Tak Ikut-ikutan Arus E-commerce ... -...

1

Transcript of Tak Ikut-ikutan Arus E-commerce ... -...

22 Sep 8 Okt 23 Okt 9 Nov 23 Nov 8 Des 23 Des 8 Jan 22 Jan 9 Feb 22 Feb 8 Maret

20162015

56,38

3,7

Struktur Pemegang Saham*

39,92PT RamayanaMakmursentosa

Paulus Tumewu(Presiden Komisaris)

Publik

Ket: *Per 30 September 2015Sumber: Bloomberg, Perseroan, diolah

PergerakanHarga Saham

RALS815

661

510

750

Uraian 2013 2014 2015 2016* 2017*

Pendapatan (Rp miliar) 7.968 7.942 7.686 8.028 8.333

EBITDA (Rp miliar) 576 490 451 494 550

Pertumbuhan EBITDA (%) (2,3) (14,9) (8,1) 9,7 11,3

Laba bersih (Rp miliar) 391 355 321 331 369

EPS (Rp) 55,0 49,9 45,3 46,7 52,0

Pertumbuhan EPS (%) (7,8) (9,3) (9,2) 3,1 11,2

Net gearing (%) (39,6) (50,2) (52,5) (51,9) (51,0)

PER (x) 13,3 14,6 16,1 15,6 14,0

PBV (x) 1,6 1,5 1,5 1,4 1,4

EV/EBITDA (x) 6,8 7,1 7,5 6,7 5,9

Yield (%) 4,9 4,5 4,1 3,7 3,8

Kinerja PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk.

Ket: *Proyeksi, EBITDA: earning before interest, taxes, depreciatiom, and amortization (pendapatan sebelum dihitung bunga, pajak, dan depresiasi), EPS: earning per share (laba bersih per saham), PER: price to earning ratio (rasio harga saham terhadap laba), PBV: price to book value (tingkat harga saham terhadap nilai perusahaan), EV/EBITDA: enterprise value to earning before interest, taxes, depreciatiom, and amortization (nilai perusahaan terhadap pendapatan sebelum dihitung bunga, pajak, dan depresiasi).

Sumber: Riset PT Danareksa Sekuritas, diolah BISNIS/TRI UTOMO

15K O R P O R A S ISelasa, 22 Maret 2016

[email protected]

Penurunan harga bahan bakar mi -nyak (BBM) dan pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia yang akan mendorong pertumbuhan eko nomi hanya menjadi patokan emi ten berkode saham RALS ter -sebut untuk melipatgandakan pen -dapatan.

Analis PT BCA Sekuritas Johanes Pra setia menuturkan pada Februari 2016, RALS membukukan penjualan Rp453,4 miliar, terkoreksi 2,1% year-on-year dan lebih ren dah 17% dari bulan se belumnya.

Pertumbuhan pen jualan gerai yang sama (same store sa les growth/SSSG) juga

ne gatif 1,9% dibandingkan dengan ke naikan 5,5% pada Januari 2016.

Penjualan selama dua bulan itu, katanya, mencapai Rp1 triliun, tumbuh 2,1% y-o-y dan me nyum bang 12,7% dari total proyeksi penjualan sepanjang tahun ini. Per olehan itu lebih tinggi dari rerata 5 tahun terakhir yang mencapai 12,1%.

Menurut hasil diskusi BCA Sekuritas dengan manajemen Ra mayana, telah terjadi peningkatan dalam pe -ngeluaran terutama di wi -layah Jabodetabek yang mem buat lonjakan dan SSSG tertinggi di -

bandingkan dengan wilayah lain.Dua bulan pertama tahun ini,

SSSG Ramayana mencapai 2,0% yang disumbang dari wilayah Ja -bodetabek 6,4%, Jawa minus 0,5% dan luar Jawa 0,4%.

“Ke depan, diperkirakan ada per -baikan lebih lanjut, terutama pada efisiensi beban operasional dari penutupan toko yang tidak meng -untungkan serta kontribusi dari dua toko baru di Solo dan Bogor yang akan dibuka sebelum Idulfitri serta mu sim masuk sekolah,” seperti di -ku tip dari riset BCA Sekuritas yang di rilis belum lama ini.

Secara terpisah, analis PT Da -nareksa Sekuritas Anindya Sa ras wati meyakini Ramayana akan men da pat -kan keuntungan signifikan dari tren

peningkatan SSSG lantaran tar get pasar lebih sensitif terhadap per -ubahan kondisi makro ekonomi.

Meski menghadapi risiko tingkat makro, Danareksa Sekuritas justru me -ningkatkan rekomendasi saham RALS ke level hold lantaran kinerja per seroan memiliki prospek yang le bih baik.

Dia menjelaskan data indeks keyakinan konsumen (IKK) menjadi per tanda baik dengan skor tertinggi selama 14 bulan terakhir pada Ja -nuari 2016. Hal itu menunjukkan bahwa konsumen memandang lebih po sitif pada kondisi ekonomi dan si -nyal peningkatan daya beli.

Perbaikan risiko ekonomi makro, katanya, berkebalikan dengan perbaikan internal Ramayana yang diproyeksi dilakukan secara

bertahap. “Penjualan RALS akan tumbuh 4,5% tahun ini dalam proyeksi kami, dibandingkan dengan target manajemen sebesar 6,7%,” tulisnya pada riset berbeda.

Profitabilitas RALS juga harus digenjot termasuk hasil pembenahan bisnis supermarket serta kontribusi yang lebih tinggi dari produk konsinyasinya.

Dari 15 supermarket SPAR International yang beroperasi, margin kotor mencapai 13%, lebih tinggi dari gerai perseroan sebelum-nya sebesar 11%.

MEDIA SOSIALKendati demikian, dari sisi

promosi, RALS tidak secara langsung masuk ke lini e-commerce. Mengikuti perkembangan teknologi, manajemen RALS hanya melakukan promosi melalui media sosial.

“RALS masuk bisnis e-commerce dengan bergabung dengan Go-Mart dari aplikasi Gojek pada akhir 2015,” katanya.

Setali tiga uang, analis PT Mandiri Sekuritas Matthew Wibowo menilai peningkatan penjualan Ramayana terutama di wilayah Jabodetabek terjadi lantaran adanya program kartu Jakarta pintar (KJP).

Oleh karena itu, SSSG di area Jakarta mendominasi terhadap pe -ningkatan dari total wilayah di Tanah Air. “Outlook tahun ini lebih baik. Kami menjaga [RALS] pada re -komendasi netral,” mengutip riset Man diri Sekuritas yang dirilis baru-baru ini.

Matthew juga menilai rencana ekspansi manajemen Ramayana pada tahun ini terbilang moderat. Manajemen RALS menargetkan akan membuka dua department store dan dua supermarket baru tahun ini.

Untuk pertama kalinya, satu supermarket direncanakan berdiri sendiri. Mandiri Sekuritas menilai faktor lokasi menjadi paling penting apabila perseroan ingin membuka supermarket tersendiri, dibandingkan dengan gerai di pusat perbelanjaan.

Dia berharap manajemen RALS mampu menjaga momentum untuk promosi pada kuartal I/2016. Sementara itu, pada kuartal II/2016, penjualan RALS akan didorong oleh efek Lebaran dan Juni 2016 bakal ditopang pencairan KJP karena memasuki masa masuk sekolah.

Mandiri Sekuritas menilai kinerja RALS menunjukkan perbaikan pada lini department store dengan lonjakan kontribusi dari produk konsinyasi dengan SPAR

International.Manajemen Ramayana menar -

get kan bakal mengonversi 20 gerai hingga 25 gerai lama menjadi toko SPAR International dengan belanja modal Rp120 miliar tahun ini. Tahun lalu, perseroan telah me ngon -versi 15 gerai menjadi gerai SPAR.

Direktur Keuangan Ramayana Lestari Sentosa Suryanto mengatakan pada tahun depan perseroan menargetkan pendapatan senilai Rp8,1 triliun. Adapun, profit diharapkan bisa tumbuh 10% dari perolehan akhir tahun lalu.

“Salah satunya ditopang dari kontribusi bisnis SPAR,” kata Suryanto belum lama ini.

Sekretaris Perusahaan Ramayana Lestari Sentosa Setyadi Surya memastikan tidak akan masuk ke lini bisnis e-commerce. Dia mengungkapkan segmen pasar yang digarap perseroan merupakan kalangan menengah ke bawah. Golongan ini, tak terlalu akrab dengan dunia digital.

“Kami tak masuk di e-commerce. Tapi kami gunakan pemanfaatan lewat aplikasi jasa antar seperti Gojek,” jelas Setyadi kepada Bisnis.

Mengacu pada laman resmi RALS, perseroan telah memiliki 116 gerai hingga saat ini. Tahun ini, RALS berencana mengonversi 25 gerai perseroan menjadi gerai SPAR.

Menurutnya, perseroan sampai saat ini masih mengandalkan pasar di Pulau Jawa untuk menyumbang pun -di-pundi pendapatan pada tahun ini.

Setyadi menuturkan sepanjang tahun lalu, sebanyak 58,9% dari total pendapatan perseroan berasal dari Pulau Jawa. Tahun ini, RALS masih akan mengandalkan gerai-gerai di kawasan Pulau Jawa untuk menopang pendapatan.

“Kawasan luar Pulau Jawa, terutama yang mengandalkan komoditas, belum menunjukkan akselerasi signifikan. Jadi untuk luar Jawa tak akan diandalkan tahun ini,” jelasnya.

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. tidak secara langsung masuk ke lini e-commerce, tetapi hanya melakukan promosi melalui media sosial.

Manajemen RALS menargetkan akan membuka dua department store dan dua supermarket baru tahun ini.

STRATEGI PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK.

Tak Ikut-ikutan Arus E-commerceSaat sebagian besar peritel mulai merambah la -yanan e-commerce, PT Ramayana Lestari Sentosa

Tbk. justru enggan membebek bisnis online yang te -ngah naik daun tersebut.

djoko
Typewriter
Bisnis Indonesia, Media 22 Maret 2016