Tambang itu mengukir bumi, bukan merusaknya

Indahnya bumi nusantara dengan segala keindahan alamnya, “The majestic art of god on earth.” mungkin kalimat itu layak menggambarkan keindahan alam di Indonesia. Hal ini patut kita syukuri dan jaga bersama, namun selain keindahan alam tanah kita tercinta ini juga mengandung kekayaan alam yang melimpah baik dalam jenis, kuantitas, hingga kualitas. Namun terkadang dalam memanfaatkan kekayaan alam yang berlimpah kita harus merubah wajah bumi kita yang indah ini seperti dalam kegiatan tambang.

Terlihat mengagumkan dan mengerikan dan mungkin juga prihatin di saat yang bersamaan.

Hal ini wajar, karena dalam kegiatan penambangan kita harus merubah struktur muka bumi menjadi seperti yang kita inginkan, untuk mendapat hasil yang maksimum secara efisien dan aman.

Tapi kita tidak perlu khawatir berlebihan terhadap kerusakan yang ditimbulkan, karena setiap tahapan kegiatan tambang mulai dari penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, penambangan, hingga reklamasi haruslah menganut prinsip Good Mining Practice. Setiap kegiatan tambang yang menganut prinsip tersebut bisa dipastikan mampu bertanggungjawab atas dampak negatif yang dihasilkan selama kegiatan penambangan.

Reklamasi adalah kunci utama dalam mengatasi dampak negatif terhadap lingkungan dalam kegiatan tambang. Kegiatan reklamasi akan mampu mengatasi masalah seperti munculnya air asam tambang, hilangnya topsoil, hingga hilangnya flora dan fauna asli daerah tambang, bahkan reklamasi terkadang dapat membuat lahan pasca tambang menjadi objek wisata yang tak hanya indah namun juga menambah pendapatan daerah.

Banyak yang mengira dalam pertambangan yang merubah morfologi permukaan bumi, kelak lahan tersebut tidak akan subur lagi karena hilangnya topsoil yang mengandung unsur hara, namun hal itu salah. Karena dalam kegiatan penambangan, topsoil yang mengandung unsur hara dikupas terlebih dahulu lalu disimpan untuk reklamasi kelak. Sehingga setelah direklamasi, tumbuhan dapat kembali tumbuh di atas lahan pasca tambang sehingga flora dan fauna yang ada sebelum penambangan dapat hidup kembali di atas lahan reklamasi.

Now let me show you the power of reclamation :)

“As a

sculptor carve wood by transforming the natural form of a log to a wonderful sculture is called an artist, so do miner that carve the earth is in fact an artist.”

Majulah pertambangan demi pembangunan!

Sumber:

1. http://www.antaranews.com 2. http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/12/1388451768155958657.jpg 3. http://i1343.photobucket.com/albums/o781/jawirrr22/reklamasi2_zps112ad712.jpg 4. http://img7.imageshack.us/img7/9308/v9x0.png 5. http://www.ptnnt.co.id/Data/Sites/2/photo/environment/reklamasi 6. http://www.forda-mof.org/files/SAmboja-tambang1.jpg 7. http://s24.postimg.org/imlgifbo5/Reklamasi_Tambang_Batubara.jpg

Harristio Adam12113015HMT!HMT!HMT!