Tahapan Instruksi Pasien Pencabutan

9
Daftar pustaka : - Gordon.w. Pedersen. 1996. Buku ajar praktis bedah mulut.EGC : Jakarta - Makalah yang dari unhas itu ( itu bagian prosedur persiapan pasien dn operator ) A. Instruksi Pasien Sebelum Pencabutan a. Anamnesis Menanyakan dan mencatat identitas penderita : nama, umur, alamat, penderita. b. Menanyakan keluhan Utama : Menanyakan lokasi gigi yang sakit Mulai kapan dirasakan Sifat sakit : Terus menerus Kadang-kadang Timbulnya rasa sakit : Terus menerus Kadang-kadang Sudah diobati / belum : Macam obat (jenis, jumlah) Asal obat (resep dokter / beli sendiri ) Kapan terakhir minum obat c. Riwayat Kesehatan Umum : Apakah punya penyakit : Jantung

description

tahapan pencabutan dan instruksi kepada pasien

Transcript of Tahapan Instruksi Pasien Pencabutan

Page 1: Tahapan Instruksi Pasien Pencabutan

Daftar pustaka :

- Gordon.w. Pedersen. 1996. Buku ajar praktis bedah mulut.EGC : Jakarta

- Makalah yang dari unhas itu ( itu bagian prosedur persiapan pasien dn operator )

A. Instruksi Pasien Sebelum Pencabutan

a. Anamnesis

Menanyakan dan mencatat identitas penderita : nama, umur, alamat, penderita.

b. Menanyakan keluhan Utama :

Menanyakan lokasi gigi yang sakit

Mulai kapan dirasakan

Sifat sakit :

Terus menerus

Kadang-kadang

Timbulnya rasa sakit :

Terus menerus

Kadang-kadang

Sudah diobati / belum :

Macam obat (jenis, jumlah)

Asal obat (resep dokter / beli sendiri )

Kapan terakhir minum obat

c. Riwayat Kesehatan Umum :

Apakah punya penyakit :

Jantung

Hipertensi

Leukemia

d. Pemeriksaan

- Pemeriksaan ekstra oral : Pipi diraba : dengan empat jari dengan menekan pipi

secara lembut bila ada benjolan / pembengkakan kekenyalannya : - keras / lunak -

ada fluktuasi / tidak.

- Pemeriksaan intra oral :

Pemeriksaan pada gigi yang sakit dengan :

Page 2: Tahapan Instruksi Pasien Pencabutan

Perkusi : cara : sama dengan prosedur perkusi

Druk / ditekan : cara : sama dengan prosedur druk pada tumpatan

Pemeriksaan pada seluruh gigi di jaringan sekitar gigi.

Meliputi : warna, posisi ( malposisi ) karies dan kelainan-kelainan lainnya

e. Diagnosa Ditegakkan berdasarkan : Anamnesa, Keluhan utama, Pemeriksaan E.O,

Pemeriksaan I.O

f. Rencana perawatan : Pencabutan gigi

B. Instruksi Persiapan Pasien dan Operator Pada Saat Pencabutan

a. Persiapan Pasien

Pada persiapan pasien, seorang dokter gigi harus mendapat riwayat kesehatan dan

kesehatan gigi dengan teliti sebelum melakukan perawatan. Pemeriksaan rongga

mulut paling tidak mencakup jaringan lunak, gigi, oklusi, dan malposisi gigi, serta

jaringan pendukung dan struktur gigi. Sebuah tinjauan menyeluruh riwayat medis

pasien, sejarah sosial, obat obatan, dan alergi merupakan prosedur wajib sebelum

dilakukan prosedur bedah. Dokter gigi harus melakukan evaluasi klinis dan radiografi

pra operasi secara menyeluruh gigi yang akan diekstraksi. Sebuah evaluasi pra-

operasi memungkinkan dokter gigi untuk memprediksi kesulitan ekstraksi dan

meminimalkan timbulnya komplikasi. Baik evaluasi klinis dan radiografi akan

memungkinkan dokter gigi untuk mengantisipasi setiap potensi masalah dan

memodifikasi pendekatan bedah sesuai untuk hasil yang lebih menguntungkan. Salah

satu kontra indikasi dari pencabutan gigi adalah adanya riawayat hipertensi. Dimana

Kecemasan, emosi, rasa takut, stres fisik dan rasa sakit dapat meningkatkan tekanan

darah oleh karena stimulasi sistem saraf simpatis yang meningkatkan curah jantung

dan vasokonstriksi arteriol, sehingga meningkatkan hasil tekanan darah. Faktor yang

mempengaruhi perubahan tekanan darah diantaranya adalah:

1. Jenis kelamin.

Wanita umumnya memiliki tekanan darah lebih rendah daripada pria yang

berusia sama, hal ini lebih cenderung akibat variasi hormon. Setelah menopasuse,

wanita umumnya memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Selain itu, ditinjau dari segi kecemasan pasien, berdasarkan hasil penelitian pada

Page 3: Tahapan Instruksi Pasien Pencabutan

subjek yang menderita kecemasan baik ringan atau sedang, diketahui subjek yang

berjenis kelamin perempuan lebih banyak menderita kecemasan dibandingkan

dengan subjek dengan jenis kelamin laki-laki. Namun perbedaan tingkat

kecemasan antara perempuan dan laki-laki hanya memiliki selisih yang sedikit

yaitu 4,1%. Hal ini dapat dilihat dengan persentase yang menunjukan subjek laki-

laki yang mengalami kecemasan berjumlah 9 orang (40,9%) dari total 22 orang,

sedangkan pada subjek perempuan dari total 40 orang yang mengalami

kecemasan ringan maupun sedang berjumlah 18 orang (45%). 6 Selain itu, angka

prevalensi untuk gangguan cemas menyeluruh 3- 8% dan rasio antara perempuan

dan laki-laki sekitar 2:1. Berdasarkan pengamatan, hal ini disebabkan karena

perempuan cenderung lebih sensitif perasaannya dibanding dengan laki-laki yang

memiliki jiwa pemberani. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi fisik perempuan lebih

lemah dibandingkan dengan laki-laki. Sifat tersebut membuat perempuan

memberikan respons lebih terhadap sesuatu hal yang dianggap bahaya.7,6

2. Usia.

Perbedaan usia mempengaruhi tekanan darah. Bayi baru lahir memiliki tekanan

sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan sistolik dan diastolik meningkat secara

bertahap sesuai usia hingga dewasa. Setiap kenaikan umur 1 tahun maka tekanan

darah sistolik akan meningkat sebesar 0,369 dan sebesar 0,283 untuk tekanan

darah diastolik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tua seseorang maka

semakin tinggi tekanan darahnya. Pada lansia, arterinya lebih keras dan kurang

fleksibel terhadap tekanan darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan

sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat karena dinding pembuluh darah tidak

lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.8 Dilihat dari hasil

penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran tingkat kecemasan pasien

usia dewasa pra pencabutan gigi, kategori usia dan jenis kelamin seseorang turut

mempengaruhi tingkat kecemasan dalam menghadapi ekstraksi gigi. Golongan

usia dewasa muda dan perempuan merupakan pasien yang memiliki tingkat

kecemasan tinggi.

Saat akan melakukan prosedur perawatan, baiknya seorang dokter gigi

menmberikan penjelasan kepada pasien, yaitu :

Page 4: Tahapan Instruksi Pasien Pencabutan

1. Jelaskan pada pasien bahwa akan dilakukan tindakan pencabutan.

2. Jelaskan bahwa akan dilakukan tindakan anestesi sebelum pencabutan dan

penderita akan merasa dingin (bila menggunakan Chlor Ethyl) atau merasa

tebal (bila menggunakan lidocain)

3. Minta ijin kepada pasien untuk dilakukan tindakan

b. Persiapan Operator

1. Operator memakai masker dan sarung tangan terlebih dahulu

2. Posisi Operator Agar operator dalam bekerja merasa nyaman dan tidak mudah

Ielah, maka diperlukan posisi yang menganut prinsip ergonomis, biasanya posisi

operator berdiri setegak mungkin sehingga berat badannya dapat dipikul oleh

masing-masing kaki sama beratnya.

3. Posisi Pasien Setelah penderita duduk, sandaran punggung dan kepala kursi diatur

sedemikian rupa sehingga pen&rita duduk dengan enak. Sementara itu bila mulut

penderita dibuka untuk disuntik dan akan dioperasi di bagian mandibula maka

bidang oklusal gigi sejajar atau membuat sudut 10 derajat terhadap lantai. Bila

berdiri di belakang penderita maka posisi penderita diatur sedemikian sehingga

pembentukan sudut antara bidang okiusal gigi mandibula dengan lantai diperbesar

lagi sampai gigi atau gigi-gigi dapat dipegang dengan tidak menempatkan lengan

operator pada posisi yang sulit. Bila melakukan penyuntikan atau operasi di

daerah maksila, tempatkan penderita sedemikian sehingga bidang okiusal

membentuk sudut terhadap lantai antara 45 dan 90 derajat.

4. Penerangan Rongga Mulut Posisi penderita harus diatur sehingga operator dapat

secara jelas melihat keadaan di dalam rongga mulut tanpa badannya harus

membungkuk; meringkuk, membengkok atau memilin. Untuk iluminasi rongga

mulut yang memadai dibutuhkan overhead light (lampu kepala) yang

penyesuaiarinya adalah sangat penting, Agar konsentrasi operator tertuju pada

satu fokus yaitu daerah operasi maka penerangan lampu hanya dipusatkan pada

daerah operasi dan nampan alat-alat tetapi untuk ruangan operasi penerangan

sedikit redup atau gelap. Untuk menerangi lapangan operasi di dalam rongga

mulut digunakan lampu reflektor.

Page 5: Tahapan Instruksi Pasien Pencabutan

5. Alat yang digunakan harus di sterilisasi terlebih dahulu, dalam eksodonsia

disesuaikan dengan tujuan dan tujuan pencabutan yang akan dilakukan, yaitu ;

Armamentarium pada Simple Technique

- Syringe anastesi lokal, needle, dan ampule

- Sterile gauze

- Periapical currete

- Suction tip

- diagnostic set

- Desmotome (Freer elevator) Desmotome digunakan untuk memisahkan

perlekatan jaringan lunak.

- Retractor (mirror). Retractor digunakan untuk meretraksi pipi dan

mucoperiosteal flap selama procedur perawatan.

- Tang Ektraksi (Extraction Forcep).

- Elevators

C. Instruksi Pasien Setelah Pencabutan

Pasien yang baru mengalami tindakan bedah minor. Sebaiknya mengetahui bahwa

berikut ini adalah akibat yang wajar dari pencabutan gigi :

a. Pendarahan. Bisa dikontrol dengan baik dengan mengigit kapas atau kasa dalam 30

menit sampai 1 jam sesudah pencabutan. Kasa akan memacu terjadinya beku darah

dan melindungi beku darah tersebut (Pedersen,1996).

b. Rasa sakit atau tidak nyaman. Sesudah pencabutan gigi tidak akan terjadi sampai

pengaruh anastesinya hilang. Saat pulihnya sensasi dari anastesi adalah saat yang

paling tidak nyaman. Minumlah 2 tablet aspirin atau asetaminofen dalam dua jam

untuk mengurangi rasa sakit tersebut (Pedersen,1996).

c. Pembengkakan. Pembengkakan mencapai puncaknya kurang lebih 24 jam sesudah

pembedahan. Ini sering bertahan sampai 1 minggu. Cara terbaik untuk mengatasi

pembengkakan adalah dengan kompres dingin pada daerah wajah di dekat daerah

gigi yang dicabut (Pedersen,1996).

Apa yang sebaiknya dilakukan :

Page 6: Tahapan Instruksi Pasien Pencabutan

- Apabila nanti anda mendapatkan resep taatilah aturan pemakaiannya

- Apabila pendarahan terus berlangsung, lipatlah kasa yang lain, taruhlah

diatas bekas pencabutan dan gigitlah.

- Lakukan kompres dengan es (kantung plastic kecil yang diisi dengan

gerusan es dan dibungkus dengan dua lapis kain) yang bisa ditempelkan

pada wajah di dekat tempat pencabutan. Hal ini akan membantu

mengurangi terjadinya pembengkakan dan rasa sakit.

(Pedersen,1996).

Apa yang sebaiknya dihindari :

- Hindarkanlah kerusakan daerah pencabutan karena makanan yang keras

- Jangan menghisap daerah bekas pencabutan

- Jangan meludah

- Jangan mengunyah permen karet atau merokok

- Jangan memberikan rangsang panas pada daerah wajah di dekat daerah

pencabutan.

(Pedersen,1996).

Pada keadaan dimana pasiem merasa mengalami masalah diluar yang telah

disebutkan silahkan menghubungi dokter gigi tersebut kembali.