Susu Nabati
description
Transcript of Susu Nabati
-
TINJUAN PUSTAKA
Susu Nabati
Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif, susu
membantu pertumbuhan mereka. Sedangkan untuk orang lanjut usia, susu membantu menopang
tulang agar tidak keropos. Susu mengandung banyak vitamin dan protein. Oleh karena itu, setiap
orang dianjurkan minum susu. Sekarang banyak susu yang dikemas dalam bentuk yang unik.
Tujuan dari ini agar orang tertarik untuk membeli dan minum susu. Ada juga susu yang
berbentuk fermentasi (Nugraha, 2009).
Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan
padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega,
yoghurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lain untuk konsumsi manusia.
Semua orang di dunia ini membutuhkan susu untuk menopang kehidupannya. Baik dari bayi
sampai orang yang sudah lanjut usia (Nugraha, 2009).
Susu adalah suatu emulsi lemak dalam air, serta larutan berbagai senyawa mineral. Nilai
gizi yang terdapat dalam susu sangat tinggi, karena mengandung zat-zat yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan garam-garam mineral. Selain itu,
susu juga mudah dicerna dan diserap oleh tubuh, hal ini menjadikan susu sebagai bahan pangan
andalan dalam meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat (Winarno, 1992).
Susu Kedelai (Salah Satu Susu Nabati)
Kebanyakan susu yang beredar di pasaran sekarang ini adalah susu hewani atau susu sapi,
namun produksinya kecil dan harganya relatif mahal sehingga daya beli masyarakat kurang.
Untuk memecahkan permasalahan kurangnya produksi susu dalam negeri dan meningkatkan
daya beli masyarakat terhadap susu, sebenarnya telah lama dikenal adanya susu nabati, seperti
Universitas Sumatera Utara
-
susu kedelai (soymilk). Susu kedelai merupakan susu yang memiliki kadar protein yang tinggi,
bebas laktosa dan kasein, memiliki kadar natrium yang rendah, tidak mengandung kolesterol,
dan mengandung beberapa gram asetat (Galeaz dan Navis, 1999).
Susu kedelai merupakan salah satu minuman suplemen (tambahan) yang dianjurkan
diminum secara teratur sesuai kebutuhan tubuh. Sebagai minuman tambahan, artinya susu
kedelai bukan merupakan obat, tetapi bisa menjaga kondisi tubuh agar tetap fit sehingga tidak
mudah terserang penyakit. Pada prinsipnya terdapat dua bentuk susu kedelai, yaitu susu kedelai
cair dan susu kedelai bubuk. Bentuk cair jauh lebih banyak dibuat dan diperdagangkan. Susu
kedelai dapat disajikan dalam bentuk murni, artinya tanpa penambahan gula dan cita rasa baru.
Dapat juga ditambah gula atau flavor (essen/cita rasa) seperti moka, pandan, vanili, coklat,
strawberry dan lain-lain. (Amrin, 2005).
Susu kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi karena komposisi dan mutu
proteinnya hampir sama. Susu ini baik dikonsumsi oleh mereka yang alergi susu sapi, yaitu
orang-orang yang tidak memiliki atau kurang enzim laktase dalam saluran pencernaannya,
sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi. Susu kedelai mampu menggantikan
susu sapi karena protein susu kedelai mempunyai susunan asam amino hampir mirip dengan susu
sapi. Komposisi asam amino metionin dan sistein dalam protein susu kedelai lebih sedikit
daripada susu sapi. Akan tetapi, karena kandungan asam amino lisin yang cukup tinggi, maka
susu kedelai dapat meningkatkan nilai gizi protein dari nasi dan makanan sereal lainnya
(Koswara, 2005).
Susu kedelai juga dikenal sebagai minuman kesehatan karena tidak mengandung
kolesterol tetapi mengandung fitokimia, yaitu suatu senyawa dalam bahan pangan yang
berkhasiat menyehatkan tubuh. Susu kedelai juga mengandung lesitin yang sangat tinggi. Lesitin
Universitas Sumatera Utara
-
digunakan sebagai pengemulsi pada margarin, pembuatan roti dan lainnya. Lesitin dari kacang
kedelai mempunyai sifat lebih unggul sebagai peremaja sel tubuh, jika dibandingkan lesitin dari
bahan-bahan lain. Kandungan lesitin bersama dengan zat-zat lain pada kacang kedelai
merupakan senyawa yang sangat berkhasiat sebagai obat awet muda, dan mempertinggi daya
tahan tubuh (Cahyadi, 2005).
Susu kedelai tidak mengandung vitamin B12 dan kandungan mineralnya terutama kalsium
lebih sedikit daripada susu sapi. Oleh karena itu, dianjurkan penambahan atau fortifikasi mineral
dan vitamin pada susu kedelai yang diproduksi oleh industri besar. Secara umum, susu kedelai
mengandung vitamin B2, B3 niasin, piridoksin dan golongan vitamin B lain yang tinggi (kecuali
vitamin B12). Vitamin lain yang terkandung dalam jumlah tinggi adalah vitamin E dan K
(Koswara, 2005).
Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat ini
disamping sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan
pengatur. Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O dan N yang
tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung pula fosfor, belerang
dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga (Winarno, 1992).
Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan baru
yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi
secara besar-besaran, pada masa kehamilan proteinlah yang membentuk jaringan janin dan
pertumbuhan embrio. Protein juga menggantikan jaringan tubuh yang rusak dan yang perlu di
Universitas Sumatera Utara
-
rombak. Fungsi utama protein bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru dan
mempertahankan jaringan yang telah ada (Winarno, 1992).
Protein dapat juga digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan energi tubuh tidak
dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Protein ikut pula mengatur berbagai proses tubuh, baik
langsung maupun tidak langsung dengan mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan
pembuluh darah, yaitu dengan menimbulkan tekanan osmotik koloid yang dapat menarik cairan
dari jaringan ke dalam pembuluh darah. Sifat atmosfer protein dapat bereaksi dengan asam dan
basa, dapat mengatur keseimbangan asam-basa dalam tubuh (Winarno, 1992).
Dalam setiap sel yang hidup, protein merupakan bagian yang sangat penting. Pada
sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air. Diperkirakan
separuh atau 50 % dari berat kering sel dalam jaringan seperti misalnya hati dan daging terdiri
dari protein, dan dalam tenunan segar sekitar 20 %. Fungsi protein bagi tubuh adalah sebagai
enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, alat pengangkut dan lain-lain (Winarno,
1992).
Lemak
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang
berbeda-beda. Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang
lebih efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak atau lemak dapat
menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram.
Minyak atau lemak, khususnya lemak nabati mengandung asam-asam lemak esensial seperti
Universitas Sumatera Utara
-
asam linoleat, linolenat dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah
akibat penumpukan kolesterol. Minyak dan lemak jga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi
vitamin-vitamin A, D, E dan K (Winarno, 1992).
Mineral
Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organik dan air.
Sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral. Unsur mineral juga dikenal sebagai zat organik atau
kadar abu. Dalam proses pembakaran, bahan-bahan organik terbakar tetapi zat-zat organiknya
tidak, karena itulah disebut abu.
Dalam tubuh, mineral-mineral ada yang bergabung dengan zat organik, ada pula yang
berbentuk ion-ion bebas. Dalam tubuh unsur mineral berfungsi sebagai zat pembangun dan
pengatur. Sampai sekarang ada empat belas unsur mineral yang berbeda jenisnya diperlukan oleh
manusia agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan yang baik. Yang telah pasti adalah natrium,
klor, kalsium, fosfor, magnesium dan belerang. Unsur-unsur ini terdapat dalam tubuh dalam
jumlah yang cukup besar dan karenanya disebut unsur mineral lain seperti besi, iodium, mangan,
tembaga, zink, kobalt dan flour hanya terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang kecil saja, karena
itu disebut trace element atau mineral mikro. Tiga elemen lainnya yaitu aluminium, boron dan
vanadium telah ditemukan dalam jaringan tubuh hewan, tetapi belum tuntas benar pendapat para
ilmuan apakah elemen tersebut benar-benar mempunyai fungsi khusus dalam tubuh manusia
(Winarno, 1992).
Universitas Sumatera Utara
-
Cita Rasa
Penilaian dengan indra juga disebut dengan penilaian organoleptik atau penilaian
sensorik merupakan suatu cara penilaian yang paling primitif. Penilaian dengan indra banyak
digunakan untuk menilai mutu komoditi hasil pertanian dan makanan. Penelitian cara ini
disenangi karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Kadang-kadang penelitian ini
dapat memberikan hasil penilaian yang sangat teliti. Dalam beberapa hal penelitian dengan indra
bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif (Soekarno,1981).
Cita rasa bahan pangan sesungguhnya terdiri dari tiga komponen yaitu bau, rasa dan
rangsangan mulut. Bau makanan banyak menentukan kelezatan bahan makanan tersebut. Dalam
hal bau lebih banyak sangkut pautnya dengan panca indra penghirup. Keterangan mengenai jenis
bau yang keluar dari makanan dapat diperoleh dari epitel olfaktori, yaitu suatu bagian yang
berwarna kuning kira-kira sebesar perangko yang terletak pada bagian atap hidung di atas tulang
turbinate. Manusia mempunyai 10-20 juta sel olfaktori (kelinci 100juta) dan sel-sel ini bertugas
mengenali dan menentukan jenis bau yang masuk. Sel-sel ini terletak pada epitel olfaktori
tersebut. Setiap sel olfaktori mempunyai ujung-ujung yang berupa rambut-rambut halus yang
disebut silia yang berada pada lapisan mukosa epitel olfaktori (Winarno, 1992).
Rasa berbeda dengan bau dan lebih banyak melibatkan panca indera lidah. Penginderaan
cecapan dapat dibagi menjadi empat cecapan utama yaitu asin, asam, manis dan pahit. Rasa
makanan dapat dikenali dan dibedakan oleh kuncup-kuncup cecapan yang terletak pada papila
yaitu bagian noda merah jingga pada lidah. Agar suatu senyawa dapat dikenal rasanya, senyawa
tersebut harus dapat larut dalam air liur sehingga dapat mengadakan hubungan dengan
mikrovilus dan impuls yang terbentuk dikirim melalui syaraf pusat susunan syaraf (Winarno,
1992).
Universitas Sumatera Utara
-
Rasa makanan yang kita kenal sehari-hari sebanarnya bukan satu tanggapan melainkan
campuran dari tanggapan cicip, bau dan trigeminal yang diramu oleh kesan-kesan lain seperti
penglihatan sentuhan dan pendengaran. Jadi kalau kita menikmati atau merasakan makanan
sebenarnya diwujudkan bersama-sama oleh kelima indra dan keempat kesan perabaan. Peramuan
rasa itu adalah sugesti kejiwaan terhadap makanan yang menentukan nilai pemuasan orang yang
memakainya. Indra pencicip berfungsi untuk menilai cicip (taste) dari suatu makanan. Indra
pencicip terdapat dalam rongga mulut, terutama pada permukaan lidah dan sebagian langit-langit
lunak (palatum mole) (Soekarto, 1981).
Selain komponen-komponen cita rasa, komponen yang juga penting adalah timbulnya
perasaan seseorang setelah menelan suatu makanan. Bahan makanan yang mempunyai sifat
merangsang syaraf perasa di bawah kulit muka, lidah, maupun gigi akan menimbulkan perasaan
tertentu. Tekstur dan konsistensi suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan
oleh bahan tersebut. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa perubahan
tekstur dan viskositas bahan dapat mengubah rasa dan bau yang timbul karena dapat
mempengaruhi kecepatan timbulnya rangsangan terhadap reseptor olfaktori dan kelenjar air liur.
Semakin kental suatu bahan, maka penerimaan terhadap intensitas rasa, bau dan cita rasa
semakin berkurang. Penambahan zat-zat pengental seperti CMC (carboxy methyl cellulose) dapat
mengurangi rasa asam sitrat, rasa pahit cafein, atau manis sukrosa; sebaliknya akan
meningkatkan rasa asin NaCl dan rasa manis sakarin (Winarno, 1992).
Saga (Adhenantera pavonina)
Pohon saga berasal dari India tetapi sudah lama beradaptasi dengan iklim di Indonesia.
Pohon saga dapat hidup dengan baik di tempat-tempat yang terbuka dan terkena sinar matahari
Universitas Sumatera Utara
-
secara langsung baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, yakni pada ketinggian 1-600
mdpl. Menyukai pH sedikit asam, dapat tumbuh di seluruh daerah dataran rendah beriklim tropis
dengan curah hujan 3000-5000 mm per tahun. Pada umumnya tinggi pohon Saga pohon yang tua
bisa mencapai 20-30 m. Saga pohon termasuk tanaman deciduos atau berganti daun setiap tahun.
Daun majemuk menyirip genap berseling, jumlah anak daun bertangkai 2 - 6 pasang, helaian
daun 6 - 12 pasang, panjang tangkainya mencapai 25 cm, daun berwarna hijau muda. Bunga
kecil-kecil berwarna kekuning-kuningan, korola 4 5 helai, benang sari berjumlah 8 10.
Polong berwarna hijau, panjangnya mencapai 15 sampai 20 cm, polong yang tua akan kering dan
pecah dengan sendirinya, berwarna coklat kehitaman. Setiap polong berisi 10 12 butir biji. Biji
dengan garis tengah 5 6 mm, berbentuk segitiga tumpul, keras dan berwarna merah mengkilap.
Perawatan tanaman saga tidak terlalu sulit. Untuk mendapatkan tanaman yang tumbuh dengan
baik dan sehat, media tanaman atau lahan yang di tanami harus subur, gembur dan drainase
diatur dengan baik (Suryowinoto, 1997).
Sistematika saga adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Adenanthera
Spesies : Adenanthera pavonina L
Universitas Sumatera Utara
-
Pemeliharaan Tanaman Saga (Adhenantera pavonina)
Penyiraman dan pemupukan perlu dilakukan secara teratur sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan tanaman. Penyiraman tanaman sebaiknya dilakukan setiap hari kecuali pada musim
hujan. Penyiraman dapat dilakukan pada pagi hari pada saat cuaca cerah tetapi bila terpaksa
dapat dilakukan pada sore hari. Pada saat tanaman sedang aktif dalam pertumbuhan perlu
dipupuk dengan pupuk yang kandungan nitrogennya tinggi. Sedangkan pada saat tanaman mulai
berbunga, untuk merangsang pembungaan perlu dipupuk dengan pupuk yang kandungan
fosfornya tinggi. Dengan perawatan, penyiraman dan pemupukan yang teratur sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan tanaman dalam setiap fase pertumbuhan, secara fisiologis tanaman ini
akan tumbuh dengan baik dan sehat (Suryowinoto, 1997).
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan bijinya yang sudah tua atau dengan
pencangkokan. Bila perbanyakan dilakukan dengan bijinya, sebaiknya biji-biji tersebut
disemaikan terlebih dahulu. Tempat persemaian dapat menggunakan pot atau bedengan bila
jumlah biji yang telah tumbuh tingginya kira-kira sudah mencapai 10 cm dapat dipindahkan ke
pot atau polybag. Setelah bibit dalam pot atau polybag itu sudah mencapai 25-50 cm dan sudah
cukup kuat sudah dapat ditanam di tempat yang telah siap untuk penanaman (Suryowinoto,
1997).
Bila perbanyakan dilakukan dengan cara pencangkokan, cabang atau ranting yang akan
dicangkok harus dipilih yang tidak terlalu tua atau terlalu muda. Beberapa lama setelah
dilakukan pencangkokan akan keluar akar-akarnya. Bila jumlah akar-akar cangkokan ini sudah
cukup banyak dan diperkirakan sudah dapat hidup untuk ditanam, bibit cangkokan ini sudah
dipotong dan ditanam di tempat yang telah disiapkan untuk penanaman (Suryowinoto, 1997).
Universitas Sumatera Utara
-
Pohon saga mampu memproduksi biji kaya protein serta memiliki ongkos produksi yang
murah. Hal tersebut karena penanaman pohon saga tidak memerlukan lahan khusus karena dapat
tumbuh pada lahan yang kritis, tidak perlu dipupuk atau perawatan yang intensif, jadi bersifat
ramah lingkungan karena dapat ditanam bersama tumbuhan lainnya (Sutikno, 2009).
Universitas Sumatera Utara