tanda penuaan
-
Upload
yayanaryan -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
description
Transcript of tanda penuaan
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penuaan adalah proses yang dinamis dan kompleks yang dihasilkan oleh
perubahan-perubahan sel, fisiologis, dan psikologis. Sementara ada beberapa
orang dewasa yang mengalami penurunan fungsi organ dan aktivitas metabolisme,
ada juga sejumlah yang lain yang tidak mengalami penurunan keadaan fungsional
selama penuaan. Kekhasan ini menyebabkan timbulnya perbedaan antara penuaan
yang "berhasil" dan yang "biasa" yang mencerminkan patologi yang lebih sering
dikaitkan dengan kebiasaan hidup yang jelek, antara lain pola menu makanan
yang tidak sehat, merokok, gemar minum, jarang olahraga, dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan stres lainnya, daripada dengan penuaan itu sendiri.( Fauzi.
Ahmad. Dkk, situs.kesrepro.info/aging/referensi2.htm)
Orang dikatakan masuk usia lanjut, biasanya akan ada kelemahan otot,
kelemahan jantung atau gejala kekurangan darah dan kekurangan gizi. Dari sekian
banyak masalah yang menghantui para usia lanjut adalah pengeroposan tulang
yang membuat tulang menjadi mudah patah, dalam istilah kedokteran disebut
dengan Osteoporosis. (Julia R, 1996)
Osteoporosis merupakan suatu kondisi dimana tulang menjadi rapuh dan
bahkan kadang-kadang patah, terutama menjadi persoalan bagi mereka yang
berumur dan bagi perempuan yang telah memasuki masa menopause. Dengan
bertambahnya usia dan penyakit tertentu tulang jadi lebih tipis dan rapuh,
sehingga lebih mudah patah. Patahnya tulang karena kerapuhan merupakan
1
-
2
pertanda osteoporosis yang sering terjadi pada pergelangan tangan, tulang
belakang, dan tulang pinggul. Risiko mengalami patah tulang meningkat tajam
sejalan dengan usia. Pada umur 80 tahun, satu dari tiga wanita dan satu dari lima
pria berisiko mengalami patah tulang pinggul. Patah tulang belakang juga
mengancam dengan jumlah serupa. Sejak usia 50 tahun, kemungkinan mengalami
patah tulang bagi seorang wanita adalah 40 persen, sedangkan pria sekitar 13
persen. (Smith Tony, 2002)
Berhentinya produksi estrogen oleh kandung telur akan mempengaruhi
keseimbangan metabolisme zat kapur (kalsium) dalam tulang. Setelah menopause,
akan makin banyak kalsium yang dibuang dari pada yang disimpan. Hal ini secara
berangsur akan menyebabkan tulang menjadi semakin keropos, rapuh dan mudah
retak. (Irawati Titi, 2002)
Penurunan kadar testosteron pada pria usia lanjut dapat menyebabkan
andropause. Testosteron juga berperan untuk menjaga keseimbangan otot dan
tulang. Dengan bertambahnya usia dan menurunnya kadar testosterone,
kemampuan pembentukan kembali jaringan tulang semakin menurun sehingga
pria akan menunjukkan pola yang mirip pada resiko osteoporosis. (Mustika,
Febrianti Erlina 2008)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh
manusia. Kira-kira 99% kalsium terdapat di dalam jaringan keras yaitu pada
tulang dan gigi. 1% kalsium terdapat pada darah, dan jaringan lunak. Tanpa
kalsium yang 1% ini, otot akan mengalami gangguan kontraksi, darah akan sulit
membeku, transmisi saraf terganggu, dan sebagainya. Untuk memenuhi 1%
-
3
kebutuhan ini, tubuh mengambilnya dari makanan yang dimakan atau dari tulang.
Apabila makanan yang dimakan tidak dapat memenuhi kebutuhan, maka tubuh
akan mengambilnya dari tulang. Sehingga tulang dapat dikatakan sebagai
cadangan kalsium tubuh. Jika hal ini terjadi dalam waktu yang lama, maka akan
mengalami pengeroposan tulang. (\httpherisman.blogspot.com200802asessment-
kalsium.html\ytfhg.htm)
Keperluan kalsium tetap berlangsung meskipun mencapai usia lanjut. Proses
penghancuran dan perombakan yang semakin dominan sejalan dengan
bertambahnya usia itulah yang menyebabkan tingginya angka pengeroposan
tulang pada manusia usia lanjut. Hal ini dapat dibantu pencegahannya dengan
memasukkan kalsium (zat kapur) yang cukup dan latihan-latihan olahraga. (F.G,
Winarno 1989)
Olahraga baik bagi tulang maupun aspek kesehatan lain. Tidak bergerak
sama sekali mempercepat penurunan massa tulang, sementara olahraga menahan
beban tubuh bisa meningkatkan massa tulang, terutama pada anak-anak dan
remaja. Pada orang dewasa, olahraga dapat memperlambat penurunan massa
tulang akibat usia serta meningkatkan kesehatan secara umum, sehingga
mengurangi resiko osteoporosis. (Smith tony, 2002)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat merumuskan masalah
Bagaimana gambaran kadar kalsium darah pada manusia usia lanjut yang
melakukan aktifitas senam.
-
4
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kadar kalsium darah pada usia lanjut yang melakukan
aktifitas senam di Sasana Kyai Saleh Kota Semarang.
D. Manfaat Penelitian
1. Menambah wawasan khususnya bagi peneliti dan masyarakat pada umumnya
tentang kalsium pada permasalahan yang berhubungan dengan usia lanjut.
2. Memperdalam wawasan bagi peneliti tentang pengetahuan kalsium sebagai
salah satu mineral yang berpengaruh pada pembentukan dan pengeroposan
tulang.
3. Sebagai masukan bagi masyarakat terutama usia lanjut tentang kalsium yang
berpengaruh penting pada proses pengeroposan tulang.