Syair agus rusmanto

8
Jangan Abaikan Aku Andi Utari Samsir Alam yang subur hampir mati Zaman terlihat mengabaikan ini Hati manusia keras bagaikan besi Melambung jauh di atas kerusakan bumi Kicauan burung akan menghilang Saat menyambut datangnya siang Akan tampak langit yang kosong Akibat nafsu manusia yang sungguh sayang Kekejaman itu hadir tanpa mereka sadari Dengan majunya kehidupan ini Kesadaran itu semakin tak terkendali Dengan kerusakan-kerusakan di bumi Musim berganti tak berurut lagi Para petani akan merugi Makanan pokok akan mati Kami tidak akan bisa menikmati Semua karena keserakahan manusia Yang tak mendengar setiap kata Seakan tak sadar akan menderita Akibat perbuatan sesuka mereka Keseimbangan bumi akan menghilang Para penghuninya akan bernasib malang Tak adanya kesadaran yang datang Akan membuat bumi tak lagi terang Kami butuh lingkungan Lingkungan butuh kasih sayang Hilangkan kerusakan di lingkungan Musnahkan para penghalang Cintai alam kehidupanmu Agar tidak menjadi kacau Lakukanlah atas keinginanmu Tanpa batas waktu tertentu

description

syair

Transcript of Syair agus rusmanto

Page 1: Syair agus rusmanto

Jangan Abaikan Aku

Andi Utari Samsir

Alam yang subur hampir mati

Zaman terlihat mengabaikan ini Hati manusia keras bagaikan besi

Melambung jauh di atas kerusakan bumi Kicauan burung akan menghilang

Saat menyambut datangnya siang Akan tampak langit yang kosong

Akibat nafsu manusia yang sungguh sayang Kekejaman itu hadir tanpa mereka sadari

Dengan majunya kehidupan ini Kesadaran itu semakin tak terkendali

Dengan kerusakan-kerusakan di bumi Musim berganti tak berurut lagi

Para petani akan merugi Makanan pokok akan mati

Kami tidak akan bisa menikmati Semua karena keserakahan manusia

Yang tak mendengar setiap kata Seakan tak sadar akan menderita Akibat perbuatan sesuka mereka

Keseimbangan bumi akan menghilang

Para penghuninya akan bernasib malang Tak adanya kesadaran yang datang Akan membuat bumi tak lagi terang

Kami butuh lingkungan

Lingkungan butuh kasih sayang Hilangkan kerusakan di lingkungan Musnahkan para penghalang

Cintai alam kehidupanmu

Agar tidak menjadi kacau Lakukanlah atas keinginanmu Tanpa batas waktu tertentu

Page 2: Syair agus rusmanto

Syair Panji (Syair Abdul Muluk)

Berhentilah kisah raja Hindustan, Tersebutlah pula suatu perkataan

Abdul Hamit syah padaku sultan, Duduklah baginda bersuka-sukaan.

Abdul Muluk putra baginda, Besarlah sudah bangsawan muda, Cantik majelis usulnya syahdam

Tiga belas tahun umurnya ada. Paras elok amat sempurna, Petah menjelis bijak laksana, Memberi hati bimbang gulana, Kasih kepadanya mulya dan hina

Syair Romantis (Syair Bidasari Lahir)

Dengarlah kisah suatu riwayat Raja di desa negeri Kembayat Dikarang fakir dijadikan hikayat Dibuatkan syair serta berniat Adalah raja sebuah negeri Sultan Agus bijak bestari Asalnya baginda raja yang bahari Melimpah pada dagang biaperi Kabarnya orang empunya termasa Baginda itulah raja perkasa Tiadalah ia merasa susah Entahlah kepada esok dan lusa Seri padukan sultan bestari Setelah ia sudah beristri Beberapa bulan beberapa hari Hamillah puteri permaisuri Demi ditentang duli mahkota Makinlah hati bertambah cinta Laksana mendapat bukit permata Menentang istrinya hamil serta

Beberapa lamanya di dalam kerajaan Senantiasa ia bersuka-sukaan Datanglah masa beroleh kedukaan Baginda meninggalkan takhta kerajaan

Page 3: Syair agus rusmanto

Datanglah kepada suatu masa Melayanglah unggas dari angkasa Unggas garuda burung perkasa Menjadi negeri rusak binasa Datang menyambar suaranya bahna Gemparlah sekalian mulia dan hina Seisi negeri gundah gulana Membawa dirinya barang ke mana Baginda pun sedang dihadap orang Mendengarkan gempar seperti perang Bertitah baginda raja yang garang Gempar ini apakah kurang

Syair Kiasan (Syair Ikan Terubuk)

Bismillah itu permulaan kalam Dengan nama Allah Khalik al-‘alam Melimpahkan rahmat siang dan mala Kepada segala mukmin dan Islam Mula dikarang ikan terubuk Lalai memandang ikan di lubuk Hati dan jantung bagai serbuk Laksana kayu dimakan bubuk

Asal terubuk ikan Puwaka Tempatnya konon dilaut Malaka Siang dan malam berhati duka Sedikit tidak menaruh suka Pagi dan petang duduk bercinta Berendam dengan airnya mata Kalbunya tidak menderita Karena mendengar kabar berita Pertama mula Terubuk merayu Berbunyilah guruh mendayu-dayu Senantiasa berhati sayu Terkenang putrid ikan puyu-puyu Putrid puyu-puyu konon namanya Didalam kolam konon tempatnya Cantik majelis barang lakunya Patutlah dengan budi bahasanya

Page 4: Syair agus rusmanto

Kolam tu konon di tanjung padang Disanalah tempatnya terubuk bertandang Pinggangnya ramping dadanya bidang Hancurlah hati terubuk memandang Muda menentang dari saujana Melihat putrid terlalu lena Hati di dalam bimbang gulana Duduk bercinta tiada semena Gundah gulana tidak ketahuan Lalulah pulang muda bangsawan Setelah sampai ke tanjung tuan Siang dan malam igau-igauan

Syair Sejarah (Syair Sejarah Negaradipa)

Mangkubumi saudagar kaya Kerabat raja yang bijaksana Berputra seorang elok rupanya Empu Jatmika konon namanya. Empu Jatmika terus bertambah usianya Hingga dewasa menjadi cendikia Dikawinkan dengan Sira Manguntur namanya Putri cantik pandai bertutur kata. Empu Mandastana dan Lambung Mangkurat Kakak beradik tampan gagah muda belia Itulah namanya putra Empu Jatmika Sama elok sama tampan sama pandainya.

Karena sudah keadaan Sakitlah Mangkubumi yang dipertuan Hamba sahaya semua bersedih menaruh kasihan Kemudian semua sanak famili dikumpulkan.

Saudagar Mangkubumi yang dipertuan Sakitnya bertambah tidak tertahan Selalu dijaga seluruh handai taulan Dari hari berganti bulan. Setelah Mangkubumi merasa tidak kuat bertahan Saatnya dunia yang fana harus ditinggalkan Nafas terengah air mata mengalir perlahan Lemah tak berdaya sekujur badan.

Page 5: Syair agus rusmanto

Empu Jatmika dan kedua putranya Duduk bersimpuh bersama ibunya Membelai mencium tangan ayahanda Duduk terpekur membaca doa. Lalu berkata Mangkubumi tercinta Meninggalkan amanat kepada anakda Hadirin mendengar dengan hikmatnya Diterimalah wasiat oleh anak cucunya.

Adapun amanat yang ditinggalkannya Kepada anaknya Empu Jatmika Tersusun bunyi kata-katanya Harus kerjakan diingat pula. Wahai anakku Empu Jatmika Serta cucuku Empu Mandastana Lambung Mangkurat duduk beserta Sira Manguntur dan neneknya Sitira. Jika aku sudah tak ada lagi Meninggalkan dunia yang fana ini Pertama-tama jagalah diri Martabat keluarga dijunjung tinggi. Kedua pula janganlah kikir Bersikaplah adil tak boleh mungkir Hormatilah pula setiap orang pakir Setiap tindakan harus dipikir.

Selain itu sebagai ketiga Sesudah aku meninggalkan dunia Hendaklah turut dan kerjakan segera Pergilah anakda dari negeri kita.

Sebabnya itu wahai anakku tersayang Di negeri Keling negeri kita sekarang Banyaklah orang sebagai penghalang Yang iri dengki selalu datang.

Syair Agama (Syair Kiamat)

Bismillah itu permulaan kalam, Dengan nama Allah Khalikul'alam, Dipermulai kitab diperbuat nazam, Supaya ingat mukmin dan Islam.

Page 6: Syair agus rusmanto

Sudah memuji Tuhan yang kaya, Salawatkan rasul Nabi yang mulia, Itulah penghulu segala Anbia, Sekalian Islam jin dan manusia. Barang yang maksiat beroleh bala, Kerana murka Allah Taala, Di dalam neraka ia tersula, Badannya hancur tiada terkala. Dijadikan dunia oleh Tuhanmu, Bukan di sini akan tempatmu, Sekadar ibadah dengan ilmu, Serta amalkan dengan yakinmu. Barang bercinta akannya mati, Tidaklah lupa berbuat bakti, Siang dan malam diamat-amati, Seumur hidup tidak berhenti. Harta itu cari olehmu, Sambil dengan menuntut ilmu, Serta amalkan dengan baktimu, Supaya jangan jadi selemu.

Tinggal Kenangan (Syair Lingkungan)

I Alam negeri yang subur telah sekarat menjelang mati.

Generasi zaman ini tak tahu lagi dengan kayu meranti. Tak tahu kayu tembesu yang kerasnya bagaikan besi.

Pohon-pohon cendana yang harum tak tampak lagi.

Kelak, kicau burung pungguk yang menghias malam telah menghilang. Bagai kini di angkasa luas tak terdengar lagi pekikan burung elang. Atau siulan indah burung murai menyambut datangnya siang.

Sungguh alam telah hancur luluh akibat nafsu manusia jalang.

II Tak terdengar lagi pekikan rimba siamang di tebing-tebing.

Ataupun kodok bernyanyi sambut berakhirnya musim kering. Dan menyambut pagi melompat- lompat burung Srigunting.

Kini telah hilang keseimbangan alam yang begitu penting.

Adalah kebodohan memindahkan hewan ke taman-taman. Jadikan manusia yang mulia berubah menjadi pelayan hewan.

Page 7: Syair agus rusmanto

Pada makhluk yang lebih rendah derajatnya kita memberi makan. Sungguh sebuah perilaku aneh dan tak rasional yang menyesakkan.

III

Kalaulah hewan dan tumbuhan bisa bicara. Mereka akan tertawakan kebodohan manusia.

Hutan yang gratis dibabat habis sampai musnah. Setelah itu buat hutan lagi keluarkan banyak biaya.

Tebing-tebing dihancurkan dan sungai pun mengering.

Habiskan segalanya dan musnahkan tempat trenggiling. Tiada lagi embun pagi nan sejuk disaat fajar menyingsing. Sungai-sungai besar pun mengecil tak lebih seperti siring.

IV

Pergantian musim jadi kacau dan tak harmoni seperti dulu. Para petani yang tak berdaya hanya bisa menangis pilu.

Tanda-tanda alam untuk awali aktivitas sudah tak tentu. Musibah yang datang pun sudah tak mengenal waktu.

Semua terjadi karena keserakahan umat manusia. Yang tak mendengar firman dan bijaknya kata.

Yang lupa bahwa mereka akan menderita. Akibat perbuatannya yang sesuka-suka.

V

Dalam masa yang tidak lama lagi yang tinggal hanyalah kenangan dan cerita. Tentang pemandangan alam yang seimbang pernah ada di suatu masa. Tentang aneka hewan dan tumbuhan yang menjadi penyejuk mata.

Yang dahulu lama bertahan karena semua dengan kitab suci ditata.

Kini, disaat bangun pagi pekatnya udara polusi langsung terasa. Serangga yang bertahan adalah yang beracun & kebal pestisida.

Hewan-hewan yang bertahan adalah mereka yang lemah raga. Bumi makin panas dihiasi gedung tinggi dibuat dengan bangga.

VI

Berhati-hatilah manusia bumi kala kesimbangan telah menghilang. Makhluk-makhluk ciptaan Allah juga yang bernasib malang. Hukum Ilahi pun dilanggar dan lakukan apa yang dilarang.

Kelak hanya tinggal bumi yang sekarat kering kerontang.

Peringatan demi peringatan Ilahi telah didatangkan. Sebagaimana kaum dahulu sebelum dimusnahkan.

Betapa mudah bagi Allah menenggelamkan. Karena negeri kita ini dikelilingi oleh lautan.

VII

Adalah saatnya untuk kembali. Patuhi seruan dari kitab suci.

Page 8: Syair agus rusmanto

Sebelum datangnya janji hari. Ketika taubat tak diterima lagi.

Dan yang tinggal hanya sesal.

Di kehidupan akhir yang kekal. Betapa ratap tak guna bakal.

Karena semuanya sudah final.