TA_07081001050

download TA_07081001050

If you can't read please download the document

description

efjerep

Transcript of TA_07081001050

KINERJA ANGGARAN PENYELENGGARAAN MAKANAN BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (WBP) DI LAPAS ANAK KLAS II A PALEMBANG TAHUN 2011 DILIHAT DARI PERSPEKTIF VALUE FOR MONEY

16

KINERJA ANGGARAN PENYELENGGARAAN MAKANAN BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (WBP) DI LAPAS ANAK KLAS II A PALEMBANG TAHUN 2011 DILIHAT DARI PERSPEKTIF VALUE FOR MONEY

SKRIPSIDiajukan Untuk Memenuhi Sebagian PersyaratanDalam Memenuhi Derajat Sarjana S-1Ilmu Administrasi Negara Oleh :DEVI HERYANI07081001050

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA JULI 2012

ABSTRAK

Penelitian ini mengenai Kinerja Anggaran Penyelenggaraan Makanan Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Di Lapas Anak Klas II Palembang Tahun 2011 Dilihat Dari Perspektif Value For Money. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Kinerja Anggaran Penyelenggaraan Makanan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Anak Klas II A Palembang Tahun 2011 Dilihat Dari Perspektif Value For Money. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini, mengolah dan kemudian menyajikan data dari pengamatan langsung, kuesioner, dan wawancara agar pihak lain dapat memperoleh gambaran mengenai sifat ( karakteristik) obyek dari data tersebut. Data yang digunakan adalah jenis data sekunder dan primer dari Bagian Bimbingan Kemasyarakatan dan Keperawatan Warga Binaan Pemasyarakatan dengan tinjauan Anggaran Penyelenggaraan Makanan Bagi WBP di Lapas Kota Palembang Tahun 2011.Hasil penelitian menunjukkan kinerja anggaran penyelenggaraan makanan bagi Warga Binaan Pemasyrakatan dilihat dari prinsip ekonomis, efisien, dan efektivitas. Adapun faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan makanan bagi WBP adalah kurangnya sarana dan prasarana peralatan dalam penyelenggaraan makanan bagi WBP, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, syarat gizi yang belum mencukupi standar gizi Warga Binaan Pemasyarakat (WBP). Faktor- faktor tersebut mengakibatkan tidak optimalnya penyelenggaraan makanan bagi WBP di Lapas Anak Klas II A Palembang.Saran yang diajukan untuk pihak yang melaksanakan penyelenggaraan makanan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Anak Kas II A Palembang adalah dengan mengoptimalkan dan mengupayakan serta meminimalisir semua faktor- faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan tersebut. Selain itu, dalam anggaranpenyelenggaraan makanan bagi WBP lebih ditekankan lagi konsep Value For Money dengan menggunakan prinsip ekonomis, efisien, dan efektivitas sehingga pelayanan terhadap WBP dapat terpenuhi.

Kata Kunci : Kinerja, value for money

ABSTRACT

`This research about the Performance of the Budget Food for prisoners (WBP) In Prison Children Class II Palembang in 2011 Viewed From the Perspective of Value For Money. This research aims to find out How to the Budget Implementation Performance Food for prisoners (PLT) in Children Class II A Prison Palembang in 2011 Viewed From the Perspective of Value For Money. This type of research is quantitative descriptive. This research, processing and then presenting the data from direct observation, questionnaires, and interviews in order to make the other party can easily get a description (characteristics) object of the data. The data used is the type secondary and primary data type from the Guidance Section of Nursing Society and prisoners with an direct of the Budget Implementation of Food in Prison Children Class II Palembang in 2011.The results show the performance of the budget food for prosiners (WBP) in prison childeren class II Palembang in 2011 viewed from the principle of economical, efficient, and effectiveness. The factors affecting the implementation of food for the WBP is the lack of facilities and equipment in the administration of food for the WBP, the quality and quantity of human resources, inadequate nutritional requirements nutritional standards of WBP.These factors do not leadto optimal implementation of food for the WBP in prison children class II Palembang in 2011.Ask for suggestion forr those who carry out the implementation of food for prisoners (PLT) in Cash Children's Prison II A Palembang is to optimize and minimize all factors that affect the implementation of these activities. In addition, the performance od the budget food for prisoner (WBP) in prison children class II Palembang in 2011 is more pressed again the concept of Value For Money by using the principle of economy, efficiency, and effectiveness of that service to the WBP were met.

Keywords: performance, value for money

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan hak asasi nya yang meliputi hak asasi pribadi, hak asasi ekonomi, hak asasi sosial dan kebudayaan, hak asasi dalam mendapatkan pengayoman dan perlakuan yang sama ,begitu pula dengan hak dalam kesehatan . Setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan hak kesehatan, termasuk narapidana. Pemenuhan gizi narapidana pun termasuk syarat mutlak yang harus lebih diperhatikan oleh pihak Lapas dalam penyelenggaraan makanan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).Makanan yang penuh gizi seimbang merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi narapidana di Lapas atau Rutan untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan mereka agar tidak sakit dan dapat melakukan aktivitasnya sehari-harinya. Di dalam kesehariannya, narapidana menjalankan pembinaan dari pihak Lapas. Pemberian makanan yang tidak cukup jumlah dan gizi dapat menyebabkan kekurangan gizi sehingga dengan mudah terkena serangan penyakit. Hal ini tentu akan berpengaruh pada produktivitas para narapidana atau yang biasa disebut WBP.Di Lembaga Pemasyarakatan Anak pun menggunakan menu siklus 10 hari dalam penyelenggaraan makannya. Dengan hal ini harus memaksa para narapidana beradapatasi dengan menu yang ada untuk memenuhi gizi mereka. Anggaran untuk penyelenggaraan makanan bagi WBP sangat penting karena anggaran tersebut telah disediakan untuk kesejahteraan para narapidana. Meskipun status mereka sebagai warga binaan pemasyarakatan dimana sebagian hak-haknya dirampas oleh negara tetapi mereka juga mempunyai hak yang sama seperti masyarakat pada umumnya yaitu mempunyai hak untuk memperoleh makanan yang layak.Setiap lembaga atau organisasi sektor publik sebaiknya memperhatikan Value for Money dalam menjalankan aktivitasnya yang mendasarkan pada tiga elemen utama yaitu ekonomi, efisiensi dan efektifitas. Hal tersebut merupakan bagian terpenting setiap pengukuran kinerja sektor publik. Hal ini berarti bahwa di dalam penggunaan anggaran setiap rupiah harus dihargai secara layak dan digunakan sebaik-baiknya. Penggunaan Anggaran pun sudah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2011 tentang Petunjuk penyusunan dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran disebutkan bahwa agar anggaran belanja Kementerian Negara/ Lembaga dilaksanakan secara tertib, taat pada peraturan dan perundang-undangan, efisien, ekonomis dan efektif sehingga diharapkan tidak terdapat penyimpangan oleh Satker dalam penggunaan anggaran. Pada tabel ini akan dilihat bagaimana porsi anggaran untuk penyelenggaraan makanan bagi WBP di Lapas Anak Kota Palembang dan realisasinya dimulai tahun 2010-2011.

Tabel 1.1Anggaran dan Realisasi Belanja Pengadaan Bahan Makanan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Anak Klas II A Palembang Tahun 2010-2011NoTahunAnggaranRealisasiPersentase1.2010846.517.000844.755.60983,10%2.2011926.892.000593.456.62164,03% Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Belanja Satuan Kerja melalui KKPN.

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pos anggaran Lembaga Pemasyarakatan tahun 2011 mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp. 926.892.000,- hal ini juga diiringi dengan pembiayaan belanja pengadaan bahan makanan yang meningkat,tetapi hanya terealisasi sebesar Rp. 593.456.621,- Namun pada tahun 2010 anggarannya adalah Rp.846.517.000 dan terealisasi sebesar 844.755.609. Realisasi anggaran pada tahun 2011 menurun dan belum terserap sepenuhnya yaitu mempunyai selisih sebesar 19,07% dibandingkan persentase tahun lalu.Sedangkan jumlah tahanan dan narapidana dapat dilihat pada tabel di bawah ini :Tabel 1.2Data Tahanan dan Narapidana Anak di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A Palembang Tahun 2010-2011NoTahunTahananNarapidanaJumlah120101.6552.7024.357220111.4342.0893.523 Sumber : Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A Palembang 2010-2011Berdasarkan gambaran tabel 1.2 di atas disebutkan bahwa pada tahun 2010 jumlah narapidana dan tahanan berjumlah 4.357 dan pada tahun 2011 jumlah narapidana dan tahanan mengalami penurunan yaitu berjumlah 3.523. Berdasarkan tabel 1.1 dan tabel 1.2 dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran tahun 2011 tidak sesuai dengan jumlah WBP yang ada, seharusnya pos anggaran tidak mengalami kenaikan karena belanja pengadaan bahan makanan tergantung dengan jumlah WBP yang ada, akibatnya realisasi anggaran hanya sebesar 64,03%. Sedangkan pada tahun 2010 anggaran per tahunnya sebesar 846.517.000 dengan jumlah WBP 4.357 dan realisasi anggarannya sebesar 83,10%.Hal ini menunjukkan bahwa sistem pengelolaan anggaran operasional perlu segera dilakukan pembenahan karena memiliki kendala kurangnya rencana penyerapan anggaran yang terjadwal dengan baik. Rencana penyerapan anggaran memang telah dicantumkan di dalam Rencana Kerja Anggaran tetapi terkadang hal itu hanyalah sebuah formalitas saja, dimana setiap pagu belanja berdasarkan kegiatan atau program di dalam waktu satu tahun. Tentu itu tidak mencerminkan rencana penyerapan anggaran yang sesungguhnya mengingat besarnya pencairan dana untuk belanja pengadaan bahan makanan setiap bulan tidaklah sama. Selain itu pada kenyataan di lapangan, penyelenggaraan makanan bagi WBP masih kurang layak dikarenakan kualitas makanan yang masih belum mencukupi gizi WBP dan sarana prasarananya masih belum lengkap seperti banyaknya kekurangan piring atau ompreng bagi WBP sehingga mereka terpaksa makan secara bergantian atau menggunakan kantong plastik untuk makan. Hal ini tentu saja sangat tidak baik untuk WBP karena sangat menganggu kesehatanWBP. Dengan demikian, harus ada penyerapan anggaran yang baik yang sesuai dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak Lembaga Pemasyarakatan dalam penyelenggaraan makanannya.Jika tidak ada rencana penyerapan anggaran yang terukur akan menyebabkan satuan kerja tidak mempunyai pedoman yang tepat sehingga tidak dapat diperoleh kejelasan dalam pelaksanaan anggaran di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A Palembang. Pengukuran kinerja value for money merupakan bagian terpenting setiap pengukuran kinerja organisasi sektor publik. Karena pemerintah sebagai wakil rakyat yang dipercaya untuk mengatur dan mengurusi rumah tangga Negara harus mempertanggungjawabkan setiap rupiah yang dikeluarkan . sehingga Penilaian kinerja dilakukan untuk mengukur sampai sejauhmana akuntabilitas pemerintah dalam membelanjakan dana publik apakah telah memenuhi prinsip ekonomi, efisiensi dan efektivitas sehingga anggaran yang telah tersedia tidak sia-sia.Pentingnya penggunaan anggaran secara baik dan professional, agar terjadi kesesuaian penggunaan anggaran operasional di semua sektor sehingga dapat memperoleh manfaat yang dapat dinikmati secara langsung oleh warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan ini. Selain itu masih kurangnya sumber daya manusia dalam penyelenggaraan makanan WBP menjadi suatu faktor penghambat dalam pelayanan penyelenggaraan makanan yang layak, tepat dan cepat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan bahwa pada hakikatnya Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai insan dan sumber daya manusia harus diperlakukan dengan baik dan manusiawi dalam satu sistem pembinaan yang terpadu termasuk hak dalam memperoleh pelayanan makanan yang layak.Berdasarkan gambaran yang telah dijelaskan di atas,maka peneliti sngat tertarik untuk membuat penelitian dengan judul Kinerja Anggaran Penyelenggaraan Makanan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Anak Klas II A Palembang Tahun 2011 Dilihat Dari Perspektif Value For Money.

I.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :Bagaimana Kinerja Anggaran Penyelenggaraan Makanan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Anak Klas II A Palembang Tahun 2011 Dilihat Dari Perspektif Value For Money?

I.3 Tujuan Penelitian Merujuk pada perumusan masalah sebelumnya maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Kinerja Anggaran Penyelenggaraan Makanan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Anak Klas II A Palembang Tahun 2011 dilihat dari Perspektif Value for Money

BAB IILANDASAN TEORI

Kerangka Teori2.1 Kinerja Anggaran2.1.1 Definisi KinerjaSecara umum, kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Kinerja adalah gambaran pencapaian suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi (Indra Bastian 2005:274). Dalam mengukur keberhasilan/ kegagalan suatu organisasi, seluruh aktivitas organisasi tersebut harus dapat dicatat dan diukur. Pengukuran ini tidak hanya dilakukan pada input (masukan) program, tetapi juga pada keluaran-manfaat dari program tersebut.Definisi AnggaranSektor publik merupakan suatu wadah pemerintah dalam menghasilkan barang atau pelayan publik untuk memenuhi kebutuhan publik dengan mengutamakan kesejahteraan rakyat . Dalam menjalankan aktivitasnya, anggaran meruapakn salah satu faktor penting di dalam sebuah sektor publik.

2.1.3 Kinerja AnggaranKinerja diartikan sebagai aktivitas terukur dari suatu entitas selama periode tertentu sebagai bagian dari ukuran keberhasilan pekerjaan (Kamus Akuntansi Manajemen Kontemporer, 1994). Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang telah direncanakan baik oleh pribadi maupun organisasi sektor publik .2.1.4 Konsep Umum Value for MoneyValue for Money adalah salah satu alat pengukuran kinerja untuk menilai suatu kinerja pada perusahaan publik dan juga digunakan untuk mengukur ekonomi, efisiensi dan efektivitas segala kegiatan atau program pada organisasi sektor publik tersebut.

BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1 Metode PenelitianMetode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2009:1). Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah studi deskripstif yaitu studi yang dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi ( Uma Sekaran, 2009 : 158). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang ditujukan untuk menggambarkan bagaimana kinerja anggaran penyelenggaraan makanan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Anak Klas II Kota Palembang dimana hasil analisis data nya didapatkan dari perhitungan rumus pada konsep Value For Money.3.2 Definisi OperasionalMenurut Uma Sekaran (2009 : 324), definisi operasional adalah definisi sebuah ide dalam istilah yang bisa diukur dengan menggurangi tingkat abstraksinya melalui penggambaran dimensi dan elemennya. Berikut tabel definisi operasional dari variabel kinerja anggaran:

Tabel Definisi OperasionalVariabelDimensiIndikatorTeknik Pengumpulan DataValue For Money

Ekonomis (Input)1. Anggaran

2. Sumber daya manusia3. Sarana dan prasarana

1. Dokumentasi dan Wawancara2. Dokumentasi ,Observasi,Wawancara3. Dokumentasi, Observasi, Wawancara

Efisiensi (Output)1.Syarat Gizi

2.Cita Rasa dan Selera3. Kesesuaian Standar Menu Makanan Siklus 10 Hari1. Dokumentasi dan Observasi 2. Dokumentasi dan Kuesioner3 Dokumentasi dan Observasi

Efektifitas (Outcome)1. Angka kesakitan/kematian akan menurun dan derajat kesehatan WBP meningkat1.Dokumentasi dan Observasi

BAB IVHASIL PEMBAHASANKinerja anggaran penyelenggaraan makanan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dapat diukur dengan beberapa indikator yang terdapat dalam 3 dimensi yang telah diuraikan pada BAB I yaitu : Ekonomis (Input) 4.1.1 Anggaran

4.1.2 Sumber Daya Manusia4.1.3 Sarana dan Prasarana

Tabel Kertas Kerja Penilaian Kinerja Berdasarkan Dimensi Ekonomis (Input)Indikator KinerjaSatuanTarget Kinerja (Rencana)Capaian Kinerja (Realisasi)Nilai KinerjaKeterangan123456EKONOMIS (INPUT)

- Anggaran-Sumber Daya Manusia-Sarana dan Prasarana

RpOrgUnit

Rp.926.892.000950

Rp.593.456.621324

156%300%208%Rerata : 221,3%

-Ekonomis-Ekonomis-Ekonomis

Sumber : Diolah dari hasil analisaBerdasarkan analisis data di atas, maka temuan penilaian kinerja berdasarkan dimensi ekonomis (Input) dapat dilihat bahwa nilai kinerja berdasarkan indikator anggaran sebesar 156% dinyatakan ekonomis, nilai kinerja berdasarkan sumber daya manusia sebesar 300% dinyatakan ekonomis dan nilai kinerja berdasarkan indikator sarana dan prasarana sebesar 208% dinyatakan ekonomis. Sedangkan hasil rerata kinerja yaitu sebesar 221,3%.

Efisiensi (Output)Syarat GiziCita Rasa dan SeleraKesesuaian Standar Menu Makanan

Tabel Kertas Kerja Penilaian Kinerja Berdasarkan Dimensi Efisensi (Output)Indikator KinerjaSatuanTarget Kinerja (Rencana)Capaian Kinerja (Realisasi)Nilai KinerjaKeterangan123456EFISIENSI (OUTPUT)-Syarat Gizi

Cita Rasa dan Selera

-Kesesuaian standar menu makanan siklus 10 hari

Kkal

jumlah komplain sangat memuaskan Standar menu siklus 10 hari

22.500 /10 hari

100 orang

Sesuai Pedoman

13.550 kkal/10 hari 11 orang

Sesuai Pedoman

166 %

609%

100% Rerata : 291,6%

-Tidak Efisien

-Tidak Efisien

-Cukup EfisienSumber : Diolah dari hasil analisaBerdasarkan analisis data di atas, maka temuan tentang penilaian kinerja berdasarkan dimensi efisensi (Output) dapat dilihat bahwa nilai kinerja berdasarkan indikator syarat gizi sebesar 166% dinyatakan tidak efisien, nilai kinerja berdasarkan cita rasa dan selera makanan sebesar 609% dinyatakan tidak efisien dan nilai kinerja berdasarkan indikator kesesuaian standar menu makanan siklus 10 hari sebesar 100% dinyatakan cukup efisien. Sedangkan hasil rerata kinerja yaitu sebesar 291,6%.

4.3 Ekfektifitas (Outcome)4.3.1 Angka kesakitan dan kematian akan menurun dan derajat kesehatan WBP meningkatBerikut adalah tabel kertas kerja penilaian kinerja berdasarkan dimensi efektifitas (Outcome) :Tabel Kertas Kerja Penilaian Kinerja Berdasarkan Dimensi Efektivitas (Outcome)Indikator KinerjaSatuanTarget Kinerja (Rencana)Capaian Kinerja (Realisasi)Nilai KinerjaKeterangan123456EFEKTIVITAS (OUTCOME)-Angkakesakitan dan kematian akan menurun dan derajat kesehatan WBP meningkat

Jumlah kesakitan/tahun

800/tahun

1070/tahun

74% Rerata : 74%

-Tidak EfektifSumber : Diolah dari hasil analisaBerdasarkan analisis data di atas, maka temuan tentang penilaian kinerja berdasarkan dimensi efektivitas (Outcome) dapat dilihat bahwa nilai kinerja berdasarkan indikator angka kesakitan dan kematian akan menurun dan derajat kesehatan WBP meningkat sebesar 74% dinyatakan tidak efektivitas. Sedangkan hasil rerata kinerja yaitu sebesar 74%.

4. Kertas Kerja Penilaian Kinerja Anggaran Penyelenggaraan Makanan Bagi WBP di Lapas Anak Klas II A Palembang dilihat dari Perspektif Value For Money

Indikator KinerjaSatuanTarget Kinerja (Rencana)Capaian Kinerja (Realisasi)Nilai KinerjaKeterangan123456Input- Anggaran-Sumber Daya Manusia-Sarana dan Prasarana -

RpOrgUnit

Rp.926.892.000950

Rp.593.456.621324

156%300%208%Rerata : 221,3%

-Ekonomis-Ekonomis-Ekonomis

Output-Syarat Gizi-Cita Rasa dan Selera

-Kesesuaian standar menu makanan siklus 10 hari

Kkaljumlah komplain sangat memuaskanStandar menu siklus 10 hari

22.500 /10 hari100 orang

Sesuai Pedoman

13.550kkal/10 hari 11 orang

Sesuai Pedoman

166 %609%

100%Rerata : 291,6%

-Tidak Efisien-Tidak Efisien

Cukup EfisienOutcome -Angkakesakitan dan kematian akan menurun dan derajat kesehatan WBP meningkat

Jumlah kesakitan/tahun

800/tahun

1070/tahun

74%

Rerata : 74%

-Tidak Efektif

195,6%

Sumber: diolah dari hasil analisa value for money

Untuk menilai pencapaian kinerja 3E, digunakan cara berikut:Nilai Kinerja Ekonomis >100% = Ekonomis85 s.d. 100%= Cukup Ekonomis65 s.d. 84%= Kurang Ekonomis 100: Sangat baik75-100: Baik50-74: Cukup Baik