Tanah Lot Bali Sman 1 Sukoharjo
Transcript of Tanah Lot Bali Sman 1 Sukoharjo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan tidak hanya dilakukan di bangku sekolah saja. Kita dapat
menimba ilmu dari berbagai kejadian yang kita saksikan secara langsung maupun
dengan melihat berbagai peristiwa lewat sebuah diorama yang menceritakan
kejadian masa lampau.
Salah satu upaya pendidikan selain yang dilaksanakan di sekolah adalah
adanya studi wisata, yaitu mengunjungi suatu tempat tertentu dengan harapan
dapat menimba suatu ilmu baru. Selain itu dengan pelaksanaan studi wisata kita
dapat belajar dengan suasana yang berbeda dari saat belajar di sekolah. Dengan
pelaksanaan studi wisata, kegiatan belajar dilaksanakan dalam suasana yang
menyenangkan.
Pariwisata di Indonesia saat ini menunjukan perkembangan yang semakin
meningkat. Setelah pemerintah menetapkan bahwa pariwisata sebagai sarana
pembangunan agar dapat menjadi penghasil devisa nomor dua setelah minyak dan
gas bumi. Sebagai salah satu unsur didalam pariwisata, hotel adalah salah satu
jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
memberikan jasa pelayanan penginapan, makan, minum, serta lainya bagi umum
dan dikelola secara komersial (SK Menparpostel No.KM.34/HK.103/MPPT-
1987).
Dunia pariwisata secara umum pada saat ini berkembang sangat pesat dan
maju, akan tetapi di negara Indonesia keadaanya masih sangat terpuruk dan
belum stabil. Hal ini disebabkan karena dampak dari krisis ekonomi global yang
sedang melanda dunia dan krisis keamanan yang membuat wisatawan takut untuk
berkunjung ke Indonesia. Tetapi sebagai insan pariwisata, segenap masyarakat
dan rakyat Indonesia harus selalu optimis dan bekerjasama dengan pemerintah
untuk mewujudkan keadaan yang aman di Indonesia, sehingga pariwisata di
Indonesia dapat berkembang dengan pesat pada tahun-tahun yang akan datang.
1
Industri pariwisata di indonesia telah menampilkan peranannya dengan
nyata dalam memberikan kontribusinya terhadap kehidupan ekonomi, sosial dan
budaya bangsa. Kesempatan kerja bagi orang-orang terampil di bidang ini,
semakin bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun. Selain itu, pendapatan negara
dari sektor pajak dan devisa juga bertambah. Dengan adanya sektor tersebut,
keadaan sosial dalam masyarakat yang terlibat menjadi semakin baik.
Salah satu obyek wisata terkenal di Bali yang terkenal hingga manca
negara adalah objek wisata Tanah Lot. Dengan berbagai keunggulannya, objek
Wisata Tanah Lot mampu menarik wisatawan baik manca maupun domestik
untuk datang dan berkunjung. Namun demikian dengan sistem pengelolaan objek
wisata yang lebih baik lagi diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan yang ingin memanjakan mata dan pikiran dengan keindahan panorama
Tanah Lot.
Berdasarkan uraian di atas, dalam penyusunan karya tulis ini penulis
mengambil judul “Upaya Meningkatkan Kunjungan Wisata di Objek Wisata
Tanah Lot Bali”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka yang
menjadi pokok permasalahan dalam penulisan ini adalah :
1. Bagaimanakah upaya yang dilakukan oleh pengelola obyek wisata Tanah Lot
Bali dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan?
2. Kendala apakah yang muncul dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan ke Objek Wisata Tanah Lot Bali?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui berbagai upaya yang dilakukan oleh pengelola obyek
wisata Tanah Lot Bali dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang muncul dalam upaya meningkatkan
jumlah kunjungan wisatawan ke Objek Wisata Tanah Lot Bali.
2
D. Metode Pengumpulan Data
1. Metode wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan kepada petugas / pemandu wisata untuk mendapatkan
jawaban yang sedetail mungkin. Saat malakukan tanya jawab harus dilakukan
minimal dua orang, yang satu sebagai penanya dan yang satu sebagai penulis.
2. Metode Observasi/Pengamatan
Metode observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data
dengan cara mengamati secara langsung ke lokasi wisata untuk mengetahui
berbagai hal penting khususnya tentang berbagai upaya dan kendala yang
muncul dalam meningkatkan jumlah wisatawan yang datang dan berkunjung
di Tanah Lot Bali.
3. Study Pustaka
Studi pustaka, adalah metode pengumpulan data dengan cara mencari
tahu sebanyak-banyaknya tentang tempat wisata tersebut didalam buku. Kita
dapat mencari buku tentang tempat wisata tersebut ataupun meminta brosur
wisata kepada pengelola tempat wisata. Selain itu kita juga dapat mencari di
perpustakaan sekolah ataupun daerah.
E. Sistematika Karya Tulis
Untuk mempermudah pemahaman pembaca terhadap isi karya tulis ini,
berikut penulis sajikan sistematika sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Merupakan bab awal yang berisi latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, metode pengumpulan data dan sistematika
karya tulis
BAB II KAJIAN TEORI
Membahas tentang berbagai teori terkait judul karya tulis yaitu :
BAB III PEMBAHASAN
3
Merupakan inti bab yang membahas dengan detail terkait objek
penelitian yaitu
BAB IV PENUTUP
Merupakan bab akhir yang berisi kesimpulan hasil pengamatan dan
saran-saran perbaikan.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pariwisata
Istilah pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari
berarti banyak, berkali-kali atau berputar-putar. Wisata berarti perjalanan atau
bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau
berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain.
UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dalam pasal 1 menyebutkan
bahwa :
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata
dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
pengusaha.
5. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,
dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil
buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif
yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas
pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
terwujudnya kepariwisataan.
5
Pengertian pariwisata secara luas dapat dilihat dari beberapa definisi
sebagai berikut :
1. Menurut A.J. Burkart dan S. Medlik yang dikutip dari Soekadijo (2000:3)
menyebutkan bahwa :
“Pariwisata berarti perpindahan orang untuk sementara (dan) dalam jangka
waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka biasanya hidup
dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat
tujuan tersebut.”
2. Menurut Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapf yang dikutip dari Soekadijo
(2000:12) menyebutkan bahwa :
“Pariwisata dapat didefinisikan sebagai keseluruhan jaringan dan gejala-gejala
yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat
bahwa mereka tidak tinggal di situ untuk melakukan suatu pekerjaan yang
penting yang memberikan keuntungan yang bersifat permanen maupun
sementara.”
3. Menurut World Tourism Organization (WTO) menyebutkan bahwa :
“Pariwisata adalah kegiatan seseorang yang bepergian ke atau tinggal di suatu
tempat di luar lingkungannya yang biasa dalam waktu tidak lebih dari satu
tahun secara terus menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun tujuan lainnya”
4. UU No. 9 tahun 1990 pasal 1 bahwa :
“Pariwisata merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan
perjalanan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
menikmatai abjek dan daya tarik wisata termasuk pengusahaan objek dan daya
tarik wisata tersebut”.
B. Jenis-jenis Wisata
Menurut Soekadijo (2000:23-25) wisata berdasarkan jenis-jenisnya dapat
dibagi ke dalam dua kategori, yaitu :
1. Wisata Alam
Wisata Alam yang terdiri dari:
6
a. Wisata Pantai (Marine tourism), merupakan kegiatan wisata yang
ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing,
menyelam, dan olahraga air lainnya, termasuk sarana dan prasarana
akomodasi, makan dan minum.
b. Wisata Etnik (Etnik tourism), merupakan perjalanan untuk mengamati
perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang dianggap
menarik.
c. Wisata Cagar Alam (Ecotourism), merupakan wisata yang banyak
dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara
di pegunungan, keajaiban hidup binatang (margasatwa) yang langka, serta
tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat lain.
d. Wisata Buru, merupakan wisata yang dilakukan di negeri-negeri yang
memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh
pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.
e. Wisata Agro, merupakan jenis wisata yang mengorganisasikan perjalanan
ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan ladang pembibitan dan
wisata rombongan dapat mengadakan kunjungan serta peninjauan untuk
tujuan studi maupun menikmati segarnya tanaman di sekitarnya.
2. Wisata Sosial-Budaya
Wisata Sosial-Budaya, yang terdiri dari :
a. Peninggalan sejarah kepurbakalaan dan monumen, wisata ini termasuk
golongan budaya, monumen nasional, gedung bersejarah, kota, desa,
bangunan-bangunan keagamaan, serta tempat-tempat bersejarah lainnya
seperti tempat bekas pertempuran (battle fields) yang merupakan daya tarik
wisata utama di banyak negara.
b. Museum dan fasilitas budaya lainnya, merupakan wisata yang berhubungan
dengan aspek alam dan kebudayaan di suatu kawasan atau daerah tertentu.
Museum dapat dikembangkan berdasarkan pada temanya, antara lain
museum arkeologi, sejarah, etnologi, sejarah alam, seni dan kerajinan, ilmu
pengetahuan dan teknologi, industri, ataupun dengan tema khusus lainnya.
7
C. Wisatawan
Definisi wisatawan ini ditetapkan berdasarkan rekomendasi International
Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization
(WTO, 1990:4). Wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang
melakukan perjalanan ke sebuah atau beberapa negara di luar tempat tinggal
biasanya atau keluar dari lingkungan tempat tinggalnya untuk periode kurang dari
12 (dua belas) bulan dan memiliki tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas
wisata.
Terminologi ini mencakup penumpang kapal pesiar (cruise ship
passenger) yang datang dari negara lain dan kembali dengan catatan bermalam.
Adapun menurut Soekadijo (2000:16) wisatawan adalah orang yang melakukan
kegiatan wisata. Sedang wisatawan menurut jenisnya dibagi ke dalam kategori :
1. Wisatawan mancanegara (internasional), yaitu wisatawan dari berbagai negara
lain yang berkunjung ke wilayah negara X dan warga negara X yang berwisata
ke luar wilayah negara X (outbond tourist).
2. Wisatawan nasional (domestik), yaitu wisatawan melakukan kegiatan wisata di
dalam wilayah negara.
D. Pengembangan Pariwisata
Pada dasarnya pengembangan pariwisata adalah suatu proses yang
berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus
menerus antara sisi supply dan demand kepariwisataan yang tersedia untuk
mencapai misi yang telah ditentukan (Soekadijo, 2000:15).
Sedangkan pengembangan potensi pariwisata mengandung makna upaya
untuk lebih meningkatkan sumber daya yang dimiliki oleh suatu obyek wisata
dengan cara melakukan pembangunan unsur-unsur fisik maupun non fisik dari
sistem pariwisata sehingga meningkatkan produktivitas. Dalam hal ini yang
dimaksud produktivitas obyek wisata berupa meningkatnya pendapatan daerah
yang diperoleh dari kunjungan wisatawan yang masuk.
Di samping itu untuk dapat melakukan pengembangan, perlu
memperhatikan berbagai aspek (Soekadijo, 2000:13). Suatu obyek wisata harus
8
memperhatikan syarat-syarat pengembangan daerah menjadi obyek wisata yang
dapat diandalkan, yaitu :
1. Seleksi terhadap potensi, hal ini dilakukan untuk memilih dan menentukan
potensi obyek wisata yang memungkinkan untuk dikembangkan sesuai
dengan dana yang ada.
2. Evaluasi letak potensi terhadap wilayah, pekerjaan ini mempunyai latar
belakang pemikiran tentang ada atau tidaknya pertentangan atau
kesalahpahaman antar wilayah administrasi yang terkait.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Objek Wisata Tanah Lot
1. Pengertian Tanah Lot
Mungkin tak asing lagi kata tanah, disana terdapat pura yang
terpenting bagi rakyat Bali. Tanah Lot berasal dari kata medelot yang terletak
paling selatan. Karena orang-orang sudah sekali menyebutnya akhirnya
menjadi tanah Lot. Tanah ini terletak pada kecamatan Kediri yang mempunyai
jarak + 29 Km dari pusat Denpasar.
2. Sejarah Tanah Lot
Pura tanah Lot di bangun oleh Maha Resi yang bernama Dahyang
Diwerta kira-kira pada abad 14, ketika itu Dahyang Diwerta sedang
melakukan Tirta Yatra yang biasa dikenal dengan sebutkan melakukan
perjalanan suci untuk menyebarkan ajaran Hindu di wilayah Bali. Ketika di
dalam perjalanan itu Dahyang Diwerta mempergunakan alat transportasi yang
tak mungkin seseorang dapat mempergunakan, dikarenakan bahayanya alat
itu. sesudah itu Dahyang melakukan perjalanan sempat terhenti dengan jalan
kaki dan kemudian melewati pura :
a. Puncak
b. Rabun Siri
c. Gandi Melati
d. Tanah Lot
3. Kegunaan Tanah Lot
Tanah Lot ialah pura terbesar, jadi tak heran bila pura ini seringkali
dipergunakan sebagai tempat peribadahan pada hari-hari besar umat Hindu
misalnya pada hari : Galungan, Kuningan, Nyepi. Hal seperti ini yang perlu
dilaksanakan karena menurut kepercayaan tersebut ritual ini berlangsung
supaya roh-roh penjaga tak murka dan tak memberi suatu musibah apapun.
10
4. Tanah Lot sebagai obyek wisata dilihat dari ekonomi, Sosial, Budaya
Tanah Lot jika di lihat dari segi ekonomi pasti memberi penghasilan
bagi setiap masyarakat yang menghidupi keluarga dari sektor itu. jadi bisa
diambil kesimpulan kegiatan seperti itu dapat menurunkan angka
pengangguran bagi tiap-tiap keluarga dan menambah penghasilan tersendiri.
Tanah Lot jika dilihat dari sisi sosial disini dapat terlihat bahwa sosial
yang terbentuk ialah rasa kekeluargaan dan tenggang rasa. Memang ada
kalanya di dunia perdagangan mengalami persaingan dalam menjual produk
yang ada pada mereka, walaupun mereka berlomba-lomba mencari sesuap
nasi tetapi mereka tak kan melupakan rasa kebersamaan.
Tanah Lot dilihat dari sisi budaya adanya tanah lot yang memiliki pura
terbesar sehingga budaya yang tercermin dapat dipastikan budaya Indonesia
dilihat dari pahatan dan tata artistic sehingga itu semua yang menjunjung
orang untuk datang menikmati panorama itu.
B. Kendala Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Di Objek
Wisata Tanah Lot dan Upaya Mengatasinya
1. Kendala Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata
Tanah Lot Bali dan Upaya Mengatasinya
Upaya peningkatan kunjungan wisatawan di Objek Wisata Tanah Lot
yang telah dilakukan oleh berbagai pihak di atas, tidak selamanya berjalan
mulus dan sesuai dengan target yang diharapkan.
Berbagak kendala yang muncul dalam upaya meningkatkan kunjungan
wisatawan di Tanah Lot, adalah sebagai berikut :
a. Sumber daya manusia
Sebagaimana umumnya negara berkembang, keberadaan Sumber Daya
Manusia yang memiliki kemampuan di atas sangatlah sedikit. Demikian
pula halnya di Indonesia khususnya di Bali. Khusus mengenai Objek
Wisata Tanah Lot, masih banyak masyarakat sekitar yang kurang
berupaya secara maksimal untuk meningkatkan kemampuannya
khususnya di bidang pariwisata, seperti meningkatkan kemampuan
11
menguasai bahasa asing, penguasaan berbagai hal terkait obyek wisata
baik dari sisi sejarah, maupun pemanfaatannya untuk meningkatkan
standar kehidupan.
b. Sarana Pendukung
Meski kondisi saat ini, objek Wisata Tanah Lot dapat dikategorikan
sebagai obyek wisata unggulan, namun untuk sarana penunjang lainnya
perlu lebih ditingkatkan lagi. Dengan banyaknya outlet yang berada di
sekitar lokasi obyek wisata, hal ini tentunya kurang memberikan pilihan
bagi wisatawan khususnya mereka yang menginginkan berbagai souvenir
unik untuk koleksi atau sebagai buah tangan. Dengan hanya
mengandalkan satu objek wisata saja, hal ini tentunya kurang
memberikan warna bagi wisatawan yang datang dan berkunjung.
c. Kebersihan
Sebagaimana umumnya wisata alam, faktor kebersihan sangatlah susah
untuk dilaksanakan, mengingat kondisi objek yang berada di alam bebas.
Sehingga seringkali dijumpai berbagai benda yang berserakan, yang
tentunya kurang sedap untuk dipandang.
2. Upaya mengatasi kendala dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
ke objek wisata Tanah Lot Bali
Dengan kondisi yang ada sekarang, keberadaan Tanah Lot sebagai
objek wisata unggulan sebenarnya sudah memenuhi syarat sebagai objek
wisata unggulan. Dengan kelengkapan sarana pendukung wisata, seperti
kondisi lingkungan yang bersih, jasa penginapan yang memenuhi standar
internasional dan juga tersedianya pasar cinderamata yang menawarkan
berbagai benda khas Bali khususnya yang berkaitan dengan Tanah Lot.
Namun demikian, hal tersebut tidak dapat dibiarkan berjalan sendiri,
perlu adanya dukungan dan upaya dari Pemerintah Daerah khususnya Dinas
Pariwisata dan Kabudayaan Bali, untuk terus berusaha meningkatkan image
dan pemeliharaan dan penambahan fasilitas penunjang lainnya.
12
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Pariwisata Provinsi
Bali dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik manca maupun
domestik, diantaranya :
a. Mengadakan kegiatan promosi baik melalui media cetak maupun
elektronik, yang memuat tentang berbagai keistimewaan wisata alam dan
budaya yang ada di Tanah Lot.
b. Mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak terkait, dalam hal ini
khususnya Travel Agent untuk memasukkan objek Wisata Tanah Lot
sebagai saslah satu tujuan wisata yang utama.
c. Mengadakan berbagai atraksi wisata budaya yang berlokasi di sekitar
Tanah Lot untuk menambah daya tarik wisatawan.
d. Mengadakan berbagai kursus untuk meningkatkan kemampuan para guide
(pemandu wisata), sebagai salah satu upaya meningkatkan kwalitas
layanan yang diberikan kepada wisatawan mancanegara maupun
domestik.
13
BAB IV
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat penulis tarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tanah Lot adalah salah satu objek wisata unggulan di Bali yang menawarkan
keindahan alam dan budaya yang mampu memanjakan mata para
pengunjungnya.
2. Penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata Tanah Lot
disebabkan karena kurangnya fasilitas pendukung yang menawarkan berbagai
hal yang mampu menarik minat wisatawan untuk datang dan berkunjung,
diantaranya kondisi objek yang kurang bersih, kurangnya kemampuan
pemandu wisata dalam memberikan keterangan kepada wisatawan dan lain
sebagainya.
3. Dengan banyaknya objek wisata sejenis yang ada di Bali, penanganan secara
profesional dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke obyek wisata
Tanah Lot mutlak untuk segera dilaksanakan.
4. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bali
sebagai upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata
Tanah Lot, diantaranya adalah meningkatkan kemampuan SDM dalam hal ini
adalah para Guide untuk meningkatkan kemampuan dan skill khususnya
dalam penguasaan bahasa asing.
B. Saran
Sedikit saran yang ingin penulis kemukakan yang mudah-mudahan dapat
berguna dan bermanfaat khususnya dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan baik domestik maupun mancanegara, yaitu :
1. Pihak pengelola objek wisata
Sebagai salah satu tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Bali,
keberadaan Objek Wisata Tanah Lot sebagai maskot wisata, perlu penanganan
14
yang lebih nyata lagi, baik berupa penambahan sarana dan prasarana wisata
pendukung maupun pihak-pihak lain yang berkompeten dalam bidang
tersebut, sehingga tujuan peningkatan jumlah wisatawan yang datang dan
berkunjung ke Tanah Lot dapat tercapai.
2. Pihak sekolah
Perlu penjadwalan yang lebih matang lagi mengenai susunan acara, sehingga
keberadaan siswa di objek wisata sesuai dengan kriteria wisata tersebut
sehingga dapat menikmati secara maksimal hasil kunjungannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Soekadijo, 2000 Pengertian Kerangka Dasar Kepariwisataan, Dasur-Dasar Managemen Kepariwisataan. Yogyakarta: Liberty.
International Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization, 1990
UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
16
LAMPIRAN
17