T SHIRT MOTIVASI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI UNTUK...
Transcript of T SHIRT MOTIVASI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI UNTUK...
T-SHIRT MOTIVASI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR (STUDI KASUS PADA
MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ANGKATAN 2015)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain
Peneliti :
Daniel Kristianto (692010602)
T. Arie Setiawan Prasida, S.T., M.Cs.
Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Desember 2017
T-SHIRT MOTIVASI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR (STUDI KASUS PADA
MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ANGKATAN 2015)
1)Daniel Kristianto, 2)T. Arie Setiawan Prasida, S.T., M.Cs.
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
Abstract
Not all students in various universities have high learning motivation as happened in
students of the 2015 admission years of FKIP. Problems of students who have low motivation
to learn need to overcome, one of them by designing T-Shirt motivation as a medium of
communication to improve student motivation. There are three versions of the motivational T-
Shirt design created using the art nouveau design style. The three designs, although less felt
art nouveau style but will get a good assessment from students respondents of the 2015
admission years of FKIP for all elements of the design assessed. Of the three versions of the
design T-Shirt motivation, the design of the T-Shirt motivation version 1 "don’t just come to
campus, buy you also need to learn (study)" is the most capable design to motivate students to
learn.
Keywords: visual communication design, design T-Shirt motivation, learning motivation
Abstrak
Tidak semua mahasiswa di berbagai perguruan tinggi memiliki motivasi belajar yang
tinggi seperti yang terjadi pada mahasiswa FKIP angkatan 2015. Permasalahan mahasiswa
yang memiliki motivasi belajar yang rendah perlu diatasi, salah satunya dengan mendesain T-
Shirt motivasi sebagai media komunikasi untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.
Ada tiga versi desain T-Shirt motivasi yang dibuat dengan menggunakan gaya desain art
nouveau. Ketiga desain tersebut meskipun kurang terasa gaya art nouveau-nya akan tetapi
mendapat penilaian yang baik dari responden mahasiswa FKIP angkatan 2015 untuk semua
unsur desain yang dinilai. Dari ketiga versi desain T-Shirt motivasi yang dibuat, desain T-Shirt
motivasi versi 1 “Jangan Kuliah Saja, Belajar Juga” adalah desain yang paling mampu
memotivasi mahasiswa untuk belajar.
Kata kunci: desain komunikasi visual, desain T-Shirt motivasi, motivasi belajar
1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
2, Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
1. Pendahuluan
Tugas dan tanggung jawab utama mahasiswa sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu melakukan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Terkait dengan tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pendidikan, maka sudah
selayaknya yang menjadi fokus utama mahasiswa adalah belajar. Dengan belajar yang tekun
diharapkan nantinya mahasiswa menjadi seorang sarjana yang berkualitas dan berbudi luhur.
Sayangnya, tidak semua mahasiswa di berbagai perguruan tinggi memiliki motivasi
belajar yang tinggi. Hal ini diperlihatkan oleh hasil riset peneliti-peneliti sebelumnya.
Misalnya temuan Aksiani terhadap 117 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana (FKIP UKSW) tahun angkatan 2008-2009 terkait dengan
penggunaan waktu untuk belajar. Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 62 mahasiswa
(53%) menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu tergolong sangat rendah yakni 120-
959 menit/minggu, 32 mahasiswa (27%) menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu
tergolong rendah yakni 960-1799 menit/minggu, 18 mahasiswa (15%) menggunakan waktu
untuk belajar dalam seminggu tergolong sedang yakni 1800-2639 menit/minggu, 1 mahasiswa
(1%) menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu tergolong tinggi yakni 2640-3479
menit/minggu dan 4 mahasiswa (4%) menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu
tergolong sangat tinggi yakni 3480-4320 menit/minggu. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa sebagian besar mahasiswa FKIP UKSW tahun angkatan 2008-2009 mengalokasikan
waktu untuk belajar yang sangat minim dalam setiap minggunya. Hal ini menunjukkan bahwa
motivasi belajar mahasiswa masih sangat rendah [1].
Berdasarkan temuan Aksiani tersebut maka menarik untuk diamati lebih lanjut perihal
motivasi belajar mahasiswa FKIP UKSW pada tahun angkatan berikutnya. Oleh karena itu,
dipilih mahasiswa FKIP UKSW angkatan 2015. Pemilihan mahasiswa dari angkatan 2015
didasarkan pada temuan penelitian awal yang dilakukan terhadap lima orang mahasiswa FKIP
angkatan 2015 secara random terkait dengan penggunaan waktu untuk belajar. Hasilnya
menunjukkan bahwa dua orang mahasiswa dari program studi S1 PGSD dan satu orang
mahasiswa dari program studi Bimbingan Konseling menggunakan waktu untuk belajar dalam
seminggu tergolong rendah yakni 960-1799 menit/minggu. Satu orang mahasiswa dari
program studi Pendidikan Ekonomi menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu
tergolong sangat rendah yakni 120-959 menit/minggu. Sementara itu satu orang mahasiswa
lainnya dari program studi Pendidikan Matematika menggunakan waktu untuk belajar dalam
seminggu tergolong sedang yakni 1800-2639 menit/minggu. Hal ini mengindikasikan bahwa
masih lebih banyak mahasiswa yang motivasi belajarnya tergolong rendah.
Permasalahan mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah perlu diatasi. Media
komunikasi dapat dijadikan solusi untuk membantu meningkatkan motivasi belajar. Hal ini
mengingat media komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan positif guna
merubah perilaku seseorang. Salah satu media komunikasi yang dapat digunakan adalah media
T-Shirt (kaos). Suhendra dkk menyebutkan bahwa jika dahulu T-Shirt hanya merupakan
pakaian yang digunakan sehari-hari yang dijadikan sebagai pakaian biasa, namun kini T-Shirt
telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, terutama anak muda [2].
Penggunaan T-Shirt sebagai media komunikasi yang efektif untuk maksud tertentu
telah dibuktikan dari temuan riset-riset sebelumnya. Sebuah riset menemukan bahwa 54,5%
responden supporter Persatuan Sepak bola Sleman menilai penggunaan T-Shirt sebagai media
kampanye “No Ticket No Game” sudah cukup tepat guna merubah perilaku para supporter yang
terasosiasi dengan klub supporter tersebut supaya sadar bahwa dengan membeli tiket adalah
salah satu bentuk sumbangan untuk pendanaan klub sepakbola yang didukungnya [3]. Temuan
riset lainnya mengungkapkan bahwa T-Shirt digunakan sebagai salah satu media komuikasi
yang tepat sehubungan dengan kampanye bahaya narkotika di Bali [4].
Melihat beberapa riset sebelumnya, tampak bahwa T-Shirt dapat digunakan sebagai
media komunikasi visual yang ditujukan untuk memotivasi individu-individu untuk merubah/
memperbaiki perilaku-perilaku buruk menjadi perilaku yang lebih baik. Atas dasar itu, maka
dalam penelitian ini akan dibuat rancangan T-Shirt motivasi dengan desain tipografi.
Penggunaan T-Shirt motivasi oleh para mahasiswa diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi diri sendiri atau rekan mahasiswa lainnya yang membaca tulisan pada T-Shirt
motivasi tersebut, misalnya membuat mahasiswa menjadi rajin belajar. Hal ini mengingat
bahwa media dapat memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan atau penyemangat dalam
pembelajaran. Media yang baik akan mengaktifkan mahasiswa dalam memberikan tanggapan,
umpan balik dan juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktek-praktek yang benar [5].
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mendesain T-Shirt
motivasi yang efektif sebagai media komunikasi mahasiswa FKIP UKSW Salatiga untuk
meningkatkan motivasi belajar? Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini
bertujuan untuk mendesain T-Shirt motivasi yang efektif sebagai media komunikasi mahasiswa
FKIP UKSW Salatiga untuk meningkatkan motivasi belajar. Adapun mahasiswa FKIP tersebut
lebih difokuskan pada angkatan 2015 yang menjadi target audience dalam penelitian ini.
Berdasarkan temuan awal terhadap lima orang mahasiswa FKIP angkatan 2015 diperoleh
informasi bahwa semuanya suka menggunakan T-Shirt dalam beraktivitas sehari-hari karena
selain praktis namun tetap terlihat sopan bila digunakan di tempat umum. Oleh karenanya
seringkali membeli T-Shirt, bahkan diungkapkan oleh kelima orang mahasiswa tersebut bahwa
dalam tiga bulan terakhir telah lebih dari 3 kali membeli T-Shirt.
2. Tinjauan Pustaka
Sejumlah penelitian sebelumnya mengenai penggunaan T-Shirt sebagai media
komunikasi yang efektif untuk maksud-maksud tertentu telah dilakukan. Viatra melakukan
riset dengan judul “T-Shirt Indieguerillas sebagai Media Komunikasi Visual”. Sebanyak tiga
versi kaos yang dibuat yaitu “kaos bagonk”, “kaos kulture mutantes”, dan “kaos psuedo”.
Indieguerillas melalui karya seni rupa yang diaplikasikan ke dalam kaos, telah menyampaikan
pesan kritis terhadap bangsa Indonesia. Keprihatinan terhadap warisan budaya, nilai dan norma
yang mulai terbawa arus globalisasi, terkikis rasa untuk memiliki tradisi budaya, meleburnya
identitas yang dibentuk oleh materi dunia, selayaknya generasi penerus bangsa memiliki rasa
keperdulian yang ekstra agar tidak sampai kehilangan identitas diri [6].
Pryana dan kawan-kawan melakukan riset dengan judul “Perancangan Komunikasi
Visual T-Shirt dengan Tema Moral”. Gaya desain yang dipilih merupakan gaya yang dapat
menggabungkan sisi frontal dan tidak frontal sekaligus, gaya yang dapat menggambarkan
pesan yang dipilih secara langsung. Gaya utama yang dipilih adalah surealisme karena dapat
menggabungkan beberapa elemen desain yang berdiri sendiri menjadi satu, baik itu manusia,
hewan, tumbuhan maupun benda. Gaya visual alternatif yang dipilih adalah pendekatan melalui
tipografi, dalam pendekatan ini pesan yang dipilih akan disusun dengan font tertentu dan
ditambahkan hewan atau benda yang diilustrasikan mirip dengan jenis font yang digunakan
dalam desain tersebut. Adapun hasil temuannya menunjukkan bahwa T-Shirt dengan tema
moral dibuat sebagai bentuk kepedulian atas maraknya perilaku yang menyimpang pada remaja
dan sudah dianggap sebagai perilaku yang lumrah dalam masyarakat seperti terlambat, tidak
bertanggung jawab dan sebagainya. Tujuan perancangan adalah mengingatkan remaja
mengenai perilaku menyimpang sebagai perilaku yang buruk untuk dilakukan [7].
Kedua penelitian tersebut merupakan penelitian di bidang desain komunikasi visual.
Adapun desain komunikasi visual didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang bertujuan
mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk
menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang
berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta layout, tata letak atau
perwajahan [8].
Ada tujuh prinsip desain yang perlu diperhatikan oleh para desainer dalam mendesain
sesuatu yaitu: (a) Keseimbangan, merupakan prinsip desain yang paling banyak menuntut
kepekaan perasaan, (b) Dominasi, yaitu menonjolkan salah satu unsur tertentu pada sebuah
karya dengan tujuan menarik perhatian atau menjadi pusat perhatian, (c) Proporsi, secara
umum dapat diartikan sebagai perbandingan antara bagian satu dengan yang lain, (d) Irama,
dimana pola yang diciptakan dengan mengulangi dan membuat variasi dari unsur grafis yang
ada. Menggunakan bidangan diantaranya (unsur grafis) untuk memberikan kesan gerak, (e)
Keserasian, merupakan bentuk kesesuaian antara bagian yang satu dengan bagian yang lain
yang dipadukan, (f) Kesatuan, merupakan keterpaduan unsur-unsur untuk menyelaraskan
bagian keseluruhan, (g) Hirarki visual, dimana tidak semua komponen grafis sama pentingnya,
audience harus terfokuskan/ diarahkan pada satu titik [9].
Ada sejumlah unsur yang ada dalam desain komunikasi visual antara lain sebagai
berikut [10]:
a. Bentuk (shape)
Benda apa saja di alam ini, juga karya seni/ desain tentu mempunyai bentuk. Bentuk
apa saja yang ada di alam dapat disederhanakan menjadi titik, garis, bidang, gempal.
Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
huruf, simbol dan bentuk nyata.
Sehubungan dengan huruf, ada dua elemen tipografi yang harus diperhatikan yaitu
legibility dan readibility. Legibility menyangkut desain, bentuk huruf yang digunakan.
Suatu jenis huruf atau karakter-karakternya mudah dikenali dan dibedakan dengan jelas
satu sama lain. Sedangkan readibility berhubungan dengan tingkat keterbacaan suatu
teks [11].
b. Garis (line)
Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan
titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus
(straight). Dalam dunia komunikasi visual seringkali digunakan dotted line, solid line,
dan garis putus-putus.
c. Warna (color)
Menurut kejadiannya, warna dibagi menjadi dua, yaitu warna additive dan subtractive.
Additive adalah warna-warna yang berasal dari cahaya yang disebut spektrum.
Sedangkan warna subtractive adalah warna yang berasal dari pigmen. Warna pokok
additive ialah red, green, blue (merah, hijau, biru), dalam komputer disebut warna
model RGB. Warna pokok subtractive menurut teori adalah sian, magenta dan kuning,
dalam komputer disebut warna model CMY. Selanjutnya, di dalam komputer sistem
pewarnaan dengan pigmen itu selalu dirumuskan dengan formulasi CMYK. Unsur K
berarti kadar atau prosentase warna hitam/ gelap, karena warna selalu mengandung
unsur warna gelap.
d. Ukuran (size)
Setiap bentuk tentu memiliki ukuran, bisa besar, kecil, panjang, pendek tinggi, rendah.
Ukuran-ukuran ini bersifat nisbi, artinya ukuran tersebut tidak mempunyai nilai mutlak
atau tetap, yakni bersifat relatif atau tergantung pada area dimana bentuk tersebut
berada.
e. Tekstur (texture)
Dari berbagai tekstur ada yang bersifat teraba, disebut tekstur raba. Ada yang bersifat
visual disebut tekstur lihat. Tekstur raba adalah tekstur yang dapat dirasakan lewat indra
peraba (ujung jari). Termasuk tekstur raba adalah tekstur tekstur kasar-halus, licin-
kasar, dan keras-lunak. Sedangkan, tekstur lihat adalah tekstur yang dirasakan lewat
panca indra penglihatan.
f. Ruang (space)
Ruang merupakan unsur rupa yang mesti ada, karena ruang merupakan tempat bentuk-
bentuk berada (exist). Dikarenakan suatu bentuk dapat dua dimensi atau tiga dimensi,
maka ruang pun meliputi ruang dua dimensi (dwimatra) dan ruang tiga dimensi
(trimatra).
g. Arah (direction)
Arah merupakan unsur seni/ rupa yang menghubungkan bentuk raut dengan ruang.
Setiap bentuk (garis, bidang, atau gempal) dalam ruang tentu mempunyai arah
terkecuali bentuk raut lingkaran dan bola.
Penelitian ini menggunakan media T-Shirt motivasi sebagai media komunikasi grafis.
T-Shirt berasal dari kata “Shirt”, kata imbuhan “T” muncul karena bentuk pakaian ini yang
memang menyerupai huruf “T”. Sehingga, jika digabungkan maka jadilah kata “T-Shirt”. Kata
T-Shirt sendiri diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi kaos oblong. T-Shirt atau
kaos oblong adalah jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan
perut. Kaus oblong biasanya tidak memiliki kancing, kerah, ataupun saku [12]. T-Shirt atau
kaos merupakan suatu jenis media lini bawah yang dapat digunakan sebagai media kounikasi.
T-Shirt adalah media komunikasi grafis yang dicetak diatas kain katun, bagian yang dicetak
biasanya depan dan belakang, dan terkadang di sisi lengan [13].
T-Shirt motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang
kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik
disadari maupun tidak disadari [14]. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya
penggerak yang menjamin terjadinya kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan dapat terpenuhi. Dengan demikian
motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang. Apabila seseorang tidak
mempunyai motivasi untuk belajar, maka orang tersebut tidak akan mencapai hasil belajar yang
optimal. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik,
memberikan motivasi kepada pembelajar, berarti menggerakkan seseorang agar mau
melakukan sesuatu [15].
Desain T-Shirt motivasi dalam penelitian ini dibuat dengan maksud untuk
meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Motivasi belajar adalah membangkitkan dan
memberikan arah dorongan yang menyebabkan individu melakukan perbuatan belajar [16].
Motivasi belajar juga berarti keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai
suatu tujuan [17]. Motivasi belajar adalah segala usaha di dalam diri sendiri yang menimbulkan
kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta memberi arah pada
kegiatan-kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai [18].
Terdapat sejumlah aspek motivasi belajar menurut Frandsen yaitu: (1) adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas sehingga mendorong seseorang untuk belajar, (2) adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju, (3) adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman jika seseorang mendapatkan hasil yang baik dalam belajar, (4) adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi, (5) adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, (6) adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Suatu perbuatan yang dilakukan dengan baik pasti akan mendapatkan ganjaran yang baik, dan sebaliknya, bila dilakukan kurang sungguh-sungguh maka hasilnya pun kurang baik bahkan mungkin berupa hukuman [19].
3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang
dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik
mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak
bermaksud untuk mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun
mempelajari implikasi [20]. Dalam penelitian ini terdapat tahapan-tahapan penelitian seperti
pada Gambar 1.
Gambar 1. Tahapan Penelitian
Adapun penjelasan dari masing-masing tahap penelitian tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Identifikasi masalah
Tahap pertama adalah mengidentifikasi masalah. Adapun yang diidentifikasi adalah
jumlah jam belajar mahasiswa per minggunya. Hasil dari identifikasi masalah tersebut
diperoleh informasi bahwa motivasi belajar mahasiswa FKIP UKSW tergolong rendah.
Hal ini berdasarkan temuan penelitian Aksiani (2013) terhadap mahasiswa FKIP
UKSW tahun angkatan 2008-2009 maupun temuan hasil penelitian awal yang
dilakukan pada mahasiswa FKIP UKSW angkatan 2015 yang dilihat dari penggunaan
waktu untuk belajar dalam seminggu. Berdasarkan hal tersebut maka yang menjadi
masalah utamanya adalah bagaimana mendesain T-Shirt motivasi yang efektif sebagai
media komunikasi mahasiswa FKIP UKSW Salatiga untuk meningkatkan motivasi
belajar.
b. Pembuatan desain
Tahap kedua dari penelitian ini adalah adalah pembuatan desain T-Shirt motivasi,
dimana dalam membuat desain T-Shirt motivasi tersebut mengacu pada konsep teori
prinsip dan unsur desain yang perlu menjadi perhatian dalam membuat sebuah desain.
Proses pembuatan desain meliputi beberapa langkah:
1) Pemilihan dan penyusunan kata-kata motivasi
Pada awalnya, kata-kata yang dipilih dan disusun adalah kata-kata yang
disampaikan secara halus agar mahasiswa yang membacanya tidak merasa
tersinggung dan ada kesan memberi semangat bagi mahasiswa. Adapun kata-kata
tersebut adalah sebagai berikut “jangan berhenti belajar seorang calon pendidik”
dan “kami datang untuk belajar, kami pulang membawa ilmu pendidikan”. Kata-
kata yang sudah dipilih tersebut selanjutnya dicoba untuk dikomunikasikan ke
beberapa orang mahasiswa FKIP angkatan 2015 untuk mendapatkan tanggapan.
Dari hasil wawancara diperoleh masukan dari beberapa orang mahasiswa tersebut
bahwa sebaiknya kata-kata yang dipilih lebih bersifat sindiran karena jika
menggunakan kata-kata yang halus tampaknya kurang memberikan efek yang
besar bagi mahasiswa didalam merubah kebiasaan belajarnya. Atas dasar masukan
dari mahasiswa tersebut maka dilakukan perbaikan penyusunan kata-kata
motivasi. Pada akhirnya kata-kata yang dipilih dan disusun adalah sebagai berikut:
“yakin belajar SKS (Sistem Kebut Semalam)”, “kami datang untuk kuliah bukan
malas-malasan” dan “jangan kuliah saja belajar juga”.
2) Pembuatan desain kasar (rough design)
Identifikas
i masalah
Pembuata
n desain Pengujian
desain Penyajian
hasil
desain
Setelah dipilih dan disusun kata-kata motivasi, selanjutnya dibuat desain kasarnya.
Desain yang dibuat memperhatikan unsur-unsur desain seperti bentuk (huruf,
simbol), garis, warna, ukuran, tekstur, ruang dan arah. Juga memperhatikan
prinsip-prinsip desain seperti keseimbangan, dominasi, proporsi, irama, keserasian,
kesatuan dan hirarki visual. Pada tahap ini, desain awal kata-kata motivasinya
menggunakan tipografi gaya desain vintage. Adapun vintage itu sendiri diartikan
sebagai desain masa kini namun dengan gaya jaman dahulu. Hasil desain kasar ini
tampak seperti pada Gambar 2.
Gambar 2. Model Desain Vintage
3) Konsultasi dengan seorang pakar desain
Hasil desain kasar yang telah dibuat selanjutnya dikonsultasikan dengan pakar
desain guna mendapatkan komentar dan masukan agar nantinya desain yang dibuat
benar-benar telah memenuhi prinsip dan unsur-unsur desain komunikasi visual.
Adapun pakar desain yang dipilih adalah Ibu Amelia.
Dari hasil konsultasi, diperoleh tanggapan bahwa desain awal dengan gaya vintage
dianggap desain yang sudah umum dan kurang tepat untuk maksud penelitian ini.
Selain itu tipografinya yang dianggap terlalu rumit. Untuk itu disarankan
mengganti gaya desainnya yang mana kemudian dipilih gaya desain art nouveau.
Adapun karakteristik dari gaya desain art nouveau ditunjukkan dengan adanya
garis-garis lengkung, gaya naturalis tumbuhan, serangga, ataupun simbolisasi-
simbolisasi yang menimbulkan kekaguman. Hasil desain art nouveau versi manual
ini tampak seperti pada Gambar 3.
Gambar 3. Gaya Desain Art Nouveau versi Manual
Untuk desain tipografinya dipilih tipografi sun serif solid, yang kemudian
dipadukan dengan motif etnik Kalimantan sehingga didapatkan jenis tipografi yang
baru. Motif etnik Kalimantan dipilih dengan pertimbangan ada kesesuaian dengan
karakteristik art nouveau terutama dalam hal penggunaan tumbuh-tumbuhan dalam
motif desainnya. Untuk warna font-nya dipilih warna emas (gold) yang mana dalam
kaitannya dengan psikologis seseorang warna emas ini mencerminkan prestasi,
kesuksesan, kemewahan, kemenangan, dan kemakmuran. Selain itu dipilih warna
hitam yang mencerminkan keanggunan. Sedangkan untuk warna dasar kaosnya
sendiri dipilih warna hitam dan putih. Warna hitam mempersentasikan kekuatan,
rasa percaya diri, dramatis, misterius, klasik. Sementara itu, warna putih
memberikn kesan suci, bersih, ringan, terang dan dipercaya mengurangi rasa sakit.
4) Penyempurnaan desain (finishing design).
Pada tahap ini, desain kasar yang telah diperbaiki berdasarkan masukan dari pakar
dan telah disetujui selanjutnya disempurnakan kedalam bentuk desain yang dibuat
secara digital. Hasil desain versi digitalnya ditunjukkan dalam Gambar 4.
Gambar 4. Gaya Desain Art Nouveau versi Digital
c. Pengujian desain
Tahap ketiga adalah pengujian desain T-Shirt motivasi dimana subjek penelitian yaitu
mahasiswa FKIP UKSW Salatiga angkatan 2015 selaku sasaran pengguna dari T-Shirt
motivasi diminta untuk memberi komentar atas desain yang telah dibuat. Berdasarkan
data pada BARA UKSW Salatiga diketahui jumlah seluruh mahasiswa FKIP UKSW
Salatiga angkatan 2015 adalah sebanyak 403 orang. Tidak semua subjek diteliti, oleh
karena itu dilakukan pengambilan sampel dengan menggunakan rumus berikut ini:
N
n =
1 + Nd2
Dimana:
n = jumlah subjek (sampel)
N = ukuran populasi
d = margin of error sampel yang masih dapat ditolerir (10%)
Berdasarkan rumus di atas maka adapun jumlah subjek (sampel) yang diambil dalam
penelitian ini adalah:
403
n = = 80,12 (dibulatkan menjadi 80)
1 + 403(10%)2
Dengan demikian maka subjek dalam penelitian ini berjumlah 80 orang mahasiswa
FKIP UKSW Salatiga angkatan 2015.
d. Penyajian hasil dan analisis
Tahap keempat adalah penyajian hasil dan analisis berupa pemaparan proses
pembuatan desain T-Shirt motivasi serta analisis hasil penilaian subjek atas efektif
tidaknya desain T-Shirt motivasi yang dibuat sebagai media komunikasi untuk
meningkatkan motivasi belajar. Pengukuran motivasi belajar dalam penelitian ini
dilihat dari penggunaan waktu untuk belajar dalam seminggu. Pengelompokkan tinggi
rendahnya penggunaan waktu untuk belajar mengacu pada rumus menghitung interval
atau rentang (range) sebagai berikut [21]:
nilai tertinggi – nilai terendah
Range =
jumlah kategori
Jenis data yang digunakan berupa data primer yaitu data yang diperoleh langsung di
lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan [22]. Data primer dalam penelitian ini berupa
data mengenai gambaran hasil desain T-Shirt motivasi, gambaran umum subjek penelitian yaitu
mahasiswa FKIP UKSW Salatiga angkatan 2015 dan gambaran hasil penilaian subjek atas
efektif tidaknya desain T-Shirt motivasi yang dibuat sebagai media komunikasi untuk
meningkatkan motivasi belajar. Metode pengumpulan data berupa penyebaran kuesioner.
Teknik analis yang digunakan untuk penulisan ini adalah menggunakan teknik analisis
deskriptif.
4. Hasil dan Pembahasan
Deskripsi Hasil Desain T-Shirt Motivasi
Karya Desain 1
Karya desain yang pertama ini diberi judul “jangan kuliah saja belajar juga”. Media
yang dipakai adalah kaos dengan sasarannya adalah remaja unisex / semua jenis kelamin. Kata-
kata yang terdapat pada kaos ini sesungguhnya mau mengingatkan para mahasiswa FKIP agar
tidak cukup hanya sekedar rajin mengikuti kuliah, tapi juga harus mengalokasikan waktu yang
cukup setiap harinya untuk belajar di luar jam kuliah. Tentu saja kata-kata yang tertuang dalam
desain kaos ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa FKIP angkatan 2015 untuk lebih rajin
belajar. Gambar 5 menampilkan karya desain motivasi versi 1.
Gambar 5. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 1
Karya desain yang dibuat memperlihatkan gambar susunan tipografi yang dipadu
dengan motif Kalimantan dan ornamen garis. Penggambaran ilustrasi tersebut menggunakan
corak ilustrasi non realistik. Hal tersebut dapat dilihat pada ilustrasinya yang hanya
menggunakan susunan tipografi. Warna pada desain adalah warna emas yang memiliki makna
prestasi, kesuksesan, kemewahan, kemenangan dan juga kemakmuran. Makna tersebut sama
seperti emas dalam bentuk fisik yang menjadi komoditas berharga dan juga prestise. Selain itu,
penggunaan warna emas untuk motif kalimantan pada desain tipografinya digunakan untuk
mendukung ilustrasi hand lettering yang merupakan karya sendiri berupa tipe sans serif.
Sebagai warna dasar T-Shirt dipilih hitam yang dalam psikologi artinya adalah elegan,
misterius, namun atraktif. Tidak heran jika warna yang populer dalam ranah fashion ini menjadi
favorit banyak orang. Bagaimanapun, warna hitam merepresentasikan kekuatan, rasa percaya
diri, dramatis, misterius dan klasik. Pola komposisi yang digunakan pada ilustrasi tersebut
adalah pola asimetris. Terlihat pada penempatan susunan tipografinya yang diletakkan dengan
variasi bentuk dan tidak sejajar satu sama lain.
Desain terdiri dari teks dan motif Kalimantan dimana motif bentuk garis lengkungan
mirip tanaman pakis dan ada juga bunga terong dalam motif Kalimantan ini. Teks terletak
ditengah antara ornamen motif Kalimantan dan garis yang menghiasi desain teks motivasi ini.
Pembuatan desain ini mulai dari manual sampai digital mengunakan software grafis.
Komposisi teks yang ditampilkan adalah horisontal dengan rata tengah. Ornamen yang dipakai
adalah motif Kalimantan dan garis untuk menghiasi desain kaos motivasi.
Adapun hasil karya desain T-Shirt Motivasi versi 1 dari manual desain ke digital desain
ditunjukkan pada Gambar 6.
Manual desain Digital desain
Gambar 6. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 1 Dari Manual ke Digital
Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa keseimbangan dalam karya tampak dari teks
yang disusun secara horisontal serta ornamen motif Kalimantan dan garis yang melingkupi
teks. Keserasian dalam hal warna tampak terlihat dimana warna dasar dari T-Shirt adalah hitam
yang dipadukan dengan warna emas pada teks dan ornamennya sehingga desainnya tampak
jelas untuk dilihat. Orginal karya terletak pada kata-kata motivasi, desain motif Kalimantan
dan jenis font-nya di ART. Berdasarkan Gambar 6 juga terlihat bahwa terdapat sedikit
perbaikan model desain pada desain digitalnya. Hal ini dimaksudkan agar hasil akhir desain
T-Shirt motivasinya menjadi lebih sempurna.
Karya Desain 2
Karya desain yang kedua ini diberi judul “kami datang untuk kuliah bukan malas-
malasan”. Media yang dipakai adalah kaos dengan sasarannya adalah remaja unisex / semua
jenis kelamin. Kata-kata yang terdapat pada kaos ini sesungguhnya mau mengingatkan para
mahasiswa FKIP yang berasal dari berbagai daerah tentang maksud dan tujun datang ke
Salatiga adalah untuk menuntut ilmu, sehingga para mahasiswa harus rajin kuliah dan belajar
bukan sebaliknya malas-malasan. Tentu saja kata-kata dalam desain kaos ini diharapkan dapat
memotivasi mahasiswa FKIP angkatan 2015 untuk lebih rajin belajar. Gambar 7 menampilkan
karya desain motivasi versi 2.
Gambar 7. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 2
Karya desain yang dibuat memperlihatkan gambar susunan tipografi yang dipadu
dengan motif Kalimantan dan ornamen garis. Penggambaran ilustrasi tersebut menggunakan
corak ilustrasi non realistik. Hal tersebut dapat dilihat pada ilustrasinya yang hanya
menggunakan susunan tipografi.Warna yang digunakan pada desain tersebut adalah warna
emas yang memiliki makna prestasi, kesuksesan, kemewahan, kemenangan dan juga
kemakmuran. Makna tersebut sama seperti emas dalam bentuk fisik yang menjadi komoditas
berharga dan juga prestise. Selain itu, penggunaan warna emas untuk motif kalimantan pada
desain tipografinya digunakan untuk mendukung ilustrasi hand lettering yang merupakan
karya sendiri berupa tipe sans serif. Sementara itu untuk warna font dipilih warna hitam yang
dianggap merepresentasikan kekuatan dan rasa percaya diri, alasan lainnya untuk dipadankan
dengan warna dasar T-Shirt sehingga mudah dibaca kata-kata motivasinya. Sebagai warna
dasar dari T-Shirt dipilih putih yang dalam psikologi erat kaitannya dengan kesan bersih, suci,
ringan, dan “terang”. Bagaimanapun, warna hitam merepresentasikan kekuatan, rasa percaya
diri, dramatis, misterius, klasik. Pola komposisi yang digunakan pada ilustrasi tersebut adalah
pola asimetris. Terlihat pada penempatan susunan tipografinya yang diletakkan dengan variasi
bentuk dan tidak sejajar satu sama lain.
Desain terdiri dari teks dan motif Kalimantan dimana motif bentuk garis lengkungan
mirip tanaman pakis dan ada juga bunga terong dalam motif Kalimantan ini. Teks terletak
ditengah antara ornamen motif Kalimantan dan garis yang menghiasi desain teks motivasi ini.
Pembuatan desain ini mulai dari manual sampai digital mengunakan software grafis.
Komposisi teks yang ditampilkan adalah horisontal dengan rata tengah. Ornamen yang dipakai
adalah motif Kalimantan dan garis untuk menghiasi desain kaos motivasi.
Adapun hasil karya desain T-Shirt Motivasi versi 2 dari manual desain ke digital desain
ditunjukkan pada Gambar 8.
Manual desain Digital desain
Gambar 8. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 2 Dari Manual ke Digital
Berdasarkan Gambar 8 terlihat bahwa keseimbangan dalam karya tampak dari teks
yang disusun secara horisontal serta ornamen motif Kalimantan dan garis yang melingkupi
teks. Keserasian dalam hal warna tampak terlihat dimana warna dasar dari T-Shirt adalah hitam
yang dipadukan dengan warna emas pada teks dan ornamennya sehingga desainnya tampak
jelas untuk dilihat. Orginal karya terletak pada kata-kata motivasi, desain motif Kalimantan
dan jenis font-nya di ART.
Karya Desain 3
Karya desain yang ketiga ini diberi judul “yakin belajar SKS ? Sistem Kebut Semalam”.
Media yang dipakai adalah kaos dengan sasarannya adalah remaja unisex / semua jenis
kelamin. Kata-kata yang terdapat pada kaos ini sesungguhnya mau mengingatkan para
mahasiswa FKIP bahwa belajar SKS bukanlah pilihan yang baik dalam mahasiswa
mempelajari ilmu pengetahuan. Bayangkan saja, dalam waktu satu malam seorang mahasiswa
harus mengingat semua materi. Mempelajari banyak materi dalam waktu semalam kurang
efektif jika ingin pengetahuan baru tersebut bisa bertahan lama dalam otak. Sejumlah studi
telah mengungkapkan bahwa mengatur waktu belajar dalam periode tertentu jauh lebih eferktif
dibandingkan menumpuk semuanya sekaligus dalam satu sesi belajar. Tentu saja kata-kata
yang tertuang dalam desain kaos ini diharapkan memotivasi mahasiswa untuk merubah cara
belajarnya.
Karya desain yang dibuat ini memperlihatkan gambar prisma segi enam yang
didalamnya berisikan susunan tipografi yang dipadu dengan motif Kalimantan. Penggambaran
ilustrasi tersebut menggunakan corak ilustrasi non realistik. Hal tersebut dapat dilihat pada
ilustrasinya yang hanya menggunakan susunan tipografi.Warna yang digunakan pada desain
tersebut adalah warna emas yang memiliki makna prestasi, kesuksesan, kemewahan,
kemenangan dan juga kemakmuran. Makna tersebut sama seperti emas dalam bentuk fisik yang
menjadi komoditas berharga dan juga prestise. Selain itu, penggunaan warna emas untuk motif
kalimantan pada desain tipografinya digunakan untuk mendukung ilustrasi hand lettering yang
merupakan karya sendiri berupa tipe sans serif. Sementara itu untuk warna font dipilih warna
hitam yang merepresentasikan kekuatan dan rasa percaya diri, alasan lainnya untuk
dipadankan dengan warna dasar T-Shirt sehingga mudah dibaca kata-kata motivasinya.
Sebagai warna dasar dari T-Shirt dipilih warna hitam dimana secara psikologi warna, hitam
dapat memberi kesan kekuatan dan keteguhan hati. Pola komposisi yang digunakan pada
ilustrasi tersebut adalah pola asimetris. Terlihat pada penempatan susunan tipografinya yang
diletakkan dengan variasi bentuk dan tidak sejajar satu sama lain. Gambar 9 menampilkan
karya desain motivasi versi 3.
Gambar 9. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 3
Desain terdiri dari teks dan motif Kalimantan dimana motif bentuk garis lengkungan
mirip tanaman pakis dan ada juga bunga terong dalam motif Kalimantan ini. Teks terletak
ditengah antara ornamen motif Kalimantan dan garis yang menghiasi desain teks motivasi ini.
Pembuatan desain ini mulai dari manual sampai digital mengunakan software grafis.
Komposisi teks yang ditampilkan adalah horisontal dengan rata tengah. Ornamen yang dipakai
adalah motif Kalimantan dan prisma segi enam untuk menghiasi desain kaos motivasi.
Adapun hasil karya desain T-Shirt Motivasi versi 3 dari manual desain ke digital desain
ditunjukkan pada Gambar 10.
Manual desain Digital desain
Gambar 10. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 3 Dari Manual ke Digital
Berdasarkan Gambar 10 terlihat bahwa keseimbangan dalam karya tampak dari teks
yang disusun secara horisontal dan ornamen motif Kalimantan yang dilingkupi oleh prisma
segi enam. Keserasian dalam hal warna tampak terlihat dimana warna dasar dari T-Shirt adalah
hitam yang dipadukan dengan warna emas pada ornamennya dan hitam untuk teksnya sehingga
desainnya tampak jelas untuk dilihat. Orginal karya terletak pada kata-kata motivasi, desain
motif Kalimantan dan jenis font-nya di ART.
Hasil Penilaian terhadap Karya Desain T-Shirt Motivasi
Tiga karya desain T-Shirt motivasi yang dihasilkan semuanya menggunakan model
desain motif Kalimantan dimana kesenian ukirannya mirip dengan gaya desain art nouveau
yaitu sebuah aliran seni yang memiliki gaya dekoratif tumbuhan yang meliuk-liuk. Gaya desain
ini sering diaplikasikan dalam seni, furniture, arsitektur serta perabotan logam dan ilustrasi
buku serta berbagai barang cetakan. Motif Kalimantan-pun sering menggunakan bentuk dari
alam yaitu tumbuhan, satwa serta berbagai simbol kepercayaan. Motif ukirannya bisa
berbentuk pohon atau tumbuhan lain, bunga dan bentuk hewan. Namun demikian menurut hasil
wawancara dengan Ibu Amelia sebagai ahli desain disebutkan bahwa gaya art nouveau pada
ketiga desain yang dibuat kurang terasa karena nuansa dekoratifnya masih sangat minim. Oleh
karenanya menurut beliau bahwa perlu memperbanyak ornamen-ornamen agar art nouveau
lebih tampak pada ketiga karya desain tersebut. Sehubungan dengan kreasi jenis font yang
dibuat, seperti telah disebutkan dimuka bahwa jenis font yang dibuat bukanlah font standar
melainkan font hasil kreasi sendiri. Menurut ahli desain, kreasi jenis font pada ketiga karya
desain masih kurang mengarah pada gaya art nouveau karena font yang dibuat tampak solid
dan kaku sehingga gaya art nouveau kurang terlihat. Oleh karenanya menurut beliau bahwa
jenis font bisa dikaji lagi dengan memperkuat gaya art nouveau yang meliuk-liuk pada font-
nya. Namun demikian, ahli desain menilai bahwa untuk ukuran fontnya sudah memenuhi syarat
fungsional atau keterbacaan dalam arti masih bisa dibaca dengan jelas untuk jarak pandang
tertentu.
Berkaitan dengan pilihan warna font dan warna dasar T-Shirt, sudah cukup baik hanya
saja menurut ahli desain bahwa pilihan warnanya masih terlalu mainstream, berkesan umum
karena warna font dan warna dari desain motif Kalimantan tidak dibedakan sehingga terkesan
biasa atau umum. Hal ini menurut ahli desain bahwa keunikan dari art nouveau kurang
dirasakan karena warna yang kurang mewakili makna dari motif Kalimantan. Oleh karena itu,
sebaiknya warna font dan warna desain harus dibedakan agar tampak lebih jelas. Untuk desain
motif Kalimantan-nya bisa menggunakan warna asli pada motif Kalimantan yang identik
dengan warna kuning dan merah agar lebih menonjol. Sementara itu, untuk warna font tetap
menggunakan warna gold jadi bisa terlihat pembacanya. Terkait dengan tata letak desainnya,
menurut ahli desain tata letaknya sudah baik yaitu di bagian depan dari T-Shirt serta berada
pada posisi center dan model tulisan yang horizontal sehingga mudah dilihat pembaca lainnya.
Desain T-Shirt motivasi yang dibuat pada akhirnya harus memenuhi kebutuhan dan
selera pasar. Menurut ahli desain bahwa desain T-Shirt motivasi yang dibuat sudah sesuai untuk
batasan usia para mahasiswa, akan tetapi kurang memiliki daya tarik yang khas guna
mendorong minat beli. Hal ini bisa disebabkan karena pemilihan warna desain motif
Kalimantan yang disamakan dengan warna font-nya seharusnya bisa disesuaikan ciri khas
motif kalimantan.
Maksud pembuatan desain T-Shirt motivasi adalah untuk meningkatkan motivasi
belajar mahasiswa. Namun, menurut pandangan ahli desain bahwa desain T-Shirt motivasi
yang dibuat kurang memotivasi mahasiswa untuk belajar karena kata-katanya kurang
mengandung sarkasme/ ironi/ sindiran, atau bisa juga berupa kata mutiara/ nasihat/ kalimat
supportif. Kata-kata nasihat cenderung lebih halus sehingga lebih terkesan tidak menyinggung
bagi si pemakai ataupun yang membacanya. Dengan demikian maka pesan yang ingin
disampaikan lebih mudah diterima dengan baik.
Adapun kata-kata motivasi yang terdapat pada desain versi 1 adalah “Jangan Kuliah
Saja, Belajar Juga”, kata-kata motivasi yang terdapat pada desain versi 2 adalah “Kami Datang
untuk Kuliah Bukan Malas Malasan”, serta kata-kata motivasi yang terdapat pada desain versi
3 adalah “Yakin Belajar SKS? Sistim Kebut Semalam”. Pilihan kata-kata motivasi yang
digunakan dalam desain T-Shirt motivasi ini menurut ahli bahasa yang dimintai pendapatnya
menyebutkan bahwa kata-kata motivasi tersebut belum pernah ada sebelumnya. Frase-frase
motivasi yang berkembang di masyarakat memang sudah lama ada, akan tetapi untuk di dunia
pendidikan sepengetahuan ahli bahasa tersebut memang belum ada. Pilihan kata-kata motivasi
menurut ahli bahasa sudah menarik, akan tetapi belum sampai sangat menarik.
Menurut ahli bahasa bahwa pilihan kata-kata motivasi yang digunakan dalam desain T-
Shirt motivasi ini mudah dipahami maksudnya oleh para mahasiswa yang membacanya. Selain
itu, kata-katanya tidak menimbulkan ambigu. Namun demikian bisa lebih dikreatifkan lagi
dengan kata-kata motivasi yang lebih ekstriem tetapi punyai makna yang membangun
semangat belajar mahasiswa.
Pilihan kata-kata motivasi yang digunakan dalam desain T-Shirt motivasi ini mungkin
saja dapat menyinggung perasaan para mahasiswa yang membacanya. Namun menurut ahli
bahasa kata-kata yang sifatnya menyinggung bisa saja digunakan bila itu dengan maksud untuk
membangun diri untuk berubah lebih baik. Selanjutnya, dalam konteks penelitian ini
dikemukakan oleh ahli bahasa bahwa pilihan kata-kata motivasi yang digunakan dalam desain
T-Shirt motivasi ini efektif dalam merubah perilaku mahasiswa agar lebih termotivasi untuk
belajar.
Desain T-Shirt motivasi ini dibuat dengan sasaran penggunanya adalah mahasiswa
FKIP angkatan 2015. Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa lebih banyak responden
perempuan yang berpartisipasi dalam pengisian kuesioner yaitu sebanyak 54 orang (67,5%).
Sementara itu sebanyak 26 orang (32,5%) adalah responden laki-laki. Sebagian besar
responden berusia 20 tahun yaitu sebanyak 38 orang (47,5%). Mayoritas berasal dari program
studi PGSD yaitu sebanyak 64 orang (80,0%).
Setiap mahasiswa sepatutnya tekun dalam belajar yang dapat dilihat dari jumlah jam
belajar/ minggunya. Responden terbanyak mempunyai jumlah jam belajar/ minggu antara 6 -
12 jam yaitu sebanyak 30 orang (37,5%), ini artinya sebagian besar responden mempunyai
jumlah jam belajar/ minggu yang tergolong rendah. Oleh karena itu maka perlu dicari solusi,
salah satunya melalui pembuatan T-Shirt motivasi. Umumnya kaum muda suka menggunakan
T-Shirt, hal ini dibuktikan dari pendapat 59 orang (73,7%) bahwa suka menggunakan T Shirt
dalam beraktivitas sehari-hari.
Sebanyak 3 hasil karya desain T-Shirt motivasi telah dibuat. Kata-kata motivasi yang
dibuat hendaknya mampu menarik perhatian. Menurut 61 orang (76,2%) setuju bahwa kata-
kata motivasi yang terdapat pada desain T-Shirt versi 1 dan versi 2 menarik perhatian karena
kata-katanya simpel dan mudah dipahami serta menegaskan kembali maksud dan tujuan
mahasiswa kuliah di UKSW. Sebanyak 50 orang (62,5%) setuju bahwa kata-kata motivasi yang
terdapat pada desain T-Shirt versi 3 menarik perhatian karena kata-katanya tidak bertele-tele,
menyindir tapi sesuai dengan kenyataan.
5. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga karya
desain T-Shirt motivasi yang dibuat dengan menggunakan gaya desain art nouveau. Ketiga
desain tersebut meskipun kurang terasa gaya art nouveau-nya menurut ahli desain akan tetapi
mendapat penilaian yang baik dari responden mahasiswa FKIP angkatan 2015 untuk semua
unsur desain yang dinilai. Penilaian sedikit berbeda dari ahli desain dalam hal jenis font, warna
font dan warna dasar T-Shirt yang dianggap masih terlalu mainstream. Sehubungan dengan
pilihan kata-kata motivasi dikaitkan dengan motivasi belajar, menurut responden mahasiswa
FKIP angkatan 2015 dan ahli bahasa bahwa kata-kata motivasi yang tertuang dalam karya
desain T-Shirt motivasi mampu meningkatkan motivasi mahasiswa untuk rajin belajar.
Sementara itu, dari ketiga versi desain T-Shirt motivasi, paling banyak responden mahasiswa
FKIP angkatan 2015 yang menilai bahwa desain T-Shirt motivasi versi 1 “Jangan Kuliah Saja,
Belajar Juga” adalah desain yang paling mampu memotivasi mahasiswa untuk belajar.
6. Daftar Pustaka
[1] Aksiani, W., 2013, Hubungan antara Penggunaan Waktu Belajar dan Motivasi
Belajar dengan Penguasaan Kompetensi Guru di Kalangan Mahasiswa FKIP UKSW
Salatiga, Salatiga: Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW.
[2] Suhendra, Alvi and Said, Muhamad and Cholid, Idham ., 2014. BAJU ALIVI’S
(PERENCANAAN PENDIRIAN USAHA KAOS MOTIVASI ).STIE MDP.
http://eprints.mdp.ac.id/1101/1/31jurnal.pdf. Diakses tanggal 20 Agustus 2017.
[3] Wardhana, L.A.P.A dan Sulistyaningtyas, I.D., 2014. Evaluasi Komponen Pesan dan
Media Kampanye No Tiket No Game pada Suporter Klub Sepak Bola Brigata Curva
SUD PSS Sleman. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Atma Jaya.
[4] Napitu, J., 2012. Kampanye Bahaya Narkotika di Bali melalui Desain Media
Komunikasi Visual. Denpasar: Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia.
[5] Agusrida, 2017. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar Peserta Didik.
http://bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=
452:strategi-menumbuhkan-motivasi-belajar-peserta-didik&catid=41:top-headlines.
Diakses tanggal 20 Agustus 2017.
[6] Viatra, A.W., 2017. T-Shirt Indieguerillas sebagai Media Komunikasi Visual.
Besaung Jurnal Seni Desain dan Budaya Vol 2 No 1, Maret 2017.
[7] Pryana, A.P., Soehardjo, A.J., dan Prasetyadi, B., 2014. Perancangan Komunikasi
Visual T-Shirt dengan Tema Moral. Jurnal DKV Adiwarna Universitas Kristen Petra
Surabaya Vol 1 No 4.
[8] Kusrianto, A., 2009. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI
Offset.
[9] Sunaryo, A., 1993. Desain Dasar 1. Semarang: Jurusan Seni Rupa Unveritas Negeri
Semarang.
[10] Sanyoto, S.E., 2009. Nirmana, Dasar-dasar Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.
[11] Sari, N.L.D.I.D., 2013. Elemen Visual Kemasan Sebagai Strategi Komunikasi
Produk. Jurnal Komunikasi PROFETIK Vol 6 No 1, April 2013.
[12] Limanto, H., 2017. Awal Mula T-Shirt. http://wearwareclothing.com/ awal-mula-t-
shirt/. Diakses tanggal 13 Maret 2017.
[13] Pujiriyanto, 2005. Desain Grafis Komputer (Teori Desain Grafis Komputer).
Yogyakarta: ANDI Offset.
[14] Makmun, A.S., 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya Remaja.
[15] Anonim, 2017. Kaos Motivasi. http://ghirah.com/kaos-motivasi/. Diakses tanggal 10
Januari 2017.
[16] Mulyadi, 1991. Psikologi Pendidikan. Malang: IAIN Sunan Ampel.
[17] Tadjab, M.A., 1990. Ilmu Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama.
[18] Winkel, W.S., 2007. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
[19] Hanafi, M., 2016. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Facebook terhadap Motivasi
Belajar Mahasiswa FISIP Universitas Riau. JOM FISIP Vol 3, No 2 .
[20] Azwar, S., 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
[21] Supramono dan Sugiarto., 1993. Statistika. Yogyakarta: Andi Offset
[22] Umar, Husein., 2003. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.