TANAH BUMBU OPTIMALKAN GERAKAN SEDEKAH SAMPAH...
Transcript of TANAH BUMBU OPTIMALKAN GERAKAN SEDEKAH SAMPAH...
1
TANAH BUMBU OPTIMALKAN GERAKAN SEDEKAH
SAMPAH UNTUK ATASI PERSOALAN SAMPAH
1. LATAR BELAKANG
Pengelolaan sampah di Kabupaten Tanah Bumbu saat ini mayoritas
masih menggunakan pola lama, berupa Kumpul Angkut Buang (KAB). Pola
inisebenarnya sudah tidak sesuai dengan regulasi, dimana semestinya tata cara
pembuangan sampah diatur dengan mengedepankan pengelolaan sebelum
diangkut ke TPA dengan berpedoman pada prinsif 3R (Reduce, Recycle, Reuse).
Prinsif 3R mengandung arti bahwa sampah yang dihasilkan sedapat mungkin
dikurangi, dimanfaatkan dan/atau digunakan lagi.Kabupaten Tanah Bumbu
memiliki 3 TPA namun kapasitasnya yang terbatas. Jika tidak memaksimalkan
pelibatan peran serta masyaraka tuntuk mengurangi sampah dari hulunya, maka
akan berdampak terhadap cepat penuhnya TPA. Sedang membuat satu TPA
menelan biaya milliaran rupiah. Selain itu, apabila masyarakat tidak diberdayakan
dalam pengelolaan sampah, penerapan sistem Controlled Landfill di TPApun
tidak berjalan semestinya, karena masih banyaknya sampah yang bukan residu
yang terbawa ke TPA. Dengan Gerakan Sedekah Sampah (GSS), diharapkan
akan dapat memenuhi target Kementerian Lingkungan Hidup yang mentarget
Indonesia bebas sampah (zero waste) tahun 2020. Di tahun 2017 dan 2018, Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kab. Tanah Bumbu akan melaksanakan kerjasama
sistem GSS ini untuk mengelola sampah an-organik terlebih dulu. Di tahun 2019
dan 2020 akan ditingkatkan kerjasamanya dengan mengelola sedekah sampah
organik.
2. TUJUAN DAN MANFAAT GERAKAN SEDEKAH SAMPAH (GSS)
2.1. TUJUAN GSS
Mengimplementasiregulasi, Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu
melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab. Tanah Bumbu, mulai
mengoptimalkan langkah-langkah mewujudkan pengelolaan sampah yang
berpedoman pada prinsif 3R. Salah satu program yang digenjot adalah melakukan
2
kerjasama dengan lembaga-lembaga yang memiliki massa untuk bekerjasama
memanfaatkan sampah melalui Gerakan Sedekah Sampah (GSS). Gerakan ini
selain bertujuan untuk mengurangi membludaknya sampah yang harus diangkut
ke TPS maupun ke TPA, yang notabene menyebabkan biaya tinggi, jugasekaligus
meminimalisir tebaran sampah yang dibuang secara sembarangan. GSS
jugasecara tidak langsung berfungsi untuk merubahpola fikirmasyarakatyang
selama ini sangat terpaku dengan pola pengelolaan KAB (Kumpul, Angkut,
Buang) dalam mengelola sampah. Melalui sentuhan religi dan sentuhan
kebermanfaatan yang ada dalam GSS, diharapkan terbangun intuisi dan pola fikir
baru dalam mengelola sampah, sehingga pola KAB tidak lagi menjadi cara
populer yang harus dipertahankan. Lambat laun pola KAB akan hilang dengan
sendirinya seiring dengan optimal dan berkembangnya pelaksanaan GSS
nantinya.
2.2. MANFAAT GSS
Menilai dari sisi manfaat, pelaksanaan GSS ini paling tidak memiliki 2
nilai manfaat, yakni manfaat duniawi dan manfaat ukhrawi. Secara duniawi GSS
dapat membantu orang yang kurang mampu dari pemanfaatan kumpulan sampah
yang disedekahkan. Sedang secara ukhrawi GSS dapat mendatangkan pahala.
Diantaranya, pahala sedekah yang diperoleh dari hasil mensedekahkan sampah,
dan pahala memelihara lingkungan. Selain itu, seseorang juga dapat terhindar
dari dosa menzholimi orang dan dosa mencemari lingkungan, akibat sampah yang
tidak dibuang secara sembarangan.
Adapun jenis sampah apa saja yang bisa disedekahkan, adalah semua
sampah kategori an-organik, baik yang bernilai ekonomis maupun yang tidak
bernilai ekonomis. Bahkan untuk memberi kemudahan kepada para penderma,
dua jenis sampah an-organik tersebut dapat digabung jadi satu wadah saat
bersedekah. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.Tanah Bumbu dan Bank
Sampah sudah menjalin komitmen bekerja bersama dalam menindaklanjuti hasil
sedekahan tersebut. Nantinya Bank Sampah akan memproses hasil sedekahan
sampah yang bernilai ekonomis dan akan menghargainya dalam nilai nominal
rupiah, sedang yang non ekonomis menjadi tanggung jawab DLH untuk
memprosesnya lebih lanjut. Sehingga tujuan akhirnya, diharapkan semua sampah
hasil sedekahan semaksimal mungkin tidak akan terbawa ke TPA.
3
Di September 2017 ini DLH telah menyasar beberapa titik lokasi institusi
untuk diajak bekerjasama. Tercatat, satu bulan gerakan ini efektif disosialisasikan,
32 unit institusi telah menjalin kerjasama dan telah menandatangani MOU
Kerjasama. Diantaranya, lapangan futsal, Unit Satuan TNI/Kompi, pondok
pesantren, kelompok pengajian,madrasah, sekolah umum, mesjid dan gereja.
Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu mencanangkan akan terus menjalin
kerjasama sebanyak-banyaknya dengan unit-unit institusi di Kabupaten Tanah
Bumbu, dan tidak terbatas pada wilayah perkotaan saja, tetapi juga akan menyasar
sampai ke tingkat kecamatan dan desa, yang selama ini pelayanan pengelolaan
sampahnya belum mampu terlayani.
3. METODE PELAKSANAAN GERAKAN SEDEKAH SAMPAH (GSS)
Foto: Banner Gerakan Sedekah Sampah SDIT Ar-Rasyid Segumbang
Gerakan Sedekah Sampah (GSS) Kabupaten Tanah Bumbu secara sederhana
melibatkan 4 elemen, yakni: (1) Dinas Lingkungan Hidup sebagai pembina
sekaligus berfungsi mengambil dan memilah sampah-sampah non ekonomis yang
disedekahkan, (2) Unit institusi, selaku pemrakarsa dan penanggung jawab
pengembangan GSS di lingkungan institusinya, (3) Masyarakat yang berada
dibawah naungan institusi, selaku pelaksana utama pemberi sedekah sampah, dan
(4) Bank Sampah, selaku unit institusi yang membeli sampah-sampah bernilai
ekonomis yang disedekahkan.
4
Adapun cara pelaksanaan Gerakan Sedekah Sampah adalah sebagai berikut:
1. Pimpinan institusi yang bertanggung jawab terhadap lokasi yang
dikerjasamakan membentuk tim pengelola Sedekah Sampah
2. Masyarakat yang ada di lokasi yang dikerjasamakan, seperti anak sekolah, para
santri, pengguna lapagan olahraga, kelompok pengajian, dan/atau masyarakat
umum lainnya yang berada di lokasi-lokasi yang dikerjasamakan, dihimbau
agar membawasampah kategori an-organik untuk disedekahkan.
3. Sampah yang dibawa dari rumah dengan niat sedekah diserahkan kepada tim
pengelola.
4. Kumpulan sampah hasil sedekah secara berkala diambil oleh petugas Bank
Sampah dan petugas DLH. Usai dipilah oleh petugas DLH dan Bank Sampah,
sampah yang bernilai ekonomis diberi nilai nominal oleh Bank Sampah dan
menjadi tabungan nominal, sedang yang non ekonomis diproses pengelolaan
lebih lanjut oleh DLH.
5. Tabungan nominal sewaktu-waktu dapat diambil oleh tim pengelola atau
pimpinan institusi untuk selanjutnya disedekahkan kepada orang yang kurang
mampu atau anak yatim piatu.
5
DOKUMENTASI KEGIATAN GSS
FOTO1-3: Kepala DLH Tanah Bumbu menandatangani MOU Kerjasama GSS dengan
unit-unit Institusi
6
FOTO 3-8: Beberapa momen kegiatan pelaksanaan Sedekah Sampah di Institusi
Pendidikan
7
8
9
FOTO 8: Sosialisasi GSS oleh DLH di hadapan tokoh masyarakat dan orang tua siswa
Foto 9 : Penyerahan Bak Penampungan Sampah GSS di Pondok Pesantren Zaadul
Muttaqin, Desa Sarigadung Kec. Simpang Empat
10
Foto 10 : Penyerahan Karung Penampungan Sampah GSS kepada Tim Pengelola
Sampah GSS di Pondok Pesantren Az-Zikra Desa Kersik Putih, Kec.
Batulicin