Syarifudin gerakan memakmurkan masjid

7
Materi Pelatihan Management Masjid dan Organisasi Islam 269

description

 

Transcript of Syarifudin gerakan memakmurkan masjid

Page 1: Syarifudin gerakan memakmurkan masjid

Materi Pelatihan Management Masjid dan Organisasi Islam 269

Page 2: Syarifudin gerakan memakmurkan masjid

Materi Pelatihan Management Masjid dan Organisasi Islam 270

GERAKAN MEMAKMURKAN MASJID

Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,

maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

(QS 9:18, At Taubah)

Menurut Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat hingga tahun 1998 telah tercatat

Masjid dan Mushalla di Indonesia tidak kurang dari 600.000 buah (Drs. A. Yani, Panduan

Memakmurkan Masjid). Berdasarkan data Departemen Agama tahun 2004 Jumlah Masjid

di Indonesia 643.834 buah, jumlah ini meningkat dari data tahun 1977 sebesar 392.044

buah, (myquran.org, 24-12-2005). Diperkirakan, jumlah Masjid dan Mushala di Indonesia

saat ini antara 600.000 - 800.000 buah. Alhamdulillah, jumlah Masjid di Indonesia

semakin bertambah dan, insya Allah, akan terus bertambah. Secara kuantitatif jumlah

tersebut cukup menggembirakan, hanya saja secara kualitatif masih sangat

memprihatinkan. Karena banyaknya Masjid kurang diikuti dengan semaraknya umat

dalam memakmurkannya.

Sesungguhnya umat Islam memang memiliki ghirah yang tinggi dalam membangun

Masjid, namun banyak yang kurang ditindaklanjuti dengan aktivitas memakmurkannya

secara sungguh-sungguh. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan sekaligus menjadi

tantangan bagi Departemen Agama, IAIN, Pesantren, Perguruan Tinggi, Organisasi

kemasyarakatan (Ormas), Partai politik (Parpol) dan lembaga swadaya (LSM) Islam

maupun umat Islam pada umumnya untuk menggairahkan umat dalam memakmurkan

Masjid.

Diperlukan adanya usaha-usaha penyadaran umat dalam memakmurkan Masjid, di

antaranya melalui Gerakan Memakmurkan Masjid (GMM). Sebuah gerakan yang

menyerukan tentang pentingnya memakmurkan Masjid dengan berbagai aktivitas yang

berkesinambungan, baik berupa himbauan, kampanye, slogan-slogan, pelatihan-pelatihan,

perlombaan-perlombaan, pemberian award, bantuan, supervisi maupun publikasi.

Page 3: Syarifudin gerakan memakmurkan masjid

Materi Pelatihan Management Masjid dan Organisasi Islam 271

PENGERTIAN

Masjid disamping sebagai tempat beribadah umat Islam dalam arti khusus

(mahdlah) juga merupakan tempat beribadah secara luas (ghairu mahdlah) selama

dilakukan dalam batas-batas syari'ah. Masjid yang besar, indah dan bersih adalah

dambaan kita, namun semua itu belum cukup apabila tidak ditunjang dengan

kegiatan-kegiatan memakmurkan Masjid yang semarak.

Kelemahan umat dalam memakmurkan Masjid adalah suatu realita yang harus

disikapi dengan sabar serta melakukan langkah-langkah positif yang bisa memperbaiki

kondisi. Langkah-langkah perbaikan tersebut haruslah strategis dan bersifat masal.

Artinya solusi yang diberikan dapat menjadi jembatan bagi umat untuk bangkit

memberdayakan dirinya sendiri dan berlangsung di setiap Masjid. Solusi tersebut juga

diharapkan mampu membawa pengaruh besar dalam upaya memakmurkan Masjid. Dan

pada gilirannya mampu memunculkan sebuah gerakan masal yang dapat memberi

dukungan signifikan bagi kebangkitan Islam.

GMM adalah merupakan upaya secara sistimatis dan berlangsung secara terus

menerus untuk menyadarkan dan memberdayakan umat dalam memakmurkan Masjid

dengan berbagai aktivitas yang islami. Untuk mencapai hasil yang optimal perlu didukung

dengan sistim, aktivitas dan lembaga pemberdayaan Masjid. Gerakan ini diharapkan dapat

berlangsung secara masal dan melibatkan banyak komponen umat, baik Pengurus Masjid,

Ulama, Umara, Ustadz, Mubaligh, Intelektual, Aktivis organisasi Islam, Politisi muslim

maupun kaum muslimin pada umumnya.

TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan GMM adalah untuk mengaktualisasikan fungsi dan peran Masjid dalam

masyarakat Islam di era modern. Dengan mengaktualkan peran dan fungsinya berarti

kita telah menempatkan Masjid pada posisinya. Aktualisasi ini, insya Allah, akan

membawa manfaat bagi umat Islam dalam menuju kondisi yang lebih baik dan lebih

islami. Dengan demikian Masjid akan menjadi pusat kehidupan umat. Artinya umat Islam

menjadikan Masjid sebagai pusat aktivitas (center of activities) jama’ah-imamah serta

sosialisasi kebudayaan dan nilai-nilai Islam. Bila aktualisasi ini terrealisasi dengan baik,

Page 4: Syarifudin gerakan memakmurkan masjid

Materi Pelatihan Management Masjid dan Organisasi Islam 272

insya Allah, kita akan dapat menyaksikan para Imam Masjid yang juga menjadi pimpinan

umat, baik itu sebagai kepala negara, kepala wilayah, kepala daerah maupun pimpinan

lokal atau lembaga informal.

Mengaktualkan kembali fungsi dan peran Masjid adalah suatu jawaban yang tepat,

apabila kita benar-benar menginginkan kembali kepada Islam. Sebab di Masjid inilah kita

mengabdi kepada Allah, berjama’ah dalam shaf-shaf yang teratur, sikap dan perilaku

egaliter dapat kita rasakan, kebersamaan dan ukhuwah islamiyah nampak terwujud serta

rasa saling mengasihi sesama muslim terbentuk dengan baik. Di Masjid pula ghirah Islam

dan kesatuan jama’ah menjadi nyata.

STRATEGI

GMM tidak bisa berlangsung dengan sendirinya, perlu langkah-langkah strategis

yang mampu memberi dukungan, di antaranya adalah:

1. Kampanye Gerakan Memakmurkan Masjid (GMM)

GMM harus dikampanyekan agar memperoleh sambutan umat yang luas.

Pemerintah, khususnya Departemen Agama, harus mengambil posisi terdepan dalam

kampanye ini. Para tokoh umat Islam, baik Politisi, Ulama, Ustadz, Mubaligh, pimpinan

masyarakat, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM), Ormas Islam, perguruan tinggi,

sekolaah, profesional, mahasiswa, pelajar dan terutama aktivis Masjid juga harus memberi

dukungan. Kampanye GMM dapat diwujudkan dalam bentuk:

a. Pembangunan Masjid di kantor-kantor pemerintah, perusahaan, bandara, stasiun,

terminal, pabrik, rumah sakit, plaza / mall, pasar, kampus perguruan tinggi, sekolah

dan pemukiman penduduk.

b. Menyelenggarakan aktivitas, baik umum maupun keagamaan, dengan menggunakan

Masjid dan lingkungannya sebagai tempat penyelenggaraan.

c. Publikasi aktivitas kemasjidan dan anjuran untuk memakmurkan Masjid melalui media

massa: koran, majalah, radio televisi dan internet.

d. Tauladan para tokoh masyarakat dan public figure dalam memakmurkan Masjid,

khususnya dalam menegakkan shalat berjama’ah di Masjid.

Page 5: Syarifudin gerakan memakmurkan masjid

Materi Pelatihan Management Masjid dan Organisasi Islam 273

e. Pemberian penghargaan berupa Mosque Award kepada Masjid yang berprestasi

dengan kriteria tertentu.

2. Mengembangkan wacana dan pedoman untuk memakmurkan Masjid.

Salah satu solusi penting dalam GMM adalah memperbaiki sistim organisasi dan

management Masjid. Karena tanpa organisasi dan management yang baik, Pengurus tidak

akan mampu berkreasi secara optimal, aktivitasnya akan sangat terbatas dan banyak

mengalami kendala. Diperlukan karya-karya intelektual di bidang organisasi dan

management yang bernuansa Islam dan mampu memberi petunjuk bagi umat dalam

mengelola Masjid. Dan dibutuhkan sekali informasi dan pedoman kemasjidan baik secara

filosofis, konsepsional maupun teknis-operasional. Sehingga umat mendapatkan banyak

pilihan untuk menyelenggarakan aktivitas kemasjidan sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan mereka. Diharapkan karya-karya tersebut mampu memberi arahan hingga detail

aktivitas dan mudah diaplikasikan secara riil. Sehingga membantu dalam menyusun

manual, standard operation procedures, work instructions dan activity forms dalam

mengelola aktivitas kemasjidan.

Selain hadirnya berbagai wacana dalam organisasi dan management Masjid juga

diperlukan upaya-upaya untuk menyebarluaskannya. Wacana-wacana tersebut seharusnya

dipublikasikan dalam bentuk buku-buku cetakan yang mudah didapatkan oleh aktivis

Masjid dan umat Islam pada umumnya. Hal ini memerlukan keseriusan pemerintah,

khususnya Departemen Agama, dan dukungan para penerbit maupun donatur muslim yang

concern terhadap da’wah islamiyah melalui lembaga kemasjidan.

3. Pelatihan dan supervisi organisasi dan management Masjid.

Langkah lain yang tidak kalah penting adalah memberikan pelatihan-pelatihan yang

sistimatis, yang ditujukan kepada para aktivis Masjid, baik Ta’mir Masjid, Remaja Masjid,

Majelis Ta’lim Ibu-Ibu, Taman Pendidikan Al Quraan dan lain sebagainya. Para aktivis

Masjid mengikuti sistim pelatihan yang terstruktur, baik dalam rangkaian seri pelatihan

maupun berupa pelatihan khusus. Beberapa jenis pelatihan yang perlu mereka ikuti di

antaranya adalah:

a. Pelatihan Organisasi Ta’mir Masjid.

b. Pelatihan Pedoman Aktivitas Ta’mir Masjid.

c. Pelatihan Kepemimpinan Masjid.

Page 6: Syarifudin gerakan memakmurkan masjid

Materi Pelatihan Management Masjid dan Organisasi Islam 274

d. Pelatihan Training of Trainers (TOT).

e. Pelatihan Training for Trainers (TFT).

f. Pelatihan Management Majelis Ta’lim Ibu-ibu.

g. Pelatihan Kepemimpinan Remaja Masjid.

Setelah mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut, mereka dibimbing untuk melakukan

implementasi. Materi-materi pelatihan yang telah dipelajari diaplikasikan dalam aktivitas

kemasjidan masing-masing peserta di bawah supervisi lembaga pemberdayaan Masjid.

Implementasi disesuaikan dengan kondisi aktual masing-masing Masjid. Sistim organisasi

dan management modern diujicobakan, dievaluasi, dibuat standard dan diperbaiki secara

terus menerus (continuous improvements).

4. Membentuk lembaga pemberdayaan Masjid.

Untuk merealisasikan fungsi dan peran Masjid di era milenium ke-3 diperlukan

lembaga-lembaga kemasjidan yang mampu mengadopsi organisasi dan management

modern. Sehingga aktivitas yang diselenggarakan dapat menyahuti kebutuhan umat serta

berlangsung secara berdaya guna (efektif) dan berhasil guna (efisien). Kebutuhan akan

lembaga kemasjidan yang profesional semakin tidak bisa ditawar mengingat kompleksitas

kehidupan manusia akibat proses globalisasi, kemudahan transportasi, kecepatan informasi

maupun kemajuan teknologi.

Kehadiran lembaga-lembaga kemasjidan tersebut perlu dibantu dan dipercepat

dengan lembaga pemberdayaan Masjid, yang merupakan organisasi LSM, seperti misalnya

Institut Management Masjid. Lembaga ini berperan sebagai katalisator GMM dengan

melakukan pengkajian, pelatihan, publikasi dan supervisi (konsultasi) masalah-masalah

kemasjidan, khususnya management Masjid.

5. Mengembangkan jaringan Masjid secara luas.

GMM memerlukan adanya Jaringan Kerja Antar Masjid (JKAM). Jaringan kerja

(network) ini merupakan forum silaturrahmi yang beranggotakan lembaga-lembaga

kemasjidan di suatu daerah (kota), wilayah (propinsi) maupun secara nasional. Tujuan

dibentuknya JKAM adalah untuk:

a. Mempererat tali silaturrahmi antar lembaga kemasjidan.

b. Memperkokoh ukhuwah islamiyah.

c. Menggalang kekuatan Islam.

Page 7: Syarifudin gerakan memakmurkan masjid

Materi Pelatihan Management Masjid dan Organisasi Islam 275

d. Menyamakan persepsi, visi dan misi.

e. Membentuk aktivitas da’wah yang lebih luas.

f. Menyelenggarakan kerja sama da’wah.

Dengan adanya JKAM, insya Allah, akan diperoleh banyak manfaat, di antaranya

adalah:

a. Terwujudnya silaturrahmi dan ukhuwah islamiyah secara nyata.

b. Bersatunya potensi umat dalam memakmurkan Masjid secara sistimatis.

c. Memperkokoh kekuatan Islam, sehingga memiliki bargaining position dalam

konstelasi masyarakat.

d. Menjadi jembatan antar lembaga kemasjidan untuk saling bekerja sama dalam

menyelenggarakan berbagai aktivitas.

e. Membentuk sinergi team antar lembaga kemasjidan.

f. Mampu melaksanakan da’wah islamiyah dan ‘amar ma’ruf nahi munkar secara lebih

offensive, tidak hanya sekedar defensive.

Aktivitas disusun dalam bentuk Program Kerja yang direncanakan secara periodik

dan digunakan sebagai rekomendasi bagi masing-masing lembaga kemasjidan yang

menjadi anggotanya. Berikut ini contoh beberapa aktivitas yang diagendakan, yaitu antara

lain:

a. Pelatihan kader.

b. Pertukaran mubaligh.

c. Penyusunan materi da’wah.

d. Bakti sosial.

e. Pengajian akbar.

f. Sosialisasi pelaksanaan syari’ah Islam.

g. Demonstrasi damai / show of force.

h. Dan lain sebagainya.