SUTRISNO KIMIA FMIPA UM -...
-
Upload
trinhthuan -
Category
Documents
-
view
230 -
download
1
Transcript of SUTRISNO KIMIA FMIPA UM -...
SUTRISNO KIMIA – FMIPA – UM
» PERATURAN PEMERINTAH No. 17_TH 2010: PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
» PERATURAN PRESIDEN No. 8_TH 2012: KKNI
» PERMENDIKBUD No. 73_TH 2013: KKNI di DIKTI
» Alternatif Penyusunan Kurikulum Mengacu pada KKNI (2013) OLEH TIM DIKTI
» PERMENDIKBUD No. 49_TH 2014: SN DIKTI (SESUAI EDARAN TERAKHIR DITUNDA IMPLEMENTASINYA)
(1) Kurikulum perguruan tinggi dikembangkan dan dilaksanakan berbasis kompetensi.
(2) Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh tiap-tiap perguruan tinggi dengan mengacu Standar Nasional Pendidikan.
(3) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memenuhi elemen kurikulum sebagai berikut: (5 elemen kompetensi) a. landasan kepribadian;
b. penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga;
c. kemampuan dan keterampilan berkarya;
d. sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai;
e. penguasaan kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.
(1) Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bidang pendidikan tinggi merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan capaian pembelajaran dari jalur pendidikan nonformal, pendidikan informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam jenis dan jenjang pendidikan tinggi.
(2) Penjenjangan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk memfasilitasi pendidikan seseorang yang mempunyai pengalaman kerja atau memiliki capaian pembelajaran dari pendidikan nonformal atau pendidikan informal untuk:
a. menempuh pendidikan formal ke jenjang/tingkat yang lebih tinggi dan/atau;
b. mendapatkan pengakuan kualifikasi lulusan jenis pendidikan tertentu dari perguruan tinggi.
(3) Pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kursus atau pelatihan yang dilakukan secara terstuktur oleh lembaga kursus atau lembaga pelatihan;
(4) Pendidikan informal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pendidikan yang dilakukan secara mandiri, oleh keluarga, atau lingkungan.
(1) Capaian pembelajaran pendidikan nonformal, pendidikan informal, dan pengalaman kerja dapat disetarakan dengan jenjang kualifikasi tertentu pada pendidikan tinggi.
(2) Penyetaraan capaian pembelajaran pendidikan nonformal, pendidikan informal, dan pengalaman kerja pada pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan terhadap capaian pembelajaran peserta didik yang telah memiliki ijazah SMA/SMK/MA/MAK/Paket C/Paket C Kejuruan.
(3) Penyetaraan capaian pembelajaran pendidikan nonformal, pendidikan informal, dan pengalaman kerja pada pendidikan tinggi sebagaiman dimaksud pada ayat (2) diberlakukan mulai dari jenjang kualifikasi 3 (tiga) sebagai jenjang paling rendah sampai dengan jenjang kualifikasi 9 (sembilan) sebagai jenjang paling tinggi.
(4) Jenjang kualifikasi 3 (tiga) sampai jenjang kualifikasi 9 (sembilan) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mempunyai kesetaraan dengan jenjang pandidikan formal sebagai berikut: a. jenjang 3 setara dengan lulusan diploma 1; b. jenjang 4 setara dengan lulusan diploma 2; c. jenjang 5 setara dengan lulusan diploma 3; d. jenjang 6 setara dengan lulusan diploma 4 atau sarjana terapan dan sarjana; e. jenjang 7 setara dengan lulusan pendidikan profesi; f. jenjang 8 setara dengan lulusan magister terapan, magister, atau spesialis satu; g. jenjang 9 setara dengan lulusan pendidikan doktor terapan, doktor atau spesialis dua.
(5) Capaian pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja.
(6) Capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh proses pendidikan tinggi mengacu pada standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi.
1) Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi.
2) Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
3) Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok.
4) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.
Perguruan tinggi
Nasional
1
2
3
4
5
7
8
9
6
DESKRIPSI GENERIK
RUMUSAN LEARNING
OUTCOMES LULUSAN
PRODI
DESKRIPSI SPESIFIK
PROGRAM STUDI
KURIKULUM PROGRAM
STUDI
RENCANA PEMBELAJARAN
MATA KULIAH
Pasal 10, ayat (4) Dalam menerapkan KKNI bidang pendidikan tinggi, perguruan tinggi mempunyai tugas dan fungsi:
a. setiap program studi wajib menyusun deskripsi capaian pembelajaran minimal mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan jenjang.
b. setiap program studi wajib menyusun kurikulum, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan kurikulum mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan kebijakan, regulasi, dan panduan tentang penyusunan kurikulum program studi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b.
c. setiap program studi wajib mengembangkan sistem penjaminan mutu internal untuk memastikan terpenuhinya capaian pembelajaran program studi.
1. Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan.
2. Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran.
3. Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib: a. mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan KKNI; dan
b. memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI.
1. Sikap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) merupakan perilaku benar dan berbudaya sebagai hasil dari internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang tercermin dalam kehidupan spiritual dan sosial melalui proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran.
2. Pengetahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) merupakan penguasaan konsep, teori, metode, dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis yang diperoleh melalui penalaran dalam proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran.
3. Keterampilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) merupakan kemampuan melakukan unjuk kerja dengan menggunakan konsep, teori, metode, bahan, dan/atau instrumen, yang diperoleh melalui pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran, mencakup:
a. Keterampilan umum sebagai kemampuan kerja umum yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan dalam rangka menjamin kesetaraan kemampuan lulusan sesuai tingkat program dan jenis pendidikan tinggi; dan
b. Keterampilan khusus sebagai kemampuan kerja khusus yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program studi.
4. Pengalaman kerja mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan ayat (3) berupa pengalaman dalam kegiatan di bidang tertentu pada jangka waktu tertentu, berbentuk pelatihan kerja, kerja praktik, praktik kerja lapangan atau bentuk kegiatan lain yang sejenis.
1. Rumusan sikap dan keterampilan umum sebagai bagian dari capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan ayat (3) huruf a, untuk setiap tingkat program dan jenis pendidikan tinggi, tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
2. Rumusan sikap dan keterampilan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditambah oleh perguruan tinggi.
3. Rumusan pengetahuan dan keterampilan khusus sebagai bagian dari capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan ayat (3) huruf b, wajib disusun oleh: a. forum program studi sejenis atau nama lain yang setara; atau b. pengelola program studi dalam hal tidak memiliki forum program studi sejenis.
4. Rumusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) yang merupakan satu kesatuan rumusan capaian pembelajaran lulusan diusulkan kepada Direktur Jenderal untuk ditetapkan menjadi capaian pembelajaran lulusan.
5. Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikaji dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal sebagai rujukan program studi sejenis.
6. Ketentuan mengenai penyusunan, pengusulan, pengkajian, penetapan rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud ayat (5) diatur dalam pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal.
EXISTING CONDITION: TIDAK SEDIKIT SEBAGAI DERETAN MATAKULIAH – SKS (MENGAPA
MATAKULIAH A : 4 sks?) – KODE – ISI – TUJUAN
– REFERENSI
» Kurikulum adalah seperangkat rencanadan pengaturan mengenai isimaupun bahan kajiandan pelajaranserta cara penyampaiandan penilaiannya yang digunakan sebagai pedomanpenyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi (SK Mendiknas:232/U/2000)
» Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (UU No. 20/2003:_Sisdiknas_Pasal 1_ayat 19)
» Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi (SNPT_2014, pasal 1, ayat 6)
» Kurikulum merupakan keseluruhan rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi pada sistem pendidikan khususnya pendidikan tinggi (Buku K-DIKTI: 2014_Agustus)
Analisis SWOT (University values)
(Scientific vision Prodi)
Tracer study (Need assessment)
(Market signal)
PROFESI & PROFIL LULUSAN
RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN (Learning Outcome)
Pemilihan bahan kajian: 1. Tingkat keluasan, 2. Tingkat kedalaman, 3. Tingkat kemampuan
yang ingin dicapai
Matriks kompetensi dengan bahan kajian
Konsep mata kuliah dan besarnya sks
Konsep integrasi bahan kajian
KEBIJAKAN DIKTI, UNIVERSITAS &
PROGRAM STUDI
Konsep kurikulum
dan kompetensi
Kel. Studi/lab, Bid. Studi
terkait/Forum PS/KBK
Keterlibatan semua dosen
Struktur kurikulum & sillabus
Rancangan/Rencana Pembelajaran
DOKUMEN KURIKULUM BARU
Ketetapan Program
studi
Masukan dari Asosiasi & Stake holders
Kesepakatan PS sejenis
Deskripsi KKNI & SN-DIKTI
4 pilar pendidikan UNESCO
Tim Kurikulum Program Studi
Konsep pembelajaran SCL
Strategi pembelajaran SCL
1. Profil
2. CP (Capaian Pembelajaran)
3. Bahan Kajian
4. Mata kuliah
5. Metoda Pembelajaran
6. Metoda Penilaian
7. Dosen/laboran/teknisi
8. Sarana Pembelajaran
1. Profil: postur yang diharapkan pada saat pembelajar lulus atau menyelesaikan seluruh proses pembelajaran dengan kesesuaian jenjang KKNI
2. CP (Capaian Pembelajaran): dapat menyesuaiakan dengan deskriptor KKNI atau unsur CP pada SN‐DIKTI.
3. Bahan Kajian: sebagai komponen/materi yang harus dipelajari/diajarkan untuk mencapai CP yang direncanakan.
4. Mata kuliah: merupakan wadah sebagai konsekwensi adanya bahan kajian yang dipelajari mahasiswa dan harus diajarkan oleh dosen.
5. Metode Pembelajaran: merupakan strategi efektif dan efesien dalam menyampaikan atau mengakuisisi bahan kajian selama proses pembelajaran.
6. Metode Penilaian: proses identifikasi dan penentuan tingkat penetrasi maupun penguasaan bahan kajian oleh pembelajar melalui parameter dan variabel ukur yang akuntabel.
7. Dosen/laboran/teknisi: SDM yang tepat dan kompeten pada bidangnya sesuai dengan profil yang dituju yang harus ada dan siap.
8. Sarana Pembelajaran: yang membangun lingkungan dan suasana belajar yang memberdayakan.
PROFIL LULUSAN
•Jawaban terhadap pertanyaan: program studi ini akan MENGHASILKAN
LULUSAN SEPERTI APA?
•PERAN APA yang dapat dilakukan oleh lulusan dimasyarakat saat baru lulus
KIMIA = mengkaji_mempelajari struktur, sifat, perubahan zat/materi, dan energi yang menyertai perubahan:
1. Based on Object: Kimia organik, anorganik, & biokimia
2. Based on Methods/Tool: Kimia analitik;
3. Based on scientific foundation: Kimia Fisik
4. Based scientific methodology: theoritical, experimental, & computational,
KELOMPOK PETA BAHAN KAJIAN:
1. KIMIA ANORGANIK
2. KIMIA ORGANIK
3. BIO-KIMIA
4. KIMIA FISIK
5. KIMIA ANALITIK
SENI dan DESAIN: a. Seni:
b.Desain:
KELOMPOK PETA BAHAN KAJIAN:
1. Seni dan/atau Desain Klasik?
2. Seni dan/atau Desain Modern?
3. Seni dan/atau Desain Temporer?
4. Seni dan/atau Desain Post-Modern?
5. ............................
Ikatan kimia pada molekul senyawa organik dan pengaruhnya terhadap sifat fisik (molekular dan non-molekular), kereaktifan, dan manfaat serta potensi/keguanaannnya
Struktur dan tatanama golongan senyawa organik;
Stereokimia (isomeri, konfigurasi, dan konformasi) dan metode analisisnya;
Kimia asam-basa, kenukleofilan-keelektrofilan spesi organik dan dalam reaksi-reaksinya;
Reaksi-reaksi organik: redoks (reduksi-oksidasi), adisi, eliminasi, substitusi, penataan-ulang, dan perkembangannya;
Spektroskopi molekul organik: kajian ditekankan prinsip dasar/cara teknik spektrometri, analisis dan interpretasi spektra untuk menentukan struktur molekul;
Sintesis organik: istilah-istilah dan definisi, metode dan pendekatan, strategi dan teknik, keselamatan, dan keekonomian sintesis;
Kimia Organik Bahan Alam: batasan, penggolongan (klasifikasi), metode dan isolasi, dan manfaat/kegunaan;
Kerja laboratorium: ....................
» DIIDENTIFIKASI, DIANALISIS, DIJABARKAN RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI UNTUK DIRUMUSKAN MENJADI SUB-LEARNING OUTCOMES (CAPAIAN PEMBELAJARAN TIAP KELOMPOK BIDANG KEILMUAN MATAKULIAH?): OLEH MASING-MASING KBK DI PROGRAM STUDI/JURUSAN
» IDENIFIKASI, PEMILIHAN, PENETAPAN BAHAN KAJIAN MENGACU PADA CAPAIAN PEMBELAJARAN KELOMPOK
» PERUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN MATAKULIAH DI JURUSAN KIMIA RUMUSANNYA DINYATAKAN SEBAGAI KOMPETENSI MATAKULIAH
» RUMUSAN KOMPETENSI MENGACU PADA RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN BERBASIS PADA MODEL TAKSONOMI BLOOM ATAU YANG SEJENIS
» PEMILIHAN JABARAN BAHAN KAJIAN (SUB-BAHAN KAJIAN) YANG MEMPUNYAI CIRI/KARAKTERISTIK/SIFAT/DSB YG SEJENIS KE DALAM “NAMA MATA KULIAH”
» MERANCANG/MERENCANAKAN METODE/CARA, MEDIA, DAN ASESMEN/PENILAIAN DISERTAI WAKTU (REAL TIME, SATUAN MENIT) UNTUK SETIAP SUB-BAHAN KAJIAN
PENETAPAN BESARNYA sks DAN SEBARANNYA DALAM
SEMESTER
(1) Beban belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf d, dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester (sks).
(2) Satu sks setara dengan 160 (seratus enam puluh) menit kegiatan belajar per minggu per semester.
(3) Setiap mata kuliah paling sedikit memiliki bobot 1 (satu) sks.
(4) Semester merupakan satuan waktu kegiatan pembelajaran efektif selama 16 (enam belas) minggu.
(1) 1 (satu) sks pada bentuk pembelajaran kuliah, responsi dan tutorial, mencakup: a. kegiatan belajar dengan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per
semester; b. kegiatan belajar dengan penugasan terstruktur 50 (lima puluh) menit per
minggu per semester; dan c. kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester.
(2) 1 (satu) sks pada bentuk pembelajaran seminar atau bentuk pembelajaran lain yang sejenis, mencakup: a. kegiatan belajar tatap muka 100 (seratus) menit per minggu per semester;
dan b. kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester.
(3) 1 (satu) sks pada bentuk pembelajaran praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara, adalah 160 (seratus enam puluh) menit per minggu per semester.
1 (satu) satua kredit
semester = 1 sks
Semua kegiatan dihitung per minggu
– per semester
PEMBELAJARAN KULIAH, RESPONSI & TUTORIAL:
TATAP MUKA = T. TERSTRUKTUR = KEG. MANDIRI = 50 MENIT 50 MENIT 60 MENIT
PEMBELAJARAN PRAKTIKUM, PRAKTIK (STUDIO/BENGKEL), PRAKTIK LAPANGAN, PENELITIAN, PENGABDIAN kpd MASYARAKAT, DAN/ATAU BENTUK LAIN YANG SETARA = 160 MENIT
PEMBELAJARAN SEMINAR ATAU LAINNYA YG SEJENIS:
TATAP MUKA = & KEG. MANDIRI = 100 MENIT 60 MENIT
CSB Inspectors
DASAR (LANDASAN): Satuan kredit semester selanjutnya disingkat SKS
adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman
belajar yang diperoleh selama satu semester melalui
kegiatan terjadwal per minggu sebanyak 1 jam
perkuliahan atau 2 jam praktikum, atau 4 jam kerja
lapangan, yang masingmasing diiringi oleh sekitar 1 - 2
jam kegiatan terstruktur dan sekitar 1 – 2 jam kegiatan
mandiri (PERMENDIKNAS NOMOR 232/U/2000)
(Jumlah jam seluruh bahan kajian setiap MK :50)
Bobot SKS =
16
MEMBENTUK MATAKULIAH DAN MENETAPKAN BESARNYA SKS 1.Dibuat matriks yang menunjukkan hubungan antaracapaian pembelajaran
dengan bahan kajian, untuk membentuk sebuah matakuliah. 2.Dalam konsep ini, sebuah matakuliah memungkinkan berisi berbagai bahan
kajian yang terkait erat dan diperlukan untuk disatukan karena pertimbangan efektifitas pembelajaran.
Artinya suatu bahan kajian dipahami dalam konteks tertentu. ( Materi etika bisa digabung dengan materi rekayasa, atau mungkin dengan manajemen. Belajar matematika dalam konteks elektro, sangat mungkin menjadi satu matakuliah). Konsep ini yang memungkinkan kurikulum disusun secara blok (misal di PS Kedokteran).
3.Demikian pula sebuah matakuliah dapat dibangun dari satu bahan kajian
untuk mencapai satu capaian pembelajaran atau beberapa capaian pembelajaran sekaligus.
4.Sehingga dengan adanya penggabungan bahan kajian ini, ada kecenderungan
jumlah matakuliah menjadi lebih sedikit dengan bobot sks yang lebih besar.
Kompe- tensi
Bahan Kajian Waktu (menit)
Mata Kuliah
Total Waktu
Jml jam per
minggu Bobot sks
Kompe-tensi 1
Bahan kajian 1 500 MATA-
KULIAH A 1.500
(1.500/50) = 30
1,875 = 2 Bahan kajian 2 400
Bahan kajian 3 600
Kompe-tensi 1
Bahan kajian 4 650 MATA-
KULIAH B 1.850 37 2,313 = 2 Bahan kajian 5 600
Bahan kajian ..n 600
Kompe-tensi 1
Bahan kajian ..y 250 Tidak disarank
an 350
terlalu kecil,
dihindari Bahan kajian ..z 100
Kompe-tensi 1
Bahan kajian 11 800
MATA-KULIAH C
2.160 43,2 2,7 = 3 Bahan kajian 21 460
Bahan kajian 31 400
Bahan kajian ..X1 500
Dst ............. Dst ....... Dst...... Dst..... Dst .... Dst .....
1. PENETAPAN MATA KULIAH DAN SKS NYA BERBASIS BAHAN KAJIAN; DISTRIBUSI MATA KULIAH KE DALAM SEMESTER;
2. PENGELOMPOKAN MATAKULIAH KE DALAM KELOMPOK MATAKULIAH (MPK, MKK, MKB, MPB, DAN MBB); MATA KULIAH WAJIB DAN PILIHAN;
3. CODING (PENGKODEAN) MATAKULIAH;
4. PENETAPAN MATAKULIAH PRASYARAT
5. PENYUSUNAN/PENGEMBANGAN DESKRIPSI MATAKULIAH INI YANG LAZIM TERTUANG/TERTULIS DALAM DOKUMEN KURIKULUM SUATU PRODI DAN “MILIK PUBLIK” SANGAT DIANJURKAN DI PUBLIS SECARA TERBUKA
1. VISI, MISI, TUJUAN, (dan SASARAN) 1. Mengacu pada Fakultas dan/atau Universitas
2. Memberikan gambaran tujuan yang dicapai dengan penyelenggaraan prodi
3. Siapa yang menjadi sasaran
2. PROFESI dan/atau PROFIL LULUSAN
3. CAPAIAN PEMBELAJARAN/STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
4. SARANA/FASILITAS PEMBELAJARAN: LABORATORIUM, STUDIO, DSB.
5. SUMBERDAYA MANUSIA: DOSEN, PLP (PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN)/LABORAN, TEKNISI, PUSTAKAWAN?, TENDIK, DSB.
6. STRUKTUR KURIKULUM
» Matrik kompetensi program studi
» Sebaran beban studi berdasarkan rumpun/kelompok matakuliah
» Struktur Matakuliah (Kurikulum) seluruh semester & Sebaran matakuliah per semester
» Fleksibilitas Kurikulum & Beban sks untuk memperoleh gelar ganda (karakteristik di Jurusan Kimia, keunggulan Kimia UM)
» Deskripsi Matakaliah ˃ KODE, NAMA, BEBAN (sks/js), MK Prasyarat
˃ Kompetensi (Matakuliah)
˃ Bahan Kajian (Subject Matter)
˃ Tujuan Pembelajaran (Learning Objective)
˃ Penilaian
˃ Referensi
» KODE (mengikuti aturan yang ditetapkan UM), NAMA, BEBAN (sks/js), MK Prasyarat (sesuai dengan kajian dan kesepakatan KBK dalam Prodi yang bersangkutan
» Kompetensi (Matakuliah) diturunkan dari Kompetensi/CP Kelompok Bidang diturunkan CP (LO) Program Studi (lihat kembali rumusannya
» Bahan Kajian (Subject Matter) diambil/diadopsi dari bahan kajian sebagai hasil jabaran atau deskrispi lebih lanjut Bahan Kajian Kelompok Bidang
» Tujuan Pembelajaran (Learning Objective) memuat metode/cara/dsj. dan bahan/subjek kajian (pengetahuan, skill, attitude, dsb). Rumusan menggunakan pola A – B – C – (D, jika memungkinkan). A = mahasiswa, B = behavior = kompetensi pokok MK ini, C = kondisi (metode, strategi, dsb).
» Penilaian: memberikan informasi singkat tetapi cukup komprehensif bagaimana penilaian dalam MK ini, tentunya mengacu rambu-rambu yang ditetapkan oleh Permen, SN_DIKTI, UM, dsj
» Referensi: bahan rujukan untuk perkuliahan, Buku Ajar yang disusun/dikembangkan oleh (Tim) Pengampu akan menjadi lebih baik Buku-teks yang mutakhir, kontekstual, dsj.
CHARACTERIZATION
Menjadikan
pola hidup
ORGANIZATION
Mengatur diri
VALUING
menghargai
RESPONDING
menanggapi
RECEIVING
menerima
TINGKATAN KEMAMPUAN
RANAH AFEKTIF ( sikap dan nilai )
(KRATHWOHL) ranah Deskripsi Umum
CREATE
Mencipta
Mendesain
Merancang
TINGKAT KEMAMPUAN
RANAH KOGNITIF BLOOM
(Revisi oleh ANDERSON dkk, 2001) – dimensi
Sains, Pengetahuan, Pengetahuan Praktis/Metode
EVALUATE
Mereview
Mengkritisi
Menilai
ANALYZE
Memilah
Mengurai
Merinci
APPLY
Menerapkan
Menghitung
Menggunakan
UNDERSTAND
Menjelaskan
Menerangkan
merangkum
REMEMBER
Mengingat
menyebutkan
Dimensi Penge -tahuan
Dimensi proses Kognitif
Meng-ingat
Me-maha
-mi
Mengaplikasi
kan
Meng- ana- lisis
Meng-eva-luasi
Men-cipta
Faktual
Konsep-tual
Prose-dural
Meta-kognitif
1. MUSYAWARAH DALAM MENCAPAI KESEPAKATAN AKHIR TENTANG LEARNING OUTCOMES BASED-ON KKNI
2. MASIH BANYAK DOSEN YANG BERSIKAP PRAGMATIS MISALNYA PENETAPAN BOBOT DIDASARKAN ATAS “FEELING”, ADA YANG APATIS, DSB.
3. KONVERSI ATAU EKIVALENSI MATAKULIAH DARI KURIKULUM 2007 SEDANG DALAM PROSES
4. PENENTUAN KOMPETENSI UTAMA, PENDUKUNG, DAN KOMPETENSI LAINNYA BELUM ADA SOLUSINYA
5. PENETAPAN MATAKULIAH PILIHAN MASIH DIDOMINASI OLEH “KEAHLIAN DOSEN/ATAU KELOMPOK DOSEN”
6. IDE MATAKULIAH PILIHAN SESUAI DENGAN ISU DAN TUNTUTAN TERKINI (TANTANGAN DARI STAKEHOLDERS) MASIH BELUM DISIKAPI SECARA RESPONSIF. KECENDERUNGAN: SUSAH UNTUK BERADAPTASI DENGAN TUNTUTAN PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN IPTEK;
7. KESELARASAN ANTAR JENJANG (S1, S2, S3 PEND. KIMIA) UNTUK BAHAN KAJIAN DAN TENTUNYA MATAKULIAH YANG RELEVAN BELUM TERBANGUN. JADI MASIH PARSIAL UNTUK S1 PEND. KIMIA
1. PENETAPAN MATAKULIAH KE DALAM KELOMPOK MK (MPK, MKK, MPB, MBB, DSJ) BELUM DIKAJI SECARA KOMPREHENSIF;
2. PEMBOBOTAN SKS BASED-ON BHN KAJIAN BELUM SEPENUHNYA DITAATI OLEH SETIAP KBK (MASIH BERSIFAT KONVENSIONAL);
3. BELUM DIRUMUSKAN SECARA SPESIFIK KOMPTENSI UTAMA, KOMPETENSI PENDUKUNG, DAN KOMPETENSI LAINNYA DARI LULUSAN;
4. PENDISTRIBUSIAN BAHAN KAJIAN KE DALAM MATAKULIAH MASIH BERSIFAT INTRA-KBK, BELUM SAMPAI KE INTER/LINTAS-KBK MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS KOMPETENSI PENUH HINGGA PENILAIANNYA;
5. SILABUS, RENCANA PEMBELAJARAN DAN PERANGKATNYA MASIH BELUM DIKEMBANGKAN UNTUK KESELURUHAN MATAKULIAH;
6. EKIVALENSI MK KURIKULUM 2007 KE KURIKULUM 2012 MASIH DALAM PROSES
1. PENGURANGAN BEBAN SKS MIN. S1 (153 147 144); JS = SKS, KECUALI MK PRAKTIKUM
2. TIDAK BERUBAH: MPK, DAN PENGELOMPOKAN MATAKULIAH (MPK, MKK, MBB, DSJ.) DAN PROSENTASENYA;
3. PERGERSERAN SAJIAN MATAKULIAH (KOMPETENSI PENDUKUNG): BAHASA INDONESIA KEILMUAN DARI SMT. I KE SMT. VI (MENDUKUNG PENYUSUNAN MAKALAH SEMINAR, SKRIPSI, ARTIKEL, DSB.);
4. PENYEDIAAN MATAKULIAH PILIHAN DENGAN JUMLAH YANG MEMADAI (SESUAI ATURAN), YAKNI JUMLAH MK PILIHAN YANG DISEDIAKAN = 3 KALI JUMLAH MATA KULIAH YANG DITEMPUH;
5. BOBOT MATAKULIAH PILIHAN @ 2 SKS
6. MENINGKATNYA JUMLAH DAN RAGAM NYA MATAKULIAH PILIHAN