Tambahan MSI

2
Agama sebagai elemen yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia sejak zaman prasejarah samapai zaman modern ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari segi bentuk dan dari segi isinya. Jika dilihat dari segi bentuknya, agama dapat dipandang sebagai kebudayaan batin manusia yang mengandung potensi psikologis dan mempengaruhi jalan idupnya. Sedangkan bila dilihat dari segi sisinya, agama adalah ajar an atau wahyu T uhan yang dengan sendirinya tidak dapat dikategorikan sebagai kebudayaan. (Arifn, 1!"1# $engan demikian, kegiatan penelitian agama, khususnya terhadapa Agama Samawi hanya dapat dilakukan terhadapa bentuk dan praktiknya yang nampak dalam kehidupan sosial dan bukan terhadap isinya. %si ajaran %slam, misalnya sebagai salah satu agama Samawi seperti terdapat dalam Al&'uran dan Al )adits mutawir dan )adits shahih tidak dapat dipersoalkan lagi, karena sudah diyakini kebenarannya se*ara mutlak. +ata (!"1!-# mengemukakan bahwa wilayah&wilayah keagamaan yang dapat dilakukan penlitian adalah mengenai dua hal, yaitu" 1. T erha dap bentu k pengamal an dari ajara n agama terseb ut atau agama yang nampak dalam perilaku penganutnya, sperti masalah tingkat keimanan dan ketawaan yang dianut ol eh masyarakatnya, mengenai zakat, puasa atau masalah ibadah haji apakah sudah dilaksanakan sebagai mana mestinya. !. T erha dap upaya menggali pemaha man ajaran %sla m yang terda pat dalam Al&'uran dan As&Sunnah untuk menemukan kemungkinan aplikasinya dalam bidang ilmu pengetahuan dan lapangan kehidupan sesuai dengan perkembangan zaman. /erbagai kajian mengenai pemahaman ajaran %slam yang pernah dilakukan oleh ulama terdahulu misalnya, dapat diteliti kembali se*ara ilmiah untuk " 1. 0enget ahui situ asi dan k ondisi yang melat arbelak angi timbulnya pemahaman tersebut. !. 0enjad i baha n perba ndinga n bagi genera si sek arang i ni. -. ntuk menemuk an k emungkinan penerapannya di masa depan. 2leh karena itu, ajaran %slam yang terkandung dalam Al& 'uran dan )adits terbuka untuk diteliti dari aspek pemahaman, penghayatan, dan menangkap makna yang terkandung dalam ayat&ayat Al&'uran dan )adits berdasarkan pandangan para ahli yang menjadikan landasan konseling %slami, bukan bermaksud menguji benar tidaknya ajaran %slam itu sendiri. (0. Jamil 3 usu4 , 0etode 5enelitian, 5erpustakaan ni6ersitas 5endidikan %ndonesia#

description

tambahan materi MSI

Transcript of Tambahan MSI

Agama sebagai elemen yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia sejak zaman prasejarah samapai zaman modern ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari segi bentuk dan dari segi isinya. Jika dilihat dari segi bentuknya, agama dapat dipandang sebagai kebudayaan batin manusia yang mengandung potensi psikologis dan mempengaruhi jalan idupnya. Sedangkan bila dilihat dari segi sisinya, agama adalah ajaran atau wahyu Tuhan yang dengan sendirinya tidak dapat dikategorikan sebagai kebudayaan. (Arifin, 1992:1)Dengan demikian, kegiatan penelitian agama, khususnya terhadapa Agama Samawi hanya dapat dilakukan terhadapa bentuk dan praktiknya yang nampak dalam kehidupan sosial dan bukan terhadap isinya. Isi ajaran Islam, misalnya sebagai salah satu agama Samawi seperti terdapat dalam Al-Quran dan Al Hadits mutawir dan Hadits shahih tidak dapat dipersoalkan lagi, karena sudah diyakini kebenarannya secara mutlak.Nata (2000:123) mengemukakan bahwa wilayah-wilayah keagamaan yang dapat dilakukan penlitian adalah mengenai dua hal, yaitu:1. Terhadap bentuk pengamalan dari ajaran agama tersebut atau agama yang nampak dalam perilaku penganutnya, sperti masalah tingkat keimanan dan ketaqwaan yang dianut oleh masyarakatnya, mengenai zakat, puasa atau masalah ibadah haji apakah sudah dilaksanakan sebagai mana mestinya.2. Terhadap upaya menggali pemahaman ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Quran dan As-Sunnah untuk menemukan kemungkinan aplikasinya dalam bidang ilmu pengetahuan dan lapangan kehidupan sesuai dengan perkembangan zaman.Berbagai kajian mengenai pemahaman ajaran Islam yang pernah dilakukan oleh ulama terdahulu misalnya, dapat diteliti kembali secara ilmiah untuk : 1. Mengetahui situasi dan kondisi yang melatarbelakangi timbulnya pemahaman tersebut.2. Menjadi bahan perbandingan bagi generasi sekarang ini.3. Untuk menemukan kemungkinan penerapannya di masa depan. Oleh karena itu, ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadits terbuka untuk diteliti dari aspek pemahaman, penghayatan, dan menangkap makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran dan Hadits berdasarkan pandangan para ahli yang menjadikan landasan konseling Islami, bukan bermaksud menguji benar tidaknya ajaran Islam itu sendiri. (M. Jamil Yusuf , Metode Penelitian, Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia)