T1_292008151_BAB IV

download T1_292008151_BAB IV

of 14

Transcript of T1_292008151_BAB IV

  • BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga yang

    terletak di Jln. Diponegoro 134 Salatiga, yang dijadikan subyek dalam penelitian adalah Kelas IVa berjumlah 28 Siswa yang terdiri dari 19 Siswa perempuan dan 9 Siswa laki-laki. Subyek penelitian adalah kelas yang diberikan perlakuan berupa penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team.

    Tabel 4.1 Sebaran Jumlah Siswa Kelas IVa SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga

    Kelas Subyek Penelitian Jenis Kelamin

    Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan IV a Eksperimen 9 19 28

    Jumlah Seluruhnya 28

    4.2 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga pada semester II

    Tahun ajaran 2011/2012 yaitu dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan seperti tercantum dalam jadwal kegiatan. Jadwal kegiatan yang dilaksanakan seperti pada Tabel 4.2 berikut :

    Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Pada Subyek Penelitian di SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga

    No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan 1. Jumat, 2 Maret 2012 Perkenalan dengan Siswa yang akan dijadikan

    subyek penelitian Memberikan pretes kepada subyek penelitian

    2. Selasa, 20 Maret 2012 Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-2 pada subyek penelitian materi tentang perubahan kenampakkan bumi dan benda langit dengan sub bab gerakan-gerakan yang dilakukan bulan

    3. Rabu, 21 Maret 2012 Kegiatan pembelajaran pertemuan ke-3 pada subyek penelitian tentang materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit dengan sub bab fase-fase bulan

    4. Kamis, 22 Maret 2012 Kegiatan pembelajaran pertemuan ke-4 pada subyek

  • penelitian tentang materi kenampakan bumi dan benda langit yaitu mengulas pembelajaran pada pertemuan ke-3 dan ke-4

    Memberikan posttest pada subyek penelitian

    Jadwal kegiatan pada subyek penelitian di SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga dapat diuraikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penilitian yang terdiri dari 4 pertemuan yaitu pertemuan ke-1dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Maret 2012. Pada pertemuan ke-1 kegiatan yang dilakukan adalah perkenalan dengan

    subyek penelitian yaitu Siswa Kelas IVa sebelum diberikan perlakuan penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team setelah selesai perkenalan, subyek penelitian diberikan tes awal atau pretest. Pretest digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui kemampuan awal Siswa dengan menggunakan 26 butir soal pilihan ganda yang sudah di uji kevalidannnya. Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Maret 2012. Pada pertemuan ke-2 kegiatan yang dilakukan adalah

    proses pembelajaran penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team terhadap subyek penelitian dengan materi tentang perubahan kenampakkan bumi dan benda langit dengan sub bab gerakan-gerakan yang dilakukan bulan. Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Maret 2012 . Pada pertemua ke-3 kegiatan yang dilakukan adalah melanjutkan materi dari materi sebelumnya, pada pertemuan ke-3 ini materi yang diajarkan adalah tentang materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit dengan sub bab fase-fase bulan. Proses pembelajaran pada pertemuan ke 3 menggunakan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team. Pertemuan ke-4 dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Maret 2012. Pada pertemuan ke-4 kegiatan yang dilakukan adalah mengulas materi pada pertemuan ke-2 dan pertemuan ke-3. Proses pembelajaran menggunakan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team, yaitu setelah materi dijelaskan oleh Guru dilanjutkan pertandingan akademis sesuai prosedur Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team. Pada pertemuan ke-4 subyek penelitian diberikan tes akhir atau posttest. Posttest digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan menggunakan Metode

  • Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team dengan menggunakan 24 butir soal pilihan ganda yang sudah di uji kevalidannnya.

    4.3 Hasil Uji Coba Instrumen 4.3.1 Uji Validitas Instrumen

    Berdasarkan hasil uji validitas pantauan SPSS 16.0 for windows (statistical product and service solutions dan dengan jumlah responden 34 dari Siswa Kelas IV di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga, adapun hasil perhitungan nilai validitas pretest dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 5. Berdasarkan hasil tersebut maka tampak bahwa dari 35 item soal terdapat 26 item soal yang valid dan 9 item soal yang tidak valid atau dinyatakan gugur yaitu pada item soal 17, 18, 19, 20, 28, 31, 32, 34, 35.

    Berdasarkan hasil uji validitas posttest dengan bantuan SPSS for windows version 16.0 dan dengan jumlah responden 34 Siswa di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga, tampak bahwa dari 30 item soal terdapat 24 item soal yang valid dan 6 item soal yang tidak valid atau dinyatakan gugur yaitu pada item soal 14, 17, 18, 19, 20, 28.

    4.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen Nilai reliabilitas instrumen pretest adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas InstrumenPretest

    Cronbach's Alpha N of Items

    .958 26

    Nilai reliabel pada soal pretest adalah 0,958 > 0,7 yang berarti instrumen pretest tersebut sangat reliabel.

  • Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Posttest Cronbach's

    Alpha N of Items .917 24

    Berdasarkan tabel 4.4 tampak bahwa indeks reliabilitas untuk soal posttest adalah 0,917 > 0,7 yang berarti soal posttest tersebut sangat reliabel. Oleh karena itu, berdasarkan hasil uji reliabilitas soal pretest dan posttest tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kedua instrumen tes tersebut reliabel dan dapat diterapkan di subyek penelitian.

    4.4 Analisis Data 4.4.1 Analisis Deskriptif Pretest Subyek Penelitian

    Tabel 4.5 di bawah ini merangkum gambaran data nilai pretest subyek penelitian yang telah diklasifikasikan berdasarkan kategori Tinggi, Sedang, Rendah. Deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, rentan skor, mean, standar deviasi serta untuk melihat normalitas data. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pretest digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui kemampuan awal siswa dengan menggunakan 26 butir soal pilihan ganda yang sudah di uji kevalidannnya dengan penilaian mulai dari 0 sampai dengan 1. Rata-rata nilai siswa yang diperoleh dari subyek penelitian adalah 77,06. Standar deviasi yang diperoleh dari uji normalitas subyek penelitian sebesar 9,39.

    Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Subyek Penelitian Skor Kategori Frekuensi Presentase

    >86,44 Tinggi 4 14,28 % 67,65 - 86,44 Sedang 18 65,30 %

    < 67,65 Rendah 6 21,42 % Jumlah 28 100 %

    Mean = 77,06 SD = 9,391

    Dari tabel 4.5 tampak bahwa siswa yang memiliki hasil belajar IPA pada kategori tinggi berjumlah 4 Siswa (14,28%), siswa yang memiliki hasil belajar

  • dengan kategori sedang berjumlah 18 siswa (65,30%), siswa yang memiliki hasil belajar dengan kategori rendah sejumlah 6 orang siswa (21,42%).

    4.4.2 Analisis Deskriptif Posttest Subyek Penelitian Tabel 4.6 dibawah ini merangkum gambaran data nilai posttest subyek

    penelitian yang telah diklasifikasikan berdasarkan kategori Tinggi, Sedang, dan

    Rendah. Deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, rentang skor, mean, standar deviasi serta untuk melihat normalitas data. Posttest digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan treatment dengan menggunakan 24 butir soal pilihan ganda yang sudah di uji kevalidannnya dengan penilaian mulai dari 0 sampai dengan 1. Rata-rata nilai siswa yang diperoleh dari subyek penelitian adalah 81,54. Standar deviasi yang diperoleh dari uji normalitas subyek penelitian sebesar 14,80. Dengan menggunakan rata-rata nilai dan standar deviasi di atas, maka dapat

    diperoleh kategori nilai siswa sebagai berikut:

    Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Subyek Penelitian Skor Kategori Frekuensi Prosentase

    > 96,34 Tinggi 7 25 % 66,74 96,34 Sedang 14 50%

    < 66,74 Rendah 7 25 % Jumlah 28 100%

    Mean = 81,54 SD = 14,80

    Dari tabel di atas tampak bahwa Siswa yang memiliki hasil belajar IPA pada kategori tinggi berjumlah 7 Siswa dengan presentase 25%, Siswa yang memiliki hasil belajar dengan kategori sedang berjumlah 14 Siswa dengan presentase 50%, Siswa yang memiliki hasil belajar dengan kategori rendah sejumlah 7 orang Siswa dengan presentase 25 %.

  • Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Statistik Nilai Pretest dan Posttest Subyek Penelitian

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Nilai Awal 28 61.54 92.31 77.0607 9.39225 Nilai Akhir 28 58.33 100.00 81.5479 14.80485 Valid N (listwise) 28

    Dari tabel 4.7 di atas tampak bahwa nilai minimum dari nilai sebelum diberi

    perlakuan atau nilai pretest pada subyek penelitian adalah 61.54, nilai maksimum adalah 92.31 dengan mean 77.0607 dan standar deviasi 9.39225 dari 28 Siswa. Nilai setelah diberi perlakuan atau nilai posttest yaitu nilai minimumnya 58.33, nilai maksimum 100 dengan mean 81.5479 dan standar deviasi 14.80485 dari 28 siswa.

    4.5 Uji Prasyarat Uji Beda Rata-rata

    Untuk prasyarat uji beda rata-rata menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows (statistical product and service solutions), dengan menghitung normalitas data. Uji normalitas perlu dilakukan karena menurut Mulyatiningsih (s2011) jika data tersebut normal maka data akan lebih mudah dibandingkan, dihubungkan, dan diramalkan. Uji normalitas data variabel yang digunakan adalah teknik One Sample Kolmogorov Smirnov. Syarat data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai P > 0,05 atau 5% maka sebaran data tersebut dikatakan normal, sedangkan jika signifikansi < 0, 05 maka sebaran data tersebut dikatakan tidak normal. Dalam analisis ini dilakukan uji normalitas data yaitu nilai pretest atau nilai sebelum diberi perlakuan dan posttes yaitu nilai setelah diberi perlakuan untuk subyek penelitian. Untuk mengetahui hasil uji normalitas dan uji-t di sajikan pada tabel 4.8.

  • Tabel 4.8 Deskriptif Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttest Subyek Penelitian

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Nilai Awal Nilai Akhir N 28 28 Normal Parametersa Mean 77.0607 81.5479

    Std. Deviation 9.39225 14.80485 Most Extreme Differences Absolute .147 .146

    Positive .107 .106 Negative -.147 -.146

    Kolmogorov-Smirnov Z .776 .771 Asymp. Sig. (2-tailed) .583 .591 a. Test distribution is Normal.

    Uji normalitas dengan menggunakan kolmogrov-smirnov menunjukkan bahwa signifikasi (p) untuk subyek penelitian nilai sebelum perlakuan atau nilai pretest adalah 0,583 > 0,05 yang berarti Ho diterima, artinya data berdistribusi normal. Kondisi ini serupa dengan data nilai posttest, yakni nilai signifikannya adalah 0,591 > 0,05 yang berarti nilai sesudah perlakuan atau nilai posttest berdistribusi normal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kedua data hasil

    nilai sebelum perlakuan dan setelah perlakuan berdistribusi normal.

    Grafik 4.1 Data Nilai IPA Sebelum Perlakuan

  • Grafik 4.2 Data Nilai IPA Sesudah Perlakuan

    4.6 Uji Hipotesis Untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara nilai sebelum perlakuan

    atau pretest dan nilai setelah perlakuan atau posttest pada subyek penelitian

    analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan mean antara nilai sebelum perlakuan atau pretest dan nilai setelah perlakuan atau posttest subyek penelitian. Di bawah ini disajikan tabel hasil uji t-test nilai sebelum perlakuan atau pretest dan nilai setelah perlakuan atau posttest.

    Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai akhir di kondisi awal atau kondisi sebelum diberi perlakuan dengan jumlah responden sebanyak 28 Siswa, mean 77.0607 dengan standar devisi 9.39225. Sedangkan nilai akhir di kondisi akhir atau kondisi setelah diberi perlakuan dengan jumlah responden 28 Siswa, mean 81.5479 dengan standar devasi 14.80485. Kedua kondisi tersebut dapat diuji signifikasi perbedaan mean antara nilai sebelum perlakuan atau pretest dan nilai setelah perlakuan atau pottest pada subyek penelitian analisis data yang digunakan adalah uji t-test.

  • Tabel 4.9 Hasil Uji T-Test Independent Samples Test

    Levene's Test for Equality of

    Variances t-test for Equality of Means

    F Sig. T Df

    Sig. (2-

    tailed) Mean

    Difference Std. Error Difference

    95% Confidence Interval of the

    Difference

    Lower Upper Nilai Equal variances

    assumed 11.075 .002 -1.354 54 .181 -4.48714 3.31338 -11.13008 2.15579

    Equal variances not assumed

    -1.354 45.704 .182 -4.48714 3.31338 -11.15780 2.18352

    Berdasarkan tabel independent samples test terlihat bahwa nilai t adalah -1.354 dengan signifikasi atau probabilitas 0.181 > 0,05, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, berarti hipotesisnya

    adalah tidak ada pengaruh penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team terhadap hasil belajar IPA.

    4.7 Pembahasan Hasil Penelitian Metode Pembelajaran aktif Tipe Quiz Team tidak berpengaruh terhadap hasil

    belajar IPA pada Siswa Kelas IVa di SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga. Hal ini dapat dilihat dari pretest dan posttest subyek penelitian. Dari uji diskriptif nilai sebelum perlakuan atau pretest dengan nilai setelah diberi perlakuan penggunaan

    Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team dapat dipaparkan nilai rata-rata hitung (mean) pretest pada subyek penelitian yaitu sebesar 77,06 dan nilai rata-rata hitung (mean) pottest yaitu 81,54. Walaupun terdapat selisih beda rerata 4,48 namun berdasarkan uji statistika beda rerata tersebut dianggap tidak ada perbedaan hasil belajar IPA siswa antara sebelum perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Hal ini diperkuat dari uji t-test antara nilai sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan subyek penelitian yaitu dapat dilihat dari tabel independent samples test bahwa nilai t adalah -1.354 dengan signifikansi atau probabilitas

  • 0.181 > 0,05, maka dapat diambil keputusan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak berarti hipotesisnya adalah tidak ada pengaruh penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Terhadap Hasil Belajar IPA.

    Terlepas dari dari perhitungan statistika, perbedaan rata-rata yang hanya 4,48

    tersebut dapat pula diartikan bahwa masih ada harapan jika Metode Pembelajaran aktif Tipe Quiz Team terus diterapkan maka hasil belajar IPA siswa akan lebih baik. Hal ini sesuai pendapat Glasgow dalam Permatasari (2011:16), memberikan pengertiannya tentang Pembelajaran aktif yaitu bahwa:

    Pembelajaran Aktif berusaha sungguh-sungguh untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar pada belajarnya sendiri. Mereka mengambil peran yang lebih dinamis dalam menentukan bagaimana dan apa yang mereka akan ketahui, apa yang seharusnya mereka bisa lakukan, dan bagaimana mereka akan melakukannya. Peran mereka berkembang lebih jauh ke pengelolaan pendidikan diri, dan memotivasi diri menjadi kekuatan lebih besar di belakang belajar.

    Pembelajaran aktif (Active Learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Hal serupa juga dipaparkan oleh Zaini (2010:15) bahwa pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan

    persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

    Meskipun Metode Pembelajaran aktif Tipe Quiz Team sudah mulai diterapkan dalam pembelajaran di beberapa SD dan sudah banyak penelitian yang menyatakan bahwa ada pengaruh Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team terhadap hasil belajar. Menurut penelitian yang dilakukan Nita Septiningsih (2009), menyebutkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas yang

  • mendapat perlakuan dengan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team lebih baik, metode ini dapat membangkitkan keaktifan belajar siswa. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team terhadap prestasi belajar siswa.

    Menurut penelitian Ayu Permatasari (2011), menyebutkan bahwa rata-rata hasil belajar pada Kelas eksperimen yang mendapat perlakuan dengan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team lebih baik dibandingkan rata-rata hasil belajar Kelas Kontrol yang diajar dengan Metode Konvensional. Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team didalamnya terdapat pertandingan akademis, maka terciptalah kompetisi antar kelompok . Para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ternyata Metode

    Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

    Banyak faktor yang mendasari mengapa hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun faktor-faktor yang mengakibatkan kebiasan hasil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Masalah Waktu Menurut Silberman dalam Komarudin Hidayat (2002:12), belajar aktif

    memerlukan waktu yang lebih banyak dari pada mengajar langsung karena dalam belajar aktif memiliki aktifitas memperkenalkan, mempresentasikan, menerapkan, dan merefleksikan pada apa yang dipelajari. Dalam penelitian ini waktu yang digunakan terkategori singkat sehingga siswa yang sudah terbiasa diberi pembelajaran yang teacher oriented dan diubah menjadi pembelajaran student oriented memerlukan masa transisi dan masa beradaptasi dengan perubahan Metode pembelajaran ini.

    Meskipun siswa memerlukan masa adaptasi ini, terdapat beberapa temuan dari penelitian ini, misalnya siswa menjadi aktif bertanya dan menjawab pertanyaan,

  • siswa menjadi lebih bertanggung jawab terhadap kelompok, siswa menjadi lebih menghargai pendapat kelompok lain, adanya tolerensi antar kelompok.

    2. Keterlibatan Siswa Tidak Merata Keterlibatan siswa dalam pembelajaran dapat mendorong siswa untuk berpikir,

    mengajukan pendapat, dan terlibat baik secara fisik maupun psikis siswa dalam pembelajaran. Hal ini sangat diperlukan dan menurut pendapat Wardani (2010: 8) bahwa Pembelajaran Aktif terjadi saat siswa aktif terlibat, peduli dan bertanggung jawab terhadap belajar siswa itu sendiri. Siswa didorong untuk berfikir, menganalisa, mengajukan pendapat, menerapkan pengetahuan dan ketrampilan siswa. Bukan hanya siswa sekedar menjadi pendengar pasif terhadap apa yang disampaikan guru.

    Jerome Bruner dalam Silberman (2002:9), mengenalkan sisi sosial dari belajar dalam buku klasiknya yang berjudul Toward a Theory of Istruction. Ia mendiskripsikan bahwa:

    Suatu kebutuhan manusia yang dalam untuk merespon yang lain dan secara bersam-sama dengan mereka terlibat dalam mencapai tujuan, yang ia sebut reciproycity.

    Bruner menekankan bahwa reciproycity merupakan sumber motivasi yang setiap pengajar dapat mengalirkan stimulus untuk belajar. Dia menulis, dimana keterlibatan diperlukan bagi kelompok untuk mencapai tujuan, kemudian terdapat proses yang menyebabkan individu terlibat dalam belajar, mengantarkannya pada kemampuan yang diperlukan dalam menyusun kelompok.

    Dalam penelitian ini, keterlibatan siswa dalam pembelajaran belum merata. Siswa yang pintar sajalah yang aktif terlibat dalam pembelajaran sedangkan siswa yang merasa kurang pintar merasa minder dalam keterlibatannya dalam

    pembelajaran. Tidak meratanya keterlibatan siswa dalam pembelajaran ini menyebabkan keaktifan dan produktivitas siswa kurang merata sehingga

    berdampak kurang maksimalnya pengaruh Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team terhadap hasil belajar Siswa.

  • 4.7.1 Pembahasan Hasil Lembar Observasi Data hasil penelitian diperoleh dari hasil observasi dan tes formatif.

    Peneliti melakukan observasi atau pengamatan selama kegiatan pembelajaran. Observasi yang dilakukan meliputi implementasi kegiatan pembelajaran. Observasi implementasi pembelajaran meliputi aktifitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan dalam setiap pertemuan. Dalam penelitian ini terdiri dari tiga kali pertemuan, sehingga hasil observasi yang diperoleh mencakup aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran selama tiga kali pertemuan.

    a. Hasil Observasi Aktifitas Guru Dalam Pembelajaran Observasi pertama yakni observasi tentang aktifitas guru dalam

    pembelajaran. Hasil observasi aktifitas guru meliputi kemampuan guru dalam melakukan kegiatan persiapan, pelaksanaan dan penutup. Dalam setiap kegiatan memuat beberapa indikator. Pada pertemuan pertama dalam kegiatan persiapan

    guru melaksanakan 3 dari 4 indikator. Indikator yang tidak dilaksanakan oleh guru adalah memeriksa kesipan siswa. Kesiapan siswa meliputi kelengkapan alat tulis, kondisi fisik siswa dalam belajar sehingga siswa kurang maksimal dalam belajar. Kegiatan pelaksanaan terdapat 14 indikator yang dibagi menjadi kegiatan awal dan kegiatan inti, semua indikator ini dilaksanakan oleh guru sehingga proses kegiatan dapat berjalan sesuai prosedur penggunaan metode pembelajaran aktif tipe quiz team. Kegiatan penutup terdapat 3 indikator dan 3 indikator ini sudah dilaksanakan. Pertemuan kedua dalam kegiatan persiapan guru tidak melakukan absensi dikarenakan guru mengajar pada jam ke-3. Indikator dalam kegiatan pelaksanaan dan penutup sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru. Pertemuan

    ketiga terdapat kemajuan dalam mengajar guru, dari semua indikator kegiatan pembelajaran sudah dilaksanakan sesuai prosedur penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team.

    b. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Dalam Pembelajaran Observer tidak hanya melakukan observasi kepada guru, observasi juga

    dilakukan pada aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran

  • saja dan tidak digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Pada lembar observasi aktifitas siswa pada proses pembelajaran menggunakan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team terdapat dua aspek yang diamati yaitu menunjung dan tidak menunjung. Pada pertemuan pertama untuk aspek menunjang siswa mendapat rata-rata kriteria rendah sedangkan pada aspek tidak menunjung rata-rata siswa mendapat kriteria rendah. Pada pertemuan kedua untuk aspek menunjang siswa mendapat rata-rata kriteria sedang sedangkan pada aspek tidak menunjung rata-rata siswa mendapat kriteria sedang. Pada pertemuan ketiga untuk aspek menunjang siswa mendapat rata-rata kriteria sedang sedangkan pada aspek tidak menunjung rata-rata siswa mendapat kriteria sedang. Untuk lembar observasi aktifitas siswa lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran 19, 20, 21.