TAK sesi 3

15
LAPORAN PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI DI BANGSAL ARIMBI RSJ GRHASIA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa II Disusun oleh : 1. Dwi Indriyani NIM. P07120112012 2. Rina Aprilriani NIM. P07120112034 3. Endang Sunarni NIM. P07120112057 4. Meilina Murdiani NIM. P07120112065 5. Ratna Dewi Puspita S. NIM. P07120112072 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

description

hkjhkjnmn

Transcript of TAK sesi 3

LAPORAN

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI DI BANGSAL ARIMBI RSJ GRHASIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik KlinikKeperawatan Jiwa II

Disusun oleh :1. Dwi IndriyaniNIM. P071201120122. Rina AprilrianiNIM. P071201120343. Endang SunarniNIM. P071201120574. Meilina MurdianiNIM. P071201120655. Ratna Dewi Puspita S.NIM. P07120112072

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTAJURUSAN KEPERAWATAN2014

LEMBAR PENGESAHANPROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI DI BANGSAL ARIMBI RSJ GRHASIA

Laporan ini disahkan pada :Hari, tanggal:Tempat:

Mengetahui,Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

I. LATAR BELAKANGTerapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di Bangsal Arimbi RSJ Grhasia sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang halusinasi.

II. LANDASAN TEORITerapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5 sesi, yaitu:1. Sesi I: Klien mengenal halusinasi2. Sesi II: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik3. Sesi III: Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain4. Sesi IV: Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas Terjadwal5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

III. TUJUANA. Tujuan umumKlien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam kelompok secara bertahap.B. Tujuan khusus1. Klien dapat mengenal halusinasi.2. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik3. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.4. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.5. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

IV. SESI YANG DIGUNAKAN Sesi I : Klien mengenal halusinasiSesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardikSesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lainSesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas TerjadwalSesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

V. KlienA. Kriteria klien1. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.2. Klien yang mengalami perubahan persepsi.B. Proses seleksi1. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.2. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.3. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.4. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok

VI. Kriteria HasilA. Evaluasi Struktur1. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan2. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar3. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik5. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.B. Evaluasi Proses1. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.2. Leader mampu memimpin acara.3. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.4. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.5. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.6. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok7. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhirC. Evaluasi HasilDiharapkan 75% dari kelompok mampu:1. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat2. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

VII. Antisipasi MasalahA. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas1. Memanggil klien2. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lainB. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin1. Panggil nama klien2. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatanC. Bila klien lain ingin ikut1. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih2. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien tersebut3. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan pada kegiatan ini

SESI III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakapI. PelaksanaanA. Hari/Tanggal : Senin,,13 Oktober 2014B. Waktu : 12.30C. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)Terapi kelompok (25 menit)Penutup (10 menit)D. Tempat : Bangsal ArimbiE. Jumlah klien : 6

II. Tim TerapiA. Leader: Ratna Dewi Puspita SariB. Co-leader: Rina Apriliani C. Observer: Meilina Murdiyani dan Endang SunarniD. Fasilitator: Dwi AndriyaniE. Metode dan Media1. Metodea. Diskusi dan tanya jawabb. Bermain peran / stimulasi dan latihan2. Mediaa. Jadwal kegiatan harianb. Lembar observerc. Pulpend. Musik

III. Tujuan1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah munculnya halusinasi2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi

IV. Setting1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran2. Ruangan nyaman dan tenang

V. Alat1. Jadwal kegiatan harian2. Pulpen3. Musik4. Sedotan

VI. Metode1. Diskusi dan tanya jawab2. Bermain peran/ simulasi dan latihan

VII. MediaA. Lembar observerB. Pulpen

VIII. Langkah KegiatanA. Persiapan1. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 32. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuanB. Orientasi1. Salam terapeutika. Salam dari terapis klienb. Klien dan terapis pakai papan nama2. Evaluasi/ validasia. Terapis menyakan keadaan klien saat inib. Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang telah di pelajaric. Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik halusinasi 3. Kontraka. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu terjadinya halisinasi dengan melakukan kegiatanb. Menjelaskan aturan main berikut1) Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis2) Lama kegiatan 30 menit3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesaiC. Tahap kerja1. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol dan mencegah halusinasi2. Terapis meminta tiap tiap klien untuk menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak bercakap-cakap.3. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan bisa dilakukan4. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi itu muncul suster ada suara di telinga saya pengen ngobrol sama suster saja5. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang di sebelahnya6. Berikan pujian atas keberhasilan klien7. Ulangi 5 dan 6 sampai semua klien giliran.D. Tahap terminasi1. Evaluasia. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAKb. Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah di latihc. Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok2. Tindak lanjutTerapis menganjurkan klien melaksanakan 3 cara mengontrol halusinasi, yaitu menghardik, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan.3. Kontrak yang akan datanga. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan cara minum obat.b. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

IX. Evaluasi dan DokumentasiA. EvaluasiEvaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi sensori (halusinasi) sesi 3, kemampuan yang diharapkan adalah klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah timbulmya haluasinasi.B. DokumentasiDokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi III. Klien mampu memperagakan kegitan harian dan menyusun jadwal. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.

Lembar Observasi

SESI 3 TAKSTIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI) Kemampuan Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap

NoAspek yang dinilaiNama Klien

1Menyebutkan orang yang biasa diajak bicara

2Memperagakan percakapan

3Menyusun jadwal percakapan

4Menyebutkan dua cara mengontrol dan mencegah halusinasi

Petunjuk:1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang biasa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal percakapan, menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi. Beri tanda jika klien mampu, dan tanda jika klien tidak mampu.