Survey Sektor Restoran Dan Rumah Makan_Update

4
PENGARUH MENGUATNYA NILAI DOLAR TERHADAP RESTORAN DAN WARUNG MAKAN Tak dapat dihindari bahwa menguatnya nilai dollar terhadap beberapa mata uang asing, termasuk Rupiah (melemahnya nilai rupiah), memiliki pengaruh yang kuat terhadap geliat bisnis kuliner. Hal ini disebabkan karena beberapa hal: 1. Sebelum harga BBM naik, sebagian besar pebisnis kuliner telah menaikkan gaji pegawai mereka, namun dalam waktu tidak lama ternyata harga BBM naik, yang diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan pokok yang digunakan sebagai bahan baku kuliner, sementara itu, tidak mungkin melakukan penurunan gaji. 2. Sebagian bahan baku mengalami kenaikan harga pasca kenaikan BBM. Selain ada bahan baku yang komponennya dari bahan impor, seperti tempe dan tahu, daging sapi dll, kenaikan barang-barang lain yang tidak impor juga terjadi sebagai efek domino kenaikan BBM, seperti harga ikan, sayuran dan lain-lain. 3. Menguatnya nilai dolar yang diikuti oleh melemahnya daya beli masyarakat sehingga menyebabkan berkurangnya omset penjualan pada restoran dan rumah makan, karena kecenderungan masyarakat berhemat. 4. Fluktuasi harga bahan baku menjadi sangat tidak stabil, bahkan cenderung mengkhawatirkan karena kenaikan harga- harga berlangsung cukup lama (inflasi).

description

Survey kecil tentang pengaruh menguatnya dollar terhadap sekotr Rumah Makan dan Restoran di Kota Medan

Transcript of Survey Sektor Restoran Dan Rumah Makan_Update

Page 1: Survey Sektor Restoran Dan Rumah Makan_Update

PENGARUH MENGUATNYA NILAI DOLARTERHADAP RESTORAN DAN WARUNG MAKAN

Tak dapat dihindari bahwa menguatnya nilai dollar terhadap beberapa mata uang asing,

termasuk Rupiah (melemahnya nilai rupiah), memiliki pengaruh yang kuat terhadap

geliat bisnis kuliner. Hal ini disebabkan karena beberapa hal:

1. Sebelum harga BBM naik, sebagian besar pebisnis kuliner telah menaikkan gaji

pegawai mereka, namun dalam waktu tidak lama ternyata harga BBM naik, yang

diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan pokok yang digunakan sebagai bahan

baku kuliner, sementara itu, tidak mungkin melakukan penurunan gaji.

2. Sebagian bahan baku mengalami kenaikan harga pasca kenaikan BBM. Selain ada

bahan baku yang komponennya dari bahan impor, seperti tempe dan tahu,

daging sapi dll, kenaikan barang-barang lain yang tidak impor juga terjadi sebagai

efek domino kenaikan BBM, seperti harga ikan, sayuran dan lain-lain.

3. Menguatnya nilai dolar yang diikuti oleh melemahnya daya beli masyarakat

sehingga menyebabkan berkurangnya omset penjualan pada restoran dan

rumah makan, karena kecenderungan masyarakat berhemat.

4. Fluktuasi harga bahan baku menjadi sangat tidak stabil, bahkan cenderung

mengkhawatirkan karena kenaikan harga-harga berlangsung cukup lama (inflasi).

5. Kondisi ini dirasakan oleh hampir seluruh Restoran dan Rumah makan yang kami

interview.

Menghadapi situasi ini, para pebisnis kuliner harus berfikir keras untuk tetap survive di

tengah-tengah kesulitan ekonomi ini. Bisnis-bisnis kuliner yang sifatnya dadakan dan

tidak memiliki manajemen yang bagus, ada yang gulung tikar karena tidak mampu lagi

mengelola bisnisnya dalam situasi yang tidak stabil. Sementara pebisnis yang memiliki

manajemen bagus dan telah memiliki pasar yang baik, mereka cenderung bertahan

dengan memgubah strategi bisnis mereka pada hal-hal teknis operasional usaha serta

pengelolaan manajemen keuangan yang lebih rapi dan terkontrol.

Page 2: Survey Sektor Restoran Dan Rumah Makan_Update

Adapun beberapa upaya yang mereka lakukan sebagai solusi dalam menghadapi situasi

ekonomi yang sulit ini terbagi ke dalam dua kategori, yaitu :

1. Memindahkan beban/biaya kepada konsumen. yaitu menaikkan harga setiap produk

hingga mencapai 20% sebagai konsekuensi tergerusnya keuntungan akibat dari

kenaikan harga-harga bahan baku sehingga laba usaha tetap terjaga sebagaimana

laba pada saat sebelum kenaikan harga-harga tersebut.

2. Menguran

3. gi biaya produksi/ manajemen (internal). Hal ini dilakukan untuk mempertahankan

agar pelanggan tetap nyaman belanja di tempat mereka dengan tidak dibebani oleh

kenaikan harga, tetapi manajemen harus melakukan pilihan-pilihan berikut:

a. Mengurangi komposisi menu

b. Mengurangi volume

c. Mengurangi takaran pada setiap menu.

d. Mengurangi jenis menu yang sudah ada. Biasanya ada 20 menu, maka

dikurangi hanya menjadi 10 menu saja

Untuk dapat melakukan semua itu, para pebisnis kuliner melakukan usaha-usaha ekstra

di luar kebiasaan dengan melakukan survei di beberapa tempat untuk melihat dan

membandingkan harga di beberapa tempat, bahkan tidak sedikit mereka yang

memanfaatkan lahan yang dipunyai untuk menanam sayur-sayuran dan sejenisnya

secara mandiri demi menekan biaya produksi.

Walau banyak perubahan yang mereka lakukan, para pebisnis kuliner tetap berusaha mempertahankan omzet dengan tidak mengorbankan kualitas produk yang bisa membuat pelanggannya kecewa dan pergi ke tempat lain. Hal yang sama dilakukan juga oleh para pebisnis kuliner seperti Restoran dan Ruamah Makan di berbagai tempat.

Strategi yang dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya antara lain dengan mengurangi ukuran produk dengan menjamin kualitanya tetap terjaga dan harganya kompetitif.

Page 3: Survey Sektor Restoran Dan Rumah Makan_Update

Tekanan ekonomi yang dirasakan ini, juga dampak dari kenaikan biaya listrik, gas dan BBM juga berpotensi memicu terjadinya tekanan ekonomi yang dapat membuat banyak konsumen mengurangi biaya konsumsi.

Konsumen pun semakin ketat dalam mengkonsumsi apa yang mereka beli, misalnya, kalau sebelumnya orang ke restoran atau Rumah Makan biasanya mengkonsumsi 3-4 macam lauk dan sayurannya, tetapi dalam situasi seperti sekarang ini mereka mengurangi jumlahnya menjadi hanya 2-3 macam masakan saja. Hal ini sekaligus mengkonfirmasi melemahnya daya beli masyarakat.