Tanda Kerusakan pangan
-
Upload
rizka-lieng-ling -
Category
Documents
-
view
138 -
download
2
Transcript of Tanda Kerusakan pangan
![Page 1: Tanda Kerusakan pangan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083000/557202194979599169a2f329/html5/thumbnails/1.jpg)
Nama : Rizka Safitri
Nim : P27834010105
Semester : IV – Non Reguler
Mata Kuliah : Bakteriologi
Materi : Bakteri pada makanan
1. Tanda kerusakan pada daging dan hasil olahannya :
Perubahan kekenyalan pada daging disebabkan oleh pemecahan struktur daging
oleh berbagai bakteri.
Pembentukan lendir pada daging disebabkan oleh pertumbuhan berbagai mikroba
seperti bakteri Pseudomonas, Achromobacter,Streptococcus, Leuconostoc,
Bacillus dan Micrococcus.
Pembentukan asam, umumnya disebabkan oleh berbagai bakteri.
Pembentukan warna hijau pada daging, terutama disebabkan oleh: pembentukan
hidrogen peroksida (H2O2) ataupun hidrogen sulfida dan aktivitas bakteri seperti
bakteri Lactobacillus, Pseudomonas, dan Leuconostoc.
Pembentukan warna kuning pada daging, disebabkan oleh Enterococcus
cassliflavus dan E.mundtii.
Pembentukan warna kebiru-biruan, disebabkan oleh aktivitas bakteri
Pseudomonas sincinea.
Perubahan bau, misalnya: timbulnya bau busuk ( tengik ) yang disebabkan
penguraian lemak oleh bakteri Pseudomonas dan Achromobacter .
Tumbuhnya kapang pada bahan / dendeng Pada daging yang telah dikeringkan
sehingga nilai aw-nya rendah, misalnya daging asap atau dendeng kering. Pada
daging yang dikalengkan, kerusakan dapat di.sebabkan oleh bakteri pembentuk
spora yang kadang-kadang membentuk gas sehingga kaleng menjadi kembung.
2. Tanda Kerusakan Ikan dan hasil olahannya :
Kerusakan pada ikan dan produk-produk ikan terutama disebabkan oleh
pertumbuhan bakteri pembusuk. Tanda-tanda kerusakan pada ikan karena mikroba
adalah:
![Page 2: Tanda Kerusakan pangan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083000/557202194979599169a2f329/html5/thumbnails/2.jpg)
Adanya bau busuk karena gas amonia, sulfida atau senyawa busuk lainnya,
perubahan bau busuk (anyir) ini lebih cepat terjadi pada ikan laut dibandingkan
dengan ikan air tawar.
Terbentuknya lendir pada permukaan ikan.
Perubahan warna, yaitu kulit dan daging ikan menjadi kusam atau pucat.
Perubahan daging ikan menjadi tidak kenyal lagi karena pemecahan struktur
daging ikan oleh bakteri.
Tumbuhnya kapang pada ikan kering.
Pada ikan asin yang telah diolah dengan pengeringan dan penggaraman sehingga aw
ikan menjadi rendah, kerusakan disebabkan oleh pertumbuhan kapang. Pada ikan asin dan
ikan peda yang mengandung garam sangat tinggi (sekitar 20%), kerusakan dapat
disebabkan atau bakteri yang tahan garam yang disebut bakteri halofilik.
3. Mendeteksi kerusakan pada pangan dapat dilakukan dengan :
1. Uji Organoleptik yaitu dengan melihat tanda – tanda kerusakan seperti
perubahan tekstur, atau kekenyalan , kekentalan, warna, bau, pembentukan
lendir, dan yang lainya.
2. Uji fisik melihat perubahan – perubahan fisik yang terjadi karena kerusakan –
kerusakan oleh mikroba maupun reaksi kimia, misalnya pH, kekentalan,
tekstur, indeks refraktif dan lain – lain.
3. Uji kimia untuk menganalisa senyawa – senyawa kimia sebagai hasil
pemecahan komponen pangan oleh mikroba atau hasil dari reaksi kimia
4. Uji mikrobiologis yang dapat dilakukan dengan hitungan cawan, MPN, dan
mikroskopis. Uji ini relatif mahal dan membutuhkan peralatan yang banyak
dan agak rumit serta perlu persiapan yang cukup lama , oleh karena itu
dianggap tidak praktis. Dari kemajuan memang dikembangkan uji
mikrobiologis tetapi ini sangat mahal dan terkadang bahan / reagensianya sulit
ditemukan dipasaran.