya dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor. Dalam rangka Penawaran Umum Perdana ini Perseroan juga telah menandatangani Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek dengan PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 5 November 2015 sebagaimana telah diubah berdasarkan Addendum I Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek PT Bursa Efek Indonesia dengan Perseroan Nomor SP-00165/BEI.HKM/05-2016 tertanggal 4 Mei 2016. Masih sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana, Perseroan dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia juga telah menandatangani Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Di KSEI dengan Nomor SP-0025/PE/KSEI/1015 tertanggal 20 Oktober 2015. Dalam rangka Penawaran Umum Perdana, Direksi Perseroan telah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham Perseroan sebagaimana dinyatakan di dalam Akta Pernyataan

��

���

3

Keputusan Rapat Para Pemegang Saham Perseroan No.15 tanggal 21 September 2015 yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor. Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Perdana ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya oleh Perseroan dan Anak Perusahaan dengan rincian sebagai berikut: a.� Lebih kurang 89,67% akan digunakan oleh Perseroan untuk tambahan pendanaan,

modal kerja dan pengembangan usaha Perseroan, dengan perincian sebagai berikut: i.� Lebih kurang 32,58% akan digunakan langsung oleh Perseroan untuk

mengadakan perluasan atas unit bisnis yang telah berjalan saat ini, di atas lahan yang telah dimiliki oleh Perseroan, yaitu: 1.� Lebih kurang 15,78% akan digunakan langsung oleh Perseroan untuk

tambahan pendanaan pada perluasan Proyek Hotel Aston di kawasan Bogor Nirwana Residence, Kotamadya Bogor, Jawa Barat.

2.� Lebih kurang 16,79% akan digunakan langsung oleh Perseroan untuk pengembangan Proyek Jungleland Property di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

ii.� Lebih kurang 50,38% akan digunakan untuk tambahan pendanaan dan pengembangan usaha Perseroan dalam unit bisnis rekreasi air dan properti penunjangnya pada beberapa lokasi potensial di kota-kota utama di Indonesia, dengan perincian sebagai berikut:

1.� Lebih kurang 10,75% akan digunakan untuk tambahan pendanaan proyek

hotel dan taman rekreasi air di Songgoriti, Malang. Perseroan, melalui Anak Perusahaan LNJ, memiliki Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan Daerah Jasa Yasa Kabupaten Malang Tentang Pembangunan dan Pengelolaan Hotel dan Pemandian Air Panas Songgoriti. Saat ini telah terdapat Hotel dan Pemandian Air Panas Songgoriti, dimana ke depannya Perseroan berencana untuk mengembangkannya melalui dana penawaran umum Perseroan.

2.� Lebih kurang 39,63% akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan dalam unit bisnis rekreasi air dan properti penunjangnya di beberapa kota yang telah dilakukan studi sebelumnya oleh Perseroan, yaitu: Sidoarjo, Bandung, Medan, Cirebon, Yogyakarta, Palembang dan Makassar.

Skema pengembangan diutamakan untuk dilakukan sendiri oleh Perseroan atau Anak Perusahaan, atau dengan melakukan Kerjasama Operasi dengan cara membentuk anak perusahaan baru yang akan mengembangkan proyek tersebut.

175

��

���

2

saham biasa atas nama yang merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan dengan jumlah sebanyak 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta) saham atau sebesar sebanyak 10,19% (sepuluh koma sembilan belas persen) dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah penawaran umum perdana dengan nilai nominal Rp. 100 (seratus Rupiah) per saham dan dengan Harga Penawaran Rp 140 (seratus empat puluh Rupiah) per saham, kepada masyarakat melalui penawaran umum perdana yang akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (“Penawaran Umum Perdana”). Jumlah seluruh Penawaran Umum Perdana ini adalah sebesar Rp 322.000.000.000 (tiga ratus dua puluh dua milyar Rupiah). Penawaran Umum Perdana ini akan dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) oleh PT. Danatama Makmur selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek berdasarkan Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan No.19 tanggal 23 September 2015 yang telah diubah berdasarkan (i) Akta Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan No.4 tanggal 11 Desember 2015, (ii) Akta Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan No.45 tanggal 21 April 2016, dan terakhir kali diubah berdasarkan (iii) Akta Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan No.80 tanggal 13 Juni 2016, yang keempatnya dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor. Sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana ini, Perseroan dengan PT. Ficomindo Buana Registrar juga telah menandatangani Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham Pada Pasar Perdana dan Pasar Sekunder dan sebagai Agen Pelaksana Pada Penawaran Umum Perseroan No.18 tanggal 23 September 2015 yang telah diubah berdasarkan (i) Akta Addendum Perjanjian pengelolaan Administrasi Saham Pada Pasar Perdana dan Pasar Sekunder dan sebagai Agen Pelaksana Pada Penawaran Umum Perseroan No.44 tanggal 21 April 2016, dan terakhir kali diubah berdasarkan (ii) Akta Addendum Perjanjian pengelolaan Administrasi Saham Pada Pasar Perdana dan Pasar Sekunder dan sebagai Agen Pelaksana Pada Penawaran Umum Perseroan No.79 tanggal 13 Juni 2016, yang ketiganya dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor. Dalam rangka Penawaran Umum Perdana ini Perseroan juga telah menandatangani Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek dengan PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 5 November 2015 sebagaimana telah diubah berdasarkan Addendum I Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek PT Bursa Efek Indonesia dengan Perseroan Nomor SP-00165/BEI.HKM/05-2016 tertanggal 4 Mei 2016. Masih sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana, Perseroan dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia juga telah menandatangani Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Di KSEI dengan Nomor SP-0025/PE/KSEI/1015 tertanggal 20 Oktober 2015. Dalam rangka Penawaran Umum Perdana, Direksi Perseroan telah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham Perseroan sebagaimana dinyatakan di dalam Akta Pernyataan

��

���

3

Keputusan Rapat Para Pemegang Saham Perseroan No.15 tanggal 21 September 2015 yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor. Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Perdana ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya oleh Perseroan dan Anak Perusahaan dengan rincian sebagai berikut: a.� Lebih kurang 89,67% akan digunakan oleh Perseroan untuk tambahan pendanaan,

modal kerja dan pengembangan usaha Perseroan, dengan perincian sebagai berikut: i.� Lebih kurang 32,58% akan digunakan langsung oleh Perseroan untuk

mengadakan perluasan atas unit bisnis yang telah berjalan saat ini, di atas lahan yang telah dimiliki oleh Perseroan, yaitu: 1.� Lebih kurang 15,78% akan digunakan langsung oleh Perseroan untuk

tambahan pendanaan pada perluasan Proyek Hotel Aston di kawasan Bogor Nirwana Residence, Kotamadya Bogor, Jawa Barat.

2.� Lebih kurang 16,79% akan digunakan langsung oleh Perseroan untuk pengembangan Proyek Jungleland Property di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

ii.� Lebih kurang 50,38% akan digunakan untuk tambahan pendanaan dan pengembangan usaha Perseroan dalam unit bisnis rekreasi air dan properti penunjangnya pada beberapa lokasi potensial di kota-kota utama di Indonesia, dengan perincian sebagai berikut:

1.� Lebih kurang 10,75% akan digunakan untuk tambahan pendanaan proyek

hotel dan taman rekreasi air di Songgoriti, Malang. Perseroan, melalui Anak Perusahaan LNJ, memiliki Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan Daerah Jasa Yasa Kabupaten Malang Tentang Pembangunan dan Pengelolaan Hotel dan Pemandian Air Panas Songgoriti. Saat ini telah terdapat Hotel dan Pemandian Air Panas Songgoriti, dimana ke depannya Perseroan berencana untuk mengembangkannya melalui dana penawaran umum Perseroan.

2.� Lebih kurang 39,63% akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan dalam unit bisnis rekreasi air dan properti penunjangnya di beberapa kota yang telah dilakukan studi sebelumnya oleh Perseroan, yaitu: Sidoarjo, Bandung, Medan, Cirebon, Yogyakarta, Palembang dan Makassar.

Skema pengembangan diutamakan untuk dilakukan sendiri oleh Perseroan atau Anak Perusahaan, atau dengan melakukan Kerjasama Operasi dengan cara membentuk anak perusahaan baru yang akan mengembangkan proyek tersebut.

176

4

Apabila penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum Perdana, dilakukan oleh Anak Perusahaan yang telah dimiliki saat ini, maka bentuk pengalihan dana dari Perseroan kepada Anak Perusahaan adalah dalam bentuk penambahan penyertaan saham, dan apabila pengembangan dilakukan melalui Anak Perusahaan baru, maka bentuk pengalihan dana dari Perseroan kepada Anak Perusahaan adalah dalam bentuk setoran modal.

iii. Lebih kurang 6,72% akan digunakan untuk mendanai modal kerja dan biaya operasional Perseroan.

b. Sebesar lebih kurang 9,36% akan digunakan Perseroan untuk membayar dana talangan

yang telah diterima oleh Perseroan.

c. Sebesar lebih kurang 0,97% akan digunakan oleh Perseroan untuk melakukan peningkatan setoran modal kepada JLA, yang selanjutnya akan digunakan oleh JLA untuk melunasi Dana Talangan yang telah diterimanya dari PT Bakrie Bakti Nusantara dan PT Cronus Capital Indonesia. Catatan: Dana talangan yang akan dibayarkan dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum Perdana adalah berdasarkan: 1. Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 26 Februari 2015 sebagaimana telah

diubah berdasarkan Addendum Perjanjian Pinjaman Danatama tanggal 1 Desember 2015, dimana Perseroan memperoleh dana talangan dari PT Danatama Perkasa sebesar Rp.2.000.000.000 untuk keperluan biaya operasional Perseroan.

2. Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 15 Desember 2015, dimana

Perseroan memperoleh dana talangan dari PT Bakrie Swasakti Utama sebesar Rp.3.000.000.000 untuk keperluan biaya operasional Perseroan yang akan jatuh tempo pada tanggal 17 Juni 2016.

3. Perjanjian Pinjam Meminjam tanggal 7 Desember 2015, dimana Perseroan

memperoleh pinjaman dana talangan dari PT Casa Prima Properti sebesar Rp.3.500.000.000 untuk pembayaran kewajiban pinjaman kredit kepada Bank Bukopin.

4. Perjanjian Pinjaman tanggal 30 Desember 2015, dimana Perseroan memperoleh

pinjaman dana talangan dari PT Wahana Selaras Sejati sebesar Rp.8.500.000.000 untuk keperluan biaya operasional Perseroan.

5. Pengakuan Hutang tertanggal 22 Desember 2015, dimana Perseroan memperoleh

dana talangan dari PT Bakrie Bakti Nusantara sebesar Rp.9.700.000.000 untuk keperluan biaya operasional Perseroan.

5

6. Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tertanggal 7 Juli 2015, dimana Perseroan

memperoleh dana talangan dari PT Cronus Capital Indonesia sebesar Rp.1.190.440.680 untuk keperluan biaya operasional Perseroan.

7. Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 5 Oktober 2015, dimana JLA

memperoleh pinjaman dana talangan dari PT. Bakrie Bakti Nusantara sebesar Rp.1.000.000.000 untuk keperluan biaya operasional JLA.

8. Perjanjian Penegasan dan Pengakuan Hutang tanggal 30 Desember 2015, dimana

JLA memperoleh pinjaman dana talangan dari PT Cronus Capital Indonesia sebesar Rp 1.862.000.000 untuk keperluan biaya operasional JLA.

Pembayaran dana talangan berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut di atas dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum Perdana adalah dimungkinkan karena jatuh tempo pinjaman dana talangan yang terdekat adalah pada tanggal 17 Juni 2016 yaitu berdasarkan Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 15 Desember 2015 antara Perseroan dengan PT Bakrie Swasakti Utama.

Perkiraan total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah lebih kurang setara dengan 7,53% dari dana hasil Penawaran Umum Perdana, yang meliputi:

1. Biaya Jasa Penjaminan Emisi Efek lebih kurang sebesar 3,00%, terdiri atas:

a. Biaya jasa penyelenggaraan (management fee) lebih kurang sebesar 1,5% b. Biaya jasa penjaminan (underwriting fee) lebih kurang sebesar 1,00% c. Biaya jasa penjualan (selling fee) lebih kurang sebesar 0,50%

2. Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal lebih kurang sebesar 1,94%, yang terdiri dari

biaya jasa: a. Akuntan Publik lebih kurang sebesar 1,01% b. Konsultan Hukum lebih kurang sebesar 0,17% c. Kantor Jasa Penilai Publik lebih kurang sebesar 0,64% d. Biro Administrasi Efek lebih kurang sebesar 0,05% e. Notaris dan aktuaria lebih kurang sebesar 0,07%

3. Biaya Jasa Penasihat Keuangan lebih kurang sebesar 1,55%

4. Biaya registrasi ke OJK lebih kurang sebesar 0,05%

5. Biaya lain-lain (registrasi ke BEI dan KSEI; percetakan, iklan, paparan publik, penawaran umum, road show, dan lain-lain) lebih kurang sebesar 0,99%.

177

4

Apabila penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum Perdana, dilakukan oleh Anak Perusahaan yang telah dimiliki saat ini, maka bentuk pengalihan dana dari Perseroan kepada Anak Perusahaan adalah dalam bentuk penambahan penyertaan saham, dan apabila pengembangan dilakukan melalui Anak Perusahaan baru, maka bentuk pengalihan dana dari Perseroan kepada Anak Perusahaan adalah dalam bentuk setoran modal.

iii. Lebih kurang 6,72% akan digunakan untuk mendanai modal kerja dan biaya operasional Perseroan.

b. Sebesar lebih kurang 9,36% akan digunakan Perseroan untuk membayar dana talangan

yang telah diterima oleh Perseroan.

c. Sebesar lebih kurang 0,97% akan digunakan oleh Perseroan untuk melakukan peningkatan setoran modal kepada JLA, yang selanjutnya akan digunakan oleh JLA untuk melunasi Dana Talangan yang telah diterimanya dari PT Bakrie Bakti Nusantara dan PT Cronus Capital Indonesia. Catatan: Dana talangan yang akan dibayarkan dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum Perdana adalah berdasarkan: 1. Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 26 Februari 2015 sebagaimana telah

diubah berdasarkan Addendum Perjanjian Pinjaman Danatama tanggal 1 Desember 2015, dimana Perseroan memperoleh dana talangan dari PT Danatama Perkasa sebesar Rp.2.000.000.000 untuk keperluan biaya operasional Perseroan.

2. Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 15 Desember 2015, dimana

Perseroan memperoleh dana talangan dari PT Bakrie Swasakti Utama sebesar Rp.3.000.000.000 untuk keperluan biaya operasional Perseroan yang akan jatuh tempo pada tanggal 17 Juni 2016.

3. Perjanjian Pinjam Meminjam tanggal 7 Desember 2015, dimana Perseroan

memperoleh pinjaman dana talangan dari PT Casa Prima Properti sebesar Rp.3.500.000.000 untuk pembayaran kewajiban pinjaman kredit kepada Bank Bukopin.

4. Perjanjian Pinjaman tanggal 30 Desember 2015, dimana Perseroan memperoleh

pinjaman dana talangan dari PT Wahana Selaras Sejati sebesar Rp.8.500.000.000 untuk keperluan biaya operasional Perseroan.

5. Pengakuan Hutang tertanggal 22 Desember 2015, dimana Perseroan memperoleh

dana talangan dari PT Bakrie Bakti Nusantara sebesar Rp.9.700.000.000 untuk keperluan biaya operasional Perseroan.

5

6. Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tertanggal 7 Juli 2015, dimana Perseroan

memperoleh dana talangan dari PT Cronus Capital Indonesia sebesar Rp.1.190.440.680 untuk keperluan biaya operasional Perseroan.

7. Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 5 Oktober 2015, dimana JLA

memperoleh pinjaman dana talangan dari PT. Bakrie Bakti Nusantara sebesar Rp.1.000.000.000 untuk keperluan biaya operasional JLA.

8. Perjanjian Penegasan dan Pengakuan Hutang tanggal 30 Desember 2015, dimana

JLA memperoleh pinjaman dana talangan dari PT Cronus Capital Indonesia sebesar Rp 1.862.000.000 untuk keperluan biaya operasional JLA.

Pembayaran dana talangan berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut di atas dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum Perdana adalah dimungkinkan karena jatuh tempo pinjaman dana talangan yang terdekat adalah pada tanggal 17 Juni 2016 yaitu berdasarkan Perjanjian Pinjaman Dana Talangan tanggal 15 Desember 2015 antara Perseroan dengan PT Bakrie Swasakti Utama.

Perkiraan total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah lebih kurang setara dengan 7,53% dari dana hasil Penawaran Umum Perdana, yang meliputi:

1. Biaya Jasa Penjaminan Emisi Efek lebih kurang sebesar 3,00%, terdiri atas:

a. Biaya jasa penyelenggaraan (management fee) lebih kurang sebesar 1,5% b. Biaya jasa penjaminan (underwriting fee) lebih kurang sebesar 1,00% c. Biaya jasa penjualan (selling fee) lebih kurang sebesar 0,50%

2. Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal lebih kurang sebesar 1,94%, yang terdiri dari

biaya jasa: a. Akuntan Publik lebih kurang sebesar 1,01% b. Konsultan Hukum lebih kurang sebesar 0,17% c. Kantor Jasa Penilai Publik lebih kurang sebesar 0,64% d. Biro Administrasi Efek lebih kurang sebesar 0,05% e. Notaris dan aktuaria lebih kurang sebesar 0,07%

3. Biaya Jasa Penasihat Keuangan lebih kurang sebesar 1,55%

4. Biaya registrasi ke OJK lebih kurang sebesar 0,05%

5. Biaya lain-lain (registrasi ke BEI dan KSEI; percetakan, iklan, paparan publik, penawaran umum, road show, dan lain-lain) lebih kurang sebesar 0,99%.

178

��

���

6

Setelah Penawaran Umum Perdana, Perseroan akan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum secara periodik kepada para pemegang saham dalam RUPS dan melaporkan kepada OJK sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum (“POJK No.30/2015”). Dalam hal penggunaan dana hasil Penawaran Umum merupakan transaksi material dan/atau transaksi afiliasi dan/atau transaksi yang mengandung benturan kepentingan, Perseroan akan memenuhi ketentuan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama (“Peraturan IX.E.2”) dan/atau Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.l, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu (“Peraturan IX.E.1”). Pelaksanaan penggunaan dana hasil penawaran umum saham Perseroan akan mengikuti ketentuan peraturan di bidang pasar modal. Apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud mengubah rencana penggunaan dana hasil dari Penawaran Umum, maka Perseroan akan terlebih dahulu melaporkan rencana tersebut ke OJK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya, dan perubahan penggunaan dana tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari para pemegang saham Perseroan dalam RUPS. Pendapat Dari Segi Hukum ini dibuat berdasarkan pemeriksaan atas dokumen-dokumen asli, turunan, salinan dan fotokopi yang kami peroleh baik dari Perseroan maupun anak-anak perusahaannya, serta pernyataan dan keterangan lisan maupun tertulis yang diberikan oleh anggota Direksi, Komisaris, wakil dan/atau pegawai Perseroan yang hasilnya termuat dalam Laporan Uji Tuntas Dari Segi Hukum atas Perseroan dan anak-anak perusahaannya No.60/AWIJAYA-AW/0616 tanggal 13 Juni 2016 (“Laporan Uji Tuntas”), yang menjadi dasar dan bagian yang tidak terpisahkan dari Pendapat Dari Segi Hukum ini. Pendapat Dari Segi Hukum ini menggantikan Pendapat Dari Segi Hukum terdahulu yang diterbitkan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Perseroan dengan nomor No.47/AWIJAYA-AW/0516 tanggal 25 Mei 2016. Pendapat Dari Segi Hukum ini juga disiapkan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia yang berlaku di bidang pasar modal dan Standar Uji Tuntas dan Standar Pendapat Hukum yang dikeluarkan oleh Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (“HKHPM”) berdasarkan Keputusan HKHPM No.KEP.01/HKHPM/2005 tanggal 18 Februari 2005 sebagaimana diubah dengan Keputusan HKHPM No.KEP.04/HKHPM/XI/2012 tanggal 6 Desember 2012 tentang Standar Profesi HKHPM (“Standar HKHPM”).

��

���

7

Istilah-istilah yang dimulai dengan huruf besar yang digunakan dalam Pendapat Dari Segi Hukum ini, kecuali didefinisikan lain, mempunyai arti yang sama dengan istilah-istilah yang didefinisikan dan digunakan dalam Laporan Uji Tuntas. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM Setelah memeriksa dan meneliti dokumen-dokumen sebagaimana dirinci lebih lanjut dalam Laporan Uji Tuntas dan atas dasar data, informasi-informasi, fakta-fakta dan keterangan-keterangan, pernyataan-pernyataan, serta penegasan-penegasan yang diberikan oleh Direksi Perseroan, wakil dan/atau pegawai Perseroan dan/atau pihak-pihak ketiga kepada kami atau tersedia untuk kami sebagai konsultan hukum independen Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Perdana serta berdasarkan dasar, ruang lingkup, pembatasan dan asumsi-asumsi sebagaimana disebutkan di dalam Pendapat Dari Segi Hukum ini, dengan ini kami memberikan Pendapat Dari Segi Hukum sebagai berikut : 1.� Perseroan adalah suatu perseroan terbatas, berkedudukan di Kota Bogor, yang telah

didirikan secara sah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan setiap perubahan terhadap anggaran dasarnya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku kecuali sehubungan dengan pemenuhan kewajiban Perseroan untuk melaporkan perubahan anggaran dasar tersebut di atas sebagaimana diwajibkan berdasarkan Pasal 25 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (“UU WDP”), dimana kami tidak menemukan bukti yang menyatakan bahwa Perseroan telah melakukan kewajibannya tersebut, kami hanya menemukan bukti untuk perubahan-perubahan anggaran dasar Perseroan berdasarkan Akta No.27/2011 dan Akta No.15/2015 juncto. Akta No.7/2015 sebagaimana akan didefinisikan di bawah ini. Berdasarkan Pasal 32 UU WDP, perusahaan yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya tidak memenuhi kewajibannya diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp.3.000.000 (tiga juta Rupiah) dan tindak pidana tersebut merupakan kejahatan.

2.� Perseroan didirikan dengan nama “PT. Aliyah Pancahafat” berdasarkan Akta Pendirian No.42 tanggal 15 Juni 1988 yang dibuat di hadapan Ny.Yetty Taher, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-8942.HT.01.01.TH.88 tanggal 20 September 1988, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.11 tanggal 7 Februari 1995 Tambahan No.1147 serta telah didaftarkan dalam buku Register Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tertanggal 13 Juni 1989 dengan No.516/Not/1989/PN JKT.SEL (“Akta Pendirian”).

179

��

���

6

Setelah Penawaran Umum Perdana, Perseroan akan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum secara periodik kepada para pemegang saham dalam RUPS dan melaporkan kepada OJK sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum (“POJK No.30/2015”). Dalam hal penggunaan dana hasil Penawaran Umum merupakan transaksi material dan/atau transaksi afiliasi dan/atau transaksi yang mengandung benturan kepentingan, Perseroan akan memenuhi ketentuan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama (“Peraturan IX.E.2”) dan/atau Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.l, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu (“Peraturan IX.E.1”). Pelaksanaan penggunaan dana hasil penawaran umum saham Perseroan akan mengikuti ketentuan peraturan di bidang pasar modal. Apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud mengubah rencana penggunaan dana hasil dari Penawaran Umum, maka Perseroan akan terlebih dahulu melaporkan rencana tersebut ke OJK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya, dan perubahan penggunaan dana tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari para pemegang saham Perseroan dalam RUPS. Pendapat Dari Segi Hukum ini dibuat berdasarkan pemeriksaan atas dokumen-dokumen asli, turunan, salinan dan fotokopi yang kami peroleh baik dari Perseroan maupun anak-anak perusahaannya, serta pernyataan dan keterangan lisan maupun tertulis yang diberikan oleh anggota Direksi, Komisaris, wakil dan/atau pegawai Perseroan yang hasilnya termuat dalam Laporan Uji Tuntas Dari Segi Hukum atas Perseroan dan anak-anak perusahaannya No.60/AWIJAYA-AW/0616 tanggal 13 Juni 2016 (“Laporan Uji Tuntas”), yang menjadi dasar dan bagian yang tidak terpisahkan dari Pendapat Dari Segi Hukum ini. Pendapat Dari Segi Hukum ini menggantikan Pendapat Dari Segi Hukum terdahulu yang diterbitkan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Perseroan dengan nomor No.47/AWIJAYA-AW/0516 tanggal 25 Mei 2016. Pendapat Dari Segi Hukum ini juga disiapkan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia yang berlaku di bidang pasar modal dan Standar Uji Tuntas dan Standar Pendapat Hukum yang dikeluarkan oleh Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (“HKHPM”) berdasarkan Keputusan HKHPM No.KEP.01/HKHPM/2005 tanggal 18 Februari 2005 sebagaimana diubah dengan Keputusan HKHPM No.KEP.04/HKHPM/XI/2012 tanggal 6 Desember 2012 tentang Standar Profesi HKHPM (“Standar HKHPM”).

��

���

7

Istilah-istilah yang dimulai dengan huruf besar yang digunakan dalam Pendapat Dari Segi Hukum ini, kecuali didefinisikan lain, mempunyai arti yang sama dengan istilah-istilah yang didefinisikan dan digunakan dalam Laporan Uji Tuntas. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM Setelah memeriksa dan meneliti dokumen-dokumen sebagaimana dirinci lebih lanjut dalam Laporan Uji Tuntas dan atas dasar data, informasi-informasi, fakta-fakta dan keterangan-keterangan, pernyataan-pernyataan, serta penegasan-penegasan yang diberikan oleh Direksi Perseroan, wakil dan/atau pegawai Perseroan dan/atau pihak-pihak ketiga kepada kami atau tersedia untuk kami sebagai konsultan hukum independen Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Perdana serta berdasarkan dasar, ruang lingkup, pembatasan dan asumsi-asumsi sebagaimana disebutkan di dalam Pendapat Dari Segi Hukum ini, dengan ini kami memberikan Pendapat Dari Segi Hukum sebagai berikut : 1.� Perseroan adalah suatu perseroan terbatas, berkedudukan di Kota Bogor, yang telah

didirikan secara sah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan setiap perubahan terhadap anggaran dasarnya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku kecuali sehubungan dengan pemenuhan kewajiban Perseroan untuk melaporkan perubahan anggaran dasar tersebut di atas sebagaimana diwajibkan berdasarkan Pasal 25 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (“UU WDP”), dimana kami tidak menemukan bukti yang menyatakan bahwa Perseroan telah melakukan kewajibannya tersebut, kami hanya menemukan bukti untuk perubahan-perubahan anggaran dasar Perseroan berdasarkan Akta No.27/2011 dan Akta No.15/2015 juncto. Akta No.7/2015 sebagaimana akan didefinisikan di bawah ini. Berdasarkan Pasal 32 UU WDP, perusahaan yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya tidak memenuhi kewajibannya diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp.3.000.000 (tiga juta Rupiah) dan tindak pidana tersebut merupakan kejahatan.

2.� Perseroan didirikan dengan nama “PT. Aliyah Pancahafat” berdasarkan Akta Pendirian No.42 tanggal 15 Juni 1988 yang dibuat di hadapan Ny.Yetty Taher, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-8942.HT.01.01.TH.88 tanggal 20 September 1988, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.11 tanggal 7 Februari 1995 Tambahan No.1147 serta telah didaftarkan dalam buku Register Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tertanggal 13 Juni 1989 dengan No.516/Not/1989/PN JKT.SEL (“Akta Pendirian”).

180

��

���

8

3.� Anggaran dasar Perseroan sebagaimana dimuat di dalam Akta Pendirian telah diubah dari waktu ke waktu antara lain berdasarkan: a.� Akta Risalah Rapat No.10 tanggal 5 Oktober 1990 yang dibuat dihadapan

Yetty Taher, SH, Notaris di Jakarta, telah mendapatkan persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.02-6633.HT.01.04.Th91 tanggal 13 November 1991 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 11 Tambahan No.1148 tanggal 7 Februari 1995, selanjutnya disebut “Akta No.10/1990”. Berdasarkan Akta No.10/1990, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan maksud dan tujuan Perseroan menjadi sebagai berikut: (i)� Menjalankan usaha dalam bidang pengembangan lingkungan, developer

dan real estate dalam arti kata yang seluas-luasnya; (ii)� Menjalankan usaha dalam bidang pembangunan perumahan/real estate,

gedung-gedung perkantoran, hotel serta bertindak sebagai developer, termasuk pemeliharaan bangunan-bangunan;

(iii)� Menjalankan usaha dalam bidang konsultan yang berhubungan dengan

real estate tersebut; (iv)� Mengusahakan perusahaan yang menyangkut soal-soal tanah dan

bangunan-bangunan antara lain: property management.

b.� Akta Pernyataan Berita Acara No.8 tanggal 26 Desember 1996 yang dibuat dihadapan Ny. Hj Ayu Woelan Hartono, SH, Notaris di Jakarta, telah mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-525.HT.01.04.TH.97 tanggal 23 Januari 1997, selanjutnya disebut “Akta No.8/1996”. Berdasarkan Akta No.8/1996 para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan Pasal 4 anggaran dasar Perseroan, yaitu: (i)� perubahan nilai nominal saham Perseroan dari sebelumnya sebesar

Rp.100.000 menjadi Rp.1.000.000;

(ii)� peningkatan modal dasar Perseroan dari semula sebesar Rp.500.000.000 menjadi Rp.10.000.000.000;

(iii)� peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari semula sebesar Rp.100.000.000 menjadi Rp.7.500.000.000, yang seluruhnya yaitu sebanyak Rp.7.400.000.000 diambil bagian oleh para pemegang saham Perseroan dengan perincian sebagai berikut:

��

���

9

a)� Bambang Irawan Hendradi sebanyak Rp.4.550.000.000

b)� PT Sanggraha Satrena Satya sebanyak Rp.1.950.000.000.

c.� Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 93 tanggal 23 Juni 1997 yang dibuat di

hadapan Toety Juniarto, SH., Notaris di Jakarta, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.C2-5976 HT.01.04.TH.97 tanggal 2 Juli 1997, selanjutnya disebut “Akta No.93/1997”. Berdasarkan Akta No.93/1997, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan nama Perseroan dari semula bernama PT. Aliyah Panca Hafat menjadi bernama PT. Graha Andrasentra Propertindo.

d.� Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 31 tanggal 9 Juli 1997 yang dibuat dihadapan Yulina Eka Putri, SH, Candidat Notaris, pengganti dari Ny. Toety Juniarto, SH., Notaris di Jakarta, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. C2-8.777 HT.01.04.TH.97 tanggal 29 Agustus 1997, selanjutnya disebut “Akta No.31/1997”. Berdasarkan Akta No.31/1997, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan Pasal 4 anggaran dasar Perseroan, yaitu: (i)� peningkatan modal dasar Perseroan dari semula sebesar

Rp.10.000.000.000 menjadi Rp.150.000.000.000;

(ii)� perubahan nilai nominal saham Perseroan dari sebelumnya Rp.1.000.000 menjadi Rp.1.000;

(iii)� peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari semula sebesar Rp.7.500.000.000 menjadi Rp.52.500.000.000 yang seluruhnya diambil bagian oleh masing-masing pemegang saham Perseroan secara proporsional.

e.� Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 4 tanggal 12 Nopember

1998, yang dibuat di hadapan Susan Somamiharja, SH., Notaris di Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 0-3576.HT.01.04.TH.99 tanggal 2 Maret 1999, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 104, Tambahan No.8622 tanggal 28 Desember 1999 selanjutnya disebut “Akta No.4/1998”. Berdasarkan Akta No.4/1998, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan ketentuan-

181

��

���

8

3.� Anggaran dasar Perseroan sebagaimana dimuat di dalam Akta Pendirian telah diubah dari waktu ke waktu antara lain berdasarkan: a.� Akta Risalah Rapat No.10 tanggal 5 Oktober 1990 yang dibuat dihadapan

Yetty Taher, SH, Notaris di Jakarta, telah mendapatkan persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.02-6633.HT.01.04.Th91 tanggal 13 November 1991 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 11 Tambahan No.1148 tanggal 7 Februari 1995, selanjutnya disebut “Akta No.10/1990”. Berdasarkan Akta No.10/1990, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan maksud dan tujuan Perseroan menjadi sebagai berikut: (i)� Menjalankan usaha dalam bidang pengembangan lingkungan, developer

dan real estate dalam arti kata yang seluas-luasnya; (ii)� Menjalankan usaha dalam bidang pembangunan perumahan/real estate,

gedung-gedung perkantoran, hotel serta bertindak sebagai developer, termasuk pemeliharaan bangunan-bangunan;

(iii)� Menjalankan usaha dalam bidang konsultan yang berhubungan dengan

real estate tersebut; (iv)� Mengusahakan perusahaan yang menyangkut soal-soal tanah dan

bangunan-bangunan antara lain: property management.

b.� Akta Pernyataan Berita Acara No.8 tanggal 26 Desember 1996 yang dibuat dihadapan Ny. Hj Ayu Woelan Hartono, SH, Notaris di Jakarta, telah mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-525.HT.01.04.TH.97 tanggal 23 Januari 1997, selanjutnya disebut “Akta No.8/1996”. Berdasarkan Akta No.8/1996 para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan Pasal 4 anggaran dasar Perseroan, yaitu: (i)� perubahan nilai nominal saham Perseroan dari sebelumnya sebesar

Rp.100.000 menjadi Rp.1.000.000;

(ii)� peningkatan modal dasar Perseroan dari semula sebesar Rp.500.000.000 menjadi Rp.10.000.000.000;

(iii)� peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari semula sebesar Rp.100.000.000 menjadi Rp.7.500.000.000, yang seluruhnya yaitu sebanyak Rp.7.400.000.000 diambil bagian oleh para pemegang saham Perseroan dengan perincian sebagai berikut:

��

���

9

a)� Bambang Irawan Hendradi sebanyak Rp.4.550.000.000

b)� PT Sanggraha Satrena Satya sebanyak Rp.1.950.000.000.

c.� Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 93 tanggal 23 Juni 1997 yang dibuat di

hadapan Toety Juniarto, SH., Notaris di Jakarta, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.C2-5976 HT.01.04.TH.97 tanggal 2 Juli 1997, selanjutnya disebut “Akta No.93/1997”. Berdasarkan Akta No.93/1997, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan nama Perseroan dari semula bernama PT. Aliyah Panca Hafat menjadi bernama PT. Graha Andrasentra Propertindo.

d.� Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 31 tanggal 9 Juli 1997 yang dibuat dihadapan Yulina Eka Putri, SH, Candidat Notaris, pengganti dari Ny. Toety Juniarto, SH., Notaris di Jakarta, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. C2-8.777 HT.01.04.TH.97 tanggal 29 Agustus 1997, selanjutnya disebut “Akta No.31/1997”. Berdasarkan Akta No.31/1997, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan Pasal 4 anggaran dasar Perseroan, yaitu: (i)� peningkatan modal dasar Perseroan dari semula sebesar

Rp.10.000.000.000 menjadi Rp.150.000.000.000;

(ii)� perubahan nilai nominal saham Perseroan dari sebelumnya Rp.1.000.000 menjadi Rp.1.000;

(iii)� peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari semula sebesar Rp.7.500.000.000 menjadi Rp.52.500.000.000 yang seluruhnya diambil bagian oleh masing-masing pemegang saham Perseroan secara proporsional.

e.� Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 4 tanggal 12 Nopember

1998, yang dibuat di hadapan Susan Somamiharja, SH., Notaris di Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 0-3576.HT.01.04.TH.99 tanggal 2 Maret 1999, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 104, Tambahan No.8622 tanggal 28 Desember 1999 selanjutnya disebut “Akta No.4/1998”. Berdasarkan Akta No.4/1998, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan ketentuan-

182

��

���

10

ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

f.� Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham No.34 tanggal 22 Maret 2006 yang dibuat dihadapan Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.C-10196 HT.01.04. TH. 2006, tanggal 11 April 2006, untuk selanjutnya disebut “Akta No.34/2006”. Berdasarkan Akta No.34/2006, para pemegang saham Perseroan menyetujui peningkatan modal dasar Perseroan dan peningkatan modal ditempatkan serta modal disetor Perseroan, yaitu: (i)� peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp.150.000.000.000 menjadi

Rp.800.000.000.000;

(ii)� penurunan nilai nominal saham dari sebelumnya sebesar Rp.1.000 menjadi Rp.100; dan

(iii)� peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari Rp.93.075.000.000 menjadi Rp.239.540.676.100, yang seluruhnya yaitu sebanyak Rp.146.465.676.100 diambil bagian oleh PT. Bakrieland Development, Tbk. dengan mengkonversi hutang Perseroan kepada PT. Bakrieland Development, Tbk. menjadi saham sesuai dengan Akta Konversi Hutang No.35 tanggal 22 Maret 2006 yang dibuat di hadapan Efran Yuniarto, S.H., Notaris di Jakarta.

Catatan: Utang Perseroan yang dikonversi menjadi setoran modal oleh PT Bakrieland Development, Tbk sebagaimana dimaksud di atas telah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g.� Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.09 tanggal 14 Desember 2006 yang dibuat di hadapan Nur Nadia Tadjoedin, S.H., Notaris di Bogor, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat di dalam database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengenai Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. W8-HT.01.04-303 tanggal 12 Februari 2007, untuk selanjutnya disebut “Akta No.09/2006”.

��

���

11

Berdasarkan Akta No.09/2006, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan kedudukan Perseroan dari sebelumnya yang berkedudukan di Jakarta menjadi berkedudukan di Kota Bogor.

h.� Akta Berita Acara Rapat Perseroan No. 18 tanggal 22 April 2008, yang dibuat di hadapan Nur Nadia Tadjoedin, SH., Notaris di Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. AHU-39052.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 7 Juli 2008 dan telah didaftarkan di dalam daftar Perseroan nomor AHU-0056266.AH.01.09.2008 tanggal 7 Juli 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 3 Maret 2015, Tambahan No. 4952, selanjutnya disebut “Akta No.18/2008”. Berdasarkan Akta No.18/2008, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

i.� Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti RUPSLB Perseroan No. 27 tanggal 20 Juli 2011, yang dibuat di hadapan Efran Yuniarto,SH., Notaris di Jakarta, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.AHU-40774.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 11 Agustus 2011, dan telah didaftarkan di dalam Daftar Perseroan dengan nomor AHU-0066886.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 11 Agustus 2011 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 82 Tambahan No.61721 tanggal 12 Oktober 2012 selanjutnya disebut “Akta No.27/2011”. Berdasarkan Akta No.27/2011, para pemegang saham Perseroan menyetujui peningkatan modal dasar serta modal ditempatkan dan disetor Perseroan, yaitu: (i)� peningkatan modal dasar Perseroan dari yang semula sebesar

Rp.800.000.000.000 menjadi sebesar Rp.5.000.000.000.000; dan (ii)� peningkatan modal ditempatkan dan disetor yang semula berjumlah

sebesar Rp. 239.540.676.100 menjadi sebesar Rp. 1.644.540.676.100, dengan cara mengeluarkan saham baru sebanyak 14.050.000.000 dengan nilai nominal keseluruhan sebesar Rp.1.405.000.000.000 yang diambil bagian seluruhnya oleh PT. Bakrieland Development, Tbk. yang mekanisme penyetorannya dilakukan melalui konversi hutang Perseroan kepada PT. Bakrieland Development, Tbk. berdasarkan Akta Konversi Hutang No.28 tanggal 20 Juli 2011 yang dibuat di hadapan Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta.

183

��

���

10

ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

f.� Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham No.34 tanggal 22 Maret 2006 yang dibuat dihadapan Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.C-10196 HT.01.04. TH. 2006, tanggal 11 April 2006, untuk selanjutnya disebut “Akta No.34/2006”. Berdasarkan Akta No.34/2006, para pemegang saham Perseroan menyetujui peningkatan modal dasar Perseroan dan peningkatan modal ditempatkan serta modal disetor Perseroan, yaitu: (i)� peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp.150.000.000.000 menjadi

Rp.800.000.000.000;

(ii)� penurunan nilai nominal saham dari sebelumnya sebesar Rp.1.000 menjadi Rp.100; dan

(iii)� peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari Rp.93.075.000.000 menjadi Rp.239.540.676.100, yang seluruhnya yaitu sebanyak Rp.146.465.676.100 diambil bagian oleh PT. Bakrieland Development, Tbk. dengan mengkonversi hutang Perseroan kepada PT. Bakrieland Development, Tbk. menjadi saham sesuai dengan Akta Konversi Hutang No.35 tanggal 22 Maret 2006 yang dibuat di hadapan Efran Yuniarto, S.H., Notaris di Jakarta.

Catatan: Utang Perseroan yang dikonversi menjadi setoran modal oleh PT Bakrieland Development, Tbk sebagaimana dimaksud di atas telah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g.� Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.09 tanggal 14 Desember 2006 yang dibuat di hadapan Nur Nadia Tadjoedin, S.H., Notaris di Bogor, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat di dalam database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengenai Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. W8-HT.01.04-303 tanggal 12 Februari 2007, untuk selanjutnya disebut “Akta No.09/2006”.

��

���

11

Berdasarkan Akta No.09/2006, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan kedudukan Perseroan dari sebelumnya yang berkedudukan di Jakarta menjadi berkedudukan di Kota Bogor.

h.� Akta Berita Acara Rapat Perseroan No. 18 tanggal 22 April 2008, yang dibuat di hadapan Nur Nadia Tadjoedin, SH., Notaris di Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. AHU-39052.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 7 Juli 2008 dan telah didaftarkan di dalam daftar Perseroan nomor AHU-0056266.AH.01.09.2008 tanggal 7 Juli 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 3 Maret 2015, Tambahan No. 4952, selanjutnya disebut “Akta No.18/2008”. Berdasarkan Akta No.18/2008, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

i.� Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti RUPSLB Perseroan No. 27 tanggal 20 Juli 2011, yang dibuat di hadapan Efran Yuniarto,SH., Notaris di Jakarta, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No.AHU-40774.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 11 Agustus 2011, dan telah didaftarkan di dalam Daftar Perseroan dengan nomor AHU-0066886.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 11 Agustus 2011 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 82 Tambahan No.61721 tanggal 12 Oktober 2012 selanjutnya disebut “Akta No.27/2011”. Berdasarkan Akta No.27/2011, para pemegang saham Perseroan menyetujui peningkatan modal dasar serta modal ditempatkan dan disetor Perseroan, yaitu: (i)� peningkatan modal dasar Perseroan dari yang semula sebesar

Rp.800.000.000.000 menjadi sebesar Rp.5.000.000.000.000; dan (ii)� peningkatan modal ditempatkan dan disetor yang semula berjumlah

sebesar Rp. 239.540.676.100 menjadi sebesar Rp. 1.644.540.676.100, dengan cara mengeluarkan saham baru sebanyak 14.050.000.000 dengan nilai nominal keseluruhan sebesar Rp.1.405.000.000.000 yang diambil bagian seluruhnya oleh PT. Bakrieland Development, Tbk. yang mekanisme penyetorannya dilakukan melalui konversi hutang Perseroan kepada PT. Bakrieland Development, Tbk. berdasarkan Akta Konversi Hutang No.28 tanggal 20 Juli 2011 yang dibuat di hadapan Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta.

184

��

���

12

Catatan: Utang Perseroan yang dikonversi menjadi setoran modal oleh PT Bakrieland Development, Tbk sebagaimana dimaksud di atas telah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

j.� Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham (sebagai Pengganti Rapat umum Pemegang Saham Luar Biasa) No.94 tanggal 27 Maret 2014 sebagaimana ditegaskan kembali berdasarkan Akta Penegasan Pernyataan Keputusan Rapat No.01 tertanggal 3 Juni 2014 yang keduanya dibuat di hadapan Agus Surachman, SH, M.Kn., Notaris di Kota Bogor, yang pemberitahuannya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-03072.40.21.2014 tanggal 17 Juni 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-40774.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 17 Juni 2014, yang mana kemudian akta-akta tersebut diperbaiki dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 57 tanggal 23 Februari 2015, yang dibuat di hadapan Agus Surachman, SH, M.Kn., Notaris di Kota Bogor, yang pemberitahuannya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-AH.01.03-0011786 tanggal 24 Februari 2015(“Akta No.57/2015”).

Berdasarkan Akta No.57/2015, para pemegang saham Perseroan menyetujui peningkatan Modal Ditempatkan dan Disetor Perseroan dari semula sebesar Rp.1.644.540.676.100 menjadi Rp.1.928.190.940.500 yang seluruhnya yaitu Rp.283.650.264.400 diambil bagian oleh para pemegang saham Perseroan secara proporsional sesuai dengan persentase kepemilikannya dengan perincian (i) PT. Bakrieland Development, Tbk. sebesar Rp.283.559.496.300 dan (ii) PT Sanggraha Pelita Jaya sebesar Rp.90.768.100 yang disetorkan dengan menggunakan laba ditahan Perseroan setelah dikurangi cadangan Perseroan sebesar 20%.

k.� Akta Pernyataan Keputusan Rapat Para Pemegang Saham Perseroan No.15

tanggal 21 September 2015 yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. AHU-0942695.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 22 September 2015 dan telah didaftarkan di dalam daftar Perseroan nomor AHU-3557514.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 22 September 2015 (“Akta No.15/2015”), yang telah diperbaiki berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan

��

���

13

Para Pemegang Saham Perseroan No.7 tanggal 13 Oktober 2015 yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya beserta lampirannya No. AHU-0943921.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 15 Oktober 2015 dan telah didaftarkan di dalam daftar Perseroan nomor AHU-3565997.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 15 Oktober 2015, selanjutnya disebut “Akta No.7/2015”. Berdasarkan Akta No.15/2015 juncto Akta No.7/2015, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan (i) Peraturan Bapepam-LK No.IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 Tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik (“Peraturan IX.J.1”), (ii) Peraturan Otoritas Jasa keuangan No.32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK No.32/2014”), dan (iii) Peraturan otoritas Jasa Keuangan No.33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik (“POJK No.33/2014”).

l.� Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No.17 tanggal 12 Februari 2016, yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor, yang telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan di dalam Surat Keputusannya No.AHU-0003253.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 18 Februari 2016 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan nomor AHU-0021846.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 18 Februari 2016, selanjutnya disebut “Akta No.17/2016”. Berdasarkan Akta No.17/2016, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan kembali status Perseroan dari perseroan terbatas terbuka menjadi perseroan terbatas tertutup dan selanjutnya memutuskan untuk mengembalikan seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan seperti semula sebelum dilakukannya perubahan seluruh anggaran dasar sehubungan dengan perubahan status perseroan menjadi perseroan terbatas terbuka. Catatan: Perubahan kembali status Perseroan dari perseroan terbatas terbuka menjadi perseroan terbatas tertutup sebagaimana dinyatakan di dalam Akta No.17/2016 merupakan pelaksanaan dari ketentuan Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas.

185

��

���

12

Catatan: Utang Perseroan yang dikonversi menjadi setoran modal oleh PT Bakrieland Development, Tbk sebagaimana dimaksud di atas telah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

j.� Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham (sebagai Pengganti Rapat umum Pemegang Saham Luar Biasa) No.94 tanggal 27 Maret 2014 sebagaimana ditegaskan kembali berdasarkan Akta Penegasan Pernyataan Keputusan Rapat No.01 tertanggal 3 Juni 2014 yang keduanya dibuat di hadapan Agus Surachman, SH, M.Kn., Notaris di Kota Bogor, yang pemberitahuannya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-03072.40.21.2014 tanggal 17 Juni 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-40774.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 17 Juni 2014, yang mana kemudian akta-akta tersebut diperbaiki dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 57 tanggal 23 Februari 2015, yang dibuat di hadapan Agus Surachman, SH, M.Kn., Notaris di Kota Bogor, yang pemberitahuannya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-AH.01.03-0011786 tanggal 24 Februari 2015(“Akta No.57/2015”).

Berdasarkan Akta No.57/2015, para pemegang saham Perseroan menyetujui peningkatan Modal Ditempatkan dan Disetor Perseroan dari semula sebesar Rp.1.644.540.676.100 menjadi Rp.1.928.190.940.500 yang seluruhnya yaitu Rp.283.650.264.400 diambil bagian oleh para pemegang saham Perseroan secara proporsional sesuai dengan persentase kepemilikannya dengan perincian (i) PT. Bakrieland Development, Tbk. sebesar Rp.283.559.496.300 dan (ii) PT Sanggraha Pelita Jaya sebesar Rp.90.768.100 yang disetorkan dengan menggunakan laba ditahan Perseroan setelah dikurangi cadangan Perseroan sebesar 20%.

k.� Akta Pernyataan Keputusan Rapat Para Pemegang Saham Perseroan No.15

tanggal 21 September 2015 yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. AHU-0942695.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 22 September 2015 dan telah didaftarkan di dalam daftar Perseroan nomor AHU-3557514.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 22 September 2015 (“Akta No.15/2015”), yang telah diperbaiki berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan

��

���

13

Para Pemegang Saham Perseroan No.7 tanggal 13 Oktober 2015 yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya beserta lampirannya No. AHU-0943921.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 15 Oktober 2015 dan telah didaftarkan di dalam daftar Perseroan nomor AHU-3565997.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 15 Oktober 2015, selanjutnya disebut “Akta No.7/2015”. Berdasarkan Akta No.15/2015 juncto Akta No.7/2015, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan (i) Peraturan Bapepam-LK No.IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 Tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik (“Peraturan IX.J.1”), (ii) Peraturan Otoritas Jasa keuangan No.32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK No.32/2014”), dan (iii) Peraturan otoritas Jasa Keuangan No.33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik (“POJK No.33/2014”).

l.� Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No.17 tanggal 12 Februari 2016, yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor, yang telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan di dalam Surat Keputusannya No.AHU-0003253.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 18 Februari 2016 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan nomor AHU-0021846.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 18 Februari 2016, selanjutnya disebut “Akta No.17/2016”. Berdasarkan Akta No.17/2016, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan kembali status Perseroan dari perseroan terbatas terbuka menjadi perseroan terbatas tertutup dan selanjutnya memutuskan untuk mengembalikan seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan seperti semula sebelum dilakukannya perubahan seluruh anggaran dasar sehubungan dengan perubahan status perseroan menjadi perseroan terbatas terbuka. Catatan: Perubahan kembali status Perseroan dari perseroan terbatas terbuka menjadi perseroan terbatas tertutup sebagaimana dinyatakan di dalam Akta No.17/2016 merupakan pelaksanaan dari ketentuan Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas.

186

��

���

14

m.� Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham Di Luar Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No.23 tanggal 19 Februari 2016, yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor, yang telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan di dalam Surat Keputusannya No.AHU-0003651.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 24 Februari 2016 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan nomor AHU-0024197.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 24 Februari 2016, selanjutnya disebut “Akta No.23/2016”. Berdasarkan Akta No.23/2016, para pemegang saham Perseroan menyetujui (a) perubahan status Perseroan dari perseroan terbatas tertutup menjadi perseroan terbatas terbuka dan (b) perubahan seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan IX.J.1, POJK No.32/2014, dan POJK No.33/2014. Kami berpendapat bahwa anggaran dasar Perseroan sebagaimana termuat di dalam Akta No.23/2016 telah sesuai dengan ketentuan Peraturan IX.J.1, POJK No.32/2014 dan POJK No.33/2014.

4.� Perseroan bergerak dalam bidang rekreasi dan properti baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaannya, hal tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan sebagaimana tercantum di dalam anggaran dasar Perseroan, yaitu berusaha dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa yang berhubungan dengan real estate, properti dan pengelolaan taman hiburan/rekreasi serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha utamanya sebagai berikut: a.� Menjalankan usaha-usaha dibidang pembangunan antara lain :

1)� melakukan pembangunan perumahan/real estate dan properti lainnya;

2)� melakukan pembangunan taman hiburan dan rekreasi;

3)� pembangunan dan pengembangan wilayah pemukiman;

4)� bertindak sebagai pengembang.

b.� Menjalankan usaha-usaha dibidang perdagangan antara lain :

1)� Perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estate, properti dan taman hiburan/rekreasi;

��

���

15

2)� Bertindak sebagai grosir, supplier, leveransier dan commision house.

Selain menjalankan kegiatan usaha utamanya, Perseroan dapat juga menjalankan kegiatan usaha penunjang, yaiu menjalankan usaha dalam bidang jasa, antara lain melakukan kegiatan: a.� Pengelolaan taman hiburan dan rekreasi;

b.� Konsultasi bidang manajemen operasi dan pemeliharaan kawasan properti real

estate;

c.� Konsultasi bidang bisnis, manajemen dan administrasi.

5.� Sehubungan dengan kegiatan usaha yang dijalankan Perseroan sebagaimana tersebut di atas, tidak terdapat ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang membatasi ataupun melarang kepemilikan asing terhadap Perseroan. Hal tersebut dipertegas berdasarkan ketentuan Pasal 3 Peraturan Presiden No.44 tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal (“Perpres No.44/2016”), dimana kegiatan usaha yang dijalankan Perseroan merupakan bidang usaha yang terbuka, yaitu bidang usaha yang dapat dilakukan tanpa persyaratan dalam rangka penanaman modal karena bidang usaha Perseroan tidak tercantum dalam daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan sebagaimana terlampir dalam Perpres No.44/2016.

6.� Perseroan telah memperoleh seluruh perizinan penting dan material yang masih berlaku, baik izin pokok maupun izin penunjang yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan usahanya yang utama dari instansi yang berwenang, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7.� Maksud dan tujuan Perseroan sebagaimana di maksud di dalam Pasal 3 anggaran dasar Perseroan telah sesuai dengan ketentuan angka 4 Peraturan IX.J.1.

8.� Pada saat Pendapat Dari Segi Hukum ini diterbitkan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Modal Dasar : Rp. 5.000.000.000.000 terbagi atas 50.000.000.000 saham

dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp. 100 per saham.

Modal Ditempatkan : Rp.2.028.190.940.500 terdiri atas 20.281.909.405 saham. Modal Disetor : Rp.2.028.190.940.500 terdiri atas 20.281.909.405 saham.

187

��

���

14

m.� Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham Di Luar Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No.23 tanggal 19 Februari 2016, yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor, yang telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan di dalam Surat Keputusannya No.AHU-0003651.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 24 Februari 2016 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan nomor AHU-0024197.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 24 Februari 2016, selanjutnya disebut “Akta No.23/2016”. Berdasarkan Akta No.23/2016, para pemegang saham Perseroan menyetujui (a) perubahan status Perseroan dari perseroan terbatas tertutup menjadi perseroan terbatas terbuka dan (b) perubahan seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan IX.J.1, POJK No.32/2014, dan POJK No.33/2014. Kami berpendapat bahwa anggaran dasar Perseroan sebagaimana termuat di dalam Akta No.23/2016 telah sesuai dengan ketentuan Peraturan IX.J.1, POJK No.32/2014 dan POJK No.33/2014.

4.� Perseroan bergerak dalam bidang rekreasi dan properti baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaannya, hal tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan sebagaimana tercantum di dalam anggaran dasar Perseroan, yaitu berusaha dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa yang berhubungan dengan real estate, properti dan pengelolaan taman hiburan/rekreasi serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha utamanya sebagai berikut: a.� Menjalankan usaha-usaha dibidang pembangunan antara lain :

1)� melakukan pembangunan perumahan/real estate dan properti lainnya;

2)� melakukan pembangunan taman hiburan dan rekreasi;

3)� pembangunan dan pengembangan wilayah pemukiman;

4)� bertindak sebagai pengembang.

b.� Menjalankan usaha-usaha dibidang perdagangan antara lain :

1)� Perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estate, properti dan taman hiburan/rekreasi;

��

���

15

2)� Bertindak sebagai grosir, supplier, leveransier dan commision house.

Selain menjalankan kegiatan usaha utamanya, Perseroan dapat juga menjalankan kegiatan usaha penunjang, yaiu menjalankan usaha dalam bidang jasa, antara lain melakukan kegiatan: a.� Pengelolaan taman hiburan dan rekreasi;

b.� Konsultasi bidang manajemen operasi dan pemeliharaan kawasan properti real

estate;

c.� Konsultasi bidang bisnis, manajemen dan administrasi.

5.� Sehubungan dengan kegiatan usaha yang dijalankan Perseroan sebagaimana tersebut di atas, tidak terdapat ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang membatasi ataupun melarang kepemilikan asing terhadap Perseroan. Hal tersebut dipertegas berdasarkan ketentuan Pasal 3 Peraturan Presiden No.44 tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal (“Perpres No.44/2016”), dimana kegiatan usaha yang dijalankan Perseroan merupakan bidang usaha yang terbuka, yaitu bidang usaha yang dapat dilakukan tanpa persyaratan dalam rangka penanaman modal karena bidang usaha Perseroan tidak tercantum dalam daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan sebagaimana terlampir dalam Perpres No.44/2016.

6.� Perseroan telah memperoleh seluruh perizinan penting dan material yang masih berlaku, baik izin pokok maupun izin penunjang yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan usahanya yang utama dari instansi yang berwenang, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7.� Maksud dan tujuan Perseroan sebagaimana di maksud di dalam Pasal 3 anggaran dasar Perseroan telah sesuai dengan ketentuan angka 4 Peraturan IX.J.1.

8.� Pada saat Pendapat Dari Segi Hukum ini diterbitkan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Modal Dasar : Rp. 5.000.000.000.000 terbagi atas 50.000.000.000 saham

dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp. 100 per saham.

Modal Ditempatkan : Rp.2.028.190.940.500 terdiri atas 20.281.909.405 saham. Modal Disetor : Rp.2.028.190.940.500 terdiri atas 20.281.909.405 saham.

188

��

���

16

Keterangan

Nilai Nominal Rp 100,- per saham Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %

Modal dasar 50.000.000.000 5.000.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor

PT. Surya Global Nusantara 11.212.278.864 1.121.227.886.400 55,28PT Prima Bisnis Utama 8.563.472.860 856.347.286.000 42,20PT Bakrie Nirwana Realty 500.000.000 50.000.000.000 2,47PT Sanggraha Pelita Jaya 6.157.681 615.768.100 0,03

Jumlah modal ditempatkan dan disetor 20.281.909.405 2.028.190.940.500 100,00Jumlah saham dalam portepel 29.718.090.595 2.971.809.059.500 Setelah saham-saham yang ditawarkan Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Perdana� ini terjual seluruhnya, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut: Modal Dasar : Rp. 5.000.000.000.000 terbagi atas 50.000.000.000 saham

dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp. 100 per saham.

Modal Ditempatkan : Rp. 2.258.190.940.500 terdiri atas 22.581.909.405 saham. Modal Disetor : Rp. 2.258.190.940.500 terdiri atas 22.581.909.405 saham.

Keterangan Nilai Nominal Rp 100,- per saham

Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal dasar 50.000.000.000 5.000.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor

PT. Surya Global Nusantara 11.212.278.864 1.121.227.886.400 49,65PT Prima Bisnis Utama 8.563.472.860 856.347.286.000 37,92PT Bakrie Nirwana Realty 500.000.000 50.000.000.000 2,21PT. Sanggraha Pelita Jaya 6.157.681 615.768.100 0,03Masyarakat* 2.300.000.000 220.000.000.000 10,19

Jumlah modal ditempatkan dan disetor 22.581.909.405 2.258.190.940.500 100,00Jumlah saham dalam portepel 27.418.090.595 2.741.809.059.500

* adalah para pemegang saham yang memiliki saham kurang dari 5%

9.� Riwayat permodalan dan kepemilikan saham dalam Perseroan adalah benar dan berkesinambungan dengan uraian sebagaimana dimaksud dalam Laporan Uji Tuntas dan Pendapat Dari Segi Hukum. Demikian halnya, setiap perubahan modal disetor dan peralihan saham dalam Perseroan telah dilakukan sesuai dengan anggaran dasar Perseroan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

10.� Sampai dengan tanggal diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini, Perseroan tidak memiliki Daftar Khusus sebagaimana disyaratkan berdasarkan ketentuan dalam Pasal 50 ayat (2) Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, oleh karena sampai dengan tanggal diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini tidak terdapat

��

���

17

anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris Perseroan maupun anggota keluarganya yang menjadi pemegang saham dalam Perseroan.

11.� Berkaitan dengan latar belakang dan filosofi diterbitkannya Peraturan Bapepam-LK No.IX.A.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2001 tanggal 8 Maret 2001 tentang Pembatasan Atas Saham yang Diterbitkan Sebelum Penawaran Umum (“Peratutran IX.A.6”), PT Surya Global Nusantara, PT Prima Bisnis Utama dan PT Bakrie Nirwana Realty wajib untuk tidak mengalihkan sebagian maupun seluruh kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan sampai dengan 8 bulan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif karena saham-saham tersebut diperoleh dengan harga dan/atau nilai konversi dan/atau harga pelaksanaan di bawah harga Penawaran Umum Perdana. Berdasarkan pemeriksaan yang kami lakukan terhadap Surat Pernyataan Direksi PT Sanggraha Pelita Jaya tertanggal 20 Mei 2016, PT Sanggraha Pelita Jaya juga secara sukarela berjanji untuk tidak mengalihkan sebagian maupun seluruh kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan sampai dengan 8 bulan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif.

12.� Pada saat diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini, susunan Direksi dan

Komisaris Perseroan yang diangkat berdasarkan Akta No.23/2016 adalah sebagai berikut : Direksi: Direksi Perseroan terdiri dari 1 (satu) orang Direktur Utama dan 2 (dua) orang Direktur lainnya serta 1 (satu) orang Direktur Independen, yaitu :

a.� Agus Jayadi Alwie

Jabatan : Direktur Utama Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3674032808580006 yang berlaku sampai dengan 28

Agustus 2016 NPWP : 47.038.306.8-411.000 Alamat : Jl. Gondangdia FA 1/10 Bintaro RT.003/RW.002

Kelurahan Jr. Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan

b.� Kurniawati Budiman

Jabatan : Direktur Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3173026108710001 yang berlaku sampai dengan 21

Agustus 2017

189

��

���

16

Keterangan

Nilai Nominal Rp 100,- per saham Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %

Modal dasar 50.000.000.000 5.000.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor

PT. Surya Global Nusantara 11.212.278.864 1.121.227.886.400 55,28PT Prima Bisnis Utama 8.563.472.860 856.347.286.000 42,20PT Bakrie Nirwana Realty 500.000.000 50.000.000.000 2,47PT Sanggraha Pelita Jaya 6.157.681 615.768.100 0,03

Jumlah modal ditempatkan dan disetor 20.281.909.405 2.028.190.940.500 100,00Jumlah saham dalam portepel 29.718.090.595 2.971.809.059.500 Setelah saham-saham yang ditawarkan Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Perdana� ini terjual seluruhnya, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut: Modal Dasar : Rp. 5.000.000.000.000 terbagi atas 50.000.000.000 saham

dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp. 100 per saham.

Modal Ditempatkan : Rp. 2.258.190.940.500 terdiri atas 22.581.909.405 saham. Modal Disetor : Rp. 2.258.190.940.500 terdiri atas 22.581.909.405 saham.

Keterangan Nilai Nominal Rp 100,- per saham

Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal dasar 50.000.000.000 5.000.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor

PT. Surya Global Nusantara 11.212.278.864 1.121.227.886.400 49,65PT Prima Bisnis Utama 8.563.472.860 856.347.286.000 37,92PT Bakrie Nirwana Realty 500.000.000 50.000.000.000 2,21PT. Sanggraha Pelita Jaya 6.157.681 615.768.100 0,03Masyarakat* 2.300.000.000 220.000.000.000 10,19

Jumlah modal ditempatkan dan disetor 22.581.909.405 2.258.190.940.500 100,00Jumlah saham dalam portepel 27.418.090.595 2.741.809.059.500

* adalah para pemegang saham yang memiliki saham kurang dari 5%

9.� Riwayat permodalan dan kepemilikan saham dalam Perseroan adalah benar dan berkesinambungan dengan uraian sebagaimana dimaksud dalam Laporan Uji Tuntas dan Pendapat Dari Segi Hukum. Demikian halnya, setiap perubahan modal disetor dan peralihan saham dalam Perseroan telah dilakukan sesuai dengan anggaran dasar Perseroan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

10.� Sampai dengan tanggal diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini, Perseroan tidak memiliki Daftar Khusus sebagaimana disyaratkan berdasarkan ketentuan dalam Pasal 50 ayat (2) Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, oleh karena sampai dengan tanggal diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini tidak terdapat

��

���

17

anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris Perseroan maupun anggota keluarganya yang menjadi pemegang saham dalam Perseroan.

11.� Berkaitan dengan latar belakang dan filosofi diterbitkannya Peraturan Bapepam-LK No.IX.A.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2001 tanggal 8 Maret 2001 tentang Pembatasan Atas Saham yang Diterbitkan Sebelum Penawaran Umum (“Peratutran IX.A.6”), PT Surya Global Nusantara, PT Prima Bisnis Utama dan PT Bakrie Nirwana Realty wajib untuk tidak mengalihkan sebagian maupun seluruh kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan sampai dengan 8 bulan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif karena saham-saham tersebut diperoleh dengan harga dan/atau nilai konversi dan/atau harga pelaksanaan di bawah harga Penawaran Umum Perdana. Berdasarkan pemeriksaan yang kami lakukan terhadap Surat Pernyataan Direksi PT Sanggraha Pelita Jaya tertanggal 20 Mei 2016, PT Sanggraha Pelita Jaya juga secara sukarela berjanji untuk tidak mengalihkan sebagian maupun seluruh kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan sampai dengan 8 bulan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif.

12.� Pada saat diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini, susunan Direksi dan

Komisaris Perseroan yang diangkat berdasarkan Akta No.23/2016 adalah sebagai berikut : Direksi: Direksi Perseroan terdiri dari 1 (satu) orang Direktur Utama dan 2 (dua) orang Direktur lainnya serta 1 (satu) orang Direktur Independen, yaitu :

a.� Agus Jayadi Alwie

Jabatan : Direktur Utama Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3674032808580006 yang berlaku sampai dengan 28

Agustus 2016 NPWP : 47.038.306.8-411.000 Alamat : Jl. Gondangdia FA 1/10 Bintaro RT.003/RW.002

Kelurahan Jr. Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan

b.� Kurniawati Budiman

Jabatan : Direktur Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3173026108710001 yang berlaku sampai dengan 21

Agustus 2017

190

��

���

18

NPWP : 47.228.963.6-036.000 Alamat : Komplek Rasa Sayang Blok D/12 A

RT.001/RW.008 Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat

c.� Adika Nuraga Bakrie

Jabatan : Direktur Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3174051412810003 yang berlaku sampai dengan 14

Desember 2017 NPWP : 48.330.042.2-013.000 Alamat : Terusan Hanglekir IV/32 RT.005/RW.006

Kelurahan Grogol Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan

d.� Darto

Jabatan : Direktur Independen Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3271062208690011 yang berlaku sampai dengan 22

Agustus 2018 NPWP : 08.860.435.0-404.000 Alamat : JL. Majapahit Blok O-II No.1 Cimanggu Permai,

RT.007/RW.007, Kelurahan Kedungbadak, Kecamatan Sareal, Kota Bogor

Dewan Komisaris : Dewan Komisaris Perseroan terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Utama dan 2 (dua) orang Komisaris lainnya serta 2 (dua) orang Komisaris Independen, yaitu : a.� Bambang Irawan Hendradi

Jabatan : Komisaris Utama Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3174061501510001 yang berlaku sampai dengan

seumur hidup NPWP : 6.550.749.3-013 Alamat : Jl. Gaharu VII/2D, RT.003/RW.011, Kelurahan

Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan

��

���

19

b.� Ambono Janurianto Jabatan : Komisaris Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3174062901600003 yang berlaku sampai dengan 29

Januari 2017 NPWP : 07.641.928.2-031.000 Alamat : Komplek Casamora Kav. C-17, RT.003/RW.013,

Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan

c.� Hamid Mundzir

Jabatan : Komisaris Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3174041411610001 yang berlaku sampai dengan 14

November 2017 NPWP : 7.079.976.2-017 Alamat : Jl. Pejaten Indah II/D-7, RT.009/RW.002,

Kelurahan Pasar Minggu, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan

d.� Lukman Purnomosidi

Jabatan : Komisaris Independen Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3174010701590003 yang berlaku sampai dengan 7

Januari 2018 NPWP : 6.482.201.8-015 Alamat : Jl. Tebet Timur III B No.21 RT.005/RW.007

Kelurahan Tebet Timur, Kecamatan Tebet, Kota Jakarta Selatan

e.� Dedy Saefudin

Jabatan : Komisaris Independen Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3275080110510008 yang berlaku sampai dengan

seumur hidup NPWP : 09.260.710.0-432.000 Alamat : Taman Bougenville D-1 No. 10 RT 004 RW 005

Kelurahan Jatibening Kelurahan Pondok Gede Kota Bekasi

191

��

���

18

NPWP : 47.228.963.6-036.000 Alamat : Komplek Rasa Sayang Blok D/12 A

RT.001/RW.008 Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat

c.� Adika Nuraga Bakrie

Jabatan : Direktur Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3174051412810003 yang berlaku sampai dengan 14

Desember 2017 NPWP : 48.330.042.2-013.000 Alamat : Terusan Hanglekir IV/32 RT.005/RW.006

Kelurahan Grogol Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan

d.� Darto

Jabatan : Direktur Independen Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3271062208690011 yang berlaku sampai dengan 22

Agustus 2018 NPWP : 08.860.435.0-404.000 Alamat : JL. Majapahit Blok O-II No.1 Cimanggu Permai,

RT.007/RW.007, Kelurahan Kedungbadak, Kecamatan Sareal, Kota Bogor

Dewan Komisaris : Dewan Komisaris Perseroan terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Utama dan 2 (dua) orang Komisaris lainnya serta 2 (dua) orang Komisaris Independen, yaitu : a.� Bambang Irawan Hendradi

Jabatan : Komisaris Utama Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3174061501510001 yang berlaku sampai dengan

seumur hidup NPWP : 6.550.749.3-013 Alamat : Jl. Gaharu VII/2D, RT.003/RW.011, Kelurahan

Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan

��

���

19

b.� Ambono Janurianto Jabatan : Komisaris Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3174062901600003 yang berlaku sampai dengan 29

Januari 2017 NPWP : 07.641.928.2-031.000 Alamat : Komplek Casamora Kav. C-17, RT.003/RW.013,

Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan

c.� Hamid Mundzir

Jabatan : Komisaris Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3174041411610001 yang berlaku sampai dengan 14

November 2017 NPWP : 7.079.976.2-017 Alamat : Jl. Pejaten Indah II/D-7, RT.009/RW.002,

Kelurahan Pasar Minggu, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan

d.� Lukman Purnomosidi

Jabatan : Komisaris Independen Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3174010701590003 yang berlaku sampai dengan 7

Januari 2018 NPWP : 6.482.201.8-015 Alamat : Jl. Tebet Timur III B No.21 RT.005/RW.007

Kelurahan Tebet Timur, Kecamatan Tebet, Kota Jakarta Selatan

e.� Dedy Saefudin

Jabatan : Komisaris Independen Kewarganegaraan : Indonesia No.KTP : 3275080110510008 yang berlaku sampai dengan

seumur hidup NPWP : 09.260.710.0-432.000 Alamat : Taman Bougenville D-1 No. 10 RT 004 RW 005

Kelurahan Jatibening Kelurahan Pondok Gede Kota Bekasi

192

��

���

20

13.� Setiap anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan telah diangkat secara sah sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan berdasarkan pemeriksaan kami yang didukung dengan Surat Pernyataan Pemenuhan Persyaratan Kualifikasi Direksi dan Komisaris Perseroan tanggal 15 Oktober 2015, seluruh jajaran Direksi dan Dewan Komisaris telah memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan III.1.9 Peraturan No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat, yang terakhir kali diubah dan dilampirkan dalam Surat Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00001/BEI/01-2014 yang berlaku efektif sejak tanggal 30 Januari 2014 (“Peraturan BEI No. I-A”).

14.� Perseroan telah memiliki Direktur Independen sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan BEI No. I-A, yang diangkat berdasarkan Akta No. 15/2015 dan merujuk pada Surat Pernyataan Pemenuhan Persyaratan Direktur Independen Perseroan tanggal 23 September 2015, Direktur Independen yang diangkat oleh Perseroan yaitu Bapak Darto telah memenuhi persyaratan sebagai Direktur Independen sebagaimana diatur dalam ketentuan III.1.5 Peraturan BEI No. I-A.

15.� Perseroan telah memiliki Komisaris Independen sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan BEI No. I-A, yang diangkat berdasarkan Akta No. 15/2015 juncto Akta No.7/2015 dan merujuk pada Surat Pernyataan Pemenuhan Persyaratan Komisaris Independen Perseroan tanggal 15 Oktober 2015, Komisaris Independen yang diangkat oleh Perseroan yaitu Bapak Lukman Purnomosidi dan Bapak Dedy Saefudin telah memenuhi persyaratan sebagai Komisaris Independen sebagaimana diatur dalam ketentuan III.1.4 Peraturan BEI No. I-A.

16.� Perseroan telah membentuk Komite Audit berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Perseroan No: 006/SK/BOC-GAP/XI/2015 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Komite Audit tanggal 16 November 2015 yang pembentukannya telah sesuai dengan Peraturan BEI No.I-A dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Susunan Anggota Komite Audit adalah sebagai berikut: Ketua : Dedy Saefudin Anggota : Purnomo Hadi Anggota : Soenarso Soemodiwirjo

17.� Dewan Komisaris Perseroan telah menetapkan pembentukan dan pengangkatan Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten untuk masa bakti 3 tahun terhitung sejak tanggal diterbitkannya berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Perseroan No:007/SK/BOC-GAP/XI/15 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Komite Nominasi dan Remunerasi tanggal 16 November 2015, dimana pembentukan dan pengangkatan tersebut telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa

��

���

21

Keuangan Nomor 34/POJK.04/2014 tanggal 18 Desember 2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik, Dewan Komisaris Perseroan. Struktur keanggotaannya adalah sebagai berikut: Ketua : Lukman Purnomosidi Anggota : Bambang Irawan Hendradi Anggota : Ambono Janurianto

18.� Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik, Perseroan telah memiliki dan mengangkat Sekretaris Perusahaan yaitu Bapak Santoso Budi sebagaimana tercantum dalam Surat keputusan Direksi mengenai penunjukan Corporate Secretary Perseroan tertanggal 22 September 2015.

19.� Perseroan telah mengangkat Saudari Inna Tan sebagai Kepala Unit Audit Internal dan membuat Piagam Unit Audit Internal berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No.380/SK/DIR/GAP/AJA/IX/15 tentang Penunjukan/Pengangkatan Saudari Inna Tan Sebagai Kepala Unit Audit Internal tanggal 22 September 2015 yang disetujui oleh seluruh anggota Dewan komisaris Perseroan. Pengangkatan Unit Audit Internal dan pembentukan Piagam Unit Audit Internal tersebut di atas telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 29 Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal.

20.� Dalam rangka penawaran dan penjualan saham kepada masyarakat melalui Penawaran

Umum Perdana, Perseroan telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta No.15/2015, dan berdasarkan akta tersebut para pemegang saham memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menentukan besarnya jumlah saham yang akan diterbitkan dan ditawarkan kepada masyarakat. Rencana Penawaran Umum Perdana tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan.

21.� Pada saat Pendapat Dari Segi Hukum ini diterbitkan, Perseroan mempunyai penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan sebagai berikut:

No Nama Perusahaan Jumlah Saham Nominal %

1. PT. Jungleland Asia 4.999.999.000 499.999.900.000 99,99

2. PT. Lembu Nusantara Jaya 20.400 20.400.000.000 51,00

193

��

���

20

13.� Setiap anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan telah diangkat secara sah sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan berdasarkan pemeriksaan kami yang didukung dengan Surat Pernyataan Pemenuhan Persyaratan Kualifikasi Direksi dan Komisaris Perseroan tanggal 15 Oktober 2015, seluruh jajaran Direksi dan Dewan Komisaris telah memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan III.1.9 Peraturan No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat, yang terakhir kali diubah dan dilampirkan dalam Surat Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00001/BEI/01-2014 yang berlaku efektif sejak tanggal 30 Januari 2014 (“Peraturan BEI No. I-A”).

14.� Perseroan telah memiliki Direktur Independen sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan BEI No. I-A, yang diangkat berdasarkan Akta No. 15/2015 dan merujuk pada Surat Pernyataan Pemenuhan Persyaratan Direktur Independen Perseroan tanggal 23 September 2015, Direktur Independen yang diangkat oleh Perseroan yaitu Bapak Darto telah memenuhi persyaratan sebagai Direktur Independen sebagaimana diatur dalam ketentuan III.1.5 Peraturan BEI No. I-A.

15.� Perseroan telah memiliki Komisaris Independen sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan BEI No. I-A, yang diangkat berdasarkan Akta No. 15/2015 juncto Akta No.7/2015 dan merujuk pada Surat Pernyataan Pemenuhan Persyaratan Komisaris Independen Perseroan tanggal 15 Oktober 2015, Komisaris Independen yang diangkat oleh Perseroan yaitu Bapak Lukman Purnomosidi dan Bapak Dedy Saefudin telah memenuhi persyaratan sebagai Komisaris Independen sebagaimana diatur dalam ketentuan III.1.4 Peraturan BEI No. I-A.

16.� Perseroan telah membentuk Komite Audit berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Perseroan No: 006/SK/BOC-GAP/XI/2015 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Komite Audit tanggal 16 November 2015 yang pembentukannya telah sesuai dengan Peraturan BEI No.I-A dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Susunan Anggota Komite Audit adalah sebagai berikut: Ketua : Dedy Saefudin Anggota : Purnomo Hadi Anggota : Soenarso Soemodiwirjo

17.� Dewan Komisaris Perseroan telah menetapkan pembentukan dan pengangkatan Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten untuk masa bakti 3 tahun terhitung sejak tanggal diterbitkannya berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Perseroan No:007/SK/BOC-GAP/XI/15 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Komite Nominasi dan Remunerasi tanggal 16 November 2015, dimana pembentukan dan pengangkatan tersebut telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa

��

���

21

Keuangan Nomor 34/POJK.04/2014 tanggal 18 Desember 2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik, Dewan Komisaris Perseroan. Struktur keanggotaannya adalah sebagai berikut: Ketua : Lukman Purnomosidi Anggota : Bambang Irawan Hendradi Anggota : Ambono Janurianto

18.� Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik, Perseroan telah memiliki dan mengangkat Sekretaris Perusahaan yaitu Bapak Santoso Budi sebagaimana tercantum dalam Surat keputusan Direksi mengenai penunjukan Corporate Secretary Perseroan tertanggal 22 September 2015.

19.� Perseroan telah mengangkat Saudari Inna Tan sebagai Kepala Unit Audit Internal dan membuat Piagam Unit Audit Internal berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No.380/SK/DIR/GAP/AJA/IX/15 tentang Penunjukan/Pengangkatan Saudari Inna Tan Sebagai Kepala Unit Audit Internal tanggal 22 September 2015 yang disetujui oleh seluruh anggota Dewan komisaris Perseroan. Pengangkatan Unit Audit Internal dan pembentukan Piagam Unit Audit Internal tersebut di atas telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 29 Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal.

20.� Dalam rangka penawaran dan penjualan saham kepada masyarakat melalui Penawaran

Umum Perdana, Perseroan telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta No.15/2015, dan berdasarkan akta tersebut para pemegang saham memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menentukan besarnya jumlah saham yang akan diterbitkan dan ditawarkan kepada masyarakat. Rencana Penawaran Umum Perdana tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan.

21.� Pada saat Pendapat Dari Segi Hukum ini diterbitkan, Perseroan mempunyai penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan sebagai berikut:

No Nama Perusahaan Jumlah Saham Nominal %

1. PT. Jungleland Asia 4.999.999.000 499.999.900.000 99,99

2. PT. Lembu Nusantara Jaya 20.400 20.400.000.000 51,00

194

��

���

22

22.� Penyertaan-penyertaan Perseroan tersebut di atas, adalah benar dan sah serta didukung dengan dokumen-dokumen yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta telah sesuai dengan anggaran dasar Perseroan. Khusus mengenai penyertaan saham Perseroan pada PT. Lembu Nusantara Jaya (”LNJ”), Perseroan telah bersepakat dengan PT. Dutaperkasa Unggullestari (“DPUL”) sebagaimana dinyatakan di dalam Kesepakatan Bersama tanggal 31 Desember 2014 juncto surat Perseroan kepada DPUL No.047/BOD-GAP/V/2015 tanggal 25 Mei 2015 mengenai hal-hal yang antara lainnya adalah sebagai berikut: a.� Pengelolaan LNJ tetap akan dimonitor langsung oleh DPUL sampai waktu

yang akan ditentukan kemudian oleh para pihak dalam Kesepakatan Bersama tersebut.

b.� Perseroan belum akan mengendalikan aspek keuangan dan operasional LNJ

sampai dengan waktu yang akan disepakati bersama oleh para pihak. Perseroan dan DPUL tidak menyepakati jangka waktu pengendalian aspek keuangan dan operasional LNJ oleh DPUL karena Perseroan sedang menunggu kepastian selesainya pengurusan sertipikat HGB atas tanah Songgoriti yang sedang diurus oleh manajemen lama LNJ. Selain itu, Perseroan sedang mempersiapkan sumber daya manusia yang tepat untuk nantinya dapat menjalankan kegiatan usaha LNJ dengan baik. Berdasarkan keterangan Perseroan, Para Pihak belum mencapai kesepakatan mengenai batas waktu kapan Perseroan akan mengambil alih pengendalian LNJ.

23.� Sehubungan dengan pengendalian LNJ oleh DPUL sebagaimana dimaksud di atas, hak-hak yang diterima Perseroan sebagai pemilik 51% saham dalam LNJ adalah hak-hak yang melekat pada saham sebagaimana diatur di dalam UUPT kecuali hak-hak untuk mengendalikan aspek keuangan dan operasional LNJ.

24.� Merujuk pada Laporan Uji Tuntas, maka Pendapat Dari Segi Hukum kami sehubungan dengan penyertaan Perseroan pada perusahaan-perusahaan lain adalah sebagai berikut :

a.� PT. Jungleland Asia (“JLA”) :

(i)� JLA adalah sebuah perseroan terbatas, yang berkedudukan di

Kabupaten Bogor, dibentuk dan didirikan secara sah berdasarkan hukum di negara Republik Indonesia, yang kegiatan usahanya adalah membangun dan/atau mengelola kawasan rekreasi dan pariwisata (theme park) sesuai dengan anggaran dasar yang dimiliki oleh JLA.

(ii)� Riwayat permodalan dan kepemilikan saham Perseroan dalam JLA

adalah benar dan didukung dengan dokumen yang sah. Demikian halnya, setiap perubahan modal disetor dan peralihan saham dalam

��

���

23

JLA telah dilakukan sesuai dengan anggaran dasar JLA serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehubungan dengan pemenuhan kewajiban JLA untuk melaporkan setiap perubahan anggaran dasarnya sebagaimana diwajibkan berdasarkan Pasal 25 ayat (1) UU WDP, kami tidak menemukan bukti yang menyatakan bahwa JLA telah melakukan kewajibannya tersebut, kecuali terhadap perubahan-perubahan anggaran dasar JLA berdasarkan (i) Akta Berita Acara Rapat No.101 tanggal 22 September 2011, yang dibuat dihadapan Jimmy Tanal, S.H., sebagai pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta Selatan, yang telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. AHU-62653.AH.01.02.Tahun 2011 tertanggal 19 Desember 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0103984.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 19 Desember 2011; dan (ii) Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham JLA No. 8 tanggal 13 Januari 2016, yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn., notaris di Kota Bogor, yang telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. AHU-0000966.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 19 Januari 2016, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0006680.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 19 Januari 2016. Berdasarkan Pasal 32 UU WDP, perusahaan yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya tidak memenuhi kewajibannya diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp.3.000.000 (tiga juta Rupiah) dan tindak pidana tersebut merupakan kejahatan.

(iii)� Dalam menjalankan kegiatan usahanya, JLA telah memiliki dan memperoleh ijin-ijin penting dan material dari pihak yang berwenang yang masih berlaku sepenuhnya, kecuali fasilitas pembebasan bea masuk dalam rangka PMDN yang memang belum direncanakan untuk diperpanjang, karena JLA belum berencana untuk mempergunakan fasilitas tersebut dalam waktu dekat.

(iv)� Susunan Direksi dan Dewan Komisaris JLA telah diangkat secara sah sesuai dengan anggaran dasar JLA dengan demikian perjanjian-perjanjian yang dibuat dengan pihak ketiga adalah sah dan mengikat JLA dan tidak bertentangan dengan anggaran dasar JLA serta peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak terdapat pembatasan-pembatasan (negative covenant) yang dapat merugikan hak-hak pemegang saham publik. Sehubungan dengan rencana Penawaran Umum Perdana Perseroan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) telah memberikan persetujuan berdasarkan Suratnya No.B.3114-BUM/KUS/12/2015 tanggal 16

195

��

���

22

22.� Penyertaan-penyertaan Perseroan tersebut di atas, adalah benar dan sah serta didukung dengan dokumen-dokumen yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta telah sesuai dengan anggaran dasar Perseroan. Khusus mengenai penyertaan saham Perseroan pada PT. Lembu Nusantara Jaya (”LNJ”), Perseroan telah bersepakat dengan PT. Dutaperkasa Unggullestari (“DPUL”) sebagaimana dinyatakan di dalam Kesepakatan Bersama tanggal 31 Desember 2014 juncto surat Perseroan kepada DPUL No.047/BOD-GAP/V/2015 tanggal 25 Mei 2015 mengenai hal-hal yang antara lainnya adalah sebagai berikut: a.� Pengelolaan LNJ tetap akan dimonitor langsung oleh DPUL sampai waktu

yang akan ditentukan kemudian oleh para pihak dalam Kesepakatan Bersama tersebut.

b.� Perseroan belum akan mengendalikan aspek keuangan dan operasional LNJ

sampai dengan waktu yang akan disepakati bersama oleh para pihak. Perseroan dan DPUL tidak menyepakati jangka waktu pengendalian aspek keuangan dan operasional LNJ oleh DPUL karena Perseroan sedang menunggu kepastian selesainya pengurusan sertipikat HGB atas tanah Songgoriti yang sedang diurus oleh manajemen lama LNJ. Selain itu, Perseroan sedang mempersiapkan sumber daya manusia yang tepat untuk nantinya dapat menjalankan kegiatan usaha LNJ dengan baik. Berdasarkan keterangan Perseroan, Para Pihak belum mencapai kesepakatan mengenai batas waktu kapan Perseroan akan mengambil alih pengendalian LNJ.

23.� Sehubungan dengan pengendalian LNJ oleh DPUL sebagaimana dimaksud di atas, hak-hak yang diterima Perseroan sebagai pemilik 51% saham dalam LNJ adalah hak-hak yang melekat pada saham sebagaimana diatur di dalam UUPT kecuali hak-hak untuk mengendalikan aspek keuangan dan operasional LNJ.

24.� Merujuk pada Laporan Uji Tuntas, maka Pendapat Dari Segi Hukum kami sehubungan dengan penyertaan Perseroan pada perusahaan-perusahaan lain adalah sebagai berikut :

a.� PT. Jungleland Asia (“JLA”) :

(i)� JLA adalah sebuah perseroan terbatas, yang berkedudukan di

Kabupaten Bogor, dibentuk dan didirikan secara sah berdasarkan hukum di negara Republik Indonesia, yang kegiatan usahanya adalah membangun dan/atau mengelola kawasan rekreasi dan pariwisata (theme park) sesuai dengan anggaran dasar yang dimiliki oleh JLA.

(ii)� Riwayat permodalan dan kepemilikan saham Perseroan dalam JLA

adalah benar dan didukung dengan dokumen yang sah. Demikian halnya, setiap perubahan modal disetor dan peralihan saham dalam

��

���

23

JLA telah dilakukan sesuai dengan anggaran dasar JLA serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehubungan dengan pemenuhan kewajiban JLA untuk melaporkan setiap perubahan anggaran dasarnya sebagaimana diwajibkan berdasarkan Pasal 25 ayat (1) UU WDP, kami tidak menemukan bukti yang menyatakan bahwa JLA telah melakukan kewajibannya tersebut, kecuali terhadap perubahan-perubahan anggaran dasar JLA berdasarkan (i) Akta Berita Acara Rapat No.101 tanggal 22 September 2011, yang dibuat dihadapan Jimmy Tanal, S.H., sebagai pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta Selatan, yang telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. AHU-62653.AH.01.02.Tahun 2011 tertanggal 19 Desember 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0103984.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 19 Desember 2011; dan (ii) Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham JLA No. 8 tanggal 13 Januari 2016, yang dibuat dihadapan Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn., notaris di Kota Bogor, yang telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. AHU-0000966.AH.01.02.Tahun 2016 tanggal 19 Januari 2016, didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0006680.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 19 Januari 2016. Berdasarkan Pasal 32 UU WDP, perusahaan yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya tidak memenuhi kewajibannya diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp.3.000.000 (tiga juta Rupiah) dan tindak pidana tersebut merupakan kejahatan.

(iii)� Dalam menjalankan kegiatan usahanya, JLA telah memiliki dan memperoleh ijin-ijin penting dan material dari pihak yang berwenang yang masih berlaku sepenuhnya, kecuali fasilitas pembebasan bea masuk dalam rangka PMDN yang memang belum direncanakan untuk diperpanjang, karena JLA belum berencana untuk mempergunakan fasilitas tersebut dalam waktu dekat.

(iv)� Susunan Direksi dan Dewan Komisaris JLA telah diangkat secara sah sesuai dengan anggaran dasar JLA dengan demikian perjanjian-perjanjian yang dibuat dengan pihak ketiga adalah sah dan mengikat JLA dan tidak bertentangan dengan anggaran dasar JLA serta peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak terdapat pembatasan-pembatasan (negative covenant) yang dapat merugikan hak-hak pemegang saham publik. Sehubungan dengan rencana Penawaran Umum Perdana Perseroan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) telah memberikan persetujuan berdasarkan Suratnya No.B.3114-BUM/KUS/12/2015 tanggal 16

196

��

���

24

Desember 2015 untuk menghapus ketentuan yang membatasi hak-hak pemegang saham Perseroan yang mengikat JLA berupa larangan pembagian dividen kepada pemegang saham kecuali untuk tambahan modal disetor, setelah dilakukannya IPO atau Go Public oleh Perseroan. Perjanjian-perjanjian sebagaimana dimaksud di dalam butir (iv) ini masih berlaku dan tidak saling bertentangan antara satu dengan lainnya.

(v)� Harta kekayaan JLA, baik yang bergerak maupun tidak bergerak, yang ada sampai dengan tanggal diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini dimiliki dan dikuasai secara sah oleh JLA dan telah didukung oleh dokumen kepemilikan dan penguasaan yang sah. Seluruh harta kekayaan JLA sebagaimana diungkap pada LPSH JLA telah diikat sebagai objek jaminan untuk pelunasan pinjaman JLA kepada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., berdasarkan (i) Akta Perjanjian Kredit Investasi (KI) Refinancing No.8 tanggal 7 Nopember 2014 dan (ii) Akta Perjanjian Kredit Investasi (KI) CTC No.9 tanggal 7 Nopember 2014. Pemberian jaminan atas harta kekayaan JLA tersebut diatas telah dilakukan sesuai anggaran dasar JLA dan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pembebanan atas seluruh harta kekayaan JLA sebagai jaminan sebagaimana tersebut di atas merupakan hal yang material bagi JLA.

(vi)� JLA telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan antara lain pemberian upah minimum, ketentuan wajib lapor ketenagakerjaan, peraturan perusahaan serta mengikutsertakan karyawannya dalam program BPJS. Untuk memenuhi kewajiban berdasarkan Pasal 19 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (“UU BPJS”), JLA telah melaksanakan kewajiban pembayaran iuran kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan untuk bulan Januari, Februari dan Maret 2016. Berdasarkan Pasal 55 UU BPJS, Pemberi Kerja yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun atau pidana denda paling banyak Rp.1.000.000.000.

(vii)� Terhitung sampai dengan diterbitkannya Surat Pernyataan Direksi JLA tanggal 23 Maret 2016, JLA tidak sedang terlibat dalam suatu perkara pidana dan/atau perdata dan/atau perselisihan lain, termasuk

��

���

25

perselisihan di bidang hubungan industrial, perpajakan, perselisihan administratif dengan pihak instansi Pemerintah yang berwenang maupun perselisihan yang diselesaikan melalui badan arbitrase, serta tidak pernah dimohonkan dan/atau dinyatakan pailit dan/atau dalam proses PKPU yang dapat mempengaruhi kedudukan, peranan dan/atau kelangsungan usaha JLA.

b.� PT. Lembu Nusantara Jaya (“LNJ”) :

(i)� LNJ adalah sebuah perseroan terbatas yang berkedudukan di Kota

Malang, dibentuk dan didirikan secara sah berdasarkan hukum di negara Republik Indonesia, yang kegiatan usahanya adalah jasa, perdagangan dan pembangunan sesuai dengan anggaran dasar yang dimiliki oleh LNJ.

(ii)� Riwayat permodalan dan kepemilikan saham Perseroan dalam LNJ

adalah benar dan didukung dengan dokumen yang sah. Demikian halnya, setiap perubahan modal disetor dan peralihan saham dalam LNJ telah dilakukan sesuai dengan anggaran dasar LNJ serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehubungan dengan pemenuhan kewajiban LNJ untuk melaporkan setiap perubahan anggaran dasarnya sebagaimana diwajibkan berdasarkan Pasal 25 ayat (1) UU WDP, kami tidak menemukan bukti yang menyatakan bahwa LNJ telah melakukan kewajibannya tersebut. Berdasarkan Pasal 32 UU WDP, perusahaan yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya tidak memenuhi kewajibannya diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp.3.000.000 (tiga juta Rupiah) dan tindak pidana tersebut merupakan kejahatan.

(iii)� Dalam menjalankan kegiatan usahanya, LNJ telah memiliki dan memperoleh ijin-ijin penting dan material dari pihak yang berwenang yang masih berlaku sepenuhnya.

(iv)� Susunan Direksi dan Dewan Komisaris LNJ telah diangkat secara sah sesuai dengan anggaran dasar LNJ dengan demikian perjanjian yang dibuat dengan pihak ketiga adalah sah dan mengikat LNJ dan tidak bertentangan dengan anggaran dasar LNJ.

(v)� Berdasarkan pemeriksaan kami lakukan terhadap Surat Keterangan Direksi tanggal 23 Maret 2016, LNJ belum memiliki harta kekayaan baik dalam bentuk benda bergerak maupun benda tidak bergerak.

(vi)� LNJ telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan antara lain pemberian upah minimum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kewajiban

197

��

���

24

Desember 2015 untuk menghapus ketentuan yang membatasi hak-hak pemegang saham Perseroan yang mengikat JLA berupa larangan pembagian dividen kepada pemegang saham kecuali untuk tambahan modal disetor, setelah dilakukannya IPO atau Go Public oleh Perseroan. Perjanjian-perjanjian sebagaimana dimaksud di dalam butir (iv) ini masih berlaku dan tidak saling bertentangan antara satu dengan lainnya.

(v)� Harta kekayaan JLA, baik yang bergerak maupun tidak bergerak, yang ada sampai dengan tanggal diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini dimiliki dan dikuasai secara sah oleh JLA dan telah didukung oleh dokumen kepemilikan dan penguasaan yang sah. Seluruh harta kekayaan JLA sebagaimana diungkap pada LPSH JLA telah diikat sebagai objek jaminan untuk pelunasan pinjaman JLA kepada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., berdasarkan (i) Akta Perjanjian Kredit Investasi (KI) Refinancing No.8 tanggal 7 Nopember 2014 dan (ii) Akta Perjanjian Kredit Investasi (KI) CTC No.9 tanggal 7 Nopember 2014. Pemberian jaminan atas harta kekayaan JLA tersebut diatas telah dilakukan sesuai anggaran dasar JLA dan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pembebanan atas seluruh harta kekayaan JLA sebagai jaminan sebagaimana tersebut di atas merupakan hal yang material bagi JLA.

(vi)� JLA telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan antara lain pemberian upah minimum, ketentuan wajib lapor ketenagakerjaan, peraturan perusahaan serta mengikutsertakan karyawannya dalam program BPJS. Untuk memenuhi kewajiban berdasarkan Pasal 19 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (“UU BPJS”), JLA telah melaksanakan kewajiban pembayaran iuran kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan untuk bulan Januari, Februari dan Maret 2016. Berdasarkan Pasal 55 UU BPJS, Pemberi Kerja yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun atau pidana denda paling banyak Rp.1.000.000.000.

(vii)� Terhitung sampai dengan diterbitkannya Surat Pernyataan Direksi JLA tanggal 23 Maret 2016, JLA tidak sedang terlibat dalam suatu perkara pidana dan/atau perdata dan/atau perselisihan lain, termasuk

��

���

25

perselisihan di bidang hubungan industrial, perpajakan, perselisihan administratif dengan pihak instansi Pemerintah yang berwenang maupun perselisihan yang diselesaikan melalui badan arbitrase, serta tidak pernah dimohonkan dan/atau dinyatakan pailit dan/atau dalam proses PKPU yang dapat mempengaruhi kedudukan, peranan dan/atau kelangsungan usaha JLA.

b.� PT. Lembu Nusantara Jaya (“LNJ”) :

(i)� LNJ adalah sebuah perseroan terbatas yang berkedudukan di Kota

Malang, dibentuk dan didirikan secara sah berdasarkan hukum di negara Republik Indonesia, yang kegiatan usahanya adalah jasa, perdagangan dan pembangunan sesuai dengan anggaran dasar yang dimiliki oleh LNJ.

(ii)� Riwayat permodalan dan kepemilikan saham Perseroan dalam LNJ

adalah benar dan didukung dengan dokumen yang sah. Demikian halnya, setiap perubahan modal disetor dan peralihan saham dalam LNJ telah dilakukan sesuai dengan anggaran dasar LNJ serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehubungan dengan pemenuhan kewajiban LNJ untuk melaporkan setiap perubahan anggaran dasarnya sebagaimana diwajibkan berdasarkan Pasal 25 ayat (1) UU WDP, kami tidak menemukan bukti yang menyatakan bahwa LNJ telah melakukan kewajibannya tersebut. Berdasarkan Pasal 32 UU WDP, perusahaan yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya tidak memenuhi kewajibannya diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp.3.000.000 (tiga juta Rupiah) dan tindak pidana tersebut merupakan kejahatan.

(iii)� Dalam menjalankan kegiatan usahanya, LNJ telah memiliki dan memperoleh ijin-ijin penting dan material dari pihak yang berwenang yang masih berlaku sepenuhnya.

(iv)� Susunan Direksi dan Dewan Komisaris LNJ telah diangkat secara sah sesuai dengan anggaran dasar LNJ dengan demikian perjanjian yang dibuat dengan pihak ketiga adalah sah dan mengikat LNJ dan tidak bertentangan dengan anggaran dasar LNJ.

(v)� Berdasarkan pemeriksaan kami lakukan terhadap Surat Keterangan Direksi tanggal 23 Maret 2016, LNJ belum memiliki harta kekayaan baik dalam bentuk benda bergerak maupun benda tidak bergerak.

(vi)� LNJ telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan antara lain pemberian upah minimum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kewajiban

198

��

���

26

pelaporan ketenagakerjaan, serta mengikutsertakan karyawannya dalam program BPJS. Berdasarkan pemeriksaan kami terhadap Surat Pernyataan Direksi LNJ tanggal 20 April 2016, Peraturan Perusahaan LNJ telah berakhir masa berlakunya, dan untuk Peraturan Perusahaan yang baru sedang dalam pembahasan dan akan segera dimintakan persetujuan/pengesahannya kepada Dinas Ketenagakerjaan. Untuk memenuhi kewajiban berdasarkan Pasal 19 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (“UU BPJS”), LNJ telah melaksanakan kewajiban pembayaran iuran kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan untuk bulan Januari, Februari dan Maret 2016.

(vii)� Terhitung sampai dengan diterbitkannya Surat Pernyataan Direksi LNJ tanggal 23 Maret 2016, LNJ tidak sedang terlibat dalam suatu perkara pidana dan/atau perdata dan/atau perselisihan lain, termasuk perselisihan di bidang hubungan industrial, perpajakan, perselisihan administratif dengan pihak instansi Pemerintah yang berwenang maupun perselisihan yang diselesaikan melalui badan arbitrase, serta tidak pernah dimohonkan dan/atau dinyatakan pailit dan/atau dalam proses PKPU yang dapat mempengaruhi kedudukan, peranan dan/atau kelangsungan usaha LNJ.

25.� Perseroan memiliki sumber daya manusia yang memadai untuk melakukan kegiatan

usaha dan tidak terdapat pelanggaran terhadap dan/atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan yang dapat mempengaruhi kegiatan usahanya. Pemberian Upah Minimum Provinsi serta Peraturan Perusahaan, termasuk ketentuan Wajib Lapor Ketenagakerjaan, telah dilaksanakan oleh Perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan. Perseroan telah melaksanakan kewajiban pembayaran iuran Jamsostek untuk bulan Januari, Februari, Maret dan April 2016. Berdasarkan Pasal 29 Undang-Undang Republik Indonesia No.3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, tidak dilaksanakannya kewajiban pembayaran iuran Jamsostek oleh Perseroan merupakan tindak pidana pelanggaran, dan karenanya Perseroan diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan dikenakan denda sebesar 2% (dua perseratus) untuk setiap bulan keterlambatan yang dihitung dari iuran yang seharusnya dibayar.

26.� Kekayaan Perseroan dalam bentuk benda bergerak maupun benda tidak bergerak

adalah sah dikuasai dan/atau dimiliki oleh Perseroan dan telah didukung dengan dokumen-dokumen pemilikan dan/atau penguasaan yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak satupun kekayaan yang dimiliki oleh Perseroan sedang terlibat di dalam suatu sengketa atau sedang di sita oleh pihak lain.

��

���

27

27.� Sebagian besar harta kekayaan Perseroan sebagaimana diungkap pada LPSH

Perseroan telah diikat sebagai objek jaminan, dimana hal tersebut merupakan hal yang material bagi Perseroan. Pemberian jaminan atas harta kekayaan Perseroan tersebut telah dilakukan sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

28.� Perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga yang dianggap penting oleh Perseroan adalah sah dan mengikat Perseroan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan dan Penawaran Umum Perdana serta telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Demikian halnya, penandatanganan dan pelaksanaan semua dokumen yang disyaratkan untuk Penawaran Umum Perdana tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan dan perjanjian-perjanjian yang mengikat Perseroan sebagai pihak, pada saat diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini tidak terdapat hal-hal yang mengurangi hak, menghambat Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana, serta tidak akan membatasi hak-hak pemegang saham publik sehubungan dengan saham yang dibelinya pada Penawaran Umum Perdana.

29.� Sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku di bidang pasar modal,

khususnya dalam rangka Penawaran Umum Perdana, Perseroan telah menandatangani perjanjian-perjanjian sebagai berikut:

a.� Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana

Perseroan No.19 tanggal 23 September 2015 yang telah diubah berdasarkan (i) Akta Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan No.4 tanggal 11 Desember 2015, (ii) Akta Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan No.45 tanggal 21 April 2016, dan terakhir kali diubah berdasarkan (iii) Akta Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan No.80 tanggal 13 Juni 2016, yang keempatnya dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor.

b.� Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham Pada Pasar Perdana dan

Pasar Sekunder dan sebagai Agen Pelaksana Pada Penawaran Umum Perseroan No.18 tanggal 23 September 2015 yang telah diubah berdasarkan (i) Akta Addendum Perjanjian pengelolaan Administrasi Saham Pada Pasar Perdana dan Pasar Sekunder dan sebagai Agen Pelaksana Pada Penawaran Umum Perseroan No.44 tanggal 21 April 2016, dan terakhir kali diubah berdasarkan (ii) Akta Addendum Perjanjian pengelolaan Administrasi Saham Pada Pasar Perdana dan Pasar Sekunder dan sebagai Agen Pelaksana Pada Penawaran Umum Perseroan No.79 tanggal 13 Juni 2016, yang ketiganya dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor.

199

��

���

26

pelaporan ketenagakerjaan, serta mengikutsertakan karyawannya dalam program BPJS. Berdasarkan pemeriksaan kami terhadap Surat Pernyataan Direksi LNJ tanggal 20 April 2016, Peraturan Perusahaan LNJ telah berakhir masa berlakunya, dan untuk Peraturan Perusahaan yang baru sedang dalam pembahasan dan akan segera dimintakan persetujuan/pengesahannya kepada Dinas Ketenagakerjaan. Untuk memenuhi kewajiban berdasarkan Pasal 19 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (“UU BPJS”), LNJ telah melaksanakan kewajiban pembayaran iuran kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan untuk bulan Januari, Februari dan Maret 2016.

(vii)� Terhitung sampai dengan diterbitkannya Surat Pernyataan Direksi LNJ tanggal 23 Maret 2016, LNJ tidak sedang terlibat dalam suatu perkara pidana dan/atau perdata dan/atau perselisihan lain, termasuk perselisihan di bidang hubungan industrial, perpajakan, perselisihan administratif dengan pihak instansi Pemerintah yang berwenang maupun perselisihan yang diselesaikan melalui badan arbitrase, serta tidak pernah dimohonkan dan/atau dinyatakan pailit dan/atau dalam proses PKPU yang dapat mempengaruhi kedudukan, peranan dan/atau kelangsungan usaha LNJ.

25.� Perseroan memiliki sumber daya manusia yang memadai untuk melakukan kegiatan

usaha dan tidak terdapat pelanggaran terhadap dan/atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan yang dapat mempengaruhi kegiatan usahanya. Pemberian Upah Minimum Provinsi serta Peraturan Perusahaan, termasuk ketentuan Wajib Lapor Ketenagakerjaan, telah dilaksanakan oleh Perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan. Perseroan telah melaksanakan kewajiban pembayaran iuran Jamsostek untuk bulan Januari, Februari, Maret dan April 2016. Berdasarkan Pasal 29 Undang-Undang Republik Indonesia No.3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, tidak dilaksanakannya kewajiban pembayaran iuran Jamsostek oleh Perseroan merupakan tindak pidana pelanggaran, dan karenanya Perseroan diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan dikenakan denda sebesar 2% (dua perseratus) untuk setiap bulan keterlambatan yang dihitung dari iuran yang seharusnya dibayar.

26.� Kekayaan Perseroan dalam bentuk benda bergerak maupun benda tidak bergerak

adalah sah dikuasai dan/atau dimiliki oleh Perseroan dan telah didukung dengan dokumen-dokumen pemilikan dan/atau penguasaan yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak satupun kekayaan yang dimiliki oleh Perseroan sedang terlibat di dalam suatu sengketa atau sedang di sita oleh pihak lain.

��

���

27

27.� Sebagian besar harta kekayaan Perseroan sebagaimana diungkap pada LPSH

Perseroan telah diikat sebagai objek jaminan, dimana hal tersebut merupakan hal yang material bagi Perseroan. Pemberian jaminan atas harta kekayaan Perseroan tersebut telah dilakukan sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

28.� Perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga yang dianggap penting oleh Perseroan adalah sah dan mengikat Perseroan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan dan Penawaran Umum Perdana serta telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Demikian halnya, penandatanganan dan pelaksanaan semua dokumen yang disyaratkan untuk Penawaran Umum Perdana tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan dan perjanjian-perjanjian yang mengikat Perseroan sebagai pihak, pada saat diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini tidak terdapat hal-hal yang mengurangi hak, menghambat Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana, serta tidak akan membatasi hak-hak pemegang saham publik sehubungan dengan saham yang dibelinya pada Penawaran Umum Perdana.

29.� Sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku di bidang pasar modal,

khususnya dalam rangka Penawaran Umum Perdana, Perseroan telah menandatangani perjanjian-perjanjian sebagai berikut:

a.� Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana

Perseroan No.19 tanggal 23 September 2015 yang telah diubah berdasarkan (i) Akta Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan No.4 tanggal 11 Desember 2015, (ii) Akta Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan No.45 tanggal 21 April 2016, dan terakhir kali diubah berdasarkan (iii) Akta Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan No.80 tanggal 13 Juni 2016, yang keempatnya dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor.

b.� Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham Pada Pasar Perdana dan

Pasar Sekunder dan sebagai Agen Pelaksana Pada Penawaran Umum Perseroan No.18 tanggal 23 September 2015 yang telah diubah berdasarkan (i) Akta Addendum Perjanjian pengelolaan Administrasi Saham Pada Pasar Perdana dan Pasar Sekunder dan sebagai Agen Pelaksana Pada Penawaran Umum Perseroan No.44 tanggal 21 April 2016, dan terakhir kali diubah berdasarkan (ii) Akta Addendum Perjanjian pengelolaan Administrasi Saham Pada Pasar Perdana dan Pasar Sekunder dan sebagai Agen Pelaksana Pada Penawaran Umum Perseroan No.79 tanggal 13 Juni 2016, yang ketiganya dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor.

200

��

���

28

c.� Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek tanggal 5 November 2015

sebagaimana telah diubah berdasarkan Addendum I Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek PT Bursa Efek Indonesia dengan Perseroan Nomor SP-00165/BEI.HKM/05-2016 tanggal 4 Mei 2016 yang dibuat oleh dan antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Perseroan sehubungan dengan pemenuhan ketentuan sebagaimana tercantum pada angka 6.1 Peraturan IX.C.1 tentang Pedoman mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum (Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-42/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000).

d.� Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Di KSEI Nomor SP-

0025/PE/KSEI/1015 yang dibuat oleh dan antara PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dengan Perseroan pada tanggal 20 Oktober 2015.

30.� Perjanjian-perjanjian dalam rangka Penawaran Umum Perdana sebagaimana tersebut

diatas adalah sah dan mengikat Perseroan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

31.� Saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana akan memberikan hak-hak yang sama dengan saham yang telah diterbitkan oleh Perseoran dan dimiliki oleh pemegang saham Perseroan yang ada pada saat diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini.

32.� Masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tidak terlibat dalam suatu perkara yang secara material dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Perseroan, yaitu (i) suatu sengketa atau perkara perdata maupun pidana yang tercatat dalam registrar pengadilan negeri, (ii) perselisihan yang diselesaikan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), (iii) pengajuan pailit atau penundaan kewajiban pembayaran utang yang terdaftar di Pengadilan Niaga, (iv) perkara perselisihan hubungan industrial maupun perkara Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) melalui pengadilan hubungan industrial, dan (v) sengketa atau perkara perpajakan pada pengadilan yang berwenang.

33.� Perseroan tidak sedang terlibat dalam suatu perkara pidana dan/atau perdata dan/atau perselisihan lain, termasuk perselisihan di bidang hubungan industrial, perpajakan, perselisihan administratif dengan pihak instansi Pemerintah yang berwenang maupun perselisihan yang diselesaikan melalui badan arbitrase, serta tidak pernah dimohonkan dan/atau dinyatakan pailit dan/atau dalam proses PKPU yang dapat mempengaruhi kedudukan, peranan dan/atau kelangsungan usaha Perseroan.

34.� Untuk memenuhi ketentuan III.1.3 Peraturan BEI No. I-A: a.� telah terdapat penilaian dari pihak independen yang terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan, yaitu berdasarkan penilaian KJPP Jennywati, Kusnanto & Rekan

��

���

29

No.JK/LA/151009-001 tanggal 9 Oktober 2015 mengenai Laporan Analisa atas Kemampuan Perseroan Mengenai Kelangsungan Hidup (Going Concern), yang pada kesimpulannya menyatakan bahwa Perseroan memiliki kemampuan dalam menjalankan kegiatan operasinya secara memadai jika terjadi putus hubungan afiliasi antara Perseroan dengan PT. Bakrieland Development, Tbk.; dan

b.� Perseroan telah memiliki Laporan Keuangan proforma PT. Bakrieland Development, Tbk. yang telah ditelaah oleh Akuntan Publik (tanpa mengkonsolidasi dengan Laporan Keuangan Perseroan) berdasarkan Laporan Akuntan Independen Atas Reviu terhadap Informasi Konsolidasian Proforma PT. Bakrieland Development, Tbk. Pada Tanggal 30 Juni 2015 No.KNTR-C2-19.10.2015/01 tertanggal 19 Oktober 2015.

35.� Berdasarkan Surat PT Bakrieland Development, Tbk. yang ditujukan kepada Otoritas

Jasa Keuangan (Up. Ibu Ir. Nurhaida, MBA, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal) Ref. No. 083/SKL/BLD/-CORSEC&LEGAL/X/2014 tanggal 30 Oktober 2014 perihal Keterbukaan Informasi Terkait Divestasi 35% saham PT Bukit Jonggol Asri dan Pembelian 100% saham PT Jungleland Asia, dinyatakan bahwa transaksi jual beli anak-anak perusahaan, yaitu BJA dan JLA tidak termasuk dalam kategori Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud di dalam Peraturan IX.E.1.

Pendapat Dari Segi Hukum ini kami buat berdasarkan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia, dan dengan asumsi bahwa: (a) semua tanda tangan adalah asli, semua dokumen yang diserahkan kepada kami sebagai

asli adalah otentik, dan bahwa salinan, turunan atau fotokopi dari dokumen yang diberikan kepada kami adalah sama dengan dokumen aslinya, dan asli dokumen-dokumen tersebut adalah otentik;

(b) pihak yang mengadakan perjanjian dengan Perseroan dan/atau para pejabat

pemerintah yang mengeluarkan perijinan kepada Perseroan dan/atau melakukan pendaftaran atau pencatatan untuk kepentingan Perseroan, mempunyai kewenangan dan kekuasaan untuk melakukan tindakan tersebut secara sah dan mengikat;

(c) pernyataan dan keterangan tertulis atau lisan yang diberikan oleh anggota Direksi,

Komisaris, wakil-wakil lain dan/atau pegawai Perseroan, pejabat pemerintah dan pihak lainnya adalah benar, lengkap dan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya;

(d) dokumen-dokumen yang diberikan oleh Perseroan adalah lengkap dan benar serta

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan bahwa setiap keputusan (pemegang saham, Komisaris dan Direksi), pernyataan-pernyataan dan surat kuasa serta surat pendelegasian wewenang telah dibuat secara sah dan belum diubah, dicabut,

201

��

���

28

c.� Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek tanggal 5 November 2015

sebagaimana telah diubah berdasarkan Addendum I Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek PT Bursa Efek Indonesia dengan Perseroan Nomor SP-00165/BEI.HKM/05-2016 tanggal 4 Mei 2016 yang dibuat oleh dan antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Perseroan sehubungan dengan pemenuhan ketentuan sebagaimana tercantum pada angka 6.1 Peraturan IX.C.1 tentang Pedoman mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum (Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-42/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000).

d.� Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Di KSEI Nomor SP-

0025/PE/KSEI/1015 yang dibuat oleh dan antara PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dengan Perseroan pada tanggal 20 Oktober 2015.

30.� Perjanjian-perjanjian dalam rangka Penawaran Umum Perdana sebagaimana tersebut

diatas adalah sah dan mengikat Perseroan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

31.� Saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana akan memberikan hak-hak yang sama dengan saham yang telah diterbitkan oleh Perseoran dan dimiliki oleh pemegang saham Perseroan yang ada pada saat diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini.

32.� Masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tidak terlibat dalam suatu perkara yang secara material dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Perseroan, yaitu (i) suatu sengketa atau perkara perdata maupun pidana yang tercatat dalam registrar pengadilan negeri, (ii) perselisihan yang diselesaikan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), (iii) pengajuan pailit atau penundaan kewajiban pembayaran utang yang terdaftar di Pengadilan Niaga, (iv) perkara perselisihan hubungan industrial maupun perkara Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) melalui pengadilan hubungan industrial, dan (v) sengketa atau perkara perpajakan pada pengadilan yang berwenang.

33.� Perseroan tidak sedang terlibat dalam suatu perkara pidana dan/atau perdata dan/atau perselisihan lain, termasuk perselisihan di bidang hubungan industrial, perpajakan, perselisihan administratif dengan pihak instansi Pemerintah yang berwenang maupun perselisihan yang diselesaikan melalui badan arbitrase, serta tidak pernah dimohonkan dan/atau dinyatakan pailit dan/atau dalam proses PKPU yang dapat mempengaruhi kedudukan, peranan dan/atau kelangsungan usaha Perseroan.

34.� Untuk memenuhi ketentuan III.1.3 Peraturan BEI No. I-A: a.� telah terdapat penilaian dari pihak independen yang terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan, yaitu berdasarkan penilaian KJPP Jennywati, Kusnanto & Rekan

��

���

29

No.JK/LA/151009-001 tanggal 9 Oktober 2015 mengenai Laporan Analisa atas Kemampuan Perseroan Mengenai Kelangsungan Hidup (Going Concern), yang pada kesimpulannya menyatakan bahwa Perseroan memiliki kemampuan dalam menjalankan kegiatan operasinya secara memadai jika terjadi putus hubungan afiliasi antara Perseroan dengan PT. Bakrieland Development, Tbk.; dan

b.� Perseroan telah memiliki Laporan Keuangan proforma PT. Bakrieland Development, Tbk. yang telah ditelaah oleh Akuntan Publik (tanpa mengkonsolidasi dengan Laporan Keuangan Perseroan) berdasarkan Laporan Akuntan Independen Atas Reviu terhadap Informasi Konsolidasian Proforma PT. Bakrieland Development, Tbk. Pada Tanggal 30 Juni 2015 No.KNTR-C2-19.10.2015/01 tertanggal 19 Oktober 2015.

35.� Berdasarkan Surat PT Bakrieland Development, Tbk. yang ditujukan kepada Otoritas

Jasa Keuangan (Up. Ibu Ir. Nurhaida, MBA, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal) Ref. No. 083/SKL/BLD/-CORSEC&LEGAL/X/2014 tanggal 30 Oktober 2014 perihal Keterbukaan Informasi Terkait Divestasi 35% saham PT Bukit Jonggol Asri dan Pembelian 100% saham PT Jungleland Asia, dinyatakan bahwa transaksi jual beli anak-anak perusahaan, yaitu BJA dan JLA tidak termasuk dalam kategori Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud di dalam Peraturan IX.E.1.

Pendapat Dari Segi Hukum ini kami buat berdasarkan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia, dan dengan asumsi bahwa: (a) semua tanda tangan adalah asli, semua dokumen yang diserahkan kepada kami sebagai

asli adalah otentik, dan bahwa salinan, turunan atau fotokopi dari dokumen yang diberikan kepada kami adalah sama dengan dokumen aslinya, dan asli dokumen-dokumen tersebut adalah otentik;

(b) pihak yang mengadakan perjanjian dengan Perseroan dan/atau para pejabat

pemerintah yang mengeluarkan perijinan kepada Perseroan dan/atau melakukan pendaftaran atau pencatatan untuk kepentingan Perseroan, mempunyai kewenangan dan kekuasaan untuk melakukan tindakan tersebut secara sah dan mengikat;

(c) pernyataan dan keterangan tertulis atau lisan yang diberikan oleh anggota Direksi,

Komisaris, wakil-wakil lain dan/atau pegawai Perseroan, pejabat pemerintah dan pihak lainnya adalah benar, lengkap dan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya;

(d) dokumen-dokumen yang diberikan oleh Perseroan adalah lengkap dan benar serta

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan bahwa setiap keputusan (pemegang saham, Komisaris dan Direksi), pernyataan-pernyataan dan surat kuasa serta surat pendelegasian wewenang telah dibuat secara sah dan belum diubah, dicabut,

202

��

���

30

dibatalkan atau batal demi hukum sampai dengan tanggal diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini;

(e) semua tindakan/perbuatan yang diperlukan yang dilakukan Perseroan berdasarkan

hukum lain selain hukum Indonesia yang memungkinkan para pihak untuk membuat, melaksanakan, dan mewujudkan Perjanjian-Perjanjian di mana pihak tersebut menjadi salah satu pihak telah dilaksanakan dan masih berlaku;

(f) semua hal-hal faktual yang dijelaskan, serta pernyataan faktual yang diberikan kepada

kami oleh pejabat serta pegawai Perseroan serta hasil-hasil lainnya dari pemeriksaan kami, yang kami andalkan atau asumsikan adalah benar dan lengkap pada saat diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini;

(g) (i) Perjanjian-perjanjian dan surat menyurat yang tunduk pada hukum asing adalah

dalam bentuk yang benar secara hukum dan merupakan kewajiban-kewajiban para pihak yang sah dan mengikat para pihak, dan dapat dilaksanakan terhadap para pihak sesuai dengan ketentuan-ketentuannya, berdasarkan hukum di mana perjanjian-perjanjian tersebut tunduk dan (ii) selama setiap kewajiban dalam perjanjian-perjanjian akan dilaksanakan di luar Indonesia, pelaksanaan dari kewajiban tersebut tidak akan merupakan tindakan yang tidak sah atau menjadi tidak efektif berdasarkan ketentuan dari yurisdiksi hukum dalam mana pelaksanaan dari kewajiban tersebut dibuat;

(h) para pihak tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang tidak secara tegas tertulis

dalam perjanjian-perjanjian atau tindakan-tindakan lainnya yang dapat menjadikan perjanjian-perjanjian menjadi tidak sah, batal atau batal demi hukum;

(i) Perjanjian-perjanjian telah dibuat sebagaimana mestinya dan ditandatangani oleh para

pihak selain daripada Perseroan, merupakan perjanjian-perjanjian yang sah dan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian-perjanjian tersebut, juga sesuai dengan ketentuan hukum yang berhubungan dengan itu yang mana perjanjian-perjanjian tersebut tunduk serta bahwa semua persetujuan dan ijin-ijin dan pendaftaran selain laporan-laporan yang disyaratkan untuk pelaksanaan hak dan kewajiban dari perjanjian-perjanjian, telah dipenuhi serta diperoleh dan dapat dilaksanakan kecuali mengenai hal-hal yang berhubungan dengan hukum Indonesia.

Selanjutnya Pendapat Dari Segi Hukum ini tunduk pada pembatasan-pembatasan berikut: (i) Kami, sebagai konsultan hukum di Indonesia, tidak mempunyai keahlian atau

kualifikasi untuk memberikan pendapat hukum atas undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku dari yurisdiksi lain selain daripada Republik Indonesia. Karenanya kami hanya dapat memberikan pendapat hukum sepanjang berhubungan dengan hukum Republik Indonesia yang masih berlaku.

31

(ii) Hak dan kewajiban dari para pihak di dalam perjanjian-perjanjian adalah terbatas pada hukum Republik Indonesia dan tunduk pada prinsip itikad baik (goede trouw) dalam mana hukum tersebut mengatur hubungan antara para pihak dalam kontrak dan yang mana pada keadaan tertentu dapat menghalangi pelaksanaan dari kontrak tersebut yang berlaku secara kontraktual.

(iii)� Setiap pemberian kuasa dan wewenang atau penunjukkan yang secara tegas

disebutkan tidak dapat dicabut kembali dalam perjanjian-perjanjian, dapat dicabut atau tindakan-tindakan yang dikuasakan tersebut dapat dilaksanakan sendiri oleh pemberi kuasa sepanjang ia masih berwenang dan mampu.

(iv)� Oleh karena tidak adanya konvensi-konvensi yang berlaku, putusan pengadilan asing tidak dapat dilaksanakan oleh pengadilan Indonesia. Agar supaya suatu putusan asing dapat dilaksanakan di Indonesia gugatan harus diperiksa ulang oleh Pengadilan Indonesia.

(v) Kami tidak memberikan pendapat ekonomis, finansial dan komersial atas sesuatu

masalah yang kami nyatakan dalam Pendapat Dari Segi Hukum ini. Demikian Pendapat Dari Segi Hukum ini kami persiapkan dan terbitkan dalam kapasitas kami sebagai konsultan hukum yang bebas dan mandiri, dengan penuh kejujuran dan tidak berpihak serta terlepas dari kepentingan pribadi, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap usaha Perseroan dan kami bertanggung jawab atas isi Pendapat Dari Segi Hukum ini. Hormat kami, AJI WIJAYA & CO. GP Aji Wijaya, SH STTD No. 284/PM/STD-KH/2000 Anggota HKHPM No. 200016

203

��

���

30

dibatalkan atau batal demi hukum sampai dengan tanggal diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini;

(e) semua tindakan/perbuatan yang diperlukan yang dilakukan Perseroan berdasarkan

hukum lain selain hukum Indonesia yang memungkinkan para pihak untuk membuat, melaksanakan, dan mewujudkan Perjanjian-Perjanjian di mana pihak tersebut menjadi salah satu pihak telah dilaksanakan dan masih berlaku;

(f) semua hal-hal faktual yang dijelaskan, serta pernyataan faktual yang diberikan kepada

kami oleh pejabat serta pegawai Perseroan serta hasil-hasil lainnya dari pemeriksaan kami, yang kami andalkan atau asumsikan adalah benar dan lengkap pada saat diterbitkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini;

(g) (i) Perjanjian-perjanjian dan surat menyurat yang tunduk pada hukum asing adalah

dalam bentuk yang benar secara hukum dan merupakan kewajiban-kewajiban para pihak yang sah dan mengikat para pihak, dan dapat dilaksanakan terhadap para pihak sesuai dengan ketentuan-ketentuannya, berdasarkan hukum di mana perjanjian-perjanjian tersebut tunduk dan (ii) selama setiap kewajiban dalam perjanjian-perjanjian akan dilaksanakan di luar Indonesia, pelaksanaan dari kewajiban tersebut tidak akan merupakan tindakan yang tidak sah atau menjadi tidak efektif berdasarkan ketentuan dari yurisdiksi hukum dalam mana pelaksanaan dari kewajiban tersebut dibuat;

(h) para pihak tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang tidak secara tegas tertulis

dalam perjanjian-perjanjian atau tindakan-tindakan lainnya yang dapat menjadikan perjanjian-perjanjian menjadi tidak sah, batal atau batal demi hukum;

(i) Perjanjian-perjanjian telah dibuat sebagaimana mestinya dan ditandatangani oleh para

pihak selain daripada Perseroan, merupakan perjanjian-perjanjian yang sah dan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian-perjanjian tersebut, juga sesuai dengan ketentuan hukum yang berhubungan dengan itu yang mana perjanjian-perjanjian tersebut tunduk serta bahwa semua persetujuan dan ijin-ijin dan pendaftaran selain laporan-laporan yang disyaratkan untuk pelaksanaan hak dan kewajiban dari perjanjian-perjanjian, telah dipenuhi serta diperoleh dan dapat dilaksanakan kecuali mengenai hal-hal yang berhubungan dengan hukum Indonesia.

Selanjutnya Pendapat Dari Segi Hukum ini tunduk pada pembatasan-pembatasan berikut: (i) Kami, sebagai konsultan hukum di Indonesia, tidak mempunyai keahlian atau

kualifikasi untuk memberikan pendapat hukum atas undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku dari yurisdiksi lain selain daripada Republik Indonesia. Karenanya kami hanya dapat memberikan pendapat hukum sepanjang berhubungan dengan hukum Republik Indonesia yang masih berlaku.

31

(ii) Hak dan kewajiban dari para pihak di dalam perjanjian-perjanjian adalah terbatas pada hukum Republik Indonesia dan tunduk pada prinsip itikad baik (goede trouw) dalam mana hukum tersebut mengatur hubungan antara para pihak dalam kontrak dan yang mana pada keadaan tertentu dapat menghalangi pelaksanaan dari kontrak tersebut yang berlaku secara kontraktual.

(iii)� Setiap pemberian kuasa dan wewenang atau penunjukkan yang secara tegas

disebutkan tidak dapat dicabut kembali dalam perjanjian-perjanjian, dapat dicabut atau tindakan-tindakan yang dikuasakan tersebut dapat dilaksanakan sendiri oleh pemberi kuasa sepanjang ia masih berwenang dan mampu.

(iv)� Oleh karena tidak adanya konvensi-konvensi yang berlaku, putusan pengadilan asing tidak dapat dilaksanakan oleh pengadilan Indonesia. Agar supaya suatu putusan asing dapat dilaksanakan di Indonesia gugatan harus diperiksa ulang oleh Pengadilan Indonesia.

(v) Kami tidak memberikan pendapat ekonomis, finansial dan komersial atas sesuatu

masalah yang kami nyatakan dalam Pendapat Dari Segi Hukum ini. Demikian Pendapat Dari Segi Hukum ini kami persiapkan dan terbitkan dalam kapasitas kami sebagai konsultan hukum yang bebas dan mandiri, dengan penuh kejujuran dan tidak berpihak serta terlepas dari kepentingan pribadi, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap usaha Perseroan dan kami bertanggung jawab atas isi Pendapat Dari Segi Hukum ini. Hormat kami, AJI WIJAYA & CO. GP Aji Wijaya, SH STTD No. 284/PM/STD-KH/2000 Anggota HKHPM No. 200016

204

Halaman ini sengaja dikosongkan

205

XIX. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN

Berikut merupakan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, yang yang didasarkan pada (a) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal atas penerapan PSAK No. 24; (b) laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

206

Halaman ini sengaja dikosongkan

207

208

209

210

211

212

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANTANGGAL 31 DESEMBER 2015, 2014, 2013,DAN 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012

SERTA TAHUN YANG BERAKHIRPADA TANGGAL 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 2013

DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

DAFTAR ISI

Halaman

Laporan Auditor Independen

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian .............................................................................. 1 - 4

Laporan Laba Rugi dan PenghasilanKomprehensif Lain Konsolidasian ................................................................................... 5 - 6

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian .......................................................................... 7-8

Laporan Arus Kas Konsolidasian .......................................................................................... 9-10

Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian .................................................................. 11 - 102

Informasi Tambahan ..............................................................................................................103 -109

213

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANTANGGAL 31 DESEMBER 2015, 2014, 2013,DAN 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012

SERTA TAHUN YANG BERAKHIRPADA TANGGAL 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 2013

DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

DAFTAR ISI

Halaman

Laporan Auditor Independen

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian .............................................................................. 1 - 4

Laporan Laba Rugi dan PenghasilanKomprehensif Lain Konsolidasian ................................................................................... 5 - 6

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian .......................................................................... 7-8

Laporan Arus Kas Konsolidasian .......................................................................................... 9-10

Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian .................................................................. 11 - 102

Informasi Tambahan ..............................................................................................................103 -109

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan darilaporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

1

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIANTanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

Serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember1 Januari 2013/

2014 2013 31 Desember 2012(Disajikan kembali (Disajikan kembali (Disajikan kembali

lihat Catatan lihat Catatan lihat CatatanCatatan 2015 2r dan 38) 2r dan 38) 2r dan 38)

ASET

Aset LancarKas dan setara kas 2d,2e,2g,5,32,33 14.667.387.501 33.989.961.088 17.536.607.830 66.408.419.650Piutang usaha

Pihak ketiga - setelah dikurangicadangan kerugianpenurunan nilai sebesarRp 27.324.946.903 padatanggal 31 Desember 2015,Rp 26.226.241.229 padatanggal 31 Desember 2014,Rp 21.009.620.796 padatanggal 31 Desember 2013dan Rp 18.967.922.379 padatanggal 31 Desember 2012 2g,6,32,33 35.047.510.596 78.449.968.547 74.202.463.483 481.371.671.035

Pihak berelasi 2f,2g,6,30a,33 - - 249.500.000 4.957.300.000Piutang lain-lain

Pihak ketiga - setelah dikurangicadangan kerugian penurunannilai sebesar Rp 17.827.848.955pada tanggal 31 Desember 2015,Rp 10.233.790.000 padatanggal 31 Desember 2014,Rp nihil pada tanggal31 Desember 2013 dan 2012 2g,7a,32,33,35c 1.229.558.668.007 1.234.211.474.363 79.534.488.786 84.461.224.796

Pihak berelasi 2f,7a,33 - - - 2.167.210.500Persediaan 2h,8 205.545.720.445 224.332.790.011 220.291.946.863 862.121.903.401Pajak dibayar di muka 2q,21a - 42.052.776.747 18.039.556.182 141.679.217.140Uang muka dan biaya dibayar di muka 2j,9 8.774.085.282 17.577.851.805 9.122.979.506 239.755.537.839

Jumlah Aset Lancar 1.493.593.371.831 1.630.614.822.561 418.977.542.650 1.882.922.484.361

Aset Tidak LancarPiutang lain-lain - pihak ketiga 2g,7b,32,33 118.528.010.140 118.528.010.140 - -Dana dalam pembatasan 2e,2g,13,32,33 16.996.428.426 20.841.911.790 23.128.245.305 15.747.834.032Piutang pihak berelasi 2f,2g,30b,32,33 125.191.482.400 128.702.369.594 118.113.170.974 179.937.788.106Tanah yang belum dikembangkan 2o,14 283.969.184.906 292.864.998.269 286.038.320.127 4.357.545.332.467Aset tetap - setelah dikurangi

akumulasi penyusutansebesar Rp 261.255.350.543pada tanggal 31 Desember 2015,Rp 190.580.237.202 padatanggal 31 Desember 2014,Rp 134.054.480.986 padatanggal 31 Desember 2013dan Rp 105.381.578.109 padatanggal 31 Desember 2012 2l,2m,2n,2p,12 2.240.861.565.413 2.302.730.493.259 852.879.257.671 1.527.057.909.849

214

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan darilaporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

2

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

Serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember1 Januari 2013/

2014 2013 31 Desember 2012(Disajikan kembali (Disajikan kembali (Disajikan kembali

lihat Catatan lihat Catatan lihat CatatanCatatan 2015 2r dan 38) 2r dan 38) 2r dan 38)

Penyertaan saham 2i,10,33 37.825.941.771 39.102.210.005 647.350.749.533 667.674.112.468Properti investasi - setelah

dikurangi akumulasipenyusutan sebesarRp nihil padatanggal 31 Desember 2015,Rp 297.077.813 padatanggal 31 Desember 2014,Rp 243.869.847 padatanggal 31 Desember 2013dan Rp 190.255.724 padatanggal 31 Desember 2012 2k,2m,11 - 767.081.511 820.289.477 873.903.600

Aset takberwujud 2x 552.107.940 988.849.348 - -Aset pajak tangguhan 2q,21g - - - 2.434.163.322Aset lain-lain 2g 195.064.140 1.939.620.441 6.803.331.991 7.281.544.426

Jumlah Aset Tidak Lancar 2.824.119.785.136 2.906.465.544.357 1.935.133.365.078 6.758.552.588.270

JUMLAH ASET 4.317.713.156.967 4.537.080.366.918 2.354.110.907.728 8.641.475.072.631

215

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan darilaporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

2

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

Serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember1 Januari 2013/

2014 2013 31 Desember 2012(Disajikan kembali (Disajikan kembali (Disajikan kembali

lihat Catatan lihat Catatan lihat CatatanCatatan 2015 2r dan 38) 2r dan 38) 2r dan 38)

Penyertaan saham 2i,10,33 37.825.941.771 39.102.210.005 647.350.749.533 667.674.112.468Properti investasi - setelah

dikurangi akumulasipenyusutan sebesarRp nihil padatanggal 31 Desember 2015,Rp 297.077.813 padatanggal 31 Desember 2014,Rp 243.869.847 padatanggal 31 Desember 2013dan Rp 190.255.724 padatanggal 31 Desember 2012 2k,2m,11 - 767.081.511 820.289.477 873.903.600

Aset takberwujud 2x 552.107.940 988.849.348 - -Aset pajak tangguhan 2q,21g - - - 2.434.163.322Aset lain-lain 2g 195.064.140 1.939.620.441 6.803.331.991 7.281.544.426

Jumlah Aset Tidak Lancar 2.824.119.785.136 2.906.465.544.357 1.935.133.365.078 6.758.552.588.270

JUMLAH ASET 4.317.713.156.967 4.537.080.366.918 2.354.110.907.728 8.641.475.072.631

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan darilaporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

3

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

Serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember1 Januari 2013/

2014 2013 31 Desember 2012(Disajikan kembali (Disajikan kembali (Disajikan kembali

lihat Catatan lihat Catatan lihat CatatanCatatan 2015 2r dan 38) 2r dan 38) 2r dan 38)

LIABILITAS DAN EKUITAS

Liabilitas Jangka PendekUtang bank jangka pendek 2d,2g,15,32,33 206.578.749.999 187.269.999.999 183.655.278.944 146.403.103.239Utang usaha

Pihak ketiga 2g,16,32,33 89.625.280.288 162.108.687.734 46.864.866.889 218.782.286.713Pihak berelasi 2f,2g,16,30c,32,33 5.830.759.607 - - 3.642.081.634

Utang lain-lainPihak ketiga 2g,17a,32,33,35b 365.043.069.420 432.146.690.573 68.420.086.057 113.522.389.370Pihak berelasi 2f,2g,17a,30d,32,33 13.752.440.680 - - -

Uang muka penjualan danpendapatan ditangguhkan 2g,2p,32,33 178.154.701.923 232.030.656.376 159.362.803.823 48.009.720.976

Biaya masih harus dibayar 2g,18,32,33 422.602.762.212 301.333.534.307 88.620.891.887 157.935.061.565Utang pajak 2q,21b 72.133.035.526 81.457.544.539 23.530.475.139 146.658.471.539Cadangan untuk penggantian

peralatan operasional 2s - - - 5.299.697Liabilitas jangka panjang yang

jatuh tempo dalam satu tahunUtang bank 2g,19,32,33 72.912.403.989 101.164.235.591 77.899.114.892 339.327.869.580Utang pembelian aset tetap 2g,2n,20,32,33 516.377.071 762.967.251 866.258.132 1.588.608.047

Jumlah Liablitas Jangka Pendek 1.427.149.580.715 1.498.274.316.370 649.219.775.763 1.175.874.892.360

Liabilitas Jangka PanjangUtang lain-lain - pihak ketiga 2g,17b,32,33 72.833.333.333 - - -Uang muka penjualan dan

pendapatan ditangguhkan 2g,2p,32,33 2.362.125.955 3.101.762.621 17.953.412.333 266.880.050.239Utang pihak berelasi 2f,2g,30e,32,33 265.116.997.201 248.498.657.318 258.893.946.200 2.573.606.386.744Liabilitas jangka panjang -

setelah dikurangi bagian yangjatuh tempo dalam satu tahunUtang bank 2d,2g,19,32,33 583.017.342.630 557.888.262.640 226.660.341.506 350.756.182.921Utang pembelian aset tetap 2g,2n,

20,32,33 278.001.572 1.165.343.343 1.184.422.251 1.517.921.605Liabilitas imbalan kerja

karyawan 2r,22 9.592.383.758 25.068.574.090 22.631.642.833 22.981.953.250Liabilitas pajak tangguhan 2q,21g 25.231.145.776 25.231.145.776 - -

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 958.431.330.225 860.953.745.788 527.323.765.123 3.215.742.494.759

Jumlah Liabilitas 2.385.580.910.940 2.359.228.062.158 1.176.543.540.886 4.391.617.387.119

216

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan darilaporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

4

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

Serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember1 Januari 2013/

2014 2013 31 Desember 2012(Disajikan kembali (Disajikan kembali (Disajikan kembali

lihat Catatan lihat Catatan lihat CatatanCatatan 2015 2r dan 38) 2r dan 38) 2r dan 38)

EkuitasModal saham - nilai nominal

Rp 100 per sahamModal dasar -

50.000.000.000saham pada tanggal31 Desember 2015, 2014,2013 dan 2012

Modal ditempatkan dandisetor penuh -19.281.904.405 sahampada tanggal 31 Desember 2015dan 2014, 16.445.406.761 sahampada tanggal 31 Desember 2013dan 2012 24 1.928.190.940.500 1.928.190.940.500 1.644.540.676.100 1.644.540.676.100

Tambahan modal disetor 4h,i,j,k,35 (447.306.677.313) (447.301.067.880) (447.301.067.880) -Komponen ekuitas lainnya 2b,2g 2.741.005.764 (6.331.748.306) (8.181.649.845) 5.253.446.515Saldo laba (defisit) 448.516.694.238 703.294.180.096 (11.490.591.533) 813.975.650.138

Ekuitas yang dapat diatribusikankepada pemilik Entitas Induk 1.932.141.963.189 2.177.852.304.410 1.177.567.366.842 2.463.769.772.753

Kepentingan non-pengendali 2b,23a (9.717.162) 350 - 1.786.087.912.759

Jumlah Ekuitas 1.932.132.246.027 2.177.852.304.760 1.177.567.366.842 4.249.857.685.512

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 4.317.713.156.967 4.537.080.366.918 2.354.110.907.728 8.641.475.072.631

217

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan darilaporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

4

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

Serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember1 Januari 2013/

2014 2013 31 Desember 2012(Disajikan kembali (Disajikan kembali (Disajikan kembali

lihat Catatan lihat Catatan lihat CatatanCatatan 2015 2r dan 38) 2r dan 38) 2r dan 38)

EkuitasModal saham - nilai nominal

Rp 100 per sahamModal dasar -

50.000.000.000saham pada tanggal31 Desember 2015, 2014,2013 dan 2012

Modal ditempatkan dandisetor penuh -19.281.904.405 sahampada tanggal 31 Desember 2015dan 2014, 16.445.406.761 sahampada tanggal 31 Desember 2013dan 2012 24 1.928.190.940.500 1.928.190.940.500 1.644.540.676.100 1.644.540.676.100

Tambahan modal disetor 4h,i,j,k,35 (447.306.677.313) (447.301.067.880) (447.301.067.880) -Komponen ekuitas lainnya 2b,2g 2.741.005.764 (6.331.748.306) (8.181.649.845) 5.253.446.515Saldo laba (defisit) 448.516.694.238 703.294.180.096 (11.490.591.533) 813.975.650.138

Ekuitas yang dapat diatribusikankepada pemilik Entitas Induk 1.932.141.963.189 2.177.852.304.410 1.177.567.366.842 2.463.769.772.753

Kepentingan non-pengendali 2b,23a (9.717.162) 350 - 1.786.087.912.759

Jumlah Ekuitas 1.932.132.246.027 2.177.852.304.760 1.177.567.366.842 4.249.857.685.512

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 4.317.713.156.967 4.537.080.366.918 2.354.110.907.728 8.641.475.072.631

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan darilaporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

5

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILANKOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014 2013(Disajikan kembali (Disajikan kembali

lihat Catatan lihat CatatanCatatan 2015 2r dan 38) 2r dan 38)

PENGHASILAN USAHA 2p,25,31 366.434.131.789 367.523.242.799 380.888.165.808

BEBAN POKOK PENGHASILAN 2p,26 195.263.318.016 150.033.846.094 157.794.112.267

LABA KOTOR 171.170.813.773 217.489.396.705 223.094.053.541

Beban penjualan 2p,27 (35.755.771.675 ) (28.106.148.478 ) (25.000.144.463 )Beban umum dan administrasi 2k,2l,2m,2n,2p,

2r,12,22,28 (142.793.603.100 ) (180.269.876.522 ) (180.254.293.676 )Penghasilan bunga 6.861.736.562 4.804.568.716 3.499.589.516Beban bunga (130.723.493.216 ) (139.900.003.847 ) (62.737.054.750 )Laba (rugi) selisih kurs - bersih 2d (20.961.607.970 ) 10.361.184.203 93.911.498.189Beban pajak penghasilan final 2q,21d (5.486.212.145 ) (7.364.292.654 ) (10.278.837.608 )Denda pajak 2q,21b (46.428.917.757 ) (3.604.085.535 ) (50.780.500 )Laba (rugi) atas divestasi saham 2b,2c,

Entitas Anak 4c,d,f,g - 864.299.216.178 (773.482.159.672 )Keuntungan dari pembelian

dengan diskon 4b - 318.560.591.742 -Bagian atas rugi bersih Entitas

Asosiasi 2i,10 (1.273.163.061 ) (11.649.965.711 ) (66.334.244.448 )Laba (rugi) atas penjualan dan

penghapusan aset tetap danproperti investasi 2k,11,12 (10.894.007.696 ) (4.016.603.833 ) 104.500.000

Laba atas penjualan saham 10 - - 9.088.193.881Pemulihan penyisihan piutang 6 17.954.562 - -Lain-lain - bersih 29 (38.459.022.297 ) (39.509.931.935 ) (27.318.632.629 )

LABA (RUGI) SEBELUM TAKSIRANBEBAN PAJAK (254.725.294.020 ) 1.001.094.049.029 (815.758.312.619 )

TAKSIRAN BEBAN PAJAK 2q,21c,21e,21fPajak kini (62.009.000 ) (2.659.012.750 ) (7.040.576.726 )Pajak tangguhan - - (2.418.713.406 )

Jumlah taksiran beban pajak -bersih (62.009.000 ) (2.659.012.750 ) (9.459.290.132 )

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (254.787.303.020 ) 998.435.036.279 (825.217.602.751 )

218

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan darilaporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

6

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILANKOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014 2013(Disajikan kembali (Disajikan kembali

lihat Catatan lihat CatatanCatatan 2015 2r dan 38) 2r dan 38)

PENGHASILAN KOMPREHENSIFLAINPos-pos yang tidak akan

direklasifikasi ke laba rugiKeuntungan aktuaria 9.072.754.070 1.849.901.539 3.233.762.338

Pos-pos yang akandireklasifikasi ke laba rugiRugi yang belum terealisasi atas

investasi efek yang tersediauntuk dijual 2g - - (6.658.151.500 )

Selisih kurs karena penjabaranlaporan keuangan dalam matauang asing 2b - - (10.010.707.198 )

Jumlah penghasilan komprehensiflain, bersih setelah pajak 9.072.754.070 1.849.901.539 (13.435.096.360 )

JUMLAH LABA (RUGI)KOMPREHENSIF TAHUNBERJALAN (245.714.548.950 ) 1.000.284.937.818 (838.652.699.111 )

JUMLAH LABA (RUGI)TAHUN BERJALAN YANGDAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik entitas induk (254.777.485.858 ) 998.435.036.029 (825.466.241.671 )Kepentingan non-pengendali 2b,23b (9.817.162 ) 250 248.638.920

Jumlah (254.787.303.020 ) 998.435.036.279 (825.217.602.751 )

JUMLAH LABA (RUGI)KOMPREHENSIF TAHUNBERJALAN YANG DAPATDIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik entitas Induk (245.704.731.788 ) 1.000.284.937.568 (838.901.338.031 )Kepentingan non-pengendali 2b,23b (9.817.162 ) 250 248.638.920

Jumlah (245.714.548.950 ) 1.000.284.937.818 (838.652.699.111 )

219

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan darilaporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

6

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILANKOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014 2013(Disajikan kembali (Disajikan kembali

lihat Catatan lihat CatatanCatatan 2015 2r dan 38) 2r dan 38)

PENGHASILAN KOMPREHENSIFLAINPos-pos yang tidak akan

direklasifikasi ke laba rugiKeuntungan aktuaria 9.072.754.070 1.849.901.539 3.233.762.338

Pos-pos yang akandireklasifikasi ke laba rugiRugi yang belum terealisasi atas

investasi efek yang tersediauntuk dijual 2g - - (6.658.151.500 )

Selisih kurs karena penjabaranlaporan keuangan dalam matauang asing 2b - - (10.010.707.198 )

Jumlah penghasilan komprehensiflain, bersih setelah pajak 9.072.754.070 1.849.901.539 (13.435.096.360 )

JUMLAH LABA (RUGI)KOMPREHENSIF TAHUNBERJALAN (245.714.548.950 ) 1.000.284.937.818 (838.652.699.111 )

JUMLAH LABA (RUGI)TAHUN BERJALAN YANGDAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik entitas induk (254.777.485.858 ) 998.435.036.029 (825.466.241.671 )Kepentingan non-pengendali 2b,23b (9.817.162 ) 250 248.638.920

Jumlah (254.787.303.020 ) 998.435.036.279 (825.217.602.751 )

JUMLAH LABA (RUGI)KOMPREHENSIF TAHUNBERJALAN YANG DAPATDIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik entitas Induk (245.704.731.788 ) 1.000.284.937.568 (838.901.338.031 )Kepentingan non-pengendali 2b,23b (9.817.162 ) 250 248.638.920

Jumlah (245.714.548.950 ) 1.000.284.937.818 (838.652.699.111 )

Cat

atan

ata

sla

pora

nke

uang

anko

nsol

idas

ian

terla

mpi

rmer

upak

an b

agia

n ya

ngtid

ak te

rpis

ahka

nda

rila

pora

n ke

uang

anko

nsol

idas

ian

seca

ra k

esel

uruh

an.

7

PT G

RAH

A AN

DR

ASEN

TRA

PRO

PER

TIN

DO

Tbk.

DAN

EN

TITA

S AN

AKLA

POR

AN P

ERU

BAH

AN E

KU

ITAS

KO

NSO

LID

ASIA

NTa

hun

Yang

Ber

akhi

r Pad

a Ta

ngga

l31

Des

embe

r201

5,20

14D

an 2

013

(Din

yata

kan

dala

m R

upia

h, k

ecua

li di

nyat

akan

lain

)

Ekui

tas

Yang

Dap

at D

iatr

ibus

ikan

Kep

ada

Pem

ilik

Entit

as In

duk

Selis

ih K

urs

Rug

ika

rena

yang

Bel

umPe

njab

aran

Tere

alis

asi a

tas

Lapo

ran

Mod

al S

aham

Tam

baha

nIn

vest

asi E

fek

Keu

anga

nK

eunt

unga

nD

item

patk

an d

anM

odal

yang

Ter

sedi

ada

lam

Mat

a(K

erug

ian)

Sald

o La

baK

epen

tinga

nC

atat

anD

iset

or P

enuh

Dis

etor

untu

k D

ijual

Uan

g A

sing

Akt

uaria

(Def

isit)

Jum

lah

Non

-pen

gend

ali

Jum

lah

Ekui

tas

Sald

o, 1

Jan

uari

2013

(Dila

pork

anse

belu

mny

a)1.

644.

540.

676.

100

-6.

658.

151.

500

10.0

10.7

07.1

98-

817.

233.

484.

683

2.47

8.44

3.01

9.48

11.

786.

087.

912.

759

4.26

4.53

0.93

2.24

0

Peny

esua

ian

yang

tim

bul d

ari p

ener

apan

Pern

yata

an S

tand

ar A

kunt

ansi

Keu

anga

n(P

SAK)

No.

24 (R

evis

i 201

3)2r

,38

--

--

(11.

415.

412.

183

)(3

.257

.834

.545

)(1

4.67

3.24

6.72

8)-

(14.

673.

246.

728)

Sald

o,1

Janu

ari 2

013

(Dis

ajik

an k

emba

li)1.

644.

540.

676.

100

-6.

658.

151.

500

10.0

10.7

07.1

98(1

1.41

5.41

2.18

3)

813.

975.

650.

138

2.46

3.76

9.77

2.75

31.

786.

087.

912.

759

4.24

9.85

7.68

5.51

2

Tran

saks

i Res

trukt

uris

asia

ntar

a En

titas

Sepe

ngen

dali

4h,i,

j,k-

(447

.301

.067

.880

)-

--

-(4

47.3

01.0

67.8

80)

-(4

47.3

01.0

67.8

80)

Dek

onso

lidas

iPT

Buki

t Jon

ggol

Asr

i,PT

Mut

iara

Per

mat

a Bi

ru, S

ugili

teC

ompa

ny L

td.,

PT S

amud

era

Asia

Nas

iona

l,PT

Bah

ana

Sukm

asej

ahte

ra,

PT G

raha

Inta

n Ba

li, P

T Sa

nggr

aha

Pelit

a Se

ntos

a4c

,f,g,

h,i,j

,k-

--

--

--

(1.7

86.3

36.5

51.6

79)

(1.7

86.3

36.5

51.6

79)

Laba

(rug

i) ko

mpr

ehen

sif t

ahun

ber

jala

n-

-(6

.658

.151

.500

)(1

0.01

0.70

7.19

8)

3.23

3.76

2.33

8(8

25.4

66.2

41.6

71)

(838

.901

.338

.031

)24

8.63

8.92

0(8

38.6

52.6

99.1

11)

Sald

o, 3

1 D

esem

ber 2

013

(Dis

ajik

an k

emba

li)1.

644.

540.

676.

100

(447

.301

.067

.880

)-

-(8

.181

.649

.845

)(1

1.49

0.59

1.53

3)1.

177.

567.

366.

842

-1.

177.

567.

366.

842

220

Cat

atan

ata

sla

pora

nke

uang

anko

nsol

idas

ian

terla

mpi

rmer

upak

an b

agia

n ya

ngtid

ak te

rpis

ahka

nda

rila

pora

n ke

uang

anko

nsol

idas

ian

seca

ra k

esel

uruh

an.

8

PT G

RAH

A AN

DR

ASEN

TRA

PRO

PER

TIN

DO

Tbk.

DAN

EN

TITA

S AN

AKLA

POR

AN P

ERU

BAH

AN E

KU

ITAS

KO

NSO

LID

ASIA

N(la

njut

an)

Tahu

n Ya

ng B

erak

hir P

ada

Tang

gal

31 D

esem

ber2

015,

2014

Dan

2013

(Din

yata

kan

dala

m R

upia

h, k

ecua

li di

nyat

akan

lain

)

Ekui

tas

Yang

Dap

at D

iatr

ibus

ikan

Kep

ada

Pem

ilik

Entit

as In

duk

Selis

ih K

urs

Rug

ika

rena

yang

Bel

umPe

njab

aran

Tere

alis

asi a

tas

Lapo

ran

Mod

al S

aham

Tam

baha

nIn

vest

asi E

fek

Keu

anga

nK

eunt

unga

nD

item

patk

an d

anM

odal

yang

Ter

sedi

ada

lam

Mat

a(K

erug

ian)

Sald

o La

baK

epen

tinga

nC

atat

anD

iset

or P

enuh

Dis

etor

untu

k D

ijual

Uan

g A

sing

Akt

uaria

(Def

isit)

Jum

lah

Non

-pen

gend

ali

Jum

lah

Ekui

tas

Pena

mba

han

inve

stas

i pad

aPT

And

rase

ntra

Prop

erti

Serv

ices

oleh

kep

entin

gan

non-

peng

enda

li4a

--

--

--

-10

010

0

Pem

bagi

an d

ivid

en24

--

--

-(2

83.6

50.2

64.4

00)

(283

.650

.264

.400

)-

(283

.650

.264

.400

)

Konv

ersi

div

iden

men

jadi

sah

am24

283.

650.

264.

400

--

--

-28

3.65

0.26

4.40

0-

283.

650.

264.

400

Laba

kom

preh

ensi

f tah

un b

erja

lan

--

--

1.84

9.90

1.53

999

8.43

5.03

6.02

91.

000.

284.

937.

568

250

1.00

0.28

4.93

7.81

8

Sald

o, 3

1 D

esem

ber 2

014

(Dis

ajik

anke

mba

li)1.

928.

190.

940.

500

(447

.301

.067

.880

)-

-(6

.331

.748

.306

)70

3.29

4.18

0.09

62.

177.

852.

304.

410

350

2.17

7.85

2.30

4.76

0

Pena

mba

han

inve

stas

i pad

aPT

Jun

glel

and

Asia

oleh

kep

entin

gan

non-

peng

enda

li4n

--

--

--

-10

0.00

010

0.00

0

Dek

onso

lidas

i PT

Andr

asen

tra P

rope

rti S

ervi

ces

4m-

--

--

--

(350

)(3

50)

Tran

saks

i Res

trukt

uris

asia

ntar

a En

titas

Sepe

ngen

dali

4m-

(5.6

09.4

33)

--

--

(5.6

09.4

33)

-(5

.609

.433

)

Laba

(rug

i) ko

mpr

ehen

sift

ahun

berja

lan

--

--

9.07

2.75

4.07

0(2

54.7

77.4

85.8

58)

(245

.704

.731

.788

)(9

.817

.162

)(2

45.7

14.5

48.9

50)

Sald

o,31

Des

embe

r201

51.

928.

190.

940.

500

(447

.306

.677

.313

)-

-2.

741.

005.

764

448.

516.

694.

238

1.93

2.14

1.96

3.18

9(9

.717

.162

)1.

932.

132.

246.

027

221

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan darilaporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

9

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIANTahun Yang Berakhir Pada Tanggal31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014 2013(Disajikan kembali (Disajikan kembali

lihat Catatan lihat CatatanCatatan 2015 2r dan 38) 2r dan 38)

ARUS KAS DARI AKTIVITASOPERASIPenerimaan kas dari pelanggan 321.675.057.575 427.965.004.536 456.872.934.869Pembayaran kas kepada pemasok (154.426.873.803 ) (160.806.624.895 ) (112.080.524.252 )Pembayaran kas untuk karyawan (77.023.293.263 ) (65.224.440.138 ) (71.475.137.895 )Penerimaan (pembayaran)

kas untuk aktivitas operasilain-lain (36.051.398.238 ) 12.697.448.439 293.180.602.507

Arus kas diperoleh dari operasi 54.173.492.271 214.631.387.942 566.497.875.229Penerimaan bunga 424.495.687 4.804.568.716 3.499.589.516Pembayaran beban keuangan (86.776.812.285 ) (58.250.040.254 ) (66.236.644.266 )Pembayaran pajak penghasilan (26.987.292.904 ) (68.456.766.623 ) (87.662.363.056 )

Kas Bersih Yang DiperolehDari (Digunakan Untuk)Aktivitas Operasi (59.166.117.231 ) 92.729.149.781 416.098.457.423

ARUS KAS DARI AKTIVITASINVESTASIPenurunan (peningkatan)

penyertaan saham 10 - (50.496.638.784 ) 288.375.467.913Penurunan dana dalam

pembatasan 13 4.394.008.597 14.584.650.546 11.336.431.409Peningkatan dana dalam

pembatasan (548.525.233 ) (11.304.231.533 ) (18.728.867.273 )Pembelian aset tetap 12 (23.889.371.614 ) (39.567.964.343 ) (186.873.027.812 )Perolehan atas penjualan aset

tetap 12 - 30.646.739.340 104.500.000

Kas Bersih Yang DiperolehDari (Digunakan Untuk)Aktivitas Investasi (20.043.888.250 ) (56.137.444.774 ) 94.214.504.237

ARUS KAS DARI AKTIVITASPENDANAANPembayaran utang pembelian

aset tetap (1.133.931.951 ) (792.902.789 ) (73.545.835 )Penurunan piutang pihak berelasi 70.846.147.107 78.708.212.928 7.000.000.000Peningkatan piutang pihak berelasi (26.195.259.915 ) (33.445.558.492 ) (285.383.174.661 )Peningkatan utang pihak berelasi 21.587.937.383 4.442.026.873 2.000.000.000Penurunan utang pihak berelasi (2.107.597.500 ) (150.357.515.046 ) (71.413.813.331 )Penerimaan utang bank jangka

panjang 15.000.000.000 406.479.761.468 148.594.800.000Pembayaran utang bank jangka

panjang (18.122.751.610 ) (325.179.419.590 ) (360.031.879.860 )

Kas Bersih Yang Diperoleh Dari(Digunakan Untuk) AktivitasPendanaan 59.874.543.514 (20.145.394.648 ) (559.307.613.687 )

222

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan darilaporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

10

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014 2013(Disajikan kembali (Disajikan kembali

lihat Catatan lihat CatatanCatatan 2015 2r dan 38) 2r dan 38)

KENAIKAN (PENURUNAN)BERSIH KAS DAN SETARA KAS (19.335.461.967) 16.446.310.359 (48.994.652.027 )

DAMPAK BERSIH PERUBAHANNILAI TUKAR ATAS KAS DANBANK 12.888.380 7.042.899 122.840.207

KAS DAN BANK AWAL TAHUN 33.989.961.088 17.536.607.830 66.408.419.650

KAS DAN SETARA KAS AKHIRTAHUN 14.667.387.501 33.989.961.088 17.536.607.830

223

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan darilaporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

10

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014 2013(Disajikan kembali (Disajikan kembali

lihat Catatan lihat CatatanCatatan 2015 2r dan 38) 2r dan 38)

KENAIKAN (PENURUNAN)BERSIH KAS DAN SETARA KAS (19.335.461.967) 16.446.310.359 (48.994.652.027 )

DAMPAK BERSIH PERUBAHANNILAI TUKAR ATAS KAS DANBANK 12.888.380 7.042.899 122.840.207

KAS DAN BANK AWAL TAHUN 33.989.961.088 17.536.607.830 66.408.419.650

KAS DAN SETARA KAS AKHIRTAHUN 14.667.387.501 33.989.961.088 17.536.607.830

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIANTanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11

1. UMUM

a. Pendirian Perseroan dan Informasi Umum

PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk. (”Entitas Induk” atau ”Perseroan”) didirikan padatanggal 15 Juni 1988 dengan Akta Notaris Ny. Yetty Taher, S.H., No. 42. Akta pendirianPerseroan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam SuratKeputusan No. C2-8942-HT.01.01.TH.88 tanggal 20 September 1988 dan diumumkandalam Tambahan No. 1147 Lembaran Berita Negara No. 11 tanggal 7 Februari 1995.Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain,mengenai perubahan nama dari PT Aliyah Pancahafat menjadi PT Graha AndrasentraPropertindo yang diaktakan dengan Akta Notaris Ny. Toety Juniarto, S.H., No. 93 tanggal23 Juni 1997, dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman dalam SuratKeputusan No. C2-5976 HT.01.04.Th.97 tanggal 2 Juli 1997. Selanjutnya Anggaran DasarPerseroan telah disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentangPerseroan Terbatas, sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Nur Nadia Tadjoedin, S.H.,Notaris di Kota Bogor, No. 18 tanggal 22 April 2008, yang telah disetujui oleh Menteri Hukumdan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-39052.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 7 Juli 2008 dan telah didaftarkan di dalam daftarPerseroan nomor AHU-0056266.AH.01.09.2008 tanggal 7 Juli 2008 serta telah diumumkandalam Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 3 Maret 2015, Tambahan No. 4952.Perubahan Anggaran Dasar Perseroan menjadi perusahaan terbuka termuat dalam AktaPernyataan Rapat Para Pemegang Saham Perseroan No. 15 tanggal 21 September 2015yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Bogor, telahmendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkanSurat keputusannya No. AHU-0942695.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 22 September 2015dan telah didaftarkan di dalam daftar Perseroan nomer AHU-3557514.AH.01.11 Tahun 2015tanggal 22 September 2015. Selanjutnya perubahan terakhir Anggaran dasar Perseroantermuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No.7tanggal 13 Oktober 2015 yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn,Notaris di Kota Bogor. Perubahan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari MenteriHukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya beserta lampirannyaNo. AHU-0943921.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 15 Oktober 2015 dan telah didaftarkan didalam daftar Perseroan nomor AHU-3565997.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal15 Oktober 2015.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, kegiatan usaha Perseroan adalahbergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa yang berhubungan denganreal estat, properti dan pengelolaan taman hiburan/rekreasi. Saat ini Perseroan bergerakdalam bidang pembangunan perumahan/real estat, hotel, pengelolaan taman hiburan sertabertindak sebagai pengembang termasuk pemeliharaan bangunan-bangunan. Perseroanberkedudukan di Kota Bogor dan memiliki proyek perumahan “Graha Bogor Indah”,sekarang menjadi “Bogor Nirwana Residence”.

Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1993.

PT Bakrieland Development Tbk. adalah Entitas Induk terakhir Perseroan dan Entitas Anak(selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai “Grup”)

224

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12

1. UMUM (lanjutan)

b. Struktur Entitas Anak

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perseroan memiliki Entitas Anak dengankepemilikan secara langsung sebagai berikut:

31 Desember 2015

Persentase Mulai OperasiEntitas Anak Lokasi Kepemilikan Komersial Jumlah Aset

Kepemilikan saham secara langsungPT Jungleland Asia (JLA) Bogor/

Jawa Barat 99,99% 2011 Rp 1.061.490.341.382

31 Desember 2014

Persentase Mulai OperasiEntitas Anak Lokasi Kepemilikan Komersial Jumlah Aset

Kepemilikan saham secara langsungPT Jungleland Asia (JLA) Bogor/

Jawa Barat 100,00% 2011 Rp 1.159.590.883.487PT Andrasentra Properti

Services (APS) Bogor/Jawa Barat 99,99% 2014 Rp 7.396.579.333

Pada tanggal 31 Desember 2013, Perseroan telah melakukan divestasi atas semua EntitasAnak yang dimilikinya.

Kegiatan usaha Entitas Anak adalah sebagai berikut:

Entitas Anak Kegiatan Usaha

PT Jungleland Asia Membangun dan/atau mengelola kawasanrekreasi dan pariwisata (taman bermain)

PT Andrasentra Properti Services Pembangunan, perdagangan umum dan jasa

c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal31 Desember 2015, berdasarkan Akta Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn., No. 7tanggal 13 Oktober 2015 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015

Dewan Komisaris Direksi

Komisaris Utama - Bambang Irawan Hendradi Direktur Utama - Agus Jayadi AlwieKomisaris - Ambono Janurianto Direktur - Kurniawati BudimanKomisaris - Hamid Mundzir Direktur - Adika Nuraga BakrieKomisaris Independen - Lukman Purnomosidi Direktur Independen - DartoKomisaris Independen - Dedy Saefudin

225

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12

1. UMUM (lanjutan)

b. Struktur Entitas Anak

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perseroan memiliki Entitas Anak dengankepemilikan secara langsung sebagai berikut:

31 Desember 2015

Persentase Mulai OperasiEntitas Anak Lokasi Kepemilikan Komersial Jumlah Aset

Kepemilikan saham secara langsungPT Jungleland Asia (JLA) Bogor/

Jawa Barat 99,99% 2011 Rp 1.061.490.341.382

31 Desember 2014

Persentase Mulai OperasiEntitas Anak Lokasi Kepemilikan Komersial Jumlah Aset

Kepemilikan saham secara langsungPT Jungleland Asia (JLA) Bogor/

Jawa Barat 100,00% 2011 Rp 1.159.590.883.487PT Andrasentra Properti

Services (APS) Bogor/Jawa Barat 99,99% 2014 Rp 7.396.579.333

Pada tanggal 31 Desember 2013, Perseroan telah melakukan divestasi atas semua EntitasAnak yang dimilikinya.

Kegiatan usaha Entitas Anak adalah sebagai berikut:

Entitas Anak Kegiatan Usaha

PT Jungleland Asia Membangun dan/atau mengelola kawasanrekreasi dan pariwisata (taman bermain)

PT Andrasentra Properti Services Pembangunan, perdagangan umum dan jasa

c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal31 Desember 2015, berdasarkan Akta Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn., No. 7tanggal 13 Oktober 2015 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015

Dewan Komisaris Direksi

Komisaris Utama - Bambang Irawan Hendradi Direktur Utama - Agus Jayadi AlwieKomisaris - Ambono Janurianto Direktur - Kurniawati BudimanKomisaris - Hamid Mundzir Direktur - Adika Nuraga BakrieKomisaris Independen - Lukman Purnomosidi Direktur Independen - DartoKomisaris Independen - Dedy Saefudin

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13

1. UMUM (lanjutan)

c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan)

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal31 Desember 2014, berdasarkan Akta Notaris Agus Surachman S.H., No. 41 tanggal10 Maret 2014 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2014

Dewan Komisaris Direksi

Komisaris Utama - Bambang Irawan Hendradi Direktur Utama - Jo EddyKomisaris - Ambono Janurianto Direktur - Kurniawati BudimanKomisaris - Hamid Mundzir Direktur - Hendry Harmen

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal31 Desember 2013, berdasarkan Akta Notaris Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., No. 25 tanggal17 Oktober 2013 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2013

Dewan Komisaris Direksi

Komisaris Utama - Armansyah Yamin Direktur Utama - Hamid MundzirKomisaris - Marudi Surachman Direktur - DarsonoKomisaris - Sri Hascaryo Direktur - Hendry Harmen

Direktur - Jo Eddy

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, Perseroan memiliki masing-masing 152,252 dan 242 orang pegawai tetap dan Entitas Anak memiliki masing-masing 62, 62 dan nihilorang pegawai tetap (tidak diaudit).

d. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian

Manajemen Perseroan bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan keuangankonsolidasian ini, yang telah diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan oleh manajemenPerseroan pada tanggal 25 Mei 2016.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian telah disajikan sesuai dengan Standar AkuntansiKeuangan di Indonesia (SAK), yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh DewanStandar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia serta pedoman penyajian danpengungkapan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Efektif tanggal 1 Januari 2015, Perseroan menerapkan PSAK No. 1 (Revisi 2013),“Penyajian Laporan Keuangan”. Perseroan telah mengubah penyajian kelompok pos-posdalam penghasilan komprehensif lain, dimana pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugidisajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Perseroan jugatelah menggunakan judul baru “Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain”dalam Laporan Keuangan Konsolidasian ini.

226

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan)

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasianadalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporankeuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 1 Januari 2013/31 Desember 2012 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan2013, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang baru atau telah direvisi. Sepertidiungkapkan dalam catatan-catatan terkait atas laporan keuangan konsolidasian, beberapastandar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal1 Januari 2015.

Perseroan memilih menyajikan laporan laba rugi komprehensif dalam satu laporan danmenyajikan tambahan pengungkapan sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbanganpada Catatan 3 serta pengelolaan permodalan pada Catatan 32.

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan aruskas konsolidasian dan menggunakan konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akuntertentu yang diukur berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakanakuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung,menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi,investasi dan pendanaan.

Mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiahyang merupakan mata uang fungsional Grup. Tiap entitas dalam Grup menentukan matauang fungsionalnya masing-masing dan mengatur transaksinya dalam mata uang fungsionaltersebut.

b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian

Efektif 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK No. 65 (Revisi 2013), “Laporan KeuanganKonsolidasian”. PSAK No. 65 “Laporan Keuangan Konsolidasian” mendasarkan prinsip yangtelah ada dengan mengidentifikasi konsep pengendalian sebagai faktor utama dalammenentukan apakah entitas harus dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasianentitas induk. Standar ini memberikan petunjuk tambahan untuk membantu dalam kondisipenentuan pengendalian sulit untuk dinilai. Dalam prinsip yang baru, Perseroanmengendalikan suatu entitas ketika Perseroan terekspos terhadap, atau memiliki hak atas,pengembalian variabel dari keterlibatannya terhadap entitas dan memiliki kemampuan untukmempengaruhi pengembalian tersebut melalui kekuasaannya atas entitas tersebut.Penerapan PSAK ini tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangankonsolidasian dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perseroan dan Entitas Anakseperti yang disebutkan pada Catatan 1b, Perseroan mengendalikan dan memilikipersentase kepemilikan lebih dari 50% baik secara langsung maupun tidak langsung.

Seluruh transaksi dan saldo akun antar entitas yang signifikan telah dieliminasi.

227

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan)

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasianadalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporankeuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 1 Januari 2013/31 Desember 2012 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan2013, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang baru atau telah direvisi. Sepertidiungkapkan dalam catatan-catatan terkait atas laporan keuangan konsolidasian, beberapastandar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal1 Januari 2015.

Perseroan memilih menyajikan laporan laba rugi komprehensif dalam satu laporan danmenyajikan tambahan pengungkapan sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbanganpada Catatan 3 serta pengelolaan permodalan pada Catatan 32.

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan aruskas konsolidasian dan menggunakan konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akuntertentu yang diukur berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakanakuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung,menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi,investasi dan pendanaan.

Mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiahyang merupakan mata uang fungsional Grup. Tiap entitas dalam Grup menentukan matauang fungsionalnya masing-masing dan mengatur transaksinya dalam mata uang fungsionaltersebut.

b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian

Efektif 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK No. 65 (Revisi 2013), “Laporan KeuanganKonsolidasian”. PSAK No. 65 “Laporan Keuangan Konsolidasian” mendasarkan prinsip yangtelah ada dengan mengidentifikasi konsep pengendalian sebagai faktor utama dalammenentukan apakah entitas harus dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasianentitas induk. Standar ini memberikan petunjuk tambahan untuk membantu dalam kondisipenentuan pengendalian sulit untuk dinilai. Dalam prinsip yang baru, Perseroanmengendalikan suatu entitas ketika Perseroan terekspos terhadap, atau memiliki hak atas,pengembalian variabel dari keterlibatannya terhadap entitas dan memiliki kemampuan untukmempengaruhi pengembalian tersebut melalui kekuasaannya atas entitas tersebut.Penerapan PSAK ini tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangankonsolidasian dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perseroan dan Entitas Anakseperti yang disebutkan pada Catatan 1b, Perseroan mengendalikan dan memilikipersentase kepemilikan lebih dari 50% baik secara langsung maupun tidak langsung.

Seluruh transaksi dan saldo akun antar entitas yang signifikan telah dieliminasi.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian (lanjutan)

Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaanmemperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian.Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidaklangsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah atau kurang kekuasaan suara suatuentitas jika terdapat:

a. kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;b. kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan

anggaran dasar atau perjanjian;c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar Direksi atau badan pengatur

setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau badan tersebut; ataud. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau badan

pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui Direksi atau badan tersebut.

Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan Non-pengendali (KNP) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.

Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidakmengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas.

Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Entitas Induk:

• menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak;• menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;• menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila

ada;• mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;• mengakui setiap nilai sisa investasi pada nilai wajarnya;• mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam

laba rugi; dan• mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai

pendapatan komprehensif ke laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldolaba.

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidakdapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Entitas Induk, yangmasing-masing disajikan dalam laba rugi konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporanposisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilikEntitas Induk.

c. Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan darisebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajarpada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiapkombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik padanilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi darientitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dandisertakan dalam beban-beban administrasi.

228

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

c. Kombinasi Bisnis (lanjutan)

Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Grup mengklasifikasikan dan menentukanaset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan padapersyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggalakuisisi.

Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisimengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisipada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkandalam laba rugi konsolidasian.

Imbalan kontijensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggalakuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontijensi setelah tanggal akuisisi yangdiklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam laporan laba rugi ataupendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55. Jika diklasifikasikan sebagaiekuitas, imbalan kontijensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnyadiperhitungkan dalam ekuitas.

Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakanselisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisihjumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalantersebut kurang dari nilai wajar aset neto Entitas Anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakuidalam laba rugi konsolidasian.

Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugianpenurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatukombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas(UPK) dari Grup yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepasdari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.

Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebutdihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebuttermasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan ataukerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatifoperasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.

d. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs pada saatterjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitasmoneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengahyang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal terakhir transaksi perbankan padaperiode tersebut. Laba dan rugi yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laba rugikonsolidasian.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013, nilai tukar yang digunakan, yang dihitungberdasarkan rata-rata kurs beli dan jual dari kurs transaksi Bank Indonesia pada tanggal-tanggal tersebut, adalah sebagai berikut:

229

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

c. Kombinasi Bisnis (lanjutan)

Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Grup mengklasifikasikan dan menentukanaset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan padapersyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggalakuisisi.

Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisimengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisipada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkandalam laba rugi konsolidasian.

Imbalan kontijensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggalakuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontijensi setelah tanggal akuisisi yangdiklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam laporan laba rugi ataupendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55. Jika diklasifikasikan sebagaiekuitas, imbalan kontijensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnyadiperhitungkan dalam ekuitas.

Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakanselisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisihjumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalantersebut kurang dari nilai wajar aset neto Entitas Anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakuidalam laba rugi konsolidasian.

Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugianpenurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatukombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas(UPK) dari Grup yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepasdari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.

Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebutdihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebuttermasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan ataukerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatifoperasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.

d. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs pada saatterjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitasmoneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengahyang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal terakhir transaksi perbankan padaperiode tersebut. Laba dan rugi yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laba rugikonsolidasian.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013, nilai tukar yang digunakan, yang dihitungberdasarkan rata-rata kurs beli dan jual dari kurs transaksi Bank Indonesia pada tanggal-tanggal tersebut, adalah sebagai berikut:

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

d. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (lanjutan)

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Dolar Amerika Serikat (US$) 1 13.795 12.440 12.189Euro Eropa (EURO) 1 15.070 15.133 16.821

e. Kas dan Setara Kas

Kas terdiri dari kas di tangan dan kas di bank yang tidak dibatasi penggunaannya. Setarakas adalah deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggalpenempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan.

Kas di bank dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya diklasifikasikan sebagaibukan kas dan dicatat dalam akun “Dana dalam Pembatasan”.

f. Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Berelasi

Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalamPSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Transaksi tersebutdilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimanapersyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan denganpihak-pihak yang tidak berelasi.

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perseroan dan EntitasAnak (entitas pelapor):

(a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jikaorang tersebut:(i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama entitas pelapor;(ii) memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor; atau(iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

(b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:(i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama

(artinya Entitas Induk, Entitas Anak, dan Entitas Anak berikutnya terkait denganentitas lain);

(ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atauentitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompokusaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya);

(iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;(iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah

entitas asosiasi dari entitas ketiga;(v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari

salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jikaentitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, makaentitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor;

230

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

f. Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Berelasi (lanjutan)

(b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut(lanjutan):

(vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasidalam huruf (a);

(vii) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atasentitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Seluruh transaksi dan saldo material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan ataslaporan keuangan konsolidasian yang relevan.

g. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2015, Perseroan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2014),“Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan:Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan:pengungkapan”. Penerapan PSAK - PSAK ini tidak memberikan dampak yang signifikanterhadap laporan keuangan konsolidasian dan pengungkapan dalam laporan keuangankonsolidasian.

Klasifikasi

(i) Aset keuangan

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajarmelalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hinggajatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual, jika sesuai. Grup menentukanklasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain,dana dalam pembatasan, uang jaminan, dan piutang pihak berelasi yang diklasifikasikansebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

(ii) Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilaiwajar melalui laba rugi, atau liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biayaperolehan diamortisasi, jika sesuai. Grup menentukan klasifikasi atas liabilitas keuanganpada saat pengakuan awal.

Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harusdibayar, uang muka penjualan, utang bank jangka pendek, utang bank jangka panjang,utang pembelian aset tetap dan utang pihak berelasi diklasifikasikan sebagai liabilitaskeuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.

231

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

f. Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Berelasi (lanjutan)

(b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut(lanjutan):

(vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasidalam huruf (a);

(vii) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atasentitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Seluruh transaksi dan saldo material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan ataslaporan keuangan konsolidasian yang relevan.

g. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2015, Perseroan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2014),“Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan:Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan:pengungkapan”. Penerapan PSAK - PSAK ini tidak memberikan dampak yang signifikanterhadap laporan keuangan konsolidasian dan pengungkapan dalam laporan keuangankonsolidasian.

Klasifikasi

(i) Aset keuangan

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajarmelalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hinggajatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual, jika sesuai. Grup menentukanklasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain,dana dalam pembatasan, uang jaminan, dan piutang pihak berelasi yang diklasifikasikansebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

(ii) Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilaiwajar melalui laba rugi, atau liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biayaperolehan diamortisasi, jika sesuai. Grup menentukan klasifikasi atas liabilitas keuanganpada saat pengakuan awal.

Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harusdibayar, uang muka penjualan, utang bank jangka pendek, utang bank jangka panjang,utang pembelian aset tetap dan utang pihak berelasi diklasifikasikan sebagai liabilitaskeuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

g. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

Pengakuan dan pengukuran Aset Keuangan

(i) Aset keuangan

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam halinvestasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang dapatdiatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awaltergantung pada klasifikasi aset.

Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikanpengakuannya pada tanggal perdagangan yaitu tanggal pada saat Grup berkomitmenuntuk membeli atau menjual piutang. Pembelian atau penjualan yang lazim adalahpembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalamkurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku dipasar.

a. Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif denganpembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehandiamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali jika dampak diskontotidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Keuntungan atau kerugiandiakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasianketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunannilai, dan melalui proses amortisasi.

(ii) Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar, dan dalam hal pinjamandan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

a. Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, selanjutnyasetelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakansuku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakanpada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban Keuangan” dalam labarugi konsolidasian. Keuntungan atau kerugian diakui pada laba rugi konsolidasianketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui prosesamortisasi.

232

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

g. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

Saling Hapus dari Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalamlaporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yangberkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui danterdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset danmenyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

Nilai Wajar dari Instrumen Keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yangterorganisasi, jika ada, ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif padapenutupan bisnis pada akhir periode pelaporan.

Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan denganmenggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan (arm’s lengthmarket transactions); referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secarasubstansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain.

Biaya Perolehan Diamortisasi dari Instrumen Keuangan

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektifdikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yangtidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto padasaat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang takterpisahkan dari suku bunga efektif.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Setiap akhir periode pelaporan, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektifbahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Asetkeuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilaitelah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilaitersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awalaset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampakpada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuanganyang dapat diestimasi secara handal.

Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjammengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bungaatau pokok, kemungkinan bahwa mereka akan dinyatakan pailit atau melakukanreorganisasi keuangan lainnya dan di mana data yang dapat diobservasi mengindikasikanbahwa ada terukur penurunan arus kas estimasi masa mendatang, seperti perubahantunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.

233

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

g. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

Saling Hapus dari Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalamlaporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yangberkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui danterdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset danmenyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

Nilai Wajar dari Instrumen Keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yangterorganisasi, jika ada, ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif padapenutupan bisnis pada akhir periode pelaporan.

Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan denganmenggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan (arm’s lengthmarket transactions); referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secarasubstansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain.

Biaya Perolehan Diamortisasi dari Instrumen Keuangan

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektifdikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yangtidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto padasaat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang takterpisahkan dari suku bunga efektif.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Setiap akhir periode pelaporan, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektifbahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Asetkeuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilaitelah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilaitersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awalaset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampakpada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuanganyang dapat diestimasi secara handal.

Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjammengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bungaatau pokok, kemungkinan bahwa mereka akan dinyatakan pailit atau melakukanreorganisasi keuangan lainnya dan di mana data yang dapat diobservasi mengindikasikanbahwa ada terukur penurunan arus kas estimasi masa mendatang, seperti perubahantunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

g. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)

a. Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Grup pertama kalimenentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individualatas aset keuangan yang signifikan secara individual dan untuk aset keuangan yangtidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika Grupmenentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuanganyang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak,maka Grup memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yangmemiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompoktersebut secara kolektif.

Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunannilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secarakolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlahkerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kiniestimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datangyang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakansuku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan danpiutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugianpenurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset tersebut berkurangmelalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laba rugikonsolidasian.

Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkannilainya dikurangi secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke akuncadangan penurunan nilai jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat asetkeuangan tersebut.

Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang danpenurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakuidipulihkan, sepanjang nilai tercatat aset tidak melebihi biaya perolehan diamortisasipada tanggal pemulihan dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan asetkeuangan diakui pada laba rugi konsolidasian. Penerimaan kemudian atas piutang yangtelah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan denganmenyesuaikan pada akun cadangan penurunan nilai, sedangkan jika setelah akhirperiode pelaporan dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.

234

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

g. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

Penghentian Pengakuan

(i) Aset keuangan

Grup menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktualuntuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Grupmentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan ataumenanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secarapenuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga pelepasan (pass througharrangement); dan (a) Grup telah mentransfer secara substansial seluruh risiko danmanfaat atas aset, atau (b) Grup tidak mentransfer maupun tidak memiliki secarasubstansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalianatas aset.

Ketika Grup telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telahmenandatangani kesepakatan pelepasan (pass through arrangement), dan secarasubstansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas asetkeuangan, maupun mentransfer pengendalian atas aset, aset tersebut diakui sejauhketerlibatan berkelanjutan Grup terhadap aset keuangan tersebut.

Dalam hal ini, Grup juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer dan liabilitasterkait diukur dengan dasar yang mencerminkan hak dan liabilitas yang masih dimilikiGrup.

Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransferdiukur sebesar jumlah terendah dari jumlah tercatat aset dan jumlah maksimal daripembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali.

(ii) Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalamkontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika liabilitas keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjamanyang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial atau modifikasi secarasubstansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran ataumodifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal danpengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangantersebut diakui dalam laba rugi konsolidasian.

h. Persediaan

Harga perolehan persediaan real estat dialokasikan ke masing-masing proyek real estatditentukan dengan menggunakan metode identifikasi khusus untuk beban langsung danberdasarkan meter persegi untuk beban fasilitas umum dan sosial.

235

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

g. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

Penghentian Pengakuan

(i) Aset keuangan

Grup menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktualuntuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Grupmentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan ataumenanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secarapenuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga pelepasan (pass througharrangement); dan (a) Grup telah mentransfer secara substansial seluruh risiko danmanfaat atas aset, atau (b) Grup tidak mentransfer maupun tidak memiliki secarasubstansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalianatas aset.

Ketika Grup telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telahmenandatangani kesepakatan pelepasan (pass through arrangement), dan secarasubstansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas asetkeuangan, maupun mentransfer pengendalian atas aset, aset tersebut diakui sejauhketerlibatan berkelanjutan Grup terhadap aset keuangan tersebut.

Dalam hal ini, Grup juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer dan liabilitasterkait diukur dengan dasar yang mencerminkan hak dan liabilitas yang masih dimilikiGrup.

Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransferdiukur sebesar jumlah terendah dari jumlah tercatat aset dan jumlah maksimal daripembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali.

(ii) Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalamkontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika liabilitas keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjamanyang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial atau modifikasi secarasubstansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran ataumodifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal danpengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangantersebut diakui dalam laba rugi konsolidasian.

h. Persediaan

Harga perolehan persediaan real estat dialokasikan ke masing-masing proyek real estatditentukan dengan menggunakan metode identifikasi khusus untuk beban langsung danberdasarkan meter persegi untuk beban fasilitas umum dan sosial.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

h. Persediaan (lanjutan)

Harga perolehan persediaan real estat meliputi biaya perizinan, pembebasan (ganti rugi)tanah, pengurusan surat-surat tanah, pematangan tanah, prasarana, pengembangan danpembangunan proyek, termasuk kapitalisasi bunga selama pembangunan danpengembangan.

Persediaan real estat yang berupa bangunan apartemen (strata title) dicatat berdasarkanbiaya perolehan yang ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata dan dinyatakansebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan estimasi nilai realisasi bersih.Nilai realisasi bersih merupakan estimasi nilai jual dikurangi biaya pengembangan untukmenghasilkan produk yang siap dijual dan biaya untuk merealisasi penjualan.

Selisih antara harga perolehan dengan estimasi nilai realisasi bersih dibukukan dalam labarugi konsolidasian dalam akun “Beban Pokok Penjualan”. Bangunan dalam prosespengembangan dan bangunan yang siap untuk dijual dikelompokan sebagai “Persediaan” didalam laporan posisi keuangan konsolidasian.

Persediaan makanan, minuman, perlengkapan dan barang dagangan hotel dinyatakansebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehanditentukan dengan menggunakan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih ditentukanberdasarkan taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi taksiran biaya yang diperlukanuntuk menjual persediaan tersebut. Penyisihan penurunan nilai persediaan dilakukan untukmengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi bersih. Penyisihan persediaan usang ataupersediaan yang perputarannya lambat, ditentukan, jika ada, berdasarkan penelaahan ataskondisi masing-masing persediaan pada akhir tahun.

i. Penyertaan Saham Pada Entitas Asosiasi

Efektif 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK No. 15 (Revisi 2013) ”Investasi PadaEntitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. Penerapan PSAK ini tidak memberikan dampakyang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian dan pengungkapan dalam laporankeuangan konsolidasian.

Investasi Grup pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitasasosiasi adalah suatu entitas dimana Grup mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai denganmetode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Grup ataslaba atau rugi bersih, dan penerimaan dividen dari entitas asosiasi sejak tanggal perolehan.

Laba rugi konsolidasian mencerminkan bagian Grup atas hasil operasi dari entitas asosiasi.Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Grupmengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika relevan,dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasisebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Grup dengan entitas asosiasi dieliminasi padajumlah sesuai dengan kepentingan Grup dalam entitas asosiasi.

Laporan keuangan entitas asosiasi disusun atas periode pelaporan yang sama denganGrup.

236

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

i. Penyertaan Saham Pada Entitas Asosiasi (lanjutan)

Grup menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atasinvestasi Grup dalam entitas asosiasi. Grup menentukan pada setiap tanggal pelaporanapakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitasasosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Grup menghitung jumlah penurunan nilaiberdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilaitercatatnya dan mengakuinya dalam laba rugi konsolidasian.

Investasi saham pada entitas dimana Grup tidak memiliki pengaruh yang signifikan dankepemilikan saham kurang dari 20% dicatat sesuai dengan PSAK No. 55.

j. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya denganmenggunakan metode garis lurus.

k. Properti Investasi

Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangiakumulasi penyusutan dan penurunan nilai, jika ada, kecuali tanah yang tidak disusutkan.Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada padasaat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya harianpenggunaan properti investasi.

Properti investasi Grup terdiri dari tanah, bangunan dan prasarana yang dikuasai Grup untukmenghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untukdigunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif ataudijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung dengan menggunakan metode garis lurusselama umur manfaat aset tetap yaitu 20 tahun.

Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika propertiinvestasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaatekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugiyang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laba rugikonsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.

Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahanpenggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainyasewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transferdari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yangditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembanganuntuk dijual.

Untuk transfer dari properti investasi ke properti yang digunakan sendiri, Grup menggunakanmetode biaya pada tanggal perubahan penggunaan. Jika properti yang digunakan sendirioleh Grup menjadi properti investasi, Grup mencatat properti tersebut sesuai dengankebijakan aset tetap sampai dengan saat tanggal terakhir perubahan penggunaannya.

237

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

i. Penyertaan Saham Pada Entitas Asosiasi (lanjutan)

Grup menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atasinvestasi Grup dalam entitas asosiasi. Grup menentukan pada setiap tanggal pelaporanapakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitasasosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Grup menghitung jumlah penurunan nilaiberdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilaitercatatnya dan mengakuinya dalam laba rugi konsolidasian.

Investasi saham pada entitas dimana Grup tidak memiliki pengaruh yang signifikan dankepemilikan saham kurang dari 20% dicatat sesuai dengan PSAK No. 55.

j. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya denganmenggunakan metode garis lurus.

k. Properti Investasi

Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangiakumulasi penyusutan dan penurunan nilai, jika ada, kecuali tanah yang tidak disusutkan.Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada padasaat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya harianpenggunaan properti investasi.

Properti investasi Grup terdiri dari tanah, bangunan dan prasarana yang dikuasai Grup untukmenghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untukdigunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif ataudijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung dengan menggunakan metode garis lurusselama umur manfaat aset tetap yaitu 20 tahun.

Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika propertiinvestasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaatekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugiyang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laba rugikonsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.

Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahanpenggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainyasewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transferdari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yangditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembanganuntuk dijual.

Untuk transfer dari properti investasi ke properti yang digunakan sendiri, Grup menggunakanmetode biaya pada tanggal perubahan penggunaan. Jika properti yang digunakan sendirioleh Grup menjadi properti investasi, Grup mencatat properti tersebut sesuai dengankebijakan aset tetap sampai dengan saat tanggal terakhir perubahan penggunaannya.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

l. Aset Tetap

Perseroan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran asettetapnya.

Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasipenyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagianaset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, padasaat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatataset tetap sebagai penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya perbaikanyang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laba rugi konsolidasian pada saatterjadinya.

Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (HGU), Hak GunaBangunan (HGB) dan Hak Pakai (HP) yang dikeluarkan pada saat tanah diperoleh pertamakali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah dan tidak diamortisasi. Sementara itu,biaya yang terjadi sehubungan dengan perpanjangan atau pembaharuan hak-hak tersebutdiatas diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atauumur ekonomi tanah, mana yang lebih pendek.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method)berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 10 - 20Mesin dan peralatan 4 - 12Kendaraan 4Peralatan dan perabotan kantor 4

Aset tetap dalam penyelesaian dicatat berdasarkan biaya perolehan dan disajikan sebagaibagian dari “Aset Tetap - Bangunan dalam Penyelesaian” dalam laporan posisi keuangankonsolidasian. Akumulasi harga perolehan akan dipindahkan ke akun aset tetap yangbersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.

Pada setiap akhir periode pelaporan, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutandireviu dan, jika diperlukan, akan disesuaikan secara prospektif.

m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2015, Perseroan menerapkan PSAK No. 48 (Revisi 2014),“Penurunan Nilai Aset”. Perubahan PSAK No. 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”adalah terhadap pengungkapan atas nilai terpulihkan untuk aset non-finansial. Perubahan inimenghilangkan pengungkapan tertentu untuk nilai terpulihkan atas unit penghasil kas yangdisyaratkan oleh PSAK No. 48 melalui penerbitan PSAK No. 68. Penerapan PSAK ini tidakmemberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian danpengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

238

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan)

Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu asetmengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujianpenurunan nilai aset (yaitu aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, asettidak berwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatukombinasi bisnis) diperlukan, maka Grup membuat estimasi formal jumlah terpulihkan asettersebut.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggiantara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengannilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagianbesar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besardaripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunannilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugipenurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laba rugi konsolidasian sebagai“Rugi Penurunan Nilai”.

Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilaikini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaianpasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Jika tidak terdapat transaksitersebut, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajaraset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikasi nilai wajaryang tersedia.

Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaranpasar terakhir, jika tersedia. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang dilanjutkan, jika ada,diakui pada laba rugi konsolidasian sesuai dengan kategori beban yang konsisten denganfungsi dari aset yang diturunkan nilainya.

Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasibahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selaingoodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksudditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugianpenurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwilldibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukanjumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini,jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.

Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlahterpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugipenurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikanrugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut,penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlahtercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisaumur manfaatnya.

239

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan)

Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu asetmengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujianpenurunan nilai aset (yaitu aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, asettidak berwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatukombinasi bisnis) diperlukan, maka Grup membuat estimasi formal jumlah terpulihkan asettersebut.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggiantara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengannilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagianbesar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besardaripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunannilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugipenurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laba rugi konsolidasian sebagai“Rugi Penurunan Nilai”.

Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilaikini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaianpasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Jika tidak terdapat transaksitersebut, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajaraset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikasi nilai wajaryang tersedia.

Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaranpasar terakhir, jika tersedia. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang dilanjutkan, jika ada,diakui pada laba rugi konsolidasian sesuai dengan kategori beban yang konsisten denganfungsi dari aset yang diturunkan nilainya.

Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasibahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selaingoodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksudditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugianpenurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwilldibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukanjumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini,jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.

Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlahterpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugipenurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikanrugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut,penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlahtercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisaumur manfaatnya.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan)

Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahun (pada tanggal 31 Desember) dan ketikaterdapat suatu indikasi bahwa nilai tercatatnya mengalami penurunan nilai. Penurunan nilaibagi goodwill ditetapkan dengan menentukan jumlah tercatat tiap UPK (atau kelompok UPK)dimana goodwill terkait. Jika jumlah terpulihkan UPK kurang dari jumlah tercatatnya, rugipenurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai terkait goodwill tidak dapat dibalik pada tahunberikutnya.

n. Sewa

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkansecara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatusewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansialseluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitasdalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesarnilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan bebankeuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas. Beban keuangan harusdialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga suatu tingkatsuku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Jumlah yang dapat disusutkan dariaset sewaan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama perkiraan masa penggunaandengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yangdimiliki. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hakkepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yanglebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan.

Dalam sewa operasi, Grup sebagai lessor mengakui aset untuk sewa operasi di laporanposisi keuangan konsolidasian sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubunganproses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakuisebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa.Rental kontinjen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya.Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan metode garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

o. Tanah yang Belum Dikembangkan

Tanah yang belum dikembangkan dinilai berdasarkan biaya perolehan, yang meliputi antaralain biaya pembebasan (ganti rugi), pengurusan surat-surat tanah dan pematangan tanah.Pada saat dimulainya pengembangan prasarana, nilai tanah tersebut akan direklasifikasi keakun persediaan sebagai persediaan dalam pembangunan atau aset tetap sebagai proyekdalam penyelesaian.

240

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

p. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalirke Grup dan manfaat ini dapat diukur secara andal. Kriteria spesifik berikut juga harusdipenuhi sebelum pendapatan diakui.

Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44 mengenai “AkuntansiAktivitas Pengembangan Real Estat” paragraf 6-23, paragraf 23-32 dan paragraf 33-36sebagai berikut:

(i) Pendapatan dari penjualan bangunan rumah tinggal, rumah toko dan bangunan sejenislainnya beserta kavling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrualmethod) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:

1. Proses penjualan telah selesai;2. Harga jual akan tertagih;3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan

diperoleh pembeli di masa yang akan datang; dan4. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada

pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjualtidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunantersebut.

(ii) Pendapatan dari penjualan kavling tanah dimana tidak memerlukan keterlibatan penjualdalam pendirian bangunan diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method)apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

1. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yangdisepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;

2. Harga jual akan tertagih;3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan

diperoleh pembeli di masa yang akan datang;4. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi

untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual; dan5. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam

pendirian bangunan di atas kavling tersebut.

241

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

p. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalirke Grup dan manfaat ini dapat diukur secara andal. Kriteria spesifik berikut juga harusdipenuhi sebelum pendapatan diakui.

Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44 mengenai “AkuntansiAktivitas Pengembangan Real Estat” paragraf 6-23, paragraf 23-32 dan paragraf 33-36sebagai berikut:

(i) Pendapatan dari penjualan bangunan rumah tinggal, rumah toko dan bangunan sejenislainnya beserta kavling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrualmethod) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:

1. Proses penjualan telah selesai;2. Harga jual akan tertagih;3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan

diperoleh pembeli di masa yang akan datang; dan4. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada

pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjualtidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunantersebut.

(ii) Pendapatan dari penjualan kavling tanah dimana tidak memerlukan keterlibatan penjualdalam pendirian bangunan diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method)apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

1. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yangdisepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;

2. Harga jual akan tertagih;3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan

diperoleh pembeli di masa yang akan datang;4. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi

untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual; dan5. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam

pendirian bangunan di atas kavling tersebut.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

29

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

p. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)

(iii) Penjualan bangunan kondominium, apartemen dan perkantoran diakui denganmenggunakan metode persentase penyelesaian apabila seluruh kriteria di bawah inidipenuhi, yaitu:

1. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu pondasi bangunan telah selesaidan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi;

2. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telahdisepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan

3. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi denganandal.

Jika semua kriteria yang disebutkan di atas tidak terpenuhi, maka seluruh uang yangditerima dari pembeli diperlakukan sebagai uang muka pelanggan sesuai dengan “DepositMethod” sampai seluruh kriteria tersebut dipenuhi.

Metode yang digunakan untuk menentukan persentase penyelesaian adalah berdasarkanbiaya aktual yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan estimasi jumlah biaya yang harusdikeluarkan untuk pengembangan proyek real estat tersebut.

Berdasarkan Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK) No. 7,Pencabutan PSAK No. 44, “Akuntansi Aktivitas Pengembang Real Estat”, pencabutanparagraf 1-46, 49-55 dan 62-64 berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai padaatau setelah 1 Januari 2013. Penerapan atas PPSAK ini telah ditunda sampai tanggal yangakan ditentukan kemudian berdasarkan surat DSAK-IAI No. 0643/DSAK/IAI/IX/2012 tanggal21 September 2012.

Penghasilan hotel diakui pada saat barang atau jasa diserahkan kepada pelanggan.

Pendapatan sewa diakui sesuai dengan masa sewa. Uang muka sewa disajikan sebagaipendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan sesuai masa manfaatnya.

Beban pokok penjualan tanah meliputi harga perolehan tanah ditambah pengeluaran-pengeluaran lain untuk pengembangan tanah. Beban pokok penjualan rumah tinggal,apartemen dan perkantoran meliputi tanah dan seluruh beban pembangunan rumah tinggalsampai siap ditempati/digunakan.

Beban diakui pada saat terjadinya dengan metode akrual (accrual basis).

q. Perpajakan

Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2014), “PajakPenghasilan”. Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak final yang sebelumnyadimasukan sebagai bagian dari beban pajak penghasilan, telah dipisahkan menjadi postersendiri dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Penerapan PSAK initidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian danpengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

242

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

q. Perpajakan (lanjutan)

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Beban pajak diakui dalam laba rugikonsolidasian kecuali untuk transaksi yang berhubungan dengan transaksi diakui langsungdalam ekuitas konsolidasian, dalam hal ini diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya.

Pajak kini

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak dalam tahun yangbersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku di Indonesia.

Aset dan liabilitas pajak kini untuk tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkandapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Tarif pajak dan peraturanpajak yang digunakan untuk menghitung jumlah tersebut adalah yang telah berlaku atausecara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan.

Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima ataupada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan jika Grup mengajukan keberatan.

Pajak tangguhan

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer dari aset dan liabilitasantara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal laporan. Manfaat pajak masamendatang, seperti rugi fiskal yang dapat dikompensasi, diakui sepanjang besarkemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan.

Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan danakumulasi rugi fiskal yang belum digunakan, sepanjang besar kemungkinan beda temporeryang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal tersebut dapat dimanfaatkan untukmengurangi laba kena pajak pada masa mendatang, kecuali aset pajak tangguhan yangterkait dengan perbedaan permanen yang dapat dikurangkan timbul dari pengakuan awalaset dan liabilitas dalam transaksi yang bukan merupakan kombinasi bisnis dan, pada saattransaksi, dampaknya tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun laba kena pajak ataurugi; namun untuk perbedaan temporer dapat dikurangkan yang terkait dengan investasipada Entitas Anak, aset pajak tangguhan diakui hanya sepanjang kemungkinan besarperbedaan temporer akan dibalik dimasa depan yang dapat diperkirakan dan laba kenapajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai sehingga perbedaan temporer dapatdimanfaatkan.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan, danmengurangi jumlah tercatat jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersediadalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajaktangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui dinilai kembali pada setiap akhirperiode pelaporan dan diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatangakan memungkinkan aset pajak tangguhan tersedia untuk dipulihkan.

243

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

q. Perpajakan (lanjutan)

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Beban pajak diakui dalam laba rugikonsolidasian kecuali untuk transaksi yang berhubungan dengan transaksi diakui langsungdalam ekuitas konsolidasian, dalam hal ini diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya.

Pajak kini

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak dalam tahun yangbersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku di Indonesia.

Aset dan liabilitas pajak kini untuk tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkandapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Tarif pajak dan peraturanpajak yang digunakan untuk menghitung jumlah tersebut adalah yang telah berlaku atausecara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan.

Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima ataupada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan jika Grup mengajukan keberatan.

Pajak tangguhan

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer dari aset dan liabilitasantara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal laporan. Manfaat pajak masamendatang, seperti rugi fiskal yang dapat dikompensasi, diakui sepanjang besarkemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan.

Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan danakumulasi rugi fiskal yang belum digunakan, sepanjang besar kemungkinan beda temporeryang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal tersebut dapat dimanfaatkan untukmengurangi laba kena pajak pada masa mendatang, kecuali aset pajak tangguhan yangterkait dengan perbedaan permanen yang dapat dikurangkan timbul dari pengakuan awalaset dan liabilitas dalam transaksi yang bukan merupakan kombinasi bisnis dan, pada saattransaksi, dampaknya tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun laba kena pajak ataurugi; namun untuk perbedaan temporer dapat dikurangkan yang terkait dengan investasipada Entitas Anak, aset pajak tangguhan diakui hanya sepanjang kemungkinan besarperbedaan temporer akan dibalik dimasa depan yang dapat diperkirakan dan laba kenapajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai sehingga perbedaan temporer dapatdimanfaatkan.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan, danmengurangi jumlah tercatat jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersediadalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajaktangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui dinilai kembali pada setiap akhirperiode pelaporan dan diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatangakan memungkinkan aset pajak tangguhan tersedia untuk dipulihkan.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

q. Perpajakan (lanjutan)

Pajak tangguhan (lanjutan)

Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan dikenakan padaperiode saat aset direalisasikan atau liabilitas tersebut diselesaikan, berdasarkan undang-undang pajak yang berlaku atau berlaku secara substantif pada akhir periode laporankeuangan. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan dan/atau pemulihan semua perbedaantemporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan tarif pajak, diakui dalamlaba rugi konsolidasian tahun berjalan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan secara saling hapus saat hak yang dapatdipaksakan secara hukum ada untuk saling hapus aset pajak kini dan liabilitas pajak kini,atau aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan berkaitan dengan entitas kenapajak yang sama, atau Grup bermaksud untuk menyelesaikan aset dan liabilitas pajak kinidengan dasar neto.

r. Imbalan Kerja Karyawan

Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2013), “ImbalanKerja”. Penggunaan metode koridor telah dihentikan dan semua keuntungan dan kerugianaktuaria telah diakui segera dalam penghasilan komprehensif lain. Perusahaan juga telahmengubah dasar untuk mengakui segera biaya jasa lalu tanpa memperhatikan apakahvested atau tidak. Grup menerapkan secara retrospektif perubahan yang diatur dalam PSAKrevisi ini dan oleh karena itu, laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal31 Desember 2014, 2013 dan 1 Januari 2013/31 Desember 2012, dan laporan laba rugi danpenghasilan komprehensif lain konsolidasian serta laporan perubahan ekuitas konsolidasianuntuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, disajikan kembali.Dampak penerapan PSAK revisi ini diungkapkan pada Catatan 38.

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkanmetode akrual.

Imbalan pasca-kerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja dihitungberdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang “Ketenagakerjaan”.

Grup harus menyediakan program pensiun dengan imbalan minimal tertentu sesuai denganUU 13/2003 tentang “Ketenagakerjaan” (UU Ketenagakerjaan). Program pensiun Grupberdasarkan perhitungan imbalan pensiun yang dilakukan oleh aktuaris menunjukkanbahwa perkiraan imbalan yang disediakan oleh program pensiun Grup akan melebihiimbalan pensiun minimal yang ditentukan oleh UU Ketenagakerjaan.

Liabilitas bersih grup atas program imbalan pasti dihitung dari nilai kini liabilitas imbalanpasca kerja pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi nilai wajar aset program, jika ada.Perhitungan liabilitas imbalan pasca kerja dilakukan dengan menggunakan metodeProjected Unit Credit dalam perhitungan aktuaria yang dilakukan setiap akhir periodepelaporan.

244

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

r. Imbalan Kerja Karyawan (lanjutan)

Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasca kerja, meliputi a) keuntungan dan kerugianaktuarial, b) imbal hasil atas aset program, tidak termasuk bunga, dan c) setiap perubahandampak batas atas aset, tidak termasuk bunga, diakui di penghasilan komprehensif lainpada saat terjadinya. Pengukuran kembali tidak direklasifikasi ke laba rugi konsolidasianpada periode berikutnya.

Ketika program imbalan berubah atau terdapat kurtailmen atas program, bagian imbalanyang berubah terkait biaya jasa lalu, atau keuntungan atau kerugian kurtailmen, diakui dilaba rugi konsolidasian pada saat terdapat perubahan atau kurtailmen atas program.

Grup menentukan (penghasilan) beban bunga neto atas (aset) liabilitas imbalan pasca kerjaneto dengan menerapkan tingkat bunga diskonto pada awal periode pelaporan tahunanuntuk mengukur liabilitas imbalan pasca kerja selama tahun berjalan.

Grup mengakui keuntungan dan kerugian atas penyelesaian liabilitas imbalan pasca kerjapada saat penyelesaian terjadi. Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian merupakanselisih antara nilai kini liabilitas imbalan pascakerja yang ditetapkan pada tanggalpenyelesaian dengan harga penyelesaian, termasuk setiap aset program yang dialihkan dansetiap pembayaran yang dilakukan secara langsung oleh Grup sehubungan denganpenyelesaian tersebut.

Grup mengakui (1) biaya jasa, yang terdiri dari biaya jasa kini, biaya jasa lalu, dan setiapkeuntungan atau kerugian atas penyelesaian, dan (2) penghasilan atau beban bunga neto dilaba rugi pada saat terjadinya.

s. Cadangan Atas Penggantian Peralatan Operasi

Unit usaha Perseroan, sebagai badan pengelola properti hotel “Aston Bogor”, melakukanpencadangan atas penggantian peralatan operasi dengan membebankan pada operasisejumlah tertentu sesuai dengan estimasi nilai penggantian dari harga perolehan ataubarang yang rusak.

Pembelian aktual didebetkan pada perkiraan pencadangan. Pada akhir tahun, penyesuaiandibuat atas perkiraan cadangan untuk mengakui perbedaan antara peralatan operasi yangdimiliki hingga akhir tahun dan berasal dari yang disediakan oleh Perseroan. Barang-barangyang berasal dari yang disediakan oleh Perseroan disesuaikan ke akun “Persediaan”.

t. Informasi Segmen

Segmen adalah bagian khusus dari Grup yang terlibat baik dalam menyediakan produk danjasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkunganekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda darisegmen lainnya.

245

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

r. Imbalan Kerja Karyawan (lanjutan)

Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasca kerja, meliputi a) keuntungan dan kerugianaktuarial, b) imbal hasil atas aset program, tidak termasuk bunga, dan c) setiap perubahandampak batas atas aset, tidak termasuk bunga, diakui di penghasilan komprehensif lainpada saat terjadinya. Pengukuran kembali tidak direklasifikasi ke laba rugi konsolidasianpada periode berikutnya.

Ketika program imbalan berubah atau terdapat kurtailmen atas program, bagian imbalanyang berubah terkait biaya jasa lalu, atau keuntungan atau kerugian kurtailmen, diakui dilaba rugi konsolidasian pada saat terdapat perubahan atau kurtailmen atas program.

Grup menentukan (penghasilan) beban bunga neto atas (aset) liabilitas imbalan pasca kerjaneto dengan menerapkan tingkat bunga diskonto pada awal periode pelaporan tahunanuntuk mengukur liabilitas imbalan pasca kerja selama tahun berjalan.

Grup mengakui keuntungan dan kerugian atas penyelesaian liabilitas imbalan pasca kerjapada saat penyelesaian terjadi. Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian merupakanselisih antara nilai kini liabilitas imbalan pascakerja yang ditetapkan pada tanggalpenyelesaian dengan harga penyelesaian, termasuk setiap aset program yang dialihkan dansetiap pembayaran yang dilakukan secara langsung oleh Grup sehubungan denganpenyelesaian tersebut.

Grup mengakui (1) biaya jasa, yang terdiri dari biaya jasa kini, biaya jasa lalu, dan setiapkeuntungan atau kerugian atas penyelesaian, dan (2) penghasilan atau beban bunga neto dilaba rugi pada saat terjadinya.

s. Cadangan Atas Penggantian Peralatan Operasi

Unit usaha Perseroan, sebagai badan pengelola properti hotel “Aston Bogor”, melakukanpencadangan atas penggantian peralatan operasi dengan membebankan pada operasisejumlah tertentu sesuai dengan estimasi nilai penggantian dari harga perolehan ataubarang yang rusak.

Pembelian aktual didebetkan pada perkiraan pencadangan. Pada akhir tahun, penyesuaiandibuat atas perkiraan cadangan untuk mengakui perbedaan antara peralatan operasi yangdimiliki hingga akhir tahun dan berasal dari yang disediakan oleh Perseroan. Barang-barangyang berasal dari yang disediakan oleh Perseroan disesuaikan ke akun “Persediaan”.

t. Informasi Segmen

Segmen adalah bagian khusus dari Grup yang terlibat baik dalam menyediakan produk danjasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkunganekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda darisegmen lainnya.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

t. Informasi Segmen (lanjutan)

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapatdiatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengandasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dantransaksi antar Entitas Anak, dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasian.

Grup menerapkan segmentasi usaha berdasarkan jenis usaha.

u. Biaya Pinjaman

Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, pembangunan, ataupembuatan aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk persiapan digunakansesuai tujuannya atau dijual dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya aset yang bersangkutan.Semua biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada periode terjadi.

Biaya pinjaman terdiri dari biaya bunga dan biaya lain yang ditanggung oleh Grupsehubungan dengan peminjaman dana.

Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat aktivitas yang diperlukan untukmempersiapkan aset agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya, dan pengeluaranuntuk aset kualifikasian dan biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjamandihentikan pada saat selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untukmempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya.

v. Provisi

Provisi diakui jika Grup memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifatkonstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinannya besar penyelesaianliabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaatekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat.

Jika Grup mengharapkan sebagian atau seluruh provisi diganti, maka penggantian tersebutdiakui sebagai aset yang terpisah tetapi hanya pada saat timbul keyakinan penggantianpasti diterima. Beban yang terkait dengan provisi disajikan secara neto setelah dikurangijumlah yang diakui sebagai penggantiannya.

Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkanestimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikanliabilitas kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.

w. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan

Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahaninformasi mengenai posisi keuangan konsolidasian Grup pada tanggal laporan posisikeuangan konsolidasian (peristiwa penyesuai), jika ada, telah tercermin dalam laporankeuangan konsolidasian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yangtidak memerlukan penyesuaian (peristiwa nonpenyesuai), apabila jumlahnya material, telahdiungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.

246

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

x. Aset Takberwujud

Aset takberwujud yang diperoleh secara terpisah pada awalnya diakui sebesar biayaperolehan. Setelah pengakuan awal, aset takberwujud dicatat pada biaya perolehandikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Asettakberwujud dengan umur manfaat yang terbatas diamortisasi secara garis lurus selamaumur manfaat ekonominya dan dievaluasi apabila terdapat indikator adanya penurunan nilai.Periode dan metode amortisasi ditelaah setidaknya setiap akhir periode pelaporan.

Aset takberwujud dalam penyelesaian dicatat berdasarkan biaya perolehan dan disajikansebagai bagian dari “Aset Takberwujud - Aset dalam Penyelesaian” dalam laporan posisikeuangan konsolidasian. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke akun asettakberwujud yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untukdigunakan.

Aset takberwujud dihentikan pengakuannya pada saat:a) dijual; ataub) ketika tidak ada manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan dari

penggunaan atau penjualan aset tersebut.

Aset takberwujud yang dimiliki oleh Perseroan terdiri dari piranti lunak sistem ticketing danpenggajian yang memiliki taksiran masa umur manfaat ekonomis selama 1 tahun.

y. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar AkuntansiKeuangan (“ISAK”) Baru atau Revisian

Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajibditerapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015, namuntidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perseroan:

• PSAK No. 4 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri”.• PSAK No. 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”.• PSAK No. 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”.• PSAK No. 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”.• PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.• PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.• PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasi”.• PSAK No. 66, “Pengaturan Bersama”.• PSAK No. 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”.• PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”.• ISAK No. 26 (Revisi 2014), “Penilaian Utang Derivatif Melekat”.

Pencabutan standar berikut ini penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai1 Januari 2015:

• ISAK No. 7, “Entitas Bertujuan Khusus”.• ISAK No. 12, “Pengendalian Bersama Entitas - Kontribusi Aset Non-moneter oleh

Venturer”.

247

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

x. Aset Takberwujud

Aset takberwujud yang diperoleh secara terpisah pada awalnya diakui sebesar biayaperolehan. Setelah pengakuan awal, aset takberwujud dicatat pada biaya perolehandikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Asettakberwujud dengan umur manfaat yang terbatas diamortisasi secara garis lurus selamaumur manfaat ekonominya dan dievaluasi apabila terdapat indikator adanya penurunan nilai.Periode dan metode amortisasi ditelaah setidaknya setiap akhir periode pelaporan.

Aset takberwujud dalam penyelesaian dicatat berdasarkan biaya perolehan dan disajikansebagai bagian dari “Aset Takberwujud - Aset dalam Penyelesaian” dalam laporan posisikeuangan konsolidasian. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke akun asettakberwujud yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untukdigunakan.

Aset takberwujud dihentikan pengakuannya pada saat:a) dijual; ataub) ketika tidak ada manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan dari

penggunaan atau penjualan aset tersebut.

Aset takberwujud yang dimiliki oleh Perseroan terdiri dari piranti lunak sistem ticketing danpenggajian yang memiliki taksiran masa umur manfaat ekonomis selama 1 tahun.

y. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar AkuntansiKeuangan (“ISAK”) Baru atau Revisian

Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajibditerapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015, namuntidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perseroan:

• PSAK No. 4 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri”.• PSAK No. 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”.• PSAK No. 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”.• PSAK No. 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”.• PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.• PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.• PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasi”.• PSAK No. 66, “Pengaturan Bersama”.• PSAK No. 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”.• PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”.• ISAK No. 26 (Revisi 2014), “Penilaian Utang Derivatif Melekat”.

Pencabutan standar berikut ini penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai1 Januari 2015:

• ISAK No. 7, “Entitas Bertujuan Khusus”.• ISAK No. 12, “Pengendalian Bersama Entitas - Kontribusi Aset Non-moneter oleh

Venturer”.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

y. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar AkuntansiKeuangan (“ISAK”) Baru atau Revisian (lanjutan)

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan amandemen atas beberapa standarakuntansi yang mungkin berdampak pada laporan keuangan konsolidasian. Standar berikutini berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah 1 Januari2016:

• Amandemen PSAK No. 4 (2015), “Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitasdalam Laporan Keuangan Tersendiri”;

• Amandemen PSAK No. 16 (2015), “Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterimauntuk Penyusutan dan Amortisasi”;

• Amandemen PSAK No. 24 (2015), “Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: IuranPekerja”;

• Amandemen PSAK No. 65 (2015), “Laporan Keuangan Konsolidasian tentang EntitasInvestasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi”;

• Amandemen PSAK No. 67 (2015), “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain:Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi”;

• ISAK No. 30, “Pungutan”;• PSAK No. 5 (Penyesuaian 2015), “Segmen Operasi”;• PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015), “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”;• PSAK No. 22 (Penyesuaian 2015), “Kombinasi Bisnis”;• PSAK No. 25 (Penyesuaian 2015), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi

dan Kesalahan”;• PSAK No. 68 (Penyesuaian 2015), “Pengukuran Nilai Wajar”.

Standar berikut ini berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atausetelah 1 Januari 2017:

• Amandemen PSAK No. 1 (2015), “Penyajian Laporan Keuangan tentang PrakarsaPengungkapan”.

Grup sedang mempelajari dampak yang mungkin timbul atas penerbitan standar akuntansikeuangan dan interpretasi standar akuntansi keuangan tersebut.

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup mengharuskan manajemen untuk membuatpertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan daripendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi pada akhirperiode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapatmengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periodepelaporan berikutnya.

Pertimbangan

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansiGrup yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangankonsolidasian:

248

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI (lanjutan)

Pertimbangan (lanjutan)

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan danliabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengankebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada Catatan 2g.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha

Grup melakukan evaluasi atas piutang pada setiap akhir periode pelaporan untuk melakukanpenilaian apakah terdapat bukti objektif bahwa rugi penurunan nilai piutang yang telah terjadi.Pertimbangan manajemen diperlukan untuk melakukan estimasi atas jumlah dan waktu yangtepat atas arus kas masa mendatang dalam menentukan penyisihan yang dibutuhkan. Dalamhal tersebut, Grup mempertimbangkan berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia termasuknamun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit daripelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan dan faktor pasar yang telahdiketahui, untuk mencatat provisi atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlahpiutang yang diharapkan dapat diterima oleh Grup. Provisi yang spesifik ini dievaluasi kembalidan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangankerugian penurunan nilai piutang usaha. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 6dan 7.

Penentuan Mata Uang Fungsional

Mata uang fungsional Grup merupakan mata uang dalam lingkungan ekonomi dimana entitasberoperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang paling mempengaruhi pendapatan danbeban pokok pendapatan. Berdasarkan penilaian manajemen Grup, mata uang fungsional Grupadalah dalam Rupiah.

Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggalpelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatataset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya diungkapkan dibawah ini. Grup mendasarkanasumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasiandisusun.

Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahanpasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkaitpada saat terjadinya.

249

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI (lanjutan)

Pertimbangan (lanjutan)

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan danliabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengankebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada Catatan 2g.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha

Grup melakukan evaluasi atas piutang pada setiap akhir periode pelaporan untuk melakukanpenilaian apakah terdapat bukti objektif bahwa rugi penurunan nilai piutang yang telah terjadi.Pertimbangan manajemen diperlukan untuk melakukan estimasi atas jumlah dan waktu yangtepat atas arus kas masa mendatang dalam menentukan penyisihan yang dibutuhkan. Dalamhal tersebut, Grup mempertimbangkan berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia termasuknamun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit daripelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan dan faktor pasar yang telahdiketahui, untuk mencatat provisi atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlahpiutang yang diharapkan dapat diterima oleh Grup. Provisi yang spesifik ini dievaluasi kembalidan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangankerugian penurunan nilai piutang usaha. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 6dan 7.

Penentuan Mata Uang Fungsional

Mata uang fungsional Grup merupakan mata uang dalam lingkungan ekonomi dimana entitasberoperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang paling mempengaruhi pendapatan danbeban pokok pendapatan. Berdasarkan penilaian manajemen Grup, mata uang fungsional Grupadalah dalam Rupiah.

Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggalpelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatataset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya diungkapkan dibawah ini. Grup mendasarkanasumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasiandisusun.

Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahanpasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkaitpada saat terjadinya.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Imbalan Kerja Karyawan

Penentuan biaya imbalan kerja dan liabilitas imbalan kerja Grup bergantung pada pemilihanasumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut.Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkatpengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Grup langsung diakui dalam laba ataurugi pada saat terjadinya. Sementara Grup berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajardan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsiyang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas imbalankerja dan beban imbalan kerja bersih. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 22.

Penyusutan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkantaksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis asettetap antara 4 sampai 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industridi mana Grup menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembanganteknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset dan karenanya biayapenyusutan masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalamCatatan 12.

Instrumen Keuangan

Grup mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskanpenggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajarditentukan menggunakan bukti objektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajardapat berbeda bila Grup menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilaiwajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugiGrup. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 33.

Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) melebihi nilaiterpulihkannya, yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilaipakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dariperjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atauharga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikandengan pelepasan aset. Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yangdidiskontokan. Arus kas diproyeksikan untuk sepuluh tahun ke depan dan tidak termasukaktivitas restrukturisasi yang belum ada perikatannya atau investasi signifikan di masa depanyang akan meningkatkan kinerja dari UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling sensitif terhadaptingkat diskonto yang digunakan untuk model arus kas yang didiskontokan seperti halnyadengan arus kas masuk masa depan yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yangdigunakan untuk tujuan ekstrapolasi.

Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan.Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pastisepanjang kegiatan usaha normal. Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badanberdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak pengasilan badan.

250

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besarkemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebutdapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlahaset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilankena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan.

4. PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ENTITAS ANAK DAN UNIT USAHA

a. Pada tanggal 25 September 2014, Perseroan mendirikan PT Andrasentra Properti Services(APS), berdasarkan Akta Notaris Agus Surachman, S.H., No. 72 tanggal25 September 2014. Penyertaan Perseroan dan PT Wahana Selaras Sejati (WSS), pihakberelasi pada APS masing-masing 499 saham dan 1 saham dengan nominal Rp 100 persaham.

b. Pada tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan telah menandatangani Akta Jual Beli SahamPT Jungleland Asia (JLA), sebagaimana termuat dalam Akta Notaris Elizabeth KarinaLeonita, S.H., M.Kn., No. 49 dan No. 52 tanggal 14 Oktober 2014, dengan PT Bukit JonggolAsri (BJA) dan PT Sentul City Tbk. (SC), pihak ketiga dengan nilai pengalihan masing-masing sebesar Rp 300 miliar dan Rp 200 miliar sehingga kepemilikan saham Perseroandalam JLA sebanyak 100% kepemilikan.

Berikut adalah jumlah yang diakui atas aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yangdiambil alih atas akuisisi JLA:

2014

Kas dan setara kas 4.407.849.799Piutang usaha 11.512.596.644Piutang lain-lain 10.029.279.656Persediaan 2.166.405.843Pajak dibayar di muka 3.081.224Uang muka dan biaya dibayar di muka 16.370.070.501Dana dalam pembatasan 994.085.499Uang jaminan yang dapat dikembalikan 44.925.000Aset tetap 1.604.000.000.000Aset takberwujud 1.657.950.818

Jumlah aset 1.651.186.244.984Jumlah liabilitas 807.394.507.466

Jumlah aset bersih 843.791.737.518

251

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besarkemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebutdapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlahaset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilankena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan.

4. PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ENTITAS ANAK DAN UNIT USAHA

a. Pada tanggal 25 September 2014, Perseroan mendirikan PT Andrasentra Properti Services(APS), berdasarkan Akta Notaris Agus Surachman, S.H., No. 72 tanggal25 September 2014. Penyertaan Perseroan dan PT Wahana Selaras Sejati (WSS), pihakberelasi pada APS masing-masing 499 saham dan 1 saham dengan nominal Rp 100 persaham.

b. Pada tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan telah menandatangani Akta Jual Beli SahamPT Jungleland Asia (JLA), sebagaimana termuat dalam Akta Notaris Elizabeth KarinaLeonita, S.H., M.Kn., No. 49 dan No. 52 tanggal 14 Oktober 2014, dengan PT Bukit JonggolAsri (BJA) dan PT Sentul City Tbk. (SC), pihak ketiga dengan nilai pengalihan masing-masing sebesar Rp 300 miliar dan Rp 200 miliar sehingga kepemilikan saham Perseroandalam JLA sebanyak 100% kepemilikan.

Berikut adalah jumlah yang diakui atas aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yangdiambil alih atas akuisisi JLA:

2014

Kas dan setara kas 4.407.849.799Piutang usaha 11.512.596.644Piutang lain-lain 10.029.279.656Persediaan 2.166.405.843Pajak dibayar di muka 3.081.224Uang muka dan biaya dibayar di muka 16.370.070.501Dana dalam pembatasan 994.085.499Uang jaminan yang dapat dikembalikan 44.925.000Aset tetap 1.604.000.000.000Aset takberwujud 1.657.950.818

Jumlah aset 1.651.186.244.984Jumlah liabilitas 807.394.507.466

Jumlah aset bersih 843.791.737.518

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

39

4. PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ENTITAS ANAK DAN UNIT USAHA (lanjutan)

2014

Nilai aset bersih - setelah dikurangiliabilitas pajak tangguhan sebesarRp 25.231.145.776 818.560.591.742

Harga perolehan:Nilai wajar imbalan yang dialihkan

untuk kepentingan Perseroan 500.000.000.000Nilai wajar kepentingan nonpengendali -

Jumlah harga perolehan 500.000.000.000

Keuntungan dari pembelian dengan diskon 318.560.591.742

Jumlah harga perolehan 500.000.000.000Biaya perolehan yang belum dibayar (200.000.000.000 )

Biaya perolehan yang telah dibayar 300.000.000.000Kas dan setara kas yang diperoleh (4.407.849.799 )

Arus kas keluar bersih pada saat akuisisi 295.592.150.201

Selisih lebih harga perolehan terhadap nilai wajar atas pengambilalihan JLA adalah sebesarRp 504,62 miliar disajikan sebagai penambah aset tetap yang merupakan aset yang dapatdiidentifikasi.

c. Pada tanggal 6 Juni 2011, PT Bakrieland Development Tbk. (BLD), pemegang saham,menjual kepemilikan saham PT Bukit Jonggol Asri (BJA) sebanyak 836,67 juta lembarsaham (43,36% kepemilikan) kepada Perseroan senilai Rp 1,25 triliun.

Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat yang telah diaktakandengan Akta Notaris Ny. Rose Takarina, S.H., No. 35 tanggal 23 September 2011,Perseroan telah melakukan peningkatan penyertaan saham pada BJA, Entitas Anak,dengan mengambil bagian dari penerbitan saham baru sebanyak 256,33 juta lembar saham,senilai Rp 256,33 miliar sehingga kepemilikan saham Perseroan dalam BJA meningkatmenjadi sebesar 50%.

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 17, tanggal 1 April 2013,yang diaktakan dengan Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., Perseroan telahmenambah penyertaan saham pada PT Bukit Jonggol Asri (BJA), Entitas Anak, denganmengambil bagian dalam penerbitan saham baru sebanyak 107 juta saham dengan nilaisebesar Rp 160,5 miliar sehingga kepemilikan saham Perseroan dalam BJA menjadisebanyak 1,2 miliar saham atau 50% kepemilikan.

252

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

40

4. PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ENTITAS ANAK DAN UNIT USAHA (lanjutan)

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 39, tanggal 4 April 2013yang telah diaktakan oleh Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., Perseroan telahmenyetujui untuk menjual penyertaan saham yang dimilikinya pada PT Bukit Jonggol Asri(BJA), Entitas Anak, sebesar 360 juta lembar saham (15% kepemilikan) kepada PT SentulCity Tbk. dengan nilai Rp 300 miliar. Oleh karena itu kepemilikan saham Perseroan dalamBJA menjadi 840 juta saham atau sebesar Rp 840 miliar (35% kepemilikan). Atas penjualantersebut, Perseroan mengakui kerugian sebesar Rp 863,49 miliar dan disajikan sebagaibagian dari akun “Laba (Rugi) atas Divestasi Saham Entitas Anak” pada laba rugikonsolidasian.

d. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 41, tanggal14 Oktober 2014 yang telah diaktakan oleh Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn.,Perseroan telah menyetujui untuk menjual penyertaan saham yang dimilikinya padaPT Bukit Jonggol Asri (BJA), Entitas Anak, sebesar 360 juta saham (15% kepemilikan)kepada PT Sentul City Tbk., pihak ketiga, dengan nilai Rp 700 miliar.

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 44, tanggal14 Oktober 2014 yang telah diaktakan oleh Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn.,Perseroan, telah menyetujui untuk menjual penyertaan saham yang dimilikinya padaPT Bukit Jonggol Asri (BJA), Entitas Anak, sebesar 480 juta saham (20% kepemilikan)kepada PT Gili Tirta Anugerah, pihak ketiga, dengan nilai Rp 800 miliar.

Atas penjualan tersebut, GAP mengakui laba sebesar Rp 864,30 miliar dan disajikansebagai bagian dari akun “Laba (Rugi) atas Divestasi Saham Entitas Anak” pada laba rugikonsolidasian.

e. Pada tanggal 30 Desember 2014, Perseroan telah menandatangani Akta Jual Beli SahamPT Lembu Nusantara Jaya (LNJ), sebagaimana termuat dalam Akta Notaris Paulus OliverYoesoef, S.H., No. 421 tanggal 30 Desember 2014, dengan PT Duta Perkasa Unggullestari(DPUL) dan Iwan Budianto, pihak ketiga, dengan nilai pengalihan sebesarRp 20,4 miliar sehingga kepemilikan saham GAP dalam LNJ sebanyak 51% kepemilikan(lihat Catatan 10).

Pada tanggal 30 Desember 2014, GAP, Entitas Anak, dan Iwan Budianto membuatPernyataan Bersama yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Paulus Oliver Yoesoef,S.H., No. 432, tanggal 30 Desember 2014 bahwa pengalihan tersebut dilakukan pada hargaRp 39,10 miliar dengan mengurangi utang Iwan Budianto kepada GAP (lihat Catatan 7).

f. Pada tanggal 23 Desember 2013, Perseroan telah menandatangani Akta Jual Beli SahamPerseroan di PT Mutiara Permata Biru (MPB), sebagaimana termuat dalam Akta NotarisEfran Yuniarto, S.H., M.Kn., No. 43, tanggal 23 Desember 2013, dengan PT ARM &Property, pihak ketiga, sebesar 8.910 saham (99% kepemilikan) dengan nilai pengalihansebesar Rp 3 miliar. Pengalihan saham tersebut telah disetujui oleh pemegang sahamberdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 42 dari Notaris EfranYuniarto, S.H., M.Kn., tanggal 23 Desember 2013. Atas penjualan tersebut, Perseroanmengakui keuntungan sebesar Rp 6,34 miliar dan disajikan sebagai bagian dari akun “Laba(Rugi) Atas Divestasi Entitas Anak” pada laba rugi konsolidasian (lihat Catatan 7).

253

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

40

4. PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ENTITAS ANAK DAN UNIT USAHA (lanjutan)

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 39, tanggal 4 April 2013yang telah diaktakan oleh Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., Perseroan telahmenyetujui untuk menjual penyertaan saham yang dimilikinya pada PT Bukit Jonggol Asri(BJA), Entitas Anak, sebesar 360 juta lembar saham (15% kepemilikan) kepada PT SentulCity Tbk. dengan nilai Rp 300 miliar. Oleh karena itu kepemilikan saham Perseroan dalamBJA menjadi 840 juta saham atau sebesar Rp 840 miliar (35% kepemilikan). Atas penjualantersebut, Perseroan mengakui kerugian sebesar Rp 863,49 miliar dan disajikan sebagaibagian dari akun “Laba (Rugi) atas Divestasi Saham Entitas Anak” pada laba rugikonsolidasian.

d. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 41, tanggal14 Oktober 2014 yang telah diaktakan oleh Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn.,Perseroan telah menyetujui untuk menjual penyertaan saham yang dimilikinya padaPT Bukit Jonggol Asri (BJA), Entitas Anak, sebesar 360 juta saham (15% kepemilikan)kepada PT Sentul City Tbk., pihak ketiga, dengan nilai Rp 700 miliar.

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 44, tanggal14 Oktober 2014 yang telah diaktakan oleh Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn.,Perseroan, telah menyetujui untuk menjual penyertaan saham yang dimilikinya padaPT Bukit Jonggol Asri (BJA), Entitas Anak, sebesar 480 juta saham (20% kepemilikan)kepada PT Gili Tirta Anugerah, pihak ketiga, dengan nilai Rp 800 miliar.

Atas penjualan tersebut, GAP mengakui laba sebesar Rp 864,30 miliar dan disajikansebagai bagian dari akun “Laba (Rugi) atas Divestasi Saham Entitas Anak” pada laba rugikonsolidasian.

e. Pada tanggal 30 Desember 2014, Perseroan telah menandatangani Akta Jual Beli SahamPT Lembu Nusantara Jaya (LNJ), sebagaimana termuat dalam Akta Notaris Paulus OliverYoesoef, S.H., No. 421 tanggal 30 Desember 2014, dengan PT Duta Perkasa Unggullestari(DPUL) dan Iwan Budianto, pihak ketiga, dengan nilai pengalihan sebesarRp 20,4 miliar sehingga kepemilikan saham GAP dalam LNJ sebanyak 51% kepemilikan(lihat Catatan 10).

Pada tanggal 30 Desember 2014, GAP, Entitas Anak, dan Iwan Budianto membuatPernyataan Bersama yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Paulus Oliver Yoesoef,S.H., No. 432, tanggal 30 Desember 2014 bahwa pengalihan tersebut dilakukan pada hargaRp 39,10 miliar dengan mengurangi utang Iwan Budianto kepada GAP (lihat Catatan 7).

f. Pada tanggal 23 Desember 2013, Perseroan telah menandatangani Akta Jual Beli SahamPerseroan di PT Mutiara Permata Biru (MPB), sebagaimana termuat dalam Akta NotarisEfran Yuniarto, S.H., M.Kn., No. 43, tanggal 23 Desember 2013, dengan PT ARM &Property, pihak ketiga, sebesar 8.910 saham (99% kepemilikan) dengan nilai pengalihansebesar Rp 3 miliar. Pengalihan saham tersebut telah disetujui oleh pemegang sahamberdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 42 dari Notaris EfranYuniarto, S.H., M.Kn., tanggal 23 Desember 2013. Atas penjualan tersebut, Perseroanmengakui keuntungan sebesar Rp 6,34 miliar dan disajikan sebagai bagian dari akun “Laba(Rugi) Atas Divestasi Entitas Anak” pada laba rugi konsolidasian (lihat Catatan 7).

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

41

4. PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ENTITAS ANAK DAN UNIT USAHA (lanjutan)

g. Berdasarkan Sale and Purchase Agreement tanggal 31 Oktober 2013, Perseroan telahmenyetujui untuk menjual seluruh penyertaan saham yang dimilikinya pada SugiliteCompany Limited, Entitas Anak, sebesar 999 saham (99,90% kepemilikan) kepadaAnchorman Company Limited, pihak ketiga, dengan nilai US$ 999 atau setara denganRp 11,22 juta. Atas penjualan tersebut, Perseroan mengakui keuntungan sebesarRp 111,71 miliar dan disajikan sebagai bagian dari akun “Laba (Rugi) atas Divestasi SahamEntitas Anak” pada laba rugi konsolidasian.

h. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 427 tanggal13 November 2013 yang dibuat oleh Notaris Miryany Usman, S.H., Perseroan mengalihkanseluruh kepemilikannya di PT Samudera Asia Nasional, Entitas Anak, kepada PT BakrieNirwana Semesta, pihak berelasi, sebanyak 80.249 saham (99% kepemilikan) atau sebesarRp 80,24 miliar.

Transaksi divestasi tersebut merupakan transaksi restrukturisasi entitas sepengendali,sehingga Perseroan membukukan transaksi tersebut sebesar nilai buku, yaitu sebesarRp 194,09 miliar. Selisih lebih antara nilai buku dan harga perolehan Entitas Anak yangdidivestasi sebesar Rp 113,84 miliar, disajikan sebagai bagian dari akun “Tambahan ModalDisetor” pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian.

i. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 18 tanggal 24 Desember 2013 yang dibuat olehNotaris Syamsul Hidayat, S.H., Perseroan mengalihkan seluruh kepemilikannya diPT Bahana Sukmasejahtera kepada PT Bakrieland Development Tbk., pemegang saham,sebanyak 576,63 juta saham (99,96% kepemilikan) atau sebesar Rp 45,99 miliar.

Transaksi divestasi tersebut merupakan transaksi restrukturisasi entitas sepengendali,sehingga Perseroan membukukan transaksi tersebut sebesar nilai buku, yaitu sebesarRp 397,27 miliar. Selisih lebih antara nilai buku dan harga perolehan Entitas Anak yangdidivestasi sebesar Rp 351,27 miliar, disajikan sebagai bagian dari akun “Tambahan modaldisetor” pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian.

j. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 45 tanggal 23 Desember 2013 yang dibuat olehNotaris Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., Perseroan mengalihkan seluruh kepemilikannya diPT Graha Intan Bali, Entitas Anak, kepada PT Bahana Sukmasejahtera, Entitas Anak,sebanyak 9.900 saham (99% kepemilikan) atau sebesar Rp 9,9 miliar.

Transaksi divestasi tersebut merupakan transaksi restrukturisasi entitas sepengendali,sehingga Perseroan membukukan transaksi tersebut sebesar nilai buku, yaitu sebesarRp 11,54 miliar. Selisih lebih antara nilai buku dan harga perolehan Entitas Anak yangdidivestasi sebesar Rp 1,65 miliar, disajikan sebagai bagian dari akun “Tambahan modaldisetor” pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian.

k. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 41 tanggal 23 Desember 2013 yang dibuat olehNotaris Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., Perseroan mengalihkan seluruh kepemilikannya diPT Sanggraha Pelita Sentosa, Entitas Anak, kepada PT Bahana Sukmasejahtera, EntitasAnak, sebanyak 18,02 juta saham (99,52% kepemilikan) atau sebesar Rp 18,02 miliar.

254

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

42

4. PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ENTITAS ANAK DAN UNIT USAHA (lanjutan)

Transaksi divestasi tersebut merupakan transaksi restrukturisasi entitas sepengendali,sehingga Perseroan membukukan transaksi tersebut sebesar nilai buku, yaitu sebesarRp 711,73 juta. Selisih lebih antara harga perolehan dan nilai buku Entitas Anak yangdidivestasi sebesar Rp 19,46 miliar disajikan sebagai bagian dari akun “Tambahan modaldisetor” pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian.

l. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Sirkuler No. 47 tanggal23 Desember 2013 yang dibuat oleh Notaris Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., Perseroanmengalihkan seluruh kepemilikannya di PT Bakrie Nirwana Semesta, Entitas Anak, kepadaPT Bahana Sukmasejahtera, Entitas Anak, sebanyak 1 saham (0,01% kepemilikan) atausebesar Rp 1 juta.

m. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 13 Agustus 2015, Perseroan telahmenyetujui untuk menjual penyertaan saham yang dimilikinya pada PT Andrasentra PropertiServices, Entitas Anak, sebesar 499.998 saham kepada PT Wahana Selaras Sejati dengannilai Rp 49,99 juta. Transaksi divestasi tersebut merupakan transaksi restrukturisasi entitassepengendali sehingga Perseroan membukukan transaksi tersebut sebesar nilai buku, yaitusebesar Rp 55,61 juta. Selisih lebih antara nilai buku dan harga perolehan Entitas yangdidivestasi sebesar Rp 5,61 juta disajikan sebagai bagian dari akun “Tambahan ModalDisetor” pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian.

n. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham yang telah diaktakan dengan AktaNotaris Isa Aini Rahmawati, S.H., M.Kn. No. 14 tanggal 9 April 2015, pemegang sahamPerusahaan memberikan persetujuan penjualan 1.000 lembar saham PT Graha AndrasentraPropertindo kepada PT Andrasentra Property Services dengan nilai nominal sebesar Rp 100ribu. Perubahan ini telah diterima Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RepublikIndonesia dalam suratnya No. AHU-AH.01.03-0925454 tanggal 9 April 2015 dan terdaftarpada daftar Perseroan No. AHU-3494186.AH.01.11.TAHUN 2015 pada tanggal18 April 2015.

5. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas yang ditempatkan pada pihak ketiga terdiri dari:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Kas 8.533.072.469 1.312.317.105 1.037.537.915Dalam RupiahDalam Dolar Amerika Serikat 137.950.000 - -

Jumlah Kas 8.671.022.469 1.312.317.105 1.037.537.915

Kas di BankDalam Rupiah

PT Bank Syariah Bukopin 2.007.136.249 799.741.284 627.403.514PT Bank Central Asia Tbk. 1.084.670.634 3.251.905.635 885.037.126PT Bank CIMB Niaga Tbk. 1.056.730.896 654.222.282 342.963.816PT Bank Bukopin Tbk. 642.464.832 788.573.309 7.930.749.519PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 516.877.086 5.720.992.555 1.014.619.042

255

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

42

4. PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ENTITAS ANAK DAN UNIT USAHA (lanjutan)

Transaksi divestasi tersebut merupakan transaksi restrukturisasi entitas sepengendali,sehingga Perseroan membukukan transaksi tersebut sebesar nilai buku, yaitu sebesarRp 711,73 juta. Selisih lebih antara harga perolehan dan nilai buku Entitas Anak yangdidivestasi sebesar Rp 19,46 miliar disajikan sebagai bagian dari akun “Tambahan modaldisetor” pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian.

l. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Sirkuler No. 47 tanggal23 Desember 2013 yang dibuat oleh Notaris Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., Perseroanmengalihkan seluruh kepemilikannya di PT Bakrie Nirwana Semesta, Entitas Anak, kepadaPT Bahana Sukmasejahtera, Entitas Anak, sebanyak 1 saham (0,01% kepemilikan) atausebesar Rp 1 juta.

m. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 13 Agustus 2015, Perseroan telahmenyetujui untuk menjual penyertaan saham yang dimilikinya pada PT Andrasentra PropertiServices, Entitas Anak, sebesar 499.998 saham kepada PT Wahana Selaras Sejati dengannilai Rp 49,99 juta. Transaksi divestasi tersebut merupakan transaksi restrukturisasi entitassepengendali sehingga Perseroan membukukan transaksi tersebut sebesar nilai buku, yaitusebesar Rp 55,61 juta. Selisih lebih antara nilai buku dan harga perolehan Entitas yangdidivestasi sebesar Rp 5,61 juta disajikan sebagai bagian dari akun “Tambahan ModalDisetor” pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian.

n. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham yang telah diaktakan dengan AktaNotaris Isa Aini Rahmawati, S.H., M.Kn. No. 14 tanggal 9 April 2015, pemegang sahamPerusahaan memberikan persetujuan penjualan 1.000 lembar saham PT Graha AndrasentraPropertindo kepada PT Andrasentra Property Services dengan nilai nominal sebesar Rp 100ribu. Perubahan ini telah diterima Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RepublikIndonesia dalam suratnya No. AHU-AH.01.03-0925454 tanggal 9 April 2015 dan terdaftarpada daftar Perseroan No. AHU-3494186.AH.01.11.TAHUN 2015 pada tanggal18 April 2015.

5. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas yang ditempatkan pada pihak ketiga terdiri dari:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Kas 8.533.072.469 1.312.317.105 1.037.537.915Dalam RupiahDalam Dolar Amerika Serikat 137.950.000 - -

Jumlah Kas 8.671.022.469 1.312.317.105 1.037.537.915

Kas di BankDalam Rupiah

PT Bank Syariah Bukopin 2.007.136.249 799.741.284 627.403.514PT Bank Central Asia Tbk. 1.084.670.634 3.251.905.635 885.037.126PT Bank CIMB Niaga Tbk. 1.056.730.896 654.222.282 342.963.816PT Bank Bukopin Tbk. 642.464.832 788.573.309 7.930.749.519PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 516.877.086 5.720.992.555 1.014.619.042

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

43

5. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

PT Bank OCBC NISP Tbk. 253.119.447 274.265.058 1.258.626.448PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. 152.988.629 18.370.954.784 751.712.695PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk. 43.392.254 22.305.111 1.518.765.041PT Bank CIMB Niaga Syariah 28.965.290 2.121.345 21.379.113PT Bank Sinarmas Tbk. 19.954.604 - -PT Bank Panin Tbk. 6.553.018 6.886.690 159.995.069PT Bank Pembangunan Daerah

Jawa Barat dan Banten Tbk. 3.619.918 2.416.051 8.246.375PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. 3.119.453 3.119.453 962.300.452PT Bank Tabungan Negara

Syariah 2.612.747 14.555.562 14.690.535PT Bank Mega Tbk. 2.339.985 2.771.985 4.203.985PT Bank Mayapada

International Tbk. 2.225.000 2.531.000 3.851.393PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. 1.664.791 2.412.826 311.573.473PT Bank Syariah Mandiri 1.423.071 3.475.525 2.541.136PT Bank Permata Tbk. 1.163.732 1.223.207 82.444.143PT Bank Internasional

Indonesia Tbk. 831.578 3.733.571 3.564.785PT Bank DKI - 378.312 -

Jumlah kas di bank - Rupiah 5.831.853.214 29.928.585.545 15.904.667.660

Dalam Dolar Amerika SerikatPT Bank CIMB Niaga Tbk.

US$ 8.765 pada tanggal31 Desember 2015, US$ 17.796pada tanggal 31 Desember 2014dan US$ 31.984 pada tanggal31 Desember 2013 120.918.693 221.384.976 389.855.721

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.US$ 746 pada tanggal31 Desember 2015, US$ 8.396pada tanggal 31 Desember 2014dan US$ 9.086 pada tanggal31 Desember 2013 10.295.473 104.446.862 110.747.060

PT Bank Rakyat Indonesia .(Persero) Tbk.US$ nihil pada tanggal31 Desember 2015, US$ 1.867pada tanggal 31 Desember 2014dan US$ 7.695 pada tanggal31 Desember 2013 - 23.226.600 93.799.474

Jumlah kas di bank - DolarAmerika Serikat 131.214.166 349.058.438 594.402.255

256

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

44

5. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Dalam Euro EropaPT Bank CIMB Niaga Tbk.

Euro 2.210 pada tanggal31 Desember 2015,Euro nihil pada tanggal31 Desember 2014 dan2013 33.297.652 - -

Jumlah kas di bank - EuroEropa 33.297.652 - -

Jumlah kas di bank 5.996.365.032 30.277.643.983 16.499.069.915

Deposito berjangka - dalam RupiahPT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. - 2.100.000.000 -PT Bank Bukopin Tbk. - 300.000.000 -

Jumlah deposito berjangka - 2.400.000.000 -

Jumlah 14.667.387.501 33.989.961.088 17.536.607.830

Kisaran tingkat suku bunga tahunan kontraktual untuk penempatan deposito berjangka padabank adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Rupiah - 4,5% - 9,5% -

6. PIUTANG USAHAAkun ini terdiri dari:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Pihak ketiga:Real estat 51.208.961.993 73.547.687.031 88.435.363.973Wahana permainan 8.849.125.747 26.834.087.584 1.318.294.660Hotel dan kondotel 1.373.257.755 3.561.899.450 2.400.534.093Lain-lain 941.112.004 732.535.711 3.057.891.553

Jumlah pihak ketiga 62.372.457.499 104.676.209.776 95.212.084.279Dikurangi cadangan kerugian

penurunan nilai (27.324.946.903 ) (26.226.241.229 ) (21.009.620.796)

Pihak ketiga - bersih 35.047.510.596 78.449.968.547 74.202.463.483

Pihak berelasi (lihat Catatan 30 butir a)Real estat - - 249.500.000

Jumlah piutang usaha 35.047.510.596 78.449.968.547 74.451.963.483

257

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

44

5. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Dalam Euro EropaPT Bank CIMB Niaga Tbk.

Euro 2.210 pada tanggal31 Desember 2015,Euro nihil pada tanggal31 Desember 2014 dan2013 33.297.652 - -

Jumlah kas di bank - EuroEropa 33.297.652 - -

Jumlah kas di bank 5.996.365.032 30.277.643.983 16.499.069.915

Deposito berjangka - dalam RupiahPT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. - 2.100.000.000 -PT Bank Bukopin Tbk. - 300.000.000 -

Jumlah deposito berjangka - 2.400.000.000 -

Jumlah 14.667.387.501 33.989.961.088 17.536.607.830

Kisaran tingkat suku bunga tahunan kontraktual untuk penempatan deposito berjangka padabank adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Rupiah - 4,5% - 9,5% -

6. PIUTANG USAHAAkun ini terdiri dari:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Pihak ketiga:Real estat 51.208.961.993 73.547.687.031 88.435.363.973Wahana permainan 8.849.125.747 26.834.087.584 1.318.294.660Hotel dan kondotel 1.373.257.755 3.561.899.450 2.400.534.093Lain-lain 941.112.004 732.535.711 3.057.891.553

Jumlah pihak ketiga 62.372.457.499 104.676.209.776 95.212.084.279Dikurangi cadangan kerugian

penurunan nilai (27.324.946.903 ) (26.226.241.229 ) (21.009.620.796)

Pihak ketiga - bersih 35.047.510.596 78.449.968.547 74.202.463.483

Pihak berelasi (lihat Catatan 30 butir a)Real estat - - 249.500.000

Jumlah piutang usaha 35.047.510.596 78.449.968.547 74.451.963.483

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

45

6. PIUTANG USAHA (lanjutan)

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha dari pihak ketiga adalah sebagaiberikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Saldo awal tahun 26.226.241.229 21.009.620.796 18.967.922.379Perubahan selama tahun berjalan

Penambahan penyisihan 1.116.660.236 5.216.620.433 3.659.860.140Dekonsolidasi Entitas Anak - - (1.618.161.723)Pemulihan penyisihan piutang (17.954.562 ) - -

Saldo akhir tahun 27.324.946.903 26.226.241.229 21.009.620.796

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, tidak terdapat penghapusan piutang usaha.

Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Sampai dengan 60 hari 5.074.659.040 47.554.127.815 17.110.863.51861 hari sampai 90 hari 1.189.613.034 14.654.713.629 46.064.422.009Lebih dari 90 hari 56.108.185.425 42.467.368.332 32.286.298.752

Jumlah 62.372.457.499 104.676.209.776 95.461.584.279Dikurangi cadangan kerugian

penurunan nilai (27.324.946.903 ) (26.226.241.229 ) (21.009.620.796)

Bersih 35.047.510.596 78.449.968.547 74.451.963.483

Seluruh piutang usaha dalam denominasi mata uang Rupiah.

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan masing-masing akun piutang usaha pada akhir tahun,manajemen Grup berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut diatasadalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha.

7. PIUTANG LAIN-LAIN - PIHAK KETIGA

Akun ini terdiri dari:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

a. Aset LancarPT Gili Tirta Anugerah 800.000.000.000 800.000.000.000 -PT Sentul City Tbk. 400.000.000.000 400.000.000.000 -Iwan Budianto 46.051.030.875 39.613.790.000 74.243.500.000Karyawan 456.975.657 692.197.156 835.484.044PT ARM & Property - 2.280.000.000 3.000.000.000Lain-lain (masing-masing

di bawah Rp 500 juta) 878.510.430 1.859.277.207 1.455.504.742

Jumlah pihak ketiga 1.247.386.516.962 1.244.445.264.363 79.534.488.786

258

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

46

7. PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan)

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Dikurangi cadangan kerugianpenurunan nilai (17.827.848.955 ) (10.233.790.000 ) -

Bersih 1.229.558.668.007 1.234.211.474.363 79.534.488.786

b. Aset Tidak LancarPT Bukit Jonggol Asri

(lihat Catatan 30 butir b) 118.528.010.140 118.528.010.140 -

Piutang lain-lain dari PT Gili Tirta Anugerah merupakan piutang Perseroan atas pengalihan 20%kepemilikan saham di PT Bukit Jonggol Asri (lihat Catatan 4 butir d) sesuai dengan SuratHutang yang diaktakan dengan Akta Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn., No. 45tanggal 14 Oktober 2014. Surat Hutang ini berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 atausetelah diterbitkannya Sertifikat Hak Guna Bangunan atas Tanah Kebun Menteng selambat-lambatnya pada Juni 2015 (lihat Catatan 35 butir d).

Piutang lain-lain dari PT Sentul City Tbk. merupakan piutang Perseroan yang berasal daripengalihan saham PT Bukit Jonggol Asri (lihat Catatan 4 butir d) sesuai dengan Surat Hutangyang diaktakan dengan Akta Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn., No. 64 tanggal14 Oktober 2014. Surat Hutang ini berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 (lihat Catatan 36butir c).

Piutang lain-lain dari Iwan Budianto merupakan piutang atas pengalihan saham PT DutaperkasaUnggullestari, Entitas Anak, berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 40 yang telah diaktakandengan Akta Notaris Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., No. 40 tanggal 22 November 2012.

Pada tanggal 22 November 2012, Perseroan dan Iwan Budianto menandatangani PerjanjianPengakuan Utang. Berdasarkan perjanjian tersebut, Iwan Budianto akan melunasi utangsebesar Rp 80 miliar paling lambat pada September 2013 dan dijamin dengan tanah seluas30 ha yang terletak di Desa Jumputrejo dan Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono,Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur dengan nilai Rp 105 miliar. Apabila sampai denganSeptember 2013 belum dilakukan pembayaran, maka akan dikenakan bunga sebesar 15% pertahun dan apabila sampai dengan Desember 2013 belum dilakukan pembayaran maka jaminantanah akan disita oleh Perseroan. Pada tanggal 23 Desember 2013, perjanjian tersebut telahdiperpanjang sampai dengan bulan Juni 2014 dan dijamin dengan tanah seluas 30 ha. Apabilasampai dengan Juni 2014 belum dilakukan pembayaran, maka akan dikenakan bunga sebesar15% per tahun dan apabila sampai akhir November 2014 belum dilakukan pembayaran makajaminan tanah akan disita oleh Perseroan.

Pada tanggal 1 Desember 2014, Iwan Budianto melakukan perjanjian restrukturisasi utang.Iwan Budianto melunasi piutang sebesar Rp 39,10 miliar dengan 51% kepemilikan di PT LembuNusantara Jaya (lihat Catatan 4 butir e dan 10) dan sisa utang sebesar Rp 39,61 miliar akandibayar tunai atau penyerahan aset lain dengan nilai jaminan sebesar Rp 29,38 miliar.

Pada tanggal 30 November 2015, Iwan Budiyanto melakukan addendum perjanjianrestrukturisasi utang dan akan membayar lunas seluruh utang pokok berikut bunga selambat-lambatnya pada tanggal 30 Juni 2016.

259

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

46

7. PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan)

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Dikurangi cadangan kerugianpenurunan nilai (17.827.848.955 ) (10.233.790.000 ) -

Bersih 1.229.558.668.007 1.234.211.474.363 79.534.488.786

b. Aset Tidak LancarPT Bukit Jonggol Asri

(lihat Catatan 30 butir b) 118.528.010.140 118.528.010.140 -

Piutang lain-lain dari PT Gili Tirta Anugerah merupakan piutang Perseroan atas pengalihan 20%kepemilikan saham di PT Bukit Jonggol Asri (lihat Catatan 4 butir d) sesuai dengan SuratHutang yang diaktakan dengan Akta Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn., No. 45tanggal 14 Oktober 2014. Surat Hutang ini berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 atausetelah diterbitkannya Sertifikat Hak Guna Bangunan atas Tanah Kebun Menteng selambat-lambatnya pada Juni 2015 (lihat Catatan 35 butir d).

Piutang lain-lain dari PT Sentul City Tbk. merupakan piutang Perseroan yang berasal daripengalihan saham PT Bukit Jonggol Asri (lihat Catatan 4 butir d) sesuai dengan Surat Hutangyang diaktakan dengan Akta Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn., No. 64 tanggal14 Oktober 2014. Surat Hutang ini berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 (lihat Catatan 36butir c).

Piutang lain-lain dari Iwan Budianto merupakan piutang atas pengalihan saham PT DutaperkasaUnggullestari, Entitas Anak, berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 40 yang telah diaktakandengan Akta Notaris Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., No. 40 tanggal 22 November 2012.

Pada tanggal 22 November 2012, Perseroan dan Iwan Budianto menandatangani PerjanjianPengakuan Utang. Berdasarkan perjanjian tersebut, Iwan Budianto akan melunasi utangsebesar Rp 80 miliar paling lambat pada September 2013 dan dijamin dengan tanah seluas30 ha yang terletak di Desa Jumputrejo dan Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono,Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur dengan nilai Rp 105 miliar. Apabila sampai denganSeptember 2013 belum dilakukan pembayaran, maka akan dikenakan bunga sebesar 15% pertahun dan apabila sampai dengan Desember 2013 belum dilakukan pembayaran maka jaminantanah akan disita oleh Perseroan. Pada tanggal 23 Desember 2013, perjanjian tersebut telahdiperpanjang sampai dengan bulan Juni 2014 dan dijamin dengan tanah seluas 30 ha. Apabilasampai dengan Juni 2014 belum dilakukan pembayaran, maka akan dikenakan bunga sebesar15% per tahun dan apabila sampai akhir November 2014 belum dilakukan pembayaran makajaminan tanah akan disita oleh Perseroan.

Pada tanggal 1 Desember 2014, Iwan Budianto melakukan perjanjian restrukturisasi utang.Iwan Budianto melunasi piutang sebesar Rp 39,10 miliar dengan 51% kepemilikan di PT LembuNusantara Jaya (lihat Catatan 4 butir e dan 10) dan sisa utang sebesar Rp 39,61 miliar akandibayar tunai atau penyerahan aset lain dengan nilai jaminan sebesar Rp 29,38 miliar.

Pada tanggal 30 November 2015, Iwan Budiyanto melakukan addendum perjanjianrestrukturisasi utang dan akan membayar lunas seluruh utang pokok berikut bunga selambat-lambatnya pada tanggal 30 Juni 2016.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

47

7. PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan)

Piutang lain-lain kepada PT ARM & Property merupakan piutang atas pengalihan sahamPT Mutiara Permata Biru (MPB), Entitas Anak (lihat Catatan 4 butir f).

Berdasarkan Perjanjian Penyelesaian tanggal 18 Desember 2013, Perseroan, PT BahanaSukmasejahtera (BSS) dan PT Bakrieland Development Tbk. (BLD) sepakat untukmenyelesaikan pinjaman antara Perseroan, BSS dan BLD dengan cara mengalihkan piutanglain-lain PT Mutiara Mashyur Sejahtera (MMS) dan PT Mitra Langgeng Sejahtera (MLS) masing-masing sebesar Rp 4,04 miliar dan Rp 1 miliar kepada PT Bahana Sukmasejahtera, EntitasAnak.

Piutang karyawan merupakan piutang yang dibayar melalui pemotongan gaji karyawan yangbersangkutan setiap bulan.

Seluruh piutang lain-lain dalam denominasi mata uang Rupiah.

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan masing-masing akun piutang lain-lain pada akhir tahun,manajemen Grup berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut diatasadalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang lain-lain.

8. PERSEDIAAN

Akun ini terdiri dari:31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Tanah dan bangunan dalampenyelesaianBangunan kondotel 85.253.070.238 85.615.232.290 -Bangunan rumah/ruko 33.998.557.460 29.856.955.680 28.538.944.237Tanah dalam pengembangan - - 29.460.164.182

Tanah dan bangunan siap untuk dijualTanah siap dijual 54.683.529.685 75.893.206.368 109.736.113.753Bangunan 29.429.011.419 30.129.091.881 50.972.841.881

HotelPerlengkapan dan suku cadang 1.323.683.511 1.204.277.023 658.445.535Makanan dan minuman 857.868.132 1.634.026.769 925.437.275

Jumlah 205.545.720.445 224.332.790.011 220.291.946.863

Mutasi tanah yang sedang dikembangkan adalah sebagai berikut:31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Saldo awal tahun - 29.460.164.182 166.344.500.991Pengembangan tanah - (29.460.164.182 ) 29.460.164.182Dekonsolidasi Entitas Anak - - (166.344.500.991)

Saldo akhir - - 29.460.164.182

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, persediaan tidak diasuransikan.

260

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

48

8. PERSEDIAAN (lanjutan)

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tanah dan bangunan siap jual dan tanah danbangunan dalam penyelesaian masing-masing dijadikan jaminan atas pinjaman Perseroan danJLA kepada PT Bank Bukopin Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT BankSyariah Bukopin (lihat Catatan 19 butir a, b dan c). Sedangkan pada tahun 2013, tanah danbangunan siap jual dan tanah dan bangunan dalam penyelesaian masing-masing dijadikanjaminan atas pinjaman Perseroan kepada PT Bank Bukopin Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk., PT Bank Syariah Bukopin dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. (lihat Catatan19 butir a,b,c dan e).

Bunga pinjaman yang dikapitalisasi ke dalam persediaan masing-masing sebesar Rp nihilsampai dengan tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

Pada tahun 2014, persediaan tanah dan bangunan siap dijual masing-masing sebesarRp 14,64 miliar dan Rp 19,96 miliar dijual sehubungan dengan PT Bakrieland DevelopmentTbk., pemegang saham, telah melunasi seluruh pinjaman kepada PT Bank InternationalIndonesia Tbk. sebesar Rp 67,75 miliar melalui penyerahan jaminan secara sukarela ataspersediaan Perseroan sesuai dengan Perjanjian Penyelesaian Hutang Dengan PenyerahanJaminan Secara Sukarela, sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Eveline GandauliRajagukguk, S.H., No. 1 tanggal 4 Februari 2014.

Manajemen Grup berkeyakinan bahwa tidak ada penurunan nilai persediaan pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Di samping itu, manajemen Grup juga berpendapat bahwatidak terdapat hambatan dalam penyelesaian proyek yang masih dalam tahap penyelesaian.

9. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA

Akun ini terdiri dari:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Uang mukaKaryawan 4.758.279.850 7.899.515.010 6.412.848.261Proyek 2.307.876.765 6.089.756.656 -Promosi 166.855.605 78.970.403 158.069.156Pembelian aset 29.090.909 182.541.276 1.462.348.657Lain-lain - 416.296.801 458.198.864

Jumlah uang muka 7.262.103.129 14.667.080.146 8.491.464.938

Biaya dibayar di mukaAsuransi 716.287.637 2.214.802.634 345.321.822Sewa 117.187.496 363.083.325 -Lain-lain 678.507.020 332.885.700 286.192.746

Jumlah biaya dibayar di muka 1.511.982.153 2.910.771.659 631.514.568

Jumlah uang muka danbiaya dibayar di muka 8.774.085.282 17.577.851.805 9.122.979.506

Uang muka proyek merupakan uang muka atas biaya penggunaan jasa kontraktor sehubungandengan pembangunan wahana jungleland.

261

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

48

8. PERSEDIAAN (lanjutan)

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tanah dan bangunan siap jual dan tanah danbangunan dalam penyelesaian masing-masing dijadikan jaminan atas pinjaman Perseroan danJLA kepada PT Bank Bukopin Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT BankSyariah Bukopin (lihat Catatan 19 butir a, b dan c). Sedangkan pada tahun 2013, tanah danbangunan siap jual dan tanah dan bangunan dalam penyelesaian masing-masing dijadikanjaminan atas pinjaman Perseroan kepada PT Bank Bukopin Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk., PT Bank Syariah Bukopin dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. (lihat Catatan19 butir a,b,c dan e).

Bunga pinjaman yang dikapitalisasi ke dalam persediaan masing-masing sebesar Rp nihilsampai dengan tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

Pada tahun 2014, persediaan tanah dan bangunan siap dijual masing-masing sebesarRp 14,64 miliar dan Rp 19,96 miliar dijual sehubungan dengan PT Bakrieland DevelopmentTbk., pemegang saham, telah melunasi seluruh pinjaman kepada PT Bank InternationalIndonesia Tbk. sebesar Rp 67,75 miliar melalui penyerahan jaminan secara sukarela ataspersediaan Perseroan sesuai dengan Perjanjian Penyelesaian Hutang Dengan PenyerahanJaminan Secara Sukarela, sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Eveline GandauliRajagukguk, S.H., No. 1 tanggal 4 Februari 2014.

Manajemen Grup berkeyakinan bahwa tidak ada penurunan nilai persediaan pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Di samping itu, manajemen Grup juga berpendapat bahwatidak terdapat hambatan dalam penyelesaian proyek yang masih dalam tahap penyelesaian.

9. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA

Akun ini terdiri dari:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Uang mukaKaryawan 4.758.279.850 7.899.515.010 6.412.848.261Proyek 2.307.876.765 6.089.756.656 -Promosi 166.855.605 78.970.403 158.069.156Pembelian aset 29.090.909 182.541.276 1.462.348.657Lain-lain - 416.296.801 458.198.864

Jumlah uang muka 7.262.103.129 14.667.080.146 8.491.464.938

Biaya dibayar di mukaAsuransi 716.287.637 2.214.802.634 345.321.822Sewa 117.187.496 363.083.325 -Lain-lain 678.507.020 332.885.700 286.192.746

Jumlah biaya dibayar di muka 1.511.982.153 2.910.771.659 631.514.568

Jumlah uang muka danbiaya dibayar di muka 8.774.085.282 17.577.851.805 9.122.979.506

Uang muka proyek merupakan uang muka atas biaya penggunaan jasa kontraktor sehubungandengan pembangunan wahana jungleland.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

49

9. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA (lanjutan)

Uang muka karyawan merupakan uang muka yang diberikan kepada karyawan untuk keperluanoperasional Grup sehubungan dengan pengurusan legalitas, pengadaan barang departemendan perjalanan dinas.

10. PENYERTAAN SAHAM

Akun ini merupakan penyertaan pada Entitas Asosiasi dengan rincian sebagai berikut:

31 Desember 2015

Persentase HargaKepemilikan Perolehan

Metode Ekuitas:PT Lembu Nusantara Jaya 51% 37.825.941.671PT Andrasentra Properti Services 0,01% 100

Jumlah 37.825.941.771

31 Desember 2014

Persentase HargaKepemilikan Perolehan

Metode Ekuitas:PT Lembu Nusantara Jaya 51% 39.102.210.005

31 Desember 2013

Persentase HargaKepemilikan Perolehan

Metode Ekuitas:PT Bukit Jonggol Asri 35% 647.350.749.533

Pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan membeli 51% kepemilikan saham PT LembuNusantara Jaya (LNJ) dengan nilai pengalihan sebesar Rp 39,10 miliar (lihat Catatan 4 butir e).

Berdasarkan Kesepakatan Bersama tanggal 31 Desember 2014, antara Perseroan danPT Dutaperkasa Unggullestari (DPUL), pemegang saham LNJ, bahwa Perseroan belum akanmengendalikan aspek keuangan dan operasional LNJ sampai dengan semester pertama tahun2015 atau waktu lain yang disepakati kemudian.

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 41, tanggal 14 Oktober 2014yang telah diaktakan oleh Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn., Perseroan telahmenyetujui untuk menjual penyertaan saham yang dimilikinya pada PT Bukit Jonggol Asri (BJA),Entitas Anak, sebesar 360 juta lembar saham (15% kepemilikan) kepada PT Sentul City Tbk.dengan nilai Rp 700 miliar.

262

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

50

10. PENYERTAAN SAHAM (lanjutan)

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 44, tanggal 14 Oktober 2014yang telah diaktakan oleh Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn., Perseroan telahmenyetujui untuk menjual penyertaan saham yang dimilikinya pada PT Bukit Jonggol Asri (BJA),Entitas Anak, sebesar 480 juta lembar saham (20% kepemilikan) kepada PT Gili Tirta Anugerahdengan nilai Rp 800 miliar. Atas penjualan tersebut, Perseroan mengakui laba sebesarRp 864,30 miliar dan disajikan sebagai bagian dari akun Laba Rugi atas Divestasi SahamEntitas Anak pada laba rugi konsolidasian.

Pada bulan Agustus 2013, Perseroan menjual seluruh kepemilikan saham pada PT SentulCity Tbk. sebanyak 73,16 juta lembar saham atau senilai Rp 16,4 miliar. Keuntungan penjualaninvestasi dalam saham sebesar Rp 9,08 miliar disajikan sebagai bagian dari akun “LabaPenjualan Saham” dalam laba rugi konsolidasian.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, bagian atas rugi bersih penyertaan sahampada Entitas Asosiasi PT Lembu Nusantara Jaya, PT Bukit Jonggol Asri dan Sugilite InvestmentLimited masing-masing sebesar Rp 1,27 miliar, Rp 11,65 miliar dan Rp 66,34 miliar disajikandalam laba rugi konsolidasian.

Grup tidak membentuk penyisihan dan kerugian penurunan nilai atas investasi dalam sahampada Entitas-entitas asosiasi di atas karena Manajemen berkeyakinan bahwa Entitas-entitastersebut masih memiliki potensi pertumbuhan dalam jangka panjang mengingat sebagian besarEntitas Asosiasi tersebut bergerak dalam jenis usaha real estat.

11 PROPERTI INVESTASI

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, properti investasi Grup, terdiri dari 762,5 m2

bangunan dan prasarana Orchard Arcade, yang disewakan kepada pihak ketiga berdasarkanperjanjian sewa.

Mutasi properti investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015,2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Harga perolehanSaldo awal 1.064.159.324 1.064.159.324 1.064.159.324Penghapusan properti investasi (1.064.159.324 ) - -

Saldo akhir - 1.064.159.324 1.064.159.324

Akumulasi penyusutanSaldo awal (297.077.813 ) (243.869.847 ) (190.255.724)Beban penyusutan tahun berjalan - (53.207.966 ) (53.614.123)Penghapusan properti investasi 297.077.813 - -

Saldo akhir - (297.077.813 ) (243.869.847)

Nilai buku bersih - 767.081.511 820.289.477

263

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

50

10. PENYERTAAN SAHAM (lanjutan)

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 44, tanggal 14 Oktober 2014yang telah diaktakan oleh Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn., Perseroan telahmenyetujui untuk menjual penyertaan saham yang dimilikinya pada PT Bukit Jonggol Asri (BJA),Entitas Anak, sebesar 480 juta lembar saham (20% kepemilikan) kepada PT Gili Tirta Anugerahdengan nilai Rp 800 miliar. Atas penjualan tersebut, Perseroan mengakui laba sebesarRp 864,30 miliar dan disajikan sebagai bagian dari akun Laba Rugi atas Divestasi SahamEntitas Anak pada laba rugi konsolidasian.

Pada bulan Agustus 2013, Perseroan menjual seluruh kepemilikan saham pada PT SentulCity Tbk. sebanyak 73,16 juta lembar saham atau senilai Rp 16,4 miliar. Keuntungan penjualaninvestasi dalam saham sebesar Rp 9,08 miliar disajikan sebagai bagian dari akun “LabaPenjualan Saham” dalam laba rugi konsolidasian.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, bagian atas rugi bersih penyertaan sahampada Entitas Asosiasi PT Lembu Nusantara Jaya, PT Bukit Jonggol Asri dan Sugilite InvestmentLimited masing-masing sebesar Rp 1,27 miliar, Rp 11,65 miliar dan Rp 66,34 miliar disajikandalam laba rugi konsolidasian.

Grup tidak membentuk penyisihan dan kerugian penurunan nilai atas investasi dalam sahampada Entitas-entitas asosiasi di atas karena Manajemen berkeyakinan bahwa Entitas-entitastersebut masih memiliki potensi pertumbuhan dalam jangka panjang mengingat sebagian besarEntitas Asosiasi tersebut bergerak dalam jenis usaha real estat.

11 PROPERTI INVESTASI

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, properti investasi Grup, terdiri dari 762,5 m2

bangunan dan prasarana Orchard Arcade, yang disewakan kepada pihak ketiga berdasarkanperjanjian sewa.

Mutasi properti investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015,2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Harga perolehanSaldo awal 1.064.159.324 1.064.159.324 1.064.159.324Penghapusan properti investasi (1.064.159.324 ) - -

Saldo akhir - 1.064.159.324 1.064.159.324

Akumulasi penyusutanSaldo awal (297.077.813 ) (243.869.847 ) (190.255.724)Beban penyusutan tahun berjalan - (53.207.966 ) (53.614.123)Penghapusan properti investasi 297.077.813 - -

Saldo akhir - (297.077.813 ) (243.869.847)

Nilai buku bersih - 767.081.511 820.289.477

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

51

11 PROPERTI INVESTASI (lanjutan)

Pada tahun 2015, Perseroan melakukan penghapusan aset properti investasi yang dimilikinyadengan nilai buku sebesar Rp 767,08 juta. Rugi atas penghapusan properti investasi sebesarRp 767,08 juta disajikan sebagai bagian dari akun “Laba (Rugi) atas Penjualan dan PenghapusanAset Tetap dan Properti Investasi” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainkonsolidasian.

Pendapatan sewa properti investasi yang diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilankomprehensif lain konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015,2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp nihil, Rp 1,08 miliar dan Rp 1,3 miliar.

Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015, 2014dan 2013 masing-masing sebesar Rp nihil, Rp 53,21 juta dan Rp 53,61 juta, dan disajikansebagai bagian dari akun “Beban Pokok Penghasilan” pada laporan laba rugi dan penghasilankomprehensif lain konsolidasian.

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap nilai yang dapat diperoleh kembali dari propertiinvestasi, manajemen Grup berkeyakinan bahwa tidak terdapat kejadian-kejadian atauperubahan-perubahan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

12. ASET TETAP

Rincian dan mutasi aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Akuisisi31 Desember 2015 Saldo awal Penambahan Pengurangan (Dekonsolidasi) Reklasifikasi Saldo akhir

Biaya perolehanPemilikan langsungTanah 1.084.626.093.409 906.788.000 - - - 1.085.532.881.409Bangunan dan

prasarana 842.908.911.197 7.997.076.169 14.646.444.712 - 87.500.177.986 923.759.720.640Mesin dan peralatan 271.477.262.033 7.767.570.416 - - 10.727.221.144 289.972.053.593Kendaraan 11.630.237.214 252.063.999 - - - 11.882.301.213Peralatan dan

perabotan kantor 32.191.099.499 - - - - 32.191.099.499

Jumlah pemilikanlangsung 2.242.833.603.352 16.923.498.584 14.646.444.712 - 98.227.399.130 2.343.338.056.354

Aset dalampenyelesaianBangunan dan

prasarana 122.752.670.256 6.529.131.623 - - (87.500.177.986 ) 41.781.623.893Mesin dan

peralatan 127.724.456.853 - - - (10.727.221.144 ) 116.997.235.709

Jumlah aset dalampenyelesaian 250.477.127.109 6.529.131.623 - - (98.227.399.130 ) 158.778.859.602

Jumlah biayaperolehan 2.493.310.730.461 23.452.630.207 14.646.444.712 - - 2.502.116.915.956

AkumulasipenyusutanPemilikan langsungBangunan dan

prasarana 93.672.946.443 45.298.328.176 4.519.518.526 - - 134.451.756.093Mesin dan peralatan 64.523.302.374 25.282.787.536 - - - 89.806.089.910Kendaraan 9.269.579.544 1.183.941.996 - - - 10.453.521.540Peralatan dan

perabotan kantor 23.114.408.841 3.429.574.159 - - - 26.543.983.000

Jumlah akumulasipenyusutan 190.580.237.202 75.194.631.867 4.519.518.526 - - 261.255.350.543

Nilai buku bersih 2.302.730.493.259 2.240.861.565.413

264

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

52

12. ASET TETAP (lanjutan)Akuisisi

31 Desember 2014 Saldo awal Penambahan Pengurangan (Dekonsolidasi) Reklasifikasi Saldo akhir

Biaya perolehanPemilikan langsungTanah 413.779.468.406 520.371.502.126 41.930.509.623 192.405.632.500 - 1.084.626.093.409Bangunan dan

prasarana 459.982.657.335 6.144.164.948 67.607.887.907 172.452.392.584 271.937.584.237 842.908.911.197Mesin dan peralatan 71.181.705.671 5.769.837.737 4.522.600.436 181.613.099.430 17.435.219.631 271.477.262.033Kendaraan 10.214.368.814 351.600.000 828.055.800 1.892.324.200 - 11.630.237.214Peralatan dan

perabotan kantor 21.803.281.605 2.793.755.990 - 7.594.061.904 - 32.191.099.499

Jumlah pemilikanlangsung 976.961.481.831 535.430.860.801 114.889.053.766 555.957.510.618 289.372.803.868 2.242.833.603.352

Aset dalampenyelesaianBangunan dan

prasarana 4.653.708.506 10.126.102.477 - 400.985.859.339 (293.013.000.066 ) 122.752.670.256Mesin dan peralatan 5.318.548.320 7.919.131.427 - 169.752.577.241 (55.265.800.135 ) 127.724.456.853

Jumlah aset dalampenyelesaian 9.972.256.826 18.045.233.904 - 570.738.436.580 (348.278.800.201 ) 250.477.127.109

Jumlah biayaperolehan 986.933.738.657 553.476.094.705 114.889.053.766 1.126.695.947.198 (58.905.996.333 ) 2.493.310.730.461

AkumulasipenyusutanPemilikan langsungBangunan dan

prasarana 80.144.459.807 25.934.318.780 16.969.374.790 4.563.542.646 - 93.672.946.443Mesin dan peralatan 28.480.614.667 15.903.392.203 260.950.590 20.400.246.094 - 64.523.302.374Kendaraan 8.139.516.808 1.049.984.591 534.961.809 615.039.954 - 9.269.579.544Peralatan dan

perabotan kantor 17.289.889.704 4.084.485.114 - 1.740.034.023 - 23.114.408.841

Jumlah akumulasipenyusutan 134.054.480.986 46.972.180.688 17.765.287.189 27.318.862.717 - 190.580.237.202

Nilai buku bersih 852.879.257.671 2.302.730.493.259

Akuisisi31 Desember 2013 Saldo awal Penambahan Pengurangan (Dekonsolidasi) Reklasifikasi Saldo akhir

Biaya perolehanPemilikan langsungTanah 499.886.621.271 87.029.210.771 - (173.136.363.636 ) - 413.779.468.406Bangunan dan

prasarana 394.347.286.624 65.635.370.711 - - - 459.982.657.335Mesin dan peralatan 48.645.480.789 28.096.666.108 - (5.560.441.226 ) - 71.181.705.671Kendaraan 14.898.785.359 4.174.951.100 243.700.000 (8.615.667.645 ) - 10.214.368.814Peralatan dan

perabotan kantor 17.708.348.633 7.101.592.815 - (3.006.659.843 ) - 21.803.281.605

Jumlah pemilikanlangsung 975.486.522.676 192.037.791.505 243.700.000 (190.319.132.350 ) - 976.961.481.831

Aset dalampenyelesaianMesin dan peralatan 214.697.374.854 59.601.005 - (209.438.427.539 ) - 5.318.548.320Bangunan dan

prasarana 442.255.590.428 - - (437.601.881.922 ) - 4.653.708.506

Jumlah aset dalampenyelesaian 656.952.965.282 59.601.005 - (647.040.309.461 ) - 9.972.256.826

Jumlah biayaperolehan 1.632.439.487.958 192.097.392.510 243.700.000 (837.359.441.811 ) - 986.933.738.657

AkumulasipenyusutanPemilikan langsungBangunan dan

prasarana 60.016.960.603 20.127.499.204 - - - 80.144.459.807Mesin dan peralatan 21.582.690.058 8.336.583.098 - (1.438.658.489 ) - 28.480.614.667Kendaraan 9.391.242.093 1.457.777.869 243.700.000 (2.465.803.154 ) - 8.139.516.808Peralatan dan

perabotan kantor 14.390.685.355 4.717.597.484 - (1.818.393.135 ) - 17.289.889.704

Jumlah akumulasipenyusutan 105.381.578.109 34.639.457.655 243.700.000 (5.722.854.778 ) - 134.054.480.986

Nilai buku bersih 1.527.057.909.849 852.879.257.671

265

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

52

12. ASET TETAP (lanjutan)Akuisisi

31 Desember 2014 Saldo awal Penambahan Pengurangan (Dekonsolidasi) Reklasifikasi Saldo akhir

Biaya perolehanPemilikan langsungTanah 413.779.468.406 520.371.502.126 41.930.509.623 192.405.632.500 - 1.084.626.093.409Bangunan dan

prasarana 459.982.657.335 6.144.164.948 67.607.887.907 172.452.392.584 271.937.584.237 842.908.911.197Mesin dan peralatan 71.181.705.671 5.769.837.737 4.522.600.436 181.613.099.430 17.435.219.631 271.477.262.033Kendaraan 10.214.368.814 351.600.000 828.055.800 1.892.324.200 - 11.630.237.214Peralatan dan

perabotan kantor 21.803.281.605 2.793.755.990 - 7.594.061.904 - 32.191.099.499

Jumlah pemilikanlangsung 976.961.481.831 535.430.860.801 114.889.053.766 555.957.510.618 289.372.803.868 2.242.833.603.352

Aset dalampenyelesaianBangunan dan

prasarana 4.653.708.506 10.126.102.477 - 400.985.859.339 (293.013.000.066 ) 122.752.670.256Mesin dan peralatan 5.318.548.320 7.919.131.427 - 169.752.577.241 (55.265.800.135 ) 127.724.456.853

Jumlah aset dalampenyelesaian 9.972.256.826 18.045.233.904 - 570.738.436.580 (348.278.800.201 ) 250.477.127.109

Jumlah biayaperolehan 986.933.738.657 553.476.094.705 114.889.053.766 1.126.695.947.198 (58.905.996.333 ) 2.493.310.730.461

AkumulasipenyusutanPemilikan langsungBangunan dan

prasarana 80.144.459.807 25.934.318.780 16.969.374.790 4.563.542.646 - 93.672.946.443Mesin dan peralatan 28.480.614.667 15.903.392.203 260.950.590 20.400.246.094 - 64.523.302.374Kendaraan 8.139.516.808 1.049.984.591 534.961.809 615.039.954 - 9.269.579.544Peralatan dan

perabotan kantor 17.289.889.704 4.084.485.114 - 1.740.034.023 - 23.114.408.841

Jumlah akumulasipenyusutan 134.054.480.986 46.972.180.688 17.765.287.189 27.318.862.717 - 190.580.237.202

Nilai buku bersih 852.879.257.671 2.302.730.493.259

Akuisisi31 Desember 2013 Saldo awal Penambahan Pengurangan (Dekonsolidasi) Reklasifikasi Saldo akhir

Biaya perolehanPemilikan langsungTanah 499.886.621.271 87.029.210.771 - (173.136.363.636 ) - 413.779.468.406Bangunan dan

prasarana 394.347.286.624 65.635.370.711 - - - 459.982.657.335Mesin dan peralatan 48.645.480.789 28.096.666.108 - (5.560.441.226 ) - 71.181.705.671Kendaraan 14.898.785.359 4.174.951.100 243.700.000 (8.615.667.645 ) - 10.214.368.814Peralatan dan

perabotan kantor 17.708.348.633 7.101.592.815 - (3.006.659.843 ) - 21.803.281.605

Jumlah pemilikanlangsung 975.486.522.676 192.037.791.505 243.700.000 (190.319.132.350 ) - 976.961.481.831

Aset dalampenyelesaianMesin dan peralatan 214.697.374.854 59.601.005 - (209.438.427.539 ) - 5.318.548.320Bangunan dan

prasarana 442.255.590.428 - - (437.601.881.922 ) - 4.653.708.506

Jumlah aset dalampenyelesaian 656.952.965.282 59.601.005 - (647.040.309.461 ) - 9.972.256.826

Jumlah biayaperolehan 1.632.439.487.958 192.097.392.510 243.700.000 (837.359.441.811 ) - 986.933.738.657

AkumulasipenyusutanPemilikan langsungBangunan dan

prasarana 60.016.960.603 20.127.499.204 - - - 80.144.459.807Mesin dan peralatan 21.582.690.058 8.336.583.098 - (1.438.658.489 ) - 28.480.614.667Kendaraan 9.391.242.093 1.457.777.869 243.700.000 (2.465.803.154 ) - 8.139.516.808Peralatan dan

perabotan kantor 14.390.685.355 4.717.597.484 - (1.818.393.135 ) - 17.289.889.704

Jumlah akumulasipenyusutan 105.381.578.109 34.639.457.655 243.700.000 (5.722.854.778 ) - 134.054.480.986

Nilai buku bersih 1.527.057.909.849 852.879.257.671

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

53

12. ASET TETAP (lanjutan)

Pada tahun 2014, pengurangan aset tetap berupa tanah dan bangunan masing-masing sebesarRp 41,25 miliar dan Rp 50,69 miliar sehubungan dengan PT Bakrieland Development Tbk.,pemegang saham, telah melunasi seluruh pinjaman kepada PT Bank InternationalIndonesia Tbk. sebesar Rp 67,75 miliar melalui penyerahan jaminan secara sukarela atas asettetap Perseroan sesuai dengan Perjanjian Penyelesaian Hutang Dengan Penyerahan JaminanSecara Sukarela, sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Eveline Gandauli Rajagukguk,S.H., No. 1 tanggal 4 Februari 2014.

Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015, 2014dan 2013 masing-masing sebesar Rp 32,77 miliar, Rp 41,52 miliar dan Rp 34,64 miliar,disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Umum dan Administrasi” pada laba rugikonsolidasian (lihat Catatan 28). Sedangkan, masing-masing sebesar Rp 42,42 miliar,Rp 5,45 miliar dan Rp nihil, disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Pokok Penghasilan”pada laba rugi konsolidasian (lihat Catatan 26).

Rincian penjualan dan penghapusan aset tetap adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

Harga jual - 30.646.739.340 104.500.000Nilai buku bersih 10.126.926.186 97.123.766.577 -Rugi atas penyerahan aset - (62.460.423.404 ) -

Laba (rugi) atas penjualan danpenghapusan aset tetap (10.126.926.186 ) (4.016.603.833 ) 104.500.000

Kapitalisasi bunga pinjaman ke dalam aset tetap dalam penyelesaian masing-masing sebesarRp nihil, Rp nihil dan Rp 5,20 miliar untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

Pada tanggal 31 Desember 2014, penambahan tanah selama tahun 2014 termasuk selisih lebihharga perolehan terhadap nilai wajar sebesar Rp 504,62 miliar atas akuisisi PT Jungleland Asia(JLA), Entitas Anak.

Pada tahun 2014, pengurangan aset dalam penyelesaian termasuk didalamnya pembebanandalam laba rugi konsolidasian sebesar Rp 58,90 miliar.

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, aset dalam penyelesaian terutama merupakanbiaya yang dikeluarkan oleh PT Jungeland Asia (JLA), Entitas Anak, untuk pembangunan arearekreasi dan pariwisata berdasarkan perjanjian-perjanjian (kontrak) kerjasama dengan pihakketiga, sebesar Rp 1,30 triliun dan Rp 647,04 miliar.

Pada tanggal 31 Desember 2013, aset dalam penyelesaian sebesar Rp 630,39 miliar milik JLAtidak lagi dikonsolidasi sehubungan dengan penjualan saham PT Bukit Jonggol Asri (lihatCatatan 4 butir c).

266

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

54

12. ASET TETAP (lanjutan)

Rincian aset dalam penyelesaian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Persentase Penyelesaian Akumulasi Biaya

2015 2014 2013 2015 2014 2013

Bangunan 92% 78% 98% 41.781.623.894 122.752.670.257 4.653.708.506Mesin dan peralatan 65% 61% 98% 116.997.235.706 127.724.456.850 5.318.548.320

Pelaksanaan pekerjaan aset dalam penyelesaian tersebut diestimasikan akan diselesaikansecara keseluruhan pada tahun 2016.

Aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap resiko kerugian dari bencana alam,kebakaran, dan resiko lainnya kepada PT Jasa Raharja Putera dan PT Beringin MakmurSejahtera pada tahun 2015 dan PT Asuransi Wahana Tata pada tahun 2014 dan 2013, denganjumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 2,11 triliun, Rp 726,52 miliar danRp 959,82 miliar pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Manajemen Grupberkeyakinan bahwa nilai pertanggungan cukup memadai untuk menutupi kemungkinankerugian atas aset yang dipertanggungkan.

Tanah dan bangunan Perseroan dijadikan jaminan atas pinjaman utang bank jangka panjangyang diperoleh dari PT Bank Bukopin Tbk. (lihat Catatan 19 butir a). Aset tetap berupa tanahdan bangunan, mesin (rides) PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak, dijadikan jaminan atasutang bank jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Tidak terdapat aset tetap yang tidak terpakai sementara dan tidak terdapat aset tetap yangdihentikan dari penggunaan aktif dan tidak diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.

Berdasarkan penelaahan terhadap nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap,Manajemen Grup berpendapat tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan yangmengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tetap tidak dapat diperoleh kembali pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

13. DANA DALAM PEMBATASAN

Akun ini terdiri dari:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Dalam RupiahPT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. 6.073.806.704 6.599.284.821 6.420.582.115PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk. 3.804.030.580 3.850.950.580 6.690.697.396PT Bank OCBC NISP Tbk. 1.565.793.680 3.640.793.680 -PT Bank CIMB Niaga Tbk. 1.085.260.002 1.203.027.746 1.170.260.002PT Bank Central Asia Tbk. 1.076.177.589 1.125.651.089 830.184.668PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. 934.980.533 1.051.602.872 606.614.589PT Bank Bukopin Tbk. 886.890.133 1.005.318.302 2.442.581.572

267

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

54

12. ASET TETAP (lanjutan)

Rincian aset dalam penyelesaian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Persentase Penyelesaian Akumulasi Biaya

2015 2014 2013 2015 2014 2013

Bangunan 92% 78% 98% 41.781.623.894 122.752.670.257 4.653.708.506Mesin dan peralatan 65% 61% 98% 116.997.235.706 127.724.456.850 5.318.548.320

Pelaksanaan pekerjaan aset dalam penyelesaian tersebut diestimasikan akan diselesaikansecara keseluruhan pada tahun 2016.

Aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap resiko kerugian dari bencana alam,kebakaran, dan resiko lainnya kepada PT Jasa Raharja Putera dan PT Beringin MakmurSejahtera pada tahun 2015 dan PT Asuransi Wahana Tata pada tahun 2014 dan 2013, denganjumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 2,11 triliun, Rp 726,52 miliar danRp 959,82 miliar pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Manajemen Grupberkeyakinan bahwa nilai pertanggungan cukup memadai untuk menutupi kemungkinankerugian atas aset yang dipertanggungkan.

Tanah dan bangunan Perseroan dijadikan jaminan atas pinjaman utang bank jangka panjangyang diperoleh dari PT Bank Bukopin Tbk. (lihat Catatan 19 butir a). Aset tetap berupa tanahdan bangunan, mesin (rides) PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak, dijadikan jaminan atasutang bank jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Tidak terdapat aset tetap yang tidak terpakai sementara dan tidak terdapat aset tetap yangdihentikan dari penggunaan aktif dan tidak diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.

Berdasarkan penelaahan terhadap nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap,Manajemen Grup berpendapat tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan yangmengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tetap tidak dapat diperoleh kembali pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

13. DANA DALAM PEMBATASAN

Akun ini terdiri dari:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Dalam RupiahPT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. 6.073.806.704 6.599.284.821 6.420.582.115PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk. 3.804.030.580 3.850.950.580 6.690.697.396PT Bank OCBC NISP Tbk. 1.565.793.680 3.640.793.680 -PT Bank CIMB Niaga Tbk. 1.085.260.002 1.203.027.746 1.170.260.002PT Bank Central Asia Tbk. 1.076.177.589 1.125.651.089 830.184.668PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. 934.980.533 1.051.602.872 606.614.589PT Bank Bukopin Tbk. 886.890.133 1.005.318.302 2.442.581.572

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

55

13. DANA DALAM PEMBATASAN (lanjutan)

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

PT Bank Pembangunan DaerahJawa Barat Tbk. 763.186.205 508.077.140 3.944.253.461

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. 537.500.000 537.500.000 538.500.000PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 155.238.000 155.238.000 155.238.000PT Bank Syariah Mandiri 113.565.000 113.565.000 113.565.000PT Bank International Indonesia Tbk. - 80.000.000 186.613.182PT Bank Danamon Indonesia Tbk. - - 29.155.320

16.996.428.426 19.871.009.230 23.128.245.305

Dalam Euro EropaRaiffeisen Bank International AG - 970.902.560 -

Jumlah 16.996.428.426 20.841.911.790 23.128.245.305

Semua dana dalam pembatasan ditempatkan pada bank pihak ketiga.

Kisaran tingkat suku bunga tahunan dana dalam pembatasan untuk tahun yang berakhir padatanggal-tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing berkisar antara 10,25% -15,00%, 6% - 13,25% dan 5,75% - 9,00%.

Dana dalam pembatasan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank CIMBNiaga Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT BankBukopin Tbk., PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk., PT Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk., PT Bank International Indonesia Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT BankMuamalat Indonesia Tbk., PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Danamon Indonesia Tbk. danPT Bank OCBC NISP Tbk., merupakan dana dalam pembatasan atas penjualan rumah melaluiKredit Kepemilikan Rumah (KPR) dan penjualan kondominium melalui Kredit KepemilikanApartemen (KPA) pada Grup.

14. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN

Rincian tanah yang belum dikembangkan pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Tanah di Sukaharja danTajurhalang 140.405.549.139 140.327.094.334 108.932.144.428

Tanah di Kelurahan Pamoyanan 95.911.583.850 104.627.173.531 101.337.470.839Tanah di Kelurahan Mulyaharja 47.652.051.917 47.910.730.404 75.768.704.860

Jumlah 283.969.184.906 292.864.998.269 286.038.320.127

Tanah seluas 114,49 ha, 119,80 ha dan 119,46 ha terletak di Desa Sukaharja, Sukamantri danDesa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kelurahan Mulyaharja dan Kelurahan Pamoyanan. Nilaiperolehan tanah tersebut masing-masing sebesar Rp 283,97 miliar, Rp 292,86 miliar danRp 286,04 miliar pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

268

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

56

14. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN (lanjutan)

Bunga pinjaman yang dikapitalisasi ke dalam tanah yang belum dikembangkan masing-masingRp nihil, Rp nihil dan Rp 1,33 miliar untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

15. UTANG BANK JANGKA PENDEK

Akun ini terdiri dari:31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Dalam Dolar Amerika SerikatPT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk.US$ 14.250.000 pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan2013 196.578.750.000 177.270.000.000 173.693.250.000

Dalam RupiahPT Bank Bukopin Tbk. 9.999.999.999 9.999.999.999 9.962.028.944

Jumlah 206.578.749.999 187.269.999.999 183.655.278.944

Utang Bank Jangka Pendek dalam Dolar Amerika Serikat

Pada tanggal 26 Oktober 2011, Perseroan memperoleh fasilitas kredit modal kerja kontraktordari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dengan jumlah pagu pinjaman sebesarUS$ 14,25 juta dan akan jatuh tempo pada tanggal 26 Oktober 2012. Fasilitas ini dikenai tingkatsuku bunga sebesar 3% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan deposito milik PT BakrielandDevelopment Tbk. sebesar US$ 14,39 juta. Pinjaman ini telah diperpanjang yaitu sampaidengan bulan April 2016.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang atas fasilitas pinjaman inimasing-masing sebesar Rp 196,58 miliar, Rp 177,27 miliar dan Rp 173,69 miliar.

Utang Bank Jangka Pendek dalam RupiahPada tanggal 21 Maret 2011, Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koranmaksimum sebesar Rp 5 miliar bersama-sama dengan fasilitas kredit lain dari PT BankBukopin Tbk. (Bukopin) (lihat Catatan 19 butir a). Fasilitas ini digunakan oleh Perseroan untukkeperluan tambahan modal kerja Aston Bogor Hotel Resort Tower A & B. Pinjaman ini dikenaitingkat suku bunga sebesar 11,5% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 21 Maret 2019.Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan milik Perseroan. Pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang atas fasilitas pinjaman ini masing-masingsebesar Rp 5 miliar, Rp 5 miliar dan Rp 4,98 miliar.

Pada tanggal 29 Maret 2011, Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koranmaksimum sebesar Rp 5 miliar bersama-sama dengan fasilitas kredit lain dari Bukopin (lihatCatatan 19 butir a). Fasilitas ini digunakan oleh Perseroan untuk keperluan tambahan modalkerja The Jungle Waterpark. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 11,5% per tahundan akan jatuh tempo pada tanggal 29 Maret 2016 (lihat Catatan 36 butir l). Pinjaman ini dijamindengan tanah dan bangunan milik Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013,saldo utang atas fasilitas pinjaman ini masing-masing sebesar Rp 4,99 miliar, Rp 4,99 miliar danRp 4,98 miliar.

269

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

56

14. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN (lanjutan)

Bunga pinjaman yang dikapitalisasi ke dalam tanah yang belum dikembangkan masing-masingRp nihil, Rp nihil dan Rp 1,33 miliar untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

15. UTANG BANK JANGKA PENDEK

Akun ini terdiri dari:31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Dalam Dolar Amerika SerikatPT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk.US$ 14.250.000 pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan2013 196.578.750.000 177.270.000.000 173.693.250.000

Dalam RupiahPT Bank Bukopin Tbk. 9.999.999.999 9.999.999.999 9.962.028.944

Jumlah 206.578.749.999 187.269.999.999 183.655.278.944

Utang Bank Jangka Pendek dalam Dolar Amerika Serikat

Pada tanggal 26 Oktober 2011, Perseroan memperoleh fasilitas kredit modal kerja kontraktordari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dengan jumlah pagu pinjaman sebesarUS$ 14,25 juta dan akan jatuh tempo pada tanggal 26 Oktober 2012. Fasilitas ini dikenai tingkatsuku bunga sebesar 3% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan deposito milik PT BakrielandDevelopment Tbk. sebesar US$ 14,39 juta. Pinjaman ini telah diperpanjang yaitu sampaidengan bulan April 2016.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang atas fasilitas pinjaman inimasing-masing sebesar Rp 196,58 miliar, Rp 177,27 miliar dan Rp 173,69 miliar.

Utang Bank Jangka Pendek dalam RupiahPada tanggal 21 Maret 2011, Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koranmaksimum sebesar Rp 5 miliar bersama-sama dengan fasilitas kredit lain dari PT BankBukopin Tbk. (Bukopin) (lihat Catatan 19 butir a). Fasilitas ini digunakan oleh Perseroan untukkeperluan tambahan modal kerja Aston Bogor Hotel Resort Tower A & B. Pinjaman ini dikenaitingkat suku bunga sebesar 11,5% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 21 Maret 2019.Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan milik Perseroan. Pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang atas fasilitas pinjaman ini masing-masingsebesar Rp 5 miliar, Rp 5 miliar dan Rp 4,98 miliar.

Pada tanggal 29 Maret 2011, Perseroan memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koranmaksimum sebesar Rp 5 miliar bersama-sama dengan fasilitas kredit lain dari Bukopin (lihatCatatan 19 butir a). Fasilitas ini digunakan oleh Perseroan untuk keperluan tambahan modalkerja The Jungle Waterpark. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 11,5% per tahundan akan jatuh tempo pada tanggal 29 Maret 2016 (lihat Catatan 36 butir l). Pinjaman ini dijamindengan tanah dan bangunan milik Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013,saldo utang atas fasilitas pinjaman ini masing-masing sebesar Rp 4,99 miliar, Rp 4,99 miliar danRp 4,98 miliar.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

57

16. UTANG USAHA

Akun ini terdiri dari:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Pihak ketigaDalam Rupiah

PT Bakomindo Utama 7.891.854.904 3.211.879.534 1.894.342.458PT Suryabangun Indoperkasa 6.581.749.478 1.174.796.234 -PT Tricon Bangun Sarana 5.757.257.873 11.998.471.577 1.599.465.401PT Funworld Prima 5.717.046.441 6.176.241.336 -PT Karya Bhakti Persada 4.860.399.607 2.183.770.458 7.778.022.576CV Esa Asa 4.065.949.936 2.015.219.997 998.524.999PT Gapura Fajar Langgeng 3.101.173.964 3.029.240.500 -PT Cipta Kreasi Anak Negeri 2.830.853.832 1.350.832.266 -CV Kilawan Alam Hijau 2.176.112.845 2.004.921.650 -PT Bringin Makmur Sejahtera 1.859.200.000 - -PT Adhi Karya (Persero) Tbk. 1.795.445.562 77.010.314.062 -PT Fun International 1.710.336.631 1.161.909.633 -PT Pesona Tamanindo 1.660.070.972 1.738.406.292 1.928.625.294PT Furama Cikal Nusa 1.613.780.392 1.411.868.332 -PT Global Media Partner 1.348.111.936 1.121.286.936 -PT Karya Bangun Mandiri Persada 959.386.928 - -PT Hijau Indah Selaras 585.201.287 839.853.453 -PT Bemaco Recaprima 542.736.601 2.092.662.692 -PT Inti Bangun Buana Lestari 534.850.096 14.730.560 -PT Jasa Boga Raya - 5.382.839.018 -PT Asuransi Bumiputeramuda - 1.673.280.000 -PT Security Phisic Dinamika - 1.531.686.483 -PT Sinar Sosro - 869.628.908 -PT Mitra Inti Prima - 765.250.000 -PT Digiphoto Imaging Indonesia 742.256.818 -PT Anantha Graha Prima

Perkasa - - 4.591.958.630PT Adekakarya Indahperkasa - 1.085.629.897Lain-lain (masing-masing

di bawah Rp 500 juta) 33.565.664.806 31.945.351.281 26.988.297.634

Dalam Dolar Amerika SerikatLain-lain (masing-masing

di bawah Rp 500 juta) 172.685.810 85.748.920 -

Dalam Euro EropaLain-lain (masing-masing

di bawah Rp 500 juta) 295.410.387 576.240.794 -

Jumlah pihak ketiga 89.625.280.288 162.108.687.734 46.864.866.889

Pihak berelasi (lihat Catatan 30 butir c)PT Jasa Boga Raya 5.830.759.607 - -

Jumlah utang usaha 95.456.039.895 162.108.687.734 46.864.866.889

Utang kepada PT Adhi Karya (Persero) Tbk. merupakan utang PT Jungleland Asia (JLA),Entitas Anak, untuk pembangunan area rekreasi dan pariwisata.

270

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

58

16. UTANG USAHA (lanjutan)

Rincian utang usaha berdasarkan umur utang adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Sampai dengan 60 hari 9.736.125.136 21.519.874.331 27.542.124.77661 hari sampai 90 hari 2.064.500.504 5.589.344.201 3.764.414.017Lebih dari 90 hari 83.655.414.255 134.999.469.202 15.558.328.096

Jumlah 95.456.039.895 162.108.687.734 46.864.866.889

17. UTANG LAIN-LAIN

Rincian utang lain-lain adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

a. Liabilitas Jangka PendekPihak ketiga:

PT Sentul City Tbk. 200.000.000.000 200.575.000.000 -PT Bukit Jonggol Asri 143.449.798.205 143.449.798.205 -PT Danatama Perkasa 2.000.000.000 - -PT Tricon Bangun Sarana 1.500.000.000 - -PT Amerasia International - 58.333.333.333 58.333.333.333PT Wahana Maju Sejahtera - 8.000.000.000 -PT Bintang Sakti Mandiri - 6.500.000.000 -Lain-lain (masing-masing

dibawah Rp 500 juta) 18.093.271.215 15.288.559.035 10.086.752.724

Jumlah pihak ketiga 365.043.069.420 432.146.690.573 68.420.086.057

Pihak berelasi (lihat Catatan 30butir d):PT Bakrie Bakti Nusantara 10.700.000.000 - -PT Cronus Capital Indonesia 3.052.440.680 - -

Jumlah pihak berelasi 13.752.440.680 - -

Jumlah 378.795.510.100 432.146.690.573 68.420.086.057

b. Liabilitas Jangka PanjangPihak ketiga:

PT Amerasia International 58.333.333.333 - -PT Wahana Maju Sejahtera 8.000.000.000 - -PT Bintang Sakti Mandiri 6.500.000.000 - -

Jumlah 72.833.333.333 - -

Utang lain-lain kepada PT Sentul City Tbk. merupakan utang Perseroan sehubungan denganpembelian kepemilikan saham 40% di PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak. Atas transaksi inidikenai tingkat suku bunga sebesar 15% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal31 Desember 2014 (lihat Catatan 35 butir b).

271

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

58

16. UTANG USAHA (lanjutan)

Rincian utang usaha berdasarkan umur utang adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Sampai dengan 60 hari 9.736.125.136 21.519.874.331 27.542.124.77661 hari sampai 90 hari 2.064.500.504 5.589.344.201 3.764.414.017Lebih dari 90 hari 83.655.414.255 134.999.469.202 15.558.328.096

Jumlah 95.456.039.895 162.108.687.734 46.864.866.889

17. UTANG LAIN-LAIN

Rincian utang lain-lain adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

a. Liabilitas Jangka PendekPihak ketiga:

PT Sentul City Tbk. 200.000.000.000 200.575.000.000 -PT Bukit Jonggol Asri 143.449.798.205 143.449.798.205 -PT Danatama Perkasa 2.000.000.000 - -PT Tricon Bangun Sarana 1.500.000.000 - -PT Amerasia International - 58.333.333.333 58.333.333.333PT Wahana Maju Sejahtera - 8.000.000.000 -PT Bintang Sakti Mandiri - 6.500.000.000 -Lain-lain (masing-masing

dibawah Rp 500 juta) 18.093.271.215 15.288.559.035 10.086.752.724

Jumlah pihak ketiga 365.043.069.420 432.146.690.573 68.420.086.057

Pihak berelasi (lihat Catatan 30butir d):PT Bakrie Bakti Nusantara 10.700.000.000 - -PT Cronus Capital Indonesia 3.052.440.680 - -

Jumlah pihak berelasi 13.752.440.680 - -

Jumlah 378.795.510.100 432.146.690.573 68.420.086.057

b. Liabilitas Jangka PanjangPihak ketiga:

PT Amerasia International 58.333.333.333 - -PT Wahana Maju Sejahtera 8.000.000.000 - -PT Bintang Sakti Mandiri 6.500.000.000 - -

Jumlah 72.833.333.333 - -

Utang lain-lain kepada PT Sentul City Tbk. merupakan utang Perseroan sehubungan denganpembelian kepemilikan saham 40% di PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak. Atas transaksi inidikenai tingkat suku bunga sebesar 15% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal31 Desember 2014 (lihat Catatan 35 butir b).

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

59

17. UTANG LAIN-LAIN (lanjutan)Utang lain-lain kepada PT Bukit Jonggol Asri merupakan utang PT Jungleland Asia (JLA),Entitas Anak, sehubungan dengan pengembangan wilayah Jungleland. Atas transaksi inidikenai tingkat suku bunga sebesar 16% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal31 Desember 2014. Pinjaman ini telah diperpanjang, yang terakhir sampai dengan tanggal30 April 2015. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, tidak ada perpanjangan atasperjanjian ini sejak jatuh tempo pada bulan April 2015. Selanjutnya JLA telah melunasi utang inimelalui fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (lihatCatatan 36 butir a).

Utang lain-lain kepada PT Amerasia International merupakan utang modal kerja Perseroan.Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 12% per tahun dan akan jatuh tempo padabulan Mei 2015. Perjanjian ini telah diperpanjang kembali sampai dengan tanggal 21 Mei 2017.

Utang lain-lain kepada PT Wahana Maju Sejahtera merupakan utang JLA, Entitas Anak,sehubungan dengan kegiatan operasional JLA. Atas transaksi ini dikenai tingkat suku bungasebesar 8% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 2 April 2015. Perjanjian ini telahdiperpanjang kembali sampai dengan tanggal 2 April 2017.

Utang lain-lain kepada PT Bintang Sakti Mandiri merupakan utang Perseroan dan JLAsehubungan dengan kegiatan operasional Grup. Atas transaksi ini dikenai tingkat suku bungasebesar 8% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 21 Maret 2015. Perjanjian ini telahdiperpanjang kembali sampai dengan tanggal 21 Maret 2017.

Utang lain-lain kepada PT Cronus Capital Indonesia merupakan utang sehubungan denganpinjaman sejumlah dana talangan yang akan digunakan untuk membiayai kebutuhanoperasional Grup. Utang ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun dan akan jatuhtempo pada tanggal 27 Agustus 2016.

Utang lain-lain kepada PT Bakrie Bakti Nusantara merupakan utang sehubungan denganpinjaman sejumlah dana talangan yang akan digunakan untuk membiayai kebutuhanoperasional Grup. Utang ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun dan akan jatuhtempo pada tanggal 5 Oktober 2016.

18. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

Akun ini terdiri dari:31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Bunga pinjaman(lihat Catatan 36 butir c) 271.397.355.086 230.623.977.444 1.637.483.758

Beban pengembangan tanahdan prasarana 64.239.264.655 52.781.283.182 44.342.122.702

Kontraktor 36.780.790.746 - -Denda pajak (lihat Catatan 21 butir i) 21.325.037.072 672.270.480 36.595.397.557Gaji dan tunjangan lainnya 13.652.525.382 - -Honorarium tenaga ahli 1.462.133.366 1.960.690.372 -Beban bangunan 334.193.605 6.831.156.749 4.145.805.627Lain-lain 13.411.462.300 8.464.156.080 1.900.082.243

Jumlah 422.602.762.212 301.333.534.307 88.620.891.887

Beban pengembangan tanah dan prasarana serta bangunan masih harus dibayar merupakanestimasi dari pengembangan proyek Perumahan Bogor Nirwana Residence.

272

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

60

19. UTANG BANK JANGKA PANJANG

Akun ini terdiri dari:31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

PT Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk. 394.407.833.310 392.931.379.520 2.000.000.000

PT Bank Bukopin Tbk. 193.530.904.739 211.306.759.176 242.324.956.398PT Bank Syariah Bukopin 67.991.008.570 54.814.359.535 47.134.500.000PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. - - 13.100.000.000

Jumlah 655.929.746.619 659.052.498.231 304.559.456.398Dikurangi bagian yang jatuh tempo

dalam satu tahun (72.912.403.989 ) (101.164.235.591 ) (77.899.114.892 )

Bagian jangka panjang 583.017.342.630 557.888.262.640 226.660.341.506

a. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin)

1. Pada tanggal 21 Maret 2011, Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi dariBukopin sebesar Rp 55 miliar yang akan digunakan untuk pembiayaan kembali AstonBogor Hotel & Resort Tower A & B.

Fasilitas kredit ini akan jatuh tempo pada tanggal 21 Maret 2019 (termasuk masatenggang selama 60 bulan) dan dikenai tingkat bunga tahunan sebesar 11,5%.Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan milik Perseroan.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masing sebesar Rp 42 miliar, Rp 43,75 miliar dan Rp 46,75 miliar.

Beban bunga masih harus dibayar Perseroan atas fasilitas pinjaman ini sampai dengantanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp nihil,Rp 466 juta dan Rp 486,97 juta.

2. Pada tanggal 29 Maret 2011, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman berupa kreditinvestasi dan kredit modal kerja dari Bukopin sebesar Rp 95 miliar yang digunakanuntuk pembiayaan kembali dan modal kerja The Jungle Water Park Bogor. Fasilitaspinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 29 Maret 2016 (lihat Catatan 36 butir k) dandikenai tingkat suku bunga tahunan sebesar 11,5%. Pinjaman ini dijamin dengan tanahdan bangunan milik Perseroan.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masing sebesar Rp 39,17 miliar, Rp 49,17 miliar dan Rp 67,5 miliar.

Beban bunga masih harus dibayar Perseroan atas fasilitas pinjaman tersebut sampaidengan tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp nihil,Rp 774 juta dan Rp 703,12 juta.

3. Pada tanggal 23 Desember 2011, Perseroan memperoleh fasilitas kredit Investasi dariBukopin sebesar Rp 35 miliar yang digunakan untuk pembangunan Tower D AstonBogor Hotel & Resort. Fasilitas pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada tanggal27 Desember 2019 dan dikenai tingkat suku bunga tahunan sebesar 11,5%. Pinjamanini dijamin dengan tanah dan bangunan milik Perseroan.

273

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

60

19. UTANG BANK JANGKA PANJANG

Akun ini terdiri dari:31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

PT Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk. 394.407.833.310 392.931.379.520 2.000.000.000

PT Bank Bukopin Tbk. 193.530.904.739 211.306.759.176 242.324.956.398PT Bank Syariah Bukopin 67.991.008.570 54.814.359.535 47.134.500.000PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. - - 13.100.000.000

Jumlah 655.929.746.619 659.052.498.231 304.559.456.398Dikurangi bagian yang jatuh tempo

dalam satu tahun (72.912.403.989 ) (101.164.235.591 ) (77.899.114.892 )

Bagian jangka panjang 583.017.342.630 557.888.262.640 226.660.341.506

a. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin)

1. Pada tanggal 21 Maret 2011, Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi dariBukopin sebesar Rp 55 miliar yang akan digunakan untuk pembiayaan kembali AstonBogor Hotel & Resort Tower A & B.

Fasilitas kredit ini akan jatuh tempo pada tanggal 21 Maret 2019 (termasuk masatenggang selama 60 bulan) dan dikenai tingkat bunga tahunan sebesar 11,5%.Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan milik Perseroan.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masing sebesar Rp 42 miliar, Rp 43,75 miliar dan Rp 46,75 miliar.

Beban bunga masih harus dibayar Perseroan atas fasilitas pinjaman ini sampai dengantanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp nihil,Rp 466 juta dan Rp 486,97 juta.

2. Pada tanggal 29 Maret 2011, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman berupa kreditinvestasi dan kredit modal kerja dari Bukopin sebesar Rp 95 miliar yang digunakanuntuk pembiayaan kembali dan modal kerja The Jungle Water Park Bogor. Fasilitaspinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 29 Maret 2016 (lihat Catatan 36 butir k) dandikenai tingkat suku bunga tahunan sebesar 11,5%. Pinjaman ini dijamin dengan tanahdan bangunan milik Perseroan.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masing sebesar Rp 39,17 miliar, Rp 49,17 miliar dan Rp 67,5 miliar.

Beban bunga masih harus dibayar Perseroan atas fasilitas pinjaman tersebut sampaidengan tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp nihil,Rp 774 juta dan Rp 703,12 juta.

3. Pada tanggal 23 Desember 2011, Perseroan memperoleh fasilitas kredit Investasi dariBukopin sebesar Rp 35 miliar yang digunakan untuk pembangunan Tower D AstonBogor Hotel & Resort. Fasilitas pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada tanggal27 Desember 2019 dan dikenai tingkat suku bunga tahunan sebesar 11,5%. Pinjamanini dijamin dengan tanah dan bangunan milik Perseroan.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

61

19. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)

a. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) (lanjutan)

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masing sebesar Rp 27,09 miliar, Rp 29,19 miliar dan Rp 31,49 miliar.

Beban bunga masih harus dibayar Perseroan atas fasilitas pinjaman tersebut sampaidengan tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesarRp nihil, Rp 311 juta dan Rp 328,03 juta.

4. Pada tanggal 16 Mei 2013, Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi untukpengembangan kawasan Bogor Nirwana Residence dari Bukopin sebesar Rp 75 miliar.Fasilitas kredit ini akan jatuh tempo pada bulan Juni 2020 dan dikenai tingkat sukubunga tahunan sebesar Rp 11%. Pinjaman ini dijaminkan dengan 12 sertifikat HGB atastanah dan bangunan seluas 68.998 m2 dan 50 Sertifikat Hak Milik Atas Satuan RumahSusun (SHMARS) atas unit kondotel Aston Bogor Hotel & Resort Tower D.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masing sebesar Rp 63,31 miliar, Rp 65,41 miliar dan Rp 71,58 miliar.

Beban bunga masih harus dibayar Perseroan atas fasilitas pinjaman tersebut sampaidengan tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp nihil.

5. Pada tanggal 16 Mei 2013, berdasarkan Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SPPK),Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi untuk pengembangan The JungleWaterpark Bogor dari Bukopin sebesar Rp 25 miliar. Fasilitas kredit tersebut akan jatuhtempo pada bulan Juni 2018 dan dikenai tingkat suku bunga tahunan sebesar 11%.Pinjaman ini dijaminkan dengan 12 sertifikat HGB atas tanah dan bangunan seluas68.998 m2 dan 50 SHMARS atas unit kondotel Aston Bogor Hotel & Resort Tower D.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masing sebesar Rp 21,96 miliar, Rp 23,79 miliar dan Rp 25 miliar.

Beban bunga masih harus dibayar Perseroan atas fasilitas pinjaman tersebut sampaidengan tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp nihil.

b. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI)

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja (KMK) No. 114 tanggal 22 November 2013,yang dibuat oleh Notaris Mirda Octaviana, S.H., M.Kn., Perseroan memperoleh fasilitasKredit Modal Kerja dari BRI sebesar Rp 2 miliar. Fasilitas kredit tersebut akan jatuh tempopada tanggal 22 November 2016 dan dikenai tingkat suku bunga tahunan sebesar 12,75%.Pinjaman ini dijamin dengan 2 sertifikat HGB atas tanah dan bangunan seluas 212 m2 yangterletak di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masingsebesar Rp 666,66 juta, Rp 1,26 miliar dan Rp 2 miliar.

274

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

62

19. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)

b. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) (lanjutan)

Beban bunga masih harus dibayar Perseroan atas fasilitas pinjaman tersebut sampaidengan tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp nihil.

Pada tanggal 7 November 2014, PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak, memperolehfasilitas Kredit Investasi Refinancing dari BRI sebesar Rp 542,23 miliar dalam bentukPseudo RC Maksimum Co Menurun dan Rp 100 miliar untuk Cost to Complete (CTC).Pinjaman ini digunakan untuk refinancing atas aset proyek Jungleland Adventure ThemePark. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 7 November 2021 (termasuk masatenggang selama 12 bulan dan dikenai tingkat suku bunga tahunan sebesar 12%.

Fasilitas kredit investasi Refinancing tersebut akan digunakan dengan rincian sebagaiberikut:a. Pelunasan pinjaman Raiffeisen Bank International AG sebesar Rp 280,37 miliar;b. Pelunasan fasilitas pinjaman di Bukopin sebesar Rp 22 miliar;c. Pelunasan utang kontraktor sebesar Rp 96,87 miliar; dand. Pelunasan utang kepada PT Bukit Jonggol Asri sebesar Rp 143 miliar.

Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan Jungleland Adventure Theme Park senilaiRp 1,19 triliun dan wahana, rides, mechanical dan electrical serta inventaris senilaiRp 264,91 miliar.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masingsebesar Rp 393,74 miliar, Rp 391,67 miliar dan Rp nihil.

Berdasarkan perjanjian kredit dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, selamafasilitas kredit belum dilunasi, Perusahaan tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-haltersebut di bawah ini tanpa persetujuan tertulis dari bank:a) Melakukan merger, akuisisi, penjualan aset, dan go public.b) Memperoleh pinjaman/kredit baru dari bank atau lembaga keuangan lain yang dapat

mengganggu kelancaran pembayaran kewajiban.c) Memberikan pinjaman kepada pemegang saham dengan alasan apapun yang dapat

mengganggu kelancaran pembayaran.d) Melunasi dan membayar utang berikut bunga kepada pemegang saham sebelum utang

bank dilunasi.e) Melakukan pembayaran bunga atas utang kepada pemegang saham.f) Melakukan pembagian dividen kepada para pemegang saham, kecuali digunakan lagi

sebagai tambahan modal disetor JLA atau karena ketentuan yang berlaku.g) Mengajukan permohonan pailit kepada Pengadilan Niaga.h) Menyerahkan/mengalihkan kepada pihak lain sebagian atau seluruhnya atas hak dan

kewajiban terkait dengan fasilitas kredit ini.i) Mengikatkan diri sebagai penanggung atau penjamin utang atau menjaminkan harta

kekayaan JLA kepada pihak lain.j) Melakukan penyertaan ke perusahaan lain.k) Melakukan investasi, perluasan lahan dan penjualan aset JLA melebihi

Rp 10 miliar.

275

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

62

19. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)

b. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) (lanjutan)

Beban bunga masih harus dibayar Perseroan atas fasilitas pinjaman tersebut sampaidengan tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp nihil.

Pada tanggal 7 November 2014, PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak, memperolehfasilitas Kredit Investasi Refinancing dari BRI sebesar Rp 542,23 miliar dalam bentukPseudo RC Maksimum Co Menurun dan Rp 100 miliar untuk Cost to Complete (CTC).Pinjaman ini digunakan untuk refinancing atas aset proyek Jungleland Adventure ThemePark. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 7 November 2021 (termasuk masatenggang selama 12 bulan dan dikenai tingkat suku bunga tahunan sebesar 12%.

Fasilitas kredit investasi Refinancing tersebut akan digunakan dengan rincian sebagaiberikut:a. Pelunasan pinjaman Raiffeisen Bank International AG sebesar Rp 280,37 miliar;b. Pelunasan fasilitas pinjaman di Bukopin sebesar Rp 22 miliar;c. Pelunasan utang kontraktor sebesar Rp 96,87 miliar; dand. Pelunasan utang kepada PT Bukit Jonggol Asri sebesar Rp 143 miliar.

Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan Jungleland Adventure Theme Park senilaiRp 1,19 triliun dan wahana, rides, mechanical dan electrical serta inventaris senilaiRp 264,91 miliar.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masingsebesar Rp 393,74 miliar, Rp 391,67 miliar dan Rp nihil.

Berdasarkan perjanjian kredit dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, selamafasilitas kredit belum dilunasi, Perusahaan tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-haltersebut di bawah ini tanpa persetujuan tertulis dari bank:a) Melakukan merger, akuisisi, penjualan aset, dan go public.b) Memperoleh pinjaman/kredit baru dari bank atau lembaga keuangan lain yang dapat

mengganggu kelancaran pembayaran kewajiban.c) Memberikan pinjaman kepada pemegang saham dengan alasan apapun yang dapat

mengganggu kelancaran pembayaran.d) Melunasi dan membayar utang berikut bunga kepada pemegang saham sebelum utang

bank dilunasi.e) Melakukan pembayaran bunga atas utang kepada pemegang saham.f) Melakukan pembagian dividen kepada para pemegang saham, kecuali digunakan lagi

sebagai tambahan modal disetor JLA atau karena ketentuan yang berlaku.g) Mengajukan permohonan pailit kepada Pengadilan Niaga.h) Menyerahkan/mengalihkan kepada pihak lain sebagian atau seluruhnya atas hak dan

kewajiban terkait dengan fasilitas kredit ini.i) Mengikatkan diri sebagai penanggung atau penjamin utang atau menjaminkan harta

kekayaan JLA kepada pihak lain.j) Melakukan penyertaan ke perusahaan lain.k) Melakukan investasi, perluasan lahan dan penjualan aset JLA melebihi

Rp 10 miliar.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

63

19. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)

b. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) (lanjutan)

l) Menyewakan aset yang dijaminkan di bank kepada pihak lain untuk operasional usaha.m) Melakukan perubahan anggaran dasar, merubah susunan pengurus,

perubahan/pengalihan kepemilikan saham, perubahan struktur permodalan.

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, JLA telah memenuhi semua persyaratan kredityang ditentukan dalam perjanjian.

c. PT Bank Syariah Bukopin

Pada tanggal 1 Agustus 2011, Perseroan memperoleh fasilitas Pembiayaan MurabahahModal Kerja dari PT Bank Syariah Bukopin dengan pagu pinjaman sebesar Rp 25 miliar,yang digunakan untuk keperluan pengembangan Cluster The Cliff. Fasilitas kredit ini jatuhtempo pada tanggal 1 Agustus 2014 dan telah diperpanjang sampai dengan bulanDesember 2014. Pinjaman ini dijamin dengan tanah milik Perseroan yang terletakdi Mulyaharja - Bogor. Pada tanggal 3 Desember 2014, Perseroan telah melunasi seluruhpinjaman kepada PT Bank Syariah Bukopin.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masingsebesar Rp nihil, Rp nihil dan Rp 7,13 miliar.

Pada tanggal 7 Juni 2013, Perseroan memperoleh fasilitas Pembiayaan Musyarakah ModalKerja dari PT Bank Syariah Bukopin Tbk. dengan pagu pinjaman sebesar Rp 40 miliar yangdigunakan untuk keperluan pengembangan Cluster perumahan di Kawasan Bogor NirwanaResidence. Fasilitas kredit ini akan jatuh tempo pada bulan Juli 2017. Pinjaman ini dijamin 2sertifikat HGB atas tanah dan bangunan milik Perseroan yang terletak di Mulyaharja - Bogor.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masingsebesar Rp 39,90 miliar, Rp 40 miliar dan Rp 40 miliar.

Beban bunga masih harus dibayar Perseroan atas fasilitas pinjaman tersebut sampaidengan tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp 1,5 miliar,Rp nihil dan Rp nihil.

Pada bulan Maret 2014, Perseroan memperoleh fasilitas Pembiayaan Musyarakah ModalKerja dari PT Bank Syariah Bukopin dengan pagu pinjaman sebesar Rp 15 miliar, yangdigunakan keperluan untuk pengembangan Apartement Jungle Sky. Pinjaman ini akan jatuhtempo pada tanggal 7 Maret 2017 (termasuk masa tenggang sampai selama 15 bulan).Pinjaman ini dijamin dengan tanah Sertifikat HGB No. 657 dan SHGB No. 105 atas namaPerseroan yang terletak di Mulyaharja - Bogor.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang atas fasilitas pinjaman inimasing-masing sebesar Rp 13,09 miliar, Rp 14,81 miliar dan Rp nihil.

276

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

64

19. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)

c. PT Bank Syariah Bukopin (lanjutan)

Pada bulan Maret 2015, Perseroan memperoleh fasilitas Line Facility dari PT Bank SyariahBukopin dengan pagu pinjaman sebesar Rp 15 miliar, yang digunakan keperluan untukpengembangan Apartement Jungle Sky. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada bulanFebruari 2018. Pinjaman ini dijamin dengan 5 sertifikat HGB atas tanah dan bangunan milikPerseroan yang terletak di Mulyaharja - Bogor.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang atas fasilitas pinjaman inimasing-masing sebesar Rp 15 miliar, Rp nihil dan Rp nihil.

Selama masa fasilitas pembiayaan, Perseroan menjaga stok kavling yang disimpan BankSyariah Bukopin dengan minimal rasio sebesar 125% dari outstanding pembiayaan berjalan.

d. Raiffeisen Bank International AG, Cabang Labuan (RBI)

Pada tanggal 26 April 2012, berdasarkan Facility Agreement, PT Jungleland Asia (JLA),Entitas Anak, memperoleh fasilitas kredit Euro Term Loan Facility dari RBI dengan pagupinjaman sebesar Euro 18.000.000 dan dengan jangka waktu selama 48 bulan serta dikenaitingkat suku bunga sebesar 8% per tahun. Fasilitas kredit tersebut ditujukan untuk mendanaipembelian Rides serta kebutuhan Modal Kerja.

Pinjaman ini dijamin dengan Corporate Guarantee dari PT Sentul City Tbk., saham BJA,Hak Tanggungan BJA atas tanah bukit Jonggol, Hak Tanggungan BJA atas tanah KarangTengah, The Charge Over Debt Service Reserve Account (DSRA), Fidusia atas equipmentBJA dan Fidusia atas asuransi BJA.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masingsebesar Rp nihil, Rp nihil dan Rp nihil sehubungan dengan penjualan saham BJA (lihatCatatan 4 butir c).

Beban bunga masih harus dibayar Entitas Anak atas fasilitas pinjaman tersebut sampaidengan tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesarRp 150,90 miliar, Rp 152,48 miliar dan Rp 67,37 miliar.

e. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

Pada tanggal 2 Agustus 2012, Perseroan, memperoleh fasilitas pembiayaan secaramusyarakah dari PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. sebesar Rp 36 miliar yang akandigunakan sebagai modal kerja proyek. Fasilitas ini memiliki jangka waktu selama 24 bulandan telah diaktakan berdasarkan Akta Notaris Arya Syahrir Rifasy No. 02. Pinjaman inidijaminkan dengan tanah milik Perseroan.

Pada tanggal 20 Mei 2014, Perseroan telah melunasi fasilitas pembiayaan secaramusyarakah kepada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. sebesar Rp 36 miliar.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masingsebesar Rp nihil, Rp nihil dan Rp 13,1 miliar.

277

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

64

19. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)

c. PT Bank Syariah Bukopin (lanjutan)

Pada bulan Maret 2015, Perseroan memperoleh fasilitas Line Facility dari PT Bank SyariahBukopin dengan pagu pinjaman sebesar Rp 15 miliar, yang digunakan keperluan untukpengembangan Apartement Jungle Sky. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada bulanFebruari 2018. Pinjaman ini dijamin dengan 5 sertifikat HGB atas tanah dan bangunan milikPerseroan yang terletak di Mulyaharja - Bogor.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang atas fasilitas pinjaman inimasing-masing sebesar Rp 15 miliar, Rp nihil dan Rp nihil.

Selama masa fasilitas pembiayaan, Perseroan menjaga stok kavling yang disimpan BankSyariah Bukopin dengan minimal rasio sebesar 125% dari outstanding pembiayaan berjalan.

d. Raiffeisen Bank International AG, Cabang Labuan (RBI)

Pada tanggal 26 April 2012, berdasarkan Facility Agreement, PT Jungleland Asia (JLA),Entitas Anak, memperoleh fasilitas kredit Euro Term Loan Facility dari RBI dengan pagupinjaman sebesar Euro 18.000.000 dan dengan jangka waktu selama 48 bulan serta dikenaitingkat suku bunga sebesar 8% per tahun. Fasilitas kredit tersebut ditujukan untuk mendanaipembelian Rides serta kebutuhan Modal Kerja.

Pinjaman ini dijamin dengan Corporate Guarantee dari PT Sentul City Tbk., saham BJA,Hak Tanggungan BJA atas tanah bukit Jonggol, Hak Tanggungan BJA atas tanah KarangTengah, The Charge Over Debt Service Reserve Account (DSRA), Fidusia atas equipmentBJA dan Fidusia atas asuransi BJA.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masingsebesar Rp nihil, Rp nihil dan Rp nihil sehubungan dengan penjualan saham BJA (lihatCatatan 4 butir c).

Beban bunga masih harus dibayar Entitas Anak atas fasilitas pinjaman tersebut sampaidengan tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesarRp 150,90 miliar, Rp 152,48 miliar dan Rp 67,37 miliar.

e. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

Pada tanggal 2 Agustus 2012, Perseroan, memperoleh fasilitas pembiayaan secaramusyarakah dari PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. sebesar Rp 36 miliar yang akandigunakan sebagai modal kerja proyek. Fasilitas ini memiliki jangka waktu selama 24 bulandan telah diaktakan berdasarkan Akta Notaris Arya Syahrir Rifasy No. 02. Pinjaman inidijaminkan dengan tanah milik Perseroan.

Pada tanggal 20 Mei 2014, Perseroan telah melunasi fasilitas pembiayaan secaramusyarakah kepada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. sebesar Rp 36 miliar.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, saldo utang bank tersebut masing-masingsebesar Rp nihil, Rp nihil dan Rp 13,1 miliar.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

65

20. UTANG PEMBELIAN ASET TETAP

Grup mengadakan perjanjian utang pembelian aset tetap untuk pembelian kendaraan bermotordengan rincian sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

PT Bank Panin Indonesia Tbk. 348.550.137 1.293.132.996 1.998.598.208PT Mandiri Tunas Finance 357.077.226 498.352.708 -PT Astra Credit Companies 88.751.280 136.824.890 -PT Bank Central Asia Finance - - 52.082.175

Jumlah 794.378.643 1.928.310.594 2.050.680.383Dikurangi bagian jatuh tempo dalam

satu tahun (516.377.071 ) (762.967.251 ) (866.258.132 )

Bagian jangka panjang 278.001.572 1.165.343.343 1.184.422.251

Pembayaran utang pembelian aset tetap di masa datang adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Tahun yang berakhir pada tanggal31 Desember:2014 - - 1.135.975.6842015 - 977.248.459 923.769.5112016 597.858.519 591.229.902 440.497.5972017 279.015.703 521.977.316 26.748.8452018 58.120.997 198.110.183 -

Jumlah 934.995.219 2.288.565.860 2.526.991.637Dikurangi bunga utang pembelian

aset tetap (140.616.576 ) (360.255.266 ) (476.311.254 )

Nilai sekarang utangpembelian aset tetap 794.378.643 1.928.310.594 2.050.680.383

Dikurangi bagian yang jatuh tempodalam satu tahun (516.377.071 ) (762.967.251 ) (866.258.132 )

Bagian jangka panjang 278.001.572 1.165.343.343 1.184.422.251

21. PERPAJAKAN

a. Pajak dibayar di muka

Akun ini terdiri dari:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Pajak Pertambahan Nilai - 42.030.908.573 18.039.556.182Pajak penghasilan

Pasal 4 (2) - 21.868.174 -

Jumlah - 42.052.776.747 18.039.556.182

278

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

66

21. PERPAJAKAN (lanjutan)

b. Utang pajak

Akun ini terdiri dari:31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Pajak Pertambahan Nilai 161.208.476 33.890.662.026 -Pajak penghasilan

Pasal 4 (2) 40.703.994.078 20.863.363.493 10.251.948.626Pasal 21 6.767.716.386 5.931.543.066 1.760.962.299Pasal 23 1.044.767.696 6.416.308.090 999.650.489Pasal 25 - 2.962.020.372 3.785.216.874Pasal 26 - 95.906.250 9.744.553Pasal 29 12.396.873.750 4.891.228.607 4.848.021.462

Pajak Pembangunan I 10.971.557.022 6.191.769.751 1.116.127.202Pajak hiburan 86.918.118 212.498.329 758.803.634Pajak Pertambahan Nilai

Barang Mewah (PPnBM) - 2.244.555 -

Jumlah 72.133.035.526 81.457.544.539 23.530.475.139

c. Taksiran beban pajak

Rincian taksiran beban pajak yang dibebankan pada laba rugi konsolidasian adalah sebagaiberikut:

2015 2014 2013

Pajak kiniPerseroan (62.009.000 ) (2.659.012.750 ) (6.851.878.000 )Entitas Anak - - (188.698.726 )

Jumlah pajak kini (62.009.000 ) (2.659.012.750 ) (7.040.576.726 )

Pajak tangguhanPerseroan - - (889.171.892 )Entitas Anak - - (1.529.541.514 )

Jumlah pajak tangguhan - - (2.418.713.406 )

Jumlah beban pajak padalaba rugi konsolidasian (62.009.000 ) (2.659.012.750 ) (9.459.290.132 )

d. Pajak penghasilan final

Akun ini terdiri dari:2015 2014 2013

Pajak finalPerseroan (5.486.212.145 ) (7.364.292.654 ) (9.311.214.850 )Entitas Anak - - (967.622.758 )

Jumlah pajak final (5.486.212.145 ) (7.364.292.654 ) (10.278.837.608 )

279

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

66

21. PERPAJAKAN (lanjutan)

b. Utang pajak

Akun ini terdiri dari:31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Pajak Pertambahan Nilai 161.208.476 33.890.662.026 -Pajak penghasilan

Pasal 4 (2) 40.703.994.078 20.863.363.493 10.251.948.626Pasal 21 6.767.716.386 5.931.543.066 1.760.962.299Pasal 23 1.044.767.696 6.416.308.090 999.650.489Pasal 25 - 2.962.020.372 3.785.216.874Pasal 26 - 95.906.250 9.744.553Pasal 29 12.396.873.750 4.891.228.607 4.848.021.462

Pajak Pembangunan I 10.971.557.022 6.191.769.751 1.116.127.202Pajak hiburan 86.918.118 212.498.329 758.803.634Pajak Pertambahan Nilai

Barang Mewah (PPnBM) - 2.244.555 -

Jumlah 72.133.035.526 81.457.544.539 23.530.475.139

c. Taksiran beban pajak

Rincian taksiran beban pajak yang dibebankan pada laba rugi konsolidasian adalah sebagaiberikut:

2015 2014 2013

Pajak kiniPerseroan (62.009.000 ) (2.659.012.750 ) (6.851.878.000 )Entitas Anak - - (188.698.726 )

Jumlah pajak kini (62.009.000 ) (2.659.012.750 ) (7.040.576.726 )

Pajak tangguhanPerseroan - - (889.171.892 )Entitas Anak - - (1.529.541.514 )

Jumlah pajak tangguhan - - (2.418.713.406 )

Jumlah beban pajak padalaba rugi konsolidasian (62.009.000 ) (2.659.012.750 ) (9.459.290.132 )

d. Pajak penghasilan final

Akun ini terdiri dari:2015 2014 2013

Pajak finalPerseroan (5.486.212.145 ) (7.364.292.654 ) (9.311.214.850 )Entitas Anak - - (967.622.758 )

Jumlah pajak final (5.486.212.145 ) (7.364.292.654 ) (10.278.837.608 )

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

67

21. PERPAJAKAN (lanjutan)

d. Pajak penghasilan final (lanjutan)

Sehubungan dengan penerapan PSAK No. 46 (Revisi 2014), Grup mereklasifikasi penyajianpajak final ke beban pajak penghasilan final. Sebelumnya Grup menyajikan jumlah tersebutsebagai bagian dari taksiran beban pajak.

Penghasilan usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015,2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp 366,43 miliar, Rp 367,52 miliar danRp 380,89 miliar. Jumlah penghasilan yang dikenakan pajak final untuk tahun yang berakhirpada tanggal-tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesarRp 109,72 miliar, Rp 147,29 miliar dan Rp 205,58 miliar. Selisih atas penghasilan usahauntuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013masing-masing sebesar Rp 256,71 miliar, Rp 220,23 miliar dan Rp 175,31 miliar dikenakanpajak progresif.

Pajak kini yang berasal dari pajak final untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp 5,49 miliar,Rp 7,36 miliar, Rp 10,28 miliar.

e. Rekonsiliasi taksiran beban pajak

Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum taksiran beban pajak seperti yang disajikan dalamlaba rugi konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak Perseroan untuk tahunyang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah sebagaiberikut:

2015 2014 2013

Laba (rugi) sebelum taksiranbeban pajak menurut laporanlaba rugi dan penghasilankomprehensif lainkonsolidasian (254.725.294.020) 1.001.094.049.029 (815.758.312.619 )

Ditambah (dikurangi):Laba (rugi) bersih Entitas Anak

sebelum taksiran manfaat(beban) pajak (98.561.142.689 ) (251.443.199.487 ) -

Laba (rugi) Perseroan sebelumtaksiran beban pajak (156.164.151.331 ) 749.650.849.542 (815.758.312.619 )

Koreksi fiskal:Rugi (laba) atas penghasilan

yang telah dikenakan pajakpenghasilan final 86.950.802.474 (84.357.567.923 ) 750.729.530.113

Bagian atas rugi bersihEntitas Anak 1.273.163.061 11.649.965.711 52.649.250.467

Sumbangan dan representasi 204.783.631 608.120.824 432.469.980Pajak 51.565.557.249 8.910.021.345 5.661.542.945Imbalan kerja karyawan - -Pendapatan bunga (306.737.375 ) (274.355.992 ) (748.189.643 )Rugi (laba) atas divestasi

Entitas Anak - 9.898.230.771Lain-lain 16.724.618.444 802.478.613.617 (30.272.034.961 )

280

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

68

21. PERPAJAKAN (lanjutan)

e. Rekonsiliasi taksiran manfaat (beban) pajak (lanjutan)

2015 2014 2013

Taksiran penghasilankena pajak 248.036.154 10.636.051.960 27.407.512.947

Taksiran penghasilan kena pajak(dibulatkan) 248.036.000 10.636.051.000 27.407.512.000

Taksiran beban pajak kini:Perseroan (62.009.000 ) (2.659.012.750 ) (6.851.878.000 )Entitas Anak - - (188.698.726 )

Jumlah taksiran beban pajak kini (62.009.000 ) (2.659.012.750 ) (7.040.576.726 )

Pajak penghasilan dibayar di muka:Pasal 25 - 2.523.477.916 6.759.550.311

Taksiran utang pajakpenghasilan pasal 29:Perseroan 62.009.000 135.534.834 92.327.689Entitas Anak - - -

Jumlah taksiran utang pajakpenghasilan pasal 29 62.009.000 135.534.834 92.327.689

Laba kena pajak hasil rekonsiliasi tahun 2015, 2014 dan 2013 menjadi dasar pengisianSurat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Badan yang akan dilaporkanPerseroan kepada kantor pelayanan pajak.

Pada tanggal 31 Desember 2013, taksiran utang pajak penghasilan pasal 29 Entitas Anakadalah sebesar Rp nihil sehubungan dengan dekonsolidasi PT Mutiara Permata Biru ,PT Samudera Asia Nasional, PT Bahana Sukmasejahtera, PT Graha Intan Bali,PT Sanggraha Pelita Sentosa, oleh Perseroan (lihat Catatan 4 butir f,h,i,j dan k).

f. Manfaat (beban) pajak tangguhan

Perhitungan taksiran manfaat (beban) pajak tangguhan adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

PerseroanPenyisihan atas kemungkinan

tidak terealisasinya asetpajak tangguhan - - (889.171.893 )

Entitas AnakRugi Fiskal - - (1.529.541.513 )

Jumlah beban pajak tangguhan - - (2.418.713.406 )

281

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

68

21. PERPAJAKAN (lanjutan)

e. Rekonsiliasi taksiran manfaat (beban) pajak (lanjutan)

2015 2014 2013

Taksiran penghasilankena pajak 248.036.154 10.636.051.960 27.407.512.947

Taksiran penghasilan kena pajak(dibulatkan) 248.036.000 10.636.051.000 27.407.512.000

Taksiran beban pajak kini:Perseroan (62.009.000 ) (2.659.012.750 ) (6.851.878.000 )Entitas Anak - - (188.698.726 )

Jumlah taksiran beban pajak kini (62.009.000 ) (2.659.012.750 ) (7.040.576.726 )

Pajak penghasilan dibayar di muka:Pasal 25 - 2.523.477.916 6.759.550.311

Taksiran utang pajakpenghasilan pasal 29:Perseroan 62.009.000 135.534.834 92.327.689Entitas Anak - - -

Jumlah taksiran utang pajakpenghasilan pasal 29 62.009.000 135.534.834 92.327.689

Laba kena pajak hasil rekonsiliasi tahun 2015, 2014 dan 2013 menjadi dasar pengisianSurat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Badan yang akan dilaporkanPerseroan kepada kantor pelayanan pajak.

Pada tanggal 31 Desember 2013, taksiran utang pajak penghasilan pasal 29 Entitas Anakadalah sebesar Rp nihil sehubungan dengan dekonsolidasi PT Mutiara Permata Biru ,PT Samudera Asia Nasional, PT Bahana Sukmasejahtera, PT Graha Intan Bali,PT Sanggraha Pelita Sentosa, oleh Perseroan (lihat Catatan 4 butir f,h,i,j dan k).

f. Manfaat (beban) pajak tangguhan

Perhitungan taksiran manfaat (beban) pajak tangguhan adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

PerseroanPenyisihan atas kemungkinan

tidak terealisasinya asetpajak tangguhan - - (889.171.893 )

Entitas AnakRugi Fiskal - - (1.529.541.513 )

Jumlah beban pajak tangguhan - - (2.418.713.406 )

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

69

21. PERPAJAKAN (lanjutan)g. Pajak tangguhan

Rincian aset (liabilitas) pajak tangguhan adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

Perseroan:Penyusutan - - 889.171.893

Penyisihan atas kemungkinantidak terealisasinya asetpajak tangguhan - - (889.171.893 )

Jumlah aset pajak tangguhan -Perseroan - - -

Entitas AnakPT Jungleland Asia - - -

Jumlah aset pajak tangguhan - - -

Liabiltas pajak tangguhan ataspenyesuaian nilai wajarakuisisi Entitas Anak 25.231.145.776 25.231.145.776 -

Aset (liabilitas) pajak tangguhan -bersih (25.231.145.776 ) (25.231.145.776 ) -

h. Administrasi dan perubahan peraturan perpajakanBerdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Grup menghitung,menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. DirektoratJenderal Pajak (DJP) dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktusepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal.Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnyamenentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak tersebut dalambatas waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak.

Pada tanggal 23 September 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum danHak Asasi Manusia menandatangani Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang“Perubahan Keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan”.Peraturan ini mengatur perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnyamenggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun pajak 2009dan 25% untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya.

Pada tanggal 4 November 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan HakAsasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2008(PP No. 71/2008) tentang “Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 1994tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanahdan/atau Bangunan”. Peraturan ini mengatur wajib pajak yang melakukan transaksipengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, pembayaran pajak penghasilan bersifat finalsebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, kecualiatas pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukanoleh wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/ataubangunan dikenakan pajak penghasilan sebesar 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan.

282

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

70

21. PERPAJAKAN (lanjutan)

h. Administrasi dan perubahan peraturan perpajakan (lanjutan)

Pada tanggal 10 Juni 2009, Menteri Keuangan menetapkan Peraturan Menteri KeuanganNo. 103/PMK.03/2009, tentang “Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri KeuanganNo. 620/PMK.03/2004 tentang Jenis Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selainKendaraan Bermotor yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah” yang berlakumulai tanggal 10 Juni 2009. Pada lampiran Peraturan Menteri Keuangan tersebut, rumahdan town house dari jenis non strata title dengan luas bangunan 350 m2 atau lebih danapartemen, kondominium, town house dari jenis strata title dan sejenisnya dengan luasbangunan 150 m2 atau lebih tergolong mewah dan dikenakan pajak penjualan atas barangmewah dengan tarif sebesar 20%.

i. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (“SKPKB”) dan Surat Tagihan Pajak Daerah(“STPD”)

Pada bulan Agustus 2015, Perseroan menerima 171 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar(SKPKB) untuk pemeriksaan pajak yang telah dilakukan untuk tahun pajak 2012 dan 2011dengan rincian sebagai berikut:

Tahun pajak 2012

Pokok Sanksi Jumlah

Pajak Pertambahan Nilai 2.396.052.871 2.645.520.538 5.041.573.409Pajak penghasilan

Pasal 4 (2) 12.088.167.175 5.912.517.334 18.000.684.509Pasal 21 876.773.492 421.283.276 1.298.056.768Pasal 23 492.293.769 236.301.009 728.594.778Pasal 29 11.423.345.500 5.484.405.840 16.907.751.340

Jumlah tahun pajak 2012 27.276.632.807 14.700.027.997 41.976.660.804

Tahun pajak 2011Pokok Sanksi Jumlah

Pajak Pertambahan Nilai 2.781.078.074 1.965.203.856 4.746.281.930Pajak penghasilan

Pasal 4 (2) 5.375.218.553 3.078.804.226 8.454.022.779Pasal 21 298.725.792 143.388.380 442.114.172Pasal 23 137.038.715 65.778.583 202.817.298Pasal 29 911.519.250 438.729.240 1.350.248.490

Jumlah tahun pajak 2011 9.503.580.384 5.691.904.285 15.195.484.669

Jumlah tahun 2011 dan 2012 36.780.213.191 20.391.932.282 57.172.145.473

283

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

70

21. PERPAJAKAN (lanjutan)

h. Administrasi dan perubahan peraturan perpajakan (lanjutan)

Pada tanggal 10 Juni 2009, Menteri Keuangan menetapkan Peraturan Menteri KeuanganNo. 103/PMK.03/2009, tentang “Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri KeuanganNo. 620/PMK.03/2004 tentang Jenis Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selainKendaraan Bermotor yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah” yang berlakumulai tanggal 10 Juni 2009. Pada lampiran Peraturan Menteri Keuangan tersebut, rumahdan town house dari jenis non strata title dengan luas bangunan 350 m2 atau lebih danapartemen, kondominium, town house dari jenis strata title dan sejenisnya dengan luasbangunan 150 m2 atau lebih tergolong mewah dan dikenakan pajak penjualan atas barangmewah dengan tarif sebesar 20%.

i. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (“SKPKB”) dan Surat Tagihan Pajak Daerah(“STPD”)

Pada bulan Agustus 2015, Perseroan menerima 171 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar(SKPKB) untuk pemeriksaan pajak yang telah dilakukan untuk tahun pajak 2012 dan 2011dengan rincian sebagai berikut:

Tahun pajak 2012

Pokok Sanksi Jumlah

Pajak Pertambahan Nilai 2.396.052.871 2.645.520.538 5.041.573.409Pajak penghasilan

Pasal 4 (2) 12.088.167.175 5.912.517.334 18.000.684.509Pasal 21 876.773.492 421.283.276 1.298.056.768Pasal 23 492.293.769 236.301.009 728.594.778Pasal 29 11.423.345.500 5.484.405.840 16.907.751.340

Jumlah tahun pajak 2012 27.276.632.807 14.700.027.997 41.976.660.804

Tahun pajak 2011Pokok Sanksi Jumlah

Pajak Pertambahan Nilai 2.781.078.074 1.965.203.856 4.746.281.930Pajak penghasilan

Pasal 4 (2) 5.375.218.553 3.078.804.226 8.454.022.779Pasal 21 298.725.792 143.388.380 442.114.172Pasal 23 137.038.715 65.778.583 202.817.298Pasal 29 911.519.250 438.729.240 1.350.248.490

Jumlah tahun pajak 2011 9.503.580.384 5.691.904.285 15.195.484.669

Jumlah tahun 2011 dan 2012 36.780.213.191 20.391.932.282 57.172.145.473

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

71

21. PERPAJAKAN (lanjutan)i. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (“SKPKB”) dan Surat Tagihan Pajak Daerah

(“STPD”) (lanjutan)

Pada tahun 2012, Perseroan menerima 38 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)untuk pemeriksaan pajak yang telah dilakukan untuk tahun pajak 2010 dan 2009 denganjumlah Rp 84,50 miliar untuk pokok dan Rp 50,98 miliar untuk sanksi pajak.

Selama tahun 2013, Perseroan telah melunasi kewajiban sisa pokok pajak atas SKPKBPPN dan pajak penghasilan untuk tahun pajak 2009 dan 2010 sebesar Rp 32,39 miliar danRp 30,12 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, sanksi pajak masih harusdibayar sehubungan dengan hal tersebut di atas masing-masing sebesar Rp 672,27 juta danRp 36,60 miliar disajikan sebagai bagian dari akun “Biaya Masih Harus Dibayar” dalamlaporan posisi keuangan konsolidasian (lihat Catatan 18). Pada tahun 2014, Perseroan telahmelunasi seluruh denda pajak yang dimilikinya.

Selama tahun 2015, Perseroan telah membayar pokok pajak atas SKPKB pajak untuk tahunpajak 2012 dan 2011 sebesar Rp 4,85 miliar. Sanksi pajak atas SKPKB untuk tahun pajak2012 dan 2011 sebesar Rp 20,93 miliar disajikan sebagai bagian dari akun “Denda Pajak”dalam laba rugi konsolidasian tahun 2015. Pada tanggal 31 Desember 2015, sanksi pajakmasih harus dibayar sehubungan dengan hal tersebut diatas sebesar Rp 20,39 miliardisajikan sebagai bagian dari akun “Biaya Masih Harus Dibayar” dalam laporan posisikeuangan konsolidasian (lihat Catatan 18).Pada tahun 2015, PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak menerima beberapa SuratTagihan Pajak Daerah (STPD) Pajak Pembangunan (PB 1) dengan jumlah sebesarRp 11.832.693.598. Atas STPD tersebut, sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, JLAtelah melakukan pembayaran atas pokok PB 1 untuk masa September sampai denganDesember 2014 dan Januari sampai dengan April 2015 sebesar Rp 6.553.774.500.

Pada tahun 2014, PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak menerima beberapa SuratTagihan Pajak Daerah (STPD) Pajak Pembangunan (PB 1) dengan jumlah sebesarRp 2.339.825.680. Atas STPD tersebut, sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, JLAtelah melakukan pembayaran atas pokok PB 1 untuk masa Januari sampai dengan Agustus2014 sebesar Rp 1.894.874.500.

22. IMBALAN KERJA KARYAWAN

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, Grup mencatat penyisihan imbalan pascakerja berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang dilakukan oleh PT Ricky LeonardJasatama, dalam laporannya masing-masing tertanggal 15 Februari 2016, 5 Maret 2015 dan7 Maret 2014, menggunakan metode “Projected Unit Credit” dengan asumsi-asumsi sebagaiberikut:

Usia pensiun normal : 55 tahunTingkat diskonto per tahun : 2015: 9,08%; 2014: 8,49% dan 2013: 9,11%Tingkat kenaikan gaji per tahun : 2015 dan 2014: 8% dan 2013: 10%Tabel mortalita : Tabel Mortalita Indonesia 3Tingkat cacat : 5% dari Tabel MortalitaTingkat pengunduran diri : 5% sampai dengan usia 40 tahun, kemudian menurun

secara linier sampai dengan 0% pada saat usia 55 tahun.

284

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

72

22. IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

Rincian beban penyisihan imbalan kerja karyawan Grup yang diakui pada laba rugikonsolidasian adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

Program pensiun manfaat pastiBiaya jasa kini 1.469.137.298 2.239.430.047 1.736.932.439Biaya bunga 676.430.709 1.340.309.972 1.350.993.740Biaya jasa lalu - nonvested - 18.060.209 18.060.209Amortisasi keuntungan aktuaria - 249.258.107 171.022.386

Jumlah 2.145.568.007 3.847.058.335 3.277.008.774

Beban penyisihan imbalan kerja Grup untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp 2,15 miliar, Rp 3,85 miliar danRp 3,28 miliar disajikan sebagai bagian dari biaya gaji, upah dan tunjangan dalam akun “BebanUmum dan Administrasi” pada laba rugi konsolidasian (lihat Catatan 28).

Jumlah liabilitas imbalan kerja yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalahsebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Nilai kini liabilitas imbalan kerja 9.592.383.758 25.068.574.090 22.631.642.833

Liabilitas imbalan kerja 9.592.383.758 25.068.574.090 22.631.642.833

Mutasi pada liabilitas bersih yang diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian adalahsebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Saldo awal tahun 25.068.574.090 22.631.642.833 22.981.953.250Beban yang diakui pada

laba rugi konsolidasian 2.145.568.007 4.574.476.328 2.595.808.389Beban yang diakui di penghasilan

komprehensif lain (9.072.754.070 ) (1.849.901.539 ) (3.233.762.338 )Pembayaran imbalan paska kerja

pada tahun berjalan (4.737.907.538 ) - -Pengalihan (mutasi) dari Entitas

Asosiasi - (287.643.532 ) 287.643.532Dampak perpindahan karyawan (3.811.096.731 ) - -

Saldo akhir tahun 9.592.383.758 25.068.574.090 22.631.642.833

285

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

72

22. IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

Rincian beban penyisihan imbalan kerja karyawan Grup yang diakui pada laba rugikonsolidasian adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

Program pensiun manfaat pastiBiaya jasa kini 1.469.137.298 2.239.430.047 1.736.932.439Biaya bunga 676.430.709 1.340.309.972 1.350.993.740Biaya jasa lalu - nonvested - 18.060.209 18.060.209Amortisasi keuntungan aktuaria - 249.258.107 171.022.386

Jumlah 2.145.568.007 3.847.058.335 3.277.008.774

Beban penyisihan imbalan kerja Grup untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp 2,15 miliar, Rp 3,85 miliar danRp 3,28 miliar disajikan sebagai bagian dari biaya gaji, upah dan tunjangan dalam akun “BebanUmum dan Administrasi” pada laba rugi konsolidasian (lihat Catatan 28).

Jumlah liabilitas imbalan kerja yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalahsebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Nilai kini liabilitas imbalan kerja 9.592.383.758 25.068.574.090 22.631.642.833

Liabilitas imbalan kerja 9.592.383.758 25.068.574.090 22.631.642.833

Mutasi pada liabilitas bersih yang diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian adalahsebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Saldo awal tahun 25.068.574.090 22.631.642.833 22.981.953.250Beban yang diakui pada

laba rugi konsolidasian 2.145.568.007 4.574.476.328 2.595.808.389Beban yang diakui di penghasilan

komprehensif lain (9.072.754.070 ) (1.849.901.539 ) (3.233.762.338 )Pembayaran imbalan paska kerja

pada tahun berjalan (4.737.907.538 ) - -Pengalihan (mutasi) dari Entitas

Asosiasi - (287.643.532 ) 287.643.532Dampak perpindahan karyawan (3.811.096.731 ) - -

Saldo akhir tahun 9.592.383.758 25.068.574.090 22.631.642.833

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

73

22. IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

Analisis sensitivitas kuantitatif untuk asumsi yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2015adalah sebagai berikut:

1% Kenaikan 1% Penurunan

Tingkat diskonto 9,10% 9,10%Dampak kewajiban manfaat pasti bersih 8.797.443.126 10.495.563.346

Gaji 5% 5%Dampak kewajiban manfaat pasti bersih 10.501.949.479 8.777.945.962

Jatuh tempo kewajiban manfaat pasti pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Jumlah

Dalam waktu 12 bulan berikutnya,(periode laporan periode berikutnya) 78.590.907

Antara 2 dan 5 tahun 1.971.677.194Antara 5 dan 10 tahun 4.342.599.517Di atas 10 tahun 3.199.516.140

Durasi rata-rata kewajiban manfaat pasti di akhir periode laporan adalah 17,82 tahun.

Jumlah untuk tahun berjalan dan empat periode sebelumnya adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Nilai kini liabilitas imbalan pasti 9.592.383.758 25.068.574.090 22.631.642.833Penyesuaian liabilitas program (9.072.754.070 ) (1.849.901.539 ) (3.233.762.338 )

Manajemen Grup berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan imbalan kerja tersebut cukup untukmemenuhi persyaratan Undang-Undang Ketenagakerjaan pada tanggal 31 Desember 2015,2014 dan 2013.

Grup memberikan imbalan kerja jangka pendek kepada Dewan Komisaris dan Direksi masing-masing sebesar Rp 11,58 miliar, Rp 2,73 miliar dan Rp 7,70 miliar untuk tahun yang berakhirpada tanggal-tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, sedangkan liabilitas imbalan paskakerja masing-masing sebesar Rp 363,66 juta, Rp 506,59 juta dan Rp 1,17 miliar pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

23. KEPENTINGAN NON-PENGENDALI

a. Ekuitas - kepentingan non-pengendali

Rincian kepentingan nonpengendali atas aset bersih Entitas Anak pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

PT Jungleland Asia (9.717.162 ) 350 -

286

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

74

23. KEPENTINGAN NON-PENGENDALI (lanjutan)

b. Jumlah laba yang dapat diatribusikan kepada kepentingan non-pengendaliRincian rugi yang diatribusikan kepada kepentingan non-pengendali untuk tahun yangberakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

PT Jungleland Asia (9.817.162 ) - -PT Andrasentra Properti

Services - 250 -PT Bukit Jonggol Asri - - 248.638.920

Jumlah (9.817.162 ) 250 248.638.920

24. MODAL SAHAM

Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perseroan pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013, dengan nilai nominal sebesar Rp 100 setiap saham, adalahsebagai berikut:

31 Desember 2015 dan 2014

Jumlah SahamDitempatkan dan Persentase

Pemegang Saham Disetor penuh Kepemilikan Jumlah

PT Bakrieland Development Tbk. 19.275.751.724 99,968% 1.927.575.172.400PT Sanggraha Pelita Jaya 6.157.681 0,032% 615.768.100

Jumlah 19.281.909.405 100,000% 1.928.190.940.500

31 Desember 2013

Jumlah SahamDitempatkan dan Persentase

Pemegang Saham Disetor penuh Kepemilikan Jumlah

PT Bakrieland Development Tbk. 16.440.156.761 99,968% 1.644.015.676.100PT Sanggraha Pelita Jaya 5.250.000 0,032% 525.000.000

Jumlah 16.445.406.761 100,000% 1.644.540.676.100

Berdasarkan Akta Notaris Agus Surachman, S.H., No. 1, tanggal 3 Juni 2014, yang kemudiandiperbaiki dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 57 tanggal23 Februari 2015, pemegang saham Perseroan menyetujui penggunaan laba ditahan Perseroansebesar Rp 283.650.264.400 sebagai setoran pemegang saham atas peningkatan modalditempatkan dan disetor penuh sesuai dengan persentase kepemilikan saham. Pemberitahuanperubahan ini telah telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan HukumDirektorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaRepublik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RepublikIndonesia Nomor AHU-AH.01.03-0011786 tanggal 24 Februari 2015. Tujuan perubahan modalsaham adalah untuk memperbaiki struktur permodalan.

287

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

74

23. KEPENTINGAN NON-PENGENDALI (lanjutan)

b. Jumlah laba yang dapat diatribusikan kepada kepentingan non-pengendaliRincian rugi yang diatribusikan kepada kepentingan non-pengendali untuk tahun yangberakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

PT Jungleland Asia (9.817.162 ) - -PT Andrasentra Properti

Services - 250 -PT Bukit Jonggol Asri - - 248.638.920

Jumlah (9.817.162 ) 250 248.638.920

24. MODAL SAHAM

Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perseroan pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013, dengan nilai nominal sebesar Rp 100 setiap saham, adalahsebagai berikut:

31 Desember 2015 dan 2014

Jumlah SahamDitempatkan dan Persentase

Pemegang Saham Disetor penuh Kepemilikan Jumlah

PT Bakrieland Development Tbk. 19.275.751.724 99,968% 1.927.575.172.400PT Sanggraha Pelita Jaya 6.157.681 0,032% 615.768.100

Jumlah 19.281.909.405 100,000% 1.928.190.940.500

31 Desember 2013

Jumlah SahamDitempatkan dan Persentase

Pemegang Saham Disetor penuh Kepemilikan Jumlah

PT Bakrieland Development Tbk. 16.440.156.761 99,968% 1.644.015.676.100PT Sanggraha Pelita Jaya 5.250.000 0,032% 525.000.000

Jumlah 16.445.406.761 100,000% 1.644.540.676.100

Berdasarkan Akta Notaris Agus Surachman, S.H., No. 1, tanggal 3 Juni 2014, yang kemudiandiperbaiki dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 57 tanggal23 Februari 2015, pemegang saham Perseroan menyetujui penggunaan laba ditahan Perseroansebesar Rp 283.650.264.400 sebagai setoran pemegang saham atas peningkatan modalditempatkan dan disetor penuh sesuai dengan persentase kepemilikan saham. Pemberitahuanperubahan ini telah telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan HukumDirektorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaRepublik Indonesia berdasarkan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RepublikIndonesia Nomor AHU-AH.01.03-0011786 tanggal 24 Februari 2015. Tujuan perubahan modalsaham adalah untuk memperbaiki struktur permodalan.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

75

25. PENGHASILAN USAHA

Rincian penghasilan usaha berdasarkan jenis usaha adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

Wahana permainan 180.327.157.547 120.943.803.456 61.735.619.521Tanah kavling 83.394.418.866 117.324.456.128 172.017.062.416Hotel dan kondotel 75.324.026.861 95.446.630.516 102.524.510.067Rumah tinggal 26.329.824.026 29.961.396.950 40.650.717.540Orchard dan Lifestyle 1.058.704.489 3.846.955.749 3.960.256.264

Jumlah 366.434.131.789 367.523.242.799 380.888.165.808

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, tidakterdapat pendapatan dari pihak tertentu dengan nilai pendapatan melebihi 10% dari jumlahpenghasilan usaha.

26. BEBAN POKOK PENGHASILAN

Rincian beban pokok penghasilan berdasarkan jenis usaha adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

Wahana permainanGaji, upah dan tunjangan 21.500.315.632 6.516.033.299 2.216.550.163Penyusutan aset tetap 42.417.866.454 5.447.404.489 -Pajak 12.956.438.700 9.150.912.798 5.426.723.867Listrik, air, telepon dan faksimili 8.274.067.589 7.023.861.885 4.237.503.504Perbaikan dan pemeliharaan 6.986.725.758 7.118.796.738 2.733.076.770Barang dagangan 5.703.528.004 4.160.444.571 175.207.198Asuransi dan keamanan 1.701.104.569 2.163.714.980 749.152.698Lain-lain 1.173.400.524 890.181.672 11.000.000

100.713.447.230 42.471.350.432 15.549.214.200

Tanah kavling 40.350.872.467 46.961.525.482 68.698.744.914Hotel dan kondotel 31.514.068.037 33.791.166.852 40.688.384.068Rumah tinggal 22.085.907.263 25.210.023.294 31.060.033.741Orchard dan Lifestyle

(lihat Catatan 11) 599.023.019 1.599.780.034 1.797.735.344

Jumlah 195.263.318.016 150.033.846.094 157.794.112.267

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, tidakterdapat pembelian kepada pihak tertentu dengan nilai pembelian melebihi 10% dari jumlahbeban pokok penghasilan.

288

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

76

27. BEBAN PENJUALAN

Rincian beban penjualan adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

Iklan dan promosi 17.601.168.983 16.444.110.499 13.306.321.044Gaji, upah dan tunjangan 10.724.315.070 2.580.601.871 -Komisi penjualan 3.312.324.187 3.476.957.944 7.749.931.296Lain-lain (masing-masing

di bawah Rp 500 juta) 4.117.963.435 5.604.478.164 3.943.892.123

Jumlah 35.755.771.675 28.106.148.478 25.000.144.463

28. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

Gaji, upah dan tunjangan 60.446.916.131 66.218.345.145 75.039.790.101Penyusutan aset tetap

(lihat Catatan 12) 33.213.506.821 41.524.776.199 34.639.457.655Perpajakan dan asuransi 10.547.719.876 8.341.020.850 40.174.690.272Cadangan kerugian penurunan

nilai piutang usaha(lihat Catatan 6 dan 7) 8.710.719.191 15.450.410.433 3.659.860.140

Honorarium tenaga ahli 6.371.126.861 33.464.396.441 3.544.516.985Keamanan dan kebersihan 6.309.708.058 1.712.490.979 -Listrik, air, telepon dan faksimili 3.831.786.300 3.164.414.654 2.977.453.765Perbaikan dan pemeliharaan 3.135.716.683 3.575.591.394 1.718.493.743Alat tulis dan perlengkapan kantor 1.872.478.003 616.799.697 881.139.260Transportasi dan bahan bakar 1.568.898.540 959.803.834 1.278.033.444Legalitas dan perijinan 1.287.307.872 1.417.054.184 4.419.273.453Konsumsi 622.415.559 1.459.209.602 1.217.867.580Sumbangan dan jamuan 356.018.495 637.288.236 569.554.891Lain-lain (masing-masing

di bawah 500 juta) 4.519.284.710 1.728.274.874 10.134.162.387

Jumlah 142.793.603.100 180.269.876.522 180.254.293.676

29. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Rincian penghasilan (beban) lain-lain adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

Pembayaran kepada unit pemilik (11.473.554.487 ) (15.227.336.348 ) (8.992.094.741 )Kerugian pembatalan penjualan (9.507.089.254 ) - -Beban jasa manajemen

(lihat Catatan 35 butir a) (3.791.940.907 ) (5.761.267.765 ) (5.339.184.496 )

289

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

76

27. BEBAN PENJUALAN

Rincian beban penjualan adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

Iklan dan promosi 17.601.168.983 16.444.110.499 13.306.321.044Gaji, upah dan tunjangan 10.724.315.070 2.580.601.871 -Komisi penjualan 3.312.324.187 3.476.957.944 7.749.931.296Lain-lain (masing-masing

di bawah Rp 500 juta) 4.117.963.435 5.604.478.164 3.943.892.123

Jumlah 35.755.771.675 28.106.148.478 25.000.144.463

28. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

Gaji, upah dan tunjangan 60.446.916.131 66.218.345.145 75.039.790.101Penyusutan aset tetap

(lihat Catatan 12) 33.213.506.821 41.524.776.199 34.639.457.655Perpajakan dan asuransi 10.547.719.876 8.341.020.850 40.174.690.272Cadangan kerugian penurunan

nilai piutang usaha(lihat Catatan 6 dan 7) 8.710.719.191 15.450.410.433 3.659.860.140

Honorarium tenaga ahli 6.371.126.861 33.464.396.441 3.544.516.985Keamanan dan kebersihan 6.309.708.058 1.712.490.979 -Listrik, air, telepon dan faksimili 3.831.786.300 3.164.414.654 2.977.453.765Perbaikan dan pemeliharaan 3.135.716.683 3.575.591.394 1.718.493.743Alat tulis dan perlengkapan kantor 1.872.478.003 616.799.697 881.139.260Transportasi dan bahan bakar 1.568.898.540 959.803.834 1.278.033.444Legalitas dan perijinan 1.287.307.872 1.417.054.184 4.419.273.453Konsumsi 622.415.559 1.459.209.602 1.217.867.580Sumbangan dan jamuan 356.018.495 637.288.236 569.554.891Lain-lain (masing-masing

di bawah 500 juta) 4.519.284.710 1.728.274.874 10.134.162.387

Jumlah 142.793.603.100 180.269.876.522 180.254.293.676

29. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Rincian penghasilan (beban) lain-lain adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

Pembayaran kepada unit pemilik (11.473.554.487 ) (15.227.336.348 ) (8.992.094.741 )Kerugian pembatalan penjualan (9.507.089.254 ) - -Beban jasa manajemen

(lihat Catatan 35 butir a) (3.791.940.907 ) (5.761.267.765 ) (5.339.184.496 )

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

77

29. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN (lanjutan)

2015 2014 2013

Estate management (2.631.789.418 ) (4.703.543.272 ) (5.898.392.017 )Pemulihan penyisihan piutang

tidak tertagih 17.954.562 - -Biaya guarantee yield - (506.286.018 ) (1.913.375.544 )Lain-lain (11.072.602.793 ) (13.311.498.532 ) (5.175.585.831 )

Jumlah (38.459.022.297 ) (39.509.931.935 ) (27.318.632.629 )

Pembayaran kepada unit pemilik merupakan beban atas pembagian keuntungan kepemilikankondotel di Aston Bogor Hotel & Resort, dimana Aston Bogor Hotel & Resort melakukanpengelolaan atas unit kondotel yang dimiliki oleh pemilik.

Beban jasa manajemen merupakan beban yang dibayarkan kepada PT Aston InternationalIndonesia sehubungan dengan pengelolaan Aston Bogor Hotel & Resort.

Estate management merupakan beban atas pengelolaan kawasan perumahan Bogor NirwanaResidence.

30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI

Dalam kegiatan usaha normal, Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi, yangdilaksanakan pada tingkat harga dan persyaratan yang disetujui oleh pihak-pihak tersebut.

Hubungan dan sifat transaksi antara Grup dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:

1. Entitas yang pemegang saham atau sebagian pengurus atau manajemennya baik secaralangsung maupun tidak langsung sama dengan Grup.

No. Pihak Berelasi Sifat Saldo Akun/Transaksi

1. PT Bahana Sukmasejahtera Piutang pihak berelasi

2. PT Sanggraha Pelita Sentosa Piutang pihak berelasi

3. PT Andrasentra Properti Services Piutang pihak berelasi

4. PT Pasir Wangun Piutang pihak berelasi

5. PT Jasa Boga Raya Utang usaha pihak berelasi

6. PT Bakrie Bakti Nusantara Utang lain-lain pihak berelasi

7. PT Cronus Capital Indonesia Utang lain-lain pihak berelasi

290

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

78

30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

No. Pihak Berelasi Sifat Saldo Akun/Transaksi

8. PT Bakrie Nirwana Realty Piutang pihak berelasi dan utang pihak berelasi

9. PT Wahana Selaras Sejati Piutang pihak berelasi dan utang pihak berelasi

10. PT Bakrie Swasakti Utama Piutang pihak berelasi

11. PT Casa Prima Properti Utang pihak berelasi

12. PT Bakrie Nirwana Semesta Utang pihak berelasi

13. PT Maju Makmur Sejahtera Utang pihak berelasi

14. PT Bakrie Pangripta Loka Utang pihak berelasi

2. Pemegang saham Perseroan

No. Pihak Berelasi Sifat Saldo Akun/Transaksi

1. PT Bakrieland Development Tbk. Piutang pihak berelasi dan utang pihak berelasi

3. Direksi Perseroan

No. Pihak Berelasi Sifat Saldo Akun/Transaksi

1. Hendry Harmen Piutang pihak berelasi

Akun dan saldo transaksi dengan pihak berelasi serta persentase terhadap jumlah aset danliabilitas yang bersangkutan pada laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:

a. Piutang Usaha

Persentase Persentase PersentaseTerhadap Terhadap Terhadap

31 Desember 2015 Jumlah Aset 31 Desember 2014 Jumlah Aset 31 Desember 2013 Jumlah Aset

Hendry Harmen - - - - 249.500.000 0,0106%

Seluruh piutang usaha dari pihak berelasi dalam denominasi mata uang Rupiah.

Manajemen Grup berkeyakinan bahwa seluruh piutang usaha dari pihak berelasi tersebutdapat tertagih sehingga tidak diperlukan cadangan penurunan nilai pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

291

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

78

30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

No. Pihak Berelasi Sifat Saldo Akun/Transaksi

8. PT Bakrie Nirwana Realty Piutang pihak berelasi dan utang pihak berelasi

9. PT Wahana Selaras Sejati Piutang pihak berelasi dan utang pihak berelasi

10. PT Bakrie Swasakti Utama Piutang pihak berelasi

11. PT Casa Prima Properti Utang pihak berelasi

12. PT Bakrie Nirwana Semesta Utang pihak berelasi

13. PT Maju Makmur Sejahtera Utang pihak berelasi

14. PT Bakrie Pangripta Loka Utang pihak berelasi

2. Pemegang saham Perseroan

No. Pihak Berelasi Sifat Saldo Akun/Transaksi

1. PT Bakrieland Development Tbk. Piutang pihak berelasi dan utang pihak berelasi

3. Direksi Perseroan

No. Pihak Berelasi Sifat Saldo Akun/Transaksi

1. Hendry Harmen Piutang pihak berelasi

Akun dan saldo transaksi dengan pihak berelasi serta persentase terhadap jumlah aset danliabilitas yang bersangkutan pada laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:

a. Piutang Usaha

Persentase Persentase PersentaseTerhadap Terhadap Terhadap

31 Desember 2015 Jumlah Aset 31 Desember 2014 Jumlah Aset 31 Desember 2013 Jumlah Aset

Hendry Harmen - - - - 249.500.000 0,0106%

Seluruh piutang usaha dari pihak berelasi dalam denominasi mata uang Rupiah.

Manajemen Grup berkeyakinan bahwa seluruh piutang usaha dari pihak berelasi tersebutdapat tertagih sehingga tidak diperlukan cadangan penurunan nilai pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

79

30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

b. Piutang Pihak Berelasi

Persentase Persentase PersentaseTerhadap Terhadap Terhadap

31 Desember 2015 Jumlah Aset 31 Desember 2014 Jumlah Aset 31 Desember 2013 Jumlah Aset

PT BakrielandDevelopment Tbk. 122.882.001.703 2,8460% 127.308.676.690 2,8060% - -

PT BahanaSukmasejahtera 2.172.231.142 0,0503% 887.436.804 0,0196% - -

PT Sanggraha PelitaSentosa 117.832.385 0,0027% - - 287.643.532 0,0122%

PT AndrasentraPropertindoServices 13.161.170 0,0003% - - - -

PT Pasir Wangun 6.256.000 0,0001% 6.256.000 0,0000% 6.256.000 0,0002%PT Wahana Selaras

Sejati - - 100 0,0000% - -PT Bakrie Nirwana

Realty - - 500.000.000 0,0110% - -PT Bukit Jonggol Asri - - - - 117.384.665.100 4,9864%PT Bakrie Swasakti

Utama - - - - 434.606.342 0,0185%

Jumlah 125.191.482.400 2,8994% 128.702.369.594 2,8366% 118.113.170.974 5,0173%

Seluruh piutang pihak berelasi dalam denominasi mata uang Rupiah.

Piutang dari PT Bakrieland Development Tbk. (BLD) merupakan piutang atas penyerahanaset Perseroan sehubungan dengan pelunasan pinjaman BLD kepada PT BankInternational Indonesia Tbk. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga, tanpa jaminan dan tidakmemiliki jangka waktu pembayaran yang pasti.

Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang dari PT Bukit Jonggol Asri (BJA) merupakan sisahutang atas pengembangan proyek BJA. Sehubungan dengan divestasi BJA pada tahun2014, maka piutang pihak berelasi tersebut direklasifikasi ke akun “Piutang Lain-lain TidakLancar - Pihak Ketiga” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian (lihat Catatan 7butir b).

Manajemen Grup berkeyakinan bahwa seluruh piutang pihak berelasi tersebut dapat tertagihsehingga tidak diperlukan cadangan penurunan nilai untuk tahun yang berakhir pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

c. Utang UsahaPersentase Persentase PersentaseTerhadap Terhadap Terhadap

31 Desember 2015 Jumlah Liabilitas 31 Desember 2014 Jumlah Liabilitas 31 Desember 2013 Jumlah Liabilitas

PT Jasa Boga Raya 5.830.759.607 0,2444% - - - -

Seluruh utang usaha kepada pihak berelasi dalam denominasi mata uang Rupiah.

Utang kepada PT Jasa Boga Raya merupakan utang sehubungan dengan jasa penyediaanmakanan yang digunakan dalam penyelenggaraan client event.

292

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

80

30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

d. Utang Lain-lainPersentase Persentase PersentaseTerhadap Terhadap Terhadap

31 Desember 2015 Jumlah Liabilitas 31 Desember 2014 Jumlah Liabilitas 31 Desember 2013 Jumlah Liabilitas

PT Bakrie BaktiNusantara 10.700.000.000 0,4485% - - - -

PT Cronus CapitalIndonesia 3.052.440.680 0,1280% - - - -

Jumlah 13.752.440.680 0,5765% - - - -

Seluruh utang lain-lain kepada pihak berelasi dalam denominasi mata uang Rupiah.

e. Utang Pihak Berelasi

Persentase Persentase PersentaseTerhadap Terhadap Terhadap

31 Desember 2015 Jumlah Liabilitas 31 Desember 2014 Jumlah Liabilitas 31 Desember 2013 Jumlah Liabilitas

PT Bakrie NirwanaRealty 246.501.839.057 10,3330% 246.386.680.237 10,4435% - -

PT Wahana SelarasSejati 8.450.000.000 0,3542% - - - -

PT Bakrie SwasaktiUtama 3.555.127.522 0,1490% 151.946.459 0,0064 % - -

PT Casa PrimaProperti 3.500.000.000 0,1467% - - - -

PT Bakrie NirwanaSemesta 1.434.215.963 0,0601% 1.434.215.963 0,0608% 4.834.215.963 0,4109%

PT Maju MakmurSejahtera 1.000.000.000 0,0419% - - - -

PT Sanggraha PelitaSentosa 525.814.659 0,0221% 525.814.659 0,0223% - -

PT Bakrie PangriptaLoka 150.000.000 0,0063% - - - -

PT BakrielandDevelopment Tbk. - - - - 254.059.730.237 21,5937%

Jumlah 265.116.997.201 11,1133% 248.498.657.318 10,5330% 258.893.946.200 22,0046%

Seluruh utang pihak berelasi dalam denominasi mata uang Rupiah.

Utang kepada PT Bakrie Nirwana Realty dan PT Bakrieland Development Tbk. merupakanutang untuk yang digunakan untuk modal kerja Perseroan. Pinjaman ini tidak dikenakanbunga, tanpa jaminan dan tidak memiliki jangka waktu pembayaran yang pasti.

f. Imbalan Kerja Jangka Pendek

Jumlah gaji dan kompensasi lainnya untuk Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan masing-masing sebesar Rp 6,67 miliar, Rp 10,89 miliar dan Rp 10,02 miliar untuk tahun yangberakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

Grup memberikan imbalan kerja jangka pendek kepada Dewan Komisaris dan Direksimasing-masing sebesar Rp 11,58 miliar, Rp 2,73 miliar dan Rp 7,70 miliar untuk tahun yangberakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, sedangkan liabilitas imbalanpasca kerja masing-masing sebesar Rp 363,66 juta, Rp 506,59 juta dan Rp 1,17 miliar padatanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

293

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

80

30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

d. Utang Lain-lainPersentase Persentase PersentaseTerhadap Terhadap Terhadap

31 Desember 2015 Jumlah Liabilitas 31 Desember 2014 Jumlah Liabilitas 31 Desember 2013 Jumlah Liabilitas

PT Bakrie BaktiNusantara 10.700.000.000 0,4485% - - - -

PT Cronus CapitalIndonesia 3.052.440.680 0,1280% - - - -

Jumlah 13.752.440.680 0,5765% - - - -

Seluruh utang lain-lain kepada pihak berelasi dalam denominasi mata uang Rupiah.

e. Utang Pihak Berelasi

Persentase Persentase PersentaseTerhadap Terhadap Terhadap

31 Desember 2015 Jumlah Liabilitas 31 Desember 2014 Jumlah Liabilitas 31 Desember 2013 Jumlah Liabilitas

PT Bakrie NirwanaRealty 246.501.839.057 10,3330% 246.386.680.237 10,4435% - -

PT Wahana SelarasSejati 8.450.000.000 0,3542% - - - -

PT Bakrie SwasaktiUtama 3.555.127.522 0,1490% 151.946.459 0,0064 % - -

PT Casa PrimaProperti 3.500.000.000 0,1467% - - - -

PT Bakrie NirwanaSemesta 1.434.215.963 0,0601% 1.434.215.963 0,0608% 4.834.215.963 0,4109%

PT Maju MakmurSejahtera 1.000.000.000 0,0419% - - - -

PT Sanggraha PelitaSentosa 525.814.659 0,0221% 525.814.659 0,0223% - -

PT Bakrie PangriptaLoka 150.000.000 0,0063% - - - -

PT BakrielandDevelopment Tbk. - - - - 254.059.730.237 21,5937%

Jumlah 265.116.997.201 11,1133% 248.498.657.318 10,5330% 258.893.946.200 22,0046%

Seluruh utang pihak berelasi dalam denominasi mata uang Rupiah.

Utang kepada PT Bakrie Nirwana Realty dan PT Bakrieland Development Tbk. merupakanutang untuk yang digunakan untuk modal kerja Perseroan. Pinjaman ini tidak dikenakanbunga, tanpa jaminan dan tidak memiliki jangka waktu pembayaran yang pasti.

f. Imbalan Kerja Jangka Pendek

Jumlah gaji dan kompensasi lainnya untuk Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan masing-masing sebesar Rp 6,67 miliar, Rp 10,89 miliar dan Rp 10,02 miliar untuk tahun yangberakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

Grup memberikan imbalan kerja jangka pendek kepada Dewan Komisaris dan Direksimasing-masing sebesar Rp 11,58 miliar, Rp 2,73 miliar dan Rp 7,70 miliar untuk tahun yangberakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, sedangkan liabilitas imbalanpasca kerja masing-masing sebesar Rp 363,66 juta, Rp 506,59 juta dan Rp 1,17 miliar padatanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

81

31. SEGMEN OPERASI

Grup memiliki usaha yang terbagi dalam empat divisi operasi yang meliputi usaha yangberhubungan dengan penjualan hotel kondotel, rumah dan apartemen, arena bermain dan lain-lain.

Informasi segmen usaha Grup adalah sebagai berikut:

Nama Divisi Aktivitas

Hotel Pengelolaan Hotel Aston BogorReal Estat Penjualan rumah dan strata title apartemen Bogor Nirwana

Residence, Mutiara Permata Biru dan Graha Intan Bali.Arena bermain Pengelolaan arena bermain The Jungle (Jungle Waterpark,

Jungleland dan Jungle Festival).Perkantoran dan Pusat

BelanjaPenjualan ruangan Orchard Walk, Lifestyle, Pengelolaan

Franchise.

Informasi segmen berikut ini dilaporkan berdasarkan informasi yang digunakan oleh manajemenuntuk mengevaluasi kinerja setiap segmen dan menentukan alokasi sumber daya.

2015

Real Estate Hotel Arena Permainan Lain-Lain Eliminasi Jumlah

PENGHASILANUSAHA 109.724.242.894 75.324.026.861 180.327.157.547 1.058.704.487 - 366.434.131.789

BEBAN POKOKPENGHASILAN 62.436.779.730 31.514.068.037 100.713.447.230 599.023.019 - 195.263.318.016

LABA KOTOR 47.287.463.164 43.809.958.824 79.613.710.317 459.681.468 - 171.170.813.773Beban penjualan (2.135.561.773 ) (3.273.141.307 ) (30.312.716.858 ) (34.351.737 ) - (35.755.771.675)Beban umum dan

administrasi (56.171.745.530 ) (16.439.945.561 ) (67.458.092.062 ) (2.723.819.947 ) - (142.793.603.100)Penghasilan bunga 6.717.618.665 11.363.964 131.905.132 848.801 - 6.861.736.562Beban bunga (42.214.017.805 ) (16.449.188 ) (88.486.439.996 ) (6.586.227 ) - (130.723.493.216)Laba (rugi) selisih

kurs (19.409.571.698 ) - (1.552.036.272 ) - - (20.961.607.970)Beban pajak

penghasilan final (5.486.212.145 ) - - - - (5.486.212.145)Denda pajak (46.428.917.757 ) - - - - (46.428.917.757)Bagian atas rugi

bersih entitasasosiasi (1.273.163.061 ) - - - - (1.273.163.061)

Laba (rugi) penjualandan penghapusanaset tetap danproperti investasi (10.894.007.696 ) - - - - (10.894.007.696)

Pemulihan penyisihanpiutang - - 17.954.562 - - 17.954.562

Lain-lain - bersih (16.420.607.993 ) (19.039.906.983 ) (2.437.537.348 ) (560.969.973 ) - (38.459.022.297)

Rugi sebelum taksiranbeban pajak (146.428.723.629 ) 5.051.879.749 (110.483.252.525 ) (2.865.197.615 ) - (254.725.294.020)

Taksiran beban pajak - - (62.009.000 ) - - (62.009.000)

Laba (rugi) tahunberjalan (146.428.723.629 ) 5.051.879.749 (110.545.261.525 ) (2.865.197.615 ) - (254.787.303.020)

Penghasilankomprehensif lain

Pos-pos yang tidak akandireklasifikasi kelaba (rugi)Keuntungan aktuaria 8.683.233.595 - 389.520.475 - - 9.072.754.070

Jumlah laba (rugi)komprehensif tahunberjalan (137.745.490.034 ) 5.051.879.749 (110.155.741.050 ) (2.865.197.615 ) - (245.714.548.950)

Informasi segmenlainnya

Aset segmen 3.230.294.495.661 12.187.535.119 1.342.419.590.708 (40.691.292.591 ) (226.497.171.930 ) 4.317.713.156.967Liabilitas segmen 1.462.888.377.219 (44.483.855.608 ) 1.172.015.537.738 1.049.893.449 (205.889.041.858 ) 2.385.580.910.940Penyusutan 2.971.719.134 8.860.840.531 61.339.845.953 2.022.226.248 - 75.194.631.866

294

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

82

31. SEGMEN OPERASI (lanjutan)2014

Real Estate Hotel Arena Permainan Lain-Lain Eliminasi Jumlah

PENGHASILANUSAHA 147.285.853.078 95.446.630.516 120.943.803.456 3.846.955.749 - 367.523.242.799

BEBAN POKOKPENGHASILAN 72.171.548.776 33.791.166.852 42.471.350.432 1.599.780.034 - 150.033.846.094

LABA KOTOR 75.114.304.302 61.655.463.664 78.472.453.024 2.247.175.715 - 217.489.396.705Beban penjualan (10.092.196.030 ) (3.807.905.789 ) (14.186.082.184 ) (19.964.475 ) - (28.106.148.478)Beban umum dan

administrasi (72.569.342.002 ) (23.070.574.128 ) (77.069.799.925 ) (7.560.160.467 ) - (180.269.876.522)Penghasilan bunga 4.696.508.917 11.900.474 90.934.831 5.224.494 - 4.804.568.716Beban bunga (58.224.793.439 ) (13.092.756 ) (81.647.862.855 ) (14.254.797 ) - (139.900.003.847)Laba (rugi) selisih

kurs (3.446.394.754 ) (1.415.836 ) 13.805.269.710 3.725.083 - 10.361.184.203Beban pajak

penghasilan final (7.364.292.654 ) - - - - (7.364.292.654)Denda pajak (3.604.085.535 ) - - - - (3.604.085.535)Laba (rugi) atas

divestasi sahamEntitas Anak 864.299.216.178 - - - - 864.299.216.178

Keuntungan(kerugian)pembelian dengandiskon - - - - 318.560.591.742 318.560.591.742

Bagian atas rugibersih EntitasAsosiasi (11.649.965.711 ) - - - - (11.649.965.711)

Laba (rugi) penjualandan penghapusanaset tetap danproperti investasi 71.516.667 150.389.342 - (4.238.509.842 ) - (4.016.603.833)

Lain-lain – bersih (5.625.457.827 ) (26.753.032.423 ) 208.710.733 (7.340.152.418 ) - (39.509.931.935)

Rugi sebelum taksiranbeban pajak 771.605.018.112 8.171.732.549 (80.326.376.666 ) (16.916.916.707 ) 318.560.591.742 1.001.094.049.029

Taksiran beban pajak - - (2.659.012.750 ) - - (2.659.012.750)

Laba (rugi) tahunberjalan 771.605.018.112 8.171.732.549 (82.985.389.416 ) (16.916.916.707 ) 318.560.591.742 998.435.036.279

Penghasilankomprehensif lain

Pos-pos yang tidak akandireklasifikasi kelaba (rugi)Keuntungan aktuaria 2.867.890.296 - (1.017.988.757 ) - - 1.849.901.539

Jumlah laba (rugi)komprehensif tahunberjalan 774.472.908.408 8.171.732.549 (84.003.378.173 ) (16.916.916.707 ) - 1.000.284.937.818

Informasi SegmenLainnya

Aset segmen 3.120.193.517.433 19.128.795.378 1.417.975.129.458 (29.676.293.685 ) 9.459.218.334 4.537.080.366.918Liabilitas segmen 1.215.038.803.783 (32.490.715.967 ) 1.137.415.335.207 218.335.597.386 (179.070.958.251 ) 2.359.228.062.158Penyusutan 3.703.614.398 15.009.965.929 22.969.352.220 5.289.248.140 - 46.972.180.688

2013

Real Estate Hotel Arena Permainan Lain-Lain Eliminasi Jumlah

PENGHASILANUSAHA 212.667.779.956 102.524.510.067 61.735.619.521 3.960.256.264 - 380.888.165.808

BEBAN POKOKPENGHASILAN 99.758.778.655 40.688.384.068 15.549.214.200 1.797.735.344 - 157.794.112.267

LABA KOTOR 112.909.001.301 61.836.125.999 46.186.405.321 642.072.856 - 223.094.053.541Beban Penjualan (16.073.018.325 ) (4.213.182.635 ) (4.675.197.384 ) (38.746.119 ) - (25.000.144.463)Beban Umum dan

Administrasi (56.079.865.651 ) (32.578.730.624 ) (46.925.253.554 ) (44.670.443.847 ) - (180.254.293.676)Penghasilan Bunga 3.405.127.226 76.979.692 15.817.493 1.665.105 - 3.499.589.516Beban Bunga (20.679.444.676 ) (23.840.991.535 ) (18.186.223.483 ) (30.395.056 ) - (62.737.054.750)Laba (Rugi) Selisih

Kurs 56.263.002.386 1.139.795 - 37.647.356.008 - 93.911.498.189Beban Pajak

Penghasilan Final (10.278.837.608 ) - - - - (10.278.837.608)Denda Pajak (50.780.500 ) - - - - (50.780.500)Laba (rugi) atas

divestasi sahamEntitas Anak (773.482.159.672 ) - - - - (773.482.159.672)

295

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

82

31. SEGMEN OPERASI (lanjutan)2014

Real Estate Hotel Arena Permainan Lain-Lain Eliminasi Jumlah

PENGHASILANUSAHA 147.285.853.078 95.446.630.516 120.943.803.456 3.846.955.749 - 367.523.242.799

BEBAN POKOKPENGHASILAN 72.171.548.776 33.791.166.852 42.471.350.432 1.599.780.034 - 150.033.846.094

LABA KOTOR 75.114.304.302 61.655.463.664 78.472.453.024 2.247.175.715 - 217.489.396.705Beban penjualan (10.092.196.030 ) (3.807.905.789 ) (14.186.082.184 ) (19.964.475 ) - (28.106.148.478)Beban umum dan

administrasi (72.569.342.002 ) (23.070.574.128 ) (77.069.799.925 ) (7.560.160.467 ) - (180.269.876.522)Penghasilan bunga 4.696.508.917 11.900.474 90.934.831 5.224.494 - 4.804.568.716Beban bunga (58.224.793.439 ) (13.092.756 ) (81.647.862.855 ) (14.254.797 ) - (139.900.003.847)Laba (rugi) selisih

kurs (3.446.394.754 ) (1.415.836 ) 13.805.269.710 3.725.083 - 10.361.184.203Beban pajak

penghasilan final (7.364.292.654 ) - - - - (7.364.292.654)Denda pajak (3.604.085.535 ) - - - - (3.604.085.535)Laba (rugi) atas

divestasi sahamEntitas Anak 864.299.216.178 - - - - 864.299.216.178

Keuntungan(kerugian)pembelian dengandiskon - - - - 318.560.591.742 318.560.591.742

Bagian atas rugibersih EntitasAsosiasi (11.649.965.711 ) - - - - (11.649.965.711)

Laba (rugi) penjualandan penghapusanaset tetap danproperti investasi 71.516.667 150.389.342 - (4.238.509.842 ) - (4.016.603.833)

Lain-lain – bersih (5.625.457.827 ) (26.753.032.423 ) 208.710.733 (7.340.152.418 ) - (39.509.931.935)

Rugi sebelum taksiranbeban pajak 771.605.018.112 8.171.732.549 (80.326.376.666 ) (16.916.916.707 ) 318.560.591.742 1.001.094.049.029

Taksiran beban pajak - - (2.659.012.750 ) - - (2.659.012.750)

Laba (rugi) tahunberjalan 771.605.018.112 8.171.732.549 (82.985.389.416 ) (16.916.916.707 ) 318.560.591.742 998.435.036.279

Penghasilankomprehensif lain

Pos-pos yang tidak akandireklasifikasi kelaba (rugi)Keuntungan aktuaria 2.867.890.296 - (1.017.988.757 ) - - 1.849.901.539

Jumlah laba (rugi)komprehensif tahunberjalan 774.472.908.408 8.171.732.549 (84.003.378.173 ) (16.916.916.707 ) - 1.000.284.937.818

Informasi SegmenLainnya

Aset segmen 3.120.193.517.433 19.128.795.378 1.417.975.129.458 (29.676.293.685 ) 9.459.218.334 4.537.080.366.918Liabilitas segmen 1.215.038.803.783 (32.490.715.967 ) 1.137.415.335.207 218.335.597.386 (179.070.958.251 ) 2.359.228.062.158Penyusutan 3.703.614.398 15.009.965.929 22.969.352.220 5.289.248.140 - 46.972.180.688

2013

Real Estate Hotel Arena Permainan Lain-Lain Eliminasi Jumlah

PENGHASILANUSAHA 212.667.779.956 102.524.510.067 61.735.619.521 3.960.256.264 - 380.888.165.808

BEBAN POKOKPENGHASILAN 99.758.778.655 40.688.384.068 15.549.214.200 1.797.735.344 - 157.794.112.267

LABA KOTOR 112.909.001.301 61.836.125.999 46.186.405.321 642.072.856 - 223.094.053.541Beban Penjualan (16.073.018.325 ) (4.213.182.635 ) (4.675.197.384 ) (38.746.119 ) - (25.000.144.463)Beban Umum dan

Administrasi (56.079.865.651 ) (32.578.730.624 ) (46.925.253.554 ) (44.670.443.847 ) - (180.254.293.676)Penghasilan Bunga 3.405.127.226 76.979.692 15.817.493 1.665.105 - 3.499.589.516Beban Bunga (20.679.444.676 ) (23.840.991.535 ) (18.186.223.483 ) (30.395.056 ) - (62.737.054.750)Laba (Rugi) Selisih

Kurs 56.263.002.386 1.139.795 - 37.647.356.008 - 93.911.498.189Beban Pajak

Penghasilan Final (10.278.837.608 ) - - - - (10.278.837.608)Denda Pajak (50.780.500 ) - - - - (50.780.500)Laba (rugi) atas

divestasi sahamEntitas Anak (773.482.159.672 ) - - - - (773.482.159.672)

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

83

31. SEGMEN OPERASI (lanjutan)2013

Real Estate Hotel Arena Permainan Lain-Lain Eliminasi Jumlah

Bagian atas rugibersih EntitasAsosiasi (52.649.250.467 ) - - (13.684.993.981 ) - (66.334.244.448)

Laba (rugi) penjualandan penghapusanaset tetap danproperti investasi 104.500.000 - - - - 104.500.000

Laba atas penjualansaham 9.088.193.881 - - - - 9.088.193.881

Lain-lain – bersih (9.395.029.886 ) (21.225.059.087 ) 3.901.572.604 (600.116.260 ) - (27.318.632.629)

Rugi sebelum taksiranbeban pajak (756.918.561.991 ) (19.943.718.393 ) (19.682.879.003 ) (19.213.153.231 ) - (815.758.312.619)

Taksiran beban pajak (889.171.892 ) (1.529.541.514 ) (7.040.576.726 ) - - (9.459.290.132)

Laba (rugi) tahunberjalan (757.807.733.883 ) (21.473.259.907 ) (26.723.455.729 ) (19.213.153.231 ) - (825.217.602.751)

Penghasilankomprehensif lain

Pos-pos yang tidak akandireklasifikasi kelaba (rugi)Keuntungan aktuaria 3.233.762.338 - - - - 3.233.762.338

Pos-Pos yang akandireklasifikasi kelaba (rugi)Rugi yang belum

Terealisasi atasInvestasi efekYang tersediaUntuk dijual (6.658.151.500 ) - - - - (6.658.151.500)

Selisih kurs karenapenjabaran laporankeuangan dalammata uang asing (10.010.707.198 ) - - - - (10.010.707.198)

Jumlah penghasilankomprehensif lain,bersih setelah pajak (13.435.096.360 ) - - - - (13.435.096.360)

Jumlah laba (rugi)komprehensif tahunberjalan (771.242.830.343 ) (21.473.259.907 ) ((26.723.455.729 ) (19.213.153.231 ) - (838.652.699.111)

Informasi SegmenLainnya

Aset segmen 2.298.039.149.150 62.444.438.049 218.123.069.182 (19.334.113.187 ) (205.161.635.466 ) 2.354.110.907.728Liabilitas segmen 1.167.782.292.308 18.996.659.620 193.334.147.309 1.592.077.118 (205.161.635.469 ) 1.176.543.540.886Penyusutan 3.987.485.980 15.058.839.094 10.663.029.299 4.930.103.282 - 34.639.457.655

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN RISIKO KEUANGAN

MANAJEMEN RISIKODalam aktivitas usahanya sehari-hari, Grup dihadapkan pada berbagai risiko. Risiko utama yangdihadapi Grup yang timbul dari instrumen keuangan adalah risiko kredit, risiko pasar (yaitu risikotingkat suku bunga, risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko harga komoditas), dan risikolikuiditas. Fungsi utama dari manajemen risiko Grup adalah untuk mengidentifikasi seluruh risikokunci, mengukur risiko-risiko ini dan mengelola posisi sesuai dengan kebijakan dan tatacaraGrup. Grup secara rutin menelaah risiko kebijakan dan sistem manajemen risiko untukmenyesuaikan dengan perubahan di pasar, produk dan praktek pasar terbaik.Risiko KreditRisiko kredit adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan,klien atau pihak lawan yang gagal memenuhi liabilitas kontraktual mereka. Tidak ada risikokredit yang terpusat secara signifikan. Grup mengelola dan mengendalikan risiko kredit denganmenetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk pelanggan dan memantaueksposur terkait dengan batasan-batasan tersebut.

296

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

84

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

Risiko Kredit (lanjutan)

Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Grupmemiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan melakukan perdagangan secara kreditharus melalui prosedur verifikasi kredit. Sebagai tambahan jumlah piutang dipantau secara terusmenerus untuk mengurangi risiko cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha.

Tabel berikut memberikan kualitas kredit dan analisis umur aset keuangan Grup sesuai denganperingkat kredit debitur pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013:

31 Desember 2015

Belum Jatuh Telah Jatuh Tempo Tetapi Belum Diturunkan Nilainya Telah JatuhTempo Dan Tempo DanTidak Ada Sampai 31 Hari Sampai Lebih Diturunkan

Penurunan Nilai Dengan 30 Hari Dengan 90 Hari Dari 90 Hari Nilainya Jumlah

Pinjaman yang diberikandan piutangKas dan setara kas 14.667.387.501 - - - - 14.667.387.501Piutang usaha - 5.074.659.040 1.189.613.034 28.783.238.522 27.324.946.903 62.372.457.499Piutang lain-lain 1.229.558.668.007 - - 118.528.010.140 17.827.848.955 1.365.914.527.102Dana dalam pembatasan - 192.286.834 9.468.511.457 7.335.630.135 - 16.996.428.426Piutang pihak berelasi - - - 125.191.482.400 - 125.191.482.400Uang jaminan - - 7.000.000 - - 7.000.000

Jumlah 1.244.226.055.508 5.266.945.874 10.665.124.491 279.838.361.197 45.152.795.858 1.585.149.282.928

31 Desember 2014

Belum Jatuh Telah Jatuh Tempo Tetapi Belum Diturunkan Nilainya Telah JatuhTempo Dan Tempo DanTidak Ada Sampai 31 Hari Sampai Lebih Diturunkan

Penurunan Nilai Dengan 30 Hari Dengan 90 Hari Dari 90 Hari Nilainya Jumlah

Pinjaman yang diberikandan piutangKas dan setara kas 33.989.961.088 - - - - 33.989.961.088Piutang usaha 27.113.625.863 11.620.125.370 23.475.090.211 16.241.127.103 26.226.241.229 104.676.209.776Piutang lain-lain 1.140.613.234.033 208.341.329.530 3.771.610.940 13.310.000 10.233.790.000 1.362.973.274.503Dana dalam pembatasan - 490.254.839 10.265.848.882 10.085.808.069 - 20.841.911.790Piutang pihak berelasi 128.702.369.594 - - - - 128.702.369.594Uang jaminan - - - 44.925.000 - 44.925.000

Jumlah 1.330.419.190.578 220.451.709.739 37.512.550.033 26.385.170.172 36.460.031.229 1.651.228.651.751

31 Desember 2013

Belum Jatuh Telah Jatuh Tempo Tetapi Belum Diturunkan Nilainya Telah JatuhTempo Dan Tempo DanTidak Ada Sampai 31 Hari Sampai Lebih Diturunkan

Penurunan Nilai Dengan 30 Hari Dengan 90 Hari Dari 90 Hari Nilainya Jumlah

Pinjaman yang diberikandan piutangKas dan setara kas 17.536.607.830 - - - - 17.536.607.830Piutang usaha 7.985.069.642 3.422.172.703 51.768.043.182 11.276.677.956 21.009.620.796 95.461.584.279Piutang lain-lain - 79.534.488.786 - - - 79.534.488.786Dana dalam pembatasan - 12.200.000 21.621.616.666 1.494.428.639 - 23.128.245.305Piutang pihak berelasi - - - 118.113.170.974 - 118.113.170.974

Jumlah 25.521.677.472 82.968.861.489 73.389.659.848 130.884.277.569 21.009.620.796 333.774.097.174

297

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

84

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

Risiko Kredit (lanjutan)

Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Grupmemiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan melakukan perdagangan secara kreditharus melalui prosedur verifikasi kredit. Sebagai tambahan jumlah piutang dipantau secara terusmenerus untuk mengurangi risiko cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha.

Tabel berikut memberikan kualitas kredit dan analisis umur aset keuangan Grup sesuai denganperingkat kredit debitur pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013:

31 Desember 2015

Belum Jatuh Telah Jatuh Tempo Tetapi Belum Diturunkan Nilainya Telah JatuhTempo Dan Tempo DanTidak Ada Sampai 31 Hari Sampai Lebih Diturunkan

Penurunan Nilai Dengan 30 Hari Dengan 90 Hari Dari 90 Hari Nilainya Jumlah

Pinjaman yang diberikandan piutangKas dan setara kas 14.667.387.501 - - - - 14.667.387.501Piutang usaha - 5.074.659.040 1.189.613.034 28.783.238.522 27.324.946.903 62.372.457.499Piutang lain-lain 1.229.558.668.007 - - 118.528.010.140 17.827.848.955 1.365.914.527.102Dana dalam pembatasan - 192.286.834 9.468.511.457 7.335.630.135 - 16.996.428.426Piutang pihak berelasi - - - 125.191.482.400 - 125.191.482.400Uang jaminan - - 7.000.000 - - 7.000.000

Jumlah 1.244.226.055.508 5.266.945.874 10.665.124.491 279.838.361.197 45.152.795.858 1.585.149.282.928

31 Desember 2014

Belum Jatuh Telah Jatuh Tempo Tetapi Belum Diturunkan Nilainya Telah JatuhTempo Dan Tempo DanTidak Ada Sampai 31 Hari Sampai Lebih Diturunkan

Penurunan Nilai Dengan 30 Hari Dengan 90 Hari Dari 90 Hari Nilainya Jumlah

Pinjaman yang diberikandan piutangKas dan setara kas 33.989.961.088 - - - - 33.989.961.088Piutang usaha 27.113.625.863 11.620.125.370 23.475.090.211 16.241.127.103 26.226.241.229 104.676.209.776Piutang lain-lain 1.140.613.234.033 208.341.329.530 3.771.610.940 13.310.000 10.233.790.000 1.362.973.274.503Dana dalam pembatasan - 490.254.839 10.265.848.882 10.085.808.069 - 20.841.911.790Piutang pihak berelasi 128.702.369.594 - - - - 128.702.369.594Uang jaminan - - - 44.925.000 - 44.925.000

Jumlah 1.330.419.190.578 220.451.709.739 37.512.550.033 26.385.170.172 36.460.031.229 1.651.228.651.751

31 Desember 2013

Belum Jatuh Telah Jatuh Tempo Tetapi Belum Diturunkan Nilainya Telah JatuhTempo Dan Tempo DanTidak Ada Sampai 31 Hari Sampai Lebih Diturunkan

Penurunan Nilai Dengan 30 Hari Dengan 90 Hari Dari 90 Hari Nilainya Jumlah

Pinjaman yang diberikandan piutangKas dan setara kas 17.536.607.830 - - - - 17.536.607.830Piutang usaha 7.985.069.642 3.422.172.703 51.768.043.182 11.276.677.956 21.009.620.796 95.461.584.279Piutang lain-lain - 79.534.488.786 - - - 79.534.488.786Dana dalam pembatasan - 12.200.000 21.621.616.666 1.494.428.639 - 23.128.245.305Piutang pihak berelasi - - - 118.113.170.974 - 118.113.170.974

Jumlah 25.521.677.472 82.968.861.489 73.389.659.848 130.884.277.569 21.009.620.796 333.774.097.174

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

85

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

Risiko Kredit (lanjutan)

Kualitas kredit instrumen keuangan dikelola oleh Grup menggunakan peringkat kredit internal.Instrumen keuangan diklasifikasikan sebagai “Belum Jatuh Tempo Dan Tidak Ada PenurunanNilai” meliputi instrumen dengan kualitas kredit tinggi karena ada sedikit atau tidak adapengalaman kegagalan (default) pada kesepakatan. “Telah Jatuh Tempo Tetapi BelumDiturunkan Nilainya” adalah akun-akun dengan pengalaman kegagalan (default) yang seringnamun demikian jumlah terutang masih tertagih. Terakhir, “Telah Jatuh Tempo Dan DiturunkanNilainya” adalah akun yang telah lama belum dilunasi dan telah dibentuk penyisihan kerugianpenurunan nilai atas piutang.

Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko dimana nilai wajar dari arus kas masa depan dari suatu instrumenkeuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Grup dipengaruhi oleh risiko pasar,terutama risiko tingkat suku bunga, risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko hargakomoditas.

Risiko Tingkat Suku Bunga

Risiko terhadap tingkat suku bunga merupakan risiko nilai wajar atau arus kas masa datang dariinstrumen keuangan yang berfluktuasi akibat perubahan tingkat suku bunga pasar. EksposurGrup terhadap perubahan suku bunga pasar terkait pada utang baik jangka pendek dan jangkapanjang.

Grup didanai dengan utang bank yang dikenai bunga. Oleh karena itu, eksposur Grup tertentuterhadap risiko pasar untuk perubahan tingkat suku bunga terutama sehubungan dengan utangbank jangka pendek dan jangka panjang. Kebijakan Grup adalah mendapatkan tingkat sukubunga yang paling menguntungkan tanpa meningkatkan ekposur terhadap mata uang asing,yaitu dengan mengendalikan beban bunga.

Instrumen keuangan yang terpengaruh pada risiko tingkat suku bunga utang bank terutamaadalah utang bank jangka pendek dan jangka panjang masing-masing sebesar Rp 206,58 miliardan Rp 655,93 miliar pada tanggal 31 Desember 2015, Rp 187,27 miliar dan Rp 659,05 miliarpada tanggal 31 Desember 2014 dan Rp 183,65 miliar dan Rp 304,56 miliar pada tanggal31 Desember 2013.

Jika suku bunga pinjaman naik atau turun sebesar 5% dibandingkan dengan suku bungapinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 (dengan semua variabel lainnya dianggap tidakberubah), maka laba (rugi) sebelum taksiran beban pajak Grup untuk tahun yang berakhir padatanggal 31 Desember 2015 masing-masing akan turun atau naik sekitar Rp 6,53 miliar.

298

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

86

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

Risiko Pasar (lanjutan)

Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing

Risiko mata uang asing adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa mendatang darisuatu instrumen keuangan karena perubahan dari nilai tukar mata uang asing. Pengaruh daririsiko perubahan nilai tukar mata uang asing terutama berasal dari kas dan setara kas yangmenggunakan mata uang Dolar Amerika Serikat dan Euro Eropa, dana dalam pembatasan yangmenggunakan mata uang Euro Eropa, utang usaha yang menggunakan mata uang DolarAmerika Serikat dan Euro Eropa, utang bank jangka pendek yang menggunakan mata uangDolar Amerika Serikat dan utang bank jangka panjang yang menggunakan mata uang EuroEropa.

Pengaruh fluktuasi nilai tukar atas Grup berasal dari nilai tukar antara Dolar Amerika Serikat danEuro Eropa. Bagian signifikan dari risiko nilai tukar mata uang asing berasal dari pinjamandalam Dolar Amerika Serikat dan Euro Eropa yang diperoleh dari pihak ketiga.

Grup memonitor secara ketat fluktuasi dari nilai tukar mata uang asing sehingga dapatmengambil langkah-langkah yang paling menguntungkan Grup pada waktu yang tepat.Manajemen tidak menganggap perlu untuk melakukan transaksi forward/swap mata uang asingsaat ini.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, Grup mempunyai aset dan liabilitas moneterdalam mata uang asing sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Mata uang asing Setara Rupiah Mata uang asing Setara Rupiah Mata uang asing Setara Rupiah

Aset:Kas dan setara kas US$ 19.512 269.164.166 US$ 28.059 349.058.438 US$ 48.765 594.402.255

EURO 2.210 33.297.652 EURO - - EURO - -Dana dalam

pembatasan EURO - - EURO 64.158 970.902.560 EURO - -

Liabilitas:Utang usaha (US$ 12.518) (172.685.810 ) (US$ 6.893 ) (85.748.920) US$ - -

(EURO 19.603) (295.410.387 ) (EURO 38.078 ) (576.240.794) EURO - -Biaya masih harus

dibayar (EURO10.013.462) (150.899.619.321) EURO - - EURO - -Utang bank jangka

pendek (US$ 14.250.000) (196.578.750.000 ) (US$ 14.250.000 ) (177.270.000.000) (US$ 14.250.000) (173.693.250.000)

Liabilitas moneterdalam mata uang (US$ 14.243.006) (196.482.271.644 ) (US$ 14.228.834 ) (177.006.690.482) (US$ 14.201.235) (173.098.847.745 )asing - bersih (EURO 10.038.855) (151.161.732.056 ) EURO 26.080 394.661.766 EURO - -

Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dinyatakan dengan menggunakan kurs yangberlaku pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Pada tanggal laporan audit, nilai tukaradalah Rp 13.671 untuk US$ 1 dan Rp 15.234 untuk EURO 1. Apabila kurs tersebut digunakanpada tanggal 31 Desember 2015, liabilitas bersih akan menurun sebesar Rp 111,33 juta.

299

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

86

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

Risiko Pasar (lanjutan)

Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing

Risiko mata uang asing adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa mendatang darisuatu instrumen keuangan karena perubahan dari nilai tukar mata uang asing. Pengaruh daririsiko perubahan nilai tukar mata uang asing terutama berasal dari kas dan setara kas yangmenggunakan mata uang Dolar Amerika Serikat dan Euro Eropa, dana dalam pembatasan yangmenggunakan mata uang Euro Eropa, utang usaha yang menggunakan mata uang DolarAmerika Serikat dan Euro Eropa, utang bank jangka pendek yang menggunakan mata uangDolar Amerika Serikat dan utang bank jangka panjang yang menggunakan mata uang EuroEropa.

Pengaruh fluktuasi nilai tukar atas Grup berasal dari nilai tukar antara Dolar Amerika Serikat danEuro Eropa. Bagian signifikan dari risiko nilai tukar mata uang asing berasal dari pinjamandalam Dolar Amerika Serikat dan Euro Eropa yang diperoleh dari pihak ketiga.

Grup memonitor secara ketat fluktuasi dari nilai tukar mata uang asing sehingga dapatmengambil langkah-langkah yang paling menguntungkan Grup pada waktu yang tepat.Manajemen tidak menganggap perlu untuk melakukan transaksi forward/swap mata uang asingsaat ini.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, Grup mempunyai aset dan liabilitas moneterdalam mata uang asing sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Mata uang asing Setara Rupiah Mata uang asing Setara Rupiah Mata uang asing Setara Rupiah

Aset:Kas dan setara kas US$ 19.512 269.164.166 US$ 28.059 349.058.438 US$ 48.765 594.402.255

EURO 2.210 33.297.652 EURO - - EURO - -Dana dalam

pembatasan EURO - - EURO 64.158 970.902.560 EURO - -

Liabilitas:Utang usaha (US$ 12.518) (172.685.810 ) (US$ 6.893 ) (85.748.920) US$ - -

(EURO 19.603) (295.410.387 ) (EURO 38.078 ) (576.240.794) EURO - -Biaya masih harus

dibayar (EURO10.013.462) (150.899.619.321) EURO - - EURO - -Utang bank jangka

pendek (US$ 14.250.000) (196.578.750.000 ) (US$ 14.250.000 ) (177.270.000.000) (US$ 14.250.000) (173.693.250.000)

Liabilitas moneterdalam mata uang (US$ 14.243.006) (196.482.271.644 ) (US$ 14.228.834 ) (177.006.690.482) (US$ 14.201.235) (173.098.847.745 )asing - bersih (EURO 10.038.855) (151.161.732.056 ) EURO 26.080 394.661.766 EURO - -

Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dinyatakan dengan menggunakan kurs yangberlaku pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Pada tanggal laporan audit, nilai tukaradalah Rp 13.671 untuk US$ 1 dan Rp 15.234 untuk EURO 1. Apabila kurs tersebut digunakanpada tanggal 31 Desember 2015, liabilitas bersih akan menurun sebesar Rp 111,33 juta.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

87

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

Risiko Pasar (lanjutan)

Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing (lanjutan)

Lebih lanjut, jika nilai tukar Rupiah melemah atau menguat sebesar 5% dibandingkan dengannilai tukar Dolar Amerika Serikat dan Euro Eropa pada tanggal 31 Desember 2015 (dengansemua variabel lainnya dianggap tidak berubah), maka laba (rugi) sebelum taksiran beban pajakGrup pada tanggal 31 Desember 2015 masing-masing akan meningkat atau menurun sekitarRp 17,39 miliar, terutama berasal dari keuntungan dan kerugian atas penjabaran liabilitas bersihdalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan Euro Eropa pada tanggal 31 Desember 2015.

Risiko Harga Komoditas

Dampak risiko harga komoditas yang dihadapi Grup terutama sehubungan dengan pembelianbahan baku utama bangunan seperti besi, baja, cat, dan semen. Sebelum hal tersebut terjadi,Perusahaan mengantisipasi untuk membuat kontrak dengan pemasok terkait yang mengikatharga, kuantitas dan periode pengiriman sesuai kebutuhan Grup.

Kebijakan Grup untuk meminimalkan risiko yang berasal dari fluktuasi harga komoditas adalahdengan menjaga tingkat kestabilan biaya pembangunan.

Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Grup tidak bisa memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo.Manajemen melakukan evaluasi dan pengawasan yang ketat atas arus kas masuk (cash-in) dankas keluar (cash-out) untuk memastikan tersedianya dana untuk memenuhi kebutuhanpembayaran liabilitas yang jatuh tempo. Secara umum, kebutuhan dana untuk pelunasanliabilitas jangka pendek maupun jangka panjang yang jatuh tempo diperoleh dari penjualankepada pelanggan.

Pada normalnya, didalam mengelola risiko likuiditas, Grup memantau dan menjaga tingkat kasdan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untukmengatasi dampak dari fluktuasi arus kas. Grup juga secara rutin mengevaluasi proyeksi aruskas dan arus kas aktual, termasuk jadual jatuh tempo utang bank jangka pendek dan jangkapanjang mereka, dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk mengambil inisiatifpenggalangan dana. Kegiatan ini dapat meliputi pinjaman bank.

Kebutuhan likuiditas Grup timbul dari kebutuhan dalam membiayai investasi dan pengeluaranbarang modal yang terkait dengan perluasan bisnis properti dan infrastruktur yang berhubungandengan properti. Dimana bisnis ini memerlukan dukungan dana yang cukup besar terutamauntuk mempercepat pembangunan atas area yang sudah ada serta memperluas areapengembangan dan infrastruktur pendukungnya.

300

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

88

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

Risiko Likuiditas (lanjutan)

Tabel dibawah ini merupakan jadwal jatuh tempo liabilitas keuangan Grup pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013:

31 Desember 2015

Dalam waktu Dalam waktu Dalam waktuJumlah 1 tahun 1 - 2 tahun > 3 - 5 tahun

Utang bank jangka pendek 206.578.749.999 206.578.749.999 - -Utang usaha 95.456.039.895 95.456.039.895 - -Utang lain-lain 451.628.843.433 378.795.510.100 72.833.333.333 -Biaya masih harus dibayar 422.602.762.212 422.602.762.212 - -Uang muka penjualan 149.154.916.491 146.792.790.536 2.362.125.955 -Utang pihak berelasi 265.116.997.201 - - 265.116.997.201Utang bank jangka panjang 655.929.746.619 72.912.403.989 583.017.342.630 -Utang pembelian aset tetap 794.378.643 516.377.071 278.001.572 -

Jumlah 2.247.262.434.493 1.323.654.633.802 658.490.803.490 265.116.997.201

31 Desember 2014

Dalam waktu Dalam waktu Dalam waktuJumlah 1 tahun 1 - 2 tahun > 3 - 5 tahun

Utang bank jangka pendek 187.269.999.999 187.269.999.999 - -Utang usaha 162.108.687.734 162.108.687.734 - -Utang lain-lain 432.146.690.573 - 432.146.690.573 -Biaya masih harus dibayar 301.333.534.307 301.333.534.307 - -Uang muka penjualan 192.713.417.034 192.713.417.034 - -Utang pihak berelasi 248.498.657.318 - - 248.498.657.318Utang bank jangka panjang 659.052.498.231 101.164.235.591 - 557.888.262.640Utang pembelian aset tetap 1.928.310.594 762.967.251 1.165.343.343 -

Jumlah 2.185.051.795.790 945.352.841.916 433.312.033.916 806.386.919.958

31 Desember 2013

Dalam waktu Dalam waktu Dalam waktuJumlah 1 tahun 1 - 2 tahun > 3 - 5 tahun

Utang bank jangka pendek 183.655.278.944 183.655.278.944 - -Utang usaha 46.864.866.889 46.864.866.889 - -Utang lain-lain 68.420.086.057 58.333.333.333 10.086.752.724 -Biaya masih harus dibayar 88.620.891.887 44.757.433.096 43.863.458.791 -Uang muka penjualan 156.766.058.989 144.092.397.545 12.435.661.444 238.000.000Utang pihak berelasi 258.893.946.200 - 258.893.946.200 -Utang bank jangka panjang 304.559.456.398 77.899.114.892 86.747.355.170 139.912.986.336Utang pembelian aset tetap 2.050.680.383 866.258.132 1.184.422.251 -

Jumlah 1.109.831.265.747 556.468.682.831 413.211.596.580 140.150.986.336

301

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

88

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

Risiko Likuiditas (lanjutan)

Tabel dibawah ini merupakan jadwal jatuh tempo liabilitas keuangan Grup pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013:

31 Desember 2015

Dalam waktu Dalam waktu Dalam waktuJumlah 1 tahun 1 - 2 tahun > 3 - 5 tahun

Utang bank jangka pendek 206.578.749.999 206.578.749.999 - -Utang usaha 95.456.039.895 95.456.039.895 - -Utang lain-lain 451.628.843.433 378.795.510.100 72.833.333.333 -Biaya masih harus dibayar 422.602.762.212 422.602.762.212 - -Uang muka penjualan 149.154.916.491 146.792.790.536 2.362.125.955 -Utang pihak berelasi 265.116.997.201 - - 265.116.997.201Utang bank jangka panjang 655.929.746.619 72.912.403.989 583.017.342.630 -Utang pembelian aset tetap 794.378.643 516.377.071 278.001.572 -

Jumlah 2.247.262.434.493 1.323.654.633.802 658.490.803.490 265.116.997.201

31 Desember 2014

Dalam waktu Dalam waktu Dalam waktuJumlah 1 tahun 1 - 2 tahun > 3 - 5 tahun

Utang bank jangka pendek 187.269.999.999 187.269.999.999 - -Utang usaha 162.108.687.734 162.108.687.734 - -Utang lain-lain 432.146.690.573 - 432.146.690.573 -Biaya masih harus dibayar 301.333.534.307 301.333.534.307 - -Uang muka penjualan 192.713.417.034 192.713.417.034 - -Utang pihak berelasi 248.498.657.318 - - 248.498.657.318Utang bank jangka panjang 659.052.498.231 101.164.235.591 - 557.888.262.640Utang pembelian aset tetap 1.928.310.594 762.967.251 1.165.343.343 -

Jumlah 2.185.051.795.790 945.352.841.916 433.312.033.916 806.386.919.958

31 Desember 2013

Dalam waktu Dalam waktu Dalam waktuJumlah 1 tahun 1 - 2 tahun > 3 - 5 tahun

Utang bank jangka pendek 183.655.278.944 183.655.278.944 - -Utang usaha 46.864.866.889 46.864.866.889 - -Utang lain-lain 68.420.086.057 58.333.333.333 10.086.752.724 -Biaya masih harus dibayar 88.620.891.887 44.757.433.096 43.863.458.791 -Uang muka penjualan 156.766.058.989 144.092.397.545 12.435.661.444 238.000.000Utang pihak berelasi 258.893.946.200 - 258.893.946.200 -Utang bank jangka panjang 304.559.456.398 77.899.114.892 86.747.355.170 139.912.986.336Utang pembelian aset tetap 2.050.680.383 866.258.132 1.184.422.251 -

Jumlah 1.109.831.265.747 556.468.682.831 413.211.596.580 140.150.986.336

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

89

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

JAMINAN

Grup menjaminkan persediaan dan aset tetap sebagai jaminan atas utang bank jangka pendekdan jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 (lihat Catatan 19).

PENGELOLAAN MODALTujuan utama pengelolaan modal Perseroan adalah untuk memastikan terpeliharanya rasiomodal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegangsaham.

Perseroan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkanperubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara atau menyesuaikan struktur permodalan,Perseroan dapat menerbitkan saham baru atau mengusahakan pendanaan melalui pinjaman.Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses selama periode penyajian.

Kebijakan Perseroan adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untukmengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar.

Sebagaimana praktik yang berlaku umum, Grup mengevaluasi struktur permodalan melaluirasio utang terhadap modal yang dihitung melalui pembagian antara utang bersih denganmodal. Utang bersih adalah jumlah liabilitas sebagaimana disajikan di dalam laporan posisikeuangan konsolidasian dikurangi dengan jumlah kas dan setara kas. Sedangkan modalmeliputi seluruh komponen ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, rasio utang terhadap ekuitas Grup adalahsebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013

Jumlah liabilitas 2.385.580.910.940 2.359.228.062.158 1.176.543.540.886Dikurangi kas dan setara kas 14.667.387.501 33.989.961.088 17.536.607.830

Utang bersih 2.370.913.523.439 2.325.238.101.070 1.159.006.933.056Jumlah ekuitas 1.932.132.246.027 2.177.852.304.760 1.177.567.366.842

Rasio utang terhadap ekuitas 1,23 1,07 0,98

33. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN

Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumenkeuangan Grup yang tercatat dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013.

31 Desember 2015

Nilai tercatat Nilai wajar

ASET KEUANGANPinjaman yang diberikan

dan piutang:Kas dan setara kas 14.667.387.501 14.667.387.501Piutang usaha 35.047.510.596 35.047.510.596

302

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

90

33. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

31 Desember 2015

Nilai tercatat Nilai wajar

Piutang lain-lain 1.348.086.678.147 1.348.086.678.147Piutang pihak berelasi 125.191.428.400 125.191.428.400Dana dalam pembatasan 16.996.428.426 16.996.428.426Uang jaminan 7.000.000 7.000.000

Aset keuangan tersediauntuk dijual:Penyertaan saham 37.825.941.771 37.825.941.771

Jumlah aset keuangan 1.577.822.374.841 1.577.822.374.841

LIABILITAS KEUANGANLiabilitas keuangan

yang dicatat berdasarkanbiaya perolehandiamortisasi:Utang bank jangka pendek 206.578.749.999 206.578.749.999Utang usaha 95.456.039.895 95.456.039.895Utang lain-lain 451.628.843.433 451.628.843.433Biaya masih harus dibayar 422.602.762.212 422.602.762.212Uang muka penjualan 149.154.916.491 149.154.916.491Utang pihak berelasi 265.116.997.201 265.116.997.201Utang bank jangka panjang 655.929.746.619 655.929.746.619Utang pembelian aset tetap 794.378.643 794.378.643

Jumlah liabilitas keuangan 2.247.262.434.493 2.247.262.434.493

31 Desember 2014

Nilai tercatat Nilai wajar

ASET KEUANGANPinjaman yang diberikandan piutang:Kas dan setara kas 33.989.961.088 33.989.961.088Piutang usaha 78.449.968.547 78.449.968.547Piutang lain-lain 1.352.739.484.503 1.352.739.484.503Piutang pihak berelasi 128.702.369.594 128.702.369.594Dana dalam pembatasan 20.841.911.790 20.841.911.790Uang jaminan 44.925.000 44.925.000

303

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

90

33. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

31 Desember 2015

Nilai tercatat Nilai wajar

Piutang lain-lain 1.348.086.678.147 1.348.086.678.147Piutang pihak berelasi 125.191.428.400 125.191.428.400Dana dalam pembatasan 16.996.428.426 16.996.428.426Uang jaminan 7.000.000 7.000.000

Aset keuangan tersediauntuk dijual:Penyertaan saham 37.825.941.771 37.825.941.771

Jumlah aset keuangan 1.577.822.374.841 1.577.822.374.841

LIABILITAS KEUANGANLiabilitas keuangan

yang dicatat berdasarkanbiaya perolehandiamortisasi:Utang bank jangka pendek 206.578.749.999 206.578.749.999Utang usaha 95.456.039.895 95.456.039.895Utang lain-lain 451.628.843.433 451.628.843.433Biaya masih harus dibayar 422.602.762.212 422.602.762.212Uang muka penjualan 149.154.916.491 149.154.916.491Utang pihak berelasi 265.116.997.201 265.116.997.201Utang bank jangka panjang 655.929.746.619 655.929.746.619Utang pembelian aset tetap 794.378.643 794.378.643

Jumlah liabilitas keuangan 2.247.262.434.493 2.247.262.434.493

31 Desember 2014

Nilai tercatat Nilai wajar

ASET KEUANGANPinjaman yang diberikandan piutang:Kas dan setara kas 33.989.961.088 33.989.961.088Piutang usaha 78.449.968.547 78.449.968.547Piutang lain-lain 1.352.739.484.503 1.352.739.484.503Piutang pihak berelasi 128.702.369.594 128.702.369.594Dana dalam pembatasan 20.841.911.790 20.841.911.790Uang jaminan 44.925.000 44.925.000

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

91

33. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

31 Desember 2014

Nilai tercatat Nilai wajar

Aset keuangan tersediauntuk dijual:Penyertaan saham 39.102.210.005 39.102.210.005

Jumlah aset keuangan 1.653.870.830.527 1.653.870.830.527

LIABILITAS KEUANGANLiabilitas keuangan

yang dicatat berdasarkanbiaya perolehandiamortisasi:Utang bank jangka pendek 187.269.999.999 187.269.999.999Utang usaha 162.108.687.734 162.108.687.734Utang lain-lain 432.146.690.573 432.146.690.573Biaya masih harus dibayar 301.333.534.307 301.333.534.307Uang muka penjualan 192.713.417.034 192.713.417.034Utang pihak berelasi 248.498.657.318 248.498.657.318Utang bank jangka panjang 659.052.498.231 659.052.498.231Utang pembelian aset tetap 1.928.310.594 1.928.310.594

Jumlah liabilitas keuangan 2.185.051.795.790 2.185.051.795.790

31 Desember 2013

Nilai tercatat Nilai wajar

ASET KEUANGANPinjaman yang diberikan

dan piutang:Kas dan setara kas 17.536.607.830 17.536.607.830Piutang usaha 74.451.963.483 74.451.963.483Piutang lain-lain 79.534.488.786 79.534.488.786Piutang pihak berelasi 118.113.170.974 118.113.170.974Dana dalam pembatasan 23.128.245.305 23.128.245.305Uang jaminan - -

Aset keuangan tersediauntuk dijual:Penyertaan saham 647.350.749.533 647.350.749.533

Jumlah aset keuangan 960.115.225.911 960.115.225.911

304

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

92

33. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

31 Desember 2013

Nilai tercatat Nilai wajar

LIABILITAS KEUANGANLiabilitas keuanganyang dicatat berdasarkanbiaya perolehandiamortisasi:Utang bank jangka pendek 183.655.278.944 183.655.278.944Utang usaha 46.864.866.889 46.864.866.889Utang lain-lain 68.420.086.057 68.420.086.057Biaya masih harus dibayar 88.620.891.887 88.620.891.887Uang muka penjualan 156.766.058.989 156.766.058.989Utang pihak berelasi 258.893.946.200 258.893.946.200Utang bank jangka panjang 304.559.456.398 304.559.456.398Utang pembelian aset tetap 2.050.680.383 2.050.680.383

Jumlah liabilitas keuangan 1.109.831.265.747 1.109.831.265.747

Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan didalam transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yangmemadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualanlikuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar dan model arus kas diskonto.

Grup menggunakan hierarki berikut ini untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan:

a. Tingkat 1 : Nilai wajar diukur berdasarkan pada harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalampasar aktif untuk aset atau liabilitas sejenis.

b. Tingkat 2 : Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, di mana seluruh inputyang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi baiksecara langsung maupun tidak langsung.

c. Tingkat 3 : Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, di mana seluruh inputyang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar tidak dapat diobservasibaik secara langsung maupun tidak langsung.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, Grup hanya memiliki aset keuangan yangdiklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang serta aset keuangan yang tersediauntuk dijual berupa saham biasa yang tidak memiliki kuotasi pasar. Serta liabilitas keuanganyang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.

Metode dan asumsi berikut ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk setiap kelompokinstrumen keuangan yang praktis untuk memperkirakan nilai tersebut:

1. Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain disajikan sebagai aset lancar.

Seluruh aset keuangan tersebut merupakan aset keuangan jangka pendek yang akan jatuhtempo dalam waktu 12 bulan sehingga nilai tercatat aset keuangan tersebut kurang lebihtelah mencerminkan nilai wajarnya.

305

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

92

33. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

31 Desember 2013

Nilai tercatat Nilai wajar

LIABILITAS KEUANGANLiabilitas keuanganyang dicatat berdasarkanbiaya perolehandiamortisasi:Utang bank jangka pendek 183.655.278.944 183.655.278.944Utang usaha 46.864.866.889 46.864.866.889Utang lain-lain 68.420.086.057 68.420.086.057Biaya masih harus dibayar 88.620.891.887 88.620.891.887Uang muka penjualan 156.766.058.989 156.766.058.989Utang pihak berelasi 258.893.946.200 258.893.946.200Utang bank jangka panjang 304.559.456.398 304.559.456.398Utang pembelian aset tetap 2.050.680.383 2.050.680.383

Jumlah liabilitas keuangan 1.109.831.265.747 1.109.831.265.747

Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan didalam transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yangmemadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualanlikuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar dan model arus kas diskonto.

Grup menggunakan hierarki berikut ini untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan:

a. Tingkat 1 : Nilai wajar diukur berdasarkan pada harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalampasar aktif untuk aset atau liabilitas sejenis.

b. Tingkat 2 : Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, di mana seluruh inputyang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi baiksecara langsung maupun tidak langsung.

c. Tingkat 3 : Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, di mana seluruh inputyang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar tidak dapat diobservasibaik secara langsung maupun tidak langsung.

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, Grup hanya memiliki aset keuangan yangdiklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang serta aset keuangan yang tersediauntuk dijual berupa saham biasa yang tidak memiliki kuotasi pasar. Serta liabilitas keuanganyang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.

Metode dan asumsi berikut ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk setiap kelompokinstrumen keuangan yang praktis untuk memperkirakan nilai tersebut:

1. Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain disajikan sebagai aset lancar.

Seluruh aset keuangan tersebut merupakan aset keuangan jangka pendek yang akan jatuhtempo dalam waktu 12 bulan sehingga nilai tercatat aset keuangan tersebut kurang lebihtelah mencerminkan nilai wajarnya.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

93

33. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

2. Penyertaan saham

Penyertaan dalam saham biasa yang tidak memiliki kuotasi pasar dengan kepemilikansaham di bawah 20% dicatat pada biaya perolehan karena nilai wajarnya tidak dapat diukursecara handal.

3. Piutang pihak berelasi

Nilai wajar dari piutang pihak berelasi dicatat sebesar biaya historis karena nilai wajarnyatidak dapat diukur secara handal. Tidak praktis untuk mengestimasi nilai wajar dari asettersebut karena tidak ada jangka waktu pembayaran yang pasti walaupun tidak diharapkanuntuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan.

4. Dana dalam pembatasan

Nilai wajar dari dana dalam pembatasan dicatat sebesar biaya historis karena nilai wajarnyatidak dapat diukur secara handal. Tidak praktis untuk mengestimasi nilai wajar dari asettersebut karena tidak ada jangka waktu pembayaran yang pasti walaupun tidak diharapkanuntuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan.

5. Utang bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar danuang muka pelanggan disajikan sebagai liabilitas jangka pendek.

Seluruh liabilitas keuangan tersebut merupakan liabilitas keuangan jangka pendek yangakan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan sehingga nilai tercatat liabilitas keuangan tersebutkurang lebih telah mencerminkan nilai wajarnya.

6. Utang bank dan utang pembelian aset tetap jangka panjang

Nilai wajar pinjaman jangka panjang mendekati nilai tercatat karena tingkat suku bunganyadinilai ulang secara berkala.

7. Utang pihak berelasi

Nilai wajar dari utang pihak berelasi dicatat sebesar biaya historis karena nilai wajarnya tidakdapat diukur secara handal. Tidak praktis untuk mengestimasi nilai wajar dari aset tersebutkarena tidak ada jangka waktu pembayaran yang pasti walaupun tidak diharapkan untukdiselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan.

34. TAMBAHAN MODAL DISETOR

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tambahan modal disetor sebesar Rp 447,30 miliarmerupakan selisih nilai transaksi entitas sepengendali yang terjadi sehubungan denganpenjualan kepemilikan saham Perseroan pada PT Samudera Asia Nasional, PT BahanaSukmasejahtera, PT Graha Intan Bali dan PT Sanggraha Pelita Sentosa.

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, tambahan modal disetor termasukdidalamnya selisih nilai transaksi entitas sepengendali sebesar Rp 5,61 juta yang terjadisehubungan dengan penjualan kepemilikan saham Perseroan di PT Andrasentra PropertiServices (lihat Catatan 4 butir m).

306

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

94

35. PERJANJIAN DAN PERIKATAN PENTING

a. Pada bulan Juli 2008, Perseroan menandatangani perjanjian dengan PT Aston InternationalIndonesia sehubungan dengan pengelolaan Hotel/Apartemen Aston yang terletak di Bogor,Jawa Barat.

Jangka waktu perjanjian adalah 10 tahun sejak pengoperasian hotel dan dapat diperpanjangsesuai perjanjian.

b. Berdasarkan Surat Hutang sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Elizabeth KarinaLeonita, S.H., M.Kn., No. 54 tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan berhutang kepadaPT Sentul City Tbk. sebesar Rp 200 miliar dengan tingkat suku bunga per tahun sebesar15% dan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2014 (lihat Catatan 36 butir d).

c. Berdasarkan Surat Hutang sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Elizabeth KarinaLeonita, S.H., M.Kn., No. 43 tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan memiliki tagihan kepadaPT Sentul City Tbk. sebesar Rp 400 miliar sehubungan dengan pengalihan 15% atausebanyak 360 juta saham milik Perseroan dalam PT. Bukit Jonggol Asri. Pembayaranhutang wajib langsung dibayarkan oleh PT Sentul City Tbk. untuk melunasi harga jual belitanah seluas lebih kurang 400.000 m2, yang terletak di Propinsi Jawa Barat, KabupatenBogor, Kecamatan Babakan Madang, Kelurahan Sumur Batu, yang harus dibayar olehPerseroan kepada pemilik tanah (lihat Catatan 36 butir d).

d. Berdasarkan Surat Utang sebagaimana terdapat dalam Akta Notaris Elizabeth KarinaLeonita, S.H., M.Kn., No. 45 tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan memiliki tagihan kepadaPT Gili Tirta Anugerah sebesar Rp 800 miliar yang akan diselesaikan dengan tanah seluas500 ha (lihat Catatan 36 butir e dan f).

36. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN

a. Pada tanggal 5 Februari 2016, PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak melakukanpelunasan utang beserta bunga kepada PT Bukit Jonggol Asri melalui pinjaman kepadaPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

b. Pada tanggal 5 Februari 2016, PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak melakukanpelunasan utang bunga kepada Raiffeisen Bank International AG, Singapura.

c. Berdasarkan Akta Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn, No. 2, tanggal3 Februari 2016:(i) Perseroan dan PT Sentul City Tbk (SC) telah menandatangani Akta Surat Hutang SC

No. 43 tanggal 14 Oktober 2014 dimana SC berhutang kepada Perseroan sebesarRp 400 miliar dan Akta Surat Hutang GAP No. 50 tanggal 14 Oktober 2014 dimanaPerseroan berhutang kepada SC sebesar Rp 200 miliar. Perseroan dan SC sepakatmenyelesaikan dengan perjumpaan utang GAP ke SC dan utang SC ke GAP danmengalihkan sisa tagihan Perseroan sebesar Rp 200 miliar ke PT Bukit JonggolAsri (BJA).

(ii) BJA telah menyelesaikan kewajiban Rp 200 miliar ke GAP melalui pembayaran sebesarRp 143 miliar dan perjumpaan utang Perseroan kepada BJA sebesar Rp 57 miliar.

307

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

94

35. PERJANJIAN DAN PERIKATAN PENTING

a. Pada bulan Juli 2008, Perseroan menandatangani perjanjian dengan PT Aston InternationalIndonesia sehubungan dengan pengelolaan Hotel/Apartemen Aston yang terletak di Bogor,Jawa Barat.

Jangka waktu perjanjian adalah 10 tahun sejak pengoperasian hotel dan dapat diperpanjangsesuai perjanjian.

b. Berdasarkan Surat Hutang sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Elizabeth KarinaLeonita, S.H., M.Kn., No. 54 tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan berhutang kepadaPT Sentul City Tbk. sebesar Rp 200 miliar dengan tingkat suku bunga per tahun sebesar15% dan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2014 (lihat Catatan 36 butir d).

c. Berdasarkan Surat Hutang sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Elizabeth KarinaLeonita, S.H., M.Kn., No. 43 tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan memiliki tagihan kepadaPT Sentul City Tbk. sebesar Rp 400 miliar sehubungan dengan pengalihan 15% atausebanyak 360 juta saham milik Perseroan dalam PT. Bukit Jonggol Asri. Pembayaranhutang wajib langsung dibayarkan oleh PT Sentul City Tbk. untuk melunasi harga jual belitanah seluas lebih kurang 400.000 m2, yang terletak di Propinsi Jawa Barat, KabupatenBogor, Kecamatan Babakan Madang, Kelurahan Sumur Batu, yang harus dibayar olehPerseroan kepada pemilik tanah (lihat Catatan 36 butir d).

d. Berdasarkan Surat Utang sebagaimana terdapat dalam Akta Notaris Elizabeth KarinaLeonita, S.H., M.Kn., No. 45 tanggal 14 Oktober 2014, Perseroan memiliki tagihan kepadaPT Gili Tirta Anugerah sebesar Rp 800 miliar yang akan diselesaikan dengan tanah seluas500 ha (lihat Catatan 36 butir e dan f).

36. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN

a. Pada tanggal 5 Februari 2016, PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak melakukanpelunasan utang beserta bunga kepada PT Bukit Jonggol Asri melalui pinjaman kepadaPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

b. Pada tanggal 5 Februari 2016, PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak melakukanpelunasan utang bunga kepada Raiffeisen Bank International AG, Singapura.

c. Berdasarkan Akta Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn, No. 2, tanggal3 Februari 2016:(i) Perseroan dan PT Sentul City Tbk (SC) telah menandatangani Akta Surat Hutang SC

No. 43 tanggal 14 Oktober 2014 dimana SC berhutang kepada Perseroan sebesarRp 400 miliar dan Akta Surat Hutang GAP No. 50 tanggal 14 Oktober 2014 dimanaPerseroan berhutang kepada SC sebesar Rp 200 miliar. Perseroan dan SC sepakatmenyelesaikan dengan perjumpaan utang GAP ke SC dan utang SC ke GAP danmengalihkan sisa tagihan Perseroan sebesar Rp 200 miliar ke PT Bukit JonggolAsri (BJA).

(ii) BJA telah menyelesaikan kewajiban Rp 200 miliar ke GAP melalui pembayaran sebesarRp 143 miliar dan perjumpaan utang Perseroan kepada BJA sebesar Rp 57 miliar.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

95

36. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

d. Berdasarkan Akta Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn, No. 3, tanggal3 Februari 2016, Perseroan dan PT Gili Tirta Anugerah (GTA) menegaskan kembaliketentuan dalam Surat Hutang dengan jumlah pokok sebesar Rp 800 miliar. GTA wajibmelunasi utang selambat-lambatnya tanggal 28 Februari 2017. Pembayaran utang oleh GTAwajib langsung digunakan untuk melunasi harga jual yang harus dibayar Perseroan selakupembeli tanah di Kelurahan Sukarasa dan Selawangi, Kabupaten Bogor seluas5.000.000 m2.

e. Berdasarkan Akta Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn, No. 4, tanggal3 Februari 2016, BJA telah mengikatkan diri untuk menjual tanah di kelurahan Sukarasa danSelawangi, Kabupaten Bogor seluas 5.000.000 m2 kepada Perseroan dengan harga sebesarRp 917,38 miliar. Pembayaran akan dilakukan dengan pengalihan piutang Perseroan atasutang GTA kepada BJA sebagaimana diatur dalam penegasan Surat Hutang tanggal3 Februari 2016 dan offset keseluruhan piutang yang dimiliki Perseroan di BJA sebesarRp 117,38 miliar.

Status Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) tanah tersebut telah habis masa berlakunya padatanggal 31 Desember 2014. BJA berjanji mengurus perpanjangan SHGB tersebut dan akanmenyerahkan tanah kepada Perseroan setelah perijinan diperoleh. Sampai dengan tanggallaporan keuangan, SHGU sedang dalam proses perpanjangan dan telah mendapatkan SuratKeterangan Pendaftaran Tanah dari Badan Pertanahan Nasional.

f. Berdasarkan Akta Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn, No. 5, tanggal3 Februari 2016, Perseroan dan SC melakukan pembatalan Akta Pengikatan PengalihanTanah Opsi No. 58, 60 dan 63, dimana SC mengikatkan untuk menjual ke Perseroan tanahseluas 200.000 m2 (tanah opsi).

g. Berdasarkan Akta Notaris Elizabeth Karina Leonita, S.H., M.Kn, No. 6, tanggal3 Februari 2016, Perseroan dan SC melakukan pembatalan Akta Pengikatan PengalihanTanah Non Opsi No. 59, 61 dan 62, dimana SC mengikatkan untuk menjual ke Perseroantanah seluas 200.000 m2 (tanah non opsi).

h. Pada tanggal 21 Maret 2016, Perseroan melakukan pelunasan utang bank jangka pendekbeserta bunga dan denda kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. cabang JakartaGatot Subroto, melalui pencairan deposito PT Bakrieland Development Tbk. yang digunakansebagai jaminan atas pinjaman tersebut.

i. Pada tanggal 28 Maret 2016, PT Jungleland Asia (JLA), Entitas Anak, melakukan pencairanfasilitas Kredit Investasi Cost to Complete (CTC) dari PT Bank Rakyat Indonesia, KantorPusat sebesar Rp 44,51 miliar yang akan digunakan untuk pembayaran utang kepadakontraktor.

j. Pada tanggal 31 Maret 2016, Perseroan telah melakukan pelunasan utang bank jangkapanjang beserta bunga kepada PT Bank Bukopin Tbk. atas fasilitas pinjaman kredit investasimodal kerja yang digunakan untuk pembiayaan kembali dan modal kerja The JungleWaterpark Bogor.

308

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

96

36. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

k. Pada tanggal 31 Maret 2016, Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi yang akandigunakan untuk Refinancing The Jungle Waterpark Bogor dari PT Bank Bukopin Tbk.dengan jumlah plafond sebesar Rp 45 miliar dengan tingkat bunga sebesar 13% per tahundan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2021.

l. Pada tanggal 31 Maret 2016, utang bank jangka pendek PT Bank Bukopin Tbk. fasilitasPinjaman Rekening Koran sebesar Rp 5 miliar yang jatuh tempo pada tanggal 29 Maret 2016telah diperpanjang sampai dengan tanggal 22 Maret 2019.

m. Pada tanggal 14 April 2016, Perseroan mengakui memiliki utang kepada PT BakrielandDevelopment Tbk. sebesar Rp 116,59 miliar. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10% pertahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 14 April 2018.

n. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham Di Luar Rapat UmumPemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan dalam Akta Notaris Elizabeth KarinaLeonita S.H., M.Kn., No. 37 tanggal 15 April 2016, para pemegang saham menyetujui untuk:1. Menyetujui konversi utang Perseroan pada PT Bakrieland Development Tbk. (BLD),

sebesar Rp 50 miliar menjadi peningkatan kepemilikan saham BLD dalam Perseroansebanyak 500 juta saham dan menyetujui konversi utang Perseroan pada PT BakrieNirwana Realty (BNR) sebesar Rp 50 miliar menjadi setoran saham dalam Perseroansebanyak 500 juta saham dengan nilai nominal saham sebesar Rp 100.

2. Menyetujui pelepasan hak untuk menawarkan saham terlebih dahulu kepada pemegangsaham lainnya (pre-emptive right).

3. Menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor dalam Perseroan denganmengeluarkan saham portepel sebesar Rp 100 miliar atau sebanyak 1 miliar sahamdengan cara mengkonversi utang Perseroan pada BLD sebesar Rp 50 miliar atausebanyak 500 juta saham dan konversi utang Perseroan pada BNR sebanyak Rp 50miliar atau sebanyak 500 juta saham.

Atas perubahan tersebut, struktur modal saham Perseroan berubah menjadi:1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp 5 triliun terbagi atas 50 miliar saham, masing-

masing bernilai nominal Rp 100.2. Atas modal dasar tersebut, telah ditempatkan dan disetor 40,56% atau sejumlah

20.281.909.405 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 2,03 triliun.

Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perseroan pada tanggal 15 April 2016,dengan nilai nominal sebesar Rp 100 setiap saham, adalah sebagai berikut:

Jumlah SahamDitempatkan dan Persentase

Pemegang Saham Disetor penuh Kepemilikan Jumlah

PT Bakrieland Development Tbk. 19.775.751.724 97,50% 1.977.575.172.400PT Bakrie Nirwana Realty 500.000.000 2,47% 50.000.000.000PT Sanggraha Pelita Jaya 6.157.681 0,03% 615.768.100

Jumlah 20.281.909.405 100,00% 2.028.190.940.500

Perubahan tersebut telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan PerubahanAnggaran Dasar Perseroan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No. AHU-AH.01.03-0041991 tanggal 21 April 2016 dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroannomor AHU 0049857.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 21 April 2016.

309

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

96

36. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

k. Pada tanggal 31 Maret 2016, Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi yang akandigunakan untuk Refinancing The Jungle Waterpark Bogor dari PT Bank Bukopin Tbk.dengan jumlah plafond sebesar Rp 45 miliar dengan tingkat bunga sebesar 13% per tahundan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2021.

l. Pada tanggal 31 Maret 2016, utang bank jangka pendek PT Bank Bukopin Tbk. fasilitasPinjaman Rekening Koran sebesar Rp 5 miliar yang jatuh tempo pada tanggal 29 Maret 2016telah diperpanjang sampai dengan tanggal 22 Maret 2019.

m. Pada tanggal 14 April 2016, Perseroan mengakui memiliki utang kepada PT BakrielandDevelopment Tbk. sebesar Rp 116,59 miliar. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10% pertahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 14 April 2018.

n. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham Di Luar Rapat UmumPemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan dalam Akta Notaris Elizabeth KarinaLeonita S.H., M.Kn., No. 37 tanggal 15 April 2016, para pemegang saham menyetujui untuk:1. Menyetujui konversi utang Perseroan pada PT Bakrieland Development Tbk. (BLD),

sebesar Rp 50 miliar menjadi peningkatan kepemilikan saham BLD dalam Perseroansebanyak 500 juta saham dan menyetujui konversi utang Perseroan pada PT BakrieNirwana Realty (BNR) sebesar Rp 50 miliar menjadi setoran saham dalam Perseroansebanyak 500 juta saham dengan nilai nominal saham sebesar Rp 100.

2. Menyetujui pelepasan hak untuk menawarkan saham terlebih dahulu kepada pemegangsaham lainnya (pre-emptive right).

3. Menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor dalam Perseroan denganmengeluarkan saham portepel sebesar Rp 100 miliar atau sebanyak 1 miliar sahamdengan cara mengkonversi utang Perseroan pada BLD sebesar Rp 50 miliar atausebanyak 500 juta saham dan konversi utang Perseroan pada BNR sebanyak Rp 50miliar atau sebanyak 500 juta saham.

Atas perubahan tersebut, struktur modal saham Perseroan berubah menjadi:1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp 5 triliun terbagi atas 50 miliar saham, masing-

masing bernilai nominal Rp 100.2. Atas modal dasar tersebut, telah ditempatkan dan disetor 40,56% atau sejumlah

20.281.909.405 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 2,03 triliun.

Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perseroan pada tanggal 15 April 2016,dengan nilai nominal sebesar Rp 100 setiap saham, adalah sebagai berikut:

Jumlah SahamDitempatkan dan Persentase

Pemegang Saham Disetor penuh Kepemilikan Jumlah

PT Bakrieland Development Tbk. 19.775.751.724 97,50% 1.977.575.172.400PT Bakrie Nirwana Realty 500.000.000 2,47% 50.000.000.000PT Sanggraha Pelita Jaya 6.157.681 0,03% 615.768.100

Jumlah 20.281.909.405 100,00% 2.028.190.940.500

Perubahan tersebut telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan PerubahanAnggaran Dasar Perseroan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No. AHU-AH.01.03-0041991 tanggal 21 April 2016 dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroannomor AHU 0049857.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 21 April 2016.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

97

36. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

Dengan adanya peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh diatas, jumlah ekuitasPerseroan adalah sebagai berikut:

Jumlah Ekuitas

Saldo, 31 Desember 2015 1.932.132.246.027Peningkatan modal 100.000.000.000

Saldo, 15 April 2016 2.032.132.246.027

o. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham Di Luar Rapat UmumPemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan dalam Akta Notaris Elizabeth KarinaLeonita S.H., M.Kn., No. 43 tanggal 21 April 2016, para pemegang saham menyetujuipenjualan seluruh saham PT Bakrieland Development Tbk. (BLD) dalam Perseroansebanyak 19.775.751.724 saham atau sebesar 97,50% dari seluruh saham yang telahdikeluarkan Perseroan, masing-masing kepada:1. PT Surya Global Nusantara sebanyak 11,21 miliar saham, masing-masing dengan nilai

nominal Rp 100 atau sebesar Rp 1,12 triliun.2. PT Prima Bisnis Utama sebanyak 8,56 miliar saham, masing-masing dengan nilai

nominal Rp 100 atau sebesar Rp 856,35 miliar.

Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perseroan pada tanggal 21 April 2016,dengan nilai nominal sebesar Rp 100 setiap saham, adalah sebagai berikut:

Jumlah SahamDitempatkan dan Persentase

Pemegang Saham Disetor penuh Kepemilikan Jumlah

PT Surya Global Nusantara 11.212.278.864 55,28% 1.121.227.886.400PT Prima Bisnis Utama 8.563.472.860 42,22% 856.347.286.000PT Bakrie Nirwana Realty 500.000.000 2,47% 50.000.000.000PT Sanggraha Pelita Jaya 6.157.681 0,03% 615.768.100

Jumlah 20.281.909.405 100,00% 2.028.190.940.500

Perubahan tersebut telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Data perseroandari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No. AHU-AH.01.03-0041992 tanggal21 April 2016 dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan nomor AHU0049858.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 21 April 2016.

Sehubungan dengan transaksi tersebut diatas yang terjadi sejak tanggal 31 Desember 2015sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian, berikut informasi tambahan mengenaiproforma laporan posisi keuangan konsolidasian apabila transaksi tersebut diatas telah terjadipada tanggal 31 Desember 2015:

310

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

98

36. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

2015 2015Audit Proforma

ASETAset LancarKas dan bank 14.667.387.501 27.212.552.834Piutang usaha - pihak ketiga - setelah dikurangi

cadangan kerugian penurunan nilai 35.047.510.596 35.047.510.596Piutang lain-lain - pihak ketiga - setelah dikurangi

cadangan kerugian penurunan nilai 1.229.558.668.007 880.558.668.007Persediaan 205.545.720.445 205.545.720.445Uang muka dan biaya dibayar di muka 8.774.085.282 8.774.085.282

Jumlah Aset Lancar 1.493.593.371.831 1.157.138.537.164

Aset Tidak LancarPiutang lain-lain - pihak ketiga 118.528.010.140 118.528.010.140Dana dalam pembatasan 16.996.428.426 16.996.428.426Piutang pihak berelasi 125.191.482.400 2.309.480.697Tanah yang belum dikembangkan 283.969.184.906 283.969.184.906Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 2.240.861.565.413 2.255.549.733.413Penyertaan saham 37.825.941.771 37.825.941.771Aset takberwujud 552.107.940 552.107.940Aset pajak tangguhan - -Aset lain-lain 195.064.140 195.064.140

Jumlah Aset Tidak Lancar 2.824.119.785.136 2.715.925.951.433

JUMLAH ASET 4.317.713.156.967 3.873.064.488.597

LIABILITAS DAN EKUITASLiabilitas Jangka PendekUtang bank jangka pendek 206.578.749.999 9.999.999.999Utang usaha

Pihak ketiga 89.625.280.288 45.115.280.288Pihak berelasi 5.830.759.607 5.830.759.607

Utang lain-lainPihak ketiga 365.043.069.420 22.043.069.420Pihak berelasi 13.752.440.680 13.752.440.680

Uang muka penjualan dan pendapatanditangguhkan 178.154.701.923 178.154.701.923

Biaya masih harus dibayar 422.602.762.212 164.203.142.891Utang pajak 72.133.035.526 72.133.035.526Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo

dalam satu tahunUtang bank 72.912.403.989 33.745.737.322Utang pembelian aset tetap 516.377.071 516.377.071

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1.427.149.580.715 545.494.544.727

311

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

98

36. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

2015 2015Audit Proforma

ASETAset LancarKas dan bank 14.667.387.501 27.212.552.834Piutang usaha - pihak ketiga - setelah dikurangi

cadangan kerugian penurunan nilai 35.047.510.596 35.047.510.596Piutang lain-lain - pihak ketiga - setelah dikurangi

cadangan kerugian penurunan nilai 1.229.558.668.007 880.558.668.007Persediaan 205.545.720.445 205.545.720.445Uang muka dan biaya dibayar di muka 8.774.085.282 8.774.085.282

Jumlah Aset Lancar 1.493.593.371.831 1.157.138.537.164

Aset Tidak LancarPiutang lain-lain - pihak ketiga 118.528.010.140 118.528.010.140Dana dalam pembatasan 16.996.428.426 16.996.428.426Piutang pihak berelasi 125.191.482.400 2.309.480.697Tanah yang belum dikembangkan 283.969.184.906 283.969.184.906Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 2.240.861.565.413 2.255.549.733.413Penyertaan saham 37.825.941.771 37.825.941.771Aset takberwujud 552.107.940 552.107.940Aset pajak tangguhan - -Aset lain-lain 195.064.140 195.064.140

Jumlah Aset Tidak Lancar 2.824.119.785.136 2.715.925.951.433

JUMLAH ASET 4.317.713.156.967 3.873.064.488.597

LIABILITAS DAN EKUITASLiabilitas Jangka PendekUtang bank jangka pendek 206.578.749.999 9.999.999.999Utang usaha

Pihak ketiga 89.625.280.288 45.115.280.288Pihak berelasi 5.830.759.607 5.830.759.607

Utang lain-lainPihak ketiga 365.043.069.420 22.043.069.420Pihak berelasi 13.752.440.680 13.752.440.680

Uang muka penjualan dan pendapatanditangguhkan 178.154.701.923 178.154.701.923

Biaya masih harus dibayar 422.602.762.212 164.203.142.891Utang pajak 72.133.035.526 72.133.035.526Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo

dalam satu tahunUtang bank 72.912.403.989 33.745.737.322Utang pembelian aset tetap 516.377.071 516.377.071

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1.427.149.580.715 545.494.544.727

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

99

36. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

2015 2015Audit Proforma

Liabilitas Jangka PanjangUtang lain-lain - pihak ketiga 72.833.333.333 72.833.333.333Uang muka penjualan dan pendapatan

ditangguhkan 2.362.125.955 2.362.125.955Utang pihak berelasiUtang lain-lain - pihak ketiga 265.116.997.201 282.741.410.621Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam satu tahunUtang bank 583.017.342.630 813.927.342.630Utang pembelian aset tetap 278.001.572 278.001.572

Liabilitas imbalan kerja karyawan 9.592.383.758 9.592.383.758Liabilitas pajak tangguhan 25.231.145.776 25.231.145.776

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 958.431.330.225 1.206.965.743.645

Jumlah Liabilitas 2.385.580.910.940 1.752.460.288.372

EKUITASModal saham 1.928.190.940.500 2.028.190.940.500Tambahan modal disetor (447.306.677.313 ) (447.306.677.313 )Komponen ekuitas lainnya 2.741.005.764 2.741.005.764Saldo laba 448.516.694.238 536.988.648.436

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepadaPemilik Entitas Induk 1.932.141.963.189 2.120.613.917.387

Kepentingan non-pengendali (9.717.162 ) (9.717.162 )

Jumlah Ekuitas 1.932.132.246.027 2.120.604.200.225

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 4.317.713.156.967 3.873.064.488.597

37. INFORMASI TAMBAHAN ATAS TRANSAKSI YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KASInformasi tambahan atas laporan arus kas konsolidasian terkait transaksi yang tidakmempengaruhi arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015,2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

2015 2014 2013

Penurunan utang usaha melaluipenurunan tanah yang belumdikembangkan 41.140.000.000 - -

Peningkatan piutang lain-lain melaluipenurunan penyertaan saham - 1.500.000.000.000 -

Kenaikan aset tetap melaluipenurunan selisih lebih hargaperolehan terhadap nilai wajar - 504.622.915.520 -

Kenaikan penyertaan saham melaluipenurunan piutang lain-lain - 339.102.210.000 -

312

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

100

37. INFORMASI TAMBAHAN ATAS TRANSAKSI YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS(lanjutan)

2015 2014 2013

Kenaikan penyertaan saham melaluikenaikan utang lain-lain - 200.000.000.000 -

Penurunan aset tetap melaluipenurunan biaya masih harusdibayar bunga pinjaman - 51.454.532.309 -

Penurunan utang usaha melaluipenurunan persediaan - 20.085.675.086 -

Penambahan aset tetap melalui utangpembelian aset - 175.800.000 -

Penurunan piutang usaha melaluipenurunan utang pihak berelasi - - 207.095.858.500

Peningkatan penyertaan sahammelalui penurunan piutang pihakberelasi - - 160.500.000.000

Kenaikan piutang pihak berelasi melaluimelalui penurunan penyertaan saham - - 144.269.620.000

Penurunan utang pihak berelasimelalui penurunan penyertaan saham - - 9.000.000.000

Penurunan piutang lain-lain melaluikenaikan piutang pihak berelasi - - 5.049.410.500

Peningkatan piutang lain-lain melaluimelalui penurunan penyertaan saham - - 3.011.222.766

Peningkatan penyertaan saham melaluipenurunan uang muka pembelian - - -

38. PENERAPAN STANDAR DAN INTERPRETASI BARU DAN REVISI

Diantaranya PSAK baru dan revisi dan ISAK, PSAK No. 24 (Revisi 2013) tentang “ImbalanKerja” memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan sehubungandengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan imbalan pasca-kerja.Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan adalah sebagai berikut:

(1) Semua keuntungan dan kerugian aktuaria segera diakui melalui pendapatan komprehensiflainnya, maka menghilangkan "pendekatan koridor" yang diizinkan di versi PSAK No. 24sebelumnya.

(2) Biaya jasa lalu diakui secara langsung dalam laba rugi.(3) Biaya bunga dan pengembalian yang diharapkan dari aset program diganti dengan jumlah

bunga bersih yang dihitung dengan menggunakan tarif diskon pada liabilitas/aset imbalanpasti.

313

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

100

37. INFORMASI TAMBAHAN ATAS TRANSAKSI YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS(lanjutan)

2015 2014 2013

Kenaikan penyertaan saham melaluikenaikan utang lain-lain - 200.000.000.000 -

Penurunan aset tetap melaluipenurunan biaya masih harusdibayar bunga pinjaman - 51.454.532.309 -

Penurunan utang usaha melaluipenurunan persediaan - 20.085.675.086 -

Penambahan aset tetap melalui utangpembelian aset - 175.800.000 -

Penurunan piutang usaha melaluipenurunan utang pihak berelasi - - 207.095.858.500

Peningkatan penyertaan sahammelalui penurunan piutang pihakberelasi - - 160.500.000.000

Kenaikan piutang pihak berelasi melaluimelalui penurunan penyertaan saham - - 144.269.620.000

Penurunan utang pihak berelasimelalui penurunan penyertaan saham - - 9.000.000.000

Penurunan piutang lain-lain melaluikenaikan piutang pihak berelasi - - 5.049.410.500

Peningkatan piutang lain-lain melaluimelalui penurunan penyertaan saham - - 3.011.222.766

Peningkatan penyertaan saham melaluipenurunan uang muka pembelian - - -

38. PENERAPAN STANDAR DAN INTERPRETASI BARU DAN REVISI

Diantaranya PSAK baru dan revisi dan ISAK, PSAK No. 24 (Revisi 2013) tentang “ImbalanKerja” memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan sehubungandengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan imbalan pasca-kerja.Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan adalah sebagai berikut:

(1) Semua keuntungan dan kerugian aktuaria segera diakui melalui pendapatan komprehensiflainnya, maka menghilangkan "pendekatan koridor" yang diizinkan di versi PSAK No. 24sebelumnya.

(2) Biaya jasa lalu diakui secara langsung dalam laba rugi.(3) Biaya bunga dan pengembalian yang diharapkan dari aset program diganti dengan jumlah

bunga bersih yang dihitung dengan menggunakan tarif diskon pada liabilitas/aset imbalanpasti.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

101

38. PENERAPAN STANDAR DAN INTERPRETASI BARU DAN REVISI (lanjutan)

Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2013) secara retrospektif pada periodeberjalan sesuai dengan ketentuan transisi yang ditetapkan dalam standar revisi dan mengakuiperbedaan dalam perhitungan liabilitas imbalan pasca-kerja karyawan.

Laporan posisi keuangan konsolidasian periode komparatif yang disajikan, 31 Desember 2014dan angka perbandingan untuk 2013 dan 2012 telah disajikan kembali dengan tepat.Penyesuaian yang dihasilkan dari perubahan kebijakan akuntansi di atas dirangkum dalamtabel berikut:

31 Desember 2014

Disajikan Penyesuaian/ Disajikansebelumnya Reklasifikasi kembali

LiabilitasImbalan kerja karyawan 14.134.031.497 10.934.542.593 25.068.574.090

EkuitasSaldo laba 707.896.974.383 (4.602.794.287 ) 703.294.180.096

Laba rugiBeban umum dan

administrasi 179.542.458.528 727.417.994 180.269.876.522

Pendapatan (beban)komprehensif lainPos-pos yang tidak akan

akan direklasifikasi ke laba (rugi)Keuntungan (kerugian) aktuaria - 1.849.901.539 1.849.901.539

31 Desember 2013

Disajikan Penyesuaian/ Disajikansebelumnya Reklasifikasi kembali

LiabilitasImbalan kerja karyawan 10.574.616.695 12.057.026.138 22.631.642.833

EkuitasSaldo laba (7.615.215.240 ) (3.875.376.293 ) (11.490.591.533 )

Laba rugiBeban umum dan

Administrasi 179.636.751.928 617.541.748 180.254.293.676

Pendapatankomprehensif lainPos-pos yang tidak akan

akan direklasifikasi ke laba (rugi)Keuntungan (kerugian) aktuaria - 3.233.762.338 3.233.762.338

314

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

102

38. PENERAPAN STANDAR DAN INTERPRETASI BARU DAN REVISI (lanjutan)31 Desember 2012

Disajikan Penyesuaian/ Disajikansebelumnya Reklasifikasi kembali

LiabilitasImbalan kerja karyawan 8.308.706.522 14.673.246.728 22.981.953.250

EkuitasSaldo laba 817.233.484.683 (3.257.834.545 ) 813.975.650.138

Laba rugiBeban umum dan

Administrasi 174.997.235.412 1.422.873.170 176.420.108.582

Pendapatankomprehensif lainPos-pos yang tidak akan

direklasifikasi ke laba (rugi)Keuntungan (kerugian) aktuaria - (2.989.513.388 ) (2.989.513.388)

39. PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana SahamPT Graha Andrasentra Propertindo Tbk., Perseroan telah menerbitkan kembali laporankeuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014,2013 dan 1 Januari 2013/31 Desember 2012 serta tahun yang berakhir pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Laporan keuangan tersebut, telah diaudit oleh KantorAkuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan laporan independenNo. KNMT&R-C2-15.03.2016/01 bertanggal 15 Maret 2016. Laporan keuangan tersebutditerbitkan kembali disertai dengan beberapa perubahan dan tambahan pengungkapan lainnya(pada laporan posisi keuangan konsolidasian, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensiflain konsolidasian, laporan perubahan ekuitas konsolidasian, laporan arus kas konsolidasiandan Catatan atas laporan keuangan konsolidasian No. 1, 18, 26, 28, 31, 32, 36).

Sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana SahamPT Graha Andrasentra Propertindo Tbk., Perseroan telah menerbitkan kembali laporankeuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014,2013 dan 1 Januari 2013/31 Desember 2012 serta tahun yang berakhir pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Laporan keuangan tersebut, telah diaudit oleh KantorAkuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan laporan independenNo. KNMT&R-C2-22.04.2016/01 bertanggal 22 April 2016. Laporan keuangan tersebutditerbitkan kembali disertai dengan perubahan Catatan atas laporan keuangan konsolidasianNo. 36.

315

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014, 2013 Dan

1 Januari 2013/31 Desember 2012 SertaTahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

102

38. PENERAPAN STANDAR DAN INTERPRETASI BARU DAN REVISI (lanjutan)31 Desember 2012

Disajikan Penyesuaian/ Disajikansebelumnya Reklasifikasi kembali

LiabilitasImbalan kerja karyawan 8.308.706.522 14.673.246.728 22.981.953.250

EkuitasSaldo laba 817.233.484.683 (3.257.834.545 ) 813.975.650.138

Laba rugiBeban umum dan

Administrasi 174.997.235.412 1.422.873.170 176.420.108.582

Pendapatankomprehensif lainPos-pos yang tidak akan

direklasifikasi ke laba (rugi)Keuntungan (kerugian) aktuaria - (2.989.513.388 ) (2.989.513.388)

39. PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana SahamPT Graha Andrasentra Propertindo Tbk., Perseroan telah menerbitkan kembali laporankeuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014,2013 dan 1 Januari 2013/31 Desember 2012 serta tahun yang berakhir pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Laporan keuangan tersebut, telah diaudit oleh KantorAkuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan laporan independenNo. KNMT&R-C2-15.03.2016/01 bertanggal 15 Maret 2016. Laporan keuangan tersebutditerbitkan kembali disertai dengan beberapa perubahan dan tambahan pengungkapan lainnya(pada laporan posisi keuangan konsolidasian, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensiflain konsolidasian, laporan perubahan ekuitas konsolidasian, laporan arus kas konsolidasiandan Catatan atas laporan keuangan konsolidasian No. 1, 18, 26, 28, 31, 32, 36).

Sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana SahamPT Graha Andrasentra Propertindo Tbk., Perseroan telah menerbitkan kembali laporankeuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014,2013 dan 1 Januari 2013/31 Desember 2012 serta tahun yang berakhir pada tanggal31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Laporan keuangan tersebut, telah diaudit oleh KantorAkuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan laporan independenNo. KNMT&R-C2-22.04.2016/01 bertanggal 22 April 2016. Laporan keuangan tersebutditerbitkan kembali disertai dengan perubahan Catatan atas laporan keuangan konsolidasianNo. 36.

INFORMASI TAMBAHANPT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.LAPORAN POSISI KEUANGAN ENTITAS INDUK

Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013Serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

103

31 Desember1 Januari 2013/

2015 2014 2013 31Desember 2012

ASET

Aset LancarKas dan setara kas 11.692.253.402 3.728.798.655 17.536.607.830 21.115.189.605Piutang usaha

Pihak ketiga - setelah dikurangicadangan kerugianpenurunan nilai sebesarRp 25.780.227.797 padatanggal 31 Desember 2015,Rp 25.780.227.797 padaTanggal 31 Desember 2014,Rp 21.009.620.796 padatanggal 31 Desember 2013 danRp 18.268.335.565 pada tanggal31 Desember 2012 30.540.341.666 55.137.161.221 74.202.463.483 274.756.786.908

Pihak berelasi - 249.500.000 4.957.300.000Piutang lain-lain - pihak ketiga - setelah

dikurangi cadangan kerugian penurunannilai sebesar Rp 17.827.848.955pada tanggal 31 Desember 2015,Rp 10.233.790.000 31 Desember 2014,Rp nihil pada tanggal 31 Desember 2013dan Rp nihil pada tanggal 31 Desember 2012 1.229.547.612.646 1.233.012.827.348 79.534.488.786 84.586.524.961

Persediaan 204.629.318.515 222.743.901.575 220.291.946.863 250.924.160.825Pajak dibayar di muka - 42.030.908.574 18.039.556.182 24.970.112.497Uang muka dan biaya dibayar

di muka 3.314.064.841 5.782.211.097 9.122.979.506 20.871.178.313

Jumlah Aset Lancar 1.479.723.591.070 1.562.435.808.470 418.977.542.650 682.181.253.109

Aset Tidak LancarPiutang lain-lain - pihak ketiga 117.384.665.100 117.384.665.100 - -Dana dalam pembatasan 16.996.428.426 19.838.241.485 23.128.245.305 15.735.809.440Piutang pihak berelasi 128.457.521.976 142.655.014.860 118.113.170.974 1.444.321.767.234Tanah yang belum dikembangkan 283.969.184.906 292.864.998.269 286.038.320.127 268.783.522.717Aset tetap - setelah dikurangi

akumulasi penyusutan sebesarRp 181.725.081.985 pada tanggal31 Desember 2015, Rp 156.543.393.720pada tanggal 31 Desember 2014,Rp 134.054.480.986 padatanggal 31 Desember 2013 danRp 100.461.034.634 pada tanggal31 Desember 2012 689.768.434.310 727.809.673.991 852.879.257.671 700.645.587.515

Penyertaan saham 537.825.841.771 539.152.209.905 647.350.749.533 1.820.554.875.035Properti investasi - setelah

dikurangi akumulasipenyusutan sebesar Rp nihilpada tanggal 31 Desember 2015,Rp 297.077.813 pada tanggal31 Desember 2014,Rp 243.869.847 pada tanggal31 Desember 2013 danRp 190.255.724 pada tanggal31 Desember 2012 - 767.081.511 820.289.477 873.903.600

Aset tak berwujud 552.107.940 960.352.014 - -Aset pajak tangguhan - - - 889.171.892Aset lain-lain 188.063.665 1.894.695.784 6.803.331.998 6.225.108.758

Jumlah Aset Tidak Lancar 1.775.142.248.094 1.843.326.932.919 1.935.133.365.085 4.258.029.746.191

JUMLAH ASET 3.254.865.839.164 3.405.762.741.389 2.354.110.907.735 4.940.210.999.300

316

INFORMASI TAMBAHANPT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.

LAPORAN POSISI KEUANGAN ENTITAS INDUK (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

Serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

104

31 Desember1 Januari 2013/

2015 2014 2013 31Desember 2012

LIABILITAS DAN EKUITAS

Liabilitas Jangka PendekUtang bank jangka pendek 206.578.749.999 187.269.999.999 183.655.278.944 146.403.103.239Utang usaha - pihak ketiga 39.744.318.683 46.482.892.714 46.864.866.889 35.786.701.182Utang lain-lain

pihak ketiga 220.060.077.539 271.656.861.173 68.420.086.057 30.064.408.598pihak berelasi 10.890.440.680 - - -

Uang muka penjualan danpendapatan ditangguhkan 173.055.506.960 217.264.589.267 159.362.803.823 98.939.257.716

Biaya masih harus dibayar 164.859.618.541 105.126.697.256 88.620.891.886 152.509.553.438Utang pajak 61.185.570.634 73.670.876.832 23.530.475.139 89.012.144.502Cadangan untuk penggantian

peralatan operasional - - - 5.299.697Liabilitas jangka panjang yang

jatuh tempo dalam satu tahunUtang bank 70.912.403.989 101.164.235.591 77.899.114.892 57.553.142.144Utang pembelian aset tetap 380.301.431 626.887.615 866.258.132 721.533.269

Jumlah Liablitas Jangka Pendek 947.666.988.456 1.003.263.040.447 649.219.775.762 610.995.143.785

Liabilitas Jangka PanjangUtang lain-lain - pihak ketiga 60.833.333.333 - - -Uang muka penjualan dan

pendapatan ditangguhkan 2.362.125.955 3.101.762.621 17.953.412.334 558.454.093Utang pihak berelasi 264.966.997.201 281.397.335.199 258.893.946.200 2.137.814.419.383Liabilitas jangka panjang -

setelah dikurangi bagian yangjatuh tempo dalam satu tahunUtang bank 191.276.175.976 166.223.011.172 226.660.341.506 176.668.666.678Utang pembelian aset tetap 134.295.932 881.864.081 1.184.422.251 1.402.692.948

Liabilitas imbalan kerjakaryawan 7.744.860.286 23.468.633.939 22.631.642.840 21.683.211.124

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 527.317.788.683 475.072.607.012 527.323.765.131 2.338.127.444.226

Jumlah Liabilitas 1.474.984.777.139 1.478.335.647.459 1.176.543.540.893 2.949.122.588.011

EkuitasModal saham - nilai nominal

Rp 100 per sahamModal dasar -

50.000.000.000saham pada tanggal31 Desember 2015, 2014,2013 dan 2012

Modal ditempatkan dandisetor penuh -19.281.904.405 sahampada tanggal 31 Desember 2015dan 2014, 16.445.406.761 sahampada tanggal31 Desember 2013 dan 2012 1.928.190.940.500 1.928.190.940.500 1.644.540.676.100 1.644.540.676.100

Tambahan modal disetor (447.306.677.313) (447.301.067.880) (447.301.067.880) -Komponen ekuitas lainnya 3.369.474.046 (5.313.759.549) (8.181.649.845) (4.757.260.683)Saldo laba (defisit) 295.627.324.792 451.850.980.859 (11.490.591.533) 351.304.995.872

Jumlah Ekuitas 1.779.881.062.025 1.927.427.093.930 1.177.567.366.842 1.991.088.411.289

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 3.254.865.839.164 3.405.762.741.389 2.354.110.907.735 4.940.210.999.300

317

INFORMASI TAMBAHANPT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.

LAPORAN POSISI KEUANGAN ENTITAS INDUK (lanjutan)Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

Serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

104

31 Desember1 Januari 2013/

2015 2014 2013 31Desember 2012

LIABILITAS DAN EKUITAS

Liabilitas Jangka PendekUtang bank jangka pendek 206.578.749.999 187.269.999.999 183.655.278.944 146.403.103.239Utang usaha - pihak ketiga 39.744.318.683 46.482.892.714 46.864.866.889 35.786.701.182Utang lain-lain

pihak ketiga 220.060.077.539 271.656.861.173 68.420.086.057 30.064.408.598pihak berelasi 10.890.440.680 - - -

Uang muka penjualan danpendapatan ditangguhkan 173.055.506.960 217.264.589.267 159.362.803.823 98.939.257.716

Biaya masih harus dibayar 164.859.618.541 105.126.697.256 88.620.891.886 152.509.553.438Utang pajak 61.185.570.634 73.670.876.832 23.530.475.139 89.012.144.502Cadangan untuk penggantian

peralatan operasional - - - 5.299.697Liabilitas jangka panjang yang

jatuh tempo dalam satu tahunUtang bank 70.912.403.989 101.164.235.591 77.899.114.892 57.553.142.144Utang pembelian aset tetap 380.301.431 626.887.615 866.258.132 721.533.269

Jumlah Liablitas Jangka Pendek 947.666.988.456 1.003.263.040.447 649.219.775.762 610.995.143.785

Liabilitas Jangka PanjangUtang lain-lain - pihak ketiga 60.833.333.333 - - -Uang muka penjualan dan

pendapatan ditangguhkan 2.362.125.955 3.101.762.621 17.953.412.334 558.454.093Utang pihak berelasi 264.966.997.201 281.397.335.199 258.893.946.200 2.137.814.419.383Liabilitas jangka panjang -

setelah dikurangi bagian yangjatuh tempo dalam satu tahunUtang bank 191.276.175.976 166.223.011.172 226.660.341.506 176.668.666.678Utang pembelian aset tetap 134.295.932 881.864.081 1.184.422.251 1.402.692.948

Liabilitas imbalan kerjakaryawan 7.744.860.286 23.468.633.939 22.631.642.840 21.683.211.124

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 527.317.788.683 475.072.607.012 527.323.765.131 2.338.127.444.226

Jumlah Liabilitas 1.474.984.777.139 1.478.335.647.459 1.176.543.540.893 2.949.122.588.011

EkuitasModal saham - nilai nominal

Rp 100 per sahamModal dasar -

50.000.000.000saham pada tanggal31 Desember 2015, 2014,2013 dan 2012

Modal ditempatkan dandisetor penuh -19.281.904.405 sahampada tanggal 31 Desember 2015dan 2014, 16.445.406.761 sahampada tanggal31 Desember 2013 dan 2012 1.928.190.940.500 1.928.190.940.500 1.644.540.676.100 1.644.540.676.100

Tambahan modal disetor (447.306.677.313) (447.301.067.880) (447.301.067.880) -Komponen ekuitas lainnya 3.369.474.046 (5.313.759.549) (8.181.649.845) (4.757.260.683)Saldo laba (defisit) 295.627.324.792 451.850.980.859 (11.490.591.533) 351.304.995.872

Jumlah Ekuitas 1.779.881.062.025 1.927.427.093.930 1.177.567.366.842 1.991.088.411.289

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 3.254.865.839.164 3.405.762.741.389 2.354.110.907.735 4.940.210.999.300

INFORMASI TAMBAHANPT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAINENTITAS INDUK

Tanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013,Serta Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

105

2015 2014 2013

PENGHASILAN USAHA 244.742.926.208 317.685.754.947 380.888.165.808

BEBAN POKOK PENGHASILAN 109.633.004.431 129.968.119.255 157.794.112.267

LABA KOTOR 135.109.921.777 187.717.635.692 223.094.053.541

Beban penjualan (8.540.000.251 ) (17.719.003.739 ) (25.000.144.463 )Beban umum dan administrasi (110.010.278.177 ) (139.615.306.093 ) (180.254.293.676 )Penghasilan bunga 6.743.978.250 4.747.507.602 3.499.589.516Beban bunga (61.119.255.012 ) (80.239.539.940 ) (62.737.054.750Laba (rugi) selisih kurs - bersih (19.409.571.698 ) (3.435.821.265 ) 93.911.498.189Denda pajak (46.428.917.757 ) (3.604.085.535 ) (50.780.500 )Laba (rugi) atas divestasi saham

Entitas Anak - 864.299.216.178 (773.482.159.672 )Bagian atas rugi bersih Entitas

Asosiasi (1.273.163.061 ) ( 11.649.965.711 ) (66.334.244.448 )Laba (rugi) atas penjualan aset tetap (10.894.007.696 ) (4.016.603.833 ) 104.500.000Laba atas penjualan saham - - 9.088.193.881Beban pajak penghasilan final (5.486.212.145 ) (7.364.292.654 ) (10.278.837.608 )Lain-lain - bersih (34.856.645.561 ) ( 39.468.891.160 ) (27.318.632.629 )

LABA (RUGI) SEBELUM TAKSIRANBEBAN PAJAK (156.164.151.331 ) 749.650.849.542 (815.758.312.619 )

TAKSIRAN BEBAN PAJAKPajak kini (62.009.000 ) (2.659.012.750 ) (7.040.576.726 )Pajak tangguhan - - (2.418.713.406 )

Jumlah taksiran beban pajak - bersih (62.009.000 ) (2.659.012.750 ) (9.459.290.132 )

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (156.226.160.331 ) 746.991.836.792 (825.217.602.751 )

PENGHASILANKOMPREHENSIF LAINPos-pos yang tidak akan

direklasifikasi ke laba rugiKeuntungan (kerugian) aktuaria 8.683.233.595 2.867.890.296 3.233.762.338

Pos-pos yang akandireklasifikasi ke laba rugiRugi yang belum terealisasi atas

investasi efek yang tersediauntuk dijual - - (6.658.151.500 )

Jumlah penghasilan komprehensiflainnya, bersih setelah pajak 8.683.233.595 2.867.890.296 (3.424.389.162 )

JUMLAH LABA (RUGI)KOMPREHENSIF TAHUNBERJALAN (147.542.926.736 ) 749.859.727.088 (828.641.991.913 )

318

INFO

RM

ASI T

AMB

AHAN

PT G

RAH

A AN

DR

ASEN

TRA

PRO

PER

TIN

DO

Tbk.

LAPO

RAN

PER

UB

AHAN

EK

UIT

AS E

NTI

TAS

IND

UK

Tahu

n Ya

ng B

erak

hir P

ada

Tang

gal-T

angg

al31

Des

embe

r 201

5, 2

014

dan

2013

(Din

yata

kan

dala

m R

upia

h, k

ecua

li di

nyat

akan

lain

)

106

Rug

iya

ng B

elum

Tere

alis

asi a

tas

Mod

al S

aham

Tam

baha

nIn

vest

asi E

fek

Keu

ntun

gan

Dite

mpa

tkan

dan

Mod

alya

ng T

erse

dia

(Ker

ugia

n)Sa

ldo

Laba

Dis

etor

Pen

uhD

iset

orun

tuk

Diju

alAk

tuar

ia(D

efis

it)Ju

mla

h Ek

uita

s

Sald

o, 1

Jan

uari

2013

(Dila

pork

an s

ebel

umny

a)1.

644.

540.

676.

100

-6.

658.

151.

500

-35

1.30

4.99

5.87

22.

002.

503.

823.

472

Pen

yesu

aian

yan

g tim

bul d

ari p

ener

apan

Per

nyat

aan

Sta

ndar

Aku

ntan

si K

euan

gan

(PS

AK

) No.

24 (R

evis

i 201

3)-

--

(11.

415.

412.

183

)-

(11.

415.

412.

183

)

Sald

o, 1

Jan

uari

2013

(Dis

ajik

an k

emba

li)1.

644.

540.

676.

100

-6.

658.

151.

500

(11.

415.

412.

183

)35

1.30

4.99

5.87

21.

991.

088.

411.

289

Tran

saks

i Res

trukt

uris

asi A

ntar

a E

ntita

sS

epen

gend

ali

-(4

47.3

01.0

67.8

80)

--

-(4

47.3

01.0

67.8

80)

Dek

onso

lidas

i ent

itas

anak

--

-46

2.42

2.01

5.34

646

2.42

2.01

5.34

6

Laba

(rug

i) ko

mpr

ehen

sif t

ahun

ber

jala

n-

-(6

.658

.151

.500

)3.

233.

762.

338

(825

.217

.602

.751

)(8

28.6

41.9

91.9

13)

Sald

o, 3

1 D

esem

ber 2

013

(Dis

ajik

an k

emba

li)1.

644.

540.

676.

100

(447

.301

.067

.880

)-

(8.1

81.6

49.8

45)

(11.

490.

591.

533

)1.

177.

567.

366.

842

Pem

bagi

an d

ivid

en-

--

-(2

83.6

50.2

64.4

00)

(283

.650

.264

.400

)

Kon

vers

i div

iden

men

jadi

sah

am28

3.65

0.26

4.40

0-

--

-28

3.65

0.26

4.40

0

Laba

kom

preh

ensi

f tah

un b

erja

lan

--

-2.

867.

890.

296

746.

991.

836.

792

749.

859.

727.

088

Sald

o, 3

1 D

esem

ber 2

014

(Dis

ajik

an k

emba

li)1.

928.

190.

940.

500

(447

.301

.067

.880

)-

(5.3

13.7

59.5

49)

451.

850.

980.

859

1.92

7.42

7.09

3.93

0

319

INFO

RM

ASI T

AMB

AHAN

PT G

RAH

A AN

DR

ASEN

TRA

PRO

PER

TIN

DO

Tbk.

LAPO

RAN

PER

UB

AHAN

EK

UIT

AS E

NTI

TAS

IND

UK

(lan

juta

n)Ta

hun

Yang

Ber

akhi

r Pad

a Ta

ngga

l-Tan

ggal

31D

esem

ber 2

015,

201

4 da

n 20

13(D

inya

taka

n da

lam

Rup

iah,

kec

uali

diny

atak

an la

in)

107

Rug

iya

ng B

elum

Tere

alis

asi a

tas

Mod

al S

aham

Tam

baha

nIn

vest

asi E

fek

Keu

ntun

gan

Dite

mpa

tkan

dan

Mod

alya

ng T

erse

dia

(Ker

ugia

n)Sa

ldo

Laba

Dis

etor

Pen

uhD

iset

orun

tuk

Diju

alAk

tuar

ia(D

efis

it)Ju

mla

h Ek

uita

s

Dek

onso

lidas

i Ent

itas

Ana

k-

--

-2.

504.

264

2.50

4.26

4

Tran

saks

i Res

trukt

uris

asi A

ntar

a E

ntita

sS

epen

gend

ali

-(5

.609

.433

)-

--

(5.6

09.4

33)

Laba

(rug

i) ko

mpr

ehen

sif t

ahun

ber

jala

n-

--

8.68

3.23

3.59

5(1

56.2

26.1

60.3

31)

(147

.542

.926

.736

)

Sald

o, 3

1 D

esem

ber 2

015

1.92

8.19

0.94

0.50

0(4

47.3

06.6

77.3

13)

-3.

369.

474.

046

295.

627.

324.

792

1.77

9.88

1.06

2.02

5

320

INFORMASI TAMBAHANPT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.

LAPORAN ARUS KAS ENTITAS INDUKTahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal

31 Desember 2015, 2014 dan 2013(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

108

2015 2014 2013

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIPenerimaan kas dari pelanggan 190.845.085.745 380.050.692.973 456.872.934.869Pembayaran kas kepada pemasok (74.959.891.666 ) (124.356.253.980 ) (112.080.524.252 )Pembayaran kas untuk karyawan (51.227.980.313 ) (63.138.157.235 ) (71.475.137.895 )Penerimaan (pembayaran) kas untuk

aktivitas operasi lain-lain (33.637.058.857 ) (77.803.479.529 ) 293.180.602.507

Arus kas diperoleh dari operasi 31.020.154.909 114.752.802.229 566.497.875.229Penerimaan bunga 306.737.375 4.747.507.602 3.499.589.516Pembayaran beban keuangan (40.412.494.905 ) (49.987.047.542 ) (66.236.644.266 )Pembayaran pajak penghasilan (16.316.749.630 ) (53.734.055.429 ) (87.662.363.056 )

Kas bersih yang diperoleh dari(digunakan untuk) aktivitas operasi (25.402.352.251 ) 15.779.206.860 416.098.457.423

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIPenurunan (peningkatan) penyertaan saham - (66.604.454.194 ) 333.668.697.958Penurunan (peningkatan) dana dalam

pembatasan 2.841.813.059 3.290.003.819 (7.392.435.864 )Pembelian aset tetap (2.195.137.368 ) (12.628.168.463 ) (186.873.027.812 )Perolehan atas penjualan aset tetap - 30.646.739.340 104.500.000

Kas bersih yang diperoleh dari(digunakan untuk) aktivitas investasi 646.675.691 (45.295.879.498 ) 139.507.734.282

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANPembayaran utang pembelian aset tetap (994.154.333 ) (717.728.686 ) (73.545.835 )Penurunan (peningkatan) piutang

pihak berelasi 55.337.492.884 37.918.579.518 (278.383.174.661 )Peningkatan (penurunan) utang pihak berelasi (16.430.337.998 ) 15.676.710.857 (69.413.813.331 )Pembayaran utang bank jangka panjang (5.198.666.798 ) (37.172.209.498 ) (211.437.079.860 )

Kas Bersih yang diperoleh dari(digunakan untuk) aktivitas pendanaan 32.714.333.755 15.705.352.191 (559.307.613.687 )

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIHKAS DAN SETARA KAS 7.958.657.195 (13.811.320.447 ) (3.701.421.982 )

DAMPAK BERSIH PERUBAHAN NILAITUKAR ATAS KAS DAN SETARA KAS 4.797.552 3.511.272 122.840.207

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 3.728.798.655 17.536.607.830 21.115.189.605

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 11.692.253.402 3.728.798.655 17.536.607.830

321

INFORMASI TAMBAHANPT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.

LAPORAN ARUS KAS ENTITAS INDUKTahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal

31 Desember 2015, 2014 dan 2013(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

108

2015 2014 2013

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIPenerimaan kas dari pelanggan 190.845.085.745 380.050.692.973 456.872.934.869Pembayaran kas kepada pemasok (74.959.891.666 ) (124.356.253.980 ) (112.080.524.252 )Pembayaran kas untuk karyawan (51.227.980.313 ) (63.138.157.235 ) (71.475.137.895 )Penerimaan (pembayaran) kas untuk

aktivitas operasi lain-lain (33.637.058.857 ) (77.803.479.529 ) 293.180.602.507

Arus kas diperoleh dari operasi 31.020.154.909 114.752.802.229 566.497.875.229Penerimaan bunga 306.737.375 4.747.507.602 3.499.589.516Pembayaran beban keuangan (40.412.494.905 ) (49.987.047.542 ) (66.236.644.266 )Pembayaran pajak penghasilan (16.316.749.630 ) (53.734.055.429 ) (87.662.363.056 )

Kas bersih yang diperoleh dari(digunakan untuk) aktivitas operasi (25.402.352.251 ) 15.779.206.860 416.098.457.423

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIPenurunan (peningkatan) penyertaan saham - (66.604.454.194 ) 333.668.697.958Penurunan (peningkatan) dana dalam

pembatasan 2.841.813.059 3.290.003.819 (7.392.435.864 )Pembelian aset tetap (2.195.137.368 ) (12.628.168.463 ) (186.873.027.812 )Perolehan atas penjualan aset tetap - 30.646.739.340 104.500.000

Kas bersih yang diperoleh dari(digunakan untuk) aktivitas investasi 646.675.691 (45.295.879.498 ) 139.507.734.282

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANPembayaran utang pembelian aset tetap (994.154.333 ) (717.728.686 ) (73.545.835 )Penurunan (peningkatan) piutang

pihak berelasi 55.337.492.884 37.918.579.518 (278.383.174.661 )Peningkatan (penurunan) utang pihak berelasi (16.430.337.998 ) 15.676.710.857 (69.413.813.331 )Pembayaran utang bank jangka panjang (5.198.666.798 ) (37.172.209.498 ) (211.437.079.860 )

Kas Bersih yang diperoleh dari(digunakan untuk) aktivitas pendanaan 32.714.333.755 15.705.352.191 (559.307.613.687 )

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIHKAS DAN SETARA KAS 7.958.657.195 (13.811.320.447 ) (3.701.421.982 )

DAMPAK BERSIH PERUBAHAN NILAITUKAR ATAS KAS DAN SETARA KAS 4.797.552 3.511.272 122.840.207

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 3.728.798.655 17.536.607.830 21.115.189.605

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 11.692.253.402 3.728.798.655 17.536.607.830

INFORMASI TAMBAHANPT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Tbk.

LAPORAN ARUS KAS ENTITAS INDUKTanggal 31 Desember 2015, 2014 Dan 2013

Serta Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

109

1. PENYERTAAN SAHAM PADA ENTITAS ANAK

Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013, Entitas Induk memiliki penyertaan sahampada Entitas Anak sebagai berikut:

31 Desember 2015

PersentaseKepemilikan Nilai

PT Lembu Nusantara Jaya 51% 37.825.941.671PT Jungleland Asia 99,99% 499.999.900.000PT Andrasentra Properti Services 0,01% 100

Jumlah 537.825.841.771

31 Desember 2014

PersentaseKepemilikan Nilai

PT Lembu Nusantara Jaya 51% 39.102.210.005PT Jungleland Asia 100% 500.000.000.000PT Andrasentra Properti Services 99,99% 49.999.900

Jumlah 539.152.209.905

31 Desember 2013

PersentaseKepemilikan Nilai

PT Bukit Jonggol Asri 35% 647.350.749.533

322

XX. ANGGARAN DASAR PERSEROAN Anggaran Dasar Perseroan berdasarkanAkta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 23 tanggal 19 Februari 2016, yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan beserta lampirannya No. AHU-0003651.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016 dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan nomor AHU-0024197.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0025961 tanggal 24 Februari 2016 serta telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0025960 tanggal 24 Februari 2016,adalah sebagai berikut:

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

1. Perseroan terbatas ini bernama PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO, Tbk selanjutnya disebut

Perseroan), berkedudukan di Kota Bogor. 2. Perseroan dapat membuka kantor cabang atau kantor perwakilan, baik di dalam maupun di luar wilayah

Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi, dengan persetujuan dari Dewan Komisaris, dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN

Pasal 2

Perseroan didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas.

MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA Pasal 3

1. Maksud dan tujuan Perseroan ini adalah: berusaha dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa,

yang berhubungan dengan real estate, properti dan pengelolaan taman hiburan/rekreasi. 2. Untuk merealisasikan maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha

utamanya, yaitu: a. Menjalankan usaha-usaha dibidang pembangunan, antara lain:

- melakukan pembangunan perumahan/real estate dan properti lainnya; - melakukan pembangunan taman hiburan dan rekreasi; - pembangunan dan pengembangan wilayah pemukiman; - bertindak sebagai pengembang.

b. Menjalankan usaha-usaha dibidang perdagangan, antara lain: - perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estate, properti dan taman

hiburan/rekreasi; - bertindak sebagai grosir, supplier, leveransier dan commision house.

Selain menjalankan kegiatan usaha utamanya, Perseroan dapat juga menjalankan kegiatan usaha penunjang, yaitu menjalankan usaha dalam bidang jasa, antara lain melakukan kegiatan: - pengelolaan taman hiburan dan rekreasi; - konsultasi bidang manajemen operasi dan pemeliharaan kawasan properti real estate; - konsultasi bidang bisnis, manajemen dan administrasi.

MODAL Pasal 4

1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp 5.000.000.000.000,- (lima trilyun Rupiah) terbagi atas

50.000.000.000 (lima puluh miliar) saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp 100, seratus Rupiah).

2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor 38,56% (tiga puluh delapan koma lima enam persen) atau sejumlah 19.281.909.405 (sembilan belas miliar dua ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus sembilan ribu empat ratus lima) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 1.928.190.940.500,- (satu trilyun sembilan ratus dua puluh delapan miliar seratus sembilan puluh juta sembilan ratus empat puluh ribu lima ratus Rupiah) oleh para pemegang saham yang telah mengambil bagiansaham dan rincian serta nilai nominal saham yang disebutkan pada akhir akta.

323

XX. ANGGARAN DASAR PERSEROAN Anggaran Dasar Perseroan berdasarkanAkta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 23 tanggal 19 Februari 2016, yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan beserta lampirannya No. AHU-0003651.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016 dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan nomor AHU-0024197.AH.01.11.TAHUN 2016 tanggal 24 Februari 2016, telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0025961 tanggal 24 Februari 2016 serta telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0025960 tanggal 24 Februari 2016,adalah sebagai berikut:

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

1. Perseroan terbatas ini bernama PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO, Tbk selanjutnya disebut

Perseroan), berkedudukan di Kota Bogor. 2. Perseroan dapat membuka kantor cabang atau kantor perwakilan, baik di dalam maupun di luar wilayah

Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi, dengan persetujuan dari Dewan Komisaris, dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN

Pasal 2

Perseroan didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas.

MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA Pasal 3

1. Maksud dan tujuan Perseroan ini adalah: berusaha dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa,

yang berhubungan dengan real estate, properti dan pengelolaan taman hiburan/rekreasi. 2. Untuk merealisasikan maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha

utamanya, yaitu: a. Menjalankan usaha-usaha dibidang pembangunan, antara lain:

- melakukan pembangunan perumahan/real estate dan properti lainnya; - melakukan pembangunan taman hiburan dan rekreasi; - pembangunan dan pengembangan wilayah pemukiman; - bertindak sebagai pengembang.

b. Menjalankan usaha-usaha dibidang perdagangan, antara lain: - perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estate, properti dan taman

hiburan/rekreasi; - bertindak sebagai grosir, supplier, leveransier dan commision house.

Selain menjalankan kegiatan usaha utamanya, Perseroan dapat juga menjalankan kegiatan usaha penunjang, yaitu menjalankan usaha dalam bidang jasa, antara lain melakukan kegiatan: - pengelolaan taman hiburan dan rekreasi; - konsultasi bidang manajemen operasi dan pemeliharaan kawasan properti real estate; - konsultasi bidang bisnis, manajemen dan administrasi.

MODAL Pasal 4

1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp 5.000.000.000.000,- (lima trilyun Rupiah) terbagi atas

50.000.000.000 (lima puluh miliar) saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp 100, seratus Rupiah).

2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor 38,56% (tiga puluh delapan koma lima enam persen) atau sejumlah 19.281.909.405 (sembilan belas miliar dua ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus sembilan ribu empat ratus lima) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 1.928.190.940.500,- (satu trilyun sembilan ratus dua puluh delapan miliar seratus sembilan puluh juta sembilan ratus empat puluh ribu lima ratus Rupiah) oleh para pemegang saham yang telah mengambil bagiansaham dan rincian serta nilai nominal saham yang disebutkan pada akhir akta.

3. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan menurut keperluan modal Perseroan, pada waktu dan dengan cara, harga serta persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (selanjutnya disebut RUPS), dengan cara penawaran umum terbatas, dengan memperhatikan peraturan yang termuat dalam anggaran dasar ini, Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 (dua ribu tujuh) tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas), peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal, antara lain peraturan yang mengatur tentang penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. Kuorum dan keputusan RUPS untuk menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan harus memenuhi persyaratan dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a Anggaran Dasar ini.

4. Setiap saham dalam simpanan yang dikeluarkan lebih lanjut harus disetor penuh. Penyetoran modal dapat pula dilakukan dengan cara selain dalam bentuk uang dengan memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: a. Benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada saat

pemanggilan RUPS mengenai penyetoran tersebut; b. Benda yang akan dijadikan setoran wajib dinilai oleh Penilai Independen yang terdaftar di Otoritas

Jasa Keuangan (selanjutnya disebut OJK) dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga; c. Memperoleh persetujuan RUPS dengan kuorum sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat (7)

anggaran dasar Perseroan; d. Dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham Perseroan

yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar; dan e. Dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan,

dan/atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan KeuanganTahunan terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan Publik yang terdaftar di OJK dengan pendapat wajar tanpapengecualian.

5. Dalam hal RUPS yang menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan dengan cara penawaran umum terbatas maupun peningkatam modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu memutuskan jumlah maksimum saham dalam simpanan yang akan dikeluarkan, maka RUPS tersebut harus melimpahkan kewenangan pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menyatakan jumlah sahamyang sesungguhnya telah dikeluarkan dalam rangka penawaran umum terbatas atau peningkatan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu tersebut.

6. Jika efek yang bersifat Ekuitas akan dikeluarkan oleh Perseroan, maka: a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas yang dilakukan dengan

pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (selanjutnya disebut HMETD) kepada pemegang saham yang namanya terdaftar dalam daftar pemegang saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan RUPS yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan -jumlah saham yang telah terdaftar dalam daftar pemegang saham Perseroan atas nama pemegang saham masing-masing pada tanggal tersebut;

b. Pengeluaran Efek bersifat ekuitas tanpa memberikan HMETD kepada pemegang saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran saham: i. Ditujukan kepada karyawan Perseroan; ii. Ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham,

yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS; iii. dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh

RUPS; dan/atau iv. dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan

penambahan modal tanpa HMETD. c. HMETD wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan, dengan mengindahkan ketentuan anggaran

dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal; d. Efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang HMETD

harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan efek bersifat ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah efek bersifat ekuitas yang dipesan melebihi jumlah efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan, efek bersifat ekuitas yang tidak diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah HMETD yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang memesan tambahan efek bersifat ekuitas;

e. Dalam hal masih terdapat sisa efek bersifat ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham sebagaimana dimaksud pada huruf d di atas, maka dalam hal terdapat pembeli siaga, efek bersifat ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama;

7. Pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk pemegang efek yang dapat ditukar dengan saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan RUPS Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran efek tersebut.

8. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang diterbitkan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

324

9. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS. Perubahan anggaran dasar dalam rangka perubahan modal dasar harus disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

10. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukansepanjang: a. Telah memperoleh persetujuan RUPS untuk menambah modal dasar; b. Telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia; c. Penambahan modal ditempatkan dan disetor sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima

persen) dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf b Pasal ini;

d. Dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf c Pasal ini tidak terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga modal disetor menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu pada ayat (10) huruf c Pasal ini tidak terpenuhi; dan

e. Persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf a Pasal ini termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf d Pasal ini.

11. Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut.

SAHAM Pasal 5

1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama. 2. Perseroan dapat mengeluarkan saham dengan nilai nominal atau tanpa nilai nominal sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan ketentuan yang berlaku di Bursa Efek di tempat saham-saham Perseroan dicatatkan.

3. Pengeluaran saham tanpa nilai nominal wajib dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

4. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu) saham. 5. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki 6. bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang di antara mereka atau menunjuk

seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan yang ditunjuk atau diberi kuasa itu sajalah yang berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut.

7. Selama ketentuan pada ayat (5) Pasal ini belum dilaksanakan, para pemegang saham tersebut tidak berhak mengeluarkan suara dalam RUPS, sedangkan pembayaran dividen untuk saham itu ditangguhkan.

8. Setiap pemegang saham wajib untuk tunduk kepada anggaran dasar dan kepada semua keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. Untuk saham Perseroan yang dicatatkan pada Bursa Efek di Indonesia berlaku peraturan Bursa Efek di Indonesia tempat saham Perseroan dicatatkan.

10. Dalam hal Saham Perseroan tidak masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan, maka Perseroan wajib memberikan bukti pemilikan saham berupa surat saham atau surat kolektif saham kepada pemegang sahamnya.

11. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang dimiliki oleh seorang pemegang saham.

12. Pada surat saham sekurangnya harus dicantumkan: a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nilai nominal saham; c. Tanggal pengeluaran surat saham.

13. Pada surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan: a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat kolektif saham; c. Nomor surat saham dan jumlah saham; d. Nilai nominal saham; e. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham.

14. Surat saham dan surat kolektif saham harus ditandatangani oleh Direktur Utama atau 2 (dua) orang anggota Direksi lainnya.

325

9. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS. Perubahan anggaran dasar dalam rangka perubahan modal dasar harus disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

10. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukansepanjang: a. Telah memperoleh persetujuan RUPS untuk menambah modal dasar; b. Telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia; c. Penambahan modal ditempatkan dan disetor sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima

persen) dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf b Pasal ini;

d. Dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf c Pasal ini tidak terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga modal disetor menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu pada ayat (10) huruf c Pasal ini tidak terpenuhi; dan

e. Persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf a Pasal ini termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf d Pasal ini.

11. Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut.

SAHAM Pasal 5

1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama. 2. Perseroan dapat mengeluarkan saham dengan nilai nominal atau tanpa nilai nominal sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan ketentuan yang berlaku di Bursa Efek di tempat saham-saham Perseroan dicatatkan.

3. Pengeluaran saham tanpa nilai nominal wajib dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

4. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu) saham. 5. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki 6. bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang di antara mereka atau menunjuk

seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan yang ditunjuk atau diberi kuasa itu sajalah yang berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut.

7. Selama ketentuan pada ayat (5) Pasal ini belum dilaksanakan, para pemegang saham tersebut tidak berhak mengeluarkan suara dalam RUPS, sedangkan pembayaran dividen untuk saham itu ditangguhkan.

8. Setiap pemegang saham wajib untuk tunduk kepada anggaran dasar dan kepada semua keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. Untuk saham Perseroan yang dicatatkan pada Bursa Efek di Indonesia berlaku peraturan Bursa Efek di Indonesia tempat saham Perseroan dicatatkan.

10. Dalam hal Saham Perseroan tidak masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan, maka Perseroan wajib memberikan bukti pemilikan saham berupa surat saham atau surat kolektif saham kepada pemegang sahamnya.

11. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang dimiliki oleh seorang pemegang saham.

12. Pada surat saham sekurangnya harus dicantumkan: a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nilai nominal saham; c. Tanggal pengeluaran surat saham.

13. Pada surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan: a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat kolektif saham; c. Nomor surat saham dan jumlah saham; d. Nilai nominal saham; e. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham.

14. Surat saham dan surat kolektif saham harus ditandatangani oleh Direktur Utama atau 2 (dua) orang anggota Direksi lainnya.

15. Apabila terdapat pecahan nilai nominal saham, pemegang pecahan nilai nominal saham tidak diberikan hak suara perseorangan, kecuali pemegang pecahan nilai nominal saham, baik sendiri atau bersama pemegang pecahan nilai nominal saham lainnya yang klasifikasi sahamnya sama memiliki nilai nominal sebesar 1 (satu) nominal saham dari klasifikasi tersebut. Para pemegang pecahan nilai nominal saham tersebut harus menunjuk seorang diantara mereka atau seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan yang ditunjuk atau diberi kuasa itu sajalah yang berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut.

16. Direksi atau kuasa yang ditunjuk olehnya berkewajiban untuk mengadakan daftar pemegang saham dan dalam daftar itu dicatat nomor-nomor urut surat saham, jumlah saham yang dimiliki, nama-nama dan alamat-alamat para pemegang saham dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.

PENGGANTI SURAT SAHAM Pasal 6

1. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika Perseroan menerima

bukti yang cukup bahwa: a. Pihak yang mengajukan permohonan tertulis penggantian saham adalah pemilik surat saham

tersebut; dan b. Asli surat saham yang rusak tersebut telah dikembalikan.

Asli surat saham yang rusak tersebut wajib dimusnahkan setelah diberikan surat saham pengganti.

2. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika Perseroan menerima bukti yang cukup, bahwa: a. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian surat saham adalah pemilik surat saham tersebut; b. Terdapat dokumen pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas hilangnya surat saham

tersebut; c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian surat saham memberikan jaminan yang dipandang

cukup oleh Direksi Perseroan; d. Rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan di Bursa Efek di mana

saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari sebelum pengeluaran pengganti surat saham.

3. Biaya untuk pengeluaran surat saham pengganti itu harus ditanggung oleh pemilik surat saham yang bersangkutan.

4. Direksi dalam Rapat Direksi harus membuat Berita Acara Rapat mengenai surat saham pengganti dalam hal surat saham rusak dan/atau surat saham hilang dengan menyebutkan alasannya. Surat saham asli yang rusak itu dimusnahkan oleh Direksi dalam Rapat Direksi, hal tersebut harus dicatat dalam Berita Acara Rapat tersebut.

5. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas mengenai pengeluaran surat saham pengganti juga berlaku untuk pengeluaran surat kolektif saham pengganti atau efek bersifat ekuitas.

PENITIPAN KOLEKTIF

Pasal 7

1. Saham-saham yang berada dalam Penitipan Kolektif berlaku ketentuan dalam Pasal ini, yaitu: a. saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam

buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;

b. saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam Rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut;

c. apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham tersebut dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari Reksa- Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif tersebut;

d. Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas atau Bank Kustodian sebagaimana dimaksud dalam huruf c di atas sebagai tanda bukti pencatatan dalam- buku Daftar Pemegang Saham Perseroan;

326

e. Perseroan wajib memutasikan saham dalam PenitipanKolektif yang terdaftar atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama Pihak yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dimaksud. Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan;

f. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam Rekening Efek;

g. dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan Perseroan adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain;

h. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham tersebut hilang atau musnah, kecuali pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti dan/atau jaminan yang cukup bahwa pihak tersebut benar-benar sebagai pemegang saham dan surat saham tersebut benar-benar -hilang atau musnah;

i. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam- Penitipan Kolektif apabila saham tersebut dijaminkan, diletakkan dalam sita jaminan berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk pemeriksaan perkara pidana, dalam hal penjaminan dan/atau sita diberitahukan secara tertulis oleh pemegang saham yang bersangkutan kepada Perseroan;

j. pemegang Rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau mengeluarkan suara dalam RUPS sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya pada rekening tersebut;

k. pemegang rekening efek yang berhak mengeluarkan suara dalam RUPS adalah pihak yang namanya tercatat sebagai pemegang rekening efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian, atau Perusahaan Efek paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum panggilan RUPS. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian, atau Perusahaan Efek dalam jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan yang berlaku di Pasar Modal wajib menyampaikan daftar nama pemegang rekening efek kepada Perseroan untuk didaftarkan dalam buku Daftar Pemegang Saham yang khusus disediakan oleh RUPS dalam jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan yang berlaku di bidang Pasar Modal;

l. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam RUPS atas saham Perseroan yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut kepada Perseroan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum pemanggilan RUPS;

m. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut;

n. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; dan

o. Batas waktu penentuan pemegang Rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditentukan oleh RUPS denganketentuan bahwa Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang Rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang Rekening Efek tersebut kepadaLembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, paling lambat pada tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut.

2. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif tunduk pada- peraturan perundangan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di wilayah Republik Indonesia di tempat saham-saham Perseroan dicatatkan.

327

e. Perseroan wajib memutasikan saham dalam PenitipanKolektif yang terdaftar atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama Pihak yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dimaksud. Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan;

f. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam Rekening Efek;

g. dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan Perseroan adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain;

h. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham tersebut hilang atau musnah, kecuali pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti dan/atau jaminan yang cukup bahwa pihak tersebut benar-benar sebagai pemegang saham dan surat saham tersebut benar-benar -hilang atau musnah;

i. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam- Penitipan Kolektif apabila saham tersebut dijaminkan, diletakkan dalam sita jaminan berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk pemeriksaan perkara pidana, dalam hal penjaminan dan/atau sita diberitahukan secara tertulis oleh pemegang saham yang bersangkutan kepada Perseroan;

j. pemegang Rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau mengeluarkan suara dalam RUPS sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya pada rekening tersebut;

k. pemegang rekening efek yang berhak mengeluarkan suara dalam RUPS adalah pihak yang namanya tercatat sebagai pemegang rekening efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian, atau Perusahaan Efek paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum panggilan RUPS. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian, atau Perusahaan Efek dalam jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan yang berlaku di Pasar Modal wajib menyampaikan daftar nama pemegang rekening efek kepada Perseroan untuk didaftarkan dalam buku Daftar Pemegang Saham yang khusus disediakan oleh RUPS dalam jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan yang berlaku di bidang Pasar Modal;

l. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam RUPS atas saham Perseroan yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut kepada Perseroan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum pemanggilan RUPS;

m. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut;

n. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; dan

o. Batas waktu penentuan pemegang Rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditentukan oleh RUPS denganketentuan bahwa Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang Rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang Rekening Efek tersebut kepadaLembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, paling lambat pada tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut.

2. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif tunduk pada- peraturan perundangan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di wilayah Republik Indonesia di tempat saham-saham Perseroan dicatatkan.

PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM Pasal 8

1. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan atas suatu saham, pemilik asli yang terdaftar dalam Daftar

Pemegang Saham harus tetap dianggap sebagai pemegang- saham sampai nama pemilik baru telah tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan, dengan tidak mengurangi izin-izin pihak yang berwenang dan peraturan perundang-undangan serta ketentuan pada Bursa Efek di Indonesia tempat di mana saham Perseroan dicatatkan.

2. Semua pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan dokumen yang ditandatangani oleh atau atas nama pihak yang memindahkan hak dan oleh atau atas nama pihak yang menerima pemindahan hak atas saham yang bersangkutan. Dokumen pemindahan hak atas saham harus memenuhi peraturan di bidang Pasar Modal yang berlaku di Indonesia, tempat di mana saham Perseroan dicatatkan, dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di Pasar Modal wajib memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

4. Direksi dapat menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam buku Daftar PemegangSaham Perseroan apabila cara-cara yang disyaratkan dalam anggaran dasar ini tidak dipenuhi atau apabilasalah satu syarat dalam izin yang diberikan kepada Perseroan oleh pihak yang berwenang atau hal lain yang disyaratkan oleh pihak yang berwenang tidak terpenuhi.

5. Apabila Direksi menolak untuk mencatatkan pemindahan hak atas saham tersebut, dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi Perseroan, Direksi wajib mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya. Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada bursa efek di Indonesia, setiap penolakan untuk mencatat pemindahan hak harus sesuai dengan peraturan bursa efek di Indonesia yang berlaku di tempat saham Perseroan dicatatkan.

6. Orang yang mendapat hak atas saham karena kematian seorang pemegang saham atau karena alasan lain yang menyebabkan kepemilikan suatu saham berubah menurut hukum, dengan mengajukan bukti-bukti hak sebagaimana sewaktu-waktu disyaratkan oleh Direksi, dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk didaftar sebagai pemegang saham. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik bukti-bukti hak itu tanpa mengurangi ketentuan dalam anggaran dasar ini serta -dengan mengindahkan peraturan yang berlaku di bursa efek di Indonesia, tempat saham Perseroan dicatatkan.

7. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan pemindahbukuan dari rekening Efek satu ke rekening Efek lain pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian, dan Perusahaan Efek.

8. Semua pembatasan, larangan, dan ketentuan dalam anggaran dasar ini yang mengatur hak untuk memindahkan hak atas saham dan pendaftaran pemindahan hak atas saham harus berlaku pula terhadap setiap pemindahan hak menurut ayat (6) Pasal ini.

9. Pemegang saham yang mengajukan permintaan penyelenggaraan RUPS dan dalam hal permintaan penyelenggaraan RUPS tersebut dipenuhi oleh Direksi dan Dewan Komisaris atau berdasarkan penetapan pengadilan, wajib tidak mengalihkan saham yang dimilikinya dalam jangka waktu paling sedikit 6 (enam) bulan sejak penyelenggaraan RUPS.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Pasal 9 1. RUPS adalah:

a. RUPS Tahunan; b. RUPS lainnya, yang dalam anggaran dasar ini disebut RUPS Luar Biasa.

2. Istilah RUPS dalam anggaran dasar ini berarti keduanya, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa, kecuali dengan tegas dinyatakan lain.

3. RUPS Tahunan diselenggarakan tiap tahun, paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir. 4. Dalam RUPS Tahunan:

a. Direksi menyampaikan: i. laporan perihal jalannya Perseroan dan tata usaha keuangan dari tahun buku yang baru berlalu,

yang telah diperiksa oleh Dewan Komisaris (untuk selanjutnya disebut Laporan Tahunan) untuk mendapatkan persetujuan RUPS;

ii. laporan keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik (untuk selanjutnya disebut Laporan Keuangan) untuk mendapatkan pengesahan RUPS;

b. Dewan Komisaris menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun bukuyang baru berlalu.

c. Ditetapkan penggunaan laba atau keuntungan jika Perseroan mempunyai saldo laba yang positif dankeuntungan yang belum dibagi dari tahun-tahun bukuyang lalu harus diputuskan berdasarkan usul Direksi.

d. Dilakukan penunjukan Akuntan Publik dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada- Direksi Perseroan atas nama RUPS.

328

e. Bilamana perlu, dilakukan pengangkatan para anggota Direksi dan para anggota Dewan Komisaris dan penentuan honorarium serta tunjangan lainnya dari para anggota Direksi dan para anggota Dewan Komisaris; dan

f. Dapat diputuskan mata acara RUPS lainnya yang telah diajukan sebagaimana mestinya dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar Perseroan.

5. Persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan Keuangan oleh RUPS Tahunan berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan.

6. RUPS Luar Biasa dapat diselenggarakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan untuk membicarakan dan memutuskan mata acara rapat, kecuali mata acara rapat yang dimaksud pada ayat (4) huruf a sampai dengan d, dengan memperhatikan peraturan perundang-undanganyang berlaku dan anggaran dasar Perseroan.

7. a. 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali anggaran dasar Perseroan menentukan suatu jumlah yang lebih kecil, dapat meminta agar diselenggarakan RUPS. b. Permintaan penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini diajukan kepada

Direksi dengan surat tercatat disertai alasannya. c. Permintaan penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini harus:

i. dilakukan dengan itikad baik; ii. mempertimbangkan kepentingan Perseroan; iii. merupakan permintaan yang membutuhkan keputusan RUPS; iv. disertai dengan alasan dan bahan terkait hal yang harus diputuskan dalam RUPS; dan v. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar Perseroan.

d. Direksi wajib melakukan pengumuman RUPS kepada pemegang saham dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan-penyelenggaraan RUPS diterima Direksi;

e. Dalam hal Direksi tidak melakukan pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf d di atas, maka pemegang saham dapat mengajukan kembali permintaan penyelenggaraan RUPS kepada Dewan Komisaris;

f. Dewan Komisaris wajib melakukan pengumuman RUPS kepada pemegang saham dalam jangka

waktu paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf e tersebut di atas, diterima Dewan Komisaris;

g. Dalam hal Direksi atau Dewan Komisaris tidak melakukan pengumuman RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf d dan huruf f tersebut di atas, maka Direksi atau Dewan Komisaris wajib mengumumkan; i. terdapat permintaan penyelenggaraan RUPS dari pemegang saham sebagaimana dimaksud

pada ayat (7) huruf a Pasal ini; dan ii. alasan tidak diselenggarakannya RUPS.

h. Dalam hal Dewan Komisaris tidak melakukan pengumuman RUPS kepada pemegang saham sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf f Pasal ini, pemegang saham sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf a Pasal ini dapat mengajukan permintaan diselenggarakannya RUPS kepada ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan untuk menetapkan pemberian izin diselenggarakannya RUPS.

TEMPAT, PENGUMUMAN, PEMANGGILAN DAN PIMPINAN RUPS

Pasal 10

1. Tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan lain dalam anggaran dasar Perseroan, RUPS wajib dilakukan di wilayah Negara Republik Indonesia dan dapat dilakukan di: a. Tempat kedudukan Perseroan; b. Tempat Perseroan melakukan kegiatan usaha utamanya; c. Ibukota provinsi di mana tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha utama Perseroan; atau d. Provinsi tempat kedudukan Bursa Efek di mana saham Perseroan dicatatkan.

2. a. Direksi wajib melakukan pengumuman RUPS kepada pemegang saham paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sebelum pemanggilan RUPS, dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan; b. pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a Pasal ini paling kurang memuat:

i. ketentuan pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS; ii. ketentuan pemegang saham yang berhak mengusulkan mata acara rapat; iii. tanggal penyelenggaraan RUPS; dan iv. tanggal pemanggilan RUPS.

329

e. Bilamana perlu, dilakukan pengangkatan para anggota Direksi dan para anggota Dewan Komisaris dan penentuan honorarium serta tunjangan lainnya dari para anggota Direksi dan para anggota Dewan Komisaris; dan

f. Dapat diputuskan mata acara RUPS lainnya yang telah diajukan sebagaimana mestinya dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar Perseroan.

5. Persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan Keuangan oleh RUPS Tahunan berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan.

6. RUPS Luar Biasa dapat diselenggarakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan untuk membicarakan dan memutuskan mata acara rapat, kecuali mata acara rapat yang dimaksud pada ayat (4) huruf a sampai dengan d, dengan memperhatikan peraturan perundang-undanganyang berlaku dan anggaran dasar Perseroan.

7. a. 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali anggaran dasar Perseroan menentukan suatu jumlah yang lebih kecil, dapat meminta agar diselenggarakan RUPS. b. Permintaan penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini diajukan kepada

Direksi dengan surat tercatat disertai alasannya. c. Permintaan penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini harus:

i. dilakukan dengan itikad baik; ii. mempertimbangkan kepentingan Perseroan; iii. merupakan permintaan yang membutuhkan keputusan RUPS; iv. disertai dengan alasan dan bahan terkait hal yang harus diputuskan dalam RUPS; dan v. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar Perseroan.

d. Direksi wajib melakukan pengumuman RUPS kepada pemegang saham dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan-penyelenggaraan RUPS diterima Direksi;

e. Dalam hal Direksi tidak melakukan pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf d di atas, maka pemegang saham dapat mengajukan kembali permintaan penyelenggaraan RUPS kepada Dewan Komisaris;

f. Dewan Komisaris wajib melakukan pengumuman RUPS kepada pemegang saham dalam jangka

waktu paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf e tersebut di atas, diterima Dewan Komisaris;

g. Dalam hal Direksi atau Dewan Komisaris tidak melakukan pengumuman RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf d dan huruf f tersebut di atas, maka Direksi atau Dewan Komisaris wajib mengumumkan; i. terdapat permintaan penyelenggaraan RUPS dari pemegang saham sebagaimana dimaksud

pada ayat (7) huruf a Pasal ini; dan ii. alasan tidak diselenggarakannya RUPS.

h. Dalam hal Dewan Komisaris tidak melakukan pengumuman RUPS kepada pemegang saham sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf f Pasal ini, pemegang saham sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf a Pasal ini dapat mengajukan permintaan diselenggarakannya RUPS kepada ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan untuk menetapkan pemberian izin diselenggarakannya RUPS.

TEMPAT, PENGUMUMAN, PEMANGGILAN DAN PIMPINAN RUPS

Pasal 10

1. Tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan lain dalam anggaran dasar Perseroan, RUPS wajib dilakukan di wilayah Negara Republik Indonesia dan dapat dilakukan di: a. Tempat kedudukan Perseroan; b. Tempat Perseroan melakukan kegiatan usaha utamanya; c. Ibukota provinsi di mana tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha utama Perseroan; atau d. Provinsi tempat kedudukan Bursa Efek di mana saham Perseroan dicatatkan.

2. a. Direksi wajib melakukan pengumuman RUPS kepada pemegang saham paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sebelum pemanggilan RUPS, dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan; b. pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a Pasal ini paling kurang memuat:

i. ketentuan pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS; ii. ketentuan pemegang saham yang berhak mengusulkan mata acara rapat; iii. tanggal penyelenggaraan RUPS; dan iv. tanggal pemanggilan RUPS.

c. Dalam hal RUPS diselenggarakan atas permintaan pemegang saham, selain memuat hal yang disebut pada huruf b, pengumuman RUPS wajib memuat informasi bahwa Perseroan menyelenggarakan RUPS karena adanya permintaan dari pemegang saham;

d. Pengumuman RUPS kepada pemegang saham bagi Perseroan dilakukan paling kurang melalui: i. 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional; ii. situs web Bursa Efek; dan iii. situs web Perseroan, dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing, dengan ketentuan bahasa

asing yang digunakan paling kurang bahasa Inggris. e. Pengumuman RUPS yang menggunakan bahasa asing sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d

Pasal ini wajib memuat informasi yang sama dengan informasi dalam pengumuman RUPS yang menggunakan bahasa Indonesia;

f. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran informasi yang diumumkan dalam bahasa asing dengan yang diumumkan dengan bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e Pasal ini, informasi yang digunakan sebagai acuan adalah informasi dalam -bahasa Indonesia.

g. Bukti pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d Pasal ini wajib disampaikan kepada OJK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pengumuman RUPS; dan

h. Dalam hal RUPS diselenggarakan atas permintaan pemegang saham, penyampaian bukti pengumuman RUPS juga disertai dengan salinan surat permintaan penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada Pasal- 9 ayat (7) huruf b.

3. Pemegang saham dapat mengusulkan mata acara RUPS apabila: a. telah diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang-

mewakili 1/20 (satu per dua puluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara; dan b. telah diterima sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum pemanggilan untuk RUPS yang

bersangkutan dikeluarkan. 4. Usulan mata acara rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini, harus diajukan dengan itikad

baik, mempertimbangkan kepentingan Perseroan, menyertakan alasan dan bahan usulan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

5. a. Perseroan wajib melakukan pemanggilan kepada pemegang saham paling lambat 21 (dua puluh satu) hari sebelum RUPS, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS; b. Pemanggilan RUPS paling kurang memuat informasi:

i. tanggal penyelenggaraan RUPS; ii. waktu penyelenggaraan RUPS; iii. tempat penyelenggaraan RUPS; iv. ketentuan pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS; v. mata acara rapat termasuk penjelasan atas setiap mata acara tersebut; dan vi. informasi yang menyatakan bahan terkait mata acara rapat tersedia bagi pemegang saham

sejak tanggal dilakukannya pemanggilan RUPS sampai dengan -RUPS diselenggarakan; c. Pemanggilan RUPS kepada pemegang saham bagi Perseroan dilakukan paling kurang melalui:

i. 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional; ii. situs web Bursa Efek; dan iii. situs web Perseroan, dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing, dengan ketentuan bahasa

asing yang digunakan paling kurang bahasa Inggris; d. Pemanggilan RUPS yang menggunakan bahasa asing sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c

Pasal ini wajib memuat informasi yang sama dengan informasi dalam pemanggilan RUPS yang menggunakan bahasa Indonesia. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran informasi pada pemanggilan dalam bahasa asing dengan informasi pada pemanggilan dalam bahasa Indonesia, informasi yang digunakan sebagai acuan adalah informasi dalam bahasa Indonesia;

e. Bukti pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf c wajib disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pemanggilan RUPS;

f. Ketentuan pemanggilan RUPS dalam ayat (5) ini mutatis mutandis berlaku untuk pemanggilan penyelenggaraan RUPS oleh pemegang saham yang telah memperoleh penetapan pengadilan untuk menyelenggarakan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (7) huruf h.

6. Selain penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) Pasal ini, RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi atau melalui sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam RUPS, dengan tetap memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku, khususnya di bidang Pasar Modal.

7. Perseroan wajib menyediakan bahan mata acara rapat bagi pemegang saham sejak tanggal dilakukannya pemanggilan RUPS sampai dengan penyelenggaraan RUPS Bahan mata acara rapat dapat berupa: a. Salinan dokumen fisik yang diberikan secara cuma-cuma di kantor Perseroan jika diminta secara

tertulis oleh pemegang saham; atau b. Salinan dokumen elektronik yang dapat diakses atau diunduh melalui situs web Perseroan.

330

8. Dalam hal mata acara rapat mengenai pengangkatan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris, daftar riwayat hidup calon anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang akan diangkat wajib tersedia: a. Di situs web Perseroan paling kurang sejak saat pemanggilan sampai dengan penyelenggaraan

RUPS; atau b. Pada waktu lain selain waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf a Pasal ini, namun paling

lambat- pada saat penyelenggaraan RUPS, sepanjang diatur dalam peraturan perundang-undangan. 9. Perseroan wajib melakukan ralat pemanggilan RUPS jika terdapat perubahan informasi dalam

pemanggilan RUPS yang telah dilakukan. Dalam hal ralat pemanggilan RUPS memuat informasi atas perubahan tanggal penyelenggaraan RUPS dan/atau penambahan mata acara RUPS Perseroan wajib melakukan pemanggilan ulang RUPS dengan tata cara sebagaimana diatur dalam ayat (5) Pasal ini. Kewajiban melakukan pemanggilan ulang RUPS tersebut tidak berlaku apabila ralat pemanggilan RUPS mengenai perubahan atas tanggal penyelenggaraan RUPS dan/atau penambahan mata acara RUPS dilakukan bukan karena kesalahan Perseroan. Ketentuan media dan penyampaian bukti pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) Pasal ini mutatis mutandis berlaku untuk media ralat pemanggilan RUPS dan penyampaian bukti ralat pemanggilan RUPS.

10. RUPS dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan hadir, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi tidak hadir atau berhalangan hadir, maka RUPS dipimpin oleh pemegang saham yang hadir dalam RUPS yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris untuk memimpin RUPS mempunyai benturan kepentingan dengan mata acara yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Dewan komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah satu anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal salah satu anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi untuk memimpin RUPS mempunyai benturan kepentingan atas mata acara yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Dalam hal semua anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang pemegang saham bukan pengendali yang dipilih oleh mayoritas pemegang saham lainnya yang hadir dalam RUPS.

TATA TERTIB, KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN RUPS Pasal 11

1. Pada saat pelaksanaan RUPS, tata tertib RUPS harus diberikan kepada pemegang saham yang hadir.

Pokok-pokok tata tertib tersebut harus dibacakan sebelum RUPS dimulai. Pada saat pembukaan RUPS, pimpinan RUPS wajib memberikan penjelasan kepada pemegang saham paling kurang mengenai: a. Kondisi umum Perseroan secara singkat; b. Mata acara rapat; c. Mekanisme pengambilan keputusan terkait mata acara rapat; dan d. Tata cara penggunaan hak pemegang saham untuk mengajukan pertanyaan dan/atau pendapat.

2. a. RUPS, termasuk pengambilan keputusan mengenai pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas, dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali Undang-Undang dan/atau anggaran dasar ini menentukan kuorum yang lebih besar.

; b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a tidak tercapai, diadakan

pemanggilan rapat kedua dengan ketentuan sebagai berikut: i. dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum RUPS kedua dilangsungkan dengan

menyebutkan RUPS pertama telah dilangsungkan dan tidak mencapai -kuorum kehadiran; ii. RUPS kedua dilangsungkan dalam jangka waktu paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling

lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah RUPS pertama dilangsungkan; iii. RUPS kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam RUPS paling sedikit 1/3

(satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali anggaran dasar ini menentukan kuorum yang lebih besar;

c. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan.

331

8. Dalam hal mata acara rapat mengenai pengangkatan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris, daftar riwayat hidup calon anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang akan diangkat wajib tersedia: a. Di situs web Perseroan paling kurang sejak saat pemanggilan sampai dengan penyelenggaraan

RUPS; atau b. Pada waktu lain selain waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf a Pasal ini, namun paling

lambat- pada saat penyelenggaraan RUPS, sepanjang diatur dalam peraturan perundang-undangan. 9. Perseroan wajib melakukan ralat pemanggilan RUPS jika terdapat perubahan informasi dalam

pemanggilan RUPS yang telah dilakukan. Dalam hal ralat pemanggilan RUPS memuat informasi atas perubahan tanggal penyelenggaraan RUPS dan/atau penambahan mata acara RUPS Perseroan wajib melakukan pemanggilan ulang RUPS dengan tata cara sebagaimana diatur dalam ayat (5) Pasal ini. Kewajiban melakukan pemanggilan ulang RUPS tersebut tidak berlaku apabila ralat pemanggilan RUPS mengenai perubahan atas tanggal penyelenggaraan RUPS dan/atau penambahan mata acara RUPS dilakukan bukan karena kesalahan Perseroan. Ketentuan media dan penyampaian bukti pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) Pasal ini mutatis mutandis berlaku untuk media ralat pemanggilan RUPS dan penyampaian bukti ralat pemanggilan RUPS.

10. RUPS dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan hadir, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi tidak hadir atau berhalangan hadir, maka RUPS dipimpin oleh pemegang saham yang hadir dalam RUPS yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris untuk memimpin RUPS mempunyai benturan kepentingan dengan mata acara yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Dewan komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah satu anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal salah satu anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi untuk memimpin RUPS mempunyai benturan kepentingan atas mata acara yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Dalam hal semua anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang pemegang saham bukan pengendali yang dipilih oleh mayoritas pemegang saham lainnya yang hadir dalam RUPS.

TATA TERTIB, KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN RUPS Pasal 11

1. Pada saat pelaksanaan RUPS, tata tertib RUPS harus diberikan kepada pemegang saham yang hadir.

Pokok-pokok tata tertib tersebut harus dibacakan sebelum RUPS dimulai. Pada saat pembukaan RUPS, pimpinan RUPS wajib memberikan penjelasan kepada pemegang saham paling kurang mengenai: a. Kondisi umum Perseroan secara singkat; b. Mata acara rapat; c. Mekanisme pengambilan keputusan terkait mata acara rapat; dan d. Tata cara penggunaan hak pemegang saham untuk mengajukan pertanyaan dan/atau pendapat.

2. a. RUPS, termasuk pengambilan keputusan mengenai pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas, dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali Undang-Undang dan/atau anggaran dasar ini menentukan kuorum yang lebih besar.

; b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a tidak tercapai, diadakan

pemanggilan rapat kedua dengan ketentuan sebagai berikut: i. dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum RUPS kedua dilangsungkan dengan

menyebutkan RUPS pertama telah dilangsungkan dan tidak mencapai -kuorum kehadiran; ii. RUPS kedua dilangsungkan dalam jangka waktu paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling

lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah RUPS pertama dilangsungkan; iii. RUPS kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam RUPS paling sedikit 1/3

(satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali anggaran dasar ini menentukan kuorum yang lebih besar;

c. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan.

3. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau orang lain dengan surat kuasa. Namun pemegang saham tidak berhak memberikan kuasa kepada lebih dari seorang kuasa untuk sebagian dari jumlah saham yang dimilikinya dengan suara yang berbeda, kecuali bagi: a. Bank Kustodian atau Perusahaan Efek sebagai Kustodian yang mewakili nasabah-nasabahnya

pemilik saham Perusahaan Terbuka; b. Manajer Investasi yang mewakili kepentingan Reksa Dana yang dikelolanya;

4. Ketua Rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan kepadanya pada waktu RUPS diadakan.

5. Dalam RUPS, setiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara. 6. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa dalam

rapat, tetapi suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam rapat tidak dihitung dalam pemungutan suara.

7. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani dan mengenai hal lain dilakukan pemungutan dengan lisan, kecuali jika Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari pemegang saham yang hadir dalam RUPS tersebut.

8. Semua keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan diambil melalui pemungutan suara. Keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS, kecuali Undang-undang dan/atau anggaran dasar ini menentukan bahwa keputusan adalah sah jika disetujui oleh jumlah suara setuju yang lebih besar.

9. Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan RUPS untuk mata acara transaksi yang mempunyai benturan kepentingan, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. RUPS dapat dilangsungkan jika RUPS dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili

lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen;

b. Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf a Pasal ini adalah sah jika disetujui oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen;

c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf a Pasal ini tidak tercapai, RUPS kedua dapat diadakan dengan ketentuan RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam RUPS dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen;

d. Keputusan RUPS kedua adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir dalam RUPS;

e. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf c Pasal ini-tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham independen dari saham dengan hak suara yang sah, dalam kuorum kehadiran yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan;

f. Keputusan RUPS ketiga adalah sah jika disetujui oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 50% (lima puluh persen) saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir;

g. Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan keputusan yang sama dengan- keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen yang tidak mempunyai benturan kepentingan.

10. Pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah yang hadir dalam RUPS namun abstain (tidak memberikan suara) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham yang mengeluarkan suara.

11. Pemegang saham juga dapat mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan RUPS, dengan ketentuan semua pemegang saham telah diberi tahu secara tertulis dan semua pemegang saham memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS.

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 12

1. Perubahan anggaran dasar Perseroan yang memerlukan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, kecuali perubahan anggaran dasar Perseroan dalam rangka memperpanjang jangka waktu berdirinya Perseroan ditetapkan oleh RUPS, yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. Keputusan RUPS adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 2/3 (dua per tiga) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS. Perubahan anggaran dasar tersebut harus dibuat dengan akta notaris dan dalam bahasa Indonesia.

332

2. Perubahan ketentuan anggaran dasar yang menyangkut perubahan nama dan/atau tempat kedudukan Perseroan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan, jangka waktu berdirinya Perseroan, besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor, dan perubahan status Perseroan tertutup menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

3. Perubahan anggaran dasar selain yang menyangkut hal yang tersebut dalam ayat (2) Pasal ini cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak keputusan RUPS tentang perubahan tersebut.

4. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak tercapai, RUPS kedua dapat diadakan dengan ketentuan RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam RUPS dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga per lima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. Keputusan RUPS kedua adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.

5. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal ini tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh OJK atas permohonan Perseroan.

6. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditur Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam 1 (satu) atau lebih surat kabar harian yang beredar secara nasional dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan tentang pengurangan modal tersebut.

PENGALIHAN KEKAYAAN PERSEROAN, PENGGABUNGAN,PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN,DAN PEMISAHAN

Pasal 13

1. Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan RUPS untuk mata acara mengalihkan kekayaan Perseroan yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, perpanjangan jangka waktu berdirinya Perseroan, dan pembubaran Perseroan, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. RUPS dapat dilangsungkan jika RUPS dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling kurang

3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah; b. Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a Pasal ini adalah sah jika disetujui

oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS;

c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a Pasal ini tidak tercapai, RUPS kedua dapat diadakan dengan ketentuan RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika RUPS dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling kurang 2/3 (dua - per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah;

d. Keputusan RUPS kedua adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS;

e. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c Pasal ini tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh OJK atas permohonan Perseroan.

2. Direksi wajib mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian yang terbit atau beredar di tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha Perseroan mengenai rancangan penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan Perseroan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS satu dan lain dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan lain di bidang Pasar Modal.

DIREKSI Pasal 14

1. Direksi Perseroan paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota Direksi. 1 (satu) di antara anggota

Direksi diangkat menjadi Direktur Utama. 2. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS, masing-masing untuk jangka waktu terhitung sejak pengangkatannya

sampai penutupan RUPS Tahunan tahun ketiga berikutnya, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.

3. Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah Warga Negara Indonesia dan/atau Warga Negara Asing yang telah memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Direksi Perseroan berdasarkan ketentuan Peraturan OJK dan peraturanperundang-undangan lainnya.

333

2. Perubahan ketentuan anggaran dasar yang menyangkut perubahan nama dan/atau tempat kedudukan Perseroan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan, jangka waktu berdirinya Perseroan, besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor, dan perubahan status Perseroan tertutup menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

3. Perubahan anggaran dasar selain yang menyangkut hal yang tersebut dalam ayat (2) Pasal ini cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak keputusan RUPS tentang perubahan tersebut.

4. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak tercapai, RUPS kedua dapat diadakan dengan ketentuan RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam RUPS dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga per lima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. Keputusan RUPS kedua adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.

5. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal ini tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh OJK atas permohonan Perseroan.

6. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditur Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam 1 (satu) atau lebih surat kabar harian yang beredar secara nasional dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan tentang pengurangan modal tersebut.

PENGALIHAN KEKAYAAN PERSEROAN, PENGGABUNGAN,PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN,DAN PEMISAHAN

Pasal 13

1. Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan RUPS untuk mata acara mengalihkan kekayaan Perseroan yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, perpanjangan jangka waktu berdirinya Perseroan, dan pembubaran Perseroan, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. RUPS dapat dilangsungkan jika RUPS dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling kurang

3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah; b. Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a Pasal ini adalah sah jika disetujui

oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS;

c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a Pasal ini tidak tercapai, RUPS kedua dapat diadakan dengan ketentuan RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika RUPS dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling kurang 2/3 (dua - per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah;

d. Keputusan RUPS kedua adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS;

e. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c Pasal ini tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh OJK atas permohonan Perseroan.

2. Direksi wajib mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian yang terbit atau beredar di tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha Perseroan mengenai rancangan penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan Perseroan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS satu dan lain dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan lain di bidang Pasar Modal.

DIREKSI Pasal 14

1. Direksi Perseroan paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota Direksi. 1 (satu) di antara anggota

Direksi diangkat menjadi Direktur Utama. 2. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS, masing-masing untuk jangka waktu terhitung sejak pengangkatannya

sampai penutupan RUPS Tahunan tahun ketiga berikutnya, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.

3. Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah Warga Negara Indonesia dan/atau Warga Negara Asing yang telah memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Direksi Perseroan berdasarkan ketentuan Peraturan OJK dan peraturanperundang-undangan lainnya.

4. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali. 5. Seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang berhenti atau dihentikan dari

jabatannya atau untuk mengisi lowongan harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa jabatan anggota Direksi lain yang menjabat.

6. Jika oleh suatu sebab apapun jabatan seorang atau lebih atau semua anggota Direksi lowong, maka dalam

jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak terjadi lowongan harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan anggaran dasar Perseroan.

7. Jika oleh sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, untuk sementara Perseroan diurus oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh rapat Dewan Komisaris.

8. Anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dan wajib secara tertulis menyampaikan permohonan pengunduran diri kepada Perseroan paling kurang 90 (sembilan puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.

9. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah diterimanya surat permohonan pengunduran diri.

10. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari 3 (tiga) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Direksi yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Direksi.

11. Dalam hal terdapat anggota Direksi yang diberhentikan sementara oleh Dewan Komisaris, maka Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah tanggal pemberhentian sementara.

12. Dalam hal RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat (11) Pasal ini tidak dapat mengambil keputusan atau setelah lewatnya jangka waktu dimaksud RUPS tidak diselenggarakan, maka pemberhentian sementara anggota Direksi menjadi batal.

13. Gaji, uang jasa dan tunjangan lainnya (jika ada) dari para anggota Direksi dari waktu ke waktu harus ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi nominasi dan remunerasi.

14. Jabatan anggota Direksi berakhir, jika: a. Mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat (8) dan (9) Pasal ini; b. Tidak lagi memenuhi persyaratan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-

undangan lainnya; c. Meninggal dunia; d. Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.

TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG DIREKSI

Pasal 15 1. Direksi bertugas menjalankan dan bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan

Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab atas pengurusan, Direksi wajib menyelenggarakan RUPS tahunan dan RUPS lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar. Setiap anggota Direksi wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan itikad baik, penuh tanggung jawab dan kehati-hatian.

2. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk: a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk pengambilan uang

Perseroan di bank-bank) yang jumlahnya melebihi jumlah yang dari waktu ke waktu ditentukan oleh Dewan Komisaris;

b. Mendirikan suatu usaha atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di luar negeri; harus dengan persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Komisaris.

3. Perbuatan hukum untuk mengalihkan kekayaan Perseroan yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, menjadikan jaminan utang kekayaanPerseroan yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, harus dengan persetujuan RUPS, yang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. RUPS dapat dilangsungkan jika RUPS dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling kurang

3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah; b. Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a Pasal ini adalah sah jika disetujui

oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.

334

c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a Pasal ini tidak tercapai, RUPS kedua dapat diadakan dengan ketentuan RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika RUPS dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling kurang 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.

d. Keputusan RUPS kedua adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.

e. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf c Pasal ini tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak --suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh OJK atas permohonan Perseroan.

4. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah orang anggota Direksi lainnyaberhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

5. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS tidak menetapkan, pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.

6. Tanpa mengurangi tanggung jawab Direksi, Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada seorang -atau lebih kuasa untuk dan atas nama Perseroan melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang diuraikan dalam surat kuasa.

7. Dalam hal anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan, maka yang berhak mewakili Perseroan adalah: a. Anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan; b. Dewan Komisaris, dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan

Perseroan; atau c. Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS, dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan Komisaris

mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.

RAPAT DIREKSI Pasal 16

1. Penyelenggaraan rapat Direksi wajib diadakan dalam paling kurang 1 (satu) kali dalam setiap bulan. 2. Direksi wajib mengadakan rapat Direksi bersama Dewan Komisaris secara berkala paling kurang 1 (satu)

kali dalam 4 (empat) bulan. 3. Direksi harus menjadwalkan rapat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini, untuk-

tahun berikutnya sebelum berakhirnya tahun buku dan menyampaikan bahan rapat kepada peserta paling lambat 5 (lima) hari sebelum rapat diselenggarakan. Dalam hal terdapat rapat yang diselenggarakan di luar jadwal yang telah disusun, bahan rapat disampaikan kepada peserta rapat paling lambat sebelum rapat diselenggarakan.

4. Panggilan rapat Direksi dilakukan oleh Anggota Direksi yang berhak bertindak untuk dan atas-nama Direksi menurut ketentuan Pasal 15 anggaran dasar ini.

5. Panggilan rapat Direksi dan/atau rapat yang diadakan bersama Dewan Komisaris disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris dengan mendapat tanda terima paling lambat 5 (lima) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.

6. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat. 7. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha Perseroan. Apabila

semua anggota Direksi hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan rapat Direksi dapat diadakan di manapun juga dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

8. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama tidak dapat hadir atau berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, rapat Direksi dipimpin oleh seorang anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari antara anggota Direksi yang hadir.

9. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan surat kuasa.

10. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) dari seluruh jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat.

11. Keputusan rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak -tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) dari anggota Direksi yang hadir.

12. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua rapat Direksi yang akan menentukan. 13. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu)

suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya; b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tandatangan

sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir;

335

c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a Pasal ini tidak tercapai, RUPS kedua dapat diadakan dengan ketentuan RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika RUPS dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling kurang 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.

d. Keputusan RUPS kedua adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.

e. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf c Pasal ini tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak --suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh OJK atas permohonan Perseroan.

4. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah orang anggota Direksi lainnyaberhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

5. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS tidak menetapkan, pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.

6. Tanpa mengurangi tanggung jawab Direksi, Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada seorang -atau lebih kuasa untuk dan atas nama Perseroan melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang diuraikan dalam surat kuasa.

7. Dalam hal anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan, maka yang berhak mewakili Perseroan adalah: a. Anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan; b. Dewan Komisaris, dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan

Perseroan; atau c. Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS, dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan Komisaris

mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.

RAPAT DIREKSI Pasal 16

1. Penyelenggaraan rapat Direksi wajib diadakan dalam paling kurang 1 (satu) kali dalam setiap bulan. 2. Direksi wajib mengadakan rapat Direksi bersama Dewan Komisaris secara berkala paling kurang 1 (satu)

kali dalam 4 (empat) bulan. 3. Direksi harus menjadwalkan rapat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini, untuk-

tahun berikutnya sebelum berakhirnya tahun buku dan menyampaikan bahan rapat kepada peserta paling lambat 5 (lima) hari sebelum rapat diselenggarakan. Dalam hal terdapat rapat yang diselenggarakan di luar jadwal yang telah disusun, bahan rapat disampaikan kepada peserta rapat paling lambat sebelum rapat diselenggarakan.

4. Panggilan rapat Direksi dilakukan oleh Anggota Direksi yang berhak bertindak untuk dan atas-nama Direksi menurut ketentuan Pasal 15 anggaran dasar ini.

5. Panggilan rapat Direksi dan/atau rapat yang diadakan bersama Dewan Komisaris disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris dengan mendapat tanda terima paling lambat 5 (lima) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.

6. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat. 7. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha Perseroan. Apabila

semua anggota Direksi hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan rapat Direksi dapat diadakan di manapun juga dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

8. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama tidak dapat hadir atau berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, rapat Direksi dipimpin oleh seorang anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari antara anggota Direksi yang hadir.

9. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan surat kuasa.

10. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) dari seluruh jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat.

11. Keputusan rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak -tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) dari anggota Direksi yang hadir.

12. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua rapat Direksi yang akan menentukan. 13. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu)

suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya; b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tandatangan

sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir;

c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.

14. Selain penyelenggaraan rapat Direksi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (5) Pasal ini, rapat Direksi dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi atau melalui sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta rapat Direksi saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat Direksi.

15. Risalah rapat hasil penyelenggaraan rapat Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (12) Pasal ini harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani seluruh anggota Direksi yang hadir dan kemudian risalah rapat tersebut disampaikan kepada seluruh anggota Direksi. Risalah rapat hasil penyelenggaraan rapat Direksi bersama Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani seluruh anggota Direksi serta Dewan Komisaris yang hadir dan kemudian risalah rapat tersebut disampaikan kepada seluruh anggota Direksi.

16. Dalam hal terdapat anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris yang tidak menandatangani hasil rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (13) Pasal ini, yang bersangkutan wajib menyebutkan alasannya secara tertulis dalam surat tersendiri yang dilekatkan pada risalah rapat.

17. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat Direksi, dengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat Direksi.

DEWAN KOMISARIS

Pasal 17 1. Dewan Komisaris paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris

Independen yang jumlahnya disesuaikan dengan persyaratan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal. Apabila diangkat lebih dari seorang anggota Dewan Komisaris, maka seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Komisaris Utama.

2. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu terhitung sejak pengangkatannya sampai penutupan RUPS tahunan ketiga berikutnya dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu.

3. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah Warga Negara Indonesia dan/atau Warga Negara Asing yang telah memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Dewan Komisaris Perseroan berdasarkan ketentuan Peraturan OJK dan peraturan perundang undangan lainnya.

4. Jika oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan anggaran dasar. Seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Komisaris yang berhenti atau dihentikan dari jabatannya atau untuk mengisi lowongan harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa jabatan anggota Komisaris lain yang menjabat.

5. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dan wajib secara tertulis menyampaikan permohonan pengunduran diri kepada Perseroan paling kurang 90 (sembilan puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.

6. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah diterimanya surat permohonan pengunduran diri.

7. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris masing-masing menjadi kurang dari 3 (tiga) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat Dewan Komisaris yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan Komisaris.

8. Gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya (jika ada) dari para anggota Dewan Komisaris dari waktu ke waktu harus ditentukan oleh RUPS.

9. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila: a. Mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat (5) dan ayat (6) Pasal ini; b. Tidak lagi memenuhi persyaratan Peraturan OJK dan peraturan perundang-undangan lainnya; c. Meninggal dunia; d. Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.

336

TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS

Pasal 18

1. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijaksanaan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, serta memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris wajib menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan itikad baik, penuh tanggung jawab dan kehati-hatian.

2. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.

3. Dalam menjalankan tugas Dewan Komisaris berhak memperoleh penjelasan dari Direksi atau setiap anggota Direksi tentang segala hal yang diperlukan oleh Dewan Komisaris.

4. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, Dewan Komisaris wajib membentuk Komite Audit, Komite Remunerasi, Komite Nominasi serta komite lainnya sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Dalam hal tidak dibentuk komite nominasi dan remunerasi, maka fungsi nominasi dan remunerasi yang diatur dalam Peraturan OJK wajib dijalankan oleh Dewan Komisaris.

5. Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara seorang atau lebih anggota Direksi, apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku atau merugikan maksud dan tujuan Perseroan atau melalaikan kewajibannya.

6. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasannya.

7. Dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh hari) setelah tanggal pemberhentian sementara, Dewan Komisaris harus menyelenggarakan RUPS untuk mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara tersebut. Dalam RUPS sebagaimana dimaksud, anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri.

8. RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (7) di atas dipimpin oleh Komisaris Utama dan apabila Komisaris Utama tidak hadir, hal tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh RUPS tersebut dan pemanggilan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam Pasal 10.

9. Dengan lampaunya jangka waktu penyelenggaraan RUPS sebagaimana yang dimaksud pada ayat (7) Pasal ini atau RUPS tidak dapat mengambil keputusan, maka pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Pasal ini menjadi batal.

10. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara dan Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi, maka untuk sementara DewanKomisaris diwajibkan untuk mengurus Perseroan, dalam hal demikian Rapat Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih di antara mereka atas tanggungan mereka bersama, satu dan lain dengan memperhatikan ketentuan ayat (7) Pasal ini.

RAPAT DEWAN KOMISARIS

Pasal 19

1. Dewan Komisaris wajib mengadakan rapat paling kurang 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan. 2. Dewan Komisaris wajib mengadakan rapat bersama Direksi secara berkala paling kurang 1 (satu) kali

dalam 4 (empat) bulan. 3. Dewan Komisaris harus menjadwalkan rapat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini,

untuk tahun berikutnya sebelum berakhirnya tahun buku dan menyampaikan bahan rapat kepada peserta paling lambat 5 (lima) hari sebelum rapat diselenggarakan. Dalam hal terdapat rapat yang diselenggarakan di luar jadwal yang telah disusun, bahan rapat disampaikan kepada peserta rapat paling lambat sebelum rapat diselenggarakan.

4. Penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris dapat dilakukan setiap waktu apabila dipandang perlu: a. Oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; b. Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau c. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama

mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. 5. Panggilan rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama, apabila Komisaris Utama

berhalangan, maka anggota Dewan Komisaris yang lain berhak melakukan penggilan berdasarkan surat kuasa dari Komisaris Utama.

337

TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS

Pasal 18

1. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijaksanaan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, serta memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris wajib menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan itikad baik, penuh tanggung jawab dan kehati-hatian.

2. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.

3. Dalam menjalankan tugas Dewan Komisaris berhak memperoleh penjelasan dari Direksi atau setiap anggota Direksi tentang segala hal yang diperlukan oleh Dewan Komisaris.

4. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, Dewan Komisaris wajib membentuk Komite Audit, Komite Remunerasi, Komite Nominasi serta komite lainnya sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Dalam hal tidak dibentuk komite nominasi dan remunerasi, maka fungsi nominasi dan remunerasi yang diatur dalam Peraturan OJK wajib dijalankan oleh Dewan Komisaris.

5. Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara seorang atau lebih anggota Direksi, apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku atau merugikan maksud dan tujuan Perseroan atau melalaikan kewajibannya.

6. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasannya.

7. Dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh hari) setelah tanggal pemberhentian sementara, Dewan Komisaris harus menyelenggarakan RUPS untuk mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara tersebut. Dalam RUPS sebagaimana dimaksud, anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri.

8. RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (7) di atas dipimpin oleh Komisaris Utama dan apabila Komisaris Utama tidak hadir, hal tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh RUPS tersebut dan pemanggilan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam Pasal 10.

9. Dengan lampaunya jangka waktu penyelenggaraan RUPS sebagaimana yang dimaksud pada ayat (7) Pasal ini atau RUPS tidak dapat mengambil keputusan, maka pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Pasal ini menjadi batal.

10. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara dan Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi, maka untuk sementara DewanKomisaris diwajibkan untuk mengurus Perseroan, dalam hal demikian Rapat Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih di antara mereka atas tanggungan mereka bersama, satu dan lain dengan memperhatikan ketentuan ayat (7) Pasal ini.

RAPAT DEWAN KOMISARIS

Pasal 19

1. Dewan Komisaris wajib mengadakan rapat paling kurang 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan. 2. Dewan Komisaris wajib mengadakan rapat bersama Direksi secara berkala paling kurang 1 (satu) kali

dalam 4 (empat) bulan. 3. Dewan Komisaris harus menjadwalkan rapat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini,

untuk tahun berikutnya sebelum berakhirnya tahun buku dan menyampaikan bahan rapat kepada peserta paling lambat 5 (lima) hari sebelum rapat diselenggarakan. Dalam hal terdapat rapat yang diselenggarakan di luar jadwal yang telah disusun, bahan rapat disampaikan kepada peserta rapat paling lambat sebelum rapat diselenggarakan.

4. Penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris dapat dilakukan setiap waktu apabila dipandang perlu: a. Oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; b. Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau c. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama

mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. 5. Panggilan rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama, apabila Komisaris Utama

berhalangan, maka anggota Dewan Komisaris yang lain berhak melakukan penggilan berdasarkan surat kuasa dari Komisaris Utama.

6. Panggilan rapat Dewan Komisaris dan/atau rapat yang diadakan bersama Direksi disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi dengan mendapat tanda terima paling lambat 5 (lima) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.

7. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat. 8. Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha

perseroan. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

9. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama tidak dapat hadir atau berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari antara anggota Dewan Komisaris yang hadir.

10. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam rapat Dewan Komisaris hanya oleh anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa.

11. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) dari seluruh jumlah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam rapat.

12. Keputusan rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) dari anggota Dewan Komisaris yang hadir.

13. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua rapat Dewan Komisaris yang akan menentukan.

14. a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya; b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan

sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir;

c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.

15. Selain penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (8) Pasal ini, Rapat Dewan Komisaris dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi atau melalui sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta rapat Dewan Komisaris saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam-rapat Dewan Komisaris.

16. Risalah rapat hasil penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (15) Pasal ini harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir dan kemudian risalah rapat tersebut disampaikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris. Risalah rapat hasil penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris bersama Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani seluruh Dewan Komisaris dan anggota Direksi yang hadir dan kemudian risalah rapat tersebut disampaikan kepada seluruh Dewan Komisaris dan anggota Direksi.

17. Dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi yang tidak menandatangani hasil rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (16) Pasal ini, yang bersangkutan wajib menyebutkan alasannya secara tertulis dalam surat tersendiri yang dilekatkan pada risalah rapat.

18. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris.

RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN

Pasal 20

1. Direksi menyampaikan rencana kerja yang memuat juga anggaran tahunan Perseroan kepada Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan, sebelum tahun buku dimulai.

2. Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini harus disampaikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.

3. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup.

338

4. Direksi menyusun laporan tahunan dan menyediakannya di kantor Perseroan untuk dapat diperiksa oleh para pemegang saham terhitung sejak tanggal pemanggilan RUPS tahunan.

5. Persetujuan laporan tahunan, termasuk pengesahan laporan keuangan tahunan serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris, dan keputusan penggunaan laba ditetapkan oleh RUPS.

6. Perseroan wajib mengumumkan Neraca dan Laporan Laba/Rugi dalam surat kabar berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN Pasal 21

1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam neraca dan perhitungan laba rugi

yang telah disahkan oleh RUPS tahunan dan merupakan saldo laba yang positif, dibagi menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh RUPS tersebut.

2. Jika perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama kerugian yang tercatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum sama sekali tertutup seluruhnya.

3. Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun setelah disediakan untuk dibayarkan, dimasukkan ke dalam dana cadangan yang khusus diperuntukkan untuk itu. Dividen dalam dana cadangan khusus tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak sebelum lewatnya jangka waktu 5 (lima) tahun, dengan menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh Direksi Perseroan. Dividen yang tidak diambil setelah lewat waktu 10 (sepuluh) tahun tersebut akan menjadi hak Perseroan.

4. Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan berakhir sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PENGGUNAAN CADANGAN

Pasal 22

1. Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan sampai mencapai 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor, dan hanya boleh dipergunakan untuk menutup kerugian yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain.

2. Jika jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen), RUPS dapat memutuskan agar jumlah kelebihannya digunakan bagi keperluan Perseroan.

3. Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini yang belum dipergunakan untuk menutup kerugian dan kelebihan cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini yang penggunaannya belum ditentukan oleh RUPS harus dikelola oleh Direksi dengan cara yang tepat menurut pertimbangan Direksi, setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris dan memperhatikan peraturan perundang-undangan agar memperoleh laba.

PEDOMAN DAN KODE ETIK

Pasal 23

1. Direksi dan Dewan Komisaris wajib menyusun pedoman yang mengikat setiap anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.

2. Perseroan wajib mengungkapkan dalam laporan tahunan Perseroan telah memiliki pedoman. 3. Pedoman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) secara lengkap wajib dimuat dalam situs web

Perseroan. 4. Direksi dan Dewan Komisaris wajib menyusun kode etik yang berlaku bagi seluruh anggota Direksi dan

anggota Dewan Komisaris, karyawan/pegawai, serta pendukung organ yang dimiliki Perseroan.

KETENTUAN PENUTUP Pasal 24

Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam anggaran dasar ini akan diputuskan dalam RUPS dengan memperhatikan ketentuan dalam peraturan-peraturan yang berlaku. Akhirnya, para penghadap yang bertindak sebagaimana tersebut di atas, menerangkan bahwa: Dari modal dasar sebagaimana diatur dalam Pasal 4 tersebut di atas, diambil bagian dan disetor oleh para pemegang saham yaitu: - PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk, sebanyak 19.275.751.724 (sembilan belas miliar dua ratus

tujuhpuluh lima juta tujuh ratus lima puluh satu ribu tujuh ratus dua puluh empat)saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 1.927.575.172.400,- (satu trilyun sembilan ratus dua puluh tujuh miliar lima ratus tujuh puluh lima juta seratus tujuh puluh dua ribu empat ratus Rupiah);

339

4. Direksi menyusun laporan tahunan dan menyediakannya di kantor Perseroan untuk dapat diperiksa oleh para pemegang saham terhitung sejak tanggal pemanggilan RUPS tahunan.

5. Persetujuan laporan tahunan, termasuk pengesahan laporan keuangan tahunan serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris, dan keputusan penggunaan laba ditetapkan oleh RUPS.

6. Perseroan wajib mengumumkan Neraca dan Laporan Laba/Rugi dalam surat kabar berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN Pasal 21

1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam neraca dan perhitungan laba rugi

yang telah disahkan oleh RUPS tahunan dan merupakan saldo laba yang positif, dibagi menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh RUPS tersebut.

2. Jika perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama kerugian yang tercatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum sama sekali tertutup seluruhnya.

3. Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun setelah disediakan untuk dibayarkan, dimasukkan ke dalam dana cadangan yang khusus diperuntukkan untuk itu. Dividen dalam dana cadangan khusus tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak sebelum lewatnya jangka waktu 5 (lima) tahun, dengan menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh Direksi Perseroan. Dividen yang tidak diambil setelah lewat waktu 10 (sepuluh) tahun tersebut akan menjadi hak Perseroan.

4. Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan berakhir sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PENGGUNAAN CADANGAN

Pasal 22

1. Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan sampai mencapai 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor, dan hanya boleh dipergunakan untuk menutup kerugian yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain.

2. Jika jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen), RUPS dapat memutuskan agar jumlah kelebihannya digunakan bagi keperluan Perseroan.

3. Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini yang belum dipergunakan untuk menutup kerugian dan kelebihan cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini yang penggunaannya belum ditentukan oleh RUPS harus dikelola oleh Direksi dengan cara yang tepat menurut pertimbangan Direksi, setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris dan memperhatikan peraturan perundang-undangan agar memperoleh laba.

PEDOMAN DAN KODE ETIK

Pasal 23

1. Direksi dan Dewan Komisaris wajib menyusun pedoman yang mengikat setiap anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.

2. Perseroan wajib mengungkapkan dalam laporan tahunan Perseroan telah memiliki pedoman. 3. Pedoman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) secara lengkap wajib dimuat dalam situs web

Perseroan. 4. Direksi dan Dewan Komisaris wajib menyusun kode etik yang berlaku bagi seluruh anggota Direksi dan

anggota Dewan Komisaris, karyawan/pegawai, serta pendukung organ yang dimiliki Perseroan.

KETENTUAN PENUTUP Pasal 24

Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam anggaran dasar ini akan diputuskan dalam RUPS dengan memperhatikan ketentuan dalam peraturan-peraturan yang berlaku. Akhirnya, para penghadap yang bertindak sebagaimana tersebut di atas, menerangkan bahwa: Dari modal dasar sebagaimana diatur dalam Pasal 4 tersebut di atas, diambil bagian dan disetor oleh para pemegang saham yaitu: - PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk, sebanyak 19.275.751.724 (sembilan belas miliar dua ratus

tujuhpuluh lima juta tujuh ratus lima puluh satu ribu tujuh ratus dua puluh empat)saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 1.927.575.172.400,- (satu trilyun sembilan ratus dua puluh tujuh miliar lima ratus tujuh puluh lima juta seratus tujuh puluh dua ribu empat ratus Rupiah);

- PT SANGGRAHA PELITA JAYA, sebanyak 6.157.681 (enam juta seratus lima puluh tujuh ribu enam ratus delapan puluh satu) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 615.768.100,- (enam ratus lima belas juta tujuh ratus enam puluh delapan ribu seratus Rupiah); sehingga seluruhnya sebanyak 19.281.909.405(sembilan belas miliar dua ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus sembilan ribu empat ratus lima) saham, atau sebesar Rp 1.928.190.940.500,- (satu trilyun sembilan ratus dua puluh delapan miliar seratus sembilan puluh juta sembilan ratus empat puluh ribu lima ratus Rupiah).

Menyetujui perubahan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dengan memberhentikan dengan hormat seluruh Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dan memberikan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et decharge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk segala tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dilakukan selama masa jabatan mereka terhitung sejak tanggal diperolehnya persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sehubungan dengan perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan dalam rangka perubahan status Perseroan menjadi perseroan terbuka, serta sekaligus mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk masa jabatan yang baru, dengan susunan sebagai berikut:

Direksi : Direktur Utama : Ir. Agus Jayadi Alwie Direktur : Kurniawati Budiman Direktur : Adika Nuraga Bakrie Direktur Independen : Darto

Dewan Komisaris : Komisaris Utama : Bambang Irawan Hendradi Komisaris : Ambono Janurianto Komisaris : Hamid Mundzir Komisaris Independen : Ir. Lukman Purnomosidi, MBA. Komisaris Independen : Drs. Dedy Saefudin, CA., CPA.

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham No. 37 tanggal 15 April 2016, dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, dan telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0041991 tanggal 21 April 2016, telah dilakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 100 miliar atau sebanyak 1.000.000.000 saham, yang ditempatkan oleh BLD dan BNR masing-masing sebesar Rp 50 miliar atau sebanyak 500.000.000 saham. Dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh ini, maka selanjutnya Pasal 4 Anggaran Dasar menjadi sebagai berikut :

MODAL Pasal 4

1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp 5.000.000.000.000,- (lima triliun Rupiah) terbagi atas 50.000.000.000

(lima puluh miliar) saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp 100,- (seratus Rupiah). 2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor 40,56% (empat puluh koma lima enam persen)

atau sejumlah 20.281.909.405 (dua puluh miliar dua ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus sembilan ribu empat ratus lima) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 2.028.190.940.500,- (dua triliun dua puluh delapan miliar seratus sembilan puluh juta sembilan ratus empat puluh ribu lima ratus Rupiah) oleh para pemegang saham yang telah mengambil bagian saham dan rincian serta nilai nominal saham yang disebutkan pada akhir akta.

3. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan menurut keperluan modal Perseroan, pada waktu dan dengan cara, harga serta persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (selanjutnya disebut RUPS), dengan cara penawaran umum terbatas, dengan memperhatikan peraturan yang termuat dalam anggaran dasar ini, Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 (dua ribu tujuh) tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas), peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal, antara lain peraturan yang mengatur tentang penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. Kuorum dan keputusan RUPS untuk menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan harus memenuhi persyaratan dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a Anggaran Dasar ini.

4. Setiap saham dalam simpanan yang dikeluarkan lebih lanjut harus disetor penuh. Penyetoran modal dapat pula dilakukan dengan cara selain dalam bentuk uang dengan memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: a. Benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada saat

pemanggilan RUPS mengenai penyetoran tersebut;

340

b. Benda yang akan dijadikan setoran wajib dinilai oleh Penilai Independen yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disebut OJK) dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga;

c. Memperoleh persetujuan RUPS dengan kuorum sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat (7) anggaran dasar Perseroan;

d. Dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar; dan

e. Dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan KeuanganTahunan terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan Publik yang terdaftar di OJK dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

5. Dalam hal RUPS yang menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan dengan cara penawaran umum terbatas maupun peningkatam modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu memutuskan jumlah maksimum saham dalam simpanan yang akan dikeluarkan, maka RUPS tersebut harus melimpahkan kewenangan pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menyatakan jumlah sahamyang sesungguhnya telah dikeluarkan dalam rangka penawaran umum terbatas atau peningkatan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu tersebut.

6. Jika efek yang bersifat Ekuitas akan dikeluarkan oleh Perseroan, maka: a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas yang dilakukan dengan

pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (selanjutnya disebut HMETD) kepada pemegang saham yang namanya terdaftar dalam daftar pemegang saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan RUPS yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah saham yang telah terdaftar dalam daftar pemegang saham Perseroan atas nama pemegang saham masing-masing pada tanggal tersebut;

b. Pengeluaran Efek bersifat ekuitas tanpa memberikan HMETD kepada pemegang saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran saham:

i. Ditujukan kepada karyawan Perseroan; ii. Ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham, yang

telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS; iii. dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh RUPS;

dan/atau iv. dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan penambahan

modal tanpa HMETD. 7. HMETD wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan, dengan mengindahkan ketentuan anggaran dasar ini

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal; 8. Efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang HMETD

harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan efek bersifat ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah efek bersifat ekuitas yang dipesan melebihi jumlah efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan, efek bersifat ekuitas yang tidak diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah HMETD yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang memesan tambahan efek bersifat ekuitas;

9. Dalam hal masih terdapat sisa efek bersifat ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham sebagaimana dimaksud pada huruf d di atas, maka dalam hal terdapat pembeli siaga, efek bersifat ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama;

10. Pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk pemegang efek yang dapat ditukar dengan saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan RUPS Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran efek tersebut.

11. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang diterbitkan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

12. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS. Perubahan anggaran dasar dalam rangka perubahan modal dasar harus disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

13. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukansepanjang: a. Telah memperoleh persetujuan RUPS untuk menambah modal dasar; b. Telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia; c. Penambahan modal ditempatkan dan disetor sehinggamenjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima

persen) dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf b Pasal ini;

d. Dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf c Pasal ini tidak terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga modal disetor menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu pada ayat (10) huruf c Pasal ini tidak terpenuhi; dan

341

b. Benda yang akan dijadikan setoran wajib dinilai oleh Penilai Independen yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disebut OJK) dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga;

c. Memperoleh persetujuan RUPS dengan kuorum sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat (7) anggaran dasar Perseroan;

d. Dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar; dan

e. Dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan KeuanganTahunan terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan Publik yang terdaftar di OJK dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

5. Dalam hal RUPS yang menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan dengan cara penawaran umum terbatas maupun peningkatam modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu memutuskan jumlah maksimum saham dalam simpanan yang akan dikeluarkan, maka RUPS tersebut harus melimpahkan kewenangan pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menyatakan jumlah sahamyang sesungguhnya telah dikeluarkan dalam rangka penawaran umum terbatas atau peningkatan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu tersebut.

6. Jika efek yang bersifat Ekuitas akan dikeluarkan oleh Perseroan, maka: a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas yang dilakukan dengan

pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (selanjutnya disebut HMETD) kepada pemegang saham yang namanya terdaftar dalam daftar pemegang saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan RUPS yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah saham yang telah terdaftar dalam daftar pemegang saham Perseroan atas nama pemegang saham masing-masing pada tanggal tersebut;

b. Pengeluaran Efek bersifat ekuitas tanpa memberikan HMETD kepada pemegang saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran saham:

i. Ditujukan kepada karyawan Perseroan; ii. Ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham, yang

telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS; iii. dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh RUPS;

dan/atau iv. dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan penambahan

modal tanpa HMETD. 7. HMETD wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan, dengan mengindahkan ketentuan anggaran dasar ini

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal; 8. Efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang HMETD

harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan efek bersifat ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah efek bersifat ekuitas yang dipesan melebihi jumlah efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan, efek bersifat ekuitas yang tidak diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah HMETD yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang memesan tambahan efek bersifat ekuitas;

9. Dalam hal masih terdapat sisa efek bersifat ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham sebagaimana dimaksud pada huruf d di atas, maka dalam hal terdapat pembeli siaga, efek bersifat ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama;

10. Pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk pemegang efek yang dapat ditukar dengan saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan RUPS Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran efek tersebut.

11. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang diterbitkan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

12. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS. Perubahan anggaran dasar dalam rangka perubahan modal dasar harus disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

13. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukansepanjang: a. Telah memperoleh persetujuan RUPS untuk menambah modal dasar; b. Telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia; c. Penambahan modal ditempatkan dan disetor sehinggamenjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima

persen) dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf b Pasal ini;

d. Dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf c Pasal ini tidak terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga modal disetor menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu pada ayat (10) huruf c Pasal ini tidak terpenuhi; dan

14. Persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf a Pasal ini termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf d Pasal ini.

15. Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah terjadinya

penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut.

Selanjutnya komposisi kepemilikan saham para pemegang saham dalam Perseroan adalah sebagai berikut :

- PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk, sebanyak 19.775.751.724 (sembilan belas miliar tujuh ratus tujuh puluh lima juta tujuh ratus lima puluh satu ribu tujuh ratus dua puluh empat) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 1.977.575.172.400,- (satu triliun sembilan ratus tujuh puluh tujuh miliar lima ratus tujuh puluh lima juta seratus tujuh puluh dua ribu empat ratus Rupiah);

- PT BAKRIE NIRWANA REALTY, sebanyak 500.000.000 (lima ratus juta) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp50.000.000.000,- (lima puluh miliar Rupiah);

- PT SANGGRAHA PELITA JAYA, sebanyak 6.157.681 (enam juta seratus lima puluh tujuh ribu enam ratus delapan puluh satu) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 615.768.100,- (enam ratus lima belas juta tujuh ratus enam puluh delapan ribu seratus Rupiah); sehingga seluruhnya sebanyak 20.281.909.405 (dua puluh miliar dua ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus sembilan ribu empat ratus lima) saham, atau sebesar Rp 2.028.190.940.500,- (dua triliun dua puluh delapan miliar seratus sembilan puluh juta sembilan ratus empat puluh ribu lima ratus Rupiah).

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham No. 43 tanggal 21 April 2016, yang dibuat di hadapan Elizabeth Karina Leonita, SH, M.Kn, Notaris di Kota Bogor, dan telah mendapatkan bukti Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0041992 tanggal 21 April 2016, telah disetujui penjualan seluruh saham PT Bakrieland Development Tbk dalam Perseroan setelah kepemilkan saham ditingkatkan sebagaimana Akta No. 37/2016, masing-masing kepada PT Surya Global Nusantara dan PT Prima Bisnis Utama, sehingga selanjutnya susunan kepemilikan saham dalam Perseroan menjadi sebagai berikut :

- PT SURYA GLOBAL NUSANTARA, sebanyak 11.212.278.864 (sebelas miliar dua ratus dua belas juta dua ratus tujuh puluh delapan ribu delapan ratus enam puluh empat) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 1.121.227.886.400,- (satu triliun seratus dua puluh satu miliar dua ratus dua puluh tujuh juta delapan ratus delapan puluh enam ribu empat ratus Rupiah);

- PT PRIMA BISNIS UTAMA, sebanyak 8.563.472.860 (delapan miliar lima ratus enam puluh tiga juta empat ratus tujuh puluh dua ribu delapan ratus enam puluh) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.856.347.286.000,- (delapan ratus lima puluh enam miliar tiga ratus empat puluh tujuh juta dua ratus delapan puluh enam ribu Rupiah);

- PT BAKRIE NIRWANA REALTY, sebanyak 500.000.000 (lima ratus juta) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh miliar Rupiah);

- PT SANGGRAHA PELITA JAYA, sebanyak 6.157.681 (enam juta seratus lima puluh tujuh ribu enam ratus delapan puluh satu) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 615.768.100,- (enam ratus lima belas juta tujuh ratus enam puluh delapan ribu seratus Rupiah); sehingga seluruhnya sebanyak 20.281.909.405 (dua puluh miliar dua ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus sembilan ribu empat ratus lima) saham, atau sebesar Rp. 2.028.190.940.500,- (dua triliun dua puluh delapan miliar seratus sembilan puluh juta sembilan ratus empat puluh ribu lima ratus Rupiah).

342

XXI. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

1. Pemesanan Pembelian Saham

Pemesanan pembelian saham harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Prospektus ini dan dalam Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS). FPPS dapat diperoleh dari para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan yang namanya tercantum pada Bab XVI Prospektus ini. FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan pembelian saham yang dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani.

Setiap pemesan saham harus memiliki rekening Efek pada Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang telah menjadi pemegang rekening di KSEI.

2. Pemesan Yang Berhak

Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah Perorangan dan/atau lembaga/badan usaha sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal, Peraturan No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum.

3. Jumlah Pemesanan

Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya 100 (seratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 100 (seratus) saham.

4. Pendaftaran Efek ke Dalam Penitipan Kolektif

Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang Pendaftaran Efek bersifat Ekuitas No: SP-0025/PE/KSEI/1015, yang telah ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI pada tanggal 20 Oktober 2015.

Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham-saham yang ditawarkan berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Perseroan tidak menerbitkan saham hasil Penawaran Umum dalam bentuk Surat Kolektif Saham, tetapi saham tersebut akan didistribusikan dalam bentuk elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI. Saham-saham hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam rekening efek selambat-lambatnya pada tanggal 28 Juni 2016 setelah menerima konfirmasi registrasi saham tersebut atas nama KSEI dari Perseroan atau BAE.

b. Sebelum saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di Bursa Efek, Pemesan akan memperoleh bukti kepemilikan saham dalam bentuk Formulir Konfirmasi Penjatahan dan setelah saham-saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek maka sebagai tanda bukti kepemilikan adalah Konfirmasi Tertulis dari KSEI atau Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang mengelola efek untuk kepentingan pemegang saham.

c. Pihak-pihak yang hendak melakukan pemesanan saham wajib menunjuk Perusahaan Efek dan Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening di KSEI untuk menerima dan menyimpan saham-saham yang didistribusikan oleh Perseroan.

d. Setelah Penawaran Umum dan setelah Saham Perseroan dicatatkan, pemegang saham yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke dalam Rekening Efek Perusahaan/Bank Kusodian yang telah ditunjuk.

e. Penarikan tersebut dilakukan oleh Perusahaan Efek/Bank Kustodian melalui C-Best atas permintaan investor.

f. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Sertifikat Jumbo selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI dan diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai dengan permintaan Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola saham.

g. Pengalihan kepemilikan saham dilakukan dengan pemindah bukuan saham antar Rekening Efek di KSEI. h. Untuk saham-saham dalam Penitipan Kolektif, maka hak-hak yang melekat pada saham seperti dividen

tunai, dividen saham, bonus, hak memesan efek terlebih dahulu dan sebagainya akan didistribusikan melalui KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemegang rekening di KSEI. Selanjutnya pemegang rekening akan mendistribusikan hak tersebut kepada Pemegang saham yang menjadi nasabahnya.

i. Hak untuk hadir dan memberikan suara dalam RUPS dilaksanakan sendiri oleh pemegang saham atau kuasanya.

343

XXI. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

1. Pemesanan Pembelian Saham

Pemesanan pembelian saham harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Prospektus ini dan dalam Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS). FPPS dapat diperoleh dari para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan yang namanya tercantum pada Bab XVI Prospektus ini. FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan pembelian saham yang dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani.

Setiap pemesan saham harus memiliki rekening Efek pada Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang telah menjadi pemegang rekening di KSEI.

2. Pemesan Yang Berhak

Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah Perorangan dan/atau lembaga/badan usaha sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal, Peraturan No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum.

3. Jumlah Pemesanan

Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya 100 (seratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 100 (seratus) saham.

4. Pendaftaran Efek ke Dalam Penitipan Kolektif

Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang Pendaftaran Efek bersifat Ekuitas No: SP-0025/PE/KSEI/1015, yang telah ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI pada tanggal 20 Oktober 2015.

Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham-saham yang ditawarkan berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Perseroan tidak menerbitkan saham hasil Penawaran Umum dalam bentuk Surat Kolektif Saham, tetapi saham tersebut akan didistribusikan dalam bentuk elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI. Saham-saham hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam rekening efek selambat-lambatnya pada tanggal 28 Juni 2016 setelah menerima konfirmasi registrasi saham tersebut atas nama KSEI dari Perseroan atau BAE.

b. Sebelum saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di Bursa Efek, Pemesan akan memperoleh bukti kepemilikan saham dalam bentuk Formulir Konfirmasi Penjatahan dan setelah saham-saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek maka sebagai tanda bukti kepemilikan adalah Konfirmasi Tertulis dari KSEI atau Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang mengelola efek untuk kepentingan pemegang saham.

c. Pihak-pihak yang hendak melakukan pemesanan saham wajib menunjuk Perusahaan Efek dan Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening di KSEI untuk menerima dan menyimpan saham-saham yang didistribusikan oleh Perseroan.

d. Setelah Penawaran Umum dan setelah Saham Perseroan dicatatkan, pemegang saham yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke dalam Rekening Efek Perusahaan/Bank Kusodian yang telah ditunjuk.

e. Penarikan tersebut dilakukan oleh Perusahaan Efek/Bank Kustodian melalui C-Best atas permintaan investor.

f. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Sertifikat Jumbo selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI dan diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai dengan permintaan Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola saham.

g. Pengalihan kepemilikan saham dilakukan dengan pemindah bukuan saham antar Rekening Efek di KSEI. h. Untuk saham-saham dalam Penitipan Kolektif, maka hak-hak yang melekat pada saham seperti dividen

tunai, dividen saham, bonus, hak memesan efek terlebih dahulu dan sebagainya akan didistribusikan melalui KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemegang rekening di KSEI. Selanjutnya pemegang rekening akan mendistribusikan hak tersebut kepada Pemegang saham yang menjadi nasabahnya.

i. Hak untuk hadir dan memberikan suara dalam RUPS dilaksanakan sendiri oleh pemegang saham atau kuasanya.

j. Selanjutnya saham-saham Perseroan yang dapat ditransaksikan di Bursa Efek adalah hanya saham-saham yang telah disimpan dalam Penitipan Kolektif dan tidak dalam keadaan gadai atau diblokir.

k. Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan surat kolektif sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi di bursa. Informasi lebih lanjut mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada Penjamin Emisi atau Agen Penjualan di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan.

5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham

Sebelum Masa Penawaran ditutup, para pemesan harus telah mengajukan pemesanan pembelian saham selama jam kerja yang ditentukan oleh para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan di mana FPPS diperoleh.

Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) formulir, diajukan oleh pemesan yang bersangkutan (tidak dapat diwakilkan) dengan membawa tanda jati diri asli (KTP/Paspor bagi perorangan, dan Anggaran Dasar bagi badan hukum) serta tanda bukti sebagai nasabah anggota bursa dan melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanan. Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor yang masih berlaku, wajib mencantumkan pada FPPS nama dan alamat di luar negeri/domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas, serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pesanan.

Agen Penjualan, Penjamin Emisi Efek, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila formulir tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi.

6. Masa Penawaran Umum Perdana

Masa Penawaran Umum Perdana akan dimulai pada tanggal 21 Juni 2016 pukul 10.00 WIB dan ditutup pada tanggal 24 Juni 2016 pukul 16.00 WIB.

7. Tanggal Penjatahan

Tanggal Penjatahan dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek menetapkan penjatahan saham untuk setiap Pemesan sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah tanggal 27 Juni 2016.

8. Syarat-Syarat Pembayaran

Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, cek, pemindahbukuan atau wesel bank dalam mata uang Rupiah dan dibayarkan oleh pemesan yang bersangkutan (tidak dapat diwakilkan) dengan membawa jati diri asli dan FPPS yang sudah diisi lengkap dan benar pada Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Agen Penjualan pada waktu FPPS diajukan dan semua setoran harus dimasukkan ke dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada:

PT Bank Mayapada Tbk. Cabang Kantor Pusat Operasional (KPO), Jakarta

Atas Nama: PT Danatama Makmur No. Rek : 100.300.30907

Apabila pembayaran menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas nama/milik pihak yang mengajukan (menandatangani) formulir pemesanan (cek dari milik/atas nama pihak ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran) dan sudah harus “in good fund” pada tanggal 24 Juni 2016 pukul 16.00, dengan ketentuan bahwa pembayaran pemesanan Saham oleh investor internasional dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan.

Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggungan Pemesan. Semua cek dan wesel berkaitan segera dicairkan setelah diterima. Bilamana pada saat pencairan cek atau wesel bank ditolak oleh bank tertarik, maka pemesanan saham yang bersangkutan otomatis menjadi batal. Untuk pembayaran pemesanan pembelian saham secara khusus, pembayaran dilakukan langsung kepada Perseroan. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transfer rekening dari bank lain, pemesan harus melampirkan fotokopi Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan dan menyebutkan No. FPPS/DPPS-nya.

9. Bukti Tanda Terima

Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan yang menerima pengajuan FPPS, akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan dari FPPS lembar ke 5 (lima) dari FPPS atau 1 (satu) lembar fotokopi dari FPPS yang telah ditandatangani (tanda tangan asli) sebagai Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan dan harus disimpan dengan baik agar dapat diserahkan kembali pada saat pengembalian sisa uang dan/atau penerimaan Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP) atas pemesanan pembelian saham. Bagi pemesan saham secara khusus, Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham akan diberikan langsung oleh Perseroan.

344

10. Penjatahan Saham

Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek, yaitu PT Danatama Makmur, selaku Manajer Penjatahan sesuai dengan Peraturan Nomor IX.A.7. Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum. Dalam Penawaran Umum ini, penjatahan pasti dibatasi sampai dengan jumlah maksimum 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari jumlah saham yang ditawarkan, dan sisanya 1% (satu persen) akan dilakukan penjatahan terpusat.

i. Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)

Dalam Penawaran Umum ini, Penjatahan Pasti dibatasi sampai dengan jumlah maksimum 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari jumlah saham yang ditawarkan.

Dalam hal Penjatahan terhadap suatu Penawaran Umum dilaksanakan dengan menggunakan sistem Penjatahan Pasti, maka penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan berikut:

a. Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum;

b. dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang membeli atau memiliki saham untuk rekening mereka sendiri; dan

c. Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan, atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual saham yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, kecuali melalui Bursa Efek jika telah diungkapkan dalam Prospektus bahwa saham tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek.

ii. Penjatahan Terpusat (Pooling)

Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, setelah memenuhi ketentuan mengenai penjatahan maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek sebagai Manajer Penjatahan harus melaksanakan prosedur penjatahan sebagai berikut:

a. Jika setelah mengecualikan pemesan saham dari pihak terafiliasi (pemesan yang merupakan direktur, komisaris, karyawan atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan atau pihak lain yang terafiliasi dengan semua pihak dimaksud, sehubungan dengan Penawaran Umum tersebut) dan terdapat sisa saham dengan jumlah yang sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka pemesan yang tidak dikecualikan itu akan menerima seluruh jumlah saham yang dipesan.

b. Jika setelah mengecualikan pemesan saham dari pihak terafiliasi dan terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu, harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:

i. Prioritas dapat diberikan kepada para pemesan yang menjadi karyawan Perseroan, sampai dengan jumlah maksimum 10% (sepuluh persen) dari jumlah Penawaran Umum.

ii. Para pemesan yang tidak dikecualikan akan memperoleh satu satuan perdagangan di Bursa, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi. Jumlah Saham yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan-satuan perdagangan penuh terbesar yang ditetapkan oleh Bursa Efek di mana saham tersebut akan tercatat.

iii. Apabila terdapat saham yang tersisa maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan kepada pemesan, pengalokasian dilakukan secara proporsional, dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh pemesan.

iii. Penjatahan Bagi Pihak Terafiliasi

Jika para pemesan karyawan Perseroan dan pemesan yang tidak terafiliasi (para pemesan yang tidak dikecualikan) telah menerima penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat sisa, maka sisa saham tersebut dibagikan secara proporsional kepada para pemesan terafiliasi.

345

10. Penjatahan Saham

Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek, yaitu PT Danatama Makmur, selaku Manajer Penjatahan sesuai dengan Peraturan Nomor IX.A.7. Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum. Dalam Penawaran Umum ini, penjatahan pasti dibatasi sampai dengan jumlah maksimum 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari jumlah saham yang ditawarkan, dan sisanya 1% (satu persen) akan dilakukan penjatahan terpusat.

i. Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)

Dalam Penawaran Umum ini, Penjatahan Pasti dibatasi sampai dengan jumlah maksimum 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari jumlah saham yang ditawarkan.

Dalam hal Penjatahan terhadap suatu Penawaran Umum dilaksanakan dengan menggunakan sistem Penjatahan Pasti, maka penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan berikut:

a. Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum;

b. dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang membeli atau memiliki saham untuk rekening mereka sendiri; dan

c. Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan, atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual saham yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, kecuali melalui Bursa Efek jika telah diungkapkan dalam Prospektus bahwa saham tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek.

ii. Penjatahan Terpusat (Pooling)

Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, setelah memenuhi ketentuan mengenai penjatahan maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek sebagai Manajer Penjatahan harus melaksanakan prosedur penjatahan sebagai berikut:

a. Jika setelah mengecualikan pemesan saham dari pihak terafiliasi (pemesan yang merupakan direktur, komisaris, karyawan atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan atau pihak lain yang terafiliasi dengan semua pihak dimaksud, sehubungan dengan Penawaran Umum tersebut) dan terdapat sisa saham dengan jumlah yang sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka pemesan yang tidak dikecualikan itu akan menerima seluruh jumlah saham yang dipesan.

b. Jika setelah mengecualikan pemesan saham dari pihak terafiliasi dan terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu, harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:

i. Prioritas dapat diberikan kepada para pemesan yang menjadi karyawan Perseroan, sampai dengan jumlah maksimum 10% (sepuluh persen) dari jumlah Penawaran Umum.

ii. Para pemesan yang tidak dikecualikan akan memperoleh satu satuan perdagangan di Bursa, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi. Jumlah Saham yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan-satuan perdagangan penuh terbesar yang ditetapkan oleh Bursa Efek di mana saham tersebut akan tercatat.

iii. Apabila terdapat saham yang tersisa maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan kepada pemesan, pengalokasian dilakukan secara proporsional, dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh pemesan.

iii. Penjatahan Bagi Pihak Terafiliasi

Jika para pemesan karyawan Perseroan dan pemesan yang tidak terafiliasi (para pemesan yang tidak dikecualikan) telah menerima penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat sisa, maka sisa saham tersebut dibagikan secara proporsional kepada para pemesan terafiliasi.

11. Pembatalan/Pengakhiran Penawaran Umum

Perjanjian ini berlaku saat ditandatangani dan akan berakhir dengan sendirinya dalam hal :

1) Tidak ditandatanganinya Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek selambat-lambatnya 2 hari kerja sebelum tanggapan kepada Otoritas Jasa Keuangan atas Pernyataan Pendaftaran disampaikan;

2) Penyertaan Pendaftaran tidak dinyatakan efektif dalam waktu 6 bulan setelah tanggal laporan keuangan terakhir yang diperiksa kantor akuntan publik sebagaimana tercantum di dalam prospektus;

3) Dalam jangka waktu sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran sampai dengan berakhirnya masa Penawaran Umum, Emiten membatalkan Penawaran Umum dengan syarat dan ketentuan dalam angka 6 Peraturan Nomor IX.A.2;

4) Pencatatan saham di bursa tidak dapat dilakukan dalam jangka 1 hari kerja setelah tanggal distribusi saham yang ditawarkan;

5) Adanya perintah untuk menghentikan atau perintah lain yang serupa sehubungan dengan Prospektus Awal atau Prospektus oleh Otoritas Jasa Keuangan, Bursa atau Institusi Pemerintah Republik Indonesia yang berwenang;

6) Seluruh saham yang ditawarkan telah habis terjual kepada masyarakat dan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Perjanjian ini telah diterima oleh Emiten;

7) Tidak terpenuhinya salah satu atau lebih ketentuan persyaratan pendahuluan;

8) Seluruh hak dan kewajiban Para Pihak disini telah dipenuhi sesuai dengan Perjanjian ini; dan/atau

Sejak ditandatanganinya Perjanjian ini sampai dengan sebelum tanggal Pernyataan Efektif, Penjamin Pelaksanan Emisi Efek dapat mengakhiri Perjanjian apabila:

1) Emiten lalai secara material untuk memenuhi syarat dan ketentuan dari Perjanjian ini dan kelalaian itu tidak diperbaiki dalam jangka waktu sebagaimana diberitahukan pada pemberitahuan tertulis;

2) Telah terjadi perubahan penting yang dapat merugikan berkenaan dengan usaha, kekayaan atau keadaan keuangan Emiten yang mungkin dapat mempengaruhi secara material terhadap kelangsungan usaha Emiten;

3) Apabila memberikan pernyataan tidak benar dalam Prospektus Awal, Prospektus, Prospektus Ringkas dan/atau tambahan Atas Prospektus Ringkas atau Pernyataan tersebut menjadi tidak benar dan/atau menyesatkan ;

4) Tidak memberikan fakta-fakta material yang dapat mempengaruhi keberhasilan Penawaran Umum;

5) Terjadinya penurunan indeks harga saham gabungan yang berlaku di Bursa pada tingkat tertentu yag dapat memberikan dampak negatif yang material;

6) Dikeluarkannya peraturan perundang-undangan yang baru atau adanya perubahan atas peraturan perundang-undangan yang ada menurut penilaian Penjaminan Pelaksanaan Emisi Efek dapat mempengaruhi secara langsung serta berdampak negatif terhadap keberhasilan dari Penawaran Umum.

Penundaan masa penawaran umum atau pembatalan penawaran umum.

a. Dalam jangka waktu sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran sampai dengan berakhirnya masa Penawaran Umum, Emiten dapat menunda masa Penawaran Umum untuk masa paling lama 3 (tiga) bulan sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran atau membatalkan Penawaran Umum, dengan ketentuan: 1) terjadi suatu keadaan di luar kemampuan dan kekuasaan Emiten yang meliputi:

a) Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10% (sepuluh perseratus) selama 3 (tiga) hari bursa berturut-turut;

b) Bencana alam, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Emiten; dan/atau

c) Peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Emiten yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK berdasarkan Formulir Nomor: IX.A.2-11 lampiran 11; dan

2) Emiten wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a) mengumumkan penundaan masa Penawaran Umum atau pembatalan Penawaran Umum dalam

paling kurang satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional paling lambat satu hari kerja setelah penundaan atau pembatalan tersebut. Disamping kewajiban mengumumkan dalam surat kabar, Emiten dapat juga mengumumkan informasi tersebut dalam media massa lainnya;

b) menyampaikan informasi penundaan masa Penawaran Umum atau pembatalan Penawaran Umum tersebut kepada Bapepam dan LK pada hari yang sama dengan pengumuman sebagaimana dimaksud dalam poin a);

c) menyampaikan bukti pengumuman sebagaimana dimaksud dalam poin a) kepada Bapepam dan LK paling lambat satu hari kerja setelah pengumuman dimaksud; dan

346

d) Emiten yang menunda masa Penawaran Umum atau membatalkan Penawaran Umum yang sedang dilakukan, dalam hal pesanan Efek telah dibayar maka Emiten wajib mengembalikan uang pemesanan Efek kepada pemesan paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak keputusan penundaan atau pembatalan tersebut.

b. Emiten yang melakukan penundaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan akan memulai kembali masa Penawaran Umum berlaku ketentuan sebagai berikut: 1) dalam hal penundaan masa Penawaran Umum disebabkan oleh kondisi sebagaimana dimaksud

dalam huruf a butir 1) poin a), maka Emiten wajib memulai kembali masa Penawaran Umum paling lambat 8 (delapan) hari kerja setelah indeks harga saham gabungan di Bursa Efek mengalami peningkatan paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari total penurunan indeks harga saham gabungan yang menjadi dasar penundaan;

2) dalam hal indeks harga saham gabungan di Bursa Efek mengalami penurunan kembali sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 1) poin a), maka Emiten dapat melakukan kembali penundaan masa Penawaran Umum;

3) wajib menyampaikan kepada Bapepam dan LK informasi mengenai jadwal Penawaran Umum dan informasi tambahan lainnya, termasuk informasi peristiwa material yang terjadi setelah penundaan masa Penawaran Umum (jika ada) dan mengumumkannya dalam paling kurang satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional paling lambat satu hari kerja sebelum dimulainya lagi masa Penawaran Umum. Disamping kewajiban mengumumkan dalam surat kabar, Emiten dapat juga mengumumkan dalam media massa lainnya; dan

4) wajib menyampaikan bukti pengumuman sebagaimana dimaksud dalam butir 3) kepada Bapepam dan LK paling lambat satu hari kerja setelah pengumuman dimaksud.

Pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek berlaku tanpa diperlukan keputusan dan/atau penetapan Pengadilan Negeri dan pihak-pihak dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dengan ini mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Apabila terjadi pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, kecuali karena alasan seluruh hak dan kewajiban para pihak telah terpenuhi, maka para pihak dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek wajib memberitahukan secara tertulis kepada OJK.

12. Pengembalian Uang Pemesanan

Bagi Pemesanan Pembelian Saham yang ditolak seluruhnya atau sebagian, atau dalam hal terjadinya pembatalan Penawaran Umum ini, pengembalian uang dalam mata uang Rupiah akan dilakukan oleh para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan ditempat mana FPPS yang bersangkutan diajukan. Pengembalian uang tersebut akan dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Akhir Penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum.

Bila pengembalian uang dilakukan dalam jangka 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal akhir penjatahan atau tanggal pembatalan Penawaran umum, maka pengembalian uang tidak akan disertai pembayaran bunga. Pengembalian uang tersebut akan disertai bunga yang diperhitungkan dari hari kerja ketiga setelah tanggal akhir penjatahan atau tanggal pembatalan sebesar 1% dari tingkat suku bunga deposito per tahun yang berlaku di Bank Mandiri, yang dihitung secara pro rata setiap hari keterlambatan, kecuali keterlambatan tersebut disebabkan oleh pemesan yang tidak mengambil uang pengembalian sampai dengan Hari Kerja keempat setelah Tanggal Penjatahan atau Hari Kerja keempat setelah tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum.

Uang yang hanya dikembalikan hanya dapat diambil oleh pemesan yang bersangkutan secara langsung dengan menunjukkan tanda jati diri dan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham pada Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan di mana FPPS yang bersangkutan diajukan mulai tanggal pengembalian uang pemesanan. Pengembalian uang menggunakan cek atau bilyet giro akan diberikan sesuai dengan nama pihak yang mengajukan pemesanan. Untuk Pemesanan Pembelian Saham Secara Khusus, pengembalian uang akan diatur dan dilakukan langsung oleh Perseroan.

13. Penyerahan Formulir Konfirmasi Atas Pemesanan Pembelian Saham

Distribusi saham ke dalam rekening efek tempat FPPS yang bersangkutan diajukan akan dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal penjatahan. Formulir Konfirmasi Penjatahan atas distribusi saham tersebut dapat diambil dengan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham.

14. Lain-lain

Penjamin Pelaksana emisi Efek dan Emiten berhak untuk menerima atau menolak pemesanan pembelian saham secara keseluruhan atau sebagian, dengan mengusahakan untuk mengabulkan sedapat mungkin pemesanan yang sah dalam jumlah kecil atau minimal satu satuan perdagangan. Apabila menurut penilaian masing-masing Penjamin Emisi Efek terdapat pemesanan ganda baik yang dilakukan langsung maupun tidak langsung oleh pemesan yang sama, maka Penjamin Emisi Efek wajib membatalkan pesanan tersebut.

347

d) Emiten yang menunda masa Penawaran Umum atau membatalkan Penawaran Umum yang sedang dilakukan, dalam hal pesanan Efek telah dibayar maka Emiten wajib mengembalikan uang pemesanan Efek kepada pemesan paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak keputusan penundaan atau pembatalan tersebut.

b. Emiten yang melakukan penundaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan akan memulai kembali masa Penawaran Umum berlaku ketentuan sebagai berikut: 1) dalam hal penundaan masa Penawaran Umum disebabkan oleh kondisi sebagaimana dimaksud

dalam huruf a butir 1) poin a), maka Emiten wajib memulai kembali masa Penawaran Umum paling lambat 8 (delapan) hari kerja setelah indeks harga saham gabungan di Bursa Efek mengalami peningkatan paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari total penurunan indeks harga saham gabungan yang menjadi dasar penundaan;

2) dalam hal indeks harga saham gabungan di Bursa Efek mengalami penurunan kembali sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 1) poin a), maka Emiten dapat melakukan kembali penundaan masa Penawaran Umum;

3) wajib menyampaikan kepada Bapepam dan LK informasi mengenai jadwal Penawaran Umum dan informasi tambahan lainnya, termasuk informasi peristiwa material yang terjadi setelah penundaan masa Penawaran Umum (jika ada) dan mengumumkannya dalam paling kurang satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional paling lambat satu hari kerja sebelum dimulainya lagi masa Penawaran Umum. Disamping kewajiban mengumumkan dalam surat kabar, Emiten dapat juga mengumumkan dalam media massa lainnya; dan

4) wajib menyampaikan bukti pengumuman sebagaimana dimaksud dalam butir 3) kepada Bapepam dan LK paling lambat satu hari kerja setelah pengumuman dimaksud.

Pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek berlaku tanpa diperlukan keputusan dan/atau penetapan Pengadilan Negeri dan pihak-pihak dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dengan ini mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Apabila terjadi pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, kecuali karena alasan seluruh hak dan kewajiban para pihak telah terpenuhi, maka para pihak dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek wajib memberitahukan secara tertulis kepada OJK.

12. Pengembalian Uang Pemesanan

Bagi Pemesanan Pembelian Saham yang ditolak seluruhnya atau sebagian, atau dalam hal terjadinya pembatalan Penawaran Umum ini, pengembalian uang dalam mata uang Rupiah akan dilakukan oleh para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan ditempat mana FPPS yang bersangkutan diajukan. Pengembalian uang tersebut akan dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Akhir Penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum.

Bila pengembalian uang dilakukan dalam jangka 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal akhir penjatahan atau tanggal pembatalan Penawaran umum, maka pengembalian uang tidak akan disertai pembayaran bunga. Pengembalian uang tersebut akan disertai bunga yang diperhitungkan dari hari kerja ketiga setelah tanggal akhir penjatahan atau tanggal pembatalan sebesar 1% dari tingkat suku bunga deposito per tahun yang berlaku di Bank Mandiri, yang dihitung secara pro rata setiap hari keterlambatan, kecuali keterlambatan tersebut disebabkan oleh pemesan yang tidak mengambil uang pengembalian sampai dengan Hari Kerja keempat setelah Tanggal Penjatahan atau Hari Kerja keempat setelah tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum.

Uang yang hanya dikembalikan hanya dapat diambil oleh pemesan yang bersangkutan secara langsung dengan menunjukkan tanda jati diri dan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham pada Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan di mana FPPS yang bersangkutan diajukan mulai tanggal pengembalian uang pemesanan. Pengembalian uang menggunakan cek atau bilyet giro akan diberikan sesuai dengan nama pihak yang mengajukan pemesanan. Untuk Pemesanan Pembelian Saham Secara Khusus, pengembalian uang akan diatur dan dilakukan langsung oleh Perseroan.

13. Penyerahan Formulir Konfirmasi Atas Pemesanan Pembelian Saham

Distribusi saham ke dalam rekening efek tempat FPPS yang bersangkutan diajukan akan dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal penjatahan. Formulir Konfirmasi Penjatahan atas distribusi saham tersebut dapat diambil dengan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham.

14. Lain-lain

Penjamin Pelaksana emisi Efek dan Emiten berhak untuk menerima atau menolak pemesanan pembelian saham secara keseluruhan atau sebagian, dengan mengusahakan untuk mengabulkan sedapat mungkin pemesanan yang sah dalam jumlah kecil atau minimal satu satuan perdagangan. Apabila menurut penilaian masing-masing Penjamin Emisi Efek terdapat pemesanan ganda baik yang dilakukan langsung maupun tidak langsung oleh pemesan yang sama, maka Penjamin Emisi Efek wajib membatalkan pesanan tersebut.

Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Agen Penjualan dan pihak terafiliasi dilarang untuk membeli atau memiliki saham untuk rekening sendiri apabila terjadi kelebihan permintaan beli. Pihak-pihak terafiliasi hanya diperkenankan untuk membeli dan memiliki saham apabila terdapat sisa saham yang tidak dipesan oleh pihak yang terafiliasi baik asing maupun nasional. Tata cara pengalokasian dilakukan secara proporsional. Semua pihak dilarang mengalihkan saham sebelum saham-saham dicatatkan di Bursa.

Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Agen Penjualan Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual efek yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan Kontrak Penjaminan Emisi Efek, kecuali melalui Bursa Efek jika telah diungkapkan dalam Prospektus bahwa efek tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek.

348

335

XXII. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

Prospektus serta Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) dapat diperoleh pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek serta Agen Penjualan yang ditunjuk yaitu perantara pedagang efek yang terdaftar sebagai anggota Bursa Efek di Indonesia. Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Para Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjual yang dimaksud adalah sebagai berikut:

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK:

PT DANATAMA MAKMUR Danatama Square

Jl. Mega Kuningan Blok C-6/Kav.12 Kawasan Mega Kuningan Jakarta 12950, Indonesia

Telepon: +62 (21) 5797 4288 Faksimile: +62 (21) 5797 4280 Website : www.danatama.com

Email : [email protected]

PENJAMIN EMISI EFEK PT Equity Securities

Wisma Sudirman, Lantai 16, Jl. Jend. Sudirman No.34, Karet Tengsin, Jakarta Pusat

PT Hastadana Sekuritas Indonesia Sona Topas Tower, 11th floor, Jl.Jend.Sudirman Kav.

26, Jakarta, 12920

PT Henan Putihrai Sekuritas Penthouse @18 Tamara Centre - Jl. Jend. Sudirman

Kav. 24, Jakarta 12920

PT Inti Fikasa Securindo Menara Batavia 23rd Floor, JL. Kyai Haji Mas Mansyur,

Kav. 125-126, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

PT Magenta Kapital Indonesia Lt. 23, Menara Batavia, Jl. Kh. Mas Mansyur No.126, Karet Tengsin, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota

Jakarta

PT Panca Global Securities Tbk. The Jakarta Stock Exchange, Tower 1, Suites 1706 A,

JL. Jendral Sudirman, Kav. 52-53, 12190, Jakarta Selatan

PT Panin Sekuritas Tbk. Bursa Efek Indonesia, Tower II Lt. 17, Jl. Jend Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan 12190

PT Philip Securities Indonesia ANZ Tower Level 23B, Jalan Jend. Sudirman Kav. 33ª,

Jakarta 10220

PT Valbury Asia Securities Menara Karya 10th Floor Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5,

Kav. 1-2, Jakarta 12950

PT Yulie Sekurindo Tbk. Plaza ABDA Lantai 5, Jl. Jend. Sudirman Kav. 59,

Jakarta 12190

335

XXII. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

Prospektus serta Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) dapat diperoleh pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek serta Agen Penjualan yang ditunjuk yaitu perantara pedagang efek yang terdaftar sebagai anggota Bursa Efek di Indonesia. Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Para Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjual yang dimaksud adalah sebagai berikut:

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK:

PT DANATAMA MAKMUR Danatama Square

Jl. Mega Kuningan Blok C-6/Kav.12 Kawasan Mega Kuningan Jakarta 12950, Indonesia

Telepon: +62 (21) 5797 4288 Faksimile: +62 (21) 5797 4280 Website : www.danatama.com

Email : [email protected]

PENJAMIN EMISI EFEK PT Equity Securities

Wisma Sudirman, Lantai 16, Jl. Jend. Sudirman No.34, Karet Tengsin, Jakarta Pusat

PT Hastadana Sekuritas Indonesia Sona Topas Tower, 11th floor, Jl.Jend.Sudirman Kav.

26, Jakarta, 12920

PT Henan Putihrai Sekuritas Penthouse @18 Tamara Centre - Jl. Jend. Sudirman

Kav. 24, Jakarta 12920

PT Inti Fikasa Securindo Menara Batavia 23rd Floor, JL. Kyai Haji Mas Mansyur,

Kav. 125-126, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

PT Magenta Kapital Indonesia Lt. 23, Menara Batavia, Jl. Kh. Mas Mansyur No.126, Karet Tengsin, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota

Jakarta

PT Panca Global Securities Tbk. The Jakarta Stock Exchange, Tower 1, Suites 1706 A,

JL. Jendral Sudirman, Kav. 52-53, 12190, Jakarta Selatan

PT Panin Sekuritas Tbk. Bursa Efek Indonesia, Tower II Lt. 17, Jl. Jend Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan 12190

PT Philip Securities Indonesia ANZ Tower Level 23B, Jalan Jend. Sudirman Kav. 33ª,

Jakarta 10220

PT Valbury Asia Securities Menara Karya 10th Floor Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5,

Kav. 1-2, Jakarta 12950

PT Yulie Sekurindo Tbk. Plaza ABDA Lantai 5, Jl. Jend. Sudirman Kav. 59,

Jakarta 12190

Kantor Pusat:Marketing O�ce – Bogor Nirwana Residence

Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded – Pahlawan) Bogor 16132Telepon: +62 (251) 8211 290

Fax: +62 (251) 8212 050/8211 295Website: www.jungleseries.co.id

Email:[email protected]

Tanggal Efektif : 17 Juni 2016Masa Penawaran : 21 - 24 Juni 2016Tanggal Penjatahan : 27 Juni 2016Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan (Refund) : 28 Juni 2016Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 28 Juni 2016Tanggal Pencatatan Saham pada Bursa Efek Indonesia : 29 Juni 2016

OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO TBK (“PERSEROAN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk

Kegiatan Usaha:Pembangunan dan pengelolaan taman hiburan/rekreasi serta pembangunan dan perdagangan real estate/property.

Berkedudukan di Kota Bogor

Kantor Pusat:Marketing Office - Bogor Nirwana Residence

Jl. Bogor Nirwana Raya (Dereded – Pahlawan) Bogor 16132Telepon: +62 (251) 8211 290

Fax: +62 (251) 8212 050/8211 295Website: www.jungleseries.co.id Email:[email protected]

PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA Sebanyak 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta) Saham Biasa Atas Nama atau sebesar 10,19% (sepuluh koma sembilan belas persen) dari jumlah seluruh modal disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana, yang merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan (“Saham yang Ditawarkan”) dengan Nilai Nominal Rp 100,- (seratus Rupiah) setiap saham, dengan Harga Penawaran Rp 140 (seratus empat puluh Rupiah) setiap lembar saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) dan akan dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia. Jumlah seluruh Penawaran Umum Perdana ini adalah sejumlah Rp 322.000.000.000,- (tiga ratus dua puluh dua miliar Rupiah).Seluruh pemegang saham Perseroan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU PT”).

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

PENJAMIN EMISI EFEK●PT Equity Securities Indonesia ●PT Hastadana Sekuritas Indonesia ●PT Henan Putihrai ●PT Inti Fikasa Securindo

●PT Magenta Kapital Indonesia ●PT Panca Global Securities Tbk. ●PT Panin Sekuritas Tbk. ●PT Philip Securities Indonesia ●PT Yulie Sekurindo Tbk. ●PT Valbury Asia Securities

Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadap penawaran saham Perseroan.

RISIKO USAHA UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN ADALAH RISIKO PERSAINGAN OLEH KOMPETITOR LAIN. RISIKO USAHA PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VIII FAKTOR RISIKO, DALAM PROSPEKTUS INI.

RISIKO TIDAK DAPAT DISERAHKANNYA TANAH DI KEBUN MENTENG JONGGOL, SECARA TEPAT WAKTU YANG MERUPAKAN PENYELESAIAN UTANG PT GILI TIRTA ANUGRAH (GTA) SEBESAR RP 800.000.000.000 (DELAPAN RATUS MILIAR RUPIAH) KEPADA PERSEROAN AKIBAT TRANSAKSI PENJUALAN 20% (DUA PULUH PERSEN) SAHAM PT BUKIT JONGGOL ASRI (BJA) KEPADA GTA.

PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (KSEI).

Saham yang ditawarkan ini seluruhnya akan dicatatkan pada PT Bursa Efek Indonesia.Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 20 Juni 2016