SYUKUR

29
SYUKUR Makalah Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah: Hadis-Hadis Sufistik Dosen pengampu: H. Hasyim Muhammad, M. Ag Disusun oleh: Hafizh Rahman (104411018) FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of SYUKUR

Page 1: SYUKUR

SYUKURMakalah

Disusun guna memenuhi tugas

Mata kuliah: Hadis-Hadis SufistikDosen pengampu: H. Hasyim Muhammad, M. Ag

Disusun oleh:Hafizh Rahman (104411018)

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: SYUKUR

SYUKUR

I.       PENDAHULUAN

Dalam ajaran tasawuf kita telah tahu dan mempelajari ajarannya dimulai dengan bagian-

bagian tasawuf itu wara, zuhud, sabar, sampai dengan mahabbah. Pada kehidupan kita sehari-

hari telah mengalami itu dan merasakan ajaran tersebut. Dalam hal ini kita mau menjelaskan

salah satu dalam ajaran tasawuf itu adalah syukur. Kita tahu apa itu syukur? Syukur merupakan

menerima apa adanya yang telah dianugrahkan atau yang diberikan oleh Allah SWT yang

diwujudkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan manusia. Syukur juga bisa diartikan dengan

menghargai nikmat dari Allah itu dalam bentuk benda hidup maupun mati. Syukur banyak sekali

dijelaskan dalam Al Quran dan Hadis. Syukur diatur dalam firman Allah surat ibrahim yang

berbunyi:

øŒÎ)ur šc©Œr's? öNä3š/u‘ ûÈõs9 óOè?ö�x6x© öNä3¯Ry‰ƒÎ—V{ ( ûÈõs9ur ÷Länö�xÿŸ2 ¨bÎ) ’Î1#x‹tã Ó‰ƒÏ‰t±s9 ÇÐÈ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur,

pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka

Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

Menurut Al Raghib tentang syukur adalah:

واطهارها النعمة الشكرتصور

“Bersyukur adalah merenungi dan mengungkapkan nikmat.”

Maka dalam hal ini kita disuruh kepada Allah untuk selalu bersyukur dan bersyukur dalam

hal apapun itu yang terjadi pada kehidupan kita. Dalam hal ini kita merasa tertarik untuk

membuat makalah Hadis-hadis sufistik. Maka dengan ini kita mengambil judul tentang

“Syukur”.

II.    Rumusan Masalah

A.    Pengertian Syukur

B.     Hadis-Hadis Nabi tentang Syukur

C.     Penjelasan

Page 3: SYUKUR

III. Pembahasan

A.    Pengertian Syukur

Arti syukur adalah menghargai ni’mah yang diberikan oleh sang pemberi. Pengaruh

penghargaan itu seperti itu akan terlihat di dalam hati sampai dengan gerakan tubuh. Di dalam

hati pengaruhnya adalah ketundukan sampai dengan ketakutan. Pengaruhnya dilidah adalah

ungkapan pujian dan keagungan, Pengaruhnya pada anggota tubuh adalah ketaatan dan

penggunaan anggota-anggota tubuh untuk mendapatkan keridhaan Sang Pemberi, dsb.

Al Raghib Berkata:

واطهارها النعمة الشكرتصور

“Bersyukur adalah merenungi dan mengungkapkan nikmat.”

Kata syukur adalah pergeseran dari kata kasyr yang berarti kasyf dan lawan dari kata kufr

yang berarti melainkan dan menutupi ni’mah. Dabbah syukur adalah hewan yang menghargai

tuannya. Disebutkan juga bahwa akar kata syukr adalah ‘ainun syukra. Syukra disini artinya

adalah mumtali’ah. Jadi arti syukur adalah memenuhi diri dengan memuji-muji Sang Pemberi.

Syukur ada tiga macam:

a.       Syukur hati dengan merenungi anugrah.

b.      Syukur lidah dengan memuji Sang Pemberi, dan

c.       Syukur anggota tubuh dengan memerhatikan ni’mah sebagaimana ni’mah itu patut diperhatikan.

Peneliti irfan yang unggul, khawajah’Abdullah Anshari berkata, syukr adalah sebutan lain

untuk pengetahuan (mari’fat) dan nikmat, karena syukr merupakan sarana untuk mengetahui

Sang Pemberi nikmat. Pensyarah karyanta yang kawakan berkata: “merenungkan datangnya

ni’mah dari Mun’im dan mengetahui bahwa ni’mah itu berasal dari-Nya adalah syukur.

Diriwayatkan bahwa Nabi Daud a.s. berkata, “wahai tuhan! Bagaimana aku dapat bersyukur

kepada-Mu, karena syukurku juga merupakan anugrah-Mu yang perlu aku syukuri!” Allah

berfirman kepadanya, “Wahai Daud, apabila engakau tahu bahwa setiap ni’mah yang engkau

nikmati itu berasal dari-Ku, berarti engkau telah bersyukur kepada-Ku.”1[1]

B.     Hadis-Hadis Nabi tentang Syukur

فله الله اال اله ال قال ومن حسنات عشر فله الله سبحان قال من

حسنة ثون ثال فله لله احمد قال ومن حسنة عشرون

1

Page 4: SYUKUR

Artinya: “Barang siapa yang membaca “Subhana’llaah, maka baginya sepuluh dua puluh

kebaikan. Dan barang siapa membaca “Laa illaha illal-lah, maka baginya dua puluh kebaikan.

Dan barang siapa membaca “Alhamdu li’llah, maka baginya tiga puluh kebaikan.”

الله الحمد عاء الد افضل و الله اال اله كرال الد افضل

Artinya: “Dzikir yang lebih utama, ialah: “Laa ilaaha I’lla’llaah” dan doa yang lebih utama,

ialah: “Alhamdu li’llaah”.

لله الحمد عف يضا ما كار االد من شئ ليس

Artinya: “Tiadalah sesuatu dari dzikir yang berlipat ganda pahalanya; apa yang berlipat ganda

oleh “al-hamdu li’llah.2[2]

C.     Penjelas

Janganlah anda menyangka, bahwa kebaikan-kebaikan ini dengan berbetulan menggerak-

gerakan lidah dengan kalimat-kalimat itu, tanpa berhasil pengertian-pengertiannya dalam hati.

Maka “Subhaana’llah” itu kalimat yang menunjukan taqdis (pengkudusan). “Laa ilaaha

illaa’llah” itu kalimat yang menunjukan kepada mengenali nikmat dari Yang Maha Esa, Yang

Maha Besar. Kebaikan-kebaikan itu adalah dengan kebetulan ma’rifat-ma’rifat ini yang termasuk

sebahagian dari pintu-pintu iman dan jaqin. Dan ketahuilah bahwa kesempurnaan syirik pada

segala perbuatan. Maka siapa yang dianugerahkan kepadanya oleh seseorang raja dengan

sesuatu, kalau dilihatnya bagi menteri atau wakil raja tersebut turut campur pada memudahkan

yang demikian dan menyampaikannya kepadanya, maka orang tersebut mempersekutukan

dengan raja pada nikmat itu. Lalu ia tidak melihat nikmat tersebut, maka terbagi-bagilah

kegembiraannya kepada dua orang itu. Dia tak mengesakan pada hak raja. Dia benar tidak

menutup matanya dari itu terhadap raja. Dan kesempurna kesyukuran raja yang dituliskan

dengan penanya. Dia tak bergembira dan tak berterima kasih dengan kertas dan pena. Karena ia

tidak mengakui pena dan kertas itu ikut campur dari segi keduanya. Akan tetapi, dari segi bahwa

kertas dan pena itu adalah dijadikan dibawah kekuasaan raja. kadang-kadang orang itu tahu,

bahwa wakil raja yang menyampaikan dan memegang gudang juga adalah diperlukan dari pihak

raja pada menyampaikannya. Apabila ia mengetahui yang demikian, niscaya pandangannya

kepada pemegang gudang yang menyampaikan itu, adalah seperti pandangannya kepada pena

2

Page 5: SYUKUR

dan kertas. Maka tidaklah yang demikian itu mempusakakan syirik pada tauhidnya dari

menyandarkan nikmat kepada raja.3[3]

Demikian juga, orang yang mengenal Allah ta’ala dan mengenal perbuatan-NYA, niscaya ia

tahu bahwa matahari sampai bintang-bintang itu dijadikan dengan perintah-NYA. Karena Allah

ta’ala dengan tangannya telah menguasakan iradah-NYA atas orang itu. Ia mengerjakan dan

mencurahkan untuk selalu kebajikannyadan didunia dan diakhirat. Dan sesudah Allah ta’ala

menjadikan baginya kepercayaan ini, niscaya ia tidak memperoleh jalan kepada meninggalkan

pemberian itu. Kalau engkau sudah mengetahui senua pekerjaan seperti yang demikian maka

engkau sesungguhnya telah mengenal Allah ta’ala. Engkau mengenali perbuatannya engkau

adalah orang yang bertauhid. Dan engkau sanggup bersyukur kepada-Nya dengan semata-mata

ma’rifat itu adalah orang yang bersyukur kepada tuhan. Dan karena itu nabi Musa a.s. berkata:

“Wahai Tuhanku! Engkau telah berbuat dan enkau telah berbuat, maka bagaimanakah

kesyukuran kepada engkau?.”4[4]

Maka Allah berfirman: “Ketahuillah bahwa semua yang demikian itu daripada-KU. Maka

mengenalinya itu adalah syukur.” Kalau engkau dimasuki oleh keraguan, maka tidaklah engaku

itu berma’rifat. Tidak dengan nikmat dan tidak dengan yang memberi nikmat. Maka engkau

tidak gembira dengan dengan yang memberi nikmat yang Maha Esa aja. Maka dengan

kurangnya ma’rifat akan mengurangkan keadaan kesenangan. Dan dengan kurangnya

kesenangan engkau, niscaya akan mengurangkan amalan engkau.

Keadaan yang dipetik dari pokok ma’rifat yaitu kegembiraan dengan yang memberi nikmat

serta dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri. Sesungguhnya yang demikian syukur, ia

mengandung syarat syukur. Dan syaratnya ialah bahwa kesenangan engkau itu adalah dengan

yang memberi nikmat tidak dengan nikmat dan tidak dengan penikmatan. Adapun tingkatan

syukur itu mempunyai tiga tingkatan:

  Tidak masuk padanya sekali-kali arti syukur. Kegembiraan adalah dengan sesuatu, tidak dengan

yang memberikan. Dan ini adalah keadaan setiap orang yang bergembira dengan nikmat dari

segi, bahwa nikmat itu enak dan bersesuaian bagi maksudnya. Maka itu jauh dari syukur.

  Masuk dalam arti syukur dari segi bahwaia bergembira dengan yang menganugrahkan nikmat.

Tetapi dari segi mengetahui kesungguhannya yang bergerak-gerakan kepada penikmatan pada

3

4

Page 6: SYUKUR

masa mendatang. Ini keadaan orang-orang soleh yang beribadah kepada Allah dan

mensyukurinya, karena takut dengan siksaan dan mengharapkan pahala-Nya.

  Kegembiraan hamba dengan nikmat Allah Ta’ala, supaya selalu dekat dengan Allah, bertempat

disisi-Nya dan selalu memandang kepada wajah-Nya.

Menurut Asy-Syibli r.a. berkata: “Syukur itu melihat yang memberi nikmat, bukan melihat

nikmatnya.” Menurut Abu Ishak Ibrahim bin Ahmad Al-Khawwash r.a. berkata: “Syukurnya

orang awam itu atas makanan sampai dengan minuman. Dan syukurnya orang khusus ialah atas

segala yang datang kepada hati. Maka sesungguhnya hati itu tidak merasa enak dalam keadaan

sehat selain dengan mengingat Allah Ta’ala mengenali-Nya dan menemui-Nya. Jadi inilah syarat

kegembiraan dengan nikmat Allah. Kalau tidak ada unta maka kambing. Dan berapa banyak

perbedaan antara orang yang menghendaki Allah untuk memberi nikmat kepadanya dan orang

yang menghendaki nikmat Allah, supaya dengan nikmat itu, ia sampai kepada Allah.5[5]

Kesyukuran dengan lisan adalah untuk melahirkan rela kepada Allah dan itulah yang disuruh.

Allah SWT berfirman:

$yJ¯RÎ) šcr߉ç7÷ès? `ÏB Èbrߊ «!$# $Y »Z rO÷rr& šcqà)è=øƒrBur %¸3øùÎ) 4 žcÎ) tûïÏ%©!$# šcr߉ç7÷ès? `ÏB Èbrߊ «!$# Ÿw šcqä3Î=ôJtƒ öNä3s9 $]%ø—Í‘ (#qäótGö/$$sù y‰ZÏã «!$# šXø—Îh�9$# çnr߉ç6ôã$#ur (#rá�ä3ô©$#ur

¼ã&s! Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat

dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki

kepadamu; Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-

Nya. hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan.6[6]

Maka syukur dengan lisan itu termasuk dalam jumlah syukur. Diriwayatkan bahwa suatu

utusan datang kepada Umar bin Abdul Aziz r.a lalu bangun berdiri seorang pemuda untuk

berbicara. Maka umar r.a berkata: “Dahulukanlah untuk berbicara yang lebih tua lalu yang lebih

tua. Pemuda tadi menjawab: “Wahai Amirul-mu’minin! Kalau urusan itu dengan umur, maka

sesungguhnya dalam kalangan kaum muslimin ada orang lebih tua umurya dari engkau.” Lalu

umar r.a menjawab: “Berbicaralah!.”

5

6

Page 7: SYUKUR

Maka pemuda tersebut berbicara: “Tidaklah kami ini utusan kegemaran dan tidak pula

utusam ketakutan. Adapun kegemaraan, maka telah disampaikan kepada kami oleh keutamaan

engkau. Dan adapun ketakutan, maka tealh diamankan kami daripadanya, oleh keadilan engkau.

Dan sesungguhnya kami ini adalah utusan kesyukuran. Kami datang kepada engkau untuk kami

bersyukur kepada engkau dengan lisan dan kami akan pergi.” Maka inilah pokok-pokok

pengertian syukur yang meliputu kumpulan hakikatnya!.

Menurut perkataan Hamdun Al Qashshar bahwa syukur bikmat itu ialah engkau melihat diri

engkau pada kesyukuran itu sebagai anak kecil adalah suatu isyarat bahwa arti ma’rifat itu

termasuk dalam pengertian syukur. Dan perkataan Al Junaid Al Baghdadi r.a bahwa syukur ialah

engkau meliaht diri engkau berhak untuk nikmat itu adalah isyarat kepada salah satu dari hal-

ihwal hati pada khususnya.

Dengan demikian nama syukur pada ciptaan lisan untuk melengkapi semua pengertian atau

mencapai kebahagiannya didunia dan diakirat. Kiranya Allah mencurahkan taufiq dengan

Rahmat-Nya untuk kita yang selalu bersyukur dijalan Allah SWT.7[7]

7

Page 8: SYUKUR

IV. Kesimpulan

Arti syukur adalah menghargai ni’mah yang diberikan oleh sang pemberi. Pengaruh

penghargaan itu seperti itu akan terlihat di dalam hati sampai dengan gerakan tubuh. Syukur ada

tiga macam:

a)      Syukur hati dengan merenungi anugrah.

b)      Syukur lidah dengan memuji Sang Pemberi, dan

c)      Syukur anggota tubuh dengan memerhatikan ni’mah sebagaimana ni’mah itu patut diperhatikan.

Hadis-hadis nabi tentang syukur:

1.      “Barang siapa yang membaca “Subhana’llaah, maka baginya sepuluh dua puluh kebaikan. Dan

barang siapa membaca “Laa illaha illal-lah, maka baginya dua puluh kebaikan. Dan barang siapa

membaca “Alhamdu li’llah, maka baginya tiga puluh kebaikan.”

2.      “Dzikir yang lebih utama, ialah: “Laa ilaaha I’lla’llaah” dan doa yang lebih utama, ialah:

“Alhamdu li’llaah”.

3.      “Tiadalah sesuatu dari dzikir yang berlipat ganda pahalanya; apa yang berlipat ganda oleh “al-

hamdu li’llah.

Janganlah anda menyangka, bahwa kebaikan-kebaikan ini dengan berbetulan menggerak-

gerakan lidah dengan kalimat-kalimat itu, tanpa berhasil pengertian-pengertiannya dalam hati.

Maka “Subhaana’llah” itu kalimat yang menunjukan taqdis. “Laa ilaaha illaa’llah” itu kalimat

yang menunjukan kepada mengenali nikmat dari Yang Maha Esa dan Besar. Kebaikan-kebaikan

itu adalah dengan kebetulan ma’rifat-ma’rifat ini yang termasuk sebahagian dari pintu-pintu

iman dan jaqin. Oleh karena itu, syukur selalu membahagiakan hambanya didunia dan diakhirat.

Kiranya Allah mencurahkan taufiq dan Rahmat-Nya untuk kita yang selalu bersyukur dijalan

Allah SWT.

V.    Penutup

Demikian makalah yang saya susun, tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan untuk

itu kritik dan saran yang konstruktif sangat saya harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita senua, amin.

Page 9: SYUKUR

Daftar Pustaka

Al Quran Terjemah, 2004, Yogyakarta: Departemen Agama

Al Ghazali, Imam, 1998, Ihya Ulumuddin, Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD.

Khomeini, Imam, 2006, 40 Hadis, Bandung: Mizan.

Muhammad, Ahsin, 1990, Risalah al Qusairi, Bandung: Penerbit Pustaka8[1] Imam Khomeini, 2006, 40 Hadis, Bandung: Mizan, , hal: 415-4179[2] Imam Al Ghazali, 1998, Ihya Ulumuddin, Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, hal: 1156

10[3] Imam Al Ghazali, 1998, Ibid, hal: 115811[4] Ahsin Muhammad, 1990, Risalah al Qusairi, Bandung: Penerbit Pustaka, hal: 13612[5] Imam Al Ghazali, 1998, Ibid, hal: 116113[6] Al Quran Terjemah, 2004, Yogyakarta: Departemen Agama14[7] Imam Al Ghazali, 1998, Ibid, hal: 1165

 BERSYUKUR KEPADA ALLAH SWT

BAB I

PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

Pengertian Syukur juga berarti Memuji, berterima kasih dan merasa berhutang budi

kepada Allah atas karunia-Nya, bahagia atas karunia tersebut dan mencintai-Nya dengan

8

9

10

11

12

13

14

Page 10: SYUKUR

melaksanakan ketaatan kepada-Nya. Allah telah memberikan apa yang telah diberikan-Nya

kepada kita, seperti halnya semua alat indra kita serta nikmat kesehatan yang semua itu tidak bisa

diukur dengan material kita. Akan tetapi bagaimana kita harus menyikapi pemberian yang Allah

berikan kepada kita? Bahwasanya Allah menganjurkan kepada makhluknya untuk mensyukuri

nikmat yang diberikan, yaitu dengan satu hal yang mungkin kadang manusia sendiri lupa apa

yang menjadi kewajiban kita sebagai makhluk Allah, yaitu dengan menjalankan apa yang sudah

ditetapkan seperti ; Perintah untuk menjalankan shalat yang sudah ditentukan dalam Al-Qur’an

dan Hadist, Puasa, Zakat dan lain sebagainya. Perintah atau anjuran – anjuran tersebut diatas

adalah merupakan alat ukur kita seberapa jauh kita dalam membalas rasa syukur, serta

kenikmatan dalam hal kesehatan serta hal yang membuat kita mampu untuk memenuhi keinginan

kita terhadap Allah. Akan tetapi tentu saja semua hal yang berkaitan kenikmatan di dunia semua

itu merupakan hanya kenikmatan sementara yang nantinya akan diambil oleh Allah SWT.

Oleh karena itu, kita sebagai makhluk Allah yang senantiasa mengharapkan keridhoan-

Nya diharapkan diberi kesadaran dalam mensyukuri nikmat yang sungguh besar yang telah Allah

berikan kepada kita.

2.      Rumusan Masalah

Untuk membahas tentang Akhlaq dengan mengangkat tema mensyukuri nikmat terdapat

rumusan masalah sebagai berikut :

1.      pengertian bersyukur kepada Allah SWT

2.      Hakikat bersyukur

3.      Ciri – ciri orang yang bersyukur

4.      Mengapa harus bersyukur?

Page 11: SYUKUR

BAB II

PEMBAHASAN

   1.      Pengertian bersyukur kepada ALLAH SWT

Syukur berarti ucapan sikap, dan perbuatan terimakasih kepada allah swt, dan

penggakuan yang tulus atas nikmat dan karunia yang diberikannya. Nikmat yang diberikan

sangat banyak dan bentuknya bermacam2,  disetiap detik yang dilalui maninusia tidak pernah

lepas dari nikmat allah, nikmatnya sanggat besar. Sehingga mausia tidak akan dapat

menghitungnya.

 Sejak manusia lahir dengan keadaan tidak tahu apa2, kemudia diberikan pendengaran ,

penglihatan dan hati damai meninggal dunia menghadap allah diakhirat kelak dan ia tidak akan

lepas dari nikmat allah.

Dalam tausyiah yang disampaikan K.H M arifin ilham disebutkan bahwa Sifat syukur

dapat dibedakan menjadi 8, yaitu ;

1.      Syukur kalbiah, yaitu bersyukur kepada ALLAH SWT  yang mana syukur  karena berangkat

dari hati karena keimanannya kepada ALLAH SWT, ia imani bahwa semua adalah karunia

ALLAH SWT bukan karenaku, ilmuku dan bukan pula kehebatanku.

2.      Syukur akal yaitu ia muhasabah, evaluasi, renunggi, hayati dan sadari bahwa tidak ada yang

kebetulan,tidak ada yang tidak bermnaksud.

3.      Syukur jasad, ia akan gunakan tubuh ini untuk taat kepada ALLAH SWT, karena ia menyadari

ini nikmat dari-Nya serta menggunakannya dijalan ALLAH SWT.

Page 12: SYUKUR

4.      Syukur mata, ia akan selalu melihat apa yang ALLAH SWT halalkan, dan menjaga matanya dari

apa yang ALLAH SWT haramkan dengan begitu ALLAH SWT akan memberikan kelezatan

iman dalam hatinya.

5.      Syukur telingga, ia akan senantiasa mendengar  hal – hal yang baik, ia pandai menjaga

pendengaran yang dimiliki dan untuk mendengar  apayang dapat menambah  kekuatan iman

kepada ALLAH SWT, seperti  : mendenggarkan tausiyah, ayat- ayat Al- qur’an.

6.      Syukur tanggan, ia selalu gunakan dijalan ALLAH SWT, ia menyadari bahwa tanggan akan

dimintai pertanggung  jawaban di akhirat kelak saat mulut terbungkam.

7.      Syukur perut,  ia akan jaga perutnya untuk tidak memakan yang ALLAH SWT haramkan, ia

jaga kesucian zatnya, cara mencarinya, ia tunaikan hak- hak ALLAH SWT,  ia tidak mau makan

yang bukan haknya.

8.      Syukur kemaluan, ia tidak akan melakukan kemaksiatan, berzinah  kecuali  ia akan melakukan 

jika  dihalalkan ALLAH SWT.

9.      Syukur kaki , ia akan gunakan untuk menuju tempat – tempat ALLAH SWT untuk mencari

keridhoan dan tidak melangkahkan kakinya ke tempat- tempat maksiat.

Nikmat terbagi menjadi 2 yaitu:

1.       Nikmat yang menjadi tujuan dan nikmat yang mejadi alat untuk mencapai tujuan. Sedangkam

tujuan  utama yang ingin dicapai oleh umat islam ialalah kebahagiaan diakhirat.  Ciri- ciri nikmat

ini adalah kekal diliputi oleh kebahagiaan dan kesenangan sesuatu yang mungkin dicapai dan

dapat memenuhi segaa kebutuhan manusia.

2.       kebersihan jiwa dalam bentuk iman, dan akhlak yang mulia, kelebihan tubuh (seperti kesehatan

& kekuatan), hal- hal yang membawa sifat-sifat keutamaan seperti hidayat, petunjuk,

pertolongan dan lindungan allah swt.

Page 13: SYUKUR

    2.      Hakikat bersyukur

            Manusia adalah makhluk  ALLAH SWT yang diciptakan dalam bentuk yang sebaik-

baiknya dan diciptakan  untuk menyembah hanya kepada-Nya seraya bersyukur atas hidup untuk

mencapai keduudkan yang tertinggi diakhirat kelak. Jikalau kita fikir dahulunya kita tercipta

dengan ilmu pengetahuan yang sedikit dan hanya bisa sedikit berbuat, kini kata memiliki banyak

ilmu pengetahuan serta nikmat yang banyak.

 Lantas bagaimana kita tidak bersyukur?

Sementara balasan yang dijanjikan ALLAH SWT apabila hambanya mensyukuri nikmat-

Nya, adalah kenikmaatannya akan ditambah dan dilipat gandakan nikmat – nikmatnya yang lain.

Sebagaimana ALLAH SWT berfirman  dalam (Q.S. Ibrahim : 7) yang berbunyi ;

د9يد6 ل:ش: 9ي ع:ذ:اب B9ن إ EمG ت Eف:ر: ك E9ن :ئ و:ل EمG Bك ز9يد:ن: أل: EمG ت Eر: ك ش: E9ن :ئ ل EمG Tك ب ر: :ذBن: :أ ت E9ذ و:إ

Artinya: “dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu

bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-

Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Qs. Ibrahim : 7)

Orang yang selalu bersyukur  ia akan selalu menginggat ALLAH SWT dalam berdiri, duduk,

sampai tidurnyapun, dari bangun tidur sampai tidur lagi ia akan selalu berdzikir, dan tidurnya

pun untuk mengumpulkan energi untuk besyukur atas niam (nikmat ALLAH SWT). Inilah

hakikat syukur dari hati, akal,lisan dan jasad sebenarnya.

Nikmat  atau rezeki yang diterima adalah barokah ALLAH SWT, meskipun hanya kecil

dan sedikit tetapi cukup dan menentramkan hati. Karena orang yang selalu bersyukur akan

diberikan keidupan terasa menjadi tentram, damai, tenang, dan bahagia serta terhindar dari fitnah

dan azab dunia serta akhirat

Page 14: SYUKUR

3.      Tujuan bersyukur

Di saat kesulitan melanda, di saat hati telah merasa putus asa, yang diharap hanyalah

pertolongan Allah. Hamba hanyalah seorang yang fakir. Sedangkan Allah adalah Al Ghoniy,

Yang Maha Kaya, yang tidak butuh pada segala sesuatu. Bahkan Allah-lah tempat bergantung

seluruh makhluk.

Allah Ta’ala berfirman

ا ي2ا 2ي3ه2 2ن:ت5م5 الن7اس5 أ اء5 أ ر2 ق2 الل7ه5 الل7ه? إ?ل2ى ال:ف5 و2 و2 يد5 ال:غ2ن?ي3 ه5 م? ال:ح2

“Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya

(tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathir: 15)

Dalam ayat yang mulia ini, Allah Ta’ala menerangkan bahwa Dia itu Maha Kaya, tidak

butuh sama sekali pada selain Dia. Bahkan seluruh makhluklah yang sangat butuh pada-Nya.

Seluruh makhluk-lah yang merendahkan diri di hadapan-Nya.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Seluruh makhluk amat butuh pada Allah dalam setiap

aktivitasnya, bahkan dalam diam mereka sekali pun. Secara dzat, Allah sungguh tidak butuh

pada mereka”. Oleh karena itu, Allah katakan bahwa Dialah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji,

yaitu Allah-lah yang bersendirian, tidak butuh pada makhluk-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya.

Allah sungguh Maha Terpuji pada apa yang Dia perbuat dan katakan, juga pada apa yang Dia

takdirkan dan syari’atkan.

Seluruh makhluk sungguh sangat butuh pada Allah dalam berbagai hal

-          Makhluk masih bisa terus hidup, itu karena karunia Allah.

-          Anggota badan mereka begitu kuat untuk menjalani aktivitas, itu pun karena pemberian Allah.

Page 15: SYUKUR

-          Mereka bisa mendapatkan makanan, rizki, nikmat lahir dan batin, itu pun karena kebaikan yang

Allah beri.

-          Mereka bisa selamat dari berbagai musibah, kesulitan dan kesengsaraan, itu pun karena Allah

yang menghilangkan itu semua.

-          Allah-lah yang memberikan mereka petunjuk dengan berbagai hal sehingga mereka pun bisa

selamat.

Di antara bentuk ghina Allah (tidak butuh pada makluk-Nya) adalah Allah tidak butuh

pada ketaatan yang dilakukan oleh orang yang taat. Tidak memudhorotkan Allah sama sekali jika

hamba berbuat maksiat. Jika seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini beriman, tidak akan

menambah kerajaan-Nya sedikit pun juga. Begitu pula jika seluruh makhluk yang ada di muka

bumi kafir, tidak pula mengurangi kerajaan-Nya sedikit pun.

Allah Ta’ala berfirman,

-          Cك2ر?يم Dغ2ن?ي بFي ر2 إ?ن7 ف2 ر2 ك2ف2 و2م2ن: ه? س? ل?ن2ف: ك5ر5 ي2ش: ا إ?ن7م2 ف2 ك2ر2 ش2 و2م2ن:

“Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya

sendir. Dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Rabbku Maha Kaya lagi Maha

Mulia.” (QS. An Naml: 40)

ين2          - ال:ع2ال2م? ع2ن? Dل2غ2ن?ي الل7ه2 إ?ن7 ه? س? ل?ن2ف: د5 اه? ي5ج2 ا إ?ن7م2 ف2 د2 اه2 ج2 و2م2ن:

“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri.

Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

(QS. Al ‘Ankabut: 6)

-          Cيد م? ح2 Dغ2ن?ي الل7ه5 و2 الل7ه5 ت2غ:ن2ى و2اس: ا ل7و: ت2و2 و2 وا ر5 ك2ف2 ف2

“Lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak memerlukan (mereka). Dan Allah Maha

Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. At Taghobun: 6)

Page 16: SYUKUR

-          Cيد م? ح2 Dل2غ2ن?ي الل7ه2 إ?ن7 ف2 يعKا م? ج2 ض? ر:2 األ: ف?ي و2م2ن: 2ن:ت5م: أ وا ر5 ت2ك:ف5 إ?ن:

“Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah)

Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim: 8)

   4.      Ciri – ciri orang yang bersyukur

Dalam tausiyah yang disampaikan oleh K.H. M. Arifin Ilham menyebutkan bahwa ada 3 ciri

-ciri orang yang bersyukur, yaitu ;

a.       Orang yang bersyukur maka ia akan banyak berzikir kepada ALLAH SWT.

b.      Orang yang kurang bersyukur maka ia kurang berdzikir kepada ALLAH SWT.

c.       Orang tidak bersyukur maka orang tidak berdzikir kepada ALLAH SWT. 

Dalam hal inipun Rasulullah SAW menjelaskan bahwa siapa saja yang pada pagi harinya

membaca dzikir tersebut, maka ia telah menunaikan syukurnya pada hari itu. Dan siapa saja yang

membaca dzikir tersebut pada sore harinya, maka ia telah menunaikan syukurnya pada malam

hari itu. (HR Abu Daud, An-Nasa-i, menurut Imam Nawawi, hadits ini Isnad hadits ini bagus

dan Abu Daud tidak mendha'ifkannya. Namun menurut Syekh Nashiruddin al-Albani hadits ini

dha'if)

Syekh Abul Hasan Ubaidullah al-Mubarakfuri berkata dengan mengutip dari Imam Asy-

Syaukani, "Hadits Rasulullah ini mengandung faedah agung dan perilaku mulia, sebab hadits ini

telah menjelaskan bahwa kosa kata yang singkat dan pendek ini telah mampu menunaikan

kewajiban bersyukur. 

   5.      Mengapa harus bersyukur & bagai mana cara bersyukur?

Page 17: SYUKUR

Karena Jumlah kenikmatan yang Allah berikan kepada manusia begitu banyaknya, dan

sekiranya manusia bermaksud menghitungnya, niscaya ia tidak akan mampu melakukannya,

sebagaimana ALLAH SWT berfirman dalam QS Ibrahim: 34 :

ا وه2 ص5 ت5ح: ال2 الل7ه? ن?ع:م2ت2 ت2ع5د3وا إ?ن و2 أ2ل:ت5م5وه5 اس2 م2 Fك5ل مFن آت2اك5م ان2 �و2 ?نس2 اإل: إ?ن7

Cار ك2ف7 Cل2ظ2ل5وم

Artinya :

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan

kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.

Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

dan QS An-Nahl: 18:

ذV2ل?ك2 ف?ي إ?ن7 ر?ه? م:ب?أ2 Cات ر2 خ7 م5س2 وم5 الن3ج5 و2 ر2 م2 ال:ق2 و2 م:س2 و2الش7 ار2 الن7ه2 و2 الل7ي:ل2 ل2ك5م5 ر2 خ7 �و2س2 �

ل5ون2 ي2ع:ق? Yو:م لFق2 Yي2ات آل2

Artinya :

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.

Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Memang demikianlah adanya, yaitu bahwa manusia tidak akan mampu mensyukuri

seluruh nikmat yang Allah berikan kepada manusia. Oleh karena itu, jangan ada perasaan,

apalagi keyakinan bahwa manusia akan mampu mengimbangi seluruh kenikmatan Allah dengan

mensyukurinya. Dengan demikian, manusia akan terus berusaha untuk secara terus menerus

mensyukurinya. Seperti yang dilakukan Rasulullah saw. Beliau terus melakukan shalat malam

yang panjang dan sangat baik, sehingga telapak kaki beliau bengkak-bengkak. Saat 'Aisyah ra

bertanya, “Bukankah dosa engkau yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni oleh

Page 18: SYUKUR

Allah?" Maka beliau saw menjawab, "Tidakkah aku menjadi seorang hamba yang banyak

bersyukur?" (HR Muslim, no 2819).

Namun, perasaan bahwa manusia tidak akan mampu mensyukuri nikmat Allah, bisa

menjadi kontraproduktif. Ini akan menjadikan manusia frustrasi dan putus asa untuk dapat

mensyukuri nikmat Allah dan sikap ini tentunya tidak dibenarkan oleh Islam. Oleh karena itu,

ada dua cara yang ditawarkan Rasulullah dalam hal ini, yaitu:

1.    Setiap hari hendaklah manusia menunaikan shalat Dhuha. Terkait hal ini beliau bersabda,

"Semua itu cukup tergantikan dengan dua rakaat Dhuha” (HR Muslim, hadits no. 720).

Maksudnya, shalat Dhuha bernilai cukup untuk menggantikan kewajiban setiap ruas tulang

belulang manusia dalam menunaikan kewajibannya untuk bersyukur.

2.    Hendaklah seorang manusia merutinkan membaca dzikir pagi dan sore dengan bacaan sebagai

berikut: Allahumma ma ashbaha bi (kalau sore membaca: Allahumma ma amsa bi) min ni'matin

auw bi ahadin min khalqika faminka wahdaka la syarika laka, falakal hamdu walakasy-syukru .

Yang artinya "Ya Allah, kenikmatan apa saja yang engkau berikan kepadaku pada pagi hari ini,

atau pada sore hari ini, atau yang engkau berikan kepada siapa pun dari makhluk-Mu, maka

semua itu adalah dari-Mu semata, tidak ada sekutu bagi-Mu, maka, untuk-Mu segala puji dan

untuk-Mu pula segala syukur.

BAB III

PENUTUP

    a.      Kesimpulan 

Page 19: SYUKUR

Bersyukur berarti kita mensyukuri apa yang diberikan ALLAH SWT kepada kita dengan

kekuatan iman dan meyakini bahwa segala sesuatu tidak ada yang sia- sia. Kita dapat

mensyukuri nikmat dengan cara berdzikir, dengan lisan kita dapat mengucapkan alhamdulilla,

dengan hati yaitu meyakini bahwa segala bentuk nikmat & berkah datangnya semata hanya dari

ALLAH SWT   dan kita dapat mensyukuri nikmat ALLAH SWT dengan perbuatan kita dengan

melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Segala bentuk syukur kita merupakan rasa  terimakasih kita kepada ALLAH SWT,  dan manusia

yang tidak mau bersyukur  maka ia akan rugi karena ALLAH SWT tidak membutuhkan rasa

syukurpun dia tidak akan dirugikan yang pada dasarnya ALLAH SWT maha kaya akan sesuatu

melainkan orang yang bersyukur ia mensyukuri untuk dirinya sendiri.

    b.      Pesan dan saran

Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat dan memberikan

pencarahan bagi kita khusunya dalam bersyukur dan dapat membangkitkan kembali semagat

untuk bersyukur.

Kami sangat membutuhkan pesan dan saran pembaca apabila makalah yang kami buat

memiliki kekurangan dalam menyusun, agar untuk kedepannya akan lebih baik dari ini.

DAFTAR PUSTAKA

- Pendidikan akhlak 10, edisi revisi, untuk SMA/SMK/ MA muhammadiyah

Page 20: SYUKUR

- Tausiyah K.H M Arifin Ilham pada peringatan hari ulang tahun brimob ke-66 dimako,  kelapa

gading,         jakarta tentang bersyukur.

-www.ummy-online.com

-Esiklopedia islam,