Tabel 2.1. Indikator Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/880/3/Wingit Ilyas Witana BAB II.pdf · b....

22
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sikap Rasa Ingin Tahu Rasa ingin tahu merupakan sifat alami manusia yang mendorong mereka untuk mencari sesuatu secara lebih mendalam. Menurut Daryanto (2013: 138) rasa ingin tahu merupakan suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui secara lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. Rasa ingin tahu merupakan pendorong utama untuk mengetahui hal-hal yang baru. Menurut Aly dan Rahma (2010: 3) rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya. Sedangkan Suyadi (2013: 122) menyatakan bahwa rasa ingin tahu merupakan nilai karakter yang tampak jelas dalam transformasi pencarian jawaban atas pertanyaan atau masalah yang akan dibahas. Aktivitas peserta didik sepanjang proses atau aktivitas mencari hingga menemukan jawaban merupakan internalisasi “rasa ingin tahu” yang memuncak. 6 Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

Transcript of Tabel 2.1. Indikator Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/880/3/Wingit Ilyas Witana BAB II.pdf · b....

  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori

    1. Sikap Rasa Ingin Tahu

    Rasa ingin tahu merupakan sifat alami manusia yang mendorong

    mereka untuk mencari sesuatu secara lebih mendalam. Menurut Daryanto

    (2013: 138) rasa ingin tahu merupakan suatu sikap dan tindakan yang

    selalu berupaya untuk mengetahui secara lebih mendalam dan meluas dari

    sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.

    Rasa ingin tahu merupakan pendorong utama untuk mengetahui

    hal-hal yang baru. Menurut Aly dan Rahma (2010: 3) rasa ingin tahu

    mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan

    untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam

    pikirannya. Sedangkan Suyadi (2013: 122) menyatakan bahwa rasa ingin

    tahu merupakan nilai karakter yang tampak jelas dalam transformasi

    pencarian jawaban atas pertanyaan atau masalah yang akan dibahas.

    Aktivitas peserta didik sepanjang proses atau aktivitas mencari hingga

    menemukan jawaban merupakan internalisasi “rasa ingin tahu” yang

    memuncak.

    6

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 7

    Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

    rasa ingin tahu merupakan sikap atau tindakan yang mendorong manusia

    untuk mencari tahu tentang apa yang mereka pelajari secara lebih

    mendalam. Rasa ingin tahu seseorang muncul karena adanya keinginan dan

    dorongan dalam diri untuk menemukan hal-hal yang baru.

    Tabel 2.1. Indikator Rasa Ingin Tahu

    Nilai

    Indikator

    Kelas 1-3 Kelas 4-6

    Rasa Ingin Tahu:

    Sikap dan tindakan

    yang selalu

    berupaya untuk

    mengetahui lebih

    mendalam dan

    meluas dari sesuatu

    yang dipelajari,

    dilihat, dan

    didengar.

    Bertanya kepada guru

    dan teman tentang

    materi pelajaran.

    Bertanya atau membaca

    sumber di luar buku

    teks tentang materi

    yang terkait dengan

    pelajaran.

    Bertanya kepada guru

    tentang gejala alam

    yang baru terjadi.

    Membaca atau

    mendiskusikan gejala

    alam yang baru terjadi.

    Bertanya kepada guru

    tentang sesuatu yang

    didengar dari radio atau

    televisi.

    Bertanya tentang

    beberapa peristiwa

    alam, sosial, budaya,

    ekonomi, politik,

    teknologi yang baru

    didengar.

    Bertanya tentang

    bebagai peristiwa yang

    dibaca dari media

    cetak.

    Bertanya tentang

    sesuatu yang terkait

    dengan materi pelajaran

    tetapi diluar yang

    dibahas di kelas.

    (Daryanto, 2013: 147)

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 8

    2. Prestasi Belajar

    a. Pengertian Prestasi Belajar

    Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian

    dalam bahasa Indonesia menjadi “ prestasi” yang berarti “hasil usaha”.

    Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar”

    (learning outcome). Prestasi belajar biasanya berkenaan dengan aspek

    pengetahuan, sedangkan hasil belajar adalah aspek pembentukan watak

    peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang

    dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga dan pendidikan,

    khususnya dalam pembelajaran (Arifin, 2013: 12).

    Prestasi merupakan bukti atau hasil atas usaha yang telah

    dilakukan oleh seseorang. Menurut Hamdani (2011: 137) prestasi adalah

    hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara

    individual maupun secara kelompok. Prestasi tidak akan pernah

    dihasilkan selama seseorang tidak pernah melakukan kegiatan.

    Prestasi dipergunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan

    dalam penentuan nilai akhir, sebab prestasi atau pencapaian siswa yang

    dilambangkan dengan nilai-nilai hasil belajar pada dasarnya

    mencerminkan sampai sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah

    dicapai oleh siswa dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah

    ditentukan bagi masing-masing mata pelajaran atau bidang studi

    (Sudijono, 2013: 434).

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 9

    Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh

    seseorang yang nantinya akan memperoleh sebuah hasil. Menurut

    Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

    seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

    secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

    dengan lingkungannya.

    Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

    prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai

    sesesorang dari hasil belajarnya. Prestasi belajar akan dicapai oleh

    seseorang setelah melakukan kegiatan belajar secara maksimum.

    Sedangkan wujud dari prestasi belajar tersebut dinyatakan dalam bentuk

    nilai (angka) untuk menunjukan kemampuan pencapaian dari hasil

    belajarnya.

    b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    Pada dasarnya, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

    dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern)

    dan faktor dari luar (ekstern), Hamdani (2011: 139-146).

    1) Faktor Internal

    Faktor internal adalah faktor yang berasal dari peserta didik.

    Faktor ini antara lain sebagai berikut:

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 10

    a) Kecerdasan (inteligensi)

    Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan

    untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

    Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya

    inteligensi yang normal selalu menunjukan kecakapan sesuai

    dengan tingkat perkembangan sebaya.

    b) Faktor jasmani atau faktor fisiologis

    Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat

    berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

    c) Sikap

    Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap

    suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak

    acuh. Dalam diri siswa harus ada sikap yang positif (menerima)

    kepada sesama peserta didik atau kepada gurunya. Sikap positif ini

    akan menggerakkannya untuk belajar. Adapun siswa yang

    sikapnya negatif (menolak) kepada sesama siswa atau gurunya

    tidak akan mempunyai kemauan untuk belajar.

    d) Minat

    Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu

    kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat

    sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat kaitannya dengan

    perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 11

    terjadi karena perasaan senang pada suatu. Minat memiliki

    pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Jika menyukai suatu

    mata pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa

    beban.

    e) Bakat

    Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

    seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

    datang. Setiap orang memliki bakat dalam arti berpotensi untuk

    mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas

    maisng-masing.

    f) Motivasi

    Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang

    untuk melakukan sesuatu. Motivasi menjadi hal yang penting

    karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong siswa

    untuk melakukan belajar.

    2) Faktor Eksternal

    Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu lingkungan

    sosial dan lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial contohnya guru,

    kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat

    tinggal peserta didik, alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun yang

    termasuk dalam lingkungan nonsosial yaitu gedung sekolah, tempat

    tinggal, dan waktu belajar.

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 12

    Faktor ekstern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

    menurut Slameto (dalam Hamdani, 2011: 143) adalah sebagai

    berikut:

    a) Keadaan keluarga

    Keluarga merupakan lingkungan tekecil dalam

    masyarakat, tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.

    Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama.

    Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam

    keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat

    seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman

    merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang

    menambah motivasi untuk belajar.

    b) Keadaan sekolah

    Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama

    yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar

    siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat

    mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat. Keadaan

    sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru

    dengan peserta didik, alat-alat pelajaran, dan kurikulum.

    Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan

    mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 13

    c) Lingkungan masyarakat

    Lingkungan merupakan salah satu faktor yang

    berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses

    pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat

    berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam

    kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan

    lingkungan tempat tinggal anak tersebut berada.

    c. Fungsi Prestasi Belajar

    Prestasi belajar (achievement) semakin terasa penting untuk

    dibahas, karena mempunyai beberapa fungsi utama. Fungsi dari prestasi

    belajar menurut Arifin (2013: 12-13) antara lain sebagai berikut:

    1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

    yang telah dikuasai siswa.

    2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para

    ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi

    keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum

    manusia”.

    3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

    Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi

    peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi,

    dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan

    mutu pendidikan.

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 14

    4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi

    pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat

    dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan.

    Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan

    kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ektern dalam arti

    bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator

    tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah

    kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan

    masyarakat.

    5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)

    peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi

    fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang

    diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

    3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

    a. Pengertian IPA

    IPA adalah ilmu yang mempelajari alam semesta, benda-benda

    yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa,

    baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati

    dengan indera. Oleh karena itu, dalam menjelaskna hakikat fisika,

    pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman

    adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati

    yang diamati (Kardi dan Nur, 1994 dalam Trianto, 2010: 136).

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 15

    IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yan diperoleh/ disusun

    dengan cara yang khas/ khusus, yaitu melakukan observasi

    eksperimentasi, penyimpulan, penyususnan teori, eksperimentasi,

    observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu

    dengan cara yan lain. Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini

    terkenal dengna nama metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya

    merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah

    tertentu. Metode ilmiah ini merupakan dasar metode yang digunakan

    dalam IPA (Aly dan Rahma, 2010: 18).

    Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

    IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang semua hal yang ada di alam

    semesta ini, baik yang dapat diamati oleh indera maupun yang tidak

    dapat diamati oleh indera, dari unsur biotik maupun abiotik. IPA

    dipelajari dengan menggunakan beberapa cara seperti melakukan

    kegiatan pengamatan, observasi, percobaan dan yang lainnya. Cara

    tersebut dikenal dengan nama metode ilmiah yang pada dasarnya

    merupakan suatu cara untuk memecahkan suatu permasalahan.

    b. Materi Benda dan Sifatnya

    1) Sifat-sifat Bahan dan Penyusunnya

    a) Jenis Bahan Berdasarkan Struktur Penyusunnya

    Bahan-bahan yang menyusun tali adalah serat. Serat

    merupakan bagian dasar dari tali dan bentuknya berupa untaian

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 16

    yang tidak dapat dipisah lagi. Contohnya adalah senar, nilon, dan

    ijuk. Senar merupakan serat yang berasal dari plastik, contohnya

    senar untuk bermain layang-layang dan senar untuk memancing.

    Nilon merupakan serat buatan sedangkan ijuk adalah serat yang

    berasal dari pangkal pelepah pohon enau.

    Gabungan dari beberapa serat akan membentuk benang.

    Contohnya benang jahit dan benang kasur. Benang jahit dan

    benang kasur tersusun dari serat kapas. Tali merupakan

    gabungan dari beberpa benang yang menjadi satu. Contohnya tali

    tambang dan tambang plastik.

    Karpet, korden, sajadah, baju, dan celana merupakan benda-

    benda yang disusun oleh kumpulan-kumpulan tali, yaitu benang.

    Baju dan celana yang kita pakai berasal dari kain yang juga

    tersusun dari kumpulan benang. Benda-benda lain, seperti kursi,

    meja, jendela, lemari, dan lain-lain juga tersusun atas benda yang

    berbeda-beda jenisnya.

    b) Penggunaan Bahan Berdasarkan Struktur Penyusunnya

    Bahan yang menyusun suatu benda mempengaruhi

    kegunaan benda tersebut. Bambu dapat digunakan untuk

    membuat pagar dan kursi atau jika dianyam dapat dibuat bilik.

    Rotan dapat digunakan untuk bahan pembuatan kursi. Namun

    demikian, tidak semua kursi terbuat dari kayu, bambu, ataupun

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 17

    rotan. Plastik juga dapat digunakan untuk membuat kursi dan

    benda-benda lainnya. Bahan penyusun benda ini tentu

    mempengaruhi kegunaannya. Kursi yang terbuat dari kayu atau

    rotan memiliki sifat yang berbeda dengan kursi yang terbuat dari

    plastik.

    2) Hubungan Antara Jenis Bahan dan Kekuatannya

    a) Berbagai bahan dengan kekuatan yang dimilikinya

    Benda-benda yang ada di sekeliling kita biasanya tersusun

    atas bahan-bahan yang berupa kayu, plastik, karet, bambu, kaca,

    batu, kain, dan benang. Susunan bahan-bahan tersebut akan

    memengaruhi kekuatan dari benda. Benda yang tersusun dari

    plastik tentu memiliki kekuatan yang berbeda dengan benda

    yang tersusun dari kayu atau batu. Masing-masing bahan

    penyusun benda tersebut memiliki sifat dan ciri tersendiri.

    Penggunaan bahan-bahan tersebut juga akan disesuaikan dengan

    kegunaan bendanya.

    b) Hubungan Antara Jenis Bahan Penyusun Benda dengan Sifatnya

    Benda yang memiliki bahan penyusun yang berbeda tentu

    akan memiliki sifat yang berbeda pula. Sifat benda tersebut

    meliputi kekuatan, kelenturan, tahan panas, penghantar listrik,

    dan lain-lain.

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 18

    3) Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sifat Benda

    a) Pemanasan

    Pemanasan air akan mengakibatkan air berubah wujud menjadi

    uap air (gas). Jadi pemanasan mengakibatkan benda mengalami

    perubahan wujud. Benda padat apabila dipanaskan akan berubah

    menjadi cair dan benda cair apabila dipanaskan akan berubah

    menjadi uap air.

    b) Pendinginan

    Es krim atau es yang biasa kamu beli di sekolah atau warung

    dekat rumahmu sebenarnya berasal dari bahan-bahan yang

    berbentuk cairan. Apabila cairan tersebut didinginkan maka akan

    berubah wujud menjadi padat, yaitu es. Jadi, pendinginan

    menyebabkan benda mengalami perubahan wujud. Benda cair

    akan berubah wujudnya menjadi benda padat.

    c) Pembakaran

    Pada saat di bakar kertas tersebut mengalami perubahan warna

    dan bentuk. Sebelum dibakar kertas tersebut berwarna putih,

    namun setelah dibakar warna kertas berubah menjadi hitam.

    Selain perubahan warna, kertas juga mengalami perubahan

    bentuk dari berupa lembaran menjadi abu. Oleh karena itu,

    pembakaran dapat menyebabkan benda mengalami perubahan

    bentuk, warna, kelenturan, dan bau.

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 19

    d) Pembusukan

    Buah yang dibiarkan beberapa hari di udara terbuka maka akan

    menjadi lembek, layu, dan warnanya pun berubah. Hal ini terjadi

    karena buah yang dibiarkan di udara terbuka akan mengalami

    pembusukan. Jadi, pembusukan juga mengakibatkan benda

    mengalami perubahan bentuk, warna, dan bau.

    e) Perkaratan

    Logam seperti besi, dapat mengalami perkaratan apabila terkena

    air atau uap air dan dibiarkan dalam waktu yang lama.

    Perkaratan ini menyebabkan warna besi berubah dan besi

    menjadi rapuh. Perkaratan dapat menyebabkan benda mengalami

    perubahan warna dan kekuatan, Sulistyanto, H dan Edy, W

    (2008: 63-71).

    4) Macam-macam Perubahan Sifat Benda

    a) Perubahan Sifat Benda yang Bersifat Sementara

    Perubahan bersifat sementara adalah perubahan benda yang

    dapat kembali ke wujud semula dan tidak menghasilkan zat

    baru. Perubahan bersifat sementara disebut juga perubahan

    fisika.

    b) Perubahan Sifat Benda yang Bersifat Tetap

    Perubahan bersifat tetap adalah perubahan benda yang tidak

    dapat kembali ke wujud semula. Perubahan ini menghasilkan

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 20

    zat baru. Perubahan bersifat tetap disebut juga perubahan kimia,

    Azmiyawati, C dan Kusumawati, R (2008: 73).

    4. Metode Discovery

    Discovery merupakan metode pembelajaran yang membuat siswa

    menjadi lebih aktif lagi. Menurut Hanafiah dan Suhana (2010: 77)

    discovery merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang

    melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari

    dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga siswa dapat

    menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud

    adanya perubahan perilaku.

    Discovery merupakan proses pembelajaran yang berfokus pada

    penemuan masalah (sumber pembelajaran) yang berasal dari pengalaman-

    pengalaman nyata siswa. Sehingga tujuan utama dari discovery tidak

    terletak pada pencarian aplikasi pengetahuan, melainkan suatu upaya

    untuk membangun pengetahuan secara induktif dari pengalaman-

    pengalaman siswa dan pengalaman merupakan sumber materi yang dapat

    dieksplorasi dalam proses pembelajaran (Anam, 2015: 110).

    Strategi pembelajaran discovery adalah nama lain dari strategi

    penemuan. Pengetahuan baru yang diperoleh siswa dilakukan melalui

    aktivitas discovering atau menemukan dimana guru mengarahkan siswa

    sedemikian rupa sehingga siswa menemukan konsep-konsep dan prinsip-

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 21

    prinsip melalui proses mentalnya sendiri (Said dan Budimanjaya, 2015:

    117).

    Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan

    bahwa discovery adalah metode pembelajaran yang bertujuan untuk

    menemukan suatu konsep atau memecahkan masalah dengan melibatkan

    kemampuan siswa secara maksimal. Metode penemuan ini lebih

    menitikberatkan pada siswa atau berpusat pada siswa, sehingga siswa

    akan lebih berperan aktif saat mengikuti proses pembelajaran.

    Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode discovery

    menurut Whewell (dalam Said dan Budimanjaya, 2015: 118) adalah

    sebagai berikut:

    1) Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.

    2) Guru melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip

    pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan.

    3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari.

    4) Guru membantu dan memperjelas tugas/ masalah yang dihadapi

    siswa serta perannya masing-masing.

    5) Guru mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan.

    6) Guru mengecek pemahaman siswa terhadap hal yang akan

    dipecahkan.

    7) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 22

    8) Guru membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh

    siswa.

    9) Guru memfasilitatori siswa agar mampu menganalisis sendiri dengan

    pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.

    10) Guru memfasilitatori terjadinya interaksi antara siswa dan guru.

    11) Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil

    penemuannya.

    Keunggulan metode discovery menurut Roestiyah (2012: 20-21)

    adalah sebagai berikut:

    1) Membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan,

    serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/ pengenalan

    siswa.

    2) Siswa meperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/

    individual sehingga dapat kokoh/ mendalam tertinggal dalam jiwa

    siswa tersebut.

    3) Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.

    4) Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang

    dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

    5) Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki

    motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.

    6) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan

    pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 23

    7) Metode ini berpusat pada siswa tidak pada guru. Sehingga guru

    hanya sebagai teman belajar saja dan membantu bila diperlukan.

    Kelemahan metode discovery menurut Roestiyah (2012: 21)

    adalah sebagai berikut:

    1) Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara

    belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui

    keadaan sekitarnya dengan baik.

    2) Bila kelas terlalu besar penggunaan metode ini akan kurang berhasil.

    3) Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan

    pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti

    dengan metode penemuan.

    4) Dengan metode ini ada yag berpendapat bahwa proses mental ini

    terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan

    perkembangan/ pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa.

    5) Metode ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir

    secara kreatif.

    Langkah-langkah pembelajaran discovery pada pelajaran IPA

    materi benda dan sifatnya, mengacu pada pendapat dari Whewell di atas

    adalah sebagai berikut:

    1) Guru mengkondisikan kelas agar siswa siap untuk mengikuti

    kegiatan pembelajaran.

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 24

    2) Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan cara memberikan

    beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi kepada siswa.

    3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok kegiatan

    yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    4) Guru menjelaskan tentang permasalahan atau materi yang nantinya

    akan dihadapi oleh siswa.

    5) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

    6) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa.

    7) Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan alat dan bahan yang

    akan digunakan untuk percobaan.

    8) Guru membimbing siswa dalam melakukan kegiatan percobaan.

    9) Guru berkeliling untuk mengawasi kegiatan siswa dan membantu

    siswa jika ada kesulitan.

    10) Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan hasil diskusi.

    11) Guru menunjuk satu persatu perwakilan kelompok untuk melakukan

    presentasi di depan kelas.

    12) Guru membimbing siswa untuk bertanya dan berpendapat terhadap

    hasil presentasi kelompok yang sedang maju di depan kelas.

    13) Guru memberikan pemantapan dan penguatan materi kepada siswa.

    14) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait

    materi yang belum jelas.

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 25

    15) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari kegiatan dan materi

    yang telah dibahas.

    B. Penelitian Yang Relevan

    Penelitian yang dilakukan oleh Arifin, Z (2012) dengan judul

    “Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Berbasis Media Realita Terhadap

    Hasil Belajar IPA”, menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif terhadap

    hasil belajar IPA siswa kelas V yang diajar menggunakan metode discovery

    berbasis media realita. Simpulan penelitian ini adalah hasil belajar IPA pada

    siswa yang diajar dengan metode discovery berbasis media realita lebih baik

    dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran langsung

    berbasis media gambar.

    Penelitian yang dilakukan oleh Artini (2014) dengan judul “Pengaruh

    Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Kreativitas Dan Hasil

    Belajar IPA Siswa Kelas 6 SDK Soverdi Tuban”, menyatakan bahwa terdapat

    perbedaan kreativitas dan hasil belajar IPA siswa yang mengikuti

    pembelajaran dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing dengan

    kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran

    konvensional.

    Penelitian di atas relevan dengan penelitian ini dilihat dari penggunaan

    metode yang sama dalam pembelajaran yaitu metode discovery. Hasil

    penelitian di atas menjadi salah satu dasar dalam pemilihan metode discovery

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 26

    yang diterapkan dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu menjadi cerminan

    supaya penelitian ini menjadi lebih baik dan sesuai.

    C. Kerangka Pikir

    Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus pandai memilih

    metode pembelajaran yang tepat. Dengan adanya pemilihan metode yang

    tepat, maka akan membuat siswa tertarik dengan kegiatan belajar mengajar.

    Selain itu, dengan adanya pemilihan metode yang tepat maka materi yang

    diberikan oleh guru akan mudah diserap oleh siswa. Sehingga siswa dapat

    memahami dengan baik apa yang diberikan oleh guru. Kemudian untuk dapat

    melakukan pembelajaran yang efektif, siswa dituntut agar aktif dalam

    kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan metode discovery

    menekankan pada bagaimana proses kegiatan belajar mengajar itu

    dilaksanakan. Proses pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk

    terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Proses belajar menyangkut perubahan

    aspek-aspek tingkah laku, seperti pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk

    itu diperlukan ketepatan metode yang mampu mengaktifkan siswa, yaitu

    metode discovery. Dengan menggunakan metode discovery ini diharapkan

    dapat meningkatkan sikap rasa ingin tahu siswa dan prestasi belajar.

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016

  • 27

    Berikut adalah skema kerangka berfikir dari penelitian ini:

    Gambar 2.1 Bagan alur kerangka pikir

    Kondisi awal

    1. Guru belum menggunakan metode

    pembelajaran yang tepat atau

    bervariasi.

    2. Siswa pasif/ tidak berani untuk

    bertanya

    3. Siswa kurang tertarik dengan

    pembelajaran

    4. Siswa kurang dapat memahami materi

    5. Kondisi kelas kurang kondusif

    Pelaksaan

    Tindakan

    Tindakan untuk mengatasi masalah adalah melalui metode discovery,

    langkah-langkahnya:

    1) Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.

    2) Guru melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip

    pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan.

    3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari.

    4) Guru membantu dan memperjelas tugas/ masalah yang dihadapi

    siswa serta perannya masing-masing.

    5) Guru mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan.

    6) Guru mengecek pemahaman siswa terhadap hal yang akan

    dipecahkan.

    7) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan

    penemuan.

    8) Guru membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh

    siswa.

    9) Guru memfasilitatori siswa agar mampu menganalisis sendiri

    dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi

    masalah.

    10) Guru memfasilitatori terjadinya interaksi antara siswa dan guru.

    11) Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil

    penemuannya.

    Kondisi Akhir

    Peningkatan rasa ingin tahu dan prestasi

    belajar siswa yang telah mencapai KKM

    IPA yaitu 70 sekurang-kurangnya 80%.

    Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016