T E S I S - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/9814/2/I,II,III,II-14-suk.FE.pdffa’ik. abg...
Transcript of T E S I S - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/9814/2/I,II,III,II-14-suk.FE.pdffa’ik. abg...
KUALITAS PELAYANAN, PEMASARAN RELASIONAL DAN
CITRA PERUSAHAAN TERHADAP LOYALITAS
PELANGGAN PADA PT. LAUTAN BERLIAN
UTAMA MOTOR BENGKULU
T E S I S
OLEH :
SUKANDI
NIM. C2B012136
UNIVERSITAS BENGKULU
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN
2014
v
MOTTO
Perbuatan-perbuatan salah adalah biasa bagi manusia, tetapi perbuatan pura-
pura itulah sebenarnya yang menimbulkan permusuhan dan pengkhianatan
(Johan Wolfgang Goethe)
Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi, jika
orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan (Sir
Francis Bacon)
Karena manusia cinta akan dirinya, tersembunyilah baginya aib dirinya; tidak
kelihatan olehnya walaupun nyata. Kecil di pandangnya walaupun bagaimana
besarnya (Jalinus At Thabib)
vi
PERSEMBAHAN
Tessisku Kupersembahkan untuk:
Orangtuaku tersayang yang telah memberikan pengorbanan yang besar dan
selalu memberikudo’a serta dengan tulus dan sabar menanti
keberhasilanku.Walaupun selama ibundaku terbaring dirumah sakit kota
padang namun sebuah do’a tetap dicurahkan kepadaku agar selamaperjalanan
tessisku bisa berjalan sesuai apa yangku harapkan dan setiap keberhasilanku
itu semua aku persembahkan untuk kedua orang tuaku yang sangat ku cintai dan
ku sayangi
Saudaraku 1. Ngah Azwar yang selalu memberi suport agar setiap apa yangku
harapkan bisa tercapai dan semoga kedepannya harapan kami sebagai adek2
ngah agar ngah bisa kembali lagi seperti dulu untuk berkumpul sama bapak dan
ibuk juga adex2mu karna tidak ada harapan yang lebih kecuali keluarga kita
bisa rukun dan damai amieennnn,,,2. ayuk ku Sudiyanti.SKm juga selalu
memberi suport kepadaku agarku tidak berhenti untuk selalu berjuang demi bisa
membahagikan kedua orangtuakami dan juga kepada adex2ku yang sangat ku
sayangi 1.Radina 2. Mukhtar hanadi. S.Psik 3. Kuntum khairatulummah
dan belajar yang rajin ya kuntum supaya nanti bisa nyusul abang kandimu dari
S1,S2 Hingga S3 heeeeeee..... amiennn.....semuanya tidak ada yang tidak
mungkin dex asal kita mau belajar,berusaha,dan berdo’a, oopppzzz
keponakanku yang sangat lucu2 dan imoet imoet,1. Abg Aziz 2. Mamas/Zaky
3.Afik 4. Nadif dan 5. fa’ik. abg aziz belajar yg lebih giat lagi ya semoga jura
1 dilokalnya tetap bisa dipertahankan mamas juga jangan nakal belajar yang
rajin supaya nanti bisa menjadi anak yang pintar dan soleh adek nadif juga
jangan nangis trus nanti sakitnya nggak sembuhsembuh, dan adex fa’ik makan
yang banyak dan harus rajin minum obat supaya adex fa’ik tidak selalu masuk
rumah sakit mudahmudahan adex fa’ik cepat sembuh dan penyakitnya tidak
ngulang lagi amiennn ya allah,,, oww eaaa buat Mylove Widiya Pratiwi thanks
atas masukannya selama perjuangan abgmu karna berkat do’a chaynx juga abg
bisa meraih gelar MM. Alias ( Magister Management) Heeee, chayanxx belajar
yang rajin ya agar nanti bisa cepat wisudanya dan bisa meraih gelar A.Md,Keb.
Amiennn,,,,
Teman-temanku se magister managemen pemasaran bg fauzan bg Edi Aan, ogik
pk dokter,lia, febzi, imelda, selamat jugaya buat teman2 yang juga berhasil
meraih magister Managemen( MM).
vii
SERVICE QUALITY, RELATIONSHIP MARKETING AND COMPANY
IMAGE TOWARD CUSTOMER LOYALTY AT
PT. LAUTAN BERLIAN UTAMA MOTOR BENGKULU
By :
Sugandi1)
Darmansyah dan Soengkono2)
ABSTRACT
This study was conducted to determine the effect of service quality,
relationship marketing and company image on customer loyalty at PT. Lautan
Berlian Utama Motor Bengkulu. Research conducted on customers of PT. Lautan
Berlian Utama Motor Bengkulu using purposive sampling is a sampling technique.
The sample size is taken as many as 100 people. Data were collected through
questionnaires and further processed using descriptive analysis and quantitative
analysis, multiple linear regression models.
The analysis indicates that service quality has a positive effect on customer
loyalty, relationship marketing has a positive effect on customer loyalty and
corporate image is also a positive effect on customer loyalty. Simultaneously
service quality, relationship marketing and corporate image has a positive effect on
customer loyalty. Companies should focus to build relationships and network
marketing are based on the value and establish long-term relationships with
customers. Researchers further object of research should extend to companies in
other parts of Indonesia to obtain a more comprehensive picture.
Keywords: Service Quality, Relational Marketing, Corporate Image, Customer
Loyalty
1) Student 2) Supervisor
viii
KUALITAS PELAYANAN DAN PEMASARAN RELASIONAL DAN
CITRA PERUSAHAAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN
PADA PT. LAUTAN BERLIAN UTAMA MOTOR BENGKULU
Oleh:
Sugandi1)
Darmansyah dan Soengkono2)
RINGKASAN
Perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang memiliki
kemampuan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan secara berkesinambungan.
Loyalitas pelanggan merupakan tujuan jangka panjang bagi perencanaan pasar
strategis. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan,
pemasaran relasional dan citra perusahaan terhadap loyalitas pelanggan pada PT.
Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu.
Penelitian dilakukan terhadap pelanggan PT. Lautan Berlian Utama Motor
Bengkulu dengan menggunakan teknik sampling yaitu purposive sampling. Ukuran
sampel yang diambil adalah sebanyak 100 orang dengan ketentuan pelanggan telah
menggunakan jasa perusahaan lebih dari 2 kali. Pengumpulan dengan menyebarkan
kuesioner terhadap responden penelitian dan selanjutnya data kuesioner tersebut
diolah menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif menggunakan
model regresi linier berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif
terhadap loyalitas pelanggan, pemasaran relasional berpengaruh positif terhadap
loyalitas pelanggan dan citra perusahaan juga berpengaruh positif terhadap loyalitas
pelanggan. Secara simultan kualitas pelayanan, pemasaran relasional dan citra
perusahaan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan.
Kualitas pelayanan merupakan ukuran seberapa baik tingkat pelayanan
yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Konsumen akan
menilai pelayanan yang diberikan. Apabila kualitas pelayanan yang dihasilkan baik,
maka konsumen akan memperoleh kepuasan atas layanan dan cenderung
melakukan pembelian ulang. Hasil penelitian di PT. Lautan Berlian Utama Motor
Bengkulu menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap
loyalitas pelanggan. Kualitas pelayanan pada PT. Lautan Berlian Utama Motor
Bengkulu tergolong baik, hal ini terlihat dari tanggap pelanggan atas layanan yang
pernah didapatkan.
Pemasaran relasional merupakan orientasi strategis dan filosofi
menjalankan bisnis yang lebih berfokus pada upaya mempertahankan dan
menumbuhkembangkan relasi dengan pelanggan saat ini dibandingkan dengan
merebut pelanggan baru. Hasil penelitian di PT. Lautan Berlian Utama Motor
Bengkulu menunjukkan bahwa pemasaran relasional berpengaruh positif terhadap
loyalitas pelanggan. Pemasaran relasional pada PT. Lautan Berlian Utama Motor
Bengkulu tergolong baik.
ix
Citra perusahaan memainkan peran yang semakin penting dalam
lingkungan kompetisi yang meningkat dan penawaran layanan identik dengan
menarik dan mempertahankan pelanggan. Hasil penelitian di PT. Lautan Berlian
Utama Motor Bengkulu menunjukkan bahwa citra perusahaan berpengaruh positif
terhadap loyalitas pelanggan. Citra perusahaan pada PT. Lautan Berlian Utama
Motor Bengkulu tergolong baik.
Perusahaan harus lebih berfokus membangun hubungan dan jaringan
pemasaran yang berdasarkan nilai serta membentuk hubungan jangka panjang
dengan pelanggan. Peneliti selanjutnya sebaiknya memperluas objek penelitian ke
perusahaan di wilayah lain di Indonesia untuk memperoleh gambaran yang lebih
menyeluruh.
Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Pemasaran Relasional, Citra Perusahaan
Loyalitas Pelanggan
1) Mahasiswa 2) Dosen Pembimbing
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT, berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Kualitas Pelayanan,
Pemasaran Relasional dan Citra Perusahaan Terhadap Loyalitas Pelanggan
pada PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu” ini dengan baik.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam
menyelesaikan tesis ini, kepada:
1. Bapak Dr. Drs. Darmansyah, M.M selaku pembimbing utama dan Bapak
Soengkono, S.E., M.Si selaku pembimbing kedua yang telah banyak
memberikan bimbingan dan petunjuk kepada Penulis dalam menyelesaikan
penulisan tesis ini.
2. Bapak Prof Lizar Alfansi, Ph.D dan Bapak Dr. Effed Darta Hadi, SE., M.B.A
selaku penguji tesis yang telah memberikan banyak masukan dan bantuan dan
penyelesaian penulisan tesis ini.
3. Bapak Dr. Drs. Syaiful Anwar AB, S.U selaku Sekretaris I dan Bidang
Akademik Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Bengkulu
yang telah memberikan banyak bantuan.
4. Bapak dan Ibu Dosen serta staf karyawan Program Pascasarjana Magister
Manajemen Universitas Bengkulu atas kemudian yang diberikan selama ini.
5. Pelanggan PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu yang telah berpartisipasi
sehingga penelitian ini selesai tepat pada waktunya.
xi
6. Pihak Manajemen PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu yang telah
memberikan izin dan bantuannya.
7. Rekan-rekan yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih dapat kekurangan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat bermanfaat untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.
Bengkulu, Juli 2014
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ......................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................ v
RINGKASAN .............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kualitas Pelayanan .................................................................... 7
2.1.1 Definisi Kualitas Pelayanan .......................................... 7
2.1.2 Perspektif Kualitas ........................................................ 7
2.1.3 Dimensi Kualitas Pelayanan .......................................... 9
2.2 Pemasaran Relasional ................................................................ 14
2.2.1 Definisi Pemasaran Relasional ...................................... 14
2.2.2 Tujuan Pemasaran Relasional ....................................... 16
2.2.3 Pendekatan Pemasaran Relasional ................................. 17
2.3 Citra Perusahaan ........................................................................ 18
2.3.1 Definisi Citra ................................................................ 18
2.3.2 Pengertian Citra Perusahaan dan Manfaatnya ................ 18
2.3.3 Jenis-jenis Citra ............................................................ 20
xiii
2.3.4 Peran Citra .................................................................... 21
2.3.5 Proses Pembentukan Citra ............................................. 22
2.4 Loyalitas Pelanggan .................................................................. 25
2.4.1 Definisi Loyalitas.......................................................... 25
2.4.2 Tahap – Tahap Loyalitas Pelanggan .............................. 26
2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan ......... 28
2.5 Penelitian Terdahulu .................................................................. 29
2.6 Kerangka Analisis ..................................................................... 31
2.7 Hipotesis Penelitian ................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ....................................................................... 35
3.2 Definisi Operasional .................................................................. 36
3.3 Metode Pengambilan Sampel .................................................... 38
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 38
3.5 Metode Data .............................................................................. 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 42
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................... 42
4.1.2 Visi dan Misi ................................................................ 43
4.1.3 Struktur Organisasi ....................................................... 44
4.1.4 Deskripsi Identitas Responden ...................................... 52
4.1.5 Tanggapan Responden terhadap Variabel Penelitian ..... 56
4.1.6 Analisis Regresi Linier Berganda .................................. 63
4.1.7 Pengujian Hipotesis ...................................................... 64
4.2 Pembahasan............................................................................... 66
4.3 Implikasi Strategis ..................................................................... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 70
5.2 Saran ......................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 72
LAMPIRAN ................................................................................................ 74
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Klasifikasi kontruk/Variabel dan Indikator Pengukuran .............. 37
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Menurut Frekuensi Berkunjung ........... 53
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ........................ 53
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir .............. 54
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Menurut Jenis Pekerjaan ...................... 55
Tabel 4.5 Tanggapan Responden terhadap Variabel Kualitas Pelayanan ..... 56
Tabel 4.6 Tanggapan Responden terhadap Variabel Pemasaran Relasional . 59
Tabel 4.7 Tanggapan Responden terhadap Variabel Citra Perusahaan ........ 60
Tabel 4.8 Tanggapan Responden terhadap Variabel Loyalitas Pelanggan ... 62
Tabel 4.9 Model Regresi Linier Berganda .................................................. 63
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model pembentukan Citra ...................................................... 23
Gambar 2.2 Kerangka Analisis .................................................................. 31
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Lautan Berlian Utama Motor
Bengkulu ............................................................................... 45
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ............................................................ 75
Lampiran 2. Tabulasi Data Kualitas Pelayanan ........................................ 81
Lampiran 3. Tabulasi Data Pemasaran Relasional .................................... 84
Lampiran 4. Tabulasi Data Citra Perusahaan ............................................ 87
Lampiran 5. Tabulasi Data Loyalitas Pelanggan ...................................... 90
Lampiran 6. Karakteristik Responden ...................................................... 93
Lampiran 7. Distribusi Frekuensi Kualitas Pelayanan .............................. 94
Lampiran 8. Distribusi Frekuensi Pemasaran Relasional .......................... 97
Lampiran 9. Distribusi Frekuensi Citra Perusahaan .................................. 99
Lampiran 10. Distribusi Frekuensi Loyalitas Pelanggan ............................. 101
Lampiran 11. Analisis Regresi Linier Berganda ......................................... 102
Lampiran 12. Surat Keterangan Penelitian ................................................. 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang memiliki
kemampuan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan secara
berkesinambungan. Loyalitas pelanggan merupakan tujuan jangka panjang bagi
perencanaan pasar strategis. Imbalan dari loyalitas bersifat jangka panjang dan
kumulatif. Pelanggan yang loyal akan melakukan pembelian ulang terhadap
produk/jasa perusahaan dan merekomendasikan hal-hal positif tentang
perusahaan kepada pelanggan lainnya. Menurut Hasan (2008:83) loyalitas
pelanggan merupakan pelanggan yang tidak hanya membeli ulang suatu barang
dan jasa, tetapi juga mempunyai komitmen dan sikap yang positif terhadap
perusahaan jasa.
Loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan perilaku dari pada
dengan sikap. Bila seseorang merupakan pelanggan yang loyal, ia
menunjukkan perilaku pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian
nonrandom yang diungkapkan dari waktu ke waktu oleh beberapa unit
pengambilan keputusan. Seorang pelanggan yang loyal memiliki prasangka
spesifik mengenai apa yang akan dibeli dan dari siapa, artinya citra perusahaan
akan mempengaruhi keputusan pembelian. Selain itu, loyalitas menunjukkan
kondisi dari durasi waktu tertentu dan mensyaratakan bahwa tindakan
pembelian terjadi tidak kurang dari dua kali. Terakhir, unit pengambilan
2
keputusan menunjukkan bahwa keputusan untuk membeli mungkin dilakukan
oleh lebih dari satu orang.
Pelanggan memiliki berbagai keinginan dan kebutuhan yang harus
dapat dipenuhi oleh perusahaan, salah satunya adalah dengan kualitas
pelayanan yang diberikan. Menurut Tjiptono (2008) kualitas pelayanan adalah
ukuran seberapa baik tingkat pelayanan yang diberikan mampu sesuai dengan
ekspektasi pelanggan. Konsumen akan menilai pelayanan yang diberikan.
Apabila kualitas pelayanan yang dihasilkan baik, maka konsumen akan
memperoleh kepuasan atas layanan dan cenderung melakukan pembelian
ulang. Perusahaan yang tidak memperhatikan kualitas pelayanan dari layanan
yang ditawarkan akan mengakibatkan risiko tidak loyalnya pelanggan (Hasan,
2008).
Konsep pemasaran pada saat sekarang ini bergerak ke fokus
membangun hubungan dan jaringan pemasaran yang berdasarkan nilai.
Penerapan strategi pemasaran relasional berfokus pada mempertahankan
pelanggan yang ada dan membentuk hubungan jangka panjang dengan
pelanggan tersebut. Pemasaran relasional (relationship marketing) merupakan
orientasi strategis atau filosofi menjalankan bisnis yang lebih berfokus pada
upaya mempertahankan dan menumbuhkembangkan relasi dengan pelanggan
saat ini dibandingkan merebut pelanggan baru (Tjiptono, 2005). Strategi
pemasaran relasional dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu financial
benefit, social benefit, dan structural ties. Ketiga pendekatan ini dilakukan
3
untuk menjalin hubungan jangka panjang dan menciptakan loyalitas
pelanggan.
Loyalitas yang merupakan bukti pelanggan memiliki kekuatan dan citra
positif atas perusahaan yang pada akhirnya dapat menunjukkan tingkat
kesetiaan dari para pelanggan terhadap suatu barang atau jasa merek tertentu.
Menurut Kadampully dan Hsin (2007) variabel lain yang berpotensi
mempengaruhi tingkat loyalitas pelanggan adalah citra perusahaan (corporate
image) yaitu suatu gambaran psikologis yang terbentuk dalam pikiran
konsumen yang dihasilkan dari banyak rangsang yang berbeda-beda terhadap
setiap inderanya. Pelanggan akan melakukan penilaian terhadap atribut jasa
layanan dengan cara melihat, mendengar dan merasakan, kemudian hasil dari
kegiatan tersebut akan dibandingkan dengan informasi yang telah diperoleh
sebelumnya dari pelanggan yang lain untuk kemudian dijadikan dasar dalam
melakukan evaluasi terhadap perusahaan tersebut.
PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu merupakan dealer resmi
kendaraan Mitsubhisi yang memiliki jaringan pelayanan penjualan, perawatan,
perbaikan dan penyedia suku cadang asli mobil Mitshubisi berupaya terus
berkembang dengan memberikan pelayanan yang memudahkan bagi pembeli
seperti menyediakan sarana pelayanan penjualan tunai dan kredit, melayani
permintaan bentuk (kelengkapan mobil mobil/akesoris). Sedangkan pelayanan
purna jual bagi pengguna mobil Mitshubisi, selalu mencoba menjadi yang
terdepan dalam pelayanan dengan produk-produk pelayanan yang inovatif
4
seperti Home Service, servis berkala yang dilakukan dalam waktu 1 jam dan
body repair secara profesional dengan teknologi yang canggih.
Keberadaan PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu tidak dapat
dipisahkan dengan Mitshubisi, dimana pelayanan jasa PT. Lautan Berlian
Utama Motor Bengkulu merupakan bengkel resmi dealer mobil Mitshubisi
yang mana akan menjadi suatu jaminan kualitas pelayanan mobil Mishubisi.
Agar kendaraan merek mobil Mitshubisi tetap diminati pelanggan, maka PT.
Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu dituntut untuk terus-menerus
meningkatkan citra positif dibenak pelanggan dan memberikan pelayanan
secara baik dan sempurna.
Dalam menempatkan pelanggan pada tengah pusaran aktivitas bisnis,
diharapkan perusahaan selalu memperhatikan dan mengutamakan pelanggan
dalam segala aktivitas maupun program yang dilakukan. Sehingga pelanggan
menjadi pihak yang selalu di dahulukan, dengan harapan akan merasa puas,
nyaman, dan akhirnya menjadi loyal kepada perusahaan. Kualitas pelayanan,
relasional yang baik dapat menciptakan sebuah kepuasan dan akhirnya
pelanggan akan menunjukkan keloyalitasannya sehingga dapat menciptakan
image yang positif tentang perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
yang berjudul “Kualitas Pelayanan, Pemasaran Relasional dan Citra
Perusahaan terhadap Loyalitas Pelanggan pada PT. Lautan Berlian
Utama Motor Bengkulu”.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan pada penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
a. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada
PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu?
b. Apakah pemasaran relasional berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan
pada PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu?
c. Apakah citra perusahaan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada
PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu?
d. Apakah kualitas pelayanan, pemasaran relasional dan citra perusahaan
berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Lautan Berlian Utama
Motor Bengkulu?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitian adalah sebagai berikut.
a. Menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan
pada PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu.
b. Menganalisis pengaruh pemasaran relasional terhadap loyalitas pelanggan
pada PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu.
c. Menganalisis pengaruh citra perusahaan terhadap loyalitas pelanggan pada
PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu.
6
e. Menganalisis pengaruh kualitas pelayanan, pemasaran relasional dan citra
perusahaan terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Lautan Berlian Utama
Motor Bengkulu
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memiliki manfaat, antara lain adalah:
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoritis bagi
pengembangan wawasan dalam bidang manajemen pemasaran dan
manajemen strategi, khususnya dalam mempertahankan dan meningkatkan
terhadap loyalitas pelanggan.
b. Hasil penelitian ini dapat menambah referensi bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya mengenai pengaruh kepuasan pelanggan, retensi
pelanggan dan citra perusahaan terhadap loyalitas pelanggan.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan, referensi atau pembanding dengan metode statistik yang
sejenis.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kualitas Pelayanan (Service Quality)
2.1.1 Definisi Kualitas Pelayanan
Pengertian kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk
mengimbangi harapan pelanggan. Tjiptono (2005) mendefinisikan kualitas
pelayanan sebagai “tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian
atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan”.
Parasuraman et al., (1988) mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai
“refleksi persepsi evaluatif konsumen terhadap pelayanan yang diterima pada
suatu waktu tertentu”.
Berdasarkan dua definisi kualitas pelayanan di atas dapat diketahui
bahwa terhadap dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan,
yaitu pelayanan yang diharapkan (expected service) konsumen dan pelayanan
yang diterima atau dirasakan (perceived service) oleh konsumen atau hasil
yang dirasakan.
2.1.2 Perspektif Kualitas
Perspektif kualitas adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk
mewujudkan kualitas suatu jasa/produk. Ada lima alternatif perspektif kualitas
yang biasa digunakan, yaitu (Tjiptono, 2005) :
8
a. Transcendental Approach
Kualitas dalam pendekatan ini dipandang sebagai innate excellence, dimana
kualitas dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefenisikan. Sudut
pandang seperti ini biasanya diterapkan dalam dunia seni. Tetapi perusahaan
juga dapat mempromosikan produknya melalui pernyataan-pernyataan
maupun pesan-pesan komunikasi.
b. Product Based Approach
Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik atau
atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan dalam
kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut
yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif maka tidak dapat
menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi individual.
c. User Based Approach
Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada
orang yang memandangnya, sehingga produk yang paling memuaskan
preferensi seseorang merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.
Perspektif ini menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki
kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi
seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum yang dirasakannya.
d. Manufacturing Based Approach
Perspektif ini mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian atau sama
dengan persyaratan. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian
spesifikasi yang dikembangkan secara internal, dan seringkali didorong
oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Yang
9
menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan,
bukan konsumen yang menggunakannya.
e. Value Based Approach
Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas
dalam perspektif ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki
kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan
tetapi yang paling bernilai adalah barang atau jasa yang paling tepat
dibeli.
2.1.3 Dimensi Kualitas Pelayanan
Dimensi kualitas pelayanan dapat dipergunakan untuk mengukur
kualitas pelayanan suatu perusahaan. Mengukur kualitas pelayanan menurut
berarti mengevaluasi atau membandingkan kinerja suatu jasa dengan
seperangkat standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu (Tjiptono, 2005).
Untuk model pengukuran, Parasuraman et al., (1988) telah membuat sebuah
skala multi item yang diberi nama SERVQUAL. Skala SERVQUAL pertama
kali dipublikasikan pada tahun 1988, dan terdiri dari dua puluh dua item
pertanyaan, yang didistribusikan menyeluruh pada lima dimensi kualitas
pelayanan.
Dalam salah satu studi mengenai SERVQUAL oleh Parasuraman et
al., (1988) disimpulkan bahwa terdapat lima dimensi SERVQUAL sebagai
berikut :
a. Wujud (Tangibles), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan
10
kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat
diandalkan dan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata
dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi
fasilitas fisik, perlengkapan, personil dan sarana komunikasi. Hal ini
berkaitan dengan fasilitas fisik, penampilan karyawan, peralatan dan
teknologi yang diberikan dalam memberikan layanan. Fasilitas fisik
seperti gedung, ruang tempat pelayanan, kebersihan, ruang tunggu, AC,
tempat parkir merupakan salah satu segi dalam kualitas jasa karena akan
memberikan sumbangan bagi pelanggan yang memerlukan layanan dari
perusahaan. Penampilan yang baik dari karyawan akan memberikan
rasa dihargai bagi pelanggan yang dilayani, sedangkan dalam peralatan
dan teknologi yang digunakan dalam memberikan layanan akan
memberikan kontribusi pada kecepatan dan ketepatan layanan.
b. Kehandalan (Reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan
pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja
harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti harus tepat waktu,
pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap
yang simpatik, dan dengan akurasi tinggi.
c. Ketanggapan (Responsiveness), yaitu suatu kebijakan untuk membantu
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan
penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu
menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.
11
d. Jaminan (Assurance), yaitu kemampuan, kesopanan, dan kemampuan
para karyawan perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para
pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen
antara lain komunikasi (communication), kredibilitas (credibility),
keamanan (security), kompetensi (competence), dan sopan santun
(courtesy). Berkaitan dengan kemampuan para karyawan dalam
menanamkan kepercayaan kepada pelanggan, adanya perasaan aman
bagi pelanggan dalam melakukan transaksi, pengetahuan dan sopan
santun karyawan dalam memberikan layanan kepada pelanggan.
Pengetahuan, kesopanan dan kemampuan karyawan akan menimbulkan
kepercayaan dan keyakinan terhadap perusahaan.
e. Empati (Empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan konsumen. Hal ini berhubungan
perhatian dan kepedulian karyawan kepada pelanggan, kemudahan
mendapatkan layanan, kepedulian karyawan terhadap masalah yang
dihadapinya. Semua pelanggan berhak memperoleh kemudahan
pelayanan yang sama tanpa didasari apakah mempunyai hubungan
khusus kepada karyawan atau tidak.
Tjiptono (2007) mengidentifikasi sepuluh dimensi pokok kualitas
pelayanan kepada pelanggan :
a. Reliability, meliputi dua aspek utama yaitu konsistensi kinerja
(performance) dan sifat dapat dipercaya (dependability). Hal ini berarti
12
perusahaan mampu menyampaikan jasanya secara benar sejak awal
(right the first time), memenuhi janjinya secara akurat dan andal.
b. Responsiveness, perlunya suatu kemampuan seorang pelayan jasa untuk
dapat membaca jalan pikiran pelanggan dalam mengharapkan produk
yang mereka inginkan, sehingga pelanggan merasakan suatu perhatian
yang serius dari pihak perusahaan akan harapan yang mereka butuhkan,
dalam arti perusahaan dengan cepat mengambil inisiatif akan
permasalahan yang dihadapi pelanggan.
c. Competence, adanya suatu keterampilan yang dimilik dan dibutuhkan
agar dalam memberikan jasa kepada pihak pelanggan dapat
dilaksanakan dengan optimal. Disini pengetahuan karyawan akan
bentuk jasa yang akan mereka berikan kepada pelanggan dapat
ditawarkan pada kondisi dan situasi yang sesuai, seperti melakukan
pendekatan kepada para pelanggan yang ingin membeli produk yang
dijual.
d. Access, melibatkan pendekatan pada setiap kontak yang terjadi antara
perusahaan dengan pihak pelanggan. Dalam hal ini ada suatu hubungan
yang sering dilakukan pihak perusahaan dengan pelanggan dalam
memberikan informasi pada produk yang mereka tawarkan, dengan
harapan pelanggan dapat mengetahuinya dengan jelas.
e. Courtesy, dalam kegiatan ini adanya suatu nilai moral yang dimiliki oleh
karyawan yang memberikan pelayanan kepada pelanggan yang
tercermin dari pribadi karyawan seperti kesopanan, respon yang cepat
13
dalam menawarkan suatu produk kepada pelanggan, serta melakukan
pertimbangan dalam mengambil inisiatif yang terbaik dalam
menghadapi suatu pelayanan dan juga mengadakan kontak di antara
para karyawan yang melakukan pelayanan.
f. Communication, secara terus menerus memberikan informasi kepada
pelanggan dalam bahasa dan penggunaan kata yang jelas sehingga para
pelanggan dapat dengan mudah mengerti serta di samping itu
perusahaan hendaknya dapat secara cepat dan tanggap dalam menyikapi
keluhan dan komplain yang dilakukan oleh pelanggan.
g. Credibility, perlunya suatu kepercayaan yang diberikan kepada
pelanggan, serta kejujuran. Dalam pelaksanaan ini, dimana adanya suatu
usaha yang maksimal dari sebuah perusahaan untuk berusaha
menanamkan kepercayaan, sehingga perhatian yang tertuju kepada
tujuan tersebut akan dapat memberikan suatu kredibilitas yang baik bagi
perusahaan pada masa yang akan datang. Dalam masalah kredibilitas
sangat berpengaruh pada nama perusahaan, reputasi perusahaan,
karakteristik personal dalam melakukan kontak secara personal, adanya
tingkat kesulitan yang dihadapi dalam menjual yang tentunya akan
melibatkan tingkat interaksi yang positif dengan pelanggan.
h. Security, adalah suatu kepercayaan yang tinggi dari pelanggan akan
produk yang mereka beli, dengan demikian pelanggan merasa terbebas
dari rasa ragu dan bimbang akan mutu dari produk yang mereka terima,
14
tentunya pelayanan yang diberikan dapat memberikan suatu
kepercayaan yang maksimal kepada pelanggan.
i. Understanding/knowing the customer, membantu suatu ilustrasi yang
objektif dengan membentuk suatu usaha dalam tindak lanjut berupa
perbuatan sehingga dapat memberikan pengertian kepada pelanggan
akan produk yang mereka butuhkan.
j. Tangible, adanya pembuktian yang nyata dari tim penjualan akan bentuk
fisik dari pelayanan yang mereka berikan, sehingga pembuktian tersebut
akan dapat membentuk suatu opini bagi pelanggan ke arah positif.
Tentunya perusahaan akan mengalami suatu tingkat kepercayaan tinggi
pada masa mendatang.
2.2 Pemasaran Relasional (Relationship Marketing)
2.2.1 Pengertian Pemasaran Relasional
Munculnya pemikiran ke arah pemasaran relasional adalah suatu
upaya terintegrasi untuk mengidentifikasi, mempertahankan dan membangun
jaringan kerja (network) dengan konsumen individu. Jaringan tersebut terus
diperkuat agar memberikan manfaat bagi kedua belah pihak melalui kontak
interaktif, bersifat individual dan memberikan nilai tambah untuk jangka
panjang. Menurut Syafruddin (2006) bahwa relationship marketing dapat
didefinisikan sebagai pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan
menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang
saling menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan.
15
Menurut Tjiptono (2005) relationship marketing adalah upaya
mengembangkan, mempertahankan, meningkatkan, relasi pelanggan dalam
rangka mewujudkan semua pihak yang terlibat. Sedangkan Kotler dan
Armstrong (2005) mendefinisikan pemasaran relasional merupakan proses
menciptakan, mempertahankan, dan meningkatkan hubungan yang kuat
dengan pelanggan dan pemegang saham yang lain. Pemasaran relasional
membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan
pihak-pihak kunci, untuk mempertahankan dan mempertahankan bisnis
mereka.
Dari berbagai definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa pemasaran
relasional adalah:
a. Mencari nilai-nilai baru untuk pelanggan dan kemudian produser dan
konsumen berbagi nilai yang diciptakan itu
b. Mengakui peran utama dari pelanggan individual tidak hanya sebagai
pembeli, tetapi juga mendefinisikan nilai yang mereka inginkan. Di sini
nilai diciptakan bersama dengan pelanggan.
c. Perusahaan perlu mendesain dan memperbaiki proses bisnis, komunikasi,
teknologi dan sumber daya manusia dalam mendukung nilai yang
diinginkan pelanggan individual. sebagai konsekuensi dari strategi bisnis
dan berfokus pada pelanggan.
d. Adalah usaha kerjasama yang terus menerus antara pembeli dan penjual.
16
e. Membangun chain of relationship dalam organisasi untuk menciptakan
nilai pelanggan yang diinginkan, dan antara organisasi dengan para
stakeholder utamanya.
Pada hakikatnya relationship marketing mencerminkan perubahan
paradigma dalam pemasaran, yaitu dari yang semula difokuskan pada
transaksi/akuisisi pelanggan, menjadi relasi/retensi pelanggan. Relationship
marketing merupakan orientasi strategis dan filosofi menjalankan bisnis yang
lebih berfokus pada upaya mempertahankan dan menumbuhkembangkan
relasi dengan pelanggan saat ini dibandingkan dengan merebut pelanggan
baru.
2.2.2 Tujuan Pemasaran Relasional
Syafruddin (2006) menyatakan bahwa tujuan utama pemasaran
relasional sebenarnya adalah untuk menemukan lifetime value (LTV) dari
pelanggan. Setelah LTV didapat, tujuan selanjutnya adalah bagaimana agar
LTV masing-masing kelompok pelanggan dapat terus diperbesar dari tahun
ke tahun. Setelah itu, tujuan ketiga adalah bagaimana menggunakan profit
yang didapat dari dua tujuan pertama tadi untuk mendapatkan pelanggan baru
dengan biaya yang relatif murah. Dengan demikian tujuan jangka panjangnya
adalah menghasilkan keuntungan terus menerus dari dua kelompok
pelanggan: pelanggan sekarang dan pelanggan baru.
Tjiptono (2005) menyatakan bahwa tujuan utama dari pemasaran
relasional adalah untuk membangun dan mempertahankan pelanggan yang
komit yang menguntungkan bagi perusahaan dan pada waktu yang sama
17
meminimumkan waktu dan usaha yang dikeluarkan untuk pelanggan yang
kurang menguntungkan.
2.2.3 Pendekatan Pemasaran Relasional
Menurut Kotler dan Armstrong (2005) dalam membentuk ikatan yang
lebih kuat dengan pelanggan, relationship marketing dapat dilakukan melalui
3 (tiga) pendekatan yaitu:
a. Manfaat keuangan (financial benefit) adalah pendekatan dengan
membangun nilai bagi pelanggan terutama mengandalkan manfaat
keuangan dan penghematan biaya dengan cara pemberian diskon khusus
dan promo.
b. Manfaat sosial (social benefit) adalah pendekatan dengan menambahkan
manfaat sosial dan berusaha meningkatkan ikatan sosial dengan cara
meneliti kebutuhan dan keinginan pelanggan dan memberikan pelayanan
lebih pribadi.
c. Ikatan struktural (structural ties) adalah membangun hubungan yang
lebih kuat dengan pelanggan, dengan cara memberikan penghargaan dan
pengertian kepada pelanggan. Perusahaan akan selalu membantu
pelanggan untuk memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang
dibutuhkan pelanggan.
18
2.3 Citra Perusahaan
2.3.1 Definisi Citra
Citra sebagai suatu gambaran tentang mental; ide yang dihasilkan
oleh imaginasi atau kepribadian yang ditunjukkan kepada publik oleh
seseorang, organisasi, dan sebagainya (Oliver, 2007). Pengertian lain, citra
adalah perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, organisasi, atau
lembaga; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau
organisasi (Sutojo, 2004). Jadi dapat disimpulkan citra adalah gambaran diri
baik personal, organisasi maupun perusahaan yang sengaja dibentuk untuk
menunjukkan kepribadian atau ciri khas.
2.3.2 Pengertian Citra Perusahaan dan Manfaatnya
Citra adalah bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan,
seseorang, suatu komite atau suatu aktivitas. Tugas perusahaan dalam
membentuk citranya adalah dengan mengidentifikasi citra seperti apa yang
ingin dibentuk di mata publik atau masyarakatnya. Menurut Sutojo (2004)
citra perusahaan dianggap sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri
perusahaan atau organisasi, manfaat citra perusahaan yang baik dan kuat
yakni :
a. Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap. Perusahaan
berusaha memenangkan persaingan pasar dengan menyusun stategi
pemasaran taktis.
19
b. Menjadi perisai selama krisis. Sebagian besar masyarakat dapat
memahami atau memaafkan kesalahan yang dibuat perusahaan dengan
citra baik, yang menyebabkan mereka mengalami krisis.
c. Menjadi daya tarik eksekutif handal, yang mana eksekutif handal adalah
aset perusahaan.
d. Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran
e. Menghemat biaya operasional karena citranya yang baik.
Cara untuk mempopulerkan citra agar sesuai dengan apa yang
dikehendaki perusahaan, dapat dilakukan dengan bertahap (Sutojo, 2004):
a. Membentuk persepsi segmen sasaran. Citra yang ingin dibentuk harus
mencerminkan jati diri perusahaan yang sebenarnya, tidak lebih dan tidak
kurang.
b. Memelihara persepsi. Upaya mempertahankan citra dengan
mempertahankan pelaksanaan program periklanan dan PR sesuai dengan
rencana perusahaan.
c. Mengubah persepsi segmen pasaran yang kurang menguntungkan.
Perusahaan yang dikelola secara profesional akan berusaha keras
mengubah persepsi segmen sasaran yang tidak menguntungkan, dengan
bebenah diri dari dalam.
Menurut Sutojo (2004) ada tiga jenis citra yang dapat ditonjolkan
perusahaan :
a. Citra eksklusif, yaitu citra yang dapat ditonjolkan pada perusahaan-
perusahaan besar. Yang dimaksud eksklusif adalah kemampuan
20
menyajikan berbagai macam manfaat terbaik kepada pelanggan dan
pelanggan.
b. Citra inovatif, yaitu citra yang menonjol karena perusahaan tersebut
pandai menyajikan produk baru yang model dan desainnya tidak sama
dengan produk sejenis yang beredar di pasaran.
c. Citra murah meriah, yaitu citra yang ditonjolkan oleh perusahaan yang
mampu menyajikan produk dengan mutu yang baik, tapi harganya murah.
2.3.3 Jenis-jenis Citra
Citra dapat dibagi menjadi empat jenis menurut Frank Jefkins
(Soemirat dan Ardianto, 2007) jenis-jenis citra sebagai berikut:
a. The mirror image (cerminan citra), yaitu bagaimana dugaan (citra)
manajemen terhadap publik eksternal dalam melihat perusahaannya.
b. The current image (citra masih hangat), yaitu citra yang terdapat pada
publik eksternal, yang berdasarkan pengalaman atau menyangkut
miskinnya informasi dan pemahaman publik eksternal. Citra ini bisa saja
bertentangan dengan mirror image.
c. The wish image (citra yang diinginkan), manajemen menginginkan
pencapaian prestasi tertentu. Citra ini diaplikasikan untuk sesuatu yang
baru sebelum publik eksternal memperoleh informasi yang lengkap.
d. The multiple image (citra yang berlapis), yaitu sejumlah individu kantor
cabang atau perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra yang
21
belum tentu sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi atau
perusahaan.
e. The multiple image (citra majemuk), yaitu banyaknya jumlah pegawai
(individu), cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau
organisasi dapat memunculkan siati citra yang belum tentu sama dengan
citra organisasi atau perusahaan secara kesuluruhan. Variasi citra tersebut
harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan harus ditegakkan
secara keseluruhan. Dapat disimpulkan bahwa jenis citra dapat dilihat dari
internal dan ekternal perusahaan atau organisasi
2.3.4 Peran Citra
Organisasi atau perusahaan pasti memiliki nilai-nilai atau
karakteristik unik yang ingin dijaga. Hal ini sering dikenal dengan citra
perusahaan. Keberadaan citra perusahaan bersumber dari pengalaman atau
upaya komunikasi sehingga penilaian maupun pengembangannya terjadi
pada salah satu atau kedua hal tersebut. Upaya perusahaan sebagai sumber
informasi dan terbentuknya citra perusahaan memerlukan dorongan yang
kuat. Informan yang lengkap dimaksudkan sebagai informasi yang dapat
menjawab kebutuhan dan keinginan obyek sasaran. Rhenald Kasali
mengemukakan pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang tidak
lengkap menghasilkan citra yang tidak sempurna (Soemirat dan Ardianto,
2007:117).
22
Menurut Harrison (2004:71) informasi yang lengkap mengenai citra
perusahaan meliputi empat elemen sebagai berikut :
a. Personality (Kepribadian)
Keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran
seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai
tanggung jawab sosial.
b. Reputation (Reputasi)
Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran
berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja
keamanan transaksi seluruh bank.
c. Value (Nilai)
Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya
perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan,
karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan maupun keluhan
pelanggan.
d. Corporate Identity (Identitas Perusahaan)
Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran
terhadap perusahaan seperti logo, warna, dan slogan.
2.3.5 Proses Pembentukan Citra
Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan
pengetahuan dan pengertian tentang fakta-fakta atau kenyataan (Soemirat dan
Ardianto, 2007). Untuk mengetahui nilai citra perlu menelaah persepsi dan
23
sikap seseorang terhadap citra organisasi tersebut. Semua sikap bersumber
pada organisasi kognitif, pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki.
Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang
diterima seseorang. Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif sebagai
berikut :
Pengalaman Mengenai Stimulus
Stimulus Respon
Rangsangan Perilaku
Gambar 2.1. Model pembentukan Citra
Sumber: Soemirat dan Ardianto (2007)
a. Stimulus: rangsangan (kesan lembaga yang diterima dari luar untuk
membentuk persepsi. Sensasi adalah fungsi alat indra dalam menerima
informasi dari langganan.
b. Persepsi: hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang langsung
dikaitkan dengan suatu pemahaman, pembentukan makna pada stimulus
indrawi.
c. Kognisi: aspek pengetahuan yang berhubungan dengan kepercayaan, ide
dan konsep.
d. Motivasi: kecenderungan yang menetap untuk mencapai tujuan tujuan
tertentu, dan sedapat mungkin menjadi kondisi kepuasan maksimal bagi
individu setiap saat.
Kognisi
Persepsi Sikap
Motivasi
24
e. Sikap: hasil evaluasi negatif atau positif terhadap konsekuensinya
penggunaan suatu objek.
f. Tindakan: akibat atau respons individu sebagai organism terhadap
rangsangan-rangsangan yang berasal dari dalam dirinya maupun
lingkungan.
g. Respons: tindakan-tindakan seseorang sebagai reaksi terhadap
rangsangan atau stimulus.
Pada saat stimulus (rangsangan) diberikan, maka masyarakat akan
lanjut ke tahap selanjutnya yakni melakukan persepsi dimana persepsi ini
memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya
mengenai objek. Selanjutnya akan dilakukan kognisi, dimana ia mengerti
akan rangsangan yang diberikan. Setelah itu muncul dorongan untuk
melakukan suatu kegiatan tertentu atau biasa disebut dengan motif atau
motivasi. Terakhir muncul sikap, yang merupakan kecenderungan bertindak,
berpersepsi, berpikir dan terdapat perasaan mendalam menghadapi objek, ide,
situasi, dan nilai.
2.4 Loyalitas Pelanggan
2.4.1 Definisi Loyalitas
Loyalitas adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli
ulang atau berlangganan sebuah produk, ataupun jasa yang sangat disukai,
dipercaya, dan memiliki citra baik dengan konsisten di masa yang akan
25
datang meskipun pengaruh situasi dan upaya pemasaran berpeluang untuk
membuat perilaku berganti merek lain (Tjiptono, 2007).
Menurut Mowen dan Minor (2002), definisi dari loyalitas
pelanggan:“Customer loyalty is defined as a degree to which a customer
holds a positive attitude to word a product, has a commitment to it, and
intends to continue purchasing it in future. Customer loyalty is directly
influenced by satisfaction or dissatisfaction with the product that has
accumulated over time as well as perception of the products quality.”
Artinya komitmen untuk loyal ditentukan dengan sejauh mana pelanggan
menunjukkan sikap positif terhadap produk atau jasa tersebut. Komitmen
tersebut terbentuk dari kepuasan-kepuasan yang diakumulasi dalam jangka
waktu tertentu sebagai persepsi kualitas produk. Komitmen tidak terbentuk
dalam sekejap namun membutuhkan waktu. Kepuasan-kepuasan yang
diakumulasi dari waktu ke waktu akan menghasilkan kepuasan yang lebih
mendalam sehingga terbentuk sikap positif terhadap produk atau jasa yang
menentukan komitmen pelanggan untuk setia.
Berdasarkan dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pelanggan
adalah bagian terpenting dari perkembangan suatu perusahaan. Tanpa adanya
pelanggan, perkembangan dari perusahaan tersebut menjadi susah dan tidak
dapat menjalankan kegiatan perusahaan karena pelanggan adalah seseorang
yang secara terus menerus datang ke suatu tempat yang sama untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhannya dengan memiliki produk dari
perusahaan tersebut.
26
2.4.2 Tahap–Tahap Loyalitas Pelanggan
Menurut Griffin (2005) menyatakan bahwa untuk menjadi pelanggan
yang loyal, pelanggan harus melewati berbagai tahap dalam jangka waktu
tertentu. Setiap tahap memiliki kebutuhan khusus yang perlu diperhatikan
agar dapat bertumbuh ke tahap berikutnya. Tahap–tahap tersebut antara lain:
a. Suspect. Orang orang yang berkemungkinan untuk menggunakan produk
yang ditawarkan. Perusahaan percaya bahwa mereka akan memberi
namun belum cukup yakin sehingga orang-orang ini ditetapkan sebagai
suspect (tersangka).
b. Prospek. Orang yang membutuhkan produk yang ditawarkan dan
memiliki daya beli. Biasanya, di tahap ini pelanggan mendengarkan
rekomendasi dari orang lain.
c. Prospek diskualifikasi. Prospek yang telah dipelajari oleh organisasi dan
ditemukan bahwa pelanggan tersebut tidak membutuhkan atau tidak
memiliki daya beli.
d. Pelanggan pertama kali. Orang-orang yang telah membeli produk yang
ditawarkan satu kali, dan kemungkinan merupakan pelanggan dari
pesaing
e. Pelanggan berulang. Orang-orang yang telah membeli produk lebih dari
dua kali.
27
f. Klien. Pelanggan yang membeli apa saja yang ditawarkan oleh
perusahaan tertentu. Hubungan pelanggan dan perusahaan sangat kuat.
Pelanggan kebal terhadap usaha pesaing untuk menarik mereka
g. Penganjur. Klien yang membeli apa saja yang ditawarkan oleh
perusahaan tertentu secara teratur dan mendorong (merekomendasikan)
orang lain untuk membeli produk dari perusahaan tersebut.
Selain tahap-tahap loyalitas pelanggan, Griffin (2005) menyebutkan
ciri-ciri pelanggan yang loyal, diantaranya:
a. Melakukan pembelian berulang secara teratur
b. Membeli produk yang lain dari perusahaan tersebut
c. Merekomendasikan kepada orang lain
d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing
Dengan adanya tahap-tahap loyalitas pelanggan serta ciri-ciri yang
telah dijelaskan, maka pelanggan yang loyal pun dapat dilihat dari segi
perilaku mereka sendiri sebagai pelanggan.
2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan,
diantaranya (Tjiptono, 2007):
a. Besarnya biaya untuk berpindah dari satu ke yang lain
28
b. Adanya persamaan dalam mutu, kualitas, atau pelayanan dari barang
tersebut
c. Risiko perubahan biaya akibat barang pengganti
d. Berubahnya tingkat kepuasan yang didapat dari merek baru dibanding
dengan pengalaman terhadap merek sebelumnya yang pernah dipakai.
Jika para pelanggan tidak beralih, adapun langkah-langkah yang
digunakan untuk dapat mempertahankan loyalitas pelanggan, antara lain
(Kotler; 2009):
a. Perusahaan harus memperhatikan perubahan tingkat pelanggan
b. Perusahaan harus membedakan sebab-sebab dari berkurangnya
pelanggan dan mengidentifikasi hal-hal yang dapat dikelola dengan lebih
baik. Perusahaan perlu memeriksa persentase pelanggan yang beralih
karena berbagai alasan
c. Perusahaan harus memperkirakan laba yang hilang ketika kehilangan
pelanggan.
d. Perusahaan harus memperhitungkan berapa biaya untuk mengurangi
tingkat peralihan pelanggan-pelanggannya.
Jika langkah-langkah untuk mempertahankan loyalitas telah
dijalankan, tentu perusahaan tersebut telah mendapatkan banyak pelanggan
dan pelanggan sehingga kita harus menjaga pelanggan tersebut untuk tidak
beralih ke tempat lain.
Adapun langkah untuk memperkuat ketahanan loyalitas pelanggan,
antara lain (Kotler, 2009):
29
a. Memberikan kepuasan yang tinggi kepada pelanggan. Hal ini berguna
untuk mempersulit pesaing untuk meruntuhkan rintangan beralih dengan
hanya menawarkan harga yang lebih rendah
b. Dengan mendirikan rintangan beralih yang tinggi. Pelanggan tidak mudah
untuk beralih kepada yang lain jika melibatkan biaya modal yang tinggi,
biaya pencarian yang tinggi, dan kehilangan potongan-potongan harga.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
penyusunan penelitian ini. Kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu.
Penelitian Martikawati (2013) mengenai pengaruh nilai pelanggan dan
kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan, hasil penelitian ini diketahui
bahwa, kualitas layanan berpengaruh secara positif terhadap loyalitas pelanggan
melalui kepuasan pelanggan. Hal ini membuktikan bahwa ketika kualitas
layanan yang diberikan efisiensi baik maka hal tersebut secara langsung akan
menciptakan kepuasan pada pelanggan yang akhirnya mempengaruhi tingkat
loyalitas konsumen terhadap jasa. Variabel nilai pelanggan merupakan faktor
yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Akbar dan Parvez (2009) meneliti pengaruh kualitas pelayanan, trus dan
kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. Hasil penelitiannya
menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan kualitas pelayanan, trus
dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.
30
Penelitian Aryanti dan Rosinta (2010) dengan judul pengaruh kualitas
layanan terhadap kepuasan pelanggan dalam membentuk loyalitas pelanggan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima dimensi pembentuk kualitas
layanan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas layanan.
Dimensi terkuat dalam menjelaskan kualitas layanan berturut-turut adalah
reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangibility. Selain itu, hasil
penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara variabel
kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan.
Kipu (2013) dengan judul pemasaran relasional dan kualitas layanan
pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara bersama pemasaran relasional dan kualitas layanan, berpengaruh
terhadap loyalitas pelanggan. Berbeda dengan penelitian Semadi dkk (2012)
mengenai pengaruh manfaat relasional terhadap kepuasan dan loyalitas,
menunjukkan bahwa tidak semua hipotesis yang diajukan terdukung. Diantara
ketiga manfaat relasional tersebut, hanya manfaat perlakuan istimewa yang
tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas. Manfaat
relasional lainnya yaitu manfaat kepercayaan dan manfaat sosial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan maupun loyalitas. Sedangkan hipotesis
yang menyatakan bahwa kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas terdukung dalam penelitian ini.
Kadampully dan Hsin (2007) meneliti tentang citra perusahaan dalam
mempertahankan loyalitas pelanggan, menyimpulkan bahwa citra perusahaan
dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan, yang pada
31
gilirannya mempengaruhi loyalitas pelanggan. Sedangkan penelitian Arifzen
(2013) mengenai kualitas pelayanan, citra perusahaan dan kepuasan serta
pengaruhnya terhadap loyalitas, yaitu kualitas pelayanan, citra perusahaan dan
kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas.
2.6 Kerangka Analisis
Secara teoritis kepuasan pelanggan, retensi pelanggan dan citra
perusahaan mempunyai pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan.
Keterkaitan antara variabel-variabel di atas merupakan kerangka berpikir yang
dijadikan landasan dalam penelitian sebagaimana terlihat dalam Gambar
berikut ini :
Gambar 2.2 Kerangka Analisis Sumber: Akbar & Parvez, 2009; Mirtikawati, 2013; Aryani & Rosita, 2010; Kipu, 2013;
Semadi dkk, 2012; Kadampully dan Hsin, 2007; Arifzen, 2013
2.7 Hipotesis Penelitian
Pelanggan memiliki berbagai keinginan dan kebutuhan yang harus dapat
dipenuhi oleh perusahaan, salah satunya adalah dengan kualitas pelayanan yang
diberikan. Menurut Tjiptono (2008) kualitas pelayanan adalah ukuran seberapa
baik tingkat pelayanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi
Kualitas Pelayanan
Pemasaran Relasional
Loyalitas
Pelanggan
Citra Perusahaan
32
pelanggan. Konsumen akan menilai pelayanan yang diberikan. Apabila kualitas
pelayanan yang dihasilkan baik, maka konsumen akan memperoleh kepuasan
atas produk dan cenderung melakukan pembelian ulang produk yang sama.
Perusahaan yang tidak memperhatikan kualitas pelayanan dari produk yang
ditawarkan akan mengakibatkan risiko tidak loyalnya pelanggan (Hasan, 2008).
Martikawati (2013) menyatakan ketika kualitas layanan yang diberikan
efisiensi baik maka hal tersebut secara langsung akan menciptakan kepuasan
pada pelanggan yang akhirnya mempengaruhi tingkat loyalitas konsumen
terhadap jasa. Akbar dan Parvez (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
Sedangkan penelitian Aryanti dan Rosinta (2010) juga menunjukkan bahwa
kelima dimensi pembentuk kualitas layanan reliability, responsiveness,
assurance, empathy, dan tangibility berpengaruh kuat dan positif terhadap
kepuasan dalam membentuk loyalitas pelanggan. Berdasarkan uraian tersebut,
diajukan hipotesis:
H1 : Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap loyalitas
pelanggan pada PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu.
Pada hakikatnya relationship marketing mencerminkan perubahan
paradigma dalam pemasaran, yaitu dari yang semula difokuskan pada
transaksi/akuisisi pelanggan, menjadi relasi/retensi pelanggan. Relationship
marketing merupakan orientasi strategis dan filosofi menjalankan bisnis yang
lebih berfokus pada upaya mempertahankan dan menumbuhkembangkan relasi
dengan pelanggan saat ini dibandingkan dengan merebut pelanggan baru
(Tjiptono, 2005)
33
Kipu (2013) dalam penelitiannya membuktikan bahwa secara bersama
pemasaran relasional dan kualitas layanan, berpengaruh terhadap loyalitas
pelanggan. Sedangkan penelitian Semadi dkk (2012) menunjukkan bahwa tidak
semua hipotesis yang diajukan terdukung. Diantara ketiga manfaat relasional
tersebut, hanya manfaat perlakuan istimewa yang tidak berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan dan loyalitas. Manfaat relasional lainnya yaitu manfaat
kepercayaan dan manfaat sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan maupun loyalitas. Sedangkan hipotesis yang menyatakan bahwa
kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas terdukung dalam
penelitian ini. Berdasarkan uraian tersebut, diajukan hipotesis:
H2 : Pemasaran relasional berpengaruh positif terhadap loyalitas
pelanggan pada PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu.
Citra perusahaan memiliki beragam informasi yang digunakan oleh
pelanggan untuk membentuk sebuah persepsi. Bahkan untuk seorang pelanggan
yang belum memiliki pengalaman dengan perusahaan, persepsi ini dapat
terbentuk dari sumber informasi lain seperti iklan atau kata-dari mulut ke mulut.
Banyak penulis menyatakan bahwa citra perusahaan yang baik membantu
meningkatkan penjualan perusahaan dan pangsa pasarnya dan untuk
membangun dan menjaga hubungan dengan loyalitas pelanggan (Tang, 2007).
Citra perusahaan akan memainkan peran yang semakin penting dalam
lingkungan kompetisi yang meningkat dan penawaran layanan identik dengan
menarik dan mempertahankan pelanggan.
Kadampully dan Hsin (2007) juga menyatakan bahwa citra perusahaan
dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan, yang pada
34
gilirannya mempengaruhi loyalitas pelanggan. Jadi, kunci untuk loyalitas
pelanggan tampaknya adalah pembinaan citra perusahaan yang diciptakan
dengan meningkatkan kualitas layanan dan memuaskan pelanggan, maka
hipotesis penelitian:
H3 : Citra perusahaan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan
pada PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2007) menyatakan bahwa: “Metode analisis
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi”. Menurut Sugiyono (2007) metode penelitian kuantitatif adalah
“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada sampel filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan istrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode
deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang
bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta
serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data,
mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis
statistik.
Sifat dari penelitian ini adalah eksplanatori yaitu (untuk menjelaskan
pengaruh antara satu, dua atau lebih variabel independen (terhadap variabel
dependen yang disebut pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis tersebut
36
merupakan data kuantitatif yaitu hasil observasi (pengamatan) atas sesuatu hal
yang bisa dinyatakan dalam angka (numeric) menggunakan kuesioner yang
berisi pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2007).
3.2 Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini,
dijelaskan sebagai berikut:
a. Kualitas pelayanan (Service Quality) adalah refleksi persepsi evaluatif
pelanggan PT. Lautan Berlian Utama Motor terhadap pelayanan yang
diterima pada suatu waktu tertentu.
b. Pemasaran relasional (Relationship Marketing) adalah upaya
mengembangkan, mempertahankan, meningkatkan, relasi pelanggan dalam
rangka mewujudkan semua pihak yang terlibat di dalam PT. Lautan Berlian
Utama Motor Bengkulu.
c. Citra perusahaan (Corporate Image) adalah gambaran psikologis yang
terbentuk dalam pikiran pelanggan yang dihasilkan dari banyak rangsang
yang berbeda-beda terhadap setiap inderanya seperti reputasi perusahaan,
kepribadian, nilai dan identitas perusahaan.
d. Loyalitas pelanggan (Loyality Costumer) adalah komitmen pelanggan
bertahan secara mendalam untuk menggunakan produk PT. Lautan Berlian
Utama Motor Bengkulu terpilih secara konsisten.
Pada penelitian ini konstruk/variabel dibangun berdasarkan beberapa
penelitian terdahulu. Penjabaran masing-masing kontruks/variabel dijabarkan
pada Tabel 3.1
37
Tabel 3.1 Klasifikasi kontruk/Variabel dan Indikator Pengukuran
Kontruk/
Variabel Indikator Sumber
Kualitas
pelayanan
(X1)
Wujud (Tangibles)
1. Kelengkapan dan kemutakhiran peralatan bengkel.
2. Ruang tunggu pelanggan yang nyaman
3. Penampilan karyawan dengan seragam yang berbeda di tiap bagian
Kehandalan (Reliability)
1. Pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan
2. Bagian bengkel memiliki akurasi tinggi dalam perbaikan.
3. Karyawan memiliki sikap yang simpatik pada tiap pelanggan
Ketanggapan (Responsiveness)
1 Karyawan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan
2 Karyawan menyampaikan informasi yang jelas
3 Karyawan merespon dengan cepat keluhan pelanggan
Jaminan (Assurance)
1. Karyawan bagian bengkel memiliki keterampilan yang memadai dalam
perbaikan mobil
2. Karyawan bagian administrasi sopan dalam memberikan layanan kepada
pelanggan
3. Karyawan bengkel memiliki pengetahuan yang luas mengenai mobil
Empati (Empathy)
1. Karyawan berusaha untuk memahami keinginan pelanggan.
2. Mudah untuk menghubungi perusahaan, jika terjadi komplain pelanggan.
3. Kepedulian karyawan terhadap masalah pelanggan
Parasuraman
et al., (1988)
Pemasaran
relasional
(X2)
Financial benefit
1. Biaya yang dikeluarkan pelanggan dalam perbaikan mobil lebih terjangkau
2. Adanya pemberian diskon bagi pelanggan
Social Benefit
1. Adanya call center (suara konsumen) untuk menampung segala keluh kesah
pelanggan.
2. Kemampuan karyawan menciptakan keakrapan dengan pelanggan
3. Penyelenggaraan even-even untuk menciptakan suasana kekeluargaan
dengan pelanggan
Structural Ties
1. Pemberian penawaran khusus bagian pelanggan dengan syarat tertentu
2. Pemberian hadiah bagi pelanggan tetap
3. Menyampaikan jadwal atau tanda Service mobil secara berkala
Kotler dan
Armstrong
(2005)
Citra
perusahaan
(X3)
Personality (kepribadian)
1. Kepercayaan pelanggan untuk selalu service mobil di lautan berlian
2. Memiliki tanggung jawab sosial seperti bantuan dan dana sosial kepada
masyarakat
Reputation (reputasi)
1 Keamanan kendaraan dan barang pelanggan di lingkungan perusahaan
2 Kualitas spearpart mobil yang dijual perusahaan
Value (nilai)
1. Sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan
2. Karyawan yang cepat dan tanggap terhadap permintaan maupun keluhan
pelanggan
Corporate identintity (identitas perusahaan)
1. Memiliki logo yang mudah diingat pelanggan
2. Memiliki slogan yang mudah dikenal pelanggan.
Tjiptono
(2007)
Loyalitas
Pelanggan
(Y)
1. Pelanggan melakukan Service mobil secara berulang dan teratur
2. Pelanggan selalu membeli spearpart mobil dan asesoris lainnya di lautan
berlian
3. Pelanggan merekomendasikan, bengkel, spearpart kepada keluarga maupun
pelanggan lainnya
4. Lautan berlian memiliki bengkel dan speartpart yang tidak kalah bersaing
dengan usaha lainnya yang sejenis.
(Griffin,
2005)
38
3.3 Metode Pengambilan Sampel
Menurut Kusnedi (2008) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari objek dan subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna mobil Mitshubisi
yang berkunjung pada PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu.
Sugiyono (2007), menyatakan sampel adalah bagian populasi yang
memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Metode penentuan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel dimana sampel dipilih berdasarkan penilaian
peneliti bahwa yang dipilih adalah pihak yang tepat untuk dijadikan sampel
penelitian dengan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan dalam
penelitian sampel penelitian ini adalah pelanggan yang telah memakai jasa PT.
Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu lebih dari dua kali, ditetapkan sebanyak
100 orang kurun waktu penelitian selama dua minggu.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data
yang langsung diperoleh dari objek penelitian. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara penyebaran kuesioner, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan
(angket) kepada pelanggan PT. Lautan Berlian Utama Motor Bengkulu yang
dijadikan sampel atau objek penelitian.
39
Pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat dikemukakan secara
tertulis melalui kuesioner. Dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan
kuesioner, maka digunakan pengukuran dengan sekala likert (Sekaran, 2006),
yaitu didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju
dengan pertanyaan pada skala 5 titik, tertinggi nilai 5 dan paling rendah nilai 1:
Adapun penentuan kelas atau jawaban responden terhadap variabel
penelitian berdasarkan skor adalah sebagai berikut:
1. Nilai terendah dari kelas adalah 1x1 = 1
2. Nilai tertinggi dari kelas adalah 1x5 = 5
3. Interval kelas adalah (5-1):5 = 0,8
Di bawah ini kriteria/standar penilaian jawaban adalah sebagai berikut:
1. 1,00-1,08 = Sangat Tidak Baik/Sangat Rendah
2. 1,80-2,60 = Tidak Baik/Rendah
3. 2,61-3,40 = Cukup Baik/Sedang
4. 3,41-4,20 = Baik/Tinggi
5. 4,21-5,00 = Sangat Baik/Sangat Tinggi
3.5 Metode Analisis
Pada penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu metode analisis
secara deskriptif dan analisis secara kuantitatif.
3.5.1 Metode Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum
tentang data yang telah diperoleh. Gambaran umum ini dapat menjadi acuan
40
untuk melihat karakteristik data yang kita peroleh. Dalam hal ini, data yang
dideskripsikan adalah data kuantitatif dengan menggunakan analisis
statistik.
3.5.2 Metode Analisis Kuantitatif
Metode analisis kuantitatif, yaitu metode analisis yang
menggunakan perhitungan statistik. Metode analisis kuantitatif yang
digunakan dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan program
SPSS. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Regresi linear berganda, digunakan untuk memprediksi variabel
loyalitas pelanggan (Y) jika variabel kualitas pelayanan (X1), pemasaran
relasional (X2) dan citra perusahaan (X3) terjadi peningkatan atau
penurunan, model regresi linear berganda yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Keterangan:
Y = Loyalitas Pelanggan
b1 = Koefisien Variabel Kualitas Pelayanan
b2 = Koefisien Variabel Pemasaran Relasional
b3 = Koefisien Variabel Citra Perusahaan
X1 = Kualitas Pelayanan
X2 = Pemasaran Relasional
X3 = Citra Perusahaan
e = Standar Error
41
b. Untuk menguji secara simultan hipotesis pengaruh kepuasan pelanggan
(X1), retensi pelanggan (X2) dan citra perusahaan (X3) terhadap loyalitas
pelanggan (Y), pada tingkat kepercayaan 95% dan α = 0,05. Kriteria
pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. Jika signifikansi < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya
secara simultan variabel kualitas pelayanan (X1), pemasaran
relasional (X2) dan citra perusahaan (X3) berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas pelanggan (Y).
2. Jika signifikansi > 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima artinya
secara simultan variabel k kualitas pelayanan (X1), pemasaran
relasional (X2) dan citra perusahaan (X3) tidak berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas pelanggan (Y).