tanda penuaan

4
 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan adalah proses yang dinamis dan kompleks yang dihasilkan oleh  perubahan-perubahan sel, fisiologis, dan psikologis. Sementara ada beberapa orang dewasa yang mengalami penurunan fungsi organ dan aktivitas metabolisme, ada juga sejumlah yang lain yang tidak mengalami penurunan keadaan fungsional selama penuaan. Kekhasan ini menyebabkan timbulnya perbedaan antara penuaan yang "berhasil" dan yang "biasa" yang mencerminkan patologi yang lebih sering dikaitkan dengan kebiasaan hidup yang jelek, antara lain pola menu makanan yang tidak sehat, merokok, gemar minum, jarang olahraga, dan faktor-faktor yang  berhubungan dengan stres lainnya, daripada dengan penuaan itu sendiri.( Fauzi. Ahmad. Dkk, situs.kesrepro.info  /aging/referen si2.htm) Orang dikatakan masuk usia lanjut, biasanya akan ada kelemahan otot, kelemahan jantung atau gejala kekurangan darah dan kekurangan gizi. Dari sekian  banyak masalah yang menghantui para usia lanjut adalah pengeroposan tulang yang membuat tulang menjadi mudah patah, dalam istilah kedokteran disebut dengan Osteoporosis. (Julia R, 1996) Osteoporosis merupakan suatu kondisi dimana tulang menjadi rapuh dan  bahkan kadang-kadang patah, terutama menjadi persoalan bagi mereka yang  berumur dan bagi perempuan yang telah memasuki masa menopause. Dengan  bertambahnya usia dan penyakit tertentu tulang jadi lebih tipis dan rapuh, sehingga lebih mudah patah. Patahnya tulang karena kerapuhan merupakan 1 

description

tugas

Transcript of tanda penuaan

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Penuaan adalah proses yang dinamis dan kompleks yang dihasilkan oleh

    perubahan-perubahan sel, fisiologis, dan psikologis. Sementara ada beberapa

    orang dewasa yang mengalami penurunan fungsi organ dan aktivitas metabolisme,

    ada juga sejumlah yang lain yang tidak mengalami penurunan keadaan fungsional

    selama penuaan. Kekhasan ini menyebabkan timbulnya perbedaan antara penuaan

    yang "berhasil" dan yang "biasa" yang mencerminkan patologi yang lebih sering

    dikaitkan dengan kebiasaan hidup yang jelek, antara lain pola menu makanan

    yang tidak sehat, merokok, gemar minum, jarang olahraga, dan faktor-faktor yang

    berhubungan dengan stres lainnya, daripada dengan penuaan itu sendiri.( Fauzi.

    Ahmad. Dkk, situs.kesrepro.info/aging/referensi2.htm)

    Orang dikatakan masuk usia lanjut, biasanya akan ada kelemahan otot,

    kelemahan jantung atau gejala kekurangan darah dan kekurangan gizi. Dari sekian

    banyak masalah yang menghantui para usia lanjut adalah pengeroposan tulang

    yang membuat tulang menjadi mudah patah, dalam istilah kedokteran disebut

    dengan Osteoporosis. (Julia R, 1996)

    Osteoporosis merupakan suatu kondisi dimana tulang menjadi rapuh dan

    bahkan kadang-kadang patah, terutama menjadi persoalan bagi mereka yang

    berumur dan bagi perempuan yang telah memasuki masa menopause. Dengan

    bertambahnya usia dan penyakit tertentu tulang jadi lebih tipis dan rapuh,

    sehingga lebih mudah patah. Patahnya tulang karena kerapuhan merupakan

    1

  • 2

    pertanda osteoporosis yang sering terjadi pada pergelangan tangan, tulang

    belakang, dan tulang pinggul. Risiko mengalami patah tulang meningkat tajam

    sejalan dengan usia. Pada umur 80 tahun, satu dari tiga wanita dan satu dari lima

    pria berisiko mengalami patah tulang pinggul. Patah tulang belakang juga

    mengancam dengan jumlah serupa. Sejak usia 50 tahun, kemungkinan mengalami

    patah tulang bagi seorang wanita adalah 40 persen, sedangkan pria sekitar 13

    persen. (Smith Tony, 2002)

    Berhentinya produksi estrogen oleh kandung telur akan mempengaruhi

    keseimbangan metabolisme zat kapur (kalsium) dalam tulang. Setelah menopause,

    akan makin banyak kalsium yang dibuang dari pada yang disimpan. Hal ini secara

    berangsur akan menyebabkan tulang menjadi semakin keropos, rapuh dan mudah

    retak. (Irawati Titi, 2002)

    Penurunan kadar testosteron pada pria usia lanjut dapat menyebabkan

    andropause. Testosteron juga berperan untuk menjaga keseimbangan otot dan

    tulang. Dengan bertambahnya usia dan menurunnya kadar testosterone,

    kemampuan pembentukan kembali jaringan tulang semakin menurun sehingga

    pria akan menunjukkan pola yang mirip pada resiko osteoporosis. (Mustika,

    Febrianti Erlina 2008)

    Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh

    manusia. Kira-kira 99% kalsium terdapat di dalam jaringan keras yaitu pada

    tulang dan gigi. 1% kalsium terdapat pada darah, dan jaringan lunak. Tanpa

    kalsium yang 1% ini, otot akan mengalami gangguan kontraksi, darah akan sulit

    membeku, transmisi saraf terganggu, dan sebagainya. Untuk memenuhi 1%

  • 3

    kebutuhan ini, tubuh mengambilnya dari makanan yang dimakan atau dari tulang.

    Apabila makanan yang dimakan tidak dapat memenuhi kebutuhan, maka tubuh

    akan mengambilnya dari tulang. Sehingga tulang dapat dikatakan sebagai

    cadangan kalsium tubuh. Jika hal ini terjadi dalam waktu yang lama, maka akan

    mengalami pengeroposan tulang. (\httpherisman.blogspot.com200802asessment-

    kalsium.html\ytfhg.htm)

    Keperluan kalsium tetap berlangsung meskipun mencapai usia lanjut. Proses

    penghancuran dan perombakan yang semakin dominan sejalan dengan

    bertambahnya usia itulah yang menyebabkan tingginya angka pengeroposan

    tulang pada manusia usia lanjut. Hal ini dapat dibantu pencegahannya dengan

    memasukkan kalsium (zat kapur) yang cukup dan latihan-latihan olahraga. (F.G,

    Winarno 1989)

    Olahraga baik bagi tulang maupun aspek kesehatan lain. Tidak bergerak

    sama sekali mempercepat penurunan massa tulang, sementara olahraga menahan

    beban tubuh bisa meningkatkan massa tulang, terutama pada anak-anak dan

    remaja. Pada orang dewasa, olahraga dapat memperlambat penurunan massa

    tulang akibat usia serta meningkatkan kesehatan secara umum, sehingga

    mengurangi resiko osteoporosis. (Smith tony, 2002)

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat merumuskan masalah

    Bagaimana gambaran kadar kalsium darah pada manusia usia lanjut yang

    melakukan aktifitas senam.

  • 4

    C. Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahui kadar kalsium darah pada usia lanjut yang melakukan

    aktifitas senam di Sasana Kyai Saleh Kota Semarang.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Menambah wawasan khususnya bagi peneliti dan masyarakat pada umumnya

    tentang kalsium pada permasalahan yang berhubungan dengan usia lanjut.

    2. Memperdalam wawasan bagi peneliti tentang pengetahuan kalsium sebagai

    salah satu mineral yang berpengaruh pada pembentukan dan pengeroposan

    tulang.

    3. Sebagai masukan bagi masyarakat terutama usia lanjut tentang kalsium yang

    berpengaruh penting pada proses pengeroposan tulang.