Talkshow Di BTV

MANAJEMEN TERAPI ADIKSI NAPZA

Dr. H. Jaya Mualimin, SpKJ,MKespsikiater

• Pecandu : ± 3,9 juta (1,6 %) - Penelitian BNN 2008

• Residen yang sudah di terapi sekitar 7.000 orang terhitung sejak th 1985 sd 2008 atau rata-rata 300 orang pertahun.

• Di Balikpapan tercatat baru 50 orang yang datang konseling dan rawat jalan di UNITRA “Butterfly”

• Kondisi Medik Fisik• Pekerjaan & Dukungan Lingkungan• Penggunaan Obat2an & Alkohol• Keterlibatan Masalah Hukum• Kondisi Keluarga /Lingkungan Sosial• Kondisi Psikiatri• Faktor Agama & Keimanan

MASALAH ADIKSI

04/21/23 3

1. MEMAHAMI ADIKSI NAPZA

ADA FAKTA APA DILAPANGAN ?

• Stigma (terhadap penyakit)• Prejudice (berprasangka terhadap pecandu)• Anger (marah terhadap perilaku adiksi)• Misunderstanding (salah pemahaman terhadap apa yang

dilakukan)

SPAM mengembangkan lahirnya mitos (suatu keyakinan yang tidak akurat dan bertentangan dengan penemuan2 ilmiah).

04/21/23 4


KEKURANG-PAHAMAN MENIMBULKAN MITOS

• “pengobatan tidak ada manfaatnya”• “di-obati terus, detox terus, kembali pakauw lagi”

“on-off“• “pecandu itu kriminal, penjahat, penipu”• “pecandu bodoh, pemalas, bloon”• “obat2 dokter juga membuat

ketergantungan/kecanduan”• “kecanduan berasal dari keluarga yang broken

home”• “kecanduan karena komunikasi yang buruk”• dan lain2

04/21/23 5


• Dokter menentukan kasus berdasarkan kriteria diagnosis tergantung kepada spesifikasi napza

• DSM-V & ICD-10 menyebutkan Adiksi memenuhi 3 dari 7 gejala2 berikut: selama 12 bulan terakhir:

• Toleransi • Withdrawal • Sukar mengendalikan penggunaan • Konsekuensi negatif • Enerji emosional dan waktu terbuang secara

bermakna guna mendapatkan napza • Menangguhkan atau menunda2 aktivitas • Keinginan untuk menghentikan kebiasaan

04/21/23 6


BERBAGAI ASPEK ADIKSIBERBAGAI ASPEK ADIKSI

KRONIK Tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan

PRIMERTidak hilang dengan mengobati kondisi penyebab yang dicurigai

PROGRESIF Bertambah jelek bila tidak diobati

RELAPS Cenderung untuk kambuh tanpa pengobatan

FATAL Kematian dini tanpa pengobatan

04/21/23 7


Addiction is a Brain Disease


04/21/23 8

Heroin addiction: It’s like I’ve got a shotgun in my mouth, my finger’s on the trigger and I like the taste of gun metal

Robert Downey, Jr., Actor

04/21/23 9


APA ITU ADIKSI?

Berasal dari bahasa Latin addictus (berasal dari addicere: deliver, devote, yield). Sekarang adiksi

bermakna kecanduan.


• Adiksi Tembakau• Adiksi Ganja• Adiksi Heroin • Adiksi Alkohol• Adiksi Kokain• Adiksi-MDMA• Adiksi Ecstasy• Adiksi Steroid• Adiksi Benzodiazepine

• Adiksi Sex • Adiksi Makanan• Shopaholic• Adiksi Cyber-net • Adiksi HP• Berjudi• Adiksi Pornografi

MACAM2 ADIKSI

04/21/23 11


12

Otak, “pusat pemerintahan” tubuh manusia. Berat sekitar 1,5 kg. Otak

memiliki sistim2 dan sentra2 berbagai jenis informasi. Semua tingkahlaku manusia direkayasa

melalui otak

04/21/23


04/21/23 13


Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT) is a nuclear medicine medical imaging technique which produces a three dimensional image or map of functional processes in the body.

SPECT Image:

Wanita, 28 tahun,

tidak pernah meng-

gunakan narkoba

Laki2, 39 tahun, 25 tahun menggunakan heroin dengan

on-off,

04/21/23 14


15

Penggunaan napza tanpa kendali telah membajak

fungsi otak*. Otak yang mengalami cidera karena pembajakan itu tercermin

dalamsindrom ketergantungan dan

adiksi. * (Hijacked Brain). 04/21/23


16

Adiksi melibatkan komponen2 biologi dan perilaku

yang tidak terpisahkan. Efek napza yang digunakan,

karena akibatnya pada otak, tetap berpengaruh pada tingkah laku

meskipun mereka telah menghentikan menggunakannya

04/21/23


Adiksi dinegara2 maju merupakan objek dari penelitian kedokteran selama lebih dari setengah abad yang lalu. Pengembangan ilmu menghasilkan lahirnya cabang ilmu kedokteran baru yang disebut kedokteran adiksi (1950an). Di Indonesia, kedokteran adiksi berdiri INDOSAM (Indonesian Society of Addiction Medicine) tahun 2006.


PRINSIP DASAR TERAPI ADIKSI (NIDA, 2009)1. Tidak ada satu2nya bentuk terapi yang sesuai

untuk semua individu2. Fasilitas terapi harus selalu tersedia sepanjang

waktu, karena kapan kebutuhan diperlukan, tidak dapat diduga

3. Terapi efektif harus mampu memenuhi kebutuhan2 individu, tidak semata2 menghentikan penggunaan napza

2. PRINSIP2 DASAR TERAPI ADIKSI

04/21/23 18

PRINSIP DASAR TERAPI ADIKSI (NIDA, 2009)4. Rencana terapi harus sering dievaluasi,

kontinyu, dimodifikasi guna penyesuaian dengan need pasien

5. Pasien harus bertahan dalam satu periode waktu yang cukup lama

6. Konseling dan psikoterapi merupakan komponen penting


04/21/23 19

PRINSIP DASAR TERAPI ADIKSI (NIDA, 2009)

7. Medikasi penting, tetapi perlu kombinasi: konseling & terapi perilaku

8. Ko-morbiditas (fisik/psikiatrik) harus di terapi bersama2 dan integratif

9. Detoxifikasi hanya awal terapi, dan kalau tunggal banyak gagalnya10. Terapi tidak selalu harus voluntary,

kadang2 perlu juga compulsory


04/21/23 20

PRINSIP DASAR TERAPI ADIKSI (NIDA, 2009)

11. Dalam proses terapi, pasien sering menggunakan zat lain (tanpa sepengetahuan terapis), sehingga perlu selalu dimonitor

12. Konsekuensi fisik lain juga harus segera mendapatkan terapi

13. Recovery adalah suatu proses panjang


04/21/23 21

04/21/23 22

PENGGOLONGAN TERAPI

TERAPITERAPI FARMAKAFARMAKA

KELOMPOK

BANTU DIRI


INTERVENSIPERILAKU

1. Detoksifikasi & Withdrawal 2. Simptomatik 3. Terapi Rumatan4. Gangguan Diagnosis Ganda5. Komplikasi Fisik6. Specific Drugs7. Fitofarmaka

3. MANAJEMEN TERAPI FARMAKA

JENIS2 TERAPI FARMAKA

04/21/23 23


1. 1. DETDETOKSIFIKASI & OKSIFIKASI & WITHDRAWALWITHDRAWAL

• Ultra Rapid Opioid Detoxification atau Rapid Antagonist Induction (naltrekson, anestesia, midazolam, clonidine, propofol): 4-6 jam, ICU

• Rapid Detoxification (clonidine, naltrexon, midazolam, Ondansetron, naloxone, okreotid), hospitalisasi

• Clontrex method (clonidine, naltrexon, estazolam) • Lofexidine, guanfacin• Buprenorphine Detoxification Program

(buprenorphine)• Methadone Detoxification Program (methadone)

04/21/23 24



2. SIMPTOMATIK2. SIMPTOMATIK

Tergantung gejala2 atau keluhan yang diungkapkan oleh pasien:– Agresif: haloperidol, quetiapine– Insomnia: estazolam, clozapine– Mual, muntah: primperan, ondansetron– Diare: imodium, lodia– Pegel2, sakit, nyeri: ibuprofen,

gabapentin04/21/23 25



3. TERAPI 3. TERAPI RUMATANRUMATAN

Metadon – agonis * LAAM (Orlam) agonis * Buprenorfin (Subutex/suboxone) –

agonis parsial * Naltrekson – antagonis (pellets, patches)

Disulfiram - alkohol

* Memerlukan persyaratan untuk terapis

04/21/23 26



4. GANGGUAN DIAGNOSIS GANDA

• Gangguan Bipolar - litium, quetiapine, aripiprazole

• Anxietas - bromazepam, clobazam, alprazolam

• Depresi - mirtazapine• Skizofrenia - clozapine, risperidone• Gangguan Delusi - haloperidol

04/21/23 27



5. KOMPLIKASI FISIK

• Terapi overdosis: naloxone• Terapi mengatur balans air-cairan/dehidrasi• Anti-biotik untuk komplikasi/infeksi

(TBC, Hepatitis, HIV/AIDS)• Terapi gangguan ekstra piramidal

(artane, trihexiphenidil)

04/21/23 28



6. TERAPI UNTUK SPECIFIC DRUGS

• Alkohol: disulfiram• Sedatif/Hipnotik: carbamazepine,

valproate, gabapentin• Cannabis: bupropion, nefazodone, trazodone• Stimulansia: methylphenidate, mazindol,

bromocriptine, bupropion, ondansetron, pemoline, buspirone

• Tembakau: Nicotine (patches, gums,inhaler, spray) and Bupropion SR

04/21/23 29

TERAPITERAPI FARMAKAFARMAKA3. MANAJEMEN TERAPI FARMAKA

7. FITOFARMAKA

Kristal murni dari ibogaine hidroklorida berasal dari semi-sintesa voacangine, produk yang diperjual-belikan. Dalam acara religi di Bwiti, akar dihancurkan kemudian diminum guna mendapatkan efek psikoaktif. Di beberapa negara di Afrika, akar iboga dikunyah2 untuk

mendatangkan efek stimulansia. Ibogaine berasal dari extract alkaloid tumbuhan

Tabernanthe iboga.

04/21/23 30



Beberapa bentuk fitofarmaka lainnya

seperti:Herbal Mixture Heanta (Vietnam), WeiniCom

(China), dan lain2

04/21/23 31

7. FITOFARMAKA (sambungan)



4. MANAJEMEN INTERVENSI PERILAKU

KONSELING ADIKSI: KONSELING ADIKSI: INDIVIDUAL ATAU INDIVIDUAL ATAU

KELOMPOKKELOMPOK

04/21/23 32

Addiction counseling usually is more pragmatic and less theoretically

based than psychotherapy

(Mercer, at al 2004)

BENTUK2 INTERVENSI BENTUK2 INTERVENSI PERILAKU LAINPERILAKU LAIN

04/21/23 33

• Supportive Expressive Psychotherapy• Relapse Prevention Therapy• Cognitive Behavior TherapyCognitive Behavior Therapy • Motivational Interviewing /Motivational Enhancement Therapy• Cue-exposure Therapy• Interpersonal Psychotherapy

4. MANAJEMEN INTERVENSI PERILAKU

5. KELOMPOK BANTU DIRI

MACAM2 KELOMPOKBANTU DIRI

04/21/23 34

o The 12-Step Recovery Philosophyo Therapeutic Communitieso SMART Recoveryo Faith-based Recovery Program

KELOMPOK KELOMPOK

BANTU DIRIBANTU DIRI

6. SIMPULAN MANAJEMEN

• Melawan stigmatisasi terhadap adiksi dan problem adiksi

• Buprenofin/nalokson sebagai office based treatment

• Terapi yang komprehensif diperlukan

• Policy pemerintah tentang drug problem

04/21/23 35

36

Thank You

Talkshow Di BTV

Documents

Transcript of Talkshow Di BTV