Tafakkur, Tadabbur, Dan Tasyakkur

15
Tafakkur, tadabbur, dan tasyakkur KEAJAIBAN PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Makalah ini disampaikan oleh kelompok empat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Tafsir) Disusun Oleh ABDAL MUN’IM 0821001 ARI RAHMAN 0821019 AYU 08210 Dosen Pembimbing: Kelompok Empat 1

description

Tafakkur, tadabbur, dan tasyakkurKEAJAIBAN PENCIPTAAN ALAM SEMESTA(Makalah ini disampaikan oleh kelompok empat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Tafsir)Disusun Oleh ARIF RAHMAN 0821019 Dosen Pembimbing:FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 20091Kelompok EmpatTafakkur, tadabbur, dan tasyakkurPENDAHULUANRedaksi Alquran banyak menceritakan tentang panorama kehidupan yang terbuka di sege

Transcript of Tafakkur, Tadabbur, Dan Tasyakkur

Page 1: Tafakkur, Tadabbur, Dan Tasyakkur

Tafakkur, tadabbur, dan tasyakkur

KEAJAIBAN PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

(Makalah ini disampaikan oleh kelompok empat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Tafsir)

Disusun Oleh

ABDAL MUN’IM 0821001

ARI RAHMAN 0821019

AYU 08210

Dosen Pembimbing:

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2009

Kelompok Empat1

Page 2: Tafakkur, Tadabbur, Dan Tasyakkur

Tafakkur, tadabbur, dan tasyakkur

PENDAHULUAN

Redaksi Alquran banyak menceritakan tentang panorama kehidupan yang terbuka di

segenap penjuru, yang dilihat oleh mata, disentuh oleh indra, dan ditadabburi oleh hati. Di

situ engkau melihat berbagai keagungan ciptaan Allah. Redaksi Alquran menampilkannya

sebagaimana keadaan dalam lembaran semesta dan menarik perhatian manusia dalam

berbagai fase, bentuk, dan macamnya.

Sehingga perasaan manusia dapat menyentuh kehidupan yang berkembang di

dalamnya. Juga menyentuh petunjuk atas kekuasaan Allah yang telah menciptakan kehidupan

itu. Redaksi Alquran ini juga mengarahkan hati mansuia untuk menangkap keindahan dan

menikmati keindahan ini.1

Keindahan alam raya yang sistematis, peredaran planet-planet dalam tata surya,

pergantian antara malam dan siang yang teratur, langit yang berdiri tanpa tiang penyangga,

angin yang berhembus, matahari yang senantiasa memberikan cahaya, tumbuh-tumbuhan nan

hijau, lautan biru membentang, daratan hijau terhampar, itu semua merupakan sebagian kecil

dari ciptaan Allah atas alam raya ini yang menunjukkan bukti kekuasaan-Nya.

Mereka semua bertasbih dan tunduk kepada Allah yang telah menciptakannya, lantas

apa artinya semua ini? Dan mengapa manusia sebagai makhluk Allah yang sangat rendah ini

terkadang sombong dan tak sedikit yang menyetarai level Tuhan? Padahal semua yang Allah

ciptakan yang terdiri dari jiwa manusia, tumbuh-tumbuhan, binatang, langit dan bumi,

serta lautan untuk merangsang manusia mempergunakan akal pikirannya merenungi

dan mentadabburi semua ciptaan Allah sehingga manusia itu menyadari

kelemahannya dan kekuasaan Allah yang tiada tandingannya dan implementasinya

menjadikannya ‘Abdan Syakuro.

A. Akidah tentang Tuhan dan Fenomea Alam Semesta

1 El-Fuad, Zen, Refleksi Keajaiban Sinergi Semesta, (Bekasi: Pustaka Inti, 2007),

Kelompok Empat2

Page 3: Tafakkur, Tadabbur, Dan Tasyakkur

Tafakkur, tadabbur, dan tasyakkur

ب�ك�م� إ�ن� ه� ر ذ�ي الل��� ق ال��� ل�� اوات� خ م ض الس��� ف�ي واألر�ت�ة� ام" س��� ي��� توى ث�م� أ ش� على اس��� ر� ي ال�ع�� ل ي�غ�ش��� الل�ي���

ار ه� الن�ه�� ا يط�ل�ب��� ث�يث��6 م�س ح ر والش��� م�� ال�ق وم و الن>ج��� وات" ر خ� ر�ه� م�س م�

ل�ق� له� أال ب�أ ر� ال�خ ك واألم� ب> الل�ه� تبار ر(٥٤) ال�عالم�ين

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.” (al-A’raaf: 54)

Akidah tauhid Islam tidak meninggalkan satupun lapangan bagi manusia untuk

merenungkan zat Allah Yang Maha Suci dan bagaimana Ia berbuat…..Maka, Allah itu Maha

Suci, tidak ada satupun yang seperti Dia…., Karena itu, tidak ada lapangan bagi manusia

untuk menggambarkan dan melukiskan zat Allah. Pasalnya, semua lukisan yang dimuat

manusia itu terbatas dan hanya sekedar menurut kemampuan akalnya saja di dalam

memikirkan sesuatu di sekitarnya.2

Apabila Allah swt. Tidak seperti sesuatu, maka perenungan dan pelukisan manusia

terhadap Zat Allah pun terhenti. Mereka tak dapat membayangkannya dengan suatu

bayangan. Apabila pikirannya terhenti untuk memikirkan atau membuat bayangan tertentu

tentang Zat Allah Yang Mahatinggi, maka sebagai konsekuensinya ia berhenti juga dari

membayangkan bagaimana cara kerja Allah. Tidak ada lagi lapangan di depannya kecuali

merenungkan bekas-bekas perbuatan Allah di alam wujud yang ada di sekitarnya…..dan

inilah lapangannya…..

Oleh karena itu, muncullah beberapa pertanyaan seperti ini. Bagaimana cara Allah

menciptakan langit dan bumi? Bagaimana Dia bersemayam dia atas Arsy? Bagaimana

keadaan Arsy tempat bersemayam Allah swt….? Pertanyaan-pertanyaan ini dan yang

semacamnya menjadi sesuatu yang sia-sia, bertentangan arahnya dengan akidah Islam. Dan

2 Sayid Quthb, Tafsir FiZhilalil Qur’an, Jilid 4 (Jakarta: Gema Insani, 2002), hal.323

Kelompok Empat3

Page 4: Tafakkur, Tadabbur, Dan Tasyakkur

Tafakkur, tadabbur, dan tasyakkur

menjawabnya pun sia-sia belaka, dan tidak mungkin dilakukan oleh orang yang mengerti

kaidah ini secara mendasar. Namun sangat disayangkan, telah banyak solongan dalam sejarah

Islam yang tenggelam dalam masalah-masalah seperti ini, dengan mengimpor filsafat Yunani

Adapun enam hari saat Allah menciptakan langit dan bumi, juga merupakan perkara

ghaib yang tidak ada seorang makhluk pun yang menyaksikannya,

“Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong.” (al-Kahfi:51)

Apa yang dikatakan orang mengenai masalah ini sama sekali tidak memiliki dasar

pijakan yang meyakinkan.

Boleh jadi maksudnya adalah enam masa, boleh jadi enam tahap, boleh jadi enam

hari dari hari-hari Allah yang tidak dapat dibandingkan dengan hari-hari kita yang dihitung

dengan pergerakan benda-benda planet. Karena sebelum diciptakan berarti benda-benda yang

gerakan atau perjalanannya kita gunakan untuk mengatur waktu ini belum ada..., atau

mungkin sesuatu yang lain lagi. Maka, tidak ada seorang pun yang bisa memastikan batasan

bilangan ini. Mengartikan nash ini dan yang sepertinya menurut “taksiran” manusia yang

tidak melebihi tingkatan dugaan dan pekiraan-atas nama “ilmu pengetahuan”-ini adalah

usaha yang dipaksakan. Ia bersumber dari kekalahan mental di depan “ilmu pengetahuan”

yang dalam hal ini tidak lebih dari sekedar dugaan dan persangkaan belaka.

Kami melepaskan diri dari pembahasan-pembahasan yang tidak berpijak pada nash

dan arahannya. Selanjutnya kita kembali saja kepada nash yang indah dalam perjalanan yang

mengesankan di hamparan semesta yang terlibat transparan ini dan rahasia-rahasia yang

terkandung di dalamnya, 3

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,

3 Ibid., hal.324

Kelompok Empat4

Page 5: Tafakkur, Tadabbur, Dan Tasyakkur

Tafakkur, tadabbur, dan tasyakkur

menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.” (al-A’raaf: 54)

Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan segala kebesarannya, yang

menguasai ala ini, mengaturnya dengan perintah-Nya, mengendalikannya dengan kekuasaan-

Nya. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat dalam putaran

yang abadi ini. Yaitu, putaran malam mengikuti siang dalam peredaran planet ini. Dia

menciptakan matahari, bulan, dan bintang, yang semuanya tunduk kepada perintah-Nya.

Sesungguhnya Allah Yang Maha Pencipta, Maha Pelindung, Maha Pengendali, dan Maha

Pengatur ini adalah “Rabb” kalian, “Tuhan” kalian. Dialah yang berhak menjadi Tuhan yang

berhak menciptakan dan memerintahkan.

Tujuan besar pemaparan Alquran ini juga jangan menjadikan kita lupa untuk berhenti

beberapa saat di depan pemandangan yang indah, hidup, bergerak, dan memberikan isyarat

dan kesan yang mengagumkan. Dari segi ini saja mestinya sudah cukup untuk mencapai

tujuan besar yang diharapkannya…

Sesungguhnya perputaran pikiran dan perasaan bersama perputaran malam dan siang

dalam peredaran tata surya, di mana malam mengikuti siang dengan cepat dan sungguh-

sungguh ini, merupakan perputaran yang perasaan manusia harus mengikutinya dan beredar

bersamanya. Indahnya gerakan dan kehidupannya serta “personifikasi” malam dan siang

dengan bercirikan seperti manusia yang berpikir serta memiliki kemauan dan kehendak…

merupakan pelukisan dan pengungkapan indah yang tidak dapat dilakukan oleh seni sastra

manusia secara mutlak.

Dan matahari, bulan serta bintang. Mereka adalah benda-benda yang hidup dan

punya ruh. Mereka adalah benda-benda yang hidup dan punya ruh. Mereka menerima

perintah Allah dan melaksanakannya, tunduk kepada-Nya, dan berjalan sesuai dengan

petunjuk-Nya sebagaimana halnya makhluk hidup berjalan.

Dari sini bergetarlah hati manusia, tergiring untuk menyambut, dalam rombongan

makhluk-makhluk hidup yang resonsif. Dan, dari sini terlihat kekuasaan Alquran, yang bukan

perkataan manusia….Ia berbicara kepada fitrah manusia dengan kekuasaan dan kemampuan

dari Yang Maha Memfirmankan, Yang Mahasuci, Lagi Maha Mengetahui jalan-jalan masuk

hati dan rahasia-rahasia fitrah….

B. Merangsang akal menelaah keajaiban alam raya

Kelompok Empat5

Page 6: Tafakkur, Tadabbur, Dan Tasyakkur

Tafakkur, tadabbur, dan tasyakkur

Anjuran untuk merenung, mengambil pelajaran, dan berpikir sering dikemukakan

Alquran dalm ayat-ayatnya. Berpikir misalnya, sebagaimana yang diungkapkan Abu Hamid

al-Ghazali dalam bukunya yang terkenal Ihya’ Ulumu ad-din, merupakan kunci cahaya,

pijakan berpikir, jendela ilmu, sekaligus jejaring pengetahuan dan pemahaman. Kandungan

Alquran dipenuhi dengan ayat-ayat yang menyerukan kemestian ‘memikirkan’ alam semeta

dan cakrawalanya yang teramat luas. Allah swt berfirman,4

“Dan Apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu

yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada

berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran itu?” (al-A’raf: 185)

“Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana

Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah

menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala

sesuatu.” (al-Ankabut: 20)

Ayat-ayat yang disebutkan diatas, juga yang lainnya, menurut

Sayid Qutub dalam Fi Zilalil al-Quran, mengajajak manusia untuk

menghidupkan (menggunakan) akalnya dalam memahami cakrawala

alam semesta ini. Perlu digaris bawahi bahwa objek berpikir dan telaah

tidak sesempit yang dibayangkan. Sebab, alam semesta ciptaan Allah swt

sangatlah luas membentang. Setiap hal besar atau kecil yang terdapat di

alam ini memiliki alasan dan mengandung pelajaran yang menuntut kita

untuk memikirkan dan telaah paling mendasar adalah ebagai berikut:

a. Jiwa Manusia

Allah Berfirman,

4 Yunus, Muhammad as-Sayyid dan Ahmad Durrah, Pustaka Pengetahuan Al-Quran, jilid 1 (Jakarta: Rehal Republika, 2007), hal. 64

Kelompok Empat6

Page 7: Tafakkur, Tadabbur, Dan Tasyakkur

Tafakkur, tadabbur, dan tasyakkur

“Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri[493], Maka

(bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan[493]. Sesungguhnya

telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang

yang mengetahui.(al-An’am: 98)5

b. Langit dan bumi

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya

malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

(Ali Imran: 190)

Maka Apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka,

bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak

mempunyai retak-retak sedikitpun ?(al-Qaf: 6)

c. Laut

Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat

memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu

mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu

melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari

(keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.”(an-Nahl:

14)

d. Tumbuh-tumbuhan

5Ibid., hal. 68

Kelompok Empat7

Page 8: Tafakkur, Tadabbur, Dan Tasyakkur

Tafakkur, tadabbur, dan tasyakkur

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun

anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak

bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-

tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada

yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang

berfikir.” (ar-Ra’d: 4)

e. Binatang.

“Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat

pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada

dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang

mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (an-Nahl: 66)

“Dan Sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar

terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu

dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang

ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian

daripadanya kamu makan”, (al-Mukminun: 21)

Demikianlah Alquran memaparkan semua itu agar manusia

mengarahkan tatapannya ke kerajaan langit dan bumi, seraya

menghidupkan akalnya supaya terfokus pada sesuatu di belakang

penciptaan yang agung ini. Adapun tujuan akhirnya adalah supaya

manusia menyerahkan diri kepada Allah swt serta beriman kepada –Nya

berdasarkan dalil atau argumentasi yang kuat, hati yang mantap, serta

akidah yang bersih.6

6Muhsin Qarati, Tafsir Untuk Anak Muda, Tafsir Ayat-ayat Pilihan, (Jakarta: Al-Huda, 2006), hal. 24

Kelompok Empat8

Page 9: Tafakkur, Tadabbur, Dan Tasyakkur

Tafakkur, tadabbur, dan tasyakkur

Hamparan alam raya yang berisikan makhluk-makhluk Allah

merupakan sebuah bukti nyata yang tak terbantahkan akan kekuasaan

Allah dan kemampuan-Nya dalam menciptakan dan meniadakan sesuatu.

Dari itu semua, maka kita selaku makhluk Allah swt untuk selalu

bertafakkur terhadap ciptaannya dan bersyukur atas nikmat serta

karunia-Nya.

PENUTUP

Keimpulan

Kekuasaan Allah menciptakan alam raya yang terhampar luas tanpa batas dengan

kemampuan-Nya yang yang tak seorang pun tahu.

Kelompok Empat9

Page 10: Tafakkur, Tadabbur, Dan Tasyakkur

Tafakkur, tadabbur, dan tasyakkur

Hindari pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada Zat-Nya, seperti bagaimana

wujud Allah? Bagaimana Allah beremayam di Arsy? Dan lain-lain. Karena

pertanyaan tersebut hanya ia-sia belaka, namun Allah memerintahkan kita untuk

bertafakkur atas ciptaan-Nya yang sempurna dan sistematis

Tidak ada manusia dimuka bumi ini yang bisa menandingi hasil ciptaan Allah yang

Maha Sempurna

Allah menciptakan akal untuk mengajak manusia menghidupkan

(menggunakan) akalnya dalam memahami cakrawala alam

semesta ini.

DAFTAR PUTAKA

Alquran al-Karim dan terjemahannya

Kelompok Empat10

Page 11: Tafakkur, Tadabbur, Dan Tasyakkur

Tafakkur, tadabbur, dan tasyakkur

El-Fuad, Zen, Refleksi Keajaiban Sinergi Semesta, (Bekasi: Pustaka Inti,

2007), cet.1

Quthb, Sayid, Tafsir FiZhilalil Qur’an, Jilid 4 (Jakarta: Gema Insani, 2002),

cet. 1

Qarati, Muhsin, Tafsir Untuk Anak Muda, Tafsir Ayat-ayat Pilihan, (Jakarta:

Al-Huda, 2006), cet. 1

Yunus, Muhammad as-Sayyid dan Ahmad Durrah, Pustaka Pengetahuan

Al-Quran, jilid 1 (Jakarta: Rehal Republika, 2007), cet. 1

Kelompok Empat11