Takabur (teks drama agama islam)

5
Juragan Takabur Kampung Cempaka sedang dilanda kemarau. Kegiatan ekonomi pun berhenti. Sungai dikampung tersebut semakin lama semakin kering. Padahal sungai tersebut merupakan sumber mata air bagi Kampung Cempaka. Di kampung ini rata-rata penduduknya bekerja sebagai petani dan tukang kebun. Sehingga, hal ini sangat menyulitkan bagi kegiatan penduduk di kampung ini. Keluarga Pranata merupakan keluarga yang mampu di kampung ini. Pak Pranata sebagai juragan kacang tanah, jagung, dan kedelai membuat keluarga Pranata terbilang kaya raya. Suatu hari keluarga Pranata berkumpul di teras rumah. Mereka kepanasan karena cuaca yang sangat terik ditambah lagi dengan listrik kampung yang mati. (Tia main hp, Tilla ngipasin dirinya, Lepi baca Koran, Rind abaca majalah) Tia : Mah panas banget sih! Rinda : Iya nih gerah banget! Tilaa kipasin kita! (tilla mengipasi Rinda dan Tia) Lepi : Mah, tadi ada info dari Pak Lurah. Air di kampung kita lagi kering. Untung kita punya air ya. Rinda : Iya dong kita kan kaya Tilla : maaah (pelan) Rinda : Apa sih?! (sewot) Di saat mereka berbincang, datang ustad Yoga dan adiknya pengurus TPA mushola, Azizah A,Y : Ass. Permisi Rinda : (liat mereka, muka bête) Tilaa!! Tuh datangin (nyuruh Tilla) Tilla : iya mah (datangin yoga) Wss. Ada apa ustad? Yoga : Gina nak, saya mau minta izin untuk menyalurkan air dari rumah adek ke mushola.

Transcript of Takabur (teks drama agama islam)

Page 1: Takabur (teks drama agama islam)

Juragan Takabur

Kampung Cempaka sedang dilanda kemarau. Kegiatan ekonomi pun berhenti. Sungai dikampung tersebut semakin lama semakin kering. Padahal sungai tersebut merupakan sumber mata air bagi Kampung Cempaka. Di kampung ini rata-rata penduduknya bekerja sebagai petani dan tukang kebun. Sehingga, hal ini sangat menyulitkan bagi kegiatan penduduk di kampung ini.

Keluarga Pranata merupakan keluarga yang mampu di kampung ini. Pak Pranata sebagai juragan kacang tanah, jagung, dan kedelai membuat keluarga Pranata terbilang kaya raya.

Suatu hari keluarga Pranata berkumpul di teras rumah. Mereka kepanasan karena cuaca yang sangat terik ditambah lagi dengan listrik kampung yang mati.

(Tia main hp, Tilla ngipasin dirinya, Lepi baca Koran, Rind abaca majalah)

Tia : Mah panas banget sih!

Rinda : Iya nih gerah banget! Tilaa kipasin kita!

(tilla mengipasi Rinda dan Tia)

Lepi : Mah, tadi ada info dari Pak Lurah. Air di kampung kita lagi kering. Untung kita punya air ya.

Rinda : Iya dong kita kan kaya

Tilla : maaah (pelan)

Rinda : Apa sih?! (sewot)

Di saat mereka berbincang, datang ustad Yoga dan adiknya pengurus TPA mushola, Azizah

A,Y : Ass. Permisi

Rinda : (liat mereka, muka bête) Tilaa!! Tuh datangin (nyuruh Tilla)

Tilla : iya mah (datangin yoga) Wss. Ada apa ustad?

Yoga : Gina nak, saya mau minta izin untuk menyalurkan air dari rumah adek ke mushola.

Azizah : iya dek Tilla. Sungai lagi kering. Persediaan air mushola juga menipis. Kalo boleh kami sangat berterima kasih

Tilla : oh iya saya setuju2 aja. Tapi saya harus minta izin ke mama saya dulu.

Yoga : baik2 silakan

(tilla datangin rinda, bisik2)

Page 2: Takabur (teks drama agama islam)

Rinda : (kaget) Hah? Gak bisa! (datangin ustad). Anda seenaknya mau minta air kami?!! Gak boleh! Air lagi mahal tau!

Yoga : (sabar) maaf bu, air ini mau digunakakan untuk wudhu jamaah mushola dan kegiatan penduduk. Kami masih memesan air dari kota. Tapi karena banyak kendala. Sementara ini, kami ingin meminta air dari rumah ibu.

Rinda : (songong) Ngeyel ya?! halah alasan! Itu akibatnya kalo gak bekerja! Pokoknya gak boleh!

Azizah : (keceplosan) itu kan hanya titipan Allah bu! Ups (menutup mulut)

(yoga menyikut adiknya)

Rinda : Sembarangan aja ngomongnya! Ini bukan dari Allah ya! Ini hasil kerja keras saya dan suami saya! Sudah sana pergi2!!

Lepi : (datang nenangin Rinda) Udah ma udah ma. Kasih aja kenapa?

Rinda : sekali nggak tetep nggak!

Pembicaraan mereka terdengar oleh Bu Helsa dan Paklek Wildan yang sedang lewat di depan rumah mereka.

Wildan : Yur sayur! Bu helsa coba liat mereka (bisik2)

Helsa : Ma ai! Pelit banar jadi orang (kesal)

Rinda : (Dengar kata2 helsa, marah) Apa lu bu? Ngomongin gue ya! Dasar!

Helsa : Ih songong banget sih. Ayo pak pergi cari tempat lain.

Yoga : Ya udah bu, sebelumnya maaf kami pamit dulu.

A,Y : Wass.

Rinda : (pergi, masuk rumah) ayo semua masuk! (nyuruh keluarganya)

Diam2 Tilla pergi menyalurkan air dari rumahnya ke mushola. Dia membuka saluran air rumahnya dan memasang selang ke arah mushola serta membawa ember yang berisi air.

Tilla : Ini mbak air dari kelurga kami. (Menyerahkan embernya)

Azizah : Terima kasih naknya

Helsa : kamu baik banget sih nak. Gak kayak ibumu yang songong itu!

Wildan : Iya. Jangan-jangan kamu bukan anaknya ini. Beda banget sifatnya

Tilla : Mama saya itu aslinya baik

Page 3: Takabur (teks drama agama islam)

Helsa : Baik apanya nak?! Mamak mu tuh sombong banget! Mentang2 kaya kelakuannya kek gitu

Wildan : betul itu. ndak pernah belajar agama mungkin.

Tilla : (diam, senyum maksa)

Azizah : Udah2. Kok jadi gibah gini. Ayok kita wudhu sebentar lagi mau ashar.

Sedari tadi Tia, kakak Tilla telah memperhatikan tingkah tilla yang mencurigakan. Ia melapor kepada mamanya.

Tia : Mamah mamah mamah!! Gawat ma gawat! (ngos ngosan)

Rinda : Kenapa kamu? Aduuh make up mama jadi berantakan nih

Tia : Itu Tilla (ngos-ngosan, nunjuk2)

Rinda : Tilla kenapa? (masih bemake up blm peduli)

Tia : Dia tadi nyalurkan air kita ke mushola. Pake selang, pake ember.

Rinda : APA!!? Bandel banget sih jadi orang! Tia, temenin mama ke mushola

Tia : aduh mah tia capek! Mama aja gin. Tia ke kamar dulu ya! (pergi)

Rinda : lo lo lo?? Ya udah biar mama sendiri!

Disaat jamaah mushola sedang berwudhu, datang lah Bu Rinda dengan emosi yang memuncak.

Rinda : Heh kalian! Ini air saya ya! (menyingkirkan orang2 yang wudhu) kalian nda boleh pake air saya!

Yoga : Astagfirullah aladzim (sabar).

Azizah : Bu rinda, tidak baik seperti itu

Rinda : Nggak peduli. Pokoknya ini air saya (menadah air dengan ember yang dibawanya)

Helsa : uma ai!

Tilla : ma ma udah istighfar (nenangin ibunya)

Rinda : Kamu yang punya ide ini kan? dasar anak durhaka! (dorong bahu tilla)

Wildan : Mending omelan istriku di rumah dari pada ini. Ngeri banar, jatuh baru tau rasa!

Rinda : dasar orang kampung! (pergi membawa ember dan baru jalan sebentar kepeleset)

Rinda : Aaaaaaaaaa

Y,A,T : Innalillah!

Helsa : kapok lu!

Page 4: Takabur (teks drama agama islam)

Wildan : nah senjata makan tuan!

(hampirin Rinda nolongin)

Lalu Tia dan Pak Pranata datang menuju mushola mencari Bu Rinda.

Tia : Pa itu kenapa?

Lepi : Mana Papa tau

Tia : (hampirin rinda) Hah? Mamaaa!!

Lepi : Kenapa mama?

Tia : IIh Papa ni! Mama jatuh liat dong!

Lepi : Hah mama, mama! bawa kerumah sakit

Semua : Ayok ayok

` Bu Rinda dibawa ke rumah sakit. Ia di diagnosa terkena penyakit stroke sedang. Ia masih bisa mendengar tetapi sulit untuk bicara. Warga kampung banyak yang menjenguknya.

Lepi : Maah ini teguran dari Allah. Jangan diulangin lagi ya sikap buruk mama itu.

Tia : Iya ma, Tia juga baru sadar kalo sikap kita selama ini salah. Mama cepat sembuh ya

Azizah : Alhamdulillah semua berjalan dengan kehendak-Nya. Ambillah setiap hikmah dari segala peristiwa.

Yoga : Dari sini kita dapat belajar bahwa apa yang kita miliki adalah titipan dari Allah sebagai amanah. Oleh karena itu, kita harus mensyukuri dan memanfaatkan sebaik-baiknya. Hindarilah sikap takabur.

All : Iya pak ustad